BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU...

33
BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertian Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang bersifat kronis atau kambuh ditandai dengan terdapatnya perpecahan (schism) antara pikiran, emosi dan perilaku pasien yang terkena. Perpecahan pada pasien digambarkan dengan adanya gejala fundamental (atau primer) spesifik, yaitu gangguan pikiran yang ditandai dengan gangguan asosiasi, khususnya kelonggaran asosiasi. Gejala fundamental lainnya adalah gangguan afektif, autisme, dan ambivalensi. Sedangkan gejala sekundernya adalah waham dan halusinasi (Stuart, 2013 ) Persepsi adalah proses diterimanya rangsangan sampai rangsangan tersebut disadari dan mengerti penginderaan atau sensasi. Gangguan persepsi adalah ketidakmampuan manusia dalam membedakan antara rangsangan timbul dari sumber internal (pikiran, perasaan) dan stimulus eksternal (Dermawan dan Rusdi, 2013). Gangguan persepsi sensori diantaranya adalah halusinasi. Halusinasi diantaranya merasakan sensasi berupa suara, penglihatan, pendengaran, pengecapan, perabaan dan penghiduan tanpa stimulus nyata (Keliat, 2010). Halusinasi didefinisikan sebagai seseorang yang merasakan suatu stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus 8 Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Transcript of BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU...

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP TEORI

1. Pengertian

Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang bersifat kronis atau

kambuh ditandai dengan terdapatnya perpecahan (schism) antara pikiran,

emosi dan perilaku pasien yang terkena. Perpecahan pada pasien

digambarkan dengan adanya gejala fundamental (atau primer) spesifik,

yaitu gangguan pikiran yang ditandai dengan gangguan asosiasi,

khususnya kelonggaran asosiasi. Gejala fundamental lainnya adalah

gangguan afektif, autisme, dan ambivalensi. Sedangkan gejala

sekundernya adalah waham dan halusinasi (Stuart, 2013 )

Persepsi adalah proses diterimanya rangsangan sampai rangsangan

tersebut disadari dan mengerti penginderaan atau sensasi. Gangguan

persepsi adalah ketidakmampuan manusia dalam membedakan antara

rangsangan timbul dari sumber internal (pikiran, perasaan) dan stimulus

eksternal (Dermawan dan Rusdi, 2013). Gangguan persepsi sensori

diantaranya adalah halusinasi. Halusinasi diantaranya merasakan sensasi

berupa suara, penglihatan, pendengaran, pengecapan, perabaan dan

penghiduan tanpa stimulus nyata (Keliat, 2010).

Halusinasi didefinisikan sebagai seseorang yang merasakan suatu

stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus

8 Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

9

suara, bayangan, bau-bau, pengecapan maupun perabaan . karakteristik

lainnya seperti klien berbicara sendiri , senyum dan tertawa sendiri

pembicaraan kacau dan kadang tidak masuk akal, tidak bisa membedakan

hal yang nyata dan tidak nyata, menarik diri dan menghidar dari orang

lain, perasaan curiga, takut, gelisah, bingung, dan kontak mata kosong

(Yosep, 2011). Halusinasi merupakan hilangnya kemampuan manusia

dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan

eksternal perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa

penglihatan, pengecapan, perabaan penghiduan, atau pendengaran ( Direja,

2011).

Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara atau bunyi yang

berkisar dari suara sederhana sampai suara yang berbicara mengenai klien

sehingga klien berespon terhadap suara atau bunyi tersebut (Stuart, 2007).

Halusinasi pendengaran meliputi mendengar suara-suara, paling sering

adalah suara orang, berbicara kepada klien atau membicarakan klien.

Mungkin ada satu atau banyak suara, dapat berupa suara orang yang

dikenal atau tidak dikenal. Berbentuk halusinasi perintah yaitu suara yang

menyuruh klien untuk mengambil tindakan, sering kali membahayakan

diri sendiri atau orang lain dan di anggap berbahaya (Videbeck, 2008).

Berdasarkan beberapa pengertian dari halusinasi di atas, penulis

dapat menyimpulkan bahwa halusinasi adalah suatu persepsi klien

terhadap stimulus dari luar tanpa adanya obyek yang nyata. Sedangkan

halusinasi pendengaran adalah dimana klien mendengarkan suara,

Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

10

terutama suara-suara orang yang membicarakan apa yang sedang

dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu hal yang

kemudian direalisasikan oleh klien dengan tindakan.

2. Etiologi

1. Faktor predisposisi menurut Yosep ( 2011 ) :

a. Faktor pengembangan

Perkembangan klien yang terganggu misalnya kurangnya

mengontrol emosi dan keharmonisan keluarga menyebabkan klien

tidak mampu mandiri sejak kecil, mudah frustasi hilang percaya

diri.

b. Faktor sosiokultural

Seseorang yang merasa tidak terima dilingkungan sejak bayi akan

membekas diingatannya sampai dewasa dan ia akan merasa

disingkirkan, kesepian dan tidak percaya pada lingkungannya.

c. Faktor biokimia

Adanya stres yang berlebihan yang dialami oleh seseorang maka di

dalam tubuhnya akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat

halusinogenik neurokimia dn metytranferase sehingga terjadi

ketidaksembangan asetil kolin dan dopamin.

d. Faktor psikologis

Tipe kepribadian yang lemah tidak bertanggung jawab akan mudah

terjerumus pada penyelah gunaan zat adaptif. Klien lebih memilih

kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam nyata.

Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

11

e. Faktor genetik dan pola asuh

Hasil studi menujukan bahwa faktor keluarga menunjukan

hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.

2. Faktor presipitasi

Penyebab halusiansi dapat dilihat dari lima dimensi menurut ( Rawlins,

1993 dalam Yosep, 2011).

a. Dimensi fisik

Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti

kelelahan yang luar biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga

delirium, intoksikasi alkohol dan kesulitan untuk tidur dalam

waktu yang lama.

b. Dimensi emosional

Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak

dapat diatasi merupakan penyebab halusinasi itu terjdi. Isi dari

halusinasi dapat berupa perintah memaksa dan manakutkan. Klien

tidak sanggup lagi menentang perintah tersebut sehingga dengan

kondisi tersebut klien berbuat sesuatu terhadap ketakutan tersebut.

c. Dimensi Intelektual

Dalam dimensi intelektual ini merangsang bahwa individu dengan

halusinasi akan memperlihatkan adanya penurunan fungsi ego.

Pada awalnya halusinasi merupakan usaha dari ego sendiri untuk

melawan impuls yang menekan, namun merupakan suatu hal yang

menimbulkan kewaspadaan yang dapat mengambil seluruh

Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

12

perhatian klien dan tidak jarang akan mengobrol semua perilaku

klien.

d. Dimensi sosial

Klien mengganggap bahwa hidup bersosialisasi di alam nyata

sangat membahayakan, klien asyik dengan halusinasinya, seolah-

olah ia merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan akan

interaksi sosial, kontrol diri dan harga diri yang tidak di dapatkan

dalam dunia nyata. Isi halusinasi di jadikan sistem kontrol oleh

individu tersebut, sehingga jika perintah halusinasi berupa ancama,

dirinya ataupun orang lain individu cenderung untuk itu. Oleh

karena itu, aspek penting dalam melaksanakan intervensi

keperawatan klien dengan menupayakan suatu prosesinteraksi yang

menimbulkan pengalam interpersonal yang memuaskan, serta

menguasakan klien tidak menyediri sehingga klien selalu

berinteraksi dengan lingkungan dan halusinasi tidak lagsung.

e. Dimensi spiritual

Klien mulai dengan kemampuan hidup, rtinitas tidak bermakna,

hilangnya aktivitas ibadah dan jarang berupanya secara spiritual

untuk menyucikan diri. Ia sering memaki takdir tetapi lemah dalam

upaya menjemput rejeki, memyalahkan lingkungan dan orang lain

yang menyebabkan takdirnya memburuk.

Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

13

3. Tanda dan Gejala

Klien pada halusinasi cenderung menarik diri, sering di dapatkan duduk

terpaku pada pandangan mata pada satu arah tertentu, tersenyum atau

berbicara sendiri, secara tiba-tiba marah dan menyerang orang lain,

gelisah atau melakukan gerakan seperti sedang menikmati sesuatu.

Tanda dan gejala menurut Direja ( 2011 )

a. Halusinasi pendengaran : berbicara sendiri atau tertawa sendiri, marah-

marah tanpa sebab, mengarahkan telinga ke arah tertentu, menutup

telinga, mendengar suara atau kegaduhan, mendengarkan suara yang

bercakap-cakap, mendengar suara yang menyuruh melakukan sesuatu

yang berbahya.

b. Halusinasi penglihatan : Melihat bangunan, melihat hantu, menunjuk-

nunjuk ke arah tertentu, ketakutan terhadap sesuatu yang berbahaya.

c. Halusinasi penghidungan : membaui bau-bau seperti darah, urien,

feses, (kadang-kadang bau itu menyenangkan), menghidung seperti

sedang membaui tertentu, menutup hidung.

d. Halusinasi pengecap : merasakan rasa seperti darah, urien yang sering

ingin meludah, muntah.

e. Halusinasi perabaan : mengatakan adanya serangan dipermukaan kulit,

merasa tersengat listrik, menggaruk-garuk permukaan kulit.

Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

14

4. Jenis- jenis Halusinasi

Menurut Stuart, (2007) jenis-jenis halusinasi dibedakan menjadi 7

yaitu Halusinasi pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan,

perabaan, senestetik, dan kinestetik. Adapun penjelasan yang lebih detail

adalah sebagai berikut :

a. Halusinasi pendengaran

Karakteristik : Mendengar suara atau bunyi, biasanya orang. Suara

dapat berkisar dari suara yang sederhana sampai suara orang bicara

mengenai klien. Jenis lain termasuk pikiran yang dapat didengar yaitu

pasien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang

sedang dipikirkan oleh klien dan memerintahkan untuk melakukan

sesuatu yang kadang-kadang berbahaya.

b. Halusinasi penglihatan

Karakteristik : Stimulus penglihatan dalam kilatan cahaya, gambar

geometris, gambar karton, atau panorama yang luas dan kompleks.

Penglihatan dapat berupa sesuatu yang menyenangkan atau yang

menakutkan seperti monster.

c. Halusinasi penciuman

Karakteristik : Mencium bau-bau seperti darah, urine, feses, umumnya

bau-bau yang tidak menyenangkan. Halusinasi penciuman biasanya

berhubungan dengan stroke, tumor, kejang, dan dimensia.

Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

15

d. Halusinasi pengecapan

Karakteristik : Merasakan sesuatu yang busuk, amis, dan menjijikan

seperti darah, urine, atau feses.

e. Halusinasi Perabaan

Karakteristik : Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus

yang jelas, rasa tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati

atau orang lain.

f. Halusinasi Senestetik

Karakteristik : Merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir melalui

vena dan arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine.

g. Halusinasi Kinestetik

Karakteristik : Merasa pergerakan sementara bergerak tanpa berdiri.

5. Fase Halusinasi

Terjadinya halusinasi dimulai dari beberapa fase, hal ini dipengaruhi

oleh intensitas keparahan dan respon individu dalam menanggapi adanya

rangsangan dari luar. Menurut Direja, (2011) Halusinasi berkembang

melalui empat fase yaitu fase comforting, fase condemming, fase

controlling, dan fase conquering. Adapun penjelasan yang lebih detail dari

keempat fase tersebut adalah sebagai berikut :

Terjadinya halusinasi dimulai dari beberapa fase, hal ini dipengaruhi

oleh intensitas keparahan dan respon individu dalam menanggapi adanya

rangsangan dari luar. Menurut Depkes 2000 dalam Rusdi, 2013 Halusinasi

Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

16

berkembang melalui empat fase yaitu fase comforting, fase condemming,

fase controlling, dan fase conquering. Adapun penjelasan yang lebih detail

dari keempat fase tersebut adalah sebagai berikut :

a. Fase comforling

Fase di mana memberikan rasa nyaman atau menyenangkan, tingkat

ansietas sedang secara umum halusinasi merupakan suatu kesenangan.

Karakteristik atau Sifat :

Klien mengalami stres, cemas, perasaan perpisahan, rasa bersalah,

kesepian yang memuncak dan tidak dapat diselesaikan. klien mulai

melamun dan memikirkan hal-hal yang menyenangkan, cara ini hanya

menolong sementara.

b. Fase condemminf

Disebut dengan fase condemming atau ansietas berat yaitu halusinasi

menjadi menjijikan. Termasuk dalam psikotik ringan.tingkat

kecemasan berat secara umum halusinasi menyebabkan rasa antipati.

Karakterisktik atau Sifat :

Pengalaman sensori menjijikan dan menakutkan, kecemasan

meningkat, melamun, dan berpikir sendiri jadi dominan. Mulai

dirasakan ada bisikan yang tidak jelas. Klien tidak ingin orang lain

tahu dan dia tetap dapat mengontrolnya.

Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

17

c. Fase controlling

Adalah fase controlling atau ansietas berat yaitu pengalaman sensori

menjadi berkuasa. Tingkat kecemasan klien menjadi berat, halusinasi

tidak dapat ditolak.

Karakterisktik atau Sifat :

Bisikan, suara, isi halusinasi semakin menonjol, menguasai dan

mengontrol klien. Klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya terhadap

halusinasinya.

d. Fase Keempat

Adalah fase conquering atau panik yaitu klien lebur dengan

halusinasinya.klien yang sepenuhnya sudah dikuasai dan menimbulkan

kepanikan dan ketakutan .

Karakterisktik atau Sifat :

Halusinasinya berubah menjadi mengancam, memerintah, dan

memarahi klien. Klien menjadi takut, tidak berdaya, hilang kontrol dan

tidak dapat berhubungan secara nyata dengan orang lain di lingkungan.

6. Psikopatologi

Proses terjadinya halusinasi diawali dengan seseorang yang

mengalami halusinasi akan menganggap sumber dari galusinyasinya

berasal dari lingkungan stimulasi eksternal. Padahal sumber itu berasal

dari stimulus internal yang berasal dari dalam dirinya tanpa ada stimulus

eksternal ( Yosep, 2011 ). Pada fase awal masalah itu menimbulkan

Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

18

peningkatan kecemasan yang terus-menerus dan sistem pendukung yang

kurang akan nmembuat persepsi untuk membedakan yang dipikirkan

dengan perasaan sendiri, klien sulir tidur sehingga terbiasa menghayal dan

klien biasa menggap lamunan itu sebagai pemecahan masalah.

Meningkatnya pula pada fase comforting, klien mengalami emosi yang

berlanjurt seperti adanya cemas, kesepian, perasaan berdosa dan

sensorinya dapat diatur. Pada fase ini merasa nyaman dengan

halusinasinya.

Halusinasi jadi sering datang, klien tidak mampu lagi mengontrol

dan berupaya menjaga jarak dengan obyek yang dipesepsikan. Pada fase

codeming klien mulai menarik diri dari orang lain. Pada fase controlling

klien bisa merasakan kesepian. Pada fase conquering lama-kelamaan

pengalamn sensorinya terganggu, klien merasa teranam dengan

halusinasinya terutama bila menuruti kemauan dari halusinasinya tersebut.

7. Rentan Respon Halusinasi

Respon perilaku klien dapat diidentifikasi sepanjang rentang respon

yang berhubungan dengan fungsi neurobiologik, perilaku yang dapat

diamati dan mungkin menunjukan adanya halusinasi. Respon yang terjadi

dapat berada dalam rentang adaptif sampai maladaptif yang dapat

digambarkan seperti di bawah ini :

Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

19

Respon Adaptif ResponMaladaptif

1. Pikiran logis

Persepsi

akurat

Emosi

konsisten

dengan

pengalaman

Perilaku sesuai

Hubungan

sosial

2. Pikiran

menyimpang

ilusi

Emosional

perilaku ganjil

Menarik diri

3. Kelainan Fisik

Halusinasi

Tidak mampu

mengontrol

emosi

Ketidakmamp

uan perilaku

Isolasi sosial

Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

20

Faktor Predisposisi

Biologis Psikologis Lingkungan Sosial Budaya

Stressor Persepsi Halusinasi

Biologis Penilaian terhadap stressor Pemicu Gejala

Penurunan Koping

Mekanis Koping

Menarik Diri Proyeksi Regresi Penyangkal/denial

Konstruktif Rentang Respon Destruktif

1) Respon adaptif

Respon adaptif berdasarkan rentang respon halusinasi menurut

Stuart, (2007) meliputi :

a) Pikiran logis berupa pendapat atau pertimbangan yang dapat

diterima akal.

Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

21

b) Persepsi akurat berupa pandangan dari seseorang tentang suatu

peristiwa secara cermat dan tepat sesuai perhitungan.

c) Emosi konsisten dengan pengalaman berupa kemantapan perasaan

jiwa yang timbul sesuai dengan peristiwa yang pernah dialami.

d) Perilaku sesuai dengan kegiatan individu atau sesuatu yang

berkaitan dengan individu tersebut diwujudkan dalam bentuk

gerak atau ucapan yang tidak bertentangan dengan moral.

e) Hubungan sosial dapat diketahui melalui hubungan seseorang

dengan orang lain dalam pergaulan di tengah masyarakat.

2) Respon transisi

Respon transisi berdasarkan rentang respon halusinasi menurut Stuart,

(2007) meliputi:

a) Pikiran terkadang menyimpang berupa kegagalan dalam

mengabstrakan dan mengambil kesimpulan.

b) Ilusi merupakan persepsi atau respon yang salah terhadap stimulus

sensori.

c) Emosi berlebihan/dengan kurang pengalaman berupa reaksi emosi

yang diekspresikan dengan sikap yang tidak sesuai.

d) Perilaku ganjil/tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang

melebihi batas kewajaran.

e) Menarik diri yaitu perilaku menghindar dari orang lain baik dalam

berkomunikasi ataupun berhubungan sosial dengan orang-orang di

sekitarnya.

Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

22

3) Respon maladaptif

Respon maladaptif berdasarkan rentang respon halusinasi menurut

Stuart, (2007) meliputi:

a) Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh

dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan

bertentangan dengan kenyataan sosial.

b) Halusinasi merupakan gangguan yang timbul berupa persepsi

yang salah terhadap rangsangan.

c) Tidak mampu mengontrol emosi berupa ketidakmampuan atau

menurunya kemampuan untuk mengalami kesenangan,

kebahagiaan, keakraban, dan kedekatan.

d) Ketidakteraturan Perilaku berupa ketidakselarasan antara perilaku

dan gerakan yang ditimbulkan.

e) Isolasi sosial adalah kondisi kesendirian yang dialami oleh

individu karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan

mengancam.

8. Penatalaksanaan Medis

1. Terapi Farmakologi

a. Haloperidol (HLP)

1) Klasifikasi antipsikotik, neuroleptik, butirofenon.

2) Indikasi

Penatalaksanaan psikosis kronik dan akut, pengendalian

hiperaktivitas dan masalah prilaku berat pada anak-anak.

Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

23

3) Mekanisme kerja

Mekanisme kerja anti psikotik yang tepat belum dipahami

sepenuhnya, tampak menekan SSP pada tingkat subkortikal

formasi reticular otak, mesenfalon dan batang otak.

4) Kontra indikasi

Hipersensitifitas terhadap obat ini pasien depresi SSP dan

sumsum tulang, kerusakan otak subkortikal, penyakit

Parkinson dan anak dibawah usia 3 tahun.

5) Efek samping

Sedasi, sakit kepala, kejang, insomnia, pusing, mulut kering

dan anoreksia.

b. Chlorpromazin

1) Klasifikasi sebagai antipsikotik, antiemetik.

2) Indikasi

Penanganan gangguan psikotik seperti skizofrenia, fase mania

pada gangguan bipolar, gangguan skizoaktif, ansietas dan

agitasi, anak hiperaktif yang menunjukkan aktivitas motorik

berlebihan.

3) Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja antipsiotik yang tepat belum dipahami

sepenuhnya, namun mungkin berhubungan dengan efek

antidopaminergik. Antipsikotik dapat menyekat reseptor

Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

24

dopamine postsinaps pada ganglia basal, hipotalamus, system

limbik, batang otak dan medula.

4) Kontra Indikasi

Hipersensitivitas terhadap obat ini, pasien koma atau depresi

sum-sum tulang, penyakit Parkinson, insufiensi hati, ginjal dan

jantung, anak usia dibawah 6 bulan dan wanita selama

kehamilan dan laktasi.

5) Efek Samping

Sedasi, sakit kepala, kejang, insomnia, pusing, hipotensi,

ortostatik, hipertensi, mulut kering, mual dan muntah.

c. Trihexypenidil (THP)

1) Klasifikasi antiparkinson

2) Indikasi

Segala penyakit Parkinson, gejala ekstra pyramidal berkaitan

dengan obat antiparkinson

3) Mekanisme kerja

Mengoreksi ketidakseimbangan defisiensi dopamine dan

kelebihan asetilkolin dalam korpus striatum, asetilkolin

disekat oleh sinaps untuk mengurangi efek kolinergik

berlebihan.

4) Kontra indikasi

Hipersensitifitas terhadap obat ini, glaucoma sudut tertutup,

hipertropi prostat pada anak dibawah usia 3 tahun.

Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

25

5) Efek samping

Mengantuk, pusing, disorientasi, hipotensi, mulut kering,

mual dan muntah.

2. Terapi non Farmakologi

a. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK).

Terapi aktivitas kelompok yang sesuai dengan Gangguan Sensori

Persepsi: Halusinasi adalah TAK Stimulasi Persepsi.

b. Elektro Convulsif Therapy(ECT)

Merupakan pengobatan secara fisik menggunakan arus listrik

dengan kekuatan 75-100 volt, cara kerja belum diketahui secara

jelas namun dapat dikatakan bahwa terapi ini dapat

memperpendek lamanya serangan Skizofrenia dan dapat

mempermudah kontak dengan orang lain.

c. Pengekangan atau pengikatan

Pengembangan fisik menggunakan pengekangannya mekanik

seperti manset untuk pergelangan tangan dan pergelangan kaki

sprei pengekangan dimana klien dapat dimobilisasi dengan

membalutnya,cara ini dilakukan pada klien halusinasi yang mulai

menunjukan perilaku kekerasan diantaranya : marah-

marah/mengamuk.

Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

26

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses

keperawatan. Menurut Keliat, (2009) tahap pengkajian terdiri atas

pengumpulan data dan perumusan kebutuhan, atau masalah klien. Data

yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.

Cara pengkajian lain berfokus pada 5 (lima) aspek, yaitu fisik, emosional,

intelektual, sosial dan spiritual. Untuk dapat menjaring data yang

diperlukan, umumnya dikembangkan formulir pengkajian dan petunjuk

teknis pengkajian agar memudahkan dalam pengkajian. isi pengkajian

meliputi:

a. Identitas klien.

b. Keluhan utama/ alasan masuk.

c. Faktor predisposisi.

d. Faktor presipitasi.

e. Penilaian stresor

f. Sumber koping

g. Mekanik koping

Data pengkajian keperawatan jiwa dapatdikelompokkan menjadi peng

kajian perilaku, faktorpredisposisi, faktor presipitasi , penilaian terhadap

stressor, sumber koping, dan kemampuan koping yang dimiliki klien (

stuart, 2007).

Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

27

Pengkajian tersebut dapat diuraikan menjadi :

a. Pengkajian perilaku

Perilaku yang berhubungan dengan persepsi mengacu pada

indetifikasi dan interpretasi awal dari suatu stimulus berdasarkn

informasi yang diterima melalui pnca indra tersebut digambarkan

dalam rentang respon neurobiologis dari respon adaptif, respon transisi

dan respon maladaptif.

b. Faktor predisposisi

Faktor predisposisi yang berpengaruh pada pasien halusinas

i dapat mencakup:

1) Dimensi biologis

Meliputi abnormalitas perkembangan sistem syaraf yeng

berhubungan dengan repon neurobiologis maladaptif yang

menunjukan melalui hasil penelitian pencitraan otak, zat kimia,

otak dan penelitian pada keluarga yang melibatkan anak kembar

dan anak yang diadopsi yang menunjukan peran genetik pada

skizofrenia.

2) Psikologis

Teori psikodinamika untuk terjadinya respons neurobiologis yang

maladaptif belum didukung oleh penelitian.

3) Sosial budaya

Stres yang menumouk dapat menunjang awitan skizofrenia dan

gangguan psikotik lain, tetapi tidak diyakini sebagai penyebab

utama gangguan.

Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

28

c. Faktor presipitasi

Stressor pencetus terjadinya gangguan persepsi sensori : halusinasi

diantaranya:

1) Stressor biologis

Stresor biologis yang berhubungan dengan respon nuerobilogis

maladaptif meliputi gangguan dalam komunikasi dan putaran balik

otak yang mengatur proses informasi dan abnormalitas pada

mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan

ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus.

2) Stressor lingkungan

Ambang toleransi terhadap stres yang ditentukan secara biologis

berinteraksi dengan stresor lingkungan untuk menentukan

terjadinya gangguan perilaku.

3) Pemicu gejala

Pemicu merupakan perkusor dan stimuli yang menimbulkan

episode baru suatu penyakit. Pemicu biasanya terdapat pada

respons nuerobiologis maladaptif yang berhubungan dengan

kesehatan, lingkungan, sikap, dan perilaku individu.

4) Penilaian stressor

Tidak terdapat riset ilmiah yang menunjukan ilmiah yang

menunjukan bahwa stres tidak menyebabkan skizifrenia. Namun

studi mengenai relaps dan eksaserbasi gejala membuktikan bahwa

stres, penilaian individu terhadap stresor, dan masalah koping

dapat mengindikasikan kemungkinan kekambuhan gejala.

Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

29

5) Sumber koping

Sumber koping individual harus dikaji dengan pemahan tentang

pengaruh gangguan otak pada perilaku. Kekuatan dapat meliputi

modal, seperti intelegensi atau kreativitas yang tinggi.

6) Mekanisme koping

Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi pasien dari

pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respon

neubiologis maladaptif meliputi :

a) regresi, berhubungan dengan masalah proses informasi dan

upaya untuk mengatasi ansietas, yang menyisakan sedikit

energi untuk aktivitas hidup sehari-hari.

b. Proyeksi, sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan

persepsi.

c. Menarik diri

2. Pohon Masalah

Resiko perilaku kekerasan ........................... (Akibat)

Gangguan sensori persepsi : ........................(Masalah)

Halusinasi pendengaran

Isolasi sosial ...............................................(Penyebab)

( Sumber Yosep, 2011 )

Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

30

3. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan

respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu

atau kelompok dimana perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi

dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan

menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah ( Dermawan & Rusdi,

2013).

Perumusan diagnosa keperawatan :

1. Actual : menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik

yang ditemukan.

2. Resiko: menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak di

lakukan intervensi.

3. Kemungkinan : menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk

memastikan masalah keperawatan kemungkinan.

4. Wellness : keputusan klinik tentang keadaan individu,keluarga,atau

masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat

sejahtera yang lebih tinggi.

5. Syndrom : diagnose yang terdiri dar kelompok diagnosa keperawatan

actual dan resiko tinggi yang diperkirakan muncul/timbul karena suatu

kejadian atau situasi tertentu.

Menurut Yosep , (2011) diagnosa keperawatan Halusinasi adalah sebagai

berikut :

Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

31

1. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi

2. Isolasi sosial : menarik diri.

3. Resiko perilaku kekerasan .

4. Rencana Keperawatan

Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien

beralih dari status kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang di uraikan

dalam hasil yang di harapkan. Merupakan pedoman tertulis untuk

perawatan klien. Rencana perawatan terorganisasi sehingga setiap perawat

dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan.

Rencana asuhan keperawatan yang di rumuskan dengan tepat

memfasilitasi konyinuitas asuhan perawatan dari satu perawat ke perawat

lainnya. Sebagai hasil, semua perawat mempunyai kesempatan untuk

memberikan asuhan yang berkualitas tinggi dan konsisten.Rencana asuhan

keperawatan tertulis mengatur pertukaran informasi oleh perawat dalam

laporan pertukaran dinas. Rencana perawatan tertulis juga mencakup

kebutuhan klien jangka panjang ( Yosep, 2011).

Berikut Rencana Tindakan Keperawatan pada Halusinasi :

( Sumber : Yosep, 2011 )

Diagnosa 1 : Gangguan persepsi sensori : halusinasi

TUK 1 :Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tujuan : Klien dapat mengontrol halusinasi

Kriterian Hasil :

Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

32

Ekpresi wajah klien bersahabat.

Klien menunjukkan rasa senang.

Ada kontak mata.

Klien mau berjabat tangan.

Klien mau menyebutkan nama.

Klien mau menjawab salam.

Klien mau duduk berdampingan dengan perawat.

Klien bersedian mengungkapkan masalah yang dihadapi.

Intervensi :

Beri salam/panggil nama klien.

Sebutkan nama perawat sambil berjabat tangan.

Jelaskan maksud hubungan interaksi.

Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat

Beri rasa aman dan sikap empati

Lakukan kontak singkat tapi sering

Lakukan kontak sering dan singkat secara bertahap.

TUK 2 : Membantu klien mengenal halusinasi ( jenis, isi, waktu, frekuensi,

situasi, respon )

Kriterian Hasil :

Klien dapat menyebutkan jenis, waktu, isi, situasi, frekuensi, dan respon

timbulnya halusinasi

Intervensi :

Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

33

Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya : bicara dan

tertawa tanpa stimulus, mengarahkan telinga kekiri, kekanan, kedepan

seolah olah klien mendengar suara-suara.

Bantu klien mengenal halusinasinya

Tanyakan apakah ada suara yang didengar.

Tanyakan apa yang dikatakan halusinasinya.

Katakan perawat percaya klien mendengar suara itu, namun perawat sendiri

tidak mendengarnya.

Katakan bahwa klien lain juga ada yang seperti itu

Katakan bahwa perawat akan membantu klien

Diskusikan dengan klien :

a. Situasi yang menimbulkan/ tidak menimbulkan halusinasi.Waktu dan

frekuensi terjadinya halusinasi.

b. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi (marah,

takut, sedih dan senang).

c. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya

TUK 3 : Menjelaskan cara-cara mengontrol halusinasi.

Kriteria Hasil :

Klien dapat menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan untuk

mengendalikan halusinasinya.

Klien dapat menyebutkan cara baru untuk mengontrol halusinasi.

Klien dapat memilih cara mengatasi halusinasi seperti yang telah

didiskusikan dengan perawat.

Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

34

Klien dapat melaksanakan cara yang telah dipilih untuk mengendalikan

halusinasi.

Klien dapat mencoba cara menghilangkan halusinasi.

Intevensi :

Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi

halusinasi.

Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien, jika bermanfaat beri Pujian.

Diskusikan cara baru untuk memutus/ mengontrol timbulnya halusinasi

dengan cara :

o Menghardik.

o Menemui orang lain untuk bercakap-cakap.

o Melakukan kegiatan yang biasa dilakukan.

Bantu klien memilih dan melatih cara mengontrol halusinasinya secara

bertahap.

Beri kesempatan kepada klien untuk melakukan cara yang telah dilatih,

evaluasi hasilnya, dan beri pujian jika berhasil.

TUK 4 : Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya

Kriteria Hasil :

Keluarga menyatakan setuju untuk mengikuti pertemuan dengan perawat.

Keluarga mampu menyebutkan pengertian, tanda dan

gejala, proses terjadinya halusinasi dan tindakan untuk mengendalikan

halusinasi.

Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 28: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

35

Intervensi : Mendemonstrasikan atau mengajarkan cara mengontrol halusinasi

yaitu dengan :

Buat kontrak waktu, tempat, dan topik dengan keluarga saat keluarga

berkunjung.

Diskusikan pada keluarga tentang pengertian halusinasi,

tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya halusinasi, serta

cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi.

Jelaskan tentang obat-obatan halusinasi.

Jelaskan cara merawat anggota keluarga yang halusinasi dirumah misalnya

beri kegiatan, jangan biarkan sendirian, makan bersama

Anjurakan keluarga untuk memantau obat-

obatan dan cara pemberiannya untuk mengatasi halusinsi

Beri informasi

waktu kontrol kerumah sakit dan bagaimana cara mencari bantuan jika

halusinasi tidak bisa diatasi dirumah.

TUK 5 : Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai dengan program

pengobatan)

Kriteria Hasil :

Klien dapat menyebutkan manfaat, dosis dan efek samping obat.

Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar.

Klien dapat informasi tentang efek dan efek samping obat.

Klien dapat memahami akibat berhentinya mengonsumsi obat-obat tanpa

konsultasi.

Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 29: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

36

Klien dapat menyebutkan prinsip 6 benar penggunaan obat

Intervensi:

Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat

minum obat.

Anjurkan klien meminta sendiri obat pada perawat dan merasakan

manfaatnya.

Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping

minum obat yang dirasakan

Diskusikan akibat berhenti mengonsumsi obat-obat tanpa konsultasi.

Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 6 benar

Diagnosa 2 : Isolasi sosial : menarik diri

Tujuan Umum : Klien dapat berhungan dengan orang lain.

TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya

Kriteria Hasil :

ekspresi wajah cerah

mau berjabat tangan

mau menjawab salam

mau berkenalan

mau duduk berdampingan

mau menceritakan perasaan yang dirasakan

mau mengungkapkan masalah

Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 30: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

37

Intevensi :

Bina hubungan saling percaya dengan mengunakan salam terapeutik:

sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan perkenalan.

tanya nama lengkap dan nama panggilan dan tujuan perkenalan

Tanya nama lengkap dan nama panggilan yang di sukai klien

buat kontrak yang jelas.

unjukkan sikap yang jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.

tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.

beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien

TUK 2 : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri

Kriteria Hasil :

klien menyadari masalah isolasi sosial menarik diri

klien menyadari penyebab isolasi sosial menarik diri

klien mengetahui keuntungan bila memiliki banyak teman

klien mengetahui kerugian bila tidak bergaul dengan orang lain.

Intervensi :

tanyakan pada klien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang lain

tanyakan apa yang menyebabkan klien tidak berinteraksi dengan orang lain

diskusikan keuntungan bila klien memiliki banyak teman dan bergaul akrab

dengan mereka

Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 31: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

38

Diskusikan kerugian bila klien hanya mengurung diri dan tidak bergaul

dengan orang lain.

TUK 3 : Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain

dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.

Kriteria Hasil :

Klien mengetahui cara berinteraksi ( berkenalan dengan orang lain)

klien mampu berkenalan dengan orang lain.

klien berinteraksi dengan dua orang atau lebih

Intervensi :

jelaskan cara berkenalan dengan orang lain

berikan kesempatan pada klien mempraktekkan cara berinteraksi dengan

orang lain yang dilakukan di hadapan perawat.

bila klien sudah menunjukkan kemajuan tingkatkan jumlah interaksi dengan

dua orang atau lebih

beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh klien.

beri dorongan agar klien tetap semangat meningkatkkan interaksinya.

5. Implementasi keperawatan

Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang

spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan

disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien

mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang

spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi. faktor-faktor yang

Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 32: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

39

mempengaruhi masalah kesehatan klien.Adapun tahap-tahap dalam

tindakan keperawatan adalah sebagai berikut :

Tahap 1 : persiapan

Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk

mengevaluasi yang diindentifikasi pada tahap perencanaan.

Tahap 2 : intervensi

Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan

pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik

dan emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan :

independen,dependen,dan interdependen.

Tahap 3 : dokumentasi

Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang

lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalamproses keperawatan

(Dermawan & Rusdi, 2013).

6. Evaluasi

Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan

keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan prosesdapat dilihat

dengan jalan membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana

proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan

membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan

sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang

telah di rumuskan sebelumnya.Sasaran evaluasiadalah sebagai berikut :

Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 33: BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP TEORI 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/983/3/DEVIT RAHMATIKA RAHAYU BAB II.pdf · Isi halusinasi di jadikan ... dan kinestetik. Adapun penjelasan

40

1) Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/rencana yang telah

disusun.

2) Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan criteria keberhasilan yang

telah di rumuskan dalam rencana evaluasi.

Hasil evaluasi

Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :

1). Tujuan tercapai,apabila pasien telah menunjukan perbaikan/

kemajuan sesuai dengan criteria yang telah di tetapkan.

2). Tujuan tercapai sebagian,apabila tujuan itu tidak tercapai secara

maksimal,sehingga perlu di cari penyebab dan cara mengatasinya.

3). Tujuan tidak tercapai,apabila pasien tidak menunjukan

perubahan/kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru.dalam

hal ini perawat perlu untuk mengkaji secara lebih mendalam apakah

terdapat data, analisis, diagnosa, tindakan, dan faktor-faktor lain

yang tidak sesuai yang menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.

Setelah seorang perawat melakukan seluruhproses keperawatan dari

pengkajian sampai dengan evaluasi kepada pasien,seluruh

tindakannya harus di dokumentasikan dengan benar dalam

dokumentasi keperawatan (Dermawan & Rusdi, 2013) .

Asuhan Keperawatan Pada..., DEVIT RAHMATIKA RAHAYU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016