BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Implementasi K3repository.ump.ac.id/6999/3/Nurman Soleh Bab...

24
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Implementasi K3 Implementasi K3 adalah suatu proses pengarahan, penjurusan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang-orang yang diorganisasikan dalam kelompok-kelompok formal untuk mencapai tujuan yang diharapkan (Djamaluddin Ramlan, 2006:13). K3 adalah bentuk perlindungan untuk para pekerja dari bahaya yang timbul oleh perkembangan teknologi. Walaupun masih tetap demikian hanya hingga saat ini, penekanan yang lebih besar kini pada peran serta majikan. Sikap kita berubah yang dari melindungi mesin manjadi melindungi manusia dan semakin menitik beratkan pada antisipasi bahaya (penilaian resiko) ketimbang menanti terjadinya kecelakaan kerja (Jhon Ridley, 2008:22). Menurut Gempur Santosa (2004:52), implementasi K3 adalah upaya mencapai hasil atau tujuan yang telah ditetapkan dengan memanfaatkan orang lain melalui kegiatan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian, selain itu juga kemampuan untuk mengelola semua hal secara profesional. Dengan demikian K3 merupakan bagian dari sistem secara keseluruhan yang kompleks, yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tenaga kerja/buruh yang sehat, aman, efisien, dan produktif. Implementsi K3 Implementasi Keselamatan dan..., Nurman Soleh, Fakultas Hukum UMP, 2013

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Implementasi K3repository.ump.ac.id/6999/3/Nurman Soleh Bab...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Implementasi K3repository.ump.ac.id/6999/3/Nurman Soleh Bab II.pdf · Pelaksanaan implementasi K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Implementasi K3

Implementasi K3 adalah suatu proses pengarahan, penjurusan dan

pemberian fasilitas kerja kepada orang-orang yang diorganisasikan dalam

kelompok-kelompok formal untuk mencapai tujuan yang diharapkan

(Djamaluddin Ramlan, 2006:13).

K3 adalah bentuk perlindungan untuk para pekerja dari bahaya yang

timbul oleh perkembangan teknologi. Walaupun masih tetap demikian

hanya hingga saat ini, penekanan yang lebih besar kini pada peran serta

majikan. Sikap kita berubah yang dari melindungi mesin manjadi

melindungi manusia dan semakin menitik beratkan pada antisipasi bahaya

(penilaian resiko) ketimbang menanti terjadinya kecelakaan kerja (Jhon

Ridley, 2008:22).

Menurut Gempur Santosa (2004:52), implementasi K3 adalah upaya

mencapai hasil atau tujuan yang telah ditetapkan dengan memanfaatkan

orang lain melalui kegiatan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan

dan pengendalian, selain itu juga kemampuan untuk mengelola semua hal

secara profesional.

Dengan demikian K3 merupakan bagian dari sistem secara

keseluruhan yang kompleks, yang dibutuhkan bagi pengembangan,

penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan K3 dalam rangka

pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya

tenaga kerja/buruh yang sehat, aman, efisien, dan produktif. Implementsi K3

Implementasi Keselamatan dan..., Nurman Soleh, Fakultas Hukum UMP, 2013

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Implementasi K3repository.ump.ac.id/6999/3/Nurman Soleh Bab II.pdf · Pelaksanaan implementasi K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan

9

merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk meminimalkan dan mencegah

kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, dan penyakit akibat hubungan kerja.

1. Tujuan Implementasi K3

Tujuan dan sasaran implementasi K3 yang tercantum dalam Pasal 27

ayat (2) UUD 1945, Undang-undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun

2003 Pasal 86-87 dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 5 Tahun 1996

adalah menciptakan suatu sistem K3 di tempat kerja yang terintregasi dalam

rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja

serta menciptakan tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

Dengan peraturan perundangan ditetapkannya syarat-syarat

keselamatan kerja adalah untuk:

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan;

b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;

c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;

d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu

kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;

e. Memberi pertolongan pada kecelakaan;

f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;

g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu;

h. Kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,

sinar radiasi, suara dan getaran;

i. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik

physic maupun psychis, keracunan, infeksi dan penularan.

j. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;

Implementasi Keselamatan dan..., Nurman Soleh, Fakultas Hukum UMP, 2013

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Implementasi K3repository.ump.ac.id/6999/3/Nurman Soleh Bab II.pdf · Pelaksanaan implementasi K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan

10

k. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;

l. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;

m. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;

n. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja/buruh, alat kerja,

lingkungan, cara dan proses kerjanya;

o. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,

tanaman atau barang;

p. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;

q. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan

dan penyimpanan barang;

r. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;

s. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan

yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

2. Prinsip Dasar Implementasi K3

Direktorat Pengawasan Norma K3 Ditjen Pembinaan Pengawasan

Ketenagakerjaan, Depnakertrans RI (2006) menyebutkan, Prinsip dasar

Implementasi K3 terdiri dari 5 (lima) poin yang dilaksanakan secara

berkesinambungan, kelima prinsip tersebut adalah:

a. Komitmen

Komitmen dibagi menjadi 3 hal penting yaitu: Kepemimpinan dan

komitmen, tinjauan awal K3 dan Implementasi K3. Pentingnya

komitmen untuk menerapkan K3 di tempat kerja dari seluruh pihak

yang ada di tempat kerja, terutama dari pihak pengurus dan tenaga

Implementasi Keselamatan dan..., Nurman Soleh, Fakultas Hukum UMP, 2013

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Implementasi K3repository.ump.ac.id/6999/3/Nurman Soleh Bab II.pdf · Pelaksanaan implementasi K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan

11

kerja/buruh. Dan pihak-pihak lain juga diwajibkan untuk berperan

serta dalam penerapan ini.

b. Perencanaan

Perencanaan yang dibuat oleh perusahaan harus efektif dengan

memuat sasaran yang jelas sebagai pengejawantahan dari penerapan

K3 tempat kerja dan indikator kinerja serta harus dapat menjawab

penerapan K3. Hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan adalah

identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian resiko serta

hasil tinjauan awal terhadap K3.

c. Implementasi/Penerapan

Setelah membuat komitmen dan perencanaan maka kini telah tiba

pada tahap penting yaitu penerapan K3. Pada tahap ini perusahaan

perlu memperhatikan antara lain: adanya jaminan kemampuan,

kegiatan pendukung, identifikasi sumber bahaya, penilaian dan

pengendalian resiko.

d. Pengukuran/Evaluasi

Pengukuran atau evaluasi ini merupakan alat yang berguna untuk:

mengetahui keberhasilan penerapan K3, melakukan identifikasi

tindakan perbaikan, mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja

penerapan K3. Guna menjaga tingkat kepercayaan terhadap data yang

akan diperoleh maka beberapa proses harus dilakukan seperti kalibrasi

alat, pengujian peralatan dan contoh piranti lunak dan perangkat keras.

Ada 3 (tiga) kegiatan dalam melakukan pengukuran atau evaluasi

Implementasi Keselamatan dan..., Nurman Soleh, Fakultas Hukum UMP, 2013

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Implementasi K3repository.ump.ac.id/6999/3/Nurman Soleh Bab II.pdf · Pelaksanaan implementasi K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan

12

yang diperkenalkan oleh peraturan ini: inspeksi dan pengujian, audit

penerapan K3, tindakan perbaikan dan pencegahan.

e. Peninjauan Ulang dan Perbaikan

Tinjauan ulang harus meliputi: Evaluasi terhadap penerapan K3,

tujuan sasaran dan kinerja K3, hasil temuan audit penerapan K3,

Evaluasi efektifitas penerapan K3, dan Kebutuhan untuk mengubah

penerapan K3.

3. Elemen-elemen Implementasi K3

Pencapaian implementsi K3 dalam Permenaker Nomor 05/Men/1996

terbagi dalam beberapa elemen yaitu:

a. Pembangunan dan pemeliharaan komitmen

a. Penerapan K3;

b. Tanggung jawab dan wewenang untuk bertindak;

c. Tinjauan ulang dan evaluasi;

d. Keterlibatan dan konsultasi dengan tenaga kerja/buruh;

e. Strategi pendokumentasian;

1. Perencanaan strategi K3.

2. Manual kebijakan K3.

3. Penyebarluasan informasi K3.

4. Peninjauan ulang desain dan kontrak.

1) Pengendalian perancangan;

2) Peninjauan ulang kontrak;

3) Pengendalian dokumen;

a. Persetujuan dan pengeluaran dokumen.

Implementasi Keselamatan dan..., Nurman Soleh, Fakultas Hukum UMP, 2013

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Implementasi K3repository.ump.ac.id/6999/3/Nurman Soleh Bab II.pdf · Pelaksanaan implementasi K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan

13

b. Perubahan dan modifikasi dokumen.

4) Pembelian;

a. Spesifikasi dari pembelian barang dan jasa.

b. Sistem verifikasi untuk barang dan jasa yang

dibeli.

c. Kontrol barang dan jasa dipasok pelanggan.

5) Keamanan bekerja berdasarkan penerapan K3;

a. Sistem kerja.

b. Pengawasan.

c. Seleksi dan penempatan personil.

d. Lingkungan kerja.

e. Pemeliharaan, perbaikan dan perubahan sarana

produksi.

f. Pelayanan.

g. Kesiapan untuk menangani keadaan darurat.

h. Pertolongan pertama pada kecelakaan.

b. Standar pemantauan

a. Pemeriksaan bahaya;

b. Pemantauan lingkungan kerja;

c. Peralatan, inspeksi, pengukuran, dan pengujian;

d. Pemantauan kesehatan;

e. Pelaporan dan perbaikan kekurangan;

1. Pelaporan keadaan darurat.

2. Pelaporan insiden.

Implementasi Keselamatan dan..., Nurman Soleh, Fakultas Hukum UMP, 2013

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Implementasi K3repository.ump.ac.id/6999/3/Nurman Soleh Bab II.pdf · Pelaksanaan implementasi K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan

14

3. Penyelidikan kecelakaan kerja.

4. Penanganan masalah.

5. Pengelolaan material dan perpindahannya.

1) Penanganan secara manual dan mekanis;

2) Sistem pengangkutan, penyimpanan, dan

pembuangan;

3) Bahan-bahan berbahaya.

c. Pengumpulan dan penggunaan data

1. Catatan K3;

2. Data dan laporan K3.

d. Audit Penerapan K3

a. Audit internal penerapan K3;

b. Audit eksternal penerapan K3.

e. Pengembangan ketrampilan dan kemampuan

1. Strategi pelatihan;

2. Pelatihan bagi manajemen dan supervisor;

3. Pelatihan bagi tenaga kerja/buruh;

4. Pelatihan dan pengenalan bagi pengunjung dan kontraktor;

5. Pelatihan keadaan khusus.

4. Pelaksanaan Implementasi K3

Pelaksanaan implementasi K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk

menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran

lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan

kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan

Implementasi Keselamatan dan..., Nurman Soleh, Fakultas Hukum UMP, 2013

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Implementasi K3repository.ump.ac.id/6999/3/Nurman Soleh Bab II.pdf · Pelaksanaan implementasi K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan

15

efisiensi dan produktifitas kerja. Dalam penjelasan Undang-undang Nomor

13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan telah mengamanatkan antara lain :

setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja agar tidak

terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat, dan

lingkungan di sekitarnya (www.depkes.go.id/K3).

Implementasi K3 dilaksanakan oleh setiap perusahaan yang

mempekerjakan tenaga kerja/buruh sebanyak seratus orang atau

mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau

bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja wajib

menerapkan penerapan K3. Pelaksanaan K3 dilakukan oleh pengurus,

pengusaha dan seluruh tenaga kerja/buruh sebagai satu kesatuan. Ketentuan-

ketentuan yang wajib dilaksanakan dalam penerapan K3 yang tercantum

dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 5 Tahun 1996 adalah:

a. Menetapkan penerapan K3 dan menjamin komitmen terhadap

penerapan Sistem Manajemen K3;

b. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan, dan sasaran penerapan

K3;

c. Menerapkan K3 secara efektif dengan mengembangkan kemampuan

dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai

kebijakan, tujuan, dan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja/buruh;

d. Mengukur, memantau, dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan

kesehatan kerja (K3) serta melakukan tindakan perbaikan dan

pencegahan;

Implementasi Keselamatan dan..., Nurman Soleh, Fakultas Hukum UMP, 2013

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Implementasi K3repository.ump.ac.id/6999/3/Nurman Soleh Bab II.pdf · Pelaksanaan implementasi K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan

16

e. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan Sistem

Manajemen K3 secara berkesinambungan dengan tujuan

meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

Tahapan dan langkah-langkah yang harus dilakukan suatu untuk

memudahkan dalam menerapkan pengembangan penerapan K3 terbagi

menjadi 2 (dua) bagian besar yaitu:

a. Tahap persiapan

Tahap ini merupakan langkah awal yang harus dilakukan suatu

perusahaan. Langkah ini melibatkan lapisan manajemen dan sejumlah

personil, mulai dari menyatakan komitmen sampai dengan

menetapkan kebutuhan sumber daya yang diperlukan. Adapun tahap

persiapan ini antara lain:

1. Komitmen manajemen puncak;

2. Menentukan ruang lingkup;

3. Menetapkan cara penerapan;

4. Membentuk kelompok penerapan;

5. Menetapkan sumber daya yang diperlukan.

b. Tahap Pengembangan dan Penerapan

Dalam tahapan ini berisi langkah-langkah yang harus dilakukan oleh

organisasi perusahaan dengan melibatkan banyak personil. Langkah-

langkah tersebut adalah:

1. Menyatakan komitmen

Penerapan K3 tidak akan berjalan tanpa adanya komitmen

terhadap penerapan K3 tersebut. Perusahan harus benar-benar

Implementasi Keselamatan dan..., Nurman Soleh, Fakultas Hukum UMP, 2013

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Implementasi K3repository.ump.ac.id/6999/3/Nurman Soleh Bab II.pdf · Pelaksanaan implementasi K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan

17

menyadari bahwa merekalah yang paling bertanggung jawab

terhadap keberhasilan dan kegagalan penerapan K3. Komitmen

harus dinyatakan dengan tindakan nyata agar diketahui oleh

seluruh staf dan karyawan perusahaan.

2. Menetapkan cara penerapan

Perusahaan dapat menggunakan jasa konsultan ataupun personil

perusahaan yang mampu untuk mengorganisasikan dan

mengarahkan orang untuk menerapkan K3.

3. Membentuk kelompok kerja penerapan

Jika perusahaan akan membentuk kelompok kerja sebaiknya

anggota kelompok kerja tersebut terdiri atas seorang wakil dari

setiap unit kerja, biasanya manajer unit kerja. Hal ini penting

karena mereka yang paling bertanggung jawab terhadap setiap

unit kerja yang bersangkutan.

4. Menetapkan sumber daya yang diperlukan

Sumber daya di sini mencakup orang atau personil,

perlengkapan, waktu, dan dana. Orang yang dimaksud adalah

beberapa orang yang diangkat secara resmi di luar tugas-tugas

pokoknya dan terlibat penuh dalam proses penerapan.

Perlengkapan adalah perlunya mempersiapkan kemungkinan

ruangan tambahan untuk menyimpan dokumen atau komputer

tambahan untuk mengolah dan menyimpan data. Waktu yang

diperlukan tidaklah sedikit terutama bagi orang yang terlibat

dalam penerapan, mulai mengikuti rapat, pelatihan, mempelajari

Implementasi Keselamatan dan..., Nurman Soleh, Fakultas Hukum UMP, 2013

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Implementasi K3repository.ump.ac.id/6999/3/Nurman Soleh Bab II.pdf · Pelaksanaan implementasi K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan

18

bahan-bahan pustaka, menulis dokumen mutu sampai

menghadapi kegiatan audit dan assessment. Sementara dana

diperlukan adalah untuk membayar konsultan (jika

menggunakan jasa konsultan), lembaga sertifikasi, dan biaya

untuk pelatihan karyawan di luar perusahaan. Serta peralatan

khusus untuk pengendalian resiko dan bahaya yang ditimbulkan

dalam penerapan K3.

5. Kegiatan penyuluhan

Kegiatan penyuluhan ini harus di arahkan untuk mencapai

tujuan, antara lain:

a) Menyamakan persepsi dan motifasi terhadap pentingnya

penerapan kebijakan K3 bagi kinerja perusahaan;

b) Membangun komitmen menyeluruh mulai dari direksi,

manajer, staf, dan seluruh jajaran dalam perusahaan untuk

bekerja bersama-sama dalam menerapakan standar sistem.

6. Peninjauan sistem

Kelompok kerja yang telah terbentuk meninjau sistem yang

sedang berlangsung dengan membandingkannya dengan

persyaratan yang ada dalam penerapan K3. Peninjauan dapat

dilakukan melalui 2 cara yaitu dengan meninjau dokumen

prosedur dan meninjau pelaksanaannya.

7. Penyusunan jadwal kegiatan

Jadwal kegiatan disusun setelah melakukan peninjauan dengan

mempertimbangkan:

Implementasi Keselamatan dan..., Nurman Soleh, Fakultas Hukum UMP, 2013

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Implementasi K3repository.ump.ac.id/6999/3/Nurman Soleh Bab II.pdf · Pelaksanaan implementasi K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan

19

a) Ruang lingkup pekerjaan;

b) Kemampuan wakil manajemen dan kelompok kerja

penerapan;

c) Keberadaan proyek.

8. Pengembangan Penerapan K3

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap pengembangan

sistem adalah dokumentasi, pembagian kelompok, penyusunan

bagan alir, penulisan manual SMK3, prosedur dan instruksi

kerja.

9. Penerapan K3

Penerapan K3 harus dilaksanakan sedikitnya 3 (tiga) bulan

sebelum pelaksanaan audit internal. Waktu tiga bulan diperlukan

untuk mengumpulkan bukti-bukti (dalam bentuk rekaman

tercatat) secara memadai dan untuk melaksanakan

penyempurnaan kebijakan serta modifikasi dokumen.

10. Proses Sertifikasi

Perusahaan diharapkan melakukan sertifikasi dengan memilih

lembaga sertifikasi yang sesuai.

Tingkat penerapan K3 dibagi menjadi 3 (tiga) tingkatan :

a) Perusahaan kecil atau perusahaan dengan tingkat resiko

rendah harus menetapkan sebanyak 64 (enam puluh

empat) kriteria;

Implementasi Keselamatan dan..., Nurman Soleh, Fakultas Hukum UMP, 2013

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Implementasi K3repository.ump.ac.id/6999/3/Nurman Soleh Bab II.pdf · Pelaksanaan implementasi K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan

20

b) Perusahaan sedang atau perusahaan dengan tingkat resiko

menengah harus menerapkan sebanyak 122 (seratus dua

puluh dua) kriteria;

c) Perusahaan besar atau perusahaan dengan tingkat resiko

tinggi harus menerapkan sebanyak 166 (seratus enam

puluh enam) kriteria.

5. Kriteria Pencapaian Keberhasilan Implementasi K3

Direktorat Pengawasan Norma K3 Ditjen Pembinaan Pengawasan

Ketenagakerjaan, Depnakertrans RI (2006) menyebutkan, keberhasilan

penerapan K3 di tempat kerja dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 1.1 Tingkat Pencapaian Keberhasilan Implementasi K3

No. Tingkat

Pencapaian

Perusahaan

Kecil

Perusahaan

Sedang Perusahaan Besar

1 0-59% Tindakan

Hukum

Tindakan

Hukum Tindakan Hukum

2 60-84% Bendera Perak

Sertifikat

Bendera Perak

Sertifikat

Bendera Perak

Sertifikat

3 85-100% Bendera Emas

Sertifikat

Bendera Emas

Sertifikat

Bendera Emas

Sertifikat

Keterangan:

1. Tingkat pencapaian keberhasilan implementasi K3 sebesar 0-59%

apabila telah melakukan tindakan hukum, baik oleh perusahaan kecil,

sedang ataupun perusahaan besar.

2. Tingkat pencapaiaan keberhasilan implmentasi K3 sebesar 60-84%

apabila telah mendapatkan sertifikat bendera perak, baik oleh

perusahaan kecil, sedang ataupun perusahaan besar.

Implementasi Keselamatan dan..., Nurman Soleh, Fakultas Hukum UMP, 2013

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Implementasi K3repository.ump.ac.id/6999/3/Nurman Soleh Bab II.pdf · Pelaksanaan implementasi K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan

21

3. Tingkat pencapaian keberhasilan implementasi K3 sebesar 85-100%

apabila telah mendapatkan sefrifikat bendera emas, baik oleh

perusahaan kecil, sedang ataupun perusahaan besar.

B. Pengertian Outsourcing

Outsourcing adalah salah satu hasil samping dari Business Process

Reengineering (BPR). BPR adalah perubahan yang dilakukan secara mendasar

oleh suatu perusahaan dalam proses pengelolaannya, bukan hanya sekedar

melakukan perbaikan. BPR adalah pendekatan baru dalam manajemen yang

bertujuan meningkatkan kinerja, yang sangat berlainan pendekatan lama yaitu

continuous imnprovement process. BPR diberikan untuk memberikan respon atas

perkembangan ekonomi secara global dan perkembangan teknologi yang

demikian cepat sehingga berkembang persaingan yang bersifat global dan

berlangsung sangat kuat (Sonhaji, 2007:112).

Di dalam Undang-undang tidak menyebutkan secara tegas mengenai istilah

outsourcing. Tetapi pengertian outsourcing dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 64

Undang-undang ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003, yang isinya menyatakan

bahwa outsourcing adalah suatu perjanjian kerja yang dibuat antara pengusaha

dengan tenaga kerja/buruh, dimana perusahaan tersebut dapat menyerahkan

sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui perjanjian

pemborongan pekerjaan yang dibuat secara tertulis.

Menurut Pasal 1601 (b) KUH Perdata, outsourcing disamakan dengan

perjanjian pemborongan sehingga pengertian outsourcing adalah suatu perjanjian

dimana pemborong mengikat diri untuk membuat suatu kerja tertentu bagi pihak

Implementasi Keselamatan dan..., Nurman Soleh, Fakultas Hukum UMP, 2013

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Implementasi K3repository.ump.ac.id/6999/3/Nurman Soleh Bab II.pdf · Pelaksanaan implementasi K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan

22

lain yang memborongkan mengikatkan diri untuk memborongkan pekerjaan

kepada pihak pemborong dengan bayaran tertentu.

Dari pengertian di atas maka dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai

outsourcing yaitu suatu bentuk perjanjian kerja antara perusahaan pengguna jasa

dengan perusahaan penyedia jasa, dimana perusahaan pengguna jasa meminta

kepada perusahaan penyedia jasa untuk menyediakan tenaga kerja/buruh yang

diperlukan untuk bekerja di perusahaan pengguna jasa dengan membayar

sejumlah uang dan upah atau gaji tetap dibayarkan oleh perusahaan penyedia jasa.

Pola perjanjian kerja dalam bentuk outsourcing secara umum adalah ada

beberapa pekerjaan kemudian diserahkan kepada perusahaan lain yang telah

berbadan hukum, dimana perusahaan yang 1 (satu) tidak berhubungan secara

langsung dengan pekerjaan tetapi hanya kepada perusahaan penyalur atau

penyedia tenaga kerja/buruh.

Pendapat lain menyebutkan bahwa outsourcing adalah pemberian pekerjaan

dari satu pihak kepada pihak lain dalam 2 (dua) bentuk, yaitu:

1. Menyerahkan dalam bentuk pekerjaan;

2. Pemberian pekerjaan oleh pihak kesatu dalam bentuk jasa tenaga

kerja/buruh.

Perjanjian outsourcing dapat disamakan dengan perjanjian pemborongan

pekerjaan. Di bidang ketenagakerjaan, outsourcing dapat diterjemahkan sebagai

pemanfaatan tenaga kerja/buruh untuk memproduksi atau melaksanakan suatu

pekerjaan oleh suatu perusahaan, melalui perusahaan penyedia jasa tenaga

kerja/buruh. Dimana ada 2 (dua) perusahaan yang terlibat, yaitu perusahaan yang

khusus menyeleksi, melatih dan mempekerjakan tenaga kerja/buruh yang

Implementasi Keselamatan dan..., Nurman Soleh, Fakultas Hukum UMP, 2013

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Implementasi K3repository.ump.ac.id/6999/3/Nurman Soleh Bab II.pdf · Pelaksanaan implementasi K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan

23

menghasilkan suatu produk/jasa tertentu untuk kepentingan perusahaan lain.

Dengan demikian perusahaan kedua tidak memiliki hubungan kerja langsung

dengan tenaga kerja/buruh yang bekerja padanya, hubungan hanya melalui

perusahaan penyedia jasa tenaga kerja/buruh. Outsourcing adalah alternatif dalam

melakukan pekerjaan sendiri, tetapi outsourcing tidak sekedar mengontrakan

secara biasa, tetapi jauh melebihi itu.

1. Dasar pelaksanaan outsourcing

Pelaksanaan outsourcing melibatkan 3 (tiga) pihak yakni perusahaan

penyedia tenaga kerja/buruh outsourcing, perusahaan pengguna tenaga

kerja/buruh outsourcing, dan tenaga kerja/buruh outsourcing itu sendiri.

Oleh karena itu perlu adanya suatu peraturan agar pihak-pihak yang terlibat

tidak ada yang dirugikan khususnya tenaga kerja outsourcing. Mengingat

bisnis outsourcing berkaitan erat dengan praktek ketenagakerjaan, maka

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan merupakan

salah 1 (satu) peraturan pelaksanaan outsorcing di Indonesia yang

ditemukan dalam Pasal 64, Pasal 65 dan Pasal 66.

Prinsip dasar pelaksanaan outsourcing adalah terjadinya suatu

kesepakatan kerjasama antara perusahaan pengguna jasa tenaga kerja/buruh

dan perusahaan penyedia jasa tenaga kerja/buruh dalam bentuk perjanjian

pemborongan pekerjaan atau penyediaan jasa tenaga kerja/buruh, dimana

perusahaan pengguna tenaga kerja/buruh akan membayar suatu jumlah

tertentu sesuai kesepakatan atas hasil pekerjaan dari tenaga kerja/buruh yang

disediakan oleh perusahaan penyedia tenaga kerja/buruh. Sesuai dengan

ketentuan yang tercantum dalam Pasal 64, yang berbunyi sebagai berikut :

Implementasi Keselamatan dan..., Nurman Soleh, Fakultas Hukum UMP, 2013

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Implementasi K3repository.ump.ac.id/6999/3/Nurman Soleh Bab II.pdf · Pelaksanaan implementasi K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan

24

”Perusahaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada

perusahaan lainnya melalui perjanjian pemborongan pekerjaan atau

penyediaan jasa tenaga kerja/buruh yang dibuat secara tertulis”.

Dengan demikian outsorcing dapat terlaksana bila sudah

ditandatangani suatu perjanjian antara pengguna jasa tenaga kerja dan

penyedia jasa tenaga kerja/buruh yaitu perjanjian pemborongan kerja atau

penyediaan jasa tenaga kerja/buruh.

Pengertian perjanjian pemborongan menurut Pasal 1601 b Kitab

Undang-undang Hukum Perdata yang menyebutkan perjanjian

pemborongan dengan pemborongan pekerjaan yaitu sebagai perjanjian

dimana pihak kesatu (si pemborong) mengikatkan diri untuk

menyelenggarakan suatu pekerjaan bagi pihak yang lain, pihak yang

memborong dengan menerima harga yang ditentukan. Definisi tersebut

kurang tepat karena menganggap perjanjian pemborongan adalah perjanjian

sepihak karena pemborong hanya mempunyai kewajiban saja sedangkan

yang memborongkan hanya mempunyai hak saja.

Oleh Djumadi 2004, Pemborongan pekerjaan adalah suatu persetujuan

dengan mana pihak kesatu (si pemborong), mengikatkan diri untuk

menyelenggarakan suatu pekerjaa, sedang pihak lain (yang memberi

borongan) mengikatkandiri untuk membayar sesuai harga yang ditentukan.

Perjanjian pemborongan pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan

pengguna tenaga kerja/buruh dan perusahaan penyedia tenaga kerja/buruh

harus dalam bentuk tertulis, sesuai ketentuan Pasal 65 ayat (1) sebagai

berikut :

Implementasi Keselamatan dan..., Nurman Soleh, Fakultas Hukum UMP, 2013

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Implementasi K3repository.ump.ac.id/6999/3/Nurman Soleh Bab II.pdf · Pelaksanaan implementasi K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan

25

“Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain

dilaksanakan melalui perjanjian pemborongan pekerjaan yang dibuat secara

tertulis”.

2. Syarat-syarat pekerjaan outsourcing

Pada dasarnya tujuan utama suatu perusahaan melakukan outsourcing

adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keunggulan kompetitif

perusahaan agar dapat mempertahankan hidup dan berkembang.

Mempertahankan hidup berarti tetap dapat mempertahankan perkembangan

pasar, sementara berkembang berarti dapat meningkatkan perkembangan

pasar, dengan tujuan strategis ialah bahwa dengan melakukan outsourcing,

perusahaan ingin meningkatkan kemampuannya berkompetisi, atau ingin

meningkatkan atau sekurang-kurangnya mempertahankan keunggulan

kompetitifnya. Kompetisi antara perusahaan umumnya menyangkut 3 (tiga)

hal, yaitu harga produk, mutu produk dan layanan.

Oleh karena itu, pekerjaan harus diserahkan pada pihak yang lebih

profesional dan lebih berpengalaman dari pada perusahaan sendiri dalam

melaksanakan jenis pekerjaan yang diserahkan, tidak sekedar pihak ketiga

saja. Namun demikian tidak semua pekerjaan dapat dialihkan dengan cara

outsourcing, hanya pekerjaan yang memenuhi syarat-syarat tertentu saja

yang dapat dialihkan kepada perusahaan lain. Perusahaan dalam hal ini

dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaannya kepada perusahaan

lainnya melalui :

a. pemborongan pekerjaan; atau

b. penyediaan jasa pekerja.

Implementasi Keselamatan dan..., Nurman Soleh, Fakultas Hukum UMP, 2013

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Implementasi K3repository.ump.ac.id/6999/3/Nurman Soleh Bab II.pdf · Pelaksanaan implementasi K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan

26

Pasal 65 ayat (1) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan menyebutkan :

“Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain

dilaksanakan melalui perjanjian pemborongan pekerjaan yang dibuat secara

tertulis”.

Pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan lain sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi syarat-syarat yang diatur dalam

Pasal 65 ayat (2) yaitu:

a. Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama;

b. Dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari pemberi

pekerjaan;

c. Merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan;

d. Tidak menghambat proses produksi secara langsung.

Berdasarkan Pasal 66 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan, outsourcing dibolehkan hanya untuk kegiatan penunjang

dan kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi.

Dalam penjelasan Pasal 66 UU Nomor 13 Tahun 2003 menyebutkan

bahwa:

“Yang dimaksud dengan kegiatan penunjang atau kegiatan yang tidak

berhubungan langsung dengan proses produksi adalah kegiatan yang di luar

usaha pokok (core bussiness) suatu perusahaan. Kegiatan tersebut antara

lain: usaha pelayangan kebersihan (cleaning service), usaha penyedia

makanan bagi pekerja/buruh catering, usaha tenaga pengaman

(scurity/satuan pengaman), usaha penunjang disuatu penambangan dan

perminyakan, serta usaha penyedia angkutan pekerja/buruh”.

Syarat-syarat pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan lain

diatur juga dalam Pasal 6 KEPMENAKERTRANS Nomor KEP-

220/MEN/X/2004 tentang Syarat-syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan

Pekerjaan Kepada Perusahaan lain yang bunyinya sebagai berikut :

Implementasi Keselamatan dan..., Nurman Soleh, Fakultas Hukum UMP, 2013

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Implementasi K3repository.ump.ac.id/6999/3/Nurman Soleh Bab II.pdf · Pelaksanaan implementasi K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan

27

a. Pekerjaan yang dapat diserahkan kepada pemborong pekerjaan harus

memenuhi syarat :

1) Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama, baik manajemen

maupun kegiatan pelaksanaan pekerjaan;

2) Dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari

pemberi pekerjaan;

3) Merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan;

4) Tidak menghambat proses produksi secara langsung, artinya

apabila pekerjaan yang diborong tersebut apabila tidak

dilaksanakan, maka kegiatan utama tetap berjalan sebagaimana

mestinya.

b. Perusahaan pemberi pekerjaan wajib membuat alur kegiatan proses

pelaksanaan pekerjaan.

c. Perusahaan pemberi pekerjaan menetapkan jenis-jenis pekerjaan yang

utama dan menunjang serta melaporkan kepada instansi

ketenagakerjaan setempat.

3. Syarat-syarat Perusahaan Penyedia Jasa Tenaga Kerja

Outsourcing

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

mengatur syarat-syarat perusahaan yang dapat menyediakan tenaga

kerja/buruh agar kepentingan para pihak yang terlibat dalam perjanjian

outsourcing, baik pihak-pihak yang berhubungan maupun terhadap

pekerja/buruh yang dipekerjakan tidak ada yang dirugikan terutama tenaga

kerja/buruh outsourcing yang biasanya berada pada posisi yang lemah.

Implementasi Keselamatan dan..., Nurman Soleh, Fakultas Hukum UMP, 2013

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Implementasi K3repository.ump.ac.id/6999/3/Nurman Soleh Bab II.pdf · Pelaksanaan implementasi K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan

28

Syarat-syarat tersebut dalam Pasal 65 Undang-Undang Nomor 13 Tahun

2003 disebutkan :

1. Perusahaan penyedia tenaga kerja haus berbentuk badan hukum (Pasal 65

ayat (3))

2. Perusahaan penyedia tenaga kerja harus mampu memberikan

perlindungan upah dan kesejahteraan, memenuhi syarat-syarat kerja

sekurang-kurangnya sama dengan perusahaan pengguna tenaga kerja atau

peraturan-perundang-undangan yang berlaku. (Pasal 65 ayat (4)), dengan

kata lain perusahaan penyedia tenaga kerja minimal harus memiliki

Peraturan Perusahaan yang telah disetujui oleh Departemen Tenaga

Kerja.

Pasal 66 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 antara lain :

1. Ada hubungan kerja antara pekerja/buruh dengan perusahaan penyedia

jasa pekerja/buruh;

2. Perjanjian kerja yang berlaku dalam hubungan kerja adalah perjanjian

kerja untuk waktu tertentu yang memenuhi persyaratan sebagaimana

terdapat dalam Pasal 59 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 dan/atau

perjanjian kerja waktu tidak tertentu yang dibuat secara tertulis dan

ditandatangani oleh kedua belah pihak.

3. Perlindungan upah dan kesejahteraan, syarat-syarat kerja, serta

perselisihan yang timbul menjadi tanggung jawab perusahaan penyedia

jasa pekerja/buruh.

4. Perjanjian antara perusahaan pengguna jasa pekerja/buruh dan

perusahaan penyedia pekerja/buruh dibuat secara tertulis dan wajib

memuat pasal sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.

5. Penyedia jasa pekerja/buruh merupakan bentuk usaha yang berbadan

hukum dan memiliki izin dari instansi yang bertanggung jawab di bidang

ketenagakerjaan.

Apabila ketentuan-ketentuan yang telah disebutkan diatas tidak

terpenuhi, maka demi hukum status hubungan kerja antara tenaga

kerja/buruh dan perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh beralih menjadi

hubungan kerja antara tenaga kerja/buruh dan perusahaan pemberi

pekerjaan.

Syarat-syarat bagi perusahaan pelaksana pekerjaan juga terdapat Pada

Pasal 3, Pasal 5 KEPMENAKERTRANS Nomor KEP-220/MEN/2004,

Pasal 3 ayat (2) sampai dengan ayat (5) berbunyi sebagai berikut:

Implementasi Keselamatan dan..., Nurman Soleh, Fakultas Hukum UMP, 2013

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Implementasi K3repository.ump.ac.id/6999/3/Nurman Soleh Bab II.pdf · Pelaksanaan implementasi K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan

29

1. Pasal 3 ayat (2) : Penyerahan sebagian pelaksana pekerjaan kepada

pemborong harus diserahkan kepada perusahaan yang berbadan hukum.

2. Pasal 3 ayat (3) : Ketentuan dalam ayat (1) dikecualikan bagi :

a. Perusahaan pemborong pekerjaan yang bergerak dibidang pengadaan

barang;

b. Perusahaan pemborong pekerjaan yang bergerak di bidang jasa

pemeliharaan dan perbaikan serta jasa konsultasi yang memper-

kerjakan pekerja/buruh kurang dari 10 (sepuluh) orang.

3. Pasal 4 ayat (4) : Apabila pemborong yang akan menyerahkan lagi

sebagian pekerjaan, maka penyerahan tersebut dapat diberikan kepada

perusahaan pemborong pekerjaan yang tidak berbadan hukum.

4. Pasal 5 ayat (5) : Apabila perusahaan pemborong yang bukan berbadan

hukum dimaksud ayat (3) tidak melaksanakan kewajibannya memenuhi

hak-hak pekerja/buruh, maka perusahaan yang berbadan hukum

dimaksud ayat (1) bertanggung jawab memenuhi kewajiban tersebut.

Pasal 4 berbunyi :

1. Dalam hal di suatu daerah tidak terdapat pemborong pekerjaan berbadan

hukum, atau terdapat pemborong pekerjaan berbadan hukum tetapi tidak

memenuhi kualifikasi yang ditentukan perusahaan pemberi pekerjaan,

maka penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan dapat diserahkan

kepada perusahaan pemborong yang tidak berbadan hukum.

2. Perusahaan penerima pemborongan yang tidak berbadan hukum

dimaksud ayat (1) bertanggung jawab memenuhi hak-hak pekerja.

3. Tanggung jawab dimaksud ayat (2) harus dituangkan dalam perjanjian

pemborongan pekerjaan antara pemberi pekerjaan dengan perusahaan

pemborong pekerjaan.

Menurut KEPMENAKERTRANS Nomor KEP-101/MEN/VI/2004

Pasal 2 disebutkan untuk dapat menjadi perusahaan penyedia jasa

pekerja/buruh, perusahaan wajib memiliki ijin operasional dari instansi

ketenagakerjaan di Kabupaten/Kota sesuai dengan domisili perusahaan

penyedia jasa pekerja/buruh untuk mendapatkan ijin operasional, dengan

menyampaikan permohonan dengan melampirkan :

a. Copy pengesahan sebagai badan hukum berbentuk Perseroan Terbatas

atau koperasib) Copy anggaran dasar yang di dalamnya memuat

kegiatan usaha penyedia jasa pekerja/buruh;

b. Copy SIUP;

Implementasi Keselamatan dan..., Nurman Soleh, Fakultas Hukum UMP, 2013

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Implementasi K3repository.ump.ac.id/6999/3/Nurman Soleh Bab II.pdf · Pelaksanaan implementasi K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan

30

c. Copy wajib lapor ketenagakerjaan yang masih berlaku.

Dinas Tenaga Kerja Kota/Kabupaten harus sudah menerbitkan ijin

operasional terhadap permohonan yang telah memenuhi ketentuan diatas

dalam waktu paling lama 30(tiga puluh) hari sejak permohonan diterima.

Ijin operasional bagi perusahaan penyedia tenaga kerja berlaku diseluruh

indonesia untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk

angka waktu yang sama.

4. Ketentuan Bagi Perusahaan Pengguna Jasa Tenaga Kerja

Outsourcing

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan telah

membatasi pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan lain melalui

pemborongan atau outsourcing. Kewajiban bagi pengguna jasa tenaga kerja,

yang diatur dalam Pasal 66 ayat (1), pengguna jasa tenaga kerja tidak boleh

menggunakan tenaga kerja untuk melaksanakan kegiatan pokok atau

kegiatan yang berhubungan langsung dengan proses produksi, kecuali untuk

kegiatan jasa penunjang atau kegiatan yang tidak berhubungan langsung

dengan proses produksi.

Penjelasan Pasal 66 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003,

disebutkan bahwa :

Yang dimaksud dengan kegiatan penunjang atau kegiatan yang tidak

berhubungan langsung dengan proses produksi adalah kegiatan yang

berhubungan di luar usaha pokok (core business) suatu perusahaan.

Kegiatan tersebut antara lain : usaha pelayanan kebersihan (cleaning

service), usaha penyediaan makanan bagi pekerja/buruh catering, usaha

tenaga pengamanan (security/satuan pengamanan, usaha jasa penunjang di

pertambangan dan perminyakan, serta usaha penyediaan angkutan

pekerja/buruh.

Implementasi Keselamatan dan..., Nurman Soleh, Fakultas Hukum UMP, 2013

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Implementasi K3repository.ump.ac.id/6999/3/Nurman Soleh Bab II.pdf · Pelaksanaan implementasi K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan

31

Konsep dan pengertian usaha pokok atau core business dan

kegiatan penunjang atau non core business adalah konsep yang berubah dan

berkembang secara dinamis. Alexander dan Young (1996) mengatakan

bahwa ada empat pengertian yang dihubungkan dengan core activity atau

core business, yaitu :

• Kegiatan yang secara tradisional dilakukan di dalam perusahaan.

• Kegiatan yang bersifat kritis terhadap kinerja bisnis.

• Kegiatan yang menciptakan keunggulan kompetitif baik sekarang

maupun di waktu yang akan datang.

• Kegiatan yang akan mendorong pengembangan yang akan datang,

inovasi, atau peremajaan kembali.

Implementasi Keselamatan dan..., Nurman Soleh, Fakultas Hukum UMP, 2013