BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9341/3/Yuli Ratnasari BAB II.pdf · 13...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9341/3/Yuli Ratnasari BAB II.pdf · 13...
-
13 Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga, (Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Dengan kata lain pengetahuan mempunyai
pengaruh sebagai motivasi awal bagi seseorang dalam berperilaku. Namun
perlu diperhatikan bahwa perubahan pengetahuan tidak selalu menyebabkan
perubahan perilaku, walaupun hubungan positif antara variabel pengetahuan
dan variabel perilaku telah banyak diperlihatkan. Untuk mengukur tingkat
pengetahuan terdiri dari enam peringkat:
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya atau rangsangan yang telah diterima (Notoatmodjo, 2007).
Dalam tingkatan ini, tekanan utama pada pengenalan kembali fakta,
prinsip, aturan, atau strategi penyelesaian masalah. Beberapa kata kerja
yang dipakai untuk mengukur kemampuan tingkat tahu (know) antara
-
14
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
lain: atur, kutip, urutkan, tetapkan, daftar, ingat-ingat, gambarkan,
cocokkan, kenali, perkenalkan, sebutkan, hubungkan, beri nama, garis
bawahi, nyatakan, ulangi, reproduksi, tabulasi, pilih.
b. Memahami
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan
materi tersebut secara benar (Notoatmodjo, 2007). Dalam tingakatan
pengetahuan ini, seseorang telah dapat menafsirkan fakta, menyatakan
kembali apa yang ia lihat, menerjemahkan menjadi satu konteks baru,
menarik kesimpulan dan melihat konsekuensi. Beberapa kata kerja yang
dipakai untuk mengukur tingkat pemahaman seseorang antara lain:
perbaiki, pertahankan, uraikan, klasifikasi, cari ciri khasnya, jelaskan,
pertajam, bedakan, perluas, ubah, berikan, generalisir, diskusikan,
simpulkan, ringkas, laporkan, prediksikan, perkirakan, identifikasi,
nyatakan kembali.
c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi penggunaan hukum-hukum atau rumus, metode, prinsip dan
lain sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain (Notoatmodjo,
2007). Beberapa kata kerja yang digunakan untuk mengukur tingkat
aplikasi seseorang adalah: terapkan, demonstrasikan, siapkan,
perhitungkan, buat eksperimen, temukan, pilih, kaitkan, klasifikasikan,
-
15
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
upayakan, selesaikan, kembangkan, ambil contoh, pindahkan,
gambarkan, atur, pakai, tunjukkan, manfaatkan, hasilkan, tafsirkan.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke
dalam komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan
masih ada kaitannya satu sama lain. Seseorang mampu mengenali
kesalahan-kesalahan logis, menunjukkan kontradiksi atau membedakan
diantara fakta, pendapat, hipotesis, asumsi dan simpulan serta mampu
menggambarkan hubungan antar ide (Notoatmodjo, 2007). Beberapa
kata kerja yang digunakan dalam pengukuran tingkat analisis antara
lain: analisis, garis bawahi, bedakan, tunjukkan, rincikan, asosiasikan,
gambarkan, bedakan, pisahkan, buat diagram, simpulkan, tegaskan,
bedakan, hubungkan, kurangi dan bandingkan.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru dan koheren. Manusia mampu menyusunformulasi baru
(Notoatmodjo, 2007).
Beberapa kata kerja yang digunakan dalam mengukur tingkat
sintesis adalah: kategorikan, susun, bangun, sintesiskan, desain,
integrasikan, temukan, hipotesiskan, prediksikan, hadapkan,
integrasikan, susun, kumpulkan, kombinasikan, ciptakan, rencanakan,
-
16
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
perluas, formulasikan, hasilkan, rencanakan, teorisasikan.
2. Cara Mengukur Pengetahuan
Mengukur pengetahuan ada berbagai macam cara diantaranya
dengancara, tes, angket atau kuesioner, interview atau wawancara,
observasi, dokumentasi dan skala bertingkat (Sugiono, 2010). Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member
sejumlah pertanyaan tertulis kepada respon den untuk dijawab. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien. Bila peneliti tahu dengan
pasti variable yang diukur dan apa yang bisa diharapkan dari responden
tersebut. Selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden
cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa
pertanyaan terbuka atau tertutup (Sugiono, 2010).
Pengukuran pengetahuan dengan member skor pada jawaban atas
sejumlah pertanyaan yang diberikan. Jawaban benar diberi skor 1 sedangkan
jawaban salah diberi skor 0. Untuk mempermudah penyajian data
pengetahuan dapa dikategorikan dalam persentase sebagai berikut baik
persentase>80%, sedang 60%-80% dan kurang nilai
-
17
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
utama yakni:
a. Faktor Predisposisi (Predisposing factor)
Faktor predisposisi merupakan factor positif yang mempernudah
terwujudnya praktik atau factor pemudah, factor ini mencakup
pengetahuan individu, sikap, tingkat pendidikan dan unsur-unsur lain
dalam individu yang meliputi kesiapan ibu untuk menyusui secara
psikologis dan kesehatan ibu untuk menyusui. Pengetahuan ibu bayi
tentang ASI yang meliputi definisi ASI dan ASI eksklusif, manfaat
ASI, keuntungan ASI dan pola pemberian ASI
b. Faktor pemungkin (Enabling factor)
Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas
kesehatan bagi masyarakat, misalnya posyandu, puskesmas dan lain
sebagainya.
c. Faktor penguat
Faktor ini meliputi factor perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama,
sikap dan perilaku para petugas kesehatan, termasuk juga disini
undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun
pemerintahan daerah yang terkait dengan kesehatan, (Notoatmodjo,
2007)
3. Pengetahuan tentang ASI Eksklusif
Pengetahuan ibu mengenai keunggulan ASI dan cara pemberian ASI
yang benar akan menunjang untuk keberhasilan menyusui. Suatu penelitian
-
18
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
yang dilakukan di Semarang menunjukkan bahwa wanita dari semua
tingkat ekonomi mempunyai pengetahuan yang baik tentang kegunaan ASI
dan mempunyai sikap positif terhadap usaha memberikan ASI, tetapi
dalam prakteknya tidak selalu sejalan dengan pengetahuan mereka
(Almatsier, 2001)
B. Sikap
1. Pengertian
Sikap merupakan suatu reaksi atau respon yang masih tertutup
dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Azwar, 2003).
New comb salah seorang ahli psikologi social menyatakan bahwa
sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan
bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sedangkan menurut
Notoatmodjo (2007) sikap merupakan kesiapan untuk merespon
terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan
terhadap objek.
Dari Batasan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat
ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku tertentu. Sikap secara nyata
menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus
teretentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang
bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum termasuk
suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi
-
19
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
tindakan atau perilaku yang tertutup bukan tingkah laku yang
terbuka.
2. Komponen pokok pembentuk sikap
Sikap mempunyai 3 komponen pokok menurut Azwar (2003)
yaitu :
a. Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu
objek
Merupakan factor dasar pembentuk sikap yaitu dalam
pengambilan keputusan dan menentukan sikap terhadap
objek tertentu.
b. Kehidupan emosional dan evaluasi terhadap suatu objek
Merupakan suatu usaha untuk memperoleh keyakinan.
c. Kecenderungan untuk bertindak
Yaitu sikap yang terwujud dalam suatu tindakan.
Dari ketiga komponen pembentuk sikap ini, secara bersama-
sama akan membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam
penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berpikir, keyakinan
serta emosi memegang peranan penting. Dengan pengetahuan
seseorang akan berusaha dan berpikir untuk membuktikan
tentang keyakinan yang dimiliki sehingga akan diperoleh sikap
tertentu terhadap suatu objek.
-
20
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
3. Tingkatan sikap
Menurut Notoatmodjo (2007), sikap terdiri dari beberapa
tingkatan yaitu :
a. Menerima (Receiving)
Diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek).
b. Merespon (Responding)
Memberi jawaban ketika ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan merupakan indikasi
dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab
pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan terlepas
dari pekerjaan itu salah atau benar, berarti bahwa oranglain
menerima ide (pikiran) tersebut.
c. Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah.
d. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling
tinggi. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
sikap seseorang dibedakan menjadi 4 tingkatan yaitu
menerima, merespon, menghargai dan bertanggung jawab.
-
21
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Suatu sikap dapat terwujud dalam suatu tindakan bila
seseorang mampu mengambil risiko terhadap segala yang
telah dipilihnya.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Menurut Azwar (2003) terdapat beberapa faktor yang ikut berperan
dalam membentuk sikap antara lain :
a. Pengalaman pribadi
Untuk dapat menjadi dasar diri dibentuk sikap maka melalui
kesan yang kuat. Apa yang dialami akan membentuk serta
mempengaruhi penghargaan manusia terhadap stimulus
sosial, tanggapan akan menjadi salah satu dasar
pembentukan sikap. Untuk mempunyai tanggapan dan
penghayatan seseorang harus mempunyai pengalaman yang
berkaitan dengan objek psikologi.
b. Kebudayaan
Kebudayaan menerima sikap dan memberi arah pengalaman
individu-individu yang menjadi anggota kelompok, hanya
kepribadian individu yang kuat dapat memudahkan
dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap individu.
c. Orang lain dianggap penting atau lebih senior
Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara
komponen sosial yang dapat mempengaruhi sikap kita.
-
22
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Seseorang yang dianggap penting akan diharapkan
pendapatnya untuk mengambil langkah tindakan sebagai
arahannya untuk bertindak dan bergerak.
d. Media massa
Media massa menyampaikan informasi yang berisi sugesti
yang dapat mengerahkan opini yang kuat dan akan
memberikan dasar yang efektif dalam menilai suatu hal
sehingga terbentuklah arahan dan sikap tertentu.
e. Lembaga agama
Lembaga agama mendidik untuk meletakkan dasar
mengenai moral dalam individu sehingga terbentuklah
kepercayaan. Yang kemudian konsep tersebut akan ikut
brperan dalam menentukan sikap individu terhadap dirinya.
C. Kehamilan
Kehamilan adalah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur matang
pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma, lalu keduanya
menyatu membentuk membentuk sel yang akan bertumbuh (BKKBN,
2015).
Tahapan trimester kehamilan :
-
23
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
a. Trimester 1 (Pertama): Usia kandungan 0-12 Minggu
Segera setelah konsepsi kadar hormone esterogen dan progesteron
meningkat dan ini akan menyebabkan timbulnya mual dan muntah
pada pagi hari, lemah, lelah, dan menyebabkan membesarnya
payudara. Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari
tanda – tanda untuk lebih menyakinkan bahwa dirinya memang hamil.
Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan
dengan seksama, karena perutnya masih kecil, pengertian kehamilan
merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya pada
orang lain atau dirahasiakannya (PusDikNaKes, 2003).
b. Trimester 2 (Kedua): Usia kandungan 13-28 Minggu
Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan
rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Ibu sudah menerima
pengertian kehamilannya dan milai dapat menggunakan energy dan
pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat
merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan kehadiran
bayinya bagi seorang diluar dari diri sendiri. Banyak ibu yang merasa
terlepas dari rasa kecemasan, rasa tidak nyaman seperti yang
dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya
libido.
c. Trimester 3 (Ketiga) : Usia kandungan 29-40 Minggu
-
24
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu dan waspada
sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran
bayinya. Seorang ibu mngkin mulai merasakan takut akan rasa sakit
dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Disamping
itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dengan bayinya dan
kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada
trimester inilah ibu memerlukan dukungan dari suami, keluarga, dan
bidan
D. ASI Eksklusif
1. Pengertian ASI
ASI adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah SWT
untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam
melawan serangan penyakit (Yahya, 2005). Pengertian lain tentang
ASI adalah minuman alamiah untuk semua bayi cukup bulan selama
usia bulan-bulan pertama (Nelson, 2000).
Sehingga dapat disimpulkan ASI adalah makanan sempurna
bagi bayi baru lahir, selain itu, payudara wanita memang berfungsi
untuk menghasilkan ASI (Chumbley, 2004).
2. Pengertian ASI Eksklusif
Menurut Peratutan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 pada Ayat
1 diterangkan “Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI
eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan
-
25
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti
dengan makanan atau minuman lain”. Semula Pemerintah Indonesia
menganjurkan para ibu menyusui bayinya hingga usia empat bulan.
Namun, sejalan dengan kajian WHO mengenai ASI eksklusif, Menkes
lewat Kepmenkes No 450/2004 menganjurkan perpanjangan
pemberian ASI eksklusif hingga enam bulan.
ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif
adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti
susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan
makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi,
dan tim (Roesli, 2005).
3. Kandungan ASI
ASI mengandung banyak nutrisi, antara lain albumin, lemak,
karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat
kekebalan, dan sel darah putih, dengan porsi yang tepat dan seimbang.
Komposisi ASI bersifat spesifik pada tiap ibu, berubah dan berbeda
dari waktu ke waktu yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi saat itu
(Roesli, 2005).
Roesli (2005) mengemukakan perbedaan komposisi ASI dari
hari ke hari (stadium laktasi) sebagai berikut:
a. Kolostrum (colostrum/susu jolong)
-
26
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Kolostrum adalah cairan encer dan sering berwarna kuning atau
dapat pula jernih yang kaya zat anti-infeksi (10-17 kali lebih
banyak dari susu matang) dan protein, dan keluar pada hari
pertama sampai hari ke-4/ke-7. Kolostrum membersihkan zat
sisa dari saluran pencernaan bayi dan mempersiapkannya untuk
makanan yang akan datang. Jika dibandingkan dengan susu
matang, kolostrum mengandung karbohidrat dan lemak lebih
rendah, dan total energi lebih rendah. Volume kolostrum 150-
300 ml/24 jam. Karakteristik kolostrum:
(1) Cairan ASI lebih kental dan berwarna kuning
(2) Lebih banyak mengandung protein
(3) Lebih banyak mengandung antibody
(4) Kadar lemak dan karbohidrat lebih rendah
(5) Total energi hanya 58 kalori/100 ml kolostrum
(6) Volume kolostrum berkisar 150-300 ml/24 jam
b. ASI transisi/peralihan
ASI peralihan keluar setelah kolostrum sampai sebelum menjadi
ASI yang matang. Kadar protein makin merendah, sedangkan
kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi dan volume akan
makin meningkat. ASI ini keluar sejak hari ke-4/ke-7 sampai
hari ke-10/ke-14.
Karakteristik ASI masa peralihan:
-
27
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
(1) Kadar protein lebih rendah, sedangkan kadar lemak dan
karbohidrat semakin tinggi dibandingkan kolostrum
(2) Volumenya semakin tinggi dibanding kolostrum
c. ASI matang (mature)
Merupakan ASI yang dikeluarkan pada sekitar hari ke-14 dan
seterusnya, komposisi relatif konstan. Karakteristik ASI mature:
(1) Cairan berwarna putih kekuning-kuningan
(2) pH 6,6-6,9
(3) Terdapat anti mikrobial faktor
(4) Kadar air dalam ASI mature: 88 gram/100 ml
(5) Volume ASI antara 300-850 ml/24 jam (Roesli Utami,
2001).
d. Perbedaan komposisi ASI dari menit ke menit
ASI yang pertama disebut foremilk dan mempunyai komposisi
berbeda dengan ASI yang keluar kemudian (hindmilk). Foremilk
dihasilkan sangat banyak sehingga cocok untuk menghilangkan
rasa haus bayi. Hindmilk keluar saat menyusui hampir selesai
dan mengandung lemak 4-5 kali lebih banyak dibanding
foremilk, diduga hindmilk yang mengenyangkan bayi.
e. Lemak ASI makanan terbaik otak bayi
Lemak ASI mudah dicerna dan diserap bayi karena mengandung
enzim lipase yang mencerna lemak. Susu formula tidak
-
28
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
mengandung enzim, sehingga bayi kesulitan menyerap lemak
susu formula. Lemak utama ASI adalah lemak ikatan panjang
(omega-3, omega-6, DHA, dan asam arakhidonat) suatu asam
lemak esensial untuk myelinisasi saraf yang penting untuk
pertumbuhan otak. Lemak ini sedikit pada susu sapi. Kolesterol
ASI tinggi sehingga dapat memenuhi kebutuhan pertumbuhan
otak. Kolesterol juga berfungsi dalam pembentukan enzim
metabolism kolesterol yang mengendalikan kadar kolesterol di
kemudian hari, sehingga dapat mencegah serangan jantung dan
arteriosklerosis pada usia muda.
f. Karbohidrat ASI
Karbohidrat utama ASI adalah laktosa (gula) dan
kandungannya lebih banyak dibanding dengan susu mamalia
lainnya atau sekitar 20-30 % lebih banyak dari susu sapi. Salah
satu produk dari laktosa adalah galaktosa yang merupakan
makanan vital bagi jaringan otak yang sedang tumbuh.
Laktosa meningkatkan penyerapan kalsium yang sangat
penting untuk pertumbuhan tulang. Laktosa juga meningkatkan
pertumbuhan bakteri usus yang baik yaitu, Lactobacillis bifidus.
Fermentasi laktosa menghasilkan asam laktat yang memberikan
suasana asam dalam usus bayi sehingga menghambat
pertumbuhan bakteri patogen.
-
29
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
g. Protein ASI
Protein utama ASI adalah whey (mudah dicerna),
sedangkan protein utama susu sapi adalah kasein (sukar dicerna).
Rasio whey dan kasein dalam ASI adalah 60:40, sedangkan
dalam susu sapi rasionya 20:80. ASI tentu lebih menguntungkan
bayi, karena whey lebih mudah dicerna dibanding kasein.
ASI mengandung alfa-laktalbumin, sedangkan susu sapi
mengandung lactoglobulin dan bovine serum albumin yang
sering menyebabkan alergi. Selain itu, pemberian ASI eksklusif
dapat menghindarkan bayi dari alergen karena setelah 6 bulan
usus bayi mulai matang dan bersifat lebih protektif.
ASI juga mengandung lactoferin sebagai pengangkut zat
besi dan sebagai sistem imun usus bayi dari bakteri patogen.
Laktoferin membiarkan flora normal usus untuk tumbuh dan
membunuh bakteri patogen. Zat imun lain dalam ASI adalah
suatu kelompok antibiotik alami yaitu lysosyme. Protein
istimewa lainnya yang hanya terdapat di ASI adalah taurine yang
diperlukan untuk pertumbuhan otak, susunan saraf, juga penting
untuk pertumbuhan retina. Susu sapi tidak mengandung taurine
sama sekali.
-
30
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
h. Faktor pelindung dalam ASI
ASI sebagai imunisasi aktif merangsang pembentukan daya
tahan tubuh bayi. Selain itu, ASI juga berperan sebagai imunisasi
pasif yaitu dengan adanya Sig A (secretory immunoglobulin A)
yang melindungi usus bayi pada minggu pertama kehidupan dari
alergen.
i. Hidrat Arang (Laktosa)
Produksi dari laktosa adalah galaktosa dan glukosamin.
Galaktosamin merupakan nutrisi vital untuk pertumbuhan
jaringan otak dan juga merupakan kebutuhan nutrisi medulla
spinalis yaitu untuk pembentukan myelin (selaput pembungkus
sel saraf) (Hubertin Sri Purwanti, 2004). Kadar laktosa yang
tinggi akan mengakibatkan terjadinya pertumbuhan lactobacillus
sebagai penghuni usus dan dapat mencegah terjadinya infeksi
(Diah Krisnatuti dan Rina Yenrina, 2002).
Laktosa sangat diperlukan untuk pertumbuhan yang
merupakan sumber kalori bagi serabut saraf otak. Laktosa juga
meningkatkan penyerapan kalsium, fosfor, dan magnesium yang
penting untuk pertumbuhan tulang. Laktosa oleh fermentasi
diubah menjadi asam laktat. Asam laktat ini akan membuat
suasana usus menjadi asam, kondisi ini menguntungkan karena
akan menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya dan
-
31
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
menjadi tempat yang subur bagi bakteri usus yang baik
(Hubertin Sri Purwanti, 2004).
j. Mineral
Kandungan mineral dalam susu sapi empat kali lebih banyak
dibandingkan kandungan mineral dalam ASI. Kandungan
mineral yang tinggi pada susu sapi akan menyebabkan terjadinya
beban osmobar, yaitu tingginya kadar mineral dalam tubuh.
Akibatnya, bayi menjadi sering kencing (Diah Krisnatuti dan
Rina Yenrina, 2002).
k. Lemak
ASI maupun susu sapi mengandung lemak yang cukup
tinggi, yaitu sekitar 3,5%, namun keduanya memiliki susunan
asam lemak yang berbeda. ASI lebih banyak mengandung asam
lemak tek jenuh, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung
asam lemak rantai pendek dan asam lemak jenuh (Diah
Krisnatuti dan Rina Yenrina, 2002).
l. Vitamin
Vitamin merupakan zat gizi yang essensial. Kekurangan
vitamin tertentu dapat mengakibatkan terganggunya kesehatan
dan dapat menimbulkan penyakit tertentu. Pemberian vitamin
yang berlebihan dalam jangka waktu panjang akan
mengakibatkan keracunan dan gangguan kesehatan. Kadar
-
32
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
vitamin dalam ASI dan susu sapi agak berbeda. Kebutuhan
vitamin untuk bayi dapat dipenuhi oleh ASI selama 4-6 bulan
pertama, jika asupan makanan ibu cukup seimbang (Diah
Krisnatuti dan Rina Yenrina, 2002).
Vitamin yang ada di dalam ASI seperti vitamin A, tiamin,
vitamin C bervariasi menurut makanan yang dikonsumsi ibu.
Hanya terdapat sedikit vitamin D dalam lemak susu, tetapi
penyakit polio (rickets) jarang terjadi pada anak yang diberi ASI,
bila kulitnya sering kena sinar matahari (Deddy Muchtadi,
2002). Usus bayi belum mampu membuat vitamin K, pada
minggu pertama, sedangkan bayi setelah persalinan mengalami
perdarahan perifer yang perlu dibantu dengan pemberian vitamin
K untuk proses pembekuan darah. Pemberian vitamin K dapat
dilakukan pada hari ke-1. ke-3, ke-7. Golongan vitamin B
kecuali riboflavin dan patogenik sangat kurang, tetapi tidak perlu
ditambahkan karena kebutuhan bayi akan dicukupi oleh
makanan yang dikonsumsi ibu (Hubertin Sri Purwanti, 2004).
Tabel 2.1 Perbandingan Komposisi ASI dan Susu Sapi
Komponen ASI Susu Sapi
Energi (Kkal)
Air (g)
Protein (g)
Rasio kasein: whey
Lemak (g)
Laktosa (g)
70 8
9,7
1,0 7
1:1,5
4,2
7,4
67
90,2
3,4
1: 0,2
3,9
4,8
-
33
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Vitamin A (Retinol) (μg)
Beta karoten (μg)
Vitamin D larut dalam lemak (μg)
Vitamin D larut dalam air (μg)
Vitamin C (mg)
Tiamin (Vitamin B1) (mg)
Riboflavin (Vitamin B2) (mg)
Niasin (mg)
Vitamin B12 (μg)
Asam folat
Kalsium (Ca) (mg)
Best (Fe) (mg)
Tembaga (Cu) (μg)
Seng (Zn) (μg)
60
0
0,01
0,80
3,8
0,02
0,03
0,62
0,01
5,2
35
0,08
39
295
31
19
0,03
0,15
1,5
0,04
0,20
0,89
0,31
5,2
124
0,05
21
361
4. Manfaat Pemberian ASI
Menurut Roesli U (2004) manfaat ASI bagi bayi yaitu:
a. ASI sebagai nutrisi
Dengan tatalaksana menyusui yang benar, ASI sebagai
makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh
bayi normal sampai usia 6 bulan.
b. ASI meningkatkan daya tahan tubuh
Bayi yang mendapat ASI eksklusif akan lebih sehat dan
lebih jarang sakit, karena ASI mengandung berbagai zat
kekebalan.
c. ASI meningkatkan kecerdasan
ASI mengandung nutrien khusus yaitu taurin, laktosa dan
asam lemak ikatan panjang (DHA, AHA, omega-3, omega-
6) yang diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal. Nutrien
tersebut tidak ada atau sedikit sekali terdapat pada susu sapi.
-
34
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Oleh karena itu, pertumbuhan otak bayi yang diberi ASI
eksklusif selama 6 bulan akan optimal.
d. Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang.
Perasaan terlindung dan disayangi pada saat bayi disusui
menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk
kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik.
e. Manfaat lain pemberian ASI bagi bayi yaitu sebagai berikut:
(1) Melindungi anak dari serangan alergi.
(2) Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara.
(3) Membantu pembentukan rahang yang bagus.
(4) Mengurangi risiko terkena penyakit diabetes, kanker
pada anak, dan diduga mengurangi kemungkinan
menderita penyakit jantung.
(5) Menunjang perkembangan motorik bayi.
Menurut Roesli U (2004) menyusui juga memberikan manfaat
pada ibu, yaitu:
a. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan (post
partum)
Menyusui bayi setelah melahirkan akan menurunkan
resiko perdarahan post partum, karena pada ibu
menyusui peningkatan kadar oksitosin menyababkan
-
35
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
vasokontriksi pembuluh darah sehingga perdarahan
akan lebih cepat berhenti. Hal ini menurunkan angka
kematian ibu melahirkan.
b. Mengurangi terjadinya anemia
Mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah
atau anemia karena kekurangan zat besi. Karena
menyusui mengurangi perdarahan.
c. Menjarangkan kehamilan
Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid,
98% tidak hamil pada 6 bulan pertama setelah
melahirkan dan 96% tidak hamil sampai bayi berusia
12 bulan.
d. Mengecilkan rahim
Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan
sangat membantu Rahim kembali ke ukuran sebelum
hamil.
e. Ibu lebih cepat langsing kembali
f. Oleh karena menyusui memerlukan energi maka
tubuh akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun
selama hamil.
-
36
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
g. Mengurangi kemungkinan menderita kanker
Pada umumnya bila wanita dapat menyusui sampai
bayi berumur 2 tahun atau lebih, diduga akan
menurunkan angka kejadian carcinoma mammae
sampai sekitar 25%, dan carcinoma ovarium sampai
20-25%.
h. Lebih ekonomis/murah
Dengan memberi ASI berarti menghemat pengeluaran
untuk susu formula dan perlengkapan menyusui.
Selain itu, pemberian ASI juga menghemat
pengeluaran untuk berobat bayi karena bayi jarang
sakit.
i. Tidak merepotkan dan hemat waktu
ASI dapat segera diberikan tanpa harus menyiapkan
atau memasak air, tanpa harus mencuci botol, dan
tanpa menunggu agar suhunya sesuai.
j. Memberi kepuasan bagi ibu
Saat menyusui, tubuh ibu melepaskan hormon-
hormon seperti oksitosin dan prolaktin yang disinyalir
memberikan perasaan rileks/santai dan membuat ibu
merasa lebih merawat bayinya.
-
37
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
k. Portabel dan praktis
Air susu ibu dapat diberikan di mana saja dan kapan
saja dalam keadaan siap minum, serta dalam suhu
yang selalu tepat.
l. Ibu yang menyusui memiliki resiko yang lebih rendah
untuk terkena banyak penyakit, yaitu endometriosis,
carcinoma endometrium, dan osteoporosis.
5. Hambatan Menyusui Secara Eksklusif Pada Ibu
Hambatan ibu untuk menyusui terutama secara eksklusif sangat
bervariasi. Namun, yang paling sering dikemukakan sebagai berikut
(Roesli U, 2005):
a. ASI tidak cukup
Merupakan alasan utama para ibu untuk tidak memberikan
ASI secara eksklusif. Walaupun banyak ibu yang merasa
ASI-nya kurang, tetapi hanya sedikit (2-5%) yang secara
biologis memang kurang produksi ASInya. Selebihnya 95-
98% ibu dapat menghasilkan ASI yang cukup untuk
bayinya.
b. Ibu bekerja
Bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan ASI
eksklusif, karena waktu ibu beker ja, bayi dapat diberi ASI
perah. Kebijakan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan
-
38
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
pemberian ASI oleh pekerja wanita telah dituangkan dalam
kebijakan Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI pada tahun
2009.
Pekerjaan sehari-hari kadang-kadang sangat
menyibukkan ibu dan anak menjadi rewel (Depkes RI,
2001). Waktu kerja yang dimaksud adalah 7 jam sehari dan
40 jam seminggu untuk 6 hari kerja dalam seminggu, 8 jam
sehari atau 40 jam seminggu untuk 5 hari kerja dalam
seminggu. Bekerja bukan alasan untuk menghentikan
pemberian ASI secara eksklusif, ASI eksklusif harus dijalani
selama enam bulan tanpa intervensi makanan dan minuman
lain meskipun cuti hamil hanya tiga bulan. Seorang ibu
bekerja dapat tetap memberikan ASI secara eksklusif
dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui,
perlengkapan memerah ASI dan dukungan lingkungan kerja
(Utami Roesli, 2001).
Ibu bekerja harus mendapat dukungan untuk
melakukan menyusui eksklusif dalam enam bulan pertama
dan melanjutkan menyusui setelah pemberian makanan
pendamping ASI (Depkes RI, 2002). Berbagai kendala yang
dihadapi dalam peningkatan pemberian ASI eksklusif salah
satunya adalah ibu kembali bekerja setelah cuti bersalin
-
39
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
yang menyebabkan penggunaan susu botol atau susu
formula secara dini sehingga menggeser atau menggantikan
ASI. Hal ini diperberat lagi dengan adanya kecenderungan
meningkatnya peran ganda wanita dari tahun ke tahun
(Depkes RI, 2002).
c. Kemampuan Ibu untuk Menyusui
Kemampuan ibu untuk menyusui berbeda antara ibu yang
satu dengan yang lain, hal ini disebabkan (A. August Burns,
2000):
(1) Produksi ASI
Ibu-ibu merasa bahwa ASI-nya tidak cukup untuk
bayinya tetapi hal ini tidak benar. Jumlah ASI dalam
payudara tergantung pada berapa banyak bayi
menghisap payudara. Makin banyak bayi menghisap
makin banyak pula produksi ASI.
(2) Masalah puting susu
Keadaan puting susu yang datar atau masuk ke
dalam, tetapi tetap bias memberikan ASI tanpa
masalah, hal ini dikarenakan bayi menghisap
payudara bukan hanya puting susu.
d. Adanya anggapan bahwa tidak diberi ASI bayi tetap tumbuh
Anggapan tersebut tidak benar, karena dengan
-
40
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
menyusui berarti seorang ibu tidak hanya memberikan
makanan yang optimal, tetapi juga rangsangan emosional,
fisik, dan neurologik yang optimal pula. Dengan demikian,
dapat dimengerti mengapa bayi ASI eksklusif akan lebih
sehat, lebih tinggi kecerdasan intelektual maupun
kecerdasan emosionalnya, lebih mudah bersosialisasi, dan
lebih baik spiritualnya.
e. Bayi akan tumbuh menjadi anak yang tidak mandiri dan
manja
Pendapat bahwa bayi akan tumbuh menjadi anak
manja karena terlalu sering didekap dan dibelai, ternyata
salah. Menurut DR. Robert Karen dalam bukunya, The
Mystery of Infant-Mother Bond and It’s Impact on Later
Life, anak akan tumbuh menjadi kurang mandiri, manja, dan
agresif karena kurang perhatian bukan karena terlalu
diperhatikan oleh orang tua.
f. Susu formula lebih praktis
Pendapat ini tidak benar, karena untuk membuat susu
formula diperlukan api atau listrik untuk memasak air,
peralatan yang harus steril, dan perlu waktu untuk
mendinginkan susu formula yang baru dibuat. Sementara
itu, ASI siap pakai dengan suhu yang tepat setiap saat.
-
41
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
g. Takut badan tetap gemuk
Pendapat ini salah, karena pada waktu hamil badan
mempersiapkan timbunan lemak untuk membuat ASI.
Timbunan lemak ini akan dipergunakan untuk proses
menyusui, sedangkan wanita yang tidak menyusui akan
lebih sukar untuk menghilangkan timbunan lemak ini.
6. Kontraindikasi Menyusui
Peraturan Pemerintah Indonesia nomor 33 Tahun 2012
menyatakan pemberian ASI eksklusif adalah wajib, kecuali dalam 3
kondisi, yaitu: Ibu tidak ada, indikasi medis, serta karena ibu dan
bayi terpisah. Menyusukan bayi terkadang tidak mungkin
dilaksanakan karena terdapat kelainan atau penyakit, baik pada ibu
maupun dari bayinya. Misalnya pada bayi yang sakit berat,
stomatitis yang berat, dehidrasi, asidosis, bronkopneumonia,
meningitis dan ensefalitis (Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002).
Dari pandangan ibu, ada sedikit kontraindikasi terhadap
menyusui. Putting susu yang sangat masuk ke dalam (retraksi
papilla mammae) menyulitkan dalam memberikan ASI. Puting yang
pecah-pecah atau lecet (cracked nipple) biasanya dapat dihindari
jika mencegah payudara menjadi kencang. Mastitis dapat dikurangi
dengan terus menyusui dan sering pada payudara yang terkena,
-
42
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
untuk mencegah payudara kencang diberikan kompres hangat dan
antibiotik (Nelson, 2000).
Infeksi akut pada ibu dapat merupakan kontraindikasi
menyusui jika bayi tidak menderita infeksi yang sama. Sebaliknya,
tidak perlu menghentikan penyusuan kecuali kalau keadaannya
memerlukan. Bila bayi tidak terkena dan keadaan ibu
memungkinkan, payudara dapat dikosongkan dan ASI diberikan
pada bayi (Nelson, 2000).
Septikemia, nefritis, eklamsia, perdarahan profus, tuberkulosis
aktif, demam tifoid, kanker payudara, dan malaria merupakan
kontraindikasi untuk penyusuan, sama seperti nutrisi jelek yang
kronis, penyalahgunaan bahan, kelemahan, neurosis, berat, dan
psikosis pasca partus (Nelson, 2000)
7. Peran Pemerintah dalam Meningkatkan Pemberian ASI
Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya peningkatan
pemberian ASI eksklusif dengan berbagai cara. Menerbitkan
peraturan dan perundang-undangan mengenai pemberian ASI
eksklusif pun sudah dilakukan. Kepmenkes RI
No.450/MENKES/IV/2004, merupakan salah satu upaya
kementrian kesehatan dalam rangka meningkatkan pemberian ASI
eksklusif, dalam undang-undang ini diatur agar semua tenaga
kesehatan yang bekerja di sarana pelayanan kesehatan agar
-
43
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
menginformasikan kepada semua Ibu yang baru melahirkan untuk
memberikan ASI Eksklusif. Dalam Keputusan Mentri Kesehatan ini
diputuskan Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui
(LMKM). Isi dari LMKM tersebut adalah:
a. Sarana Pelayanan Kesehatan (SPK) mempunyai kebijakan
Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (PP-ASI) tertulis yang
secara rutin dikomunikasikan kepada semua petugas.
b. Melakukan pelatihan bagi petugas dalam hal pengetahuan
dan keterampilan untuk menerapkan kebijakan tersebut,
c. Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat
menyusui dan penatalaksanaannya dimulai sejak masa
kehamilan, masa bayi lahir sampai umur 2 tahun termasuk
cara mengatasi kesulitan menyusuiMembantu ibu mulai,
d. menyusui bayinya dalam 30 menit setelah melahirkan, yang
dilakukan di ruang bersalin. Apabila ibu mendapat operasi
Caesar, bayi disusui setelah 30 menit ibu sadar,
e. Membantu ibu bagaimana cara menyusui yang benar dan
cara mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi
atas indikasi medis,
f. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain
ASI kepada bayi baru lahir
-
44
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
g. Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu
bersama bayi 24jam sehari,
h. Membantu ibu menyusui semau bayi semau ibu, tanpa
pembatasan terhadap lama dan frekuensi menyusui,
i. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang
diberi ASI
j. Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI
(KP-ASI) dan rujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika
pulang dari Rumah Sakit/Rumah Bersalin/Sarana Pelayanan
Kesehatan.
Selain upaya di atas, pada tahun 2012 Pemerintah RI
mengesahkan Peraturan Pemerintah nomor 33 tahun 2012 tentang
Pemberian ASI eksklusif. Dalam peraturan ini pemerintah RI
mengatur fungsi dan peranan pemerintah dari segala jajaran mulai
dari tingkat pusat sampai daerah untuk mendukung dan
melaksanakan program peningkatan pemberian ASI eksklusif.
Peraturan ini juga mengatur lembaga pemerintah dan lembaga
kesehatan untuk memberikan edukasi mengenai pemberian ASI
eksklusif, tatacara dan isi edukasi yang disampaikan turut diatur
dalam peraturan ini.
-
45
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI juga mengeluarkan
kebijakan tentang pemberian ASI pada pekerja wanita. Kebijakan
ini mengemukakan strategi untuk pemberian ASI pada pekerja
wanita. Isi strategi tersebut adalah:
a. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pihak
manajemen untuk meningkatkan status kesehatan ibu
pekerja dan bayinya.
b. Memantapkan tanggung jawab dan kerjasama dengan
berbagai instansi pemerintah yang terkait, asosiasi
pengusaha, serikat pekerja, LSM dalam program pemberian
ASI di tempat kerja dan meningkatkan produktivitas kerja
c. Mengupayakan agar setiap petugas dan sarana pelayanan
kesehatan di tempat kerja mendukung perilaku menyusui
yang optimal melalui penerapan 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui yang merupakan standar interna-
sional.
d. Mengupayakan fasilitas yang mendukung PP-ASI bagi ibu
yang menyusui di tempat kerja dengan:
(1) Menyediakan sarana ruang memerah ASI
(2) Menyediakan perlengkapan untuk memerah dan
menyimpan ASI.
-
46
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
(3) Menyediakan materi penyuluhan ASI
(4) Memberikan penyuluhan
e. Mengembangkan dan memantapkan pelaksanaan ASI
eksklusif bagi pekerja wanita melalui pembinaan dan
dukungan penuh dari pihak pengusaha.
8. Tingkat Pendidikan di Indonesia
Kebijakan mengenai wajib belajar sembilan tahun mencakup
enam tahun di Sekolah Dasar (usia 7-12 tahun) dan tiga tahun di
Sekolah Lanjutan Tingat Pertama (usia 13-15 tahun). Pelaksanaan
kebijakan sejak tahun 1994 telah mengantarkan Indonesia pada
angka partisipasi di tingkat Sekolah Dasar sebesar 94%. Namun
demikian, angka partisipasi di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama pertama hanya mencapai 65%.
Secara umum mudah diduga bahwa tingkat pendidikan ibu
mempengaruhi keadaan gizi anak. Ibu dengan tingkat pendidikan
lebih tinggi umumnya yang mempunyai pengetahuan tentang gizi
yang lebih baik dan mempunyai perhatian lebih besar terhadap
kebutuhan gizi anak. Demikian juga halnya dalam pemahaman akan
manfaat ASI untuk anak, secara umum dinyatakan bahwa ibu yang
mempunyai tingkat pendidikan lebih, mempunyai tingkat
pemahaman yang tinggi pula (Ratna Susanti, 2002). Amat sering
keinginan dan kebutuhan ibu tidak dikenali dan tidak didukung
-
47
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
kesehatan fisik dan emosional ibu. Pendidikan ibu mempengaruhi
praktik-praktik menyusui mereka dan aspek-aspek lain dalam
merawat anak-anaknya (Depkes RI, 2002).
Tingkat pendidikan perempuan menjadi faktor yang
berpengaruh terhadap tingkat kesehatan masyarakat. Di samping
secara khusus tingkat kesehatan dirinya sendiri sebagai subjek yang
menjalankan fungsi reproduksi. Pada umumnya perempuan
Indonesia sejak kecil dididik untuk lebih menghayati kewajibannya:
menjadi ibu atau kakak yang mengayomi, menjadi adik yang taat
dan penurut, menjadi istri atau anak yang patuh dan berbakti, atau
menjadi ibu yang menyusui anaknya (Maryati, 2009).
9. Sosial Budaya
Pemberian ASI tidak lepas dari tatanan budaya. Ada
pandangan sebagian masyarakat bahwa menyusui dapat merusak
payudara seingga mengganggu kecantikan ibu tersebut dan sebagian
lain beranggapan bahwa menyusui merupakan perilaku kuno. Bila
ingin disebut modern, ibu menggunakan susu formula (Ipuk Dwiana
Murwanti, 2005). Perubahan sosial budaya yang sering terjadi di
masyarakat akan membawa pengaruh terhadap perubahan tata nilai
masyarakat. Kebiasaan-kebiasaan yang sudah ada di masyarakat
dapat bergeser ke arah positif maupun negatif. Kebiasaan-kebiasaan
positif mungkin dapat memperbaiki tradisi dalam pemberian ASI
-
48
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
diantaranya:
a. Kebiasaan minum jamu merupakan keyakinan ingin sehat
b. Kepercayaan minum “wejah” sejenis minuman atau jamu
dari daun-daunan tertentu seperti di Jawa dari daun dadap,
dengan keyakinan bahwa ASI akan lebih banyak keluar.
c. Kepercayaan bahwa ibu kembali dari bepergian harus segera
mencuci payudara dan ASI tidak boleh dibuang
sembarangan karena dalam ASI terkandung “unsur
manusia”
d. Kebiasaan untuk memisahkan bayi dan ibunya,
mendekatkan hubungan batin antara ibu dan bayi (Depkes
RI, 2005)
E. Pendidikan Kesehatan
1. Pengertian
Pendidikan kesehatan adalah istilah yang diterapkan pada
penggunaan proses pendidikan secara terencana untuk mencapai tujuan
kesehatan yang meliputi beberapa kombinasi dan kesepakatan belajar
atau aplikasi pendidikan didalam bidang kesehatan (Notoatmodjo,
2013). Sedangkan menurut Suliha (2006). Pendidikan kesehatan adalah
proses perubahan perilaku secara terencana pada diri individu,
kelompok atau masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai
tujuan hidup sehat.
-
49
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
2. Tujuan dan Manfaat Pendidikan Kesehatan
Tujuan dan manfaat pendidikan kesehatan secara umum yaitu untuk
mengubah perilaku individu atau masyarakat dalam bidang kesehatan.
Selain hal tersebut, tujuan dan manfaat pendidikan kesehatan ialah:
a. Menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat.
b. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok
mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.
c. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana
pelayanan kesehatan yang ada.
d. Agar penderita (masyarakat) memiliki tanggung jawab yang lebih
besar pada kesehatan (dirinya).
e. Agar orang melakukan langkah-langkah positif dalam mencegah
terjadinya sakit, mencegah berkembangnya sakit menjadi parah dan
mencegah penyakit menular
f. Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat bagi pribadi,
keluarga dan masyarakat umum sehingga dapat memberikan
dampak yang bermakna terhadap derajat kesehatan masyarakat.
g. Meningkatkan pengertian terhadap pencegahan dan pengobatan
terhadap berbagai penyakit yang disebabkan oleh perubahan gaya
hidup dan perilaku sehat sehingga angka kesakitan terhadap pnyakit
tersebut berkurang (Notoatmodjo, 2007, Suliha, 2005)
-
50
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
3. Metode Pembelajaran dalam Pendidikan Kesehatan
a. Metode ceramah
Ceramah ialah cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara
lisan atau penjelasan langsung pada sekelompok peserta didik.
b. Metode diskusi kelompok
Diskusi kelompok ialah percakapan yang direncanakan atau
dipersiapkan diantara tiga orang atau lebih tentang topik tertentu
dengan seorang pemimpin, untuk memecahkan suatu permasalahan
serta membuat suatu keputusan.
c. Metode panel
Panel adalah pembicara yang sudah direncanakan di depan
pengunjung tentang sebuah topik dan diperlukan tiga panelis atau
lebih serta diperlukan seorang pemimpin. Dalam diskusi panel
audiens tidak terlibat secara langsung, tetapi berperan sebagai
peninjau para panelis yang sedang berdiskusi.
d. Metode forum panel
Forum panel adalah panel yang didalamnya pengunjung
berpartisipasi dalam diskusi, misalnya audiens disuruh untuk
merumuskan hasil pembahasan dalam diskusi.
e. Metode permainan peran
Bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari
simulasi yang diarahkan untuk mengkreasikan peristiwa sejarah,
-
51
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian-kejadian yang
mungkin muncul pada masa mendatang.
f. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pembelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik tentang
suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya
sekadar tiruan (Sanjaya, 2008).
4. Media atau Alat Bantu
Pembelajaran dalam pendidikan kesehatan alat bantu pembelajaran
adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan
bahan pengajaran dan biasanya dengan menggunakan alat peraga
pengajaran. Alat peraga pada dasarnya dapat membantu sasaran
pendidik untuk menerima pelajaran dengan menggunakan panca
inderanya. Semakin banyak indera yang digunakan dalam menerima
pelajaran semakin baik penerimaan pelajaran (Suliha, 2005)
Macam-macam media atau alat bantu tersebut adalah sebagai berikut:
a. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja atau
media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman
suara.
b. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur suara, seperti film slide, foto, transparansi,
-
52
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti
media grafis.
c. Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung
unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat,
misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara.
Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik.
d. Media atau alat bantu berdasarkan pembuatannya
(1) Alat bantu elektronik yang rumit, contohnya: film, film slide,
transparansi. Jenis media ini memerlukan alat proyeksi khusus
seperti film projector, slide projector, operhead projector (OHP).
(2) Alat bantu sederhana, contohnya: leaflet, model buku
bergambar, benda-benda nyata (sayuran, buah-buahan), papan
tulis, film chart, poster, boneka, phanthom, spanduk. Ciri-ciri
alat bantu sederhana adalah mudah dibuat, mudah memperoleh
bahan-bahan, ditulis atau digambar dengan sederhana,
memenuhi kebutuhan pengajar, mudah dimengerti serta tidak
menimbulkan salah persepsi (Sanjaya, 2008 & Suliha, 2005).
F. Pendidikan Kesehatan Sebagai Intervensi
Pendidikan kesehatan sebagai intervensi untuk meningkatkan kualitas
hidup perlu dibahas lebih lanjut. Pendidikan kesehatan yang bertujuan
meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan untuk mencegah dan
mengatasi keadaan sakit yang diharapkan berdampak terhadap perilaku
-
53
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
kesehatan seseorang atau kelompok. Serta meningkatkan pengetahuan dan
sikap pelayan kesehatan, yang selanjutnya menurunkan resiko dan angka
kejadian masalah kesehatan yang dilihat dari angka kematian, kesakitan,
fertilitas dan kecacatan di suatu komunitas yang akan berujug pada satu
peningkatan kualitas hidup.
Mekanisme menerapkan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan
kualitas hidup terangkum dalam PRECEDE (predisposing, reinfocing, and
enabling causes in educational diagnosis and evaluation) yang menyusun
tahapan diagnostik untuk menentukan intervensi dalam bentuk pendidikan
kesehatan. Tahapan ini terbagi menjadi tujuh langkah (Green, 1980)
Tujuh tahapan PRECEDE tersebut adalah:
a) Tahap 1
Pada tahapan pertama adalah pengertian terhadap kualitas hidup itu
sendiri, dengan memandang masalah yang paling umum ada dalam
masyarakat yang mempengaruhi kualitas hidup, baik masalah
kesehatan, atau pun masalah lainnya.
b) Tahap 2
Pada tahap ini, masalah kesehatan yang diidentifikasi pada tahap satu
dikategorikan menurut pengaruhnya terhadap kualitas hidup. Dengan
menggunakan data yang cukup dan pendeekatan yang memadai, akan
didapatkan beberapa masalah kesehatan yang akan diintervensi.
-
54
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
c) Tahap 3
Pada tahapan ketiga, perilaku kesehatan yang berhubungan dengan
masalah kesehatan pada tahap ke dua diidentifikasi, pada fase ini kita
juga mengidentifikasi faktor non perilaku yang mendukung masalah
kesehatan, sehingga dapat dimasukkan sebagai materi intervensi
pendidikan kesehatan.
d) Tahap 4
Adalah fase tersulit dimana kita harus mengidentifikasi sebab
multifaktorial dari pendukung perilaku kesehatan yang dapat
digolongkan menjadi 3 faktor: predisposisi, pendukung, dan
pendorong.
e) Tahap 5
Mempelajari faktor predisposisi, pendukung dan pendorong dan
meminta pengajar untuk memilih beberapa faktor yang akan
diintervensi dalam bentuk pendidikan kesehatan.
f) Tahap 6
Merangkum dan menyusun skema metode, alat dan materi yang akan
disampaikan dalam intervensi, dan meneneukan output dan outcome
yang akan dilihat sebagai evaluasi.
-
55
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
g) Tahap 7
Mengevaluasi hasil ntervensi berdasarkan suatu penanda
multidimensional yang mewakili hasil intervensi terhadap kualitas
hidup masyarakat.
G. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori (Sumber: Notoatmodjo 2007, Notoatmodjo 2013,
BKKBN 2015, Utami Roesli 2005
Faktor-faktor pemberian
ASI Eksklusif
a. Predisposisi:
- Pengetahuan - Sikap
b. Pemungkin
- Sarana dan prasarana
c. Penguat
- Perilaku
Ibu hamil trimester II dan III
Pemberian ASI Eksklusif
Pendidikan Kesehatan
Ceramah Diskusi
Klompok
- Pengetahuan meningkat
- Sikap baik
-
56
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
H. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka Konsep adalah hubungan-hubungan antara konsep yang satu
dengan konsep lainnya dari masalah yang diteliti sesuai dengan apa yang telah
diuraikan pada tinjauan pustaka (Azwar, 2010). Kerangka konsep merupakan
justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang dilakukan dan memberi landasan kuat
terhadap topik yang dipilih sesuai dengan identifikasi masalahnya. Pada penelitian
ini, kerangka konsep yang diambil oleh peneliti adalah sebagai berikut:
Variabel Bebas Variabel Terikat
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Pendidikan Kesehatan
tentang ASI Eksklusif - Sikap Ibu
terhadap ASI
eksklusif
- Pengetahuan
Ibu terhadap
ASI eksklusif
- Ceramah
- Diskusi Kelompok
-
57
Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
I. Hipotesis
Menurut Arikunto (2010) hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ha : Pendidikan kesehatan efektif terhadap pengetahuan, sikap ibu dalam
pemberian ASI eksklusif dengan metode ceramah dan diskusi klompok.
Ho : Pendidikan kesehatan tidak efektif terhadap pengetahuan, sikap ibu
dalam pemberian ASI eksklusif metode ceramah dan diskusi klompok.