BAB II TINJAUAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Jarot...

29
6 BAB II TINJAUAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu 1. Jarot Pancayoga Berdasarkan Penelitian dari Jarot Pancayoga tahun 2005 dari Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya Jurusan Kesehatan Lingkungan kampus Magetan yang berjudul “Studi Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dengan Kejadian Diare Di Desa Tanjungsari Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan Tahun 2005” menyimpulkan bahwa diare merupakan salah satu penyakit menular yang berbasis lingkungan baik secara fisik maupun biologis. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai tingkat pengetahuan masyarakat dalam kaitan antara perilaku hidup bersih dan sehat terhadap kejadian diare dan untuk menghitung insiden diare di Desa Tanjungsari Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan Tahun 2005. Menggunakan metode diskriptif pengumpulan data dengan wawancara dan observasi, populasi seluruh masyarakat Desa Tanjungsari Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan 4.210 jiwa, meliputi 960 KK dengan besar sampel 96 responden, dan teknik pengambilan sampel dengan metode proporsional random sampling serta analisa data menggunakan analisis tabel. Dari hasil penelitian diketahui pengetahuan masyarakat tentang diare 88,5% termasuk kriteria baik dan pada pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat serta hygiens perorangan 96,9% baik.Untuk itu perlu dipertahankan dan ditingkatkan penyuluhan serta pembinaan pada masyarakat oleh Dinas Kesehatan Pacitan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah variabelnya yaitu pada penelitian terdahulu adalah Pengetahuan dan Tindakan. Penelitian sekarang variabelnya adalah Perilaku meliputi Pengetahuan, Sikap dan Tindakan.

Transcript of BAB II TINJAUAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Jarot...

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Jarot ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3346-BAB2PHBS.pdfObservasi dan pengisian kuesioner pada ...

6

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Hasil Penelitian Terdahulu

1. Jarot Pancayoga

Berdasarkan Penelitian dari Jarot Pancayoga tahun 2005 dari

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya Jurusan Kesehatan

Lingkungan kampus Magetan yang berjudul “Studi Tentang Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat Dengan Kejadian Diare Di Desa Tanjungsari

Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan Tahun 2005” menyimpulkan bahwa

diare merupakan salah satu penyakit menular yang berbasis lingkungan

baik secara fisik maupun biologis. Tujuan penelitian ini adalah untuk

menilai tingkat pengetahuan masyarakat dalam kaitan antara perilaku

hidup bersih dan sehat terhadap kejadian diare dan untuk menghitung

insiden diare di Desa Tanjungsari Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan

Tahun 2005. Menggunakan metode diskriptif pengumpulan data dengan

wawancara dan observasi, populasi seluruh masyarakat Desa Tanjungsari

Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan 4.210 jiwa, meliputi 960 KK

dengan besar sampel 96 responden, dan teknik pengambilan sampel

dengan metode proporsional random sampling serta analisa data

menggunakan analisis tabel. Dari hasil penelitian diketahui pengetahuan

masyarakat tentang diare 88,5% termasuk kriteria baik dan pada

pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat serta hygiens

perorangan 96,9% baik.Untuk itu perlu dipertahankan dan ditingkatkan

penyuluhan serta pembinaan pada masyarakat oleh Dinas Kesehatan

Pacitan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah

variabelnya yaitu pada penelitian terdahulu adalah Pengetahuan dan

Tindakan. Penelitian sekarang variabelnya adalah Perilaku meliputi

Pengetahuan, Sikap dan Tindakan.

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Jarot ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3346-BAB2PHBS.pdfObservasi dan pengisian kuesioner pada ...

7

2. Dya Candra MS Putranti dan Lilis Sulistyorini

Berdasarkan Penelitian dari Dya Candra MS Putranti dan Lilis

Sulistyorinitahun 2009 dari Universitas Airlangga yang berjudul

“Hubungan Antara Kepemilikan Jamban dengan kejadian Diare di Desa

Karangagung Kecamatan Palang Kabupaten Tuban” menyimpulkan

bahwadata tahun 2008 dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban Puskesmas

Palang memiliki angka kejadian diare paling tinggi sebesar 1.956 jiwa dari

jumlah penduduk sebesar 42.876 jiwa (4,56%). Desa paling tinggi angka

kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Palang adalah Desa

Karangagung sebesar 543 jiwa dari jumlah penduduk 8.545 jiwa (6,36%).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kepemilikan jamban

dengan kejadian diare. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan cross

sectional. Observasi dan pengisian kuesioner pada 100 responden. Cara

pengambilan sampel dengan menggunakan acak sistematis. Variabel bebas

terdiri dari kepemilikan jamban dan pemanfaatan, variabel terikat adalah

kejadian diare serta variabel moderator meliputi sanitasi makanan,

penyediaan air bersih, penyediaan air minum, penanganan sampah,

pengendalian lalat, dan personal hygiene, serta pendidikan, pekerjaan dan

pengetahuan. Dalam penyajian data menggunakan interprestasi tabel dan

uji chi-square untuk membuktikan kebenaran hipotesis. Dari hasil uji chi-

square terhadap hubungan kepemilikan jamban dengan kejadian diare di

Desa Karangagung Kecamatan Palang Kabupaten Tuban menghasilkan

signifikan dengan p = 0,004 sedangkan yang digunakan adalah 5% atau

0,05. Jadi 0,05 > 0,004 berarti H0 ditolak. Kesimpulannya adalah adanya

hubungan antara kepemilikan jamban dengan kejadian diare di Desa

Karangagung Kecamatan Palang Kabupaten Tuban. Oleh sebab itu

partisipasi masyarakat terhadap kepemilikan jamban perlu ditingkatkan

melalui kegiatan penyuluhan dan bagi yang memiliki jamban diberikan

penyuluhanagar jamban yang dimilikinya dimanfaatkan dengan baik

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah

variabelnya yaitu pada penelitian terdahulu adalah Variabel bebas terdiri

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Jarot ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3346-BAB2PHBS.pdfObservasi dan pengisian kuesioner pada ...

8

dari kepemilikan jamban dan pemanfaatan, variabel terikat adalah kejadian

diare serta variabel moderator meliputi sanitasi makanan, penyediaan air

bersih, penyediaan air minum, penanganan sampah, pengendalian lalat,

dan personal hygiene, serta pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan

Penelitian sekarang variabelnya adalah Perilaku dan Jenis Peneliti

terdahulu menggunakan Analitik dan Penelitian sekarang menggunakan

Diskriptif.

Untuk itu penulis tertarik melakukan penelitian tentang Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan Kejadian Diare di Desa Turi

Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan agar dapat mengurangi angka

kesakitan pada penyakit Diare Di Desa Turi Kecamatan Panekan

Kabupaten Magetan.

B. Kajian Telaah Pustaka Lain yang Sesuai

1. Perilaku hidup Bersih dan Sehat

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan

investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk

meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM adalah indeks

yang mengukur pencapaian keseluruhan negara. Pencapaian ini meliputi 3

indikator yaitu tingkat pendidikan, derajat kesehatan dan kemampuan

ekonomi masyarakat. Pemeliharaan kesehatan masyarakat akan memacu

produktifitas kinerja masyarakat sehingga dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu menjadi suatu keharusan bagi

semua pihak untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan

demi kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia (Dinkes, 2009).

Departemen Kesehatan telah merencanakan gerakan pembangunan

berwawasan kesehatan yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat

adalah cara pandang, pola pikir atau model pembangunan kesehatan yang

bersifat holistik, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak

faktor yang bersifat lintas sektor dan upayanya lebih diarahkan pada

peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan (Depkes RI,

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Jarot ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3346-BAB2PHBS.pdfObservasi dan pengisian kuesioner pada ...

9

2009).Upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih

optimal, pembangunan lebih diarahkan pada perubahan perilaku masyarakat

sendiri.

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang

dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat

menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam

kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat (Pusat Promkes Depkes

RI,2008). Upaya Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah untuk

memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi

perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur

komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi,

untuk.meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan

pimpinan (advokasi),bina suasana (social support) dan pemberdayaan

masyarakat (empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup

sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan

masyarakat (Dinkes, 2006).

Tujuan Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah untuk

meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemauan masyarakat agar hidup

sehat, serta meningkatkan peran aktif masyarakat termasuk swasta dan dunia

usaha, dalam upaya mewujudkan derajat hidup yang optimal (Dinkes, 2006).

Mencegah lebih baik dari pada mengobati, prinsip kesehatan inilah dasar dari

pelaksanaan PHBS. Kegiatan PHBS tidak dapat terlaksana apabila tidak ada

kesadaran dari seluruh anggota keluarga itu sendiri. Pola hidup bersih dan

sehat harus diterapkansedini mungkin agar menjadi kebiasaan positif dalam

memelihara kesehatan (Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati,2012).

Keluarga yang melaksanakan Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

maka setiap rumah tangga akan meningkat kesehatannya dan tidak mudah

sakit. Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah

Kabupaten atau Kota di bidang kesehatan adalah pelaksanaan PHBS.PHBS

juga bermanfaat untuk meningkatkan citra pemerintah daerah dalam bidang

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Jarot ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3346-BAB2PHBS.pdfObservasi dan pengisian kuesioner pada ...

10

kesehatan, sehingga dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat dan bagi

daerah lain (Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati, 2012).

Sekumpulan kegiatan perilaku seseorang dalam kegiatan sehari-hari

dengan pedoman perilaku hidup bersih sehat meliputi lima ruang lingkup

yaitu : (Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati, 2012).

a. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah tangga

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah tangga adalah upaya

untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu

mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam

gerakan kesehatan di masyarakat.

1) Di dalam Rumah tangga Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ada10

PHBS yaitu :

a) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

b) Memberi ASI ekslusif

c) Menimbang balita setiap bulan

d) Menggunakan air bersih

e) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

f) Menggunakan jamban sehat

g) Memberantas jentik di rumah sekali seminggu

h) Makan buah dan sayur setiap hari

i) Melakukan aktivitas fisik setiap hari

j) Tidak merokok di dalam rumah

2) Sasaran Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di Rumah Tangga adalah

seluruh anggota keluarga yaitu:

a) Pasangan Usia Subur

b) Ibu Hamil dan Menyusui

c) Anak dan Remaja

d) Usia Lanjut

e) Pengasuh Anak

3) ManfaatPerilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah :

a) Bagi Rumah Tangga :

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Jarot ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3346-BAB2PHBS.pdfObservasi dan pengisian kuesioner pada ...

11

1. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.

2. Anak tumbuh sehat dan cerdas.

3. Anggota keluarga giat bekerja.

4. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi

gizi keluarga, pendidikan modal usaha untuk menambah

pendapatan keluarga.

b) Bagi Masyarakat :

1. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.

2. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-

masalah kesehatan.

3. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

4. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber

Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, tabungan ibu bersalin,

arisan jamban, ambulans desa dan lain-lain.

b. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Institusi Kesehatan

Institusi Kesehatan adalah sarana yang telah diselenggarakan

pemerintah /swasta atau perorangan untuk kegiatan pelayanan kesehatan bagi

kesehatan masyarakat seperti rumah sakit, Puskesmas dan Klinik Swasta.

Menurut (Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati, 2012) PHBS di

Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat

pengujung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikan

Perilaku Hidup Besih dan Sehat dan berperan aktif dalam mewujudkan

Institusi Kesehatan Sehat dan mencegah penularan penyakit di Institusi

Kesehatan.

1) Ada beberapa faktor ukuran untuk menilai PHBS di Institusi Kesehatan

yaitu :

a) Menggunakan air bersih.

b) Menggunakan jamban.

c) Membuang sampah pada tempatnya.

d) Tidak merokok di institusi kesehatan.

e) Tidak meludah sembarangan.

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Jarot ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3346-BAB2PHBS.pdfObservasi dan pengisian kuesioner pada ...

12

f) Memberantas nyamuk.

2) Tujuan PHBS di Institusi Kesehatan :

a) Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di Institusi Kesehatan.

b) Mencegah terjadinya penularan penyakit Institusi Kesehatan.

c) Menciptakan Institusi Kesehatan yang sehat.

d) Sasaran PHBS di Institusi Kesehatan :

e) Pasien.

f) Keluarga pasien.

g) Pengunjung.

h) Petugas kesehatan di institusi kesehatan.

i) Karyawan di Institusi Kesehatan.

3) Manfaat PHBS di Institusi Kesehatan bagi Pasien/Keluarga

Pasien/Pengunjung :

a) Memperoleh pelayanan kesehatan di institusi kesehatan.

b) Kesehatan yang sehat.

c) Terhindar dari penularan penyakit.

d) Mempercepat proses penyembuhan penyakit dan peningkatan kesehatan

pasien.

4) Manfaat bagi institusi kesehatan :

a) Mencegah terjadinya penularan penyakit di institusi kesehatan.

b) Meningkatkan citra institusi kesehatan yang baik sabagai tempat untuk

memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan kesehatan bagi

masyarakat.

5) Manfaat bagi pemerintah daerah :

a) Peningkatan presentase institusi kesehatan sehat menunjukkan kinerja

dan citra Pemerintah Kabupaten/Kota yang baik.

b) Kabupaten/Kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain

yang dalam pembinaan PHBS di institusi kesehatan.

c. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat-tempat Umum.

Menurut (Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati, 2012) Penularan

penyakit dapat terjadi di tempat-tempat umum karena kurang tersedianya air

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Jarot ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3346-BAB2PHBS.pdfObservasi dan pengisian kuesioner pada ...

13

bersih dan jamban, kurang baiknnya pengelolaan sampah dan air limbah,

kepadatan vector berupa lalat dan nyamuk, kurangnya ventilasi dan

pencahayaan, kebisingan dan lain-lain. Tempat-tempat umum yang tidak

sehat dapat menimbulkan berbagai penyakit, yang selanjutnya dapat

menurunkan kualitas sumber daya manusia.

Menurut (Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati, 2012) PHBS

ditempat-tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat

pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, kamu dan

mampu untuk mempraktikan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan

tempat-tempat umum sehat. Tempat-tempat umum adalah sarana yang

diselengarakan oleh pemerintah/swasta, atau perorangan yang digunakan

untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana pariwisata, transportasi,

sarana ibadah, sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan sarana sosisal

lainnya.

1) Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai

PHBS di tempat-tempat umum yaitu :

a) Menggunakan air bersih.

b) Menggunakan jamban.

c) Membuang sampah pada tempatnya.

d) Tidak merokok di tempat umum.

e) Tidak meludah sembarangan.

f) Memberantas jentik nyamuk.

2) Sasaran PHBS di Tempat-tempat Umum

a) Masyarakat pengunjung/pembeli

b) Pedagang

c) Petugas Kebersihan, Keamanan Pasar

d) Konsumen

e) Pengelola (Pramusaji)

f) Jamaah

g) Pemeliharaan /pengelola tempat ibadah

h) Remaja Tempat Ibadah

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Jarot ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3346-BAB2PHBS.pdfObservasi dan pengisian kuesioner pada ...

14

i) Penumpang

j) Awak Angkutan Umum

k) Pengelola Angkutan Umum

3) Manfaat PHBS di tempat-tempat umum bagi masyarakat :

a) Masyarakat mampu lebih sehat dan tidak mudah sakit.

b) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat, serta mampu

mencegah dan mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.

4) Manfaat PHBS di tempat-tempat umum bagi tempat umum :

a) Lingkungan di sekitar tempat-tempat umum menjadi lebih bersih, indah

dan sehat, sehingga meningkatkan citra tempat umum.

b) Meningkatkan pendapatan bagi tempat-tempat umum sebagai akibat

dari meningkatnya kunjungan pengguna tempat umum.

5) Manfaat PHBS di tempat-tempat umum bagi pemerintah Kabupaten/Kota:

a) Peningkatan presentase tempat umu sehat menunjukkan kinerja dan

citra pemerintah kabupaten/kota yang baik.

b) Kabupaten/kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain

dalam membina PHBS di tempat-tempat umum.

d. Perilaku Hidup Bersihdan Sehat (PHBS) di Sekolah

PHBS di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh

peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran

sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah

penyakit, meningkatkan kesehatan, serta berperan aktif dalam mewujudkan

lingkungan sehat.

Menurut (Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati, 2012) PHBS

disekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat

lingkungan sekolah agar mengetahui, mau dan mampu mempraktikkan

PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.

1) Indikator PHBS di Sekolah :

a) Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun.

b) Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.

c) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Jarot ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3346-BAB2PHBS.pdfObservasi dan pengisian kuesioner pada ...

15

d) Olahraga yang teratur dan terukur.

e) Memberantas jentik nyamuk.

f) Memberantas jentik nyamuk.

g) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan.

h) Membuang sampah pada tempatnya.

2) Sasaran pembinaan PHBS di sekolah :

a) Siswa.

b) Warga sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan sekolah, komite

sekolah dan orang tua siswa).

c) Masyarakat lingkungan sekolah (penjaga kantin, satpam, dan lain-

lain).

3) Manfaat pembinaan PHBS di sekolah :

a) Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan

masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan

dan ancaman penyakt.

b) Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak

pada prestasi belajar siswa.

c) Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat

sehingga mampu menarik minat orang tua.

d) Meningkatkan citra pemerintah daerah di bidang pendidikan.

e) Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.

e. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat Kerja

Banyaknya industri kecil dan jenis usaha sector informal serta

jumlah tenaga kerja yang terserap, memerlukan perhatian serta penanganan

kesehatan dan keselamatan kerjayang baik sehingga terhindar dari gangguan

penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja,yang pada akhirnya akan

berpengaruh terhadap produktivitas kerja.

Menurut (Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati, 2012) PHBS di

Tempat Kerja adalah Upaya untuk memberdayakan para pekerja agar tau,

mau dan mampu mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat serta

berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja sehat.

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Jarot ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3346-BAB2PHBS.pdfObservasi dan pengisian kuesioner pada ...

16

1) Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di tempat kerja antar lain :

a) Tidak merokok di tempat kerja.

b) Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.

c) Melakukan olahraga secara teratur/aktifitas fisik.

d) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan

sesudah baung air besar dan buang air kecil.

e) Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.

f) Menggunakan air bersih.

g) Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.

h) Mabuang sampah pada tempatnya.

i) Mempergunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.

2) Tujuan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja :

a) Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja.

b) Meningkatkan produktivitas kerja.

c) Menciptakan lingkungan kerja yang sehat.

d) Menurunkan angka penyakit akibat kerja dan lingkungan kerja.

e) Memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan kerja dan

masyarakat.

3) Manfaat PHBS di tempat kerja bagi pekerja :

a) Setiap pekerja meningkat kesehatannya dam tidak mudah sakit.

b) Produktivitas pekerja meningkat yang berdampak pada peningkatan

penghasilan pekerja dan ekonomi keluarga.

c) Pengeluaran biaya rumah tangga hanya ditunjukkan untuk

peningkatan taraf hidup bukan untuk biaya pengobatan.

4) Bagi masyarakat :

a) Tetap mempunyai lingkungan yang sehat walaupun berada di sekitar

tempat kerja.

b) Dapat mencontoh perilaku hidup besih dan sehat yang diterapkan oleh

tempat kerja setempat

5) Bagi tempat kerja :

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Jarot ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3346-BAB2PHBS.pdfObservasi dan pengisian kuesioner pada ...

17

a) Meningkatnya produktivitas kerja pekerja yang berdampak positif

terhadap pencampaian target dan tujuan.

b) Menurunkan biaya kesehatan yang harus dikeluarkan.

c) Meningkatkan citra tempat kerja yang positif.

6) Bagi pemerintah provinsi dan kabupaten/kota :

a) Peningkatan tempat kerja sehat menunjukkan kinerja dan citra

pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang baik.

b) Anggaran pendapatan dan belanja daerah dapat dialihkan untuk

peningkatan kesehatan bukan untuk menanggulangi masalah

kesehatan.

c) Dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan

PHBS di rumah tangga.

d) Instansi terkait :

e) Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di tempat

kerja.

f) Dukungan buku panduan dan media promosi.

2. Indikator PHBS Dengan Kejadian Diare

a. Menggunakan air bersih

Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum,

memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat

dapur, mencuci pakaian, dan sebagainya. Agar kita tidak terkena

penyakit atau terhindar sakit (Maryunani Anik,2013).

1) Menurut Depkes RI (2007) kegiatan yang dapat dilakukan keluarga

dalam menggunakan air bersih adalah :

a) Mengambil air dari sumber air yang bersih

b) Menempatkan air di tempat penampungan air bersih.

c) Wadah penyimpanan air harus tertutup dan sering dibersihkan.

d) Pengambilan air menggunakan gayungyang bersih.

e) Memasak air sampai mendidih sebelum diminum.

f) Menggunakan alat-alat minum yang bersih.

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Jarot ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3346-BAB2PHBS.pdfObservasi dan pengisian kuesioner pada ...

18

2) Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita, antara lain:

a) Air tidak bewarna harus bening / jernih

b) Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah,

busadan kotoran lainnya.

c) Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau,

dan tidak pahit harus bebas daribahan kimia beracun.

d) Air tidak berbau seperti amis, anyir, busuk atau belerang.

3) Manfaat Menggunakan air bersih menurut Maryunani Anik,2013

antara lain :

a) Terhindar dari gangguan penyakit seperti Diare, Kolera, Disentri,

Thypus, Kekacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan.

b) Setiap anggota keluarga terpelihara kebersihan dirinya.

4). Asal SumberAir Bersih :

Sumber air bersih menurut Maryunani Anik,2013antara lain dapat

berasal dari :

a) Mata Air.

b) Air sumur atau Air sumur pompa

c) Air ledeng atau perusahaan air minum.

d) Air Hujan.

e) Air dalam kemasan.

b. Cuci Tangan Menggunakan Sabun

MenurutDepkes RI (2009) cuci tangan pakai sabun merupakan tindakan

sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air

yang mengalir dan sabun untuk menjadi bersih dan memuuskan mata

rantai kuman.Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun adalah

upaya pencegahan penyakit.

1). Menurut Maryunani Anik, 2013 waktu harus mencuci tangan

adalah :

a) Setiap kali tangan kita kotor (setelah;memegang uang, memegang

binatang,berkebun,dan lain-lain )

b) Setelah buang air bersih

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Jarot ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3346-BAB2PHBS.pdfObservasi dan pengisian kuesioner pada ...

19

c) Setelah mencebok bayi atau anak

d) Sebelum makan dan menyuapi anak

e) Sebelum memegang makanan

f) Sebelum menyusui bayi

2). Menurut Maryunani Anik, 2013 manfaat mencuci tangan

adalah:

a) Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan.

b) Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri, Akut

(ISPA), Flu Burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome

(SARS)

c) Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman

3).Menurut (Depkes RI,2009) Langkah-langkah mencuci tangan dengan

Benar adalah :

a) Membasahi tangan dengan air dibawah keran air atau air air

mengalir.

b) Mengambil sabun secukupnya untuk seluruh tangan.

c) Menggosok kedua telapak tangan sampai ke ujung jari

jemari.

d) Telapak tangan kanan menggosok punggung tangan kiri (atau

sebaliknya) dengan jari-jari saling mencuci (berselang-seling)

antara tangan kanan dan kiri. Lakukan sebaliknya.

e) Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan

saling mengunci.

f) Usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerakan

berputar. Lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri.

g) Menggosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya

dengan gerakan ke depan, ke belakang, dan berputar. Lalukan

sebaliknya.

h) Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan lakukan

gerakan memutar. Lakukan pula untuk tangan kiri.

i)Membersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir.

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Jarot ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3346-BAB2PHBS.pdfObservasi dan pengisian kuesioner pada ...

20

j) Keringkan tangan dengan menggunakan tissue dan bila

menggunakan kran air, tutup keran air dengan tissue.

c. Menggunakan Jamban yang Sehat

(Maryunani,Anik 2013).Jamban adalah suatu ruangan yang

mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas

tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa (cemplung) yang

dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk

membersihkannya

1) Jenis-jenis jamban :

a) Jamban Cemplung adalah jamban yang penampungannya berupa

lubang yang berfungsi menyimpan kotoran/tinja ke dalam tanah

dan mengendapkan kotoran ke dasar lubang. Untuk jamban

cemplung di haruskan ada penutup agar tidak berbau.

b) Jamban Tangki Septik / Leher Angsa adalah Jamban berbentuk

leher angsa yang penampungnnya berupa tangki septic kedap air

yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian/dekomposisi

kotoran manusia yang dilengkapi dengan resapan

2) Memilih Jenis Jamban :

a) Jamban Cemplung di gunakan untuk daerah yang sulit air.

b) Jamban Tangki Septic / Leher angsa di gunakan untuk daerah

yang cukup air dan daerah yang padat penduduk, karena dapat

menggunakan “multiple latrine” yaitu satu lubang penampungan

tinja / tangki septic di gunakan oleh beberapa jamban (satu lubang

dapat menampung kotoran / tinja dari 3-5 jamban).

3) Syarat-Syarat Jamban YangSehat :

a) Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air

minum dengan lubang pembuangan minimal 10 meter).

b) Tidak berbau.

c) Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.

d) Tidak mencemari tanah sekitarnya.

e) Mudah dibersihkan dan aman digunakan.

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Jarot ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3346-BAB2PHBS.pdfObservasi dan pengisian kuesioner pada ...

21

f) Dilengkapi dinding dan atap pelindung.

g) Penerangan dan ventilasi yang cukup.

h) Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.

i) Tersedia air, sabun, dan alat kebersihan.

4) Cara Memilih Jamban Yang Sehat :

a) Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.

b) Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam

keadaan bersih.

c) Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.

d) Tidak ada serangga misalnya kecoak, lalat dan tikus yang

berkeliaran.

e) Tersedia alat pembersih misalnya sabun,sikat, dan air bersih.

f) Bila ada kerusakan, segera perbaiki.

d. Membuang Sampah Pada Tempatnya

Sampah adalah limbah yang bersifat padat, terdiri dari bahan yang

bisa membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering.Sampah

sejenis ini disebut sampah organik sedangkan jenis sampah yang

anorganik tidak membusuk seperti plastik wadah pembungkus makanan,

kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng kayu.

Apabila sampah yang tidak di kelola dengan benar sangat disukai

binatang-binatang dan juga dapat menjadi tempat sarang serangga seperti

lalat,kecoa,tikus, dan anjing. Akibat buang sampah sembarangan dapat

menimbulkan air tergenang dan becek,sehingga menjadi sumber penyakit,

banjir, dan pencemaran lingkungan. (Kemenkes RI dan Unicef,2015).

e. Memberi Air Susu Ibu (ASI) Ekslusif Sejak Bayi

Menurut (Anik Maryunani,2013) ASI adalah makanan alamiah

berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk

kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. Air

Susu Ibu pertama cairan bening berwarna kekuningan (kolustrum) sangat

baik umtuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Jarot ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3346-BAB2PHBS.pdfObservasi dan pengisian kuesioner pada ...

22

Menurut (Atikah Proverawati & Eni Rahmawati, 2012) ASI

Ekslusif adalah bayi usia 0-6 bulan hanya di beri ASI saja tanpa

memberikan tambahan makanan atau minuman lain. Menurut Depkes RI

(2001) Pemberian ASI Ekslusif adalah memberi bayi berusia 6 bulan dan

memberikan kolustrum. Komposisi dan volume dapat berubah saat

dilahirkan dan 6 bulan kemudian. Berdasarkan waktu produksinya ASI

digolongkan dalam tiga kelompok yaitu :

1). Kolustrum

Kolustrum (susu awal) adalah ASI yang keluar pada hari pertama.

Setelah kelahiran bayi, berwarna kekuningan dan lebih kental, karena

mengandung banyak vitamin A, protein dan zat kekebalan yang penting

untuk melindungi bayi dari penyakit infeksi.

2). ASI transisi / Peralihan

ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolustrum sampai

sebelum menjadi matang. Biasanya di produksi pada harike 4-10 setelah

kelahiran.

3). ASI matang/mature

Asi matang/mature adalah ASI yang dikeluarkan pada sekitar hari ke 14

dan seterusnya komposisi relatif tetap (Roesli,2000). Merupakan suatu

cairan berwarna putih kekuningan yang diakibatkan warna dari gambar

Ca-casenat riboflavin, dan karoten yang terdapat di dalamnya.

a) Manfaat pemberian ASI

Menurut (Atikah Proverawati & Eni Rahmawati, 2012 )Manfaat ASI

sangat besar dalam upaya meningkatkan kualitas hidup anak, karena

dengan menyusui tidak hanya memberi keuntungan pada bayi saja,

tetapi juga bagi ibu dan keluarga, bahkan bagi negara.

1) Keuntungan menyusui bagi bayi :

Ditinjau dari aspek gizi

Kandungan gizi lengkap dan sesuai dengan kebutuhan bayi untuk

tumbuh kembang yang optimal . Mudah dicerna dan diserap.

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Jarot ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3346-BAB2PHBS.pdfObservasi dan pengisian kuesioner pada ...

23

Disamping itu ASI mengandung lipase yang memecah trigliserida

menjadi asam lemak dan gliserol.

Ditinjau dari aspek imonologi

Bayi tidak sering sakit. ASI mengandung kekebalan antara lain:

Imunitas selular yaitu lekosit sekitar 4000 ml/ASI yang terutama

terdiri dari Makrofag Imunitas humoral, misalnya IgA- enzim pada

ASI yang mempunyai efek anti bakteri misalnya lisozim, katalase

dan peroksidase.

Ditinjau dari aspek psikologis

Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng. Manfaat lainnya bagi

bayi : mengurangi insidens karies dentis. Mengurangi maloklusi

rahang. Asi mengandung 13 macam hormon antara lain ACTH,

TRH, TSH, EGF, Prolaktin, Kortikosteroit, Prostaglandin , dan lain-

lain.

2) Keunntungan Menyusui bagi Ibu

Aspek Kesehatan Ibu

Dapat Mengurangi pendarahan post parfum, mempercepat involusi

uterus dan mengurangi insiden karsinoma payudara.

Aspek Psikologis

Mendekatkan Hubungan kasih sayang ibu dan anak serta

memberikan perasaan dipelukan.

Aspek Keluarga Berencana

Menunda kembalinya kesuburan, sehingga dapat menjarangkan

kehamilan. Perlu diketahui bahwa frekuensi menyusui yang sering

baru mempunytai efek keluarga berencana.

b) Penyimpanan ASI dan Cara Menjaga Mutu dan Jumlah Produksi

ASI

Menurut (Anik Maryunani, 2013) Dukungan Suami, Orang Tua,

Ibu Meretua, dan keluarga lainya sangat di perlukan agar upaya

pemberian ASI Ekslusif sampai bayi berusia enam bulan.

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Jarot ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3346-BAB2PHBS.pdfObservasi dan pengisian kuesioner pada ...

24

Menurut (Atikah Proverawati & Eni Rahmawati, 2012 )Ibu yang

bekerja tetap bisa memberikan ASI Ekslusif pada bayi dengan cara

memberikan ASI sebelum berangkat kerja. Selama bekerja, bayi tetap

bisa diberikan ASI dengan cara memerah ASI sebelum berangkat kerja

dan ditampung digelas yang bersih dan tertutup untuk diberikan kepada

bayi dirumah. Penyimpanan ASI yang tepat dapat memperpanjang masa

pakai ASI dan mempertahankan nilai gizinya.

Cara Menyimpam ASI :

- ASI yang disimpan di rumah di tempat yang sejuk akan tahan 6-8

jam.

- ASI yang disimpan di dalam termos berisi es batu akan tahan 24

jam.

- ASI yang disimpan di lemari es akan atahan 3 kali 24 jam.

- ASI yang disimpan di freezer akan tahan selama 2 minggu.

Cara Memberikan ASI yang disimpan :

Menurut (Atikah Proverawati & Eni Rahmawati, 2012)Sebelum

memberikan ASI, lakukan cuci tangan dengan sabun dan bilas

dengan air bersih. Apabila ASI diletakkan di ruangan yang sejuk,

segera berikan sebelum masa simpan berakhir (8jam). Apabila ASI

disimpan dalam termos atau lemari es, ASI yang disimpan dalam

gelas bersih tertutup dihangatkan dengan cara direndam dalam

mangkok berisi air hangat, kemudian ditunggu sampai ASI terasa

hangat. ASI diberikan dengan sendok yang bersih, jangan pakai dot

lebih sulit dibersihkan dan menghindari terjadinya bingung puting

susu pada bayi.

3.Diare

a) Definisi Diare

Pengertian diare menurut WHO (1999) secara klinis didefinisikan

sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih

dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Jarot ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3346-BAB2PHBS.pdfObservasi dan pengisian kuesioner pada ...

25

cair) dengan atau tanpa darah. Secara klinik dibedakan tiga macam

sindroma diare yaitu diare cair akut, disentri, dan diare persisten.

Sedangkan menurut menurut Depkes RI (2005), diare adalah suatu

penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi

dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi

buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari.

b) Klasifikasi Diare

Menurut Depkes RI (2000), berdasarkannya jnis diare dibagi

menjadi empat,yaitu :

a) Diare akut

Diare akut yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya

kurang dari 7 hari).Akibat dari diare akut adalah dehidrasi yang

merupakan penyebab utama kematian bagi penderita

b) Disentri

Disentri yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya, Akibat dari

disentri adalah anoreksia,penurunan berat badan dengan cepat, dan

kemungkinan terjadinya komplikasi mukosa.

c) Diare persisten

Diare persisten,yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara

terus menerus. Akibat diare persisten adalah penderita mengalami

penurunan berat badan dan gangguan metabolisme.

d) Diare dengan masalah lain,

Diare dengan masalah lain , yaitu apabila pasien menderita diare (diare

akut dan persisten) isertai dengan penyakit lain seperti

demam,gangguan gizi atau penyakit lainnya.

c) Gejala dan Tanda Diare

a) Gejala Umum ( Widoyono,2011)

1. Berak cair atau lembek dan sering.

2. Muntah,biasanya menyertai diare pada gastroenteritis akut.

3. Demam,dapat mendahului atau tidak mendahului gejala diare.

4. Gejala dehidrasi,yaitu mata cekung,ketegangan kulit menurun.

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Jarot ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3346-BAB2PHBS.pdfObservasi dan pengisian kuesioner pada ...

26

5. Apartis,bahkan gelisah.

b) Gejala Spefik ( Widoyono,2011)

1. Vibrio cholera: diare hebat,warna tinja seperti cucian beras dan

berbau amis.

2. Disenteriform: tinja berlendir dan berdarah.

d) Etiologi Diare

Penyebab diare dapat dikelompokkan menjadi: (Widoyono,2011)

a) Virus Rotavirus (40-60%),Adenovirus

b) Bakteri: Escherichia coli (20-30%),

c) Shigella sp. (1-2%),Vibrio cholera,dan lain lain.

d) Parasit: Entamoeba histolytica (<15),

e) Giardia lamblia,Cryptosporidium (4-11%).

f) Keracunan Makanan

g) Malabsorpsi: Kabohidrat,lemak,dan protein.

h) Alergi: makanan,susu sapi.

i) Imunodefisiensi;AIDS

Penyebab diare akut terbesar adalah inveksi virus dari golongan

rotavirus.Genus rotavirus merupakan virus golongan RNA yang termasuk

dalam family Reoviridae.

e) Penularan Diare

Penyebab kuman yang menyebabkan diare biasanya melalui fecal-

oral, yaitu melalui makanan dan minuman yang tercemar tinja dan atau

kontak langsung dengan tinja penderita.Jalur masuknya virus,bakteri atau

kuman penyebab diare ke tubuh manusia melalui dapat melaui 4F, yaitu

fluids (air), fields (tanah), flies (lalat), dan fingers (tangan). Menurut

Wagner dan Lanoix dalam Depkes 2000, tahapan penularannya dimulai

dari cemaran yang bersasal dari kotoran masusia (feses) yang mencemari

4F, lalu berpindah ke makanan yang keAmudian disantap manusia

(Sardjana,2007).

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Jarot ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3346-BAB2PHBS.pdfObservasi dan pengisian kuesioner pada ...

27

.

Gambar 2.1 Jalur Pemindahan Kuman Penyakit Dari Tinja ke Penjamu

yang Baru ( Wagner& Lanoix, 1958 dalam Depkes, 2000).

Menurut Depkes, 2000 Proses pemindahan bakteri dari tinja

sebagai pusat infeksi sampai inang baru dapat melalui berbagai media

perantara,antara lain sebagai berikut:

a) Tinja atau kotoran manusia mengandung agent penyakit sebagai sumber

penularan bila pembuangannya tidak aman sehingga dapat mencemari

tangan,air,tanah atau dapat menempel pada lalat dan serangga lainnya

yang menghinggapi tinja.

b) Air yang tercemar tinja dapat mencemari makanan yang selanjutnya

makanan tersebut dimakan oleh manusia atau air yang tercemar

diminum oleh manusia.

c) Tinja dapat mencemari tangan atau jari-jari manusia selanjutnya dapat

mencemari makanan pada waktu memasak atau menyiapkan

makanan,demikian juga tangan yang telah tercemar dapat langsung

kontak dengan mulut.

d) Tinja secara langung dapat mencemari makanan yang kemudian

makanan tersebut dimakan oleh manusia, melalui lalat/serangga,kuman

penyakit dapat mencemari makanan sewaktu hinggap di makanan yang

kemudian dimakan oleh manusia

Air Limbah

Dan Tinja

Air

Tangan

Serangga/

Tikus

Tanah

Makanan Manusia

Mati

Sakit

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Jarot ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3346-BAB2PHBS.pdfObservasi dan pengisian kuesioner pada ...

28

e) Melalui lalat atau serangga lainnya,kuman penyakit dapat mencemari

makanan sewaktu hinggap di makanan yang kemudian dimakan oleh

manusia.

f) Tinja juga dapat mencemari tanah sebagai akibat tidak baiknya sarana

pembuangan tinja atau membuang tinja di sembarang tempat, dimana

tanah tersebut selanjutnya dapat mencemari makanan atau kontak

langsung dengan mulut manusia.

Diare dapat terjadi bila seseorang menggunakan air yang sudah

tercemar,baik tercemar dari sumbernya, tercemar selama perjalanan

sampai ke rumah-rumah, atau tercemar pada saat di simpan di rumah

(Widoyono,2008).

f) Cara Pencegahan Diare

Sebagian besar kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui

jalur fecal-oral mereka dapat ditularkan dengan memasukkan ke dalam

mulut, cairan, benda-benda yang tercemar dengan tinja misalnya air

minum, jari-jari tangan, makanan yang disiapkan dalam panci yang

dicuci dengan air yang tercemar. Menurut Depkes RI (2009), hal yang

perlu dilakukan untuk mencegah timbulnya diare,yaitu :

a) Penyediaan sarana air bersih dan jamban yang memenuhi syarat

kesehatan

b) Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan,sebelum mengolah

makanan,dan setelah buang air besar.

c) Merebus air minum hingga mendidih.

d) Membiasakan buang air besar di WC/Kaskus/Jamban.

e) Menutup makanan rapat-rapat agar terhindar dari lalat.

f) Memberikan ASI pada bayi hingga usia 2 tahun.

g) Penyuluhan Kesehatan

.

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Jarot ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3346-BAB2PHBS.pdfObservasi dan pengisian kuesioner pada ...

29

4.Perilaku Kesehatan

a) Definisi Perilaku Kesehatan

Menurut Mubarok et.al(2007) perilaku seseorang/masyarakat

tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan,

tradisi dari orang atau masyarakat yang bersangkutan, ketersediaan

fasilitas, sikap dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan

juga mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Perilaku

manusia secara operasional dapat dikelompokkan menjadi 3 macam

domain, yaitu perilaku dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan

nyata/perbuatan.

Menurut Machfoed (2005) pengertian perilaku kesehatan

mempunyai dua unsur pokok, yaitu:

1).Respon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan,

persepsi, dan sikap) maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau

praktis).

2).Stimulus atau rangsangan, terdiri dari 4 unsur pokok yaitu sakit dan

penyakit, sistem pelayanan kesehatan dan lingkungan.

b) Domain Perilaku Kesehatan

Menurut Ki Hajar Dewantoro, ketiga kawasan perilaku ini

disebut : cipta (kognisi), rasa (emosi), dan karsa (konasi). Tokoh

pendidikan ini mengajarkan bahwa tujuan pendidikan adalah

membentuk dan atau meningkatkan kemampuan manusia yang

mencakup cipta, rasa, dan karsa.Ketiga kemampuan tersebut harus

dikembangkan bersama-sama secara seimbang, sehingga terbentuk

manusai Indonesia yang seutuhnya (harmonis). (Notoatmodjo 2003)

1) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Jarot ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3346-BAB2PHBS.pdfObservasi dan pengisian kuesioner pada ...

30

yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974)

mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru

(berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang

berurutan, yakni : (Notoatmodjo, 2003).

a) Awareness (kesadaran)

Orang menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap

stimulus.

b) Interest (merasa tertarik)

Tertarik terhadap stimulus, sikap subjek sudah mulai timbul.

c) Evaluation (menimbang)

Menimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya,

sikap responden sudah lebih baik lagi.

d) Trial

Subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa

yang dikehendaki oleh stimulus.

e) Adoption

Subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

2) Sikap (Attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup

terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak dapat langsung

dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku

yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya

kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Sikap terdiri dari

berbagai tingkatan, yaitu :

a) Menerima (receiving)

Orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan

(objek).

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Jarot ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3346-BAB2PHBS.pdfObservasi dan pengisian kuesioner pada ...

31

b) Merespons (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari

sikap.

c) Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi

sikap tingkat tiga.

d) Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.

3) Tindakan atau Praktek (practice)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan

(overt behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan

nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang

memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Tindakan dalam kesehatan

lingkungan mencakup : membuang air besar di jamban (WC),

membuang sampah di tempat sampah, menggunakan air bersih untuk

mandi, cuci, masak, dan sebagainya. Pengukuran perilaku dapat

dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat

dilakukan dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan. Secara tidak

langsung dapat dilakukan dengan wawancara terhadap kegiatan-

kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan lalu

(recall) (Notoatmodjo, 2003).

c). Bentuk-bentuk Perubahan Perilaku

Menurut WHO yang dikutip oleh (Notoatmodjo, 2003) perubahan

perilaku dikelompokkan menjadi 3 :

1) Perubahan Alamiah (natural change) yaitu perubahan perilaku yang

terjadi pada lingkungan fisik, sosial, budaya, maupun ekonomi dimana

masyarakat hidup dan beraktifitas.

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Jarot ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3346-BAB2PHBS.pdfObservasi dan pengisian kuesioner pada ...

32

2) Perubahan Rencana (planned change) yaitu perubahan perilaku yang

terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh subjek.

3) Kesediaan untuk Berubah (readiness to change) yaitu perubahan

perilaku yang terjadi apabila terjadi suatu inovasi atau program-

program pembangunan di dalam masyarakat, maka yang terjadi adalah

sebagian orang sangat cepat untuk menerima perubahan tersebut, dan

sebagian lagi sangat lamban menerima. Hal ini disebabkan setiap orang

mempunyai kesediaan untuk berubah (readiness to change) yang

berbeda-beda.

Tim kerja WHO dalam Notoatmodjo (2003), menganalisis bahwa

yang menyebabkan seseorang itu berperilaku tertentu adalah karena 4

alasan pokok, yaitu :

a) Pemikiran dan Perasaan

Pemikiran dan perasaan ini dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap,

kepercayaan-kepercayaan, dan penilaian-penilaian seseorang terhadap

objek (objek kesehatan).

b) Orang Penting sebagai Referensi

Perilaku orang lebih banyak dipengaruhi oleh orang-orang yang

dianggap penting. Apabila seseorang itu penting untuknya, maka apa

yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh.

c) Sumber Daya (resources)

Sumber daya mencakup fasilitas-fasilitas, uang, waktu, tenaga,

pelayanan, dan sebagainya. Pengaruh sumber daya terhadap perilaku

dapat bersifat positif maupun negatif.

d) Kebudayaan

Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan penggunaan sumber daya di

dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hiduup (way of

life) yang pada umumnya disebut kebudayaan. Perilaku yang normal

adalah salh satu aspek dari kebudayaan, dan selanjutnya kebudayaan

mempunyai pengaruh yang dalam terhadap perilaku.

Page 28: BAB II TINJAUAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Jarot ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3346-BAB2PHBS.pdfObservasi dan pengisian kuesioner pada ...

33

Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa banyak alasan seseorang

untuk berperilaku. Oleh sebab itu perilaku yang sama di antara beberapa

orang dapat berbeda-beda disebabkan oleh latar belakang.

C. Kerangka Teori

Gambar 2.2 Kerangka Teori Penelitian

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di

Tatanan Rumah Tangga

Tindakan

Sikap Pengetahuaan

Kejadian Penyakit Diare

Page 29: BAB II TINJAUAN TEORI A. Hasil Penelitian Terdahulu Jarot ...digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3346-BAB2PHBS.pdfObservasi dan pengisian kuesioner pada ...

34

D. Kerangka Konsep

GAMBAR 2.3 KERANGKA KONSEP

PHBS di Rumah

Tangga Indikator

PHBS:

1. Persalinan di

tolong oleh

tenaga

kesehatan.

2. Memberi ASI

Esklusif.

3. Menimbang

Balita setiap

Bulan.

4. Menggunakan

Air Bersih.

5. Mencuci tangan

menggunakan

air bersih dan

sabun.

6. Menggunakan

jamban yang

sehat.

7. Memberantas

jentik.

8. Makan buah dan

sayur setiap hari.

9. Melakukan

aktivitas fisik

setiap hari.

10.Tidak Merokok

di dalam rumah.

11.Membuang

sampah pada

tempatnya.

PHBS di

Institusi

Kesehatan

Perilaku :

1. Pengetahuan

2. Sikap

3. Tindakan

Kejadian Diare

Keterangan :

IK = Di Teliti

T = Tidak Diteliti

PHBS di

Tempat

- tempat

Umum

PHBS

di

Sekolah

PHBS

di

Tempat

Kerja