BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Lingkunganrepository.ump.ac.id/4934/2/Al Atiyatul Khusna BAB...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Lingkunganrepository.ump.ac.id/4934/2/Al Atiyatul Khusna BAB...
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu baik fisik, biologis maupun sosial
yang berada di sekitar manusia serta pengaruh-pengaruh luar yang
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia. Ada tiga jenis
lingkungan antara lain (Lenihhan & Fletter, 2000) :
1. Lingkungan Fisik adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia
yang tidak bernyawa. Misalnya air, kelembaban, udara, suhu, angin,
rumah dan benda mati lainnya.
2. Lingkungan Biologis adalah segala sesuatu yang bersifat hidup seperti
tumbuh-tumbuhan hewan serta mikroorganisme.
3. Lingkungan sosial adalah segala sesuatu tindakan yang mengatur
kehidupan manusia dan usah-usahanya untuk mempertahankan
kehidupan seperti pendidikan pada tiap individu, rasa tanggung jawab,
pengetahuan keluarga, jenis pekerjaan, jumlah penghuni dan keadaan
ekonomi.
4. Lingkungan rumah adalah segala sesuatu yang berada di dalam rumah,
lingkungan rumah terdiri dari lingkungan fisik yaitu ventilasi, suhu,
kelembaban udara serta lingkungan social yaitu kepadatan penghuni.
Lingkungan rumah menurut WHO adalah suatu struktur fisik dimana
orang yang menggunakan untuk tempat berlingdung. Lingkungan dari
Hubungan Hygienitas Dan..., Al Atiyatul Khusna, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
9
struktur tersebut juga semua fasilitas dan pelayanan yang diperlukan baik
untuk kesehatan jasmani dan rohani.
Lingkungan yang sehat dapat diartikan sebagai lingkungan yang dapat
memberikan tempat untuk berlingdung dan serta dapat menumbuhkan
kehidupan yang sempurna baik fisik, psikologis dan maupun sosial.
Lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan antara lain (Lubis, 2000) :
1. Memenuhi kebutuhan fisiologis
a. Suhu yaitu dalam pembuatan rumah harus diusahakan agar
konstruksinya sedemikian rupa sehingga suhu tidak berubah banyak
dan agar kelembaban udara dapat di jaga jangan sampai terlalu tinggi
dan terlalu rendah.
b. Harus cukup memberi pencahayaan baik siang maupun malam.
c. Lingkungan harus segar dan bersih.
2. Perlindungan terhadap penularan Penyakit
a. Harus ada sumber air yang memenuhi syarat, baik secara kualitas
maupun kuantitas, sehingga selain kebutuhan makan dan minum
terpenuhi, juga cukup tersedia air untuk memelihara kebersihan
lingkungan.
b. Harus ada tempat menyimpan sampah dan WC yang baik dan
memenuhi syarat juga air pembuangan harus bisa dialirkan dengan
baik.
Hubungan Hygienitas Dan..., Al Atiyatul Khusna, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
10
c. Pembuangan kotoran manusia dan limbah harus memenuhi syarat
kesehatan, yaitu harus dapat mencegah agar limbah tidak meresap
dan mengkontaminasi permukaan sumber air bersih.
B. Teori Adaptasi Keperawatan Lingkungan Menurut Calista Roy
Calista Roy adalah seorang suster dari Saint Joseph of Carondelet. Roy
dilahirkan pada tanggal 14 oktober 1939 diLos Angeles California. Beliau
mengungkapkan model konseptul adaptasi sebagai berikut :
1. Manusia
Manusia sebagai sebuah sistem adaptif. Sistem adaptif manusia
dapat digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang
mempunyai input kontrol, output dan proses umpan balik.
2. Lingkungan
Lingkungan digambarkan sebagai dunia di dalam dan di luar
manusia. Lingkungan merupakan masukan (input) bagi manusia sebagai
sistem yang adaptif sama halnya dengan lingkungan sebagai stimulus
eksternal dan internal. Lebih lanjut stimulus itu dikelompokkan menjadi
tiga jenis stimulus yaitu : fokal, konstektual, dan residual. Lebih luas lagi
lingkungan didefinisikan sebagai segala kondisi, keadaan disekitar dan
mempengaruhi keadaan, perkembangan dan perilaku manusia sebagai
individu atau kelompok.
3. Kesehatan
Menurut Roy, kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses
menjadi manusia secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan.
Hubungan Hygienitas Dan..., Al Atiyatul Khusna, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
11
Integritas atau keutuhan manusia menyatakan secara tidak langsung
bahwa kesehatan atau kondisi tidak mengacu kelengkapan atau kesatuan
dan kemungkinan tertinggi dari pemenuhan potensi manusia. Jadi
Integritas adalah sehat. Definisi kesehatan ini lebih dari tidak adanya
sakit tapi termasuk penekanan pada kondisi sehat sejahtera.
4. Keperawatan
Sebagai ilmu keperawatan mengobservasi, mengklasifikasikan dan
menghubungkan proses yang secara positif berpengaruh pada status
kesehatan. Sebagai disiplin, praktek, keperawatan menggunakan
pendekatan pengetahuan untuk menyediakan pelayanan pada orang-
orang. Lebih spesifik dia mendefinisikan keperawatan sebagai ilmu
praktek dari peningkatan adaptasi untuk meningkatkan kesehatan sebagai
tujuan untuk mempengaruhi kesehatan secara positif. Keperawatan
meningkatkan adaptasi individu dan kelompok dalam situasi yang
berkaitan dengan kesehatan, Jadi model adaptasi keperawatan
menggambarkan lebih spesifik perkembangan ilmu keperawatan dan
praktek keperawatan yang berdasarkan ilmu keperawatan tersebut.
Dalam model tersebut, keperawatan terdiri dari tujuan keperawatan dan
aktivitas keperawatan
C. Faktor Lingkungan yang Berpengaruh terhadap Kejadian Dermatitis
Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kejadian Dermatitis,
yaitu pendidikan, pelayanan kesehatan, kontak dengan penyebab dermatitis,
lingkungan tempat tinggal, perilaku dan hygienitas. Pada umumnya,
Hubungan Hygienitas Dan..., Al Atiyatul Khusna, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
12
lingkungan yang buruk (tidak memenuhi syarat kesehatan) akan berpengaruh
pada penyebaran penyakit menular termasuk penyakit dermatitis. Berikut ini
akan diuraikan mengenai lingkungan fisik dan sosial yang berpengaruh
terhadap kejadian dermatitis (Depkes RI, 2005) :
1. Kelembaban Udara
Kelembaban udara adalah prosentase jumlah kandungan air dalam
udara. Lingkungan yang tidak memiliki kelembaban yang memenuhi
syarat kesehatan akan membawa pengaruh bagi kesehatan. Kelembaban
udara dapat diukur dengan alat hygrometer yang memenuhi syarat
kesehatan 40-60% dan kelembaban udara yang tidak memenuhi syarat
kesehatan < 40% - > 60 %. Sedangkan bakteri staphylococcus seperti
halnya bakteri lain akan tumbuh subur pada kelembaban lingkungan 80
% (Launita & Indriatmi 2000).
Menurut penelitian Hari Purnomo (2000) Kelembaban udara yang
tidak sesuai akan menimbulkan berbagai macam penyakit, kelelahan,
menurunkan daya konsentrasi, gemetar dan menurunkan kekuatan otot.
Hidup pada lingkungan yang terlalu panas dan lembab dapat menurunkan
kemampuan fisik tubuh dan dapat menyebabkan keletihan. Sedangkan
pada lingkungan yang dingin dan lembab merupakan media yang baik
bagi pertumbuhan mikroorganisme dermatitis. Mikroorganisme tersebut
dapat masuk ke dalam tubuh melalui udara. Selain itu kelembaban yang
tinggi dapat menyebabkan membran mukosa kulit menjadi kering
sehingga kurang efektif dalam menghadang mikroorganisme.
Hubungan Hygienitas Dan..., Al Atiyatul Khusna, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
13
2. Sumber Air
Air merupakan sumber daya yang mutlak harus ada bagi
kehidupan. Air juga merupakan bahan pelarut paling baik. Adanya
penyebab penyakit di dalam air, dapat menyebabkan efek langsung
terhadap kesehatan (Tambing, 2000).
Menurut penelitian Diah Cahyani Permana Sari dari Infrastuktur
Permukinam Jakarta (2006), Suplai air bersih dan sanitasi menjadi
masalah utama dibanyak negara, dari 20% total populasi masyarakat
tidak mendapatkan akses sumber air yang sehat dan aman. Wabah
Water-borne dari polusi tinja yang mencemarkan air permukaan menjadi
penyebab berbagai macam penyakit. Pencemaran air juga menyebabkan
berbagai macam penyakit kulit salah satunya dermatitis. Peran air dalam
terjadinya penyakit kulit atau dermatitis dapat disebabkan antara lain :
a. Rasa
Sumber air biasanya tidak memberi rasa atau tawar. Air yang tidak
tawar dapat menunjukan kehadiran berbagai zat yang dapat
membahayakan kesehatan. Rasa logam atau amis, rasa pait, asin dan
sebagainya.
b. Kekeruhan
Kekeruhan disebabkan oleh zat yang tersuspensi yang bersifat
anorganik dan organik. Zat anorganik biasanya dari lapukan logam
atau batuan. Sedangkan organik berasal dari lapukan tanaman atau
hewan. Buangan industri dapat juga merupakan sumber kekeruhan.
Hubungan Hygienitas Dan..., Al Atiyatul Khusna, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
14
Hal ini tentu berbahaya bagi kesehatan, apalagi bagi kesehatan kulit
yang dapat menyebabkan dermatitis karena di dalam air keruh
terdapat mikroba dan bakteri.
c. Suhu
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi
pelarutan zat kimia yang ada pada saluran atau pipa, yang dapat
membahayakan kesehatan.
d. Warna
Air sebaiknya tidak berwarna karena untuk mencegah keracunan dari
berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna. Warna
dapat disebabkan adanya tannin dan asam humat. Selain itu zat
organik ini berbahaya untuk kesehatan kulit.
3. Suhu Lingkungan
Suhu adalah panas atau dinginnya udara yang dinyatakan dengan
satuan derajat tertentu. Suhu udara dibedakan menjadi (Depkes RI,
1998):
a. Suhu kering, yaitu suhu yang ditunjukkan oleh termometer suhu
setelah diadaptasikan selama kurang lebih sepuluh menit, umumnya
suhu kering antara 26 – 34 ºC.
b. Suhu basah, yaitu suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh
oleh uap air, umumnya suhu basah lebih rendah daripada suhu
kering, yaitu antara 20-25 ºC.
Hubungan Hygienitas Dan..., Al Atiyatul Khusna, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
15
Secara umum, penilaian suhu dengan menggunakan termometer.
Berdasarkan indikator pengawasan, suhu lingkungan yang memenuhi
syarat kesehatan adalah antara 20-25 ºC, dan suhu lingkungan yang tidak
memenuhi syarat kesehatan adalah < 20 ºC atau > 25 ºC.
Suhu berperan penting dalam metabolisme tubuh, konsumsi
oksigen dan tekanan darah. Suhu yang tidak memenuhi syarat kesehatan
akan meningkatkan kehilangan panas tubuh dan tubuh akan berusaha
menyeimbangkan dengan suhu lingkungan melalui proses evaporasi.
Kehilangan panas tubuh ini akan menurunkan vitalitas tubuh dan
merupakan predisposisi untuk terkena penyakit kulit dan agen yang
menular (Lennihan & Fletter 2000).
Bakteri staphylococcus merupakan bakteri mesofilik yang tumbuh
subur dalam rentang 25-40 º C, akan tetapi tumbuh secara optimal pada
suhu 31-37 ºC (Launita & Indriatmi, 2000).
4. Pencahayaan Lingkungan
Pencahayaan alami adalah penerangan yang bersumber dari sinar
matahari (alami), yaitu semua jalan yang memungkinkan untuk
masuknya cahaya matahari alamiah, misalnya melalui jendela atau
genting kaca. Cahaya berdasarkan sumbernya dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu (Depkes RI, 2000) :
a. Cahaya Alamiah
Cahaya alamiah yakni matahari.
b. Cahaya Buatan
Hubungan Hygienitas Dan..., Al Atiyatul Khusna, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
16
Cahaya buatan yaitu cahaya yang menggunakan sumber cahaya yang
bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik, api dan lain-lain.
Kualitas dari cahaya buatan tergantung dari terangnya sumber
cahaya (brightness of the source).
Secara umum pengukuran pencahayaan terhadap sinar matahari
adalah dengan menggunakan lux meter, yang diukur di ruangan, pada
tempat setinggi < 84 cm dari lantai, dengan ketentuan tidak memenuhi
syarat kesehatan bila < 50 lux atau > 300 lux, dan memenuhi syarat
kesehatan bila pencahayaan antara 50-300 lux.
D. Hygienitas
Hygienitas adalah perilaku kesehatan untuk mempertahankan diri dari
suatu penyakit, salah satunya adalah penyakit dermatitis. Hygienitas dapat
diartikan upaya untuk melindungi, memelihara dan mempertinggi derajat
kesehatan manusia, sedemikian rupa sehingga berbagai faktor lingkungan
yang menguntungkan tersebut tidak sampai menimbulkan gangguan
kesehatan. Lingkungan yang tidak sehat misalnya sumber air yang tercemar
dan menimbulkan dampak pada pencemaran air yang biasa dikonsumsi sehari
- hari. Kebersihan kandang ternak juga berpengaruh karena apabila tidak
dibersihkan dan tidak di rawat banyak bakteri yang tumbuh dan banyak
menyebabkan penyakit salah satunya penyakit dermatitis. Faktor yang
mempengaruhi terjadinya dermatitis dengan hygienitas (Abramovits &
Azwar, 2000) yaitu :
Hubungan Hygienitas Dan..., Al Atiyatul Khusna, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
17
1. Perilaku
Perilaku dapat diartikan sebagai keadaan jiwa untuk berpendapat,
berfikir dan bersikap. Perilaku juga diartikan sebagai suatu reaksi psikis
seseorang terhadap lingkungannya. Reaksi yang dimaksud digolongkan
menjadi 2, yakni dalam bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau konkrit),
dan dalam bentuk aktif (dengan tindakan konkrit). Sedangkan dalam
pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang
dilakukan oleh makhluk hidup.
Menurut Ensiklopedi Amerika (2000), perilaku diartikan sebagai
suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya, hal ini berarti
bahwa perilaku baru akan terwujud bila ada sesuatu yang diperlukan
untuk menimbulkan tanggapan yang disebut rangsangan, dengan
demikian maka suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan perilaku
tertentu pula.
Dilihat dari pengertian di atas dalam fenomena masyarakat
Indonesia kebersihan diri suatu individu dalam hal perilaku berbeda -
beda. Misalnya dalam satu rumah atau keluarga pemakaian sabun mandi
dan handuk mandi digunakan secara bergantian, bukan hanya di
lingkungan keluarga di lingkungan pondok pesantren juga sering terjadi.
Hal tersebut dikarenakan tidak menjaga kebersihan diri, akibatnya
terserang penyakit dermatitis. Apalagi penyakit tersebut dapat menular.
Maka sebaiknya dalam pemakaian sabun dan handuk mandi setiap
individu berbeda-beda.
Hubungan Hygienitas Dan..., Al Atiyatul Khusna, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
18
Perilaku kesehatan merupakan respon seseorang atau organisme
terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,
sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan.
Dalam batasan ini perilaku kesehatan dapat diklasifikasi menjadi empat
kelompok yaitu :
a. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance) adalah
perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau
menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan
bilamana sakit.
b. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan
kesehatan, disebut perilaku pencarian pengobatan (health seeking
behavior).
c. Perilaku kesehatan lingkungan adalah bagaimana seseorang
merespon lingkungan, baik lingkungan fisik, maupun sosial budaya,
dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi
kesehatannya.
d. Perilaku hidup sehat adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan
upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatannya, yang mencakup makan dengan menu
seimbang, olah raga teratur, tidak merokok, tidak minum-minuman
keras dan narkoba. Istirahat cukup, mengendalikan stress, dan
perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan.
Hubungan Hygienitas Dan..., Al Atiyatul Khusna, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
19
2. Personal hygine
Dalam kehidupan sehari - hari kebersihan merupakan hal yang
penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi
kesehatan dan psikologi seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat
dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal - hal yang sangat
berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan,
persepsi seseorang terhadap kesehatan serta tingkat perkembangan.
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang
artinya perseorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan
adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka.
Kebersihan perorangan sangat penting untuk diperhatikan. Pemeliharaan
kebersihan perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu,
keamanan dan kesehatan (Potter, 2005).
Menurut Depkes (2000) Faktor–faktor yang mempengaruhi
personal hygiene adalah :
a. Citra tubuh (Body image)
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya penderita dermatitis minder karena adanya
perubahan fisik sehingga penderita tidak peduli dengan kebersihan
dirinya.
b. Praktik sosial
Pada masyarakat desa mayoritas pekerjaan adalah petani maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
Hubungan Hygienitas Dan..., Al Atiyatul Khusna, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
20
c. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien
penderita dermatitis ia harus menjaga kebersihan diri dan
lingkungannya.
d. Budaya
Di sebagian masyarakat apabila ada penderita dermatitis sakit tidak
boleh dimandikan.
e. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu atau
kosmitik tertentu dalam perawatan diri dapat menyebabkan alergi
terhadap kulit apabila tidak cocok.
f. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu apabila sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
E. Dermatitis
1. Definisi
Dermatitis merupakan epiderma-dermatitis dengan gejala subjektif
pruritus, obyek tampak inflamasi eritema, vesikulasi, eksudasi dan
pembentukan sisik. Pengertian umum dari dermatitis adalah suatu reaksi
radang terhadap banyak rangsang, reaksi ini dapat berasal dari luar
(eksogen) maupun dari dalam (endogen). Dermatitis adalah penyakit
Hubungan Hygienitas Dan..., Al Atiyatul Khusna, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
21
residif menahun dengan ruam polimorfik, terutama berupa vasikel yang
tersusun berkelompok dan simetris, yang disertai rasa gatal yang hebat.
Dermatitis adalah peradangan epidermis dan dermis yang
memberikan gejala subjektif gatal dan dalam perkembangannya
memberikan efloresensi yang polimorf. Peradangan tersebut merupakan
reaksi kulit terhadap zat endogen maupun eksogen misalnya zat kimia,
bakteri dan fungus (Siregar, 2000).
2. Faktor-faktor penyebab dermatitis (Wijayakusuma & Purnawan, 2008) :
Penyebab dermatitis kadang–kadang tidak diketahui sebagian besar
merupakan respon kulit terhadap agen-agen yang beraneka ragam,
misalnya :
a. Zat kimia, protein, bakteri dan jamur
b. Alergi bedu, serbuk bunga tanaman atau bulu hewan
c. Alergi atau toleransi terhadap makanan tertentu
d. Pemakaian kosmetik dan perhiasan imitasi (bahan kimia lainnya)
e. Virus dan infeksi lainnya
f. Lingkungan kotor
Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya penyakit dermatitis
adalah sensitivitas terhadap gluten (protein gandum), kelembabab udara,
tekanan dan gesekan pada kulit. Dari pemeriksaan imunoflouresensi
langsung dapat dibuktikan adanya perubahan beberapa immunoglobulin
(IgA, IgG, IgM) di ujung papilla dermis. Karena itu faktor sensitivitas
diduga berperan penting dalam menimbulkan penyakit.
Hubungan Hygienitas Dan..., Al Atiyatul Khusna, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
22
3. Patofisiologi
Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh
iritan melalui kerja kimiawi atau fisik. Pertama bahan kimia merusak sel
derma secara langsung dengan absorsi membrane sel kemudian merusak
sistem sel. Mekanisme kedua setelah adanya sel yang mengalami
kerusakan maka akan merangsang pelepasan mediator inflamasi ke daerah
tersebut oleh sel T maupun sel mast secara non spesifik. Misalnya setelah
kulit terpapar asam sufat maka akan menembus ke dalam sel kulit
kemudian mengakibatkan kerusakan sel sehingga memacu pelepasan asam
arakidonat dari fosfolipid dengan bantuan fosfolipase. Asam arakidonat
kemudian dirubah siklooksigenisi menghasilkan prostagladin dan
tromboksan. Lipoosigenase menghasilkan leukotin. Prostagladin dapat
mengakibatkan dilatasi pembuluh darah sehingga kulit terlihat berwarna
merah dan mempengaruhi saraf sehingga terasa gatal.
Beberapa faktor mungkin mempengaruhi tingkat respon kulit.
Jumlah dan konsentrasi paparan bahan kimia juga penting. Iritan kimia
kuat, asam dan basa menghasilkan reaksi yang sedang dan parah. Faktor
lingkungan seperti suhu, kelembaban yang tinggi dapat berpengaruh
(Dipro, 2005).
4. Klasifikasi dermatitis yaitu (Sugianto & Rihatmadja, 2004) :
a. Dermatitis atopic
Dermatitis atopic adalah yang terjadi pada orang yang mempunyai
riwayat atopic.
Hubungan Hygienitas Dan..., Al Atiyatul Khusna, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
23
b. Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroik adalah peradangan kulit yang sering terdapat
pada daerah tubuh berambut, terutama pada kulit kepala, alis mata,
dan muka, kronik dan superficial.
c. Dermatitis statis
Dermatitis statis adalah dermatitis yang terjadi akibat adanya
gangguan aliran darah vena ditungkai bawah.
d. Dermatitis (ekzema) nonspesifik
Dermatitis (ekzema) nonspesifik adalah suatu erupsi epidermal yang
dapat berlangsung akut, kronik, terlokalisir atau generalis.
e. Dermatitis pomfolik
Dermatitis pomfolik adalah dermatitis yang ditandai dengan adanya
vesikula yang dalam mengenai telapak tangan, kaki, dan sisi jari-jari.
f. Dermatitis otosentisisasi
Dermatitis otosentisisasi adalah perluasan yang cepat dari reaksi
ekzematus atau vesikuler.
g. Dermatitis numler
Dermatitis numler adalah dermatitis yang bentuk lesinya bulat
seperti uang logam.
h. Dermatitis xerotik
Dermatitis xerotik adalah dermatitis yang terjadi pada musim dingin
dan sering dijumpai pada orang tua dan mempunyai predisposisi
dapat dijumpai pada laki - laki dan perempuan.
Hubungan Hygienitas Dan..., Al Atiyatul Khusna, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
24
i. Dermatitis kontak
Dermatitis kontak adalah suatu dermatitis yang disertai dengan
adaanya spongiosis atau edema interseluler pada epidermis karena
kulit berinteraksi dengan bahan - bahan kimia yang berkontak atau
terpajan pada kulit.
j. Dermatitis infektif
Dermatitis infektif adalah suatu eczema yang disebabkan oleh suatu
mikroorganisme ataupun produknya dan menyembuh bila
organismenya sudah diobati.
k. Dermatofitid
Dermatofitid adalah dermatitis yang terjadi secara sekunder, jauh
dari lesi infeksi, analog dengan tuberkulid kulit pada tuberculosis.
l. Dermatitis eksfoliatifa generalisata
Dermatitis eksfoliatifa generalisata adalah suatu kelainan peradangan
yang ditandai dengan eritema dan skuama yang hampir mengenai
seluruh tubuh.
5. Tanda dan gejala penyakit dermatitis antara lain (Boerdiarja, 2000) :
a. Bengkak
b. Kemerahan (dapat berkembang menjadi vesikel kecil dan
mengeluarkan cairan)
c. Gatal
d. Perih.
Hubungan Hygienitas Dan..., Al Atiyatul Khusna, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
25
6. Secara umum tingkat keparah dermatitis dapat dibagi menjadi tiga antara
lain :
a. Dermatitis ringan
Dermatitis ringan secara karakteristik ditandai oleh adanya daerah
gatal dan eritema yang terlokalisasi, kemudian diikuti terbentuknya
vasikel dan bulla yang biasanya letaknya membentuk pola linier.
b. Dermatitis sedang
Selain rasa gatal eritema papul dan vasikel pada dermatitis ringan,
tanda dan gejala pada dermatitis sedang juga diikuti bulla dan bengkak
eritematous dari bagian tubuh.
c. Dermatitis berat
Dermatitis berat ditandai dengan adanya respon yang meluas ke
daerah tubuh dan edema pada ekstremitas dan wajah. Rasa gatal dan
iritasi yang berlebihan dapat menyebabkan pembentuka vesikel,
blister dan bulla.
7. Pengobatan pada penyakit dermatitis antara lain (Mackie, 2007) :
a . Kompres
Cara kompres :
1) Rendam kain putih halus ke air
2) Letakkan di lesi, 10-20 menit
3) Ganti dengan kain dan air yang bersih
Hubungan Hygienitas Dan..., Al Atiyatul Khusna, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
26
b. Antibiotik
Biasanya infeksi sekunder disebabkan oleh Gram positif. Diobati
dengan penicillin atau ampicillin untuk penderita yang tidak alergi,
buctrim, supristol, septrin (efek aplasticanemia).
c. Obat- obat topikal
Karena kulit mudah diakses maka mudah pula diobati maka obat topical
dapat sering digunakan, beberapa obat dengan konsentrasi yang tinggi
dapat dioleskan langsung pada kulit yang sakit dengan sedikit absorbsi
sistemik sehingga efek samping sistemiknya juga sedikit. Adapun obat
topikalnya antara lian (Adhi, 1999) :
1) Lotion
Lotion memiliki dua tipe : suspensi yang terdiri atas serbuk dan
dalam air yang perlu di kocok.
2) Bedak
Bedak biasanya memiliki bahan dasar talk, zinkoksida, bentonit
atau pati jagung, kemudian ditaburkan pada kulit dengan alat
pengocok atau spons katun. Meski kerja medisnya singkat,
bedak merupakan preparat higroskopis yang menyerap serta
menahan kelembaban kulit.
3) Krim
Krim dapat berupa suspensi minyak, air atau emulsi dengan
unsur-unsur untuk mencegah bakteri ataupun jamur.
Hubungan Hygienitas Dan..., Al Atiyatul Khusna, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
27
4) Jel
Jel merupakan emulsi semisolid yang menjadi cair ketika
dioleskan pada kulit, bentuk preparat topikal ini secara
kosmetik dapat diterima oleh pasien karena tidak terlihat
setelah dioleskan dan juga tidak terasa berminyak serta tidak
meninggalkan noda.
5) Salep
Salep bersifat menahan dan melumasi serta melindungi kulit.
Bentuk preparat topikal ini lebih disukai untuk kelainan kulit
yang kronis atau terlokalisasi.
Hubungan Hygienitas Dan..., Al Atiyatul Khusna, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
28
F. Kerangka Teori
Konsep Keperawatan Teori Adaptasi Calista Roy
Konsep adaptasi Model Adaptasi Keperawatan
Variabel yang diteliti :
Variabel yang tidak diteliti :
Gambar 2.1. Kerangka Teori “Hubungan hygienitas dan Faktor Lingkungan
Dengan Kejadian Penyakit Dermatitis Di Wilayah Puskesmas Somagede
Kabupaten Banyumas”
Sumber : Modifikasi Teori Adaptasi (Calista Roy, 2001).
- Manusia - Lingkungan - Kesehatan - Keperawatan
Sehat - Sakit
Keperawatan
Hygienitas Faktor Lingkungan : - Kelembaban
udara - Sumber air - Suhu
lingkungan - Pencahayaan
lingkungan
Status kesehatan
Dermatitis
Hubungan Hygienitas Dan..., Al Atiyatul Khusna, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
29
G. Kerangka Konsep
Variabel Bebas Variabel Terikat
Gambar 2.2. Kerangka Konsep “Hubungan hygienitas dan Faktor Lingkungan
Dengan Kejadian Penyakit Dermatitis Di Wilayah Puskesmas
Somagede Kabupaten Banyumas”
H. Hipotesa
Ha : Ada hubungan hygienitas dan faktor lingkungan dengan kejadian
penyakit dermatitis di wilayah Puskesmas Somagede Kabupaten Banyumas.
1. Faktor Lingkungan : - Kelembaban Udara - Sumber Air - Suhu Lingkungan - Pencehayaan
Lingkungan
2. Hygienitas
Kejadian Dermatitis
Hubungan Hygienitas Dan..., Al Atiyatul Khusna, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013