digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... ·...

59

Transcript of digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... ·...

Page 1: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya
Page 2: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya
Page 3: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya
Page 4: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

VISI DAN MISI

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KESEHATAN LINGKUNGAN

A. VISI

Menjadikan Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Surabaya sebagai rujukan

yang menghasilkan tenaga ahli madya yang memiliki integritas dengan keunggulan yang

kompetitif bidang sanitasi perkotaan tahun 2025

B. MISI :

1. Melaksanakan integrase Tridharma Perguruan Tinggi untuk mendukung

pengembangan ilmu pengetahuan, moralitas, intergritas, dan kompetensi yang unggul

serta kompetitif bidang sanitasi perkotaan.

2. Melaksanakan tata kelola organisasi dan sumber daya manusia yang baik, bersih,

akuntabel, transparan , dan terukur.

3. Mengembangkan kerjasama dalam bidang penelitian, pengabdian masyarakat dan

pengelolaan Pendidikan.

Page 5: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

LEMBAR PENGESAHAN Modul Praktikum dengan judul : MODUL PRAKTIKUM DASAR TEKNIK Disusun oleh : Hadi Suryono, ST, MPPM Darjati, SKM, M.Pd. Telah disusun berdasarkan Rencana Pembelajaran Program Srudi (RPS) dan Kurikulum Pendidikan Tinggi Diploma III Kesehatan Lingkungan Surabaya dan dapat digunakan sebagai pedoman praktikum bagi mahasiswa.

Surabaya, Agustus 2019

Ketua Program Studi

Diploma III Kesehatan Lingkungan Surabaya,

Nurhaidah, SKM, M.Kes. NIP. 197202081996022001

Dosen PJMK

Darjati, SKM, M.Pd NIP.

Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Surabaya,

Ferry Kriswandana, SST, MT NIP. 197007111994031003

Page 6: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

KOMPETENSI YANG INGIN DICAPAI:

Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Mengenal berbagai macam alat serta fungsi masing-masing

2. Melakukan praktik penyambungan pipa dengan berbagai jenis sambungan dengan

baik.

3. Merencanakan kebutuhan dalam system penyambungan pipa distribusi air bersih pada skala rumah tangga

4. Dapat melakukan pengukuran profil memanjang dan profil melintang dengan

pesawat theodolit serta mendapat data hasil pengukuran beda tinggi dan jarak

permukaan tanah

5. Dapat mengolah data hasil pengukuran dan mampu menghitung angka koreksi

sebagai control kevalidan data

6. Memahami pemasangan batu bata dan dapat menghitung kebutuhan batu bata seluar 1 m2 bangunan

7. Melaksanakan pekerjaan pemasangan dinding tembok batubata ½ bata ikatan siku (L)

8. Dapat mencampur spesi untuk kebutuhan bangunan. 9. Memahami dan menjelaskan jenis-jenis sambungan 10. Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan

baik tidaknya agregat yang digunakan untuk bangunan

Page 7: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

KATA PENGANTAR

Buku Pedoman Praktikum Dasar Teknik ini disusun sebagai buku pedoman

untuk pelaksanaan praktikum mata kuliah Dasar Teknik Program Studi Diploma III

Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan

Surabaya.

Dengan disusunnya modul praktikum Dasar Teknik ini mahasiswa akan lebih

terpacu untuk mendalami praktikum lebih mudah karena cara belajarnya akan lebih

terarah dan mendapatkan manfaat yang lebih besar dibandingkan jika tidak ada

buku pedoman sebagai penuntun praktikum.

Apabila masih terdapat kekurangan dalam penyusunan ini tentunya akan

diperbaiki pada waktu yang akan datang, karena buku ini akan selalu ditinjau ulang

dan diperbarui seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknolog dibidang

dasar keteknikan kesehatan lingkungan.

Saran dan kritik dari pembaca dan pengguna buku ini akan kami jadikan

motivasi untuk memperbaiki isi maupun sistematika dimasa yang akan dating.

Akhirnya kami mengucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan

kontribusi terhadap penyusunan buku pedoman praktikum ini.

Surabaya, Agustus 2019

Hormat kami,

Ttd

Penyusun.

Page 8: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

STANDAR KESELAMATAN KERJA PRAKTIKUM

Untuk keselamatan kerja selama melakukan praktikum, maka praktikan harus

mengikuti petunjuk keselamatan kerja sebagai berikut:

1. Ikutilah Tata Tertib praktikum yang telah ditentukan di laboratorium dan

bengkel kerja

2. Pakailah baju praktikum dan perlengkapan keselamatan kerja sesuai dengan

kebutuhan berdasarkan substansi praktikum:

a. Untuk praktek pengukuran beda tinggi dan jarak (levelling) pakailah baju

praktek lapangan (training pak), sepatu boot dan helmet pelindung kepala.

Payungilah pesawat theodolite atau water pass yang digunakan agar

terlindung dari matahari atau hujan

b. Untuk praktek pasangan batu bata gunakan baju praktek lapangan, sepatu

boot dan masker.

c. Untuk praktek sambungan kayu pakailah baju praktek lapangan, masker

dan kacamata google supaya terlindung dari butiran kayu masuk kemata

atau saluran pernapasan.

3. Ikutilah prosedur penggunaan pesawat atau peralatan sesuai dengan standar

penggunaan alat yang tertera pada alat maupun pedoman praktikum yang

ditentukan oleh pembimbing praktek.

4. Kembalikanlah peralatan praktikum dalam kondisi baik dan bersih.

Page 9: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

D A F T A R I S I

Halaman Judul

Visi dan Misi i

Lembar Pengesahan ii

Kompetensi yang ingin dicapai iii

Kata Pengantar iv

Standar Keselamatan Kerja Praktikum v

Daftar Isi vi

PRAKTEK 1 Teknik Sambungan Dan Perencanaan Perpipaan Distribusi

Air Bersih Di Rumah Tangga 1

PRAKTEK 2 Pengukuran Beda Tinggi Dan Jarak Dalam Pengukuran Profil

Memanjang Dan Melintang (Levellin) 6

PRAKTEK 3 Menggambar Teknik 16

PRAKTEK 4 Membuat Pasangan Batu Bata 21

PRAKTEK 5 Membuat sambungan kayu sederhana 47

PRAKTEK 6 Konstruksi Beton 50

DAFTAR PUSTAKA 54

Page 10: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

1

1. Tujuan Praktikum:

a. Mahasiswa mampu mengenal berbagai macam sambungan pipa GI dan PVC

b. Mahasiswa dapat melakukan praktik penyambungan pipa dengan berbagai jenis

sambungan dengan baik.

c. Mahasiswa dapat merencanakan kebutuhan dalam system penyambungan pipa

distribusi air bersih pada skala rumah tangga.

2. Pendahuluan

Pemenuhan kebutuhan air bersih di rumah tangga merupakan salah satu usaha

dalam meningkatkan kesehatan masyarakat agar terhindar terjadinya penularan

penyakit melalui air (Waterborne Deseases). Oleh sebab itu air untuk kebutuhan

manusia harus memenuhi persyaratan fisik, kimia, bakteriologis maupun zat

berbahaya lainnya.

Sistem perpipaan yang baik dalam pemenuhan kebutuhan air bersih rumah tangga

dapat membantu tersedianya air bersih yang memenuhi syarat, karena tidak

mengalami pencemaran dari tanah atau zat organic di sekitarnya. Selain itu system

sambungan perpipaan yang baik juga mendukung tersedianya air bersih yang lebih

efisien, karena tidak terjadi kebocoran pada sambungan yang dapat menyebabkan

pemakaian air yang lebih banyak dan kebutuhan listrik yang melonjak akibat terlalu

sering menggunakan pompa akibat kebororan tersebut.

3. Dasar Teori:

Jenis PVC yang tahan lama dan tidak gampang dirusak dan tidak berkarat atau

membusuk menjadikan PVC paling sering digunakan dalam system perpipaan dan

pelindung kabel. PVC tahan dalam kondisi lingkungan secara biologis maupun

kimiawi, membuatnya menjadi plastic yang dipilih sebagai bahan pengganti pipa

logam yang rentan karat dalam penggunaan rumah tangga.

Pipa PVC biasanya memakai standar ukuran JIS (Japanese Industrial Standart),

sedangkan untuk PDAM biasanya memakai standart ukuran SNI (Standart Nasional

Indonesia). Dalam system JIS ada 3 jenis pipa PVC, yaitu AW,D dan C.

PRAKTIK

1 TEKNIK SAMBUNGAN DAN PERPIPAAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI RUMAH TANGGA

Page 11: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

2

AW, paling tebal, biasanya dipakai untuk perpipaan yang membutuhkan aliran

tekanan tinggi ( seperti pakai pompa ).

D, tidak setebal AW, tapi lebih tebal dari C, digunakan untuk tekanan yang tidak

terlalu besar atau bisa dipakai untuk saluran buangan didalam tanah.

C, paling tipis biasanya untuk buangan air, tidak bisa untuk tekanan.

Berikut ini adalah macam-macam ukuran diameter pipa PVC dengan standart JIS

(satuan inch).

TEBAL SEDANG TIPIS UKURAN

- - C 5/8 “ 17 mm

AW ½ “ - C ½ “ 22 mm

AW ¾ “ - C ¾ “ 26 mm

AW 1 “ D 1 ¼ “ C 1 “ 32 mm

AW 1 ¼ ” D 1 ½ “ C 1 ¼ “ 42 mm

AW 1 ½ “ D 2 “ C 1 ½ “ 48 mm

AW 2 “ D 2 ½ “ C 2 “ 60 mm

AW 2 ½ “ D 3 “ C 2 ½ “ 76 mm

AW 3 “ D 4 “ C 3 “ 89 mm

AW 4 “ D 5 “ C 4 “ 114 mm

AW 5 “ D 6 “ C 5 “ 140 mm

AW 6 “ D 8 “ 165 mm

AW 8 “ D 10 “ 216 mm

AW 10 “ 267 mm

4. Alat-alat yang diperlukan:

a. Model berbagai macam sambungan pipa dari bahan GI dan PVC

b. Sikat dan kain lap

Page 12: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

3

c. Berbagai jenis sambungan pipa dari bahan PVC

d. Pemotong pipa PVC

5. Bahan – bahan

- Lem PVC

- Seal tape (selotip)

- Pipa PVC

6. Prosedur Kerja Penyambungan Pipa:

a. Siapkan alat dan bahan praktikum

b. Mengenal berbagai macam sambungan pipa GI dan PVC dengan mengamati

dan menggambar sambungan tersebut.

c. Melakukan praktik teknik penyambungan pipa dengan berbagai macam asesoris

sambungan pipa PVC

d. Membuat perencanaan kebutuhan pipa dan sambungan, serta kebutuhan bahan

yang digunakan dalam suatu system perpipaan dalam rumah tangga.

6.1. Teknik Penyambungan Pipa:

I. Prosedur menyambung pipa PVC menggunakan sock

a). Siapkan peralatan: pemotong pipa, gergaji pipa/ pemotong pipa PVC, dan

gunting

b). Siapkan bahan : selotip, kertas gosok, pipa dan sambungannya

c). Bersihkan ujung pipa yang akan disambung dengan lap dan pastikan

bagian sekitar ujung pipa kering.

d). Gosoklah ujung pipa dengan kertas gosok halus sampai permukaannya

agak kasar, demikian juga bagian dalam sock.

e). Olesi bagian ujung pipa PVC yang akan disambung dengan lem PVC

dengan merata, demikian juga bagian dalam sock pvc.

f). Segera masukkan ujung pipa yang sudah diberi lem ke dalam sock yang

sudah di lem juga dengan gerakan agak diputar.

g). demikian pula dengan ujung pipalain yang akan disambungkan dengan

sock tersebut, lakukan dengan cara yang sama, maka tersambunglah

kedua bagian pipa tersebut.

II. Menyambung bagian pipa atau jenis sambungan yang ada ulir/ dratnya.:

a. Pegang dengan tangan kiri bagian sambungan (bisa juga kran atau stop

kran) yang ada ulir/dratnya dengan posisi menjauhi jari tangan kiri

Page 13: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

4

b. Lilitkan seal tape (selotip) dengan gerakan searah jarum jam, posisi

gulungan selotip hendaknya menghadap keluar gerakan lilitan.

c. Setelah dirasa cukup, sambungkan asesoris/ sambungan dengan

memutarnya pada bagian drat yang telah dilitkan selotip sampai terasa

agak berat.

d. Maka sambungan telah selesai.

III. Membuat perencanaan sambungan instalasi perpipaan air bersih di

rumah tangga

a. Pelajarilah dahulu lay-out/ denah rumah dengan teliti termasuk ukuran

setiap ruang dalam bangunan tersebut.

b. Pelajarilah rencana perletakan pompa dan letak sumber air (sumur gali/

tendon PDAM

c. Gambarlah jaringan pipa yang direncanakan dengan pertimbangan

efektif dan efisien, yaitu memperkirakan jalur terdekat agar kebutuhan

pipa maupun sambungan/ asesoris yang dibutuhkan lebih sederhana

dan optimal.

d. Hitunglan panjang jalur untuk menghitung kebutuhan pipa

e. Hitung jumlah belokan untuk menghitung sambungan yang diperlukan

f. Hitung jumlah titik-titik yang akan dipasang kran

g. Hitung kebutuhan pipa, sambungan, asesoris pendukung yang

dibutuhkan, biaya yang dikeluarkan untuk keseluruhan kebutuhan.

7. Soal Pendahuluan:

7.1. Bagaimana cara menyambung pipa PVC ukuran 11/4 “ dengan pipa GI

ukuran 2”

7.2. Studi Kasus :

Perhatikan gambar di bawah ini

Sebuah rumah tangga memiliki 2 kamar mandi, satu dapur. Sumber air

bersih yang dipakai berasal dari air PDAM, dimana air PDAM harus

ditampung dalam tendon air karena kalau siang tidak mengalir. Pemilik

rumah berencana akan membuat jaringan perpipaan untuk kedua kamar

mandi, wastafel di dapur dan satu kran dipasang dekat garasi dan taman

depan rumah.

Pertanyaan:

1. Hitung kebutuhan pipa

2. Hitung Kebutuhan asesoris dan sambungan pip

3. Hitung bahan dan biaya yang dibutuhkan

Page 14: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

5

Gambar 1.1. Denah rumah:

700 400 450 300 200

400 750

250 250

Taman Garasi

KT KT

KM

KT Ruang Santai

850

Dapur

750 350 P

KM

Page 15: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

6

2.1. Tujuan :

1. Mahasiswa dapat mengenal peralatan yang digunakan untuk

pengukuran.

2. Mahasiswa dapat menggunakan alat dan masing-masing fungsi dari

bagian pesawat theodolit.

3. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran profil memanjang dan profil

melintang dengan pesawat theodolit serta mendapat data hasil

pengukuran.

4. Mahasiwswa dapat mengolah data hasil pengukuran dan mampu

menghitung angka koreksi sebagai control kevalidan data

5. Mahasiswa diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang

berkaitan dengan pengukuran di lapangan.

2.2. Pendahuluan

Pengukuran beda tinggi dan jarak di lapangan dapat digunakan untuk

berbagai kebutuhan diantaranya:

a. Untuk menentukan arah pemasangan pipa distribusi air minum

berdasarkan kemiringan yang ditemukan dari perhitungan beda tinggi

b. Untuk menghitung kebutuhan pipa berdasarkan jarak optic hasil

pengukuran

c. Untuk menghitung volume tanah urug setelah ditentukan luas dan tinggi

dari hasil pengukuran

d. Untuk pembangunan rumah/ bangunan lain

e. Untuk memasang rel kereta api.

f. Untuk keperluan lain misalnya mengukur ketinggian jalan untuk

kepentingan lalu lintas

Pengukuran Beda Tinggi Dan Jarak Dalam Pengukuran Profil Memanjang dan Melintang (Levelling)

PRAKTIK

2

Page 16: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

7

2.3. Prinsip pengukuran:

Dengan mengetahui perbedaan skala yang ditunjukkan oleh hasil

pembacaan batas atas, batas tengah dan batas bawah pesawat pesawat

teodolit, maka dapat dihitung beda tinggi dan jarak optic dengan rumus

sebagai berikut:

Jarak optik adalah jarak antara pesawat (theodolit) dengan titik

pengukuran yang dihitung berdasarkan garis lurus dan mendatar (garis

bidik pesawat terhadap bak baca/ rambu ukur secara tegak lurus.

Rumus-rumus :

a. Beda tinggi antara titik A dan B = Batas tengah titik A – Batas tengah

titik B

Pesawat A B

b. Jarak Optik = (Ba – Bb) x 100

Jarak optik

A

B

2.4. Alat-alat/Bahan yang diperlukan:

- Pesawat Theodolit

t = Bt titik A – Bt titik B

Page 17: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

8

- Tripot/kakitiga penyangga pesawat/statip.

- Pesawat theodolit.

- Rambu bak baca/Mistar baca.

- Rol meter.

- Waterpas.

- Payung.

- Alat tulis, hitung/Calculator.

- Helmet.

- Meteran Roda.

- Alat penanda titik.(Patok,cat,dsb)

Gambar 1.1. Pesawat Theodolit dan Peralatan lainnya:

Page 18: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

9

Gambar 1.4. SKALA PD MEASURING WHEEL

Gambar 1.2.

STATIP / TRIPOD

Gambar 1.3. MEASURING

WHEEL

Page 19: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

10

Gambar. 1.6. SKALA RAMBU

Gambar 1.7. UNTING2/ LOT

Gambar 1.5.

RAMBU UKUR/ BAK

BACA

Gambar 1.8. WATER PASS

Page 20: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

11

CARA PEMBACAAN RAMBU/BAK BACA Ba = batas tengah = benang tengah Bt = batas tengah = benang tengah Bb = batas bawah = benang bawah Gambar 1.11. Bacaan Teropong

Ba 13

Bt 14

Bb 15

Ba = 13,16

Bt = 14,17

Bb = 15,16

Gambar 1.10.

Gambar 1.9.

PAYUNG

Page 21: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

12

Dalam membaca skala bak baca/ rambu baca harus diperhatikan angka kecil

berasal dari atas atau bagian bawah. Jika dari arah atas maka lokasi skala

berada pada posisi seperti hurus “E” sebelah atas. Pada gambar di atas

menunjukkan bahwa skala kecil dari arah bagian atas ke bawah, maka cara

membaca rambu dimulai dari atas ke benang penunjuk skala, sehingga hasil

bacaannya sebagaimana ditunjukkan data di sebelah kanan gambar.

Bt (Benang Tengah) yang digunakan dalam perhitungan beda tinggi adalah Bt

yang sudah dikoreksi, artinya Bt seharusnya sama dengan (Ba + Bb)/2. Selisih

nilai Bt hasil pembacaan dengan Bt hasil perhitungan maksimum adalah 0,01 dm

(apabila satuan rambu ukur adalah dm).

2.4. CARA PENGGUNAAN PESAWAT THEODOLIT: 1. Pasang statip/threepot pada tanah yang cukup datar 2. Atur agar posisi kepala statip cukup mendatar dengan bantuan waterpass 3. Kaitkan pesawat diatas statip dengan sekrup pengait(terletak pada bagian

pesawat bagian bawah) 4. Atur agar posisi pesawat berdiri tegak di atas statip dengan mengatur

gelembung nivo tabung tepat di tengah, dengan cara: a. Sejajarkan kedua buah kaki kiap dengan arah teropong b. Tengahkan gelembung nivo dengan memutar kedua kaki tersebut dengan

arah yang berlawanan c. Putar teropong sejajar dengan dua kaki kiap yang lain d. Tengahkan gelembung nivo dengan memutar kaki kiap yang ketiga. e. Cek kembali posisi gelembung nivo dengan mensejajarkan arah teropong

dengan sisi yang ketiga (dengan kedua kaki kiap) f. Apabila gelembung nivo tetap relative ditengah maka kembalikan arah

teropong pada posisi awal dan cek apakah gelembung nivo tetap ditengah, bila demikian pengaturan sudah selesai

g. Bila belum ditengah, maka ulangi prosedur tersebut dengan memulai dengan dua buah kaki kiap yang lain sampai diperoleh posisi yang diharapkan.

5. Atus agar posisi teropong tegak lurus dengan sumbu tegak pesawat dengan cara melihat sudu vertical menunjukkan skala 90o atau 270o

6. Pesawat siap digunakan

2.5. CARA PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG : 1. Buatlah rencana titik pengukuran pada jalur yang sudah direncanakan

(biasanya di sepanjang pinggir jalan tertentu). Penentuan titik pengukuran maksimal berjarak 50 m dari pesawat terhadap titik/ rambu ukur.

2. Tempatkan pesawat theodolit diantara titik pertama dan kedua (diantara titik A dan B).

3. Atur sampai pesawat siap digunakan untuk membidik. 4. Arahkan pesawat pada bak baca pada titik belakang (Titik A).

belakang(A) adalah titik pertama pada jalur pengukuran.

5. Atur lensa fokusnya dan atur lensa okulernya hingga bak baca tampak jelas

serta garis pada lensa tampak jelas pula.

6. Pegang bak baca dengan posisi tegak lurus dan pemegang bak baca selalu

di samping kirinya

7. Baca dan catat angka yang tepat pada bak baca/rambu ukur terhadap

bidikan/pengukuran dan sudut datarnya

a) Benang atas (Ba)

b) Benang tengah (Bt)

Page 22: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

13

c) Benang bawah (Bb)

d) Menghitung hasil pengukuran dan di buatkan tabel

e) Rumus Jarak dari pesawat ke rambu ukur: (dm) = (Ba – Bb) x 100

f) Rumus menghitung beda tinggi antara dua titik 1, dan 2: Bt(beda tinggi)

= Bt1 (titik awal) – Bt2 (titik aselanjutnya)

g) Rumus angka Koreksi Pembacaan : (Ba + Bb) : 2 = Bt

h) Faktor koreksi = max 0.05 dm (sebaiknya dihindari)

8. Putar pesawat menghadap bak baca depan (titik B muka/depan). Bak baca

depan adalah titik kedua (titik B) yang terdapat pada deretan titik-titik

pengukuran selanjutnya.

9. Baca rambu untuk memperoleh data dengan cara yang sama dengan

pembacaan titik sebelumnya.

10. Masukkan data ke dalam table pengukuran.

11. Pindah posisi pesawat tepat di tengah-tengah titik B dan C. Lakukan

pembacaan pada titik B belakang.

12. Putar pesawat kea rah titik C depan/muka) kwmudian baca hasilnya.

13. Pindah pesawat pada posisi diantara titik-titik pengukuran selanjutnya

sampai titik yang terakhir. Dengan cara yang sama maka akan diperoleh

data keseluruhan yang kita harapkan.

14. Olahlah data hasil pembacaan sampai diperoleh seluruh data yang

diharapkan.

Gambar 1.10. Pengukuran profil memanjang :

Blk mk blk mk blk mk blk mk

A P B P C P D E

Formulir Pengukuran Profil Memanjang

Titik Rambu

Belakang Muka Jarak Beda tinggi Ket.

Ba Bt Bb Ba Bt Bb (m) (m)

A - - - 0 0

B X1 Y1

C X2 Y2

Page 23: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

14

Titik Rambu

Belakang Muka Jarak Beda tinggi Ket.

Ba Bt Bb Ba Bt Bb (m) (m)

D X3 Y3

E X4 Y4

• Keterangan :

= angka hasil pembacaan (bidikan) X1 = jarak = (Ba – Bb)I x 100 + (Ba – Bb)II x 100 Y1 = beda tinggi = Bt I – Bt II (dst)

2.6. Pengukuran Profil Melintang :

Pengukuran profil melintang bertujuan untuk mengetahui profil di daerah belokan yang akan direncanakan untuk membuat sambungan pipa percabangan untuk kebutuhan distribusi air minum. Prosedur pengukuran: 1. Bagilah sudut belokan menjadi dua. 2. Buatlah garis yang membagi dua sudut tersebut sepanjangpinggir jalan/ berm/

sampai batas bangunan yang ada. 3. Buatlah titik-titik pengukuran dengan jarak 2 meter apabila kondisi jalan cukup

datar. Apabila kondisi permukaan tanah cukup ektrim/ variasi maka titik pengukuran bisa lebih pendek atau menyesuaikan kondisi permukaan tanah tersebut.

4. Ukur beda tinggiyang telah ditentukan antara titik-titik pengukuran. Pengukuran dilakukan dari luar jalur pengukuran profil melintang dengan ketentuan semua titik-titik yang ditentukan tersebut dapat terlihat dari satu titik pembidikan.

5. Masukkan data ke dalam table pengukuran. 6. Olah data sampai diperoleh seluruh data yang diharapkan.

Gambar 1.11. Profil Melintang: F

E

D

C

B

A

Formulir Profil Melintang

Jalur profil

Melintang Jalur profil Memanjang

Page 24: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

15

Titik Pengukuran Sudut Beda Jarak Ket.

Ba Bt Bb Tinggi (m)

A 0° 0 0

B 0° Y X

Dst

Keterangan :

= angka hasil pembacaan (bidikan)

0 = nol

X = jarak = (Ba – Bb)II x 100 – (Ba – Bb)I x 100

Y = beda tinggi = Bt I – Bt II (dst)

2.7. Analisis hasil Pengukuran

Buatlah analisis hasil pengukuran untuk mengetahui arah kemiringan lahan dan

berapa faktor kesealahan yang mungkin dibuat dengan mengetahui angka koreksi

pesawat untuk setiap hasil pembacaan data hasil pengukuran.

2.8. Keslimpulan

Buatlah kesimpulan tentang hasil yang diperoleh dikaitkan dengan proses

pemasangan perpipaan yang direncanakan.

2.9. Evaluasi Praktikum

1. Jika titik pertama ditempati pesawat untuk diukur beda tingginya dengan titik kedua, maka bagaimanakah rumus yang seharusnya diterapkan untuk menghitung hal tersebut?

2. Jelaskan bagaimana cara menghitung beda tinggi dan jarak untuk titik-titik yang diukur tidak segaris ?

3. Jelaskan definisi sudut jurusan dan mengapa harus diukur pada saat pengukuran beda tinggi di lapangan?

Page 25: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

16

3.1. Tujuan Praktik:

1. Agar mahasiswa dapat memilih ukuran kertas gambar dengan benar/sesuai.

2. Agar mahasiswa dapat menggambar dengan skala gambar dengan benar.

3. Agar mahasiswa dapat menggambar sambungan berbagai macam

sambungan pipa

4. Agar mahasiswa dapat menggambar profil memanjang dan profil melintang

3.2. Pendahuluan

Menggambar teknik adalah gambar yang bersifat tegas, terdiri dari garis-garis,

simbol-simbol serta tulisan tegak yang telah disepakati atau mempunyai standar

tertentu. Sebuah gambar adalah suatu bentuk goresan yang sangat jelas dari

benda nyata, ide atau rencana yang diusulkan untuk pembuatan atau konstruksi

selanjutnya. Gambar mungkin berbentuk banyak, tetapi metode membuat

gambar yang sangat jelas adalah sebuah bentuk alami dasar dari komunikasi

ide-ide yang umum. Pada dunia keteknikan gambar yang berkaitan dengan

keteknikan disebut dengan gambar teknik.

Jenis kertas :

Berdasarkan jenis kertasnya, kertas ganbar yang dapat digunakan untuk

menggambar teknik adalah

- Kertas Padalarang

- Kertas manila

- Kertas Strimin

- Kertas roti

- Kertas Kalkir

Ukuran kertas

Ukuran gambar teknik sudah ditentukan berdasarkan standart. Ukuran pokok

kertas gambar adalah

A0 = ukuran A0 adalah 1 m2 dengan perbandingan 2 : 1 untuk panjang : lebar.

A1 = diperoleh dengan membagi dua ukuran panjang A0

A2 = diperoleh dengan membagi dua ukuran panjang A1.

PRAKTEK

3 MENGGAMBAR TEKNIK

Page 26: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

17

SERI UKURAN KERTAS UKURAN

GARIS TEPI

KIRI KANAN

A0 841 mm X 1189 mm 20 10

A1 594 mm x 841 mm 20 10

A2 594 mm x 420 mm 20 10

A3 420 mm x 297 mm 20 20

A4 297 mm x 210 mm 15 5

A5 210 mm x 148 mm 15 5

3.3. Alat/ bahan yang diperlukan:Kertas gambar ukuran A3

1. Pensil

2. Penghapus

3. Kalkulator

4. Penggaris

5. Ballpoint

3.4. Prosedur / langkah kerja Menggambar Sambungan Pipa:

1. Sediakan kertas gambar dengan ukuran yang dikehendaki

2. Berilah garis tepi kertas gambar dengan jarak 2 cm dari tepi keertas.

3. Berilah Etiket gambar yang berisi :

- Judul gambar

- Skala gambar

- Keterangan gambar

- Nama dan tanda tangan pembuat gambar

4. Ukurlah jarak bidang gambar yang dikehendaki baik jarak vertical maupun

horizontal

5. Apabila memungkinkan buatlah skala gambar dengan satu skala saja,

apabila tidak memugkinkan maka dibuat skala yang berbeda antara jarak

horizontal dan vertical.

6. Skala gambar = jarak sesungguhnya di lapangan dibagi jarak pada bidang

gambar. Misalnya ketemu 50, maka skala gambar = 1 : 50, artinya satu cm

di kertas gambar = 50 cm jarak sesungguhnya.

Page 27: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

18

7. Gambarlah berbagai macam sambungan pipa dengan penempatan gambar

6 bh sambungan pada setiap lembar.

3.5. Prosedur Menggampar Peta Situasi:

1. Sediakan kertas gambar dengan ukuran yang dikehendaki

2. Berilah garis tepi kertas gambar dengan jarak 2 cm dari tepi keertas.

3. Berilah Etiket gambar yang berisi :

- Judul gambar

- Skala gambar

- Keterangan gambar

- Nama dan tanda tangan pembuat gambar

4. Ukurlah jarak bidang gambar yang dikehendaki baik jarak vertical maupun

horizontal

5. Apabila memungkinkan buatlah skala gambar dengan satu skala saja,

apabila tidak memugkinkan maka dibuat skala yang berbeda antara jarak

horizontal dan vertical.

6. Skala gambar = jarak sesungguhnya di lapangan dibagi jarak pada bidang

gambar. Misalnya ketemu 50, maka skala gambar = 1 : 50, artinya satu cm

di kertas gambar = 50 cm jarak sesungguhnya.

7. Tentukan titik pertama pada bidang gambar sesuai rencana gambar

8. Tentukan arah jalur pengukuran sesuai dengan sudut jurusan hasil

pengukuran di lapangan

9. Gambar letak titik kedua sesuai dengan skala dengan membagi jarak

sesungguhnya dilapangan dibagi skala yang telah ditentukan, begitu

seterusnya untuk titik-titik selanjutnya sampai titik akhir dan diperoleh

gambar peta situasi yang diharapkan.

3.6. Prosedur Menggampar Peta Profil Memanjang Dan Melintang

1. Sediakan kertas gambar dengan ukuran yang dikehendaki

2. Berilah garis tepi kertas gambar dengan jarak 2 cm dari tepi keertas.

3. Berilah Etiket gambar yang berisi :

- Judul gambar

- Skala gambar

- Keterangan gambar

- Nama dan tanda tangan pembuat gambar

4. Ukurlah jarak bidang gambar yang dikehendaki baik jarak vertical maupun

horizontal

Page 28: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

19

5. Apabila memungkinkan buatlah skala gambar dengan satu skala saja,

apabila tidak memugkinkan maka dibuat skala yang berbeda antara jarak

horizontal dan vertical.

6. Skala gambar = jarak sesungguhnya di lapangan dibagi jarak pada bidang

gambar. Misalnya ketemu 50, maka skala gambar = 1 : 50, artinya satu cm

di kertas gambar = 50 cm jarak sesungguhnya.

7. Tentukan titik pertama pada bidang gambar sesuai rencana gambar

8. Gambar titik kedua sesuai dengan skala yang telah ditentukan dengan cara

membagi jarak sebenarnya dilapangan antara titik pertama dan titik kedua,

kemudian dibagi dengan skala (hati-hati satuan panjang dalam cm). Dalam

menentukan titik kedua ini perlu diperhatikan apakan skala panjang dan

tinggi titik sama atau tidak, jika berbeda maka pakailah garis bantu mendatar

untuk menggambar arah memanjang dan vertical untuk aah tinggi titik.

9. Gambar letak titik ketiga dan seterusnya sampai dengan titik terakhir dan

diperoleh gambar peta profil memanjang yang diharapkan

3.7. Analisis Hasil Praktek

Analisis dilakukan terhadap :

1. Gambar peta dalam hal kepatutan dalam perletakan gambar berdasarkan

rencana gambar yang dibuat

2. Kebenaran dalam menentukan skala dan perhitungan dengan cara

mengecek panjang gambar secara teliti terhadap skala yang dibuat

3. Keterangan dalam etiket gambar yang menandakan bahwa gambar peta

dapat dipertanggung jawabkan.

3.8. Kesimpulan

Buatlah kesimkpulan hasil praktek menggambar teknik berdasarkan proses, hasil

gambar dan hasil analisis yang saudara lakukan

Page 29: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

20

I. TUJUAN :

a. Mahasiswa memahami cara pemasangan batu bata.

b. Mahasiswa memahami cara pemasangan beberapa macam pasangan

batu

( pasangan lurus dan membentuk sudut )

c. Mahasiswa mampu menghitung jumlah batu bata yang dibutuhkan untuk

pesangan batu seluas 1 m2.

II. PRINSIP KERJA :

a. Siapkan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan.

b. Tentukan macam/ jenis pasangan yang akan dibuat.

III. ALAT :

a. Benang/ waterpas kayu

b. Cetok

c. Sekop

d. Cangkul

e. Ember

IV. BAHAN :

a. Batu bata

V. CARA KERJA :

LANGKAH 1

PRAKTIK

4 MEMBUAT PASANGAN

BATU BATA

Page 31: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

22

LANGKAH 3

Untukmendapatkantembok yang kokoh, hubungan batu bata -syarat sebagai

berikut :

Hubungan dibuat sesederhana mungkin.

Jangan memakai batubata yang ukurannyakurangdari ½ batu.

Usahakan memotong batu dihindari, sebab sisanya tidak bisadi

gunakan lagi.

Dalam arahmen datar lintvoeg harus meliputi tebal tembok.

Begitu pula stootvoeg.

Pada bagian dalam maupun luar tidak boleh ada stootvoeg yang

berimpit langsung diatasnya.

Pada persilangan, sudut, pertemuan dari dua tembok lapis bata

berganti dan berjalan terus, sehingga didalamnya seolah-olah seperti

dianyam.

Tembok yang tebalnya lebih dari satu batu lapis-lapisnya diusahakan

batuutuh yang diletakkan memanjang dan melintang.

Pada tembok yang tebal nyasatu batu atau lebih, lapis strek berakhir

dengan 3 klezor.

Adapun ukuran batu bata adalah sebagai berikut :

Ukuran mutlak : 1 strek = 2 kop + 1 voeg

Ukuran tidak mutlak : 1 kop = 2 tebal + 1 voeg.

Page 32: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

23

Page 33: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

24

PASANGAN TEMBOK ½ BATA IKATAN LURUS

A. StandarKompetensi.

Melaksanakan pekerjaan finishing bangunan.

B. Kompetensi Dasar.

Melaksanakan pekerjaan pemasangan dinding tembok batubata ½bata ikatan

lurus (- ).

C. Indikator.

1. Proses pemasangan dinding tembok batubata ½ bata ikatan lurus(-)

dapat ditentukan.

2. Hasil praktik pemasangan dinding tembok batu bata½ bataikatan lurus(-)

dapat ditentukan.

D. PeralatanPraktik.

1. Water Pass. 8. Pensil.

2. Kawat bendrat. 9. Ember.

3. Sendok Spesi. 10. Sekop.

4. TongkatDuga. 11. Benangkasur.

5. Meteran. 12. Cangkul.

6. PemotongBata. 13. Patok

7. Palu besi (Martil).

Page 34: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

25

E. BahanPraktik.

1. Batu batasecukupnya. 3. Pasir ayak.

2. Kapur halus. 4. Air.

F. KeselamatanKerja.

1.Memakai pakaian kerjadengan lengkap dan benar.

2.Membersihkan tempat kerjadari kotoranyangmengganggu.

3.Menggunakan alat-alat yang tersedia sebaik-baiknya dan hindari

penggunaanalat untuk hal-hal yangtidak semestinya.

4.Menghindari pemborosan penggunaan bahan.

5.Menjaga agar tempat kerja selalu bersih.

6.Bekerjasesuai dengan langkah kerja.

7.Menanyakan kepada pembimbing bila adahal-hal yang kurang jelas.

G. LangkahKerja.

1. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan. 2. Bersihkan tempat kerja sehingga pekerjaan berjalan dengan lancar. 3. Ukurpanjang dantebal rata-rata bata,siram bata dengan air hingga jenuh

agar lebih rekat dengan spesi.

4. Garis tongkat penduga dengan ukuran tebal rata-rata bata ditambah tebal

spesi ± 1Cm.

5. Buat garis pada alas (lantai) membujur lurus (-), dengan ukurkan 9

panjang rata-rata bata ditambah spesi±1Cm dan garis siku pembagi

dengan panjang 5 bata ditambah spesi ±1Cm .

6. Pasang bata kepala ,disisi samping pasangan dengan arah memanjang,

cek tebal spesi dengan tongkat duga dan cek pula kedatarannya dengan

waterpass.

7. Pasang profil ketegakan dengan rentangan benang tegang, dan

hamparkan adukan pada alas lantai dengan rata kemudian pasang bata

dan atur kelurusannya.

8. Pasang pula bata kepala diujung membujur lurus, cek tebal spesi dan

kedataran pasangan.

9. Cek setiap lapis dengan waterpass sisi tegak dan sisi datarnya dengan

peralatan yang telah tersedia.

10. Pasang kembali bata kepala diatas pasangan yang telah selesaisesuai

dengan garis ketebalan diprofil ketegakan, cek tebal spesi dan datarnya

Page 35: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

26

dengan water pass.

11. Hamparkan lagi spesiuntuk membuat lapisan selanjutnya.

12. Cek setiap lapis tegak, datar dan tebal spesinya hingga diperoleh lapis

yang baik.

13. Ulangi langkah 6 s/d 12 sampai lapis terakhir sesuai gambarkerja.

14. Setelah pemasangan selesai bersihkan dan kembali kanalat dan bahan

sesuai tempatnya.

15. Laporkan hasil pekerjaan kepada instruktur atau guru.

H.Gambarkerja.

LAPISAN I

LAPISAN II

TAMPAK SAMPING

GAMBAR PERSPEKTIF

Page 36: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

27

I. Evaluasi.

1. Penilaianproses

No Aspek yangdinilai Bobot

1 Langkah kerja 5

2 Penggunaan alat 5

3 Sikap kerja 5

4 Penggunaan sumber informasi 5

5 Kemampuan menganalisis pekerjaan 5

6 Ketelitian 5

7 Keselamatan kerja 5

8 Kerapihan 5

9 Kebersihan 5

10 Waktu 5

JUMLAH 50

2. Penilaian hasil

No Aspek yang dinilai Bobot

1 Ketegakan 15

2 Kedataran 5

3 Kerataan bidang 15

4 Konsistensi siar 5

5 Kepadatan spesi 10

JUMLAH 50

PASANGAN TEMBOK ½ BATA IKATAN SIKU (L)

A. StandarKompetensi.

Melaksanakan pekerjaanfinishingbangunan.

B. Kompetensi Dasar.

Melaksanakan pekerjaan pemasangan dinding tembok batubata ½ bata

ikatan siku (L).

C. Indikator.

1. Proses pemasangan dinding tembok batubata ½ bata ikatan siku(L) dapat

ditentukan.

2. Hasil praktik pemasangan dinding tembok batubata ½ bata ikatan siku(L)

dapat ditentukan.

Page 37: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

28

D. PeralatanPraktik.

1. Water Pass. 11. Benangkasur.

2. Siku rangka. 12. Cangkul.

3. Sendok Spesi. 13. Patok

4. TongkatDuga 14. Kawat bendrat.

5. Meteran.

6. PemotongBata.

7. Palu besi (Martil).

8. Pensil.

9. Ember.

10. Sekop.

E. BahanPraktik.

1. Batu bata secukupnya. 3. Pasir ayak.

2. Kapur halus. 4. Air.

F. KeselamatanKerja.

1.Memakai pakaian kerjadengan lengkap dan benar.

2.Membersihkan tempat kerjadari kotoranyangmengganggu.

3.Menggunakan alat-alat yang tersedia sebaik-baiknya dan hindari

penggunaanalat untuk hal-hal yangtidak semestinya.

4.Menghindari pemborosan penggunaan bahan.

5.Menjaga agar tempat kerja selalu bersih.

6.Bekerjasesuai dengan langkah kerja.

7.Menanyakankepadapembimbingbila adahal-halyangkurangjelas.

G.LangkahKerja.

1. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan.

2. Bersihkan tempat kerja sehingga pekerjaan berjalan dengan lancar.

3. Ukur panjang dantebal rata-ratabata ,siram bata dengan air hingga jenuh

agar lebih rekat dengan spesi.

4. Garis tongkat penduga dengan ukuran tebal rata-rata bata ditambah

tebal spesi ±1Cm.

5. Buat garis pada alas(lantai) membentuk huru fsiku L, dengan ukurkan 9

panjang rata-rata bata ditambah spesi ± 1Cm dangaris siku pembagi

dengan panjang 5 bata ditambah spesi ± 1 Cm .

6. Pasang bata kepala, disisi amping pasangan dengan arah memanjang,

Page 38: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

29

cek tebal spesi dengan tongkat duga dan cekpula kedatarannya dengan

waterpass.

7. Pasang profil ketegakan dengan rentangan benang tegang, dan

hamparkan adukan pada alas lantai dengan rata kemudian pasang bata

dan atur kelurusannya.

8. Pasang pula bata kepala di samping tengah pasangan dengan arah

menyiku dengan menggunakan siku rangka, cek tebal spesi dan

kedataran pasangan.

9. Cek setiap lapis dengan waterpasss sisi tegak dan sisi datarnya serta

siku- sikunya dengan siku rangka

10. Pasang kembali bata kepala diatas pasangan yang telah selesai sesuai

dengan garis ketebalan diprofil ketegakan, cek tebal spesi dan datarnya

dengan water pass.

11. Hamparkan lagi spesiuntuk membuat lapisan selanjutnya.

12. Cek setiap lapis tegak, data r dan tebal spesinya hingga diperoleh lapis

yang baik.

13. Ulangi langkah 6 s/d 12 sampai lapis terakhir sesuai gambarkerja.

15. Setelah pemasangan selesai bersihkan dan kembalikan alat dan bahan

sesuai tempatnya.

16. Laporkan hasilpekerjaankepadainstruktur atauguru.

H. Gambarkerja.

LAPISANI LAPISANII

Page 39: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

30

GAMBARPERSPEKTIF

I. Evaluasi.

1. Penilaian proses

No Aspek yangdinilai Bobot

1 Langkah kerja 5

2 Penggunaan alat 5

3 Sikap kerja 5

4 Penggunaan sumber informasi 5

5 Kemampuanmenganalisispekerjaan 5

6 Ketelitian 5

7 Keselamatan kerja 5

8 Kerapihan 5

9 Kebersihan 5

10 Waktu 5

JUMLAH 50

2. Penilaian hasil

No Aspek yangdinilai Bobot

1 Ketegakan 10

2 Kedataran 5

3 Kerataan bidang 10

4 Konsistensisiar 5

5 Kepadatan spesi 10

6 Kesikuan 5

7 Ikatansudutsiku 5

JUMLAH 50

Page 40: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

31

PASANGAN TEMBOK ½ BATA IKATAN PERTEMUAN (T).

A. StandarKompetensi.

Melaksanakan pekerjaan finishing bangunan.

B. Kompetensi Dasar.

Melaksanakan pekerjaan pemasangand inding tembok batubata ½ bata ikatan

pertemuan (T).

C. Indikator.

1. Proses pemasangan dinding tembok batu bata ½ bata ikatan pertemuan (T)

dapat ditentukan.

2. Hasil praktik pemasangan dinding tembok batu bata ½ bata ikatan

pertemuan (T) dapat ditentukan.

D. PeralatanPraktik.

1. Water Pass. 11. Benangkasur.

2. Siku rangka. 12. Cangkul.

3. Sendok Spesi. 13. Patok

4. TongkatDuga. 14. Kawat bendrat

5. Meteran.

6. PemotongBata.

7. Palu besi (Martil).

8. Pensil.

9. Ember.

10. Sekop.

E. BahanPraktik.

1. Batu batasecukupnya. 3. Pasir ayak.

2. Kapur halus. 4. Air.

F. KeselamatanKerja.

1. Memakai pakaian kerja dengan lengkap dan benar.

2. Membersihkan tempat kerjadari kotoran yang mengganggu.

3. Menggunakan alat-alat yang tersedia sebaik-baiknya dan hindari

penggunaan alat untuk hal-hal yang tidak semestinya.

Page 41: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

32

4. Menghindari pemborosan penggunaan bahan.

5. Menjaga agar tempat kerja selalu bersih.

6. Bekerjasesuai dengan langkah kerja.

7. Menanyakan kepada pembimbing bila adahal-hal yang kurang jelas.

G.LangkahKerja.

1. Siapkanperalatan dan bahanyangdibutuhkan.

2. Bersihkan tempat kerja sehingga pekerjaan berjalan dengan lancar. 3. Ukur panjang dantebal rata-ratabata, siram bata dengan air hingga jenuh

agar lebih rekat dengan spesi.

4. Garis tongkat penduga dengan ukuran tebal rata-rata bata ditambah tebal

spesi ± 1 Cm.

5. Buat garis pada alas (lantai) membentuk huruf T, dengan ukurkan 9

panjang rata-rata bata ditambah spesi ± 1 Cm dan garis siku pembagi

dengan panjang5 bata ditambah spesi ± 1 Cm .

6. Pasang bata kepala, disisi samping pasangan dengan arah memanjang,

cek tebal spesi dengan tongkat duga dan cek pula kedatarannya dengan

waterpass.

7. Pasang profil ketegakan dengan rentangan benang tegang, dan

hamparkan adukan pada alas lantai dengan rata kemu dianpasang bata

dan atur kelurusannya.

8. Pasang pula bata kepala di samping tengah pasangan dengan arah

menyiku dengan menggunakan siku rangka, cek tebal spesi dan

kedataran pasangan.

9. Ce ksetiap lapis dengan waterpass sisi tegak dan sisi datarnya serta siku-

sikunya dengan siku rangka

10. Pasang kembali bata kepala diatas pasangan yang telah selesai sesuai

dengangarisketebalan diprofilketegakan, cektebalspesidandatarnya

dengan water pass.

11. Hamparkan lagi spesiuntuk membuat lapisan selanjutnya.

12. Cek setiap lapis tegak,datar dan tebal spesinya hingga diperoleh lapis

yang baik.

13. Ulangi langkah 6 s/d 12 sampai lapis terakhir sesuai gambarkerja.

14. Setelah pemasangan selesai bersihkan dan kembalikan alat dan bahan

sesuai tempatnya.

15. Laporkan hasil pekerjaan kepada instruktur atau guru.

Page 42: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

33

H.Gambarkerja.

LAPISAN I

LAPISAN II

GAMBAR PERSPEKTIF

Page 43: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

34

I. Evaluasi.

1. Penilaian proses

No Aspek yangdinilai Bobot

1 Langkahkerja 5

2 Penggunaan alat 5

3 Sikap kerja 5

4 Penggunaan sumber informasi 5

5 Kemampuanmenganalisispekerjaan 5

6 Ketelitian 5

7 Keselamatan kerja 5

8 Kerapihan 5

9 Kebersihan 5

10 Waktu 5

JUMLAH 50

2. Penilaian hasil

No Aspek yangdinilai Bobot

1 Ketegakan 10

2 Kedataran 5

3 Kerataan bidang 10

4 Konsistensisiar 5

5 Kepadatan spesi 10

6 Kesikuan 5

7 Ikatan pertemuan 5

JUMLAH 50 PASANGAN TEMBOK ½ BATA IKATAN PERSILANGAN (+)

A. StandarKompetensi.

Melaksanakan pekerjaanfinishingbangunan.

B. Kompetensi Dasar.

Melaksanakanpekerjaanpemasangandindingtembokbatubata½bataikatan

persilangan (+).

C. Indikator.

1. Prosespemasangandindingtembokbatubata½bataikatanpersilangan

(+)dapat ditentukan.

2. Hasil praktik pemasangan dinding tembok batu bata ½ bata ikatan

persilangan (+) dapat ditentukan.

Page 44: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

35

D. PeralatanPraktik.

1. Water Pass. 11. Benangkasur.

2. Siku rangka. 12. Cangkul.

3. Sendok Spesi. 13. Patok

4. TongkatDuga. 14. Kawat bendrat

5. Meteran.

6. PemotongBata.

7. Palu besi (Martil).

8. Pensil.

9. Ember.

10. Sekop.

E. BahanPraktik.

1. Batu batasecukupnya. 3. Pasir ayak.

2. Kapur halus. 4. Air.

F. KeselamatanKerja.

1. Memakai pakaian kerjadengan lengkap dan benar.

2. Membersihkan tempat kerjadari kotoranyangmengganggu.

3. Menggunakan alat-alat yang tersedia sebaik-baiknya dan hindari

penggunaan alat untuk hal-hal yangtidak semestinya.

4. Menghindari pemborosan penggunaan bahan.

5. Menjaga agar tempat kerja selalu bersih.

6. Bekerjasesuai dengan langkah kerja.

7. Menanyakankepadapembimbingbila adahal-halyangkurang jelas.

G.LangkahKerja.

1. Siapkanperalatan dan bahanyangdibutuhkan.

2. Bersihkan tempat kerjasehinggapekerjaan berjalan dengan lancar.

3. Ukur panjang dan tebal rata-rata bata,siram bata dengan air hingga jenuh

agar lebih rekat dengan spesi.

4. Garis tongkat penduga dengan ukuran tebal rata-rata bata ditambah tebal

spesi ± 1 Cm.

5. Buat garis pada alas (lantai) membentuk persilangan (+), dengan

ukurkan 9 panjang rata-rata bata ditambah spesi ± 1 Cm dangaris siku

pembagi dengan panjang 5 bata di tambah spesi±1Cm .

6. Pasang bata kepala, disisi samping pasangan dengan arah memanjang,

Page 45: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

36

cekt ebalspesi dengan tongkat duga dan cek pula kedatarannya dengan

waterpass.

7. Pasang profil ketegakan dengan rentangan benang tegang, dan

hamparkan adukan pada alas lantai dengan rata kemudian pasang bata

dan atur kelurusannya.

8. Pasang pula bata kepala di samping tengah pasangan dengan arah

menyiku dengan menggunakan siku rangka, cek tebal spesi dan

kedataran pasangan.

9. Cek setiap lapis dengan waterpass sisi tegak dan sisi datarnya serta siku-

sikunyad engan siku rangka

10. Pasang kembali bata kepala diatas pasangan yang telah selesai sesuai

dengan garis ketebalan diprofil ketegakan, cek tebal spesi dan datarnya

dengan water pass.

11. Hamparkan lagi spesiuntuk membuat lapisan selanjutnya.

12. Cek setiap lapis tegak, datar dan tebal spesinya hingga diperoleh lapis

yang baik.

13. Ulangi langkah 6 s/d 12 sampai lapis terakhir sesuai gambarkerja.

14. Setelah pemasangan selesai bersihkan dan kembalikan alat dan bahan

sesuai tempatnya.

15. Laporkan hasil pekerjaan kepada instruktur atau guru.

H.Gambarkerja.

LAPISAN I LAPISAN II

Page 46: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

37

GAMBARPERSPEKTIF

I. Evaluasi.

1. Penilaian proses

No Aspek yangdinilai Bobot

1 Langkah kerja 5

2 Penggunaan alat 5

3 Sikap kerja 5

4 Penggunaan sumber informasi 5

5 Kemampuanmenganalisispekerjaan 5

6 Ketelitian 5

7 Keselamatan kerja 5

8 Kerapihan 5

9 Kebersihan 5

10 Waktu 5

JUMLAH 50

2. Penilaian hasil

No Aspek yangdinilai Bobot

1 Ketegakan 10

2 Kedataran 5

3 Kerataan bidang 10

4 Konsistensisiar 5

5 Kepadatan spesi 10

6 Kesikuan 5

7 Ikatanpersilangan (+) 5

JUMLAH 50

J. SumberBacaan

Aman Subakti. (1994).Teknologibeton dalam praktik. Surabaya: FTS &ITS.

Sumarjo H. (1997).Konstruksi batu beton.Yogyakarta: Jurusan Pendidikan

Teknik Sipil perencanaan, FT UNY.

DR. V. Lilik Hariyanto(2014).Produk Bahan Ajar.Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Teknik Sipil perencanaan, FT UNY.

Page 47: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

38

CAMPURAN SPESI BATU BATA

A. StandarKompetensi

Melaksanakan pekerjaanpasangan batu bata untukbangunan. B. KompetensiDasar

Mencampur spesi untuk pekerjaan bangunan.

C. Indikator

1. Tipe-tipe campuran spesi untuk pekerjaan pasangan batu bata untuk

bangunan dapat diidentifikasi.

2. Proses pencampuran spesi untuk pekerjaan batu bata untuk bangunan dapat ditentukan.

3. Hasil pencampuran spesi untuk pekerjaan pasangan batu bata untuk bangunan

dapat ditentukan. D. Pengantar

Spesi, adukan atau mortar adalah suatu campuran material yang terdiri dari

bahan pengikat dan bahan pengisi. Didalam pekerjaan pasangan batu bata

bahan pengikat yang sering digunakan adalah kapur dan sement

portlan.Sedangkan bahan pengisi yang sering digunakan adalah pasir dan

trasbasa. Campuran spesi dalam bentuk kering dalam kondisi homogin bila

diberi air akan menjadi adukan dalam bentuk pasta. Adukan ini akan mengera

sdalam beberap awaktu setelah dibiarkan menyatu dalam bentuk ikatan yang

masif dengan material pasangan (bata, batukali, batako, dan lain sebagainya).

Untuk dapat menghasilkan kualitas adukan yang baik maka bahan-bahan

tersebut harus memenuhi syarat mutu sebagai bahan adukan. Adukan yang

memakai campuran bahan pengikat semen portlan akan mempunyai kekuatan

dan daya adhesi yang tinggi, akan tetapi pengerjaannya agak sulit (workability

rendah). Sedangkan adukan yang memakai campuran bahan pengikat kapur

mempunyai kekuatan dan daya adhesi rendah, tetapi cukup mudah untuk

dikerjakan (workability tinggi).Oleh karena itu yang sering dilakukan

adalah dengan mengambil jalan tengah yakni dengan

pencampuran antara semen portlan dan kapur sebagai bahan pengikat.

Dalam pekerjaan pasangan batu bata, adukan yang digunakan harus

memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan. Persyaratan ini paling tidak

kuat tekan adukan setelah kering minimal harus ama dengan kuat tekan

batanya sebagai material yang diikat. Persyaratan lain untuk adukan antara lain

Page 48: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

39

sebagai berikut: (1) Mudah dikerjakan (workabilitytinggi), (2) Cukup kenyal/ liat

untuk dipasang, (3) Tidak terlalu cepat mengeras, tetapi juga tidak terlalu

lama mengeras(menjadikerasdalamtemporelative sedang),

(4)Kekuatanseimbang dengan bahan pasangannya, (5) Baik pengikatannya,

(6)Memadahi dan tahan lama ,(7) Sifat penyusutannya kecil.

Penggunaan adukan di lapangan kerja biasanya disesuaikan dengan

kebutuhan. Untuk memenuhinya berbagai alternative campuran material

adukan dapat dibuat dan disesuaikan dengan tujuannya. Fokus utama dalam

pembuatan adukan terletak pada kekuatan dan daya adhesi yang cukup tinggi.

Sedangkan adukan untuk plesteran laur selain harus mempunyai daya adhesi

yang cukup, harus pula mempunyai sifat tidak tembus air (keda pair). Beberapa

tipe adukan untuk pasangan batu bata dan plesteran dapat dilihat pada table

berikut ini.

1. Adukan kapur, semen merah dan pasir

Tabel 1.Adukan kapur, semen merah dan pasir

TIPE KOMPOSISI

Kapur Semen Merah Pasir

0

1 0 5-8

1 1 2

1 2 3

2. Adukan semen portland, kapur dan pasir

Tabel 2.Adukansemenportland,kapurdanpasir

TIPE KOMPOSISI

Semen(PC) Kapur Pasir

1 1 3 10½

2 1 2 8

3 1 1 6

4 1 ½ 5

5 1 ½ 4½

3. Adukan semen Portland dan pasir

Tabel 3. Adukan semen Portland dan pasir

TIPE KOMPOSISI

Semen Portland (PC) Pasir

6 1 3

7 1 4

8 1 5

9 1 6

Page 49: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

40

E. Bahan yang dibutuhkan

1. Semen Portland (PC)

2. Semen merah

3. Pasir

4. Kapur

5. Air.

F. Alat yang digunakan

1. Ember takar

2. Pacul

3. Sekop

4. Alas adukan

G.Keselamatan Kerja

1. Memakai pakaian kerjadengan lengkap dan benar.

2. Membersihkan tempat kerjadari kotoran yang mengganggu.

3. Menggunakan lat-alat yang tersedia sebaik-baiknya dan hindari penggunaan

alat untuk hal-hal yangtidak semestinya.

4. Menghindari pemborosan penggunaan bahan.

5. Menjaga agar tempat kerja selalu bersih.

6. Bekerja sesuai dengan langkah kerja.

7. Menanyakan kepada pembimbing bila ada hal-hal yang kurang jelas. H. Langkah Kerja

1. Siapkan alat-alat dan bahan yang dipergunakan dan dibutuhkan.

2. Takar bahan pengis pasir sesuai dengan panduan penakaran.

3. Takarbahan pengikat kapur sesuai dengan panduan penakaran.

4. Takar air sesuai kebutuhan.

5. Tuang pasir ditempata las adukan, kemudian tuang kapur dan tuang semen

portland.

6. Kemudian campur ketiga komponen tersebut menjadi homogen.

7. Buat seperti gunung kemudian gali tengahnya sehingga membentuk seperti

lubang guna tempat air sebelum proses pengadukan spesi jadi.

8. Diamkan sejenak supaya air yang sudah dituang dapat menyebar diseluruh

pori campuran selanjutnya dapat diaduk.

9. Penambahan air dapat disesuaikan dengan kondisi campuran spesi.

10. Gunakan perbandingan skala yang benar sesuai kegunaan spesi tersebut.

Page 50: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

41

I. Rencana Campuran Spesi

Dalam praktik, untuk campuran spesi dilakukan campuran secara kering

dengan menggunakan perbandingan volume. Ukuran volume yang digunakan

adalah ember plastic yang biasa digunakan sebagai peralatan praktik kerja batu dan

beton. Setiap group membuat campuran spesi untuk adukan 4:12 ukuran volume,

dimana 4 adalah untuk ukuran bahan pengikat dan 12 untuk ukuran bahan pengisi.

Bahan pengikat digunakan kapur ayak, sedang kan bahan pengisi digunakan

pasir ayak. Perbandingan untuk bahan dasar dapat dilihat sebagai berikut:

= 3 volume ember

bahan pengisi (pasirayak)

PASIR

KAPUR PASIR+ KAPUR

PERSIAPAN MENCAMPUR MENGADUK PERTAMA KALI

PASIR+ KAPUR PASIR+ KAPUR

MENGADUK PERTAMA KE 2 KALI MENGADUK PERTAMA KE 3 KALI

Catatan:

Bila campuran antara pasir dan kapur setelah proses pengadukan secara

kering belum didapat suatu campuran yang warnanya homogen. Maka proses

pengadukan dapat dilanjutkan lagi kepada proses pengadukan yang keempat kali,

atau sampai dicapai warna campuran antara kapur dan pasir menjadi homogin.

= 1 volume ember bahan

pengikat (kapurayak)

Page 51: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

42

J. Evaluasi.

1. Penilaian proses

No Aspekyangdinilai Bobot

1 Langkah kerja 5

2 Penggunaan alat 5

3 Sikap kerja 5

4 Penggunaan sumber informasi 5

5 Kemampuan menganalisispekerjaan 5

6 Ketelitian 5

7 Keselamatan kerja 5

8 Kerapihan 5

9 Kebersihan 5

10 Waktu 5

JUMLAH 50

2. Penilaian hasil

No Aspekyangdinilai Bobot

1 Kebenaran perbandingancampuran 25

2 Gradasi butirancampuran 15

3 Homoginitas warnacampuran 10

JUMLAH 50

Page 52: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

43

Tujuan Kegiatan Pembelajaran :

1. Menyebutkan macam-macam sambungan sederhana

2. Menyebutkan alat yang digunakan untuk membuat sambungan

3. Menyebutkan teknik dan prosedur membuat sambungan

Uraian Materi (Praktek) :

Untuk melakukan pembuatan sambungan sederhana, maka harus mengetahui

bahan dan alat yang diperlukan.

Bahan dan Alat :

Bahan :

Kayu

Alat :

1. Pensil

2. Meteran

3. Perusut

4. Ketam

5. Gergaji

6. Pahat

7. Palu

8. Obeng

9. Bor

10. Blok ampelas

11. Ragum meja

Langkah Kerja :

Sambungan tumpul :

1. Menyiapkan kayu dipotong sesuai ukuran bahan yang dibutuhkan.

2. Mengetam bagian sisi-sisinya sampai rata.

3. Memasang dua potongan kayu beradu menjadi sudut kotak dengan diperkuat

perekat dan paku.

Tugas : Gambarkan hasil pekerjaan

PRAKTEK

5 Membuat sambungan kayu

sederhana

Page 53: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

44

Sambungan lidah :

1. Menyiapkan kayu dipotong sesuai ukuran bahan yang dibutuhkan.

2. Mengetam bagian sisi-sisinya sampai rata

3. Memotong dua bagian yang akan dibuat samabungan.

4. Mengambil satu potongan untuk dibuat coakan setebal kayu yang akan

disambungkan, kemudian kayu yang satu untuk dipasangkan.

5. Mengukur ketebalan kayu, lalu menggores menggunakan perusut separoh tebal

kayu dan lebar coakan selebar kayu pasangannya.

Tugas : Gambarkan hasil pekerjaan

Sambungan alur lidah :

1. Menyiapkan kayu dipotong sesuai ukuran bahan yang dibutuhkan

2. Mengetam bagan sisi-sisinya sampai rata

3. Memotong dua bagian yang akan dibuat sambungan

4. Sepotong kayu yang ujungnya diberi berlidah. Cara membuat separoh teball

kayu digores dengan perusut untuk dilubang selebar tebal kayu.

5. Sepotong kayu yang ujungnya diberi alur untuk menerapkan kayu yang berlidah.

6. Sambungan diperkuat dengan perekat dan paku.

Sambungan sudut miring :

1. Menyiapkan kayu dipotong sesuai ukuran bahan yang dibutuhkan

2. Mengetam bagian sisi-sisinya sampai rata

3. Memotong dua bagian yang akan dibuat sambungan.

4. Memotong kedua bagian pada ujung menyudut selebar tebal kayu

5. Untuk menambah kekuatan jenis sambungan dengan melakukan coakan-coakan

melalui sudut sambungan tersebut, kemudian memasukkan potongan kayu tipis

yang diberi perekat.

6. Sambungan miring ini digunakan untuk menyambung papan-papan lis di sudut

ruangan.

Tugas : Gambarkan hasil pekerjaan.

Sambungan sudut miring yang diberi sporing.

1. Menyiapkan kayu dipotong sesuai ukuuran bahan yang dibutuhkan.

2. Engetam bagian sisi-sisinya sampai rata.

3. Memotong dua bagian yang akan dibuat sambungan

4. Membuat sporing dan sudut miring pada ketebalan kay dengan cara tebal kayu

bagian ujungnya dibagi dua sebagian disporing dan dibuat sudut miring.

5. Sambungan ini dapat dipaku. Gambar sambungan.

Tugas : Gambarkan hasil pekerjaan.

Page 54: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

45

Evaluasi :

1. Sebutkan alat yang digunakan untuk pekerjaan sambungan sederhana ?

2. Sebutkan 3 macam sambungan apa saja yang anda ketahui ?

3. Mengapa pekerjaan waktu memasang paku tidak harus lurus ?

4. Bagaiman cara membuat sambungan alur lidah ?

Page 55: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

46

1) Judul : Pemeriksaan Kadar Lumpur Agegat Halus (Pasir)

2) Tujuan :

a. untuk menentukan persentase (%) kadar lumpur yang terkandung dalam agregat halus

b. untuk menentukan apakah agregat tersebut baik atau tidak untuk digunakan dalam campuran beton.

3) Dasar Teori :

Pasir adalah Pasir adalah batuan berbutir halus yang terdiri atas butiran sebesar

0,15 mm sampai 4,75 mm. Pasir berasal dari penghancuran batuan baik secara

alamiah maupun penghancuran dengan bantuan manusia. Pasir merupakan

bahan bangunan yang berfungsi antara lain sebagai bahan campuran adukan

beton. Maka dari itu mutu dari pasir sangat perlu diperhatikan.

Sedangkan Lumpur adalah bagian – bagian butiran yang dapat melewati ayakan

0,063 mm. Kandungan Lumpur dalam pasir diwajibkan tidak lebih dari 3% dari

berat kering pasir.

Dalam prakteknya dilapangan, khususnya pada agregat halus diketahui bahwa

kebersihan agregat terhadap kadar lumpur melebihi dari syarat-syarat yang telah

ditentukan yaitu sebesar 3% dari berat agregat halus ( ASTM C-33-2003 ).

Jika dalam agregat mengandung banyak lumpur akan menambah permukaan

agregat sehingga keperluan air untuk membasahi semua permukaan butiran

dalam campuran meningkat. Ini mengakibatkan kekuatan dan ketahanan dapat

menurun. Karena pengaruh buruk tersebut, maka jumlahnya dalam agregat

dibatasi yaitu tidak boleh lebih dari 3% menurut ASTM C-33-2003.

Sebagai bahan tambahan pasir yang akan digunakan harus memenuhi syarat : a. Butirannya halus tajam dan keras dan mempunyai sifat yang kekal (tidak

mudah hancur oleh pengaruh alam ataupun direndam dalam air). b. Dalam kondisi kering tidak mengandung lumpur lebih dari 5%, bila

mengandung lebih dari 5% harus dicuci lbh dahulu. c. Tidak terlalu mengandung bahan organis yang berlebihan. Diukur dengan

standart warna “Abram Harder”. d. Diameter butiran pasir harus memenuhi syarat, diatas ayakan 4 mm

adalah 2% ; 1 mm =10%; 0,25 mm = 80-95%.

4) Alat :

Gelas ukur dengan kapasitas 1000 ml

PRAKTEK

6 KONSTRUKSI BETON

Page 56: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

47

5) Bahan :

a. Agregat Halus (Pasir)

b. Air biasa.

6) Cara Kerja :

a. Pertama-tama siapakan benda uji dan peralatan yang akan digunakan;

b. Masukan pasir kedalam gelas ukur sebanyak 400ml;

c. Tambahkan air kedalam gelas ukur sebanyak 500 ml;

d. Tutup permukaan gelas dan kocok sebanyak 50 kali untuk mencuci pasir dari

lumpur;

e. Setelah dikocok simpan gelas ukur dan biarkan mengendap selama ±24 jam;

f. Setelah ±24 jam ukur tinggi pasir dan lumpur yang ada di gelas ukur tersebut.

g. Bersihkan peralatan yang telah di pakai.

7) Cara Analisis Untuk menentukan berapa persentase (%) kadar lumpur digunakan rumus :

� Dimana : V1 = Tinggi pasir dan V2 = Tinggi lumpur

Page 57: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

48

Sumber : http://helm-proyeku.blogspot.com/2018/01/contoh-laporanprosedur-pemeriksaan_22.html Helm-proyeku.blogspot.co.id 1) Judul : Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Kasar (Kerikil) 2) Tujuan :

a. untuk menentukan persentase (%) kadar lumpur yang terkandung dalam agregat kasar (kerikil)

b. untuk menentukan apakah agregat tersebut baik atau tidak untuk digunakan dalam campuran beton.

3) Dasar Teori :

Seperti yang kita ketahui bahwa kandungan lumpur pada agregat kasar (kerikil) dan agregat halus (pasir) yang melebihi batas akan mempengaruhi kualitas campuran beton. Pada kali ini akan dibahas bagaimana cara melakukan pemeriksaan kandungan lumpur pada kerikil.

Di dalam kerikil juga masih terdapat kandungan-kandungan mineral yang lain seperti tanah dan silt. Pasir yang digunakan untuk bahan bangunan harus memenuhi syarat yang telah ditentukan di dalam (PUBI). Kerikil dapat digunakan sebagai bahan bangunan, jika kandungan lumpur di dalamnya tidak lebih dari 5%. Dengan cara endapan ekivalen kadar lumpur dalam kerikil yang dinyatakan dalam (%) dapat diketahui secara tepat.

Agregrat kasar yang dikenal sebagai kerikil, dalam pemilihannya harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. Kerikil dapat berasal dari hasil disintegrasi dari batuan, atau dari hasil

mesin pemecah batu. Pada yang umumnya yang disebut kerikil adalah batuan yang ukurannya lebih besar atau sama dengan 5 mm.

b. Harus keras dan tidak berpori, bagian yang kekal dan yang pipih tidak lebih dari 20%.

c. Tidak mengandung lumpur lebih dari 1% yaitu butiran yang lolos ayakan 0,063 mm.

d. Kekerasan dari butiran dapat diuji dengan bejana “Rudeloff” dengan beban 20

ton. e. Agregrat kasar harus berbutir beraneka ragam dengan syarat : - Sisa diatas ayakan 31,5 mm ( 0% ) - Sisa diatas ayakan 4 mm ( 90-98% ) f. Besar agregrat kerikil maksimum 1/5 dari jarak bidang samping letakan.

4) Alat :

a. Ayakan no. 200 b. Ayakan ukuran 38,1 mm

Page 58: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

49

c. Nampan pencuci d. Tungku pengering (oven) e. Timbangan dengan ketelitian 0.1%

5) Bahan :

Kerikil yang lolos ayakan ukuran 38,1mm , misal seberat 500 gr

6) Cara Kerja :

a. Ambil kerikil yang lolos ayakan ukuran 38,1mm seberat 500 gr (B1). b. Masukkan kerikil tersebut ke dalam nampan pencuci dan tambahkan air

secukupnya sampai semuanya terendam. c. Goncang-goncangkan nampan, kemudian air cucian dituangkan ke dalam

ayakan no. 200 (butir-butir besar dijaga jangan sampai masuk ke ayakan supaya tidak merusak ayakan).

d. Ulangi langkah no c sampai cucian tampak bersih. e. Masukkan butir-butir kerikil yang tersisa di ayakan no. 200 ke dalam

nampan, kemudian masukkan ke dalam tungku untuk dikeringkan kembali.

f. Kerikil setelah kering tungku (B2) ditimbang kembali. g. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, gunakan 2 atau 3 percobaan

dan ambil rata-rata untuk setiap kali hasil pengujian.

7) Cara Analisis :

Berat kerikil semula kering oven (B1) : 500 gram

Berat pasir setelah dicuci dan kering oven (B2) : 467 gram

Jadi kandungan lumpur = { (B1 – B2) / B1 } x 100% = { (500 – 467) / 500 } x

100% = 6,6 %

Page 59: digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.iddigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Course-4372... · Mengukur persentase kadar lumpur dalam agregat halus dan menentukan baik tidaknya

50

Daftar Pustaka

Aman Subakti. (1994).Teknologibeton dalam praktik.Surabaya:FTS &ITS.

DR. V. Lilik Hariyanto(2014).Produk Bahan Ajar.Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Teknik Sipil perencanaan, FT UNY.

John Stefford dan Guy McMurdo, 1986, Teknologi Kerja Kayu, Jakarta : Erlangga.

Priatna Eka S. 1996, Aneka Cara Menyambung Kayu, Jakarta : PT. Pustaka

Pembangunan Swadaya Nusantara

Rustani, BA, 1983. Pertukangan Kayu 2 , Bandung : Angkasa

Sofyan Moh. Noerbambang, Takeo Monmura (2014). Perencanaan Sistem Plumbing. PT. Pradnya Paramita. Sumarjo H. (1997). Konstruksi batu beton.Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Teknik Sipil perencanaan, FT UNY. Slamet Basuki. (2016). Ilmu Ukur Tanah. Yaogyakarta, Gajah Mada University Press Pingkyawati, Wahadamaputra.(2015).Utilitas Bangunan Modul Plumbing. Griya Kreasi. Jakarta

https://www.ilmutekniksipil.com/bahan-bangunan/pemeriksaan-kandungan-lumpur-dalam-kerikil-cara-ayakan-no-200