BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori 1. a.repository.ump.ac.id/3104/3/BAB II.pdfKemudian dalam...
Transcript of BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Teori 1. a.repository.ump.ac.id/3104/3/BAB II.pdfKemudian dalam...
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Keaktifan
a. Pengertian Keaktifan
Perilaku siswa dalam proses pembelajaran menunjukan aktif
tidaknya siswa di dalam kelas, dengan siswa yang aktif maka
tercapailah tujuan pembelajaran. Karena belajar tidak hanya guru saja
yang aktif namun siswa juga harus aktif dan terlibat didalamnya. Siswa
aktif bermanfaat untuk siswa itu sendiri karena untuk mendapatkan
pengetahuan, mengembangkan keterampilan dan pengalaman.
Sebagai “primus motor” dalam kegiatan pembelajaran maupun
kegiatan belajar, siswa dituntut untuk selalu aktif memproses dan
mengolah perolehan belajarnya. Untuk dapat memproses dan
mengolah perolehan belajar secara efektif siswa harus aktif secara
fisik, intelektual dan emosional menurut Dimyati dan Mudjiono
(2010: 51), menurut Aunurrahman (2010: 119) Keaktifan siswa dalam
belajar merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus
dipahami, disadari dan dikembangkan oleh setiap guru di dalam proses
pembelajaran harus dapat diterapkan oleh siswa dalam bentuk kegiatan
belajar. Keaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara
optimal, baik intelektual, emosional dan fisik jika dibutuhkan.
7
Upaya Meningkatkan Keaktifan…, Inggri Vidiani, FKIP, UMP, 2017
8
Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keaktifan
merupakan hal yang dilakukan oleh siswa dan diperlukan untuk siswa
dan terjadi perubahan, dengan siswa aktif dalam pembelajaran dapat
menambah pengetahuan, pengalaman, sikap, keterampilan dan nilai
untuk siswa itu sendiri. Dalam keaktifan dapat dilihat pada saat
penerapan model think pair share, apakah siswa aktif dalam
berdiskusi, mengutarakan pendapatnya dan memberi tanggapan.
b. Indikator Keaktifan
Indikator keaktifan dijabarkan oleh Sudjana (2001: 61)
berpendapat bahwa kriteria yang digunakan dalam menilai proses
belajar mengajar, antara lain :
1) Turut serta dalam melakukan proses belajar
2) Terlibat dalam pemecahan masalah
3) Bertanya pada siswa lain atau pada guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapinya
4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlakukan untuk
pemecahan masalah
5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petujuk guru
6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya
7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah sejenis
8) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah
diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang
dihadapinya.
Upaya Meningkatkan Keaktifan…, Inggri Vidiani, FKIP, UMP, 2017
9
Dalam penelitian ini, indikator keaktifan yang dikemukakan
oleh Sudjana peneliti hanya mengambil indikator berikut dan
diterapkan pada model think pair share :
1) Berusaha mencari berbagi informasi yang diperlukan untuk
memecahkan masalah :
a) Memperhatikan penjelasan guru
b) Siswa menanyakan hal yang kurang dimengerti dan merespon
pertanyaan yang diberikan guru
2) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru
a) Siswa aktif saat berdiskusi dengan pasangannya
b) Siswa saling menghargai pendapat jika berbeda pendapat
3) Melatih diri dalam mengerjakan soal :
a) Berfikir dan berusaha mengerjakan soal yang diberikan guru
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi
Hasil dari belajar yaitu prestasi belajar yang digunakan untuk
mengukur seberapa banyak kemampuan siswa yang diperoleh dalam
suatu pembelajaran. Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu
prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang
berarti “hasil usaha”. Istilah “prestasi belajar” (achievement) berbeda
dengan hasil belajar (learning outcome). Prestasi belajar pada
umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan. Arifin juga
Upaya Meningkatkan Keaktifan…, Inggri Vidiani, FKIP, UMP, 2017
10
menjelaskan bahwa prestasi belajar merupakan suatu masalah yang
bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang
rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut
bidang dan kemampuan masing-masing Arifin (2013: 12).
Prestasi didefinisikan oleh Hamdani (2011: 137) sebagai hasil
dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara
individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan
selama manusia tidak melakukan kegiatan. Menurut Mulyasa (2013:
189) Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah
menempuh kegiatan belajar, sedangkan belajar pada hakekatnya
merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memenuhi
kebutuhannya.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan atau dilakukan oleh siswa
kemudian mendapatkan hasil yang berasal dari kemampuan akademik
siswa lalu dihitung skor atau nilai yang didapatkan oleh siswa. Setelah
itu dapat diketahui nilai yang diperoleh siswa dan dapat di ketahui
siswa sudah mencapai ketuntasan dengan predikat sangat baik, baik,
cukup atau kurang sekali.
Upaya Meningkatkan Keaktifan…, Inggri Vidiani, FKIP, UMP, 2017
11
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat
digolongkan menjadi 2 bagian, faktor dalam (internal) dan faktor luar
(eksternal) dijabarkan menurut Hamdani (2011: 139-146) sebagai
berikut :
1) Faktor Internal
a) Kecerdasan (inteligensi)
Kecerdasan adalah kemamapuan belajar disertasi kecakapan
untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.
b) Faktor Jasmaniah atau psikologis
Pada umumnya kondisi jasmaniah atau psikologis sangat
berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang.
c) Sikap
Yaitu kecenderungan untuk merekasi terhadap suatu hal, orang
atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh.
d) Minat
Minat ini erat kaitannya dengan perasaan, terutama perasaan
senang. Dapat dikatakan minat itu terajadi karena perasaan
senang pada sesuatu.
e) Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seeorang
untuk mencapai kebebasan pada masa yang akan datang.
Upaya Meningkatkan Keaktifan…, Inggri Vidiani, FKIP, UMP, 2017
12
f) Motivasi
Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu.
2) Faktor Eksternal
a) Keadaan Keluarga
Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan
utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pedidikan
kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar, yaitu
pendidikan bangsa, negara dan dunia.
b) Keadaan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal
pertama yang sangat penting menentukan keberhasilan belajar
siswa. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat
mendorong siswa untuk belajar lebih giat.
c) Lingkungan Masyarakat
Lingkungan alam sekitar sangat berpengaruh terhadap
perkembangan pribadi siswa sebab dalam kehidupan sehari-
hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan tempat
berada. Penjelasan di atas mengenal faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa meliputi 2 faktor, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal keduanya berpengaruh
besar dalam hasil prestasi belajar siswa.
Upaya Meningkatkan Keaktifan…, Inggri Vidiani, FKIP, UMP, 2017
13
3. IPS
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Indonesia mulai
dikenal sejak tahun 1970-an sebagai hasil kesepakatan komunitas
akademik dan secara formal mulai digunakan sebagai sistem
pendidikan kurikulum nasional dan kurikulum 1975. Dalam dokumen
kurikulum tersebut IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran yang
diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata
pelajaran IPS sebuah integrasi dari mata pelajaram Sejarah, Geografi,
Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya Sapriya (2011: 7).
IPS adalah mata pelajaran untuk mengembangkan konsep
pemikiran yang berdasarkan realita kondisi sosial yang ada di
lingkungan siswa. Sehingga dengan memberikan pendidikan IPS
diharapkan dapat melahirkan warga negara yang baik dan bertanggung
jawab terhadap bangsa dan negaranya serta adanya peningkatan
sumber daya manusia dan berpikir kritis Susanto (2013: 138).
Pelajaran IPS merupakan pembahasan mengenai hubungan
antar manusia dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana
siswa tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat,
diharapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di
lingkungan sekitarnya. Pendidikan IPS berusaha membantu siswa
dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga
menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial
masyarakatnya Kosasih dalam (Solihatin, 2009: 14-15).
Upaya Meningkatkan Keaktifan…, Inggri Vidiani, FKIP, UMP, 2017
14
Dari beberapa pengertian mengenai IPS di atas dapat
disimpulkan bahwa IPS merupakan pelajaran yang erat kaitannya
dengan masyarakat dan menghubungkan dengan lingkungannya.
Dengan mempelajari IPS maka siswa akan mengetahui bagaimana
berada dalam masyarakat serta lingkungannya dan dapat menjadi
manfaat serta pengalaman untuk siswa.
b. Tujuan Pembelajaran IPS
Tujuan utama pelajaran IPS adalah menggembangkan potensi
siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
Rumusan tersebut dirinci sebagai berikut menurut Mutakin dalam
(Susanto,2013: 145) :
1) Memiliki kesadaran dan keperdulian terhadap masyarakat melalui
penanaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan
masyarakat.
2) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu
menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial dan
dapat memecahkan masalah sosial.
3) Memampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta
membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang
ada di masyarakat.
4) Menaruh perhatian terhadap isu dan masalah sosial serta mampu
membuat analisis yang kritis dan mengambil tindakan yang tepat.
Upaya Meningkatkan Keaktifan…, Inggri Vidiani, FKIP, UMP, 2017
15
5) Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu
membangun diri sendiri agar survive dan bertanggung jawab dalam
masyarakat.
c. Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar serta Indikator
a. Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dalam
mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
b. Kompetensi Dasar : 2.4 Menghargai perjuangan para tokoh
dalam mempertahankan kemerdekaan.
c. Indikator :
1) Siswa dapat menceritakan upaya mempertahankan
kemerdekaan di berbagai wilayah
2) Siswa dapat menjelaskan usaha-usaha pengakuan kedaulatan
Indonesia
3) Siswa dapat menjelaskan upaya diplomasi di Indonesia
4) Siswa dapat menceritakan tokoh-tokoh yang berperan
mempertahankan kemerdekaan
4. Think Pair Share
a. Pengertian Think Pair Share
Seperti namanya “thinking”, pembelajaran ini diawali dengan
guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk
dipikirkan oleh siswa. Guru memberi kesempatan pada mereka
memikirkan jawabannya, selanjutnya “pairing” pada tahap ini guru
meminta siswa berpasangan untuk berdiskusi. Diharapkan diskusi ini
Upaya Meningkatkan Keaktifan…, Inggri Vidiani, FKIP, UMP, 2017
16
dapat memperdalam makna dari jawaban yang telah dipikirkannya.
Hasil diskusi tiap pasangan dibicarakan dengan pasangan diseluruh
kelas “sharing” Suprijono (2013: 91).
Pembelajaran menggunakan metode think pair share
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa. Strategi think pair share ini
berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu.
Pertama kali dikembangkan oleh Frank Lyman dan koleganya di
Universitas Maryland sesuai yang dikutip Arends (1997), menyatakan
bahwa think pair share merupakan suatu cara yang efektif untuk
membuat variasi suasana pola diskusi kelas Trianto (2012: 81)
Penjelasan di atas mengenai think pair share dapat disimpulkan
bahwa, pembelajaran menggunakan model ini baik digunakan karena
membuat siswa aktif dalam pembelajaran, siswa belajar berpikir kritis,
berdiskusi dengan temannya mengenai jawabannya dan tampil di
depan kelas untuk mempresentasikan pendapatnya. Cara ini sangat
efektif dalam proses pembelajaran dan membuat siswa semakin
memahami mengenai materi yang sudah diajarkan.
b. Tahap-tahap penggunaan model Think Pair Share
Terdapat 3 tahapan penggunaan model think pair share menurut
Barkley (2016: 156) sebagai berikut :
1) Mengajukan pertanyaan yang sudah dibuat di dalam kelas, beri
waktu beberapa menit pada siswa untuk memikirkan pertanyaan
yang diajukan dan memberikan tanggapan individual.
Upaya Meningkatkan Keaktifan…, Inggri Vidiani, FKIP, UMP, 2017
17
2) Meminta siswa membentuk pasangan dengan siswa yang ada
disebelahnya.
3) Minta siswa A untuk membahas tanggapannya bersama dengan
siswa B, kemudian siswa B membahas gagasannya dengan siswa A.
Ingatkan jika kedua siswa tersebut memiliki tanggapan yang
berbeda, mereka harus mengklarifikasi dan siswa siap menjelaskan
bagaimana dan mengapa berbeda pendapat.
Cara penggunaan model think pair share berbantu media
kantong pintar :
1) Guru membuat lintingan dari angka 1-6
2) Guru meminta siswa untuk maju dan mengambil lintingan
3) Siswa memilih lintingan, jika yang keluar angka 2 maka siswa
mengambil isi dari kantong nomor 2
4) Kemudian siswa membaca materi
5) Guru membacakan ulang materi dan menjelaskan materi secara
luas
6) Setelah guru menjelaskan materi menggunakan media kantong
pintar, guru membagikan LKS
7) Guru meminta siswa untuk berfkir mengenai jawaban dari soal
tersebut diberi 2-3 menit (think)
8) Siswa berpasangan dengan teman sebangkunya (pair)
9) Siswa dan temannya saling berbagi jawaban dan saling memberi
tanggapan (share)
Upaya Meningkatkan Keaktifan…, Inggri Vidiani, FKIP, UMP, 2017
18
10) Siswa dan pasangan menuliskan jawabannya pada LKS
11) Setelah beberapa siswa dengan pasangannya maju dan saling
memberi tanggapan bila perlu untuk mempresentasikannya
didepan kelas.
c. Kelebihan dan Kekurangan
Terdapat kelebihan dan kekurangan pada model think pair share
menurut Lie (2010: 46) berikut penjabarannya :
Kelebihan model think pair share
1) Meningkatkan partisipasi siswa
2) Cocok untuk tugas sederhana
3) Lebih banyak kesempatan untuk kontribusi masing-masing anggota
kelompok
4) Interaksi lebih mudah
5) Lebih mudah dan cepat membentuknya
Kekurangan model think pair share
1) Banyak kelompok yang melapor dan perlu monitor
2) Lebih sedikit ide yang muncul
3) Jika ada perselisihan tidak ada penengah
Pada kekurangan model think pair share disini peneliti memiliki
cara untuk mengatasinya yaitu :
1) Banyak kelompok yang melapor dan perlu monitor
Yaitu pada setiap pertemuan untuk berdiskusi guru lebih fokus
pada 2 baris tempat duduk siswa dari sebelah kiri, kemudian
Upaya Meningkatkan Keaktifan…, Inggri Vidiani, FKIP, UMP, 2017
19
pada petemuan berikutnya 2 baris tempat duduk dari sebelah
kanan. Untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
guru meminta siswa yang sudah maju untuk memberi
kesempatan pada siswa yang belum maju.
2) Lebih sedikit ide yang muncul
Yaitu dengan cara saat guru menjelaskan materi, guru
menjelaskannya secara lebih luas dan bahasanya mudah
dimengerti siswa, ketika siswa berdiskusi dengan pasangannya
guru memberi penekanan kembali mengenai materi agar ide-ide
siswa bermunculan.
3) Jika ada perselisihan tidak ada penengah
Yaitu dengan cara saat siswa berdiskusi guru berkeliling untuk
melihat siswanya berdiskusi, jika ada yang berselisih maka guru
akan langsung menjadi penengah.
5. Media Pembelajaran Kantong Pintar
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan alat bantu untuk guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran, pengertian media pembelajaran
menurut Arsyad (2007: 3) kata media bersal dari bahasa latin yaitu
medis yang secara harfiah berarti “tengah” perantara, atau “pengantar”.
Gerlach dan Ely (1971) dalam (Arsyad,2007: 3) mengatakan bahwa
media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau
kejadian yang membangun kondisi membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Upaya Meningkatkan Keaktifan…, Inggri Vidiani, FKIP, UMP, 2017
20
Pendapat Smaldino (2005) dalam (Anitah,2008: 1) mengatakan
bahwa media adalah sesuatu alat komunikasi dan sumber informasi.
Berasal dari bahasa latin “medium” yang berarti “antara”, media
menunjuk pada segala sesuatu tersebut membawakan pesan untuk
suatu tujuan pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah perantara dalam proses pembelajaran untuk
memudahkan dan membantu guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran. Media pembelajaran juga membuat siswa perhatian dan
antusias karena media merupakan sarana yang menarik bagi siswa.
b. Pengertian Kantong Pintar
Papan flanel sering disebut juga sebagai visual board, papan
tersebut dilapisi kain flanel atau kain yang berbulu di mana diletakkan
potongan gambar-gambar atau simbol-simbol. Gambar-gambar atau
simbol-simbol tersebut biasanya disebut item papan flanel. Kegunaan
papan flanel adalah dapat dipakai untuk jenis pelajaran apa saja, dapat
menerangkan perbandingan dan persamaan secara sistematis, dapat
memupuk untuk siswa belajar aktif Daryanto (2015: 22) disini peneliti
memiliki ide lain membedakan papan flanel dengan yang lainnya,
yaitu peneliti membuat media dengan menggunakan kain flanel,
terdapat 6 buah kantong kemudian menempelkan flanel tersebut pada
papan tulis dan peneliti memberi nama media tersebut kantong pintar
karena didalam kantong terdapat materi untuk siswa. Siswa akan
penasaran dengan isi materi yang ada dikantong pintar, guru akan
Upaya Meningkatkan Keaktifan…, Inggri Vidiani, FKIP, UMP, 2017
21
meminta siswa untuk maju mengambil lintingan nomor kemudian
mengambil materi dam siswa membacakan materi. Untuk lebih
memberjelas materi guru menjelaskan kembali materi pelajaran secara
luas.
Proses pembelajaran yang menyenangkan, menarik dan
bermutu dipengaruhi beberapa unsur antara lain, guru yang memahami
secara utuh hakikat karakteristik siswa, sarana belajar yang memadai
dan tersedianya sarana belajar yang menarik. Untuk itu peran media
dalam pembelajaran sangat penting artinya untuk perkembangan
siswa maka dari itu peneliti membuat media kantong pintar karena
mudah digunakan, walaupun tanpa pantauan dari guru karena siswa
bisa menggunakannya setiap saat. Media kantong pintar ini sangat cocok
untuk anak SD karena sangat menarik dan membuat anak jadi
penasaran untuk mencari materi yang ada di dalam kantongnya.
c. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan oleh Aryani Ayu Nyoman, dkk (2014) dengan judul
Pengaruh Model think pair share terhadap Prestasi Belajar dan
Pembelajaran IPS, dapat disimpulkan bahwa metode Think Pair
Share (TPS) bermanfaat bagi siswa untuk memberikan pengalaman
belajar yang lebih bermakna sehingga siswa tidak hanya belajar
dengan cara menghafal materi saja tetapi memahami materi
pelajaran karena siswa sendiri yang menemukan jawabannya
Upaya Meningkatkan Keaktifan…, Inggri Vidiani, FKIP, UMP, 2017
22
sendiri sehingga ingatan siswa akan dapat bertahan lebih lama,
yang nantinya akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Penelitian relevan yang berikutnya dilakukan oleh Mahmud
Alpusari dan Riki Apriyandi (2015) dengan judul The Appication of
Cooperative Learning Think Pair Share (TPS) Model to Increase the
Process Science Skills in Class IV Elemtary School Number 81
Pekanbaru City, dapat disimpulkan bahwa : Terjadi kenaikan tinggi
dalam aspek "aplikasi" kategori yang berdasarkan analisis dari nilai N-
gain (0.50) karena model pembelajaran kooperatif TPS dapat
melibatkan siswa aktif, sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
TPS pembelajaran kooperatif memberikan banyak peluang bagi siswa
untuk berpikir dan berbagi, karena itu mereka mendapatkan konsep
dapat diterapkan. Penerapan konsep dapat dilakukan melalui proses
pengajaran / berbagi pengetahuan atau konsep dengan siswa lain.
Penelitian relevan yang berikutnya dilakukan oleh Kwok
Andrew P dan Alexandria Lau (2015) dengan judul An Exploratory
Study on Using the Think Pair Share Cooperative Learning Strategy,
dapat disimpulkan bahwa: Masalah matematika dalam Tantangan
Bulanan Pertanyaan dijelaskan oleh peningkatan interaksi, Umpan
balik korektif, motivasi tinggi, dan Meningkatkan rasa percaya diri.
Pembelajaran kooperatif Strategi "Think Pair Share" memupuk kelas
lingkungan belajar dengan pengaruh yang lebih baik antar siswa
Kelompok. Terjadi peningkatan interaksi dan motivasi berprestasi
Upaya Meningkatkan Keaktifan…, Inggri Vidiani, FKIP, UMP, 2017
23
untuk mencapai tujuan. Strategi ini juga Meningkatkan proses
pembelajaran kognitif, siswa memiliki lebih banyak waktu belajar
akademik yang dihabiskan dalam diskusi, meningkatkan proses
berpikir mereka dari koreksi rekan umpan balik dan refleksi diri untuk
lebih dalam dan lebih pemahaman menyeluruh.
Penelitian relevan yang berikutnya dilakukan oleh Siburian
Tiur Asih (2013) dengan judul Improving Student’s Achievement on
Writing Descriptive Text Through Think Pair Share dapat disimpulkan
bahwa, Think pair share adalah salah satu metode pembelajaran
kooperatif yang terdapat tantangan atau pertanyaan terbuka serta
memberikan siswa waktu setengah sampai satu menit untuk berfikir
tentang pertanyaan. Siswa kemudian memasangkan dengan anggota
kelompok kolaboratif atau teman sebangku dan mendiskusikan ide-ide
tentang pertanyaan selama beberapa menit. Struktur think pair share
memberikan semua siswa kesempatan untuk mendiskusikan ide-ide
mereka.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti sekarang mempunyai
perbedaan dan persamaan yang telah dilaksanakan terdahulu.
Perbedaannya adalah peneliti sekarang meneliti bagaimana
penggunaan model think pair share dengan berbantu media kantong
pintar dapat meningkatkan keaktifan siswa dan prestasi belajar,
kemudian persamaanya adalah sama menggunakan model think pair
share.
Upaya Meningkatkan Keaktifan…, Inggri Vidiani, FKIP, UMP, 2017
24
B. Kerangka Pikir
Meningkatkan keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa dapat
dilakukan dengan menggunakan model, metode dan cara guru untuk
melakukan proses pembelajaran. Banyak model dan metode yang dapat
digunakan untuk proses pembelajaran namun guru kurang memahami
bagaimana cara penggunaannya dan bingung untuk menerapkan model atau
metode mana yang sesuai.
Memberikan ketertarikan, pemahaman siswa dalam proses
pembelajaran memberikan pembelajaran yang beda dari sebelumnya. Maka
dari itu menggunakan model think pair share untuk meningkatkan keaktifan
siswa dan prestasi belajar siswa. Untuk lebih jelasnya dibuat bagan kerangka
berfikir sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Kondisi Awal Keaktifan dan
prestasi belajar
siswa rendah
Dalam pembelajaran
guru menggunakan
model think pair share
dan media kantong pintar
Siklus 1
Dalam pembelajaran IPS
menggunakan model
think pair share dan
media kantong pintar
Keaktifan siswa dan
preastasi belajar IPS
meningkat
Siklus 2
Dalam pembelajaran IPS
menggunakan model
think pair share dan
media kantong pintar
Tindakan
Upaya Meningkatkan Keaktifan…, Inggri Vidiani, FKIP, UMP, 2017
25
C. Hipotesis Tindakan
Untuk mengatasi masalah diatas dapat dirumuskan hipotesesis
penelitian sebagai berikut :
1. Pembelajaran dengan menggunakan model think pair share dapat
meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran IPS kelas V SD Negeri
Karangmanggu Kecamatan Baturraden.
2. Pembelajaran dengan menggunakan model think pair share dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS kelas V SD Negeri
Karangmanggu Kecamatan Baturraden.
Upaya Meningkatkan Keaktifan…, Inggri Vidiani, FKIP, UMP, 2017