BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian...

20
8 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Pembinaan Anak Menurut Mathis (2002), pembinaan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, proses ini terkait dengan berbagai tujuan organisasi, pembinaan dapat dipandang secara sempit maupun luas. Sedangkan Ivancevich (2008), mendefinisikan pembinaan sebagai usaha untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam pekerjaannya sekarang atau dalam pekerjaan lain yang akan dijabatnya segera. Sementara menurut Tangdilintin (2008) pembinaan dapat diibaratkan sebagai pelayanan. Pembinaan sebagai pelayanan itu merupakan suatu keprihatinan aktif yang nyata dalam tindakan yang menjunjung tinggi harkat dan martabat orang muda, serta mengangkat harga diri dan kepercayaan diri mereka. Dengan melihat pembinaan sebagai pelayanan, seorang pembina tidak akan pernah mencari nama, popularitas atau kedudukan dan

Transcript of BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian...

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/2/T1... · 2018-04-03 · Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,

8

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengertian Pembinaan Anak

Menurut Mathis (2002), pembinaan adalah suatu

proses dimana orang-orang mencapai kemampuan

tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi.

Oleh karena itu, proses ini terkait dengan berbagai tujuan

organisasi, pembinaan dapat dipandang secara sempit

maupun luas.

Sedangkan Ivancevich (2008), mendefinisikan

pembinaan sebagai usaha untuk meningkatkan kinerja

pegawai dalam pekerjaannya sekarang atau dalam

pekerjaan lain yang akan dijabatnya segera. Sementara

menurut Tangdilintin (2008) pembinaan dapat diibaratkan

sebagai pelayanan. Pembinaan sebagai pelayanan itu

merupakan suatu keprihatinan aktif yang nyata dalam

tindakan yang menjunjung tinggi harkat dan martabat

orang muda, serta mengangkat harga diri dan

kepercayaan diri mereka. Dengan melihat pembinaan

sebagai pelayanan, seorang pembina tidak akan pernah

mencari nama, popularitas atau kedudukan dan

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/2/T1... · 2018-04-03 · Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,

9

kehormatan dengan memperalat orang muda.

Dengan demikian, pembinaan yang dimaksud dalam

penelitian ini dapat diartikan sebagai upaya pelatihan

sampai pelaksanaan program yang dilakukan oleh

yayasan Panti Asuhan Salib Putih Salatiga, dilakukan

secara sadar terarah, teratur dengan bertujuan agar

dapat mengembangkan keterampilan, kecakapan yang

sudah dimiliki maupun yang baru dipelajari untuk

menumbuhkan kemandirian pribadi yang sesuai.

2.1.1.1 Pengertian Anak

Anak merupakan insan pribadi (person) yang

memiliki dimensi khusus dalam kehidupannya,

dimana selain tumbuh kembangnya memerlukan

bantuan orangtua, faktor lingkungan juga memiliki

peranan yang sangat penting dalam

mempengaruhi kepribadian si anak ketika

menyongsong fase kedewasaannya kelak. Anak

adalah sosok yang akan memikul tanggung jawab

di masa yang akan datang, sehingga tidak

berlebihan jika Negara memberikan suatu

perlindungan bagi anak-anak dari perlakuan-

perlakuan yang dapat menghancurkan masa

depannya (Witanto, 2012). Pengertian Anak sendiri

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/2/T1... · 2018-04-03 · Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,

10

seperti yang terkandung dalam Undang-undang

Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,

pasal 1 Ayat 1, berbunyi: “Anak adalah seorang

yang belum berusia 18 Tahun termasuk anak

yang masih dalam kandungan”. Sementara

UNICEF mendefinisikan anak sebagai penduduk

yang berusia antara 0-18 tahun. Sedangkan

menurut definisi WHO, batasan usia anak adalah

sejak anak di dalam kandungan sampai usia 19

tahun. Sementara itu dalam konvensi PBB yang

ditandangi oleh Pemerintah Republik Indonesia

tangal 1990 dikatakan batasan umur anak adalah

dibawah umur delapan belas tahun.

2.1.2 Jenis-Jenis Pembinaan

Pembinaan menurut jenisnya dikenal ada pembinaan

orientasi, pembinaan kecakapan, pembinaan kepribadian,

pembinaan penyegaran, pembinaan lapangan

(Mangunhardjana, 1989).

1) Pembinaan Orientasi

Pembinaan orientasi (orientasi program),

diadakan untuk sekelompok orang yang baru masuk

dalam suatu bidang hidup dan kerja. Bagi orang yang

sama sekali belum berpengalaman dalam bidangnya,

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/2/T1... · 2018-04-03 · Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,

11

pembinaan orientasi ini membantunya untuk

mendapatkan hal-hal pokok.

2) Pembinaan Kecakapan

Pembinaan kecakapan (skill training) diadakan

untuk membantu para peserta guna mengembangkan

kecakapan yang sudah dimiliki atau mendapatkan

kecakapan baru yang diperlukan untuk melaksanakan

tugasnya.

3) Pembinaan Pengembangan Kepribadian

Pembinaan pengembangan kepribadian

(personality development training), tekanan

pembinaan ini ada pada pengembangan kepribadian

sikap. Pembinaan ini sangat berguna bagi anak asuh,

agar dapat mengembangkan diri menurut citacita.

4) Pembinaan Kerja

Pembinaan kerja (in-service training), diadakan

oleh suatu lembaga usaha bagi para anggotanya.

Maka pada dasarnya pembinaan diadakan bagi

mereka yang sudah bekerja dalam bidang tertentu.

5) Pembinaan Penyegaran

Pembinaan penyegaran (refreshing training),

hampir sama dengan pembinaan kerja. Hanya

bedanya, dalam pembinaan penyegaran biasanya

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/2/T1... · 2018-04-03 · Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,

12

tidak ada penyajian hal yang sama sekali baru, tetapi

sekedar penembahan cakrawali pada pengetahuan

dan kecakapan yang sudah ada.

6) Pembinaan Lapangan

Pembinaan lapangan (field training), bertujuan

untuk menempatkan para peserta dalam situasi

nyata, agar mendapat pengetahuan dan memperoleh

pengalaman langsung dalam bidang yang diolah

dalam pembinaan.

2.2 Kemandirian

2.2.1 Pengertian Kemandirian

Kemandirian berasal dari kata mandiri (bahasa

jawa) yang berarti berdiri sendiri (Basri, 2000).

Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia (2002)

kemandirian berasal dari kata mandiri yang artinya

keadaan dapat berdiri sendiri, tidak tergantung pada

orang lain.

Menurut Morrison (2012) bahwa: “Kemandirian

adalah kemampuan untuk mengerjakan tugas sendiri,

menjaga diri sendiri, dan memulai kegiatan tanpa harus

selalu diberi tahu apa yang harus dilakukan.”

Sedangkan Siti Maryam (2015) mengungkapkan

bahwa: “Kemandirian meliputi perilaku mampu berinisiatif,

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/2/T1... · 2018-04-03 · Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,

13

mampu mengatasi hambatan/masalah, mempunyai rasa

percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa

bantuan orang lain.”

Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang

diperoleh secara kumulatif selama perkembangan, dimana

individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam

menghadapi berbagai situasi di lingkungan sehingga

individu pada akhirnya akan mampu berpikir dan

bertindak sendiri. Dengan kemandiriannya seseorang

dapat memilih jalan hidupnya untuk berkembang lebih

mantap.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

kemandirian merupakan kemampuan untuk berdiri sendiri

(tidak bergantung pada orang lain) dalam mengurus diri

dan semua aspek kehidupannya, melakukan sesuatu dan

membuat keputusan untuk dirinya sendiri.

2.2.2 Perkembangan Kemandirian pada anak

Sejak kanak-kanak sampai dengan dewasa,individu

akan selalu dihadapkan dengan berbagai macam

peraturan yang harus ditaati. Ketika masih kanak-kanak

individu akan dilatih, dididik untuk mengetahui mana yang

boleh dan mana yang tidak boleh, mana yang baik dan

mana yang tidak baik, diajarkan tentang bagaimana cara

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/2/T1... · 2018-04-03 · Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,

14

makan yang benar, “toilet training”, cara menghormati

orang yang lebih tua, menolong sesama dan lain

sebagainya. Sebetulnya sebagian dari contoh di atas

adalah salah satu upaya dalam rangka pembentukan

kemandirian (Yulianti, 2004)

Kemandirian dapat dicapai melalui suatu proses

belajar, dimulai dan dilatih sejak usia dini dan disesuaikan

dengan tingkat perkembangan,serta kemampuan anak.

Melalui pemberian latihan tersebut mendorong anak

untuk menerapkan disiplin, khususnya disiplin diri.

Sebelum individu mampu untuk mengatur dan

mempunyai kontrol diri atau dalam hal ini displin diri yang

cukup kuat maka dalam diri individu perlu dibutuhkan dan

ditanamkan sistem nilai dan perangkat aturan. Hal itu

sejalan dengan pendapat Mu’tadin (2002) yang

mengemukakan bahwa dengan diberikannya latihan-

latihan tersebut diharapkan, seiring dengan

bertambahnya usia seseorang akan bertumbuh pula

kemampuan anak

Kemandirian merupakan salah satu tugas

perkembangan yang harus dicapai oleh anak, karena

dengan kemandirian seorang anak dapat berlatih

membuat rencana, belajar bertanggung jawab dan dapat

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/2/T1... · 2018-04-03 · Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,

15

berkembang menjadi pribadi yang lebih baik ke

depannya.

2.2.3 Ciri-Ciri Anak Mandiri

Orang yang mandiri mempunyai ciri-ciri sebagai

berikut: menunjukan rasa percaya diri, memiliki rasa

bertanggung jawab, mampu bekerja secara mandiri,

menguasai keahlian dan ketrampilan sesuai dengan bidang

pekerjaannya, menghargai waktu dan secara relative jarang

mencari pertolongan pada orang lain (Antonius, 2002)

Pendapat tersebut diperkuat oleh Havighurst

dalam Mu’tadin (2002) yang menyatakan bahwa

kemandirian terdiri dari beberapa aspek yaitu :

a).Emosi

Emosi, ditunjukan dengan kemampuan mengontrol

emosi sendiri dan tidak tergantungnya kebutuhan emosi

pada orang lain. Anak mampu mengelola emosinya dan

mempunyai kontrol diri yang baik.

b).Ekonomi

Ekonomi, ditunjukan dengan kemampuan mengatur

ekonomi sendiri dan tidak tergantungnya kebutuhan

ekonomi pada orang lain. Maksudnya bukan berarti anak

mampu untuk menghidupi dirinya sendiri tetapi anak

mampu secara sederhana untuk mengelola ekonominya

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/2/T1... · 2018-04-03 · Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,

16

sendiri. Contohnya anak mampu untuk mengelola uang

saku yang diberikan orang tua, mampu memutuskan apa

yang sebaiknya dibeli dan tidak.

c).Intelektual

Intelektual, kemampuan untuk mengatasi berbagai

masalah yang dihadapi. Anak percaya pada

kemampuannya sendiri dalam memecahkan masalah,

memiliki inisiatif, bersikap kompeten, kreatif, dapat

mengambil keputusan sendiri dalam bentuk kemampuan

memilih dan bertanggung jawab atas tindakannya.

d).Sosial

Sosial, kemampuan untuk mengadakan interaksi

dengan orang lain dan tidak tergantung pada aksi orang

lain. Anak mampu secara aktif untuk berinteraksi dengan

lingkungan sosialnya. Di dalam berinteraksi ini anak

mempunyai rasa percaya diri sehingga mampu berpisah

dari kelekatan dengan orang tua sehingga anak akan

merasa aman meskipun tidak ada orang tua disekitarnya.

Sementara itu Ali dan Asrori (2009) menyatakan

bahwa individu yang mandiri, dalam kehidupannya akan

terkandung aspek-aspek sebagai berikut : Memiliki

pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan, bersikap

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/2/T1... · 2018-04-03 · Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,

17

objektif dan realistis terhadap diri sendiri maupun orang

lain, mampu mengintegrasikan nilai-nilai yang

bertentangan, ada keberanian untuk menyelesaikan

konflik diri, menghargai kemandirian orang lain,sadar

akan adanya saling ketergantungan dengan orang lain,

mampu mengekspresikan perasaannya dengan penuh

keyakinan dan keceriaan.

2.2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian

Pada prinsipnya banyak faktor yang mempengaruhi

kemandirian anak namun dapat digolongan menjadi dua

faktor yakni internal dan eksternal. Seperti yang

dikemukakan oleh Agus Sujanto bahwa : “Ada dua faktor

yang mempengaruhi perkembangan seorang anak yaitu

faktor luar (eksternal) dan faktor dari dalam (internal)”

(Agus Sujanto,1997)

Faktor internal adalah faktor yang datangnya dari

dalam diri anak didik itu sendiri yang meliputi :

a.Pengamatan anak

Pengamatan adalah suatu daya jiwa untuk

memasukkan kesan-kesan dari luar melalui atau

dengan menggunakan alat indra seperti, melihat,

mendengar, mencium, meraba sesuatu dan

sebagainya.

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/2/T1... · 2018-04-03 · Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,

18

b.Fantasi

Fantasi adalah daya jiwa untuk menciptakan

tanggapan-tanggapan atau kesan-kesan yang baru

dengan bantuan tanggapan-tanggapan yang sudah

ada.

c. Perasaan

Perasaan merupakan daya yang sangat penting

dalam diri siswa. Perasaan mencerminkan kepribadian

seseorang dengan dunia luar.

Sedangkan faktor eksternal yang akan

mempengaruhi kemandirian siswa adalah sebagai

berikut:

a. Faktor lingkungan

Di dalam usaha membentuk kemandirian

sebagai pencerminan nilai-nilai hidup tertentu telah

banyak bahwa faktor lingkungan juga memegang

peranan yang sangat penting. Peranan lingkungan

tersebut sedemikian rupa besarnya sehingga

pengaruh-pengaruh pendekatan secara formal ada

kalanya sangat terhambat karena tidak didukung oleh

lingkungan yang kondusif. Atau dapat terjadi

sebaliknya, pengaruh pendekatan formal menjadi

sangat berhasil bukan karena terutama oleh karena

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/2/T1... · 2018-04-03 · Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,

19

pendekatan formal tersebut bersifat superior, tetapi

juga oleh karena didukung oleh kesuburan lingkungan

yang memiliki sifat-sifat kondusif, yakni bersifat positif

dan merangsang yang penting diperhatikan dalam

kenyataan ini adalah suatu lembaga yang

memperlihatkan bahwa nilai-nilai hidup tertentu

memang telah banyak diterapkan oleh anggota

masyarakat atau bahwa nilai-nilai tertentu telah

memasyarakat. Itulah sebabnya sangat penting untuk

menciptakan iklim lingkungan yang kondusif terhadap

terjadinya kemandirian yang tertentu, maka

pendekatan yang bagaimanapun kita terapkan,

pastilah hanya akan mempunyai pengaruh yang

sangat terbatas.

b. Pendidik/Pembina

Diantara segala unsur lingkungan sosial yang

berpengaruh yang nampaknya sangat penting adalah

unsur lingkungan berbentuk manusia yang langsung

dikenal atau dihadapi oleh seseorang sebagai

perwujudan dari nilai-nilai tertentu, dalam hal ini

lingkungan social terdekat yang terutama terdiri dari

mereka yang berfungsi sebagai pendidik atau

Pembina. (Agus Sujanto,1997)

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/2/T1... · 2018-04-03 · Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,

20

2.3 Panti Asuhan

2.3.1 Pengertian Panti Asuhan

Menurut Arif Gosita 1998 (dalam Suyuti, 2010)

secara etimologi, panti asuhan berasal dari dua kata

yaitu “panti” yang berarti suatu lembaga atau satuan kerja

yang merupakan prasarana dan sarana yang

memberikan layanan sosial, dan “asuhan’ yang

mempunyai arti berbagai upaya yang diberikan kepada

anak yang mengalami masalah kelakuan, yang bersifat

sementara sebagai pengganti orang tua atau keluarga

agar dapat tumbuh dan berkembang dengan wajar baik

secara rohani, jasmani, maupun sosial.

Menurut Departemen Sosial Republik Indonesia

menjelaskan bahwa panti asuhan adalah suatu lembaga

usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung

jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial

kepada anak terlantar, memberikan pelayanan pengganti

fisik, mental dan sosial pada anak asuh, sehingga

memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai

bagi perkembangan kepribadiannya sesuai dengan yang

diharapkan sebagai bagian dari generasi penerus cita-

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/2/T1... · 2018-04-03 · Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,

21

cita bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta aktif

di dalam bidang pembangunan nasional (Suyuti, 2010).

Dengan demikian pengertian panti asuhan adalah

suatu lembaga kesejahteraan sosial yang bertanggungjawab

memberikan pelayanan pengganti dalam pemenuhan

kebutuhan fisik, mental, dan sosial pada anak asuh.

Sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat, dan

memadai bagi perkembangan kepribadiannya sesuai

dengan yang diharapkan. Di dalam panti asuhan anak

asuh di asuh oleh pengasuh yang tidak ada hubungan

darah sama sekali dengan mereka. (Yamin, 2011).

Di sebuah panti asuhan di dalamnya terdapat anak

asuh yang tergolong dari yatim, piatu dan juga anak-anak

terlantar. Di mana diantara mereka yang tidak mampu

dalam kehidupannya, sehingga di taruh oleh keluarganya

dipanti asuhan. Dalam konteks Indonesia, kata yatim

identik dengan anak yang bapaknya meninggal.

Sedangkan bila bapak ibunya meninggal, maka anak

tersebut disebut dengan anak yatim piatu (Nur, 2009).

Tanggung jawab pemerintah dan negara terhadap

anak-anak terlantar secara yuridis formal telah tertuang

dalam pasal 34 UUD 1945, yang berbunyi:

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/2/T1... · 2018-04-03 · Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,

22

1.Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara.

2.Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi

seluh rakyat dan memperdayakan masyarakat yang

lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat

kemanusiaan.

Selama menghuni panti asuhan, anak asuh akan

mengalami perubahan baik akibat adanya pembinaan,

interaksi dengan pengasuh dan sesama penghuni akibat

proses pendidikan formal yang diterimanya. Sikap mental

seperti kemandirian anak asuh akan memberikan

pengaruh yang besar terhadap keberhasilan anak asuh.

Dengan demikian panti asuhan adalah suatu

lembaga kesejahteraan sosial yang bertanggung jawab

memberikan pelayanan pengganti dalam pemenuhan

fisik, mental, dan sosial pada anak asuh, sehingga dapat

memperoleh kesempatan yang lebih luas tepat dan

memadai bagi pengembangan kepribadiannya sesuai

dengan yang diharapkan dan demikian juga panti asuhan

tersebut tentunya harus mempunyai dasar dan landasan

hukum yang kuat, sehingga keberadaan panti asuhan

tersebut betul-betul merupakan salah satu wahana untuk

mengatasi kendala-kendala sosial.( Lukman, 2012)

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/2/T1... · 2018-04-03 · Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,

23

Anak yang tinggal di panti asuhan akan dididik

oleh beberapa pengasuh. Pengasuh berperan sebagai

pengganti orang tua dalam memberikan kasih sayang,

perhatian dan mendidik. Namun demikian jumlah antara

pengasuh dan remaja yang tinggal di panti asuhan tidak

seimbang.

2.3.2 Peranan Panti Asuhan

Peranan merupakan aspek yang dinamis dari

kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan

hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya,

maka hal ini berarti ia menjalankan suatu peranan.

Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan dan saling

bertentangan satu sama lain. Setiap orang mempunyai

macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola

pergaulan hidupnya. Hal tersebut sekaligus berarti bahwa

peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi

masyarakat kepadanya. Peranan lebih banyak

menekankan pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai

suatu proses (Soerjono Soekanto, 2002).

Menurut Soekanto (2002), unsur-unsur peranan

atau role adalah:

1). Aspek dinamis dari kedudukan

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/2/T1... · 2018-04-03 · Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,

24

2). Perangkat hak-hak dan kewajiban

3). Perilaku sosial dari pemegang kedudukan

4). Bagian dari aktivitas yang dimainkan seseorang.

Hubungan-hubungan sosial yang ada dalam

masyarakat, merupakan hubungan antara peranan-

peranan individu dalam masyarakat. Sementara peranan

itu sendiri diatur oleh norma-norma yang berlaku dalam

masyarakat. Jadi seseorang menduduki suatu posisi

dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan.

Peranan mencakup tiga hal, yaitu:

1) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan

dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat.

Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-

peraturan yang tertulis maupun tidak tertulis.

2) Membimbing seseorang dalam kehidupan

kemasyarakatan peranan adalah suatu konsep tentang

apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam

masyarakat sebagai organisasi.

3) Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku

individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat

(Soerjono Soekanto, 2002).

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/2/T1... · 2018-04-03 · Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,

25

Pembahasan perihal aneka macam peranan yang

melekat pada individu-individu dalam masyarakat penting

bagi hal-hal yaitu :

1) Bahwa peranan-peranan tertentu harus dilaksanakan

apabila struktur masyarakat hendak dipertahankan

kelangsungannya.

2) Peranan tersebut seyogyanya dilaksanakan pada

individu-individu yang oleh masyarakat dianggap mampu

melaksanakan. Mereka harus lebih dahulu terlatih dan

menpunyai hasrat untuk melaksanakannya.

3) Dalam masyarakat kadang kala di jumpai individu-

individu yang tak mampu melaksanakan peranannya

sebagaimana diharapkan oleh masyarakat, karena

mungkin pelaksanaannya memerlukan pengorbanan arti

kepentingan-kepentingan pribadi yang terlalu banyak

4) Apabila semua orang sanggup dan mampu

melaksanakan peranannya, belum tentu masyarakat

akan memberikan peluang-peluang yang seimbang,

bahkan seringkali terlihat betapa masyarakat membatasi

peluang-peluang tersebut. (Soerjono Soekanto, 2002).

Peran di sini adalah sesuatu yang memainkan

role, tugas dan kewajiban. Peran merupakan sesuatu

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/2/T1... · 2018-04-03 · Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,

26

yang diharapkan lingkungan untuk dilakukan oleh

seseorang atau sekelompok orang yang karena

kedudukannya akan dapat memberi pengaruh pada

lingkungan tersebut. Permasalahan yang dihadapi di sini

adalah tentang permasalahan kemiskinan yang

mengakibatkan perpecahan dalam keluarga dan

permasalahan perekonomian dimana sebagai akibatnya

adalah keterlantaran anak serta kekurangan kasih

sayang dan perhatian yang seharusnya diperoleh anak

dari keluarganya. Sebagaimana kita ketahui keluarga

adalah bagian terkecil dalam masyarakat yang sangat

mempangaruhi pertumbuhan dan perkembangan watak,

mental, karakteristik atau kepribadian anak.

Begitu pentingnya peranan keluarga dalam

perkembangan dan pertumbuhan anak maka fungsi

keluarga haruslah tercukupi agar perkembangan serta

pertumbuhan anak dapat berkembang dengan baik dan

tidak terjerumus kepada hal-hal yang tidak diinginkan.

Sedangkan peranan Panti Asuhan adalah mencoba

menggantikan fungsi keluarga yang telah gagal dan

kehilangan peranannya sebagai pembentuk watak,

mental spiritual anak yang bertujuan membimbing,

mendidik, mengarahkan, dan mengatur perilaku anak-

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14213/2/T1... · 2018-04-03 · Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,

27

anak asuhnya agar menjadi seseorang yang mandiri dan

berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara.

Jadi peranan menunjukkan keterlibatan diri atau

keikutsertaan individu, kelompok yang melakukan suatu

usaha untuk mencapai tujuan tertentu atas suatu tugas

atau bukti yang sudah merupakan kewajiban dan harus

dilakukan sesuai dengan kedudukannya. Peranan Panti

Asuhan berarti menunjukkan pada keterlibatan para

pegawai Panti Asuhan untuk melakukan pemberdayaan

anak terlantar melalui pendidikan formal maupun

nonformal.