BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Bongkar Muat ...

27
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam buku pedoman penyusunan karya tulis menyatakan bahwa tinjauan pustaka berisiskan teori-teori atau konsep yang melandasi judul karya tulis tersebut. Teori atau konsep yang dikemukakan dalam tinjauan pustaka ini harus benar-benar relevan terhadap judul karya tulis. Uraian teori atau konsep tersebut harus merujuk sumber pustaka. 2.1 Penyelenggaraan Bongkar Muat Barang di Pelabuhan a. Pengertian Bongkar Muat Kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan dari dan ke kapal pada dasarnya merupakan salah satu mata rantai kegiatan pengangkutan melalui laut. Kegiatan bongkar muat barang dari dan ke kapal itu sendiri telah dirumuskan sebagai berikut : 1) Stevedoring, yaitu aktivitas cargo handling dalam membongkar muatan dari dalam kapal kelambung kapal atau sebaliknya. 2) Cargo Handling, yaitu kegiatan cargo handling untuk mengangsur muatan yang telah dibongkar dari samping lambung kapal untuk dimasukkan kedalam gudang lini I dipelabuhan bongkar ataupun sebaliknya. 3) Delivery atau penyerahan barang, yaitu kegiatan cargo handling dari gudang lini I pelabuhan bongkar kedalam truk milik EMKL, yang diberi tugas oleh penerima barang. 4) Receiving (inside cargo/inslaag), yaitu suatu kegiatan cargo handling untuk memasukkan barang yang akan dikapalkan kegudang lini I dipelabuan muat. Dari pengertian kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan diatas, dapat diketahui bahwa pada dasarnya kegiatan bongkar muat barang tersebut merupakan kegiatan pemindahan barang angkutan, baik dari

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Bongkar Muat ...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Bongkar Muat ...

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam buku pedoman penyusunan karya tulis menyatakan bahwa tinjauan

pustaka berisiskan teori-teori atau konsep yang melandasi judul karya tulis

tersebut. Teori atau konsep yang dikemukakan dalam tinjauan pustaka ini harus

benar-benar relevan terhadap judul karya tulis. Uraian teori atau konsep tersebut

harus merujuk sumber pustaka.

2.1 Penyelenggaraan Bongkar Muat Barang di Pelabuhan

a. Pengertian Bongkar Muat

Kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan dari dan ke kapal pada

dasarnya merupakan salah satu mata rantai kegiatan pengangkutan

melalui laut. Kegiatan bongkar muat barang dari dan ke kapal itu

sendiri telah dirumuskan sebagai berikut :

1) Stevedoring, yaitu aktivitas cargo handling dalam membongkar

muatan dari dalam kapal kelambung kapal atau sebaliknya.

2) Cargo Handling, yaitu kegiatan cargo handling untuk mengangsur

muatan yang telah dibongkar dari samping lambung kapal untuk

dimasukkan kedalam gudang lini I dipelabuhan bongkar ataupun

sebaliknya.

3) Delivery atau penyerahan barang, yaitu kegiatan cargo handling dari

gudang lini I pelabuhan bongkar kedalam truk milik EMKL, yang

diberi tugas oleh penerima barang.

4) Receiving (inside cargo/inslaag), yaitu suatu kegiatan cargo

handling untuk memasukkan barang yang akan dikapalkan

kegudang lini I dipelabuan muat.

Dari pengertian kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan diatas,

dapat diketahui bahwa pada dasarnya kegiatan bongkar muat barang

tersebut merupakan kegiatan pemindahan barang angkutan, baik dari

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Bongkar Muat ...

6

kapal angkut ke dermaga atau ke kapal maupun sebaliknya dari

dermaga atau ke kapal ke atas dek pengangkut, menurut Hananto

Soewedo (2016).

b. Pengertian Perusahaan Bongkar Muat

Sejalan dengan semakin meningkatnya perkembangan ekonomi

dewasa ini di indonesia, terutama mengenai perdagangan internasional,

sehingga menghasilkan frekuensi arus barang dan jasa melalui

pelabuhan-pelabuhan di indonesia semakin meningkat pula. Untuk itu,

perkembangan perusahaan jasa pengangkutan melalui laut berikut

perusahaan-perusahaan yang dengan kegiatan pengangkutan tersebut,

seperti Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) maupun Perusahaan

Bongar Muat (PBM) juga semakin banyak bermunculan.

Guna mengatur pertumbuhan perusahaan-perusahaan tersebut, maka

presiden telah menerbitkan Intruksi Presiden (Inpres) No.3 Tahun 1991

tentang Kebujaksanaan Arus Barang untuk menunjang kegiatan

ekonomi. Namun demikian pada prinsipnya beberapa ketentuan

khususnya ketentuan pelaksanaan Inpres No. 4 tahun 1985 yang masih

sesuai dengan perkembangan yang ada masih tetap berlaku.

Dengan memahami pengertian PBM diatas menunjukan bahwa

kegiatan perusahaan jasa ini pada prinsipnya merupakan bagian dari

pengangkutan barang melalui kapal laut. Dalam hal ini, setiap barang

angkutan yang akan diangkut ke atas kapal memerlukan pembongkaran

dan dipindahkan ke gudang lini I di pelabuhan maupun langsung ke alat

angkutan barang berikutnya.

Perusahaan bongkar muat adalah badan usaha yang melakukan

kegiatan bongkar barang dari dan ke kapal di pelabuhan. (Peraturan

Menteri Perhubungan Republik Indonesia No PM 60 Tahun 2014 Pasal

1 ayat 11).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Bongkar Muat ...

7

2. Fungsi Perusahaan Bongkar Muat

Penyelenggaraan kegiatan usaha bongkar muat barang dari dan ke kapal

di pelabuhan, secara khusus diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan

No. PM 152 Tahun 2016 tentang perusahaan bongkar muat barang dari

dan ke kapal. Dalam hal ini pasal 3 keputusan tersebut menetapkan :

a. Kegiatan usaha bongkar muat barang sebagaimana dimaksud

dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan bongkar muat dengan

menggunakan peralatan bongkar muat dan/ atau tenaga kerja bongkar

muat di pelabuhan.

b. Kegiatan bongkar muat barang untuk kegiatan Ship to Ship (STS)

transfer dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan bongkar muat dengan

menggunakan peralatan bongkar muat sesuai dengan jenis barang yang

dibongkar/dimuat.

c. Peralatan bongkar muat sebagaimana dimaksud harus memenuhi

persyaratan layak operasi dan menjamin keselamatan kerja.

d. Tenaga kerja sebagaimana dimaksud harus memiliki kompetensi di

bidang bongkar muat yang dibuktikan dengan sertifikat.

Bongkar muat barang angkutanya sendiri, akan tetapi kegiatan bongkar

muat harus diserahkan pelaksanaanya kepada pihak lain atau perusahaan

lain yang bergerak di bidang bongkar muat barang di pelabuhan (PBM).

Dengan Berdasarkan ketentuan di atas, di ketahui bahwa perusahaan

pelayaran (pengangkut) yang menyelengagarakan pengangkutan barang

melalui laut dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainya tidak diperbolehkan

untuk melakukan kegiatan demikian pada perinsipnya kedudukan PBM

terpisah dengan perusaahan pelayaran, sehingga fungsinyapun berbeda

dengan pengangkut.

Perusahaan pelayaran dalam kedudukannya sebagai pengangkut dalam

menyelenggarakan pengangkutan barang melalui laut berfungsi untuk

meningkatkan kegunaan dan nilai barang yang diangkut, dalam arti bahwa

adanya kegiatan pengangkutan barang tersebut dituntut untuk mampu

meningkatkan kegunaan dan nilai barang pada saat sebelum dan sesudah

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Bongkar Muat ...

8

dilakukanya pengangkutan barang yang bersangkutan. Sedangkan fungsi

PBM dalam kedudukanya sebagai mata rantai kegiatan pengangkutan

barang melalui laut, sebagaimana ketentuan pasal 1 ayat (6) Keputusan

Menteri Perhubungan No. PM 152 Tahun 2016, yaitu memindahkan

barang angkutan dari dan ke kapal.

Dalam melakukan fungsinya tersebut, sesuai dengan ketentuan pasal 1

ayat (6) Keputusan menteri perhubungan No.PM 152 Tahun 2016 dapat

melakukan bongkar muat dari dan kekapal baik dalam bentuk kegiatan

Stevedoring, Cargodoring, maupun Receiving/delivery.

Dengan demikian dalam melakukan fungsinya untuk memindahkan

barang angkutan, PBM dapat melakukan kegiatan memindahkan barang

angkutan dari dan ke kapal baik dari gudang lini I yang berada di

pelabuhan maupun memindahkan barang angkutan secara langsung dari

dan ke alat angkutan darat.

3. Pengertian Terminal

Terminal adalah fasilitas pelabuhan yang terdiri atas kolam sandar dan

tempata kapal bersandar atau tambat, tempat penumpukan, tempat

menunggu dan naik turun penumpang, dan / atau tempat bingkar muat

barang. (UU RI Nomor 17 Tahun 2008 tentang pelayaran)

4. Pengertian Pelabuhan

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan dengan

batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan

pengusahaan yang digunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turunya

penumpang, dan/ atau bongkar muat barang berupa terminal dan tempat

berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan

keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai

tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi. (UU RI Nomor 17

Tahun 2008 tentang pelayaran).

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Bongkar Muat ...

9

Fungsi Kepelabuhan menurut D.A.Lasse (2014) ada beberapa fungsi

pelabuhan yaitu :

a. Gateway

Berawal dari kata pelabuhan atau port yang berasal dari kata

Latin porta telah bermakna sebagai pintu gerbang atau Gateway.

Pelabuhan berfungsi sebagai pintu yang dilalui orang dan barang

kedalam maupun keluar pelabuhan yang bersangkutan. Disebut

sebagai pintu karena pelabuhan adalah jalan atau area resmi bagi

lalulintas barang perdagangan. Masuk dan keluarnya barang harus

memenuhi prosedur kepabeanan dan kekarantinaan, diluar jalan resmi

tersebut tidak dibenarkan.

b. Link

Dari batasan pengertian yang telah dipaparkan terdahulu,

keberadaan pelabuhan pada hakikatnya memfasilitasi pemindahan

barang muatan antarmoda transportasi darat (inland transport) dan

moda transportasi laut(maritime transport) menyalurkan barang

masuk dan keluar daerah pabean secepat dan seefisien mungkin.

Pelabuhan versi UNCTAD berfungsi sebagai mata rantai (link) yang

menjadi penghubung rangkaian transportasi atau A port is, therefore,

an essential link in the international maritime transport chain dan

menyatakan bahwa“the primary function of a sea port is to transfer

cargo between maritime and inland transport quickly and efficiently”.

Pada fungsinnya sebagai link ini terdapat setidaknya tiga unsure

penting yakni: (a) menyalurkan atau memindahkan barang muatan

dari kapal ke truck; (b) operasi pemindahan berlangsung cepat artinya

minimum delay;dan (c) efisien dalam arti biaya.

c. Interface

Barang muatan yang diangkut via maritime transport setidaknya

melintasi area pelabuhan dua kali, yakni satu kali di pelabuhan muat

dan satu kali di pelabuhan bongkar.Di pelabuhan muat dan demikian

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Bongkar Muat ...

10

juga di pelabuhan bongkar dipindahkan dari/kesarana angkut dengan

menggunakan berbagai fasilitas dan peralatan mekanis maupun non

mekanis. Peralatan untuk memindahkan muatan menjebatani kapal

dengan truck/ kereta api dengan kapal. Pada kegiatan tersebut fungsi

pelabuhan adalah antar muka (interface). Di setiap operasi

pemindahan barang yang terdiri dari operasi kapal, operasi transfer

dermaga, operasi gudang/lapangan, dan operasi serah terima barang

alat-alat angkat&angkut (lifting & transfer equipment) mutlak perlu.

Pada pelayanan barang muatan curah fungsi interface secara fisik

nyata sekali. Peralatan loader/unloader menhubungkan kapal dengan

kereta api/truck didarat. Kehandalan (reliability) alat-alat dan metode

kerja yang sistemik merupakan unsure penentu tingkat kecepatan,

kelancaran, dan efisiensi aktivitas kepelabuhanan.

d. Industrial Entity

Pelabuhan yang diselenggarakan secara baik akan bertumbuh dan

akan menyuburkan bidang usaha lain sehingga area pelabuhan

menjadi zone industry terkait dengan kepelabuhanan atau “a port

could be regarded as a collection of businesses (ie. Pilotage, towage,

stevedoring, storage, bonded warehouse, container, bul, tanker,

cruise, bunkering, water supply) serving the international trade”.

5. Pengertian Kapal

Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis bentuk dan jenis

tertentu yang digerakan dengan tenaga angin,tenaga mekanik, energi

lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung

dinamis, kendaraan dibawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan

terapung yang tidak berpindah-pindah. (UU RI Nomor 17 tahun 2008

tentang pelayaran).

6. Pengertian Steel Billet

Bahan baku pembuatan besi beton maupun besi nako berupa billet. Billet

adalah baja batangan yang dibuat dari hasil pengecoran biji besi (pig

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Bongkar Muat ...

11

iron)maupun besi bekas yang dilebur dengan temperatur tertentu serta

dituang dalam cetakan ukuran tertentu. Bahan baku billet batangan

dipotong dengan panjang tertentu sesuai dengan spesifikasi furnace yang

digunakan, lalu dipanaskan dalam furnace/dapur dengan temperatur yang

sudah ditentukan. Setelah billet matang sesuai dengan temperatur yang

diinginkan lalu billet panas dikeluarkan dari furnace dan selanjutnya

digiling/digilas dengan menggunakan roll-roll yang terbuat dari besi tuang

sehingga ukuran billet menjadi lebih kecil dan lebih panjang. Demikian

seterusnya sampai terakhir didapat ukuran dan profile yang diinginkan.

Setelah didapat ukuran dan profile yang diinginkan lalu hasil produk

didinginkan di meja pendingin, kemudian dipotong-potong sesuai panjang

yang diinginkan.Pabrik billet baja adalah pabrik yang membuat baja dalam

bentuk batangan yang digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan

baja profil, baja tulang beton, dan baja kawat. Bahan baku pabrik ini

adalah besi spons, besi tua (scrap), dan paduan ferro yang dilebur dan

diolah di dalam dapur listrik (Electric Arc Furnace) untuk dicairkan.

Setelah mencair, selanjutnya baja dituang dalam cetakan atau sebuah

mesin pengecoran kontinyu (Continuous Casting Machine) sehingga

menjadi billet baja. Baja yang telah didinginkan dan berbentuk billet

tersebut dikenakan proses penarikan dan pelurusan, kemudian dilakukan

proses pemotongan dengan ukuran tertentu sesuai dengan

pemesanan.Dengan demikian billet menurut Djoko W. Karmiadji dan Gery

setiadi (2014) adalah baja bulat padat yang dapat digunakan untuk

membuat pipa tanpa sambungan (seamless)

.

7. Pelayanan Kapal

Menurut Edy Hidayat Ndkk(2009). Pelayanan Kapal dimulai dari kapal

masuk keperairan pelabuhan, berada di kolam pelabuuhan ketika akan

bersandar di tambatan, sampai saat kapal meninggalkan pelabuhan. Dalam

rangka menjangkau keselamatan kapal, penumpang dan muatannya

sewaktu memasuki alur pelayaran menuju dermaga atau kolam pelabuhan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Bongkar Muat ...

12

untuk berlabuh, maka untuk pelabuhan-pelabuhan tertentu dengan kapal-

kapal tertentu harus dipandu oleh petugas pandu yang disediakan oleh

pelabuhan.

Pemerintah telah menetapkan perairan-perairan yang termasuk dalam

kategori perairan wajib pandu, perairan pandu luar biasa dan perairan di

luar batas perairan pandu. Untuk mengantar petugas pandu ke/dan kapal

diperlukan perlatan kapal yang disebut kapal pandu. Terhadap kapal yang

keluar masuk pelabuhan dan mempunyai panjang kapal 70 meter, harus

menggunakan kapal tunda, sedangkan terhadap kapal yang panjangnya

(LOA = Length Of All) lebih dari 30 meter, sebagai pertimbangan

keselamatan, diharuskan menggunakan kapal kepil. Pengepilan adalah

melaksanakan pekerjaan untuk mengikat dan melepaskan tali kapal-kapal

yang berolah gerak ketika akan bersandar atau bertolak dari sebuah

dermaga, jembatan, pelampung, dolphin, dll.

8. Dokumen-Dokumen Dalam Proses Bongkar Muat

Dokumen – dokumen yang biasanya digunakan dalam bongkar muat

menurut Hananto Soewedo (2016) antara lain :

a. Daftar muat (loadig list)

Adalah daftar yang dibuat oleh pelabuhan bongkar muat yang

diserahkan kekapal mengenai barang apa saja yang akan dimuat

kekapal.

b. Pre-stowage plan

Adalah gambar sementara mengenai tempat atau lokasi muatan yang

dimuat kekapal yang dibuat oleh Mualim I.

c. Tally sheet

Adalah lembar perhitungan yang menjelaskan berapa banyak muatan

yang akan dimuat atau dibongkar di atau dari kapal.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Bongkar Muat ...

13

d. Daily report and time sheet

Adalah laporan harian yang dibuat oleh perusahaan bongkar muat

(PBM) dan dilaporkan kepada pihak kapal tentang berapa banyak

muatan yang dimuat atau dibongkar ke atau dari kapal.

e. Statement of fact

Adalah laporan kenyataan tentang berapa banyak muatan yang

dimuat atau dibongkar di atau dari kapalsetelah aktifitas muat atau

bongkar dilakukan.

f. Cargo damaged report

Adalah laporan kerusakan muatan selama aktifitas muat atau bongkar

yang dibuat oleh PBM dan diketahui oleh pihak kapal (Mualim I).

g. Short/over landed cargo

Laporan mengenai adanya kekurangan atau kelebihan barang yang

dimuat atau dibongkar ke atau dari kapal dan dibuat oleh PBM serta

diketahui oleh pihak kapal.

h. Mate receipt (resi mualim)

Surat tanda terima dari kapal bahwa barang telah diterima diatas

kapal.

i. Bill of Lading (konosemen)

Dokumen perjanjian pengangkutan barang dilaut yang dibuat oleh

perusahaan pelayaran yang dibelakang dokumen tersebut, terdapat

pasal-pasal tentang perjanjian. Dokumen ini berfungsi untuk:

1) Dokumen pengangkutan di laut

2) Tanda terima barang diatas ka[al, contohnya mate receipt

3) Tanda terima uang tambang

4) Tanda kepemilikan, contohnya shipper invoice

j. Cargo manifest/freight manifest

Daftar muatan yang ada diatas kapal berdasarkan Bill of lading untuk

pengecekan Doane.

k. Dangerous cargo list (bila ada)

Daftar muatan bahaya yang ada diatas kapal.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Bongkar Muat ...

14

9. Waktu dan biaya kapal pelra

Indikator kinerja bongkar muat oleh gang pekerja dapat digambarkan

oleh gang output. Gang output (ton gang hour/ TGH) merupakan indikator

yang menggambarkan tonase yang dihasilkan dalam satu jam oleh setiap

gang buruh. Pekerjaan bongkar muat di pelabuhan pelra tidak terus

menerus dilakukan karena harus menunggu muatan datang. Pada pelayaran

rakyat besarnya biaya bongkar muat diperoleh dari tarif muatan dikali

dengan banyaknya ton muatan yang akan dibongkar muat.pembagian

antara biaya perkapalan pertahun dengan kapasitas angkut kapal tiap

tahunnya akan menghasilkan unit cost kapalpelra setiap tahunnya. Unit

cost atau satuan biaya merupakan biaya yang dihitung untuk setiap tahun

produk pelayanan dalam hal ini adalah biaya satuan muatan yang diangkut

oleh kapal.(Aulia Djeihan Setiajid dan I.G.N Sumanta Buana (2013) )

10. Alat – alat yang digunakan dalam bongkar steel

Menurut Hananto Soewedo (2016) ada banyak peralatan bongkar muat

di kapal. Alat ini digunakan untuk mengangkut atau mengangkat berbagi

jenis, bentuk, ukuran, dan berat muatan sehingga dapat dimuat atau

dibongkar di kapal.

Alat untuk break bulk antara lain:

a. Kereta Sorong

Kereta sorong adalah kereta yang didorong oleh manusia untuk

memindahkan barang dari satu tempat ketempat lainnya

b. Kereta sorong dengan landasan beroda empat

c. Hand Forklift

Hand forklift adalah forklift kecil yang digerakkan oleh tangan untuk

memasukkan muatan kapal kedalam petikemas.

d. Forklift

Adalah kendaraan khusus untuk memindahkan barang yang berat.

e. Clamp truck

Adalah alat untuk memuat gelondongan kertas

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Bongkar Muat ...

15

f. Crane truck

Adalah alat untuk mengangkat muatan yang digerakan dengan mesin

g. Overhead monorails

Adalah alat bongkar muat yang berada di pelabuhan dan berjalan

diatas rel

h. Conveyors (Ban berjalan)

Adalah alat untuk pemuatan barang curah kedalam kapal

i. Kran darat/shore crane

Adalah alat untuk memindahkan barang atau petikemas ke atau dari

kapal, dan sebaliknya

j. Crane apung/floating crane

Adalah crane yang berada di alat apung, yang biasanya untuk

mengangkat muatan-muatan berat.

Alat untuk Stevedoring antara lain:

a. Sling tali (rope sling)

Berfungsi untuk mengangkat muatan dari darat keatas kapal,

terutama muatan dalam karung sekaligus 10-12 karung karena

kekuatan aman tali 1-2 ton.

b. Sling terpal

Digunakan untuk mengangkut muatan kapal yang kecil-kecil

c. Sling rantai

Sling ini berfungsi menaikan pipa – pipa atau steel keatas kapal.

d. Jala-jala tali/ kawat

Alat ini dapat menaikkan muatan kapal berbentuk peti yang tidak

besar secara sekaligus.

e. Sling muatan berat

Digunakan untuk menaikan muatan kapal dengan berat lebih dari 5

ton

f. Unitize sling (melekat pada muatan)

Alat ini mampu mengangkat muatan yang sudah diletakan permanen

pada muatan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Bongkar Muat ...

16

g. Cengkram plat

Alat stevedoring ini digunakan untuk mengangkat pipa yang

berukuran besar kedalam kapal

h. Pressling (melekat pada muatan)

Sling yang permanen diletakan pada muatan

i. Sling pipa

j. Sling mobil

Sling ini adalah alat bongkar muat khusus mobil

k. Kubruk (sling ternak)

Alat untuk memuat ternak kedalam kapal

l. Sling papan

Alat untuk memuat kapal yang dilandasi dengan papan

m. Gancu muat

Alat ini dapat memuat barang-barang dalam karung seperti kopi,

beras, dan lain-lain

11. Proses bongkar

Proses bongkar barang menurut Edy Hidayatdkk (2009) menyatakan

sebagai berikut:

1. Perencanaan Bongkar

Perencanaan bongkar meliputi kegiatan dengan tahapan sebagai

berikut:

a. Pengajuan booking stack oleh perusahaan pelayaran/agen paling

lambat 1 x 24 jam sebelum kapal tiba.

b. Penyampaian dokumen bay plan dan manifest (inward manifest)

paling lambat 12 jam sebelum kapal tiba.

c. Penertiban surat pengawasan bongkar muat barang berbahaya

oleh Adpel paling lambat 4 jam sebelum kapal tiba.

d. Penyusunan rencana kegiatan bongkar oleh Terminal

Operator/TPS meliputi perencanaan alat dan personil serta

pembuatan Daftar Uraian Bongkar (DUB) dan Kartu Stack Impor

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Bongkar Muat ...

17

(KSI) paling lambat 3 jam sebelum kegiatan bongkar

dilaksanakan.

2. Pelaksanaan Bongkar

Pelaksanaan bongkar meliputi kegiatan dengan tahapan sebagai

berikut:

a. Pelaksanaan bongkar barang impor sesuai dengan perencanaan

yang telah disusun. Kecepatan kegiatan bongkar sesuai dengan

target sasaran mutu dan Key Performance Indicator(KPI) yang

telah ditetapkan.

b. Pembuatan realisasi bongkar barang paling lambat 3 jam setelah

kegiatan bongkar selesai dilaksanakan.

3. Penumpukan

Pelaksanaan penumpukan meliputi kegiatan dengan tahapan

sebagai berikut:

a. Pelaksanaan penumpukan barang hasil pembongkaran di lapangan

barang sesuai dengan rencana lokasi pada kartu Stack Impor (KSI)

paling lambat 30 menit sejak barang diturunkan kechasis truk.

b. Perekaman data realisasi stack oleh petugas lapangan Terminal

Operator/TPS paling lambat sejak barang diletakan dilokasi

lapangan.

c. Penyampaian informasi stack dan ratio penggunaan lapangan

(YOR) ke portal NSW paling lambat 1 jam sejak barang ditumpuk

di lapangan.

4. Perencanaan Delivery

Pelaksanaan perencanaan delivery meliputi kegiatan dengan

tahapan sebagi berikut:

a. Penertiban SPPB dari Government Agencies (GA)/Ditjen Bea

Cukai berdasarkan SLA yang ditetapkan dalam system NSW.

b. Pemilik barang mengajukan permintaan delivery secara online

via web/portal NSW paling lambat 6 jam sebelum kegiatan

delivery dilaksanakan.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Bongkar Muat ...

18

c. Penertiban nota & SP2 oleh Terminal Operator/TPS paling

lambat 5 jam sebelum kegiatan delivery dilaksanakan. Seluruh

biaya di terminal sudah dilunasi oleh pemilik barang dan sudah

terbit SPPB untuk barang yang bersangkutan.

d. Penyampaian informasi rencana pengambilan barang (truck in)

secara online via web/portal NSW atau web Terminal

operator/TPS paling lambat 1 jam sebelum truk tiba di pintu

masuk (gate in).

e. Truck in secara online via web/portal NSW atau web Terminal

Operator/TPS paling lambat 1 jam sejak penyerahan barang di

pintu keluar (gate out).

5. Pelaksanaan Delivery

Pelaksanaan delivery barang keluar area pelabuhan meliputi

kegiatan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Truk tiba di pintu masuk TPS (gate in) sesuai rencana

kedatangan truk berdasarkan hasil konfirmasi sebelumnya.

b. Pemuatan barang keatas truk (lift on) paling lambat 30 menit

terhitung sejak truk gate in.

c. Penyerahan barang di pintu keluar (truck gate out) dan

pemeriksaan kondisi fisik barang paling lama sejak truk tiba di

pintu keluar.

d. Penyampaian informasi delivery via web/portal NSW paling

lambat 1 jam sejak penyerahan barang di pintu keluar (gate

out).

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Bongkar Muat ...

19

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Bongkar Muat ...

20

12. Instansi Yang Terkait di Pelabuhan

Menurut Edi Hidayat (2009) administrator pelabuhan mempunyai

tugas memadukan rencana operasional dalam menggunakan

tambatan/gudang dan fasilitas pelabuhan lainnya.administrator pelabuhan

juga mengendalikan fungsi kelancaran arus kapal dan barang dan

mengadakan pembinaan tenga kerja bongkar muat (TKBM), serta

mengkoordinir instansi yang ada dalam pelabuhan. Serta menyediakan

dan mengusahakan pelabuhan yang memungkinkan kapal dapat berlabuh

dengan aman dan dapat melakukan kegiatan bongkar/muat, serta

menetapkan alokasi tempat dan waktu kapal bertmbat dan menetapkan

target produksi kegiatan bongkar/muat. Berikut instansi yang terkait

dengan pelabuhan dan pengusahaan bongkar/muat:

1. Instansi Pemerintah

a. Administrator Pelabuhan

Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No.KM.67 tahun

1999 tentang organisasi dan tata kerja kantor administrasi

pelabuhan bab 1 pasal 1:

1) Kantor Administrator Pelabuhan adalah unit organic dibidang

keselamatan pelayaran di pelabuhan yang diselenggarakan oleh

Badan Usaha Pelabuhan di lingkungan Departemen

Perhubungan

2) Kantor Administrator Pelabuhan Kelas 1 (Utama) berada

dibawah Direktorat Jenderal Perhubngan Laut dan Kantor

Administrator Pelabuhan lainnya berada dibawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen

Perhubungan

3) Kantor Administrator Pelabuhan dfipimpin oleh seorang kepala

kantor.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Bongkar Muat ...

21

b. Bea Cukai

Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No.10/1995

tentang kepabeanan, Direktorat Bea Cukai berada dibawah

departemen Keuangan mengatur dan mengawasi kepabeanan di

seluruh wilayah Indonesia. Jadi, secara umum tugas instansi Bea

dan Cukai adalah mengenakan pajak cukai terhadap barang atau

muatan yang masuk keluar daerah dimana pemerintah telah

mengenakan kewajiban untuk membayar.

c. Syahbandar

Adalah badan yang melaksanakan port clearance, yaitu

pemeriksaan surat-surat kapal, agar kapal dapat keluarmasuk

pelabuhan. Syahbandar adalah penegak hokum dalam ketertiban

Bandar dan pengawas keselamatan pelayaran. Kapal-kapal harus

memiliki dokumen yang menyatakan bahwa kapal layak laut serta

telah memenuhi syarat dan ketentuan keselamatan pelayaran.

d. Imigrasi

Direktorat Imigrasi adalah badan yang berada dibawah

Departemen Kehakiman.

e. Dinas Karantina dan Kesehatan

Sesuai dengan KM 26/1998 Dinas Karantian disatukan dengan

Dinas Kesehatan. Yang merupakn instansi yang berada dibawah

Departemen Kesehatan untuk memberikan layanan kesehatan.

f. Keamanan dan Ketertiban

Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) merupakan penjaga

keamanan perairan pelabuhan dan pantai sekitarnya. Polisi yang

bertugas di pelabuhan adalah polisi khusus yang dinamakan

Kesatuan Penjaga dan Pengamanan Pelabuhan (KP3).

g. Sucofindo

Sucofindo (superintending company) merupakan instansi

dibawah Departemen Perdagangan yang bertugas menilai mutu,

harga dan jumlah harga dari muatan yang masuk/keluar Indonesia.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Bongkar Muat ...

22

Disamping itu sucofindo juga bertindak sebagai lembaga penelitian

pemerintah mengenai jumlah dan mutu dari muatan. Badan ini

berhak mengeluarkan sertifikat-sertifikat yang diperlukan.

2. Perusahaan Swasta

Perusahaan swasta yang melaksankan jasa kepelabuhanan terkait

dengan lalu lintas kapal, penumpang dan barang terdiri dari:

a. Perusahaan Pelayaran

Merupakan perusahaan yang mengoperasikan kapal-kapal baik

milik sendiri maupun kapal sewa (charter).

b. Perusahaan Bongkar Muat

Merupakan perusahaan yang bergerak dalam kegiatan bongkar

dan muat barang kekapal.

c. Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) dan Freight Forwarder

Merupakan perusahaan yang menyediakan jasa pengurusan

barang-barang di Bea Cukai, pelayaran dan angkutannya.

d. Perusahaan Angkut Bandar

Merupakan perusahaan yang mengadakan angkutan barang dan

manusia antara kapaldan daratan.

e. Perusahaan Angkutan Darat

Merupakan perusahaan yang menyediakan angkutan barang-

barang yang dibongkar/muat dari kapal.

f. Perbankan

Merupakan perusahaan yang mengadakan jas perbankan di

pelabuhan, terutama transaksi ekspor/impor barang.

g. Surveyor

Merupakan perusahaan yang mensurvei mutu suatu keadaan

barang atau kapal.

h. Perusahaan Persewaan Peralatan

Merupakan perusahaan menyewakan peralatan bongkar/muat

barang dan transportasi.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Bongkar Muat ...

23

2.2 Gambaran Umum Obyek Penulisan

1. Sejarah PT. Multi Sentana Baja

PT. Perusahaan Bongkar Muat Multi Sentana Baja, didirikan

berdasarka Akte Notaris Yudo Paripurna SH., Jakarta, no.161, tanggal 24

februari 1986. Pada mulanya perusahaan ini bernama PT. Multi Sentana

Baja, namun sesuai dengan saran yanng berwajib untuk menghindari

salah penafsiran dan untuk mencerminkan aktifitas perusahaan yang

terlihat dari nama perusahaan, maka dengan Akte Notaris N0. 32,

tertanggal6 Desember1986 dari Notaris yang sama, di adakan perubahan

pada pasal 1 Akte sebelumnya, yaitu yang mengatur nama dan tempat

kedudukan, menjadi PT. Perusahaan Bongkar Muat Multi Sentana Baja,

perusahaan ini berkedudukan di Jalan Raya Merak No. 8, Cilegon. Dan

beralih di Alamat perusahaan : Jl. Brigjen Katamso No. 11 Cigading,

Ciwandan, Cilegon, Banten, Telp. (0254) 6014472-602108

Aktifitas utama perusahaan bergerak pada bidang Jasa Bongkar Muat

Dari dan kedalam pelabuhan Cigading dan Ciwandan mengingat pula jasa

ini sangat dibutukan, maka keberadaan perusahaan ini telah memberikan

manfaat yang besar bagi kedua belah pihak, yaitu pihak perusahaan dan

pihak yang membutuhkan jasa bongkar muat. Disamping sikap yang

koensiil seperti disebut diatas, maka perusahaan ini telah menyerap

banyak tenaga kerja terdiri dari tenaga buruh yang hanya mengandalkan

kemampuan fisik (unskilled labour). Ini berdiri dari perusahaan telah

memberikan manfaat baik bagi masyarakat sekitar pelabuhan Cigading,

maupun secara Nasional, berupa mengurangi pengangguran.

Adapun mekanisme penyusunan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

perusahaan diawali dengan membuat evaluasi dari dan melakukan analisis

secara internal dan eksternal untuk menentukan apa yang seharusnya

dilakukan oleh perusahaan. Langkah berikutnya adalah membahas dalam

rapat kerja untuk menentukan Visi, Misi , Tujuan dan Sasaran

perusahaan. Pencapain dalam menyusun Visi, Misi, tujuan dan Sasaran

perusahaan, tentunya juga harus memahami lingkungan sekitar,

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Bongkar Muat ...

24

memperkirakan masa depan dan persaingannya bagaimana.

2. Tujuan Dan Sasaran Perusahaan

Untuk memberikan arah dari setiap aktifitas perusahaan, maka

pendirian perusahaan harus mempunyai tujuan yang jelas, tujuan

pendirian PT. Perusahaan Bongkar Muat Multi Sentana Baja, secara tegas

di sebutkan pada Akte Notaris No. 32 Tertanggal 6 Desember 1986 dari

Notaris yang sama, yaitu pada Pasal 3 ynag merupakan perushaan dari

Pasal 3 Akte Notaris sebelumnya. Pada Akte tersebut dijelaskan, bahwa

tujuan perusahaan adalah :

a. Meliputi segala pembuatan dan tindakan yang bertalian dengan

maksud dan tujuan yang dapat memberikan keuntungan bagi

mengadakan usaha kegiatan bongkar muat dari dan ke kapal satu dan

perseroan lainnya dalam arti kuat yang seluas – luasnya dengan

mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Perseroan ini ada hak mendirikan atau turut menjadi pemegang saham

dari badan-badan hukum lainnya yang maksudnya sama atau hampir

bersamaan dengan maksud dan tujuan perseroan ini, baik langsung

maupun tidak langsung, asal tidak melanggar hukum.

3. Perkembangan Usaha PT. Multi Sentana Baja

Jasa bongkar muat dari dan ke pelabuhan Cigading dan Ciwandan

sesungguhnya mempunyai manfaat yang besar, baik secara komirsial

maupun Non komirsil, mengingat daerah tersebut berada pada arus

lalulintas angkutan orang dipelabuhan merak dan angkutan barang antar

pulau di pelabuhan Cigading dan Ciwandan.

Untuk beberapa tahun belakangan manfaat ini sangat dirasakan

perusahaan terbukti dari laba yang diperoleh dimana tahun demi tahun

mengalami peningkatan mulai dari tahun 1990 keadaanya mulai berat

yaitu keadaan perusahaan dibidang jasa bongkar muat, telah diimbangi

dengan usaha yang sama dari perum yang kenyataan dapat memberikan

harga atau tarif bongkar muat yang lebih rendah dari pada yang

dikenakan perusahaan.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Bongkar Muat ...

25

Hal ini tentu saja merupakan tantangan bagi perusahaan untuk

mempertahankan kontinuitas melalui tindakan yang efektif dan efisien.

Tanggung jawab terhadap keadaan merupakan perusahaan jasa, maka

disamping manajemen yang baik, maaka human relation juga memegang

peranan yang penting.

4. Budaya Kerja PT. Multi Sentana Baja

Dalam budaya kerjanya PT. Multi Sentana Baja mempunyai

program dengan menjunjung tinggi kerja sama tim yang baik salah

satunya dengan ketepatan waktu dan ketelitian tiap anggota tim dalam

melakukan tugasnya masing-masing. Semua itu tercermin dalam jam

kerja yang diterapkan PT. Multi Sentana baja.

5. Struktur Organisasi

Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan yang

sudah ditetapkan.

Adapun struktur organisasi pada PT. Multi Sentana Baja adalah

sebagai berikut :

Sumber : PT. Multi Sentana Baja 2016

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Bongkar Muat ...

26

6. Tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian:

Dalam menjalankan kegiatan masing-masing bagian memiliki tugas dan

tanggung jawab sebagai berikut :

a. Direktur

Direktur di PT. Multi Sentana dikepalai oleh Bpk. Muchsin S.Tr,

M.M yang memiliki tugas dan tanggung jawab adalah mewakili

perusahaan didalam dan diluar hukum merumuskan kebijakan umum

perusahaan dalam bidang operasional, administrasi, personalia,

keuangan dan tata tertib organisasi serta sebagai pimpinan utama bagi

para kepala bagian.

b. Staf Marketing

Kepala Staf marketing yaitu Bpk.Efendy Yunir S.Pd bertanggung

jawab kepada direktur dan mempuntyai tugas-tugas pokok sebagai

berikut :

1) Mencari pengguna jasa sebanyak-banyaknya.

2) Menyusun anggaran produksi.

3) Menjaga hubungan baik dengan pengguna jasa yang telah ada.

c. Kepala Bidang Personalia

Kepala bidang personalia Bpk.Edy Haryanto bertanggung jawab

kepada kepada direktur mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :

1) Membantu direktur dalam pembinaan dan pengurusan segala

sesuatu yang bersifat umum.

2) Menyimpulkan, memiliki dan mempersiapkan data-data kegiatan di

segala bidang untuk menyusun program kerja.

d. Kepala Bidang Operasional

Kepala bidang operasional yaitu Bpk. Agus Sugiono bertanggung

jawab kepada direktur yang mempunyai tugas-tugas pokok sebagai

berikut :

1) Mengecek dan menyeleikan permohonan fasilitas pelabuhan serta

dalam hal pembayaran.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Bongkar Muat ...

27

2) Bertanggung jawab atas pelaksanaan administrasi serta pekerjaan

yang berhubungan dengan pelayaran kapal.

3) Melayani kebutuhan kapal yang berhubungan dengan crew maupun

untuk pengisian air.

e. Kepala Bidang Keuangan dan Akutansi

Kepala bidang keuangan dan akutansi Bpk. Amay amarullah

bertanggung jawab kepada direktur dan mempunyai tugas-tugas pokok

sebagai berikut :

1) Mengatur tersedianya dana untuk kelancaran operasional

perusahaan.

2) Menjamin terselenggaranya administrasi umum keuangan dan

akutansi sesuai dengan nominal yang ada.

3) Mengkoordinir penyusunan anggaran dana investasi perusahaan.

f. Kepala Bagian Pelayaran

Kepala bagian pelayaran yaitu Bpk. Rusdy bertanggung jawab

kepada direktur dan mempunyai tugas-tugas pokok sebagai berikut :

1) Memimpin dan mengkoordinir semua kegiatan di bagian pelayaran.

2) Merencanakan dan menyusun semua kegiatan di bagian

penanganan kapal.

3) Menyelesaikan dan memberi saran terhadap permasalahan yang

ada di dalam kegiatan pelayaran.

n. Kepala Bagian Bongkar Muat

Kepala bagian bongkar muat yaitu Bpk. Ismatullah bertanggung

jawab kepada direktur dan mempunyai tugas-tugas pokok sebagai

berikut :

1) Merencanakan dan menyusun kegiatan di bagian bongkar muat

barang.

2) Memimpin dan mengkoordinir semua kegitan di bagian bongkar

muat barang.

3) Menyelesaikan dan memberi saran terhadap permasalahan yang ada

di dalam kegiatan bongkar muat barang.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Bongkar Muat ...

28

o. Kepala Bagian General Kontraktor

Kepala bagian General Kontraktor yaitu Bpk. Johani bertanggung

jawab kepada direktur dan mempunyai tugas-tugas pokok sebagai

berikut :

1) Memimpin dan mengkoordinir semua kegiatan di bagian general

kontraktor.

2) Merencanakan dan menyusun kegiatan di bagian general kontraktor.

3) Menyelesaikan dan memberi saran terhadap permasalahan yang ada

di dalam kegiatan general kontraktor.

p. Kepala Sub. Bagian Peralatan

Kepala Sub. Peralatan tidak langsung bertanggung jawab kepada

direktur melainkan bertanggung jawab kepada kepala bagian bongkar

muat dan mempunyai tugas-tugas pokok sebagai berikut :

1) Menyiapkan semua peralatan mekanis non mekanis

2) Mengkoordinir pengoperasian semua peralatan serta mengadakan

perawatan dan pemeliharaan terhadap semua peralatan bongkar

muat.

q. Kepala Sub. Bagian Gudang

Kepala Sub. Bagian Gudang tidak langsung bertanggung jawab

kepala direktur namun bertanggung jawab kepada kepala bagian

bongkar muat dan mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :

1) Menyiapkan dan menyediakan penyimpanan pralatan bongkar

muat.

2) Merawat dan memelihara gudang apabila terjadi kerusakan pada

gudang.

3) Bekerja sama dalam mengkoordinir pengoperasian peralatan

bongkar muat bersama kepala sub.bagian peralatan.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Bongkar Muat ...

29

r. Kepala Sub. Bagian Lapangan

Kepala Sub. Bagian Lapangan tidak langsung bertanggung jawab

kepada direktur namun bertanggung jawab kepada kepala bagian

bongkar muat dan mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :

Memeriksa dan memastikan apakah tempat kerja bongkar muat di

pelabuhan sudah dapat di lakukan. Menyelesaikan semua masalah yang

timbul dilapangan tempat kerja bongkar muat.

7. Jam Kerja Perusahaan Bongkar Muat

Tabel I. 1

Non Shift

Hari Jam Kerja Jaam istirahat

Senin 08.00-16.30 12.00-13.00

Selasa 08.00-16.30 12.00-13.00

Rabu 08.00-16.30 12.00-13.00

Kamis 08.00-16.30 12.00-13.00

Jumat 08.00-16.30 12.00-13.00

Sabtu 08.00-16.30 12.00-13.00

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Bongkar Muat ...

30

Tabel I. 2

Shift 1

Tabel I. 3

Shift 2

Tabel I. 4

Hari Jam Kerja Jam istirahat

Senin 06.00-14.00 12.00-13.00

Selasa 06.00-14.00 12.00-13.00

Rabu 06.00-14.00 12.00-13.00

Kamis 06.00-14.00 12.00-13.00

Jumat 06.00-14.00 12.00-13.00

Sabtu 06.00-14.00 12.00-13.00

Minggu 06.00-14.00 12.00-13.00

Hari Jam Kerja Jaam istirahat

Senin 14.00-22.00 18.00-19.00

Selasa 14.00-22.00 18.00-19.00

Rabu 14.00-22.00 18.00-19.00

Kamis 14.00-22.00 18.00-19.00

Jumat 14.00-22.00 18.00-19.00

Sabtu 14.00-22.00 18.00-19.00

Minggu 14.00-22.00 18.00-19.00

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Bongkar Muat ...

31

Shift 3

8. Visi & Misi Perusahaan

Visi

Memastikan PT. Multi Sentana Baja menjadi salah satu perusahaan

yang terkemuka dalam operasional bongkar muat kapal serta

meningkatkan kinerja perusahaan secara berkesinambungan.

Misi

Mendominasi jasa Bongkar Muat dari dan keatas kapal di perairan

banten yang unggulan dalam bidangnya serta dikenal didunia

kemaritiman.

Hari Jam Kerja Jaam istirahat

Senin 22.00-06.00 00.00-01.00

Selasa 22.00-06.00 00.00-01.00

Rabu 22.00-06.00 00.00-01.00

Kamis 22.00-06.00 00.00-01.00

Jumat 22.00-06.00 00.00-01.00

Sabtu 22.00-06.00 00.00-01.00

Minggu 22.00-06.00 00.00-01.00

Sumber : PT. Multi Sentana Baja