BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar...

27
1 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar (Termoregulasi) 1. Konsep Kebutuhan Dasar Termoregulasi adalah suatu pengatur fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstan. Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologis dan perilaku. Agar suhu tubuh tetap konstan dan berada dalam batasan normal, hubungan antara produksi panas dan pengeluaran panas harus dipertahankan. Hubungan regulasi melalui mekanisme kontrol suhu untuk meningkatkan regulasi suhu. Kebutuhan dasar manusia menurut Virginia Henderson Manusia mengalami perkembangan yang dimulai dari proses tumbuh- kembang dalam rentang kehidupan (life span). Dalam melakukan aktivitas sehari-hari, individu memulainya dengan bergantung pada orang lain dan belajar untuk mandiri melalui sebuah proses yang disebut pendewasaan. Proses tersebut dipengaruhi oleh pola asuh, lingkungan sekitar, dan status kesehatan individu. Virginia Henderson dalam Potter dan Perry (1997) membagi kebutuhan dasar manusia ke dalam 14 komponen sebagai berikut: a. Bernafas secara normal b. Makan dan minum yang cukup c. Eliminasi (buang air besar dan kecil) d. Bergerak dan mempertahankan postur yang diinginkan e. Tidur dan istirahat f. Memilih pakaian yang tepat g. Mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran yang normal dengan menyesuaikan pakaian yang digunakan dan memodifikasi lingkungan h. Menjaga kebersihan diri dan penampilan

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/302/3/BAB II.pdf · A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar (Termoregulasi) 1. Konsep Kebutuhan

1

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar (Termoregulasi)

1. Konsep Kebutuhan Dasar

Termoregulasi adalah suatu pengatur fisiologis tubuh manusia

mengenai keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga

suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstan. Keseimbangan suhu tubuh

diregulasi oleh mekanisme fisiologis dan perilaku. Agar suhu tubuh tetap

konstan dan berada dalam batasan normal, hubungan antara produksi

panas dan pengeluaran panas harus dipertahankan. Hubungan regulasi

melalui mekanisme kontrol suhu untuk meningkatkan regulasi suhu.

Kebutuhan dasar manusia menurut Virginia Henderson

Manusia mengalami perkembangan yang dimulai dari proses tumbuh-

kembang dalam rentang kehidupan (life span). Dalam melakukan aktivitas

sehari-hari, individu memulainya dengan bergantung pada orang lain dan

belajar untuk mandiri melalui sebuah proses yang disebut pendewasaan.

Proses tersebut dipengaruhi oleh pola asuh, lingkungan sekitar, dan status

kesehatan individu.

Virginia Henderson dalam Potter dan Perry (1997) membagi

kebutuhan dasar manusia ke dalam 14 komponen sebagai berikut:

a. Bernafas secara normal

b. Makan dan minum yang cukup

c. Eliminasi (buang air besar dan kecil)

d. Bergerak dan mempertahankan postur yang diinginkan

e. Tidur dan istirahat

f. Memilih pakaian yang tepat

g. Mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran yang normal dengan

menyesuaikan pakaian yang digunakan dan memodifikasi lingkungan

h. Menjaga kebersihan diri dan penampilan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/302/3/BAB II.pdf · A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar (Termoregulasi) 1. Konsep Kebutuhan

2

i. Menghindari bahaya dari lingkungan dan menghindari membahayakan

orang lain

j. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan emosi,

kebutuhan, kekhawatiran, dan opini

k. Beribadah sesuai agama dan kepercayaan

l. Bekerja sedemikian rupa sebagai modal untuk membiayai kebutuhan

hidup

m. Bermain atau berpatisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi

n. Belajar menemukan atau memuaskan rasa ingin tahu yang mengarah

pada perkembangan yang normal, kesehatan, dan penggunaan fasilitas

kesehatan yang tersedia (Mubarok, 2015).

2. Konsep Dasar Suhu Tubuh

a. Definisi termoregulasi

Termogulasi adalah suatu pengatur fisiologis tubuh manusia

mengenai keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas

sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstan.

Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologis dan

perilaku. Agar suhu tubuh tetap konstan dan berada dalam batasan

normal, hubungan antara produksi panas dan pengeluaran panas harus

dipertahankan. Hubungan regulasi melalui mekanisme kontrol suhu

untuk meningkatkan regulasi suhu. Hipotalamus yang terletak antara

hemisfer serebral, mengontrol suhu tubuh sebagaimana kerja termostat

dalam rumah. Hipotalamus merasakan perubahan ringan pada suhu

tubuh. Hipotalamus anterior mengontrol pengeluaran panas, dan

hipotalamus posterior mengontrol produksi panas.

Suhu adalah pernyataan tentang perbandingan (derajat) panas

suatu zat. Dapat pula dikatakan sebagai ukuran panas/dinginnya suatu

benda. Temperatur adalah suatu subtansi panas atau dingin. Sementara

dalam bidang termodinamika suhu adalah suatu ukuran

kecenderungan bentuk atau sistem untuk melepaskan tenaga secara

spontan. Suhu inti (core temperature), yaitu suhu yang terdapat pada

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/302/3/BAB II.pdf · A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar (Termoregulasi) 1. Konsep Kebutuhan

3

jaringan dalam, seperti kranial, toraks, rongga abdomen, dan rongga

pelvis. Suhu ini biasanya dipertahankan relative konstan sekitar 37°C

1 °F kecuali seseorang yang mengalami demam. Suhu normal rata –

rata secara umum adalah 98,0 – 98,6 °F atau 0,6 °F lebih tinggi bila

diukur per rektal.

b. Patofisiologi gangguan thermoregulasi

Sinyal suhu yang dibawa oleh reseptor pada kulit akan diteruskan

kedalam otak melalui traktus (jaras) spinotalamikus (mekanismenya

hampir sama dengan sensasi nyeri). Ketika sinyal suhu sampai tingkat

medulla spinalis, sinyal akan menjalar dalam kratus lissauer beberapa

segmen diatas atau dibawah,selanjutnya akan berakhir terutama pada

lamina I,II, dan III radiks dorsalis. Setelah mengalami percabangan

melalui satu atau lebih neuron dalam medulla spinalis, sinyal suhu

selanjutnya akan dijalarkan ke serabut termal asenden yang menyilang

ke traktus sensorik anterolateral sisi berlawanan,dan akan berakhir di

tingkat retikular batang dan kompleks ventrobasal talamus. Beberapa

sinyal suhu tubuh pada kompleks ventrobasal akan diteruskan ke

korteks somatosensorik.

Tempat pengukuran suhu inti yang paling efektif yaitu rektum,

membran timpani, esofagus, arteri pulmonal, kandung kemih, rektal.

Suhu permukaan (surface temperature).yaitu suhu tubuh yang

terdapat pada kulit, jaringan subcutan, dan lemak. Suhu ini biasanya

dapat berfluktuasi sebesar 40-20°C. Suhu tubuh adalah perbedaan

antara jumblah panas yang dihasilkan tubuh dengan jumlah panas

yang hilang ke lingkungan luar. Panas yang dihasilkan-panas yang

hilang = suhu tubuh

Mekanisme kontrol suhu pada manusia menjaga suhu inti ( suhu

jaringan dalam ) tetap konstan pada kondisi lingkungan dan aktivitas

fisik yang ekstrem ( gambar 32-1 ). Namun, suhu permukaan berubah

suatu aliran darah ke kuliat dan jumlah panas yang hilang ke

lingkungan luar. karena perubahan tersebut, suhu normal pada

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/302/3/BAB II.pdf · A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar (Termoregulasi) 1. Konsep Kebutuhan

4

manusia berkisar dari 36 – 38°C (98,8 – 100,4°F). Pada rentang ini

jaringan dan sel tubuh akan berfungsi secara optimal. (poter & perry).

Suhu normal ini dipertahankan dengan imbangan yang tepat

antara panas yang dihasilkan dengan panas yang hilang dan hal ini

dikendalikan oleh pusat pengaturan panas didalam hipotalamus. Suhu

tubuh diatur oleh hipotalamus yang terletak diantara dua hemisfer

otak. Fungsi hipotalamus adalah seperti termostat. Suhu yang nyaman

merupakan merupakan „set-point‟ untuk operasi sistem pemanas.

Penurunan suhu lingkungan akan mengaktifkan pemanas tersebut.

Hipotalamus mendeteksi perubahan kecil pada suhu tubuh.

Hipotalamus anterior mengatur kehilangan panas, sedangkan

hipotalamus posterior mengatur produksi panas. Jika sel saraf di

hipotalamus anterior menjadi panas diluar batas titik pengaturan (set

point), maka implus dikirimkan kehilangan panas adalah keringat,

vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah, dan hambatan produksi

panas. Tubuh akan mendistribusikan darah ke pembuluh darah

permukaan untuk menghilangkan panas.

Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah hipotalamus,

hipotalamus ini dikenal sebagai termostat yang berada di bawah otak.

Terdapat dua hipotalamus, yaitu hipotalamus anterior yang berfungsi

mengatur pembuangan panas dan hipotalamus posterior yang

berfungsi mengatur upaya penyimpanan panas. Saraf- saraf yang

terdapat pada bagian preoptik hipotalamus anterior dan hipotalamus

posterior memperoleh dua sinyal yaitu :

a. Berasal dari saraf perifer yang menghatarkan sinyal dari reseptor

panas/dingin.

b. Berasal dari suhu darah yang mempengaruhi bagian hipotalamus

itu sendiri.

Termostat hipotalamus memiliki semacam titik kontrol yang

disesuaikan untuk mempertahankan suhu tubuh. Jika suhu tubuh turun

sampai dibawah atau naik sampai di titik ini, maka pusat akan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/302/3/BAB II.pdf · A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar (Termoregulasi) 1. Konsep Kebutuhan

5

memulai implus untuk menahan panas atau meningktakan

pengeluaran panas.

c. Pengaturan suhu tubuh

Sistem pengatur suhu tubuh terdiri atas tiga bagian yaitu: reseptor

yang terdapat pada kulit dan bagian tubuh yang lainnya, integrator

didalam hipotalamus, dan efektor sistem yang mengatur produksi

panas dengan kehilangan panas. Reseptor sensori paling banyak

terdapat pada kulit. Kulit mempunyai lebih banyak reseptor untuk

dingin dan hangat dibanding reseptor yang terdapat pada organ tubuh

lain seperti lidah, saluran pernapasan, maupun organ visera lainnya.

Bila kulit menjadi dingin melebihi suhu tubuh, maka ada tiga proses

yang dilakukan untuk meningkatkan suhu tubuh. Ketiga proses

tersebut yaitu mengigil untuk meningkatkan produksi panas,

berkeringat untuk menghalangi kehilangan panas, dan vasokontraksi

untuk menurunkan kehilangan panas. (Asmadi 2009).

Selain reseptor suhu tubuh yang dimiliki kulit, terdapat reseptor

suhu lain yaitu reseptor pada inti tubuh yang merespon terhadap suhu

pada organ tubuh bagian dalam, seperti : visera abdominal, spinal cord,

dan lain-lain. Thermoreseptor di hipotalamus lebih sensitif terhadap

suhu inti ini. Hipotalamus integrator sebagai pusat pengaturan suhu inti

berada di preoptik area hipotalamus. Bila sensitif reseptor panas di

hipotalamus dirasang efektor sistem mengirim sinyal yang

memprakasai pengeluaran keringat dan vasodilatasi perifer. Hal

tersebut dimaksudkan untuk menurunkan suhu, seperti menurunkan

produksi panas dan meningkatkan kehilangan panas. Sinyal dari

sensitif reseptor dingin di hipotalamus memprakarsai efektor untuk

vasokontriksi, menggigil, serta melepaskan epineprin yang

meningkatkan produksi panas. Hal tersebut dimaksudkan untuk

meningkatkan produksi panas dan menurunkan kehilangan panas.

Efektor sytem yang lain adalah sytem saraf somatik. Bila sytem ini

dirangsang, maka seseorang secara sadar membuat penilaian yang

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/302/3/BAB II.pdf · A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar (Termoregulasi) 1. Konsep Kebutuhan

6

cocok, misalnya menambah baju sebagai respon terhadap dingin, atau

mendekati kipas angin bila kepanasan.

d. Faktor – faktor yang mempengaruhi suhu tubuh

1) Usia

Pada bayi dan balita belum terjadi kematangan mekanisme

pengaturan suhu tubuh sehingga dapat terjadi perubahan suhu

tubuh yang drastis terhadap lingkungan. Pastikan mereka

mengenakan pakaian yang cukup dan hindari pajanan terhadap

suhu lingkungan. Seorang bayi baru lahir dapat kehilangan 30%

panas tubuh melalui kepala sehingga ia harus menggunakan tutup

kepala untuk mencegah kehilangan panas. suhu tubuh bayi baru

lahir antara 35,5–37,5°C. Regulasi tubuh baru mencapai kestabilan

saat pubertas. Suhu normal akan terus menurun saat seseorang

semakin tua. Para dewasa tua memiliki kisaran suhu tubuh yang

lebih rendah dibandingkan dewasa muda. Suhu oral senilai 35°C

pada lingkungan dingin cukup umum ditemukan pada dewasa tua.

Namun rata - rata suhu tubuh dari dewasa tua adalah 36°C. Mereka

lebih sensitif terhadap suhu yang ekstrem karena perburukan

mekanisme pengaturan, terutama pengaturan vasomotor

(vasokontriksi dan vasodilatasi) yang buruk, berkurangya aktivitas

kelenjar keringat dan metabolisme yang menurun.

2) Olahraga

Aktivitas otot membutuhkan lebih banyak darah serta

peningkatan pemecahan karbohidrat dan lemak. Berbagai bentuk

olahraga meningkatkan metabolisme dan dapat meningkatkan

produksi panas sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh. Olahraga

berat yang lama seperti lari jarak jauh dapat meningkatkan suhu

tubuh sampai 41 °C.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/302/3/BAB II.pdf · A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar (Termoregulasi) 1. Konsep Kebutuhan

7

3) Kadar hormon

Umumnya wanita mengalami fluktuasi suhu tubuh yang lebih

besar. Hal tersebut dikarenakan adanya variasi hormonal saat

siklus menstruasi. Kadar progesteron naik dan turun sesuai siklus

menstruasi. Saat progesteron rendah, suhu tubuh berada dibawah

suhu dasar yaitu sekitar1/10nya. Suhu ini bertahan sampai terjadi

ovulasi, kadar progesteron yang memasuki sirkulasi akan

meningkat dan menaikan suhu tubuh kesuhu dasar atau kesuhu

yang lebih tinggi. Variasi suhu ini dapat membantu mendeteksi

masa subur seorang wanita. Perubahan suhu tubuh juga terjadi

pada wanita saat menopause. Mereka biasanya mengalami periode

panas tubuh yang intens dan prespirasi selama 30 detik sampai 5

menit. Pada periode ini terjadi peningkatan disebut hot flashes.Hal

ini diakibatkan ketidakstabilan pengaturan vasomotor.

4) Irama sirkadian

Suhu tubuh yang normal berubah 0,5 sampai 1°C selama

periode 24 jam. Suhu terendah berada diantara pukul 1 sampai 4

pagi (gambar 32-2). Pada siang hari suhu tubuh meningkat dan

mencapai maksimum pada pukul 6 sore, lalu menurun kembali

sampai pagi hari. Pola suhu ini tidak mengalami perubahan pada

individu yang bekerja di malam hari dan tidur di siang hari.

Dibutuhkan 1 sampai 3 minggu untuk terjadinya pembalikan

siklus. Secara umum, irima suhu sirkardian tidak berubah seiring

usia.

5) Stres

Stres fisik maupun emosional meningkatkan suhu tubuh

melalui stimulasi hormonal dan saraf. Perubahan fisologis ini

meningkatkan metebolisme, yang akan meningkatkan produksi

panas. Pasien yang gelisah akan memiliki suhu normal yang lebih

tinggi.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/302/3/BAB II.pdf · A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar (Termoregulasi) 1. Konsep Kebutuhan

8

6) Lingkungan

Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh. Tanpa mekanisme

kompensasi yang tepat, suhu tubuh manusia berubah mengikuti

suhu lingkungan. Suhu lingkungan lebih berpengaruh terhadap

anak-anak dan dewasa tua karena mekanisme regulasi suhu mereka

yang kurnag efisien.

7) Penyakit

Penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya kenaikan suhu

tubuh diantaranya adalah :

a) Demam berdarah dengue

Demam dengue /DF dan demam berdarah dengue/DBD

(dengue haemorrhagic fever) adalah penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis

demam,nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai leukopenia,

raum, limfadenopi plsma yang ditandai dengan

hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan

cairan dirongga tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue shock

syndrome) adal demam berdarah dengue yang ditandai oleh

klasifikasi derajat penyakit infeksi virus dengue :

b) Demam tifoid

Merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang

disebabkan oleh salmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh

panas berkepanjangan, ditopang dengan bakterimia tanpa

keterlibatan struktur endothelia atau endokardial dan invasi

bakteri sekaligus multiplikasi kedalam sel fagosit monocular

dari hati, limpa, kelenjar limfe dan peyer’s patch dan dapat

menular pada orang lain melalui makan atau yang

terkontaminasi.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/302/3/BAB II.pdf · A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar (Termoregulasi) 1. Konsep Kebutuhan

9

c) Febris /demam

Demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara

abnormal. Tipe demam demam yang sering dijumpai antara

lain :

1) Demam septik

Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali

pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal

pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan

berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun

ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.

2) Demam remiten

Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah

mencapai suhu badan normal, penyebab suhu yang

mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak

sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.

3) Demam intermiten

Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa

jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam

dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari

terbebas demam dintara dua serangan demam disebut

kuartana.

4) Demam kontinyu

Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu

derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi

sekali disebut hiperpireksia.

5) Demam siklik

Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang

diikuti oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa

hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti

semula.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/302/3/BAB II.pdf · A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar (Termoregulasi) 1. Konsep Kebutuhan

10

Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu

penyakit tertentu misalnya tipe demam intermiten yang

dikaitkan dengan malaria. Seorang pasien dengan demam

mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab

yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan

demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan

suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau

penyakit virus sejenis lainnya.

d) Malaria

Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh

plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan

ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah (Sudoyo aru,

dkk 2009).

Penyebab dari malaria adalah protozoa dari genus plasmodium,

yang selain menginfeksi manusia juga menginfeksi binatang

seperti golongan burung, reptile dan mamalia.

Plasmodium terdiri dari 4 spesies :

1) Plasmodium falciparum menyebabkan malaria tropika

(maliganan malaria)

2) Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertian (bening

malaria)

3) Plasmodium malariae

4) Plasmodium ovale

e. Mekanisme pengeluaran panas

Pengeluaran dan produksi panas terjadi secara simultan. Stuktur

kulit dan paparan terhadap lingkungan secsra konstan, pengeluaran

panas secara normal melalui :

a) Radiasi

Transfer panas dari permukaan suatu objek ke permukaan

objek lainnya tanpa kontak lansung diantara keduanya.panas pada

85 % area luas permukaan tubuh diradiasikan kelingkungan.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/302/3/BAB II.pdf · A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar (Termoregulasi) 1. Konsep Kebutuhan

11

Vasokontriksi perifer meningkatkan aliran darah dari oragan dalam

ke kulit untuk meningkatkan kehilangan panas. vasokontriksi

perifer meminimalisasi kehilangan panas. Radiasi akan meningkat

saat perbedaan suhu antara dua objek semakin besar. Sebaliknya

jika lingkungan lebih panas dibandingkan kulit, tubuh akan

menyerap panas melalui radiasi. Contohnya : melepaskan pakaian

dan selimut.

b) Konduksi

Transfer panas dari dan melalui kontak langsung antara dua

objek. Beda padat, cair, dan gas mengkonduksi panas melalui

kontak. Saat kulit yang hangat menyentuh objek yang lebih dingin,

panas akan hilang. Konduksi hanya berperan untuk sejumlah kecil

kehilangan panas. Contohnya : memberikan kompres es dan

memandikan pasien dengan kain dingin.

c) Konveksi

Transfer panas melalui melalui gerakan udara. Panas konduksi

keudara terlebih dahulu sebelum dibaawa aliran konveksi,

kehilngan panas melalui konveksi sekitar 15%. Contohnya : kipas

angin. Kehilangan panas konvektif meningkat jika kulit yang

lembab terpapar dengan udara yang bergerak.

d) Evaporasi

Transfer energi panas sat cairan berubah menjadi gas. Tubuh

kehilangan panas secara kontinu melalui evaporasi. Sekitar 600 –

900 cc air tiap harinya menguap dari kulit dan paru – paru sehingga

terjadi kehilangan air dan panas. tubuh menambah evaporasi

melalui perspirasi ( berkeringat). Saat suhu tubuh meningka,

hipotalamus anterior menberikan sinyal kepada kelenjar keringat

untuk melepaskan keringat melalui saluran kecil pada permukaan

kulit. Keringat akan mengalami evaporsi, sehingga terjadi

kehilangan panas.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/302/3/BAB II.pdf · A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar (Termoregulasi) 1. Konsep Kebutuhan

12

e) Diaforesis

Perspirasi yang tampak dan umumnya terjadi pada dahi dan

dada bagian atas. Evaporsi yang berlebihan akan menyebabkan

sisik pada kulit dan rasa gatal serta pengeringan nares dan faring.

Suhu tubuh yang menurun akan menghambat sekresi kelenjar

keringat. Kelainan kongenital berupa ketiadaan kelenjar keringat

dapat menyebabkan seseorang tidak dapat bertahan pada suhu

hangat karena tidak mampu mendinginkan tubuhnya.

f. Macam-mancam gangguan termoregulasi

1) Demam

Demam merupakan mekanisme pertahanan yang sangat

penting. Peningkatan system imun tubuh.

Demam juga merupakan bentuk pertarungan akibat infeksi karena

virus menstimulasi interferon (substansi yang bersifat melawan

virus ). Pola demam berbeda bergantung pada pirogen. Peningkatan

dan penurunan jumlah pirogen berakibat puncak demam dan turun

dalam waktu yang berbeda. Pirogen, seperti bakteri atau virus

meningkatkan suhu tubuh. Pirogen bertindak sebagai antigen yang

memicu respons sistem imun.

2) Kelelahan akibat panas

Kelelahan akibat panas karena terjadi bila diaferosis yang

banyak mengakibatkan kehilangan cairan dan eletrolit secara

berlebihan. Disebabkan oleh lingkungan yang terpajan panas. tanda

dan gejala kurang volume cairan adalah hal umum selama

kelelahan akibat panas. tindakan pertama yaitu memindahkan

pasien kelingkungan yang lebih dingin serta memperbaiki

keseimbangan cairan dan elektrolit.

3) Hipertermi

Peningkatan suhu tubuh yang berhubungan dengan

ketidakmampuan tubuh menghilangkan panas ataupun mengurangi

produksi panas tersebut disebut hipertermi. Hipertermi terjadi

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/302/3/BAB II.pdf · A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar (Termoregulasi) 1. Konsep Kebutuhan

13

karena adanya beban yang berlebihan pada mekanisme pengaturan

suhu tubuh. Setiap penyakit atau trauma pada hipotalamus dapat

mempengaruhi mekanisme panas. Hipertermi malginan adalah

kondisi bawaan yang tidak dapat mengontrol produksi panas, yang

terjadi ketika orang yang rentang mengunakan obat-obatan

anastetik tertentu.

4) Heatstroke

Panas akan menekan fungsi hipotalamus. Pajanan yang lama

terhadap matahari atau lingkungan panas akan membebani

mekanisme kehilangan, panas pada tubuh kondisi ini

mengakibatkan heatstroke yaitu kegawatan berbahaya dengan

mortalitas yang tinggi. Pasien yang berisiko adalah anak-anak,

lansia, pederita penyakit kardiovaskular, hipotiroid, diabetes atau

alkoholisme. Resiko ini juga terdapat pada individu yang

mengkonsumsi obat-obatan yang dapat mengurangi kemampuan

tubuh untuk membuang panas. (fenotiazin, antikolinergik, deuretik,

amfetamin, dan antagonis beta-adrenergik), serta pasien yang

berolahraga atau bekerja keras (atlet, pekerja bangunan, dan

petani).

Tanda dan gejala heatstroke adalah rasa bingung, haus yang

sangat, mual, kram otot, gangguan penglihatan dan bahkan

inkontinensia. Tanda yang paling penting adalah kulit yang panas

dan kering.

5) Hipotermi

Pengeluaran panas yang hilang saat paparan lama terhadap

lingkungan dingin akan melebihi kemampuan tubuh untuk

menghasilkan panas, sehingga terjadi hipotermi. Hipotermi

dikelompokan oleh pengukuran suhu inti.

g. Penatalaksanaan gangguan termogulasi

Pada dasarnya menurunkan demam dapat dilakukan secara fisik, obat-

obatan maupun kombinasi keduanya.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/302/3/BAB II.pdf · A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar (Termoregulasi) 1. Konsep Kebutuhan

14

a. Secara fisik

1) Anak demam ditempatkan dalam ruangan bersuhu normal

2) Pakaian anak diusahakan tidak tebal

3) Memberikan minuman yang banyak karena kebutuhan air

meningkat

4) Memberikan kompres

b. Obat-obatan

Pemberian obat antipiretik merupakan pilihan pertama dalam

menurunkan demam. Obat-obat anti inflamasi, analgetik dan

antipiretik terdiri dari golongan yang bermacam-macam dan sering

berbeda dalam susunan kimianya tetapi mempunyai kesamaan dalam

efek pengobatannya.Tujuannya menurunkan set point hipotalamus

melalui pencegahan pembentukan prostaglandin dengan jalan

menghambat enzim cyclooxygenase. Asetaminofen merupakan

derivate para-aminofenol yang bekerja menekan pembentukan

prostaglandin yang disintesis dalam susunan saraf pusat. Dosis

terapeutik antara 10-15 mg/kgBB/kali tiap 4 jam maksimal 5 kali

sehari. Dosis maksimal 90 mg/kgBB/hari. Turunan asam propionat

seperti ibuprofen juga analgetik dan antiinflamasi. Dosis terapeutik

yaitu 5-10 mg/kgBB/kali tiap 6 sampai 8 jam. Metamizole (antalgin)

bekerja menekan pembentukkan prostaglandin. Mempunyai efek

antipiretik, analgetik dan antiinflamasi. Dosis terapeutik

10mg/kgBB/kali tiap 6-8 jam dan tidak dianjurkan untuk anak kurang

dari 6 bulan. Pemberiannya secara per oral, intramuskular atau

intravena. Asam mefenamat suatu obat golongan fenamat. Khasiat

analgetiknya lebih kuat dibandingkan sebagai antipiretik. Dosis

pemberiannya 20 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis. Pemberiannya secara

per oral dan tidak boleh diberikan anak usia kurang dari 6 bulan.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/302/3/BAB II.pdf · A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar (Termoregulasi) 1. Konsep Kebutuhan

15

B. Tinjauan Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah tahap awal dari proses keperawatan

dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari

berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status

kesehatan klien (Budiono, 2015).

Kegiatan pengkajian yang dilakukan oleh seorang perawat dalam

pengumpulan data dasar, yaitu mengkaji identitas atau biodata klien.

Pengumpulan data merupakan suatu kegiatan untuk menghimpun

informasi tentang status kesehatan klien. Status kesehatan klien yang

normal maupun yang senjang hendaknya dapat dikumpulkan. Hal ini

dimasuksudkan untuk mengidentifikasi pola fungsi kesehatan klien, baik

yang efektif optimal maupun yang bermasalah.

Teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan ada 3, yaitu :

a. Anamnesis yaitu suatu proses tanya jawab atau komunikasi untuk

mengajak klien dan keluarga bertukar pikiran dan perasaan, mencakup

ketrampilan secara verbal dan nonverbal, empati dan rasa kepedulian

yang tinggi.

b. Observasi yaitu pengamatan perilaku dan keadaan klien untuk

memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien.

c. Pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan menggunakan metode atau

teknik PE (Physical Examination) yang terdiri atas :

1) Inspeksi, yaitu suatu teknik yang dapat dilakukan dengan proses

observasi yang dilaksanakan secara sistematik.

2) Palpasi, yaitu suatu teknik yang dapat dilakukan dengan

menggunakan indra peraba.

3) Perkusi adalah pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan

mengetuk, dengan tujuan untuk membandingkan kiri-kanan

pada setiap daerah permukaan tubuh dengan menghasilkan

suara.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/302/3/BAB II.pdf · A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar (Termoregulasi) 1. Konsep Kebutuhan

16

4) Auskultasi merupakan pemeriksaan yang dapat dilakukan

dengan mendengar suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan

menggunakan stetoskop.

2. Diagnosa keperawatan

Selanjutnya, pengertian lain menyebutkan bahwa diagnosa

keperawatan merupakan penilaian klinis tenteng respons individu,

keluarga, ataupun potensial sebagai dasar pemilihan intervensi

keperawatan untuk mencapai hasil tempat perawat bertanggung jawab.

Tujuan penggunaan diagnosa keperawatan adalah sebagai berikut :

Memberikan bahasa yang umum Diagnosa keperawatan adalah pernyataan

yang jelas mengenai status kesehatan atau masalah aktual atau resiko

dalam rangka mengidentifikasi dan menentukan intervensi keperawatan

untuk mengurangi, menghilangkan atau mencegah masalah kesehatan

klien yang ada pada tanggung jawabnya (Carpenito dalam Tarwoto, 2010).

a. bagi perawat sehingga dapat terbentuk jalinan informasi dalam

persamaan persepsi.

b. Meningkatkan identifikasi tujuan yang tepat sehingga pemilihan

intervensi lebih akurat dan menjadi pedoman dalam melakukan

evaluasi.

c. Menciptakan standar paratik keperawatan.

d. Memberikan dasar peningkatan kualitas pelayanan keperawatan.

Berdasarkan patofisilogis penyakit dan manifestasi klinik yang

muncul maka dignosa keperawatan yang sering muncul pada pasien

kejang demam adalah :

1) Hipertermi

Definisi : suhu tubuh meningkat diatas rentang normal tubuh.

a) Penyebab :

1. Dehidrasi

2. Terpapar lingkungan panas

3. Proses penyakit (mis. Infeksi, Kanker)

4. Ketidaksesuaian pakaian suhu lingkungan

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/302/3/BAB II.pdf · A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar (Termoregulasi) 1. Konsep Kebutuhan

17

5. Peningkatan laju metabolisme

6. Respon trauma

7. Aktivitas berlebihan

8. Penggunaan inkubator

b) Tanda dan gejala mayor hipertermi

1. Subjektif

(tidak tersedia)

2. Objektif

Suhu tubuh diatas nilai normal

c) Tanda dan gejala minor hipertermi

1) Subjektif

(tidak tersedia)

2) Objektif

a. Kulit merah

b. Kejang

c. Takikardi

d. Takipneu

e. Kulit terasa hangat

2) Termoregulasi tidak efektif

Definisi : mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal

a) Penyebab :

1) Stumulasi pusat termoregulasi hipotalamus

2) Fluktuasi suhu lingkungan

3) Proses penyakit

4) Proses penuaan

5) Dehidrasi

6) Ketidaksesuaian pakaian suhu lingkungan

7) Peningkatan kebutuhan oksigen

8) Perubahan laju metabolisme

9) Suhu lingkungan ekstrem

10) Ketidakadekuatan suplai lemak subkutan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/302/3/BAB II.pdf · A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar (Termoregulasi) 1. Konsep Kebutuhan

18

11) Berat badan ekstrem

12) Efek agen farmakologis

b) Tanda dan gejala mayor termoregulasi tidak efektif

1) Objektif

(tidak tersedia)

2) Subjektif

a) Kulit dingin

b) Menggigil

c) Suhu tubuh fluktuatif

c) Tanda dan gejala minor termogulasi tidak efektif

1) Objektif

(Tidak tersedia)

2) Subjektif

a) Piloereksi

b) Pengisian kapiler >3 detik

c) Tekanan darah meningkat

d) Pucat

e) Frekuensi napas meningkat

f) Takikardi

g) Kejang

h) Kulit kemerahan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/302/3/BAB II.pdf · A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar (Termoregulasi) 1. Konsep Kebutuhan

19

3. Rencana Keperawatan

Perencanaan adalah pengembangan strategi desain untuk mencegah,

mengurangi, dan mengatasi masalah-masalah yang telah diidentifikasi

dalam diagnosis keperawatan. Desain perencanaan menggambarkan sejauh

mana seorang tenaga kesehatan mampu menetapakan cara menyelesaikan

masalah dengan efektif dan efisien.

Pada tahap perencanaan, ada empat hal yang harus diperhatikan :

a. Menentukan prioritas masalah.

b. Menentukan tujuan.

c. Menentukan kriteria hasil.

d. Merumuskan intervensi dan aktivitas perawatan

Tabel 2.1 Rencana tindakan keperawatan dengan hipertermi pada anak kejang

demam menurut buku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)

Diagnosa

Intervensi Utama

Intervensi Pendukung

Hipertermia

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan diharapkan

hipertermi dapat teratasi

dengan kriteria hasil :

a. Suhu tubuh dalam

rentang normal

b. Nadi dan RR dalam

rentang normal

c. Tidak ada perubahan

warna kulit dan tidak ada

pusing

Manajemen hipertermia

Definisi : mengidentifikasi

dan mengelola peningkatan

suhu tubuh akibat disfungsi

termoregulasi

Observasi

1. Identifikasi penyebab

hipertermia (mis.

Dehidrasi, terpapar

lingkungan, panas)

2. Monitor suhu tubuh

3. Monitor kadar elektrolit

4. Monitor keluaran urin

5. Monitor komplikasi

akibat hipertermia

Terapeutik

1. Sediakan lingkungan

yang dingin

1. Edukasi analgesia

terkontrol

2. Edukasi dehidrasi

3. Edukasi pengukuran

suhu tubuh

4. Edukasi program

pengobatan

5. Edukasi terapi cairan

6. Edukasi termoregulasi

7. Kompres dingin / panas

8. Manajemen cairan

9. Manajemen kejang

10. Pemantauan cairan

11. Pemberian obat

12. Pemberian obat

intravena

13. Pemberian obat oral

14. Pencegahan hipertermi

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/302/3/BAB II.pdf · A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar (Termoregulasi) 1. Konsep Kebutuhan

20

2. Longgarkan atau

lepaskan pakaian

3. Basahi dan kipasi

permukaan tubuh

4. Berikan cairan oral

5. Ganti linen setiap hari

atau lebih sering

mengalami

hiperhidrosis (keringat

berlebih)

6. Lakukan pendinginan

eksternal (mis. Selimut

hipotermia atau

kompres dingin pada

dahi, leher, dada,

abdomen, aksila).

7. Berikan oksigen jika

perlu

Edukasi

1. Anjurkan tirah baring

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian

cairan dan elektrolit

intravena, jika perlu.

keganasan

15. Perawatan sirculasi

Promosi teknik kulit ke

kulit

Termogulasi tidak efektif

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan diharapkan

termogulasi tidak efektif

dapat teratasi dengan kriteria

hasil :

a. Keseimbangan antara

produksi panas, panas

yang diterima, dan

kehilangan panas

b. Seimbang antara

produksi panas, panas

yang diterima, dan

Regulasi Temperatur

Definisi : mempertahankan

suhu tubuh dalam batas

normal

Observasi

1. Monitor suhu anak

sampai stabil (36,5-

37,5oC)

2. Monitor suhu tubuh

anak tiap 2 jam

3. Monitor tekanan darah,

frekuensi pernapasan

dan nadi

1. Edukasi aktivitas /

istirahat

2. Edukasi berat badan

efektif

3. Edukasi dehidrasi

4. Edukasi pengukuran

suhu tubuh

5. Edukasi terapi cairan

6. Edukasi termoregulasi

7. Kompres dingin

8. Kompres panas

9. Manajemen cairan

10. Manajemen demam

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/302/3/BAB II.pdf · A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar (Termoregulasi) 1. Konsep Kebutuhan

21

kehilangan panas

selama 28 hari pertama

kehidupan

c. Temperatur stabil

d. Tidak ada kejang

4. Monitor warna dan

suhu kulit

5. Monitor dan catat tanda

hipotermi dan

hipertermi

11. Manajemen hipertermi

12. Manajemen hipotermi

13. Manajemen lingkungan

14. Pemantauan cairan

15. Pemantauan tanda vital

16. Pencegahan hipertermi

maligna

17. Perawatan bayi

18. Promosi teknik kulit ke

kulit

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana perawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri

(independen) dan tindakan kolaborasi.

Tindakan mandiri (independen) adalah aktivitas perawat yang

didasarkan pada kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukann merupakan

petunjuk atau perintah dari petugas kesehatan lain. Tindakan kolaborasi

adalah tindakan yang didasarkan hasil keputusan bersama, seperti dokter

dan petugas kesehatan lain.

Perencanaan yang dapat diimplementasikan tergantung pada

aktivitas berikut ini:

a. Kesinambungan pengumpulan data.

b. Penentuan prioritas.

c. Bentuk intervensi keperawatan.

d. Dokumentasi asuhan keperawatan.

e. Pemberian catatan perawatan secara verbal.

f. Mempertahankan rencana pengobatan.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/302/3/BAB II.pdf · A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar (Termoregulasi) 1. Konsep Kebutuhan

22

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan

keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang

perawat buat pada tahap perencanaan.

Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya.

Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan perawatan dapat

dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang

diberikan.

Langkah-langkah evaluasi adalah sebagai berikut :

a. Daftar tujuan-tujuan pasien.

b. Lakukan pengkajian apakah pasien dapat melakukan sesuatu.

c. Bangdingkan antara tujuan dengan kemampuan pasien.

d. Diskusikan dengan pasien, apakah tujuan dapat tercapai atau tidak

C. Tinjauan Konsep Penyakit

1. Definisi

Kejang demam atau febrile convulsion ialah bangkitan kejang yang

terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu diatas 38 °C) yang disebabkan

oleh proses ekstakkranium (titik lestari, 2016).

Kejang demam (KD) adalah kejang yang terjadi pada suhu badan

yang tinngi. Suhu badan yang tinggi ini disebabkan oleh kelainan

ekstrakranial (Lumbantobing, 2007).

Kejang demam merupakan bangkitan kejang yang terjadi pada

suhu tinggi. Suhu tinggi ini karena kelainan ekstakranial. (Sujono &

Sukarmin, 2009).

2. Etiologi

Etiologi dari kejang demam sering disebabkan oleh infeksi. Pada

anak-anak infeksi yang sering menyertai kejang demam adalah

tonsilitis, infeksi tratus respiratorius (38-40%), otiti media (15-23%)

dan gastroenteritis (7-9%). Anak-anak yang terkena infeksi disertai

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/302/3/BAB II.pdf · A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar (Termoregulasi) 1. Konsep Kebutuhan

23

demam, bila dikombinasikan dengan ambang kejang (pasaribu AS<

2013).

Kejang demam masih belum diketahui. Namun pada sebagian

besar anak dipicu oleh tingginya suhu tubuh bukan kesempatan

peningkatan suhu tubuh. Biasanya suhu demam diatas 38,8 °C dan

terjadi disaat suhu tubuh naik dan bukan pada saat setelah terjadinya

kenaikan suhu tubuh ( Wong, 2008).

3. Manifestasi klinis

Kejang memiliki gejala pada suhu badan yang tinggi serta tidak

didapatkan gejala neurologis lain dan anak segera sadar setelah kejang

berlalu. Adapula kejang yang berlangsung lama dan mungkin akan

terjadi kerusakan sel saraf yang menetap (Wardhni AK, 2013).

4. Klasifikasi

Pilchrad dan Mc greal membagi kejang demam menjadi kejang

demam sederhana dan kejang demam atipikal. Yang tergolong kejang

demam sederhana ialah :

a. Pederita dengan neurologi normal.

b. Umur 6 bulan-4 tahun.

c. Suhu 100°F atau lebih.

d. Kejang berlangsung <30 menit.

e. Setelah kejang, neurologis normal.

f. ECG normal sdetelah tidak demam (Lumbantobing, 2007)

Klasifikasi kejang demam menurut livingston, ia membagi kejang

demam menjadi dua golongan menuntut pilchard dan Mc Greal.

Ciri-ciri kejang demam menurut livingston ialah :

a. Kejang demam sederhana.

b. Epilepsi yang dicetuskan oleh demam.

Ciri kejang demam sederhana :

a. Kejang bersifat umum.

b. Lamanya kejang berlangsung singkat (kurang dari 15 menit).

c. Usia waktu kejang demam pertama muncul kurang dari 6 tahun.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/302/3/BAB II.pdf · A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar (Termoregulasi) 1. Konsep Kebutuhan

24

d. Frekuensi serangan 1-4 kali dalam satu tahun.

e. Eeg normal.

Ciri epilepsi yang dicetuskan oleh demam :

a. Kejang berlangsung lama atau bersifat lokal/setempat.

b. Usia pederita lebih dari 6 tahun saat serangan pertama kejang

demam.

c. Frekuensi serangan kejang melebihi 4 kali dalam setahun.

d. Gambaran EEG. Yang dibuat setelah anak tidak demam lagi

adalah abnormal (Lumbantobing, 2007).

5. Patifisiologi

Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi

dipecah menjadi CO2 dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang

terdiri dari permukaan dalam yaitu lipoid dan permukaan luar otak

yaitu ionik. Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui

dengan mudah oleh ion kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion

natrium (N+) dan eletrolit lainya, kecuali ion klorida (CI). Akibatnya

konsetrasi ion kalium (K+) dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi

Na+ rendah, sedang di luar sel neuron terdapat keadaan sebaliknya.

Kerena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel,

maka terdapat perbedaan potensial membran dari neuron. Untuk

menjaga keseimbangan potensial membran diperlukan energi dan

bantuan enzim Na-KATP-ase yang terdapat pada permukaan sel.

Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah :

a. Pembahan konsentrasi ion di ruang ekstraseluler.

b. Rangsangan yang datang mendadak misalnya mekanisme kimiawi

atau aliran listrik dan sekitarnya

c. Perubahan patofisiologi dari membran sendriri karena penyakit

dan keturunan. Pada keadaan demam kenaikan suhu 1°C akan

mengakibatkan kenaikan metabolisme basal 10-15% dan

kebutuhan oksigen meningkat 20%. Pada anak 3 tahun sirkulasi

otak mencapai 65% dari seluruh tubuh dibandingkan dengan

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/302/3/BAB II.pdf · A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar (Termoregulasi) 1. Konsep Kebutuhan

25

orang dewasa yang hanya 15%. Oleh karena itu kenaikan suhu

tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron

dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion kalium

maupun ion natrium akibat terjadinya lepas muatan listrik. Lepas

muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas ke

seluruh sel maupun ke membran sel sekitarnya dengan bantuan

“neurotransmitter” dan terjadi kejang. Kejang demam yang

berlangsung lama (lebih dari 15 menit)nbiasanya disertai apnea,

meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi kontraksi otot skelet

yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat

disebabkan oleh metabolisme anerobik, hipotensi artenal yang

disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh

meningkat yang disebabkan makin meningkatnya aktivitas otot

dan mengakibatkan metabolisme otak meningkat.

6. Pemeriksaan penujang

Pemeriksaan cairan serebrosepinal dilakukan utuk menyingkirkan

kemungkinan meningitis, terutama pada pasien kejang demam

pertama. Pada bayi-bayi, kecil sering kali gejala meningitis tidak jelas

sehingga fungsi lumbal harus dilakukan pada bayi umur <6 bulan

EEG ternyata kurang mempunyai nilai prognostik. EEG abnormal

tidak dapat digunakan untuk menduga kemungkinan terjadinya

epilepsi atau kejang demam berulang dikemudian hari. Saat

pemeriksaan EEG tidak dianjurkan untuk pasien kejang demam

sederhana (Doengoes, 2012)

7. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan di rumah sakit

1) Pengobatan fase akut

Sering kali kejang berhenti sendiri. Pada waktu kejang

pasien dimiringkan untuk mencegah aspirasi ludah atau

muntahan, dan buka semua pakaian yang ketat. Jalan napas

harus bebas agar oksigenasi terjamin. Perhatikan keadaan vital

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/302/3/BAB II.pdf · A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar (Termoregulasi) 1. Konsep Kebutuhan

26

seperti kesedaran, tekanan darah, suhu, pernapasan dan fungsi

jantung. Suhu tubuh yang tinggi diturukan dengan kompres air

dingin atau pemberian antipiretik. Obat yang paling cepat

menghentikan kejang adalah diazepam yang diberikan intravena

atau intrarektal.

2) Mencari dan mengobati penyakit

Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk

menyingkirkan kemungkinan meningitis terutama pada pasien

kejang demam yang pertama. Walaupun demikian kebanyakan

dokter melakukan fungsi lumbal hanya pada kasus yang

dicurigai sebagai meningitis, misalnya bila ada gejala meningitis

atau bila ada kejang demam berlamsung lama.

3) Pengobatan profilaksis

a) Profilaksis

Pada profilaksis intermiten, obat antikonvulsan

segera diberikan begitu diketahui anak mengalami demam.

Diberikan diazepam secara oral dengan dosis 0,3-0,5

mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis saat pasien demam.

Diazepam juga dapat diberikan secara intrarektal setiap 8

jam sebanyak 5 mg (BB<10kg) dan 10 mg (BB>10kg)

setiap pasien menujukan suhu > 38,5°C.

b) Profilaksis terus menerus (rumat, meintenence )

Profilaksis terus menerus setiap hari dengan

fenobarital 4-5 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis. Obat

lain dapat digunakan adalah asam valproat dengan dosis

1540 rug/kgBB/hari. Antikonvulsan profilaksis terus

menerus diberikan selama 1-2 tahun setelah kejang terakhir

dan hentikan selama 1-2 bulan . efek samping yang sering

dijumpai pada fenobarbital ialah perubahan watak,

gangguan tingkah laku, hiperaktivitas, pada 2000-400 anak.

IQ dapat pula menurun. Asam valporoat lebih sedikit

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/302/3/BAB II.pdf · A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar (Termoregulasi) 1. Konsep Kebutuhan

27

mengakibatkan gangguan atau perubahan tingkah laku,

namun obat ini bersifat hepatotoksik. Untuk itu fungsi hati

harus dipantau secara teratur melalui pemeriksaan

laboratorium.

c) Penatalaksanan dirumah

Karena penyakit kejang demam sulit diketahui

kapan munculnya, maka orang tua atau pengasuh anak perlu

diberikan bekal untuk memberikan tidakan awal pada anak

yang mengalami kejang demam. Tindakan awal itu antara

lain :

i. Saat timbul serangan kejang segera pindahkan anak ke

tempat yang aman seperti diatas lantai yang diberi

pengalas lunak tapi tipis, jauhkan dari benda-benda

berbahaya seperti gelas dan pisau

ii. Posisi kepala anak hiperekstensi, pakaian dilonggarkan.

Kalau takut lidah anak menekuk atau tergigit maka

diberikan tong spatel yang dibalut mengunakan kasa atau

bisa mengunakan sendok makan yang dibalut dengan kain

yang bersih.

iii. Ventilasi rungan harus cukup, jendela dan pintu harus

dibuka supaya terjadi pertukaran oksigen lingkungan.

iv. Kalau memungkinkan sebaliknya orang tua atau pengasuh

dirumah menyediakan diazepam. Dosis peranus 5 mg

untuk berat badan kurang dari 10 kg, kalau berat badan

lebih dari 19 kg maka dapat diberikan dosis 10 mg. Untuk

dosis rata-rata pemberian peranus adalah 0,4-0,6

mg/KgBB. (Sujono & sukarmin).