BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan...

32
16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang Asuransi 1. Pengertian dan Dasar Hukum Asuransi Istilah asuransi berasal dari bahasa Belanda yaitu assurantie (asuransi) dan verzekering (pertanggungan). Menurut Abbas Salim asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil atau sedikit yang sudah pasti sebagai pengganti kerugian-kerugian besar yang belum pasti. 19 Dalam Pasal 246 KUHD, Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian yang dimana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi untuk memberikan penggantian karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin diderita akibat dari suatu adanya evenemen (peristiwa yang tidak pasti). 20 Berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian. “Asuransi merupakan perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan suatu premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan: 19 Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007, hlm. 1. 20 Lihat Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi 1. Ketentuan Umum Tentang Klaim

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjuan Umum Tentang Asuransi

1. Pengertian dan Dasar Hukum Asuransi

Istilah asuransi berasal dari bahasa Belanda yaitu assurantie

(asuransi) dan verzekering (pertanggungan). Menurut Abbas Salim

asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil

atau sedikit yang sudah pasti sebagai pengganti kerugian-kerugian besar

yang belum pasti.19

Dalam Pasal 246 KUHD, Asuransi atau pertanggungan adalah

suatu perjanjian yang dimana penanggung mengikatkan diri kepada

tertanggung dengan menerima premi untuk memberikan penggantian

karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan

yang mungkin diderita akibat dari suatu adanya evenemen (peristiwa yang

tidak pasti).20

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40

Tahun 2014 tentang Perasuransian. “Asuransi merupakan perjanjian antara

dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi

dasar bagi penerimaan suatu premi oleh perusahaan asuransi sebagai

imbalan:

19

Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2007, hlm. 1. 20

Lihat Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi 1. Ketentuan Umum Tentang Klaim

17

a. Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis

karena adanya kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan

atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin

diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu

peristiwa yang tidak pasti; atau

b. Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya

tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya

tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan

dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.21

Dalam asuransi sangat erat dengan kaitannya dengan risiko,

evenemen dan ganti kerugian.

a. Risiko dapat diartikan juga sebagai beban kerugian yang

diakibatkan karena suatu peristiwa yang tidak diinginkan. Besarnya

risiko tersebut dapat diukur dengan nilai barang yang dapat

merugikan pemiliknya. Dalam hukum asuransi, bahaya yang

menjadi beban penanggung merupakan peristiwa penyebab

timbulnya kerugian, cacat badan atau kematian atas obyek asuransi.

b. Evenemen dalam asuransi adalah istilah yang diadopsi dari bahasa

Belanda evenement yang berarti peristiwa tidak pasti. Evenemen

atau peristiwa tidak pasti adalah peristiwa yang dimana asuransi

diadakan tidak dipastikan terjadi dan tidak diharapkan terjadi.

Dalam hukum asuransi, evenemen yang menjadi beban

21

Lihat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi 1. Ketentuan Umum Tentang Klaim

18

penanggung merupakan peristiwa penyebab timbulnya kerugian

atas obyek asuransi. Selama belum terjadi penyebab timbulnya

kerugian, selama itu pula bahaya yang mengancam obyek asuransi

disebut risiko. Apabila risiko itu sungguh-sungguh menjadi

kenyataan, maka risiko berubah menjadi evenemen, yaitu peristiwa

yang menimbulkan kerugian.22

c. Kerugian dalam evenemen sangat erat sekali persoalannya dengan

ganti kerugian. Akan tetapi tidak setiap kerugian (loss) akibat

evenemen harus mendapat ganti kerugian. Antara evenemen yang

terjadi dan kerugian yang timbul ada hubungan kausal. Evenemen

adalah sebab dan kerugian adalah akibat jika sudah dipastikan

evenemen yang terjadi itu dijamin oleh polis dan karenanya

menimbulkan kerugian, penanggung terikat untuk membayar ganti

kerugian.

2. Fungsi Asuransi

Asuransi sangat memberikan manfaat atau fungsi bagi kehidupan

sosial ekonomi masyarakat dan negara. Menurut Ade Arthesa dan Edia

Handiman manfaat asuransi bagi kehidupan sosial dan ekonomi adalah

sebagai berikut:

a. Dapat memberikan rasa aman dan perlindungan

b. Dapat berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan lain

c. Sebagai alat penyebaran resiko

22 Abdul Kadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia, Jakarta: PT. Citra Aditya Bakti,

2002, hlm. 120.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi 1. Ketentuan Umum Tentang Klaim

19

d. Pembentukan biaya dan manfaat yang lebih adil.

Fungsi asuransi bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat dan

negara dapat dijelaskan sebagai berikut:23

1. Memberikan rasa aman dan perlindungan

Pihak tertanggung akan mendapatkan rasa aman dari perlindungan

yang diberikan oleh pihak asuransi. Yaitu, resiko keuangan akibat

kehilangan, kebakaran, kerusakan, kematian, dan resiko lainnya

dapat diatasi dengan penggantian sejumlah dana tertentu sesuai

dengan nilai pertanggungan.

2. Fungsi tabungan dan sumber pendapatan lain

Manfaat yang diperoleh dari tabungan dan sumber pendapat lain

yaitu selain memberikan perlindungan juga dapat memberikan

manfaat berupa bunga sesuai dari hasil penjumlahan total premi

yang sudah dibayarkan oleh tertanggung kepada perusahaan

asuransi.

3. Alat Penyebaran Risiko

Risiko yang seharusnya diterima sepenuhnya oleh tertanggung

dapat disebarkan kepada penanggung atau perusahaan asuransi,

sehingga tertanggung mendapatkan rasa aman dalam menjalankan

aktivitasnya. Tetapi dari permasalahan tersebut tertanggung harus

konsisten terhadap cicilan premi yang harus dibayar oleh

tertanggung.

23 Ade Arthesa dan Edia Handiman, Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank, Jakarta:

PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2006, hlm. 237.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi 1. Ketentuan Umum Tentang Klaim

20

4. Pembentukan biaya dan manfaat yang lebih adil

Dalam hal ini nilai dan besarnya premi sudah di diskusikan lebih

awal oleh keduabelah pihak dalam proses pengajuan surat

pembukaan polis asuransi. Pada pembentukan biaya dan manfaat

tidak akan ada pihak yang merasa diuntungkan ataupun dirugikan

karena semua sudah didiskusikan lebih awal. Nilai yang ditentukan

dipastikan sudah dihitung oleh ahlinya.

3. Tujuan Asuransi

Tujuan dari asuransi yang paling dasar adalah untuk memberikan

jaminan perlindungan dari resiko-resiko yang mungkin akan diderita oleh

satu pihak. Asuransi juga digunakan paling tidak untuk memperkecil

kerugian yang diderita tertanggung tersebut.24

Secara umum asuransi mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Teori Pengalihan Risiko

Menurut teori pengalihan risiko (risk transfer theory),

tertanggung menyadari bahwa ada ancaman bahaya terhadap harta

kekayaan miliknya atau terhadap jiwanya. Jika bahaya tersebut

menimpa harta kekayaannya atau jiwanya, dia akan menderita

kerugian atau korban jiwa atau cacat raganya. Perusahaan selalu

siap menerima tawaran dari pihak tertanggung untuk mengambil

alih risiko dengan imbalan pembayaran premi. Tertanggung

mengadakan asuransi dengan tujuan mengalihkan risiko yang

24

C.S.T. Kansil, Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, Jakarta: Sinar

Grafika, 2002, hlm. 179.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi 1. Ketentuan Umum Tentang Klaim

21

mengancam harta kekayaan atau jiwanya. Dengan membayar

sejumlah premi kepada perusahaan asuransi (penanggung), sejak

itu pula risiko beralih kepada penanggung. Apabila pada saat

berakhirnya jangka waktu asuransi tidak terjadi peristiwa yang

merugikan, maka penanggung beruntung memiliki dan menikmati

premi yang telah diterimanya dari tertanggung.25

2. Pembayaran Ganti Kerugian

Jika terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian (risiko yang

berubah menjadi kerugian), maka kepada tertanggung yang

bersangkutan akan dibayarkan ganti kerugian seimbang dengan

jumlah asuransinya. Dalam praktiknya, kerugian yang timbul itu

bersifat sebagian (partial loss), tidak semuanya berupa kerugian

total (total loss).

Dengan demikian, tertanggung mengadakan asuransi yang

bertujuan untuk memperoleh pembayaran ganti kerugian yang

sungguh-sungguh dideritanya. Berbeda dengan asuransi kerugian,

pada asuransi jiwa apabila dalam jangka waktu asuransi terjadi

peristiwa kematian atau kecelakaan yang menimpa diri

tertanggung, maka penanggung akan membayar jumlah asuransi

yang telah disepakati bersama seperti tercantum dalam polis.

Jumlah asuransi yang disepakati itu merupakan dasar perhitungan

premi dan untuk memudahkan penanggung membayar sejumlah

25

Abdulkadir Muhammad, Op.Cit. hlm. 12.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi 1. Ketentuan Umum Tentang Klaim

22

uang akibat terjadinya peristiwa kematian atau kecelakaan. Jadi,

pembayaran sejumlah uang itu bukan sebagai ganti kerugian,

karena jiwa atau raga manusia bukan harta kekayaan dan tidak

dapat dinilai dengan uang.26

3. Pembayaran Santunan

Asuransi kerugian diadakan berdasarkan perjanjian bebas

(sukarela) antara penanggung dan tertanggung (voluntary

insurance). Artinya tertanggung terikat dengan penanggung karena

perintah undang-undang, dan karena perjanjian. Asuransi jenis ini

disebut asuransi sosial (social security insurance). Asuransi sosial

ialah bertujuan untuk melindungi masyarakat dari ancaman bahaya

kecelakaan yang mengakibatkan kematian atau cacat tubuh.

Dengan membayar sejumlah premi, tertanggung berhak

memperoleh perlindungan dari ancaman bahaya. Tertanggung yang

membayar kontribusi ialah mereka yang terikat pada suatu

hubungan hukum tertentu yang ditetapkan undang-undang,

misalnya hubungan kerja, penumpang angkutan umum. Apabila

seseorang tersebut mendapatkan musibah kecelakaan dalam

pekerjaannya atau selama angkutan berlangsung, maka mereka atau

ahli warisnya akan mendapatkan pembayaran santunan dari

penanggung (BUMN), yang jumlahnya telah ditetapkan oleh

undang-undang, jadi tujuan dari mengadakan asuransi sosial

26

Ibid, hlm. 13.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi 1. Ketentuan Umum Tentang Klaim

23

menurut undang-undang adalah untuk melindungi kepentingan

masyarakat, dan mereka yang terkena musibah diberi santuna

sejumlah uang.27

4. Manfaat Asuransi

Asuransi sebagai lembaga mempunyai peranan sangat besar baik

bagi masyarakat maupun bagi pembangunan. Adapun peranan tersebut

berupa manfaatnya yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Asuransi dapat memberikan rasa terjamin atau rasa aman dalam

menjalankan usaha. Hal ini terjadi karena seseorang akan terlepas

dari kekhawatiran akan tertimpa kerugian akibat terjadi peristiwa

yang tidak diharapkan, sebab jika walaupun tertimpa kerugian akan

mendapat ganti rugi dari perusahaan asuransi.

b. Asuransi dapat menaikkan efisiensi dan kegiatan perusahaan,

dengan memperalihkan risiko yang lebih besar kepada perusahaan

asuransi, perusahaan tersebut akan mencurahkan perhatian dan

pikirannya untuk peningkatan usahanya.

c. Asuransi cenderung kearah perkiraan penilaian biaya yang layak.

Dengan adanya perkiraan suatu risiko yang jumlahnya dapat dikira-

kira sebelumnya maka suatu perusahaan akan memperhitung

adanya ganti rugi dari asuransi dalam menilai biaya yang harus

dikeluarkan oleh perusahaan.

27

Ibid, hlm. 14-15.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi 1. Ketentuan Umum Tentang Klaim

24

d. Asuransi merupakan dasar pertimbangan dari pemberian suatu

kredit. Apabila seseorang tersebut meminjam kredit dibank, maka

bank tersebut biasanya akan meminta kepada debitur untuk

menutup asuransi benda yang dijamin.

e. Asuransi dapat mengurangi timbulnya kerugian-kerugian. Dengan

ditutupnya perjanjian asuransi, maka risiko yang mungkin akan

dialami oleh seseorang tersebut dapat ditutup oleh perusahaan

asuransi.28

f. Asuransi adalah alat untuk membentuk modal pendapatan atau

untuk harapan masa depan.

g. Asuransi merupakan alat pembangunan. Dalam hal ini premi yang

terkumpul oleh perusahaan asuransi dapat dipakai sebagai dana

investasi dalam pembangunan, bantuan kredit jangka pendek,

menengah maupun jangka panjang, dan bagi usaha-usaha

pembangunan.

5. Jenis-jenis Asuransi

Menurut Dessy Danarti usaha asuransi dapat dibagi menjadi beberapa

jenis yaitu:29

a. Dari segi sifatnya:

1. Asuransi sosial atau asuransi wajib

Asuransi sosial adalah program asuransi wajib yang di

selenggarakan pemerintah berdasarkan undang-undang. Maksud

28 Man Suparman, dkk, Hukum Asuransi Perlindungan Tertanggung, Asuransi Deposito,

Usaha Perasuransian, Bandung: Alumni, 1997, hlm. 70. 29

Dessy Danarti, Jurus Pintar Asuransi, Yogyakarta: Sigma, 2011, hlm. 42.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi 1. Ketentuan Umum Tentang Klaim

25

dan tujuan asuransi sosial adalah menyediakan jaminan bagi

masyarakat dan tidak bertujuan untuk mendapat keuntungan

komersil. Contoh : Askes, Taspen, Asbri dll.

2. Asuransi sukarela

Dalam asuransi sukarela ini tidak adanya paksaan bagi siapa pun

untuk menjadi anggota. Jadi setiap orang bebas memilih untuk

menjadi anggota atau tidak Contohnya seperti: PT Jasa

INDONESIA, PT Jiwasraya dll.

b. Dari segi objek dan bidang usahanya:

1. Asuransi Perorangan

Asuransi perorangan meliputi:30

a. Asuransi Jiwa, asuransi jiwa merupakan suatu bentuk kerja sama

antara orang-orang yang menghindarkan atau mengurangi risiko

yang diakibatkan oleh risiko kematian, risiko hari tua dan risiko

kecelakaan. Kerja sama dikoordinasi oleh perusahaan asuransi,

yang bekerja atas dasar hukum bilangan besar yang

menyebabkan risiko kepada orang yang mau bekerja sama.

b. Asuransi Kesehatan, asuransi kesehatan adalah sebuah jenis

produk asuransi yang secara khusus menjamin biaya kesehatan

atau perawatan para anggota asuransi tersebut jika mereka jatuh

sakit atau mengalami kecelakaan. Secara garis besar ada

30

Ibid, hlm. 43.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi 1. Ketentuan Umum Tentang Klaim

26

duajenis perawatan yang ditawarkan oleh perusahaan asuransi

yaitu rawat inap dan rawat jalan.

c. Asuransi Dana Pensiun, adalah salah satu bentuk investasi untuk

menjamin hari tua. Memiliki asuransi sama halnya dengan

mengalihkan biaya yang harus kita keluarkan menjadi

tanggungan pihak asuransi.31

2. Asuransi Umum atau Kerugian

Asuransi kerugian terdiri dari berbagai jenis atau pertanggungan yaitu:

a. Asuransi Kebakaran (Fire Insurance)

b. Asuransi Paket Rumah Tangga (Home Insurance)

c. Asuransi Paket Toko (Shophause Insurance)

d. Asuransi Prorerty All Risk

e. Asuransi Gempa Bumi (Eartquake Insurance)

f. Asuransi Rekayasa (Engineering Insurance)

g. Asuransi Aneka (Miscellaneous)

h. Asuransi Pencurian (Burgery)

i. Asuransi Uang (Money Insurance)

j. Asuransi Kecelakaan (Personal Accident)

k. Asuransi Keluarga (Family Personal Accident)

l. Asuransi Kesehatan (Health Insurance)

m. Asuransi Perjalanan (Travel Insurance)

n. Asuransi Jaminan (Bonding/ Guarante)

31

M. Suparman Sastrawidjaja, Hukum Asuransi, Bandung: PT Alumni Bandung, 2004,

hlm. 41.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi 1. Ketentuan Umum Tentang Klaim

27

o. Jaminan Tender (Bid Bond)

p. Jaminan Uang Muka (Advance Payment Bond)

q. Jaminan Pelaksanaan (Performance Bond)

r. Jaminan Pemeliharaan (Maintenance Bond)32

3. Perusahaan Reasuransi Umum, perusahaan reasuransi umum

merupakan perusahaan asuransi yang bidang usahanya

menanggung risiko yang benar-benar terjadi dari pertanggungan

yang telah ditutup oleh perusahaan asuransi jiwa atau asuransi

kerugian.

4. Perusahaan Asuransi Sosial, perusahaan asuransi sosial

merupakan perusahaan asuransi yang bidang usahanya

menanggung risiko financial masyarakat kecil yang kurang

mampu. Perusahaan ini diselenggarakan oleh pemerintah,

contohnya: Perum Taspen, PT. Astek dan PT. Jasa Raharja.

B. Tinjauan Umum Tentang Tenaga Kerja Wanita

A. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi

1. Ketentuan Umum Tentang Klaim Dalam Asuransi

a. Pengertian Klaim dalam Asuransi

Klaim asuransi merupakan permintaan resmi kepada perusahaan

asuransi, untuk meminta pembayaran sesuai dalam ketentuan

perjanjian. Klaim asuransi yang diajukan akan ditinjau oleh

32

Ibid, hlm. 42.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi 1. Ketentuan Umum Tentang Klaim

28

perusahaan untuk validitasnya, yang kemudian akan dibayarkan

kepada pihak tertanggung dan kemudian disetujui.

Menurut Amrin Abdullah, klaim adalah pengajuan hak yang

dilakukan oleh tertanggung kepada penanggung untuk mendapatkan

haknya yang berupa pertanggungan atas kerugian yang berdasarkan

perjanjian atau akad yang sudah dibuat.

Mengenai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa klaim adalah

tuntutan yang harus dipenuhi oleh penanggung kepada tertanggung sesuai

dengan perjanjian yang telah disepakati dalam polis asuransi. Polis

asuransi sendiri ialah sejumlah dana yang akan dibayarkan kepada

perusahaan asuransi pada setiap bulannya atau disebut dengan (premi).

b. Jenis-jenis Klaim Asuransi

Jenis-jenis klaim asuransi bermacam-macam dan pada umumnya

dibagi menjadi dua, yaitu:33

1. Klaim Wajar

Klaim wajar ialah klaim satu pihak menurut haknya dan sesuai

dengan kesepakatan atau sesuai dengan yang sudah ada di dalam

polis.

2. Klaim Tidak Wajar

Klaim tidak wajar ialah klaim yang terjadi apabila satu pihak sadar

bahwa telah mengingkari apa yang telah disepakati secara bersama-

sama.

33

Ramli, Rasmita, Manajemen Klaim, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999, hlm. 56.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi 1. Ketentuan Umum Tentang Klaim

29

c. Prosedur Pengajuan Klaim Asuransi

Dalam menentukan apakah perusahaan tersebut harus membayar atau

menolak suatu klaim, maka harus mengikuti prosedur penyelesaian

klaim dengan cara-cara sebagai berikut:34

1. Pemberitahuan Klaim

Apabila telah terjadi peristiwa yang membuat tertanggung mengalami

musibah, tertanggung atau pihak yang mewakilinya maka harus segera

melaporkan kepada penanggung. Laporan lisan maka harus dipertegas

dengan laporan tertulis. Pada tahap awal ini tertanggung akan

mendapatkan petunjuk lebih lanjut untuk mengenai apa yang harus

dilakukan oleh tertanggung, dan dokumen apa saja yang harus

dilengkapi oleh tertanggung. Dalam hal ini nasabah dapat

memberitahukan klaim secara personal kepada pengelola atau melalui

otoritas atas namanya seperti pengacara, broker, atau agen.

2. Bukti Klaim

Peserta yang mendapat musibah diminta untuk menyediakan fakta-

fakta yang utuh dan bukti-bukti yang diharuskan oleh perusahaan,

karena pada prakteknya masing-masing perusahaan mempunyai

kebijakan sendiri dalam menentukan dokumen mengenai bukti

klaim yang dibutuhkan. Dalam hal ini sangat penting bagi peserta

yang mendapat musibah untuk menyerahkan klaim tertulis dengan

melengkapi form permohonan klaim.

34

Handayani, Pengertian Premi Asuransi, Polis Asuransi, Klaim Asuransi Underwriting

Tertanggung, Djambatan: Bandung, 2001, hlm. 65.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi 1. Ketentuan Umum Tentang Klaim

30

3. Penyelidikan

Setelah melakukan laporan yang dilampiri dengan dokumen

pendukung diterima oleh penanggung, selanjutnya akan dilakukan

analisa administrasi. Misalnya, mengenai premi sudah dibayar atau

belum. Apabila tahap ini telah dilakukan, penanggung akan

memutuskan untuk segera melakukan survei lapangan.

4. Penyelesaian Klaim

Setelah terjadinya kesepakatan, mengenai jumlah penggantian sesuai

peraturan perundangan yang berlaku. Bahwa pembayaran klaim tidak

boleh melebihi 30 hari sejak terjadinya kesepakatan tersebut.

d. Tujuan Proses Klaim Asuransi

Administrasi klaim yang tepat, adil dan sopan. Menurut brown fokus

dan falsafah klaim pada semua perusahaan asuransi, sedangkan tujuan

prosesi klaim adalah :35

1) Klaim yang valid akan dibayarkan

2) Dalam melakukan klaim maka sebelum dibayarkan harus

mengidentifikasikan kemungkinan adanya kecurangan baik yang

disengaja (Froud) maupun yang tidak disengaja (abuse)

3) Sesuai dengan aturan pemerintah

4) Mencegah dan menghindari adanya tuntutan hukum

5) Berkoordinasi untuk keuntungan

6) Biaya klaim harus ada kontrol (claim cost).

35

Ibid, hlm. 66.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi 1. Ketentuan Umum Tentang Klaim

31

2. Ketentuan Umum Tentang Tanggung Jawab Dalam Asuransi

a. Pengertian Tanggung Jawab

Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia ialah

keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Yaitu berkewajiban

untuk menanggung, memikul tanggung jawab, menanggung segala

sesuatunya, dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab hukum

adalah kesadaran manusia mengenai tingkah laku atau perbuatan yang

disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab berarti sebagai

perwujudan atas kesadaran akan kewajiban.

Menurut Ridwan Halim, tanggung jawab hukum adalah sebagai

sesuatu akibat lebih lanjut dari pelaksanaan peranan, baik peranan itu

merupakan hak dan kewajiban atau pun kekuasaan.36 Secara umum

tanggung jawab hukum merupakan kewajiban untuk melakukan

sesuatu atau berperilaku menurut cara tertentu dan tidak menyimpang

dari peraturan yang telah ada.

b. Prinsip-prinsip Tanggung Jawab

Prinsip tanggung jawab merupakan suatu yang sangat penting

dalam hukum perjanjian asuransi. Dalam kasus pengajuan klaim

asuransi diperlukan kehati-hatian dalam menganalisis siapa yang

harus bertanggung jawab dan seberapa jauh tanggung jawab yang

dapat dibebankan kepada pihak-pihak terkait.37

36

Ridwan Halim, Hukum Administrasi Negara Dalam Tanya Jawab, Jakarta: Ghalia

Indonesia, 1988, hlm. 23. 37

Shidarta, Perlindungan Konsumen, Jakarta: Grasindo, 2010, hlm 59.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi 1. Ketentuan Umum Tentang Klaim

32

Secara umum, prinsip-prinsip tanggung jawab dalam hukum dapat

dibedakan sebagai berikut:38

a. Prinsip Tanggung Jawab berdasarkan Unsur Kesalahan

Dalam KUHPerdata, khususnya pada Pasal 1365, Pasal 1366, dan

Pasal 1367. Prinsip ini menyatakan bahwa seseorang baru dapat

dimintakan pertanggung jawabannya secara hukum jika ada unsur

kesalahan yang dilakukannya. Dalam Pasal 1365 KUHPerdata

yang dikenal sebagai Pasal tentang perbuatan melawan hukum,

mengharuskan terpenuhnya 4 (empat) unsur pokok, yaitu:

1. Adanya perbuatan.

2. Adanya unsur kesalahan.

3. Adanya kerugian yang diterima adanya hubungan kausalitas

antara kesalahan dan kerugian.

Kesalahan adalah unsur yang bertentangan dengan hukum.

Tidak hanya bertentangan dengan undang-undang, tetapi juga

bertentangan dengan kepatutan dan kesusilaan dalam masyarakat.

Secara common sense, asas tanggung jawab ini dapat diterima

karena adil bagi orang yang berbuat salah untuk mengganti

kerugian bagi pihak korban.

Mengenai pembagian beban pembuktiannya, asas ini

mengikuti ketentuan Pasal 163 Herziene Indonesische Reglement

38

Abbas Salim, Op.Cit, hlm. 217.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi 1. Ketentuan Umum Tentang Klaim

33

(HIR) atau Pasal 283 Rechtsreglement Buitengewesten (Rbg) dan

Pasal 1865 KUH Perdata, yang dikatakan bahwa barang siapa

yang mengakui mempunyai suatu hak, maka harus membuktikan

adanya suatu hak atau peristiwa tersebut.

b. Prinsip Praduga untuk Selalu Bertanggung Jawab

(presumption of liability)

Prinsip ini menyatakan bahwa tergugat selalu dianggap

bertanggung jawab, sampai pada membuktikan ia tidak bersalah.

Jadi beban pembuktian ada pada tergugat. Dasar pemikiran dari

teori beban pembuktian merupakan seseorang yang dianggap

bersalah, sampai yang bersangkutan dapat membuktikan

sebaliknya. Hal ini tentu bertentangan dengan asas hukum

praduga tidak bersalah (presumption of innocence) yang dikenal

dalam hukum.39 Jika teori ini digunakan, maka yang berkewajiban

untuk membuktikan kesalahan itu ada pada pihak pelaku usaha

yang digugat. Tergugat ini harus menghadirkan bukti-bukti bahwa

dirinya tidak bersalah.

c. Prinsip Tanggung Jawab Mutlak (strict liability)

Prinsip tanggung jawab ini sering diidentikan dengan prinsip

tanggung jawab absolut (absolute liability). Demikian ada juga para

ahli yang membedakan kedua terminologi diatas. Strict liability

merupakan prinsip tanggung jawab yang menetapkan kesalahan

39

Ibid, hlm. 218.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi 1. Ketentuan Umum Tentang Klaim

34

tidak sebagai faktor yang menentukan. Tetapi, ada pengecualian-

pengecualian yang dapat memungkinkan untuk dibebaskan dari

tanggung jawab, misalnya keadaan force majeur. Absolute liability

merupakan prinsip tanggung jawab tanpa adanya kesalahan dan

tidak ada pengecualian. Prinsip tanggungjawab ini diterapkan karena

konsumen tidak dalam posisi menguntungkan, untuk membuktikan

adanya kesalahan dalam suatu proses produksi dan distribusi yang

kompleks, produsen lebih dapat mengantisipasi jika sewaktu-waktu

ada gugatan atas kesalahannya, misalnya dengan asuransi atau

menambah biaya tertentu pada harga produknya.

Asas ini dapat memaksa produsen untuk lebih berhati-hati.

Asuransi ini merupakan transaksi pertanggungan yang melibatkan

dua pihak yaitu tertanggung dan penanggung.40

Penanggung

menjamin pihak tertanggung bahwa ia akan mendapatkan

penggantian terhadap suatu kerugian yang mungkin akan diderita.

Bahwa dalam hukum perdata tanggung jawab perusahaan

asuransi terhadap tertanggung merupakan bentuk prinsip praduga

untuk selalu bertanggung jawab karena disini yang diperintahkan

untuk membuktikan adanya klaim asuransi atau kebenaran ialah

asuransi pada pihak tertanggung yang memohonkan.

40

Soesno Djojosoedarso, Prinsip-Prinsip Manajemen Resiko Dan Asuransi, Jakarta:

Salemba Empat, 2003, hlm.73.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi 1. Ketentuan Umum Tentang Klaim

35

C. Tinjauan Umum Tentang_Asuransi Kendaraan Bermotor

1. Pengertian Asuransi Kendaraan Bermotor

Asuransi kendaraan bermotor merupakan asuransi kerugian yang

tidak mendapat pengaturan khusus dalam KUHD. Perjanjian asuransi

kendaraan bermotor timbul karena adanya kebutuhan manusia, untuk

mengalihkan risiko yang dapat merugikan, baik bagi dirinya, keluarganya

maupun harta kekayaannya.41

Risiko kecelakaan yang mungkin terjadi dan menimpa kendaraan

bermotor bisa berasal dari luar maupun dalam. Berasal dari luar misalnya

ditabrak oleh kendaraan lain, dirusak atau dibakar oleh orang, karena

banjir, topan badai dan sebagainya. Bersumber dari dalam karena

kesalahan, kelalaian, atau kesengajaan pengemudi, misalnya menabrak

kendaraan lain, menabrak orang, menabrak rumah penduduk, jatuh

kejurang, terbakar dan lain-lain. Risiko-risiko tersebut hanya dapat

menimbulkan kerugian financial tetapi juga terhadap tanggung jawab

pihak lain yang dirugikan.42

Asuransi Kendaraan Bermotor ialah salah satu jenis asuransi

kerugian yang memberikan pertanggungan atas kerugian atau

berkurangnya nilai secara finansial atas obyek pertanggungan kendaraan

bermotor yang disebabkan karena menabrak, ditabrak, dicuri, terbakar, dan

tergelincir. Secara spesifik dijelaskan dalam Peraturan Menteri Keuangan

41 B, Erlina, 2010, Klaim Ganti Rugi dalam Perjanjian Asuransi Kendaraan Bermotor

Jurnal ilmiah hukum, Vol. 5 No. 2 42

Purwahid Patrik, Dasar-Dasar Hukum Perikatan (Perikatan yang lahir dari perjanjian

Asuransi dan dari Undang-Undang), Bandung: Mandar Maju, 1994, hlm. 53.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi 1. Ketentuan Umum Tentang Klaim

36

(PMK) No. 01/PMK.010/2011 Tentang Penyelenggaraan Pertanggungan

Asuransi Pada Lini Usaha Asuransi Kendaraan Bermotor. Dalam Pasal 1

ayat (2): Asuransi Kendaraan Bermotor adalah produk asuransi kerugian

yang melindungi tertanggung dari resiko kerugian yang mungkin timbul

sehubungan dengan kepemilikan dan pemakaian kendaraan bermotor.

Secara garis besar, jenis-jenis pertanggungan Asuransi Kendaraan

Bermotor terbagi menjadi 2 (dua) yaitu:43

1. Comprehensive/All Risk (Kerugian Gabungan) memberikan jaminan

terhadap:

a. Kerugian atau kerusakan atas kendaraan bermotor yang

diasuransikan karena tabrakan, benturan, terbalik, tergelincir dari

jalan.

b. Kerugian keuangan/kerusakan kendaraan bermotor karena

perbuatan jahat orang-orang terkecuali oleh keluarga sendiri atau

orang yang bekerja dengan tertanggung atau membawa kendaraan

tersebut seizin tertanggung.

c. Kebakaran yang diakibatkan oleh api yang muncul dari dalam

kendaraan maupun dari luar kendaraan.

d. Pencurian, termasuk pencurian yang dilakukan dengan kekerasan.

e. Sambaran petir.

2. Total Loss Only (TLO) menjamin kerugian kendaraan yang

diasuransikan baik karena kecelakaan, kebakaran, maupun

43

Ronny Hanitijo Sumitra, Asuransi Kendaraan bermotor, Jakarta: Ghalia Indonesia,

1998, hlm. 18.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi 1. Ketentuan Umum Tentang Klaim

37

pencurian, dimana kerugian tersebut memenuhi salah satu syarat

berikut:

a. Akibat kecelakaan atau kebakaran, dimana biaya kerugian atau

kerusakan mencapai 75% atau lebih dari harga kendaraan.

b. Akibat pencurian, apabila dalam batas waktu 60 hari kendaraan

tersebut belum diketemukan.

c. Resiko sendiri, untuk resiko kecelakaan dan pencurian berlaku

jumlah yang tercantum dalam polis.44

Perbedaan keduanya adalah bahwa pada jenis pertanggungan Total

Loss Only (TLO), penanggung baru akan membayar kerugian apabila nilai

kerugian yang diakibatkan oleh resiko yang dijamin melebihi 75% dari

harga pertanggungan yang disepakati di awal. Sedangkan pada jaminan

Comprehensive (all risk), tertanggung dapat mengajukan klaim untuk

kerusakan akibat resiko yang dijamin berapapun nilai kerugian yang

terjadi, sepanjang tidak melebihi harga pertanggungan.

2. Asuransi Kepentingan Pihak Ketiga

Menurut ketentuan dalam Pasal 250 Kitab Undang-undang Hukum

Dagang, bahwa kepentingan itu harus sudah ada pada saat diadakan

asuransi. Apabila pada saat membuat perjanjian asuransi tertanggung tidak

mempunyai kepentingan, kemudian terjadi peristiwa yang menimbulkan

kerugian, penanggung tidak berkewajiban membayar klaim ganti

44

Ibid, hlm. 19.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi 1. Ketentuan Umum Tentang Klaim

38

kerugian.45 Ketentuan dalam Pasal 250 KUHD ditujukan kepada

tertanggung sebagai suatu isyarat bahwa pada waktu mengadakan asuransi,

tertanggung perlu menyatakan dengan tegas dan menyatakan jelas apa

kepentingannya mengadakan asuransi tersebut. Dengan adanya

kepentingan tersebut, maka sejumlah premi dapat dibayar sehingga

asuransi berjalan. Jika terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian,

tertanggung yang berkepentingan berhak mengklaim pembayaran ganti

kerugian dari penanggung.

Bahwa setiap orang yang mengadakan asuransi pasti memiliki suatu

kepentingan, baik bagi dirinya sendiri ataupun bagi pihak ketiga.

Perjanjian pertanggungan selain dilakukan oleh orang yang

berkepentingan sendiri, perjanjian pertanggungan juga dapat dilakukan

oleh orang yang bertindak atas nama orang yang mempunyai kepentingan,

dimana sering disebut dengan pertanggungan untuk kepentingan pihak

ketiga. Mengenai pertanggungan oleh pihak ketiga ini diatur dalam Pasal

264 KUHD, dimana dalam Pasal tersebut dikatakan bahwa suatu

pertanggungan itu tidak saja dapat ditutup atas tanggungan sendiri, tetapi

dapat juga atas tanggungan pihak ketiga, baik berdasarkan atas kuasa

umum atau khusus, maupun diluar pengetahuan yang berkepentingan, hal

yang demikian harus diindahkan pada ketentuan-ketentuan berikut, yaitu

Pasal 265, 266 dan Pasal 267 KUHD.46

45

Wirjono Prodjodikoro, Hukum Asuransi di Indonesia, Jakarta: PT. Intermasa, 1979,

hlm. 56. 46

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi 1. Ketentuan Umum Tentang Klaim

39

Dari ketentuan Pasal tersebut di atas, bahwa pertanggungan oleh

pihak ketiga ini dapat dilakukan baik atas perintah yang berupa pemberian

kuasa baik secara umum ataupun khusus atau tanpa perintah dapat saja

terjadi dengan sepengetahuan dan persetujuan, namun perjanjian

pertanggungan oleh pihak ketiga ini tidak lepas dari kepentingan para

pihak.

3. Para Pihak Asuransi Kendaraan Bermotor

a. Penanggung

Penanggung adalah orang yang memiliki hak untuk menuntut

pembayaran premi kepada tertanggung, meminta keterangan yang benar

dan lengkap kepada tertanggung yang berkaitan dengan objek asuransi.

Kewajiban penanggung memberikan ganti kerugian atau memberikan

sejumlah uang kepada tertanggung, dan mengembalikan premi kepada

tertanggung jika asuransi batal atau gugur.47

Penanggung dalam asuransi kendaraan bermotor ialah pihak

perusahaan asuransi yang mengikatkan diri dengan tertanggung untuk

memberikan ganti rugi terhadap kerugian dan kerusakan pada

kendaraan bermotor atau kepentingan yang dipertanggungkan.

b. Tertanggung

Tertanggung adalah orang yang memiliki hak untuk meminta ganti

kerugian kepada penanggung apabila terjadi evenemen, sedangkan

kewajiban tertanggung adalah membayar premi kepada penanggung,

47

M. Suparman Sastrawidjaja, Op.Cit, hlm. 21.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi 1. Ketentuan Umum Tentang Klaim

40

memberikan keterangan yang benar kepada penanggung mengenai

objek yang di asuransikan, mengusahakan atau mencegah agar

peristiwa yang dapat terjadi menimbulkan kerugian terhadap objek

yang di asuransikan tidak terjadi atau dapat dihindari.48 Tertanggung

disini ialah berstatus sebagai pemilik atau pihak yang berkepentingan

atas harta yang diasuransikan, dalam asuransi kendaraan bermotor yang

menjadi tertanggung adalah perorangan, atau badan hukum yang

memiliki kepentingan keuangan atas kendaraan bermotor miliknya dan

mengikatkan diri dengan penanggung untuk mendapatkan perlindungan

atas kendaraan bermotor tersebut.

c. Pemegang polis

Pihak yang mengasuransikan atau membeli produk asuransi

kendaraan bermotor maka dan pemegang polis dapat menentukan jenis

asuransi apa yang akan dipilih dan kebijakan yang dilakukan dan dibuat

dengan penanggung berdasarkan perjanjian yang dibuat oleh kedua

belah pihak, yang kemudian disebut polis asuransi kendaraan bermotor.

4. Objek Asuransi Kendaraan Bermotor

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 Angka 25 UU Nomor 40 Tahun 2014

tentang Perasuransian, dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan objek

asuransi adalah jiwa, raga, kesehatan manusia, tanggung jawab hukum,

48

Ibid, hlm 22.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi 1. Ketentuan Umum Tentang Klaim

41

benda, jasa, serta semua kepentingan lainnya yang dapat hilang, rusak,

rugi, atau berkurang nilainya.49

Objek asuransi ialah dapat berupa benda, hak atau kepentingan yang

melekat pada benda dan sejumlah uang yang disebut dengan premi atau

ganti kerugian. Dalam Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor

Indonesia (PSAKBI) menyebutkan bahwa kendaraan bermotor adalah

kendaraan yang digerakan oleh peralatan tehnik yang berada pada

kendaraan tersebut, dan tidak termasuk kendaraan yang sedang berjalan

diatas rel. Melalui objek asuransi tersebut ada tujuan yang ingin dicapai

oleh para pihak. Penanggung bertujuan untuk memperoleh pembayaran

sejumlah premi sebagai imbalan pengalihan resiko. Sedangkan

tertanggung bertujuan bebas dari resiko dan memperoleh penggantian

apabila jika timbul kerugian atas harta miliknya.

5. Risiko dan Evenemen Kecelakaan Kendaraan Bermotor

1. Risiko

Risiko adalah beban kerugian yang mengancam benda

pertanggungan yang diakibatkan karena terjadinya suatu peristiwa

diluar kesalahan.50 Pada asuransi kendaraan bermotor dikenal sebagai

istilah risiko sendiri (Own Risk) yang artinya besarnya risiko yang

ditanggung oleh tertanggung apabila terjadi evenemen yang

menimbulkan kerugian. Hal ini agar tertanggung lebih berhati-hati

dalam berkendara.

49

Lihat Pasal 1 angka 25 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian. 50 Abdul R Saliman, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan, Jakarta: Edisi 4 Kencana, 2014,

hlm. 184.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi 1. Ketentuan Umum Tentang Klaim

42

Kendaraan bermotor merupakan alat transportasi yang mempunyai

peranan penting dalam kehidupan masyarakat, karena dapat digunakan

oleh masyarakat dalam melaksanakan kebutuhan. Walaupun alat

transportasi memenuhi persyaratan tehnis yang telah dinyatakan layak

jalan, namun bahaya selama berkendara tetap selalu ada dan dapat

mengancam keselamatan bagi pengendara. Bahaya-bahaya yang mungkin

akan terjadi saat dalam berkendara melalui jalan raya ini adalah kecelakaan

lalu lintas jalan, yang akibatnya dapat merugikan orang yang

berkepentingan dalam berkendara tersebut.

Bahaya kecelakaan kendaraan bermotor tersebut sifatnya tidak terduga

dan tidak dapat diperhitungkan terlebih dahulu. Oleh Karena itu pihak

tertanggung dapat mengatasi kemungkinan akan terjadinya kerugian akibat

kecelakaan lalu lintas jalan, yaitu dengan mengadakan perjanjian asuransi.

Perjanjian asuransi yaitu mengalihkan risiko kerugian, dengan membayar

sejumlah premi. Setelah terjadi adanya kesepakatan mengenai perjanjian

asuransi kendaraan bermotor tersebut antara pihak penanggung dan pihak

tertanggung.51

Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa risiko adalah

kerugian yang tidak pasti yang menimpa tertanggung yang sifatnya

tidak terduga dan tidak dapat diperhitungkan terlebih dahulu. Mengenai

hal ini, risiko mempunyai dua unsur yaitu ketidakpastian dan kerugian.

51

Ibid, hlm. 185.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi 1. Ketentuan Umum Tentang Klaim

43

Oleh karena itu apapun yang dapat menyebabkan kerugian disebut

sebagai risiko.

2. Evenemen

Evenemen ialah yang berarti peristiwa tidak pasti, dalam bahasa

inggris disebut dengan fortuitous event. Evenemen atau peristiwa tidak

pasti adalah peristiwa yang dimana asuransi diadakan, tidak dapat

dipastikan terjadi tidak diharapkan terjadi. Evenemen adalah peristiwa

yang tidak dapat dipastikan terjadi, atau walaupun sudah pasti terjadi,

saat terjadinya itu tidak dapat ditentukan dan juga tidak dapat

diharapkan akan terjadi, apabila jika terjadi akan mengakibatkan

kerugian. Sebelum terjadinya peristiwa penyebab timbulnya kerugian,

bahwa selama itu bahaya yang mengancam objek asuransi disebut

risiko. Apabila sungguh- sungguh terjadi, maka berubah menjadi

evenemen. Dalam hal ini, risiko yang menjadi beban bagi penanggung

berubah menjadi kerugian yang wajib diganti oleh penanggung.

Mengenai jenis-jenis kecelakaan kendaraan bermotor yang

ditanggung oleh penanggung ini bahwa dijelaskan didalam polis. Hal

ini sesuai dengan ketentuan Pasal 256 KUHD tentang isi polis, yaitu

salah satunya harus memuat bahaya-bahaya atau evenemen yang

ditanggung oleh penanggung, sehingga jelas sampai dimana batas

tanggung jawab penanggung terhadap bahaya (evenemen) yang telah

dicantumkan di dalam polis.52

52

Ibid, hlm. 186.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi 1. Ketentuan Umum Tentang Klaim

44

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa evenemen adalah

suatu peristiwa terhadap mana benda itu diasuransikan. Peristiwa

tersebut tidak dapat diketahui sebelumnya dan tidak diharapkan

terjadinya. Selama belum terjadi bahaya yang mengancam ini disebut

risiko. Evenemen harus merupakan sebab langsung dari kerugian

tertanggung. Hubungan antara evenemen dengan kerugian itu harus

kausal (hubungan sebab akibat). Dengan terjadinya evenemen, maka

timbul kewajiban kepada penanggung untuk mengganti kerugian

kepada tertanggung. Kerugian yang harus diganti oleh penanggung itu

adalah kerugian yang benar-benar diderita langsung oleh tertanggung

mengenai kecelakaan kendaraan bermotor.

6. Premi Asuransi Kendaraan Bermotor

Penanggung menerima pengalihan risiko dari tertanggung dan

tertanggung membayar sejumlah premi sebagai imbalannya. Agar risiko

beralih kepada penanggung, maka tertanggung harus membayar uang

premi lebih dahulu, kecuali apabila diperjanjikan lain. Jika premi tidak

dibayar dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja terhitung mulai tanggal

permulaan asuransi atau tanggal perpanjangan asuransi, maka berlakunya

asuransi ditunda oleh penanggung tanpa pemberitahuan lebih dahulu.53

Jika sewaktu-waktu terjadi suatu kerugian atau kerusakan atas

kendaraan bermotor yang diasuransikan, tertanggung tidak berhak atas

suatu penggantian kerugian. Penundaan tersebut akan berakhir 24 (dua

53

Nitisusastro, Mulyadi, Asuransi dan Usaha Perasuransian di Indonesia, Bandung:

Alphabeta, 2013, hlm. 63.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi 1. Ketentuan Umum Tentang Klaim

45

puluh empat) jam sesudah premi diterima oleh penanggung atau asuransi

batal demi hukum. Apabila premi tidak dibayar setelah lewat 90 (sembilan

puluh) hari kalender terhitung mulai tanggal berlakunya asuransi.

7. Kerugian dan Ganti Rugi Asuransi Kendaraan Bermotor

1. Kerugian

Kerugian yang terjadi dalam perasuransian biasanya dinyatakan

dalam bentuk kerugian ekonomi dan besarnya dinilai dalam satuan mata

uang, meskipun dampak kerugian yang ditimbulkan oleh terjadinya

risiko bisa menimpa harta benda dan jiwa manusia, namun hakim

pengadilan biasanya menjatuhkan keputusannya ke dalam kerugian

ekonomi dan menyatakan besarnya dalam satuan mata uang.54

Jika kendaraan bermotor yang diasuransikan pada saat terjadinya

kerugian atau kerusakan oleh suatu bahaya yang ditanggung dalam

asuransi kendaraan bermotor ini, dan harga sebenarnya kendaraan

tersebut lebih besar dari pada harga asuransi, maka penanggung akan

menggantinya menurut hitungan dari bagian yang diasuransikan

terhadap bagian yang tidak diasuransikan. Kerugian ini disebut sebagai

kerugian sebagian (partial loss) dan asuransi ini disebut sebagai

asuransi dibawah harga (under insurance). Selain itu, ada pula yang

disebut kerugian total (total loss). Kerugian total adalah kerusakan atau

kerugian yang biaya perbaikannya diperkirakan sama dengan atau lebih

dari 75% (tujuh puluh lima persen) dari harga sebenarnya kendaraan

54

Ibid, hlm. 64.

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi 1. Ketentuan Umum Tentang Klaim

46

bermotor tersebut bila diperbaiki atau hilang karena dicuri dan tidak

ditemukan dalam waktu 60 (enam puluh) hari sejak terjadinya

pencurian atas kendaraan bermotor yang diasuransikan tersebut.

2. Ganti Rugi

Ganti rugi merupakan kompensasi yang harus dibayarkan oleh

pelanggar terhadap kerugian yang timbul akibat tindakan yang

dilakukannya. Pengertian ganti rugi dapat dibedakan ke dalam beberapa

kategori, yaitu:55

a. Ganti rugi nominal, yaitu ganti rugi berupa pemberian sejumlah

uang, meskipun kerugian sebenarnya tidak bisa dihitung dengan

uang, maka bahkan bisa jadi tidak ada kerugian material sama

sekali.

b. Ganti rugi penghukuman (punitive damages) yaitu suatu ganti

rugi dalam jumlah besar yang melebihi dari jumlah kerugian yang

sebenarnya, ganti rugi itu dimaksudkan sebagai hukuman bagi si

pelaku.

c. Ganti rugi aktual (actual damages) yaitu kerugian yang benar-

benar diderita secara aktual dan dapat dihitung dengan mudah

sampai kenilai rupiah.

d. Ganti rugi campuran (remedy meddling) yaitu suatu variasi dari

berbagai taktik dimana pihak kreditur berusaha untuk

memperbesar haknya jika pihak debitur wanprestasi dan

55

H. Mashudi & Moch. Chidir Ali, Hukum Asuransi, Bandung: Mandar Maju, 1998, hlm.

59.

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB II.pdfA. Tinjauan Umum Tentang Klaim dan Tanggung Jawab Dalam Asuransi 1. Ketentuan Umum Tentang Klaim

47

mengurangi atau menghapuskan kewajibannya jika digugat oleh

pihak lain dalam kontrak tersebut.