BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah...

53
BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 Kebudayaan Kebudayaan merupakan sebuah endapan dari kegiatan dan karya manusia yang meliputi segala manifestasi dari kehidupan manusia yang berbudi luhur dan mempunyai sifat kerohanian. Para ahli antropologi mengatakan kebudayaan merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara definisi mengenai kebudayaan yang sebenarnya. Seperti Robet H Lowie mengatakan bahwa sebuah kebudayaan mempunyai sifat abstrak dari prilaku nyata manusia yang berlokasi dari otak manusia 1 . Inti dari perilaku nyata manusia yang berlokasi dari otak manusia merupakan sesuatu yang menyatakan perasaan manusia guna membentuk suatu ruang dan waktu. Kebudayaan adalah segala ciptaan manusia sebagai hasil usahanya untuk mengubah dan memberi bentuk susunan baru kepada pemberian Tuhan sesuai kebutuhan jasmani dan rohaninya. (R.Soekmono:, 1971) Dalam konteks permasalahan mengenai budaya tidak lepas dari ilmu-ilmu pendukungnya, seperti Seni Rupa, Arsitektur, Sosiologi, Sejarah dan Antropologi yang merupakan ilmu paling akhir dari kelompok ilmu sosial budaya. Antropologi sendiri merupakan ilmu yang mempelajari manusia dengan segala tingkah lakunya, dengan tujuan untuk membentuk sebuah dinamika kepada manusia sebagai mahluk biologis. Ilmu-ilmu lain tidak bisa lepas dari ilmu Antropologi, seperti halnya dengan khasanah dunia Arsitektur. 1 Adimiharja, kusnaka dan Salura purnama, Arsitektur dalam Bingkai Kebudayaan, 9

Transcript of BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah...

Page 1: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

BAB II

Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda

2.1 Kebudayaan

Kebudayaan merupakan sebuah endapan dari kegiatan dan karya manusia yang

meliputi segala manifestasi dari kehidupan manusia yang berbudi luhur dan

mempunyai sifat kerohanian. Para ahli antropologi mengatakan kebudayaan

merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara definisi

mengenai kebudayaan yang sebenarnya. Seperti Robet H Lowie mengatakan

bahwa sebuah kebudayaan mempunyai sifat abstrak dari prilaku nyata manusia

yang berlokasi dari otak manusia1 .

Inti dari perilaku nyata manusia yang berlokasi dari otak manusia merupakan

sesuatu yang menyatakan perasaan manusia guna membentuk suatu ruang dan

waktu.

Kebudayaan adalah segala ciptaan manusia sebagai hasil usahanya untuk

mengubah dan memberi bentuk susunan baru kepada pemberian Tuhan sesuai

kebutuhan jasmani dan rohaninya. (R.Soekmono:, 1971)

Dalam konteks permasalahan mengenai budaya tidak lepas dari ilmu-ilmu

pendukungnya, seperti Seni Rupa, Arsitektur, Sosiologi, Sejarah dan Antropologi

yang merupakan ilmu paling akhir dari kelompok ilmu sosial budaya. Antropologi

sendiri merupakan ilmu yang mempelajari manusia dengan segala tingkah

lakunya, dengan tujuan untuk membentuk sebuah dinamika kepada manusia

sebagai mahluk biologis. Ilmu-ilmu lain tidak bisa lepas dari ilmu Antropologi,

seperti halnya dengan khasanah dunia Arsitektur.

1 Adimiharja, kusnaka dan Salura purnama, Arsitektur dalam Bingkai Kebudayaan,

9

Page 2: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

Koentjaraningrat salah seorang ahli Antropologi mengemukakan bahwa wujud

kebudayaan itu terdiri dari :

1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-

nilai, norma-norma, peraturan-peraturan, dan sebagainya.

2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari

manusia dalam masyarakat.

3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Ketiga wujud di atas berdasarkan pembagian dari tujuh unsur kebudayaan yang

dikemukakan oleh Koentjaraningrat, ketujuh unsur tersebut yaitu :

1. Sistem religi dan upacara keagamaan

2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan

3. Sistem pengetahuan

4. Bahasa

5. Kesenian

6. Sistem mata pencaharian

7. Sistem teknologi dan peralatan

ANTROPOLOGI

SEJARAH SOSIALBUDAYA

MANUSIA DAN ARSITEKTUR

Diagram 2.1 Manusia dan Arsitektur

Sumber : Arsitektur dalam Bingkai Kebudayaan, Adimiharja Kusnaka dan Salura Purnama

10

Page 3: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

Diagram diatas menjelaskan bahwa arsitektur selalu berhubungan dengan sejarah,

antropologi dan sosial budaya. Proses perkembangan teori ini berjalan dengan

mengikuti perkembangan peradaban manusia, sehingga dengan berjalannya

peradaban maka berkembang juga dunia Arsitektur yang kemudian Arsitektur

bersentuhan dengan ilmu-ilmu lain seperti Seni Rupa, Antropologi dan lain-lain.

Jadi apakah arsitektur itu? Seperti yang diulas diatas arsitektur itu mempunyai

banyak definisi dan telaah, yang pasti arsitektur itu ada karena adanya kebutuhan

manusia untuk suatu ruang, zaman sekarang mengatakan produk Arsitektur itu ada

dikarenakan adanya suatu kebutuhan yang dibuat dengan komposisi bentuk untuk

mendapatkan hasil.

MENGGUNAKAN MEMBUAT HASIL

MENGALAMI MEMAHAMI

Diagram 2.2 Empat Kegiatan dalam Arsitektur

Sumber Arsitektur dalam Bingkai Kebudayaan, Adimiharja Kusnaka dan Salura Purnama

Diagram diatas memperlihatkan bahwa empat kegiatan yang selalu ada dalam

arsitektur. tapi dalam kenyataannya terkadang sulit untuk mengurutkan kegiatan

mana yang muncul lebih dahulu.

Kebutuhan-kebutuhan akan ruang ini merupakan salah satu alasan manusia untuk

hidup dan berlindung.

Teori Arsitektur yang kemudian dikembangkan sebagai suatu doktrin merupakan

justifikasi terhadap pengalaman empirik dari para arsitek pada saat itu. Proses

perkembangan teori itu pada satu sisi sulit mengadopsi semua hal yang

berhubungan dengan arsitektur, karena ternyata arsitektur mempunyai

keterbatasan dalam memahami suatu tempat ketempat lain dari etnik ke etnik lain

11

Page 4: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

dalam konteks keragaman manusia.( Sumber : Arsitektur dalam Bingkai Kebudayaan,

Adimiharja Kusnaka dan Salura Purnama)

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa sesuatu yang dianalisa akan

selalu saling berhubungan dengan disiplin ilmu yang lainnya seperti antropologi

dan lain-lain, begitupun dengan ilmu senirupa dan arsitektur, alenia diatas

mengatakan bahwa Antropologi sangat berhubungan dengan Arsitektur begitupun

dengan senirupa, kesinambungan yang sangat erat seperti sebuah hasil karya,

estetika, seniman dan lain-lain.

Kedua ilmu ini pun selalu membicarakan tentang kebudayaan, konteks

kebudayaan yang akan dibicarakan pada tulisan ini merupakan kebudayaan

manusia disuatu daerah tertentu. Hubungan antara manusia dan kebudayaan

merupakan sebuah imanensi dan transendensi yang dipandang sebagai ciri khas

kehidupan manusia secara menyeluruh. Kehidupan manusia selalu berproses

dalam kehidupan (imanensi) tetapi pada suatu titik tertentu akan berproses secara

alamiah dan akan mengubahnya (transendensi).

Berbicara mengenai kehidupan, tidak lepas pula dengan falsafah dalam hidup

terutama pada masyarakat yang masih kental dengan tradisi. Hampir atau semua

kehidupannya difalsafahkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-harinya,

seperti larangan-larangan yang sudah dinormakan oleh para sesepuh sangat kental

dengan ke-falsafahannya tetapi tidak menuntut pula terjadi perubahaan dalam

norma-norma yang sudah dibentuk tersebut sehingga bisa terjadi perubahaan

dalam kebudayaan.

Semua perubahan-perubahan yang terjadi dalam suatu kebudayaan manusia

merupakan perubahan alamiah dan jasmaniah yang bersifat manusiawi, faktor

sosial budaya kemasyarakatan disuatu daerah tertentu akan menyangkut cara

hidup dan prilaku individunya begitupun dengan cara individu itu berkomunikasi

dalam melakukan aktivitasnya.

12

Page 5: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

Masyarakat tradisional selalu percaya hubungannya dengan alam merupakan

bagian dari kehidupannya, sebagai bagian dari alam manusia selalu menunjukan

karakter yang mendua, yaitu bicara mengenai perbedaan. Perbedaan karakter yang

dimaksudkan, adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan dan fenomena

antara kelahiran dan kematian yang tidak dapat diubah keberadaannya, secara

mendasar dikelompokan menurut prinsip-prinsip dualistik.

Sistem simbolik dualistik muncul secara nyata pada setiap kebudayaan, sistem ini

dihipotesakan menjadi susunan yang berkategori atas dan bawah sehingga

membentuk sebuah paradoks.

Dualitas mempunyai arti sebuah fenomena yang menunjukan sifat mendua yang

dapat menjadi saling bertentangan ataupun melengkapi, fenomena ini sangat

terasa oleh masyarakat Jawa didalam kehidupan sehari-hari, seperti pada denah

bangunan tradisional yang selalu membedakan letak untuk laki-laki dan

perempuan.

Sketsa denah di bawah dapat terlihat dimana laki-laki selalu lebih tinggi

posisinya, landasan kepercayaan dunia atas dan bawah yang membawa

masyarakat tradisional membuat norma-norma ini.

A LEGENDA

A Ruang untuk Perempuan

C B B Ruang untuk Laki-Laki

C Ruang untuk Laki-laki dan Perempuan

Gambar 2.1 Sketsa Denah Rumah Tradisional Sunda Sumber : Dokumen, 2005

Mereka juga percaya dengan posisi kontur tanah yang disebut tonggoh dan lebak.

Tonggoh mempunyai arti atas dan Lebak mempunyai arti bawah. Pada posisi

tapak rumah tradisional berada di tonggoh dan tempat mandi berada di lebak,

13

Page 6: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

untuk tempat mandi atau pancuran biasanya selalu ada masjid kecil untuk shalat

yang letaknya selalu dekat mata air. Letak masjid dekat mata air diinterprestasikan

bahwa air merupakan sumber kehidupan.

C A

D E F

LEGENDA B

A DAERAH TONGGOH

B DAERAH LEBAK

C RUMAH TRADISIONAL

D SUMBER AIR

E TEMPAT MANDI/PANCURAN

F MASJID KECIL/ALIT

Gambar 2.2 Skema potongan tapak tonggoh dan lebak Sumber : Dokumen, 2005

Konsep dualitas menurut para sufi menjelaskan bahwa hubungan atas dan bawah

berkumpulnya dualitas inner dan outer, elemen inner secara esensial merupakan

gambaran seseorang terhadap orang lain, misalnya sesepuh adat yang diibaratkan

seorang wali/nabi sedangkan elemen outer secara esensial merupakan gambaran

bentuk terhadap bentuk lain yang direfleksikan pada bentuk lain dari kreasi,

misalnya rumah menjadi bentuk rumah tradisional yang sakral didalamnya.

Ekspresi mendua dalam dunia nyata ini seringkali diasosiasikan dengan realita

dualitas eksistensi individu, yang menginterprestasikan antara lahir dan batin,

konteks ini dimanifestasikan dalam kesadaran yang subjektif.

Lahir dan batin lebih memiliki sebuah hubungan tengah ke pinggir daripada

sebuah hubungan dua kutub. Dari samping dan tengah ada elemen yang

14

Page 7: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

berinteraksi yaitu jangkauan indera (senses), hasrat (desires) dan keinginan (will).

Setiap elemen membentuk sebuah lapisan di sekitar yang lainnya.

Gambar 2.3 Sketsa Pembagian Ruang Secara Vertikal Sumber : Dokumen, 2005

2.2 Kepercayaan Masyarakat Tradisi

Manusia selalu berkomunikasi dengan apa yang dipercayainya berdasarkan

keyakinan dan kepercayaan yang dianutnya, begitupun dengan masyarakat zaman

prasejarah, mereka mempercayai apa yang didewakannya atau yang

diTuhankannya.

Komunikasi manusia dengan yang percayai-NYA mewujudkan sebuah

kepercayaan dan akan melahirkan aturan-aturan didalamnya, seperti halnya

bangunan rumah adat atau tradisional, banyak sekali aturan dan pemaknaan di

dalam bangunan dan tata letak ruangnya, begitupun dengan aturan di luar

bangunan tersebut.

15

Page 8: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

Foto 2.1 Rumah Tradisional Jawa Barat

Sumber : sunda.net

Rumah merupakan salah satu wujud dari kebudayaan dan aturannya. Manusia

yang menempatinya menjadi faktor yang mempengaruhi semua konsep bentuk

rumah dan tata ruangnya. Rumah tradisional merupakan suatu karya arsitektur

yang didalamnya mempunyai unsur-unsur kepercayaan dan pemaknaan, semua ini

juga dilandasi oleh masyarakat, di mana manusia yang menjadi salah satu elemen

yang berpegang pada norma dan kepercayaan yang kuat. Fenomena ini akan

memberi sebuah aspirasi terhadap kaidah kebudayaan dan masyarakat dalam

ruang dan waktu sebagai perwujudan manusia dalam lingkungannya. Dengan

terwujudnya fenomena ini maka terjadi sebuah proses perubahan dalam manusia

di dalam lingkungannya secara bertahap, pengertian ini merupakan terjadinya

perubahan sosial-budaya suatu masyarakat berkembang secara linier.

Bentuk arsitektural yang dihasilkannya merupakan bentuk kolektif yang telah

disepakati oleh manusia dengan landasan kepercayaan. Karya kolektif yang

dihasilkan dapat menghasilkan gaya arsitektur tertentu ditempat tertentu dengan

kepercayaan yang berbeda disetiap daerah. Keragaman dengan karya kolektif

menghasilkan kebudayaan dan kepercayaan yang berbeda hingga dapat dirasakan

kehadirannya di dunia ini.

Penulis meninjau rumah adat / tradisional sebagai salah satu wujud kebudayaan

fisik, di mana dalam ilmu seni rupa, wujud kebudayaan fisik merupakan suatu

16

Page 9: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

karya seni yang mengandung makna / filosofi sehingga terdapat nilai-nilai estetis

di dalamnya.

Fenomena ini telah menjadi dogma bagi manusia, hingga manusia hanya

mengagungkan lingkungan atau daerahnya saja, misalkan setiap daerah

mempunyai spiritual dan kepercayaan yang hanya di percayai didaerahnya,

mereka percaya akan pusaka dan karuhun/leluhur masing-masing hingga mereka

hanya mempercayai tradisi daerahnya.

Seperti masyarakat Baduy percaya akan kekuatan alam yang dapat memberikan

pengaruh kuat hingga dapat membentuk watak, tabiat dan perangai manusia sesuai

dengan kadar lingkungannya

2.3. Perubahan Budaya

Budaya mengalami perubahan seiring dengan berkembangnya akal budi manusia

serta teknologi. Budaya tradisional tak pelak mengalami perubahan yang cukup

signifikan dalam era modernisasi saat ini. Perubahan nilai-nilai serta wujud

kebudayaan dapat dirasakan bahkan dapat tampak dengan mata telanjang.

Wujud kebudayaan tradisional mengalami perubahan dalam aplikasinya.

Perubahan menjadi lebih modern meliputi setiap aspek wujud visual namun nilai-

nilai yang terkandung di dalamnya tetap dijaga kemurniannya. Nilai-nilai

kebudayaan tetap merupakan pedoman bagi peradaban yang menganutnya.

Manusia tradisional maupun modern menganut nilai-nilai budaya yang dianutnya.

Dalam sebuah kehidupan selalu ada perubahan begitupun dengan budaya,

walapun kentalnya sebuah kebudayaan pasti ada perubahannya, misalnya seperti

rumah-rumah tradisional yang dahulu menggunakan atap dari alam seperti, bahan

ijuk tetapi banyak sekali yang kita lihat rumah-rumah tradisional menggunakan

atap modern yaitu genteng.

17

Page 10: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

Namun seperti yang dikatakan pada alenia diatas norma-norma di dalamnya masih

ada yang dipertahankan, seperti letak dimana untuk laki-laki dan perempuan

begitupun dengan site tapak di luar bangunan/rumah, masih banyak yang

dipertahankan ketradisian-nya, seperti letak mushola yang selalu dekat dengan

mata air dan letaknya di sebelah lebak dan rumah letaknya di sebelah tonggoh.

Eksisitensi seni didalam masyarakat dapat dibuktikan dengan adanya sebuah hasil

karya yang berbentuk visual sehingga menciptakan suatu ruang dan waktu dari

artefak yang diciptakannya. Tetapi dengan proses dari manusia itu sendiri senipun

dapat berubah dan mengakibatkan berubahnya budaya, ini semua dikarenakan

seni merupakan salah satu elemen kebudayaan yang paling dominan dalam

kehidupan manusia.

Penekanan arti perubahan seperti yang ditulis pada alenia sebelumnya, merupakan

jelas pengaruh dari manusia itu sendiri di dalam masyarakatnya sehingga sangat

memungkinan terjadi perubahan yang menglobal.

Seperti pada masalah rumah tradisional, selalu terjadi aktualisasi budaya yang

dikarenakan masuknya moderenisasi kedalam masyarakat tradisional. Ini semua

dikarenakan juga masuknya individu lain yang membawa sesuatu hingga

terjadinya perubahaan dan masyarakat mempunyai rasa keinginan ”tahu” apa yang

dibawa oleh individu tersebut, hingga keinginan tahuan tersebut menjadi ”umum”.

Banyak sekali rumah-rumah tradisional yang berubah oleh kreasinya masyarakat,

misalnya genteng, pintu bahkan ukuran struktur-pun berubah. Culture change

yang terjadi dalam rumah tradisional Sumedang sudah sangat dipastikan

dikarenakan masuknya individu yang membawa teknologi dalam masyarakat

tradisional.

Di sisi lain sebetulnya kita harus menjaga kelestarian peninggalan-peniggalan

warisan budaya melalui konservasi.

18

Page 11: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

Konservasi adalah segenap proses pengelolaan suatu tempat

agar kandungan makna kulturalnya terpelihara dengan baik yang meliputi

seluruh kegiatan pemeliharaan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat (Eko

Budihardjo, 1989)

Konservasi merupakan pokok istilah dari kegiatan pelestarian bangunan, yaitu

segala bentuk intervensi fisik yang perlu dilakukan untuk menjaga

ketahanan/keutuhan struktur mulai yang paling mudah hingga perlakukan yang

paling radikal (Historic Preservation).

Pelestarian bangunan sebagai warisan masa lalu menjadi sangat penting karena

dengan demikian proses perubahan serta perkembangan suatu daerah akan terjadi

secara alamiah, berurutan tanpa harus kehilangan masa lalu yang dapat dijadikan

cermin untuk pembangunan masa depan.

Simbolisme Arsitektur merupakan tata cara kehidupan masyarakat dan cerminan

sejarah suatu tempat, sehingga Arsitektur dapat berfungsi sebagai penyambung

babakan sejarah masa kini, masa datang dan masa lampau.

Pelestarian sebuah artefak juga menjamin variasi dalam suatu daerah Walaupun

demikian, pelestarian tetap terkait oleh berbagai pertimbangan yang bersifat

estetis, strategis, ekonomis dan simbolis, serta beberapa kriteria Pelestarian seperti

yang tercantum dalam Pengantar Perencanaan Kota, yaitu berdasarkan nilai

estetika, kejamakan, kelangkaan, peranan sejarah, memperkuat kawasan di

dekatnya, serta keistimewaan karena merupakan bangunan berpredikat paling

(paling tua, paling besar, paling panjang dsb.)

2.4 Ruang dan Waktu

Bicara mengenai ruang, selalu bicara mengenai waktu. Dimanapun adanya suatu

objek dan ruang disitu pula kita berbicara mengenai waktu. ”Waktu bukanlah

merupakan pengertian empiris” yang dijabarkan dari pengalaman melalui proses

abstraksi, waktu selalu bicara mengenai kapan dan dimana, semua ini dilakukan

dengan acara-acara adat disuatu daerah. Mereka sudah memiliki waktu untuk

19

Page 12: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

pemujaan kepada karuhun atau leluhur dan mereka juga sudah mempunyai ruang

untuk tempat pemujaan. Dapat disimpulkan bahwa ruang dan waktu mempunyai

makna, karena pemaknaan disini merupakan wujud dari suatu budaya.

Rumah tradisional merupakan wujud dari budaya yang dilandasi oleh pemaknaan

yang sakral dan mempunyai norma-norma didalamnya yang sudah menjadi tradisi

secara turun menurun.

Tradisi dapat diartikan sebagai kebiasaan yang turun temurun dalam suatu

masyarakat yang merupakan kesadaran kolektif dengan sifatnya yang luas,

meliputi segala aspek dalam kehidupan. Arsitektur tradisional sunda dapat

diartikan sebagai tata ruang dari wadah kehidupan masyarakat sunda yang telah

berkembang secara turun-temurun dengan segala aturan-aturan yang diwarisi dari

jaman dahulu.

Semua aspek ini mencerminkan kekhasan dari kampung adat tersebut, seperti

halnya rumah tradisional dapat menjadi ciri khas kampung adat dimana rumah itu

berada, kekhasan disini terkadang berbicara mengenai material. Karena material

untuk membangun didapatkan disekitar kampung tersebut dan pembangunan

biasnya dilakukan secara gotong royong. Ini membuktikan bahwa mereka adalah

masyarakat homogen yang biasanya merupakan satu keturunan dan hanya

memiliki satu kepercayaan yang diturunkan dari leluhur mereka, kepercayaan ini

dipimpin oleh sesepuh (ketua adat) yang sangat dihormati.

Namun secara sosial-budaya umum ada kemiripan diantar kampung-kampung

adat tersebut, seperti cara mereka bermukim, bentuk rumah, larangan-larangan

(tabu), bahkan upacara-upacara adat.

20

Page 13: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

2.5 Kehidupan Masyarakat Tradisi

Kehidupan masyarakat tradisi tidak lepas dari budaya mistis dalam kehidupannya

sehari-hari walaupun pada zaman sekarang sudah mulai agak memudar yang

dikarenakan proses modernisme. Pada hakekatnya budaya mistis dalam

kehidupan masyarakat tradisi berarti berkonsep dalam hidup yang

keserbaragaman, yang berarti mendapatkan keseimbangan dari dunia atas dan

dunia bawah. Keseimbangan merupakan aturan dan kesakralan yang dimiliki oleh

masyarakat tradisi secara turun menurun, dengan demikian keseimbangan bersifat

mutlak sekaligus relatif terhadap komponennya sendiri terhadap komponen yang

lain, terhadap tataran dimana ia terdefinisikan.

Beberapa aspek dalam sudut pandang falsafah mengatakan bahwa falsafah

merupakan Ilmu pengetahuan umum untuk mencari kebenaran seluruh fakta /

kenyataan begitupun yang dituntut oleh masyarakat tradisi, mereka mencari

kebenaran dan berlindung didalam norma-norma kesakralannya. Kesakralan yang

dimiliki oleh masyarakat tradisi selalu berhubungan dengan alam dan yang diatas

sehingga terbentuknya trasendensi dalam suatu kebudayaan.

DUNIA ATAS TRANSENDEN

MANUSIA

ALAM

PROSES IMANENSI

Diagram 2.3 Proses Transendensi Sumber : Dokumen Pribadi, 2006

21

Page 14: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

Diagram diatas menjelaskan bagaimana prosesnya suatu kehidupan masyarakat

tradisi, kehidupan dimulai dari alam semesta dan alam merupakan dunia bawah

sedangkan langit adalah dunia atas, posisi manusia sebagai dunia tengah hingga

mencapai kesempurnaan (transenden).

2.5.1 Masyarakat Pola Dua

Masyarakat pola dua merupakan masyarakat pemburu atau pramu yang

membentuk realitas hidup dengan persaingan atau pemisahan, karena masyarakat

pola dua tidak bisa menyatu dalam satu kelompok sosial, sehingga mereka

terpisah-pisah dalam jumlah suku dan bahasa yang bervarian.

Masyarakat pola dua sangat bergantung dengan alam, mereka menganggap alam

raya yang memberikan kehidupan, mereka percaya alam itu hidup dan jika alam

itu mati manusiapun akan mati. Realitas ini membentuk kesadaran bagi

masyarakat pola dua tentang kebenaran dalam hidup ini.

Fenomena ini membuat masyarakat pola dua menghasilkan artefak budaya yang

berbeda-beda namun hasil dari semua ini didasari ole.h cara berfikir mereka

tentang suatu sistem kesadaran rasional yang bertolak dari bangunan religinya.

Masyarakat pramu percaya tentang prinsip kematian adalah kehidupan, sehingga

terbentuknya dualistik, yaitu hulu dan hilir, mitologi ini terdapat di beberapa

kebudayaan di Indonesia, seperti di Asmat.(Estetika Paradoks,hal 37, Yakob

Sumardjo)

22

Page 15: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

Tebentuknya hulu,hilir dan dunia atas, dunia bawah sehingga membuat suatu

paradoks dengan unsur dualistik antagonistik di ruang manusia.Religi masyarakat

pola dua lebih cenderung dinamistik dari pada animistik, yakni personifikasi daya-

daya transenden, yang merupakan sang pencipta tinggal di atas langit dan manusia

di Bumi

Gambar 2.4 Sketsa Paradoks Pola Dua Sumber : Dokumen Pribadi 2006

Gambar 2.5 Sketsa Pola Arah Paradoks Sumber : Estetika Paradoks, Yakob Sumardjo, 2006

23

Page 16: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

Gambar sketsa di atas merupakan simbol dari bersatunya dua unsur (paradoks)

yang bertentangan, satu tapi dua atau bisa disebut Dwitunggal, seperti laki-laki

dan perempuan, hulu dan hilir, badan dan jiwa, kiri dan kanan.

Pola arah berbalikan maupun yang berhadapan merupakan simbol dari satu

kesatuan yang bertentangan (dwitunggal) tetapi tidak harmoni, pola ini dapat

dilihat dari wujud patung dua manusia Papua yang saling berhadapan atau

berbalikan, kedua wujud tersebut dipahat disatu batang kayu yang sama, ini

berarti pisah tetapi satu (paradoks).

Begitupun dengan ruang, terdapat ruang untuk perempuan dan ruang untuk laki-

laki, terpisah tetapi satu. Secara stuktur ruang adalah sama tetapi nilainya

(heterogen) berbeda, namun menjadi satu kesatuan (paradoks).

Gambar 2.6 Sketsa Rumah Tradisional Sunda yang Merupakan Satu Kesatuan (paradoks) Sumber : Dokumen. Pribadi 2006

24

Page 17: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

Pola ini merupakan religi pola dua kaum peramu, rumah merupakan replika

makrokosmos dan metakosmos, yang atap merupakan simbol dunia yang

menghadap dari hulu ke hilir dan kolong merupakan simbol bumi. Hulu

merupakan simbol dari kehidupan dan hilir simbol dari kematian, namun semua

ini menjadi satu kesatuan (paradoks). Pada masyarakat peladang rumah

merupakan bagian dari simbol-simbol yang menjadi satu kesatuan dengan

keharmonian, disebabkan oleh adanya dunia tengah atau dunia manusia. Ruang

tengah (manusia) terletak diantara arah hulu dan hilir yang dibagi secara imanen.

Gambar 2.7 Sketsa Tampak Depan Rumah Tradisional Sunda

Sumber : Dokumen Pribadi 2006

2.5.2 Masyarakat Pola Tiga

Pola tiga merupakan masyarakat peladang yang bercocok tanam padi di tanah

yang berkontur tinggi. Masyarakat peladang tidak menggantungkan hidupnya

kepada alam, tetapi memproduksi sendiri dengan cara bertani. Seperti halnya

masyarakat pola dua, masyarakat pola tiga membatasi komunitasnya dalam

jumlah tertentu.

25

Page 18: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

Prinsip pemisahan budaya terjadi pula pada masyarakat pola tiga tetapi tidak

setegas masyarakat pola dua. Pemikiran mereka lebih memikirkan tentang

kehidupan bukan kematian, karena masyarakat pola tiga selalu berfikir

“bagaimana cara menghidupkannya” sehingga mereka harus merawat tanaman

dan memelihara binatang.

Pada masyarakat pola tiga terjadi keharmonian dengan adanya dunia tengah

sebagai pemersatu antara dunia atas dan dunia bawah. Kosmos ini terjadi sehingga

kehidupan bisa dipertahankan.

Masyarakat berfikir bahwa pemisah itu tidak baik karena akan mendatangkan

kematian, sehingga kepercayaan dualisme antagonistik harus diakhiri dengan

adanya dunia netral (dunia) yang mengandung dua kutub pertentangan.

Gambar 2.8 Tiga Entitas Pola Tiga Sumber : Estetika Paradoks, Yakob Sumardjo, 2006

26

Page 19: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

Masyarakat peladang menganut paham monistik, yang artinya nama Tuhan boleh

disebutkan jika pada acara-acara adat tertentu. Sehingga Tuhan dikenal secara

rasional melalui imanensi- NYA (naturalistik-monistik) yakni alam

Masyarakat peladang hanya mengenal dua arah kosmik yaitu hulu dan hilir,

gunung dan laut, kiri dan kanan sungai. Hulu arah asal dan hilir arah tujuan, ini

merupakan arah transenden, penguasa semesta.

Rumah merupakan simbol dari makrokosmos yang terdiri dari tiga bagian dalam

struktur vertikal, yaitu atap, ruang dan kolong. Sebagai simbol dari mikrokosmos

struktur vertikal juga disebut sebagai gambar manusia.

Gambar 2.9 Sketsa potongan Tapak Arah Atap Rumah Tradisional Sunda Sumber : Dokumen Pribadi, 2006

Atap rumah kaum peladang mempunyai ukuran lebih besar dari badan rumah, dan

jika memulai membangun dengan ukuran umur lelaki tertua di rumah tersebut, hal

ini merupakan simbol dari mikrokosmos.

27

Page 20: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

Foto 2.2 Atap Rumah Tradisional Pola Tiga Sumber : Dokumen Pribadi 2006

2.6 Falsafah Rumah Tradisional

Falsafah dalam suatu kebudayaan merupakan keinginan untuk suatu kehidupan

yang dilandasi oleh norma didalamnya, dengan demikian falsafah akan membawa

kehidupan kepada pemahaman dan tindakan yang tidak akan melawan norma

yang ada.

Falsafah merupakan pemikiran secara sistematis yang mempunyai kegiatan

merenung, perenungan disini mengartikan pemahaman dan pemaknaan dunia

dimana tempat kita hidup, pemaknaan ini merupakan landasan untuk hidup bagi

orang-orang tradisional, karena mereka berfikir tentang ruang dan waktu yang

menyatu dengan alam fisik.

Pemaknaan alam fisik merupakan kejadian-kejadian alam dalam kehidupan,

hingga akan terkesan dengan kenyataan bahwa dimana-mana terdapat gerakan

diantara ruang dan waktu.

Penggunaan istilah ’ruang’, menunjukan satu titik tertentu dimana ’ruang’ bersifat

tidak terhingga dan sakral, konteks ini dapat kita lihat dalam penggunaan ruang di

rumah-rumah tradisional. Mereka benar-benar mengsakralkan setiap ruang-ruang

di dalam rumah. Dapat disimpulkan bahwa ruang merupakan sifat subjektif,

28

Page 21: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

karena fenomena ini terdapat didalam diri manusia dengan dilandasi pemaknaan

berdasarkan pengalaman manusia diluar dirinya dan makna yang dikandung oleh

kata ’diluar’ sudah menggambarkan adanya dunia sakral yang dapat terkendali

dengan adanya ruang, artinya pemahaman suatu objek pasti mempunyai ’ruang’.

Kata tradisi sendiri merupakan sebuah kata yang dapat diartikan sebagai pewaris

norma-norma adat istiadat ataupun pewaris budaya yang turun menurun dari

generasi ke generasi ( Peursen, 1989; Eko Budiarjo,1991 )

Perkembangan arsitektur tradisional dengan landasan budaya-budaya dan norma

yang sangat sakral dalam masyarakat tradisional akan sangat mempengerahui

prilaku ruang setiap daerah dalam rumah tradisional. Dengan demikian kehidupan

dan prilaku suatu masyarakat tardisional merupakan gambaran dari perkembangan

arsitektur tradisionalnya.

Pada masalah ini Britanica World Language mengatakan bahwa tradisi adalah,

Tradition is doctrin, customs, practices, etc, from generation, originally by world

of much by example. Tradition to or depending of tradition. (Funk and Wagnalls

Company, 1989)

2.7 Kebudayaan Sunda

Masyarakat sunda selamanya merupakan masyarakat terbuka yang mudah sekali

menerima pengaruh dari luar, tetapi juga menyerap pengaruh itu sedemikian

rupasehingga menjadi miliknya sendiri. ( Rosidi 1984:133 )

Melihat definisi demikian pola kehidupan masyarakat Sunda yang selalu

meningkatkan sistem kekerabatannya yang bersifat bilateral yang menyamakan

posisi ayah dan ibu banyak terpengaruh dari daerah-daerah sekitar Jawa seperti,

kepercayaan, adat istiadat dan berkesenian.

Kehidupan orang Sunda relatif mempunyai kedamaian diantara komunitasnya, itu

disebabkan adanya landasan pemikiran akan kedamaian dan keselarasan dalam

bermasyarakat, definisi ini pun di tulis oleh Herayati (1986:25) yang

29

Page 22: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

mengemukakan bahwa ketentraman antar sesama merupakan salah satu aspek

pandangan hidup.

Setiap orang harus hormat pada orang tua, beramal baik, berbuat baik, berbuat

kebajikan, hormat kepada pendidik yang bisa memberi teladan dan perintah yang

bijaksana, agar selamat dan bahagia baik dunia maupun akhirat (Herayati 1986:25)

Pandangan hidup orang Sunda terhadap keluarga sangatlah penting, karena

keluarga tempat dimana mereka berkumpul dan membina diantara anggota

keluarganya, pepatahnya-pun mengatakan makan tidak makan yang penting

ngumpul. Dan pepatah untuk orang tua sebagaiberikut, Ari munjung ulah ka

gunung muja ulah ka sadara, ari munjung kudu ka indung muja mah kudu ka

bapa artinya orang tua haruslah di hormati keberadaannya.

2.8 Kosmologi Sunda

Dari zaman dahulu orang Sunda memiliki konsep tersendiri mengenai

kepercayaan dialam ini. Konsep tersebut merupakan perpaduan antara konsep

Sunda asli, ajaran agama Budha, dan ajaran agama Hindu. Fenomena ini dapat

dibuktikan dalam naskah lontar Sunda Kropak 420 dan Kropak 422. Kedua

naskah yang ditulis pada daun lontar dengan menggunakan aksara dan bahasa

Sunda kuna itu berasal dari kabuyutan Kawali, termasuk daerah Kabupaten

Ciamis sekarang.

Kosmologi Sunda kuno membagi alam ini dalam tiga alam, yaitu

• Bumi sangkala (dunia nyata, alam dunia),

Bumi sangkala adalah alam nyata di dunia tempat kehidupan

makhluk yang memiliki jasmani (raga) dan rohani (jiwa). Makhluk

demikian adalah yang disebut manusia, hewan, tumbuhan, dan

benda lain yang dapat dilihat baik yang bergerak maupun yang

tidak bergerak.

• Buana niskala (dunia gaib, alam gaib),

30

Page 23: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

Buana niskala adalah alam gaib sebagai tempat tinggal makhluk

gaib yang wujudnya hanya tergambar dalam imajinasi manusia,

seperti dewa-dewi, bidadara-bidadari, apsara-apsari, dll. Jumlah

dan ragam makhluk tersebut banyak dan bisa bergabung satu

dengan lainnya serta berkedudukan lebih tinggi daripada manusia.

Buana niskala yang disebut juga kahyangan yang terdiri atas surga

dan neraka.

• Buana jatiniskala (dunia atau alam kemahagaiban sejati),

Buana jatiniskala adalah alam kemahagaiban sejati sebagai tempat

tertinggi di jagat raya. Penghuninya adalah zat Maha Tunggal yang

disebut Sang Hyang Manon, zat Maha Pencipta yang disebut Si

Ijunajati Nistemen. Zat inilah yang tingkat kegaiban dan

kekuasaannya paling tinggi. Dialah pencipta batas, tetapi tak

terkena batas. Dengan demikian, tiap-tiap alam mempunyai

penghuninya masing-masing yang wujud, sifat, tingkat, dan

tugas/kewenangannya berbeda.

Orang Sunda percaya akan hubungan antara bumi sakala dengan buana niskala

dan buana jatiniskala, da kepercayaan akan kesucian Mahapandita, maka dalam

naskah lontar Kropak 420 diutarakan secara panjang lebar tentang ciri-ciri dan

sifat kehidupan di bumi sakala, sedangkan dalam Kropak 422 dikemukakan ciri-

ciri dan sifat kehidupan di buana niskala dan buana jatiniskala yang menggiring

manusia agar memilih jalan ideal yang lurus menuju buana niskala yang berupa

surga yang menyenangkan, bahkan buana jatiniskala yang paling tinggi

derajatnya.

Mahapandita adalah ahli agama yang disucikan hidup di bumi sakala. Ia

mengemukakan ciri-ciri kehidupan di bumi sakala bahwa, "Samar ku rahina sada,

kapeungpeuk ku langit ageung, kapindingan maha linglang, ja kaparikusta ku

tutur, karasa ku sakatresna, kabita ku rasa ngeunah, kawalikut ku rasa kahayang,

bogoh ku rasa utama, beunang ku rasa wisisa." (Samar oleh keadaan pagi hari,

tertutup oleh langit yang luas, terhalangi keluasan langit sebab terjebak oleh

31

Page 24: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

cerita, terasa oleh segala kecintaan, tergiur oleh rasa nikmat, tergugah lagi oleh

keinginan, senang oleh perasaan luar biasa, terpikat oleh perasaan mulia).

Ditekankan bahwa setiap makhluk yang ada di alam semesta, baik di bumi sakala

maupun di buana niskala, hendaknya mampu menjalankan tugasnya masing-

masing sesuai dengan kadar bayu (kekuatan), sabda (suara), dan hedap (iktikad)

yang diterima dari Sang Pencipta. Manusia pun hendaknya mampu

menyeimbangkan bayu, sabda, dan hedapnya masing-masing melalui berbagai

kegiatan tapa (pengabdian) lahir dan batin agar kelak bisa kembali ke kodratnya

bagaikan dewa.

Selain itu, dalam melaksanakan tapa manusia hendaknya diiringi oleh penuh rasa

keikhlasan, jangan rakus, jangan mengambil hak yang lain supaya tidak tersesat

kembali ke bumi sakala dan mengalami sengsara. Apabila hendak berbuat

kebajikan, janganlah setengah hati! Itulah kodrat pendeta dan hakikat

pertapaannya yang dilakukan tak kenal siang dan malam.

Adapun ciri dan sifat kehidupan di buana niskala dan buana jatiniskala, tempat

tinggalnya para dewa-dewi, batara-batari, Sanghyang Manon, dan makhluk halus

lainnya mencerminkan kehidupan tingkat tinggi yang tak dibatasi oleh keperluan

dan kepentingan duniawiah, sebagaimana diutarakan pada teks Kropak 422 yang

berjudul Jatiraga. Penjelmaan yang paling sempurna, menurut naskah ini, adalah

umat manusia. Karenanya manusia diwajibkan untuk berusaha berbuat amal

kebaikan agar kelak sukmanya bisa kembali ke kodrat sejati di Kahyangan

(surga). Sementara manusia yang terlalu terbawa nafsu angkara murka, akan

menjadi raksasa serakah, tamak, dan rakus terhadap hak-hak yang lain. Sukma

mereka hanya bisa kembali ke alam niskala sebagai penghuni neraka. Kalaupun

mendapat keringanan dari penjaga neraka, sukma itu harus mengalami reinkarnasi

di bumi sakala yang bisa jadi derajatnya lebih rendah dari manusia. Bahwa yang

berada di buana jatiniskala itu terlalu tangguh dan kuasa, karena dia adalah

kekuasaan dan pengabdian..

Berdasarkan seluruh uraian di atas tampak bahwa konsep kosmologi Sunda Kuno

bukan hanya dimaksudkan untuk pengetahuan semata-mata mengenai struktur

32

Page 25: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

alam semesta, melainkan lebih ditujukan sebagai media agar kehidupan manusia

jelas tujuan akhir-nya, yaitu kebahagiaan dan ketenteraman hidup di buana

niskala dan buana jatiniskala yang abadi.

2.9 Rumah Tradisional Sunda menurut Ilmu Arsitektur

Salah seorang penganut paham evolusi klasik mengatakan bahwa pemukiman

manusia primitif di bagi menjadi 4 tipologi arsitektur, yaitu pertama, arsitektur

Subhumann dengan bentuk sarang sebagaimana tampak dalam berbagai jenis

kera; kedua, arsitektur semantik yaitu bangunan kecil yang terbuat dari bahan

organik yang memiliki fungsi teritori, sosial dan simbolik; ketiga, adalah

arsitektur domestik, yaitu bengunan dengan ruang didalamnya berfungsi sebagai

pelindung; keempat, yaitu arsitektur settlement berupa pemukiman yang memiliki

makna yang tinggi.

Semua teori ini dapat mengemukakan bahwa perkembangan kebudayaan dimulai

dari manusia prasejarah hingga pada manusia modern, pada tingkat perkembangan

peradaban, di saat manusia ingin mempunyai tempat untuk berlindung dari alam

maka manusia mulai membangun dengan menggunakan material dari alam yang

sesuai dengan lingkungan dimana manusia itu tinggal.

SUBHUMANN

SEMANTIC ARCHITECTURE

DOMESTIC ARSITECTURE

SEDENTARY ARCHITECTURE

Diagram 2.4 Empat Tipologi Dalam Arsitektur (Sumber : Arsitektur dalam Bingkai Kebudayaan, Adimiharja Kusnaka dan Salura Purnama)

33

Page 26: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

TIPOLOGI ARSITEKTUR MERUPAKAN JEJAK BUDAYA YANG DIBANGUN DARI

TUNTUTAN MANUSIA YANG PALING ELEMENTER SEJALAN DENGANKARAKTERISTIK

JEJAK FISIK BERUPA KARYA ARSITEKTUR YANG KARYA AKAN NILAI.

Sumber : Arsitektur dalam Bingkai Kebudayaan, Adimiharja Kusnaka dan Salura Purnama

Pandangan arsitektur yang berevolusi di ringi dengan berkembangnya pengaruh

nilai-nilai kebudayaan dan agama yang berdampak dengan berubahnya bentuk dan

struktur rumah-rumah tradisional, aspek ini semakin memuncak dengan

partambahanya manusia hingga mempengaruhi sifat demografi yang semakin

berdampak pada bentuk dan struktur bangunan, keaadaaan ini dapat di lihat

bentuk visualisasinya dengan adanya perbedaan bentuk dan struktur setiap rumah

tradisional walau terdapat di satu daerah, menurut tipologi arsitektur rumah

tradisional terdapat pada posisi sedentary architecture misalkan rumah tradisional

Baduy mempunyai perbedaan dengan rumah tradisional Sumedang padahal kedua

rumah tradisional ini terdapat di satu daerah, yaitu Jawa Barat. Namun tetap ada

persamaannya, seperti bentuk atap selalu beratap pelana dan mempunyai bentuk

panggung.

Foto 2.3 Bentuk rumah suku baduy

Sumber : Dokumen Pribadi 2006

34

Page 27: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

Foto 2.4 Bentuk Tipologi Tapak Suku Baduy Sumber : Dokumen Pribadi 2006

2.10 Manusia dan Arsitektur

Perubahan global dengan instrumennya, modernisme, telah mempengaruhi seluruh

aspek kehidupan saat ini, khususnya aspek sosial dan budaya. Fenomena

perubahan yang terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat merupakan hal

fundamental yang harus diperhatikan. Modernisasi menimbulkan suatu kondisi

masyarakat baru yang disebut masyarakat urban, namun di lain pihak, modernisasi

pula menjadikan etnisitas begitu dijunjung tinggi.

Aspek-aspek sosial dan budaya semakin kentara untuk diteliti, dilestarikan, dan

dijaga originalitasnya. Mitos dan ritual tidak pernah terlepas dari budaya

masyarakat tradisional. Unsur-unsur fisik di dalamnya pun menjadi hal yang

penting untuk diperhatikan dan dikaji.

Sebagai mahluk sosial yang membutuhkan tempat untuk berlindung, manusia

mempunyai dorongan untuk memilikinya baik rumah tradisional maupun rumah

modern. Seperti yang di katakan pada paragraf diatas perubahan terhadap bentuk

35

Page 28: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

rumah tradisional menjadi modern dikarenakan makin baiknya kehidupan

masyarakat desa, sehingga merekapun mengikuti perkembangan zaman atau

modernisme

Rumah tardisional yang terdapat di desa-desa (kampung adat) merupakan tempat

tinggal yang mempunyai nilai-nilai kesakralan sehingga banyak sekali aturan-

aturan di dalamnya, berbeda dengan zaman sekarang rumah merupakan tempat

untuk istirahat dan berlindung tetapi bukan lagi sesuatu tempat yang sakral seperti

rumah-rumah tradisi.

Di Indonesia banyak sekali kampung-kampung adat yang masih memiliki dan

melestarikan rumah-rumah tradisionalnya. Seperti di Sumatra terdapat rumah Ulu

Komring, di Jawa Barat terdapat rumah adat kampung Dukuh, kampung Pulo,

kampung Mahmud, kampung Naga, kampung Cikondang, kampung Urug,

kampung Kuta, kampung Lengkong dan lainya.

Rumah-rumah tradisional Jawa Barat walaupun mempunyai lokasi yang terpisah-

pisah dan mempunyai ciri khas masing-masing tetapi mempunyai keseragaman

dalam bentuk rumah dan mempunyai tradisi yang masih dipegang kuat oleh

masyarakat pendukungnya.

2.11 Tipologi Rumah Tradisional Sunda

Rumah Tradisional Sunda mengenal beberapa macam tipologi atap, tidak seperti

rumah tradisional lainya yang terdapat di Indonesia, seperti rumah gadang di

Sumatra, rumah toraja dan lain-lainya.

Di bawah ini mereupakan nama-nama tipologi rumah tradisional Sunda, yaitu :

1. Julang Ngapak

2. Buka palayu

3. Suhunan Jolopong

36

Page 29: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

4. Parahu Kumureb.

1. Suhunan Jolopong

Gambar 2.10 Atap Jolopong

Sumber : Dokumen Pribadi 2007

Suhunan jolopong dikenal juga dengan sebutan suhunan panjang. Di kecamatan

Tomo Kabupaten Sumedang dalam tahun tiga puluhan disebut atap ini dengan

suhuna Jepang "Jolopong" adalah Istilah Sunda. artinya tergolek lurus. Bentuk

jolopong merupakan bentuk yang cukup tua. karena bentuk ini ternyata terdapat

pada bentuk atap bangunan saung (dangau) yang diperkirakan bentuknya sudah

tua sekali. Bentuk jolopong memiliki dua bidang atap saja. Kedua bidang atap ini

dipisahkan oleh jalur suhunan di tengah bangunan rumah. bahkan jalur suhunan

itu sendiri merupakan sisi bersama (rangkap) dari kedua bidang atap yang sebelah

menyebelah.

Suhunan jolopong: suhunan nu lempeng. Mun basa indonesia mah, atap pelana.

Siga pelana kuda. Kaci ogé disebut regol.

37

Page 30: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

2. Suhunan Julang ngapak

Gambar 2.11 Atap Julang ngapak Sumber : Dokumen Pribadi 2006

Julang Ngapak (sikap burung julang yang merentangkan sayap)

Bentuk atap julang ngapak adalah bentuk atap yang melebar di kedua sisi bidang

atapnya. Jika dilihat dari arah muka rumahnya, bentuk atap demikian menyerupai

sayap dari burung julang (nama sejenis burung) yang sedang merentangkan

sayapnya.

Bentuk-bentuk atap demikian dulu dijumpai didaerah-daerah Garut, Kuningan dan

tempat-tempat lain di Jawa Barat.

Foto 2.5 Tampak Atap ITB Sumber : Dokumen Pribadi 2006

38

Page 31: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

Julang ngapak: julang teh ngaran manuk. dipaké ku Maclain Point jang nyieun

aula kulon-aula wétan ITB. Nya manéhna nu nyebut ieu model téh ciri suhunan

Sunda Besar. Julang ngapak mun diténjo ti hareup, suhunan kénca katuhuna siga

jangjang manuk julang-suhunanana opat nyambung nu di sisi nyorondoy.

Sambunganana di tengah, maké tambahan siga gunting muka di punclutna.

3. Suhunan Buka Palayu

Gambar 2.12 Atap Buka Palayu Sumber : Dokumen Pribadi 2006

Buka Palayu (Menghadap ke Bagian Panjangnya) Nama buka palayu menunjukkan letak pintu muka dari rumah tersebut

menghadap ke arah salah satu sisi dari bidang atapnya. Dengan demikian, jika

dilihat dari arah muka rumah, tampak dengan jelas keseluruh garis suhunan yang

melintang dari kiri ke kanan, bangunan-bangunan rumah adat semacam ini masih

dapat dijumpai di daerah-daerah yang menghubungkan kota Cirebon dan kota

Bandung. Potongan buka palayu pada umumnya mempergunakan bentuk atap

suhunan panjang.

Pada umumnya, rumah-rumah dengan gaya palayu didirikan atas dasar keinginan

pemiliknya, untuk menghadapkan keseluruhan bentuk bangunan dan atapnya ke

arah jalan yang ada di depan rumahnya

39

Page 32: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

Buka palayu: suhunan sigan imah Betawi aya émpér panjang dihareup

4. Suhunan Perahu Kumerep

Gambar 2.13 Atap Perahu Kumerep Sumber : Dokumen Pribadi 2006

Bentuk atap ini memiliki empat buah bidang atap. Sepasang bidang atap sama

luasnya, berbentuk trapezium sama kaki. Letak kedua bidang atap lainnya

berbentuk segitiga sama kaki dengan kedua titik ujung suhunan merupakan titik-

titik puncak segitiga itu. Kaki-kakinya merupakan sisi bersama dengan kedua

bidang atap trapezium. Bentuk atap perahu kumureb, oleh informan dari bugel

kecamatan Tomo kabupaten Sumedang disebut bentuk atap jubleg nangkub.

Parahu kumureb: nya siga tangkuban parahu pisan, trapesium tibalik di Tomo

Sumedang, disebutna jubleg nangkub

40

Page 33: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

2.12 Bagian Struktur Rumah Tradisional Sunda

Rumah tradisional Sunda memiliki bagian-bagian secara struktur arsitektural,

yaitu :

1. Atap, memiliki bentuk atap pelana atau jure terkadang disebut suhunan,

bentuk ini menggunakan material alam, seperti kayu-kayu dan ijuk.

Foto 2.6 Bentuk Atap dengan Material Injuk Sumber : Dokumen Pribadi 2006

2. Langit-langit, Langit-langit terkadang disebut lalangit/paparan terbuat

dari bilik dengan motif kepang, hanya bagian dari dapur yang tidak menggunakan

lalangit.

Foto 2.7 Foto Langit-langit dengan Motif Kepang Sumber : Dokumen Pribadi 2006

41

Page 34: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

3. Tihang, Tiang-tiang konstruksi utuk menahan rumah biasanya berjumlah

16 tiang, dengan pondasi menggunakan batu alam.

Foto 2.8 Struktur Tiang Rumah Tradisional Sunda Sumber : Dokumen Pribadi 2006

4. Dinding, Dinding rumah Sunda menggunakan bahan dari bilik motif

kepang, konstruksi pemasangan bilik ini menempel langsung pada bagian luar

tiang rumah. Selain menggunakan bilik, untuk fasade mereka menggunakan

papan.

Foto 2.9 Dinding BilikTiang Rumah Tradisional Sunda Sumber : Dokumen Pribadi 2006

42

Page 35: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

5. Pintu, rumah tradisional Sunda hanya memiliki pintu masuk satu buah

yangt terletak dibagian depan rumah menuju kedalam ruangan depan dan

memiliki satu pintu keluar/belakang yang terdapat didapur (hawu).

Foto 2.10 Pintu Rumah Tradisional Sunda

Sumber : Dokumen Pribadi 2006

6. Jendela, jendela terdapat disamping kiri dan kanan dan bagian fasade,

bentuk jendela persegi panjang.

Foto 2.11 Jendela Rumah Tradisional Sunda Sumber : Dokumen Pribadi 2006

7. Lantai, penggunaan material lantai rumah tradisional Sunda biasanya

menggunakan papan kayu atau lempengan-lempengan bambu (talapuh) yang

digelarkan diatas bambu bulat yang biasa dinamakan darurang. Untuk bagian

dapur, menggunakan tanah yang ada (alam murni).

43

Page 36: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

Foto 2.12 Lantai Bambu (talapuh) Rumah Tradisional Sunda Sumber : Dokumen Pribadi 2006

2.13 Fungsi Ruang Rumah Tradisional Sunda

Rumah tradisional Sunda mempunyai kesakralan dengan kondisi alam, seperti

struktur panggung mempunyai kepercayaan dan mengaitkan dengan kekuatan

alam yang berpusat pada duni atas dan dunia bawah oleh karena itu struktur-nya

tidak boleh menyentuh tanah.

Masyarakat Sunda membagi ruang dengan fungsinya masing-masing berdasarkan

kepercayaan dan keyakinan mereka, pembagian ini berdasarkan jenis kelamin dan

urutan keluarga.

A

B

C

LEGENDA

A DAERAH PEREMPUAN

B DAERAH NETRAL

C DAERAH LAKI-LAKI

GAMBAR 2.14 PEMBAGIAN RUANG Sumber : Dokumen Pribadi 2006

44

Page 37: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

Pembagian fungsi-pun terjadi bukan hanya didalam rumah saja tetapi terjadi juga

diluar rumah, seperti daerah laki-laki ditempat pertanian dan daerah perempuan

hanya tempat yang berhubungan dengan rumah tangga, seperti daerah

sumur/cucian, tempat menumbuk padi dan kebun.

HBC

BA

HD

LEGENDA

HB HALAMAN BELAKANG UNTUK PEREMPUAN

HD HALAMAN DEPAN UNTUK LAKI-LAKI

A RUANG DEPAN DAERAH LAKI-LAKI

B RUANG NETRAL

C RUANG BELAKANG UNTUK PEREMPUAN

GAMBAR 2.15 SKEMA PENGELOMPOKAN RUANG LUAR DAN DALAM SUMBER : ROBERT WESSING, 1978:55

Setiap ruang yang terdapat disebuah rumah pasti mempunyai fungsi, penjelasan

mengenai fungsi tergantung pada pe-maknaan manusianya.

Pada rumah tradisional Sunda juga memiliki fungsi-fungsi ruang yang terdiri dari:

1. Ruangan Depan (tepas), terletak pada bagian paling depan

dengan fungsi untuk menerima tamu.

2. Kamar Tidur (enggon), komposisinya terletak disebelah

ruang tamu, banyaknya enggon tergantung banyaknya

keluarga. Fungsi enggon merupakan tempat untuk

45

Page 38: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

tidur/beristirahat, yang dipisahkan antara enggon laki-laki

dan perempuan.

3. Dapur (pawon), menggunakan lantai tanah dan tanpa

plafon. Didalam dapur biasanya terdapat hawu (tempat

untuk menyimpan kebutuhan dapur).

4. Goah, merupakan tempat menyimpan beras atau padi.

Tempat ini merupakan tempat sakral bagi orang-orang

Sunda, letak goah biasnya di belakang rumah atau

terkadang didekat dapur.

Pe-maknaan rumah tradisional Sunda diatas masih dipakai oleh orang-orang

tradisional Sunda, mereka selalu mempertahankan budayanya dan

menurunkannya kepada keturunannya.

Djauhari Sumintatdja (1981:46) mengatakan bahwa rumah tradisional Sunda

terletak didataran tinggi atau pedalaman yang dipengaruhi dengan kehidupan

bersawah (nyawah) dan berladang (ngahuma).

2.14 Kepercayaan Arah Bangunan Rumah Tradisional Sunda

Masyarakat Sunda mempunyai keparcayaan terhadap kekuatan diluar manusia

yang datang dari alam., seperti kekuatan datang dari matahari, angin dan tanah.

Kepercayaan tersebut dilandasi atas empat arah angin. Tengah yang merupakan

pusat di baratkan sebagai rumah yang menghadap ke utara, membujur ke selatan

atau sebaliknya. Kepercayaan ini berhubungan pula dengan peletakan pintu

masuk tama, pintu rumah dilarang menghadap timur karena menentang arah

perjalanan matahari. (Sumber :Tetty Sekaryati, Tesis 1994:64)

2.15 Rumah Tradisional Sunda

2.15.1. Kampung Dukuh

Kampung Dukuh terdapat di daerah Jawa Barat yang mempunyai ketinggian 390

M dari permukaan laut, masyarakat kampung Dukuh beragama Islam dan selalu

menjalankan syariat-syariat ke Islamannya. Dalam kehidupan sehari-hari mereka

46

Page 39: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

menganut madzhab (aliran atau ajaran) Syafil dan mengikuti ajaran tasyauf yang

menganjurkan hidup sederhana.

Hal ini terbukti dengan sederhananya kehidupan mereka yang tidak ada berusaha

untuk mengungguli kehidupan tetangganya dengan kehidupan duniawi, karena hal

tersebut dianggap sebagai alat perangkap setan untuk menjebak manusia ke dalam

kesengsaraan akherat.

Walaupun masyarakat kampung Dukuh menganut keagamaan yang kuat, namun

dalam kehidupan sehari-hari masih tampak unsur-unsur kepercayaan mistis,

seperti kepercayaan terhadap mahluk halus dan kekuatan magis yang diturunkan

secara turun menurun dari nenek moyang mereka.

Agar tetap terpeliharanya adat istiadat warisan nenek moyang masyarakat

kampung Dukuh menjungjung tinggi dan menghormati keturunan leluhur Dukuh

yang dianggap sebagai pewaris nilai-nilai tradisi nenek moyangnya, yaitu kuncen.

Kuncen deanggap sebagai sesepuh dan pimpinan masyarakat yang dapat mewakili

masyarakat kampung Dukuh dengan nenek moyangnya. Demikian sebaliknya

pesan yang disampaikan para leluhur dapat diterima melalui kuncen pada waktu

tapa

Pola perkampungan kampung Dukuh adalah mengelompok, yang terdiri dari

beberapa puluh rumah yang tersusun pada kemiringan (kontur) tanah. Kampung

Dukuh terbagi menjadi dua daerah pemukiman, yaitu Dukuh Lebak dan Dukuh

Tonggoh juag terdapat taneuh karomah (tanah keramat)

47

Page 40: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

Foto 2.13 Kampung Adat Dukuh

Sumber : Dinas Pariwisata Bandung, 2002

Dukuh Tonggoh merupakan daerah pemukiman yang dikelilingi pagar tanaman

dan terdiri dari 42 rumah dengan bentuk, arah membujur dan bahan bangunan

yang sama. Dan Dukuh Lebak merupakan daerah yang terdapat di luar taneuh

karomah. Diluar batas ini norma-norma yang berlaku tidak seketat Dukuh

Tonggoh.

Foto 2.14 Rumah Tradisional Kampung Dukuh

Sumber : Dinas Pariwisata Bandung, 2002

48

Page 41: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

Foto 2.15 Leuit (Bumi Lebet) Dukuh (Sumber : Dinas Pariwisata Bandung, 2002)

2.15.2. Rumah Tradisional Kampung Cikondang

Kampung Cikondang merupakan kampung adat dari kecamatan Pangalengan

kabupaten Bandung, yang secara geografis mempunyai ketinggian 7000 meter

dari permukaan laut dengan suhu rata-rata 23 ºC. Kehidupan masyarakat setempat

adalah bertani dan berladang. Masyarakat kampung Cikondang sangat kental

dengan keagamaannya yang mayoritas beragama Islam, dapat terlihat dengan

pengajian rutin setiap hari dan pengajian-pengajian dalam rangka memperingati

hari besar agama Islam seperti Rajaban dan Muludan.

Namun masyarakat Cikondang mempercayai adanya roh-roh leluhur yang selalu

melindungi mereka. Sebagai perantara antara roh-roh tersebut masyarakat

Cikondang menggangkat kuncen atau sesepuh di daerahnya. Sampai saat ini ada

lima kuncen yang memelihara bumi adat di desa Cikondang.

Adat istiadat yang bertalian dengan leluhur misalnya mereka mempercayai dengan

pantangan-pantangan (tabu) dan melaksanakan upacara-upacara adat guna

berhubungan dengan para leluhur mereka.

49

Page 42: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

Beberapa pantangan-pantangan (tabu) yang dipercayai oleh masyarakat

Cikondang, sebagai berikut :

1. Menendang Duwegan (kelapa) untuk sasajen, karena bisa mengakibatkan

datangnya musibah bagi yang menendangnya.

2. Pergi kehutan pada hari kamis

3. Berselonjor kaki ke arah utara dan selatan

4. Kencing tidak boleh menghadap ke selatan

5. Menginjak bangbarung (bagian alas pintu)

6. Menyembelih ayam selain ayam kampung

7. Berkata kasar

8. Di Bumi Adat dilarang ada barang pecah belah (modern)

Semua kepercayaan dan pantangan-pantangan tersebut masih dipercayai dan

dilaksanakan oleh masyarakat Cikondang sampai saat ini.

Pola permukiman masyarakat Cikondang adalah mengelompok, rumah-rumah

terletak pada kontur yang paling tinggi, sebelah selatan permikiman terdapat Bumi

Adat yang dibangun sekitar 200 tahun yang lalu. Bumi Adat merupakan karya

arsitektur tradisional yang tersisa, senantiasa dipelihara oleh masyarakat

Cikondang. Di depan bumi Adat terdapat Leuit yang dipercayai tempat suci

sebagai tempat Dewi Sri.

Foto 2.16 Leuit Kampung Cikondang Sumber : Dinas Pariwisata Bandung, 2002

50

Page 43: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

Sampai saat ini masyarakat Cikondang percaya bahwa daerah Cikondang berasal

dari perpaduan air dan pohon besar, yang mempunyai arti Cai adalah Ci dan

Kondang adalah Pohon Besar. Desa Cikondang dipercayai didirikan oleh Uyut

Pameget dan Uyut Istri sekitar 200 tahun yang lalu

Rumah-rumah adat di Desa Cikondang merupakan porto tipe rumah adat Jawa

Barat. Hal ini dapat terlihat dengan adanya kolong (panggung) dan lisung, juga

mempunyai kesakralan yang hampir sama dengan di daerah-daerah lain di Jawa

Barat

Foto 2.17 Lisung Kampung Cikondang

Sumber : Dokumen Pribadi 2006

2.15.3. Rumah Tradisional Kampung Pulo

Kampung Pulo merupakan wilayah Cangkuan bagian dari kabupaten Garut, yang

mempunyai penduduk sebanyak 21 orang dan masyarakat kampung Pulo

mempercayai keturunan dari Embah Dalem Arif Muhamad pimpinan pasukan

Mataram Islam. Embah Dalem Arif Muhamad adalah orang yang mengislamkan

seluruh masyarakat Cangkuang, pada saat menjalankan ibadahnya untuk

mengislamkan wilayah Cangkuang, Embah Dalem Arif Muhamad membendung

sebuah parit yang airnya berasal dari sungai Cicapar hingga bendungan tersebut

membentuk sebuah situ, yang sekarang dinamakan Situ Cangkuang.

51

Page 44: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

Foto 2.18 Makam Embah Dalem Arif Muhamad Sumber : Dinas Pariwisata Bandung, 2002

Situ Cangkuang diambil dari nama sebuah pohon yang berada disekitar situ itu

terbentuk, sementara di tengah Situ tidak terendam air, membentuk daratan yang

menyerupai pulau-pulau kecil, antara lain pulau Panjang.

Walau keislamannya sangat kuat, masyarakat kampung Pulo masih mempercayai

dengan roh-roh leluhur yang selalu melindungi dari bahaya dunia dan akhirat, dan

masyarakatnya mempercayai pantangan-pantangan (tabu) yang didapat dari

warisan para leluhur mereka, seperti :

1. Tidak boleh memelihara hewan berkaki empat, kecuali kucing.

2. Tidak boleh bekerja dan berziarah pada hari rabu, karena hari rabu

digunakan untuk upacara keagamaan dan pengajian.

3. Tidak boleh memukul gong besar

4. Atap rumah tidak boleh berbentuk prisma

5. Jumlah kepala keluarga di kampung Pulo tidak boleh lebih dari pada enam

karena ketentuan tersebut bermula dari kisah Embah Dalam Muhamad

Arif. Cikal bakal kampung Pulo yang memiliki enam orang anak

perempuan dan satu orang anak laki-laki yang meninggal pada waktu

khitanan. Sehingga jumlah enam anak perempuan, maka di kampung Pulo

hanya ada enam rumah yang dihuni hingga saat ini.

Lima pamali diatas merupakan warisan dari leluhur yang masih dilestarikan oleh

masayarakat kampung Pulo. Karena mereka percaya jika salah satu dilanggar

dapat mengakibatkan malapetaka.

52

Page 45: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

Rumah tradisional kampung Pulo mempunyai bentuk atap Julang Ngapak, bentuk

ini mempunyai empat buah bidang atap, dua bidang atap bertemu pada garis

suhunan dan mempunyai letak miring. Dua bidang atap lainya merupakan

kelanjutan dari bidang-bidang itu dengan membentuk sudut tumpul, pada garis

pertemuan antara keduanya. Disisi lain ada bidang atap tambahan dengan bentuk

melandai, disebut leang-leang. Lalu di bagian pertemuan kedua atap , dibentuk

menyerupai tanduk lurus, disebut cagak gunting. Atau capit hurang dan dililitkan

tali injuk.

Gambar 2.16 Bentuk Atap Julang Ngapak

Sumber : Dokumen Pribadi 2006

Penutup atap menggunakan alang-alang (rumbia) dan injuk kecuali pada bagian

ruang tamu menggunakan bambu bulat yang disebut talahab ( bambu berjajar).

Pada plafon menggunakan bilik dengan anyaman kepang dan mempunyai ukuran

ketinggian tiga meter dari lantai sampai plafon.

Foto 2.19 Rumah Tradisional Kampung Pulo

Sumber : Dokumen Pribadi 2006

53

Page 46: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

Dinding pada rumah tradisional ini menggunakan bilik dengan anyaman kepang

seperti pada plafon sedangkan tatapakan menggunakan batu alam yang dipercayai

bahwa batu langsung bersatu dengan tanah sebagai dunia tiga (bawah).

2.15.4. Rumah Tradisional Kampung Urug

Kampung Urug merupakan bagian dari daerah kabupaten Bogor yang dialiri oleh

tiga sungai, yaitu : sungai Citepus, sungai Durian dan anak sungai Ciapus

sehingga daerah kampung Urug merupakan daerah yang sejuk dan mempunyai

curah hujan yang cukup tinggi.

Kata Urug diambil dari dari kata Guru yang berdasarkan etimologi rakyat adalah

akronim dari digugu ditiru. Jadi guru itu harus digugu dan ditiru dengan arti

ditaati dan diteladani segala petuahnya.

Foto 2.20 Perkampungan Kampung Urug Sumber : Dinas Pariwisata Bandung, 2002

Masyarakat kampung Urug beragama Islam, namun seperti kampung-kampung

adat lainya, mereka percaya akan roh-roh leluhur yang masih melindungi mereka.

Kepercayaan ini dapat terlihat dari rutinitas masyarakat kampung dengan

membuat sasajen untuk para karuhun, berupa : kopi pahit, air teh, rokok kretek

dan bunga-bunga tujuh rupa.

54

Page 47: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

Kampung Urug dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Urug Tonggoh, Urug Tengah

dan Urug Lebak yang masing-masing dipimpin oleh seorang Olot (sesepuh). Olot

sangat dihormati oleh masyarakat kampung karena seorang Olot dipercayai

keturunan dari para leluhur dan olot adalah media antara masyarakat kampung

dengan para roh leluhur yang bisa menerima wangsit goib. Masyarakat kampung

percaya bahwa mereka merupakan keturunan dari Prabu Siliwangi, ini terbukti

dari sisa artefak yang ditinggalkan prabu Siliwangi, yaitu berupa sambungan kayu

yang terdapat dirumah adat kampung Olot sama dengan sambungan kayu yang

terdapat di rumah adat Cirebon.

Seperti kampung adat lainya, kampung Urug mempercayai hubungan erat dengan

para leluhurnya (karuhun), bahkan masyarakat kampung Urug tidak mau untuk

menyebutkan siapa karuhunnya karena takut mendapat malapetaka dikemudian

hari. Mereka hanya mau menyebutkan bahwa mereka merupakan keturunan dari

Prabu Siliwangi, raja Padjadjaran.

Dengan kekukuhan masyarakatnya, mereka masih menganut ketabuan dibeberapa

hal, seperti :

1. Hari Sabtu dan Selasa tidak boleh membuang sampah

2. Tidak boleh membuang air ke Gedong Leutik

3. Tidak boleh duduk didepan pintu

4. Wanita hamil tidak boleh menguraikan rambutnya

Semua ketabuan ini masih sangat kental dan selalu dipertahankan kegenarasi

berikutnya.

55

Page 48: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

Foto 2.21 Gedong Leutik Kampung Urug Sumber : Dinas Pariwisata Bandung, 2002

Kesakralan dan ketabuan masyarakat Urug diterapkan juga pada rumah-rumah

tradisional mereka. Rumah tradisi Urug masih membedakan ruang antara wanita

dan laki-laki. Bahan-bahan yang digunakan mempunyai karakteristik yang sama

dengan rumah tradisional sunda lainnya, yaitu :

1. Bambu (awi) digunakan untuk bilik, cemped dan ereng, juga ada awi

gembong yang biasa digunakan untuk golodog, palupuh dan cemped

2. Kayu digunakan untuk membuat tihang

3. Batu kali digunakan untuk tatapakan.

4. Eurih(alang-alang) digunakan untuk atap

Gambar 2.17 SketsaTampak Depan Rumah Tradisional Kampung Urug

Sumber : Dokumen Pribadi 2006

56

Page 49: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

Gambar 2.18 Sketsa Denah Rumah Tradisional Kampung Urug Sumber : Dokumen Pribadi 2006

2.16 Bentuk dan Struktur Rumah Tradisional Sunda Semi Permanen

Rumah tradisional Sunda adalah artefak dari karya arsitektur tradisional,

merupakan unsur kebudayaan yang berkembang bersamaan dengan pertumbuhan

dan perkembangan suatu suku bangsa.

Namun pada proses perkembangan terjadi pula pergeseran kebudayaan,

khususnya di pedesaan, telah menyebabkan adanya perubahan-perubahaan

terhadap wujud kebudayaan yang terkandung dalam arsitektur tradisional.

Terjadinya moderenisasi yang begitu cepat akan membawa perubahan-perubahan

terhadap bentuk, struktur dan fungsi arsitektur tradisional.

Namun pada beberapa daerah masih melestarikan makna di dalamnya, walaupun

pada bentuk secara arsitektur sudah mengalami perubahan.

Foto di bawah merupakan terjadinya perubahan bentuk secara arsitektur tetapi

pemaknaan dan layout denah masih dipertahankan secara tradisional.

57

Page 50: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

Foto 2.22 Rumah Tradisional Sunda Semi Permanen

Sumber : Dokumen Pribadi 2006

Secara struktural rumah tradisional sunda masih dipertahankan seperti aslinya

oleh masyarakat pendukungnya dan hanya beberapa material konstruksi yang

mendapatkan perubahan karena terpengaruh oleh moderenisasi, fenomena ini

terjadi hampir disetiap daerah di Jawa Barat.

Foto-foto di bawah ini menjelaskan perubahan jenis material untuk rumah

tradisional Sunda terutama pada material atap, yang sudah menggantikan material

injuk dengan menggunakan atap dari jenis material tanah merah/genteng.

Foto 2.23 Rumah Tradisional Sunda yang Masih beratap Injuk

Sumber : Dokumen Pribadi 2006

58

Page 51: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

Foto 2.24 Rumah Tradisional Sunda setelah mengalami perubahan material Sumber : Dokumen Pribadi 2006

Selain material untuk atap, perubahan juga terjadi pada dinding rumah tradisional,

dahulu dinding rumah tradisional menggunakan material jeni bambu (bilik) yang

dianyam dengan bentuk kepang namun karena terpengaruhnya moderenisasi,

dinding–dinding rumah tradisional mulai digantikan dengan material dinding bata,

fenomena ini hampir terjadi juga di seluruh perkampungan adat di Jawa Barat.

Foto 2.25 Rumah Tradisional Sunda yang Sudah Mengalami Perubahan secara Struktural dan Material Sumber : Dokumen Pribadi 2006

59

Page 52: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

Semua rumah tradisional sunda mempunyai karakteristik yang hampir sama

seperti : golodog yang biasa terletak di dapur. Fungsi golodog sebagai jembatan

atau tangga untuk naik ke dalam rumah. Jembatan atau tangga diartikan sebagai

media antara dunia bawah dan dunia tenggah (manusia). Di dalam dapur terdapat

tunggku (anglo) yang digunakan untuk memasak, tungku harus dibuat sepasang

dan biasanya digunakan untuk memasak air, nasi dan lain-lain.

Foto 2.26 Penampang tungku

Sumber : Dokumen Pribadi 2006

Dari semua teori dan data di atas manusia menjadi Human Activity atau Human

Interest itu dikarenakan manusia tumbuh menjadi Human Needs yang membuat

menjadi Human Needs karena atas dorongan budaya turun menurun hingga

terjadinya proses modernisasi dan menjadikan modernitas. Dengan kata lain

manusia membutuhkan sesuatu untuk perjuangan hidupnya.

Pengertian mengenai tempat berlindung tidak bisa lepas dari arsitektur dan

arsitekturpun tidak bisa lepas dari manusia karena mempunyai hubungan yang

sangat erat, keeratan hubungan antara manusia dan arsitektur dapat dilihat dengan

keragaman dan perubahan manusia dari abad ke abad yang selalu membutuhkan

tempat untuk berlindung. Semua ini karena khasanah dunia Arsitektur selalu

60

Page 53: BAB II Tinjauan Teoritis Rumah Tradisional Sunda 2.1 ... · PDF fileTinjauan Teoritis Rumah Tradisional ... merupakan sebuah dinamika masyarakat namun belum terjawab secara ... Ilmu-ilmu

berada dalam konteks alam dan selalu mengandung benda-benda hasil karya

manusia didalamnya. Esensinya adalah untuk siapa karya itu di buat atau di

rancang.

61