BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian...

28
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Pada penelitian Mary dan Fagite (2014) yang bertujuan untuk mengeksplorasi efek dari volatilitas nilai tukar terhadap kinerja ekspor sektor minyak dan non-minyak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ekonometri yaitu ARCH dan GARCH dengan data time series. Hasil dari penelitian ini adalah fluktuasi nilai tukar rupiah tidak mempunyai pengaruh yang signifikan atau hubungan negatif dengan kinerja ekspor minyak dan non-minyak. Variabel suku bunga, tingkat inflasi secara signifikan mempengaruhi ekspor minyak, sementara tingkat suku bunga secara signifikan mempengaruhi kinerja ekspor non-minyak. Demikian pula dengan uang beredar memiliki pengaruh yang signifikan dengan ekspor minyak, sementara untuk ekspor non-minyak jumlah uang beredar tidak signifikan. Namun, kredit untuk sektor swasta memiliki hubungan positif atau signifikan dengan ekspor minyak. Pada Mahendra dan Kesumajaya (2015) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh investasi, inflasi, kurs dollar Amerika Serikat dan suku bunga kredit secara serempak maupun parsial berpengaruh terhadap ekspor Indonesia tahun 1992-2012 dan untuk mengetahui variabel bebas yang berpengaruh dominan terhadap ekspor Indonesia tahun 1992-2012. Metode yang digunakan adalah model regresi linier berganda dengan model semilog. Data

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47009/3/jiptummpp-gdl-ayuwulandh... · a. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta asing/Bank.

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Pada penelitian Mary dan Fagite (2014) yang bertujuan untuk

mengeksplorasi efek dari volatilitas nilai tukar terhadap kinerja ekspor sektor

minyak dan non-minyak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode ekonometri yaitu ARCH dan GARCH dengan data time series. Hasil

dari penelitian ini adalah fluktuasi nilai tukar rupiah tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan atau hubungan negatif dengan kinerja ekspor

minyak dan non-minyak. Variabel suku bunga, tingkat inflasi secara

signifikan mempengaruhi ekspor minyak, sementara tingkat suku bunga

secara signifikan mempengaruhi kinerja ekspor non-minyak. Demikian pula

dengan uang beredar memiliki pengaruh yang signifikan dengan ekspor

minyak, sementara untuk ekspor non-minyak jumlah uang beredar tidak

signifikan. Namun, kredit untuk sektor swasta memiliki hubungan positif atau

signifikan dengan ekspor minyak.

Pada Mahendra dan Kesumajaya (2015) yang bertujuan untuk mengetahui

pengaruh investasi, inflasi, kurs dollar Amerika Serikat dan suku bunga kredit

secara serempak maupun parsial berpengaruh terhadap ekspor Indonesia

tahun 1992-2012 dan untuk mengetahui variabel bebas yang berpengaruh

dominan terhadap ekspor Indonesia tahun 1992-2012. Metode yang

digunakan adalah model regresi linier berganda dengan model semilog. Data

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47009/3/jiptummpp-gdl-ayuwulandh... · a. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta asing/Bank.

9

yang digunakan data time series. Hasil dari penelitian ini adalah secara

serempak investasi, inflasi, kurs dollar Amerika Serikat dan suku bunga

kredit berpengaruh terhadap ekspor Indonesia tahun 1992-2012. Secara

parsial, kurs dollar Amerika Serikat dan suku bunga kredit berpengaruh

signifikan terhadap ekspor Indonesia tahun 1992-2012, sedangkan investasi

dan inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap ekspor Indonesia tahun

1992-2012. Variabel kurs dollar Amerika Serikat merupakan variabel yang

berpengaruh dominan terhadap ekspor Indonesia tahun 1992-2012.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu pada objek

yang diteliti, variabel penelitian dan periode penelitian yang digunakan,

sedangkan untuk persamaannya adalah penelitian terdahulu dengan penelitian

sekarang sama-sama membahas tentang ekspor non migas.

B. Landasan Teori

1. Paritas Daya Beli (PPP)

Daya tarik dari teori paritas daya beli terletak pada pernyataan bahwa kurs

antara dua mata uang dari dua negara, sama dengan nisbah atau rasio tingkat

harga kedua negara bersangkutan.kita tahu bahwa daya beli domestik dari

mata uang suatu negara tercermin sepenuhnya pada tingkat harga yang

berlaku di negara itu sendiri. Dengan demikian teori paritas daya beli (PPP)

memprediksikan bahwa penurunan daya beli mata uang domestik

(ditunjukkan oleh kenaikan tingkat harga domestik) aka diiringi dengan

depresiasi mata uangnya secara proporsional dalam pasar valuta asing. Teori

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47009/3/jiptummpp-gdl-ayuwulandh... · a. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta asing/Bank.

10

Paritas Daya Beli (PPP) terdiri dari dua tipe yaitu teori paritas daya beli

absolut dan teori paritas daya beli relatif (Salvatore, 1997).

a) Teori paritas daya beli absolut (absolute purchasing–power parity theory)

Teori paritas daya beli absolute (absolute purchasing–power parity

theory) menyatakan bahwa kurs ekuilibrium sama dengan rasio tingkat–

tingkat harga yang berlaku di kedua negara yang terkait. Secara spesifik,

persamaannya adalah:

Rab = Pa / Pb

di mana Rab adalah kurs antara mata uang negara A dan mata uang dari

Negaara B, sedangkan Pa dan Pb mengacu pada tingkat harga–harga

umum yang berlaku di antara kedua negara.

b) Teori Paritas Daya Beli Relatif (relative purchasing–power parity theory)

Teori Paritas Daya Beli Relatif (relative purchasing–power parity

theory) menyatakan bahwa perubahan kurs dalam jangka waktu tertentu

akan bersifat proporsional atau sebanding besarannya terhadap perubahan

tingkat–tingkat harga yang berlaku di kedua negara selama periode yang

sama.

2. Perdagangan Internasional

a) Teori Keunggulan Absolut

Menurut Adam Smith, perdagangan antara dua negara didasarkan pada

keunggulan absolut (absolute advantage). Jika sebuah negara lebih efisien

daripada atau memiliki keunggulan absolut terhadap) negara lain dalam

memproduksi sebuah komoditi, namun kurang efisien dibanding (atau

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47009/3/jiptummpp-gdl-ayuwulandh... · a. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta asing/Bank.

11

memiliki kerugian absolut terhadap negara lain dalam memproduksi

komoditi lainnya, maka kedua negara tersebut dapat memperoleh

keuntungan dengan cara masing-masing melakukan spesialisasi dalam

memproduksi komoditi yang memiliki keunggulan absolut, dan

menukarkannya dengan komoditi lain yang memiliki kerugian absolut.

Melalui proses ini, sumber daya di kedua negara dapat digunakan dalam

cara yang paling efisien. Output kedua komoditi yang diproduksi pun akan

meningkat. Peningkatan dalam output ini akan mengukur keuntungan dari

spesialisasi produksi untuk kedua negara yang melakukan perdagangan.

Sebagai contoh, berdasarkan iklim wilayahnya, negara Kanada

merupakan lahan yang efisien untuk menanam gandum, namun kurang

efisien untuk dipakai menanam pisang. Di pihak lain, Nikaragua

merupakan tempat yang baik untuk menanam pisang namun kurang baik

untuk (kurang efisien) untuk menanam gandum. Dengan demikian,

Kanada memiliki keunggulan absolut terhadap Nikaragua dalam tanaman

gandum, namun memiliki kerugian absolut dalam komoditi pisang. Hal

sebaliknya terjadi di Nikaragua.

b) Teori Keunggulan Komparatif

Pada tahun 1817 David Ricardo menerbitkan buku berjudul Principles

of Political Economy and Taxation, yang berisi penjelasan mengenai

hukum keunggulam komparatif. Menurut hukum keunggulan komparatif,

meskipun sebuah negara kurang efisien dibanding (atau memiliki kerugian

absolut terhadap) negara lain dalam memproduksi kedua komoditi, namun

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47009/3/jiptummpp-gdl-ayuwulandh... · a. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta asing/Bank.

12

masih tetap terdapat dasar untuk melakukan perdagangan yang

menguntungkan kedua belah pihak. Negara pertama harus melakukan

spesialisasi dalam memproduksi dan mengekspor komoditi yang memiliki

kerugian absolut lebih kecil (ini merupakan komoditi dengan keunggulan

komparatif) dan mengimpor komoditi yang memiliki kerugian absolut

lebih besar (komoditi ini memiliki kerugian komparatif).

Sebagai contoh, di negara Inggris memiliki kerugian absolut dalam

produksi baik pada gandum maupun kain dibanding Amerika Serikat.

Meskipun demikian, karena pekerja Inggris dapat memproduksi kain

setengah kali dari kain yang diproduksi Amerika, sementara gandum

hanya dapat diproduksi seperenam kali dari yang diproduksi Amerika,

maka Inggris dikatakan memiliki keunggulan komparatif dalam kain. Di

lain pihak, Amerika Serikat memiliki keunggulan absolut baik dalam

memproduksi kain maupun gandum dibanding dengan Inggris. Namun

karena keunggulan absolut pada gandum lebih besar (6:1) dibanding kain

(4:2), maka Amerika memiliki keunggulan komparatif dalam gandum.

(Salvator, 1997:25 dan 27).

3. Ekspor

Kegiatan ekspor merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan

atau pihak yang terkait dalam bisinis untuk melakukan aktivitas penjualan

barang ke luar negeri. Orang atau badan yang melakukan kegiatan ekspor

disebut eksportir. Tujuan eksportir adalah untuk memperoleh keuntungan.

Harga barang-barang yang diekspor ke luar negeri lebih mahal dibandingkan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47009/3/jiptummpp-gdl-ayuwulandh... · a. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta asing/Bank.

13

dengan di dalam negeri. Jika lebih murah, eksportir tidak tertarik untuk

mengekspor barang yang bersangkutan. Tanpa kondisi tersebut, aktivitas

ekspor tidak akan menarik dan menghasilkan keuntungan.

Adanya aktivitas ekspor, pemerintah memperoleh pendapatan berupa

devisa. Semakin banyak aktivitas ekspor, semakin besar devisa yang

diperoleh Negara. Umumnya, barang-barang yang diekspor Indonesia terdiri

atas dua macam, yaitu minyak bumi dan gas alam (migas) dan selain minyak

bumi dan gas (non migas). Barang-barang yang termasuk migas di antaranya

minyak tanah, bensin, solar, dan elpiji. Adapun barang-barang yang termasuk

non migas adalah sebagai berikut.

1. Hasil industry. Contohnya kayu lapis, konfeksi, kelapa sawit, peralatn

kantor, bahan-bahan kimia, dan kertas.

2. Hasil pertanian dan perkebunan. Contohnya gula, kelapa, karet, kopi, dan

kopra.

3. Hasil laut dan danau. Contohnya ikan, udang, dan kerang.

Hasil tambang non migas. Contohnya bijih emas, bijih nekel, bijih tembaga,

dan batubara. (Ekananda, 2014: 9-10)

Menurut Amir M.S. dalam Soeratno (2014:93-94) bukunya yang berjudul

Ekspor Impor; Teori dan Penerapannya, dalam melaksanakan ekspor ke luar

negeri dapat ditempuh beberapa cara antara lain sebagai berikut.

1) Ekspor Biasa

Dalam hal ini barang dikirim ke luar negeri sesuai dengan peraturan umum

yang berlaku yang ditujukan kepada pembeli di luar negeri untuk

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47009/3/jiptummpp-gdl-ayuwulandh... · a. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta asing/Bank.

14

memenuhi suatu transaksi yang sebelumnya sudah diadakan dengan

importer.

2) Barter (imbal balik)

Yang dimaksud dengan barter adalah pengiriman barang-barang ke luar

negeri untuk ditukarkan langsung dengan barang yang dibutuhkan di

dalam negeri. Dalam hal ini pengiriman barang tidak menerima

pembayaran dalam mata uang asing tapi dalam bentuk barang yang dapat

di jual di dalam negeri untuk mendapatkan kembali pembayaran dalam

mata uang rupiah.

3) Konsinyasi (Consignment)

Yang dimaksud dengan konsinyasi adalah pengiriman barang ke luar

negeri untuk dijual, sedangkan hasil penjualannya diperlakukan sama

dengan hasil ekspor biasa. Jadi dalam hal ini barang dikirim ke luar negeri

bukan untuk ditukarkan dengan barang lain seperti barter, dan bukan untuk

memenuhi transaksi yang sebelumnya sudah dilakukan seperti ekspor

biasa, tetapi barang yang dikirim tersebut belum ada pembeli yang tertentu

di luar negeri. Cara penjualan ke luar negeri dapat dilakukan di pasar

bebas atau juga mungkin dengan mengikutsertakan barang tersebut dalam

pelelangan.

4) Package Deal

Dalam memperluas hasil pasar bumi, pemerintah adakalanya mengadakan

perjanjian perdagangan (trade agreement) dengan negara lain. Pada

perjanjian ditetapkan sejumlah barang tertentu akan diekspor ke negara

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47009/3/jiptummpp-gdl-ayuwulandh... · a. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta asing/Bank.

15

tersebut dan sebaliknya dari negara tersebut akan diimpor sejumlah jenis

barang yang dihasilkan ngara tersebut. Pada dasarnya semacam barter, tapi

terdiri aneka komoditi.

5) Penyelundupan (Smuggling)

Di negara manapun hampir selalu ada penyelundupan, baik yang

dilakukan perorangan maupun badan-badan usaha yang hanya memikirkan

keuntungan pribadi, tanpa memikirkan kepentingan masyarakat banyak

dan peraturan berlaku.

4. Kurs

a) Pengertian Nilai Tukar

Nilai Tukar atau kurs dapat didefinisikan sebagai harga mata uang

suatu Negara relative terhadap mata uang Negara lain. Definisi lain nilai

tukar adalah sejumlah uang dari suatu mata uang tertentu yang dapat

dipertukarkan dengan satu unit mata uang Negara lain. Pergerakan kurs

mata uang akan berdampak pada nilai komoditi dan asset sebab kurs dapat

mempengaruhi jumlah arus masuk kas yang diterima dari ekspor atau dari

anak perusahaan, dan mempengaruhi jumlah arus keluar kas yang

digunakan untuk membayar impor. (Ekananda, 2014:168)

Para ekonom membedakan kurs menjadi dua kelompok :

1. Kurs Nominal

Kurs nominal (nominal exchange rate) adalah harga relative dari mata

uang dua negara. Sebagai contoh, jika kurs antara dolar AS dan yen Jepang

adalah 120 yen per dolar, maka Anda bisa menukar 1 dolar untuk 120 yen

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47009/3/jiptummpp-gdl-ayuwulandh... · a. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta asing/Bank.

16

di pasar uang. Orang Jepang yang ingin memiliki dolar akan membayar

120 yen untuk setiap dolar yang dibelinya. Orang Amerika yang ingin

memiliki yen akan mendapatkan 120 yen untuk setiap dolar yang ia bayar.

2. Kurs Riil

Kurs riil (real exchange rate) adalah harga relatif dari barang-barang di

antara dua Negara. Kurs riil menyatakan tingkat dimana kita bisa

memperdagangkan barang-barang dari suatu Negara untuk barang-barang

dari Negara lain. Kurs riil disebut juga term of trade.

Untuk meihat hubungan kurs rill dan kurs nominal, kita ambil contoh

sebuah barang yang diproduksi dibanyak negara; mobil. Anggaplah harga

mobil di Amerika adalah $10.000 dan harga mobil Jepang adalah

2.400.000 yen. Untuk membandingkan harga kedua mobil tersebut, kita

harus mengubahnya menjadi mata uang umum. Jika satu dolar bernilai 120

yen, maka harga mobil Amerikaadalah 1.200.000 yen. Dengan

membandingkan harga kedua mobil Amerika (1.200.000 yen) dan harga

mobil Jepang (2.400.000 yen), kita menyimpulkan bahwa harga mobil

Amerika adalah separuh dari harga mobil Jepang. Dengan kata lain, pada

harga berlaku, kita bisa menukar 2 mobil Amerika untuk 1 mobil Jepang.

Adapun perhitungan untuk kurs riil:

Tingkat harga di mana kita memperdagangkan barang domestik dengan

barang luar negeri tergantung pad harga barang dalam mata uang local dan

pada tingkat kurs yang berlaku.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47009/3/jiptummpp-gdl-ayuwulandh... · a. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta asing/Bank.

17

Perhitungan kurs rill untuk barang tunggal ini menjelaskan bagaimana

seharusnya kia mendefinisikan kurs rill untuk kelompok barang yang lebih

luas. Kita nyatakan e sebagai kurs nominal (jumlah yen per dollar), P

adalah tingkat harga di Amerika Serikat (diukur dalam dollar), P* adalah

tingkat harga di Jepang (diukur dalam yen). Maka kurs rill adalah

Kurs rill di antar kedua negara dihitung dari kurs nominal dan tingkat

harga di kedua negara. Jika kurs rill tinggi maka barang-barang luar negeri

relative lebih murah, dan barang-barang domestik relative lebih mahal.

Jika kurs rill rendah maka barang-barang luar negeri relative lebih mahal,

dan barang-barang domestik lebih murah. (Mankiw, 2007:128 dan 130).

Menurut Nopirin (1997:138) ada beberapa perbedaan yang timbul

mengenai tingkat kurs :

a. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta

asing/Bank. Kurs beli adalah kurs yang dipakai apabila para pedagang

valuta asing/Bank membeli valuta asing, dan kurs jual apabila mereka

menjual. Selisih kurs tersebut merupakan keuntungan bagi para

pedagang.

b. Perbedaan kurs yang diakibatkan oleh perbedaan dalam waku

pembayarannya. Kurs TT (Telegraphic Transfer) lebih tingi daripada

kurs MT (mail transfer) sebab perintah/order pembayaran dengan

menggunakan telegram bagi bank merupakan penyerahan valuta asing

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47009/3/jiptummpp-gdl-ayuwulandh... · a. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta asing/Bank.

18

dengan segera/lebih cepat dibandingkan dengan penyerahan melalui

surat.

c. Perbedaan dalam tingkat keamanan dalam penerimaan hak

pembayaran. Sering terjadi bahwa penerimaan hak pembayaran yang

beraasal dari bank asing yang sudah terkenal kursnya lebih tinggi

daripada yang belum terkenal.

Sistem Kurs Valuta Asing

Sifat kurs valuta asing sangat tergantung dari sifat pasar. Apabila

transaksi jual beli valuta asin dapat dilakukan secara bebas di pasar, maka

kurs valuta asing akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan permintaan

dan penawaran. Apabila pemerintah menjalankan kebijakan stabilisasi

kurs, tetapi tidak dengan mempengaruhi transaksi swasta, maka kurs ini

hanya akan berubah-ubah di dalam batas yang kecil, meskipun baas-batas

ini dapat diubah dari waktu ke waktu.

Sistem Kurs yang Berubah-ubah

Di dalam pasar bebas perubahan kurs tergantung pada beberapa faktor

yang mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing. Permintaan

valuta asing diturunkan dari transaksi debit dalam neraca pembayaran

internasional. Sedangkan penawaran valuta asing berasal dari transaksi

kredit neraca pembayaran internasional. Suatu uang dikatakan “kuat”

apabila transaksi autonomous kredit lebih besar dari transaksi autonomous

debit (surplus neraca pembayaran), sebaliknya dikatakan “lemah” apabila

neraca pembayarannya mengalami defisit. Selanjutnya transaksi

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47009/3/jiptummpp-gdl-ayuwulandh... · a. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta asing/Bank.

19

autonomous debit dan kredit dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal

dari dalam maupun luar negeri, termasuk harga, pedapatan dan tingkat

bunga. Segala sesuatu yang mempengaruhi ketiga factor tersebut, baik dari

dalam maupun luar negeri, akan mempengaruhi permintaan dan

penawaran yang pada gilirannya akan mempenaruhi kurs valuta asing.

Pengaruh ketiga factor tersebut (pendapatan, harga dan tingkat bunga)

terhadap kurs dianalisa menurut dasar pikiran ekonomi Keynes.

Makin tinggi tingkat pertumbuhan pendapatan (relatif terhadap Negara

lain), makin besar kemungkinan untuk impor yang berarti makin besar

pula permintaan akan valuta asing. Kurs valuta asing cenderung naik

(harga mata uang sendiri turun). Demikian juga inflasi, akan menyebabkan

impor naik dan ekspor turun yang akan mengakibatkan kurs valuta asing

naik. Kenaikan tingkat bunga dalam negeri cenderung untuk menarik

modal masuk dari luar negeri. Kurs valuta asing akan turun (nilai mata

uang sendiri naik relative terhaap valuta asing).

Kebijaksanaan pemerintah (kenaikan pengeluaran misalnya) akan

menaikkan pendapatan dan harga. Kenaikan pendapatan dan harga ini

akan menyebabkan impor naik, yang berarti akan menaikkan permintaan

valuta asing. Akibat selannjutnya, kurs valuta asing akan naik (depresiasi

mata uang sendiri). Di samping faktor ekonomi tersebut,ada faktor-faktor

nonekonomi yang dapat mempengaruhi perubahan kurs, seperti faktor

politis dan psykologi. Misalnya, kepanikan yang terjadi di dalam negeri

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47009/3/jiptummpp-gdl-ayuwulandh... · a. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta asing/Bank.

20

akan menyebabkan larinya dana ke luar negeri, sehingga kurs valuta asing

akan naik.

Gambar 2.1. Pergeseran Kurva Permintaan

Pergeseran di dalam satu kurva berarti bahwa kenaikan/penurunan kurs

akan mengakibatkan penurunan/kenaikan jumlah valuta asing yang

diminta. Sedangkan pergeseran kurva permintaaan diakibatkan misalnya,

oleh kenaikan pengeluaran pemerintah, kenaikan jumlah uang yang

beredar, selera masyarakat yang bergeser dari barang buatan dalam negeri

ke barang-barang impor atau aliran modal ke luar negeri sebagai akibat

kepanikan yang terjadi di dalam negeri.

Sistem Kurs Stabil

Sistem kurs bebas seperti tersebut di atas sering menimbulkan adanya

tindakan spekulasi sebagai akibat ketidaktentuan di dalam kurs valuta

asing. Oleh karena itu banyak Negara yang kemudian menjalankan suatu

kebujaksanaan untuk menstabilkan kurs. Pada dasarnya kurs yang stabil

dapat timbul secara:

Rp

E1 E0

Rp2

Rp1

D1

D0

S

US$

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47009/3/jiptummpp-gdl-ayuwulandh... · a. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta asing/Bank.

21

Rp

(a)

Rp2

Rp1

D1

US$

R

p

(b)

Rp2

Rp1

S1

US$

S2

S1

S2

D2

D1

D2

1. Aktif yaitu pemerintah menyediakan dana untuk tujuan stabilisasi kurs

(stabilization funds).

2. Pasif yaitu di dalam suatu Negara yang menggunakan system standar

emas.

Kegiatan stabilisasi kurs dapat dijalankan dengan cara sebagai berikut:

apabila tendensi kurs valuta asing akan turun maka pemerintah membeli

valuta asing di pasar. Dengan tambahnya permintaan dari pemerintah

maka tendensi kurss turun dapat dicegah. Sebaliknya apabila tendensi kurs

naik, maka pemerintah menjual valuta asing di pasar sehingga penaaran

valuta asing bertambah dan kenaikan kurs dapat dicegah.

Gambar 2.2. Kebijaksanaan Stabilitas Kurs

Usaha untuk mencegah kenaikan kurs valuta asing ini bagi pemerintah

lebih sukar, karena cadangan valuta asing yang dimiliki terbatas.

Keterbatasan ini mungkin menyebabkan pemerintha tidak bisa sepenuhnya

mengembalikan kurs ketingkat yang dikehendaki. Sedangkan usaha untuk

mencegah penurunan kurs lebih mudah dijalankan sebab pembelian valuta

asing oleh pemerintah dilakukan dengan menggunakan cadangan mata

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47009/3/jiptummpp-gdl-ayuwulandh... · a. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta asing/Bank.

22

uang sendiri. Besarnya cadangan mata uang sendiri di bawah kekuasaan

/pengawasan pemerintah, bahkan kalau kekurangan pemerintah dapat

mencetah uang (Nopirin, 1997:147-151).

3. Investasi

a) Pengertian Investasi

Investasi secara ringkas dapat didefinisikan sebagai tambahan bersih

terhadap stok kapaital yang ada (net addition to exiting capital stock).

Pembelian barang modal yang digunakan untuk menggantikan barang modal

yang aus atau rusak tidak dapat dikategorikan sebagai investasi, tetapi

merupakan kegiatan penggantian (replacement). Pembelian barang modal

dikategorikan sebagai kegiatan investasi jika penambahan tersebut akan

menghasilkan tambahan ouput. Istilah lain dari investasi adalah akumulasi

modal (capital accumulation) atau pembentukan modal (capital formation).

Pengertian atau akumulasi modal tidak sama dengan stok modal (capital

stock).

Investasi dibedakan menjadi investasi riil dan investasi financial. Investasi

riil terdiri atas investasi tetap dan investasi persediaan. Investasi tetap

dibedakan atas investasi tetap perusahaan dan investasi untuk perumahan.

Investasi financial adalah investasi yang berkaitan dengan pembeian surat-

surat berharga, misalnya saham, obligasi, atau surat bukti utang lainnya dari

pihak penerbit surat berharga tersebut.

Joseph Alois Schumpeter membedakan investasi ke dalam investasi yang

bersifat otonom dan investasi yang bersifat dipengaruhi. Investasi yang

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47009/3/jiptummpp-gdl-ayuwulandh... · a. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta asing/Bank.

23

bersifat otonom adalah investasi yang besar kecilnya lebih banyak

dipengaruhi oleh perubahan-perubahandalam jangka panjang, seperti

perkembangan teknologi, penemuan baru, dan sebagainya. Investasi yang

bersifat dipengaruhi adalah investasi yang niainya lebih banyak dipenaruhi

oleh perubahan-perubahan pendapatan nasional, volume penjualan,

keuntungan perusahaan, tingkat bunga, dan lain-lain.

Teori investasi yang dikemukakan oleh John Maynard Keynes

menjelaskan penaruh tingkat suku bunga terhadap investasi. Sebelumnya,

diperkenalkan pula model investasi dengan pendekatan nilai sekarang.

1) Pendekatan nilai sekarang

Sebuah investasi akan menghasilkan sejumlah aliran penghasilan di

masa datang. Jumlah seluruh penghasilan di masa datang dengan besarnya

nilai investasi yang dikeluarkan perusahaan menjadi dasar perhitungan

suatu investasi. Jika nilai investasi lebih kecil dibandingkan penghasilan

investasi, maka investasi menguntungkan. Pengertian nilai investasi adalah

seluruh biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan sebuah investasi,

sehingga investasi siap menghasilkan. Penghasilan investasi adalah jumlah

seluruh aliran penghasilan di masa datang.

Untuk mendapat keputusan yang benar, maka aliran penghasilan

tersebut harus dihitung berasarkan nilai sekarang. Menghitung nilai

sekarang dari sejumlah aliran penghasilan di masa datang adalah

mendiskonto, berdasarkan tingkat bunga yang diperkirakan terjadi. Secara

matematis ditunjukkan oleh rumus sebagai berikut.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47009/3/jiptummpp-gdl-ayuwulandh... · a. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta asing/Bank.

24

PV = R1 / (I+i) + R2 / (I+i)2 + ……. + Rn / (I+i)

n

Keterangan:

PV = Nilai sekarang

R1,R2,Rn = Aliran uang pada akhir tahun 1,2 dan seterusnya

i = Tingat bunga

2) Pendekatan Marginal Efficiency of Capital (MEC)

Dalam bukunya The General Theory of Employment Interest and

Money (1936), John Maynard Keynes menjelaskan teori investasi dengan

pendekatan MEC. Definisi MEC secara ringkas dinyatak sebgaisuatu nilai

diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari sejumlah aliran uang di

masa datang terhadap nilai suatu investasi. Secara sistematis dapat

dituliskan sebagai berikut.

I = R1 / (I+MEC + R2 / (I+MEC)2 + ……. + Rn / (I+MEC)

n

Keterangan:

I = Besarnya nilai investasi

R1,R2,Rn = Besarnya aliran uang pada akhir tahun 1, 2 sampai dengan

akhir tahun ke n

3) Kurva MEC dan Investasi

Untuk menyederhanakan pemahaman tentang investasi dengan

pendekatan MEC, maka dapat dijeaskan sebagai berikut. Misal, terdapat

dua macam investasi dengan nilai MEC, masing-masing investasi A nilai

MEC = 15 persen dan investasi B nilai MEC = 10 persen, jika tingkat

bunga perekonomian adalah 8 persen, maka dua investasi tersebut

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47009/3/jiptummpp-gdl-ayuwulandh... · a. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta asing/Bank.

25

diterima. Jika tingkat bunga perekonomian adalah 12 persen, maka

investasi B ditolak dan investasi A diterima. Berdasarkan uaraian tersebut

disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat bunga, akan semakin rendah

jumlah investasi. Sebaliknya semakin rendah tingkat bunga, semakin

banyak jumlah investasi.

Hubungan antara tingkat bunga dengan keputusan investasi

menghasilkan kurva MEC. Jika dalam investasi berlaku anggapan harga-

harga barang modal tidak berubah, berapapun jumlah barang tersebut

diminta, maka kurva MEC adalah kurva MEI, atau secara ringkas disebut

kurva investasi.

Gambar 2.3. Hubungan antara tingkat bunga dengan MEEC, MEI,

atau Investasi

Jika harga barang modal semakin mahal dengan semakin banyaknya

jumlah barang modal yang diminta oleh investor, maka kurva investasi

ditunjukkan oleh gambar 2.4.

A A+B

0,15

0,10 MEC=MEI=I

Investasi

Tingkat Bunga

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47009/3/jiptummpp-gdl-ayuwulandh... · a. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta asing/Bank.

26

Gambar 2.4. Hubungan Antara Tingkat Bunga dengan MEC, MEI, atau

Investasi

Pengelompokan jenis-jenis kredit menurut Kasmir (2003) dapat dilihat

dari :

a. Jenis Kredit Berdasarkan Jangka waktu Kredit:

1) Kredit jangka pendek (short term credit) yaitu suatu bentuk kredit

yang berjangka waktu maksimum satu tahun.

2) Kredit jangka menengah (intermediate term credit) yaitu suatu bentuk

kredit yang berjangka waktu satu tahun sampai tiga tahun.

3) Kredit jangka panjang (long term credit) yaitu suatu bentuk kredit

yang berjangka waktu lebih dari tiga tahun.

b. Jenis Kredit Berdasarkan Lembaga yang Menerima Kredit:

1) Kredit untuk badan usaha pemerintah/daerah, yaitu kredit yang

diberikan kepada perusahaan/badan usaha yang dimiliki pemerintah.

2) Kredit untuk badan usaha swasta, yaitu kredit yang diberikan kepada

perusahaan/badan usaha yang dimiliki swasta.

Tingkat Bunga

0

MEI=1 MEC

Investasi

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47009/3/jiptummpp-gdl-ayuwulandh... · a. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta asing/Bank.

27

3) Kredit perorangan, yaitu kredit yang diberikan bukan kepada

perusahaan, tetapi kepada perorangan.

4) Kredit untuk bank koresponden, lembaga pembiayaan dan perusahaan

asuransi.

c. Jenis Kredit Berdasarkan Tujuan Penggunaannya:

1) Kredit Modal Kerja (KMK), yaitu kredit untuk modal kerja

perusahaan dalam rangka pembiayaan aktiva lancar perusahaan,

seperti pembelian bahan baku, piutang, dan lain-lain.

2) Kredit investasi, yaitu kredit (berjangka menengah atau panjang) yang

diberikan kepada usaha-usaha guna merehabilitas, modernisasi,

perluasan ataupun pendirian proyek baru, misalnya untuk pembelian

mesin, bangunan dan tanah untuk pabrik.

3) Kredit konsumtif, yaitu kredit yang diberikan bank kepada pihak

ketiga/perorangan (termasuk karyawan bank sendiri) untuk keperluan

konsumsi berupa barang dan jasa dengan cara membeli, menyewa atau

dengan cara lain.

d. Jenis Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi

Kredit menurut sektor ekonomi didasari atas kebutuhan untuk

menentukan kebijakan pengarahan kredit bamk secara kualitatif yang

dititikberatkan pada sektor ekonomi yang diutamakan dalam pembiayaan

dengan kredit bank itu. Sektor ekonomi yang dimaksud antara lain adalah

sektor pertanian, pertambangan, perindustrian, konstruksi, jasa sosial, jasa

dunia usaha dan lain-lain.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47009/3/jiptummpp-gdl-ayuwulandh... · a. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta asing/Bank.

28

4. Uang

a) Definisi Uang dan Fungsi Uang

Uang adalah sesuatu yang diterima secara umum yang digunakan para

pelaku ekonmi sebagai alat pembayaran dari transaksi ekonomi yang

dilakukan yaitu pembelian barang, jasa, serta pembayaran utang.

Fungsi uang yaitu sebagai berikut.

a. Alat tukar menukar

Fungsi uang sebagai alat tukar menukar mendasari adanya

spesialisasi dan distribusi dalam memproduksi suatu barang.

b. Alat pengukur nilai

Fungsi uang sebagai alat pengukur nilai menunjukkan bahwa uang

digunakan sebagai alat untuk membandingkan nilai suatu produk

dengan produk lainnya.

c. Alat pembayran masa depan

Fungsi uang sebagai alat pembayaran masa depan menunjukkan

bahwa uang berfungsi sebagai standar pembayaran masa deppan atau

untuk pembayaran angsuran utang.

d. Alat penimbun kekayaan atau daya beli

Menyimpan uang berarti menimbun kekayaan dalam bentuk uang

tunai. Penyimpanan uang ini dimaksudkan untuk mempermudah

pertukaran atau transaksi di saat ini ataupun di masa yang akan datang.

e. Sebagai suatu komoditi yang diperdagangkan

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47009/3/jiptummpp-gdl-ayuwulandh... · a. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta asing/Bank.

29

Nilai tukar antar mata uang yang disebut dengan kurs mata uang

selalu mengalami perubahan. Perubahan kurs mata uang disebabkan

oleh factor-faktor yang mempengaruhi permintaan, penawaran mata

uang di pasar mata uang asing, dan factor-faktor lainnya seperti kondisi

politik. Perubahan kurs mata uang mengakibatkan nilai tukar antar mata

uang menjadi lebih tingi atau lebih rendah sehingga manrik bagi pelaku

ekonomi untuk memperoleh laba dari selisih harga jual dengan hara beli

suatu mata uang. (Soeratno, 2004:145-146)

b) Jenis Uang

Uang dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis, yaitu

berdasarkan bahan terdapat jenis uang logam dan uang kertas. Uang logam

tergantung dari berbagai jenis logam yang digunakan, antara lain: emas,

perak, dan perunggu. Sedangkan untuk uang kertas, berdasarkan

perkembangan perekonomian mempunyai diversifikasi yaitu sebgai uang

kartal dan sebgai uang giral. Kedua jenis uang kertas ini berbeda dalam

hal yang menciptakan. Uang kertas biasa dikeluarkan oleh bank sentral,

sedangkan uang giral dikeluarkan oleh bank umum.

Uang juga dapat dikelompokkan menurut tingkat likuiditasnya, yaitu:

a. M1 adalah uang kartal yang beeredar di masyarakat ditambah simpanan

dalam bentuk uang giral.

b. M2 adalah M1 ditambah tabungan dan deposito berjangka pada bank

umum.

c. M3 adalah M2 ditambah simpanan pada lembaga keuangan non bank.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47009/3/jiptummpp-gdl-ayuwulandh... · a. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta asing/Bank.

30

Berdasarkan ketiga definisi uang tersebut, yang paling likuid adalah

M1 karena proses menjadikannya uang tunai sangat cepat. (Soeratno,

2004:149)

c) Teori Permintaan Uang

1) Teori permintaan uang (Klasik)

Teori permintaan uang tunai menurut teori klasik tercermin dalam

teori kuantitas uang dengan formulasi sebagai berikut :

M . V = P . T

Keterangan:

M = Jumlah uang tunai yang diminta

V = perputaran uang dari satu tangan ke tangan yang lain dalam satu

periode

P = Tingkat hara umum

T = Volume barang yang ditransaksikan

Adanya asumsi full employment mengakibatkan nilai T menjadi

konstan dan V juga tetap karena tidak terjadi perubahan kelembagaan

keuangan. Sehingga variabel M hanya mempengaruhi variabel P secara

proporsional. Formulasi MV = PT dapat diubah menjadi formulasi lain:

M = I/Y (PT)

I/V = k

PT = Y

M = kY

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47009/3/jiptummpp-gdl-ayuwulandh... · a. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta asing/Bank.

31

Menunjukkan bahwa M atau jumlah uang tunai yang diminta adalah

sebesar kY atau sebesar proporsi tertentu dari pendapatan.

Teori klasik menjelaskan bahwa masyarakat melakukan permintaan

uang tunai untuk tujuan transaksi (Mt) dan berjaga-jaga (Mj). Jumlah

uang tunai yang dimita tersebut dipengaruhi oleh tingkat pendapatan

secara positif. Artinya apabila tingkat pendapatan naik maka jumlah

uang yang diminta untuk tujuaan traansaksi dan berjaga-jaga akan

meningka dan sebaliknya. Teori klasik mengasumsikan bahwa bentuk

kekayaan masyarakat seluruhnya diwujudkan dalam bentuk uang tunai

yang lebih likuid daripada bentuk kekayaan lainnya. Secara matematis,

teori permintaan uang tunai menurut teori klasik :

Md = f (Y)

Keterangan:

Md = Jumlah uang tunai yang diminta untuk tujuan transaksi dan

berjaga-jaga.

Y = Tingkat pendapatan

Atau

Md = Mt + Mj

Keterangan:

Mt = Jumlah uang tunai yang diminta untuk tujuan transaksi.

Mj = Jumlah uang tunai yang diminta untuk tujuan berjaga-jaga.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47009/3/jiptummpp-gdl-ayuwulandh... · a. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta asing/Bank.

32

2) Teori permintaan uang (Keynes)

Teori permintaan uang tunai John Maynard Keynes menjelaskan

bahwa masyarakat melakukan permintaan uang tunai untuk tujuan

memenuhi kebutuhannya antara lain untuk transaksi, berjaga-jaga, dan

spekulasi. (Soeratno, 2004:159)

d) Jumlah uang beredar

Jumlah uang beredar meliputi uang kartal yang beredar, uang giral, dan

uang kuasi. Uang kartal adalah uang yang diterbitkan oleh Bank Sentral

yang terdiri atas uang kertas dan uang logam. Uang kartal ada yang masuk

ke kas Negara, misalnya pembayaran pajak oleh wajib pajak. Di samping

itu, ada uang kartal yang masuk ke kas bank umum, misalnya pembayaran

oleh masyarakat yang menabung di bank umum. Uang giral adalah uang

yang diterbitkan oleh bank umum yan berupa saldo rekening Koran yang

ada di bank umum. Uang kuasi adalah uang yang diterbitkan oleh bak

umum yang terdiri atas deposito berjangka, tabungan, dan rekening valuta

asing milik swasta domestik.

Munculnya uang giral dan uang kartal berasal dari uang yang diedarkan

oleh bank sentral, karena uang yang diedarkan dipegang masyarakat

sebagian untuk tujuan konsumsi dan sebagian untuk tujuan tabungan atau

saving. Jumlah uang beredar terdiri atas uang kartal dan uang giral saja

biasa disebut dengan jumlah uang beredar dalam arti sempit (M1). Jumlah

uang beredar yang terdiri atas uang kartal, uang giral, dan uang kuasi biasa

disebut dengan jumlah uang beredar dalam arti luas (M2). Jumlah uang

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47009/3/jiptummpp-gdl-ayuwulandh... · a. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta asing/Bank.

33

beredar M2 merupakan penjumlahan M1 dan uang kuasi. (Soeratno,

2004:164)

C. Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan sebelumnya mengenai

ekspor, kurs, investasi dan jumlah uang beredar, maka penelitian ini

digambarkan dalam suatu kerangka pikir penelitian sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

D. Keterkaitan Antar Variabel

a. Hubungan Kurs dengan Ekspor

Kurs adalah nilai tukar yang telah disepakati oleh dua negara atau lebih

dalam melakukan transaksi jual beli atau perdagangan. Kurs juga

merupakan salah satu faktor yang menentukan besarnya nilai ekspor.

Dimana pada saat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami

depresiasi (melemah) maka harga bahan baku impor akan lebih mahal,

sehingga hasil untuk ekspor terbatas. Sebaliknya, disaat nilai tukar rupiah

terhadap dolar AS mengalami apresiasi (meningkat) maka harga bahan

Kurs (X1)

Jumlah Uang

Beredar (X3)

Kredit

Investasi (X2)

Ekspor Non Migas

(Sektor Agriculture

dan Sekor Industry)

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47009/3/jiptummpp-gdl-ayuwulandh... · a. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta asing/Bank.

34

baku akan lebih murah, sehingga eksportir akan meningkatkan hasil

produksinya untuk di ekspor ke luar negeri.

b. Hubungan Kredit Investasi dengan Ekspor

Kredit investasi merupakan modal yang diberikan oleh pihak bank

kepada debitur atau pelaku usaha untuk pembelian barang-barang modal

yang menunjang kegiatan produksi. Kredit investasi dalam jangkauannya

memiliki dua jangkauan pasar yaitu pasar dalam negeri dan pasar luar

negeri. Keduanya memiliki potensi dalam membentuk pemasukan Negara,

dalam peneltian ini berfokus kepada pasar luar negeri yang dimana pasar

luar negeri dapat menghasilkan devisa bagi Negara. Jadi dapat diambil

kesimpulan bahwasannya besar dan kecilnya kredit yang diturunkan

perbankan terhadap debitur atau pelaku usaha dengan kinerja yang baik

akan berpotensi dalam peningkatan ekspor ke luar negeri.

c. Jumlah Uang Beredar dengan Ekspor

Hubungan jumlah uang beredar terhadap ekspor adalah ketika jumlah

uang beredar meningkat maka akan mendorong masyarakat meningkatkan

permintaan barang domestik. Apabila persediaan barang domestik belum

mencukupi, maka akan terjadi kelebihan permintaan yang akan

menaikkan harga barang domestik (inflasi). Dengan meningkatnya harga

barang omestik maka masyarakat luar negeri akan mengurangi pembelian

barang dari dalam negeri. Pada saat yang sama, ada masyarakat domestik

yang cenderung membeli barang dari uar negeri yang harganya lebih

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47009/3/jiptummpp-gdl-ayuwulandh... · a. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta asing/Bank.

35

murah dibandingkan harga barang domestik. Akibatnya nilai ekspor

dalam negeri menurun dan nilai impornya mengalami peningkatan.

E. Hipotesis

1. H1 : diduga variabel kurs berdampak positif dan signifikan terhadap ekspor

agriculture dan industry Indonesia.

2. H2 : diduga kredit investasi berdampak positif terhadap ekspor agriculture

dan industry Indonesia.

3. H3 : diduga uang beredar berdampak negatif terhadap ekspor agriculture

dan industry Indonesia.