BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2367/3/SUSI RINDIANTI BAB II.pdf · (Transfer In)...

9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkulosis (TB) 1. Definisi Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobakterium Tuberculosis, yang sebagian besar (80%) menyerang paru-paru. Mycobakterium Tuberculosis termasuk dalam basil gram positif, berbentuk batang, dinding selnya mengandung komplek lipida-glikolipida serta lilin (wax) yang sulit ditembus zat kimia (Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2005). Kuman tuberkulosis pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tahun 1882. Jenis kuman tersebut adalah Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium africanum dan Mycobacterium bovis. Basil tuberkulosis termasuk dalam genus Mycobacterium, suatu anggota dari family dan termasuk ke dalam ordo Actinomycetales. Mycobacterium tuberculosis menyebabkan sejumlah penyakit berat pada manusia dan juga penyebab terjadinya infeksi tersering. 2 . Cara Penularan a. Sumber penularan adalah pasien TB BTA (Basil Tahan Asam) positif. b. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. c. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab. Meningkatkan Pengetahuan dan Ketaatan..., Susi Rindianti, Fak. Farmasi UMP 2014

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2367/3/SUSI RINDIANTI BAB II.pdf · (Transfer In)...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2367/3/SUSI RINDIANTI BAB II.pdf · (Transfer In) Adalah pasien yang dipindahkan dari UPK yang memiliki register TB lain untuk melanjutkan

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tuberkulosis (TB)

1. Definisi

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular langsung yang

disebabkan oleh Mycobakterium Tuberculosis, yang sebagian besar

(80%) menyerang paru-paru. Mycobakterium Tuberculosis termasuk

dalam basil gram positif, berbentuk batang, dinding selnya

mengandung komplek lipida-glikolipida serta lilin (wax) yang sulit

ditembus zat kimia (Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan, 2005).

Kuman tuberkulosis pertama kali ditemukan oleh Robert Koch

pada tahun 1882. Jenis kuman tersebut adalah Mycobacterium

tuberculosis, Mycobacterium africanum dan Mycobacterium bovis.

Basil tuberkulosis termasuk dalam genus Mycobacterium, suatu

anggota dari family dan termasuk ke dalam ordo Actinomycetales.

Mycobacterium tuberculosis menyebabkan sejumlah penyakit berat

pada manusia dan juga penyebab terjadinya infeksi tersering.

2 . Cara Penularan

a. Sumber penularan adalah pasien TB BTA (Basil Tahan Asam)

positif.

b. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke

udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali

batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak.

c. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan

dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat

mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari

langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan

selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab.

Meningkatkan Pengetahuan dan Ketaatan..., Susi Rindianti, Fak. Farmasi UMP 2014

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2367/3/SUSI RINDIANTI BAB II.pdf · (Transfer In) Adalah pasien yang dipindahkan dari UPK yang memiliki register TB lain untuk melanjutkan

5

d. Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya

kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat

kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien

tersebut.

e. Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB

ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya

menghirup udara tersebut (Depkes RI, 2006).

Menurut Aditama (2011), TB juga mudah menular pada

mereka yang tinggal di perumahan padat, kurang sinar matahari

dan sirkulasi udaranya buruk/pengap, namun jika ada cukup

cahaya dan sirkulasi, maka kuman TB hanya bisa bertahan

selama 1-2 jam. Aditama juga menyatakan bahwa di Indonesia

setiap tahun ditemukan 582.000 penderita baru TB dengan

angka kematian 41 orang /100.000 sebagian besar penderita TB

atau sebesar 75 % adalah penduduk usia produktif antara 15-49

tahun.

3. Klasifikasi Penyakit dan Tipe Pasien

Pengklasifikasian penyakit dapat didasarkan atas organ

tubuh yang terkena, berdasarkan hasil pemeriksaan dahak

mikroskopik dan berdasarkan tingkat keparahan penyakit.

Sedangkan klasifikasi berdasarkan organ tubuh yang terkena

terbagi menjadi tuberkulosis paru dan TB ekstra paru. TB Paru

adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan (parenkim) paru.

Tidak termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar pada hilus.

Sedangkan TB Ekstra Paru adalah tuberkulosis yang menyerang

organ tubuh lain selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput

jantung (pericardium), kelenjar lymfe, tulang, persendian, kulit,

usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan lain-lain (Depkes

RI, 2006).

Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak

mikroskopis pada TB paru dikelompokan menjadi 2 yaitu

Meningkatkan Pengetahuan dan Ketaatan..., Susi Rindianti, Fak. Farmasi UMP 2014

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2367/3/SUSI RINDIANTI BAB II.pdf · (Transfer In) Adalah pasien yang dipindahkan dari UPK yang memiliki register TB lain untuk melanjutkan

6

Tuberkulosis paru Basil Tahan Asam (BTA) positif adalah

sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak hasilnya BTA

positif, satu spesimen dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu (SPS) hasilnya

BTA positif dan foto toraks dada menunjukkan gambaran

tuberkulosis, satu spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan

biakan kuman TB positif, satu atau lebih spesimen dahak hasilnya

positif setelah tiga spesimen dahak SPS pada pemeriksaan

sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah

pemberian antibiotika non OAT. TB paru BTA negatif adalah

kasus yang tidak memenuhi definisi pada TB paru BTA positif,

Kriteria diagnostik TB paru BTA negatif harus meliputi: Paling

tidak tiga spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif, foto toraks

abnormal menunjukkan gambaran TB, tidak ada perbaikan setelah

pemberian antibiotik non OAT (Obat Anti Tuberkulosis)

ditentukan oleh dokter untuk diberi pengobatan (Depkes RI, 2006).

Klasifikasi berdasarkan tingkat keparahan dibedakan

menjadi TB paru BTA negatif foto toraks positif dibagi

berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya, yaitu bentuk berat dan

ringan. Bentuk berat bila gambaran foto toraks memperlihatkan

gambaran kerusakan paru yang luas (misalnya proses “far

advanced”), dan atau keadaan umum pasien buruk. TB ekstra-paru

dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan penyakitnya, yaitu: TB

ekstra paru ringan, misalnya: TB kelenjar limfe, pleuritis

eksudativa unilateral, tulang (kecuali tulang belakang), sendi, dan

kelenjar adrenal. TB ekstra-paru berat, misalnya: meningitis,

milier, perikarditis, peritonitis, pleuriti seksudativa bilateral, TB

tulang belakang, TB usus, TB saluran kemih dan alat kelamin

(Depkes RI, 2006).

Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya

dibagi menjadi beberapa tipe pasien yaitu:

Meningkatkan Pengetahuan dan Ketaatan..., Susi Rindianti, Fak. Farmasi UMP 2014

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2367/3/SUSI RINDIANTI BAB II.pdf · (Transfer In) Adalah pasien yang dipindahkan dari UPK yang memiliki register TB lain untuk melanjutkan

7

1. Kasus Baru

Adalah pasien yang belum pernah diobati oleh OAT atau sudah

pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (4 minggu).

2. Kasus Kambuh (Relaps)

Adalah pasien TB yang sebelumnya pernah mendapat

pengobatan TB dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan

lengkap, didiagnosis kembali dengan BTA positif (apusan atau

kultur).

3. Kasus setelah putus berobat (Default )

Adalah pasien yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan

atau lebih dengan BTA positif.

4. Kasus setelah gagal (failure)

Adalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif

atau kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih

selama pengobatan.

5. Kasus Pindahan (Transfer In)

Adalah pasien yang dipindahkan dari UPK yang memiliki

register TB lain untuk melanjutkan pengobatannya.

6. Kasus lain

Adalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas.

Dalam kelompok ini termasuk kasus kronik, yaitu pasien

dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai

pengobatan ulangan.

4. Pengobatan TB Paru

Tujuan dari pengobatan TB paru adalah untuk

menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah

kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah

terjadinya resistensi kuman terhadap OAT (Depkes RI, 2006).

Pengobatan TB dilakukan dengan prinsip-prinsip sebagai

berikut :

Meningkatkan Pengetahuan dan Ketaatan..., Susi Rindianti, Fak. Farmasi UMP 2014

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2367/3/SUSI RINDIANTI BAB II.pdf · (Transfer In) Adalah pasien yang dipindahkan dari UPK yang memiliki register TB lain untuk melanjutkan

8

a. OAT diberikan dalam bentuk kombinasi minimal 3 macam

obat untuk mencegah terjadinya resistensi obat dan untuk

membunuh kuman intraseluler dan ekstraseluler.

b. Waktu pengobatan TB anak 6-12 bulan dengan pemberian obat

jangka panjang selain untuk membunuh kuman juga untuk

mengurangi kemungkinan terjadinya kekambuhan.

c. Pengobatan TB pada anak dibagi dalam 2 tahap:

1. Tahap intensif selama 2 bulan pertama.

Pada tahap intensif, diberikan minimal 3 macam obat

tergantung hasil pemeriksaan bakteriologis dan berat

ringannya penyakit.

2. Tahap lanjutan

Pada tahap lanjutan diberikan selama 4-10 bulan

selanjutnya tergantung hasil pemeriksaan bakteriologis dan

berat ringanya penyakit.

Selama tahap intensif dan tahap lanjutan, OAT pada anak

diberikan setiap hari untuk mengurangi ketidakteraturan

minum obat yang lebih sering terjadi jika obat tidak diminun

setiap hari.

d. Pada TB anak dengan gejalaklinis yang berat, baik pulmonal

maupun ekstrapulmonal seperti TB milier, meningitis TB, TB

tulang dan lain-lain dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan

rujukan.

e. Paduan OAT untuk anak yang digunakan oleh Program

Nasional Pengendalian TB di Indonesia adalah:

1. Kategori anak dengan 3 macam obat: 2 HRZ/ 4HR

2. Kategori anak dengan 4 macam obat : 2 HRZE(S)/ 4-10HR

f. Panduan OAT kategori anak diberikan dalam bentuk paket

berupa obat kombinasi dosis tetap (OAT-KDT). Tablet OAT

KDT ini terdiri dari kombinasi 2 atau 3 jenis obat dalam satu

Meningkatkan Pengetahuan dan Ketaatan..., Susi Rindianti, Fak. Farmasi UMP 2014

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2367/3/SUSI RINDIANTI BAB II.pdf · (Transfer In) Adalah pasien yang dipindahkan dari UPK yang memiliki register TB lain untuk melanjutkan

9

tablet. Dosisnya disesuaikan dengan berat badan pasien.

Panduan ini dikemas dalam satu paket untuk satu pasien.

g. OAT untuk anak juga harus disediakan dalam bentuk OAT

kombipak untuk digunakan dalam pengobatan pasien yang

mengalami efek samping OAT KDT.

Pada fase intensif pasien TB anak kontrol setiap minggu untuk

melihat kaptuhan, toleransi dan kemungkinan adanya efek

samping obat. Sedangkan padafase lanjutan kontrol setiap

bulan. Respon pengobatan dikatkan baik jika gejala klinis

berkurang, nafsu makan meningkat, berat badan meningkat

(KemenKes RI, 2013).

B. Pengetahuan dan Ketaatan Pengobatan

Pengetahuan penderita TB Paru adalah semua informasi yang

diperoleh penderita TB Paru mengenai program pengobatan.

Meningkatnya pengetahuan dapat menimbulkan perubahan persepsi

dan kebiasaan seseorang karena dari pengalaman dan penelitian

ternyata prilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih bertahan

lama daripada yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan

seseorang terhadap obyek mempunyai intensitas atau tingkat yang

berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi menjadi 6 tingkat

pengetahuan, yakni:

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk mengetahui atau

mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan

pertanyaan –pertanyaan.

2. Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek

tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut

harus dapat menginterprestasikan secara benar tentang objek yang

diketahui tersebut.

Meningkatkan Pengetahuan dan Ketaatan..., Susi Rindianti, Fak. Farmasi UMP 2014

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2367/3/SUSI RINDIANTI BAB II.pdf · (Transfer In) Adalah pasien yang dipindahkan dari UPK yang memiliki register TB lain untuk melanjutkan

10

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang

diketahui tersebut pada situasi yang lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah keampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-

komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang

diketahui.Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai

pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat

membedakan atau memisahkan, mengkelompokkan, membuat

diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukan suatu kemampuan seseorang untuk

merangkum atau meletakan dalam satu hubungan yang logis dari

komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain

sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru

dari formulasi-formulasi yang telah ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini

dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan

sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Ketaatan pengobatan sangat diperlukan untuk mencapai

keberhasilan pengobatan. Bentuk ketidaktaatan terhadap

farmakoterapi bagi penderita TB diantaranya: (Direktorat Jendral

Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2005).

1. Tidak mengambil obatnya

2. Minum obat dengan dosis yang salah

3. Minum obat pada waktu yang salah

4. Lupa minum obat

Meningkatkan Pengetahuan dan Ketaatan..., Susi Rindianti, Fak. Farmasi UMP 2014

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2367/3/SUSI RINDIANTI BAB II.pdf · (Transfer In) Adalah pasien yang dipindahkan dari UPK yang memiliki register TB lain untuk melanjutkan

11

5. Berhenti minum obat sebelum waktunya

Metode-metode pengukuran ketaatan penggunaan obatdibagi

menjadi 2 kelompok yaitu: (Farmer KC, 1999)

1. Pengukuran ketaatan secara langsung adalah penentuan kadar

obat dalam darah dan urin, penggunaan penanda obat pada

pengobatan dan observasi langsung pada pasien secara tidak

langsung.

2. Pengukuran ketaatan secara tidak langusng terdiri dari

berbagai bentuk laporan mandiri oleh pasien, penghitungan

obat (pill Count), penggunaan perangkat monitoring

elektronik, dan tinjauan rekam resep dan klaim.

C. Puskemas

1. Definisi

Puskesmas adalah Unit Pelaksanaan Teknis Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan puskesms

adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan

nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat mandiri dalam

hidup sehat (Depkes RI, 2006).

Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004

Tentang kebijakan dasar puskesms, fungsi puskesmas ditengah

masyarakat yaitu:

1. Pusat Penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

a. Berupaya menggerakan lintas sektor dunia usaha di wilayah

kerjanya agar menyelenggraakan pembangunan

berwawasan kesehatan.

b. Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari

penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah

kerjanya.

2. Pusat Pemberdayaan masyarakat

Meningkatkan Pengetahuan dan Ketaatan..., Susi Rindianti, Fak. Farmasi UMP 2014

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/2367/3/SUSI RINDIANTI BAB II.pdf · (Transfer In) Adalah pasien yang dipindahkan dari UPK yang memiliki register TB lain untuk melanjutkan

12

3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara

menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan yaitu pelayanan

kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.

D. Community-Based Interactive Approach (CBIA)

Metode yang digunakan didapat dari metode belajar

mengajar yang dahulu digunakan untuk sekolah dasar di Indonesia,

dan lebih dikenal dengan nama CBIA (Cara Belajar Ibu Aktif).

Metode ini telah diuji coba, dan terbukti sangat efektif dalam

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam pemilihan obat.

Pada mulanya metode Cara Belajar Ibu Aktif (CBIA) hanya

diperuntukan untuk ibu-ibu saja, tetapi ternyata metode ini dapat

digunakan oleh para pria dan remaja, sehingga namanya diubah

menjadi Cara Belajar Insan Aktif, walaupun singkatannya tetap

CBIA. Setelah CBIA digunakan di negara‐negara lain, nama CBIA

sering dipanjangkan menjadi Community‐Based Interactive

Approach (Suryawati, 2003). Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Pusat Studi Farmakologi Klinik dan Kebijakan Obat

metode Cara Belajar Ibu Aktif (CBIA) menunjukkan hasil yang

lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah konvensional

(Suryawati, 2003).

Metode intervensi ini didasarkan pada proses belajar

mandiri (self-learning process). Tutor berfungsi sebagai fasilitator

diskusi, dan bila perlu menunjukan cara/jalan untuk mendapatkan

jawaban atas suatu masalah. Tutor dianjurkan tidak mendominasi

diskusi (Suryawati, 2003).

Kegiatan dalam CBIA dilakukan dengan cara diskusi yang

dibagi dalam kelompok kecil dengan anggota 5-6 orang.

Narasumber berasal dari seorang apoteker, dokter, atau mahasiswa

farmasi dan kedokteran (Suryawati, 2003).

Meningkatkan Pengetahuan dan Ketaatan..., Susi Rindianti, Fak. Farmasi UMP 2014