BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan...

32
29 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN, PEMBINAAN DAN ANAK 2.1. Esensi Balai Pemasyarakatan 2.1.1. Pengertian Balai Pemasyarakatan Menurut Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan memberikan pengertian bahwa ”Balai Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut BAPAS adalah pranata untuk melaksanakan bimbingan Klien Pemasyarakatan.” Pengertian Klien Pemasyarakatan sendiri menurut Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan adalah seseorang yang berada dalam bimbingan BAPAS. Pembimbingan yang dilakukan oleh BAPAS merupakan bagian dari suatu Sistem Pemasyarakatan yang diselenggarakan dalam rangka membentuk warga binaan pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab (Pasal 2 Undang- Undang Nomor 12 Tahun 1995). Balai Pemasyarakatan didirikan di setiap ibukota Kabupaten atau Kotamadya. Menurut Pasal 6 ayat (3) Undang- Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, pembimbingan yang dilakukan oleh Balai Pemasyarakatan dilakukan terhadap:

Transcript of BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan...

Page 1: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap

29

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN,

PEMBINAAN DAN ANAK

2.1. Esensi Balai Pemasyarakatan

2.1.1. Pengertian Balai Pemasyarakatan

Menurut Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang

Pemasyarakatan memberikan pengertian bahwa ”Balai Pemasyarakatan yang

selanjutnya disebut BAPAS adalah pranata untuk melaksanakan bimbingan Klien

Pemasyarakatan.” Pengertian Klien Pemasyarakatan sendiri menurut Pasal 1

angka 4 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan adalah

seseorang yang berada dalam bimbingan BAPAS.

Pembimbingan yang dilakukan oleh BAPAS merupakan bagian dari suatu

Sistem Pemasyarakatan yang diselenggarakan dalam rangka membentuk warga

binaan pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan,

memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima

kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan,

dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab

(Pasal 2 Undang- Undang Nomor 12 Tahun 1995).

Balai Pemasyarakatan didirikan di setiap ibukota Kabupaten atau

Kotamadya. Menurut Pasal 6 ayat (3) Undang- Undang Nomor 12 Tahun 1995

tentang Pemasyarakatan, pembimbingan yang dilakukan oleh Balai

Pemasyarakatan dilakukan terhadap:

Page 2: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap

30

a. Terpidana bersyarat;

b. Narapidana, Anak Pidana dan Anak Negara yang mendapat pembebasan

bersyarat atau cuti menjelang bebas;

c. Anak Negara yang berdasarkan putusan pengadilan, pembinaannya

diserahkan kepada orang tua asuh atau badan sosial;

d. Anak Negara yang berdasarkan Keputusan Menteri atau pejabat di

lingkungan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan yang ditunjuk.

Sedangkan menurut Purnianti, Mimik Sri Supatmi, dan Ni Made Martini

Tinduk, Balai Pemasyarakatan adalah:“unit pelaksana teknis pemasyarakatan

yang mengenai pembinaan klien pemasyarakatan yang terdiri dari terpidana

bersyarat (Dewasa dan Anak), narapidana yang mendapat pembebasan

bersyarat, cuti menjelang bebas, serta anak Negara yang mendapat

pembebasan bersyarat atau diserahkan kepada keluarga asuh, anak Negara

yang mendapat cuti menjelang bebas serta anak Negara yang diputus oleh

Hakim dikembalikan kepada orang tuanya”.29

Bila diasumsikan, Balai Pemasyarakatan (BAPAS) adalah pranata untuk

melaksanakan bimbingan kemasyarakatan, dalam hal ini berbeda dengan Lembaga

Pemasyarakatan (LAPAS) dimana LAPAS adalah tempat untuk melaksanakan

pembinaan narapidana dan anak didik pemasyarakatan.

2.1.2. Sejarah Singkat Balai Pemasyarakatan

Balai Pemasyarakatan yang disingkat BAPAS pada awalnya disebut dengan

Balai Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak (Balai BISPA) yang

merupakan unit pelaksana teknis di bidang bimbingan klien kemasyarakatan.

Bimbingan kemasyarakatan adalah bagian dari sistem pemasyarakatan yang

merupakan bagian dari tata peradilan pidana yang mengandung aspek penegakan

hukum berdasarkan pada Pancasila. Sistem pemasyarakatan ini merupakan

pembaharuan dari sistem kepenjaraan yang baku pada tanggal 27 April 1964.

29Purnianti, Mimik Sri Supatmi, Ni Made Martini Tinduk, 2004, Analisa Situas Sistem

Peradilan Pidana Anak Di Indonesia,Unicef, Jakarta, h. 8.

Page 3: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap

31

Lahirnya sistem pemasyarakatan tersebut, kemudian terbentuk unit

pelaksana teknis bidang Balai Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak

(BISPA) pada tahun 1966 dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Presiden

Kabinet tanggal 3 Nopember 1966 Nomor 75/4/Kep/1966. Oleh karena Balai

Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak (BISPA) menjadi bagian dari

sistem pembinaan tuna warga, maka tugasnya mencakup segala macam bentuk

pembinaan bagi tuna warga, termasuk anak nakal yang dianggap membahayakan

masyarakat.30

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia

Nomor Y.S.4/2/23 tahun 1976, tanggal 11 Maret 1976 tentang Pembentukan

Kantor- Kantor Direktorat Jenderal Bina Tuna Warga di Kabupaten/ Kota Madya

maka Kantor Balai BISPA Denpasar mulai didirikan pada tahun 1976 tanpa

upacara peresmian dengan diberikan tempat sementara diserabi depan sebelah

selatan pintu masuk Lembaga Pemasyarakatan (Kantor Direktorat Jenderal

Pemasyarakatan Denpasar) Jalan Diponogoro Nomor 98 yang dulunya bekas

ruangan jaga militer (penjagaan tahanan G.30 S/PKI) yang terdiri dari tiga

ruangan, yaitu ruangan kepala, ruangan tata usaha dan ruangan teknis pembinaan

dengan jumlah pegawai pertama kalinya sebelas orang.

Pada tahun 1997 Balai BISPA berubah nama menjadi Balai Pemasyarakatan

(BAPAS) berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman No. M.01.PR.07.03 tahun

1997. Demikian halnya Balai BISPA Kelas I Denpasar dengan sendiri berubah

menjadi Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Kelas I Denpasar. BAPAS Kelas I

30Aminah Aziz, 1998, Aspek Hukum Perlindungan Anak, USU Press, tt, h. 96 .

Page 4: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap

32

Denpasar merupakan Unit Pelaksana Teknis dibawah Kantor Wilayah

Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Bali yang dalam menunaikan tugas

pokok dan fungsinya bermitra dengan instansi pemerintah penegak hukum yaitu ;

Pengadilan Negeri, Kejaksaan Negeri.31

2.1.3. Tugas, Fungsi dan Kedudukan Balai Pemasyarakatan

Balai Pemasyarakatan (BAPAS) mempunyai tugas untuk memberikan

bimbingan kemasyarakatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. ‘Tugas dari BAPAS salah satunya adalah membantu memperlancar tugas

penyidik, penuntut umum, dan hakim dalam perkara anak nakal, baik di dalam

maupun di luar sidang Anak dengan membuat Laporan Hasil Penelitian

Kemasyarakatan (Litmas/Case work).’32 Berdasarkan Pasal 34 Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, tugas pokok Balai

Pemasyarakatan adalah:

a. Membantu memperlancar tugas penyidik, penuntut umum, dan hakim

dalam perkara anak nakal, baik di dalam maupun di luar sidang anak

dengan membuat laporan hasil penelitian kemasyarakatan;

b. Membimbing, membantu, dan mengawasi anak nakal yang berdasar

putusan hakim dijatuhi pidana bersyarat, pidana pengawasan, pidana

denda diserahkan kepada negara dan harus mengikuti latihan kerja atau

anak yang memperoleh pembebasan bersyarat dari lembaga

pemasyarakatan.

Tugas-tugas tersebut merupakan suatu kegiatan pemberian bimbingan

terhadap orang-orang dan anak-anak yang dikenai suatu sanksi. Bimbingan

kemasyarakatan merupakan bagian dari sistem pemasyarakatan yang menjiwai

31 Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Kelas I Denpasar, tanpa tahun terbit, BAPAS (Balai

Pemasyarakatan) Kelas I Denpasar, Bali, h.2.

32Purnianti, Mimik Sri Supatmi, Ni Made Martini Tinduk, Op.Cit h. 8.

Page 5: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap

33

tata peradilan pidana dan mengandung aspek pelaksanaan bimbingan kepada para

pelanggar hukum.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Balai Pemasyarakatan mempunyai

fungsi sebagai berikut:

1. Melaksanakan penelitian kemasyarakatan untuk sidang pengadilan anak

maupun untuk pembinaan dalam Lapas (asismilasi, cuti menjelang bebas

dan pembebasan bersyarat);

2. Melakukan registrasi klien pemasyarakatan;

3. Melakukan bimbingan kemasyarakatan dan pengentasan anak;

4. Mengikuti sidang peradilan di pengadilan negeri dan sidang TPP (Tim

Pengamat Pemasyarakatan) di lembaga pemasyarakatan sesuai dengan

peraturan perundang- undangan yang berlaku;

5. Memberikan bantuan bimbingan kepada bekas narapidana, anak negara

dan klien pemasyarakatan yang memerlukan;

6. Melakukan urusan tata usaha Balai Pemasyarakatan.33

1. Melaksanakan penelitian kemasyarakatan untuk sidang pengadilan anak

maupun untuk pembinaan dalam Lapas (asismilasi, cuti menjelang bebas dan

pembebasan bersyarat);

I Ketut Latera yang dalam hal ini menjabat sebagai Kepala Seksi

Pembimbingan Klien Anak, dimana beliau menyebutkan bahwa pembimbing

kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian

kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap oleh polisi dan dibuatkan

berita acara pemeriksaan hingga setelah Terdakwa anak (klien) diputus oleh

hakim, pembimbing kemasyarakatan selalu dilibatkan oleh kepolisian.

Pembimbing kemasyarakatan melakukan penelitian guna menyusun penelitian

kemasyarakatan (litmas). Tanpa adanya hasil penelitian kemasyarakatan dari

pembimbing kemasyarakatan, berkas perkara klien dianggap belum lengkap

33Balai Pemasyarakatan Klas I Denpasar, Profil Balai Pemasyarakatan Klas I Denpasar, Balai

Pemasyarakatan Klas I Denpasar, 2015, hal. 2.

Page 6: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap

34

dan sidang dapat dibatalkan. Litmas ini berisi tentang latar belakang anak

secara keseluruhan, seperti data diri, keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar,

sampai dengan latar belakang kasus, seperti kronologi kejadian, motif,

gambaran mengenai kasus, kondisi tersangka. Begitu juga hal yang dilakukan

untuk pembinaan dalam lembaga pemasyarakatan seperti asimilasi yaitu proses

pembinaan narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang dilaksanakan

dengan membaurkan narapidana dan anak didik pemasyarakatan didalam

kehidupan masyarakat, cuti menjelang bebas yaitu proses pembinaan

narapidana dan anak pidana diluar lembaga pemasyarakatan setelah menjalani

2/3 (dua per tiga) masa pidana minimal sekurang- kurangnya 9 (Sembilan)

bulan berkelakuan baik, dan pembebasan bersyarat merupakan proses

pembinaan narapidana dan anak pidana diluar lembaga pemasyarakatan setelah

menjalani 2/3 (dua per tiga) masa pidana minimal sekurang- kurangnya 9

(Sembilan) bulan, penelitian kemasyarakatan yang dilakukan oleh balai

pemasyarakatan berisi kesimpulan petugas Bapas tentang kasus yang

bersangkutan dan rekomendasi mengenai disposisi (untuk kasus dewasa

disebut vonis) apa yang terbaik bagi anak. Rekomendasi yang bisa diberikan

mulai dari kembali ke orang tua, pidana bersyarat, pidana dengan keringanan

hukuman, pidana sesuai perbuatan, anak negara, dan anak sipil. (Wawancara,

tanggal 09 April 2015).

I Made Suryadi, selaku anak yang dibimbing oleh Balai

Pemasyarakatan Klas I Denpasar karena melakukan tindak pidana

persetubuhan, mengungkapkan bahwa pada saat melaksanakan proses

Page 7: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap

35

pemeriksaan sampai pada saat proses peradilan ia selalu didampingi oleh

petugas bapas, dan petugas bapas menanyakan hal- hal yang berkaitan dengan

tindak pidana yang dilakukan, lingkungan tempat ia tinggal serta keluarganya,

namun ia tidak mengetahui bahwa yang dilakukan oleh bapas adalah

melakukan penelitian kemasyarakatan yang akan melakukan rekomendasi

terhadapan putusan hakim yang akan memberikan yang terbaik terhadapnya.

(Wawancara, tanggal 16 April 2015).

Sejalan dengan yang diungkapkan oleh I Made Suryadi, Putu Yoga

Widya Putra selaku anak yang dibimbing oleh Balai Pemasyarakatan Klas I

Denpasar karena melakukan tindak pidana persetubuhan, juga mengatakan

bahwa pada saat melaksanakan proses pemeriksaan sampai pada saat proses

peradilan selalu didampingi oleh petugas bapas, dan selama proses

pemeriksaan petugas bapas menanyakan hal- hal yang berkaitan dengan tindak

pidana yang dilakukan, hal- hal yang menyebabkan ia ingin melakukan

perbuatan persetubuhan tersebut, bagaimanakah keadaan lingkungan tempat ia

tinggal serta keluarganya, namun ia tidak mengetahui bahwa yang dilakukan

oleh bapas adalah melakukan penelitian kemasyarakatan yang akan melakukan

rekomendasi terhadapan putusan hakim yang akan memberikan yang terbaik

terhadapnya. (Wawancara, tanggal 24 April 2015).

Kesimpulan yang dapat diambil dari wawancara dengan dua anak yang

sedang dibimbing di Balai Pemasyarakatan Klas I Denpasar adalah bahwa

dalam menjalankan fungsinya yaitu melaksanakan penelitian kemasyarakatan

untuk sidang pengadilan anak maupun untuk pembinaan dalam Lapas bahwa

Page 8: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap

36

diketahui Bapas menjalankan fungsinya dengan baik demi kelancaran proses

hukum terhadap anak tersebut dan demi memberikan hasil yang terbaik untuk

anak tersebut dimana anak adalah generasi penerus bangsa yang masa

depannya masih panjang.

2. Melakukan registrasi klien pemasyarakatan;

Registrasi klien pemasyarakatan dalam hal ini merupakan proses yang

dilakukan oleh petugas balai pemasyarakatan dalam rangka melakukan suatu

proses pencatatan data atau pendaftaran klien pemasyarakatan yang berupa

pencatatan yang diantaranya putusan atau penetapan pengadilan, atau

Keputusan Menteri dan jati diri, pembuatan pas foto, pengambilan sidik jari

dan pembuatan berita acara serah terima klien baik narapidana dewasa ataupun

narapidana anak yang akan dibimbing di balai pemasyarakatan, demikian

ternyata berdasarkan wawancara yang dilakukan di Balai Pemasyarakatan Klas

I Denpasar dengan I Putu Suwarsa, selaku seksi Bimbingan Kemasyarakatan di

Balai Pemasyarakatan Klas I Denpasar (Wawancara, tanggal 09 April 2015).

3. Melakukan bimbingan kemasyarakatan dan pengentasan anak;

Dalam menjalankan fungsinya, I Ketut Latera, selaku Kepala Seksi

Bimbingan Klien Anak mengungkapkan bahwa, balai pemasyarakatan

melakukan bimbingan kemasyarakatan dan pengentasan anak yang berkonflik

dengan hukum dengan cara melakukan bimbingan mental spiritual yang

bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan melalui kesadaran

beragama, melakukan bimbingan kesadaran hukum yang berupa penyuluhan

hukum baik perorangan maupun kelompok sebagai pedoman agar klien tidak

Page 9: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap

37

melanggar hukum lagi dan memahami norma- norma hukum. (Wawancara,

tanggal tanggal 09 April 2015).

I Made Suryadi, anak yang dibimbing oleh Balai Pemasyarakatan Klas I

Denpasar karena melakukan tindak pidana persetubuhan, mengatakan bahwa ia

melakukan bimbingan di BAPAS Klas I Denpasar selama sebulan sekali. Serta

ia mengatakan banyak merasakan perubahan dalam dirinya setelah dibimbing

di bapas, perubahan tersebut yang paling jelas ia rasakan adalah dalam hal

spiritualnya, dan ia telah sadar bahwa perbuatan yang dahalu dilakukan tidak

akan ia ulangi kembali. (Wawancara, tanggal 16 April 2015).

Senada dengan yang diungkapkan oleh I Made Suryadi, Putu Yoga

Widya Putra selaku anak yang dibimbing oleh Balai Pemasyarakatan Klas I

Denpasar karena melakukan tindak pidana persetubuhan, juga mengatakan

bahwa ia melakukan bimbingan selama sekali dalam sebulan. Serta ia

mengatakan banyak merasakan perubahan dalam dirinya setelah dibimbing di

bapas, perubahan tersebut yang paling jelas ia rasakan adalah dalam hal

spiritualnya serta pola hidup yang makin sehat, dan ia telah sadar bahwa

perbuatan yang dahulu dilakukan tidak akan ia ulangi kembali. (Wawancara,

tanggal 24 April 2015).

Hasil wawancara yang dilakukan dengan I Ketut Latera, selaku Kepala

Seksi Bimbingan Klien Anak mengatakan bahwa pelaksanaan bimbingan

terhadap anak yang berkonflik dengan hukum dilakukan berdasarkan lamanya

masa pidana anak tersebut di Lapas Anak, selain dari alasan tersebut beliau

juga mengatakan bahwa kurangnya sumber daya manusia juga sebagai faktor

Page 10: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap

38

penghambat dijalankannya bimbingan yang cukup rutin. (Wawancara, tanggal

28 April 2015).

Hasil wawancara dengan dua anak yang sedang dibimbing di Balai

Pemasyarakatan Klas I Denpasar tersebut diatas, hemat penulis bahwa dalam

menjalankan fungsinya yaitu melakukan bimbingan kemasyarakatan dan

pengentasan anak diketahui bahwa Balai Pemasyarakatan Klas I Denpasar

telah melaksanakan fungsinya dengan baik, yaitu dengan melakukan

bimbingan yang dilakukan selama sebulan sekali walaupun ada kendala di

dalam hal sumber daya manusia yang kurang memadai.

4. Mengikuti sidang peradilan di pengadilan negeri dan sidang TPP (Tim

Pengamat Pemasyarakatan) di lembaga pemasyarakatan sesuai dengan

peraturan perundang- undangan yang berlaku;

I Ketut Latera, selaku Ketua Seksi Bimbingan Klien Anak beliau

menuturkan pelaksanakan mengikuti sidang peradilan di pengadilan negeri dan

sidang TPP (Tim Pengamat Pemasyarakatan) adalah petugas balai

pemasyarakatan yang ditunjuk secara khusus untuk mengikuti hal tersebut.

Dalam pelaksanaannya mengikuti sidang peradilan di pengadilan negeri dan

sidang TPP (Tim Pengamat Pemasyarakatan) lebih sering terjadi dalam

pembinaan terhadap klien narapidana dewasa, ini dikarenakan klien anak lebih

sering dilakukan proses diversi, penyelesaian perkara di luar pengadilan yang

melibatkan korban, pelaku, orang tua beserta petugas pemasyarakatan.

Lebih lanjut I Ketut Latera, selaku Ketua Seksi Bimbingan Klien Anak

mengatakan bahwa apabila ada anak yang berkonflik dengan hukum mengikuti

Page 11: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap

39

sidang peradilan di pengadilan negeri, maka bapas bertugas melakukan

pendampingan serta menyampaikan hasil penelitian serta melakukan

rekomendasi dengan mempertimbangkan kepentingan terbaik untuk anak.

(Wawancara, tanggal 09 April 2015).

Sejalan dengan yang dikemukanan oleh I Made Suryadi, anak yang

dibimbing oleh Balai Pemasyarakatan Klas I Denpasar karena melakukan

tindak pidana persetubuhan bahwa ia mengatakan petugas balai

pemasyarakatan selalu mendampinginya dalam proses sidang di pengadilan

negeri dan ikut dalam melakukan rekomendasi dalam hal pemidanaan dengan

mempertimbangkan kepentingan yang terbaik untuknya. (Wawancara, tanggal

16 April 2015).

Senada dengan yang diungkapkan oleh I Made Suryadi, Putu Yoga

Widya Putra selaku anak yang dibimbing oleh Balai Pemasyarakatan Klas I

Denpasar karena melakukan tindak pidana persetubuhan, juga mengatakan

bahwa petugas bapas selalu mendampinginya dalam proses sidang di

pengadilan negeri, menanyakan hal- hal apa saja yang berkaitan dengan tindak

pidana yang ia lakukan dan ikut dalam melakukan rekomendasi dalam hal

pemidanaan dengan mempertimbangkan kepentingan yang terbaik untuknya.

(Wawancara, tanggal 24 April 2015).

Hemat penulis dari wawancara dengan kedua anak yang sedang dibina di

Balai Pemasyarakatan Klas I Denpasar tersebut diatas bahwa dalam

menjalankan fungsinya yaitu mengikuti sidang peradilan di pengadilan negeri

dan sidang TPP (Tim Pengamat Pemasyarakatan) di lembaga pemasyarakatan

Page 12: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap

40

sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku dapat di ketahui

bapas telah menjalankan fungsinya dengan baik. Dimana bapas turut serta

dalam proses sidang peradilan menyangkut mengenai anak yang berkonflik

dengan hukum serta turut memberikan rekomendasi kepada hakim terkait

dengan jatuhan pidana yang akan dikenakan terhadap anak tersebut dengan

pertimbangan- pertimbangan demi yang terbaik untuk anak tersebut.

5. Memberikan bantuan bimbingan kepada bekas narapidana, anak negara dan

klien pemasyarakatan yang memerlukan;

I Ketut Latera, selaku Kepala Seksi Bimbingan Klien Anak

mengungkapkan dalam hal ini memberikan bantuan bimbingan kepada bekas

narapidana, anak negara dan klien pemasyarakatan adalah bantuan bimbingan

yang dilakukan oleh petugas balai pemasyarakatan yang berupa datang ke

kediaman bekas narapidana, anak negara dan klien pemasyarakatan berada. Ini

bertujuan untuk mengetahui bagaimana keadaan bekas narapidana, anak negara

dan klien pemasyarakatan tersebut, apakah bekas narapidana, anak negara dan

klien pemasyarakatan tersebut telah menyadari kesalahannya, telah

memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima

kembali di lingkungan masyarakat, serta menjadi anak yang aktif berperan

dalam pembangunan dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik

dan bertanggung jawab.

Lebih lanjut ditambahkan, dalam prakteknya bapas belum pernah

melakukan bimbingan terhadap bekas narapidana, anak negara dan klien

pemasyarakatan karena selama ini bekas narapidana dan keluarganya belum

Page 13: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap

41

pernah ada meminta bimbingan kepada pihak bapas. Oleh karena itu bapas

tidak mempunyai kewenangan untuk membimbing kecuali mereka yang

meminta untuk dibimbing. (Wawancara, tanggal 09 April 2015).

6. Melakukan urusan tata usaha Balai Pemasyarakatan.

Sekti Pertiwi selaku Seksi Bimbingan Kerja di Balai Pemasyarakatan

Klas I Denpasar mengatakan bahwa urusan tata usaha yang dilakukan di balai

pemasyarakatan adalah penyelenggaraan urusan tulis menulis yang

berbuhungan dengan pelaksanaan administrasi balai pemasyarakatan.

(Wawancara, tanggal 09 April 2015).

Kedudukan Balai Pemasyarakatan (BAPAS) adalah sebagai unit pelaksana

teknis (UPT) di bidang pembimbingan luar Lembaga Pemasyarakatan yang berada

di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah

Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia di Propinsi. Hal ini mengandung

pengertian bahwa Balai Pemasyarakatan masuk dalam naungan Departemen

Hukum dan Hak Asasi Manusia (Depkumham) yang secara teknis berada di

bawah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.

Balai pemasyarakatan merupakan suatu organisasi dengan mekanisme kerja

yang menggambarkan hubungan dan jalur-jalur perintah atau komando vertikal

maupun horizontal dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam hal ini setiap

petugas harus mengerti dan dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan wewenang

dan tanggung jawab masing-masing. Oleh karena itu penerapan organisasi Balai

Pemasyarakatan telah diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Page 14: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap

42

Dalam struktur organisasi Balai Pemasyarakatan dibedakan dengan

klasifikasi berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia

Nomor M.02.12.07.03 Tahun 1997 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai

Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak (BISPA) dan Keputusan

Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor M.01.PR.07.03 Tahun 1997

menghapus Balai Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak (BISPA)

menjadi Balai Pemasyarakatan (BAPAS). Perihal klasifikasi tersebut didasarkan

atas lokasi, beban kerja, dan wilayah kerja. Berdasarkan hal tersebut, Balai

Pemasyarakatan diklasifikasikan menjadi dua kelas, yaitu:

1. Balai Pemasyarakatan Kelas 1;

2. Balai Pemasyarakatan Kelas 2.

2.2. Esensi Pembinaan Terhadap Anak

2.2.1. Pengertian Pembinaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa ‘pembinaan berarti

proses, cara, perbuatan membina, usaha, tindakan dan kegiatan yang diadakan

secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik’.34

‘Pembinaan juga dapat berarti suatu kegiatan yang mempertahankan dan

menyempurnakan apa yang telah ada sesuai dengan apa yang diharapkan’.35

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan

dan Pembimbingan Warga Binaan Masyarakat menyebutkan bahwa “Pembinaan

34Em Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja, tanpa tahun terbit, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,

Difa Publisher, tanpa tempat terbit, h. 168.

35Hendyat Soetopo dan Wanty Soemamto, 1982, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum,

Bina Aksara, Jakarta, h. 43.

Page 15: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap

43

adalah kegiatan untuk meningkatkan kualitas ketaqwaan kepada Tuhan Yang

Maha Esa, intelektual, sikap dan perilaku, profesional, kesehatan jasmani dan

rohani Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan”.

Berdasarkan definisi tersebut dapat diasumsikan bahwa pembinaan adalah

suatu usaha kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan apa yang sudah ada

kepada yang lebih baik (sempurna) baik dengan melalui pemeliharaan dan

bimbingan terhadap apa yang sudah ada (yang sudah dimiliki). Serta juga

mendapatkan hal yang belum dimilikinya yaitu pengetahuan dan kecakapan yang

baru.

Pasal 6 Undang- Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan

menyatakan bahwa ‘Pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan dilakukan di

LAPAS dan pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan dilakukan oleh

BAPAS’. Jadi dalam uraian Pasal tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

tugas BAPAS adalah sebagai pembimbing pemasyarakatan bukan sebagai

Pembina kemasyarakatan. Hal tersebut senada dengan ketentuan Pasal 1 angka 2

Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan

Pembimbingan Warga Binaan Masyarakat yang menyatakan pembimbingan

adalah pemberian tuntutan untuk meningkatkan kualitas, ketaqwaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa, intelektual, sikap dan perilaku, profesional, kesehatan

jasmani dan rohani Klien Pemasyarakatan. Klien Pemasyarakatan adalah Warga

Binaan Pemasyarakatan yang dibimbing oleh BAPAS.

Page 16: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap

44

2.2.2. Pembinaan Klien Anak

Berdasarkan Pasal 42 Undang- Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang

Pemasyarakatan, klien anak merupakan Terpidana bersyarat, Narapidana, Anak

Pidana, dan Anak Negara yang mendapatkan pembebasan bersyarat atau cuti

menjelang bebas, Anak Negara yang berdasarkan putusan pengadilan,

pembinaannya diserahkan kepada orang tua asuh atau badan sosial, Anak Negara

yang berdasarkan Keputusan Menteri atau pejabat di lingkungan Direktorat

Jenderal Pemasyarakatan yang ditunjuk, bimbingannya diserahkan kepada orang

tua asuh atau badan sosial dan Anak yang berdasarkan penetapan pengadilan,

bimbingannya dikembalikan kepada orang tua atau walinya.

‘Bimbingan klien ialah semua usaha yang ditujukan untuk memperbaiki

dan meningkatkan akhlak (budi pekerti) para klien pemasyarakatan di luar

tembok’.36 Pembinaan klien anak adalah suatu pelaksanaan dalam rangka

penegakan hukum yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan.

Bimbingan klien pemasyarakatan pada hakekatnya adalah pembinaan klien

di luar Lembaga sebagai salah satu sistem perlakuan terhadap warga binaan

pemasyarakatan. Untuk membimbing klien anak tidak lepas dari Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan yang bertujuan untuk membentuk

warga binaan pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari

kesalahannya, memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga

dapat diterima kembali di masyarakat.

36Keputusan Menteri Kehakiman Nomor:M.02-PK.04.10,Tahun 1990,Tentang Pola

Pembinaan Narapidana/Tahanan,From http://www.Departemen hukumdanham.Co.id DitjenPas=

Search , diakses pada tangal 10 April 2015.

Page 17: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap

45

Secara singkat bimbingan klien adalah daya upaya yang bertujuan untuk

memperbaiki klien dengan maksud secara langsung dapat menghindarkan diri atas

terjadinya pengulangan tingkah laku atau perbuatan yang melanggar norma atau

hukum yang berlaku. Menurut CM Marianti Soewandi ‘bimbingan klien ini

dilaksanakan di tengah-tengah masyarakat, di dalam keluarga, tidak di dalam

Lapas. Bimbingan yang diberikan harus dapat mendorong dan memantapkan

hasrat klien untuk sembuh dan memiliki kedudukan sosial serta dapat

melaksanakan peran sosialnya secara wajar dalam masyarakat’. 37

Dalam menjalani masa pidanya di lapas, anak yang berkonflik dengan

hukum berhak mendapat binaan dari petugas lapas itu sendiri, pembinaan yang

diterapkan bagi seorang narapidana anak haruslah berbeda dengan pola-pola

pembinaan yang diterapkan bagi narapidana dewasa. Narapidana anak yang masih

mempunyai masa depan yang panjang dibandingkan orang dewasa.

I Ketut Latera, yang dalam hal ini menjabat sebagai Kepala Seksi

Pembimbingan Klien Anak di Balai Pemasyarakatan Klas I Denpasar,

mengatakan bahwa pembinaan yang dilakukan di lapas merupakan sepenuhnya

tanggung jawab oleh lapas, bapas hanya membimbing warga binaan yang telah

mendapat pembebasan bersyarat, cuti menjelang bebas dan cuti bersyarat. Bentuk-

bentuk Pola Pembinaan Narapidana Anak di Lembaga Pemasyarakatan Anak

terbagi atas 3 (tiga) ruang lingkup pembinaan yaitu : pembinaan kepribadian,

pembinaan kemandirian dan upaya pemasyarakatan.

37CM Marianti Soewandi. 2003. Buku Materi Kuliah Akademi Ilmu Pemasyarakatan,

Bimbingan dan Penyuluhan Klien. : Sekretariat Jenderal Departemen Kehakiman dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia, Jakarta, h. 34.

Page 18: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap

46

a. Pembinaan Kepribadian yang meliputi kesadaran beragama, berbangsa dan

bernegara, kemampuan intelektual, kesadaran hukum, mengintegrasikan diri

dengan masyarakat. Pembinaan kepribadian di lembaga pemasyarakatan anak

terbagi atas 3 bagian yakni : 1. Pendidikan Keagamaan (diisi oleh rohaniawan

baik Islam, Kristen, Hindu dan Budha), 2.Pendidikan Umum 3.Pembinaan

kepramukaan yang bertujuan membentuk watak dan jiwa yang sportif serta

bertanggung jawab dalam diri anak pidana sehingga nantinya setelah mereka

keluar dari lembaga pemasyarakatan anak dapat diterima kembali di

masyarakat.

b. Pembinaan Kemandirian Kegiatannya terdiri atas: kerja/keterampilan seperti

mengolah tempurung, membuat sulaman, pertanian dan perkebunan.

c. Upaya Pemasyarakatan, Upaya pemasyarakatan maksudnya adalah pembinaan

narapidana guna dipersiapkan terjun kembali ketengah-tengah masyarakat.

(Wawancara, tanggal 16 April 2015).

Sejalan dengan yang dikemukanan oleh I Made Suryadi, anak yang

dibimbing oleh Balai Pemasyarakatan Klas I Denpasar karena melakukan tindak

pidana persetubuhan, bahwa ia mengatakan selama menjalani masa pidana di

lapas ia rutin mendapatkan pembinaan berupa bimbingan kerohanian serta

mendapatkan pelajaran ketrampilan seperti perkebunan serta membuat hiasan

rumah dari barang- barang bekas. Serta ia mengatakan banyak merasakan

perubahan dalam dirinya setelah melakukan pembinaan di lapas. (Wawancara,

tanggal 16 April 2015).

Page 19: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap

47

Seorang anak yang berkonflik dengan hukum yang masa pidananya akan

segera berakhir atau anak tersebut dalam yang telah mendapat pembebasan

bersyarat, cuti menjelang bebas atau cuti bersyarat, maka selanjutnya dilakukan

pembimbingan di Balai Pemasyarakaan dengan pelaksananya adanya Seksi

Bagian Klien Anak. Dalam melakukan bimbingan terhadap anak yang berkonflik

dengan hukum, I Ketut Latera, menambahkan bahwa terdapat beberapa model

pembimbingan yang diterapkan di Balai Pemasyarakatan Klas I Denpasar, yaitu :

1. Bimbingan mental Spriritual, yang bertujuan meningkatkan keimanan dan

ketaqwaan melalui kesadaran beragama. Memberi pengertian akibat dari

perbuatannya yang melanggar hukum.

2. Bimbingan kesadaran hukum, bimbingan ini merupakan memberikan

penyuluhan hukum baik perorangan maupun kelompok sebagai pedoman agar

klien anak tidak lagi melanggar hukum lagi dan memahami norma- norma

hukum.

3. Bimbingan kemandirian, bimbingan ini diberikan dalam rangka peningkatan

dan pengembangan bakat/ kemampuan yang dimiliki klien anak dengan

harapan nantinya mempunyai bekal dalam bidang- bidang ketrampilan yang

dapat diterapkan di masyarakat. Bimbingan ini memberikan berupa

penyuluhan- penyuluhan lapangan pekerjaan, dunia usaha, serta bidang

ketrampilan.

Lebih lanjut oleh I Made Suryadi, anak yang dibimbing oleh Balai

Pemasyarakatan Klas I Denpasar karena melakukan tindak pidana persetubuhan,

mengemukakan bahwa selama melakukan pembimbingan di Balai Pemasyakatan

Page 20: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap

48

Klas I Denpasar, ia telah mempelajari tentang spiritual keagamaan, penyuluhan

mengenai pentingnya hukum serta dibimbimbing agar menjadi anak yang lebih

mandiri dan tidak lagi mengulangi perbuatannya kembali.

Senada dengan yang diungkapkan oleh I Made Suryadi, Putu Yoga Widya

Putra selaku anak yang dibimbing oleh Balai Pemasyarakatan Klas I Denpasar

karena melakukan tindak pidana persetubuhan, juga mengatakan bahwa selama

melakukan pembimbingan di Balai Pemasyakatan Klas I Denpasar, ia telah

mempelajari tentang spiritual keagamaan, kesadaran bahwa perbuatan yang

dilakukan terdahulu merupakan suatu pelanggaran hukum, penyuluhan mengenai

pentingnya hukum serta dibimbimbing agar menjadi anak yang lebih mandiri dan

tidak lagi mengulangi perbuatannya kembali. (Wawancara, tanggal 24 April

2015).

2.3. Ensensi Anak

2.3.1. Pengertian Tentang Anak

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, anak didefinisikan sebagai

‘keturunan pertama (sesudah ibu bapak) dan anak-anak adalah manusia yang

masih kecil belum dewasa’.38

Pengertian anak di sini mencakup batas usia anak. Batas usia anak

memberikan pengelompokan terhadap seseorang untuk dapat disebut sebagai

anak. Yang dimaksud dengan batas usia anak adalah ‘pengelompokan usia

maksimum sebagai wujud kemampuan anak dalam status hukum’.39 Pengertian

38Em Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja, Op.Cit, h. 54.

39Maulana Hasan Wadong, 2000, Pengantar Advokasi dan Hukum Perlindungan Anak,

Grafindo, Jakarta., h.24.

Page 21: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap

49

anak selain di atur dalam Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem

Peradilan Pidana Anak juga diatur dalam peraturan- peraturan lainnya yang

merupakan hukum positif Indonesia. Apabila dijabarkan secara terperinci, maka

ada beberapa batasan umur dari hukum positif Indonesia tentang batasan umur

bagi anak, yaitu :

a. Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

Undang- undang ini tidak langsung mengatur tentang kapan seseorang

digolongkan anak, tetapi secara tersirat tercantum dalam Pasal 6 ayat (2) yang

memuat mengenai perkawinan bagi seseorang yang belum mencapai umur 21

tahun harus mendapat izin kedua orang tua. Dalam Pasal 7 ayat (1) memuat batas

minimum usia untuk dapat kawin bagi pria adalah 19 (sembilanbelas) tahun, dan

bagi wanita 16 (enambelas) tahun.40

Pasal 47 ayat (1) menyatakan, bahwa anak yang belum mencapai umur 18

(delapanbelas) tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada dibawah

kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaaan orang tuanya.

Pasal 50 ayat (1) berbunyi anak yang belum mencapai umur 18 (delapanbelas)

tahun atau belum pernah kawin, yang tidak berada di bawah kekuasaan orang tua,

berada dibawah kekuasaan wali.

b. Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang- Undang Hukum

Acara Pidana (KUHAP)

40Irma Setyowati Soemitri, 1990, Aspek Hukum Perlindungan Anak, Bumi Aksara, Jakarta, h.

18.

Page 22: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap

50

Menurut Pasal 171 KUHAP dinyatakan anak adalah mereka yang umurnya

yang belum cukup 15 (limabelas) tahun dan belum pernah kawin.

c. Kitab Undang- Undang Hukum Perdata

Anak adalah mereka yang belum mencapai umur 21 (duapuluh satu) tahun

dan belum kawin. Lebih lengkapnya di dalam Pasal 330 B.W. dinyatakan bahwa:

“Belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur genap duapuluh

satu tahun, dan tidak lebih dahulu kawin. Apabila perkawinan itu dibubarkan,

sebelum umur mereka genap duapuluh satu tahun, maka mereka tidak

kembali lagi dalam kedudukan belum dewasa. Mereka yang belum dewasa

dan tidak berada di bawah kekuasaan orang tua, berada di bawah perwalian.”

d. Kitab Undang- Undang Hukum Pidana (KUHP)

Pasal 45 KUHP, definisi anak yang belum dewasa ialah apabila belum

berumur 16 (enam belas) tahun. Oleh karena itu, ketika ia tersangkut dalam

perkara pidana hakim boleh memerintahkan supaya anak tersebut dikembalikan

kepada orang tuanya; walinya atau pemeliharanya, atau memerintahkannya

supaya diserahkan kepada pemerintah dengan tidak dikenakan sesuatu hukuman.

Ketentuan Pasal 45, 46 dan 47 KUHP ini sudah dihapuskan dengan lahirnya

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak. Alasan

penghapusan Pasal 45 ini adalah karena tindak pidana tersebut merupakan tindak

pidana khusus yang dilakukan oleh anak yang berumur dibawah enambelas tahun,

maka dari itu dihapuskanlah pasal 45 ini dan digantikan oleh Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak.

Page 23: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap

51

e. Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

Pasal 1 Angka 1 menyebutkan bahwa Anak adalah seseorang yang belum

berusia 18 (delapanbelas) tahun, termasuk anak yang masih di dalam kandungan.

f. Undang- Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan

Anak adalah anak didik pemasyarakatan yang terdiri dari Anak Pidana,

Anak Negara dan Anak Sipil. Anak Pidana yaitu anak yang berdasarkan putusan

pengadilan menjalani pidana di LAPAS Anak paling lama sampai berumur 18

(delapanbelas) tahun.

Anak Negara yaitu anak yang berdasarkan putusan pengadilan diserahkan

pada negara untuk didik dan ditempatkan di LAPAS Anak paling lama sampai

berumur 18 (delapanbelas) tahun.

Anak Sipil yaitu anak yang atas permintaan orang tua atau walinya

memperoleh penetapan pengadilan untuk dididik di LAPAS Anak paling lama

sampai berumur 18 (delapanbelas) tahun.

g. Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak

Batasan umur menjadi sangat penting dalam perkara pidana anak, karena

dipergunakan untuk mengetahui seseorang yang diduga melakukan kejahatan

termasuk kategori anak atau bukan. Adanya ketegasan dalam suatu peraturan

perundang- undangan tentang hal tersebut akan menjadi pegangan bagi para

Page 24: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap

52

petugas di lapangan, agar tidak salah tangkap, salah tahan, salah sidik, salah tuntut

maupun salah mengadili, karena menyangkut hak asasi seseorang.

Mengenai batas umur anak dalam Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2012

tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yaitu anak adalah anak yang telah berumur

12 (duabelas) tahun, tetapi belum berumur 18 (delapanbelas) tahun yang diduga

melakukan tindak pidana.

Pelaksanaan pembinaan dan pembimbingan yang dilakukan di Balai

Pemasyarakatan Klas I Denpasar terhadap anak yang berkonflik dengan hukum,

dijadikan tolak ukur batasan umur anak yang berkonflik dengan hukum adalah

berdasarkan Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan

Pidana Anak yaitu anak adalah anak yang telah berumur 12 (duabelas) tahun,

tetapi belum berumur 18 (delapanbelas) tahun yang diduga melakukan tindak

pidana.

2.3.2. Anak yang Berkonflik Dengan Hukum dan Anak Korban

Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana

Anak yang dimaksud dengan Anak yang Berkonflik dengan Hukum yang

selanjutnya disebut Anak adalah anak yang telah berumur 12 (duabelas) tahun,

tetapi belum berumur 18 (delapanbelas) tahun yang diduga melakukan tindak

pidana. Sedangkan menurut Davit Setyawan anak yang berkonflik dengan hukum

adalah ‘anak yang melakukan kenakalan, yang kemudian akan disebut sebagai

Page 25: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap

53

kenakalan anak, yaitu kejahatan pada umumnya dan perilaku anak yang

berkonflik dengan hukum atau anak yang melakukan kejahatan khususnya’. 41

Perspektif Konvensi Hak Anak (Convention The Rights of The Child/CRC),

anak yang berkonflik dengan hukum dikategorikan sebagai anak dalam situasi

khusus (children in need of special protection/CNSP). UNICEF menyebut ‘anak

dalam kelompok ini sebagai ‘children in especially difficult circumstances’

(CEDC) karena kebutuhan-kebutuhannya tidak terpenuhi, rentan mengalami

tindak kekerasan, berada di luar lingkungan keluarga (berada pada lingkup

otoritas institusi negara), membutuhkan proteksi berupa regulasi khsusus, dan

membutuhkan perlindungan dan keamanan diri’.42 Kebutuhan-kebutuhan ini tidak

dapat dipenuhi karena anak tersebut tidak mendapatkan perlindungan dan

perawatan yang layak dari orang dewasa yang berada di lingkungan tempat di

mana anak biasanya menjalani hidup.

Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana

Anak menyebutkan Anak yang berhadapan dengan hukum adalah anak yang

berkonflik dengan hukum, anak yang menjadi korban tindak pidana, dan anak

yang menjadi saksi tindak pidana.

41Davit Setyawan, 2014, Implementasi Restoratif Justice Dalam Penanganan Anak Yang

Bermasalah Dengan Hukum, URL : http://www.kpai.go.id/artikel/implementasi-restorasi-justice-

dalam-penanganan-anak-yang- bermasalah-dengan-hukum/ diakses tanggal 29 Maret 2015.

42Yayasan Pemantau Hak Anak, 2008, Praktek- praktek Penanganan Anak yang Berkonflik

dengan Hukum Dalam Kerangka Sistem Peradilan Pidana Anak (Juvenile Justice System) di

Indonesia : Perspektif Hak Sipil dan Hak Politik ,URL : http://www.google.com/url?sa=t&r

ct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&uact=8&ved=0CGkQFjAJ&url=http%3A%2F%

2Fwww.ypha.or.id%2Fweb%2Fwp-content%2Fuploads%2F2010%2F06%2FPraktek-praktek-

sistem-peradilan-pidana-anak.doc&ei=33QqVYnBDsq7uATYiIDIAQ&usg=AFQ

jCNHMQHbleEZdNm5SsbeJ8X6XlM0YEg&sig2=mehQ5mvWQ06iRcyHdQ79NQ&bvm=bv.90

491159,d.c2E , diakses pada tanggal 09 April 2015

Page 26: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap

54

Apong Herlina menyebutkan bahwa anak yang berhadapan dengan hukum

dapat juga dikatakan sebagai anak yang terpaksa berkontrak dengan sistem

pengadilan pidana, karena :

1. Disangka, didakwa, atau dinyatakan terbukti bersalah melanggar hukum;

atau

2. Telah menjadi korban akibat perbuatan pelanggaran hukum yang

dilakukan orang/ kelompok orang/ lembaga, negara terhadapnya; atau

3. Telah melihat, mendengar, merasakan, atau mengetahui suatu peristiwa

pelanggaran hukum.43

Melihat kecendrungan yang ada di media saat ini, baik media cetak

maupun media elektronik, jumlah tindak pidana yang dilakukan oleh anak

(juvenile delinquency) semakin meningkat dan semakin beragam modusnya.

Masalah delinkuensi anak ini merupakan masalah yang semakin kompleks dan

perlu segera diatasi, baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Menurut Romli

Atmasasmita dalam Wagiati Soetodjo, motivasi intrinsik dan ekstrinsik dari

kenakalan anak adalah sebagai berikut:44

1. Motivasi intrinsik dari pada kenakalan anak-anak adalah intelegentia,

usia, kelamin serta kedudukan anak dalam keluarga.

2. Motivasi ekstrinsik adalah rumah tangga, pendidikan dan sekolah;

pergaulan anak dan media masa.

43Anonim, 2004, Perlindungan terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum, Buku Saku

Unuk Polisi, Unicef, Jakarta, h. 30.

44 Soetodjo, Wagiati, 2006. Hukum Pidana Anak. Bandung, PT. Refika Aditama. h. 17

Page 27: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap

55

Berbagai faktor tersebut memungkinkan bagi anak untuk melakukan

kenakalan dan kegiatan kriminal yang dapat membuat mereka terpaksa

berhadapan dengan hukum dan sistem peradilan. Anak yang melakukan tindak

pidana ini bisa disebut pula dengan anak yang berhadapan dengan hukum.

Perbedaan anak yang berkonflik dengan hukum dan anak yang berhadapan

dengan hukum adalah anak yang berkonflik dengan hukum adalah anak yang telah

berumur 12 (duabelas) tahun, tetapi belum berumur 18 (delapanbelas) tahun yang

diduga melakukan tindak pidana sedangkan anak yang berhadapan dengan hukum

adalah anak yang berkonflik dengan hukum, anak yang menjadi korban tindak

pidana, dan anak yang menjadi saksi tindak pidana. Dalam hal ini, anak yang

berkonflik dengan hukum adalah anak yang melakukan tindak pidana saja,

sedangkan anak yang berhadapan dengan hukum adalah tidak hanya anak yang

berkonflik dengan hukum saja melainkan anak yang menjadi korban tindak pidana

serta anak yang menjadi saksi tindak pidana tersebut.

Menurut Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan

Pidana Anak, Anak korban adalah anak yang belum berumur 18 (delapanbelas)

tahun yang mengalami penderitaan fisik, mental, dan/ atau kerugian ekonomi

yang disebabkan oleh tindak pidana.

Pengertian korban termaktub dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006

tentang Perlindungan Saksi dan Korban, yang dinyatakan bahwa korban adalah

“seseorang yang mengalami penderitaan fisik, mental, dan/atau kerugian ekonomi

yang diakibatkan oleh suatu tindak pidana”.

Page 28: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap

56

“Arif Gosita menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan korban adalah

mereka yang menderita jasmaniah dan rohaniah sebagai akibat tindakan orang

lain yang mencari pemenuhan diri sendiri atau orang lain yang bertentangan

dengan kepentingan dan hak asasi yang menderita. Ini menggunakan istilah

penderitaan jasmaniah dan rohaniah (fisik dan mental) dari korban dan juga

bertentangan dengan hak asasi manusia dari korban”.45

Bila diasumsikan anak korban adalah mereka yang mengalami kerugian

berupa fisik, psikis maupun materi yang perbuatan tersebut dilakukan oleh orang

lain serta perbuatan tesebut bertentangan dengan hukum dan hak asasi manusia.

2.3.3. Hak- hak Anak

Anak sebagai generasi penerus bangsa telah mendapatkan kedudukan di

dunia internasional. Dengan memiliki kedudukan di dunia internasional bukan

berarti hak- hak anak telah terjamin adanya. Seperti yang kita ketahui, bahwa

banyaknya pelanggaran yang terjadi terhadap anak, yaitu seperti tidak meratanya

anak- anak yang mendapatkan fasilitas kesehatan, pendidikan, kehidupan yang

layak, perbudakan, dan lain sebagainya. Dengan banyaknya pelanggaran terhadap

hak-hak anak maka terdapat berbagai macam peraturan yang melindungi hak-hak

anak agar perkembangan anak berjalan dengan baik. Namun, hak- hak anak

tersebut tidak hanya diperuntukan kepada anak- anak yang taat terhadap peraturan

hukum yang berlaku, melainkan terhadap anak- anak yang melanggarnya, ini

menandakan setiap anak mendapatkan haknya tanpa adanya diskriminasi.

Dalam dunia internasional terdapat beberapa peraturan yang mengatur

mengenai hak- hak anak tersebut, seperti diantaranya :

45 Arif Gosita, Op.Cit, h.75.

Page 29: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap

57

1. Hak Anak Menurut Konvensi Hak Anak (Child Right Convention)

Indonesia sebagai anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa telah meratifikasi

Konvensi Hak Anak pada tahun 1990 dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden

Nomor 36 Tahun 1990 tentang Ratifikasi Konvensi Hak Anak. Adapun hak-hak

anak menurut Konvensi Hak Anak jo Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990

tentang Ratifikasi Hak Anak adalah sebagai berikut:

1. Hak Hidup (Survival Rights)

2. Hak Mendapatkan Perlindungan (Protection Rights)

3. Hak Untuk Tumbuh Kembang (Development Rights)

4. Hak Berpartisipasi (Participation Rights).

2. Convention on the Rights of the Child 1989

Memuat sejumlah ketentuan yang sangat tegas berkaitan dengan

penangkapan, yaitu tak seorang anakpun boleh dicabut kebebasannya secara tidak

sah atau sewenang-wenang. Dalam kaitannya dengan penangkapan anak

pelanggar hukum, para pejabat penegak hukum diharuskan mematuhi sejumlah

ketentuan pelengkap, antara lain:

a. Orang tua atau wali dari anak yang ditangkap harus diberitahukan

mengenai penangkapan tersebut dengan segera (Beijing Rules, Rule

10.1).

b. Hakim atau otoritas yang berwenang lainnya akan mempertimbangkan

persoalan pelepasannya tanpa penangguhan (Beijing Rules, Rule 10.2).

c. Anak yang ditahan menyusul penangkapannya akan dipisahkan dengan

orang dewasa di dalam tahanan (Beijing Rules, Rule 13.4).

Page 30: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap

58

d. Setiap orang pada saat penangkapan pada permulaan penangkapan atau

pemenjaraan atau segera setelah itu, harus diberikan keterangan dan

penjelasan mengenai hak-haknya dan caranya membantu dirinya sendiri.

3. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak;

4. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1999 tentang Ratifikasi Konvensi ILO 138

tentang Usia Minimum untuk Diperbolehkan Bekerja;

5. Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;

6. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Ratifikasi Konvensi ILO 182

tentang Pelanggaran dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk

Pekerjaan Terburuk untuk Anak;

7. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;

8. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

9. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

10. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan

Dalam Rumah Tangga.

Peraturan yang bersifat internasional ini selanjutnya diikuti oleh negara-

negara di dunia dengan meratifikasinya. Begitu juga dengan Indonesia sehingga

Indonesia juga mempunyai peraturan-peraturan hukum yang mengatur mengenai

perlindungan terhadap hak anak. Indonesia, sudah memiliki sederet aturan untuk

melindungi, mensejahterakan dan memenuhi hak-hak anak. Misalnya saja jauh

sebelum Ratifikasi Konvensi Hak Anak tahun 1990 Indonesia telah mengesahkan

Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak.

Page 31: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap

59

Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak sudah

dapat menjadi rujukan dalam pengambilan kebijakan terhadap perlindungan anak,

namun, kondisi anak-anak di Indonesia masih mengalami berbagai masalah. Sampai

akhirnya Indonesia meratifikasi Konvensi International Mengenai Hak Anak

(Convention on the Raight of the Child), ‘Konvensi yang diratifikasi melalui

Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 ternyata belum mampu mengangkat

keterpurukan situasi anak-anak Indonesia. Kemudian setelah Ratifikasi Konvesi Hak

Anak, Indonesia mengesahkan undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang

Peradilan Anak dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

Anak’.46

Indonesia sendiri, terdapat beberapa peraturan yang mengatur mengenai

hak- hak anak tersebut, seperti diantaranya

1. Dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

menyatakan bahwa pasal 34 ayat (1), Fakir miskin dan anak-anak yang

terlantar dipelihara oleh negara. Negara mengembangkan sistem jaminan sosial

bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak

mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan (ayat (2)). Negara bertanggung

jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan

umum yang layak (ayat(3)).

Serta Batang Tubuh UUD 1945 secara garis besar hak-hak asasi

manusia tercantum dalam pasal 27 sampai 34 dapat dikelompokkan menjadi :

46Anonim, Perlindungan Terhadap Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum, (Focal Point

Gender Kejaksaan Agung dan Pusat Kajian Wanita dan Gender Universitas Indonesia),

focalpointgender.kejaksaan.go.id/.../Hak%20Anak%20-%20materi%20modul.doc,

diakses tanggal 05 April 2015, h.7

Page 32: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PEMASYARAKATAN ... II.pdf · kemasyarakatan dalam melaksanakan fungsinya yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan sejak Tersangka anak ditangkap

60

a) Hak dalam bidang politik (pasal 27 (1) dan 28),

b) Hak dalam bidang ekonomi (pasal 27 (2), 33, 34),

c) Hak dalam bidang sosial budaya (pasal 29, 31, 32),

d) Hak dalam bidang hankam (pasal 27 (3) dan 30).

e) Hak asasi manusia (Bab X A Pasal 28 A sampai dengan 28 J)

2. Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas

Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam

Pasal 4 sampai dengan Pasal 18 mengatur secara khusus mengenai hak anak.

Pasal 13 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan

Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

menyatakan bahwa setiap anak dalam pengasuhan orangtua, wali, atau pihak

lain manapun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapatkan

perlindungan dari perlakuan:

a. Diskriminasi;

b. Eksploitasi baik ekonomi maupun seksual;

c. Penelantaran;

d. Kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan;

e. Ketidakadilan; dan

f. Perlakuan salah lainnya.

Memang disadari, dengan adanya Konvensi Hak-hak Anak tidak dengan

serta merta merubah situasi dan kondisi anak-anak di seluruh dunia. Namun

setidaknya ada acuan yang dapat digunakan untuk melakukan advokasi bagi

perubahan dan mendorong lahirnya peraturan perundangan, kebijakan ataupun

program yang lebih responsif anak.