BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank 1...

24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank 1. Pengertian Remaja Menurut Hurlock (1991) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk (1994) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall (Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock dalam Lubis, 2010). Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk, 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Daradjat (1992) membatasi masa remaja antara usia 13 tahun hingga 24 tahun dan mengatakan remaja adalah masa dimana munculnya berbagai kebutuhan dan emosi serta tumbuhnya kekuatan dan kemampuan fisik yang lebih jelas dan daya fikir yang matang. UNIVERSITAS MEDAN AREA

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank 1...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank 1 ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1314/5/088600362_FILE5… · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja Pemain Point Blank

1. Pengertian Remaja

Menurut Hurlock (1991) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18

tahun. Monks, dkk (1994) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun.

Menurut Stanley Hall (Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23

tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa

mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat

bervariasi.

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh

menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang

mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock dalam Lubis,

2010). Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak

termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang

dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk, 1994) bahwa masa remaja

menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum

memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.

Daradjat (1992) membatasi masa remaja antara usia 13 tahun hingga 24

tahun dan mengatakan remaja adalah masa dimana munculnya berbagai

kebutuhan dan emosi serta tumbuhnya kekuatan dan kemampuan fisik yang lebih

jelas dan daya fikir yang matang.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank 1 ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1314/5/088600362_FILE5… · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank

Remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa

(Darajat, 1992). Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa

perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-

anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula

orang dewasa yang telah matang.

2. Batasan Usia Remaja

Menurut Jersild (1963), batasan usia remaja berada di antara 12 tahun

sampai 20 tahun. Hurlock (1991) berpendapat bahwa remaja berawal antara usia

13 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun, yaitu usia matang secara hukum. Lebih

lanjut Hurlock membagi masa remaja, yaitu remaja awal untuk perempuan 13

sampai 17 tahun dan untuk anak laki–laki 14 sampai 17 tahun. Usia remaja akhir

adalah 17 sampai 18 tahun. Monks, dkk (2000) berpendapat bahwa masa remaja

secara global berlangsung antara usia 12 sampai 21 tahun, dengan pembagian 12

sampai 15 tahun untuk masa remaja awal, 15 sampai 18 tahun untuk remaja

pertengahan dan usia 18 sampai 21 tahun untuk remaja akhir.

3. Ciri - Ciri Masa Remaja

Masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian menjadi orangtua, tidak

lebih hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang

berkesinambungan dari tahap-tahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang

manusia. Setiap masa pertumbuhan memiliki ciri-ciri tersendiri, masing-masing

mempunyai kelebihan dan kekurangan (dalam Wulandari, 2009).

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank 1 ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1314/5/088600362_FILE5… · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank

Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam proses

kehidupan ini. Masa remaja sering menimbulkan kekuatiran bagi para orangtua.

Masa remaja sering menjadi pembahasan dalam banyak seminar. Padahal bagi si

remaja sendiri, masa ini adalah masa yang paling menyenangkan dalam hidupnya.

Oleh karena itu, dengan mengetahui faktor penyebab seperti yang dipaparkan di

atas diharapkan dapat diambil manfaat bagi para orangtua, pendidik dan terutama

para remaja sendiri dalam berperilaku dan mendidik generasi berikutnya agar

lebih baik sehingga aksi-aksi kekerasan baik dalam bentuk agresi verbal maupun

agresi fisik dapat diminimalkan atau bahkan dihilangkan (dalam Wulandari,

2009).

Usia remaja adalah tahap yang banyak terjadi perubahan baik dalam aspek

fisik maupun psikologis. Mereka diharapkan untuk dapat menyesuaikan diri

terhadap perubahan yang dialami tersebut maupun efek dari perubahan yang

dialami oleh mereka. Berkaitan dengan hal tersebut, Hurlock (1991) menyebutkan

beberapa ciri yang ada dimasa remaja:

a. Masa remaja sebagai periode yang penting

b. Masa remaja sebagai periode peralihan

c. Masa remaja sebagai perubahan

d. Masa remaja sebagai usia bermasalah

e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas

f. Masa remaja sebagai yang menimbulkan ketakutan

g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistis

h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank 1 ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1314/5/088600362_FILE5… · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank

Dari penjelasan di atas masa remaja sebagai masa mencari identitas adalah

aspek yang penting dimasa remaja, terutama remaja tengah. Ini disebabkan remaja

tengah akan menghadapi dan memasuki masa dewasa yang diharapkan telah

mampu menemukan jawaban atas pertanyaan siapa dirinya dan akan kemana

nantinya.

4. Tugas Perkembangan Masa Remaja

Hurlock (1991) menyebutkan tugas perkembangan remaja secara umum

adalah sebagai berikut:

a. Menerima hubungan baru dan lebih matang dengan teman sebaya

b. Meraih peran maskulin dan feminim

c. Menerima dan menggunakan perubahan fisik secara efektif

d. Meraih kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa

lainnya

e. Memilih dan mempersiapkan karir

f. Mempersiapkan pernikahan dan membentuk keluarga

g. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep yang penting

sebagai warga negara

h. Meraih perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.

Konopka (dalam Sidik, 2009) menyebutkan bahwa beberapa tugas

perkembangan yang harus dikuasai utamanya remaja tengah dan akhirnya adalah

sebagai berikut :

a. Menerima keadaan fisik sebagai suatu perubahan

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank 1 ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1314/5/088600362_FILE5… · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank

b. Mencapai kebebasan emosional dari orang tua dan figur otoritas

lainnya

c. Mengembangkan keterampilan dalam komunikasi interpersonal dan

belajar untuk berteman baik dalam peer nya maupun berteman pada

kelompok lain

d. Menemukan figur yang tepat untuk dijadikan sebagai model dalam

mencapai identitas ego

e. Menyadari dan menggunakan potensi yang dimiliki sebagai

kemampuan

f. Menguatkan kontrol diri

g. Menjadi lebih dewasa dalam berperilaku dan penyesuaian yang lebih

baik dibanding masa sebelumnya.

Kesimpulannya bahwa tugas- tugas perkembangan remaja, khususnya

remaja tengah adalah menerima keadaan fisik, mencapai kebebasan emosional

dari orang tua, mengembangkan keterampilan dalam komunikasi interpersonal

dan belajar berteman baik di dalam peer nya dan kelompok lain, menemukan

figur yang tepat untuk dijadikan sebagai model dalam mencapai identitas ego,

menyadari dan menggunakan potensi diri dan meraih peran jenis.

5. Pengertian point blank

Di zaman sekarang, khususnya di Indonesia, game online yang lagi diminati

para pengguna internet adalah point blank. Point Blank adalah merupakan sebuah

game atau permainan komputer yang bergenre tembak menembak yang

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank 1 ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1314/5/088600362_FILE5… · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank

dimainkan secara online. Point blank sendiri dikembangkan oleh Zepetto asal

Korea Selatan dan kemudian dipublikasikan oleh NCSoft. Saat ini game ini telah

memiliki server dibeberapa negara dunia seperti Thailand, Rusia dan juga ada di

Indonesia (dalam www.google.com).

Point Blank, sebuah Online First Person Shooting Game dengan tingkat

realistik tinggi. Game ini mulai diperkenalkan di Indonesia pada April 2009 dan

tidak lama langsung menjadi salah satu game favorit. Sebutan untuk

pemain/karakter dalam game ini adalah Trooper (dalam www.google.com).

Dalam game ini terdapat dua kubu yang berseteru, yaitu CT Force dan Free

Rebels. Setiap Trooper dapat bermain sebagai CT Force maupun Free Rebels

sesuai selera masing-masing. Bahkan sejak beberapa bulan ini dimunculkan

karakter baru berupa Dinosaurus (dalam www.google.com). Berikut penjelasan

karakter-karakter tersebut.

a. CT Force (Pasukan Polisi) – Blue Team

Akibat konflik dengan imigran yang semakin meluas, pemerintah

memutuskan dibentuk suatu organisasi khusus untuk menghadapi para

teroris, terpilih 30 pasukan elit dalam melaksanakan misi ini.

Sejak dibentuknya organisasi ini, mencari informasi dan

keberadaan dari organisasi teroris yang dinamakan Free Rebles. Sejalan

dengan meningkatnya ancaman teroris dari organisasi Free Rebels,

pemerintah kemudian mengirimkan bantuan pasukan terbaik yang pernah

ada di pemerintahan yang kemudian datang dan bergabung dan berganti

nama menjadi CT-FORCE (Counter Terrorist Force).

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank 1 ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1314/5/088600362_FILE5… · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank

b. Free Rebels (Teroris) – Read Team

Semakin bertambahnya imigran yang tidak mendapatkan pekerjaan

dan terusir dari masyarakat, sehingga untuk bertahan hidup para imigran

kemudian melakukan berbagai macam tindak kriminal dari perampokan

hingga pengedaran obat-obatan terlarang.

Aksi kriminal ini berkembang menjadi gerakan yang teroganisir

hingga terbentuk organisasi yang dinamakan Free Rebels. Tujuannya

tidak lain untuk menguasai seluruh perdagangan obat terlarang dan

senjata di seluruh dunia serta menciptakan rasa takut bagi masyarakat.

c. Karakter Dino

Karakter Dino hanya muncul saat Trooper memainkan mode

game Dino Mode yang mana pada mode ini masing-masing tim baik itu

CT Force maupun Free Rebels akan menjadi Dino secara bergantian.

Selanjutnya adalah mode game. Mode game dalam Point Blank terdiri dari :

a. Bomb Mission (3, 5, 7 dan 9 Ronde)

Red Team meletakkan bom dan jika berhasil meledak maka tim ini

pemenangnya. Blue Team sebaliknya yaitu menjinakkan bom, jika berhasil

maka dia pemenangnya. Walau begitu pemenang bisa ditentukan jika ada

satu tim yang semua anggotanya sudah terbantai sebelum meletakkan bom.

b. DeathMatch (3, 5, 7 dan 9 Ronde)

Tim mana yang paling banyak membunuh atau pertama kali

mendapatkan jumlah membunuh yang sudah ditentukan (biasanya mulai

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank 1 ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1314/5/088600362_FILE5… · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank

dari 60 s.d. 160) merekalah pemenangnya. Biasanya diseting dalam waktu 5

s.d 30 menit sesuai dengan keinginan Room Master.

a. Eliminate (3, 5, 7 dan 9 Ronde)

Tim yang anggotanya habis duluan maka dinyatakan kalah dan

sebaliknya maka timnya dinyatakan menang.

b. Special Mode

Mode ini terdiri dari mode perang dengan senjata sniper,

shotgun dan dino mode. Untuk mode sniper dan shotgun bisa melakukan 3

mode yaitu bomb mission, death match dan eliminate namun untuk dino

mode hanya khusus dino dimana setiap tim baik itu red team maupun blue

team akan bergantian menjadi dino.

c. Destroy (3, 5, 7 dan 9 Ronde)

Red Team harus menghancurkan listrik sedangkan yang blue team

menghancurkan helikopter. Ada juga kedua tim yang harus menghancurkan

helikopter musuh masing-masing.

d. Defence Mode (3, 5, 7 dan 9 Ronde)

Pertahankan objek yang menjadi sasaran atau menghancurkanya.

Disini CT FORCE atau blue team berusaha mempertahankan dua tank dari

gempuran Free Rebels. Jika berhasil mempertahankan maka Blue Team

yang menang jika Red Team mampu menghancurkan dua tank tersebut

maka Free Rebels yang menang (dalam www.google.com).

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank 1 ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1314/5/088600362_FILE5… · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank

B. Tingkah Laku Agresif

1. Pengertian Tingkah Laku Agresif

Agresif merupakan istilah umum yang dikaitkan dengan perasaan marah.

Agresif adalah segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti

seseorang baik secara fisik maupun mental. Agresif bukan hanya suatu usaha

sengaja menyakiti seseorang tetapi juga dasar dari interpretasi intelektual dari

tercapainya kebebasan, bahkan kebanggaanyang bisa membuat seseorang merasa

lebih dari teman-teman menurut Berkowitz (dalam Wulandari, 2009).

Menurut Arendt (dalam Wulandari, 2009) bahwa agresif itu bisa diartikan

sebagai sebuah dorongan instingtual yang diarahkan untuk bermain dalam

peranan fungsional pada lingkup alam sebagai gizi dan insting seksual dalam

proses kehidupan individual dan spesies.

Lorenz (dalam Lubis, 2010) berpendapat agresifitas adalah naluri untuk

berkelahi pada binatang dan manusia yang menunjukkan pertentangan kelompok

dari satu spesies atau jenis.

Baron dan Richardson (dalam Koeswara,1988) membatasi agresif sebagai

suatu perilaku, bukan emosi atau sikap. Perilaku memenuhi syarat untuk observasi

sehingga dapat diukur. Wujud perilaku agresif itu bisa ditandai untuk penampilan

yang tidak memaksakan cara dan jalannya sendiri dalam membangun komunikasi

dengan pihak lain tanpa peduli sikap, penerimaan atau konsekuensi yang bakal

menimpa pihak lainnya.

Agresif merupakan luapan emosi sebagai reaksi terhadap kegagalan

individu yang ditampakkan dalam bentuk pengrusakan terhadap orang atau benda

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank 1 ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1314/5/088600362_FILE5… · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank

dengan unsur kesengajaan yang diekspresikan dengan kata-kata (verbal) dan

perilaku non verbal (Scheneiders, 1955).

Agresif menurut Murry (dalam Wulandari, 2009) didefinisikan sebagai

suatu cara untuk melawan dengan sangat kuat, berkelahi, melukai, menyerang,

membunuh, atau menghukum orang lain. Atau secara singkatnya agresi adalah

tindakan yang dimaksudkan untuk melukai orang lain atau merusak milik orang

lain.

Bandura (dalam Atkinson, 2006) berpendapat agresif adalah sering diartikan

sebagai perilaku yang mengakibatkan luka/ rasa sakit. Perilaku merusak yang

sama dapat diberikan tanda/ level agresifitas atau hal lain tergantung pada putusan

subjek apakah itu dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja. Jika pemberian

pembebasan dari agresi adalah kekuatan sanksi, perilaku melukai/ merusak

diminimalkan sebagai tugas yang tangguh, tetapi jika individu bebas

melakukannya maka ia dinilai berperilaku kejam/ keras. Perilaku yang sama akan

dinilai berbeda, tergantung pada beberapa faktor, jenis kelamin, usia dan tingkat

sosial ekonomi dari orang yang melakukannya.

Sedangkan menurut Abidin (2005) agresif mempunyai beberapa

karakteristik. Karakteristik yang pertama, agresif merupakan tingkah laku yang

bersifat membahayakan, menyakitkan, dan melukai orang lain. Karakteristik yang

kedua, agresif merupakan suatu tingkah laku yang dilakukan seseorang dengan

maksud untuk melukai, menyakiti, dan membahayakan orang lain atau dengan

kata lain dilakukan dengan sengaja. Karakteristik yang ketiga, agresi tidak hanya

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank 1 ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1314/5/088600362_FILE5… · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank

dilakukan untuk melukai korban secara fisik, tetapi juga secara psikis (psikologis),

misalnya melalui kegiatan yang menghina atu menyalahkan.

Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan maka dapat kita tarik

kesimpulan bahwa prilaku agresif adalah sebuah tindakan kekerasan baik secara

verbal maupun secara fisik yang disengaja dilakukan oleh individu atau kelompok

terhadap orang lain atau objek-objek lain dengan tujuan untuk melukai secara

fisik maupun psikis.

2. Teori – Teori Agresifitas

Bandura (dalam Atkinson, 2006) mengemukakan bahwa ada beberapa teori

mengenai tingkah laku agresif yang dikemukakan secara umum menurut para ahli,

antara lain :

a. Teori Psikoanalisa

Teori psikoanalisa yang dikemukakan oleh Freud mengatakan bahwa

agresif adalah dorongan atau naluri dasar. Naluri dasar itu terbagi dua jenis

yaitu naluri kematian dan naluri kehidupan. Hasrat kematian oleh individu

itu ditujukan keluar dirinya, yakni berwujud agresif terhadap orang lain.

Dorongan agresif ini akan diekspresikan lewat perilaku agresif dalam

bentuk apapun dan terhadap siapapun. Diperkirakan bahwa timbulnya

perilau agresif akan membutuhkan energi, oleh karena itu energi – energi

akan berkurang pada saat terjadinya perilaku agresif. Selain itu, pandangan

ini juga mengatakan bahwa agresif merupakan sifat untuk terjadinya

perilaku agresif tidak perlu dipelajari, karena kecenderungan bawaan

dalam perilaku agresif itu telah ada.

b. Teori Hipotesis Frustasi – Agresif

Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Dollard dkk. Mereka

menolak konsep agresif Freud, yaitu naluri dasar. Mereka menyimpulkan

bahwa agresif adalah kreasi terhadap rasa frustasi, yaitu didefenisikan

sebagai penghalang tindakan langsung yang mempunyai tujuan tertentu

dan agresif sebagai perilaku yang diarahkan untuk menghilangkan

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank 1 ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1314/5/088600362_FILE5… · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank

penghalang tersebut. Menurut teori ini, tingkah laku agresif selalu

merupakan reaksi dari rasa frustasi. Dengan kata lain frustasi adalah satu –

satunya jawaban yang mungkin bagi agresif. Berbagai tindakan agresif

mengarah pada penyaluran rasa frustasi dengan membebaskan energi yang

menumpuk. Fenomena ini disebut katarsis.

c. Teori Belajar Tingkah Laku

Sears dkk menjelaskan dari sudut pandang teori belajar, perilaku

agresif merupakan perilaku yang dipelajari. Teori behavioral memandang

tingkah laku agresif sebagai perilaku respon yang dipelajari dan diperoleh

melalui reinforcement (penguat), yaitu melalui mekanisme conditioning

(pembelajaran). Teori belajar mengatakan bahwa penguat (reinforcement)

adalah faktor yang sangat penting bagi individu, sehingga bilamana suatu

perilaku yang termasuk perilaku agresif mendapatkan hadiah sebagai

penguat, maka ada kemungkinan perilaku tersebut akan diulang pada

waktu yang akan datang. Teori ini memiliki faktor utama, imitasi sebagai

proses yang mengiringi terbentuknya perilaku.

d. Teori Belajar Sosial (Social Learning Theories)

Menurut Bandura dalam social learning theories atau teori belajar

sosial adalah bahwa yang membentuk perilaku anak adalah bagaimana

interaksi seorang anak dengan lingkungan sosialnya yang dapat ditangkap

oleh kognisi anak. Menurut teori ini, banyak perilaku agresif diperoleh

dari hasil mengamati (observasi perilaku agresif orang lain melalui

modeling), kemudian perilaku agresif tersebut ditiru (imitated) oleh anak

dengan melihat sendiri dari lingkungan sekitarnya, baik dari orang tua,

tetangga, saudara sepupu, saudara kandung ataupun teman sendiri.

Berdasarkan teori – teori diatas dapat disimpulkan bahwa tingkah laku

agresif bersifat instingtif dan hal yang dipelajari dari orang lain, disamping itu

perilaku agresif dapat timbul akibat reaksi frustasi.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank 1 ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1314/5/088600362_FILE5… · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank

3. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Agresif

Menurut Sears, Taylor dan Peplau (1997), perilaku agresif remaja

disebabkan oleh dua faktor utama yaitu adanya serangan serta frustasi. Serangan

merupakan salah satu faktor yang paling sering menjadi penyebab agresi dan

muncul dalam bentuk serangan verbal atau serangan fisik. Frustasi terjadi bila

seseorang terhalang oleh suatu hal dalam mencapai tujuan, kebutuhan, keinginan,

penghargaan atau tindakan tertentu.

Menurut Berkowitz (2003) dalam bukunya yang berjudul emosional

behavior menyatakan bahwa adanya persaingan atau kompetisi juga dapat

menjadi penyebab munculnya perilaku agresifitas remaja.

Menurut Davidoff (1991) perilaku agresif remaja dipengaruhi oleh beberapa

faktor:

a. Faktor Biologis

Ada beberapa faktor biologis yang mempengaruhi perilaku agresif yaitu:

1) Gen

Gen tampaknya berpengaruh pada pembentukan sistem neural otak

yang mengatur perilaku agresi.

2) Sistem Otak

Sistem otak yang tidak terlibat dalam agresi ternyata dapat

memperkuat atau menghambat sirkuit neural yang mengendalikan agresi.

Prescott menyatakan bahwa orang yang berorientasi pada kenikmatan akan

sedikit melakukan agresi sedangkan orang yang tidak pernah mengalami

kesenangan, kegembiraan atau santai cenderung untuk melakukan

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank 1 ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1314/5/088600362_FILE5… · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank

kekejaman dan penghancuran (agresi). Prescott yakin bahwa keinginan yang

kuat untuk menghancurkan disebabkan oleh ketidakmampuan untuk

menikmati sesuatu hal yang disebabkan cedera otak karena kurang

rangsangan sewaktu bayi.

3) Kimia Darah

Kimia darah (khususnya hormon seks yang sebagian ditentukan faktor

keturunan) juga dapat mempengaruhi perilaku agresi. Dalam suatu

eksperimen ilmuwan menyuntikan hormon testosteron pada tikus dan

beberapa hewan lain (testosteron merupakan hormon androgen utama yang

memberikan ciri kelamin jantan) maka tikus-tikus tersebut berkelahi

semakin sering dan lebih kuat. Sewaktu testosteron dikurangi hewan

tersebut menjadi lembut.

b. Faktor lingkungan

1) Kemiskinan

Remaja yang besar dalam lingkungan kemiskinan, maka perilaku

agresi mereka secara alami mengalami penguatan. Hal yang sangat

menyedihkan adalah dengan berlarut-larut terjadinya krisis ekonomi dan

moneter menyebabkan pembengkakan kemiskinan yang semakin tidak

terkendali. Hal ini berarti potensi meledaknya tingkat agresi semakin besar,

walau harus kita akui bahwa faktor kemiskinan ini tidak selalu menjadikan

seseorang berperilaku agresif, dengan bukti banyak orang di pedesaan yang

walau hidup dalam keadaan kemiskinan tapi tidak membuatnnya berprilaku

agresif, karena dia telah menerima keadaan dirinya apa adanya.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank 1 ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1314/5/088600362_FILE5… · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank

2) Suhu udara yang panas

Bila diperhatikan dengan seksama tawuran yang terjadi di Jakarta

seringkali terjadi pada siang hari di terik panas matahari, tapi bila musim

hujan relatif tidak ada peristiwa tersebut. Begitu juga dengan aksi-aksi

demonstrasi yang berujung pada bentrokan dengan petugas keamanan yang

biasa terjadi pada cuaca yang terik dan panas tapi bila hari diguyur hujan

aksi tersebut juga menjadi sepi.

Hal ini sesuai dengan pandangan bahwa suhu suatu lingkungan yang

tinggi memiliki dampak terhadap tingkah laku sosial berupa peningkatan

agresivitas.

c. Kesenjangan generasi

Adanya perbedaan antara generasi anak dengan orang tuanya dapat

terlihat dalam bentuk hubungan komunikasi yang semakin minimal dan

seringkali tidak nyambung. Kegagalan komunikasi antara orang tua dan

anak diyakini sebagai salah satu penyebab timbulnya perilaku agresi pada

anak.

d. Amarah

Marah merupakan emosi yang memiliki ciri-ciri aktifitas system saraf

parasimpatik yang tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat

yang biasanya disebabkan karena adanya kesalahan yang mungkin nyata-

nyata salah atau mungkin tidak . Pada saat marah, ada perasaan ingin

menyerang, meninju, menghancurkan atau melempar sesuatu dan biasanya

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank 1 ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1314/5/088600362_FILE5… · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank

timbul pikiran yang kejam. Bila hal tersebut disalurkan maka terjadilah

perilaku agresif.

e. Peran belajar model kekerasan

Model pahlawan-pahlawan di film-film seringkali mendapat imbalan

setelah mereka melakukan tindak kekerasan. Hal bisa menjadikan penonton

akan semakin mendapat penguatan bahwa hal tersebut merupakan hal yang

menyenangkan dan dapat dijadikan suatu sistem nilai bagi dirinya. Dengan

menyaksikan adegan kekerasan tersebut terjadi proses belajar peran model

kekerasan dan hali ini menjadi sangat efektif untuk terciptanya perilaku

agresif.

f. Frustasi

Frustasi terjadi bila seseorang terhalang oleh sesuatu hal dalam

mencapai suatu tujuan, kebutuhan, keinginan, pengharapan atau tindakan

tertentu. Agresi merupakan salah satu cara merespon terhadap frustasi.

Remaja miskin yang nakal adalah akibat dari frustasi yang behubungan

dengan banyaknya waktu menganggur, keuangan yang pas-pasan dan

adanya kebutuhan yang harus segera tepenuhi tetapi sulit sekali tercapai.

Akibatnya mereka menjadi mudah marah dan berprilaku agresi.

Secara umum Akbar dan Hawadi (2002) mengelompokkan faktor yang

mempengaruhi tingkah laku agresi menjadi dua, yaitu:

a. Faktor dalam diri anak

Anak akan bereaksi agresi jika ia mendapat hambatan dalam memuaskan

keinginannya. Menurut laporan catatan kepolisian pada umumnya jumlah anak

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank 1 ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1314/5/088600362_FILE5… · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank

laki-laki yang melakukan kejahatan diperkirakan lima puluh kali lipat dari pada

anak perempuan. Angka tertinggi tindak kejahatan ada pada usia 15- 19 tahun

dan sesudah umur 22 tahun, kasus kejahatan yang dilakukan remaja menjadi

menurun (Kartono, 1985). Hal senada yang mengatakan bahwa anak lak- laki

lebih sering melakukan tindakan agresi dari anak perempuan terdapat dalam

Albin (2005) yang mengatakan bahwa kaum lelaki dengan mudah

mengungkapkan rasa marah dan juga bersikap marah terhadap orang lain.

b. Faktor dari luar diri anak

Tingkah laku agresi itu didapat anak karena ada contoh dari lingkungan

sekitarnya, bisa orang tua, paman, bibi, saudara kandung mapun temannya

sendiri. Jadi tingkah laku agresi itu karena mereka pelajari dari sekitarnya.

Menurut Kartono (1985) faktor- faktor yang mempengaruhi tigkah laku

agresi pada remaja meliputi :

a) Kondisi pribadi remaja yaitu kelainan yang dibawa sejak lahir baik

fisik maupun psikis, lemahnya control diri terhadap pengaruh

lingkungan dan kurangnya dasar keagamaan

b) Lingkungan rumah dan keluarga yang kurang memberikan kasih

sayang dan perhatian orang tua sehingga remaja mencarinya dalam

kelompok sebayanya, kurangnya komunikasi sesama anggota keluarga,

status ekonomi keluarga yang rendah, ada penolakan dari ayah maupun

ibu, serta keluarga yang kurang harmonis.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank 1 ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1314/5/088600362_FILE5… · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank

c) Lingkungan masyarakat yang kurang sehat, keterbelakangan

pendidikan pada masyarakat, kurangnya pengawasan terhadap remaja

serta pengaruh norma- norma baru yang ada di luar.

d) Lingkungan sekolah, seperti kurangnya fasilitas pendidikan sebagai

tempat penyaluran bakat dan minat remaja, kurangnya perhatian guru,

tata cara disiplin yang terlalu kaku atau norma- norma pendidikan yan

kurang diterapkan.

Menurut koeswara (1998), faktor penyebab remaja berperilaku agresif

bermacam- macam sehingga dapat dikelompokkan menjadi faktor sosial, faktor

lingkungan, faktor situasional, faktor hormon, alkohol, obat- obatan (faktor yang

berasal dari luar individu) dan sifat kepribadian (faktor yang berasal dalam diri

individu), yaitu :

a. Penyebab sosial

1. Frustasi

Yakni suatu situasi yang menghambat individu dalam usaha

mencapai tujuan tertentu yang diinginkannya, dari frustasi maka akan

timbul perasaan- perasaan agresif.

2. Profokasi

Yaitu oleh pelaku profokasi dilihat sebagai ancaman yang harus

dihadapi dengan respon agresif untuk meniadakan bahaya yang

diisyaratkan oleh ancaman tersebut.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank 1 ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1314/5/088600362_FILE5… · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank

3. Melihat model- model agresif

Film dan TV dengan kekerasan dapat menimbulkan agresi pada

seseorang anak, makin banyak menonton kekerasan dalam acara TV

makin besar tingkat agresif mereka terhadap orang lain, makin lama

mereka menoton, makin kuat hubungannya tersebut.

b. Penyebab dari lingkungan

1. Polusi udara, bau busuk dan kebisingan dilaporkan dapat menimbulkan

perilaku agresi tetapi tidak selalu demikian tergantung dari berbagai

faktor lain.

2. Kesesakan (crowding) meningkatkan kemungkinan untuk pelaku

agresif terutama bila sering timbul kejengkelan, iritasi, dan frustasi

karenanya.

c. Penyebab situasional

Rasa nyeri dapat menimbulkan dorongan agresi yaitu untuk melukai

atau mencelakakan orang lain. Dorongan itu kemudian dapat tertuju

kepada sasaran apa saja yang ada.

d. Alkohol dan obat- obatan

Ada petunjuk bahwa agresi berhubungan dengan kadar alkohol dan

obat- obatan. Subyek yang menerima alkohol dalam takaran- takaran yang

tinggi menunjukkan taraf agresifitas yang lebih tinggi dibandingkan

dengan subjek yang tidak menerima alkohol atau menerima alkohol dalam

taraf yang rendah. Alkohol dapat melemahkan kendali diri peminumnya,

sehingga taraf agresifitas juga tinggi.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank 1 ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1314/5/088600362_FILE5… · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank

e. Sifat kepribadian

Menurut Baron (dalam koeswara, 1998) setiap individu akan berbeda

dalam cara menentukan dirinya untuk mendekati atau menjauhi perilaku

agresif. Ada beberapa yang memiliki sifat karakteristik yang berorientasi

untuk menjauhkan diri dari pelanggaran- pelanggaran.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor- faktor

penyebab perilaku agresif memiliki banyak faktor penyebab, yaitu faktor yang

berasal dari diri individu sendiri maupun dari luar individu. Adapun faktor yang

berasal dari individu, yaitu faktor amarah, faktor biologis (sifat kepribadian), dan

faktor frustasi. Sedangkan faktor yang berasal dari luar individu, yaitu faktor

lingkungan, kesenjangan generasi, faktor situasional, peran belajar model

kekerasan, dan proses pendisiplinan yang keliru, alkohol dan obat- obatan.

4. Aspek- Aspek Perilaku Agresif

Dalam usahanya mengkonsepsikan berbagai varisi agresi manusia Buss dan

Perry (1992) telah mengklasifikasikan agresivitas menjadi empat aspek, yaitu :

a. Agresi fisik adalah yang dilakukan untuk melukai orang lain secara fisik.

Hal ini termasuk memukul, menendang, menusuk dan membakar.

b. Agresi verbal adalah agresi yang dilakukan untuk melukai orang lain

secara verbal. Bila seseorang membentak, mengumpat, mengejek dan

berdebat maka orang itu dapat dikatakan sedang melakukan agresi verbal.

c. Kebencian adalah sikap yang negatif terhadap orang lain karena penilaian

sendiri yang negatif. Contohnya adalah seseorang curiga kepada orang

lain karena orang lain tersebut baik.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank 1 ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1314/5/088600362_FILE5… · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank

d. Kemarahan hanya berupa perasaan dan tidak mempunyai tujuan apapun.

Contohnya seseorang dapat dikatakan marah apabila dia sedang merasa

frustasi atau tersinggung.

Dengan demikian, aspek- aspek agresivitas meliputi: agresi fisik, agresi

verbal, kemarahan, dan kebencian.

C. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Agresifitas Remaja

Pemain Game Online (Point Blank)

Remaja-remaja sekarang sangat gemar sekali bermain game online, apalagi

game yang bernama point blank. Banyak sekali terlihat di warnet- warnet, para

remaja-remaja, orang dewasa bahkan anak-anak yang bermain game online (point

blank). Bukan sedikit juga di antara mereka yang menghabiskan waktunya di

warnet untuk bermain game online (point blank).

Hal yang mengkhawatirkan, jika remaja yang pada umumnya masih duduk

dibangku sekolah menghabiskan waktu dengan main game online dapat

menyebabkan merosotnya prestasi belajar. Begitu juga remaja dapat tidak

mempunyai kemampuan untuk bersosialisasi dengan baik dalam lingkungan

keluarga maupun lingkungan pergaulannya di masyarakat (dalam google.com).

Lebih berbahaya lagi, pengaruh dari game online dapat menyebabkan

meningkatnya agresivitas. Ini dapat saja terjadi karena pengaruh permainan yang

menampilkan perilaku agresif. Seperti permainan yang menampilkan perkelahian

brutal, berdarah-darah, sadis, adegan penyiksaan, pembunuhan dan lain-lain. Jenis

permainan yang digemari tersebut dan dinikmati secara berulang-ulang, maka

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank 1 ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1314/5/088600362_FILE5… · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank

secara tanpa sadar dan berangsur-angsur perilaku agresif tersebut akan terekam

dalam memori alam bawah sadar remaja. Akibatnya, remaja menjadi terbiasa

menyaksikan adegan kekerasan, sehingga sikap agresif pada remaja begitu mudah

terbentuk (Surya, 2008 dalam http://etd.eprints.ums.ac.id).

Faktor- faktor yang mempengaruhi perilau agresifitas remaja pemain point

blank, yaitu :

1. Frustasi

2. Profokasi

3. Melihat model- model agresif

4. Suhu udara yang panas

5. Amarah

6. Serangan

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank 1 ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1314/5/088600362_FILE5… · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank

D. Kerangka Konseptual

INTERNET

POINT BLANK

AGRESIF

VERBAL NON VERBAL

Faktor Penyebab Menurut Koeswara(1998): • Frustasi, • Profokasi, • Melihat model-

model agresif

• Serangan (Menurut Sears, Taylor dan Peplau (1997))

Faktor Penyebab Menurut Davidoff (1991): • Faktor

Lingkungan (suhu udara yang panas),

• Amarah • Peran Belajar

Kekerasan • Frustasi

REMAJA • Browsing

• Jejaring Sosial (facebook, twitter)

• Game (Online/ Offline)

• My Space • You Tube • Dan lain- lain

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank 1 ...repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1314/5/088600362_FILE5… · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja Pemain Point Blank

E. Hipotesis

Berdasarkan hasil penelitian dan teori-teori yang didapat, menunjukkan

bahwa faktor profokasi, amarah, frustasi, suhu udara, serangan dan model-model

kekerasan memiliki pengaruh yang besar terhadap perilaku agresifitas pada

remaja pemain point blank.

UNIVERSITAS MEDAN AREA