BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Ruang Lingkup Lansia 2. 1. 1...
Transcript of BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Ruang Lingkup Lansia 2. 1. 1...
12
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Ruang Lingkup Lansia
2. 1. 1 Defenisi Lansia
Menurut Maryam dkk (2008), Lanjut usia (lansia)
merupakan tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia yang merupakan suatu proses alami
yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus
menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan
menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan
biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi
fungsi dan kemampuan tubuh keseluruhan, salah satu
perubahan fisiologis yaitu kebutuhan tidur. Orang lanjut
usiaadalah sebutan bagi mereka yang telah memasuki
usia 60 tahun ke atas. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan
Lanjut Usia Bab I Pasal I, yang dimaksud dengan Lanjut
Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60
(enam puluh) tahun ke atas. Kemudian dijelaskan lebih
lanjut oleh World Health Organization (WHO), lansia
dibagi menjadi empat kriteria berikut : usia pertengahan
(middle age) ialah 45 – 59 tahun, lanjut usia (elderly)
13
ialah 60 – 74 tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75 – 90
tahun, usia sangat tua (very old) ialah di atas 90 tahun
(Maryam dkk, 2008)
Efendi (2009), menjelaskan bahwa lansia bukan
suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari
suatu proses kehidupan yang ditandai dengan
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan
stress lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai
oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan
keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologi.Kegagalan
ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk
hidup serta peningkatan kepekaan secara individual.
Menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses
sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu
tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan hidup. Menjadi
tua merupakan suatu proses alamiah, yang berarti
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu
anak, dewasa, dan tua. Memasuki usia tua berarti
mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik
yang ditandai dengan kulit yang mngendur, rambut
memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas,
14
penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat dan
figure tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2008)
Dari berbagai defenisi diatas, usia lanjut dapat kita
artikan sebagai seseorang yang berusia 60 tahun ke
atas dimana proses menghilangnya secara perlahan-
lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau
mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya.
2. 1. 2 Karakteristik Lansia
Beberapa karakteristik lansia yang perlu dipahami
untuk mengetahui keberadaan masalah kesehatan
lansia menurut Maryam, dkk (2008), sebagai berikut :
1. Jenis kelamin
Jumlah lansia lebih didominasi oleh kaum
perempuan.Selain itu, terdapat perbedaan kebutuhan
dan masalah kesehatan yang dihadapi antara lansia laki-
laki dan lansia perempuan.Misalnya, lansia laki-laki
banyak menderita hipertropi prostat, sementara lansia
wanita banyak menderita osteoporosis.
2. Status perkawinan
Status perkawinan berpasangan lengkap atau sudah
hidup sendiri (duda/janda) sangat mempengaruhi kondisi
kesehatan fisik maupun psikologis lansia.
15
3. Living arrangement
Living arrangement merupakan kondisi tanggungan
keluarga.Misalnya lansia masih harus menanggung anak
atau keluarga, tempat tinggal bersama anak, atau tinggal
sendiri.Saat ini kebanyakan lansia masih hidup sebagai
bagian keluarganya, baik lansia sebagai kepala keluarga
atau bagian dari keluarga anaknya. Namun, ada
kecenderungan bahwa lansia akan ditinggalkan oleh
keturunannya dalam rumah yang berbeda.
4. Kondisi kesehatan
Kondisi umum yaitu kemampuan
untuk tidak tergantung kepada orang lain dalam
kegiatan sehari-hari seperti mandi, buang air kecil,
dan buang air besar.
Frekuensi sakit yaitu frekuensi yang
tinggi terhadap kondisi sakit dan menyebabkan
mereka tidak lagi produktif bahkan mulai
tergantung kepada orang lain. Beberapa diantara
lansia ada juga yang memerlukan perawatan
khusus dikarenakan penyakit kronis yang diderita.
16
5. Keadaan ekonomi
Sumber pendapatan resmi
Sumber pendapatan lansia biasanya berasal dari
pensiun dan ditambah sumber pendapatan lain
jikalau masih bisa aktif
Sumber pendapatan keluarga
Para lansia biasanya mendapat bantuan
keuangan dari anak atau keluarga lainnya, tetapi
ada juga yang dalam kondisi dimana masih
adanya anggota keluarga yang tergantung
padanya
Kemampuan pendapatan
Lansia memerlukan biaya yang lebih tinggi,
sementara pendapatan semakin menurun.
2. 1. 3 Masalah Pada Lansia
Masalah yang dapat dialami oleh lansia antara lain
tubuh mudah jatuh, lelah, nyeri dada, sesak nafas pada
waktu melakukan kerja fisik, nyeri pinggang, nyeri pada
sendi pinggul, berat badan menurun, mengompol,
gangguan penglihatan, gangguan pendengaran,
gangguan tidur dan keluhan pusing (Bandiyah, 2009).
Selain itu, menurut Maryam (2008) seseorang yang
berada pada tahap lansia akan mengalami penurunan
17
berbagai organ atau sistem tubuh, baik dari segi anatomi
maupun fungsional. Beberapa penurunan yang terjadi
pada lansia adalah sebagai berikut :
1. Penurunan kondisi fisik
Perubahan kondisi fisik pada lansia meliputi
perubahan dari daya ingat sel sampai ke semua
sistem organ tubuh, diantaranya sistem pernapasan,
pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem
pengaturan tubuh, musculoskeletal, gastrointestinal,
urogenital, endokrin, dan integument (Mubarak dkk,
2011).
2. Penurunan kondisi mental
Pada umumya lansia mengalami penurunan fungsi
kognitif dan psikomotor.Perubahan-perubahan
mental ini erat sekali hubungannya dengan
perubahan fisik, keadaan kesehatan, tingkat
pendidikan atau pengetahuan, dan situasi
lingkungan.(Mubarak dkk, 2011).
3. Penurunan Psikososial
Masalah perubahan psikososial serta reaksi individu
terhadap perubahan ini sangat beragam, bergantung
pada kepribadian individu yang bersangkutan.Orang
yang telah menjalani kehidupan dengan bekerja,
18
mendadak dihadapkan untuk menyesuaikan diri
dengan pensiun. Bila lansia cukup beruntung dan
bijaksana, maka lansiaakan mempersiapkan diri
dengan menciptakanberbagaibidang minat untuk
memanfaatkan waktunya, masa pensiunnya akan
memberikan kesempatan untuk menikmati sisa
hidupnya. Namun, bagi banyak pekerja, pensiun
berarti terputus dengan lingkungan, teman-teman
yang akrab, dan disingkirkan untuk duduk-duduk di
rumah atau bermain domino di klub pria lanjut
usia(Mubarak dkk, 2011).
2. 2.Gangguan Tidur Pada Lansia
2. 2. 1 Defenisi Tidur
Tidur merupakan suatu keadaan relatif tanpa
sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan
yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang
dan masing-masing menyatakan fase kegiatan
otak dan yang dapat dibangunkan kembali dengan
rangsangan (Widuri, 2010).Tidur merupakan
aktivitas rutin yang dilakukan oleh manusia untuk
mengistirahatkan tubuh dan pikirannya (Abednego,
2014).
19
Menurut Catrett & Jane (2009) tidur adalah
suatu kebutuhan dasar manusia untuk kesehatan
seperti penambahan energi, penampilan dan
kesejahteraan fisik. Selain itu tidur juga berfungsi
sebagai perbaikan dan peningkatan memori pada
seseorang, mengurangi stress, dan kecemasan.
Tetapi bagi sebagian orang sulit tidur terjadi karena
mereka dalam keadaan gelisah dan merasa belum
puas tidur atau terbangun pada dini hari.
Istirahat dan tidur merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia yang penting dan harus
terpenuhi.Tidur yang normal melibatkan 2 fase
yaitu gerakan bola mata cepat atau rapid eye
movement (REM) dan gerakan bola mata lambat
atau non-rapid eye movement (NREM).Selama
tahap NREM seseorang mengalamai 4 tahapan
siklus tidur.Tahap 1 dan 2 merupakan karakteristik
tidur dangkal dan seseorang lebih mudah
terbangun.Tahap 3 dan 4 merupakan tidur dalam
(Potter dan Perry, 2006).
2. 2. 2 Fisiologi Tidur
Tidur merupakan proses fisiologis yang
berulang dalam periode tertentu. Pengaturan siklus
20
tidur merupakan suatu proses yang bertujuan
untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis
tubuh. Mekanisme homeostasis dalam siklus tidur
berhubungan dengan aktivitas sel-sel neuron
dalam batang otak serta peran dari
neurotransmitter yang di produksi hipotalamus.
Waktu tidur dikontrol oleh Suprachiasmatic
Nucleus (SCN) yang menyebabkan timbulnya rasa
mengantuk ketika malam hari.Pengaturan siklus
tidur dan bangun sangat mempengaruhi fungsi
tubuh dan respon tingkah laku (Rafknowledge,
2004).
Dijelaskan lebih lanjut oleh Rafknowledge
(2004), siklus tidur terdiri dari Non Rapid Eye
Movements (NREM) dan tidur Rapid Eye
Movement (REM). Tidur NREM merupakan 75-
80% dari waktu tidur secara keseluruhan,
sedangkan tidur REM sekitar 20-25% total waktu
tidur.Rentang waktu dari siklus tidur mulai NRM
sampai dengan REM memerlukan waktu kurang
lebih 90-100 menit.
Selama periode tidur NREM terjadi beberapa
perubahan fisiologis.Perubahan fisiologis yang
21
terjadi selama periode tidur NREM di antaranya
penurunan suhu tubuh, sekresi urin, denyut
jantung berkurang, dan frekuensi pernafasan
menjadi lebih pelan dan teratur.Pada periode tidur
REM terdapat aliran darah ke otak yang
meningkat, frekuensi pernafasan dan denyut
jantung lebih cepat dan tidak teratur, namun hal
tersebut sangat bervariasi pada setiap individu.
Terjadi peningkatan sekresi hormone pertumbuhan
(GH) dan hormon adrenokortikotropin (ACTH)
selama dua jam pertama periode tidur, sedangkan
hormon kortisol diekskresi selama pertengahan
waktu tidur (Rafknowledge,2004).
2. 2. 3 Fungsi Tidur
Periode tidur merupakan bagian dari proses
mempertahankan fungsi fisiologis normal. Tidur juga
merupakan waktu yang diperlukan untuk
memperbaiki dan menyiapkan energi yang akan
digunakan setelah periode istirahat. Penggunaan
energi selama sehari perlu diganti dengan periode
istirahat pada waktu malam hari yang bertujuan
untuk mengurangi penggunaan energi (Perry &
Potter, 2006).
22
Tidur REM sangat penting dalam memelihara
fungsi kognitif.Tidur REM menyebabkan perubahan
aliran darah ke otak, peningkatan aktivitas kortek,
peningkatan konsumsi oksigen, dan pengeluaran
epinefrin. Tidur juga berfungsi untuk
mempertahankan fungsi fisiologis, mental, memori,
rugulasi hormon, dan mengaktivasi sistem imun
(Lumbantobing, 2004).
2. 2. 4 Pola dan Kebutuhan Tidur Lansia
Jumlah tidur total tidak berubah sesuai
pertambahan usia, akan tetapi kualitas tidur
menjadi berubah pada kebanyakan lanjut usia.
Episode tidur REM cenderung memendek.
Terdapat penurunan yang progresif pada tahap
tidur NREM 3 dan 4, beberapa lansia hampir tidak
memiliki tahap 4 atau tidur yang dalam (Potter dan
Perry, 2006).
Rafknowledge (2004) menegaskan bahwa
Kebutuhan waktu tidur pada setiap orang adalah
berbeda-beda. Kebutuhan tersebut tergantung
pada kebiasaan yang dibawa selama
perkembangannya menjelang dewasa, aktivitas
pekerjaan, usia, kondisi kesehatan, dan
23
sebagainya. Kebutuhan tidur pada dewasa 6-9 jam
untuk menjaga kesehatan. Berbeda halnya pada
lanjut usia, mereka membutuhkan 5-8 jam waktu
tidur untuk menjaga kondisi fisik. Perbedaan ini
dikarenakan lansia mengalami adaptasi fisiologi
pada proses penuaan yang berakibat pada
perubahan pola tidur mereka. Usia yang semakin
tua mengakibatkan sebagian anggota tubuh tidak
dapt berfungsi optimal, maka untuk mencega
adanya penurunan kesehatan dibutuhkan energi
yang cukup dengan pola tidur yang sesuai.
2. 2. 5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tidur
Pemenuhan kebutuhan tidur setiap orang
berbeda-beda, terutamapada usia lanjut yang lebih
sering mengalami gangguan istirahat tidur. Menurut
Perry & Potter (2006) beberapa faktor yang
mempengaruhi istirahat tidur antara lain lingkungan,
respon terhadap penyakit, gaya hidup, dan depresi,
stress emosi, pengaruhmakanan dan obat-obatan.
1. Usia
Orang yang berbeda memiliki kebutuhan tidur yang
berbeda, tetapikebanyakan orang dewasa dari
segala usia membutuhkan sekitar delapan jam tidur
24
malam untuk merasa istirahat. Dan penuaan
menyebabkan perubahan yang dapat mempengaruhi
pola tidur. Padausia lanjut proporsi waktu yang
dihabiskan dalam tidur tahap 3 dantahap 4 menurun,
sementara yang dihabiskan di tidur ringan tahap
1meningkat dan tidur menjadi kurang efisien.
2. Jenis kelamin
Perbedaan gender juga merupakan faktor yang
mempengaruhi tidurusia lanjut. Dimana wanita lebih
sering terjadi gangguan tidur daripadalaki-laki.Hal ini
disebabkan karena wanita sering mengalami
depresidibanding laki-laki.Secara psikososial wanita
lebih banyak mengalamitekanan dari pada dengan
laki-laki.
3. Lingkungan
Lingkungan fisik yang tenang memungkinkan usia
lanjut untuk tidur lebih nyenyak. Ventilasi yang baik
adalah esensial untuk tidur yang tenang. Ukuran,
kekerasan, dan posisi tempat tidur juga dapat
mempengaruhi kualitas tidur pada usia lanjut.
Kebisingan dari staf ataupenduduk, peralatan seperti
peralatan memasak atau televisi juga dapat
mengakibatkan gangguan tidur pada usia lanjut
25
terutama penghunipanti jompo. Selain itu tingkat
cahaya pada ruangan memiliki efek pada pola tidur.
Cahaya yang terang muncul menjadi kuat membuat
sinkronisasi ritme srikandian dan langsung
mempengaruhi pola tidur khususnya pada usia
lanjut.
4. Gaya hidup
Gaya hidup yang membosankan membuat usia
lanjut cenderung lebih banyak tidur. Tetapi ada juga
yang tidak bisa tidur.Kelelahan dapat mempengaruhi
pola tidur. Semakin tinggi tingkat kelelahan maka
akan tidur semakin nyenyak yang menyebabkan
periode tidur REM lebih pendek. Gaya hidup usia
lanjut yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi
minuman yang mengandung kafein, alkohol, dan
penggunaan obat-obatan juga dapat menyebabkan
masalah tidur. Beberapa jenis obat yang
mempengaruhi proses tidur adalah jenis golongan
obat diuretik yang menyebabkan seseorang
insomnia. Kafein dapat meningkatkan saraf simpatis
yang menyebabkan kesulitan untuk tidur, terutama
pada usia lanjut yang metabolisme atau penyerapan
26
obat lebih lambat dari pada pada dewasa muda
sehingga cenderung mengalami gangguan tidur.
5. Depresi
Depresi yang dapat diartikan sebagai gangguan alam
perasaandapat menyebabkan gangguan pada
frekuensi tidur pada usia lanjut. Para ahli
menunjukkan bahwa kombinasi dari dimensia dan
depresidapat menyebabkan gangguan tidur yang
lebih serius. Hal inidisebabkan oleh meningkatnya
norepinefrin darah melalui sistem sarafsimpatis
sehingga mengurangi tahap IV NREM dan REM.
Gejala depresi diantaranya hidup merasa bosan,
berkurangnya pada hobi, kurangnya semangat untuk
hidup, merasa susah tidur setiap hari dan murung.
Depresi dapat dibedakan dalam tingkatan ringan,
sedang dan berat. Depresi yang terjadi pada usia
lanjut mencakup bentuk depresiyang lebih ringan
yang tampak datang dan pergi tanpa presipitan
lingkungan yang jelas dan bentuk depresi yang berat
yang tampaknya resisten terhadap pengobatan.
6. Respon terhadap penyakit
Seiring berjalannya proses penuaan pada usia lanjut
maka respon terhadap penyakit mengalami
27
penurunan secara perlahan-lahan. Sesak napas
pada saat tidur, pusing, ada gerakan kaki secara
tidak sadar, ingin buang air kecil dan terutama
respon terhadap nyeri dan ketidaknyamanan yang
dapat mengakibatkan gangguan tidur pada usia
lanjut. Kurangnya penanganan nyeri dapat menjadi
masalah bagi usia lanjut karena prevalensi kondisi
penyakit yang sering menyerang usia lanjut. Penyakit
yang sering menyerang pada usia lanjut antara lain
penyakit jantung, stoke, diabetes mellitus, penyakit
paru, kanker, osteoporosis dan gangguan memori.
Rasa nyeri yang menyertai penyakit pada usia lanjut
dapat menyebabkan kurang tidur yang dapat
memperburuk kualitas tidur.
7. Stres emosi
Kecemasan tentang masalah pribadi atau situasi
dapat mengganggu tidur.Stres emosional membuat
seseorang menjadi tegang dan seringkali mengarah
frustasi apabila tidak tidur.Stres juga menyebabkan
seseorang mencoba terlalu keras untuk tidur, sering
terbangun selama siklus tidur, atau terlalu banyak
tidur.Stres yang berlanjut dapat menyebabkan
kebiasaan tidur yang buruk. Seringkali usia lanjut
28
mengalami kehilangan yang mengarah pada stess
emosional. Pensiun, gangguan fisik, kematian orang
yang dicintai, dan kehilangan keamanan ekonomi
merupakan contoh situasi yang membuat usia lanjut
untuk cemas dan depresi. Usia lanjut juga seperti
individu lain yang mengalami masalah depresi,
sering mengalami perlambatan untuk jatuh tidur,
sering terjaga, munculnya tidur REM secara dini,
perasaan tidur yang kurang dan terbangun cepat.
8. Pengaruh makanan
Tidur dapat dipengaruhi oleh makanan dan
minuman. Minuman yang mengandung kafein (kopi,
teh dan minuman cola) membuat tidurlebih sulit
untuk orang dewasa khususnya usia lanjut. Efek
yang didapatantara lain kegelisahan, gugup,
insomnia, tremor, peningkatan denyutjantung dan
resistensi pembuluh darah perifer. Alternatif
minuman yangtidak akan mengganggu tidur seperti
jus buah, susu dan air putih. Selain kafein, alkohol
juga dapat menyebabkan berkurangnyajumlah tidur
baik tidur REM, tidur nyenyak dan dapat merusak
kualitastidur malam. Alkohol menyebabkan sekresi
29
hormon diuretik sehingga terbangun pada malam
hari untuk buang air kecil.
9. Obat-obatan
Obat yang dijual bebas maupun obat resep dapat
berkontribusi untuk tidur dan gangguan tidur. Obat
dapat menyebabkan gangguan tidur dengan tiga
cara yaitu niat untuk tidur, menimbulkan rasa kantuk,
dan menyebabkan gangguan insomnia. Pada lansia
seringkali menggunakan mediasi obat untuk
mengontrol dan mengatasi penyakit kroniknya, dan
efek kombinasi dari beberapa obat dapat
mengganggu tidur secara serius. Triptofan, suatu
protein alami ditemukan dalam makanan seperti
susu, keju, dan daging, dapat membantu tidur.
2. 2. 6. Kualitas Tidur
Kualitas tidur merupakan gambaran secara subjektif
yang menjelaskan tentang kemampuan untuk
mempertahankan waktu tidur secara subjektif.Kualitas
tidur dapat diukur dengan menggunakan kuesioner
standar dan pengukuran secara objektif dengan
berdasarkan observasi (King, 2008).
Kualitas tidur adalah suatu keadaan tidur yang
dijalani seorang individu untuk menghasilkan kesegaran
30
dan kebugaran ketika terbangun.Kualitas tidur mencakup
aspek kuantitatif seperti durasi tidur, latensi tidur, serta
aspek subjektif seperti tidur dalam dan istirahat.Kualitas
tidur dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa
faktor.Yakni faktor psikologis, fisiologis dan lingkungan
yang dapat mengubah kualitas dan kuantitas tidur.
Kualitas tidak bergantung pada kuantitasnya namun
dipengaruhi oleh faktor yang sama. Kualitas tersebut
dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk
tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan
kebutuhannya (Siregar, 2011).
Kualitas tidur seseorang dikatakan baik apabila tidak
menunjukkan tanda-tanda kekurangan tidur dan tidak
mengalami masalah dalam tidurnya.Tanda-tanda
kekurangan tidur dapat dibedakan menjadi tanda fisik dan
tanda psikologis. Tanda-tanda fisik akibat kekurangan
tidur antara lain ekspresi wajah (area gelap disekitar
mata, bengkak dikelopak mata, konjungtiva kemerahan
dan mata terlihat cekung), kantuk yang berlebihan, tidak
mampu berkonsentrasi dan keletihan. Sedangkan tanda-
tanda psikologis antara lain menarik diri, apatis, merasa
tidak enak adan, malas, daya ingat menurun, bingung,
31
halusinasi, ilusi penglihatan dan kemampuan mengambil
keputusan menurun (Oktora, 2013).
Cara yang dapat digunakan untuk mengatasi
gangguan tidur antara lain terapi farmakologi dan terapi
nonfarmakologi. Terapi farmakologi dapat dilakukan
dengan pemberian obat tidur. Obat tidur dapat membantu
klien jika digunakan dengan benar. Tetapi penggunaan
jangka panjang dapat mengganggu tidur dan
menyebabkan masalah yang lebih serius. Salah satu
kelompok obat yang aman digunakan adalah
benzodiazepine karena obat ini tidak menimbulkan
depresi sistem saraf pusat seperti sedatif dan hipnotik.
Benzodiazepin menimbulkan efek relaksasi, antiansietas
dan hipnotik dengan memfasilitasi kerja neuron di sistem
saraf pusat yang menekan responsivitas terhadap
stimulus sehingga dapat mengurangi terjaga (Potter dan
Perry, 2006).
2. 3. Ruang Lingkup Terapi Yoga
2. 3. 1 Defenisi Terapi Yoga
Secara harafiah kata yoga berarti “bersatu atau
bergabung”. Dalam latihan yoga, kita menggabungkan
dan menyatukan pikiran dan tubuh kedalam satu
kesatuan yang saling melekat dan seimbang. Yoga
32
adalah salah satu sistem perawatan kesehatan yang
menyeluruh tertua yang pernah ada, yang berfokus pada
pikiran dan tubuh (Cynthia, 2007).
Menurut Setta (2012), yoga adalah sebuah gaya
hidup, suatu sistem pendidikan yang terpadu antara
tubuh, pikiran, dan jiwa. Yoga berasal dari kata yoga, dari
bahasa Sansekerta yang berarti kuk atau “penyatuan”.
Penyatuan dalam hal ini bisa berarti menyatukan tiga hal
yang penting dalam yoga, yaitu latihan fisik, pernapasan,
dan meditasi.Beberapa manfaat umum yang dapat
diperoleh jika melakukan yoga adalah meningkatkan
kekuatan, meningkatkan kelenturan, melatih
keseimbangan, mengurangi nyeri, melatih pernapasan,
melancarkan fungsi organ, ketenangan batin, mengurangi
depresi dan stress, menyiagakan tubuh, serta
meningkatkan konsentrasi dan kecerdasan (Ram, 2009).
Menurut Cahyono (2013), yoga merangsang
penurunan aktifitas saraf simaptis dan peningkatan
akitifitas saraf para simpatis yang berpengaruh pada
penurunan hormone adrenalin, norepinefrin dan
kotekolamin serta vasodilatasi pada pembuluh darah
yang mengakibatkan transpor oksigen ke seluruh tubuh
terutama ke otak menjadi lancar sehingga dapat
33
menurunkan tekanan darah dan nadi menjadi nomal.
Pada kondisi ini akan meningkatkan relaksasi lansia.
Selain itu sekresi melatonin yang optimal dan pengaruh
beta endhorpin dan membantu peningkatan pemenuhan
kebutuhan tidur lansia.
2. 3. 2 Aliran Yoga
Menurut Claire (2006), yoga mempunyai beberapa aliran,
yakni :
1. Yoga Bhakti (Pengabdian)
Yoga bhakti merupakan suatu aliran yang mengharuskan
seseorang secara utuh menyerahkan dirinya kepada
Tuhan yang mempunyai kekuatan lebih besar dari orang
tersebut.Pengabdian tersebut yang akan membuat
seseorang memasuki keagungan dari kesadaran diri.
2. Yoga Jnana
Dalam yoga jnana, aktivitas mental berpusat pada
konsentrasi.Sarana yang dipakai dalam yoga Jnana
adalah meditasi.
3. Yoga Karma
Yoga ini berorientasi pada pelayanan.Setiap orang yang
hidup berada dalam aliran ini. Karena apabila seseorang
sedang dalam melakukan karma yoga ketika melayani
orang lain dengan tidak memikirkan diri sendiri.
34
4. Yoga Raja
Latihan-latihan dalam yoga raja dijelaskan dalam salah
satu kitab paling awal tentang yoga yakni kitab
sutras.Kitab ini adalah buah karya dari patanjali.
5. Yoga Kundalini
Berasal dari kata kundala yang berarti bergelung, aliran
yoga kundalini mengibaratkan ular sebagai simbol
kekuatan.
6. Yoga Laya
Aliran yoga laya menggunakan latihan khusus seperti
pernapasan untuk mencapai kondisi maksimal.
7. Yoga Mantra
Yoga mantra memakai suara sebagai sarana untuk
menenangkan pikiran.
8. Yoga Tantra
Membangkitkan energi cakra sebagai sarana mencapai
penyatuan.
9. Yoga Hatha
Menggunakan penguasaan tubuh serta nafas sebagai
sarana penyatuan.Menurut Sindhu (2006), hatha
merupakan aliran yang banyak dipraktikkan saat
ini.Hatha yoga memfokuskan pada teknik asana,
pranayama, bandha, mudra serta relaksasi.
35
2. 3. 3 Manfaat Yoga
Menurut Hicks (2013), manfaat yoga adalah sebagai
berikut :
1. Fleksibilitas
Asana, merupakan salah satu bagian dari yoga yang
mempunyai peran untuk melepaskan asam laktat. Proses
ini akan menghilangkan kekakuan dan ketegangan yang
memang ditimbulkan oleh asam laktat. Selain itu, yoga
juga meningkatkan lubrikasi sendi.
2. Kekuatan
Berbagai gaya ada di dalam latihan yoga berfungsi
sebagai latihan kekuatan. Sebagai contoh, plank
merupakan salah satu gaya di dalam yoga yang berfungsi
untuk membangun kekuatan tubuh bagian atas.
Beberapa gaya yang lain, jika dilakukan secara benar
akan menguatkan otot-otot hamstring dan abdominal.
3. Postur
Seseorang yang melakukan yoga secara teratur akan
memiliki postur tubuh yang lebih baik, akibat dari adanya
peningkatan fleksibilitas dan kekuatan.
4. Perbaikan Sirkulasi
Posisi-posisi yoga yang akan membawa perbaikan
sirkulasi darah dan kelenjar getahbening diseluruh tubuh.
36
Tekanan dari ruang abdomen terdapat diafragma yang
dapat melatih otot-otot diafragma dan jantung. Selain itu
dapat meningkatkan kualitas tidur Karena terjadi proses
relaksasi sistem saraf simpatik, memampukan respon
relaksasi untuk masuk.
5. Mengurangi Stres
Selain karena efek relaksasi yang ditimbulkan dari gaya
pernafasan, orang yang melakukan yoga akan
mengalami penurunan kadar katekolamin. Katekolamin
meruapakan hormon yang dihasilkan saat seseorang
mengalami stress.
6. Menyehatkan Jantung
Efek yoga terhadap jantung adalah adalah berupa
penurunan tekanan darah memperlambat denyut jantung.
Hal ini tentu akan sangat bermanfaat pada penderita
hipertensi dan stroke.
2. 3. 4 Gerakan Yoga Bagi Lansia
Menurut Pangkalan (2008), Yoga untuk insomnia di
atur menjadi 3 bagian. Ini di desain untuk membantu
melepaskan beban mental dan fisik serta mempersiapkan
untuk tidur :
37
1. Gunakan teknik pernapasan (pranayama) untuk
relaksasi selama 5 menit untuk melepaskan beban dari
aktivitas.
2. Lakukan peregangan ringan selama 10 menit. Ketika
melakukan latihan, dengarkan tubuh untuk mengarahkan.
Regangkan tubuh dan lakukan asana atau pose hanya
sebatas kemampuan (nyaman dilakukan)
3. Terakhir, gunakan relaksasi pernapasan selama 5-10
menit.
Latihan yang dilakukan teratur setiap hari atau minimal 3
kali dalam seminggu selama kurang lebih 30 menit,
melakukan peregangan yoga sangat bermanfaat bagi
tubuh, pikiran dan jiwa selain itu latihan ini akan
memberikan kedamaian pikiran, memperbaiki tubuh, dan
membantu mendekatkan diri secara spiritual.
2. 3. 5 Pengaruh Yoga pada Gangguan Tidur
Yoga dapat memperkuat sistem saraf serta
meringankan stress.Yoga memiliki efek yang menyebar
ke fungsi fisik dan mental tubuh, fisik melalui relaksasi
otot, penguatan, pencernaan, sistem kardiovaskuler,
sistem kelenjar dan saraf.Peran latihan yoga dalam
mengobati gangguan tidur adalah menenangkan sistem
saraf simpatik seseorang.Di saat yang bersamaan, yoga
38
juga merangsang saraf parasimpatis yang memudahkan
seseorang untuk tidur (Pangkalan, 2008). Manfaat lain
yang dihasilkan dengan dilakukannya latihan yoga secara
teratur adalah penurunan kadar katekolamin, yakni suatu
hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenalin sebagai
respon terhadap kejadian stress. Di samping itu, yoga
juga meningkatkan pelepasan hormon oksitosin.Sebuah
hormon yang dikaitkan dengan perasaan santai. Dua hal
ini praktis akan membuat seseorang keluar dari keadaan
stress dan menjadi lebih tenang (Ulfah, 2009).
Menurut Pangkalan (2008), yoga akan menurunkan
aktivitas tubuh serta pikiran seseorang, sehingga
memberikan ketenangan dan mengatasi stress yang
merupakan penyebab utama gangguan tidur. Dalam
senam yoga, latihan kelenturan akan sangat mengurangi
ketegangan otot seseorang. Selain itu, latihan pernafasan
dalam yoga juga akan mengatasi gangguan pernapasan
yang tidak teratur akibat dari stress. Hal ini akan
memberikan ketenangan dalam hal emosi pada orang
yang melakukan yoga.
Menurut Lestari & Muchlisin (2011), perasaan tenang
dapat memunculkan rasa kantuk, sehingga seseorang
dapat dengan mudah mengawai tidurnya. Hal ini akan
39
memberikan dampak pada lama tidur, karena dengan
tidur lebih awal dari biasanya seseorang akan
mempunyai jam tidur yang lebih lama dari biasanya. Bagi
para penderita insomnia, peningkatan lama tidur
merupakan hal yang cukup berarti.
40
2. 4 Kerangka Konseptual
`
Gambar 2.6 Kerangka Konseptual
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Perlakuan/intervensi
: Hubungan yang mempengaruhi
X1 : Pengukuran kualitas tidur lansia
Sebelumdilakukan terapi yoga
X2 : Pengukuran kualitas tidur lansia
Sesudahdilakukan terapi yoga
Pada penelitian ini dilakukan pengukuran kualitas tidur pada
lansia.sebelum dilakukan perlakuan (Pre test) dan Sesudah
dilakukan perlakuan (Post test).Perlakuan atau intervensi yang
dimaksudkan adalah terapi yoga, untuk mengetahui hubungan yang
mempengaruhi antara variabel yang diteliti dan intervensi atau
perlakuan yang diberikan kepada lansia.
KUALITAS TIDUR
LANSIA
X2
KUALITAS TIDUR
LANSIA
X1
TERAPI YOGA
41
2. 5 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini meliputi :
Hipotesis Nol (Ho)
Ho dalam penelitian ini adalah :“Tidak ada pengaruh terapi
yoga terhadap peningkatan kualitas tidur pada lansia di
Panti Wredha Mandiri”.
Hipotesis alternative (Ha)
Ha dalam penelitian ini adalah : “Ada pengaruh terapi yoga
terhadap peningkatan kualitas tidur pada lansia di Panti
Wredha Mandiri”.