BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik....

35
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian tentang peranan komunikasi kepemimpinan dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan telah dilakukan oleh Tommy ( 1996 ). Tujuan penelitiannya adalah ingin mengetahui bagaimana implikasi proses komunikasi kepemimpinan terhadap produktivitas kerja karyawan hotel berbintang di kawasan wisata Nusa Dua berdasarkan teori yang sudah ada, teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung, wawancara dan kuisioner. Variabel bebasnya adalah peranan komunikasi kepemimpinan dan variabel tidak bebasnya adalah produktivitas kerja karyawan. Didapat gambaran proses komunikasi kepemimpinan dan kondisi produktivitas kerja karyawan, data data tersebut diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan skala likert, analisis kuantitatif dengan menggunakan rumus produktivitas, analisis koefisien korelasi, determinasi dan . Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui melalui analisis korelasi sebesar 0,5827, ini berarti adanya hubungan yang kuat antara komunikasi kepemimpinan dengan produktivivtas kerja karyawan. Dimana variasi produktivitas kerja karyawan lebih banyak dipengaruhi oleh faktor komunikasi kepemimpinan dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik....

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian tentang peranan komunikasi kepemimpinan dalam

meningkatkan produktivitas kerja karyawan telah dilakukan oleh Tommy ( 1996 ).

Tujuan penelitiannya adalah ingin mengetahui bagaimana implikasi proses

komunikasi kepemimpinan terhadap produktivitas kerja karyawan hotel

berbintang di kawasan wisata Nusa Dua berdasarkan teori yang sudah ada, teknik

pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung, wawancara dan

kuisioner. Variabel bebasnya adalah peranan komunikasi kepemimpinan dan

variabel tidak bebasnya adalah produktivitas kerja karyawan. Didapat gambaran

proses komunikasi kepemimpinan dan kondisi produktivitas kerja karyawan, data

– data tersebut diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif

dengan menggunakan skala likert, analisis kuantitatif dengan menggunakan rumus

produktivitas, analisis koefisien korelasi, determinasi dan .

Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui melalui analisis

korelasi sebesar 0,5827, ini berarti adanya hubungan yang kuat antara komunikasi

kepemimpinan dengan produktivivtas kerja karyawan. Dimana variasi

produktivitas kerja karyawan lebih banyak dipengaruhi oleh faktor komunikasi

kepemimpinan dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

13

Penelitian selanjutnya dengan judul :“ Peranan Komunikasi

Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan Di

Megastore – Hard Rock Hotel Bali “, dari Fritz ( 1998 ). Tujuan penelitiannya

adalah untuk mengetahui bagaimana peranan komunikasi kepemimpinan dan

implikasinya terhadap produktivitas kerja karyawan di Megastore – Hard Rock

Hotel Bali, berdasarkan teori yang sudah ada maka untuk menguji teori tersebut

dapat dilakukan melalui data primer dan sekunder, teknik pengumpulan data

dilakukan dengan observasi langsung, kuesioner dan studi kepustakaan, dimana

jenis datanya dibagi dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Variabel

penelitian dibagi menjadi dua yaitu variabel terikatnya adalah produktivitas kerja

karyawan dan variabel tidak terikatnya adalah komunikasi kepemimpinan.

Data – data tersebut diolah dan dianalisis dengan analisis kuantitatif yaitu

menggunakan analisis skala likert dan analisis kualitatif dengan menggunakan

rumus produktivitas, analisis korelasi untuk mengetahui hubungan antara kedua

variabel yaitu variabel komunikasi kepemimpinan dan variabel produktivitas

tenaga kerja, analisis determinasi untuk mengetahui seberapa besar variabel

komunikasi kepemimpinan terhadap variabel produktivitas kerja karyawan dan

yang terakhir dengan menggunakan analisis untuk megetahui apakah hasil

perhitungan – perhitungan di atas adalah signifikan atau tidak.

Hasil penelitian yang telah dilakukan di Megastore – Hard Rock Hotel

Bali dapat diketahui bahwa peranan komunikasi kepemimpinan yang dilakukan

oleh pimpinan terhadap karyawannya telah dilaksanakan dengan baik. Skor yang

didapat melalui analisis skala likert menunjukan skor 3,90 yang berarti penerapan

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

14

komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari

proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap produktivitas didapat

koefisien korelasi sebesar 0,73 melalui perhitungan analisis korelasi. Koefisien

korelasi sebesar 0,73 tersebut berarti adanya hubungan yang positif dan kuat

antara kedua variabel. Untuk analisis determinasi didapat koefisien determinasi

sebesar 53,29 % yang berarti 53,29 % variasi variabel produktivitas diterangkan

oleh variabel komunikasi kepemimpinan dan sisanya diterangkan oleh fakto –

faktor lain. Hasil analisis menunjukan bahwa hasil perhitungan adalah

signifikan sesuai dengan yang diperoleh 3,6414, dimana angka tersebut

lebih besar dibandingkan dengan 1,333.

Selanjutnya penelitian dengan judul : “Pengaruh Gaya Kepemimpinan,

Komunikasi Internal dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pand’s

collection Semarang”, dari Siswandi (2011). Tujuan dari penelitiannya adalah : 1)

Untuk menganalisis variabel gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. 2)

Untuk menganalisis variabel komunikasi internal terhadap kinerja karyawan. 3)

Untuk menganalisis variabel motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. 4) Untuk

menganalisis varabel gaya kepemimpinan, komunikasi internal dan motivasi kerja

terhadap kinerja karyawan.

Hasil penelitiannya menunjukan bahwa: 1) Gaya kepemimpianan (X1)

mempunyai hubungan/korelasi yang signifikan dengan kinerja karyawan (Y)

karena (Sig.) = 0,000 (< 0,05) dengan koefisien korelasi sebesar 0,656 atau

tergolong sangat kuat; 2) Komunikasi internal (X2) mempunyai

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

15

hubungan/korelasi yang signifikan dengan kinerja karyawan (Y) karena

(Sig.) = 0,044 < 0,05) dengan koefisien korelasi sebesar 0,182 atau tergolong

kuat; 3) Motivasi kerja (X3) mempunyai hubungan/korelasi yang signifikan

dengan kinerja karyawan (Y) karena (Sig.) = 0,029 (< 0,05) dengan

koefisien korelasi sebesar 0,191 atau tergolong kuat; 4) Gaya kepemimpinan (X1),

komunikasi internal (X2) dan motivasi kerja (X3) secara simultan memiliki

hubungan signifikan dan positif dengan kinerja karyawan (Y) yang ditunjukan

oleh nilai sig. 0,000 yang lebih kecil dari pada 0,05 dan (57,343) yang

lebih besar dibanding (3,13).

Berdasarkan ketiga penelitian di atas dengan penelitian sekarang adalah

sama - sama meneliti tentang komunikasi kepemimpinan dan produktivitas kerja.

Persamaan kedua adalah pada teknik analisis data yang sama seperti mengukur

skala sikap dengan skala likert, rumus produktivitas, analisis korelasi untuk

mengetahui hubungan antara kedua variabel, analisis determinasi untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh variabel komunikasi kepemimpinan terhadap

variabel produktivitas kerja dan terakhir dengan menggunakan untuk

mengetahui apakah hasil perhitungan tersebut signifikan atau tidak.

Perbedaan penelitian sekarang dan penelitian sebelumnya adalah terletak

pada lokasi / tempat penelitian ini dilakukan. Penelitian ini dilakukan di Nusa Dua

Beach Hotel & Spa, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Tommy (1996)

dilakukan di Kawasan Wisata Nusa Dua, penelitian oleh Fritz (2002) dilakukan di

Megastore – Hard Rock Hotel Bali dan penelitian Siswandi (2011) dilakukan di

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

16

Pand’s Collection Semarang. Sedangkan dalam penelitian Siswandi yang menjadi

perbedaan adalah menggunakan 3 variabel. Adapun manfaat dari penelitian

sebelumnya bagi peneliti adalah menjadi kerangka dasar dalam penelitiannya dan

memberikan beberapa konsep yang bisa digunakan oleh peneliti.

2.2 Deskripsi Konsep Komunikasi

2.2.1 Definisi Komunikasi

Menurut Wiryanto (2004:5) komunikasi mengandung makna bersama-

sama “coomon”. Istilah komunikasi atau “communication” berasal dari bahasa

latin, yaitu “communicatio” yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata

sifatnya “communis”, yang bermakna umum atau bersama-sama

Menurut Keith Davis (1985) yang dikutip oleh Anwar Prabu

Mangkunegara (2005: 145) adalah “communication is the transfer of information

and understanding from one person to another person” yang artinya “komunikasi

adalah pemindahan informasi dan pemahaman dari seseorang kepada orang lain”.

Komunikasi juga diungkapkan oleh Charles R. dan Steven H. Chaffe

(1983) yang dikutip oleh Wiryanto (2004: 3) mengemukakan bahwa :

“Communication sciense seek to understand the production, processing and effect

of symbol and signal system by developing testable theories containing lawful

generalization, that explain phenomena associated with production, processing

and effect”.

Artinya Ilmu komunikasi itu mencari untuk memahami mengenai

produksi, pemprosesan dan efek dari simbol serta sistem sinyal, dengan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

17

mengembangkan pengujian teori-teori menurut hukum generalisasi guna

menjelaskan fenomena yang berhubungan dengan produksi, pemrosesan dan

efeknya.

2.2.2 Unsur-unsur Proses Komunikasi

Unsur-unsur yang terdapat dalam proses komunikasi (Rudy T. May,

2005:3) yaitu :

1. Komunikator (sender atau pengirim pesan/berita).

Yang dimaksud dengan komunikator adalah seseorang atau sekelompok

orang yang merupakan tempat asal pesan, sumber berita, informasi, atau

pengertian yang disampaikan (dikomunikasikan) atau bisa kita sebut sebagai

orang atau pihak yang mengirim atau menyampaikan berita.

2. Pesan atau Berita (message).

Message(s) adalah pesan atau pesan-pesan, informasi atau pengertian dari

komunikator yang penyampaiannya disampaikan kepada komunikan

(audiens/khalayak) melalui penggunaan bahasa atau lambang-lambang. Lambang

atau simbol tersebut dapat berupa tulisan, gambar, gerakan tubuh, lambaian

tangan, kerdipan mata, sinar, warna, kode morse, bunyi sirene, bunyi peluit, bunyi

bedug, bendera, dan tentu suara atau bahasa yang diucapkan manusia.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

18

3. Saluran atau Media Komunikasi.

Saluran atau media komunikasi adalah sarana tempat berlalunya

simbol/lambang yang mengandung makna berupa pesan/pengertian. Saluran atau

medium komunikasi tersebut berupa alat/sarana yang menyalurkan suara (audio)

untuk pendengar, tulisan dan gambar (visual) untuk penglihatan, bau untuk

penciuman, wujud fisik untuk perabaan, dan sebagainya.

4. Komunikan (Receiver atau penerima pesan/berita).

Komunikan adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai subjek yang

dituju oleh komunikator, yang menerima pesan, berita atau informasi berupa

lambang-lambang yang mengandung arti atau makna.

5. Efek (effect) atau Umpan Balik (feedback).

Efek adalah hasil penerimaan pesan dari komunikan, pengaruh atau kesan

yang timbuk setelah komunikan menerima pesan. Efek dapat berlanjut dengan

member respon yang disebut umpan balik baik positif maupun negatif. Umpan

balik adalah arus balik dalam rangka proses komunikasi. Umpan balik ini

biasanya sangat diharapkan, dalam arti adanya feddback yang menyenangkan,

kalau seseorang yang melakukan kegiatan komunikasi ini melakukannya dengan

tujuan untuk mencapai saling pengertian atau memperoleh kesepakatan bersama.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa komunikasi merupakan alat utama yang digunakan dalam rangka

melakukan interaksi yang berkesinambungan untuk menyampaikan berbagai

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

19

tujuan menurut kepentingannya, dan pada dasarnya komunikasi adalah proses

penyampaian informasi, pesan, dan ide dari seseorang kepada orang lain agar

terdapat terjadi interaksi dan saling pengertian.

2.3 Tinjauan Tentang Kepemimpinan

2.3.1 Definisi kepemimpinan

Definisi kepemimpinan sangat bervariasi, sebanding dengan banyak orang

yang mencoba mendefinisikan konsep kepemimpinan. Yukl (2010:3)

mengemukakan bahwa sebagian besar definisi kepemimpinan mencerminkan

asumsi bahwa, “kepemimpinan berkaitan dengan proses yang disengaja dari

seseorang untuk menekankan pengaruhnya yang kuat terhadap orang lain untuk

membimbing, membuat struktur, memfasilitasi aktivitas dan hubungan di dalam

kelompok atau organisasi”.

Selanjutnya Engkoswara dan Aan (2011:177) menguraikan beberapa

definisi kepemimpinan menurut para ahli, diantaranya:

1. Rauch and Behling (1984:46), mengemukakan bahwa: “Kepemimpinan

adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang

diorganisasikan ke arah pencapaian tujuan”.

2. Kottler (1988), mengemukakan bahwa: “Kepemimpinan adalah proses

menggerakkan seseorang atau sekelompok orang kepada tujuan-tujuan yang

umumnya ditempuh dengan cara-cara yang tidak memaksa”.

3. Jacobs and Jacques (1990), mengemukakan bahwa: “Kepemimpinan adalah

sebuah proses memberi arti (pengarahan berarti) terhadap usaha kolektif, dan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

20

yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk

mencapai sasaran”.

4. Dubrin, A.J. (2001:3), mengemukakan bahwa: “Kepemimpinan adalah

kemampuan untuk menanamkan keyakinan dan memperoleh dukungan dari

anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi”.

5. Northouse, P.G. (2003:3), mengemukakan bahwa: “Kepemimpinan adalah

suatu proses dimana individu mempengaruhi kelompok untuk mencapai tujuan

umum”.

Selanjutnya Oteng Sutisna (1983) menggambarkan kepemimpinan secara

umum sebagai suatu proses mempengaruhi atau membujuk (inducing) orang lain

menuju pencapaian sasaran atau tujuan bersama. Definisi ini mencakup tiga

elemen sebagai berikut :

1. Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi (relational concept).

Kepemimpinan hanya ada dalam proses relasi dengan orang lain (pengikut).

Apabila tidak ada pengikut, maka tidak ada kepemimpinan.

2. Kepemimpinan merupakan suatu proses.

3. Pemimpin harus membujuk orang lain untuk mengambil tindakan.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

21

2.3.2 Teori-teori Kepemimpinan

2.3.2.1 Teori Managerial Grid dan Implikasi Terhadap Sistem KomunikasiOrganisasi.

Teori dikemukakan oleh Robert K. Blake dan Jane S. Mouton yang

membedakan dua dimensi dalam kepemimpinan, yaitu “concern for people” dan

“concern for production”. Pada dasarnya teori managerial grid ini mengenal lima

gaya kepemimpinan yang didasarkan atas dua aspek tersebut, yaitu :

1. Improvised artinya pemimpin menggunakan usaha yang paling sedikit untuk

menyelesaikan tugas tertentu dan hal ini dianggap cukup untuk

mempertahankan organisasi.

2. Country Club artinya kepemimpinann didasarkan kepada hubungan informal

antara individu artinya perhatian akan kebutuhan individu dengan

persahabatan dan menimbulkan suasana organisasi dan tempo kerja yang

nyaman dan ramah.

3. Team yaitu kepemimpinan yang didasarkan bahwa keberhasilan suatu

organisasi tergantung kepada hasil kerja sejumlah individu yang penuh

dengan pengabdian dan komitmen. Tekanan untama terletak pada

kepemimpinan kelompok yang satu sama lain saling memerlukan. Dasar dari

kepemimpinan kelompok ini adalah kepercayaan dan penghargaan.

4. Task artinya pemimpin memandang efisiensi kerja sebagai faktor utama

keberhasilan organisasi. Penampilan terletak pada penampilan individu dalam

organisasi.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

22

5. Midle Road artinya kepemimpinan yang menekankan pada tingkat

keseimbangan antara tugas dan hubungan manusiawi , dengan kata lain kinerja

organisasi yang mencukupi dimungkinkan melalui penyeimbangan kebutuhan

untuk bekerja dengan memelihara moral individu pada tingkat yang memuaskan.

Teori manajerial grid terdapat dua orientasi yang dijadikan ukuran yaitu

berfokus pada manusia dan pada tugas. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya

hubungan antar individu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepada

bawahan. Sebagai seorang pemimpin, bertugas memberikan arahan serta

bimbingan terhadap bawahannya, sehingga mereka dapat mengerjakan

pekerjaannya dengan baik. Implikasi teori ini terhadap sistem komunikasi

organisasi adalah bahwa teori ini memandang pentingnya komunikasi dalam

menjalankan kepemimpinan dengan lima gaya yang berbeda dari para pemimpin.

Adanya orientasi terhadap dua aspek tersebut menunjukkan bahwa

kepemimpinan dalam organisasi harus memperhatikan hubungan antar individu

satu dengan lainnya sebagai motivasi dalam mengerjakan tugas. Pemimpin yang

baik adalah pemimpin yang mampu terjun diberbagai kalangan baik itu dengan

para pimpinan lainnya, maupun dengan bawahan sebagai asset berharga

organisasi. Semua ini terjalin apbila pemimpin tersebut memiliki pendekatan

perilaku yang baik. Hal ini membutuhkan komunikasi yang efektif.

Menurut Blake dan Mouton, gaya kepemimpinan team merupakan gaya

kepemimpinan yang paling disukai. Kepemimpinan gaya ini berdasarkan integrasi

dari dua kepentingan yaitu pekerjaan dan manusia. Pada umumnya,

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

23

kepemimpinan gaya team berasumsi bahwa orang akan menghasilkan sesuatu

apabila mereka memperoleh kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang berarti.

Selain itu, dalam kepemimpinan gaya team terdapat kesepkatan untuk melibatkan

anggota organisasi dalam pengambilan keputusan dengan maksud

mempergunakan kemampuan mereka untuk memperoleh hasil yang terbaik yang

mungkin dapat dicapai.

2.3.2.2 Teori X dan Y dan Implikasi Terhadap Sistem KomunikasiOrganisasi

Teori ini dikemukakan oleh Douglas Mc. Gregor (1967), yang memiliki

pandangan berbeda mengenai manusia yaitu pada dasarnya manusia bersifat

negative (Teori X), dan bersifat positif (Teori Y). Mc. Gregor menyimpulkan

bahwa pandangan seorang manajer tentang sifat manusia didasarkan pada

pengelompokkan asumsi tertentu dan manajer tersebut cenderung membentuk

perilakunya terhadap bawahan sesuai dengan asumsi tersebut. Dalam teori X,

terdapat empat asumsi, diantaranya :

1. Bawahan tidak suka bekerja dan bilamana mungkin, akan berusaha

menghindarinya

2. Karena bawahan tidak suka bekerja, mereka harus dipaksa, dikendalikan,

atau diancam dengan hukuman

3. Bawahan akan mengelakkan tanggung jawab dan sedapat mungkin hanya

mengikuti perintah formal

4. Kebanyakan bawahan mengutamakan rasa aman (agar tidak ada alasan

untuk dipecat) dan hanya menunjukkan sedikit ambisi

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

24

Sedangkan, dalam teori Y diasumsikan bahwa :

1. Bawahan memandang bahwa pekerjaan sama alamiahnya dengan istirahat

dan bermain

2. Seseorang yang memiliki komitmen pada tujuan akan melakukan

pengarahan dan pengendalian diri

3. Seseorang yang biasa-biasa saja dapat belajar untuk menerima, bahkan

mencari tanggung jawab

4. Kreativitas yaitu kemampuan untuk membuat keputusan yang baik

(pendelegasian wewenang dan tanggung jawab)

Teori ini memusatkan bagaimana seorang pemimpin memotivasi orang-

orang dengan tipe X dan Y sehingga mampu berkontribusi dalam organisasi. Tipe

X yang cenderung malas bekerja dan menyukai diperintah, mungkin akan

membutuhkan saluran komunikasi yang formal, dimana pemimpin

menginstruksikan berbagai perintah secara formal. Berbeda dengan tipe Y, antara

pemimpin dengan bawahan akan lebih sering berkomunikasi secara informal atau

partisipatif. Hal ini dilakukan karena kedua belah pihak sudah saling memahami

dan bawahan memiliki pengalaman yang sudah baik.

Motivasi yang diberikan kepada tipe X, mungkin akan cenderung dengan

pemberian hukuman yang tegas, sehingga berbagai peraturan tertulis sebagai

media komunikasi akan sangat dibutuhkan. Sedangkan untuk tipe Y, komunikasi

akan sangat mempengaruhi karena motivasi yang diberikan lebih cenderung

kepada aktualisasi diri untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan atau

kebijakan dalam organisasi.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

25

2.3.2.3 Teori Kepemimpinan Situasional dan Implikasi Terhadap SistemKomunikasi Organisasi

Teori ini dikembangkan oleh Paul Hersey dan Keneth H. Blanchard (1974,

1977). Teori kepemimpinan situasional merupakan pengembangan dari penelitian

kepemimpinan yang diselesaikan di Ohio State University (Stogdill dan Coons,

1957).Teori ini bersaumsi bahwa pemimpin yang efektif tergantung pada

kematangan bawahan dan kemampuan pemimpin untuk menyelesaikan

orientasinya, baik orientasi tugas maupun hubungan kemanusiaan. Taraf

kematangan bawahan tentang dalam satu kontinum dari immatery ke maturity.

Semakin dewasa bawahan, semakin matang individu atau kelompok untuk

melakukan tugas atau hubungan. Dalam kepemimpinan situasional ini, Hersey dan

Blanchard mengemukakan empat gaya kepemimpinan sebagai berikut :

1. Telling (S1), yaitu perilaku pemimpin dengan tugas tinggi dan tugas

rendah. Gaya ini mempunyai ciri komunikasi satu arah, dimana pemimpin

yang berperan.

2. Selling (S2), perilaku dengan tugas tinggi dan hubungan tinggi.

Kebanyakan pengarahan masih dilakukan oleh pemimpin, tetapi sudah

mencoba komunikasi dua arah dengan dukungan sosio emosional supaya

bawahan turut bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan.

3. Participating (S3), yaitu perilaku hubungan tinggi tugas rendah. Pemimpin

dan bawahan sama-sama memberikan kontribusi dalam mengambil

keputusan melalui komunikasi dua arah dan yang dipimpin cukup mampu

dan berpengalaman untuk melaksanakan tugas.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

26

4. Delegating (S4), yaitu perilaku hubungan dan tugas rendah. Gaya ini

memberikan kesempatan kepada yang dipimpin untuk melaksanakan tugas

mereka sendiri melalui pendelegasian dan supervise yang bersifat umum.

Yang dipimpin adalah orang yang sudah matang dalam melaksanakan

tugas dan matang pula secara psikologis.

Sistem komunikasi organisasi, partisipatif telah menggunakan komunikasi

dua arah, yaitu sistem atau pola komunikasi yang akan menghasilkan umpan balik

secara langsung dari komunikan untuk dijadikan evaluasi. Pemimpin akan sering

berkomunikasi dengan bawahan dalam merumuskan hal-hal yang dapat

dirumuskan dengan bawahan. Hal ini menunjukkan bahwa komuniksai harus

berfungsi juga sebagai persuatif dan regulative. Kepemimpinan situasional

memungkinkan seorang pemimpin melaksanakan kepemimpinannya sesuai

dengan kondisi yang terjadi. Untuk komunikasi satu arah seperti Telling,

mengharuskan pemimpin untuk lebih banyak mengarahkan, hal ini dilakukan agar

tugas yang dilaksanakan sesuai dengan alur atau tujuan yang telah ditetapkan.

Komunikasi satu arah akan mengalami kesulitan dalam menerima umpan balik

sebagai evaluasi bagi organisasi. Terkadang dengan komunikasi satu arah, kondisi

kerja akan terasa kaku karena bersifat formal.

Kepemimpinan situsional yang dikembangkan menjadi empat bagian,

membutuhkan komunikasi karena pada dasarnya kepemimpinan mempengaruhi

orang. Kepemimpinn ini, Delegating dengan tugas dan perilaku yang rendah

menjadi aspek yang paling disukai apabila bawahan memiliki tingkat kesiapan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

27

yang tinggi, karena ada kebebasan dan kepercayaan dari pemimpin untuk

berpartisipasi.

2.3.2.4 Teori Kepemimpinan Transaksional

Kepemimpinan transaksional, teori yang dikemukakan oleh Karl Kuhnert

dan Philip Lewis dalam Dan O’Hair – Gustav W. Friedrich – Lynda Dee Dixon

(2009 : 193) menjelaskan hubungan antara atasan dan bawahan yang didasarkan

pada pertukaran untuk mendapatkan keuntungan bersama. Menurut teori ini,

pemimpin menawari bawahannya hal-hal yang mereka inginkan seperti gaji yang

tinggi, cuti atau tunjangan, ntuk mendapatkan hal-hal tertentu sebagai imbalannya

seperti kerja lembur untuk proyek special, kerja tambahan dan loyalitas. Transaksi

terjadi ketika masing-masing pihak memberikan sesuatu untuk mendapatkan

sesuatu yang lain. Dalam situasi sulit pemimpin harus mencari alternatif untuk di

tawarkan kepada bawahannya, seperti janji kenaikan gaji jika kondisi membaik

atau diberi penghargaan lain. Agar gaya kepemimpinan ini efektif, kedua belah

pihak harus menyadari hubungan mutual mereka.

2.3.2.5 Teori Kepemimpinan Transformasional

Kuhnert dan Lewis dalam Dan O’Hair – Gustav W. Friedrich – Lynda Dee

Dixon (2009 : 193) mengidentifikasi satu tipe kepemimpinan yang disebut

transformasional. Berbeda dengan kepemimpinan transaksional, kepemimpinan

transformasional berfokus pada upaya pencapaian tujuan melalui penawaran nilai

dasar kepada anggota organisasi.Transformasi bermula ketika manajer

mengkomunikasikan niainya kepada karyawan. Jika karyawan menyepakati nilai

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

28

organisasional ini, mereka akan mendapat inspirasi baru, termotivasi dan

bersemangat.

Pemimpin transformasional tidak sekedar mengkomunikasikan nilai

mendasar ini kepada bawahannya, namun prilakunya juga harus mencerminkan

nilai-nilai itu. Menurut Kuhnert dan Lewis, pemimpin transformasional yang

sukses memiliki rasa percaya diri, kepribadian yang dinamis, keyakinan kuat,

kemampuan menyampaikan tujuan, mampu membangun citra baik, dan berbakat

dalam memotivasi orang lain. Perhatikan bahwa kualitas-kualitas itu tidak dipakai

dalam proses pertukaran, pemimpin transformasional tidak menganggap

kebutuhan dan keinginan pengikutnya sebagai bahan tawar menawar.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

selalu melibatkan unsur pemimpin, pengikut, dan konteks. Ketiadaan salah satu

dari ketiga unsur tersebut akan menghilangkan esensi pemimpin itu sendiri.

Pemimpin yang efektif dalam hubungannya dengan bawahan adalah pemimpin

yang mampu meyakinkan pengikutnya bahwa kepentingan pribadi dari bawahan

adalah visi pemimpin, serta mampu meyakinkan bahwa anggotanya mempunyai

andil dalam mengimplementasikannya.

2.4 Hubungan Antara Komunikasi dan Kepemimpinan

Organisasi merupakan suatu wadah yang terdiri dari beberapa individu

dengan karakteristik berbeda yang bekerjasama untuk mencapai tujuan yang

diharapkan. Karakteristik individu yang berbeda dalam organisasi menjadi hal

yang sangat menarik dan menjadi suatu tantangan untuk dipersatukan dalam

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

29

persepsi dan pandangan yang sama pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Perbedaan tersebut seringkali menjadi hambatan yang menimbulkan konflik.

Salah satu sumber konflik yang sering kali terjadi di antara individu

diakibatkan oleh buruknya komunikasi. Bagaimana tidak, hampir dari seluruh

kehidupan manusia dilakukan untuk berkomunikasi, terlebih lagi kodrat manusia

sebagai makhluk sosial.

Komunikasi yang efektif akan menjadi sumber kekuatan untuk

mewujudkan tujuan organisasi karena seluruh aspek manajemen dapat

dilaksanakan secara terorganisir. Komunikasi diartikan sebagai proses

penyampaian informasi, ide, gagasan untuk dipahami dan menghasilkan umpan

balik yang diarahkan pada pencapaian tujuan atau informasi yang dimaksud.

Komunikasi bukan hanya sebatas menyampaikan pesan, melainkan

memaknai pesan menjadi suattu pemahaman yang sama. Komunikasi dalam suatu

organisasi jelas menjadi kebutuhan dan bahkan satu hal yang wajib dilakukan,

terlebih oleh pemimpin kepada para anggotanya. Dengan komunikasi, pimpinan

dapat menyampaikan atau mensosialisasikan visi, misi, serta tujuan organisasi

kepada anggotanya.Hal tersebut merupakan basis kekuasaan pemimpin dalam

organisasi.

Setiap anggota organisasi selalu membutuhkan komunikasi dalam

bekerjasama dengan sesama anggota maupun dengan lingkungan yang merupakan

sumber kedinamisan organisasi. Oteng Sutisna (1983:190-191) memberikan

pernyataan tentang pentingnya komunikasi dalam organisasi, yaitu:

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

30

1. Unsur-unsur esensial suatu organisasi melingkupi suatu maksud bersama,

orang-orang yang bersedia membantu tercapainya tujuan bersama, saling

berkomunikasi. Tanpa komunikasi tiada maksud atau tujuan bersama akan

dipahami dan diterima oleh semua anggota organisasi. Juga tidak akan ada

usaha yang dikoordinasikan untuk mencapai suatu tujuan.

2. Apabila komunikasi tidak berjalan semestinya, maksud-maksud atau tujuan

mungkin tidak akan dipahami sama sekali dan orang akan cenderung untuk

berbuat dengan cara sewenang-wenang dan tidak terkoordinasi.

3. Komunikasi dalam organisasi bermaksud memberi pengertian kepada orang-

orang di dalam organisasi tentang maksud-maksud atau tujuan organisasi.

Setiap anggota organisasi memahami tujuan organisasinya banyak ditentukan

oleh lancer/ tidaknya pola-pola komunikasi para anggotanya. Melalui proses

komunikasi ini lah, para pimpinan dan anggota organisasi dapat melaksanakan

proses-proses organisasi.

Komunikasi merupakan proses dinamis, yang mempengaruhi perilaku

orang-orang dalam menjalankan tugas-tugas organisasi. Interaksi diantara anggota

organisasi tersebut terdapat dalam kerangka hubungan vertikal secara timbal balik

dari atasan kepada bawahan atau pun sebaliknya, dapat pula dalam hubungan

horizontal diantara anggota, atau hubungan diagonal. Dengan kata lain

komunikasi dalam organisasi merupakan urat nadinya organisasi. Sebagaimana

yang dikemukakan oleh Fakry Gaffar (1982:5) bahwa, komunikasi di dalam

organisasi tidak lain adalah suatu kekuatan yang mempertahankan eksistensi

organisasi, tanpa komunikasi itu tidak mungkin berfungsi.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

31

Kepemimpinan merupakan bagian dari fungsi manajemen dalam

mengimplementasikan fungsi kepemimpinannya, dipandang bahwa suatu

kenyataan kehidupan organisasi, seorang pemimpin memainkan peranan yang

sangat penting, bahkan dapat dikatakan sangat menentukan dalam usaha mencapai

tujuan yang telah ditetapkan bersama. Dalam hal ini pemimpin membutuhkan

orang ( sebagai yang dipimpin ), untuk dapat digerakan sedemikian rupa sehingga

yang dipimpin dapat memberikan pengabdian dan sumbangsihnya terhadap

organisasi perusahaan terutama dalam berusaha, cara bekerja yang efisien, efektif

dan ekonomis serta produktif. Jadi jelas bahwa kepemimpinan yang efektif adalah

kepemimpinan yang menumbuhkan, memelihara, dan mengembangkan usaha dan

iklim yang kooperatif dalam kehidupan organisasional ( Kartono, 1997 : 41 ).

Berkaitan dengan fungsi dan peranan kepemimpinan dalam suatu

perusahaan, ( Sondang P. Siagian, 2010 : 46 – 72 ) menegaskan sebagai berikut :

Seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk:

1. Pemegang kemudi organisasi ke tempat tujuan yang telah ditetapkan.

2. Berperan selaku katalisator yang mampu meningkatkan laju jalannya

organisasi ke tempat yang telah ditentukan.

3. Berperan selaku integrator.

4. Berperan selaku bapak.

5. Peranan selaku pendidik.

Dengan begitu luasnya peranan kepemimpinan dalam perusahaan, maka

fungsi kepemimpinan merupakan bagian dari proses manajemen untuk mencapai

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

32

tujuan organisasi. Pada dasarnya pengertian kepemimpinan adalah sama yaitu

mencakup unsur – unsur :

1. Kemampuan mempengaruhi orang lain, bahan atau kelompok.

2. Kemampuan untuk menggerakkan tingkah laku bawahan atau orang lain

3. Hal – hal di atas dilakukan dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi

atau kelompok.

Selain keterampilan mendengar secara efektif dan keterampilan verbal

dan nonverbal, elemen penting dari komunikasi adalah membangun kepercayaan,

meningkatkan pemahaman, dan memberdayakan orang lain. Kepercayaan (rasa

percaya) berasal dari komitmen yang kuat terhadap prilaku etis di dalam sistem

nilai organisasi. Pemahaman berasal dari tindakan mendengarkan orang lain,

menggunakan bahasa yang jelas dan hormat dan menggunakan teknik control

prilaku yang tepat. Pemberdayaan berarti memberi orang kesempatan untuk

berpikir dan bertindak bagi dirinya sendiri berdasarkan pedoman nilai dan visi

organisasi. Manfaat dari rasa percaya, pemahaman dan pemberdayaan antara lain

adalah menambah kreativitas dan produktivitas karena pekerja siap mengambil

inisiatif untuk sukses tanpa control langsung atau paksaan dari manajer atau

pimpinan. Menurut Dan O’Hair – Gustav W. Friedrich – Lynda Dee Dixon

(2009:205).

Jadi kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi

atau menggerakan orang lain atau bawahannya sedemikian rupa, sehingga para

bawahan bekerja dengan bergairah, bersedia untuk bekerjasama dan mempunyai

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

33

disiplin tinggi, para bawahan diikat dalam kelompok serta bersama – sama

mendorong mereka ke suatu tujuan tertentu. Dalam melaksanakan fungsi dan

teknik kepemimpinan, komunikasi merupakan salah satu bagian terpenting untuk

diperhatikan. Sebab tanpa kemampuan berkomunikasi yang baik, mustahil tujuan

organisasi akan tercapai. Ini Berarti bahwa seseorang yang ingin menjadi

pimpinan harus belajar agar bisa berkomunikasi yang efektif.

2.5 Tinjauan Tentang Produktivitas Kerja

2.5.1 Definisi Produktivitas

Menurut Soeprihanto (2009:83) produktivitas dapat diartikan sebagai

perbandingan antara hasil-hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya

yang digunakan atau perbandingan jumlah produksi dengan sumber daya yang

digunakan.

Sulistiani dan Rosidah (2009:83) berpendapat bahwa, produktivitas

menyangkut masalah hasil akhir, yakni seberapa besar hasil akhir yang diperoleh

dalam proses produksi. Dalam hal ini tidak lepas dengan eksistensi dan efektifitas.

Sedangkan Sedarmayanti (2001:57) menyatakan “produktivitas kerja

mengandung arti perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan

sumber daya yang digunakan”.

Berdasarkan beberapa konsep diatas dapat disimpulkan bahwa

produktivitas adalah kemampuan seseorang dalam memaksimalkan kemampuan

yang dimiliki dalam suatu proses produksi.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

34

2.5.2 Indikator Produktivitas

Menurut Sutrisno (2009:104) untuk mengukur produktivitas, diperlukan

suatu indicator sebagai berikut:

1. Kemampuan.

Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan

seorang karyawan sangat bergantung pada keterampilan yang dimiliki

serta profesionalisme mereka dalam bekerja. Ini memberikan daya untuk

menyelesaikan tugas-tugas yang diembannya kepada mereka.

2. Meningkatkan hasil yang dicapai.

Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan

salah satu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun yang

menikmati hasil pekerjaan tersebut. Jadi, upaya untuk memanfaatkan

produktivitas kerja bagi masing-masing yang terlibat dalam suatu

pekerjaan.

3. Semangat kerja.

Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemarin. Indikator

ini dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapi dalam satu hari

kemudian dibandingkan dengan hari sebelumnya.

4. Pengembangan diri.

Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatkan kemampuan

kerja. Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan

harapan dengan apa yang akan dihadapi. Sebab semakin kuat

tantangannya, pengembangan diri mutlak dilakukan. Begitu juga harapan

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

35

untuk menjadi lebih baik pada gilirannya akan sangat berdampak pada

keinginan karyawan untuk meningkatkan kemampuan.

5. Mutu.

Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik dari yang

telah lalu. Mutu adalah hasil pekerjaan yang dapat menunjukan kualitas

kerja seorang pekerja. Jadi, meningkatkan mutu bertujuan untuk

memberikan hasil yang terbaik yang pada akhirnya akan sangat berguna

bagi perusahaan dan dirinya sendiri.

6. Efisiensi.

Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber

daya yang digunakan. Masukan dan keluaran merupakan aspek

produktivitas yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi

karyawan.

Menurut Gomes (1995:160) indicator untuk mengukur suatu produktivitas

dapat dilihat dari:

1. Kemampuan

2. Kemampuan meningkatkan hasil yang dicapai

3. Semangat kerja

4. Pengembangan diri

2.5.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Karyawan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan

menurut Soeprihanto (2000:7) sebagai berikut:

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

36

1. Pendidikan dan pelatihan karyawan

2. Gizi atau nutrisi dan kesehatan

3. Bakat dan bawaan

4. Motivasi

5. Kesempatan kerja

6. Kebijakan pemerintah

Menurut Wignjosoebroto (2000:25) “mutu sangat mempengaruhi

produktivitas kerja karyawan dikarenakan kualitas hasil kerja seorang karyawan

juga sangat dipengaruhi dari mutu pribadi karyawan tersebut.

Menurut Tarwaka (2004:138) “factor yang mempengaruhi produktivitas

kerja karyawan yaitu efisiensi dalam menyelesaikan pekerjaan itu sendiri”.

Sedangkan menurut Balai Pengembangan Produktivitas Daerah yang

dikutip oleh Umar (2001:11), terdapat enam faktor utama yang menentukan

produktivitas tenaga kerja, yaitu:

1. Sikap Kerja

2. Tingkat keterampilan

3. Hubungan antara tenaga kerja

4. Manajemen produktivitas

5. Efisiensi tenaga kerja

6. Kewiraswastaan

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

37

2.5.4 Manfaat Pengukuran Produktivitas

Pada suatu perusahaan pengukuran produktivitas sangat penting agar

selalu dilakukan. Apa saja manfaat yang akan diperoleh perusahaan apabila

melakukan pengukuran produktivitas, berikut jawabannya:

1. Pengukuran produktivitas dapat digunakan sebagai sarana manajemen

untuk menganalisa dan mendorong efisiensi produk.

2. Untuk mengetahui apakah perusahaan tetap berjalan kearah target sasaran

atau tujuan yang sudah ditentukan sejak awal.

3. Sebagai pertukaran informasi antara manajemen dan tenaga kerja, tentang

permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan perusahaan.

4. Dapat dijadikan petunjuk atau pedoman bagi manajemen untuk

mengendalikan permasalahan perusahaan.

2.6 Tinjauan Tentang Karyawan

Berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 2003

Pasal 1 ayat 3 tentang ketenagakerjaan, pekerja atau buruh adalah setiap orang

yang berkerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Menutut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga ( 2001 : 511 )

karyawan adalah orang yang bekerja pada suatu lembaga baik itu kantor,

perusahaan dan lain sebagainya dengan mendapatkan gaji atau upah.

Karyawan juga sering disebut pegawai atau pekerja, terbagi dua yaitu

karyawan lepas atau tidak tetap atau pegawai harian yakni pegawai yang bekerja

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

38

berdasarkan kontrak kerja di waktu tertentu, dan karyawan tetap yakni pegawai

yang bekerja disuatu badan atau perusahaan secara tetap berdasarkan surat

keputusan.

Berdasarkan definisi di atas maka yang dimaksud dengan karyawan pada

penelitian ini adalah semua orang yang terkait untuk mengerjakan pekerjaan yang

diberikan perusahaan dan berhak mendapat kompensasi sesuai dengan perjanjian

dan karyawan tersebut bekerja di perusahaan yang bersangkutan.

2.7 Tinjauan Tentang Sales & Marketing Departement

Marketing merupakan salah satu fungsi utama di antara fungsi-fungsi

penting lainnya yang ada dalam suatu perusahaan seperti : administrasi,

pembukuan, pembelanjaan, produksi dan personalia. Sihite menyebutkan bahwa

Saleadalah : menawarkan sesuatu produk kepada konsumen, sebagai suatu

pekerjaan atau kegiatan untuk menjadikan seseorang sebagai customer atau

langganan. Jadi arti sales di sini adalah penjualan. Marketing adalah pemasaran

dan apabila diterjemahkan adalah : “Usaha untuk memasyarakatkan hasil produksi

perusahaan melalui berbagai cara agar hasil produksi tersebut banyak diminati

oleh masyarakat luas”, (Sihite,1996:1). Sedangkan arti dari Department adalah :

bagian. Jadi Sales & Marketing Departmentadalah : “Bagian yang menangani

penjualan dan pemasaran dalam suatu perusahaan”. Dalam hal ini produk yang

dijual adalah kamar hotel beserta seluruh fasilitas dan pelayanannya.

Industri perhotelan bidang pemasaran ini boleh dikatakan masih

merupakan suatu hal yang relatif muda usianya bila dibandingkan dengan industri

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

39

lainnya. Bagian yang melaksanakan penjualan dan pemasaran kemudian disebut

Sales & Marketing Department. Definisi yang lengkap dari manajemen yang

terdapat dalam Sales & Marketing Department, menurut Sihite (1996:2) adalah ;

“Merupakan suatu fungsi yang melaksanakan segala perencanaan, penugasan dan

pengawasan terhadap kegiatan penjualan daripada suatu perusahaan, dalam hal

penerimaan tenaga penjual (salesman), seleksi (recruiting), pengaturan latihan

(training), pengarahan (supervise), pengawasan (control), pembiayaan (cost), dan

motivasi para salesman”.

2.7.1 Pengertian Sales Person

Seperti telah diutarakan bahwa pengertian Sales secara sederhana adalah

penjualan. Dalam bukunya Sihite (1996:86) menyebutkan bahwa Sales adalah

Merchandise (Something to be sold)plus Service. Dalam buku yang sama juga

dijabarkan mengenai Salesmanship yaitu kecakapan seorang Sales dalam menjual

yang meliputi proses dalam penjualan yang dimulai dari langkah pertama sampai

dengan terlaksananya suatu penjualan. Jadi pengertian Sales Person atau

Salesman di sini adalah individu yang menawarkan suatu produk dalam suatu

proses penjualan.

2.7.2 Fungsi dari seorang sales adalah :

1. Untuk memotivasi calon pelanggan agar ia bertindak dengan suatu cara

yang dikehendaki olehnya yaitu membeli.

2. Dapat mengarahkan sasaran mana dan kepada siapa produk akan

ditawarkan dan dijual.

3. Dapat meyakinkan atas manfaat dan kelebihan produk yang ditawarkan.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

40

4. Dapat meyakinkan calon pelanggan yang diketahui ragu-ragu dalam

mengambil keputusan atau menentukan pilihan.

Beberapa hal yang harus dikuasai oleh tenaga penjual / Sales person

adalah (1) product knowledge, (2) price policy, (3) human relation.

1. Product Knowledge (pengetahuan tentang produk) adalah yang meliputi

masalah yang berhubungan dengan keadaan fisik, jenis, ukuran, design dan warna,

manfaat terhadap konsumen, bahkan kelebihannya dengan produk lain yang sama.

2. Price Policy (kebijaksanaan harga jual) Sejenis produk yang ditawarkan atau

dijual mempunyai klasifikasi harga. Adanya suatu design harga tertentu yang

ditawarkan untuk suatu volume penjualan. Apakah ada insentif tertentu

(discount/commission) bagi pembeli.

3. Human Relation adalahkemampuan tenaga penjual dalam hubungannya dengan

masyarakat pasar tertentu untuk mempengaruhinya dan pada akhirnya menjadi

konsumen. Pendekatan perorangan sangat membantu keberhasilan dengan

ditunjang kemampuan berkomunikasi.

Setelah menguasai tiga hal penting diatas maka ada baiknya melakukan

tahapan demi tahapan dalam proses penjualan. Tahapan-tahapan tersebut adalah

langkah-langkah yang perlu diperhatikan oleh seorang Sales dalam melakukan

proses penjualan yang diharapkan berujung pada keberhasilan. Langkah-langkah

tersebut adalah sbb :

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

41

1.Approach (pendekatan kepada prospek) Pendekatan kepada calon

pembeli/konsumen memerlukan persiapan dan perencanaan yang baik yang antara

lain pengetahuan tentang :

1. Siapakah calon pembeli/konsumen ?

2. Apakah kebutuhan/keinginannya ?

3. Adakah kemungkinan perubahan situasi atas kebutuhan maupun produk

yang ditawarkan ?

4. Siapkah kiat dengan penolakan/keberatan.

2. Presentation (penyajian) Dalam tahapan presentasi seorang sales harus sanggup

menjual “Dirinya” dalam arti mau membantu memuaskan kebutuhan para

konsumen (misalnya membantu memecahkan persoalan para calon konsumen

terhadap suatu produk yang dijual). Komunikasi adalah merupakan sarana paling

menentukan untuk mengetahui kebutuhan pembeli :

1. Tata bahasa yang baik

2. Courtesy / kesopanan

3. Jelas / tepat, tidak berbelit-belit

4. Memberikan ide, manfaat dan kelebihan produk.

Satu hal lain yang tak kalah pentingnya adalah First Impression atau kesan

pertama kepada pelaku penjualan yang positif akan membantu kelancaran proses

penjualan.

3. Selling (menjual) Proses menjual dari seorang sales harus dapat memberi

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

42

keyakinan kepada pembeli atas manfaat dan kelebihan produk yang ditawarkan.

Dengan bekal Product Knowledge dan pengembangan komunikasi yang efektif

diharapkan pembeli menjadi pelaku pembeli.

4. Closing The Sale. Suatu transaksi penjualan terjadi karena penjualan

memperoleh persetujuan dari calon pembeli untuk membeli atau menggunakan

produk/jasa yang ditawarkan. Tahapan ini merupakan keberhasilan seorang

penjual mempengaruhi dan meyakinkan calon pembeli. Langkah-langkah

administratif untuk menutup penjualan dapat berupa : statement, order dan tanda

terima pembayaran. Dalam jasa pelayanan wisata maka pembeli/konsumen akan

menikmati produk wisata setelah terjadinya closing the sale.

5. After Sales Service, kesempurnaan dari suatu penjualan yang berhasil adalah

ditutup dengan pelayanan purna Jual. Kegiatan tersebut antara lain :

1. Pemberian ucapan terima kasih melalui surat, atas pembelian suatu

produk atau jasa.

2. Memberikan suatu kenang-kenangan (souvenir).

3. Mengirim kartu ucapan pada hari-hari besar atau ulang tahun.

4. Megadakan direct contact secara regular.

2.7.3 Tugas-tugas Seorang Sales Person

Yang akan diuraikan di sini adalah tugas-tugas dari seorang sales secara

umum, menurut Sihite (1996:78), yaitu :

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

43

1. Melaksanakan kegiatan penjualan melalui telepon terhadap target

konsumen (perusahaan-perusahaan perdagangan dan industri, kantor-

kantor pemerintah, asosiasi perkumpulan keagamaan, olahraga, sosial,

konsulat) secara sistematik, serta melengkapi laporan kegiatan untuk setiap

hubungan yang dilakukan.

2. Memelihara semua hasil analisis penjualan yang telah dibuat.

3. Atas persetujuan pimpinan, dalam melaksanakan kerjasama dengan

perwakilan perusahaan lain dalam memperoleh peluang usaha, melakukan

penjualan bersama, mendiskusikan strategi dan sebagainya.

4. Melakukan tindak lanjut pelayanan, untuk memberikan kepuasan kepada

konsumen.

5. Melakukan tindak lanjut setiap kegiatan yang dilakukan untuk

memperoleh peluang usaha pada saat mendatang.

6. Menghubungi humas setiap saat dan memberikan bantuan apabila

diperlukan, misalnya dalam memberikan hadiah-hadiah promosi kepada

para pelanggan.

7. Melaksanankan kegiatan pemasaran lainnya sesuai dengan tugas yang

diberikan oleh manajer penjualan.

2.8 Tinjauan Tentang Hotel

Hotel berasal dari kata hostel, konon diambil dari bahasa Prancis kuno.

Bangunan public ini sudah disebut-sebut sejak akhir abbad ke-17. Maknanya kira-

kira, “tempat penampungan untuk pendatang” atau bias juga “bangunan penyedia

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

44

pondokan dan makanan untuk umum”. Jadi, pada mulanya hotel memang

diperuntukan untuk masyarkat.

Menurut Yoeti (2001), menyatakan bahwa: “Hotel adalah sebuah gedung

atau bangunan yang menyediakan penginapan, makan dan pelayanan terhadap

orang yang berkepentingan dengan penginapan dan makanan terhadap orang yang

mengadakan perjalanan.

Menurut Bartono (2005), menyatakan bahwa: “Hotel merupakan suatu

bagian dari hospitality industry, suatu estabilishment yang bergerak dalam bisinis

penjualan jasa yang di dalamnya termasuk penyediaan makanan dan minuman

serta fasilitas lainnya.

Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan

menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur

kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar

dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya

perjanjian khusus. Sedangkan pengertian yang dimuat oleh Grolier Electronic

Publishing Inc.(1995) yang menyebutkan bahwa : Hotel adalah usaha komersial

yang menyediakan tempat menginap, makanan, dan pelayanan-pelayanan lain

untuk umum.

Selanjutnya dijelaskan oleh United State Lodging Industri bahwa, yang

utama hotel terbagi menjadi 4 (tiga) jenis, yaitu :

1. Transient/City Hotel,

adalah hotel yang letak / lokasinya ditengah kota dengan jenis tamu

yang menginap sebagian besar adalah untuk urusan bisnis dan turis.

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

45

2. Residential Hotel,

adalah hotel yang pada dasarnya merupakan rumah-rumah

berbentuk apartemen dengan kamar-kamarnya dan disewakan secara

bulanan atau tahunan. Residential Hotel juga menyediakan kemudahan-

kemudahan, seperti : layaknya hotel, seperti : restoran, pelayanan makanan

yang diantar ke kamar, dan pelayanan kebersihan kamar.

3. Resort Hotel,

Adalah hotel yang pada umumnya berlokasi dan juga ruang serta

fasilitas konfrensi untuk tamu-tamunya.

4. Motel (Motor hotel)

Hotel yang terletak di sepanjang jalan raya yang menghubungkan

suatu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggir jalan raya dekat

dengan pintu gerbang perbatasan antar kota.

Besrdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

hotel merupakan suatu perusahaan yang berbentuk bangunan yang dikelola

secara komersial, menyediakan layanan jasa penginapan, makan, minum

serta jasa – jasa pendukung lainnya.

2.9 Hipotesis

Menurut Arikunto, hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang

bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data

yang terkumpul. Dari arti katanya hipotesis memang berasal dari dua penggalan

kata yaitu “hypo” yang artinya “di bawah” dan “thesa” yang artinya

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II baru.pdf14 komunikasi kepemimpinannya sudah baik. Sedangkan tentang implikasi dari proses komunikasi kepemimpinan itu sendiri terhadap

46

“kebenaran”. Jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan

Ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipitesa, dan berkembang menjadi hipotesis.

Berdasarkan landasan teori yang relevan dan penelitian sebelumnya dalam

penelitian ini, adapun hipotesis yang dapat dikemukakan bahwa diduga variabel

komunikasi kepemimpinan (X) berpengaruh terhadap produktivitas kerja

karyawan (Y).