BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi...

21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang berarti semua penggerak, alasan-alasan, dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu (Purwanto, 1998). Motivasi adalah semua hal verbal, fisik, atau psikologis yang membuat seseorang melakukan sesuatu sebagai respon (Stevenson, 2001). Motivasi menunjuk pada proses gerakan termasuk situasi yang mendorong seseorang berbuat sesuatu yang timbul dari dalam individu (Sarwono, 2000). Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang menyangkut aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap seseorang setelah memperoleh informasi yang disengaja ( Uno, 2007). Belajar adalah merupakan suatu proses perubahan tingkah laku akibat latihan dan pengalaman, belajar merupakan suatu proses dan bukan merupakan hasil yang hendak dicapai semata ( Hamalik, 2007) Berdasarkan pengertian motivasi dan belajar di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah semua hal verbal, fisik atau psikologis yang menunjuk pada proses gerakan dan dorongan dalam diri

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajardigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · Menurut (Stoner & Freeman (1995) dalam S.Suarli dan Yanyan Bahtiar

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata motif yang berarti semua penggerak,

alasan-alasan, dorongan-dorongan dalam diri manusia yang

menyebabkan seseorang berbuat sesuatu (Purwanto, 1998). Motivasi

adalah semua hal verbal, fisik, atau psikologis yang membuat seseorang

melakukan sesuatu sebagai respon (Stevenson, 2001). Motivasi

menunjuk pada proses gerakan termasuk situasi yang mendorong

seseorang berbuat sesuatu yang timbul dari dalam individu (Sarwono,

2000).

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang menyangkut

aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap seseorang setelah

memperoleh informasi yang disengaja ( Uno, 2007). Belajar adalah

merupakan suatu proses perubahan tingkah laku akibat latihan dan

pengalaman, belajar merupakan suatu proses dan bukan merupakan hasil

yang hendak dicapai semata ( Hamalik, 2007)

Berdasarkan pengertian motivasi dan belajar di atas maka dapat

disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah semua hal verbal, fisik atau

psikologis yang menunjuk pada proses gerakan dan dorongan dalam diri

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajardigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · Menurut (Stoner & Freeman (1995) dalam S.Suarli dan Yanyan Bahtiar

9

manusia untuk melakukan proses perubahan tingkah laku yang

menyangkut aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap.

Semua kegiatan selain membutuhkan adanya kecakapan-kecakapan

pribadi, juga membutuhkan adanya motivasi yang cukup pada pribadi

untuk melaksanakan kegiatan dengan berhasil. Suatu motivasi murni

adalah motivasi yang betul-betul disadari akan pentingnya suatu perilaku

dan dirasakan sebagai suatu kebutuhan

2. Teori Motivasi Belajar

Menurut (Stoner & Freeman (1995) dalam S.Suarli dan Yanyan

Bahtiar (2008), teori motivasi terdiri dari:

a. Teori Kebutuhan

Dikemukakan oleh Maslow, teori ini memfokuskan pada yang

dibutuhkan orang untuk hidup berkecukupan. Seseorang mempunyai

motivasi apabila belum mencapai tingkat kepuasan tertentu dengan

kehidupannya. Kebutuhan yang telah terpuaskan bukan menjadi

motivator. Misalnya, peserta didik terus giat belajar karena belum

puas dengan nilai yang diperoleh.

b. Teori Keadilan

Dikemukakan oleh Adams, teori ini didasarkan pada asumsi bahwa

faktor utama dalam motivasi adalah evaluasi individu atau keadilan

dari penghargaan yang diterima. Individu akan termotivasi jika hal

yang mereka dapatkan seimbang dengan usaha yang mereka

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajardigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · Menurut (Stoner & Freeman (1995) dalam S.Suarli dan Yanyan Bahtiar

10

kerjakan. Misalnya, peserta didik akan termotivasi belajar jika usaha

belajarnya seimbang dengan hasil belajar yang diperoleh.

c. Teori Harapan

Dikemukakan oleh Vroom, teori ini menyatakan cara memilih dan

bertindak dari berbagai alternatif tingkah laku, berdasarkan

harapannya apakah ada keuntungan yang diperoleh dari tiap tingkah

laku. Misalnya peserta didik memilih belajar di keperawatan

berdasarkan pertimbangan keuntungan tertentu yang diperoleh.

d. Teori Penguatan

Skinner mengemukakan suatu teori proses motivasi yang disebut

operant conditioning. Pembelajaran timbul sebagai akibat dari

perilaku yang juga disebut modifikasi perilaku. Perilaku merupakan

operant, yang dapat dikendalikan dan diubah melalui penghargaan

dan hukuman. Perilaku positif yang diinginkan harus dihargai atau

diperkuat, karena penguatan akan memberikan motivasi. Misalnya,

peserta didik yang mendapatkan prestasi yang bagus dari hasil

belajar yang optimal diberi penguatan agar selalu mempertahankan

perilakunya.

e. Penetapan Sasaran

Dikemukakan oleh Locke, menurut teori ini setiap orang menetapkan

tujuan dan kemudian bekerja untuk bisa mencapai tujuan tersebut.

Orientasi terhadap tujuan menentukan perilaku seseorang. Misalnya,

peserta didik yang mempunyai tujuan yang jelas dalam belajar akan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajardigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · Menurut (Stoner & Freeman (1995) dalam S.Suarli dan Yanyan Bahtiar

11

mendapatkan hasil yang optimal karena termotivasi untuk mencapai

tujuan belajar tersebut.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Suciati & Prasetya (2001) dalam Nursalam & Efendi,

Ferry (2008) beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar

adalah sebagai berikut:

a. Faktor Internal

1). Cita-Cita dan Aspirasi

Cita-cita merupakan faktor pendorong yang dapat menambah

semangat sekaligus memberikan tujuan yang jelas dalam belajar.

Sedangkan aspirasi merupakan harapan atau keinginan seseorang

akan suatu keberhasilkan atau prestasi tertentu. Aspirasi

mengarahkan aktivitas peserta didik untuk mencapai tujuan-

tujuan tertentu. Cita-cita dan aspirasi akan memperkuat motivasi

belajar intrinsik maupun ekstrinsik, karena terwujudnya cita-cita

akan mewujudkan aktualisasi diri. Cita-cita yang bersumber dari

diri sendiri akan membuat seseorang berupaya lebih banyak yang

dapat diindikasikan dengan:

a). sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas,

b). kreativitas yang tinggi,

c). berkeinginan untuk memperbaiki kegagalan yang pernah dialami,

d). berusaha agar teman dan guru memiliki kemampuan bekerja

sama,

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajardigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · Menurut (Stoner & Freeman (1995) dalam S.Suarli dan Yanyan Bahtiar

12

e). berusaha menguasai seluruh mata pelajaran,

f). beranggapan bahwa semua mata pelajaran penting

2). Kemampuan Peserta Didik

Kemampuan peserta didik akan mempengaruhi motivasi belajar.

Kemampuan yang dimaksud adalah segala potensi yang berkaitan

dengan intelektual atau inteligensi. Kemampuan psikomotor juga

akan memperkuat motivasi

3). Kondisi Peserta Didik

Kondisi yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik adalah

kondisi secara fisiologis dan psikologis. Kondisi secara fisiologis

yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu:

a). Kesehatan

Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses

belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang

terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat,

mudah pusing, mengantuk sehingga seseorang untuk dapat

belajar dengan baik harus mengusahakan badannya tetap terjamin

dengan cara istirahat, tidur, makan seimbang, olahraga secara

teratur, rekreasi dan ibadah yang teratur.

b). Panca Indra

Panca indra yang berfungsi dengan baik terutama penglihatan

dan pendengaran akan berpengaruh terhadap motivasi belajar

seseorang.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajardigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · Menurut (Stoner & Freeman (1995) dalam S.Suarli dan Yanyan Bahtiar

13

Keadaan Psikologis peserta didik yang mempengaruhi motivasi

belajar yaitu:

a). Bakat

Bakat adalah kemampuan yang dimiliki individu yang apabila

diberi kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan

menjadi suatu kecakapan yang nyata. Bahan pelajaran yang

dipelajari peserta didik apabila sesuai dengan bakatnya, maka

hasil belajarnya lebih baik karena peserta didik akan senang

belajar dan pasti selanjutnya lebih giat lagi dalam belajarnya.

b). Inteligensi

Pada umumnya inteligensi diartikan sebagai kemampuan psiko-

fisik dalam mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri

dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Sehingga inteligensi

bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga

organ-organ tubuh lainnya. Berkaitan dengan inteligensi tentunya

otak merupakan organ yang penting dibandingkan organ lain,

karena fungsi otak sebagai organ pengendali tertinggi dari

seluruh aktivitas manusia. Inteligensi merupakan faktor

psikologis yang penting dalam proses belajar, karena ikut

menentukan motivasi belajar.

c). Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih

tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2003).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajardigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · Menurut (Stoner & Freeman (1995) dalam S.Suarli dan Yanyan Bahtiar

14

Sikap peserta didik dalam belajar dapat dipengaruhi oleh

perasaan senang atau tidak senang pada penampilan dosen, atau

lingkungan sekitarnya yang berakibat pada motivasi belajar

peserta didik. Mengantisipasi munculya sikap yang negatif

dalam belajar seperti malas, sukar untuk diberi masukan maupun

saran, dosen berusaha profesional dan memberikan yang terbaik,

meyakinkan bahwa bidang studi yang dipelajarinya bermanfaat

bagi diri mereka.

d). Persepsi

Persepsi tentang manfaat belajar dan cita-cita juga

mempengaruhi kemauan belajar seseorang.

e). Minat

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bidang

yang digelutinya tidak sesuai dengan minat peserta didik, peserta

didik tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada

daya tarik baginya. Minat dipengaruhi oleh pengetahuan,

persepsi dan pengalaman.

1)). Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil ”tahu” dan ini terjadi

setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek

tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain

yang sangat penting bagi terbentuknya tindakan seseorang.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajardigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · Menurut (Stoner & Freeman (1995) dalam S.Suarli dan Yanyan Bahtiar

15

Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng

daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan

( Notoatmodjo, 2003).

2)). Persepsi

Persepsi adalah proses diterimanya rangsang melalui panca

indra yang didahului oleh perhatian sehingga individu

mampu mengetahui, mengartikan, dan menghayati tentang

hal yang diamati, baik dari luar maupun dari dalam diri

individu ( Sunaryo, 2004)

3)). Pengalaman

Pengalaman adalah kejadian yang pernah dialami seseorang.

Middle book ( 1974) yang dikutip oleh Saifudin Azwar,

mengatakan bahwa tidak adanya suatu pengalaman sama

sekali dengan suatu obyek tersebut. Menjadi dasar

pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah

meninggalkan kesan yang kuat. Sikap akan lebih mudah

terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam

situasi yang melibatkan emosi, penghayatan pengalaman

akan lebih lama membekas ( Saifudin Azwar, 2003)

f). Unsur-Unsur Dinamis dalam Pembelajaraan

Peserta didik memiliki perasaan, perhatian, ingatan, kemauan, dan

pengalaman hidup yang turut mempengaruhi motivasi dalam belajar

baik secara langsung maupun tidak langsung

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajardigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · Menurut (Stoner & Freeman (1995) dalam S.Suarli dan Yanyan Bahtiar

16

b. Faktor Eksternal

1). Kondisi Lingkungan Belajar

Kondisi lingkungan belajar dapat berupa lingkungan sosial dan

lingkungan non sosial.

a). Lingkungan Sosial

1)). Lingkungan Sosial Sekolah

Lingkungan sosial sekolah seperti dosen, administrasi dan

teman-teman dapat mempengaruhi proses belajar.

Hubungan harmonis antara ketiganya dapat menjadi

motivasi untuk belajar lebih baik di sekolah. Perilaku

yang simpatik dan dapat menjadi teladan juga dapat

menjadi pendorong peserta didik untuk belajar.

2)). Lingkungan Sosial Masyarakat

Lingkungan sosial masyarakat berpengaruh terhadap

motivasi belajar peserta didik. Pengaruh itu terjadi karena

keberadaanya peserta didik dalam masyarakat yang

meliputi kegiatan peserta didik dalam masyarakat, media

massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

3)). Lingkungan Sosial Keluarga

Hubungan antar anggota keluarga yang harmonis, suasana

rumah yang tenang, dukungan dan pengertian dari orang

tua, kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam keluarga akan

mempengaruhi motivasi belajar peserta didik.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajardigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · Menurut (Stoner & Freeman (1995) dalam S.Suarli dan Yanyan Bahtiar

17

b). Lingkungan Non Sosial

1)). Lingkungan Alamiah

Lingkungan alamiah seperti kondisi udara yang sejuk,

tidak panas, suasana yang tenang akan mempengaruhi

motivasi belajar

2)). Faktor Instrumental

Sarana belajar seperti gedung sekolah, alat-alat belajar

mempengaruhi kemauan peserta didik untuk belajar

c). Upaya Pengajar dalam Pembelajaran

Pengajar atau dosen merupakan salah satu stimulus yang

sangat besar pengaruhnya dalam memotivasi peserta didik

untuk belajar.

4. Unsur-Unsur Motivasi

Menurut Purwanto ( 1998 ), unsur-unsur motivasi yaitu:

a. Motivasi merupakan suatu tenaga dinamis manusia dan munculnya

memerlukan rangsangan baik dari dalam maupun dari luar

b. Motivasi sering kali ditandai dengan perilaku yang penuh emosi

c. Motivasi merupakan reaksi pilihan dari beberapa alternatif

pencapaian tujuan

d. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dari dalam diri

manusia

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajardigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · Menurut (Stoner & Freeman (1995) dalam S.Suarli dan Yanyan Bahtiar

18

5. Jenis-Jenis Motivasi

Menurut Purwanto ( 1998 ), jenis-jenis motivasi terdiri dari:

1. Motivasi Intrinsik

Berasal dari dalam diri manusia, biasanya timbul dari perilaku yang

dapat memenuhi kebutuhan sehingga manusia menjadi puas.

2. Motivasi Ekstrinsik

Berasal dari luar yang merupakan pengaruh dari orang lain atau

lingkungan. Perilaku yang dilakukan dengan motivasi ekstrinsik

penuh dengan kekhawatiran, kesangsian apabila tidak tercapai

kebutuhan.

5. Cara Memotivasi Belajar

Menurut Sunaryo (2004) ada beberapa cara yang dapat diterapkan untuk

memotivasi seseorang yaitu:

a. Memotivasi dengan kekerasan (motivating by forcing) yaitu cara

memotivasi dengan menggunakan ancaman hukuman agar yang

dimotivasi dapat melakukan apa yang harus dilakukan. Misalnya

seorang komandan mengancam akan memberi hukuman kepada anak

buah apabila tidak disiplin. Hal ini lazim di kemiliteran dan tidak

lazim di dalam masyarakat demokratis.

b. Memotivasi dengan bujukan (motivating by enticement) yaitu cara

memotivasi dengan bujukan atau memberi hadiah agar melakukan

sesuatu sesuai harapan yang memberi motivasi. Misalnya mahasiswa

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajardigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · Menurut (Stoner & Freeman (1995) dalam S.Suarli dan Yanyan Bahtiar

19

berprestasi akan diberikan hadiah oleh pendidikan berupa bebas

membayar SPP selama dua semester

c. Memotivasi dengan identifikasi (motivating by identification) yaitu

cara memotivasi dengan menanamkan kesadaran sehingga individu

berbuat sesuatu karena adanya keinginan yang timbul dari dalam

dirinya sendiri dalam mencapai sesuatu. Misalnya seorang

mahasiswa belajar giat karena termotivasi bahwa bila belajar dengan

baik hingga berprestasi yang akan memetik hasilnya adalah diri

sendiri.

B. Minat

1. Pengertian Minat

Beberapa definisi tentang minat yaitu:

a. Minat adalah perhatian kesukaan, atau kecenderungan hati kepada

sesuatu atau suatu keinginan. Jadi pengertian yang umum adalah

usaha kecil menuju pelaksanaan sesuatu keinginan ( Purwadarminta,

1996)

b. Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal

atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah

penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu

di luar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin

besar minat ( Slameto, 2003)

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajardigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · Menurut (Stoner & Freeman (1995) dalam S.Suarli dan Yanyan Bahtiar

20

c. Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan

bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya,

dimanifestasikan melalui partisipasi dalam aktivitas ( Djaali, 2007)

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa minat

adalah kecenderungan atau kemauan seseorang terhadap sesuatu yang

menarik perhatiannya sehingga menimbulkan perasaan suka dan senang

terhadap sesuatu, contohnya adalah minat pada profesi keperawatan.

Minat bersifat subyektif sehingga minat antar siswa berbeda-beda.

Siswa yang mempunyai minat terhadap profesi keperawatan akan

memunculkan motivasi siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh

agar prestasi yang diperoleh optimal.

2. Proses Minat

Menurut Purwanto (1998) proses minat terdiri dari:

a. Motif (alasan, dasar, pendorong)

b. Perjuangan motif. Beberapa motif yang ada sebelum mengambil

keputusan pada batin yang bersifat luhur dan rendah serta harus

dipilih

c. Keputusan. Berisi pemilihan antara motif-motif yang ada dan

meninggalkan kemungkinan yang lain, sebab tidak mungkin

seseorang mempunyai macam-macam keinginan pada waktu yang

sama.

d. Bertindak sesuai dengan keputusan yang diambil

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajardigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · Menurut (Stoner & Freeman (1995) dalam S.Suarli dan Yanyan Bahtiar

21

Minat merupakan kekuatan dari dalam dan tampak dari luar sebagai

gerak-gerik. Manusia memberi corak dan menentukan, sesudah

memilih dan mengambil keputusan. Perbuatan minat memilih dan

mengambil keputusan disebut kata hati. Keputusan kata hati

merupakan perbuatan kemampuan untuk mengambil keputusan

dengan ciri-ciri: mempertahankan seluruh kepribadiannya, sifatnya

irasional, berlaku perseorangan dan pada suatu situasi serta

timbulnya dari lubuk hati

3. Aspek-Aspek Minat

Menurut Sutjipto ( 2002 ) aspek minat yang ada merupakan dasar

bagi seseorang untuk mempunyai minat yang benar, mantap dan

keinginan untuk mewujudkannya. Aspek –aspek minat terdiri atas:

a. Perhatian

Perhatian adalah pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas

individu yang ditujukan pada sesuatu atau objek.

b. Kesenangan

Kesenangan adalah bagian dari komponen emosional (afektif) yang

menyertai motivasi. Komponen emosional ini yang mengakibatkan

rasa senang sehingga seseorang cenderung mengulang kembali

perilakunya atau mengulang perilaku tertentu

c. Keyakinan

Keyakian yang kuat sangat penting untuk memperoleh imbalan yang

memuaskan, dengan demikian siswa termotivasi untuk menimbulkan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajardigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · Menurut (Stoner & Freeman (1995) dalam S.Suarli dan Yanyan Bahtiar

22

eksitasi (perangsang) pada system saraf, baik yang disebabkan oleh

diri individu maupun dari luar individu. Minat siswa akan timbul

apabila dalam diri individu terdapat komitmen. Komitmen adalah

kecendurungan melibatkan diri dalam kegiatan dengan keyakinan

bahwa kegiatan yang dikerjakan penting dan berarti.

C. Profesi Keperawatan

1. Pengertian Profesi Keperawatan

Menurut Wilensky (1964), dalam Ali (2001), profesi berasal dari

profession yang berarti suatu pekerjaan yang membutuhkan dukungan

ilmu (body of knowledge) sebagai dasar untuk pengembangan teori yang

sistematis guna menghadapi banyak tantangan baru, memerlukan

pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, serta memiliki kode etik

dengan fokus utama pada pelayanan. Menurut Schein E.H (1962), dalam

Ali (2001), profesi merupakan suatu kumpulan atau set pekerjaan yang

membangun suatu set norma tertentu dan berasal dari perannya yang

khusus di masyarakat.

Keperawatan menurut Florence Nightingale (1895), dalam Ali

(2001), adalah suatu proses menempatkan pasien dalam kondisi paling

baik untuk beraktivitas dan Roger (1970), dalam Ali (2001),

mendeskripsikan keperawatan sebagai pengetahuan yang ditujukan untuk

mengurangi kecemasan terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan,

pencegahan penyakit, perawatan, dan rehabilitasi penderita sakit serta

penyandang cacat. Menurut Lokakarya Keperawatan (1983), dalam Ali

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajardigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · Menurut (Stoner & Freeman (1995) dalam S.Suarli dan Yanyan Bahtiar

23

(2001), keperawatan adalah pelayanan professional yang merupakan

bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat

keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang

menyeluruh ditujukan kepada individu, kelompok, dan masyarakat baik

sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Berdasarkan pengertian minat, profesi dan keperawatan di atas

dapat disimpulkan bahwa minat pada profesi keperawatan adalah rasa

tertarik pada pekerjaan perawat yang dapat diekspresikan dengan

pernyataan yang menunjukkan lebih suka pada profesi keperawatan dan

dimanifestasikan melalui partisipasi yang berhubungan dengan

keperawatan.

2. Ciri-Ciri Profesi

Menurut Wilensky (1964), dikutip oleh Ali (2001), profesi

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Didukung oleh badan ilmu yang sesuai dengan bidangnya, jelas

wilayah kerja keilmuannya, dan aplikasinya

b. Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana,

terus-menerus, dan bertahap

c. Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara legal

melalui perundang-undangan

d. Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi

(standar pendidikan dan pelatihan, standar pelayanan, dan kode etik)

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajardigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · Menurut (Stoner & Freeman (1995) dalam S.Suarli dan Yanyan Bahtiar

24

serta pengawasan terhadap pelaksanan peraturan-peraturan tersebut

dilakukan sendiri oleh warga profesi

3. Kriteria Profesi

Menurut Ali (2001), kriteria profesi adalah:

a. Memberi pelayanan untuk kesejahteraan manusia

b. Mempunyai pengetahuan dan ketrampilan khusus dan dikembangkan

secara terus menerus

c. Mempunyai ketelitian, kemampuan intelektual dan rasa tanggung

jawab

d. Lulus dari pendidikan tinggi

e. Mandiri dalam penampilan, aktivitas, dan fungsi

f. Memiliki kode etik sebagai penuntun praktik

g. Memiliki ikatan/organisasi untuk menjamin mutu pelayanan

4. Keperawatan Sebagai Profesi

Menurut Prof. Ma'arifin Husin (1996 ), dalam Ali (2001), ciri-ciri

profesi keperawatan sebagai berikut:

a. Memberi pelayanan/asuhan dan melakukan penelitian sesuai dengan

kaidah ilmu dan ketrampilan serta kode etik keperawatan

b. Telah lulus dari pendidikan pada jenjang perguruan tinggi sehingga

diharapkan mampu untuk:

1) Bersikap profesional

2) Mempunyai pengetahuan dan ketrampilan profesional

3) Memberi pelayanan asuhan keperawatan profesional

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajardigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · Menurut (Stoner & Freeman (1995) dalam S.Suarli dan Yanyan Bahtiar

25

4) Menggunakan etika keperawatan dalam memberi pelayanan

c. Mengelola ruang lingkup keperawatan sesuai dengan kaidah suatu

profesi dalam bidang kesehatan, yaitu:

1) Sistem pelayanan/asuhan keperawatan

2) Pendidikan/pelatihan keperawatan yang berjenjang dan berlanjut

3) Perumusan standar keperawatan ( asuhan keperawatan, pendidikan

keperawatan registrasi/legislasi), dan

4) Melakukan riset keperawatan oleh perawat pelaksana secara

terencana dan terarah sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

5. Profesi Keperawatan di Indonesia

Melihat definisi, ciri, dan kriteria profesi yang telah disebutkan di

atas maka dapat dianalisis bahwa keperawatan di Indonesia saat ini telah:

a. Memiliki badan ilmu dan telah diakui oleh pemerintah Indonesia

melalui UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan

b. Memiliki institusi pendidikan jenjang perguruan tinggi

c. Memiliki kode etik keperawatan, standar profesi, standar praktik

keperawatan, standar pendidikan keperawatan, dan standar asuhan

keperawatan

d. Mempunyai legislasi keperawatan ( sedang diproses menjadi undang-

undang)

e. Memiliki organisasi profesi yaitu Persatuan Perawat Nasional

Indonesia (PPNI)

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajardigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · Menurut (Stoner & Freeman (1995) dalam S.Suarli dan Yanyan Bahtiar

26

f. Memberikan asuhan keperawatan secara mandiri menggunakan

pendekatan proses keperawatan

g. Melaksanakan riset keperawatan

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajardigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · Menurut (Stoner & Freeman (1995) dalam S.Suarli dan Yanyan Bahtiar

27

D. Kerangka Teori

Motif

Faktor-Faktor Internal

Pengungkapan Motif Cita-Cita dan Aspirasi

Kemampuan Peserta Didik

Keputusan Kondisi Peserta Didik

Unsur-unsur Dinamis dalam Pembelajaran

Bertindak

Pengetahuan Minat Motivasi Perubahan Perilaku

Belajar

Persepsi Faktor-Faktor Eksternal

Pengalaman Kondisi Lingkungan Belajar

Upaya pengajar dalam Pembelajaran

Gambar 1. Kerangka Teori

Sumber Suciati & Prasetya (2001) dalam Nursalam & Efendi, Ferry (2008)

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajardigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl... · 2016-01-05 · Menurut (Stoner & Freeman (1995) dalam S.Suarli dan Yanyan Bahtiar

28

E. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Minat pada profesi keperawatan Motivasi Belajar

Gambar 2. Kerangka Konsep

F. Variabel Penelitian

a. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah minat pada profesi

keperawatan

b. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah motivasi belajar

G. Hipotesis

Ada hubungan antara minat pada profesi keperawatan dengan motivasi belajar

mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan FIKKES UNIMUS