BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Agency Theory - …repository.ump.ac.id/7682/3/BAB...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Agency Theory - …repository.ump.ac.id/7682/3/BAB...
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Penelitian tentang pengaruh karakteristik pemerintahan daerah dan
temuan audit BPK terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah
kabupaten/kota se-Jawa Tengah periode tahun 2014-2016 membutuhkan
kajian teori sebagai berikut:
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Dalam hubungan keagenan, terdapat dua pihak yang melakukan
kesepakatan atau kontrak, yakni pihak yang memberikan wewenang atau
kekuasaan (prinsipal) dan yang menerima kewenangan (agen). Dalam
suatu organisasi hubungan ini berbentuk vertikal, yakni antara pihak
atasan (sebagai prinsipal) dan bawahan (sebagai agen). Teori tentang
hubungan kedua pihak tersebut populer sebagai teori keagenan.
Menurut Mardiasmo (2002) menjelaskan tentang akuntabilitas
dalam konteks sektor publik bahwa, pengertian akuntabilitas sebagai
kewajiban pemegang amanah (pemerintah) untuk memberikan
pertanggungjawaban, menyajikan melaporkan dan mengungkapkan
segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada
pihak pemberi amanah (masyarakat) yang memiliki hak utuk meminta
pertanggungjawaban tersebut. Pernyataan ini mengandung arti bahwa
dalam pengelolaan pemerintah daerah terdapat hubungan keagenan (teori
Pengaruh Karakteristik Pemerintah…, Efani Khomsiyatun, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
14
keagenan) antara masyarakat sebagai principal dan pemerintah sebagai
agent.
Teori yang menjelaskan hubungan prinsipal dan agen ini salah
satunya berakar pada teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi dan teori
organisasi. Teori principal-agent menganalisis susunan kontraktual
diantara dua atau lebih individu, kelompok, atau organisasi. Salah satu
pihak (prinsipal) membuat suatu kontrak, baik secara implisit maupun
eksplisit dengan pihak lain (agen) dengan harapan bahwa agen akan
bertindak/melakukan pekerjan seperti yang diinginkan oleh prinsipal
(dalam hal ini terjadi pendelegasian wewenang).
Berdasarkan agency theory pengelolaan pemerintah daerah harus
diawasi untuk memastikan bahwa pengelolaan dilakukan dengan penuh
kepatuhan kepada berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Menurut Undang-undang No. 24 Tahun 2014 Pemeriksaan adalah proses
identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara
independen, obyektif, dan professional berdasarkan standar pemeriksaan,
untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan
informasi mengenai pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara.
Dengan meningkatnya akuntabilitas pemerintah daerah informasi yang
diterima masyarakat menjadi lebih berimbang terhadap Pemda yang itu
artinya information asymmetry yang terjadi dapat berkurang. Dengan
semakin berkurangnya information asymmetry maka kemungkinan
melakukan korupsi juga menjadi lebih kecil (Setiawan, 2012).
Pengaruh Karakteristik Pemerintah…, Efani Khomsiyatun, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
15
2. Teori Kontinjensi
Teori kontinjensi adalah teori kesesuaian pemimpin yang berarti
menyesuaikan pemimpin dengan kondisi yang tepat (Fisher, 1998).
Kinerja pemimpin ditentukan dari pemahamannya terhadap situasi
dimana mereka memimpin. Pendekatan kontinjensi pada akuntansi
didasarkan pada premis bahwa tidak ada sistem akuntansi secara
universal yang selalu tepat untuk bisa diterapkan pada seluruh organisasi
dalam setiap keadaan, akan tetapi faktor-faktor situasional yang ada
dalam organisasi pun ikut mempengaruhi. Hakikat teori kontinjensi
adalah bisa digunakan dalam semua keadaan (situasi) lingkungan akan
tetapi tidak ada satu cara yangterbaik (Andirfa dkk, 2014).
Penelitian yang menggunakan pendekatan kontinjensi dilakukan,
dengan tujuan mengidentifikasi berbagai variabel kontinjensi yang
mempengaruhi perancangan. Hakikat teori kontinjensi adalah tidak ada
satu cara terbaik yang bisa digunakan dalam semua keadaan (situasi)
lingkungan. Tujuan akhir sebuah organisasi dalam beroperasi menurut
teori kontinjensi adalah agar bisa bertahan (survive) dan bisa tumbuh
(growth) atau disebut juga keberlangsungan (viability). Teori kontinjensi
memberi penekanan pada perlunya memfokuskan pada perubahan
dengan asumsi tidak ada satu aturan atau hukum yang memberi solusi
terbaik untuk setiap waktu, tempat, semua orang atau semua situasi
(Mulyani dan Wibowo, 2017).
Pengaruh Karakteristik Pemerintah…, Efani Khomsiyatun, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
16
3. Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
Kinerja keuangan daerah menurut Undang-undang Nomor 32
Tahun 2004 adalah semua hak dan kewajiban daerah yang dapat berupa
uang dan barang yang dapat dijadikan hak milik daerah yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang pengelolaan
keuangan daerah mendefinisikan keuangan daerah adalah semua hak dan
kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah
yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk
kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.
Kinerja keuangan pemerintah daerah adalah tingkat pencapaian
dari suatu hasil kerja di bidang keuangan daerah yang meliputi
penerimaan dan belanja daerah dengan menggunakan sistem keuangan
yang ditetapkan melalui satu kebijakan atau ketentuan perundang-
undangan selama satu periode anggaran. Kinerja keuangan daerah adalah
gambaran pencapaian pelaksanaan kegiatan kerja pemerintah daerah
dalam mewujudkan tujuan, visi dan misi daerah yang dinilai dengan
aspek keuangan yang dilihat dari laporan keuangan yang telah disusun
oleh pemerintah daerah tersebut (Sari, 2016)
4. Ukuran Pemerintah Daerah
Tujuan utama dari program Pemda adalah memberikan pelayanan
yang terbaik untuk masyarakat. Untuk memberikan pelayanan yang baik,
harus didukung oleh aset yang baik pula. Oleh karena itu, diperlukan
Pengaruh Karakteristik Pemerintah…, Efani Khomsiyatun, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
17
sumber daya dan fasilitas yang memadai untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Dengan demikian, semakin besar ukuran daerah
yang ditandai dengan besarnya jumlah aset Pemda, maka diharapkan
akan semakin tinggi kinerja Pemda tersebut (Mustikarini dan Fitriasari,
2012).
Ukuran pemerintah daerah merupakan skala yang digunakan
untuk menghitung nilai dan secara langsung akan menunjukkan besar
kecilnya suatu objek dengan kapasitas tertentu, salah satunya yaitu
pengukuran dalam bidang ekonomi. Sedangkan menurut Gamayuni
(2016) berpendapat bahwa di organisasi pemerintah, untuk mengukur
kinerja keuangan terdapat rasio ketergantungan, rasio efektifitas, rasio
efisiensi, pertumbuhan rasio, dan kesesuaian rasio. Di sektor publik
kegiatan ini dikatakan efektif jika aktivitas memiliki besar pada
kemampuan untuk menyediakan layanan umum yang merupakan target
yang ditentukan sebelumnya. Dalam bidang ekonomi ukuran pemerintah
daerah menjadi tolak ukur paling tepat untuk menilai sesuatu diantaranya
yang berhubungan dengan materialitas. Ukuran dalam penelitian ini
menggunakan total aset yang dimiliki pemerintah daerah. Hubungan
dengan teori keagenan muncul ketika pemerintah daerah diberikan
wewenang untuk mengelola aset daerah untuk kepentingan publik. Hal
ini tentu memberikan tekanan yang lebih besar terhadap pemerintah
daerah jika memiliki aset yang besar (Manik, 2015).
Pengaruh Karakteristik Pemerintah…, Efani Khomsiyatun, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
18
Pemerintah yang memiliki ukuran yang lebih besar akan memiliki
tekanan dari publik lebih besar dibandingkan pemerintah daerah yang
memiliki ukuran yang lebih kecil. Berdasarkan penelitian Sumarjo,
(2010) ditemukan bukti secara empiris bahwa ukuran pemerintah daerah
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Pada
penelitian ini proksi untuk menjelaskan ukuran pemerintah daerah adalah
total aset.
5. Tingkat Kekayaan Daerah
Kekayaan adalah kemampuan dalam mencukupi kebutuhan.
Kekayaan suatu negara dapat diukur dengan berbagai macam ukuran
yang tidak selau sama karena setiap orang memliki pandangan hidup
sehingga tolak ukur dari kesejahteraan juga berbeda (Armaja dkk, 2015).
Mustikarini dan fitriasari (2012) berpendapat bahwa salah satu sumber
daya yang dimiliki pemerintah daerah berupa Pendapatan Asli Daerah
(PAD).
Menurut Undang-Undang No.33 Tahun 2017, pendapatan Asli
Daerah merupakan sumber penerimaan daerah asli yang digali di daerah
tersebut untuk digunakan sebagai modal dasar pemerintahan daerah
dalam membiayai pembangunan dan usaha-usaha daerah untuk
memperkecil ketergantungan dana dari pemerintah pusat. PAD sebagai
salah satu penerimaan daerah yang bersumber dari wilayahnya sendiri
yang mencerminkan tingkat kemandirian daerah Santosa dan Rahayu,
(2005). Sumber PAD yang utama adalah pajak dan retribusi daerah yang
Pengaruh Karakteristik Pemerintah…, Efani Khomsiyatun, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
19
berasal dari masyarakat masing masing daerah. Dengan demikian,
semakin besar PAD maka semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam
membayar pajak retribusi daerah, sehingga pemda akan terdorong untuk
melakukan pengungkapan secara lengkap pada laporan keuangannya agar
transparan dan akuntabel Setyaningrum dan Syafitri, (2012).
Pemerintah daerah diharapkan lebih mampu menggali sumber-
sumber keuangan khususnya untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan
pemerintah dan pembangunan didaerahnya melalui Pendapatan Asli
Daerah (PAD). Tuntutan peningkatan PAD semkin besar seiring dengan
semakin banyaknya kewenangan pemerintah yang dilimpahkan kepada
daerah disertai pengalihan personil, peralatan, pembiayaan dan
dokumentasi (P3D) ke daerah dalam jumlah besar. PAD memiliki peran
yang cukup signifikan dalam menentukan aktivitas pemerintah dan
program-program pembangunan.
6. Tingkat Ketergantungan Pada Pusat
Pada penelitian Mustikarini dan Fitriasari (2012) tingkat
ketergantungan pada pemerintah pusat dinyatakan dengan besarnya Dana
Alokasi Umum. Berdasarkan Undang-Undang Republika Indonesia
Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah, DAU adalah dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan
kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. DAU diberikan pemerintah
Pengaruh Karakteristik Pemerintah…, Efani Khomsiyatun, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
20
pusat untuk membiayai kekurangan dari pemerintah daerah dalam
memanfaatkan PAD-nya. DAU ini bersifat BlockGrant yang artinya
penggunaan DAU diserahkan kepada pemerintah daerah sesuai dengan
prioritas, kepentingan, dan kebutuhan daerah masing-masing yang
bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik dalam rangka
melaksanakan otonomi daerah.
7. Belanja Modal
Halim (2004) berpendapat bahwa belanja modal adalah
pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang
sifatnya menambah aset tetap/inventaris yang memberikan manfaat lebih
dari satu periode akuntansi termasuk didalamnya adalah pengeluaran
untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau
menambah masa manfaat, meningkatkan kapasitas dan kualitas aset.
Belanja modal dimaksudkan untuk mendapatkan aset tetap pemerintah
daerah, yakni peralatan, bangunan infrastruktur, dan harta tetap lainnya.
Secara teoritis ada tiga cara untuk memperoleh aset tetap tersebut, yakni
dengan membangun sendiri, menukarkan dengan aset tetap lain, dan
membeli.
Aset tetap yang dimiliki sebagai akibat adanya belanja modal
merupakan prasyarat utama dalam memberikan pelayanan dana dalam
bentuk anggaran belanja modal dalam APBD. Alokasi belanja modal ini
didasarkan pada kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana, baik untuk
kelancaran pelaksanaan tugas pemerintah maupun untuk fasilitas publik.
Pengaruh Karakteristik Pemerintah…, Efani Khomsiyatun, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
21
biasanya setiap tahun diadakan pengadaan asset tetap oleh pemerintah
daerah, sesuai dengan prioritas anggaran dan pelayanan publik yang
memberikan dampak jangka panjang secara finansial (Abdullah, 2006).
Belanja modal yang digunakan untuk membiayai kegiatan
investasi (menambah aset) yang ditujukan untuk peningkatan sarana dan
prasarana publik yang hasilnya dapat digunakan langsung oleh
masyarakat. Belanja modal jenis ini terdiri dari atas belanja tanah,
belanja modal dan jembatan, belanja irigasi, belanja modal instalasi,
belanja modal jaringan, belanja modal bangunan gedung untuk kegiatan
kemasyarakatan, belanja modal monumen, belanja modal alat-alat
persenjataan dan keamanan, menurut (Ardhini, 2011).
Pemerintah akan melakukan pembangunan infrastruktur serta
sarana dan prasaranana yang tercermin di dalam belanja modal yang
dilakukan pemerintah. Belanja modal yang besar merupakan cerminan
dari banyaknya infrastrukutur dan sarana yang dibangun. Semakin
banyak pembangunan yang dilakukan akan meningkatkan pertumbuhan
kinerja keuangan daerah, sesuai dengan logika, semakin banyak sumber
yang menghasilkan, maka hasilnyapun akan semakin banyak (Manik,
2015).
8. Ukuran Legislatif
Peraturan Perundang-undangan Indonesia telah memebagi sistem
pemerintahan Negara dalam tiga lembaga yaitu eksekutif, yudikatif dan
legislatif. Ketiga lembaga itu memiliki peran masing-masing. Konsep
Pengaruh Karakteristik Pemerintah…, Efani Khomsiyatun, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
22
pembagian kekuasaan diterapkan sampai di tingkat daerah dimana roda
pemerintahan dikendalikan oleh lembaga eksekutif (Gubernur, Walikota,
Bupati), lembaga legislatif (DPRD) dan lembaga yudikatif (Pengadilan
Negeri dan Pengadilan Tinggi). Pembagian tugas ini memberikan ruang
bagi setiap lembaga untuk menjalankan tugasnya masing-masing demi
kesejahteraan rakyat. Di samping itu, lembaga-lembaga tersebut juga
melakukan pengawasan terhadap lembaga lainnya.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) atau anggota legislatif
bertugas mengawasi pemerintah daerah agar pemerintah daerah dapat
mengalokasikan anggaran yang ada untuk dapat didaya gunakan dengan
baik. Banyaknya jumlah anggota (DPRD) diharapkan dapat
meningkatkan pengawasan terhadap pemerintah daerah sehingga
berdampak dengan adanya peningkatan kinerja pemerintah daerah
(Sumarjo, 2010).
DPRD merupakan bentuk lembaga perwakilan rakyat daerah
(Provinsi/Kabupaten/Kota) di Indonesia yang berkedudukan sebagai
unsur penyelenggara pemerintah daerah bersama dengan terdiri atas
anggota partai politik peserta pemilihan yang dipilih berdasarkan hasil
pemilihan umum (Wikipedia.com, 2009). Dalam struktur pemerintah
daerah, DPRD berada di tiga wilayah administratif, yaitu di tingkat
provinsi disebut DPRD Provinsi berkedudukan di Ibukota Provinsi,
tingkat kabupaten disebut DPRD Kabupaten, dan tingkat Kota disebut
DPRD Kota, berkedudukan Kota.
Pengaruh Karakteristik Pemerintah…, Efani Khomsiyatun, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
23
9. Temuan Audit BPK
Audit adalah proses pemeriksaan yang dilakukan secara
sistematis untuk mengetahui bagaimana sesungguhnya pelaksanaan
ditetapkan. Menurut Hall (2007) dalam Sudarsana (2013) menyatakan
bahwa audit adalah bentuk dari pembuktian independen yang dilakukan
oleh ahli auditor yang menyatakan pendapatan mengenai kewajaran
laporan keuangan perusahaan. keyakinan publik pada keandalan laporan
keuangan yang dihasilkan secara internal bergantung secara langsung
pada validasi oleh auditor ahli yang independen.
Berdasarkan Undang-Undang No 15. tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
berpendapat bahwa Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah,
analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen, obyektif, dan
profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran,
kecermatan, kredibiltas dan keandalan informasi mengenai pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan Negara. Pemeriksaan keuanagn Negara
dilakukan oleh Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) dan terdiri dari
pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan dengan
tujuan tertentu.
Hasil dari pemeriksaan yang dilakukan BPK tersebut berupa
opini, temuan, kesimpulan atau dalam bentuk rekomendasi. Temuan
audit BPK merupakan kasus-kasus yang ditemukan BPK terhadap
laporan keuangan atas pelanggaran yang dilakukan suatu daerah terhadap
Pengaruh Karakteristik Pemerintah…, Efani Khomsiyatun, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
24
ketentuan pengendalian intern maupun terhadap ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Peneliti dan
Tahun Peneliti
Variabel Hasil Penelitian
Independen Dependen
1 Marfiana dan
kurniasih,
(2013)
a. Ukuran
pemerintah
daerah
b. Tingkat
kekayaan
daerah
c. Opini audit
d. Tingkat
ketergantungan
pada pusat
e. Belanja daerah
f. Ukuran
legislatif
g. Temuan audit
BPK
Kinerja
keuangan
pemerintah
daerah
Ukuran pemerintah
daerah, tingkat
kekayaan daerah,
dan opini audit
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja pemerintah
daerah dipulau
jawa. Sedangkan
tingkat
ketergantungan
pada pusat dan
jumlah belanja
daerah berpengaruh
positif signifikan,
serta ukuran
legislatif dan
temuan audit BPK
berpengaruh
negatif signifikan
2
Mustakarini dan
Fitriasari, (2012)
a. Ukuran Pemda
b. Tingkat
kekayan daerah
c. Tingkat
ketergantungan
pada pusat
d. Belanja daerah
e. Temuan audit
Kinerja
keuangan
pemerintah
daerah
Ukuran pemrintah
daerah, tingkat
kekayaan daerah,
tingkat
ketergantungan
pada pusat
memiliki pengaruh
positif terhadap
Pengaruh Karakteristik Pemerintah…, Efani Khomsiyatun, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
25
No Peneliti dan
Tahun Peneliti
Variabel Hasil Penelitian
Independen Dependen
BPK kinerja keuangan
pemda dan belanja
daerah, temuan
audit BPK
memiliki pengaruh
negatif terhadap
kinerja keuangann
Pemda.
3
Noviyanti dan
Kiswanto,
(2016)
a. Ukuran Pemda
b. Tingkat
kekayaan
daerah
c. Temuan audit
BPK
d. Tingkat
ketergantungan
pada pusat
e. Belanja daerah
f. Ukuran
legislatif
Kinerja
keuangan
pemerintah
daerah
Ukuran Pemda,
tingkat kekayaan
daerah, temuan
audit BPK tidak
berpengaruh
terhadap kinerja
keuangan Pemda,
sedangkan tingkat
ketergantungan
pada pusat, belanja
daerah berpengaruh
positif dan ukuran
legislatif
berpengaruh
negaitif terhadap
kinerja keuangan
Pemda.
4 Utomo,
(2015)
a. Ukuran Pemda
b. Tingkat
kekayaan
daerah
c. Tingkat
ketergantungan
pada pusat
d. Belanja modal
e. Leverage
f. Temuan audit
BPK
Kinerja
keuangan
pemerintah
daerah
Ukuran Pemda,
tingkat
ketergantungan
pada pusat
berpengaruh positif
signifikan.
Sedangkan tingkat
ketergantungan
pada pusat, belanja
modal, leverage
dan temuan audit
BPK berpengaruh
negatif signifikan
Lanjutan Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
Pengaruh Karakteristik Pemerintah…, Efani Khomsiyatun, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
26
No Peneliti dan
Tahun Peneliti
Variabel Hasil Penelitian
Independen Dependen
terhadap kinerja
keuangan Pemda.
5 Sudarsana dan
Raharjo, (2013)
a. Ukuran Pemda
b. Tingkat
ketergantungan
pada pusat
c. Belanja modal
d. Temuan audit
BPK
e. Tingkat
kekayaan
daerah
Kinerja
keuangan
pemerintah
daerah
Ukuran Pemda,
tingkat
ketergantungan
pada pusat, belanja
modal tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja keuangan
Pemda. Sedangkan
temuan audit BPK
dan tingkat
kekayaan pada
pusat terhadap
kienrja keuangan
Pemda.
6 Manik, (2015) a. Belanja modal
b. Dana
perimbangan
PAD
Kinerja
keuangan
pemerintah
daerah
Belanja modal,
dana perimbangan
dan Pendapatan
Asli Daerah (PAD)
memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap kinerja
keuangan Pemda.
7 Sudarsana,
(2013)
a. Tingkat
kekayaan
daerah
b. Temuan audit
BPK
c. Ukuran daerah
d. Belanja modal
e. Tingkat
ketergantungan
pada pusat
Kinerja
keuangan
pemerintah
daerah
Tingkat kekayaan
daerah berpengaruh
positif signifikan
dan temuan audit
memiliki pengaruh
negative signifikan.
Sedangkan ukuran
daerah, belanja
modal dan tingkat
ketergantungan
pada pusat tidak
memiliki pengaruh
terhadap kinerja
Lanjutan Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
Pengaruh Karakteristik Pemerintah…, Efani Khomsiyatun, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
27
No Peneliti dan
Tahun Peneliti
Variabel Hasil Penelitian
Independen Dependen
keuangan Pemda.
8 Kusumawardani,
(2012)
a. Size
b. Ukuran
legislatif
c. Kemakmuran
d. Leverage
Kinerja
keuangan
pemerintah
daerah
Size dan ukuran
legislatif
berpengaruh
terhadap kinerja
keuangan Pemda.
Sedangkan
kemakmuran dan
leverage tidak
memiliki pengaruh
terhadap kinerja
keuangan Pemda
9 Sari, (2016) a. Size
b. PAD
c. Leverage
d. Dana
perimbangan
e. Ukuran
legislatif
Kinerja
keuangan
pemerintah
daerah
Size, dana
perimbangan dan
PAD berpengaruh
terhadap kienrja
keuangan Pemda.
Sedangkan
Leverage, dan
ukuran legislatif
tidak memiliki
pengaruh terhadap
kinerja keuangan
Pemda.
C. Kerangka Pemikiran
Konteks sektor publik bahwa pengertian akuntabilitas sebagai
pemegang amanah (pemerintah) untuk memberikan pertanggungjawaban,
menyajikan melaporakan dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan
yang menjadi tanggungjawab kepada pihak pemberi amanah (masyarakat)
yang memiliki hak untuk meminta pertanggungjawaban tersebut. Pernyataan
ini mengandung arti bahwa dalam pengelolaan pemerintah daerah terdapat
Lanjutan Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
Pengaruh Karakteristik Pemerintah…, Efani Khomsiyatun, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
28
hubungan keagenan (teori keagenan) antara masyarakat sebagai principal dan
pemerintah daerah sebagai agent (Noviyanti dan Kiswanto , 2016).
Ukuran pemerintah daerah untuk mengetahui besar kecilnya obyek
dari pemerintah daerah tersebut. Mengetahui ukuran pemerintah daerah salah
satunya dengan mengetahui total asset pemerintah daerah. Daerah yang
memiliki ukuran daerah atau total asset yang lebih besar akan memberikan
keuntungan berupa kemudahan dalam kegiatan operasional sehingga
pemerintah daerah (agent) dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
(principal) akan maksimal.
Tingkat kekayaan daerah untuk mengetahui dicerminkan dengan
peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Peningkatan PAD merupakan
akses dari pertumbuhan ekonomi. Jumlah kenaikan kontribusi PAD akan
sangat berperan dalam kemandirian pemerintah daerah yang dapat dikatakan
sebagai kinerja pemerintah (agent) daerah yang seharusnya memberikan
timbal balik kepada masyarakat (principal) dalam pelayanan publik yang
memadai.
Tingkat ketergantungan pada pemeintah pusat dapat dilihat dari
penerimaan Dana Alokasi Umum. Undang-undang No 33 Tahun 2004, DAU
adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Teori
keagenan menjelaskan bahwa pemerintah pusat akan memantau pelaksanaan
Pengaruh Karakteristik Pemerintah…, Efani Khomsiyatun, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
29
alokasi DAU sehingga dapat memacu pemerintah daerah agar meningkatkan
kinerja keuangannya.
Faktor lain yang mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah daerah
yaitu Belanja modal. Pendekatan kontinjensi akan digunakan dalam penelitian
ini, untuk mengevaluasi keefektifan hubungan antara belanja modal dengan
kinerja keuangan. Pemerintah daerah sebagai pemegang amanah (agent)
memiliki tujuan utama dalam melaksanakan program kerja yaitu memberikan
pelayanan yang terbaik bagi masyarakat (principal). Oleh karena itu,
diperlukan sumber daya dan fasilitas yang memadai untuk memberikan
pelayanan yang terbaik untuk masyarakat.
Ukuran legilatif dalam penelitian ini ditunjukan dengan jumlah
anggota legilatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) di
Indonesia. Lembaga legislatif atau DPRD merupakan lembaga yang memiliki
posisi dan peran strategis terkait dengan pengawasan keuangan daerah.
Dilihat dari keuangan daerah maka menunjukkan kinerja pemerintah daerah
tersebut. Teori keagenan menjelaskan bahwa banyaknya jumlah anggota
DPRD diharapkan dapat meningkatkan pengawasan terhadap pemerintah
daerah sehingga berdampak dengan adanya peningkatan kinerja pemerintah
daerah
Temuan audit BPK merupakan kasus-kasus yang ditemukan BPK
terhadap laporan keuangan Pemda atas pelanggaran yang dilakukan suatu
daerah terhadap ketentuan pengendalian intern maupun terhadap ketentuan
perundang-undangan yang berlaku. ketidak patuhan terhadap ketentuan
Pengaruh Karakteristik Pemerintah…, Efani Khomsiyatun, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
30
perundang-undangan ini dapat mengakibatkan kerugian daerah, ketidak
efisienan. Teori keagenan menjelaskan bahwa Semakin banyak pelanggaran
yang dilakukan oleh pemerintah daerah menggambarkan semakin buruknya
kinerja pemerintah darah tersebut.
Beradasarkan tinjauan diatas maka variabel independen dalam
penelitian ini adalah ukuran perusahaan, tingkat kekayaan daerah, tingkat
ketergantungan pada pusat, belanja modal, ukuran legislatif dan temuan audit
BPK, sedangkan variabel dependen yang digunakan yaitu kinerja keuangan
pemerintah daerah. Berdasarkan hasil uraian, maka model penelitian yang
akan dibentuk dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Variabel Independen Variabel Dependen
+
+
+
+
+
-
D. HIPOTESIS
Gambar 2.1 Model Penelitian
Ukuran Pemerintah
Daerah (X1)
Tingkat Ketergantungan
Pada Pusat (X3)
Tingkat Kekayaan
Daerah (X2)
Belanja Modal (X4)
Temuan Audit BPK (X6)
Ukuran Legislatif (X5)
Kinerja Keuangan
Pemerintah Daerah (Y)
Pengaruh Karakteristik Pemerintah…, Efani Khomsiyatun, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
31
D. Pengembangan Hipotesis
1. Ukuran pemerintah terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah.
Pemerintah yang memiliki ukuran besar memiliki tekanan yang
besar untuk melakukan pengungkapan kinerja keuangan. Dengan
demikian, pemerintah daerah yang memiliki ukuran besar akan dituntut
untuk memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan pemerintah daerah
yang kecil ukurannya (Sari, 2016).
Penelitian Lesmana, (2010) dan Sumarjo (2010) menggunakan
ukuran pemerintah daerah yang di proksikan dengan total asset. teori
keagenan yang menjelaskan daerah yang memiliki ukuran daerah atau
total asset yang lebih besar akan memberikan keuntungan berupa
kemudahan dalam kegiatan operasional sehingga Pemda (agent) dalam
memberika pelayanan kepada masyarakat (principal) akan maksimal.
Selain itu kemudahan dibidang operasional dan akuntabilitas akan
memberi kelancaran dalam memperoleh PAD guna kemajuan daerah
sebagai bukti peningkatan kinerja (Kusumawardani, 2012). Dari uraian
diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis pertama sebagai berikut:
H1: Ukuran pemerintah daerah berpengaruh possitif terhadap
kinerja keuangan pemrintah daerah.
2. Tingkat kekayaan daerah terhadap kinerja keuangan pemerintah
daerah.
Tingkat kekayaan daerah dicerminkan dengan peningkatan
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah
Pengaruh Karakteristik Pemerintah…, Efani Khomsiyatun, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
32
pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan
daerah sesuai dengan Undang-undang No. 33 Tahun 2017. PAD
merupakan komponen pendapatan daerah yang harus terus dipacu
pertumbuhannya. Pemerintah daerah dengan pendapatan yang besar
diharapkan mampu memberikan kinerja yang baik. Teori keagenan
menjelaskan bahwa jumlah kenaikan kontribusi PAD akan sangat berpera
dalam kemandirian pemerintah daerah (agent) yang dapat dikatakan
sebagai kinerja pemerintah daerah yang seharusnya memberikan timbal
balik kepada masyarakat (principal) dalam pelayanan publik yang
memadai. jika pemerintah daerah dengan aset dan kekayaan yang besar
namun kinerja efisiensinya dinilai masih buruk maka pemerintah daerah
tersebut harus introspeksi dan melakukan perbaikan ke depannya.
Pemerintah daerah dengan aset dan kekayaan yang besar pasti memiliki
tekanan yang lebih besar pula dari masyarakat untuk lebih baik dalam
mengelola dan menggunakan segala sumber daya yang dimilikinya itu
guna kemajuan daerah (Marfiana dan Kurniasih, 2013).
Mustikarini dan Fitriasari (2012) menguji hubungan antara
tingkat kekayaan daerah terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah
hasil penelitiannya berpendapat bahwa memiliki pengaruh positif
terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Berdasarkan uraian diatas
Maka hippotesis kedua dalam penelitian ini adalah:
H2: Tingkat kekayaan daerah berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan pemerintah daerah.
Pengaruh Karakteristik Pemerintah…, Efani Khomsiyatun, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
33
3. Tingkat ketergantungan pada pusat terhadap kinerja keuangan
pemerintah daerah.
Tingkat ketergantungan pada pemerintah pusat dapat dilihat dari
penerimaan Dana Alokasi Umum. PMK No 07 Tahun 2017 DAU adalah
dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan
tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai
kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
Teori keagenan menjelaskan bahwa pemerintah pusat akan
memantau pelaksanaan alokasi DAU sehingga dapat memacu pemerintah
daerah agar meningkatkan kinerja keuangannya.
Menurut Sudarsana dan Rahardjo, (2013) Semakin besarnya
penerimaan DAU oleh suatu daerah maka pemerintah akan lebih
memantau pelaksanaan dari alokasi DAU dibanding dengan daerah yang
lebih sedikit penerimaanya. Hal ini memotivasi Pemda untuk berkinerja
lebih baik karena pengawasan dari pemerintah pusat lebih besar. Dengan
demikian, semakin tinggi DAU dari pemerintah pusat maka diharapkan
semakin baik pelayanan Pemda kepada masyarakatnya sehingga kinerja
Pemda juga semakin meningkat.
Menguji hubungan tingkat ketergantungan pada pusat dengan
kinerja keuangan pemerintah daerah, maka peneliti menduga bahwa
semakin tinggi tingkat ketergantungan pada pusat maka akan semakin
baik kinerja keuangan daerah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sumarjo (2010) dan Marfiana (2012) berpendapat tingkat
ketergantungan pada pusat berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
Pengaruh Karakteristik Pemerintah…, Efani Khomsiyatun, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
34
pemerintah daerah. Berdasarkan uraian diatas Maka hipotesis ketiga
penelitian ini adalah:
H3: Tingkat ketergantungan pada pusat berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah.
4. Belanja modal terhadap kinerja keuangan pemerintahe daerah.
Menurut PP Nomor 71 Tahun 2010, belanja modal merupakan
belanja Pemerintah Dearah yang manfaatnya melebihi 1 tahun anggaran
dan akan menambah aset atau kekayaan daerah dan selanjutnya akan
menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya pemeliharaan pada
kelompok belanja administrasi umum. Belanja modal digunakan untuk
memperoleh aset tetap pemerintah daerah seperti peralatan, infrastruktur,
dan harta tetap lainnya Cara mendapatkan belanja modal dengan
membeli melalui proses lelang atau tender.
Semakin banyak pembangunan yang dilakukan akan
meningkatkan pertumbuhan kinerja keuangan daerah, sesuai dengan
logika, semakin banyak sumber yang menghasilkan, maka hasilnya pun
akan semakin banyak Nugroho (2012). Belanja modal yang besar
merupakan cerminan dari banyaknya infrastruktur dan sarana yang
dibangun. Sehingga semakin banyak pembangunan yang dilakukan
akan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sehingga kinerja
daerah akan lebih baik.
Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Manik (2015)
menunjukan hasil bahwa belanja modal meiliki pengaruh positif terhadap
Pengaruh Karakteristik Pemerintah…, Efani Khomsiyatun, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
35
kinerja keuangan Pemerintah daerah hal ini menunjukan jika belanja
modal tinggi maka kinerja keuangan tinggi.
Berdasarkan uraian diatas Maka hipotesis keempat dalam
penelitian ini adalah :
H4: Belanja modal berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
pemerintah daerah.
5. Ukuran legislatif berpengaruh terhadap kinerja keuangan
pemerintah daerah.
Lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) adalah lembaga yang memiliki posisi dan peran strategis terkait
dengan pengawasan keuangan Winarna dan Murni (2007) dalam Sari,
(2016). Peranan dari legislatif terdapat dalam pembuatan kebijakan
publik, termasuk penganggaran daerah. Lembaga legislatif harus
memperhatikan seberapa besar pengeluaran pemerintah daerah yang akan
dilakukan dan berapa pemasukan yang akan diterima. Teori keagenan
menjelaskan bahwa banyaknya jumlah anggota DPRD diharapkan dapat
meningkatkan pengawasan terhadap pemerintah daerah sehingga
berdampak dengan adanya peningkatan kinerja pemerintah daerah.
Kusumawardani (2012) meneliti tentang pengaruh ukuran
legislatif terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. hasil
penelitiannya berpendapat bahwa ukuran legislatif berpengaruh terhadap
kinerja keuangan pemerintah daerah. Berdasarkan uraian di atas Maka
hipotesis kelima dalam penelitian ini adalah :
Pengaruh Karakteristik Pemerintah…, Efani Khomsiyatun, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018
36
H5: Ukuran legislatif berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan pemerintah daerah.
6. Temuan audit BPK terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah.
Berdasarkan teori keagenan, pemerintah daerah harus mengawasi,
memeriksa kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi
mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara yang
dilakukan oleh BPK, salah satu hasil yang dilakukan BPK yaitu temuan
audit. Temuan audit BPK yaitu berupa hasil pemeriksaan BPK terhadap
laporan keuangan pemerintah daerah yang mengungkapkan adanya
kelemahan sistem pengendalian internal dan pelanggaran atas
ketidakpatuhan atas ketentuan perundang-undangan.
Ketidak patuhan terhadap ketentuan perundang-undangan ini
dapat mengakibatkan kerugian Negara/daerah, potensi kerugian
Negara/daerah, kekurangan penerimaan, kelemahan administrasi,
ketidakhematan, ketidakefisienan, dan ketidakefektifan. Penelitian yang
menghubungkan temuan audit dengan kinerja pemerintah daerah pernah
dilakukan oleh Mustikarini dan Fitriasari (2012) yang menghasilkan
bahwa semakin besar jumlah temuan audit BPK pada suatu pemerintah
daerah maka semakin rendah kinerja pemerintah daerah itu.
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis keenam dalam
penelitian ini adalah :
H6 : Temuan audit BPK berpengaruh negatif terhadap kinerja
keuangan pemerintah daerah.
Pengaruh Karakteristik Pemerintah…, Efani Khomsiyatun, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018