BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46500/3/BAB II.pdfdari...

12
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Damayanti dan Susanto (2015) meneliti tentang Pengaruh Komite Audit, Kualitas Audit, Kepemilikan Institusional, Risiko Perusahaan Dan Return On Assets Terhadap Tax Avoidance dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko perusahaan dan return on assets berpengaruh terhadap tax avoidance. Sedangkan komite audit, kualitas audit dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Rachmithasari (2015) meneliti tentang Pengaruh Return On Assets, Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Kompensasi Rugi Fiscal Pada Tax Avoidance dengan hasil penelitian bahwa return on assets tidak berpengaruh terhadap tax avoidance, leverage berpengaruh positif terhadap tax avoidance, komisaris independen dan komite audit berpengaruh negative terhadap tax avoidance, serta ukuran perusahaan dan kompensasi rugi fiskal yang tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Dewinta dan Setiawan (2016) meneliti tentang Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Profitabilitas, Leverage dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Tax Avoidance dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, umur perusahaan, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap tax avoidance. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi ukuran perusahaan, umur perusahaan, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan akan menyebabkan meningkatnya tax avoidance. Leverage tidak berpengaruh

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46500/3/BAB II.pdfdari...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46500/3/BAB II.pdfdari insentif pajak dan pengurang pajak yang lain (Darmadi, 2013). 11 3. Leverage Leverage

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Damayanti dan Susanto (2015) meneliti tentang Pengaruh Komite Audit,

Kualitas Audit, Kepemilikan Institusional, Risiko Perusahaan Dan Return On

Assets Terhadap Tax Avoidance dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa

risiko perusahaan dan return on assets berpengaruh terhadap tax avoidance.

Sedangkan komite audit, kualitas audit dan kepemilikan institusional tidak

berpengaruh terhadap tax avoidance.

Rachmithasari (2015) meneliti tentang Pengaruh Return On Assets, Leverage,

Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Kompensasi Rugi Fiscal Pada

Tax Avoidance dengan hasil penelitian bahwa return on assets tidak berpengaruh

terhadap tax avoidance, leverage berpengaruh positif terhadap tax avoidance,

komisaris independen dan komite audit berpengaruh negative terhadap tax

avoidance, serta ukuran perusahaan dan kompensasi rugi fiskal yang tidak

berpengaruh terhadap tax avoidance.

Dewinta dan Setiawan (2016) meneliti tentang Pengaruh Ukuran

Perusahaan, Umur Perusahaan, Profitabilitas, Leverage dan Pertumbuhan

Penjualan Terhadap Tax Avoidance dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa

ukuran perusahaan, umur perusahaan, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan

berpengaruh positif terhadap tax avoidance. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi

ukuran perusahaan, umur perusahaan, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan

akan menyebabkan meningkatnya tax avoidance. Leverage tidak berpengaruh

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46500/3/BAB II.pdfdari insentif pajak dan pengurang pajak yang lain (Darmadi, 2013). 11 3. Leverage Leverage

8

terhadap tax avoidance. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi leverage tidak akan

berpengaruh terhadap meningkatnya tax avoidance.

Muzakki dan Darsono (2015) meneliti tentang Pengaruh Corporate Social

Responsibility dan Capital Intensity Terhadap Penghindaran Pajak (Studi

Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia

Tahun 2011 – 2013) dengan hasil penelitian bahwa variabel CSR dan capital

intensity berpengaruh negatif signifikan terhadap penghindaran pajak.

Anindyka et al. (2018) meneliti tentang Pengaruh Leverage (DAR), Capital

Intensity, dan Inventory Intensity Terhadap Tax Avoidance (Studi Pada

Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI)Tahun 2011 –

2015) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa leverage (DAR), capital

intensity dan inventory intensity secara simultan berpengaruh signifikansi terhadap

tax avoidance. Secara parsial, leverage tidak berpengaruh terhadap tax avoidance,

capital intensity berpengaruh positif terhadap tax avoidance, dan inventory

intensity berpengaruh negatif terhadap tax avoidance.

B. Teori dan Kajian Pustaka

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Agency Theory atau teori keagenan ini ada dikarenakan konflik kepentingan

antara prinsipal dan agen. Teori ini menjelaskan hubungan antara prinsipal

(pemegang saham) dan agen (manajemen perusahaan). Prinsipal menyediakan

segala macam kebutuhan operasi organisasi atau perusahaan dalam hal fasilitas

dan dana dengan kata lain prinsipal tidak terlibat langsung dalam hal aktivitas

operasi perusahaan. Pihak agen bertanggung jawab untuk tugas dalam hal

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46500/3/BAB II.pdfdari insentif pajak dan pengurang pajak yang lain (Darmadi, 2013). 11 3. Leverage Leverage

9

mengelola segala kegiatan operasi di dalam perusahaan dan sumber daya yang ada

di perusahaan. Prinsipal sebagai sosok yang telah memberikan fasilitas dan dana

berharap kepada manajemen untuk dapat bertindak dan mengambil kebijakan

sesuai dengan kepentingan prinsipal, namun pada kenyataannya agen selalu

bertindak dan mengambil kebijakan sesuai dengan kepentingan manajemen.

Teori ini menimbulkan perbedaan kepentingan yang terjadi antara prinsipal

dan agen. Prinsipal menginginkan kondisi perusahaan yang sebenarnya dan

pembagian laba yang besar, sedangan agen menginginkan bonus yang besar dari

prinsipal karena telah bekerja dengan baik. Kondisi ini menimbulkan keadaan

yang sebenarnya dengan keadaan yang diinginkan tidak sesuai. Hal ini dapat

dibuktikan dengan adanya perbedaan antara pelaporan laba komersil dan laba

fiskal. Perbedaan pelaporan tersebut dapat menimbulkan konflik kepentingan bagi

agen dalam melaporkan terkait aktifitas atau kegiatan perusahaan. Dalam rangka

mendapatkan kompensasi atau bonus yang tinggi agen akan melaporkan laba yang

lebih tinggi di dalam laporan keuangan komersil.

Perencanaan pajak didalam teori ini membenarkan perilaku agen atau

manajemen dalam memanipulasi laba atau penempatan sumber daya yang belum

sesuai. Aktivitas perencanaan pajak dapat dilakukan dengan cara tax avoidance.

Aktivitas ini (tax avoidance) dapat memberi kesempatan bagi agen dalam

melakukan aktivitas yang dirancang untuk menutupi berita buruk yang

meyesatkan prinsipal atau dapat digunakan untuk menutupi aktivitas agen yang

kurang transparan terhadap prinsipal (Astuti dan Aryani, 2016).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46500/3/BAB II.pdfdari insentif pajak dan pengurang pajak yang lain (Darmadi, 2013). 11 3. Leverage Leverage

10

2. Return On Assets

Return On Assets merupakan salah satu rasio dari profitabilitas yang dapat

digunakan untuk membandingkan laba bersih dengan total aset pada akhir

periode. Return On Assets digunakan sebagai indikator kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba, atau dapat dikatakan Return On Assets digunakan untuk

menilai keuntungan (laba) yang diperoleh perusahaan terkait dengan sumber daya

dibanding dengan total aset. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung

besarnya Return On Assets adalah sebagai berikut :

𝑅𝑂𝐴 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡

Return On Assets digunakan karena dapat memberikan pengukuran yang

memadai atas keseluruhan efektifitas perusahaan dan dapat memperhitungkan

profitabilitas. Semakin tinggi nilai Return On Assets maka, semakin bagus

performa suatu perusahaan, begitu pula sebaliknya semakin rendah nilai Return

On Assets semakin dinilai kurang baik performa suatu performa perusahaan

(Kurniasih dan Sari, 2013). Semakin efisien perusahaan maka tingkat

profitabilitas perusahaan akan berpengaruh negatif dengan tarif pajak efektif,

sehingga perusahaan akan membayar pajak lebih sedikit dikarenakan tarif pajak

efektif yang rendah menurut (Dharmawan dan Sukarta, 2014).

Perusahaan dengan pendapatan tinggi dan tingkat efisiensi tinggi akan

cenderung untuk menghadapi beban pajak yang rendah. Hal itu dikarenakan

perusahaan dengan pendapatan tinggi dapat memanfaatkan adanya keuntungan

dari insentif pajak dan pengurang pajak yang lain (Darmadi, 2013).

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46500/3/BAB II.pdfdari insentif pajak dan pengurang pajak yang lain (Darmadi, 2013). 11 3. Leverage Leverage

11

3. Leverage

Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya modal

yang didapatkan dari eksternal melalui utang yang digunakan untuk mendanai

kegiatan operasional perusahaan (Adisamartha dan Noviari, 2015). Leverage juga

menandakan bahwa seberapa besar aset yang dimiliki perusahaan yang berasal

dari pinjaman atau utang perusahaan. Utang yang dimaksud disini adalah utang

dalam jangka panjang. Modal ekternal atau utang yang didapatkan, akan

menambah pos beban bunga pada laporan laba rugi. Semakin banyak perusahaan

melakukan utang kepada kreditur dalam mendanai kegiatan operasionalnya, maka

semakin tinggi pula beban bunga yang akan dibayarkan perusahaan kepada

kreditur.

Secara jangka panjang beban bunga akan mengurangi beban pajak yang ada.

Apabila nilai rasio leverage ini tinggi, maka dapat diartikan bahwa perusahaan

banyak mendanai kegiatan operasionalnya dari utang pihak ketiga dan

mengakibatkan tingginya beban bunga akibat dari utang tersebut. Menurut

Adisamartha dan Noviari (2015) tingkat leverage dapat digunakan perusahaan

untuk mengurangi laba yang nantinya akan berpengaruh pada beban pajak yang

berkurang. Nilai ETR akan semakin rendah apabila nilai utang perusahaan

tersebut tinggi.

Perusahaan dengan jumlah utang yang tinggi akan memiliki tarif pajak yang

efektif, hal ini berarti bahwa dengan utang yang tinggi perusahaan akan cenderung

untuk tidak melakukan tindakan penghindaran pajak atau Tax Avoidance. Debt to

Total Asset Ratio (DAR) merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46500/3/BAB II.pdfdari insentif pajak dan pengurang pajak yang lain (Darmadi, 2013). 11 3. Leverage Leverage

12

mengukur seberapa besar jumlah aset perusahaan yang dibiayai melalui utang.

Penelitian kali ini akan menggunakan Debt to Total Asset Ratio (DAR) sebagai

rumus untuk menghitung rasio leverage :

𝐷𝐸𝑅 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

4. Capital Intensity

Capital Intensity atau intensitas aset tetap dapat didefinisikan sebagai

seberapa besar perusahaan menginvestasikan aset tetapnya. Aset tetap memiliki

dampak yang dapat mengurangi penghasilan perusahaan dimana hal itu dapat

terjadi dikarenakan aset tetap mengalami penyusutan atau depresiasi yang

nantinya akan menjadi biaya bagi perusahaan (Dwilopa, 2016). Biaya yang dapat

dikurangkan dari penghasilan dalam menghitung pajak.

Rasio ini dapat digunakan untuk menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan

dalam menggunakan aktiva untuk menghasilkan penjualan. Perusahaan dengan

aktiva tetap yang tinggi akan memiliki jumlah beban pajak yang rendah

dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki jumlah aktiva yang rendah

(Ardyansah, 2014). Hal itu dapat terjadi karena sebagian besar aset tetap

mengalami penyusutan dan biaya penyusutan akan masuk di pos beban yang

kemudian akan mengurangi laba dan hal tersebut dapat mengindikasikan bahwa

nantinya jumlah pajak yang akan dibayarkan menjadi sedikit, serta perusahaan

dengan aktiva tetap yang tinggi cenderung melakukan perencanaan pajak.

Intensitas aset tetap merupakan jumlah aset tetap yang dimiliki perusahaan

dibandingkan dengan total aset perusahaan (Muzakki dan Darsono, 2015).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46500/3/BAB II.pdfdari insentif pajak dan pengurang pajak yang lain (Darmadi, 2013). 11 3. Leverage Leverage

13

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung besarnya intensitas aset tetap

adalah sebagai berikut :

𝐶𝐴𝑃 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡

5. Inventory Intensity

Dalam PSAK 14 dijelaskan bahwa persediaan adalah aktiva yang tersedia

untuk dijual dalam kegiatan usaha normal; dalam proses produksi atau dalam

perjalanan; atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk

digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Inventory Intensity atau

intensitas persediaan dapat didefinisikan sebagai seberapa besar perusahaan dalam

menginvestasikan kekayaan perusahaan pada persediannya. Perusahaan dengan

persediaan yang besar akan memiliki biaya yang besar untuk mengatur

persediaannya. Menurut PSAK 14 biaya yang timbul akibat investasi persediaan

di dalam perusahaan harus dikeluarkan dari pos biaya persediaan untuk

selanjutnya diakui sebagai biaya dalam periode terjadinya biaya atas pemeliharaan

persediaan.

Tingkat persediaan yang tinggi secara tidak langsung akan dapat mengurangi

beban pajak yang akan dibayarkan perusahaan. Hal itu disebabkan oleh beban –

beban yang timbul akibat indikasi besarnya persediaan yang nantinya akan

menyebabkan berkurangnya laba bersih perusahaan dan akan mengurangi jumlah

pajak yang akan dibayarkan perusahaan (Putri dan Lautania, 2016).

Inventory Intensity atau intensitas persediaan ini menunjukkan seberapa

efektif dan efisien perusahaan dalam mengatur investasi persediaan yang dimana

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46500/3/BAB II.pdfdari insentif pajak dan pengurang pajak yang lain (Darmadi, 2013). 11 3. Leverage Leverage

14

hal tersebut dapat dilakukan dengan melihat berapa kali persediaan diputar selama

satu periode dalam penelitian Darmadi (2013) rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut :

𝐼𝑁𝑉 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡

6. Tax Avoidance

Tax Avoidance adalah sebuah cara atau pengaturan yang digunakan untuk

meminimalkan beban pajak dengan mempertimbangkan konsekuensi pajak yang

ditimbulkan. Wajib pajak dapat melakukan tax avoidance dengan cara

mengurangi, menghindari, meminimumkan atau meringankan beban pajak sesuai

dengan undang – undang perpajakan (Kurniasih dan Sari, 2013). Dengan kata lain

tax avoidance ini memanfaatkan kelemahan - kelemahan atau grey area didalam

undang – undang perpajakan, apabila sudah dilakukan sesuai dengan undang –

undang perpajakan maka tax avoidance dapat dikatakan sebagai aktivitas yang

legal dan dapat diterima. Menurut Tandean dan Winnie (2016) Komite urusan

fiskal organisasi untuk kerjasama ekonomi dan pembangunan (OECD)

menyatakan bahwa ada beberapa karateristik dalam penghindaran pajak, yaitu :

a. Banyak peraturan yang mengabaikan faktor pajak

b. Mengambil keuntungan dari celah peraturan hukum untuk kepentingan

pribadi tetapi tidak diinginkan oleh regulator

c. Konsultan pajak menunjukkan cara bagaimana untuk menghindari pajak dan

meminta wajib pajak untuk merahasiakannya

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46500/3/BAB II.pdfdari insentif pajak dan pengurang pajak yang lain (Darmadi, 2013). 11 3. Leverage Leverage

15

Pada dasarnya perencanaan pajak merupakan proses merekayasa usaha dan

transaksi wajib pajak, supaya utang pajak masih berada didalam jumlah minimal

dan masih berada didalam wilayah peraturan perpajakan.

Adapun rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

𝐸𝑇𝑅 = 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

C. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Return On Assets Terhadap Tax Avoidance

Return On Assets merupakan salah satu rasio dari profitabilitas yang dapat

digunakan untuk membandingkan laba bersih dengan total aset pada akhir

periode. Return On Assets digunakan karena dapat memberikan pengukuran yang

memadai atas keseluruhan efektifitas perusahaan dan dapat memperhitungkan

profitabilitas. Bedasarkan beberapa peneliti terdahulu, penelitian yang dilakukan

oleh Damayanti dan Susanto (2015) yang meneliti tentang Pengaruh Komite

Audit, Kualitas Audit, Kepemilikan Institusional, Risiko Perusahaan Dan Return

On Assets Terhadap Tax Avoidance dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa

risiko perusahaan dan return on assets berpengaruh terhadap tax avoidance.

Sedangkan komite audit, kualitas audit dan kepemilikan institusional tidak

berpengaruh terhadap tax avoidance. Dewinta dan Setiawan (2016) yang meneliti

tentang Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Profitabilitas,

Leverage dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Tax Avoidance dengan hasil

penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, umur perusahaan,

profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap tax

avoidance. Putri dan Putra (2017) yang meneliti tentang Pengaruh Leverage,

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46500/3/BAB II.pdfdari insentif pajak dan pengurang pajak yang lain (Darmadi, 2013). 11 3. Leverage Leverage

16

Profitability, Ukuran Perusahaan Dan Proporsi Kepemilikan Institusional

Terhadap Tax Avoidance dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa

bahwa leverage dan profitability memiliki pengaruh negatif dan signifikan

terhadap tax avoidance karena perusahaan-perusahaan manufaktur sub sektor

konsumsi merupakan perusahaan yang operasionalnya banyak dibiayai oleh

hutang. Ukuran perusahaan dan proporsi kepemilikan berpengaruh positif dan

signifikan.

H1 : Return On Assets berpengaruh terhadap tax avoidance

2. Pengaruh Leverage Terhadap Tax Avoidance

Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah pinjaman

dan jumlah ekuitas perusahaan. Pinjaman merupakan salah satu sumber

pendanaan bagi perusahaan, oleh karena itu banyak perusahaan memilih untuk

mendanai kegiatan operasionalnya melalui pinjaman atau utang dengan tujuan

untuk menabah beban bunga perusahaan. Semakin tinggi beban bunga perusahaan

semakin kecil pajak yang harus dibayarkan. Bedasarkan penelitian Rachmithasari

(2015) yang meneliti tentang Pengaruh Return On Assets, Leverage, Corporate

Governance, Ukuran Perusahaan Dan Kompensasi Rugi Fiscal Pada Tax

Avoidance dengan hasil leverage berpengaruh positif terhadap tax avoidance.

Swingly dan Sukartha (2015) yang meneliti tentang Pengaruh Karakter Eksekutif,

Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage Dan Sales Growth Pada Tax

Avoidance dengan hasil penelitian bahwa karakter eksekutif dan ukuran

perusahaan berpengaruh positif pada tax avoidance, sedangkan leverage

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46500/3/BAB II.pdfdari insentif pajak dan pengurang pajak yang lain (Darmadi, 2013). 11 3. Leverage Leverage

17

berpengaruh negatif pada tax avoidance. Variabel komite audit dan sales growth

tidak berpengaruh pada tax avoidance

H2 : Leverage berpengaruh terhadap tax avoidance

3. Pengaruh Capital Intensty Terhadap Tax Avoidance

Capital Intensity atau intensitas aset tetap dapat didefinisikan sebagai

seberapa besar perusahaan menginvestasikan aset tetapnya. Intensitas aset tetap

merupakan jumlah aset tetap yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan total

aset perusahaan (Muzakki dan Darsono, 2015). Rasio ini dapat digunakan untuk

menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan dalam menggunakan aktiva untuk

menghasilkan penjualan. Bedasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Muzakki dan Darsono (2015) dan Anindyka et al. (2018) capital intensity secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Namun secara parsial

hasil penelitian menunjukkan hasil yang berbeda. Penelitian yang dilakukan

Muzakki dan Darsono (2015) capital intensity berpengaruh negatif terhadap tax

avoidance. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Anindyka et al. (2018)

capital intensity berpengaruh positif terhadap tax avoidance.

H3 : Capital intensity berpengaruh terhadap tax avoidance

4. Pengaruh Inventory Intensity Terhadap Tax Avoidance

Intensitas persediaan yang besar akan menmbah beban pemeliharaan

persediaan, oleh sebab itu intensitas persediaan dapat diindikasi untuk mengurangi

beban pajak yang akan dibayarkan. Beban – beban yang timbul akibat indikasi

besarnya persediaan akan menyebabkan berkurangnya laba bersih perusahaan dan

akan mengurangi jumlah pajak yang akan dibayarkan perusahaan. Hasil penelitian

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46500/3/BAB II.pdfdari insentif pajak dan pengurang pajak yang lain (Darmadi, 2013). 11 3. Leverage Leverage

18

yang dilakukan oleh Anindyka et al. (2018) inventory intensity secara simultan

berpengaruh signifikansi terhadap tax avoidance.

H4 : Inventory Intensity berpengaruh terhadap tax avoidance

D. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Return On Assets

(X1)

Leverage

(X2)

Capital Intensity

(X3)

Inventory

Intensity

(X4)

Tax Avoidance

(Y)