Penyelesaian Hadis Mukhtalif...

12

Transcript of Penyelesaian Hadis Mukhtalif...

Page 1: Penyelesaian Hadis Mukhtalif Tentangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39912/2/Atiyatul... · dikenaI dengan"Ingkar-Sunnah",yaitukelompokataupahamyang menolak Hadis
Page 2: Penyelesaian Hadis Mukhtalif Tentangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39912/2/Atiyatul... · dikenaI dengan"Ingkar-Sunnah",yaitukelompokataupahamyang menolak Hadis

Penyelesaian Hadis Mukhtalif TentangSumber Ajaran Islam

Atiyatul Ulya

Abstrak: Dalam perspeletij Ulum Al~Hadis, Hadis-hadis yang tampalesaling bertentangan mesti diselesailean, baile dengan jalanmengleompromilean atau mentarjih untule mencari yang lebih leuatleualitasnya. Hal ini diasumsilean bahwa, Nabi S.A. W. sebagai panutanummat Islam tidale munglein membuat pernyataan-pernyataan yangsaling bertentangan tanpa adanya penjelasan. Karena hal yang demileiandapat mernbingungleanummat Islam yang berusaha memahami danmengileuti jejale panutanya. Dalam hal ini, penelitian tentang HadisMulehtaLij ini perlu dilaleulean, terlebih berleait dengan surnber ajaranIslam yang menjadi tolale uleur atau patolean leetentuan huleum dalamIslam. jilm demikian halnya,malea permasalahan yang patut ditelitiadalahi Bagaimana cara menyelesaikan Hadis-hadis Mukhtalij sehinggaada penyelesaian yang integratif

A. Pendahuluan

Dalam Islam terdapat dua kelompok ajaran, yaitu ajaran°°ang bersifat dasar dan bukan dasar. Ajaran dasar bersifat absolut,·uci dan tidak berubah·ubah. Sedang ajaran yang bukan dasar~,erupakanprodak ijtihadiah para ulama terhadap ajaran dasar yang~ersifat relatif, nisbi, bisa berubah-ubah, dan tidak dipandang suci- au sakral serta tidak mengikat.' Ajaran Islam yang bersifat bukan-asar, sepenuhnya berasal dari kreasi dinamis penganut Islam

bagai konsekwensi logis dari kemampuan mujtahid mendialogkan- aran dasar dengan realitas sosial di sekitarnya. Sedangkan ajaran.:;. ar Islam yang merupakan sumber ajaran Islam masih menjadi

Refleksi, VoL VIII, No.2, 2006

Page 3: Penyelesaian Hadis Mukhtalif Tentangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39912/2/Atiyatul... · dikenaI dengan"Ingkar-Sunnah",yaitukelompokataupahamyang menolak Hadis

132 Atiyatul Ulya

perselisihan di kalangan internal ummat Islam.Perbedaan pendapat tentang sumber ajaran Islam di kalangan

internal ummat Islam, tampak misalnya pada kelompok yang lazimdi kenaI dengan "Ingkar-Sunnah", yaitu kelompok atau paham yangmenolak Hadis sebagai salah satu sumber Syariat Islam. Penolakankelompok tersebut didasarkan pada beberapa alasan, yaitu adanyakeraguan tentang metodologi kodifikasi Hadis, yang menyangkutkemungkinan para perawinya melakukan kesalahan atau kelalaian,atau muncul dari kalangan perowi hadis pemalsu dan pembohong.Atas dasar pemikiran tersebut, mereka (kelompok "Ingkar- Smmah")berpendapat wajib membatasi diri hanya bersandar kepada al­Qur'an dan tidak boleh bersandar kepada Hadis2 .

Pendapat kelompok "Ingkar-Sunnah" tersebut sangatbersebrangan dengan pend.apat mayoritas ummat Islam, bahwasumber ajaran Islam adalah al-Qur' an dan Hadis. Ibn Hazm,sebagaiman dikutip Al-Siba'j3 dalam hal ini berpendapat, bahwawahyu dari Allah kepada Rasul-Nya S.A.W. itu terbagi menjadi dua.Pertama yaitu al-Qur' an yang menjadi mu'jizat; kedua, wahyu yangdiriwayatkan dan dituturkan, yang tidak tersusun dan tidak menjadimu'jizat, yaitu berita yang datang dari Rasullulah S.A.W. yangmenjadi bahan keterangan dari Allah SWT. Allah SWT telahmewajibkan manusia untuk mentaati wahyu bagian keduasebagaimana Dia telah mewajibkan manusia untuk taat kepadawahyu bagian pertama, dan tidak ada perbedaan antara keduaketaatan itu. Pendapat Ibn Hazm tersebut didasarkan pada al-Qur'ansurat An-Nahl44, surat Al-Ma'idah 92, surafAn-Nisa'59. PendapatIbn Hazm ini tampaknya sejalan dengan pendapat mayoritas ummatIslam sebagaimana tersebut di atas.

Berdasarkan hasil penelitian awal, Hadis yang berbicara tentangsumber ajaran Islam terkesan tidak seragam. Hadis-hadis yang secaralahiriah kelihatan berbeda tersebut dapat dikategorikan menjadi tigakelompok. Kelompok pertama Hadis-hadis yang menyebut"Kitabullah dan al-Smmah" sebagai sumber ajaran Islam. Kelompokkedua berupa Hadis-hadis yang menyebut "Kitabullah dan ItrahNabi Muhammad S.A.W." sebagai sumber ajaran Islam. Sedangkankelompok ketiga berupa hadis-hadis yang menyebut "Kitabullah"sebagai sumber ajaran Islam, tanpa menyebut al-Sunnah dan ItrahNabi Muhammad S.A.W. .

Apabila dicermati, adanya perbedaan pendapat di kalanganinternal ummat Islam tentang sumber ajaran Islam, dikaitkan denganbeberapa Hadis yang "berbeda" tentang sumber ajaran Islam,keduanya saling berhubungan dan saling mendukung. Dengan kata

Refleksi, Vol. VIII, No.2, 2006

Page 4: Penyelesaian Hadis Mukhtalif Tentangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39912/2/Atiyatul... · dikenaI dengan"Ingkar-Sunnah",yaitukelompokataupahamyang menolak Hadis

Penyelesaian Hadis Mukhtalif 133

ain ketiga kelompok Hadis tersebut masing-masing dapat dijadikanandasan atas perbedaan pendapat yang ada tentang sumber ajaranlam.

Permasalahan yang dapat muncul dari fenomena di atas3.dalah; ketiga hadis di atas masing-masing saling bertentanganiintara yang satu dengan yang lain. Dalam perspektif Ulum AI-Hadis,Hadis-hadis yang tampak saling bertentangan mesti diselesaikan,

aik dengan jalan mengkompromikan atau mentarjih untuk mencari,'ang lebih kuat kualitasnya. Hal ini diasumsikan bahwa, Nabi S.A.W.sebagai panutan ummat Islam tidak mungkin membuat pernyataan­

ernyataan yang saling bertentangan tanpa adanya penjelasan.arena hal yang demikian dapat membingungkan ummat Islam

yang berusaha memahami dan mengikuti jejak panutanya.Dalam hal ini, penelitian tentang Hadis Mukhtalif ini perlu

dilakukan, terlebih berkait dengan sumber ajaran Islam yang menjadi:olak ukur atau patokan ketentuan hukum dalam Islam. Jika

emikian halnya,maka permasalahan yang patut diteliti adalah;''Bagaimana cara menyelesaikan Hadis-hadis Mukhtalif yang tepattentartg sumber ajaran Islam, sehingga sampai pada kesimpulan yangintegratif?" .

B. Pengertian Hadis MuhtaIi£ dan Cara Menyelesaikannya

Hadis mukhtalif memiliki definisi yang beragam. M. Ajaj AI­Khatib misalnya, ia' mengemukakan definisi yang sangat luaserhadap ilmu mukhtalif AI-Hadis, yaitu4

:

l.6.=) ~ ~ ~ ...p)~ 1£)"\ 1b. ~l ~l=. k ~l ~ ~ <$'Wl Ml

~ ~ 1£)~ ~l ~~ ~l ~l=.k '~l ~ ~ L.4.~ ~~~l

.~~~~w~'l

Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa mukhtalifal-hadis adalahilmu yang membahas hadis-hadis yang secara teks tampakbertentangan, dan juga hadis-hadis yang problematis yang kemudiandiberikan penjelasan atau ta'wil untuk dapat dipahami dengan baik.

Definisi lain dikemukakan oleh AI-Nawawi yaitu:

Refleksi, Vol. VIII, No.2, 2006

Page 5: Penyelesaian Hadis Mukhtalif Tentangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39912/2/Atiyatul... · dikenaI dengan"Ingkar-Sunnah",yaitukelompokataupahamyang menolak Hadis

134 Atiyatul Ulya

Pengertian di atas mendefinisikan hadis mukhtalif terbatashanya pada hadis-hadis yang saling bertentangan makna lahirnya,tetapi tidak termasuk hadis-hadis yang problematis (musykil) dalampermasalahan maknanya sebagaimana yang tereakup padapengertian sebelumnya.

Dua pengertian di atas menggaris bawahi poin yang sarna, yaituadanya hadis yang seeara teks bertentangan yang kemudian hamsdiselesaikan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih tepat. Olehsebab itu, para ulama mengelompokkan hadis-hadis tersebut dalamdua kategori, yaitu hadis mukhtalif yang dapat dikompromikanpenyelesaiannya, dan hadis mukhtalif yang tidak dapatdikompromikan penyelesaiannya.

Pada kelompok pertama, para ulama menggunakan metode al­Jam'u (mengkompromikan dua hadits yang bertentangan maknalahirnya untuk diamalkan keduanya). Metode itu dapat dilakukandengan cara penta'wilan, mentakhsiskan hadits yang umum, danmentahqiq kan hadits yang mutlaks

Sementara itu, kelompok kedua, yaitu hadis-hadis yang tidakdapat dikompromikan makna keduanya, maka metodepenyelesaiannya adalah dengan nasah mansuh atau tarjih. Nasah­mansuh adalah menghapus atau mengangkat hadis yang datanglebih dulu dengan hadis yang datang belakangan. Hadis yangdatangnya lebih dulu disebut mansuh dan hadis yang datangnyabelakangan disebut nasih. Dengan demikian, hams dieari mana hadisyang datangnya kemudian dan mana hadis yang datang terlebihdulu. Untuk mengetahui nasah dan mansuh, dapat diketahuimelalui penjelasan Rasulullah, penjelasan sahabat, dan sejarahkeluarnya hadis. 6 •

Metode tarjih adalah menentukan hadis yang kualitasnya lebihkuat. Cara itu dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Jurusan sanad (I'tibarus-sanad). Misalnya :- Hadis yang rawinya banyak, merajihkan hadis yang rawinya

sedikit.- Hadis yang diriwayatkan oleh rawi besar, merajihkan hadis yang

diriwayatkan oleh rawi keeil.- Hadis yang rawinya lebih tsiqah, merajihkan hadis yang rawinya

kurang tsiqah.

2. Jumsan matan (I'tibam'l-matan). Misalnya :- Hadis yang mempunyai arti hakikat, merajihkan hadis yang

mempunyai arti majazi.

Refleksi,i'yol. VIII, No.2, 2006

Page 6: Penyelesaian Hadis Mukhtalif Tentangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39912/2/Atiyatul... · dikenaI dengan"Ingkar-Sunnah",yaitukelompokataupahamyang menolak Hadis

Penyelesaian Hadis Mukhtalif 135

- Hadis yang mempunyai petunjuk maksud dari dua segi,merajihkan hadis yang hanya mempunyai petunjuk maksud darisatu segi.

3. Jurusan hasil penunjukan (mad-luI). Misalnya :- Mad-luI yang positif merajihkan yang negatif (didahuluka mutsbit

'alan-nafi)·

4. Jurusan dari luar (al-urnuru'l-Kharijah). Misalnya :- Dalil yang qauliyah, merajihkan dalil yang fi'liyah. (periksa lebih

lanjut dalam ushulu'l-fiqhY.

Hadis-hadis tentang sumber ajaran Islam, sebagaimanadisebutkan pada pendahuluan di atas, masing-masing tampak salingbertentangan satu sarna lain sehingga dapat dikategorikan sebagaihadis muhtalif dan harus diselesaikan dengclfi metode-metode yangtelah dikemukakan di atas. Hadis-hadis tersebut adalah:

1. Hadis Kelompok Pertama

0:!)At~~ ji !J~ sJ...~ ~ .1t~ .1t J,..,.) vt u4 ~t...:.11k v'- ~~~ .

.~~ .1U~~!~~kl.1.·: ..1_. ~ . . ~~

Hadis di atas diriwayatkan oleh Imam Malik secara "balaghah".Menurut para Ulama hadis, hadis riwayat Imam Malik yangdiriwayatkan secara "balaghah" dinilai sahih. Pendapat inidikemukakan oleh Ibn. Abd aI-Barr, al-Kandahlawi, AI-Zarqani, sertaIbnu Uyainah, sebagaimana dikutip oleh Athoillah. 8 Menurutmereka, hadis ini mahfudz dan masyhur bersumber dari ucapan~abi SAW, dan kemasyhurannya itulah yang menyebabkan paraulama merasa cukup untuk menjadikannya sebagai pengganti isnad.

Menurut AI-Qalyubi,9 makna balaghah dalam hadis ini adalahbahwa hadis ini sampai kepada Imam Malik melalui cara balagh.Dengan cara ini, tidak menjadikan hadis-hadis yang diriwayatkanImam Malik itu berkualitas dla'it karena para ulama mengetahuibahwa seluruh hadis yang diriwayatkan Imam Malik secarabalaghah itu ada sanadnya, sekalipun bukan jalur Imam Malik. Duaorang sahabat Imam Malik, yaitu Ibnu Uyainah dan al-SauriBerkata:"Jika Imam Malik meriwayatkan hadis secara balagh, makahadisnya sahih. Adapun orang yang menyatakan bahwa hadis yangdiriwayatkan secara balagh oleh Imam Malik ini dla'if bahkanmaudlu', sebetulnya perkataan orang itulah yang dla'if.

Refleksi, Vol. VIII, No.2, 2006

Page 7: Penyelesaian Hadis Mukhtalif Tentangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39912/2/Atiyatul... · dikenaI dengan"Ingkar-Sunnah",yaitukelompokataupahamyang menolak Hadis

136 Atiyatul Ulya

2. Hadis Kelompok kedua

~t~) <)l.. !O~ ~ ~) <)l.. O~ ~t 41 0,," ~~ (41 ~)

~t, 1»t~~ 1A~~, ~ 1»t~ 1»t J"",,) ..~!J~ U)t

~1$ ~) J,.)~ ~ ot ~~~41L4t VlW1~14 J~ -.i~

)~t, ~~1 ~ 1»1 A;4~ lAA\l ,1 ~t ~ ~)1.i ~1,

~ J.e,1, Jl:i -.i ~ ~)' ~~ ~ 1,~, ~t A;4~ t,2...,,'1'

.~1)4 ~~~ J,.,t ~ 1»l.,kjk ht

Hadis di atas diriwayatkan oleh al-Darimi dengan lima perawi,yaitu Zaid bin Arqam, Yazid bin Hayyan, Abu Hayyan, Ja'far bin,Aun, AI-Darimi. Berdasarkan penelitian (tahrij hadis), hadis tersebutberkualitas sahih lidhatih.10

3. Hadis Kelompok ketiga

)tAL ~t ..b..6.,~ ~1 ~ 014L,~t~ ~ 1»t¥ 41 ~

~ ~ ~ ~t) ~)' .o~ ~t ~)lt¥ ~ o~'

<)l.. .~ ~ ~ 41 ,J..Lt.......1 ~ ~~ 41 : t,I~ .~~1t, WfJt

...~1 oL J~ ~1 ~1W9 . 1»t¥ ~ >.t4.~ 4h.. ~ : J~ .~1

~t ..~ ~,.~ .~ ~ ~ ~~ 41 :~ .~1t ~t~

~ on~ ~, -.i ,~~t ~) {-)j -.i .~~t ~) {-~ ~t)

tAL J. ~1 ~ 4 ~1, 4 ~)A : J~ .A;4~ ..h ~~ 4t, .~

.~~t ~, ~4., .~t ,.,~~.~

Karena Hadis ini sangat panjang, maka dikutip yang berkenaandengan topik saja.

Berdasarkan penelitian (fahrij hadis), hadis tersebut berkualitassahih lighairih. 11

Refleksi, Vol. VIII, No.2, 2006

Page 8: Penyelesaian Hadis Mukhtalif Tentangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39912/2/Atiyatul... · dikenaI dengan"Ingkar-Sunnah",yaitukelompokataupahamyang menolak Hadis

Penyelesaian Hadis lu'" :." 137

Teks-teks hadis di atas menunjukkan riwayat Imam. fa .enyebutkan, bahwa sumber ajaran yang harus jadi pegangan

adalah AI-Kitab dan AI-Sunnah. Pada teks hadis yang diriwayatkanal-Darimi menyebutkan, bahwa sumber ajar an yang harus dijadikan

egangan adalah AI-Kitab dan ahli bait Nabi. Sedangkan teks hadis:.-ang diriwayatkan Abu Dawud menyebutkan hanya Al-Kitab yang~rus dijadikan pegangan dalam sumber ajaran, tanpa menyebutal-Sunnah maupun ahli bait.

C. Penyelesaian Hadis Muhtalif tentang Sumber Ajaran Islam

Dalam ilmu hadis, sebagaimana telah dibahas terdahulu, jika"jumpai hadis mukhtalif, salah satu cara penyelesaiannya adalahmengkompromikan /I makna hadis-hadis yang saling bertentangan

:ersebut. Pengkompromian hadis-hadis yang saling bertentangan:ersebut salah satu caranya adalah dengan menta'wi!.

Mustafa al-Siba'i l2 menegaskan, bahwa hadis yang diriwayatkan31eh Imam Malik sangat bersesuaian dengan ayat al-Quran yang

ewajibkan orang-orang Muslim untuk mengikuti Rasul danentaatinya dengan mengikuti Sunnahnya. Dalam surat AI-Jum'ah

:iyat 2 disebutkan, bahwa risalah kenabian yang diajarkan Nabi. 1uhammad kepada ummatnya adalah Kitabullah dan al-hikmah._~l-Syafi'i, sebagaimana dikutip oleh al-Siba'i, mendefinisikan:Jengertian hikmah sebagai sunnah Rasulullah. Hal ini didasarkan_ada penyebutan al-hikmah setelah AI-Quran. Maka menurut al­=."afi'i tidak mungkin untuk mengatakan al-hikmah kecuali Sunnah_ sulullah, sebab penyebutannya berbarengan dengan penyebutan:"·tab. Sementara Allah mewajibkan manusia untuk taat kepada_ asul-Nya, dan menegaskan kepada mereka untuk mengikuti'"' rintahnya. Jadi tidak mungkin menyatakan sesuatu diwajibkanecuali untuk Kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya.

Sementara itu, AI-Syaikh Khalil Ahmad al-Saharanfuri,?ensyarah kitab Sunan Abu Dawud sebagaimana dikutip.-dhaillah13 berpendapat, bahwa dalam AI-Quran sudah termuat"yat-ayat yang mewajibkan kaum muslim untuk mentaati RasulNya:elain mentaati Allah. Itu artinya ummat Islam harus berpegang"epada AI-Quran sebagai firman Allah dan AI-Sunnah yang::lerupakan perkataan, perbuatan, taqrir serta sifat Nabi. Maka':iperpendeknya (matan) hadis riwayat Abu Dawud hanya pada:'"tab Allah saja, hal itu menunjukkan sudah tercakupnya beramal-engan al-Sunnah. Di antara ayat-ayat tersebut adalah firman Allah

g artinya: ....Taatlah kalian kepada Allah dan taatlah kalian kepada"""...2su1.../I dan firman Allah yang artinya:/I ... Apa-apa saja yang Rasul

Refleksi, Vol. VIII, No.2, 2006

Page 9: Penyelesaian Hadis Mukhtalif Tentangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39912/2/Atiyatul... · dikenaI dengan"Ingkar-Sunnah",yaitukelompokataupahamyang menolak Hadis

138 Atiyatul Ulya

perintahkan kepadamu ambillah dan apa-apa yang Rasul larangtinggalkanlah ...". Ayat-ayat tersebut menunjukkan bahwa yang harusdijadikan pegangan adalah Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.Selain itu, matan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawudmenunjukkan, bahwa dasar pokok pegangan itu adalah Kitab Al­lah.

Muhammad Nasiruddin Albani1 4 memberikan penjelasanpanjang lebar tentang makna "itrah" serta "ahli bait" sebagaimanayang tercantum pada hadis riwayat Al-Darimi, Turmudzi maupunpada riwayat yang lain. Disebutkannya "ahlu bait" bersamaan denganKitab Allah pada hadis tersebutsama ketika disebutkannya "sunnahKhulafa al-Rasyidin" berbarengan dengan Sunnah Nabi dalam hadisyang berbunyi:

.Hadis di atas menunjukkan, bahwa khulafa al-Rasyidin tidakakan berbuat sesuatu selain mengikuti Sunnah Nabi. Maka merujukkepada khulafa al-Rasyidin, baik pada perbuatan mereka yangmengikuti Nabi atau istinbat mereka adalah merupakan akibat logisuntuk mengikuti Sunnah Nabi. Begitu juga dengan penyebutan ahlubait bersamaan dengan al-Quran. Berpegang teguh atau mengikuti"ahli bait", sarna artinya dengan mengikuti Sunnah Nabi, karena yangmereka lakukan adalah semuanya bersumber pada apa yang telahdipraktekkan Nabi melalui uacapan, perbuatan, taqrir serta sifatnya,yang kemudian disebut dengan istilah "Sunnah Nabi". MenurutAlbani, kata "ahlu bait" pada hadis tersebut meliputi istri-istri Nabi,sesuai dengan Firman Allah pada Surat al-Ahzab yang berbunyi:

t~ ~~ , ~t JAt ~ ;11 ~~~ .11 ~ .>:! ~1

J ~4~ ~ ~1 v 1 .:1...41104 ~ 11:.~ ~1 .:1..44~m ~ vft, .~')%A ~ ~ ~,,,,,,,)A~ ~ ~ W1~

.11 ~1, A11:.)11 ~l, A~t ~1, ~,~1 ~4J1 ~~ ~~~,

~~, ~1 JA1 ~;11 ~ ~~ .11 ~.>:! ~1 A.1~),

1~

Kalau kemudian kelompok Syi'ah menghususkan ataumenyempitkan makna "ahlu bait" hanya dengan Ali, Fatimah, Hasandan Husein RA, tidak termasuk istri-istri Nabi, maka pemaknaantersebut meru,rakan bentuk penyimpangan dari ayat-ayat Allah

Refleksi, Vol. VIII, No.2, 2006

Page 10: Penyelesaian Hadis Mukhtalif Tentangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39912/2/Atiyatul... · dikenaI dengan"Ingkar-Sunnah",yaitukelompokataupahamyang menolak Hadis

Penyelesaian Hadis Mukhtalif t 39

tersebut di atas. Sedangkan hadis tersebut diklaim sebagai hadisyang mendukung eksistensi kelompok mereka (Syi:ah).

Selanjutnya Albani ls menjelaskan, yang dimaksud "ahlu bait"adalah mereka yang memegang teguh al-Sunnah. Hal ini memjukpendapat Ibnu Atsir yang menjelaskan makna "tsaqalain" dalamhadis.tersebut karena mengambil dan mengamalkan (Al-Kitab danal-Sunnah) adalah mempakan perbuatan yang berat, dan itulah yangtelah dilakukan "alzlu bait". Merekalah yang senantiasa menjaga danmengamalkan Sunnah Nabi sebagai bentuk penjabaran dari al­Quran.

Uraian di atas menunjukkan, hadis-hadis tentang sumber ajaranIslam tersebut pada dasarnya tidak saling bertentangan. Bahkan satusarna lain saling memperkuat dan menjadi pendukung yang lainnya.Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud meskipun secara tekshanya menyebut AI-Kitab sebagai pegangan hidup, pada dasarnyasudah mencakup AI-Sunnah di dalamnya. Pemahaman iniberdasarkan pada ayat-ayat al-Quran yang mewajibkan kaum Mus­lim untuk mengikuti segala hal yang disampaikan Rasulullah danmeninggalkan segala hal yang dilarang oleh Rasu!. Itu berartisemakna dengan kewajiban berpegang teguh deapada SunnahRasulullah, karena pada dasarnya perintah dan lm'angan RasulullahSAW itu tertuang dalam kehidupan keseharian Nabi SAW baikdalam bentuk ucapan, perbuatan , taqrir serta sifat Nabi yangelanjutnya disebut dengan Sunnah Rasulullah. Dengan pemaknaan

ini, maka hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud menjadi tidak.agi bertentangan dengan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Malik- ahwa yang hams menjadi pegangan hidup kaum Muslim adalah..iJ-Kitab dan AI-Sunnah.

Demikian juga dengan hadis yang diriwayatkan oleh al-Darimi,. enyebutan itrah ahlu bait Nabi sebagai yang hams juga dipegangi

alam hidup, pada dasarnya juga tidak bertentangan dengan kedua, adis yang diriwayatkan oleh Imam Malik dan al-Darimi._enyebutan itrah Nabi yaitu ahlu bait bersamaan dengan al-Quransebagai yang hams dipegangi dalam hidup, berarti juga berpegang:eguh kepada Sunnah selain kepada AI-Kitab. Pemahaman ini..;' 'emukakan, bahwa ahlu bait, mereka memahami betul perilaku_"abi, selalu bertindak sesuai yang dicontohkan Nabi. Ucapan,.erilaku, taqrir serta sifat Nabi selalu mereka ikuti, dan dipraktekkan~ alam perilaku sehari-hari. Mereka adalah pemelihara Sunnah Nabi~A.W. Maka berpegang teguh pada mereka sarna halnya berpegang'::guh dengan Sunnah Rasulullah, karena apa yang mereka_ aktekkan dalam kehidupannya adalah mempakan penjabaran dari

Refleksi, Vol. VIII, No.2, 2006

Page 11: Penyelesaian Hadis Mukhtalif Tentangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39912/2/Atiyatul... · dikenaI dengan"Ingkar-Sunnah",yaitukelompokataupahamyang menolak Hadis

140 Atiyatul Ulya

Sunnah Rasulullah SAW. Merupakan suatu keniscayaan kalauRasulullah menyuruh kaum Muslim berpegang teguh pada ahlu bait(termasuk para istri Nabi dan keluarganya, bukan hanya pada Ali,Fatimah dan keturunannya), karena mereka adalah pemeliharaSunnah Nabi SAW yang harus dihormati.

D. Kesimpulan

Hadis-hadis tentang sumber ajaran Islam yang diriwayatkanoleh Imam Malik, dan al-Darlmi berkualitas sahih. Sedangkan hadisyang diriwayatkan Abu Dawud berkualitas sahih lighairihi. Secarateks, hadis-hadis tersebut tampaknya saling bertentangan sehinggadapat dikatagorikan sebagai hadis mukhtalaf. Berdasarkan penelitianyang telah dilakukan, hadis mukhtalaf tersebut dapat diselesaikandengan metode "aljam'u wa al-taufiq" atau pengkompromiandengan melakukan penta'wilan pada makna matan hadis-hadistersebut.

Hadis yang didwayatkan oleh Abu Dawud, meskipun seCal'ateks hanya menyebutkan AI-Kitab yang harus dijadikan pegangan,pada dasarnya mencakup pula AI-Sunnah karena dalam al-Kitabtersebut terdapat ayat-ayat yang mewajibkan untuk mengikuti danmentaati Rasulullah SAW. Itu berarti pula mewajibkan kaum Mus­lim untuk berpegang teguh terhadap AI-Sunnah selain kepada AI­Kitab. Dengan demikian hadis tersebut menjadi tidak bertentangandengan hadis riwayat Imam Malik yang menyebutkan al-Kitab danal-Sunnah sebagai pegangan hidup manusia.

Sedangkan berpegang teguh kepada ahli bait, selain kepada al­Kitab sebagaimana tercantum dalam teks hadis riwayat al-Darmi,pada dasarnya juga mengindikasikan untuk berpegang kepadaSunnah Rasulullah SAW. Hal ini diambil dad pemaknaan, bahwasebetulnya apa yang dipraktekkan ahlu bait dalam kehidupannya,adalah bersumber pada pengetahuan mereka terhadap ucapan,perbuatan, taqrir, serta sifat Rasulullah yang kemudian dikenaldengan Sunnah Rasulullah. Mereka senantiasa menjaga,mengamalkan dan beristinbat dengan Sunnah Rasulullah SAW selainpada al-Kitab.

Dengan demikian, hadis-hadis tersebut meskipun seCaI'a tekstampak bertentangan, setelah dilakukan penta'wilan, makna darihadis-hadis tersebut menjadi tidak saling bertentangan, bahkan satusarna lain saling mendukung dan memperkuat makna sertapemahaman masing-masing hadis tersebut. Wallahu a'lam bi al­shawab.

Refleksi, Vol. VIII, No.2, 2006

Page 12: Penyelesaian Hadis Mukhtalif Tentangrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39912/2/Atiyatul... · dikenaI dengan"Ingkar-Sunnah",yaitukelompokataupahamyang menolak Hadis

Penyelesaian Hadis MukJltaW 141

Catatan Akhir:1 Syahrin Harahap; AI-Qur'an dan Sekularisasi;Kajian Kritis Terhadap Pemikiran

Thaha Husen, cet. I, Yogyakarta, Tiara Wacana, 1994, h. 9-11.2 Dr.Mustofa Al-Siba'i;Sunnah dan Perananya dalam Penetapan Hukum Islam;

Sebuah Pembelaan Kaum Sunni, Terjemah oIeh Dr. NurcholisMadjid;Cet,III,Jakarta, Pustaka Firdaus;1995,h.116.

3 Ibid,h.117-118.Muhammad'Ajaj AI-Khatib;Pokok-pokok Ilmu AI-Hadis,Terjemah,M.Qodirun Nurdan Ahmad Musyafiq ;Jakarta,Gaya Media Pratama,Cet.II,200l,h.254Loc.Cit h197-199Fatchur Rahman, Ikhtisar Mushthaaalahul Hadits, Bandung, AI-Ma'arif, 1987,h.128-129.Ibid, h. 132-133.Mohammad Anton Athoillah, Riwayat Hadis Taraktu Fikum; Kritik Sanad

Hadis Serta TeIaah Terhadap Perbedaan Antara Kata "ahli aI-bait danSunnah", Jakarta, lAIN, 1999. h. 85-86.Ibid.

o Karena keterbatasan, tahrij hadis tersebut tidak dicantumkan daIamkesempatan ini.

1 Pada kesempatan ini tidak memungkinkan untuk memuat tahrij hadistersebuit secara Iengkap

: Dr.Mustofa Al-Siba'i;SUNNAH dan perananya dalam penetapan Hukum Islam­sebuah pembelaan kau.m Sunni, Terjemah oIeh Dr. NurcholisMadjid;Cet,III,Jakarta, Pustaka Firdaus;1995,h.5.

3 Mohammad Anton Athoillah, Riwayat Hadis Taraktu Fikum; Kritik Sanad HadisSerta Telaah Terhadap Perbedaan Antara Kata "ahli ai-bait dan Sunnah", Jakarta,lAIN, 1999. h. 199.

'. Muhammad Nasiruddin Albani,Silsilah.....,]ilid 4,MaktabahMaarif,Riyad1,2000,h.359-361.

3 Ibid,h.360

tiyatul Ulya adalah Dosen Hadis Fakultas Ushuluddin dan FilsafatSyarif Hidayatullah Jakarta

Refleksi, Vol. VIII, No.2, 2006