Isnaini Yuli Puspita_STTNAS Yogyakarta_PKMAI

20
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERDASARKAN ASPEK KEMAMPUAN DAN KESESUAIAN LAHAN BIDANG KEGIATAN: PKM-ARTIKEL ILMIAH Diusulkan oleh: Isnaini Yuli Puspita 610014086 Angkatan 2014 Nini Maryani 610013010 Angkatan 2013 Ria Yunita 610013040 Angkatan 2013 Desi Vebri Rukmana 610015091 Angkatan 2015 SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 2016

description

Program Kreatifitas Mahasiswa Artikel Ilmiah 2016 - Potensi Pengembangan Wilayah Pesisir Kabupaten Gunungkidul Berdasarkan Aspek Kemampuan Dan Kesesuaian Lahan

Transcript of Isnaini Yuli Puspita_STTNAS Yogyakarta_PKMAI

Page 1: Isnaini Yuli Puspita_STTNAS Yogyakarta_PKMAI

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KABUPATEN

GUNUNGKIDUL BERDASARKAN ASPEK KEMAMPUAN

DAN KESESUAIAN LAHAN

BIDANG KEGIATAN:

PKM-ARTIKEL ILMIAH

Diusulkan oleh:

Isnaini Yuli Puspita 610014086 Angkatan 2014

Nini Maryani 610013010 Angkatan 2013

Ria Yunita 610013040 Angkatan 2013

Desi Vebri Rukmana 610015091 Angkatan 2015

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

YOGYAKARTA

2016

Page 2: Isnaini Yuli Puspita_STTNAS Yogyakarta_PKMAI
Page 3: Isnaini Yuli Puspita_STTNAS Yogyakarta_PKMAI

1

POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KABUPATEN

GUNUNGKIDUL BERDASARKAN ASPEK KEMAMPUAN

DAN KESESUAIAN LAHAN

Isnaini Yuli Puspita, Nini Maryani, Ria Yunita dan Desi Vebri Rukmana

Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah & Kota, STTNAS Babarsari Depok Sleman

D.I. Yogyakarta 55281

Email: [email protected]

ABSTRAK

Potensi kawasan kepesisiran dewasa ini diharapkan dapat menggerakan

perekonomian daerah-daerah secara lestari. Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta

merupakan salah satu wilayah pesisir Selatan Jawa dimana banyak potensi yang

dapat dikembangkan, khususnya Zona Selatan Kabupaten Gunungkidul. Namun

demikian, daerah kurang mengoptimalkan kawasan pesisir melalui pemanfaatan

kawasan pesisir sehingga potensi dan karakteristik unggulan yang ada belum

diarahkan dalam pengembangan wilayahnya .

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif melalui teknik

pengumpulan data primer dan sekunder dengan metode analisa overlay.

Hasil penelitian ini berupa delapan potensi pengembangan Zona Selatan

Kabupaten Gunungkidul berdasarkan aspek kemampuan dan kesesuaian lahan

dengan menampilkan peta kemampuan lahan dan keseuaian lahan.

Kata kunci : potensi pengembangan, kawasan pesisir, kemampuan dan kesesuaian

lahan

ABSTRACT

The potential of coastal region has become expected to boost the economy

of the regions that concern about the environtment. Gunung Kidul Regency,

Yogyakarta is one of Java's southern coastal areas where a lot of potential that

can be developed, especially the South Zone of Gunung Kidul Regency. However,

the government is less optimizing coastal areas through the utilization of the

coastal area, so that the potency and characteristics of the region is not directed

towards to develop the region.

The quantitative approach method was used in this research, by collecting

primary and secondary data and doing overlay analysis

The results of this study are eight potential development aspect of the

South Zone Gunungkidul based on the capability and suitability of the land by

representing the map of land and land suitability.

Keywords: development potency, coastal areas, the ability and suitability of land

Page 4: Isnaini Yuli Puspita_STTNAS Yogyakarta_PKMAI

2

PENDAHULUAN

Penataan ruang dibutuhkan untuk mewujudkan ruang nusantara yang

aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Perwujudan tujuan penataan ruang

dilakukan dengan strategi umum seperti penyiapan kerangka strategis

pengembangan penataan ruang nasional dan strategi khusus berupa penyiapan

peraturan zonasi, pemberian insentif dan disinsentif, pengenaan sanksi, dan lain-

lain (Undang-Undang No 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang).

Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten yang berada di

Provinsi D.I Yogyakarta yang secara geografis yang terletak pada 7°46´ LS –

8°09´ LS dan 110°21´ BT–110°50´ BT. Kabupaten Gunungkidul mempunyai luas

wilayah 1.485,36 km2 atau sekitar 46,63 % dari luas wilayah Daerah Istimewa

Yogyakarta. Kabupaten Gunungkidul merupakan wilayah pesisir Selatan Jawa

dimana banyak potensi yang dapat dikembangkan. Pada umumnya penggunaan

lahan Kabupaten Gunungkidul terdiri dari penggunaan kawasan lindung dan

kawasan budidaya. Kabupaten Gunungkidul mempunyai beragam potensi

perekonomian mulai dari pertanian, perikanan dan peternakan, hutan, flora dan

fauna, industri, tambang serta potensi pariwisata.

Berdasarkan visi Kabupaten Gunungkidul penataan ruang daerah di

arahkan mewujudkan “Dhaksinargha Bumikharta” yang dimana arti dari

dhaksina=selatan, arga=gunung, bhumi=tanah,daratan, karta=makmur,sejahtera

dan dimana arahan dengan pengelolaan potensi alam yang berwawasan

lingkungan. Arahan pengembangan Kabupaten Gunungkidul terbagi menjadi

beberapa Zonasi, salah satunya Zona Kawasan Kepesisiran yang memiliki potensi

dan karakteristik yang menjadi unggulan yang akan diarahkan pengembangannya

(Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan RPJMD 2010-2015).

Mengembangkan dan mengoptimalkan kawasan pesisir dan pulau-pulau

kecil melalui pemanfaatan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil untuk perikanan

budi daya perairan/laut, kepariwisataan, usaha penangkapan ikan, dan industri

perikanan, serta kegiatan budi daya lainnya secara terpadu dan lestari pada zona

pengembangan serta menjaga keberadaan zona konservasi merupakan Strategi

pengembangan dan optimalisasi orientasi pembangunan perekonomian.

Potensi kawasan kepesisiran yang terdapat di Gunungkidul diharapkan

dapat menggerakan perekonomian daerah-daerah secara lestari. Arahan

pengembangan wilayah yang jelas diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan

bagi pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam mengembangkan wilayahnya.

TUJUAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi

pengembangan wilayah pesisir Kabupaten Gunungkidul berdasarkan aspek

kemampuan dan kesesuaian lahan.

Page 5: Isnaini Yuli Puspita_STTNAS Yogyakarta_PKMAI

3

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah Zona Selatan

atau Kawasan Kepesisiran Kabupaten Gunungkidul. Teknik pengumpulan data

dilakukan dengan pengumpulan data sekunder. Data sekunder diperoleh melalui

survei instansional pada instansi pemerintahan Kabupaten Gunungkidul berupa

dokumen RTRW. Dokumen RTRW diperoleh dari Badan Perencanaan dan

Pembangunan Daerah Gunungkidul. Dokumen RTRW yang diperoleh yaitu tahun

2010-2030 dalam bentuk Peta Rencana Tata Ruang Wilayah.

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Analisis yang

di gunakan untuk mengidentifikasi kemampuan dan kesesuaian lahan adalah

metode analisa overlay (tumpang susun) atau sistem skoring yang melalui proses

tumpang tindih dengan memeberikan skor pada variabel-variabel. Analisis yang

digunakan menyesuaikan dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

No.20/Prt/M/2007 tentang Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik & Lingkungan,

Ekonomi Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang.

Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu mengumpulkan data. Data

dasar yang digunakan adalah Klimatologi, Topografi, Geologi, Hidrologi, Sumber

Daya Mineral/Bahan Galian, Bencana Alam, Penggunaan Lahan, Studi yang ada,

Kebijakan pemerintah. Data dasar ini harus bersumber dari instasi terkait yang

mengeluarkan informasi terkait data.

Data dasar diolah untuk mendapatkan peta kemampuan dan kesesuaian

lahan yang kemudian diusulkan rekomendasi penggunaannya. Selanjutnya adalah

membuat Satuan Kemampuan Lahan (SKL) dimana SKL ini perlu diketahui

berapa parameter. Analisis SKL ini terdiri dari SKL Morfologi, SKL Kemudahan

Dikerjakan, SKL Kestabilan Lereng, SKL Kestabilan Pondasi, SKL Ketersediaan

Air, SKL Untuk Drainase, SKL Terhadap Erosi, SKL Pembuangan Limbah dan

SKL bencana alam.

Tahap selanjutnya yaitu menggunakan metode overlay pada masing-

masing jenis analisis SKL (Morfologi, Kemudahan Dikerjakan, Kestabilan

Lereng, Kestabilan Pondasi, Ketersediaan Air, Untuk Drainase, Terhadap Erosi

dan Pembuangan Limbah). Maka menghasilkan peta kemampuan lahan yang

dinilai berdasarkan parameter yang ada.

Langkah terakhir yaitu membuat kesesuaian lahan yaitu menentukan

arahan peruntukan lahan berdasarkan klasifikasi kemampuan lahan dan arahan

kesesuaian lahan. Dalam penentuan arahan peruntukan lahan ini, mengarahkan

pada kondisi ideal sesuai dengan kemampuan dan kesesuaian lahan.

Page 6: Isnaini Yuli Puspita_STTNAS Yogyakarta_PKMAI

4

Gambar 1. Cara Mencapai Output

SKL Morfolofi

SKL Kemudahan

Dikerjakan

SKL Kesesuaiaan

Lereng

SKL Kestabilan

SKL Ketersediaan Air

SKL Untuk Drainase

SKL Terhadap Erosi

SKL Pembangunan

Limbah

SKL Terhadap

Bencana Alam

Analisa

Kemampuan

Lahan

Analisa

Kesesuaian

Lahan

Arahan

Tata Ruang

Arahan Rasio Tujuan

Arahan Ketinggian Bangunan

Arahan Pemanfaatan Air

Baku

Perkiraan

Daya Tampung Lahan

Persyaratan dan

Pembatas Pengembangan

Evaluasia

Pemanfataan Lahan

Yang ada terhadap

kesesuaian lahan

Klimatologi

Topografi

Geologi

Hidrologi

Sumber Daya

Mineral/Bahan

Bencana Alam

Penggunaan Lahan

Rekomendasi

Kesesuaian

Lahan

Studi yang ada

Kebijakan

Pemerintah

Page 7: Isnaini Yuli Puspita_STTNAS Yogyakarta_PKMAI

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Kemampuan Lahan

Analisis Kemampuan Lahan didapatkan melalui proses overlay dari semua

peta-peta hasil analisis. Kemudian menentukan nilai kemampuan setiap tingkatan

pada masing-masing satuan kemampuan lahan, dengan penilaian 5 (lima) untuk

nilai tertinggi dan 1 (satu) untuk nilai terendah. Langkah selanjutnya adalah

dengan mengalikan nilai-nilai tersebut dengan bobot masing-masing satuan

kemampuan lahan. Yang terakhir adalah Superimpose-kan semua satuan-satuan

kemampuan lahan tersebut dengan cara menjumlahkan hasil perkalian nilai kali

bobot dari seluruh satuan-satuan kemampuan lahan dalam satu peta dengan

mengunakan weighted sum overlay. Sehingga diperoleh kisaran nilai yang

menunjukkan nilai kemampuan lahan wilayah dan/atau kawasan perencanaan.

Berikut ini tabel 2 hasil analisis Kemampuan Lahan di wilayah Kabupaten

Gunungkidul.

Tabel 1. Hasil Analisis Kemampuan Lahan

Sumber: Tim Studio Perencanaan Wilayah, Tahun 2015

Berdasarkan Hasil Overlay yang dilakukan pada Sembilan SKL pada

analisis diatas menghasilkan 4 klasifikasi pengembangan, yaitu Kemampuan

Pengembangan sangat rendah, Kemampuan Pengembangan Rendah, Kemampuan

Pengembangan Sedang dan Kemampuan Pengembangan Agak Tinggi.

Wilayah yang termasuk klasifikasi kemampuan pengembangan sangat

rendah, berarti wilayah tersebut memiliki tingkat pengembangan lahan yang

sangat sulit dan hanya di peruntukan sebagai hutan lindung karna itu tidak dapat

di kembangkan untuk pembangunan apapun. Sedangkan wilayah yang termasuk

klasifikasi kemampuan pengembangan rendah adalah kawasan kemampuan

pengembangan yang sulit sehingga dapat diarahkan sebagai kawasan lindung. Dan

Kemampuan pengembangan sedang mempunyai kemampuan yang dapat

dikembangan tetapi dengan syarat-syarat tertentu dan diarahkan untuk usaha tani

dan tanaman tahunan dan selain itu areal tersebut harus memenuhi kriteria umum

untuk kawasan penyangga. Sebagai Hasil analisis kemampuan lahan dapat dilihat

pada kemampuan lahan. Tabel 3 merupakan luas area kemampuan lahan per zona

di Gunungkidul.

Nilai Kelas Kemampuan

Lahan Klasifikasi Pengembangan

45 – 58 Kelas A Kemampuan Pengembangan Sangat Rendah

60 – 83 Kelas B Kemampuan Pengembangan Rendah

84 – 109 Kelas C Kemampuan Pengembangan Sedang

110 – 129 Kelas D Kemampuan Pengembangan Agak Tinggi

Page 8: Isnaini Yuli Puspita_STTNAS Yogyakarta_PKMAI

6

Tabel 2. Luas Area Kemampuan Lahan

Zona Kemampuan Lahan Luas (Ha)

Selatan

Kelas A 472

Kelas B 20.370

Kelas C 57.386

Kelas D 725

Sumber: Tim Studio Perencanaan Wilayah, Tahun 2015

Berdasarkan luas area kemampuan lahan yang telah dianalisis kelas A

merupakan luas lahan paling rendah yaitu seluas 472 Ha, kelas B seluas 20.370

Ha, kelas C seluas 57.386 Ha merupakan luas lahan paling tinggi, dan kelas D

seluas 725 Ha.

Gambar 2. Peta Kemampuan Lahan Zona Selatan Kabupaten Gunungkidul

Peta Kemampuan Lahan Zona Selatan Kabupaten Gunungkidul menunjukan

kemampuan lahan di Gunungkidul yang terbagi menjadi 4 kelas. Kelas-kelas

kemampuan lahan tersebar di wilayah Gunungkidul dan menjadi potensi yang

harus dikembangkan pada masing-masing wilayah.

Kelas C mendominasi kemampuan lahan di Zona Selatan yaitu

Pengembangan Sedang dengan mengembangkan potensi wisata pesisir dan

kegiatan kepesisiran lainnya. Selain itu kemampuan pengembangan rendah juga

terdapat pada zona selatan sehingga perlu adanya upaya peningkatan produktifitas

sektor pertanian dengan menggunakan teknologi informasi yang sedang

berkembang. Kemampuan Pengembangan Agak Tinggi terdapat di wilayah yang

berdekatan dengan pusat kegiatan perkotaan Wonosari. Sedangkan Kemampuan

Pengembangan Sangat Rendah juga masih terdapat di Zona Selatan Gunungkidul.

Page 9: Isnaini Yuli Puspita_STTNAS Yogyakarta_PKMAI

7

Analisis Kesesuaian Lahan

Kesesuaian Lahan digunakan Untuk mengetahui arahan-arahan kesesuaian

lahan, sehingga diperoleh arahan kesesuaian peruntukan lahan untuk

pengembangan kawasan berdasarkan karakteristik fisiknya. Kesesuaian Lahan

diperoleh melalui proses Weighted Sum Overlay dengan menggunakan data-data

sebagai berikut :

1) Arahan Tata Ruang Pertanian,

2) Arahan Rasio Tutupan Lahan,

3) Arahan Ketinggian Bangunan, dan

4) Arahan Pemanfaatan Air Baku.

Tabel 3. Hasil Analisis Kesesuaian Lahan

Kelas Klasifikasi Kesesuaian Lahan

Kelas A Kawasan Lindung

Kelas B Kawasan Budidaya

Kelas C Tanaman Industri

Sumber: Tim Studio Perencanaan Wilayah, Tahun 2015

Hasil analisis kesesuaian lahan Zona Selatan Kabupaten Gunungkidul

menunjukan kesesuaian lahan di Gunungkidul terbagi menjadi 3 kelas lahan, yaitu

Kawasan Lindung, Kawasan Budidaya, dan Tanaman Industri.

Gambar 3. Peta Kesesuaian Lahan Zona Selatan Kabupaten Gunungkidul

Dari hasil analisis kesesuaian lahan, yang mendominasi di Kabupaten

Gunungkidul adalah klasifikasi Kawasan Budidaya yang berfungsi atas dasar

kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya

buatan. Selain itu Kawasan Industri juga difungsikan sebagai kawasan tempat

Page 10: Isnaini Yuli Puspita_STTNAS Yogyakarta_PKMAI

8

kegiatan pengolahan yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan fasilitas

penunjang lainnya yang disediakan dan dikelola oleh perusahaan kawasan

industri. Dan kawasan dengan luas terendah Kawasan Lindung yaitu kawasan

cagar alam geologi yaitu perlindungan ekosistem kars (eksokars dan endokars)

sebagai warisan dunia melalui pengembangan ekogeowisata kars.

Identifikasi Potensi Zona Selatan Kabupaten Gunungkidul

Tabel 4. Potensi Zona Selatan Kabupaten Gunungkidul Berdasarkan Aspek

Kemampuan dan Kesesuaian Lahan

No Aspek

kajian

Potensi Masalah Solusi

1. Kawasan

Lindung

- Ekosistem

kars

(eksokars

dan

endokars)

tersebar

- Kerusakan

bentang lahan

kars akibat

kegiatan

penambangan

yang semakin

luas

- Rusaknya

keanekaragam

an hayati

endemik

- Resiko

bencana tinggi

- Pengembangan

ekogeowisata kars

- Penghijauan tanaman

keras seperti jati dan

sonokeling

- Pusat pengembangan

penelitian

- Perlindungan

keanekaragaman hayati

endemik

- Edukasi wilayah

berdampak tinggi resiko

bencana

2. Kawasan

Budidaya

- Pariwisata

pantai

dengan

tebing-tebing

tinggi

- Minapolitan

tangkap

- Kesenian

budaya

- Aksesibilitas

dan jangkauan

pelayanan

- Telekomunika

si, sumber

daya air,

energi, dan

prasarana

lingkungan

- Destinasi pariwisata

pantai dan perlindungan

kawasan pantai

- Agenda budaya

terjadwalkan

- Pengembangan kawasan

minapolitan tangkap

- Perbaikan sarana dan

prasarana wilayah

- Peningkatan aksesibilitas

dan jangkauan pelayanan

jaringan prasarana

transportasi

- Peningkatan

telekomunikasi, sumber

daya air, energi, dan

prasarana lingkungan

3. Tanaman

Industri

- Pertanian

lahan kering

- Tanaman

Industri

potensial

- Hasil hutan

belum dikelola

- Pengembangan pertanian

lahan kering

- Pengembangan hasil

hutan

Sumber: Tim Studio Perencanaan Wilayah, Tahun 2015

Page 11: Isnaini Yuli Puspita_STTNAS Yogyakarta_PKMAI

9

Potensi Pengembangan Zona Selatan Kabupaten Gunungkidul

Potensi pengembangan dari hasil analisis potensi dan masalah kawasan

pesisir kabupaten Gunungkidul berdasarkan aspek kemampuan dan kesesuaian

lahan yaitu:

1. Pengembangan ekogeowisata melalui pengembangan penelitian;

2. Perlindungan keanekaragaman hayati endemik serta edukasi wilayah yang

berdampak tinggi resiko bencana;

3. Pengelolaan destinasi pariwisata pantai dan perlindungan kawasan pantai;

4. Pengembangan kawasan minapolitan tangkap;

5. Perbaikan sarana dan prasarana wilayah dan peningkatan aksesibilitas

serta jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi;

6. Peningkatan telekomunikasi, sumber daya air, energi, dan prasarana

lingkungan;

7. Pengembangan pertanian lahan kering; dan

8. Pengembangan hasil hutan.

Pengembangan ekogeowisata melalui pengembangan penelitian dapat

mengatasi kerusakan bentang lahan kars akibat kegiatan penambangan yang

semakin luas. Wisata pantai yang asri perlu pengelolaan destinasi pariwisata

pantai dan perlindungan kawasan pantai. Peningkatan telekomunikasi, sumber

daya air, energi, dan prasarana lingkungan guna menunjang perkembangan

wilayah di Kabupaten Gunungkidul.

KESIMPULAN

Potensi pengembangan dari hasil analisis potensi dan masalah kawasan

pesisir kabupaten Gunungkidul berdasarkan aspek kemampuan dan kesesuaian

lahan yaitu:

1. Pengembangan ekogeowisata melalui pengembangan penelitian

2. Perlindungan keanekaragaman hayati endemik serta edukasi wilayah

berdampak tinggi resiko bencana

3. Pengelolaan destinasi pariwisata pantai dan perlindungan kawasan pantai

4. Pengembangan kawasan minapolitan tangkap

5. Perbaikan sarana dan prasarana wilayah dan peningkatan aksesibilitas serta

jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi

6. Peningkatan telekomunikasi, sumber daya air, energi, dan prasarana

lingkungan

7. Pengembangan pertanian lahan kering

8. Pengembangan hasil hutan

Potensi pengembangan dari hasil analisis potensi dan masalah kawasan

pesisir kabupaten Gunungkidul terdiri dari dua pendekatan yaitu berdasarkan

Aspek Kemampuan lahan yang pengembangannya Sangat Rendah, Rendah,

Sedang, Agak Tinggi. Sedangkan Kesesuaian Lahan terbagi menjadi Klasifikasi

Kawasan Lindung, Kawasan Budidaya, Kawasa Industri.

Page 12: Isnaini Yuli Puspita_STTNAS Yogyakarta_PKMAI

10

UCAPAN TERIMAKASIH

Terimakasih kepada Bapak Dr. Hill. Gendoet Hartono, S.T., M.T. selaku

Pembantu Ketua III yang selalu memberi dukungan untuk meningkatkan prestasi

mahasiswa di bidang akademik, Ibu Dr. Ratna Kartikasari, S.T., M.T. selaku

Pembantu Ketua I sekaligus reviewer PKM bagi mahasiswa-mahasiswa di

lingkungan Kampus STTNAS yang telah banyak memberikan masukan ide dan

tata cara penulisan proposal PKM, Ibu Solikhah Retno Hidayati, S.T. M.T selaku

Ketua Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota yang selalu mendukung

mahasiswa mengikuti kegiatan-kegiatan mahasiswa di bidang akademik, Pak

Fahril Fanani, ST., M.Eng selaku pembimbing Tugas Studio Perencanaan

Wilayah sekaligus dosen pendamping PKM AI ini yang selalu memberikan ide,

meluangkan waktu, dan memotivasi mahasiswa untuk menyelesaikan proposal

dengan baik dan rekan-rekan satu tim yang selalu bekerjasama untuk

menyelesaikan PKM AI ini beserta rekan dari tim lain yang selalu berkoordinasi

dan saling memotivasi.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Dwi. 2006. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Di Kecamatan

Gondangrejo Kabupaten Karanganyar Tahun 1995-2004. Skripsi.

Surakarta : Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

BPS Kabupaten Gunungkidul. 2015. Jumlah Penduduk Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2014. Gunungkidul:BPS

BAPPEDA Kabupaten Gunungkidul. 2011. Dokuken RTRW Kabupaten

Gunungkidul 2010-2030. Gunungkidul:BAPPEDA

Suprajaka, Aris Poniman, Hartono. 2005. Konsep dan Model Penyusunan

Tipologi Pesisir Indonesia Menggunakan Teknologi Sistem Informasi

Geografi. Geografia. Malaysian Journal of Society and Space 1 (76-84).

2005, ISSN 2180-2491.

Peraturan Mentri Pekerjaan Umum. 2007. Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik

& Lingkungan, Ekonomi Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan

Rencana Tata Ruang. Jakarta: Departemen PU

Page 13: Isnaini Yuli Puspita_STTNAS Yogyakarta_PKMAI
Page 14: Isnaini Yuli Puspita_STTNAS Yogyakarta_PKMAI
Page 15: Isnaini Yuli Puspita_STTNAS Yogyakarta_PKMAI
Page 16: Isnaini Yuli Puspita_STTNAS Yogyakarta_PKMAI
Page 17: Isnaini Yuli Puspita_STTNAS Yogyakarta_PKMAI
Page 18: Isnaini Yuli Puspita_STTNAS Yogyakarta_PKMAI
Page 19: Isnaini Yuli Puspita_STTNAS Yogyakarta_PKMAI
Page 20: Isnaini Yuli Puspita_STTNAS Yogyakarta_PKMAI