BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...Untuk memberikan kepuasan konsumen, semua elemen pemasaran harus...

20
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Strategi Komunikasi Strategi komunikasi merupakan paduan dan perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai satu tujuan. Untuk mencapai satu tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi. Strategi komunikasi merupakan penentu berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif. 1 Seperti halnya strategi dalam bidang apapun, strategi komunikasi haruslah didukung dengan toeri sebab teori merupakan pengetahuan berdasarkan pengalaman yang sudah diuji kebenarannya. Teori yang dianggap paling memadai oleh para ahli untuk mendukung strategi komunikasi adalah apa yang dikemukakan oleh Harold D. Lasswell yaitu cara terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi adalah menjawab pertanyaan Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” komponen komunikasi yang berkorelasi secara fungsional terhadap paradigma Lasswell itu merupakan jawaban pertanyaan yang diajukan. 2 1. Who (komunikator) Komunikator merupakan orang yang mengirim pesan dan menjadi sumber informasi. Tujuan komunikasi akan tercapai manakala komunikan memahami makna pesan dari komunikator dan memperhatikan serta menerima pesan secara menyeluruh sehingga tercapai persamaan persepsi. Salah satu unsur pokok yang berpengaruh dalam tercapainya efektivitas komunikasi adalah unsur kredibilitas komunikator. 1 http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/12/jbptunikompp-gdl-s1-2004-sopiaratna-558-BAB+II.pdf diakses pada 31 Oktober 2015 pkl 18:00 2 https://eprints.uns.ac.id/11976/1/Publikasi_Jurnal_%2851%29.pdf diakses pada 1 Desember 2015 pkl 1:03

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UKSW...Untuk memberikan kepuasan konsumen, semua elemen pemasaran harus...

  • 7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    1.1 Strategi Komunikasi

    Strategi komunikasi merupakan paduan dan perencanaan komunikasi

    (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication

    management) untuk mencapai satu tujuan. Untuk mencapai satu tujuan tersebut

    strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara

    taktis harus dilakukan dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda

    sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi. Strategi komunikasi

    merupakan penentu berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif.1 Seperti

    halnya strategi dalam bidang apapun, strategi komunikasi haruslah didukung

    dengan toeri sebab teori merupakan pengetahuan berdasarkan pengalaman yang

    sudah diuji kebenarannya.

    Teori yang dianggap paling memadai oleh para ahli untuk mendukung strategi

    komunikasi adalah apa yang dikemukakan oleh Harold D. Lasswell yaitu cara

    terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi adalah menjawab pertanyaan

    “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” komponen

    komunikasi yang berkorelasi secara fungsional terhadap paradigma Lasswell itu

    merupakan jawaban pertanyaan yang diajukan. 2

    1. Who (komunikator)

    Komunikator merupakan orang yang mengirim pesan dan menjadi

    sumber informasi. Tujuan komunikasi akan tercapai manakala

    komunikan memahami makna pesan dari komunikator dan

    memperhatikan serta menerima pesan secara menyeluruh sehingga

    tercapai persamaan persepsi. Salah satu unsur pokok yang berpengaruh

    dalam tercapainya efektivitas komunikasi adalah unsur kredibilitas

    komunikator.

    1http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/12/jbptunikompp-gdl-s1-2004-sopiaratna-558-BAB+II.pdf

    diakses pada 31 Oktober 2015 pkl 18:00 2https://eprints.uns.ac.id/11976/1/Publikasi_Jurnal_%2851%29.pdf diakses pada 1 Desember 2015

    pkl 1:03

    http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/12/jbptunikompp-gdl-s1-2004-sopiaratna-558-BAB+II.pdfhttps://eprints.uns.ac.id/11976/1/Publikasi_Jurnal_%2851%29.pdf

  • 8

    2. Says What (pesan)

    Pesan merupakan sesuatu yang dikirimkan atau disampaikan secara

    langsung maupun tidak langsung dan bersifat verbal maupun non

    verbal.

    3. In Which Channel (media yang digunakan)

    Media merupakan sarana yang digunakan oleh komunikator untuk

    menyampaikan pesan ke komunikan. Dalam menyampaikan pesan

    komunikator harus pandai memilih media yang tepat sesuai keadaan

    yang disampaikan.

    4. To Whom (komunikan)

    Komunikan merupakan individu atau kelompok tertentu yang

    bertindak sebagai penerima pesan. Dalam hal ini komunikator

    diharapkan untuk lebih bisa memahami komunikan yang dihadapinya

    agar mendapatkan hasil yang maksimal dari pesan yang disampaikan.

    5. With What Effect (efek)

    Efek adalah respon, tanggapan atau reaksi komunikan terhadap pesan yang

    diberikan oleh komunikator. Dengan kata lain efek dapat dikatakan sebagai

    akibat dari proses komunikasi

    1.2 Komunikasi Pemasaran

    Komunikasi pemasaran adalah sarana yang digunakan oleh suatu perusahaan

    untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara

    langsung atau tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual sehingga

    mampu membangun hubungan dengan konsumen. Pengertian pemasaran

    menunjuk pada :

    1. penjualan, bagian dari promosi, promosi merupakan bagian pemasaran;

    2. perdagangan, meliputi perencanaan produk untuk mendapatakan

    barang/jasa yang baik, harga yang layak, dan sebagainya;

    3. distribusi, struktur perdagangan besar dan eceran untuk menyampaikan

    barang ke pasar/konsumen;

  • 9

    4. distribusi fisik, menyangkut kegiatan aliran materiel, seperti

    pengangkutan, penyimpanan, dan pengasawan persediaan.

    2.2.1 Bentuk Komunikasi Pemasaran

    Bentuk-bentuk komunikasi pemasaran terdiri atas dua alat penting, yaitu :

    1. Periklanan: setiap bentuk nonpersonal bayaran dan promosi tentang

    gagasan, barang, jasa oleh sponsor tertentu. Dapat digunakan untuk

    membangun citra jangka panjang bagi suatu produk atau memicu

    penjualan yang tepat.

    a. Daya sebar iklan: iklan memungkinkan penjualan berkali-kali. Selain

    itu iklan memungkinkan pembeli menerima dan membandingkan pesan

    dari berbagai pesaing.

    b. Daya ekspresi yang besar: iklan memungkinkan untuk mendramatisasi

    perusahaan dan produknya melalui penggunaan cetakan, suara, dan

    warna yang berseni.

    c. Impersionalitas: pendengar tidak merasa wajib memperhatikan atau

    menanggapi iklan.

    2. Promosi Penjualan: intensif jangka pendek untuk mendorong pembelian

    dan penjualan sebuah produk atau jasa.

    a. Komunikasi: promosi penjualan mendapat perhatian dan mengarah

    konsumen ke produk tersebut.

    b. Intensif: memberikan keistimewaan dan rangsangan yang bernilai bagi

    konsumen atau pelanggan.

    c. Ajakan: promosi penjualan merupakan ajakan yang jelas untuk terlibat

    dalam transaksi.

    d. Publisitas: rangsangan nonpersonal demi permintaan sebuah produk,

    jasa, atau unit usaha dengan cara menyebarkan berita penting mengenai

    produk/jasa di mediaa cetak atai dengan memperkenalkan produk/jasa

    tersebut melalui radio, televisi, atau pentas tanpa dibayar oleh sponsor.

    e. Penjualan personal: penampilan secara lisan melalui percakapan dengan

    satu calon pembeli atau lebih untuk tujuan penjualan.

  • 10

    f. Komunikasi di tempat pembelian.

    2.2.2 Tujuan dan Fungsi Komunikasi Pemasaran

    a. Menyebarkan informasi dari suatu produk (komunikasi

    informatif), misalnya tentang harga, manfaat, dan lain-lain.

    b. Memengaruhi untuk melakukan pembelian (komunikasi

    persuasif).

    c. Mengingatkan komunikan untuk melakukan pembelian ulang.

    Respons yang diberikan oleh komunikan meliputi:

    a. efek kognitif untuk membentuk kesadaran tertentu;

    b. efek afeksi, memberikan pengaruh untuk melakukan suatu hal,

    yang diharapkan adalah realisasi pembelian;

    c. efek konatif atau perilaku, membentuk audiens untuk perilaku

    selanjutnya, yakni pembelian ulang.

    Tujuan komunikasi dan respon komunikan berkaitan dengan tahap-

    tahap dalam proses pembelian, yaitu:

    a. menyadari (awareness) produk yang ditawarkan;

    b. menyukai (interest) dan berusaha mengetahui lebih lanjut;

    c. mencoba (trial) untuk membandingkan dengan harapannya;

    d. mengambil tindakan (act) membeli atau tidak membeli;

    e. tindak lanjut (follow-up) membeli kembali atau pindah merek.

    Proses komunikasi pemasaran berawal dari penentuan khalayak

    sasaran, kemudian bentuk dan metode pengembangan program. Hal ini

    akan menentukan kepada siapa pesan itu ditujukan. Adapun peran kegiatan

    komunikasi pemasaran, yaitu:

    1. Penjualan langsung, dengan memberikan janji keunggulan

    secara rasional atau faktual (hard selling).

    2. Penjualan tidak langsung, dengan menciptakan kesadaran

    merek atau pencitraan (soft selling).

  • 11

    2.2.3 Kategori Komunikasi Pemasaran

    Pesan komunikasi dapat dari berbagai sumber. Dunchan dan

    Moriarty mengidentifikasikan empat sumber utama pesan komunikasi,

    yakni :

    1. Planned messages: hasil dari kampanye komunikasi pemasaran

    terencana, misalnya melalui media televisi, radio, majalah, surat

    kabar, direct mail, website wiraniaga. Pada umumnya, tipe ini

    paling rendah kredibilitasnya karena publik mengetahui pesan

    yang disampaikan telah direncanakan oleh pemasar untuk

    membujuk pelanggan.

    2. Product messages: pesan-pesan yang menyangkut perusahaan dan

    penawarannya yang disampaikan melalui produk fisik yang

    ditawarkan, misalnya desain produk, cara kerja produk, dan

    seterusnya.

    3. Service messages: pesan-pesan yang dihasilkan melalui proses

    layanan/jasa, seperti penampilan perilaku, dan sikap karyawan

    jasa, cara kerja sistem dan teknologi jasa, dan lingkungan atau

    suasana penyampaian produk dan jasa.

    4. Unplanned messsages: sumber pesan yang paling terpercaya,

    disampaikan oleh pelanggan lai yang berinteraksi dengan

    pelanggan tertentu selama proses layanan/proses penyampaian

    informasi ataupun menyangkut perusahaan dan produknya.

    2.2.4 Proses Komunikasi Pemasaran

    Proses pengembangan komunikasi pemasaran meliputi delapan

    tahap pokok yang saling berkaitan, yaitu:

    1. mengidentifikasi audiensi sasaran;

    2. menentukan tujuan komunikasi;

    3. merancang pesan;

    4. memilih saluran komunikasi;

    5. menyusun anggaran komunikasi pemasaran total;

  • 12

    6. menentukan bauran komunikasi pemasaran;

    7. mengimplementasikan komunikasi pemasaran;

    8. mengumpulkan umpan balik.

    Komunikasi pemasaran berperan sangat penting bagi perusahaan

    agar konsumen ataupun masyarakat secara keseluruhan mengetahui

    keberadaan produk di pasar. Menentukan sasaran yang tepat mampu

    membuat proses komunikasi berjalan efektif dan efisien.

    Pertama kali pesan pemasaran datang dari komunikator adalah

    perusahaan ditujukan kepada komunikan yakni konsumen. Proses

    selanjutnya perusahaan menentukan cara menyusun pesan agar

    dipahami dan direspons secara positif oleh penerima, yaitu konsumen.

    Pada proses tersebut ditentukan pula jenis komuniaksi yang

    digunakan. Apakah pesan akan disampaikan melalui iklan, personal

    selling, promosi penjualan, public relations atau pemsaran langsung.

    Proses ini disebut sebagai tujuan komunikasi dalam bentuk pesan

    yang akan dikirim pada penerima.

    Proses selanjutnya yakni menyampaikan pesan melalui media. Jika

    pesan dirancang dalam bentuk iklan maka pesan harus disampaikan

    dalam bentuk media cetak atau media elektronik. Pesan yang

    disampaikan dalam media cetak, bentuk dan strukturnya berbeda

    dengan pesan yang disampaikan dalam media elektronik. Pesan dalam

    media cetak bersifat detail dan menjelaskan karakteristik produk

    secara lengkap. Adapun pesan yang disampaikan melali mdia

    elektronik seperti TV dan radio tidak secara detail menerangkan

    produk karena akan sangat memakan biaya. Proses penyampaian

    pesan melalui media disebut sebagai proses transmisi.

    Penerima pesan yang menerima pesan melalui media akan

    memberikan respons baik itu negatif, positif, atau netral. Respons

    positif merupakan respons yang diharapkan oleh komunikator. Respon

    positif ini menunjukkan adanya kesesuaian antara harapan pengirim

    pesan dan tanggapan penerima pesan. Kesesuaian antara harapan

  • 13

    pengirim pesan dan tanggapan penerima pesan inilah yang diharapkan

    terjadi karena akan mempengaruhi perilaku konsumen secara positif.

    Proses memberikan respons dan menginterpretasikan pesan yang

    diterima disebut sebagai proses decoding. Proses decoding berarti

    penerima pesan memberikan interpretasi atas pesan yang diterima.

    Proses decoding dilanjutkan dengan tindakan konsumen sebagai

    penerima pesan. Jika pesan yang sampai diterima secara positif, akan

    memberikan pengaruh positif pada sikap dan perilaku konsumen.

    Sikap positif konsumen terhadap suatu produk akan mendorong

    konsumen untuk melakukan tindakan pembelian karena dibatasi

    kemampuan daya beli. Sebaliknya jika sikap negatif terhadap produk

    akan menghalangi konsumen untuk melakukan tidakan pembelian.

    Proses terakhir yakni umpan balik terhadap pesan yang dikirimkan.

    Perusahaan mengevaluasi pesan yang disampaikan sesuai dengan

    harapan atau tidak. Artinya mendapat respons dan tindakan yang

    positif dari konsumen atau pesan tidak tersaampaikan secara efektif.

    Pengukuran efektivitas pesan adalah tingkat penjualan produk yang

    ditawarkan ke pasar. Pesan melalui iklan disebut berhasil atau efektif

    jika tingkat penjualan produk setelah proses penyampaian pesan

    meningkat secara sigifikan. Sebaliknya, pesan yang disampaikan tidak

    efektif jika setelah pesan disampaikan, penjualan produk tidak

    meningkat atau turun. Indikator penjualan ini seharusnya menjadi

    sinyal awal bagi perusahaan untuk melakukan penelitian atas pesan

    yang disampaikan kepada konsumen.

    2.2.5 Strategi Pemasaran

    Empat faktor utama dalam perancangan strategi komunikasi

    pemasaran yaitu:

    1. Karakteristik intangibility pada kinerja jasa. Jasa lebih bersifat

    kinerja daripada objek sehingga pemasar jasa harus mampu

    mencari cara membuat jasanya lebih konkret dan

  • 14

    mengklarifikasi tipe kinerja yang dapat diberikan. Tangible

    cues perlu dimanfaatkan secara optimal dalam kampanye

    periklanan. Periklanan tidak hanya diarahkan untuk mendorong

    pelanggan agar membeli jasa perusahaan, tetapi juga

    menargetkan karyawan sebagai audiensi kedua dalam rangka

    memotivasi untuk menyampaikan jasa berkualitas tinggi.

    2. Keterlibatan pelanggan dalam produksi jasa. Tekananan untuk

    meningkatkan produktivitas dalam organisasi sering

    menyebabkan perubahan yang signifikan dalam sistem

    penyampaian, terutama pemanfaatan inovasi teknologi.

    3. Manajemen penawaran dan permintaan. Iklan dan promosi

    penjualan dapat membantu pemasar untuk membentuk

    permintaan agar selaras dengan ketersediaan kapasitas pada

    periode waktu spesifik.

    4. Peranan strategis staf kontak pelanggan. Karyawan merupakan

    faktor sentral dalam penyampaian jasa. Iklan yang

    menampilkan karyawan yang sedang bekerja dapat membantu

    calon pelanggan memahami karakteristik service ecounter dan

    menyiratkan janji perhatian personal yang bisa diharapkan

    untuk diterima.

    2.2.6 Konsep Dasar Pemasaran

    2.2.6.1 Orientasi konsumen mencakup hal-hal berikut :

    a. Menentukan kebutuhan pokok pembeli yang dilayani.

    Misalnya mobil, pakaian, makanan, dan lain-lain.

    b. Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam

    penjualannya.

    c. Menentukan produk dan program pemasarannya.

    d. Mengadakan penelitian konsumen untuk mengukur, menilai,

    menafsirkan keinginan, sikap, dan tingkah laku mereka.

    e. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik.

  • 15

    2.2.6.2 Koordinasi dan integrasi

    Untuk memberikan kepuasan konsumen, semua elemen pemasaran

    harus diintegrasikan dan dikoordinasikan dengan tujuan:

    a. menghindari overlapping tugas dan fungsi dalam struktur

    pemasaran;

    b. menyinkronkan antara perencanaan dan pelaksanaan program

    pemasaran

    c. menentukan tujuan dari tiap-tiap bagian dalam perusahaan

    d. menyelaraskan tujuan umum perusahaan

    e. menyesuaikan dan koordinasi antara produk, harga, saluran

    distribusi, dan promosi.

    2.2.6.3 Mendapat laba melalui pemuasan konsumen

    Salah satu tujuan perusahaan adalah profit oriented. Dengan laba,

    suatu perusahaan dapat tumbuh dan berkembang, menggunakan

    segala kemampuannya lebih besar, memberikan kepuasan lebih

    besar, dan memperkuat kondisi perekonomian secara keseluruhan.

    2.2.7 Manajemen Pemasaran dan Perkembangannnya

    Manajemen merupakan tindakan dari konsep pemasaran, dengan

    beberapa tahapan berikut:

    a. Tahap orientasi produk (product oriented)

    Tujuan dan perencanaan perusahaan ditentukan oleh bagian

    produksi dengan tenaga-tenaga penjual, belum

    menggunakan kegiatan pemasaran.

    b. Tahap orientasi penjualan (sales oriented)

    Membuat barang yang baik tidak cukup menjamin

    berhasilnya pemasaran sehingga diperlukan sebuah konsep

    menjual barang-barang tersebut. Hasil kerja dalam

    penjualan diukur dari volume penjualan.

    c. Tahap orientasi pemasaran

  • 16

    Perusahaan menganut konsep manajemen pemasaran

    terintegrasi. Perhatian sepenuhnya ditujukan untuk masalah

    pemasaran, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

    Dengan demikian, perusahaan lebih mementingkan

    kebutuhan dan keinginan konsumen daripada meningkatkan

    pejualan.

    d. Tahap orientasi manusia dan tanggung jawab sosial

    (Corporate Social Responsibility/CSR)

    Jika perusahaan ingin berhasil, harus dapat menyesuaikan

    diri dengan faktor eksternal, yaitu kebiasaan masyarakat,

    harapannya, masalah lingkungan, ekologi, politik dan

    hukum, ketidakpuasan konsumen dan penyebabnya,

    demografi, ekonomi, kebudayaan, teknologi, dan

    sebagainya sehingga perusahaan harus berusaha

    memberikan kemakmuran konsumen dalam jangka

    panjang.

    2.2.8 Komunikasi Pemasaran Terpadu (Integrated Marketing

    Communication/IMC)

    Komunikasi pemasaran terpadu adalah bauran dari unsur-unsur

    komunikasi pemasaran yang dilebur menjadi kekuatan sinergis untuk

    membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan

    antara merek dan khalayak sasaran. Komunikasi pemasaran integrasi

    mencoba untuk mengitegrasikan semua unsur bauran promosi yang

    ada dengan asumsi bahwa tidak ada satu unsur pun yang terpisah

    dalam mencapai tujuan pemasaran yang efektif.

    Komunikasi pemasaran dapat diuraikan dari dua unsur pokok yaitu

    sebagai berikut:

    1. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan antarperseorangan

    atau antara perseorangan dan organisasi atau sebaliknya.

  • 17

    2. Pemasaran adalah proses sosial ketika pribadi dan kelompok

    mendapat sesuatu yang dibutuhkan melalui penciptaan, penawaran

    serta pertukaran bebas nilai-nilai produk dan jasa.

    Konsep komunikasi pemasaran pada dasarnya berkaitan dengan

    konsep komunikasi tentang unsur-unsur klasik pemasaran yang lazim

    disebut dengan formula “4P”, yaitu product, price, place, dan

    promotion. Berdasarkan formula 4P tersebut, secara lebih terperinci

    dijabarkan menjadi beberapa konsep sentral, yaitu sebagai berikut:

    1. Segmentasi Pasar

    Segmentasi pasar (khalayak sasaran) merupakan analisis

    tahap pertama dari strategi komunikasi pemasaran.

    Membentuk segmentasi pasar merupakan aktivitas memilih

    atau membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang

    terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah

    laku, yang mungkin membutuhkan produk yang berbeda.

    Segmentasi pasar menurut Kotler (2012) pasar yang terdiri

    dari sekelompok pelanggan yang memiliki sekumpulan

    kebutuhan dan keinginan yang serupa. Menurut Kasali

    (1998), segmentasi adalah proses mengkotak-kotakan pasar

    (yang heterogen) ke dalam kelompok-kelompok “potential

    costumers” yang memiliki kesamaan kebutuhan dan/atau

    kesamaan karakter yang memiliki respon yang sama dalam

    membelanjakan uangnya.3

    Menurut Rambat Lupiyoadi (2013:63) perusahaan dapat

    menggunakan tiga strategi cakupan pasar ini :

    a. Pemasaran tanpa pembedaan

    Strategi ini merupakan strategi dimana perusahaan

    memutuskan untuk mengabaikan perbedaan segmen

    pasar dan menawarkan satu macam produk pada

    seluruh pasar. Dikenal juga dengan pasar agregat.

    3 http://e-journal.uajy.ac.id/3906/3/2EM17651.pdf diakses pada 1 September 2016 pkl 17:42

    http://e-journal.uajy.ac.id/3906/3/2EM17651.pdf

  • 18

    Tawaran ini berfokus pada “apa yang serupa” dalam

    kebutuhan konsumen dan bukan pada “apa yang

    berbeda”.

    b. Pemasaran dengan pembedaan

    Dengan strategi ini, perusahaan memutuskan untuk

    memilih beberapa segmen dan merancang barang yang

    berbeda untuk masing-masing segmen.

    c. Pemasaran terkonsentrasi

    Perusahaan mencoba untuk mencari pangsa pasar yang

    besar dalam satu atau beberapa subpasar. Daripada

    mencari pangsa pasar kecil dari pasar yang besar,

    perusahaan mencari pangsa pasar besar dalam satu atau

    beberapa sub pasar.

    2. Perilaku Konsumen

    Analisis perilaku konsumen adalah upaya memahami pola

    pembuatan keputusan dalam pembelian suatu produk

    (barang) serta faktor-faktor yang mempengaruhinya baik

    yang bersifat eksternal maupun internal.

    Perilaku konsumen yang dipengaruhi oleh faktor internal,

    yaitu sebagai berikut:

    a. Sumber daya yang dimiliki oleh setiap individu,

    mencakup waktu, uang, perhatiam, motivasi,

    keterlibatan diri, pengetahuan, sikap, unsur psikologis,

    dan demografis.

    b. Perilaku konsumen sebagai titik sentral perhatian

    pemasaran: ingin mengetahui, mempelajari,

    menganalisis aspek-aspek yang diinginkan, yang

    mempengaruhi konsumen, meliputi persepsi, cara

    memperoleh informasi, sikap, demografi, kepribadian

    dan gaya hidup konsumen, kelas sosial, dan keluarga.

  • 19

    3. Produk

    Konsep produk merupakan titik fokus dan menjadi

    komoditas dalam pemasaran. Produk tidak hanya mencakup

    barang dan jasa, tetapi juga ide, gagasan, konsep,

    organisasi, institusi, kota, negara bangsa, orang, dan bentuk

    lainnya yang dapat ditawarkan untuk memenuhi keinginan

    konsumen.

    Produk mencakup seluruh perencanaan yang mendahului

    produksi yaitu riset, pengembangan, layanan, dan lain-lain.

    Menurut Nickles (1984:111) sifat dan nilai produk tidak

    ditentukan oleh pihak produsen, tetapi bergantung pada

    citra atau persepsi dari konsumen.

    Sebagai pemenuhan kebutuhan/keinginan, produk dapat

    dikelompokkan menjadi beberapa entitas:

    a. Produk, artinya produk memiliki wujud, bentuk, fisik

    yang merupakan hasil industri.

    b. Jasa, semua produk yang tidak berwujud, berupa

    perusahaan, penerbangan, persewaan, hotel, dan lain

    sebagainya.

    c. Pengalaman/fasilitas, misalnya tawaran petualangan,

    berbagai fasilitas wisata, paralayang, olahraga, dan lain-

    lain.

    d. Harapan, tawaran hidup yang lebih baik, hal-hal yang

    sangat pribadi, lingkungan sehat, dan lain-lain.

    e. Ajang/event, pameran dagang, ulang tahun, pentas seni,

    balap motor/mobil, dan lain-lain

    f. Perusahaan, organisasi bisnis, jual saham, tawaran kerja

    sama, image building, dan lain-lain.

    g. Perseorangan, selebritis, tokoh panutan, mempunyai

    nilai jual tinggi untuk produk perusahaan.

    h. Tempat, pusat-pusat bisnis, rekreasi, dan sebagainya.

  • 20

    4. Branding (Merek)

    Asosiasi Pemasaran Amerika (American Marketing

    Association-AMA) mendefisikan merek (brand) sebagai

    nama, istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi dari

    semuanya dengan tujuan mengindentifikasi barang atau jasa

    milik seseorang atau sekelompok penjual dan untuk

    membedakan dari barang atau jasa milik pesaing.

    5. Positioning

    Menurut Aaker dan Myers (1987:36), positioning

    menunjuk pada penciptaan “posisi” suatu merek produk

    tertentu dalam kognisi (ingatan) para konsumen dikaitan

    dengan merek-merek lain yang menjadi pesaingnya.

    Keberhasilan komunikasi pemasaran suatu produk

    cenderung lebih banyak ditentukan oleh ketepatan dalam

    perumusan dan strategi positioning-nya. Karena dari suatu

    sudut pandang konsumen, eksistensi suatu produk

    cenderung lebih banyak ditentukan oleh citra atau persepsi

    (mental image) yang ada pada benak pikiran konsumen

    tentang nilai kegunaan atau kelebihan produk tersebut.

    6. Harga

    Harga adalah biaya atau sesuatu yang harus dikeluarkan

    pembeli untuk menerima produk, harga bersifat elastis

    berkembang, dan disesuaikan dengan kondisi pasar. Sebuah

    harga produk biasanya ditetapkan mencakup seluruh biaya

    yang terlibat dalam proses produksi, distribusi, dan promosi

    dengan model dasar biaya (cost-badesmodel), skala

    ekonomi (economic-scale), tujuan (by objective), batas

    tertinggi (ceiling price) dan batas terendah (floor price).

    Harga juga mendukung citra sebuah produk. Suatu produk

    yang dijual murah tidak akan memberikan jaminan bahwa

    produk tersebut akan laku di pasaran, bahkan mungkin akan

  • 21

    memperoleh citra negatif. Misalnya produk yang murah

    dipersepsikan sebagai produk yang berkualitas jelek dan

    hanya diperuntukan bagi masyarakat lapisan bawah.

    Dengan demikian penentuan harga perlu dikaitkan dengan

    karakteristik sosio-demografis dan psikologis segmen

    konsumen sasaran.

    7. Tempat (Distribusi)

    Konsep tempat (place) menunjuk pada pola distribusi dan

    lokasi perolehan produk bagi para konsumen. Suatu

    kegiatan promosi yang bersifat nasional perlu ditunjang

    dengan pola distribusi yang jangkauannya juga bersifat

    nasional sehingga para konsumen dapat memperolehnya

    dengan mudah.

    Distribuasi (place) merujuk pada kegiatan perusahaan

    pemasar untuk mengarahkan aliran produk dari para

    produsen ke konsumen serta memastikan produk tersedia

    pada saat dan pada tempat yang diinginkan oleh konsumen.

    Kegiatan distribusi juga menyangkut pengelolaan

    transportasi dan penyimpanan produk, pemrosesan pesanan,

    dan pencatatan persediaan.

    Berdasarkan sudut konsumen, faktor-faktor pertimbangan

    yang dijadikan dasar dalam memilih sutu tempat pembelian

    antara lain meliputi kedekatan (jarak fisik) dari tempat

    tinggal atau tempat kerja, kemudahan mencapai tempat

    tersebut, keamanan, kenyamanan, keindahan, serta

    persepsinya tentang status dari lokasi tempat penjualan.

    8. Promosi Penjualan

    Aktivitas pemasaran yang mengusulkan nilai tambah dari

    suatu produk (untuk mendapatkan lebih dari sekedar yang

    ada dari nilai produk) dalam jangk waktu tertentu dalam

    rangka mendorong pembelian konsumen, efektivitas

  • 22

    penjualan, atau mendorong upaya yang dilakukan oleh

    tenaga penjualan (sales force).

    Promosi penjualan (sales promotion) adalah bentuk

    persuasi langsung melalui pengguna berbagai insentif yang

    dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan

    segera dan atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli

    pelanggan. Secara umum tujuan dari promosi penjualan

    dapat digeneralisasikan menjadi tiga, yakni:

    a. Meningkatkan permintaan dari para pengguna

    industri dan atau konsumen akhir

    b. Meningkatkan kinerja bisnis

    c. Mendukung dan mengoordinasikan kegiatan

    penjualan personal dan iklan

    9. Pelayanan Pelanggan

    Konsep sentral terakhir adalah customer service yang

    bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan hubungan

    psikologis antara produsen dan pelanggan serta memantau

    berbagai keluhan dari para pelanggan. Pemeliharaan

    loyalitas para pelanggan perlu tetap dijaga agar tidak

    beralih ke produk pesaing, bahkan para pelanggan

    merupakan mediator efektif dalam komunikasi pemasaran

    karena memiliki safety credibility.

    1.3 Biro Jasa Tour and Travel

    Biro perjalanan (travel) adalah kegiatan usaha yangbersifat komersial yang

    mengatur dan menyediakan pelayanan bagi seseorang, sekelompok orang, untuk

    melakukan perjalanan dengan tujuan utama berwisata dimana badan usaha ini

    menyelenggarakan kegiatan perjalanan yang bertindak sebagai perantara dalam

    menjual atau mengurus jasa untuk melakukan perjalanan baik di dalam dan luar

    negeri. Perwakilan adalah biro perjalanan umum, agen perjalanan, badan usaha

    lainnya atau perorangan yang ditunjuk oleh suatu biro perjalanan umum yang

  • 23

    berkedudukan di wilayah lain untuk melakukan kegiatan yang diwakilkan, baik

    secara tetap maupun sementara. Menurut Foster (2000:77), Biro perjalanan

    (Travel) adalah sebuah perusahaan yang menjual rancangan perjalanan secara

    langsung pada masyarakat dan lebih khusus lagi menjual transportasi udara, darat,

    laut; akomodasi penginapan; pelayaran wisata; wisata paket; asuransi perjalanan;

    dan produk lainnya yang berhubungan.4

    1.4 Membangun Kepercayaan Terhadap Konsumen

    Kepercayaan (trust) merupakan pondasi dari bisnis. Membangun kepercayaan

    dalam hubungan jangka panjang dengan pelanggan adalah suatu faktor yang

    penting untuk menciptakan loyalitas pelanggan. Kepercayaan ini tidak begitu saja

    dapat diakui oleh pihak lain/ mitra bisnis, melainkan harus dibangun mulai dari

    awal dan dapat dibuktikan. Menurut Prasaranphanich (2007:23.1), ketika

    konsumen mempercayai sebuah perusahaan, mereka akan lebih suka melakukan

    pembelian ulang dan membagi informasi pribadi yang berharga kepada

    perusahaan tersebut.5

    Konsumen membentuk kepercayaan terhadap sebuah produk kemudian

    muncul sikap terhadap produk tersebut. Dari sudut pandang pemasaran, hal ini

    menyatakan bahwa perkembangan kepercayaan seharusnya menjadi komponen

    fundamental dari strategi pemasaran yang ditujukan untuk mengarah pada

    penciptaan hubungan pelanggan sejati. Pelanggan harus mampu merasakan bahwa

    dia dapat mengandalkan perusahaan atau dengan kata lain perusahaan dapat

    dipercaya.

    4 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41116/3/Chapter%20II.pdf diakses pada 31

    Oktober 2015 pkl 18:30 5 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34611/4/Chapter%20II.pdf diakses pada 12 Mei

    2015 pkl 20:30

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41116/3/Chapter%20II.pdf

  • 24

    1.5 Kajian Penelitian Sebelumnya

    Tabel 2.1

    Kajian Penelitian Sebelumnya

    No Judul Penelitian Tahun Metode Penelitian Isi Penelitian

    1 Strategi Komunikasi

    PT. KAHA EVENT

    MANAGEMENT

    Dalam

    Mempertahankan

    Loyalitas Pelanggan

    2014 Kualitatif

    Deskriptif

    PT Kaha Event Management ini

    dalam merumuskan strategi

    melibatkan karyawan yang turun

    tangan langsung atau berada di

    lapangan. Startegi komuniasi

    dipusatkan pada pihak internal.

    Mengenai bagaimana

    memperbaiki kinerja,

    memperbarui semangat, serta

    menjaga kesetiaan para SDM

    yang ada di dalam perusahaan.

    Untuk mempertahankan loyalitas

    pelanggan PT Kaha Event

    Management melakukan kegiatan

    pemasaran yakni pendekatan diri

    dengan melakukan interaksi ke

    pelanggan baru maupun

    pelanggan lama dan menjalankan

    program kesetiaan dengan

    memberikan formulir „how do

    you feel’ dengan tujuan sebagai

    tolak ukur perusahaan dalam

    kepuasan pelanggan.

    Di luar itu PT Kaha Event

    Management juga melakukan

    penjagaan image perusahaan

    melalui pelayanan yang optimal

    dan sebaik mungkin. PT Kaha

    Event Management memberikan

    perlakuan spesial terhadap

    pelanggannya berupa perhatian

    khusus ketika hari-hari penting

    pelanggan. Namun tidak bisa

    dipungkiri bahwa komplain dari

    pelanggan itu pasti ada. PT Kaha

    Event Management mampu

    menangani komplain tersebut

    dengan baik. Namun yang

    disayangkan adalah strategi

  • 25

    komunikasi dalam

    mempertahankan pelanggan PT

    Kaha Event Management masih

    belum terstruktur.

    2 Strategi Komunikasi

    Sales Representative

    Honda Salatiga Jaya

    2013 Kualitatif

    Deskriptif

    Kemampuan berkomunikasi SR

    ditunjukkan dalam proses

    penjualan atau sales cycle pada

    tahap planning,

    approaching/making

    appointment, prospecting,

    presentation, handling objection

    and negotiation, dan after sales

    service. SR harus mempunyai

    kemampuan dan strategi

    komunikasi untuk menjalankan

    tugas dan fungsinya. Latar

    belakang pendidikan dan

    pengalaman kerja seseorang

    sebelum menjadi SR di Honda

    tidak berpengaruh besar pada

    prestasi kerjanya di Honda, yang

    berpengaruh adalah seberapa

    lamanya dia telah bekerja di

    Honda. Hal ini dapat dilihat dari

    pengalaman kerja SR Yetty dan

    SR Andy yang merupakan

    lulusan D3 dan SMA yang tidak

    memiliki pengalaman kerja tetapi

    karena dia telah lama bekerja di

    Honda selama empat dan 1,5

    tahun, dia tetap dapat

    menjalankan tugasnya sebagai

    SR Honda dengan baik seperti

    SR Armando dan SR Indra yang

    merupakan lulusan S1.

  • 26

    1.6 Kerangka Pikir

    Gambar 2

    Kerangka Teori

    Membangun Kepercayaan Terhadap Kosumen

    Berkembangnya Dunia Pariwisata di Indonesia

    Komunikasi Pemasaran Terpadu

    Strategi Komunikasi

    3D TOUR AND TRAVEL

    Biro Tour and Travel

    Positioning

    Pelayanan Pelanggan

    Promosi Penjualan

    Tempat (Distribusi)

    Harga

    Branding

    Produk

    Perilaku Konsumen

    Segmentasi Pasar