BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9341/3/Yuli Ratnasari BAB II.pdf · 13...

45
13 Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga, (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dengan kata lain pengetahuan mempunyai pengaruh sebagai motivasi awal bagi seseorang dalam berperilaku. Namun perlu diperhatikan bahwa perubahan pengetahuan tidak selalu menyebabkan perubahan perilaku, walaupun hubungan positif antara variabel pengetahuan dan variabel perilaku telah banyak diperlihatkan. Untuk mengukur tingkat pengetahuan terdiri dari enam peringkat: a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya atau rangsangan yang telah diterima (Notoatmodjo, 2007). Dalam tingkatan ini, tekanan utama pada pengenalan kembali fakta, prinsip, aturan, atau strategi penyelesaian masalah. Beberapa kata kerja yang dipakai untuk mengukur kemampuan tingkat tahu (know) antara

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuanrepository.ump.ac.id/9341/3/Yuli Ratnasari BAB II.pdf · 13...

  • 13 Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengetahuan

    1. Pengertian

    Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

    melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi

    melalui panca indera manusia. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

    melalui mata dan telinga, (Notoatmodjo, 2007).

    Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

    terbentuknya tindakan seseorang. Dengan kata lain pengetahuan mempunyai

    pengaruh sebagai motivasi awal bagi seseorang dalam berperilaku. Namun

    perlu diperhatikan bahwa perubahan pengetahuan tidak selalu menyebabkan

    perubahan perilaku, walaupun hubungan positif antara variabel pengetahuan

    dan variabel perilaku telah banyak diperlihatkan. Untuk mengukur tingkat

    pengetahuan terdiri dari enam peringkat:

    a. Tahu (know)

    Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

    sebelumnya atau rangsangan yang telah diterima (Notoatmodjo, 2007).

    Dalam tingkatan ini, tekanan utama pada pengenalan kembali fakta,

    prinsip, aturan, atau strategi penyelesaian masalah. Beberapa kata kerja

    yang dipakai untuk mengukur kemampuan tingkat tahu (know) antara

  • 14

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    lain: atur, kutip, urutkan, tetapkan, daftar, ingat-ingat, gambarkan,

    cocokkan, kenali, perkenalkan, sebutkan, hubungkan, beri nama, garis

    bawahi, nyatakan, ulangi, reproduksi, tabulasi, pilih.

    b. Memahami

    Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara

    benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan

    materi tersebut secara benar (Notoatmodjo, 2007). Dalam tingakatan

    pengetahuan ini, seseorang telah dapat menafsirkan fakta, menyatakan

    kembali apa yang ia lihat, menerjemahkan menjadi satu konteks baru,

    menarik kesimpulan dan melihat konsekuensi. Beberapa kata kerja yang

    dipakai untuk mengukur tingkat pemahaman seseorang antara lain:

    perbaiki, pertahankan, uraikan, klasifikasi, cari ciri khasnya, jelaskan,

    pertajam, bedakan, perluas, ubah, berikan, generalisir, diskusikan,

    simpulkan, ringkas, laporkan, prediksikan, perkirakan, identifikasi,

    nyatakan kembali.

    c. Aplikasi (aplication)

    Aplikasi penggunaan hukum-hukum atau rumus, metode, prinsip dan

    lain sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain (Notoatmodjo,

    2007). Beberapa kata kerja yang digunakan untuk mengukur tingkat

    aplikasi seseorang adalah: terapkan, demonstrasikan, siapkan,

    perhitungkan, buat eksperimen, temukan, pilih, kaitkan, klasifikasikan,

  • 15

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    upayakan, selesaikan, kembangkan, ambil contoh, pindahkan,

    gambarkan, atur, pakai, tunjukkan, manfaatkan, hasilkan, tafsirkan.

    d. Analisis (analysis)

    Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke

    dalam komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan

    masih ada kaitannya satu sama lain. Seseorang mampu mengenali

    kesalahan-kesalahan logis, menunjukkan kontradiksi atau membedakan

    diantara fakta, pendapat, hipotesis, asumsi dan simpulan serta mampu

    menggambarkan hubungan antar ide (Notoatmodjo, 2007). Beberapa

    kata kerja yang digunakan dalam pengukuran tingkat analisis antara

    lain: analisis, garis bawahi, bedakan, tunjukkan, rincikan, asosiasikan,

    gambarkan, bedakan, pisahkan, buat diagram, simpulkan, tegaskan,

    bedakan, hubungkan, kurangi dan bandingkan.

    e. Sintesis (synthesis)

    Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau

    menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang

    baru dan koheren. Manusia mampu menyusunformulasi baru

    (Notoatmodjo, 2007).

    Beberapa kata kerja yang digunakan dalam mengukur tingkat

    sintesis adalah: kategorikan, susun, bangun, sintesiskan, desain,

    integrasikan, temukan, hipotesiskan, prediksikan, hadapkan,

    integrasikan, susun, kumpulkan, kombinasikan, ciptakan, rencanakan,

  • 16

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    perluas, formulasikan, hasilkan, rencanakan, teorisasikan.

    2. Cara Mengukur Pengetahuan

    Mengukur pengetahuan ada berbagai macam cara diantaranya

    dengancara, tes, angket atau kuesioner, interview atau wawancara,

    observasi, dokumentasi dan skala bertingkat (Sugiono, 2010). Kuesioner

    merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member

    sejumlah pertanyaan tertulis kepada respon den untuk dijawab. Kuesioner

    merupakan teknik pengumpulan data yang efisien. Bila peneliti tahu dengan

    pasti variable yang diukur dan apa yang bisa diharapkan dari responden

    tersebut. Selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden

    cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa

    pertanyaan terbuka atau tertutup (Sugiono, 2010).

    Pengukuran pengetahuan dengan member skor pada jawaban atas

    sejumlah pertanyaan yang diberikan. Jawaban benar diberi skor 1 sedangkan

    jawaban salah diberi skor 0. Untuk mempermudah penyajian data

    pengetahuan dapa dikategorikan dalam persentase sebagai berikut baik

    persentase>80%, sedang 60%-80% dan kurang nilai

  • 17

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    utama yakni:

    a. Faktor Predisposisi (Predisposing factor)

    Faktor predisposisi merupakan factor positif yang mempernudah

    terwujudnya praktik atau factor pemudah, factor ini mencakup

    pengetahuan individu, sikap, tingkat pendidikan dan unsur-unsur lain

    dalam individu yang meliputi kesiapan ibu untuk menyusui secara

    psikologis dan kesehatan ibu untuk menyusui. Pengetahuan ibu bayi

    tentang ASI yang meliputi definisi ASI dan ASI eksklusif, manfaat

    ASI, keuntungan ASI dan pola pemberian ASI

    b. Faktor pemungkin (Enabling factor)

    Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas

    kesehatan bagi masyarakat, misalnya posyandu, puskesmas dan lain

    sebagainya.

    c. Faktor penguat

    Faktor ini meliputi factor perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama,

    sikap dan perilaku para petugas kesehatan, termasuk juga disini

    undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun

    pemerintahan daerah yang terkait dengan kesehatan, (Notoatmodjo,

    2007)

    3. Pengetahuan tentang ASI Eksklusif

    Pengetahuan ibu mengenai keunggulan ASI dan cara pemberian ASI

    yang benar akan menunjang untuk keberhasilan menyusui. Suatu penelitian

  • 18

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    yang dilakukan di Semarang menunjukkan bahwa wanita dari semua

    tingkat ekonomi mempunyai pengetahuan yang baik tentang kegunaan ASI

    dan mempunyai sikap positif terhadap usaha memberikan ASI, tetapi

    dalam prakteknya tidak selalu sejalan dengan pengetahuan mereka

    (Almatsier, 2001)

    B. Sikap

    1. Pengertian

    Sikap merupakan suatu reaksi atau respon yang masih tertutup

    dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Azwar, 2003).

    New comb salah seorang ahli psikologi social menyatakan bahwa

    sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan

    bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sedangkan menurut

    Notoatmodjo (2007) sikap merupakan kesiapan untuk merespon

    terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan

    terhadap objek.

    Dari Batasan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

    manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat

    ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku tertentu. Sikap secara nyata

    menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus

    teretentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang

    bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum termasuk

    suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi

  • 19

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    tindakan atau perilaku yang tertutup bukan tingkah laku yang

    terbuka.

    2. Komponen pokok pembentuk sikap

    Sikap mempunyai 3 komponen pokok menurut Azwar (2003)

    yaitu :

    a. Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu

    objek

    Merupakan factor dasar pembentuk sikap yaitu dalam

    pengambilan keputusan dan menentukan sikap terhadap

    objek tertentu.

    b. Kehidupan emosional dan evaluasi terhadap suatu objek

    Merupakan suatu usaha untuk memperoleh keyakinan.

    c. Kecenderungan untuk bertindak

    Yaitu sikap yang terwujud dalam suatu tindakan.

    Dari ketiga komponen pembentuk sikap ini, secara bersama-

    sama akan membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam

    penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berpikir, keyakinan

    serta emosi memegang peranan penting. Dengan pengetahuan

    seseorang akan berusaha dan berpikir untuk membuktikan

    tentang keyakinan yang dimiliki sehingga akan diperoleh sikap

    tertentu terhadap suatu objek.

  • 20

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    3. Tingkatan sikap

    Menurut Notoatmodjo (2007), sikap terdiri dari beberapa

    tingkatan yaitu :

    a. Menerima (Receiving)

    Diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

    stimulus yang diberikan (objek).

    b. Merespon (Responding)

    Memberi jawaban ketika ditanya, mengerjakan dan

    menyelesaikan tugas yang diberikan merupakan indikasi

    dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab

    pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan terlepas

    dari pekerjaan itu salah atau benar, berarti bahwa oranglain

    menerima ide (pikiran) tersebut.

    c. Menghargai (Valuing)

    Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

    mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah.

    d. Bertanggung jawab (responsible)

    Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

    dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling

    tinggi. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

    sikap seseorang dibedakan menjadi 4 tingkatan yaitu

    menerima, merespon, menghargai dan bertanggung jawab.

  • 21

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    Suatu sikap dapat terwujud dalam suatu tindakan bila

    seseorang mampu mengambil risiko terhadap segala yang

    telah dipilihnya.

    4. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

    Menurut Azwar (2003) terdapat beberapa faktor yang ikut berperan

    dalam membentuk sikap antara lain :

    a. Pengalaman pribadi

    Untuk dapat menjadi dasar diri dibentuk sikap maka melalui

    kesan yang kuat. Apa yang dialami akan membentuk serta

    mempengaruhi penghargaan manusia terhadap stimulus

    sosial, tanggapan akan menjadi salah satu dasar

    pembentukan sikap. Untuk mempunyai tanggapan dan

    penghayatan seseorang harus mempunyai pengalaman yang

    berkaitan dengan objek psikologi.

    b. Kebudayaan

    Kebudayaan menerima sikap dan memberi arah pengalaman

    individu-individu yang menjadi anggota kelompok, hanya

    kepribadian individu yang kuat dapat memudahkan

    dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap individu.

    c. Orang lain dianggap penting atau lebih senior

    Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara

    komponen sosial yang dapat mempengaruhi sikap kita.

  • 22

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    Seseorang yang dianggap penting akan diharapkan

    pendapatnya untuk mengambil langkah tindakan sebagai

    arahannya untuk bertindak dan bergerak.

    d. Media massa

    Media massa menyampaikan informasi yang berisi sugesti

    yang dapat mengerahkan opini yang kuat dan akan

    memberikan dasar yang efektif dalam menilai suatu hal

    sehingga terbentuklah arahan dan sikap tertentu.

    e. Lembaga agama

    Lembaga agama mendidik untuk meletakkan dasar

    mengenai moral dalam individu sehingga terbentuklah

    kepercayaan. Yang kemudian konsep tersebut akan ikut

    brperan dalam menentukan sikap individu terhadap dirinya.

    C. Kehamilan

    Kehamilan adalah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur matang

    pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma, lalu keduanya

    menyatu membentuk membentuk sel yang akan bertumbuh (BKKBN,

    2015).

    Tahapan trimester kehamilan :

  • 23

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    a. Trimester 1 (Pertama): Usia kandungan 0-12 Minggu

    Segera setelah konsepsi kadar hormone esterogen dan progesteron

    meningkat dan ini akan menyebabkan timbulnya mual dan muntah

    pada pagi hari, lemah, lelah, dan menyebabkan membesarnya

    payudara. Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari

    tanda – tanda untuk lebih menyakinkan bahwa dirinya memang hamil.

    Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan

    dengan seksama, karena perutnya masih kecil, pengertian kehamilan

    merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya pada

    orang lain atau dirahasiakannya (PusDikNaKes, 2003).

    b. Trimester 2 (Kedua): Usia kandungan 13-28 Minggu

    Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan

    rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Ibu sudah menerima

    pengertian kehamilannya dan milai dapat menggunakan energy dan

    pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat

    merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan kehadiran

    bayinya bagi seorang diluar dari diri sendiri. Banyak ibu yang merasa

    terlepas dari rasa kecemasan, rasa tidak nyaman seperti yang

    dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya

    libido.

    c. Trimester 3 (Ketiga) : Usia kandungan 29-40 Minggu

  • 24

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu dan waspada

    sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran

    bayinya. Seorang ibu mngkin mulai merasakan takut akan rasa sakit

    dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Disamping

    itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dengan bayinya dan

    kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada

    trimester inilah ibu memerlukan dukungan dari suami, keluarga, dan

    bidan

    D. ASI Eksklusif

    1. Pengertian ASI

    ASI adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah SWT

    untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam

    melawan serangan penyakit (Yahya, 2005). Pengertian lain tentang

    ASI adalah minuman alamiah untuk semua bayi cukup bulan selama

    usia bulan-bulan pertama (Nelson, 2000).

    Sehingga dapat disimpulkan ASI adalah makanan sempurna

    bagi bayi baru lahir, selain itu, payudara wanita memang berfungsi

    untuk menghasilkan ASI (Chumbley, 2004).

    2. Pengertian ASI Eksklusif

    Menurut Peratutan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 pada Ayat

    1 diterangkan “Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI

    eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan

  • 25

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti

    dengan makanan atau minuman lain”. Semula Pemerintah Indonesia

    menganjurkan para ibu menyusui bayinya hingga usia empat bulan.

    Namun, sejalan dengan kajian WHO mengenai ASI eksklusif, Menkes

    lewat Kepmenkes No 450/2004 menganjurkan perpanjangan

    pemberian ASI eksklusif hingga enam bulan.

    ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif

    adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti

    susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan

    makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi,

    dan tim (Roesli, 2005).

    3. Kandungan ASI

    ASI mengandung banyak nutrisi, antara lain albumin, lemak,

    karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat

    kekebalan, dan sel darah putih, dengan porsi yang tepat dan seimbang.

    Komposisi ASI bersifat spesifik pada tiap ibu, berubah dan berbeda

    dari waktu ke waktu yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi saat itu

    (Roesli, 2005).

    Roesli (2005) mengemukakan perbedaan komposisi ASI dari

    hari ke hari (stadium laktasi) sebagai berikut:

    a. Kolostrum (colostrum/susu jolong)

  • 26

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    Kolostrum adalah cairan encer dan sering berwarna kuning atau

    dapat pula jernih yang kaya zat anti-infeksi (10-17 kali lebih

    banyak dari susu matang) dan protein, dan keluar pada hari

    pertama sampai hari ke-4/ke-7. Kolostrum membersihkan zat

    sisa dari saluran pencernaan bayi dan mempersiapkannya untuk

    makanan yang akan datang. Jika dibandingkan dengan susu

    matang, kolostrum mengandung karbohidrat dan lemak lebih

    rendah, dan total energi lebih rendah. Volume kolostrum 150-

    300 ml/24 jam. Karakteristik kolostrum:

    (1) Cairan ASI lebih kental dan berwarna kuning

    (2) Lebih banyak mengandung protein

    (3) Lebih banyak mengandung antibody

    (4) Kadar lemak dan karbohidrat lebih rendah

    (5) Total energi hanya 58 kalori/100 ml kolostrum

    (6) Volume kolostrum berkisar 150-300 ml/24 jam

    b. ASI transisi/peralihan

    ASI peralihan keluar setelah kolostrum sampai sebelum menjadi

    ASI yang matang. Kadar protein makin merendah, sedangkan

    kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi dan volume akan

    makin meningkat. ASI ini keluar sejak hari ke-4/ke-7 sampai

    hari ke-10/ke-14.

    Karakteristik ASI masa peralihan:

  • 27

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    (1) Kadar protein lebih rendah, sedangkan kadar lemak dan

    karbohidrat semakin tinggi dibandingkan kolostrum

    (2) Volumenya semakin tinggi dibanding kolostrum

    c. ASI matang (mature)

    Merupakan ASI yang dikeluarkan pada sekitar hari ke-14 dan

    seterusnya, komposisi relatif konstan. Karakteristik ASI mature:

    (1) Cairan berwarna putih kekuning-kuningan

    (2) pH 6,6-6,9

    (3) Terdapat anti mikrobial faktor

    (4) Kadar air dalam ASI mature: 88 gram/100 ml

    (5) Volume ASI antara 300-850 ml/24 jam (Roesli Utami,

    2001).

    d. Perbedaan komposisi ASI dari menit ke menit

    ASI yang pertama disebut foremilk dan mempunyai komposisi

    berbeda dengan ASI yang keluar kemudian (hindmilk). Foremilk

    dihasilkan sangat banyak sehingga cocok untuk menghilangkan

    rasa haus bayi. Hindmilk keluar saat menyusui hampir selesai

    dan mengandung lemak 4-5 kali lebih banyak dibanding

    foremilk, diduga hindmilk yang mengenyangkan bayi.

    e. Lemak ASI makanan terbaik otak bayi

    Lemak ASI mudah dicerna dan diserap bayi karena mengandung

    enzim lipase yang mencerna lemak. Susu formula tidak

  • 28

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    mengandung enzim, sehingga bayi kesulitan menyerap lemak

    susu formula. Lemak utama ASI adalah lemak ikatan panjang

    (omega-3, omega-6, DHA, dan asam arakhidonat) suatu asam

    lemak esensial untuk myelinisasi saraf yang penting untuk

    pertumbuhan otak. Lemak ini sedikit pada susu sapi. Kolesterol

    ASI tinggi sehingga dapat memenuhi kebutuhan pertumbuhan

    otak. Kolesterol juga berfungsi dalam pembentukan enzim

    metabolism kolesterol yang mengendalikan kadar kolesterol di

    kemudian hari, sehingga dapat mencegah serangan jantung dan

    arteriosklerosis pada usia muda.

    f. Karbohidrat ASI

    Karbohidrat utama ASI adalah laktosa (gula) dan

    kandungannya lebih banyak dibanding dengan susu mamalia

    lainnya atau sekitar 20-30 % lebih banyak dari susu sapi. Salah

    satu produk dari laktosa adalah galaktosa yang merupakan

    makanan vital bagi jaringan otak yang sedang tumbuh.

    Laktosa meningkatkan penyerapan kalsium yang sangat

    penting untuk pertumbuhan tulang. Laktosa juga meningkatkan

    pertumbuhan bakteri usus yang baik yaitu, Lactobacillis bifidus.

    Fermentasi laktosa menghasilkan asam laktat yang memberikan

    suasana asam dalam usus bayi sehingga menghambat

    pertumbuhan bakteri patogen.

  • 29

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    g. Protein ASI

    Protein utama ASI adalah whey (mudah dicerna),

    sedangkan protein utama susu sapi adalah kasein (sukar dicerna).

    Rasio whey dan kasein dalam ASI adalah 60:40, sedangkan

    dalam susu sapi rasionya 20:80. ASI tentu lebih menguntungkan

    bayi, karena whey lebih mudah dicerna dibanding kasein.

    ASI mengandung alfa-laktalbumin, sedangkan susu sapi

    mengandung lactoglobulin dan bovine serum albumin yang

    sering menyebabkan alergi. Selain itu, pemberian ASI eksklusif

    dapat menghindarkan bayi dari alergen karena setelah 6 bulan

    usus bayi mulai matang dan bersifat lebih protektif.

    ASI juga mengandung lactoferin sebagai pengangkut zat

    besi dan sebagai sistem imun usus bayi dari bakteri patogen.

    Laktoferin membiarkan flora normal usus untuk tumbuh dan

    membunuh bakteri patogen. Zat imun lain dalam ASI adalah

    suatu kelompok antibiotik alami yaitu lysosyme. Protein

    istimewa lainnya yang hanya terdapat di ASI adalah taurine yang

    diperlukan untuk pertumbuhan otak, susunan saraf, juga penting

    untuk pertumbuhan retina. Susu sapi tidak mengandung taurine

    sama sekali.

  • 30

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    h. Faktor pelindung dalam ASI

    ASI sebagai imunisasi aktif merangsang pembentukan daya

    tahan tubuh bayi. Selain itu, ASI juga berperan sebagai imunisasi

    pasif yaitu dengan adanya Sig A (secretory immunoglobulin A)

    yang melindungi usus bayi pada minggu pertama kehidupan dari

    alergen.

    i. Hidrat Arang (Laktosa)

    Produksi dari laktosa adalah galaktosa dan glukosamin.

    Galaktosamin merupakan nutrisi vital untuk pertumbuhan

    jaringan otak dan juga merupakan kebutuhan nutrisi medulla

    spinalis yaitu untuk pembentukan myelin (selaput pembungkus

    sel saraf) (Hubertin Sri Purwanti, 2004). Kadar laktosa yang

    tinggi akan mengakibatkan terjadinya pertumbuhan lactobacillus

    sebagai penghuni usus dan dapat mencegah terjadinya infeksi

    (Diah Krisnatuti dan Rina Yenrina, 2002).

    Laktosa sangat diperlukan untuk pertumbuhan yang

    merupakan sumber kalori bagi serabut saraf otak. Laktosa juga

    meningkatkan penyerapan kalsium, fosfor, dan magnesium yang

    penting untuk pertumbuhan tulang. Laktosa oleh fermentasi

    diubah menjadi asam laktat. Asam laktat ini akan membuat

    suasana usus menjadi asam, kondisi ini menguntungkan karena

    akan menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya dan

  • 31

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    menjadi tempat yang subur bagi bakteri usus yang baik

    (Hubertin Sri Purwanti, 2004).

    j. Mineral

    Kandungan mineral dalam susu sapi empat kali lebih banyak

    dibandingkan kandungan mineral dalam ASI. Kandungan

    mineral yang tinggi pada susu sapi akan menyebabkan terjadinya

    beban osmobar, yaitu tingginya kadar mineral dalam tubuh.

    Akibatnya, bayi menjadi sering kencing (Diah Krisnatuti dan

    Rina Yenrina, 2002).

    k. Lemak

    ASI maupun susu sapi mengandung lemak yang cukup

    tinggi, yaitu sekitar 3,5%, namun keduanya memiliki susunan

    asam lemak yang berbeda. ASI lebih banyak mengandung asam

    lemak tek jenuh, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung

    asam lemak rantai pendek dan asam lemak jenuh (Diah

    Krisnatuti dan Rina Yenrina, 2002).

    l. Vitamin

    Vitamin merupakan zat gizi yang essensial. Kekurangan

    vitamin tertentu dapat mengakibatkan terganggunya kesehatan

    dan dapat menimbulkan penyakit tertentu. Pemberian vitamin

    yang berlebihan dalam jangka waktu panjang akan

    mengakibatkan keracunan dan gangguan kesehatan. Kadar

  • 32

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    vitamin dalam ASI dan susu sapi agak berbeda. Kebutuhan

    vitamin untuk bayi dapat dipenuhi oleh ASI selama 4-6 bulan

    pertama, jika asupan makanan ibu cukup seimbang (Diah

    Krisnatuti dan Rina Yenrina, 2002).

    Vitamin yang ada di dalam ASI seperti vitamin A, tiamin,

    vitamin C bervariasi menurut makanan yang dikonsumsi ibu.

    Hanya terdapat sedikit vitamin D dalam lemak susu, tetapi

    penyakit polio (rickets) jarang terjadi pada anak yang diberi ASI,

    bila kulitnya sering kena sinar matahari (Deddy Muchtadi,

    2002). Usus bayi belum mampu membuat vitamin K, pada

    minggu pertama, sedangkan bayi setelah persalinan mengalami

    perdarahan perifer yang perlu dibantu dengan pemberian vitamin

    K untuk proses pembekuan darah. Pemberian vitamin K dapat

    dilakukan pada hari ke-1. ke-3, ke-7. Golongan vitamin B

    kecuali riboflavin dan patogenik sangat kurang, tetapi tidak perlu

    ditambahkan karena kebutuhan bayi akan dicukupi oleh

    makanan yang dikonsumsi ibu (Hubertin Sri Purwanti, 2004).

    Tabel 2.1 Perbandingan Komposisi ASI dan Susu Sapi

    Komponen ASI Susu Sapi

    Energi (Kkal)

    Air (g)

    Protein (g)

    Rasio kasein: whey

    Lemak (g)

    Laktosa (g)

    70 8

    9,7

    1,0 7

    1:1,5

    4,2

    7,4

    67

    90,2

    3,4

    1: 0,2

    3,9

    4,8

  • 33

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    Vitamin A (Retinol) (μg)

    Beta karoten (μg)

    Vitamin D larut dalam lemak (μg)

    Vitamin D larut dalam air (μg)

    Vitamin C (mg)

    Tiamin (Vitamin B1) (mg)

    Riboflavin (Vitamin B2) (mg)

    Niasin (mg)

    Vitamin B12 (μg)

    Asam folat

    Kalsium (Ca) (mg)

    Best (Fe) (mg)

    Tembaga (Cu) (μg)

    Seng (Zn) (μg)

    60

    0

    0,01

    0,80

    3,8

    0,02

    0,03

    0,62

    0,01

    5,2

    35

    0,08

    39

    295

    31

    19

    0,03

    0,15

    1,5

    0,04

    0,20

    0,89

    0,31

    5,2

    124

    0,05

    21

    361

    4. Manfaat Pemberian ASI

    Menurut Roesli U (2004) manfaat ASI bagi bayi yaitu:

    a. ASI sebagai nutrisi

    Dengan tatalaksana menyusui yang benar, ASI sebagai

    makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh

    bayi normal sampai usia 6 bulan.

    b. ASI meningkatkan daya tahan tubuh

    Bayi yang mendapat ASI eksklusif akan lebih sehat dan

    lebih jarang sakit, karena ASI mengandung berbagai zat

    kekebalan.

    c. ASI meningkatkan kecerdasan

    ASI mengandung nutrien khusus yaitu taurin, laktosa dan

    asam lemak ikatan panjang (DHA, AHA, omega-3, omega-

    6) yang diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal. Nutrien

    tersebut tidak ada atau sedikit sekali terdapat pada susu sapi.

  • 34

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    Oleh karena itu, pertumbuhan otak bayi yang diberi ASI

    eksklusif selama 6 bulan akan optimal.

    d. Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang.

    Perasaan terlindung dan disayangi pada saat bayi disusui

    menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk

    kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik.

    e. Manfaat lain pemberian ASI bagi bayi yaitu sebagai berikut:

    (1) Melindungi anak dari serangan alergi.

    (2) Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara.

    (3) Membantu pembentukan rahang yang bagus.

    (4) Mengurangi risiko terkena penyakit diabetes, kanker

    pada anak, dan diduga mengurangi kemungkinan

    menderita penyakit jantung.

    (5) Menunjang perkembangan motorik bayi.

    Menurut Roesli U (2004) menyusui juga memberikan manfaat

    pada ibu, yaitu:

    a. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan (post

    partum)

    Menyusui bayi setelah melahirkan akan menurunkan

    resiko perdarahan post partum, karena pada ibu

    menyusui peningkatan kadar oksitosin menyababkan

  • 35

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    vasokontriksi pembuluh darah sehingga perdarahan

    akan lebih cepat berhenti. Hal ini menurunkan angka

    kematian ibu melahirkan.

    b. Mengurangi terjadinya anemia

    Mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah

    atau anemia karena kekurangan zat besi. Karena

    menyusui mengurangi perdarahan.

    c. Menjarangkan kehamilan

    Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid,

    98% tidak hamil pada 6 bulan pertama setelah

    melahirkan dan 96% tidak hamil sampai bayi berusia

    12 bulan.

    d. Mengecilkan rahim

    Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan

    sangat membantu Rahim kembali ke ukuran sebelum

    hamil.

    e. Ibu lebih cepat langsing kembali

    f. Oleh karena menyusui memerlukan energi maka

    tubuh akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun

    selama hamil.

  • 36

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    g. Mengurangi kemungkinan menderita kanker

    Pada umumnya bila wanita dapat menyusui sampai

    bayi berumur 2 tahun atau lebih, diduga akan

    menurunkan angka kejadian carcinoma mammae

    sampai sekitar 25%, dan carcinoma ovarium sampai

    20-25%.

    h. Lebih ekonomis/murah

    Dengan memberi ASI berarti menghemat pengeluaran

    untuk susu formula dan perlengkapan menyusui.

    Selain itu, pemberian ASI juga menghemat

    pengeluaran untuk berobat bayi karena bayi jarang

    sakit.

    i. Tidak merepotkan dan hemat waktu

    ASI dapat segera diberikan tanpa harus menyiapkan

    atau memasak air, tanpa harus mencuci botol, dan

    tanpa menunggu agar suhunya sesuai.

    j. Memberi kepuasan bagi ibu

    Saat menyusui, tubuh ibu melepaskan hormon-

    hormon seperti oksitosin dan prolaktin yang disinyalir

    memberikan perasaan rileks/santai dan membuat ibu

    merasa lebih merawat bayinya.

  • 37

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    k. Portabel dan praktis

    Air susu ibu dapat diberikan di mana saja dan kapan

    saja dalam keadaan siap minum, serta dalam suhu

    yang selalu tepat.

    l. Ibu yang menyusui memiliki resiko yang lebih rendah

    untuk terkena banyak penyakit, yaitu endometriosis,

    carcinoma endometrium, dan osteoporosis.

    5. Hambatan Menyusui Secara Eksklusif Pada Ibu

    Hambatan ibu untuk menyusui terutama secara eksklusif sangat

    bervariasi. Namun, yang paling sering dikemukakan sebagai berikut

    (Roesli U, 2005):

    a. ASI tidak cukup

    Merupakan alasan utama para ibu untuk tidak memberikan

    ASI secara eksklusif. Walaupun banyak ibu yang merasa

    ASI-nya kurang, tetapi hanya sedikit (2-5%) yang secara

    biologis memang kurang produksi ASInya. Selebihnya 95-

    98% ibu dapat menghasilkan ASI yang cukup untuk

    bayinya.

    b. Ibu bekerja

    Bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan ASI

    eksklusif, karena waktu ibu beker ja, bayi dapat diberi ASI

    perah. Kebijakan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan

  • 38

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    pemberian ASI oleh pekerja wanita telah dituangkan dalam

    kebijakan Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI pada tahun

    2009.

    Pekerjaan sehari-hari kadang-kadang sangat

    menyibukkan ibu dan anak menjadi rewel (Depkes RI,

    2001). Waktu kerja yang dimaksud adalah 7 jam sehari dan

    40 jam seminggu untuk 6 hari kerja dalam seminggu, 8 jam

    sehari atau 40 jam seminggu untuk 5 hari kerja dalam

    seminggu. Bekerja bukan alasan untuk menghentikan

    pemberian ASI secara eksklusif, ASI eksklusif harus dijalani

    selama enam bulan tanpa intervensi makanan dan minuman

    lain meskipun cuti hamil hanya tiga bulan. Seorang ibu

    bekerja dapat tetap memberikan ASI secara eksklusif

    dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui,

    perlengkapan memerah ASI dan dukungan lingkungan kerja

    (Utami Roesli, 2001).

    Ibu bekerja harus mendapat dukungan untuk

    melakukan menyusui eksklusif dalam enam bulan pertama

    dan melanjutkan menyusui setelah pemberian makanan

    pendamping ASI (Depkes RI, 2002). Berbagai kendala yang

    dihadapi dalam peningkatan pemberian ASI eksklusif salah

    satunya adalah ibu kembali bekerja setelah cuti bersalin

  • 39

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    yang menyebabkan penggunaan susu botol atau susu

    formula secara dini sehingga menggeser atau menggantikan

    ASI. Hal ini diperberat lagi dengan adanya kecenderungan

    meningkatnya peran ganda wanita dari tahun ke tahun

    (Depkes RI, 2002).

    c. Kemampuan Ibu untuk Menyusui

    Kemampuan ibu untuk menyusui berbeda antara ibu yang

    satu dengan yang lain, hal ini disebabkan (A. August Burns,

    2000):

    (1) Produksi ASI

    Ibu-ibu merasa bahwa ASI-nya tidak cukup untuk

    bayinya tetapi hal ini tidak benar. Jumlah ASI dalam

    payudara tergantung pada berapa banyak bayi

    menghisap payudara. Makin banyak bayi menghisap

    makin banyak pula produksi ASI.

    (2) Masalah puting susu

    Keadaan puting susu yang datar atau masuk ke

    dalam, tetapi tetap bias memberikan ASI tanpa

    masalah, hal ini dikarenakan bayi menghisap

    payudara bukan hanya puting susu.

    d. Adanya anggapan bahwa tidak diberi ASI bayi tetap tumbuh

    Anggapan tersebut tidak benar, karena dengan

  • 40

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    menyusui berarti seorang ibu tidak hanya memberikan

    makanan yang optimal, tetapi juga rangsangan emosional,

    fisik, dan neurologik yang optimal pula. Dengan demikian,

    dapat dimengerti mengapa bayi ASI eksklusif akan lebih

    sehat, lebih tinggi kecerdasan intelektual maupun

    kecerdasan emosionalnya, lebih mudah bersosialisasi, dan

    lebih baik spiritualnya.

    e. Bayi akan tumbuh menjadi anak yang tidak mandiri dan

    manja

    Pendapat bahwa bayi akan tumbuh menjadi anak

    manja karena terlalu sering didekap dan dibelai, ternyata

    salah. Menurut DR. Robert Karen dalam bukunya, The

    Mystery of Infant-Mother Bond and It’s Impact on Later

    Life, anak akan tumbuh menjadi kurang mandiri, manja, dan

    agresif karena kurang perhatian bukan karena terlalu

    diperhatikan oleh orang tua.

    f. Susu formula lebih praktis

    Pendapat ini tidak benar, karena untuk membuat susu

    formula diperlukan api atau listrik untuk memasak air,

    peralatan yang harus steril, dan perlu waktu untuk

    mendinginkan susu formula yang baru dibuat. Sementara

    itu, ASI siap pakai dengan suhu yang tepat setiap saat.

  • 41

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    g. Takut badan tetap gemuk

    Pendapat ini salah, karena pada waktu hamil badan

    mempersiapkan timbunan lemak untuk membuat ASI.

    Timbunan lemak ini akan dipergunakan untuk proses

    menyusui, sedangkan wanita yang tidak menyusui akan

    lebih sukar untuk menghilangkan timbunan lemak ini.

    6. Kontraindikasi Menyusui

    Peraturan Pemerintah Indonesia nomor 33 Tahun 2012

    menyatakan pemberian ASI eksklusif adalah wajib, kecuali dalam 3

    kondisi, yaitu: Ibu tidak ada, indikasi medis, serta karena ibu dan

    bayi terpisah. Menyusukan bayi terkadang tidak mungkin

    dilaksanakan karena terdapat kelainan atau penyakit, baik pada ibu

    maupun dari bayinya. Misalnya pada bayi yang sakit berat,

    stomatitis yang berat, dehidrasi, asidosis, bronkopneumonia,

    meningitis dan ensefalitis (Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak

    Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002).

    Dari pandangan ibu, ada sedikit kontraindikasi terhadap

    menyusui. Putting susu yang sangat masuk ke dalam (retraksi

    papilla mammae) menyulitkan dalam memberikan ASI. Puting yang

    pecah-pecah atau lecet (cracked nipple) biasanya dapat dihindari

    jika mencegah payudara menjadi kencang. Mastitis dapat dikurangi

    dengan terus menyusui dan sering pada payudara yang terkena,

  • 42

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    untuk mencegah payudara kencang diberikan kompres hangat dan

    antibiotik (Nelson, 2000).

    Infeksi akut pada ibu dapat merupakan kontraindikasi

    menyusui jika bayi tidak menderita infeksi yang sama. Sebaliknya,

    tidak perlu menghentikan penyusuan kecuali kalau keadaannya

    memerlukan. Bila bayi tidak terkena dan keadaan ibu

    memungkinkan, payudara dapat dikosongkan dan ASI diberikan

    pada bayi (Nelson, 2000).

    Septikemia, nefritis, eklamsia, perdarahan profus, tuberkulosis

    aktif, demam tifoid, kanker payudara, dan malaria merupakan

    kontraindikasi untuk penyusuan, sama seperti nutrisi jelek yang

    kronis, penyalahgunaan bahan, kelemahan, neurosis, berat, dan

    psikosis pasca partus (Nelson, 2000)

    7. Peran Pemerintah dalam Meningkatkan Pemberian ASI

    Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya peningkatan

    pemberian ASI eksklusif dengan berbagai cara. Menerbitkan

    peraturan dan perundang-undangan mengenai pemberian ASI

    eksklusif pun sudah dilakukan. Kepmenkes RI

    No.450/MENKES/IV/2004, merupakan salah satu upaya

    kementrian kesehatan dalam rangka meningkatkan pemberian ASI

    eksklusif, dalam undang-undang ini diatur agar semua tenaga

    kesehatan yang bekerja di sarana pelayanan kesehatan agar

  • 43

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    menginformasikan kepada semua Ibu yang baru melahirkan untuk

    memberikan ASI Eksklusif. Dalam Keputusan Mentri Kesehatan ini

    diputuskan Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui

    (LMKM). Isi dari LMKM tersebut adalah:

    a. Sarana Pelayanan Kesehatan (SPK) mempunyai kebijakan

    Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (PP-ASI) tertulis yang

    secara rutin dikomunikasikan kepada semua petugas.

    b. Melakukan pelatihan bagi petugas dalam hal pengetahuan

    dan keterampilan untuk menerapkan kebijakan tersebut,

    c. Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat

    menyusui dan penatalaksanaannya dimulai sejak masa

    kehamilan, masa bayi lahir sampai umur 2 tahun termasuk

    cara mengatasi kesulitan menyusuiMembantu ibu mulai,

    d. menyusui bayinya dalam 30 menit setelah melahirkan, yang

    dilakukan di ruang bersalin. Apabila ibu mendapat operasi

    Caesar, bayi disusui setelah 30 menit ibu sadar,

    e. Membantu ibu bagaimana cara menyusui yang benar dan

    cara mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi

    atas indikasi medis,

    f. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain

    ASI kepada bayi baru lahir

  • 44

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    g. Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu

    bersama bayi 24jam sehari,

    h. Membantu ibu menyusui semau bayi semau ibu, tanpa

    pembatasan terhadap lama dan frekuensi menyusui,

    i. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang

    diberi ASI

    j. Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI

    (KP-ASI) dan rujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika

    pulang dari Rumah Sakit/Rumah Bersalin/Sarana Pelayanan

    Kesehatan.

    Selain upaya di atas, pada tahun 2012 Pemerintah RI

    mengesahkan Peraturan Pemerintah nomor 33 tahun 2012 tentang

    Pemberian ASI eksklusif. Dalam peraturan ini pemerintah RI

    mengatur fungsi dan peranan pemerintah dari segala jajaran mulai

    dari tingkat pusat sampai daerah untuk mendukung dan

    melaksanakan program peningkatan pemberian ASI eksklusif.

    Peraturan ini juga mengatur lembaga pemerintah dan lembaga

    kesehatan untuk memberikan edukasi mengenai pemberian ASI

    eksklusif, tatacara dan isi edukasi yang disampaikan turut diatur

    dalam peraturan ini.

  • 45

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI juga mengeluarkan

    kebijakan tentang pemberian ASI pada pekerja wanita. Kebijakan

    ini mengemukakan strategi untuk pemberian ASI pada pekerja

    wanita. Isi strategi tersebut adalah:

    a. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pihak

    manajemen untuk meningkatkan status kesehatan ibu

    pekerja dan bayinya.

    b. Memantapkan tanggung jawab dan kerjasama dengan

    berbagai instansi pemerintah yang terkait, asosiasi

    pengusaha, serikat pekerja, LSM dalam program pemberian

    ASI di tempat kerja dan meningkatkan produktivitas kerja

    c. Mengupayakan agar setiap petugas dan sarana pelayanan

    kesehatan di tempat kerja mendukung perilaku menyusui

    yang optimal melalui penerapan 10 Langkah Menuju

    Keberhasilan Menyusui yang merupakan standar interna-

    sional.

    d. Mengupayakan fasilitas yang mendukung PP-ASI bagi ibu

    yang menyusui di tempat kerja dengan:

    (1) Menyediakan sarana ruang memerah ASI

    (2) Menyediakan perlengkapan untuk memerah dan

    menyimpan ASI.

  • 46

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    (3) Menyediakan materi penyuluhan ASI

    (4) Memberikan penyuluhan

    e. Mengembangkan dan memantapkan pelaksanaan ASI

    eksklusif bagi pekerja wanita melalui pembinaan dan

    dukungan penuh dari pihak pengusaha.

    8. Tingkat Pendidikan di Indonesia

    Kebijakan mengenai wajib belajar sembilan tahun mencakup

    enam tahun di Sekolah Dasar (usia 7-12 tahun) dan tiga tahun di

    Sekolah Lanjutan Tingat Pertama (usia 13-15 tahun). Pelaksanaan

    kebijakan sejak tahun 1994 telah mengantarkan Indonesia pada

    angka partisipasi di tingkat Sekolah Dasar sebesar 94%. Namun

    demikian, angka partisipasi di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat

    Pertama pertama hanya mencapai 65%.

    Secara umum mudah diduga bahwa tingkat pendidikan ibu

    mempengaruhi keadaan gizi anak. Ibu dengan tingkat pendidikan

    lebih tinggi umumnya yang mempunyai pengetahuan tentang gizi

    yang lebih baik dan mempunyai perhatian lebih besar terhadap

    kebutuhan gizi anak. Demikian juga halnya dalam pemahaman akan

    manfaat ASI untuk anak, secara umum dinyatakan bahwa ibu yang

    mempunyai tingkat pendidikan lebih, mempunyai tingkat

    pemahaman yang tinggi pula (Ratna Susanti, 2002). Amat sering

    keinginan dan kebutuhan ibu tidak dikenali dan tidak didukung

  • 47

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    kesehatan fisik dan emosional ibu. Pendidikan ibu mempengaruhi

    praktik-praktik menyusui mereka dan aspek-aspek lain dalam

    merawat anak-anaknya (Depkes RI, 2002).

    Tingkat pendidikan perempuan menjadi faktor yang

    berpengaruh terhadap tingkat kesehatan masyarakat. Di samping

    secara khusus tingkat kesehatan dirinya sendiri sebagai subjek yang

    menjalankan fungsi reproduksi. Pada umumnya perempuan

    Indonesia sejak kecil dididik untuk lebih menghayati kewajibannya:

    menjadi ibu atau kakak yang mengayomi, menjadi adik yang taat

    dan penurut, menjadi istri atau anak yang patuh dan berbakti, atau

    menjadi ibu yang menyusui anaknya (Maryati, 2009).

    9. Sosial Budaya

    Pemberian ASI tidak lepas dari tatanan budaya. Ada

    pandangan sebagian masyarakat bahwa menyusui dapat merusak

    payudara seingga mengganggu kecantikan ibu tersebut dan sebagian

    lain beranggapan bahwa menyusui merupakan perilaku kuno. Bila

    ingin disebut modern, ibu menggunakan susu formula (Ipuk Dwiana

    Murwanti, 2005). Perubahan sosial budaya yang sering terjadi di

    masyarakat akan membawa pengaruh terhadap perubahan tata nilai

    masyarakat. Kebiasaan-kebiasaan yang sudah ada di masyarakat

    dapat bergeser ke arah positif maupun negatif. Kebiasaan-kebiasaan

    positif mungkin dapat memperbaiki tradisi dalam pemberian ASI

  • 48

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    diantaranya:

    a. Kebiasaan minum jamu merupakan keyakinan ingin sehat

    b. Kepercayaan minum “wejah” sejenis minuman atau jamu

    dari daun-daunan tertentu seperti di Jawa dari daun dadap,

    dengan keyakinan bahwa ASI akan lebih banyak keluar.

    c. Kepercayaan bahwa ibu kembali dari bepergian harus segera

    mencuci payudara dan ASI tidak boleh dibuang

    sembarangan karena dalam ASI terkandung “unsur

    manusia”

    d. Kebiasaan untuk memisahkan bayi dan ibunya,

    mendekatkan hubungan batin antara ibu dan bayi (Depkes

    RI, 2005)

    E. Pendidikan Kesehatan

    1. Pengertian

    Pendidikan kesehatan adalah istilah yang diterapkan pada

    penggunaan proses pendidikan secara terencana untuk mencapai tujuan

    kesehatan yang meliputi beberapa kombinasi dan kesepakatan belajar

    atau aplikasi pendidikan didalam bidang kesehatan (Notoatmodjo,

    2013). Sedangkan menurut Suliha (2006). Pendidikan kesehatan adalah

    proses perubahan perilaku secara terencana pada diri individu,

    kelompok atau masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai

    tujuan hidup sehat.

  • 49

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    2. Tujuan dan Manfaat Pendidikan Kesehatan

    Tujuan dan manfaat pendidikan kesehatan secara umum yaitu untuk

    mengubah perilaku individu atau masyarakat dalam bidang kesehatan.

    Selain hal tersebut, tujuan dan manfaat pendidikan kesehatan ialah:

    a. Menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat.

    b. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok

    mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.

    c. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana

    pelayanan kesehatan yang ada.

    d. Agar penderita (masyarakat) memiliki tanggung jawab yang lebih

    besar pada kesehatan (dirinya).

    e. Agar orang melakukan langkah-langkah positif dalam mencegah

    terjadinya sakit, mencegah berkembangnya sakit menjadi parah dan

    mencegah penyakit menular

    f. Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat bagi pribadi,

    keluarga dan masyarakat umum sehingga dapat memberikan

    dampak yang bermakna terhadap derajat kesehatan masyarakat.

    g. Meningkatkan pengertian terhadap pencegahan dan pengobatan

    terhadap berbagai penyakit yang disebabkan oleh perubahan gaya

    hidup dan perilaku sehat sehingga angka kesakitan terhadap pnyakit

    tersebut berkurang (Notoatmodjo, 2007, Suliha, 2005)

  • 50

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    3. Metode Pembelajaran dalam Pendidikan Kesehatan

    a. Metode ceramah

    Ceramah ialah cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara

    lisan atau penjelasan langsung pada sekelompok peserta didik.

    b. Metode diskusi kelompok

    Diskusi kelompok ialah percakapan yang direncanakan atau

    dipersiapkan diantara tiga orang atau lebih tentang topik tertentu

    dengan seorang pemimpin, untuk memecahkan suatu permasalahan

    serta membuat suatu keputusan.

    c. Metode panel

    Panel adalah pembicara yang sudah direncanakan di depan

    pengunjung tentang sebuah topik dan diperlukan tiga panelis atau

    lebih serta diperlukan seorang pemimpin. Dalam diskusi panel

    audiens tidak terlibat secara langsung, tetapi berperan sebagai

    peninjau para panelis yang sedang berdiskusi.

    d. Metode forum panel

    Forum panel adalah panel yang didalamnya pengunjung

    berpartisipasi dalam diskusi, misalnya audiens disuruh untuk

    merumuskan hasil pembahasan dalam diskusi.

    e. Metode permainan peran

    Bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari

    simulasi yang diarahkan untuk mengkreasikan peristiwa sejarah,

  • 51

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian-kejadian yang

    mungkin muncul pada masa mendatang.

    f. Metode demonstrasi

    Metode demonstrasi adalah metode penyajian pembelajaran dengan

    memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik tentang

    suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya

    sekadar tiruan (Sanjaya, 2008).

    4. Media atau Alat Bantu

    Pembelajaran dalam pendidikan kesehatan alat bantu pembelajaran

    adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan

    bahan pengajaran dan biasanya dengan menggunakan alat peraga

    pengajaran. Alat peraga pada dasarnya dapat membantu sasaran

    pendidik untuk menerima pelajaran dengan menggunakan panca

    inderanya. Semakin banyak indera yang digunakan dalam menerima

    pelajaran semakin baik penerimaan pelajaran (Suliha, 2005)

    Macam-macam media atau alat bantu tersebut adalah sebagai berikut:

    a. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja atau

    media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman

    suara.

    b. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak

    mengandung unsur suara, seperti film slide, foto, transparansi,

  • 52

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti

    media grafis.

    c. Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung

    unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat,

    misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara.

    Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik.

    d. Media atau alat bantu berdasarkan pembuatannya

    (1) Alat bantu elektronik yang rumit, contohnya: film, film slide,

    transparansi. Jenis media ini memerlukan alat proyeksi khusus

    seperti film projector, slide projector, operhead projector (OHP).

    (2) Alat bantu sederhana, contohnya: leaflet, model buku

    bergambar, benda-benda nyata (sayuran, buah-buahan), papan

    tulis, film chart, poster, boneka, phanthom, spanduk. Ciri-ciri

    alat bantu sederhana adalah mudah dibuat, mudah memperoleh

    bahan-bahan, ditulis atau digambar dengan sederhana,

    memenuhi kebutuhan pengajar, mudah dimengerti serta tidak

    menimbulkan salah persepsi (Sanjaya, 2008 & Suliha, 2005).

    F. Pendidikan Kesehatan Sebagai Intervensi

    Pendidikan kesehatan sebagai intervensi untuk meningkatkan kualitas

    hidup perlu dibahas lebih lanjut. Pendidikan kesehatan yang bertujuan

    meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan untuk mencegah dan

    mengatasi keadaan sakit yang diharapkan berdampak terhadap perilaku

  • 53

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    kesehatan seseorang atau kelompok. Serta meningkatkan pengetahuan dan

    sikap pelayan kesehatan, yang selanjutnya menurunkan resiko dan angka

    kejadian masalah kesehatan yang dilihat dari angka kematian, kesakitan,

    fertilitas dan kecacatan di suatu komunitas yang akan berujug pada satu

    peningkatan kualitas hidup.

    Mekanisme menerapkan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan

    kualitas hidup terangkum dalam PRECEDE (predisposing, reinfocing, and

    enabling causes in educational diagnosis and evaluation) yang menyusun

    tahapan diagnostik untuk menentukan intervensi dalam bentuk pendidikan

    kesehatan. Tahapan ini terbagi menjadi tujuh langkah (Green, 1980)

    Tujuh tahapan PRECEDE tersebut adalah:

    a) Tahap 1

    Pada tahapan pertama adalah pengertian terhadap kualitas hidup itu

    sendiri, dengan memandang masalah yang paling umum ada dalam

    masyarakat yang mempengaruhi kualitas hidup, baik masalah

    kesehatan, atau pun masalah lainnya.

    b) Tahap 2

    Pada tahap ini, masalah kesehatan yang diidentifikasi pada tahap satu

    dikategorikan menurut pengaruhnya terhadap kualitas hidup. Dengan

    menggunakan data yang cukup dan pendeekatan yang memadai, akan

    didapatkan beberapa masalah kesehatan yang akan diintervensi.

  • 54

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    c) Tahap 3

    Pada tahapan ketiga, perilaku kesehatan yang berhubungan dengan

    masalah kesehatan pada tahap ke dua diidentifikasi, pada fase ini kita

    juga mengidentifikasi faktor non perilaku yang mendukung masalah

    kesehatan, sehingga dapat dimasukkan sebagai materi intervensi

    pendidikan kesehatan.

    d) Tahap 4

    Adalah fase tersulit dimana kita harus mengidentifikasi sebab

    multifaktorial dari pendukung perilaku kesehatan yang dapat

    digolongkan menjadi 3 faktor: predisposisi, pendukung, dan

    pendorong.

    e) Tahap 5

    Mempelajari faktor predisposisi, pendukung dan pendorong dan

    meminta pengajar untuk memilih beberapa faktor yang akan

    diintervensi dalam bentuk pendidikan kesehatan.

    f) Tahap 6

    Merangkum dan menyusun skema metode, alat dan materi yang akan

    disampaikan dalam intervensi, dan meneneukan output dan outcome

    yang akan dilihat sebagai evaluasi.

  • 55

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    g) Tahap 7

    Mengevaluasi hasil ntervensi berdasarkan suatu penanda

    multidimensional yang mewakili hasil intervensi terhadap kualitas

    hidup masyarakat.

    G. Kerangka Teori

    Gambar 2.1 Kerangka Teori (Sumber: Notoatmodjo 2007, Notoatmodjo 2013,

    BKKBN 2015, Utami Roesli 2005

    Faktor-faktor pemberian

    ASI Eksklusif

    a. Predisposisi:

    - Pengetahuan - Sikap

    b. Pemungkin

    - Sarana dan prasarana

    c. Penguat

    - Perilaku

    Ibu hamil trimester II dan III

    Pemberian ASI Eksklusif

    Pendidikan Kesehatan

    Ceramah Diskusi

    Klompok

    - Pengetahuan meningkat

    - Sikap baik

  • 56

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    H. Kerangka Konsep Penelitian

    Kerangka Konsep adalah hubungan-hubungan antara konsep yang satu

    dengan konsep lainnya dari masalah yang diteliti sesuai dengan apa yang telah

    diuraikan pada tinjauan pustaka (Azwar, 2010). Kerangka konsep merupakan

    justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang dilakukan dan memberi landasan kuat

    terhadap topik yang dipilih sesuai dengan identifikasi masalahnya. Pada penelitian

    ini, kerangka konsep yang diambil oleh peneliti adalah sebagai berikut:

    Variabel Bebas Variabel Terikat

    Gambar 2.2 Kerangka Konsep

    Pendidikan Kesehatan

    tentang ASI Eksklusif - Sikap Ibu

    terhadap ASI

    eksklusif

    - Pengetahuan

    Ibu terhadap

    ASI eksklusif

    - Ceramah

    - Diskusi Kelompok

  • 57

    Efektivitas Metode Ceramah…, Yuli Ratnasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

    I. Hipotesis

    Menurut Arikunto (2010) hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara

    terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

    Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

    Ha : Pendidikan kesehatan efektif terhadap pengetahuan, sikap ibu dalam

    pemberian ASI eksklusif dengan metode ceramah dan diskusi klompok.

    Ho : Pendidikan kesehatan tidak efektif terhadap pengetahuan, sikap ibu

    dalam pemberian ASI eksklusif metode ceramah dan diskusi klompok.