BAB II TINJAUAN TEORI A....

25
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2005 p.50). Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu (Dewi & Wawan, 2010, p.12).

Transcript of BAB II TINJAUAN TEORI A....

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengetahuandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-intanindah... · 2. Proses Perilaku “TAHU” Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan

sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi intensitas

perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan

seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera

penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2005 p.50).

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan

formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana

diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan

semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan

berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah

pula. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek,

yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan

sikap seseorang semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui,

maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu (Dewi

& Wawan, 2010, p.12).

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengetahuandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-intanindah... · 2. Proses Perilaku “TAHU” Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo

2. Proses Perilaku “TAHU”

Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003),

perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat

diamati langsung dari maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar (Dewi &

Wawan, 2010, p.15). Sedangkan sebelum mengadopsi perilaku baru

didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :

a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Interest(merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh perhatian dan

tertarik pada stimulus.

c. Evaluation (menimbang-nimbang) individu akan mempertimbangkan

baik buruknya tindakan terhadap stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini

berarti sikap responden sudah baik lagi.

d. Trial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru.

e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Pada penelitian selanjutnya Rogers (1974) yang dikutip oleh

Notoadmojo (2003), menyimpulkan bahwa pengadopsian perilaku yang

melalui proses seperti diatas dan didasari oleh pengetahuan, kesadaran yang

positif, maka perilaku tersebut akan berlangsung langgeng (ling lasting).

Namun sebaliknya jika perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan

dan kesadaran, maka perilaku tersebut bersifat sementara atau tidak akan

berlangsung lama. Perilaku manusia dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengetahuandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-intanindah... · 2. Proses Perilaku “TAHU” Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo

aspek fisik, psikis dan sosial yang secara terinci merupakan refleksi dari

berbagai gejolak kejiwaan seperti pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap

dan sebagainya yang ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor pengalaman,

keyakinan, sarana fisik, dan sosial budaya.

3. Tingkat Pengetahuan (Wawan & Dewi,2010,p.12-14)

Pengetahun yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan, yaitu (Notoatmodjo, 2003) :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

pelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan

sebagainya.

b. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan

contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek

yang dipelajari.

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengetahuandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-intanindah... · 2. Proses Perilaku “TAHU” Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-

hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau

situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu

struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan

analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat

menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian itu didasarkan pada suatu kreteria yang ditentukan sendiri, atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengetahuandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-intanindah... · 2. Proses Perilaku “TAHU” Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo

4. Cara Memperoleh Pengetahuan (Notoatmodjo, 2010 p.10-18)

Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokan

menjadi dua, yakni :

a. Cara Memperoleh Kebenaran Nonilmiah

1) Cara Coba Salah (Trial and Error)

Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yang pernah

digunakan oleh manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah

melalui cara coba coba atau dengan kata yang lebih dikenal “trial and

error”. Metode ini telah digunakan oleh orang dalam waktu yang

cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan sampai

sekarang pun metode ini masih sering digunakan, terutama oleh

mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu dalam

memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Metode ini telah banyak

jasanya, terutama dalam meletakan dasar-dasar mennemukan teori-

teori dalam berbagai cabang iilmu pengetahuan.

2) Secara Kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak

disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah

penemuan enzim urease oleh Summers pada tahun 1926.

3) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali

kebiasaankebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang,

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengetahuandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-intanindah... · 2. Proses Perilaku “TAHU” Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo

tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau

tidak kebiasaan seperti ini tidak hanya terjadi pada masyarakat

tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Para

pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah, tokoh agama, maupun

ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang

sama di dalam penemuan pengetahuan.

4) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi

pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu

merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan

suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh karena itu

pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang

dihadapi pada masa yang lalu.

5) Cara Akal Sehat

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini

berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau

menuruti nasihat orang tuanya,atau agar anak disiplin menggunakan

cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah, misalnya dijewer

telinganya atau dicubit. Ternyata cara menghukum anak ini sampai

sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran, bahwa hukuman

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengetahuandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-intanindah... · 2. Proses Perilaku “TAHU” Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo

adalah merupakan metode (meskipun bukan yang paling baik) bagi

pendidikan anak. Pemberian hadiah dan hukuman (reward and

punishment) merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang

untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.

6) Kebenaran Melalui Wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang

diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus

diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang

bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau

tidak.

7) Kebenaran secara Intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia cepat sekali

melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran

atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar

dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang

rasional dan yang sisitematis. Kebenaran ini diperoleh seseorang

hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja.

8) Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia,

cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah

mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengetahuandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-intanindah... · 2. Proses Perilaku “TAHU” Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo

pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik

melalui induksi maupun deduksi.

9) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai

dari pernyataan-pernyataan khusus ke pertanyaan yang bersifat umum.

Proses berpikir induksi berasal dari hasil pengamatan indra atau hal-

hal yang nyata, maka dapat dikatakan bahwa induksi beranjak dari

hal-hal yang konkret kepada hal-hal yang abstrak.

10) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan umum yang ke khusus. Aristoteles (384-322SM)

mengembangkan cara berpikir deduksi ini ke dalam suatu cara yang

disebut “silogisme”. Silogisme merupakan suatu bentuk deduksi

berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umumpada kelas

tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi

pada setiap yang termasuk dalam kelas itu

b. Cara Ilmiah dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada

dewasa ini lebih sistimatis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut „metode

penelitian ilmiah‟, atau lebih popular disebut metodologi penelitian

(research methodology). Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis

Bacon (1561-1626). Ia mengatakan bahwa dalam memperoleh

kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung, dan

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengetahuandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-intanindah... · 2. Proses Perilaku “TAHU” Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo

membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan

dengan objek yang diamati. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok

yakni :

1) Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada

saat dilakukan pengamatan

2) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul

pada saat dilakukan pengamatan

3) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi, yaitu gejala-gejala yang

berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan (Dewi & Wawan, 2010

p.11)

a. Faktor Internal

1) Pendidikan

Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya

hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan

kualitas hidup. Menurut YB Mantra yang dikutip Notoatmodjo (2003),

pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku

seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap

berperan serta dalam pembangunan (Nursalam, 2003) pada umumnya

makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengetahuandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-intanindah... · 2. Proses Perilaku “TAHU” Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo

2) Pekerjaan

Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003),

pekerjaan adalha kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.

3) Umur

Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2003), usia

adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai

berulang tahun. Sedangkan menurut Hurlock (1998) semakin cukup

umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang

dalam dalam berfikir dan bekerja.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor lingkungan

Menurut Ann.Mariner yang dikutip dari Nursalam (2003)

lingkungan merupakan suatu kondisi yang ada disekitar manusia dan

pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku

orang atau kelompok.

2) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

6. Kriteria Tingkat Pengetahuan (Dewi & Wawan, 2010,p.18)

Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui

dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :

a. Baik : Hasil presentase 76%-100%.

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengetahuandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-intanindah... · 2. Proses Perilaku “TAHU” Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo

b. Cukup : Hasil presentase 56% - 75%.

c. Kurang : Hasil presentase >65%.

B. Nifas

1. Pengertian

Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin, yaitu puer

yang artinya bayi dan parous yang artinya melahirkan atau berarti masa

sesudah melahirkan (Saleha, 2009 p.4).

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil

(Rustam Mochtar, 1998 p.155).

Masa Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.

Masa nifas berlangsung kira-kira selama 6 minggu (Saifudin, AB, 2006

p.122).

Masa puerperium atau masa nifas dimulai setelah partus selesai,

dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi alat genital akan pulih

kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Sarwono,

2002, p.237).

Periode pascapartum adalah masa dari kelahiran plasenta dan

selaput janin (menandakan akhir periode intrapartum) hingga kembalinya

traktus reproduksi wanita tidak hamil lagi (Varney, 2006 p.958).

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengetahuandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-intanindah... · 2. Proses Perilaku “TAHU” Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo

2. Periode Masa Nifas

Menurut Mochtar (1998 p.115), periode masa nifas dibagi

menjadi 3 periode, yaitu :

a. Puerperium Dini

Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan

berjalan–jalan. Dalam agama islam, dianggap telah bersih dan boleh

bekerja setelah 40 hari.

b. Puerperium Intermedial

Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya

6-8 minggu.

c. Remote Puerperium

Yaitu waktu yang di perlukan untuk pulih dan sehat sempurna

terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai

komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu,

bulanan atau tahunan.

3. Perubahan Fisiologis Masa Nifas (Varney, 2006 p.959-950)

a. Uterus

Involusi uterus meliputi reorganisasi dan pengeluaran

desidua/endometrium dan eksfoliasi tempat perlekatan placenta yang di

tandai dengan penurunan ukuran dan berat serta perubahan pada lokasi

uterus juga di tandai dengan warna dan jumlah lokia.

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengetahuandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-intanindah... · 2. Proses Perilaku “TAHU” Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo

b. Lokia

Lokia mulai terjadi pada jam-jam pertama postpartum, berupa

sekret kental dan banyak. Berturut-turut, banyaknya lokia berkurang,

yaitu berjumlah sedang (berupa lokia alba), berjumlah sedikit (lokia

serosa) dan berjumlah sangat sedikit (berupa lokia alba).

c. Vagina dan Perineum

Segera setelah kelahiran, vagina tetap terbuka lebar, mungkin

mengalami beberapa derajat oedema dan memar dan celah pada introitus.

Setelah satu hingga dua hari pertama postpartum, tonus otot vagina

kembali, celah vagina tidak lebar dan vagina tidak lagi edema. Sekarang

vagina menjadi berdinding lunak, lebih besar dari biasanya dan

umumnya longgar. Ukurannya menurun dengan kembalinya rugae

vagina sekitar minggu ketiga postpartum. Ruang vagina selalu sedikit

lebih besar daripada sebelum kelahiran pertama.

d. Payudara

Pengkajian payudara pada periode awal postpartum meliputi

penampilan dan integritas putting susu, memar atau iritasi jaringan

payudara karena posisi bayi pada payudara, adanya kolostrum, apakah

payudara terisi air susu dan adanya sumbatan duktus, kongesti dan tanda-

tanda mastitis potensial.

4. Periode Masa Nifas (Saleha, 2009 p.64)

Periode ini di ekspresikan oleh Reva Rubin yang terjadi dalam

tiga tahap berikut ini :

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengetahuandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-intanindah... · 2. Proses Perilaku “TAHU” Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo

a. Taking in period

Terjadi pada 1-2 hari setelah persalinan, ibu masih pasif dan

sangat bergantung pada orang lain, fokus perhatian terhadap tubuhnya,

ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan yang

dialami, serta kebutuhan tidur dan nafsu makan meningkat.

b. Taking hold period

Berlangsung 3-4 hari postpartum. Ibu lebih berkonsentrasi

pada kemampuannya dalam menerima tanggung jawab sepenuhnya

terhadap perawatan bayi. Pada masa ini ibu menjadi sangat sensitif,

sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk

mengatasi kritikan yang dialami ibu.

c. Letting go period

Dialami setelah tiba ibu dan bayi tiba dirumah. Ibu mulai

secara penuh menerima tanggung jawab sebagai “seorang ibu” dan

menyadari atau merasa kebutuhan bayi sangat bergantung pada dirinya.

5. Perawatan Pasca Persalinan (Mochtar, 1998 p.116)

a. Mobilisasi

Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur

terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-miring

ke kanan dan ke kiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan

tromboemboli. Pada hari ke dua di perbolehkan duduk, hari ketiga jalan-

jalan dan hari ke empat atau lima sudah di perbolehkan pulang.

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengetahuandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-intanindah... · 2. Proses Perilaku “TAHU” Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo

Mobilisasi diatas mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi

persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.

b. Diet

Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori.

Sebaiknyamakan-makanan yang mengandung protein, banyak cairan,

sayur-sayuran dan buah-buahan.

c. Miksi

Hendaknya kencing dapat di lakukan sendiri secepatnya.

Kadang-kadang wanita mengalami sulit kencing, karena spingter uretra

di tekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi musculus sphincter ani

selama persalinan, juga oleh karena adanya oedema kandung kemih yang

terjadi selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita sulit

kencing, sebaiknya di lakukan kateterisasi.

d. Defekasi

Buang air besar harus di lakukan 3-4 hari pasca persalinan.

Bila masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak keras

dapat di berikan obat laksans per oral atau per rectal. Jika masih belum

bisa dilakukan klisma.

e. Perawatan Payudara (Mammae)

Perawatan mammae telah di mulai sejak wanita hamil supaya

puting susu lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk

menyusui bayinya. Anjurkan supaya ibu menyusukan bayinya karena

sangat baik untuk kesehatan bayinya.

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengetahuandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-intanindah... · 2. Proses Perilaku “TAHU” Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo

f. Laktasi

Bila bayi mulai di susui, isapan pada putting susu merupakan

rangsangan psikis yang secara reflektoris mengakibatkan oksitosin di

keluarkan oleh hipofise. Produksi Air Susu Ibu (ASI) akan lebih banyak.

Sebagai efek positif adalah involusi uteri akan lebih sempurna.

Disamping ASI merupakan bahan makanan utama bayi yang tidak ada

bandingannya, menyusukan bayi sangat baik untuk menjelmakan rasa

kasih sayang antara ibu dan anaknya.

g. Cuti Hamil dan Persalinan

Menurut undang-undang, bagi wanita pekerja berhak

mengambil cuti hamil dan bersalin selama 3 bulan, yaitu 1 bulan sebelum

bersalin ditambah 2 bulan setelah persalinan.

h. Pemeriksaan Pasca Persalinan

1) Pemeriksaan umum : tekanan darah, nadi, keluhan, dan sebagainya.

2) Keadaan umum : suhu badan, selera makan, dan lain-lain

3) Payudara : ASI, puting susu.

4) Dinding perut, perineum, kandung kemih, rektum.

5) Sekret yang keluar, misalnya lochia, flour albus.

6) Keadaan alat-alat kandungan.

i. Nasehat Untuk Ibu Postnatal

1) Fisioterapi post natal sangat baik bila diberikan.

2) Sebaiknya bayi disusui.

3) Kerjakan gimnastik sesudah bersalin.

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengetahuandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-intanindah... · 2. Proses Perilaku “TAHU” Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo

4) Untuk kesehatan ibu, bayi, dan keluarga sebaiknya melakukan KB

untuk menjarangkan anak.

5) Bawalah bayi untuk memperoleh imunisasi.

6. Tujuan Asuhan Masa Nifas (Saleha, 2009 p.4)

a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi.

b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,

mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu

maupunbayinya.

c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,

nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada

bayinya dan perawatan bayi sehat.

d. Memberikan pelayanan keluarga berencana.

7. Program dan Kebijakan Teknis (Saleha, 2009)

Paling sedikit empat kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk

menilai status ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan

menangani masalah-masalah yang terjadi.

a. Kunjungan Pertama (6-8 Jam Postpartum)

Tujuan :

1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan (rujuk bila

perdarahan berlanjut).

3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga

bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengetahuandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-intanindah... · 2. Proses Perilaku “TAHU” Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo

4) Pemberian ASI awal.

5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

6) Menjaga bayi tetap hangat dengan cara mencegah hipotermi.

b. Kunjungan Kedua (6 Hari Postpartum)

Tujuan :

1) Memastikan involusi uterus berjalan normal (uterus berkontraksi,

fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada

bau).

2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan

abnormal.

3) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.

4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit.

5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali

pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

c. Kunjungan Ketiga (2 minggu Postparum)

Tujuan sama seperti tujuan kunjungan kedua (6 hari postpartum).

d. Kunjungan keempat (6 minggu postpartum)

Tujuan :

1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi

alami.

2) Memberikan konseling untuk KB secara dini.

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengetahuandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-intanindah... · 2. Proses Perilaku “TAHU” Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo

C. Kontrasepsi

1. Pengertian

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan.

Upaya ini dapat bersifat sementara dapat juga bersifat permanen

(Prawirohardjo, 2008, p.534). Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode

kontrasepsi yang baik menurut Hanafi (2004, p.36) adalah :

a. Aman/tidak berbahaya.

b. Dapat diandalkan.

c. Sederhana, sedapat-dapatnya tidak usah dikerjakan oleh seorang dokter.

d. Murah.

e. Dapat diterima oleh orang banyak.

f. Pemakaian jangka lama(contiunation rate tinggi).

2. Akseptabilitas

Akseptabilitas suatu cara kontrasepsi ditentukan beberapa faktor

(Prawirohardjo, 2008 p.534), antara lain:

a. Dapat dipercaya.

b. Tidak ada efek samping atau hanya ada efek samping ringan.

c. Tidak mempengaruhi koitus

d. Mudah penggunaanya.

e. Harga obat/kontrasepsi terjangkau.

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengetahuandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-intanindah... · 2. Proses Perilaku “TAHU” Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemakaian Kontrasepsi (Hartanto, 2004

p.36)

Ada berbagai faktor yang mempengaruhi seseorang menggunakan

kontrasepsi, diantaranya adalah :

a. Faktor Pasangan

1) Umur

2) Gaya hidup

3) Frekuensi senggama

4) Jumlah keluarga yang diinginkan

5) Pengalaman dengan kontrasepsi yang lalu

6) Sikap kewanitaan

7) Sikap kepriaan

b. Faktor Kesehatan

1) Status kesehatan

2) Riwayat haid

3) Riwayat keluarga

4) Pemeriksaan fisik

5) Pemeriksaan panggul

c. Faktor Metode Kontrasepsi

1) Efektivitas

2) Efek samping minor

3) Kerugian

4) Komplikasi-komplikasi yang potensial

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengetahuandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-intanindah... · 2. Proses Perilaku “TAHU” Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo

5) Biaya

D. Metode Amenore Laktasi

1. Pengertian

Menurut Saiffudin (2006, p.MK-1) Metode Amenore Laktasi

(MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu

(ASI) secara ekslusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan

atau minuman apapun lainnya. Cara kerja MAL yaitu penundaan/penekanan

ovulasi. MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila:

a. Menyusui secara penuh; lebih efektif bila pemberian ≥ 8 x sehari

b. Belum haid

c. Umur bayi kurang dari 6 bulan.

2. Keuntungan dan Keterbatasan ( Sujiyatini & arum, 2009, p.70 ):

a. Keuntungan

1) Keuntungan Kontrasepsi

a) Efektivitas tinggi ( keberhasilan 98% pada enam bulan

pascapersalinan).

b) Segera efektif.

c) Tidak mengganggu senggama.

d) Tidak ada efek samping secara sistematik

e) Tidak perlu pengawasan medis.

f) Tidak perlu obat atau alat.

g) Tanpa biaya.

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengetahuandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-intanindah... · 2. Proses Perilaku “TAHU” Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo

2) Keuntungan Nonkontrasepsi

a) Untuk Bayi

(1) Mendapat kekebalan pasif ( mendapatkan perlindungan lewat

ASI ).

(2) Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh

kembang bayi yang optimal.

(3) Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air, susu

lain atau formula atau alat minum yang dipakai.

b) Untuk Ibu

(1) Mengurangi perdarahan persalinan.

(2) Mengurangi resiko anemia.

(3) Meningkatkan hubungan psikologik ibu dan bayi.

b. Keterbatasan metode amenore laktasi :

a) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui

dalam 30 menit pasca persalinan.

b) Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial

c) Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV

dan HIV/AIDS.

3. Indikasi dan Kontraindikasi MAL (Sujiyatini & arum, 2009, p.70-72)

a. Indikasi MAL yaitu ibu yang menyusui secara eksklusif, bayinya

berumur kurang dari 6 bulan, dan belum mendapat haid setelah

melahirkan.

b. Kontraindikasi kontrasepsi MAL yaitu:

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengetahuandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-intanindah... · 2. Proses Perilaku “TAHU” Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo

1) Sudah mendapat haid setelah bersalin.

2) Tidak menyusui secara ekslusif.

3) Bayinya sudah berumur ≥ 6 bulan.

4) Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam.

4. Hal yang disampaikan kepada klien/pasien ( Saiffudin, 2006 p.MK-3 –

Mk-4 ) :

a. Seberapa sering harus menyusui.

Bayi yang disusui secara on demand ( menurut kebutuhan

bayi ). Biarkan bayi menyelesaikan menghisap dari satu payudara

sebelum memberikan payudara slain, supaya bayi mendapat cukup

banyak susu akhir ( hind milk ). Bayi hanya membutuhkan sedikit ASI

dari payudara berikut atau sama sekali tidak memerlukan lagi. Ibu

dapat memulai dengan memberikan payudara memproduksi banyak

susu.

b. Waktu antara 2 pengosongan payudara tidak lebih dari 4 jam.

c. Biarkan bayi menghisap sampai dia sendiri yang melepaskan

hisapannya.

d. Susui bayi ibu juga pada malam hari karena menyusui waktu malam

membantu mempertahankan kecukupan persediaan ASI.

e. Bayi terus disusukan walau ibu/bayi sedang sakit.

f. ASI dapat disimpan dalam lemari pendingin.

g. Kapan mulai memberikan makanan padat sebagai makanan

pendamping ASI.

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengetahuandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-intanindah... · 2. Proses Perilaku “TAHU” Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo

Selama bayi tumbuh dan berkembang dengan baik serta kenaikan

berat badan cukup, bayi tidak memerlukan makanan selain ASI

sampai dengan umur 6 bulan. ( Berat badan naik sesuai umur, sebulan

BB naik minimal 0,5 kg, ngompol sedikitnya 6 kali sehari ).

h. Apabila ibu menggantikan ASI dengan minuman atau makanan lain,

bayi akan menghisap kurang sering dan akibatnya menyusui tidak

lagi efektif sebagai metode kontrasepsi.

i. Haid

Ketika ibu mulai dapat haid lagi, itu pertanda ibu sudah subur kembali

dan harus segera mulai menggunakan metode KB lainnya.

E. Kerangka Teori

F

Gambar 1. Kerangka Teori

Sumber : Modifikasi Dewi & Wawan (2010 p.11)

Pengetahuan Ibu

tentang

kontrasepsi

MAL

Faktor Internal :

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Umur

Faktor Eksternal :

- Lingkungan

- Sosial Budaya

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengetahuandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-intanindah... · 2. Proses Perilaku “TAHU” Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo