BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori...6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Konsep...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori...6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Konsep...
-
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Konsep Corporate Social Responsibility (CSR)
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan mekanisme
yang dilaksanakan secara sukarela oleh perusahaan untuk memasukan isu
sosial dan lingkungan ke dalam operasi perusahaan dan
mengkomunikasikannya kepada stakeholders. CSR berkembang dari
konsep sustainable development. Banyak cara dipergunakan dalam
melaksanakan CSR, diantaranya untuk Indonesia melalui program
community development (CD). (Akuntan Indonesia, mitra dalam
perubahan. Edisi no. 3 /Tahun I / November 2007). Hal 10
Yusuf Wibisono (2007:7) dalam Novi Resturiyani (2012:90) mengartikan
definisi CSR menurut Versi Bank Dunia:
“CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia
usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada
pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun
masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup
pekerjanya beserta seluruh keluarganya”.
Rawi (2010:7) dalam Jurnal Ekonomi dan Manajemen (JEM)
No.2 Vol. 10 September 2013, atas nama Sitti Muniarti. Hal 136,
Pertanggungjawaban sosial perusahaan atau Corporate Social
-
7
Responsibility (CSR) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk
secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan
sosial kedalam operasinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggung
jawab organisasi dibidang hukum.
Tanggung jawab sosial secara lebih sederhana dapat dikatakan
sebagai timbal balik perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan
sekitarnya. Proses pengambilan keuntungan tersebut perusahaan sering
sekali menimbulkan kerusakan lingkungan dan dampak sosial lainnya.
Jurnal Ekonomi dan Manajemen (JEM) No.2 Vol. 10 September 2013,
atas nama Sitti Muniarti. Hal 136
Cahya (2010) dalam Ahmad Chuzairi (2013:3) mengungkapkan
tanggung jawab sosial perusahaan adalah suatu bentuk
pertanggungjawaban yang seharusnya dilakukan perusahaan, atas
dampak positif maupun dampak negatif yang ditimbulkan dari aktivitas
operasionalnya, dan mungkin sedikit-banyak berpengaruh terhadap
masyarakat internal maupun eksternal dalam lingkungan perusahaan.
Menurut definisi yang dikemukakan The Jakarta Consulting
Group dalam Khilda Holishon (2010) tanggung jawab sosial ini
diarahkan baik kedalam (internal) maupun keluar (eksternal) perusahaan.
Ke dalam tanggung jawab ini diharapkan kepada pemegang saham dalam
bentuk profitabilitas dan pertumbuhan. Seperti diketahui, pemegang
saham telah menginvestasikan sumber daya yang dimilikinya guna
mendukung berbagai aktivitas operasional perusahaan, dan oleh
-
8
karenanya mereka akan mengharapkan profitabilitas yang optimal serta
pertunbuhan perusahaan sehingga kesejahteraan mereka di masa depan
juga akan mengalami peningkatan. Oleh karenanya perusahaan harus
berjuang keras agar memperoleh laba yang optimal dalam jangka panjang
serta senantiasa mencari peluang demi pertumbuhan di masa depan.
Khilda Holishon (2010:20-21)
Corporate Social Responsibility (CSR) mempunyai berbagai
bentuk tergantung pada kebijakan perusahaan. Sen dan Bhattacharya
(2001) dalam Muhadjir dan Gita Fitri Qurani (2011) mengidentifikasi
enam hal pokok yang termasuk dalam CSR, yaitu:
1. Community support, antara lain dukungan pada program-program
pendidikan, kesehatan, kesenian, dan sebagainya.
2. Diversity, Merupakan kebijakan perusahaan untuk tidak
membedakan konsumen dan calon pekerja dalam hal gender (jenis
kelamin), fisik (cacat), atau ke dalam ras-ras tertentu.
3. Employee support, berupa perlindungan kepada tenaga kerja,
insentif, dan penghargaan serta jaminan keselamatan kerja.
4. Environment, menciptakan lingkungan yang sehat dan aman,
mengelola limbah dengan baik, menciptakan produk-produk yang
ramah lingkungan dan sebagainya.
5. Non-U.S operations, perusahaan bertanggung jawab untuk
memberikan hak yang sama bagi masyarakat dunia untuk mendapat
-
9
kesempatan bekerja antara lain dengan membuka pabrik diluar
negeri (abroad operations).
6. Product, perusahaan berkewajiban untuk membuat produk-produk
yang aman bagi kesehatan, tidak menipu, melakukan riset dan
pengembangan produk secara berkelanjutan dan menggunakan
kemasan yang bisa didaur ulang. Muhadjir dan Gita Fitri Qurani
(2011:181-182)
Menurut Bhattacharya (2009) dalam Muhadjir dan Gita Fitri
Qurani (2011) ketika mempersiapkan kegiatan CSR, perusahaan
memiliki tujuan untuk meningkatkan persepsi positif terkait dengan
kualitas pelayanan dan memberikan tanggapan yang positif dari para
stakeholders perusahaan. Muhadjir dan Gita Fitri Qurani (2011:183)
Holmes (2001) dalam Muhadjir dan Gita Fitri Qurani (2011)
menunjukkan bahwa jika konsumen terlibat langsung dalam kegiatan
CSR, persepsi konsumen akan lebih positif terhadap perusahaan.
Kegiatan ini dapat membantu perusahaan dalam menjalin hubungan
dengan pelanggan dan membangun loyalitas, dan ini telah terbukti
memiliki substansial positif berpengaruh pada keuntungan. Muhadjir dan
Gita Fitri Qurani (2011:183)
2. Undang-undang yang mengatur tanggung jawab sosial
Undang-undang nomor 47 tahun 2012 tentang Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas (PT) khususnya dalam pasal 2
yang menyebutkan bahwa “Setiap Perseroan selaku subjek hukum
-
10
mempunyai tanggung jawab sosial dan lingkungan”, kemudian Undang-
undang ini menjadi pedoman kewajiban PT untuk melaksanakan
Corporate Social Responsibility (CSR) kemudian dalam pasal 6 yang
menyebutkan bahwa “Pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan
dimuat dalam laporan tahunan Perseroan dan dipertanggungjawabkan
kepada RUPS.”
3. Laporan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)
Pengungkapan informasi Corporate Social Responsibility (CSR)
dalam laporan tahunan merupakan salah satu cara perusahaan untuk
membangun, mempertahankan, dan melegitimasi kontribusi perusahaan
dari sisi ekonomi dan politis. Berbagai alasan perusahaan dalam
melakukan pengungkapan informasi Corporate Social Responsibility
(CSR) secara sukarela diantaranya adalah karena untuk mentaati
peraturan yang ada, untuk memperoleh keunggulan kompetitif melalui
penerapan Corporate Social Responsibility (CSR), untuk memenuhi
ketentuan kontrak pinjaman dan memenuhi ekspektasi masyarakat ,
untuk melegitimasi tindakan perusahaan, dan untuk menarik investor.
(Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Sitti Murniati Pengaruh Pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Profitabilitas
Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, JEM
No. 2 Vol. 10 September 2013) hal 137.
Perusahaan selain menerapkan Corporate social Responsibility
(CSR) juga perlu melakukan pengungkapan (disclosure) atas aktivitas
-
11
CSR yang dilakukan kepada stakeholder. Penerapan Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah suatu perbuatan perusahaan untuk
menerapkan kegiatan CSR. Pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) merupakan bagian integral dari pelaporan
keuangan dan secara teknis merupakan langkah akhir dalam proses
akuntansi, yaitu penyajian informasi dalam bentuk statement keuangan .
Pengungkapan mengandung arti bahwa laporan keuangan harus
memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil
aktivitas suatu unit usaha (Ghozali dan Chairi, 2007:23). (Jurnal
Ekonomi dan Manajemen, Sitti Murniati Pengaruh Pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Profitabilitas
Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, JEM
No. 2 Vol. 10 September 2013)hal 137.
Golob dan Barlett (2007) dalam William (2012:19) menyatakan
bahwa laporan CSR (CSR reporting) merupakan upaya perusahaan-
perusahaan di dalam mempublikasikan segala kegiatan yang telah
dilakukan sehubungan dengan CSR kepada para stakeholders. Pendapat
Glob dan Barlett didukung oleh Gruning (1989) dalam William (2012)
yang menyatakan bahwa publikasi CSR tersebut dapat saling
menguntungkan bagi kegua belah pihak, baik pihak perusahaan maupun
pihak stakeholders. Laporan CSR tersebut juga dapat digunakan
perusahaan sebagai salah satu strategi untuk mendapatkan semacam
persetujuan legitimasi sosial dari masyarakat apabila didukung dengan
-
12
data-data yang aktual dan relevan tentang kegiatan CSR yang dilakukan
oleh perusahaan tersebut. William (2012:19)
Menurut Grunig dan Hunt (1984), CSR digambarkan sebagai
“public information model”, dimana report CSR harus bisa menjelaskan
sisi positif dan penyimpangan tanggung jawab sosial dari kegiatan CSR
mereka. Report CSR dapat bersifat mutlak, wajib jika diminta dan juga
sukarela (Van der Laan, 2004; Woodward, Edwards & Birkin, 1996)
dalam William (2012). Ketika report CSR menjadi suatu hal yang mutlak
bagi perusahaan, maka negara harus membuat regulasi yang bertujuan
untuk memastikan report CSR berisi informasi yang faktual guna
melindungi kepentingan warganegaranya Doane (2002) dalam William
(2012). William (2012:19)
4. Teori Stakeholder
Definisi stakeholder menurut Freeman (1984) dalam Moir (2011)
dalam Diah Febriyanti (2010) adalah setiap kelompok atau individu yang
dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan organisasi.
Kasali (2005) dalam Diah Febriyanti (2010) membagi stakeholders
menjadi:
1. Stakeholders internal dan stakeholders eksternal
Stakeholders internal adalah stakeholders yang berada
didalam lingkungan organisasi. Misalnya karyawan, manajer dan
pemegang saham (shareholder).Sedangkan stakeholder eksternal
adalah stakeholders yang berada diluar lingkungan organisasi seperti
-
13
penyalur atau pemasok, konsumen atau pelanggan, masyarakat,
pemerintah, pers, kelompok social responsible investor, licensing
partner dan lain-lain.
2. Stakeholders primer, sekunder dan marginal
Tidak semua elemen dalam stakeholders perlu diperhatikan.
Perusahaan perlu menyusun skala prioritas. Stakeholders paling
sering disebut stakeholders primer, stakeholders yang kurang
penting disebut stakeholders sekunder dan yang bisa diabaikan
disebut stakeholders marjinal. Urutan prioritas ini berbeda bagi
setiap perusahaan meskipun produk atau jasanya sama. Urutan ini
juga bisa berubah dari waktu ke waktu.
3. Stakeholders tradisional dan stakeholders masa depan
Karyawan dan konsumen dapat disebut stakeholders
tradisional. Karena saat kini sudah berhubungan dengan organisasi.
Sedangkan stakeholders masa depan adalah stakeholders pada masa
yang akan datang diperkirakan akan memberikan pengaruhnya pada
organisasi seperti mahasiswa, peneliti dan konsumen potensial.
4. Proponents, oponents, dan uncommitted
Diantara stakeholders ada kelompok yang memihak
organisasi (proponents), menentang organisasi (oponents) dan ada
yang tidak peduli atau abai (uncommitted). Organisasi perlu
mengenal stakeholders yang berbeda-beda ini agar dapat melihat
-
14
permasalahan, menyusun rencana dan strategi untuk melakukan
tindakan yang proporsional.
5. Silent majority dan vokal minority.
Dilihat dari aktivitas stakeholders dalam melakukan
komplain atau mendukung perusahaan, tentu ada yang menyatakan
pertentangan atau dukungannya secara vokal (aktif) namun ada juga
yang menyatakan secara silent (pasif). Diah Febriyanti (2010:17-18)
Menurut Prasetijo, et al (2004) dalam Indra Jatmiko (2011)
Stakeholders adalah semua anggota komuniti, atau kelompok individu,
Masyarakat (tidak semua) yang berasal dari wilayah korporat tersebut
berdiri, wilayah negara dan bisa juga negara lain (global) yang
mempunyai pengaruh terhadap jalannya suatu korporat. Indra Jatmiko
(2011:5)
Stakeholders menurut kamus Oxford dalam Prasetio, et al (2004)
dalam Indra Jatmiko (2011:6) memiliki pengertian seseorang atau
organisasi yang mempunyai bagian dan kepentingan pada bentuk
korporat atau korporat. Indra Jatmiko (2011:5-6). Solihin (2008) dalam
Indra Jatmiko (2011) Stakeholders atau pemangku kepentingan sebagai
orang atau kelompok yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh
berbagai keputusan, kebijakan, maupun operasi perusahaan.
I Nyoman Swastika Yoga Sindhudiptha dan Gerianta Wirawan
Yasa (2013), Stakeholder theory menyatakan bahwa semua stakeholder
mempunyai hak untuk memperoleh informasi mengenai aktivitas
-
15
perusahaan selama periode tertentu yang mampu mempengaruhi
pengambilan keputasan. Keberadaan stakeholder disuatu perusahaan
sangat penting. Menurut Rawi dan Muchlish (2010) dalam I Nyoman
Swastika Yoga Sindhudiptha dan Gerianta Wirawan Yasa (2013),
Stakeholder merupakan orang atau kelompok orang yang dapat
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh berbagai keputusan, kebijakan,
maupun operasi perusahaan. Kaitannya dengan CSR adalah segala
informasi yang diberikan perusahaan mengenai kinerja perusahan kepada
stakeholder tidak hanya didasarkan pada kinerja keuangan saja. CSR
mampu memberikan informasi tambahan mengenai tanggung jawab
sosial dan lingkungan yang telah dilakukan perusahaan yang nantinya
juga berpengaruh dalam pengambilan keputusan. CSR mengharuskan
perusahaan untuk bertanggung jawab kepada stakeholder dan
melaporkan pertanggungjawaban yang telah dilakukan oleh perusahaan. I
Nyoman Swastika Yoga Sindhudiptha dan Gerianta Wirawan Yasa
(2013:394)
Ghozali dan Chairi (2007) dalam Rimba Kusumadilaga (2010)
Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang
hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus memberikan
manfaat kepada stakeholdernya. Dengan demikian keadaan suatu
perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan
stakeholder kepada perusahaan tersebut. Rimba Kusumadilaga
(2010:11).
-
16
5. Teori Legitimasi
Barkemeyer (2007) dalam Yosua Rinaldy (2011:14)
mengungkapkan bahwa terdapat dua bagian penting tentang kekuatan
teori legitimasi organisasi dalam konteks tanggung jawab sosial
perusahaan dinegara-negara berkembang; pertama, kapabilitas untuk
menempatkan motif memaksimalkan keuntungan membuat gambaran
lebih jelas bagi perusahaan tentang motivasi perusahaan memperbesar
tanggung jawab sosialnya. Kedua, legitimasi organisasi dapat
memasukkan faktor budaya yang membentuk tekanan instisusi yang
berbeda dalam konteks yang berbeda.
Menurut Hanafia dan Cooke (2005) dalam Priyatna Bagus
Susanto dan Imam Subekti (2013:3-4) dalam legitimacy theory
perusahaan memiliki kontrak dengan masyarakat untuk melakukan
kegiatannya berdasarkan nilai-nilai justice, dan perusahaan menanggapi
berbagai kelompok kepentingan untuk mendapatkan legitimasi dari
kelompok tersebut. Oleh karena itu perusahaan semakin menyadari
bahwa kelangsungan hidup perusahaan juga tergantung dari hubungan
perusahaan dengan masyarakat dan lingkungan dimana perusahaan
tersebut menjalankan setiap aktivitasnya. Pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan dilakukan untuk mendapatkan nilai positif dan
legitimasi dari masyarakat.
Menurut Guthrie, dkk (2007) dalam Fadilla Purwitasari
(2011:20), legitimacy theory berasal dari konsep legitimasi organisasi.
-
17
Kosep legitimasi organisasi didefinisikan oleh Dowling dan Pfeffer
(1975, h. 122), dalam Guthrie, dkk (2007) dalam Fadilla Purwitasari
(2011:20), sebagai:
“...kondisi atau status yang terjadi ketika sistem nilai suatu
entitas yang digunakan sesuai dengan sistem nilai dari
sistem sosial yang lebih luas yang merupakan entitas
bagian. Ketika disparitas, aktual atau potensial, ada antara
kedua sistem nilai, ada amcaman bagi entitas legitimasi”.
O‟Donovan (2000) dalam Diah Febriyanti (2010) berpendapat
legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diberikan
masyarakat keada perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau dicari
perusahaan dari masyarakat. Dengan demikian legitimasi memberikan
manfaat untuk mendukung keberlangsungan hidup suatu perusahaan
(going concern). Diah Febriyanti (2010:12)
Dalam Diah Febriyanti (2010:12-13) Teori legitimasi mengatakan
bahwa organisasi secara terus-menerus mencoba untuk meyakinkan
bahwa mereka melakukan kegiatan sesuai dengan batasan dan norma-
norma masyarakat dimana mereka berada. Legitimasi mengalami
pergeseran sejalan dengan perubahan dan perkembangan lingkungan dan
masyarakat dimana perusahaan berada, Dowling (1975) dalam Diah
Febriyanti (2010). Perubahan nilai dan norma sosial dalam masyarakat
sebagai konsekuensi perkembangan peradaban manusia, juga menjadi
motivator perubahan legitimasi perusahaan disamping juga dapat menjadi
-
18
tekanan bagi legitimasi perusahaan, Lindblom (1994) dalam Diah
Febriyanti (2010).Teori legitimasi, sama seperti teori lain, yaitu teori
political economic dan teori stakeholder dipandang sebagai teori
orientasi system.
6. Sustainability Reporting (Laporan Berkelanjutan)
Sustainability Reporting atau laporan berkelanjutan adalah
praktek pengukuran, pengungkapan dan upaya akuntabilitas dari kinerja
organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan kepada
para pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal. „Laporan
berkelanjutan merupakan sebuah istilah umum yang dianggap sinonim
dengan istilah lainnya untuk menggambarkan laporan mengenai dampak
ekonomi, lingkungan, dan sosial (misalnya triple bottom line, laporan
pertanggungjawaban perusahaan, dan lain sebagainya).Suatu laporan
berkelanjutan mengacu pada suatu pengungkapan terkonsolidasi tunggal
yang memberikan suatu penyajian yang wajar dan seimbang mengenai
kinerja selama satu periode yang ditetapkan.
Sebuah laporan berkelanjutan harus menyediakan gambaran yang
berimbang dan masuk akal dari kinerja keberlanjutan sebuah organisasi,
baik kontribusi yang positif maupun negatif. Laporan berkelanjutan yang
disusun berdasarkan kerangka pelaporan GRI mengungkapkan keluaran
dan hasil yang terjadi dalam suatu peride laporan tertentu dalam konteks
komitmen organisasi, strategi, dan pendekatan manajemennya. Laporan
dapat digunakan untuk tujuan berikut, diantaranya:
-
19
a. Patok banding dan pengukuran kinerja keberlanjutan yang
menghormati hukum, norma, kode, standar kinerja, dan inisiatif
sukarela;
b. Menunjukan bagaimana organisasi mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh harapannya mengenai pembangunan berkelanjutan.
c. Membandingkan kinerja dalam sebuah organisasi dan diantara
berbagai organisasi dalam waktu tertentu.
Tata cara pembuatan laporan tahunan tanggung jawab sosial dapat
dilihat sebagai berikut :
1. Sustainability Reporting Guidelines
Dalam penyusunan laporan tahunan tanggung jawab sosial
menurut Sustainability Reporting Guidelines harus memuat
didalamnya tentang :
a. Strategi dan Analisis
Strategi dan Analisis yaitu strategi perusahaan yang
berkelanjutan secara naratif menjelaskan tentang :
1) Pernyataan Dewan Direksi tentang strategi jangka
pendek, jangka menengah, dan jangka panjang;
pandangan tentang trend (baik makro ekonomi maupun
politik) yang dapat mempengaruhi strategi kesuksesan,
dan keberlanjutan organisasi; menjelaskan tentang kunci
kesuksesan kegagalan organisasi dalam satu periode
pelaporan; review tentang pencapaian dan target
-
20
pencapaian indikator kinerja, prediksi atau pandangan
akan target dan tantangan organisasi 3-5 tahun kedepan.
2) Penjelasan tentang dampak penting atas keberlanjutan
organisasi, penjelasan tentang pendekatan dan prioritas
organisasi dalam menghadapi tantangan dan oportunitas,
dan penjelasan tentang risiko penting dan oportunitas
yang dihadapi organisasi.
3) Menyajikan tabel kinerja dan pencapaian target kinerja,
dan rencana strategis untuk 3-5 tahun kedepan.
b. Profil organisasi
Profil organisasi mencerminkan beberapa informasi
berikut :
1) Nama organisasi
2) Merek dagang, produk, dan/atau jasa yang dihasilkan
3) Struktur organisasi, termasuk divisi-divisi utama, anak
perusahaan, dan joint venture
4) Lokasi tempat operasional organisasi
5) Jumlah negara tempat operasional organisasi, dan nama
negara
6) Sifat kepemilikan dan bentuk hukumnya
7) Wilayah pemasaran, geografi pemasaran, dan tipe
konsumen
-
21
8) Skala pelaporan, termasuk; jumlah karyawan, jumlah
operasional atau wilayah operasional, penjualan bersih
(untuk private sector), pendapatan bersih (untuk public
sector), Total kapitalisasi yang dibagi ke dalam jumlah
uang dan ekuitas, kuantitas produk atau jasa yang
dihasilkan, total aktiva, struktur pemilikan modal,
informasi tentang penjualan, harga pokok penjualan dan
karyawan untuk setiap unit/cabang/wilayah/departemen
organisasi.
9) Perubahan signifikan selama periode pelaporan, seperti
ukuran organisasi, struktur, atau kepemilikan
10) Penghargaan yang diterima organisasi selama periode
pelaporan
c. Profil Laporan
Profil Laporan berisi penjelasan tentang :
1) Periode laporan (misalnya tahun fiskal atau tahun
kalender) untuk informasi yang disajikan
2) Siklus pelaporan (tahunan, semi tahunan dll)
3) Contac person untuk melayangkan pertanyaan berkaitan
dengan laporan atau isi laporan
4) Proses untuk mendefinisikan isi laporan, termasuk;
menentukan materialitas, prioritas isi laporan, dan
-
22
mengidentifikasi stakeholders yang diharapkan
menggunakan laporan tersebut
5) Batasan laporan (misalnya negara, divisi, cabang, joint
venture, dan supplier)
6) Pernyataan tentang batasan skope atau batasan laporan
7) Dasar pelaporan pada joint venture, anak perusahaan,
fasilitas leasing, operasi outsorcing, dan entitas lain yang
secara signifikan dan dapat mempengaruhi perbandingan
dari periode ke periode dan/atau antar organisasi
8) Teknik pengukuran data dan dasar perhitungan, termasuk
asumsi dan teknik yang mendasari estimasi untuk
mengkompilasi indikator dan informasi lain dalam
laporan tersebut
9) Penjelasan tentang efek pernyataan kembali dari
informasi pada laporan sebelumnya, dan alasan mengapa
diungkapkan kembali
10) Perubahan penting dari periode pelaporan sebelumnya
atau metode pengukuran yang diaplikasikan dalam
laporan tersebut
11) Tabel yang mengidentifikasi lokasi standar
pengungkapan dalam laporan; seperti mengidentifikasi
jumlah halaman atau web links, sehingga dapat
menemukan dasar strategi dan analisis, profil organisasi,
-
23
parameter pelaporan, tata kelola dan komitmen
manajemen, pengungkapan pendekatan manajemen per
kategori
12) Kebijakan dan praktik yang dilaksanakan organisasi
sekarang untuk meyakinkan pihak luar akan isi laporan
d. Tata kelola dan Komitmen Manajemen
Bagian ini berisi penjelasan tentang :
1) Struktur tata kelola organisasi, tanggung jawab untuk
masing-masing bagian, penyusunan strategi, pengawasan
dan pengendalian organisasi
2) Mekanisme pemberian rekomendasi dan perintah bagi
para pemegang saham dan karyawan kepada bagian
diatasnya
3) Hubungan antara bagian dalam tata kelola organisasi
untuk mekanisme kompensasi
4) Proses penempatan dalam struktur tata kelola organisasi
untuk menghindari terjadi konflik kepentingan
5) Proses penentuan komposisi, kualifikasi dan
pengalaman, termasuk pertimbangan gender dalam
penempatan personal dalam struktur tata kelola
organisasi
-
24
6) Penempatan visi, misi, atau nilai, kode etik, dan prinsip
yang relevan dengan kinerja ekonomi, lingkungan dan
sosial
7) Prosedur pengawasan dan pengendalian manajemen
kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial, termasuk
analisis atas risiko dan oportunitas, kepatuhan terhadap
standar, prinsip dan kode etik secara internasional
8) Proses untuk mengevaluasi kinerja manajemen tata
kelola, terutama yang berkaitan dengan kategori
ekonomi, lingkungan, dan sosial
9) Penjelasan tentang apa dan bagaimana prinsip dan
pendekatan yang dilaksanakan oleh organisasi
10) Perkembangan charter, prinsip ekonomi , lingkungan
dan sosial secara eksternal dimana organisasi tersebut
terdaftar sebagai anggota
11) Keanggotaan pada suatu asosiasi (seperti asosiasi
industri) baik nasional maupun internasional
12) Daftar kelompok stakeholders yang terkait atau terikat
dengan organisasi, misalnya masyarakat sipil, pelanggan,
karyawan, buruh, serikat buruh, masyarakat lokal sekitar
organisasi, pemegang saham, penyedia modal, dan
supplier
-
25
13) Dasar pemilihan dan pengidentifikasian stakeholders
yang terkait atau terikat dengan organisasi
14) Pendekatan yang digunakan dalam perjanjian dengan
stakeholders
15) Topik kunci dan konsentrasi yang muncul dalam
perjanjian dengan stakeholders, dan bagaimana respon
organisasi terhadap topik kunci dan konsentrasi tersebut
e. Pendekatan Manajemen dan Indikator Kinerja
Pengungkapan tentang pendekatan manajemen
seharusnya menyajikan analisis mendalam akan pendekatan
manajemen organisasi untuk beberapa aspek yang
didefinisikan dalam setiap kategori indikator. Pengungkapan
menggambarkan semua aspek yang akan dikaitkan dengan
setiap kategori. Pelaporan pada indikator kinerja, petunjuk
berikut digunakan untuk mengkopilasi data :
1) Trend laporan; informasi seharusnya disajikan untuk
pelaporan periode sekarang (misalnya untuk satu tahun)
dan minial 2 tahun sebelumnya, dan target dua tahun
kedepan yang dimasukan dalam rencana jangka pendek
dan jangka menengah
2) Penggunaan protokol (sebagai standar operating
prosedur/SOP), indikator ketika penyusunan laporan,
-
26
sehingga memberikan petunjuk dalam menginterpretasi
dan mengompilasi informasi
3) Menyajikan data pada beberapa kasus rasio atau data
yang dinormalisasi berguna dalam format sementara
untuk menyajikan data
4) Data agregasi pelaporan organisasi akan menentukan
level dari agregasi informasi
5) Metric data yang dilaporkan sebaiknya disajikan
menggunakan satuan ukuran internasional yang diterima
secara umum (misalnya kg, ton, liter) dan dikalkulasi
menggunakan faktor konversi standar
2. Indikator Kinerja (GRI)
Selanjutnya indikator kinerja seperti yang ada di tabel GRI
menyangkut tiga hal yaitu Indikator kinerja ekonomi, Indikator
kinerja lingkungan dan Indikator kinerja sosial
a. Ekonomi
Dampak organisasi yang menjadi fokus keberlanjutan
dari dimensi ekonomi adalah pada kondisi ekonomi dari
stakeholders organisasi dan pada sistem ekonomi tingkat
lokal, nasional, dan global. Kinerja keuangan adalah
fundamental untuk memahami suatu organisasi dan
keberlanjutan organisasi tersebut. Namun informasi ini secara
normal sudah dilaporkan dalam laporan keuangan. Minimal
-
27
apa yang telah dilaporkan, dan yang seringkali dituntut oleh
pemakai laporan berkelanjutan adalah kontribusi organisasi
akan keberlanjutan dari sistem ekonomi yang terbesar.
b. Lingkungan
Dampak organisasi, dimensi lingkungan keberlanjutan
memfokuskan pada lingkungan tempat tinggal dan sistem
alamiah yang bukan tempat tinggal, termasuk ekosistem,
tanah, udara, dan air. Indikator lingkungan berhubungan
dengan kinerja untuk input (misalnya material, energi, air)
dan output (misalnya emisi, limbah, sampah). Selain itu,
disebutkan juga kinerja yang berkaitan dengan masalah
keanekaragaman hayati, kepatuhan lingkungan, dan informasi
relevan lainnya seperti pengeluaran untuk reservasi
lingkungan dan dampak produk dan jasa.
c. Sosial
Dimensi sosial berkelanjutan menyangkut dampak
organisasi terhadap sistem sosial tempat organisasi
beroperasi. Indikator kinerja sosial GRI (Global Reporting
Initiative) mengidentifikasi aspek kinerja kunci yang
berkaitan dengan masalah tenaga kerja, hak asasi manusia,
masyarakat, dan tanggung jawab produk. GRI (2000-2006:3
dan 39 diakses tanggal 22 desember 2014)
-
28
7. Tujuan Perusahaan Melaksanakan Corpotrate Social Responsibility
(CSR)
Chuck Williams (2001:123) dalam Novi Resturiyani (2012:107)
menyebutkan bahwa:
Tujuan perusahaan menerapkan CSR agar dapat memberikan
manfaat yang terbaik bagi stakeholders dengan cara memenuhi tanggung
jawab ekonomi, hukum, etika dan kebijakan,
1. Tanggung jawab ekonomis. Kata kuncinya adalah: make a profit.
Motif utama perusahaan adalah menghasilkan laba. Laba adalah
pondasi perusahaan. Perusahaan harus memiliki nilai tambah
ekonomi sebagai prasyarat agar perusahaan dapat terus hidup
(survive) dan berkembang.
2. Tanggung jawab legal. Kata kuncinya: obey the law. Perusahaan
harus taat hukum. Dalam proses mencari laba, perusahaan tidak
boleh melanggar kebijakan dan hukum yang telah ditetapkan
pemerintah.
3. Tanggung jawab etis. Perusahaan memiliki kewajiban untuk
menjalankan praktek bisnis yang baik, benar, adil dan fair. Norma-
norma masyarakat perlu menjadi rujukan bagi perilaku organisasi
perusahaan. Kata kuncinya: beethical.
4. Tanggung jawab filantropis. Selain perusahaan harus memperoleh
laba, taat hukum dan berperilaku etis, perusahaan dituntut agar dapat
memberikan kontribusi yang dapat dirasakan secara langsung oleh
-
29
masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas
kehidupan semua. Kata kuncinya: be a good citizen. Para pemilik
dan pegawai yang bekerja di perusahaan memiliki tanggung jawab
ganda, yakni kepada perusahaan dan kepada publik yang kini dikenal
dengan istilah non-fiduciary responsibility.
B. Penelitian Terdahulu
Melihat dari penelitian terdahulu yang merujuk pada penelitian tentang
tanggung jawab sosial oleh Marisa Seravina penulis ingin membandingkan
dengan penelitian yang akan dilakukan untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari
tabel berikut :
-
Tabel 1
Perbandingan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian yang akan dilakukan
Identitas Peneliti
Aspek
Indra Jatmiko
H24087024
Institut Pertanian Bogor
Khilda Kholishoh
106053002006
Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah
Ariandy Gunawan
A03120034
Politeknik Negeri Banjarmasin
Judul Kajian Citra Perusahaan melalui
kegiatan Corporate Social
Responsibility Pada Bank X
Pendayagunaan Dana CSR
(Corporate Social
Responsibility) PT. Bank
Negara Indonesia (Persero)
Tbk Melalui Program Mitra
Binaan
Studi Corporate Social
Responsibility (CSR)
Institusi/Perusahaan yg
diteliti
PT. Bank X PT. Bank Negara Indonesia
(BNI)
PT. Bank Bukopin, Tbk
Cabang Banjarmasin
Permasalahan 1. Termasuk dalam kategori manakah kegiatan CSR
Bank “X” ?
2. Faktor- faktor manakah yang paling utama dalam
mencitrakan Bank “X”
melalui kegiatan CSR ?
1. Bagaimana pendayagunaan dana
CSR (Corporate
Social Responsibility )
PT. Bank Negara
Indonesia (Persero)
Tbk melalui program
mita binaan ?
2. Bagaimana tahapan-tahapan program CSR
(Corporate Social
Responsibility ) PT.
1. Bagaimana pedoman PT. Bank Bukopin, Tbk
Cabang Banjarmasin
dalam menjalankan
kegiatan Corporate
Social Responsibility
(CSR) ?
2. Bagaimana kegiatan Corporate Social
Responsibility (CSR)
PT. Bank Bukopin, Tbk
Cabang Banjarmasin ?
30
-
Bank Negara
Indonesia (Persero)
Tbk dalam
pendayagunaan pada
pedagang kaki lima
Taman Tenda 46
Jakarta Pusat ?
3. Bagaimana kisaran dana Corporate Social
Responsibility (CSR)
pada PT. Bank
Bukopin, Tbk Cabang
Banjarmasin ?
Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi kategori kegiatan CSR
Bank “X”.
2. Menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh
pada pencitraan Bank
“X” melalui kegiatan
CSR.
1. Untuk mengetahui bagaimana
pendayagunaan dana
CSR (Corporate
Social Responsibility )
PT. Bank Negara
Indonesia (Persero)
Tbk melalui program
mitra binaan.
2. Untuk mengetahui tahapan-tahapan
program CSR
(Corporate Social
Responsibility ) PT.
Bank Negara
Indonesia (Persero)
Tbk dalam
pendayagunaan pada
pedagang kaki lima
Taman Tenda Jakarta
Pusat.
1. Untuk mengetahui bagaimana pedoman
PT. Bank Bukopin, Tbk
Cabang Banjarmasin
dalam menjalankan
kegiatan Corporate
Social Responsibility
(CSR).
2. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan
Corporate Social
Responsibility (CSR)
pada PT. Bank
Bukopin, Tbk Cabang
Banjarmasin.
3. Untuk mengetahui bagaimana kisaran dana
Corporate Social
Responsibility (CSR)
pada PT. Bank
Bukopin, Tbk Cabang
31
-
Banjarmasin.
Metode Penelitian Primer dan sekunder Menggunakan pendekatan
kualitatif
Tekhnik kepustakaan dan
penelitian lapangan
(wawancara dan dokumentasi
Hasil Penelitian 1. Program CSR Bank “X” termasuk dalam dua
kategori, yaitu Corporate
Philanthropy untuk
program Mega Peduli
dan Cause Related
Marketing untuk
program Mega Berbagi.
2. Dimensi succesfull memiliki pengaruh
tertinggi terhadap citra
Bank “X” sebesar 90,24
%, dimensi Dynamic
memiliki pengaruh
terkecil terhadap citra
sebesar 66,76 %, dimensi
Bussines Wise,
Character dan
Cooperative masing-
masing memiliki tingkat
pengaruh 89,08 %, 88,93
%, dan 73,85 %.
1. Pendayagunaan dana CSR yang ada pada
PT. Bank Negara
Indonesia (Persero)
Tbk adalah dana yang
dialokasikan untuk
pendayagunaan
pedagang kaki lima
taman tenda 46
Jakarta Pusat adalah
dana yang diambil
dari profit
(keuntungan) yang
didapat oleh PT. BNI
(Persero) Tbk.
2. Tahapan pendayagunaan dana
CSR PT. BNI
(Persero) Tbk adalah;
penetapan visi,
memformulasikan
misi, menetapkan
tujuan, menetapkan
kebijakan, merancang
32
-
struktur organisasi,
merancang program
operasional, membagi
wilayah, mengelola
dana, dan sosialisasi.
33