BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan...

38
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Persediaan a. Pengertian persediaan Setiap perusahaan memerlukan berbagai jenis barang untuk operasi dalam industrinya. Barang yang dimaksud bisa dalam berbagai bentuk seperti bahan baku, bahan penolong, atau bahan lain yang digunakan untuk pelaksanaan operasional. Semua barang yang diperlukan diperoleh dari pihak lain yang berada di luar dari perusahaan. Persediaan menurut Joko (2004:343) adalah sumber daya menganggur yang menunggu proses lebih lanjut. Proses lebih lanjut di sini dapat berupa kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi ataupun kegiatan konsumsi pada sistem rumah tangga. Persediaan dalam perusahaan dapat ditentukan jumlahnya untuk kemudian dilakukan pemesanan. Jumlah persediaan idealnya harus pada jumlah yang tepat, tidak berlebih dan tidak kurang. Jumlah yang tidak sesuai akan menimbulkan masalah lain. Jumlah persediaan yang baik menunjukkan bahwa fungsi dan tujuan dari persediaan telah berjalan dengan baik.

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Persediaan

a. Pengertian persediaan

Setiap perusahaan memerlukan berbagai jenis barang

untuk operasi dalam industrinya. Barang yang dimaksud bisa

dalam berbagai bentuk seperti bahan baku, bahan penolong, atau

bahan lain yang digunakan untuk pelaksanaan operasional.

Semua barang yang diperlukan diperoleh dari pihak lain yang

berada di luar dari perusahaan.

Persediaan menurut Joko (2004:343) adalah sumber daya

menganggur yang menunggu proses lebih lanjut. Proses lebih

lanjut di sini dapat berupa kegiatan produksi pada sistem

manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi ataupun

kegiatan konsumsi pada sistem rumah tangga.

Persediaan dalam perusahaan dapat ditentukan jumlahnya

untuk kemudian dilakukan pemesanan. Jumlah persediaan

idealnya harus pada jumlah yang tepat, tidak berlebih dan tidak

kurang. Jumlah yang tidak sesuai akan menimbulkan masalah

lain. Jumlah persediaan yang baik menunjukkan bahwa fungsi

dan tujuan dari persediaan telah berjalan dengan baik.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

11

b. Fungsi dan Tujuan Persediaan

Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan pasti

bergantung pada bahan baku yang dimiliki perusahaan. Bahan

baku dipasok ke dalam perusahaan sebagai persediaan. Oleh

karena itu diperlukan perencanaan untuk menentukan persediaan

yang tepat. Persediaan yang dimiliki perusahaan harus tepat dan

tidak boleh berlebih maupun kurang karena ini akan

berpengaruh pada kelangsungan dari produksi perusahaan.

Menurut Yamit (1999:216) terdapat tiga alasan perlunya

persediaan bagi perusahaan maupun organisasi, ketiga hal

tersebut antara lain sebagai berikut:

1) Adanya unsur ketidakpastian permintaan.

2) Adanya unsur ketidakpastian pasokan dari para

pemasok

3) Adanya unsur ketidakpastian tentang waktu

pemesanan.

Menghadapi ketiga unsur ketidakpastian tersebut,

perusahaan harus melakukan manajemen persediaan untuk

mengantisipasi keadaan yang tidak diinginkan oleh perusahaan.

dengan merencanakan persediaan, maka perusahaan dapat siap

menghadapi situasi permintaan produk.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

12

c. Pengertian Pengendalian

Dalam sistem pengendalian persediaan pada perusahaan,

istilah pengendalian persediaan sering diartikan sebagai

manajemen persediaan. Oleh karena itu pengendalian persediaan

dapat juga diartikan sebagai manajemen persediaan.

Pengertian manajemen menurut Stoner yang sudah dialih

bahasakan (1996:8) manajemen adalah proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha

para anggota organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi

yang telah ditetapkan. Yang menunjukkan bahwa manajemen

berisi proses administrasi yang mengkoordinasi sumber daya

yang dimiliki perusahaan.

Jadi dapat dilihat bahwa manajemen adalah proses

pencapaian tujuan dengan menjalankan proses mulai dari

perencanaan hingga pengawasan yang dikoordinasi oleh sumber

daya yang efektif dan efisien. Proses yang ada di dalam

manajemen itu sendiri bisa dikatakan sebagai proses

administrasi.

d. Fungsi Pengendalian Persediaan

Masalah pengendalian persediaan merupakan salah satu

masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Kekurangan

persediaan akan mengakibatkan adanya hambatan-hambatan

pada proses produksi. Kekurangan persediaan barang jadi di

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

13

pasaran akan menimbulkan kekecewaan pada pelanggan dan

akan mengakibatkan perusahaan kehilangan pelanggan,

sedangkan kelebihan persediaan akan menimbulkan biaya ekstra

(biaya penyimpanan dan lain-lain), di samping resiko kerusakan

karena penyimpanan barang yang terlalu lama.

Menurut Siagian (2006:16) pengendalian persediaan pada

hakikatnya mencakup dua fungsi yang berhubungan sangat erat

yaitu:

1) Perencanaan persediaan

Aspek perencanaan harus dapat menjawab

pertanyaan tentang apa yang akan disediakan atau

diproduksi dan sumber terbaik pengadaan barang-

barang.

2) Pengawasan persediaan

Aspek pengawasan mencakup berapa kali

pesanan atau produksi dilaksanakan dan berapa

banyak pesanan atau produksi tersebut.

Pengendalian persediaan sesungguhnya dijalankan untuk

menjaga tingkat persediaan pada tingkat yang optimal sehingga

diperoleh penghematan. Penghematan pada persediaan akan

dapat dinilai dari tingkat persediaan yang sesuai dengan

kebutuhan dan dapat menjaga kontonuitas produksi dengan

biaya yang ekonomis.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

14

e. Keputusan dalam Manajemen Persediaan

Perancangan persediaan akan menjadi pertimbangan

perusahaan dalam menentukan persediaan. Pengadaan

persediaan akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan

untuk meminimalkan biaya serta untuk menghadapai

pemenuhan permintaan produk.

Menurut Yamit (1999:216) dalam keputusan untuk

mempertahankan tingkat persediaan yang optimum, diperlukan

penyelesaian permasalahan mengenai barang apa yang harus

dipesan, berapa jumlah yang harus dipesan, dan kapan waktu

untuk melakukan pemesanan kembali. Untuk menjawab

pertanyaan kapan melakukan pemesanan, dapat dilakukan

dengan tiga tahapan pendekatan sebagai berikut:

1) Pendekatan titik pemesanan kembali

2) Pendekatan tinjauan periodik

3) Material requipment planning approach

Dengan melakukan tiga tahap tersebut perusahaan dapat

mempersiapkan dan merencanakan persediaan dalam melakukan

pemesanan persediaan. Hasil dari perencanaan persediaan,

perusahaan dapat menentukan berapa persediaan yang akan

dibutuhkan untuk memenuhi permintaan produk. Jika pada

perusahaan tidak memiliki perencanaan persediaan yang baik

maka akan muncul permasalahan dalam persediaan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

15

2. Permasalahan Persediaan

Masalah persediaan merupakan permasalahan yang selalu

dihadapi para pengambil keputusan dalam bidang persediaan.

Persediaan dibutuhkan karena pada dasarnya pola permintaan tidak

beraturan. Persediaan dilakukan untuk menjamin adanya kepastian

bahwa pada saat dibutuhkan barang-barang tersebut tersedia.

Permasalahan persediaan adalah permasalahan dalam sistem

persediaan yang berkaitan dengan bagaimana menjamin agar setiap

permintaan pemakai dapat dipenuhi dengan ongkos yang minimal.

Semua jenis usaha pada umumnya pasti terdapat permasalahan dalam

persediaan tidak terkecuali perusahaan dagang.

Menurut Joko (2004:346) dalam menentukan kebijakan

persediaan, masalah yang dihadapi perusahaan dapat dibedakan

menjadi dua jenis yaitu masalah kuantitatif dan masalah kualitatif.

Untuk masalah kuantitatif mencakup hal-hal yang berkaitan dengan

penentuan kebijakan persediaan, antara lain:

1) Berapa banyak jumlah barang yang akan dipesan/dijual.

2) Kapan pesananan/pembuatan barang harus dilakukan.

3) Berapa jumlah persediaan pengaman.

4) Metode pengendalian mana yang paling tepat.

Untuk mengatasi hal ini, maka diperlukan suatu kebijakan

perencanaan pengadaan persediaan yang baik dalam menentukan

tingkat persediaan yang harus tersedia, kapan pemesanan kembali

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

16

untuk menambah persediaan harus dilakukan, dan berapa besar

pesanan harus diadakan. Hal ini diperlukan untuk menjamin

tersedianya persediaan yang tepat dalam kuantitas dan waktu yang

tepat. Dalam menghadapi permasalahan yang kerap muncul karena

persediaan maka perusahaan mengupayakan beberapa alternatif

penyelesaian. Untuk masalah yang muncul karena jumlah persediaan

yang tidak menentu maka bisa dipecahkan dengan meramalkan

penjualan.

3. Peramalan

a. Pengertian peramalan

Ketidakpastian sesuatu yang terjadi pada masa yang akan

datang akan menimbulkan masalah. Untuk mengurangi

ketidakpastian maka dapat dilakukan peramalan. Peramalan

akan membantu menjawab ketidakpastian dengan melihat

pengalaman sebelumnya.

Peramalan adalah suatu kegiatan / usaha untuk mengetahui

(event) yang akan terjadi pada waktu yang akan datang

mengenai obyek tertentu dengan menggunakan pengalaman /

data historis. (Subagyo, 1999). Sedangkan menurut Handoko

(1994) Peramalan adalah suatu usaha untuk meramalkan

keadaan di masa mendatang melalui pengujian di masa lalu.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa

peramalan adalah proses atau metode dalam meramalkan suatu

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

17

peristiwa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan

mendasarkan diri pada variabel tertentu. Peramalan yang baik

dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam prediksi yang

menimbulkan masalah pada perusahaan. Jika peramalan sudah

baik maka akan ada beberapa manfaat yang dapat diambil.

b. Manfaat Peramalan Penjualan

Peramalan penjualan sangat penting dalam mengkaji

situasi dan kondisi pada masa depan dan dapat digunakan untuk

memperkirakan apa yang akan terjadi di masa mendatang.

Dengan melihat pada kondisi data di masa sekarang hal ini

diperlukan untuk dapat melaksanakan kebijaksanaan yang akan

di ambil perlu melakukan perkiraan akan kesempatan atau

peluang yang ada.

Pada dasarnya peramalan tidak terlepas daripada

perencanaan di mana kemampuan para perencana dalam

meramalkan harus sesuai dengan situasi dan kondisi saat ini dan

data yang ada agar rencana atau kebijakkan yang di ambil dapat

dijalankan secara efektif dan tepat. Pada hakikatnya peramalan

penjualan tidak terlepas daripada rencana atau perencanaan.

Kegunaan daripada peramalan penjualan adalah untuk dapat

mengambil keputusan / kebijakkan di mana keputusan yang baik

adalah keputusan yang didasarkan pada pertimbangan yang akan

terjadi pada waktu keputusan tersebut dilaksanakan.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

18

Dalam peramalan yang dilakukan pada objek tertentu

membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan/kebijakan.

Kebijakan akan mempengaruhi pelaksanaan suatu pekerjaan,

kepemimpinan, dan cara bertindak suatu perusahaan. Di

perusahaan perlu juga memperhatikan peramalan sepertia apa

yang akan dipilih sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

c. Pendekatan dalam Peramalan

Heizer dan Render (2004:140) menyatakan bahwa terdapat

dua pendekatan umum peramalan, yaitu:

1) Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang

didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu. Hasil

ramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang

yang menyusunnya. Hal ini penting karena hasil

peramalan tersebut ditentukan berdasarkan

pemikiran yang bersifat intuisi, pendapat, dan

pengetahuan serta pengalaman dari penyusun.

Biasanya peramalan secara kualitatif ini didasarkan

atas hasil penyelidikan, seperti Delphi, S-Curve, dan

decision trees.

2) Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan yang

didasarkan atas data kuantitatif pada masa lalu. Hasil

peramalan yang dibuat sangat tergantung pada

metode yang dipergunakan dalam peramalan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

19

tersebut. Penggunaan metode yang berbeda akan

diperoleh hasil peramalan yang berbeda.

Adapun yang perlu diperhatikan dari penggunaan metode

tersebut adalah baik tidaknya metode yang dipergunakan, sangat

ditentukan oleh perbedaan atau penyimpangan antara hasil

ramalan dengan kenyataan yang terjadi.

d. Analisis Tren

Kecenderungan atau tren akan mempengaruhi hasil dari

peramalan yang dilakukan. Tren perlu diperhatikan karena

sangat mempengaruhi keputusan seseorang dalam melakukan

sesuatu. Dalam peramalan dilakukan juga dengan analisis tren

dengan membaca kecenderungan dari suatu objek untuk

menemukan hasil yang sesuai dengan data sebenarnya.

Dipaparkan oleh Heizer dan Render (2004:155) bahwa,

Analisis tren merupakan teknik mencocokkan garis tren pada

serangkaian data masa lalu dan kemudian memproyeksikan garis

pada masa datang untuk peramalan jangka mengengah atau

jangka panjang. Untuk melakukan peramalan dengan baik maka

dibutuhkan berbagai macam informasi (data) yang cukup

banyak dan diamati dalam periode waktu yang relatif cukup

panjang, sehingga hasil analisis tersebut dapat mengetahui

sampai berapa besar fluktuasi yang terjadi.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

20

Jika kita memutuskan untuk membuat garis tren lurus

dengan metode statistik, kita dapat menerapkan metode kuadrat

terkecil (least square method). Pendekatan ini menghasilkan

sebuah garis lurus yang meminimalkan jumlah kuadrat dari

deviasi vertikal garis pada setiap hasil pengamatan aktual.

Secara umum persamaan garis linier dari analisis time

series menggunakan metode kuadrat terkecil adalah:

Y = a + bx

di mana

Y = nilai terhitung dari variabel yang akan diprediksi

(disebut variabel terkait)

a = persilangan sumbu y

b = kemiringan garis regresi

x = variabel bebas

Ahli statistik telah membuat persamaan yang dapat

digunakan untuk menemukan nilai a dan b untuk setip garis

regresi. Kemiringan b ditemukan dengan

di mana

b = kemiringan garis regresi

∑ = tanda penjumlahan total

x = nilai variabel bebas yang diketahui

y = nilai variabel terkait yang diketahui

= rata-rata nilai x

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

21

= rata-rata nilai y

n = jumlah data atau pengamatan

menenetukan a atau persilangan sumbu dengan cara:

di mana:

a = persilangan sumbu y

∑ = tanda penjumlahan total

n = jumlah data atau pengamatan

Secara teoristis, dalam analisis runtun waktu (time series)

hal yang paling menentukan adalah kualitas dan keakuratan dari

data-data yang diperoleh, serta waktu atau periode dari data-data

tersebut dikumpulkan. Jika data yang dikumpulkan tersebut

semakin banyak maka semakin baik pula estimasi atau

peramalan yang diperoleh. Sebaliknya, jika data yang

dikumpulkan semakin sedikit maka hasil estimasi atau

peramalannya akan semakin jelek.

e. Variasi Musiman

Dalam analisis time series dipengaruhi oleh banyak faktor.

Ada faktor yang dapat diprediksi dan diperhitungkan ada pula

faktor yang tidak dapat diprediksi. Hal ini bergantung pada

objek apa yang akan diteliti dan sumber data yang bisa diteliti.

Salah satu komponen yang mempengaruhi data time series

adalah komponen musiman. Gerakan musiman merupakan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

22

gerakan yang teratur artinya naik turunnya terjadi pada waktu-

waktu yang sama (Heizer dan Render, 2004). Jika data time

series dipengaruhi oleh variasi musiman, maka diperlukan

metode peramalan yang lebih baik memperhatikan keterlibatan

variasi musiman di dalam data.

Untuk keperluan analisa data time series dinyatakan dalam

bentuk angka indeks. Apabila kita ingin menunjukkan ada

tidaknya gerakan musiman perlu dibuat indeks musiman yang

merupakan suatu angka variasi terhadap nilai dasar 100. Jika

suatu periode musiman mempunyai nilai indeks 100

menunjukkan bahwa pada bulan tersebut tidak ada pengaruh

musiman.

Dalam penghitungan menggunakan variasi musiman dapat

diketahui dengan menggunakan indeks musiman. Indek

musiman dihitung dengan beberapa langkah. Pertama adalah

dengan menemukan rata-rata permintaan historis setiap

musim/bulan dengan menjumlahkan permintaan bulan tersebut

dalam setiap tahun, dibagi dengan jumlah tahun data yang

tersedia. Kedua, hitung rata-rata permintaan untuk semua bulan

dengan membagi rata-rata permintaan tahunan total dengan

jumlah musim. Hitung indeks musiman untuk setiap musim

dengan membagi permintaan historis aktual bulan itu (dari

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

23

langkah pertama) dengan rata-rata permintaan pada seluruh

bulan (dari langkah kedua).

Setelah diketahui indeks musiman dari setiap bulan maka

perlu dilakukan estimasi permintaan tahunan untuk tahun depan

lalu dengan estimasi tersebut dibagi dengan jumlah musim yaitu

12 musim atau 12 bulan dan dikalikan dengan indeks musiman

menghasilkan peramalan musiman.

Ada beberapa metode untuk menghitung angka indeks

musiman, antara lain adalah metode rata-rata sederhana. Indeks

musiman dapat digunakan untuk menguraikan

perkiraan/ramalan penjualan tahunan menjadi perkiraan

penjualan per bulan pada tahun mendatang.

4. Tata Letak

a. Pengertian Tata Letak

Tata letak merupakan rancangan fasilitas, menganalisis,

membentuk konsep, dan mewujudkan sistem pembuatan barang

atau jasa. Rancangan ini pada umumnya digambarkan sebagai

lantai, yaitu susunan fasilitas fisik untuk mengoptimalkan

hubungan antara petugas dan tata cara yang diperlukan untuk

mencapai tujuan usaha secara ekonomis dan aman.

Heizer dan Render (2004:450) mengatakan bahwa tata

letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan

efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

24

memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan

daya saing perusahaan dalam segi kapasitas, proses, fleksibilitas,

dan biaya serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan dan

citra perusahaan. Desain tata letak harus mempertimbangkan

bagaimana untuk dapat mencapai:

1) Utilitas ruang, peralatan, dan orang yang lebih

tinggi.

2) Aliran informasi, barang, atau orang yang lebih baik.

3) Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi

lingkungan kerja yang lebih aman.

4) Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik.

5) Flesibilitas

Pengertian tata letak di atas dapat disimpulkan bahwa tata

letak merupakan suatu sistem yang saling berintergrasi diantra

seluruh fasilitas yang mendukung seluruh kegiatan produksi dari

bahan baku atau masukan hingga keluaran. Sehingga selama

dalam proses tersebut dapat mencapai suatu nilai tambah berupa

efisiensi dan efektifitas operasi perusahaan sehingga proses

produksi dapat berjalan dengan lancar.

b. Tipe-Tipe Tata Letak

Dalam perencanaan tata letak yang dimiliki perusahaan

terdapat perbedaan antara penataan barang dan peralatan yang

dimiliki oleh perusahaan. Penataan barang dan peralatan akan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

25

selalu menyesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

Perencanaan tata letak yang digunakan oleh masing-masing

perusahaan akan memiliki perbedaan. Tata letak disesuaikan

dengan kebutuhan dan tujuan dari masing-masing perusahaan.

Menurut Heizer dan Render (2004:451), keputusan

mengenai tata letak meliputi penempatan mesin pada tempat

terbaik, kantor dan meja-meja, atau pusat pelayanan. Sebuah tata

letak yang efektif memfasilitasi adanya aliran bahan, orang dan

informasi di dalam dan antar wilayah. Untuk mencapai tujuan

ini ada beberapa pendekatan yang telah dikembangkan. Diantara

pendekatan tersebut akan dibahas tujuh pendekatan tata letak:

1) Tata letak dengan posisi tetap: memenuhi

persyaratan tata letak untuk proyek yang besar dan

memakan tempat, seperti proses pembuatan kapal

laut dan gedung.

2) Tata letak berorientasi pada proses: berhubungan

dengan produksi dedngan volume rendah dan

bervariasi tinggi.

3) Tata letak kantor: menempatkan para pekerja,

peralatan mereka dan ruangan/kantor yang

melancarkan aliran informasi.

4) Tata letak ritel: menempatkan rak-rak dan

memberikan tanggapan atas perilaku pelanggan.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

26

5) Tata letak gudang: merupakan paduan antara ruang

dan penanganan bahan baku.

6) Tata letak berorientasi pada produk: mengusahakan

pemanfaatan maksimal atas karyawan dan mesin-

mesin pada produksi yang berulang dan

berkelanjutan.

7) Tata letak sel kerja: menata mesin dan peralatan lain

untuk fokus pada produksi atau sekelompok yang

berkaitan.

Penjabaran yang telah dipaparkan

menyimpulkan bahwa dalam penggunaan

pendekatan akan disesuaikan dengan berbagai

kondisi dan situasi yang dihadapi oleh perusahaan

tersebut. Tata letak tidak hanya terbatas pada

perusahaan namun juga bisa dalam bentuk yang

lebih spesifik salah satunya adalah gudang. Gudang

perlu diperhatikan karena fungsinya yang vital

dalam perusahaan.

5. Gudang

a. Pengertian Gudang

Gudang adalah fasilitas perusahaan yang bersifat tetap,

yang dirancang untuk mencapai target tingkat pelayanan dengan

total biaya yang paling rendah. Gudang dibutuhkan dalam

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

27

proses koordinasi penyaluran barang, yang muncul sebagai

akibat kurang seimbangnya proses penawaran dan permintaan.

Ruang gudang digunakan untuk menyimpan persediaan yang

dimiliki oleh perusahaan.

Menurut Mulchy, (1994) gudang adalah suatu fungsi

penyimpanan berbagai macam jenis produk yang memiliki unit

penyimpanan dalam jumlah yang besar maupun yang kecil

dalam jangka waktu saat produk dihasilkan oleh pabrik (penjual)

dan saat produk dibutuhkan oleh pelanggan atau stasiun kerja

dalam fasilitas produksi. Gudang sebagai tempat yang dibebani

tugas untuk menyimpan barang yang akan dipergunakan dalam

produksi, sampai barang tersebut diminta sesuai dengan jadwal

produksi.

Merencanakan gudang tidak terlepas dari kebutuhan

sebuah perusahaan. Setiap perusahaan pasti memiliki kriteria

yang berbeda dalam pemilihan dan penggunaan gudang.

Masing-masing perusahaan pada umumnya memilih jenis

gudang sesuai dengan fungsi dan kegunaan.

b. Peran dan Fungsi Gudang

Gudang merupakan tempat kegiatan penyimpanan barang

yang dimiliki perusahaan. Penyimpanan barang yang dilakukan

oleh perusahaan meliputi bahan baku, barang setengah jadi dan

barang jadi. Fungsi dari penggunaan gudang ialah melindungi

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

28

barang perusahaan sampai barang tersebut siap untuk

digunakan.

Menurut Arwani (2009:23) peranan gudang dapat

dikategorikan dalam tiga fungsi:

1) Fungsi penyimpanan

Fungsi paling mendasar dari gudang adalah

sebagai tempat penyimpanan barang, baik barang

mentah, setengah jadi, maupun jadi. Tujuan dari

manajemen adalah bagaimana menggunakan ruang

seoptimal mungkin untuk menyimpan produk

dengan biaya tertentu.

2) Fungsi melayani permintaan pelanggan

Aktivitas menerima barang dari manufaktur

atau suplier dan memenuhi permintaan dari cabang

atau pelanggan menjadikan gudang sebagai fokus

aktivitas logistik. Gudang berperan menyediakan

pelayanan dengan menjamin ketersediaan produk

dan siklus order yang reasonable.

Sistem ini akan menurunkan biaya, karena

pengiriman dari manufaktur bisa dibuat secara

berkala, cukup dengan kuantitas truk atau mobil box.

Dengan menyimpan stock dalam jumlah tertentu,

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

29

akan membantu manufaktur dari permintaan yang

tidak tetap.

3) Fungsi distribusi dan konsolidasi

Fungsi distribusi ini menjadikan gudang

sebagai kepanjangan tangan dari penjualan dan

pemasaran dalam memastikan penyampaian produk

dan informasi kepada pelanggan sebagai titik

penjualan (point of sale).

Fungsi ini tercipta sebagai akibat dari

karakteristik biaya transportasi. Pengiriman dalam

jumlah besar, secara otomatis lebih murah biayanya

dibanding dengan pengiriman dalam jumlah lebih

kecil. Dalam sistem tertentu, fungsi distribusi dan

konsolidasi menjadi fungsi utama dari gudang

distribusi.

c. Tipe-Tipe Gudang

Perencanaan gudang yang dimiliki perusahaan memiliki

fungsi dalam penyimpanan barang dan peralatan yang dimiliki

oleh perusahaan. Perancangan tersebut tentulah memiliki

perbedaan antara perusahaan satu dengan yang lain,

perancangan gudang memiliki bentuk berbeda-beda sesuai

dengan kebutuhan perusahaan.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

30

Terdapat beberapa bentuk gudang yang disesuaikan

dengan kebutuhan perusahaan karena setiap perusahaan

memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Menurut Yunarto

(2005) dalam bukunya menyebutkan beberapa macam tipe

gudang:

1) Gudang pabrik (Manufacturing plant warehouse)

Transaksi di dalam gudang ini meliputi penerimaan

dan penyimpanan material, pengambilan material,

penyimpanan barang jadi ke gudang, transaksi internal

gudang, dan pengiriman barang jadi ke central warehouse,

distribution warehouse atau langsung ke konsumen.

Menurut Warman (2004) manufacturing plant warehouse

dapat dibagi lagi menjadi:

a) Gudang operasional

Gudang perlengkapan digunakan untuk

menyimpan raw material dan sparepart yang

nantinya akan diperlukan di dalam proses

produksi

b) Gudang perlengkapan

Gudang perlengkapan merupakan

gudang yang digunakan untuk menyimpan

perlengkapan yang akan digunakan untuk

memperlancar proses produksi.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

31

c) Gudang pemberangkatan

Gudang pemberangkatan adalah tempat

yang digunakan untuk menyimpan barang

yang telah menjadi finished good.

d) Gudang musiman

Gudang musiman adalah gudang yang

bersifat insidentil dan hanya ada pada saat

gudang operasional dan gudang

pemberangkatan penuh.

2) Gudang pokok (central warehouse)

Transaksi di dalam central warehouse meliputi

penerimaan barang jadi, penyimpanan barang jadi ke

gudang, dan pengiriman barang jadi ke distribution

warehouse.

3) Gudang distribusi (distribution warehouse)

Distribution warehouse adalah gudang distribusi.

Transaksi di dalam gudang ini meliputi penerimaan barang

jadi, penyimpanan barang yang diterima dari gudang,

pengambilan dan persiapan barang yang akan dikirim, dan

penerimaan barang ke konsumen. Terkadang distribution

warehouse juga berfungsi sebagai central warehouse.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

32

4) Gudang retailer (retailer warehouse)

Retailer warehouse dapat dikatakan sebagai gudang

yang dimiliki toko yang menjual barang langsung ke

konsumen.

Setelah mengetahui berbagai jenis gudang dan fungsi

masing-masing gudang, maka perusahaan dapat menentukan

jenis gudang yang akan digunakan. Dalam penyimpanan barang

di gudang, perusahaan juga perlu menentukan penataan barang

atau tata letak barang agar aliran barang tidak terhambat.

d. Tata Letak Gudang

Perancangan tata letak didefinisikan sebagai perancangan

tata letak pabrik sebagai perencanaan dan integrasi aliran

komponen-komponen suatu produk untuk mendapatkan

interelasi yang paling efektif dan efisien antar operator,

peralatan, dan proses transformasi material dari bagian

penerimaan sampai ke bagian pengiriman produk.

Menurut Heizer dan Render (2004:468) tata letak gudang

adalah sebuah desain yang mencoba meminimalkan biaya total

dengan mencari panduan yang terbaik antara luas ruang dan

penanganan bahan. Tujuan tata letak gudang adalah untuk

menemukan titik optimal yang berkaitan dengan luas ruang

dalam gudang.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

33

Berdasarkan hierarki perencanaan fasilitas dan definisi

perancangan tata letak yang telah diuraikan sebelumnya, maka

pengertian perancangan tata letak adalah pengaturan konfigurasi

stasiun kerja produksi yang disusun berdasarkan interaksi antar

departemen yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu sehingga

interaksi tersebut optimal dalam proses transformasi material

dari bahan mentah menjadi produk jadi.

e. Sistem Pengerakkan (Racking System)

Sistem pengerakkan dibuat dengan tujuan meningkatkan

kapasitas gedung tanpa harus melakukan pelebaran gudang

(John Warman, 2004). Hal ini disebabkan dengan menggunakan

sistem rak, akan dilakukan penyusunan barang dengan konsep

bertingkat. Dengan kata lain melakukan pemanfaatan tinggi

untuk memperbanyak kapasitas dari gudang. Rak dalam konsep

ini dapat terdiri dari dua macam rak yaitu:

1) Rak permanen

Rak permanen yaitu rak yang memiliki

konstruksi bangunan yang permanen. Dengan kata

lain tidak akan dapat dipindah-pindahkan jika

diperlukan di bagian lain. Kalaupun rak ini dapat

dibongkar maka akan membutuhkan biaya besar,

karena rak ini sudah menjadi bagian tetap dari

gudang.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

34

2) Rak sementara

Rak sementara terdiri dari konstruksi rak yang

dapat dipindah-pindah atau dibongkar jika sudah

tidak diperlukan. Rak sementara biasanya digunakan

jika layout suatu gudang belum pasti dan sering

mengalami perubahan yang disebabkan oleh hal-hal

yang menjadi keterbatasan perusahaan.

Melihat dari penjabaran mengenai sistem pengerakkan

menunjukkan rak yang dibuat dengan memanfaatkan tinggi

dapat membantu mengoptimalkan fungsi gudang sebagai tempat

penyimpanan persediaan. Semakin optimal maka biaya yang

bisa ditekan semakin banyak.

f. Bentuk Arus pada Tata Letak Barang

Penataan barang pada ruangan sangatlah kurang efektif

jika dibandingkan dengan penataan barang yang diatur rapi.

Arus merupakan aliran barang antara keluar dan masuknya

barang di gudang. arus barang yang diinginkan oleh perusahaan

merupakan bentuk penataan barang untuk melancarkan kegiatan

operasional dari perusahaan.

Menurut Apple (1990), selain ditentukan oleh besarnya

ruangan, kapasitas gudang juga ditentukan oleh penataan tata

letak barang yang disimpan. Berdasarkan arus keluar masuk

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

35

barang, terdapat beberapa bentuk layout gudang yang dapat

diterapkan yaitu:

1) Arus garis lurus sederhana

Menggunakan arus garis lurus sederhana,

penataan barang akan berbentuk lurus. Proses keluar

masuk barang tidak melalu lorong atau gang yang

berkelok-kelok hingga proses penyimpanan dan

pengambilan lebih cepat. Pada arus gerak lurus

sederhana, barang disimpan berdasarkan sifat fast

moving dan slow moving. Barang yang bersifat fast

moving disimpan dengan lokasi yang dekat dengan

pintu keluar. Sebaliknya, barang yang bersifat slow

moving disimpan di dekat pintu masuk.

2) Arus garis U

Dengan menggunakan arus garis U, arus

barang berbentuk U. Proses keluar masuk barang

melalui lorong atau gang yang berkelok-kelok,

sehingga proses penyimpanan barang memerlukan

waktu yang cukup lama. Lokasi barang yang

disimpan berdasarkan sifat fast moving dan slow

moving. Barang yang barang disimpan berdasarkan

sifat fast moving dan slow moving. Barang yang

bersifat fast moving disimpan dengan lokasi yang

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

36

dekat dengan pintu keluar. Sebaliknya, barang yang

bersifat slow moving disimpan di dekat pintu masuk.

3) Arus L

Dengan menggunakan arus garis L, arus

barang berbentuk L. Proses keluar masuk barang

melalui lorong atau gang yang tidak terlalu

berkelok-kelok, sehingga proses penyimpanan

barang menjadi cepat. Lokasi barang yang disimpan

berdasarkan sifat fast moving dan slow moving.

Barang yang barang disimpan berdasarkan sifat fast

moving dan slow moving. Barang yang bersifat fast

moving disimpan dengan lokasi yang dekat dengan

pintu keluar. Sebaliknya, barang yang bersifat slow

moving disimpan di dekat pintu masuk.

Saat melihat arus barang yang ada di dalam gudang maka

produk dapat dikelompokkan atau diklasifikasi.

Pengklasifikasian berguna untuk mempermudah perusahaan

dalam proses keluar dan masuknya barang sebagai persediaan

dalam gudang.

g. Klasifikasi Produk

Gudang memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan

persediaan. Persediaan perusahaan dapat berupa produk jadi

maupun bahan baku atau bahan setengah jadi. Untuk

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

37

memudahkan perusahaan dalam memilah produk maka dapat

dilakukan klasifikasi.

Barang yang menjadi persediaan perusahaan sangat

beragam. Menurut Kotler (2004) persediaan dapat diklasifikasi

berdasarkan hal yang umum, yaitu klasifikasi persediaan

berdasarkan fungsi barang dalam gudang dan klasifikasi

persediaan berdasarkan kecepatan arus aliran barang.

1) Klasifikasi persediaan berdasarkan fungsi barang

Dalam dunia industri persediaan yang

disimpan dalam gudang dapat bermacam-macam

fungsinya. Dalam klasifikasi ini gudang akan dibagi

sesuai dengan barang apa yang disimpan di dalam

gudang tersebut. Secara umum, berdasarkan fungsi

fisiknya, persediaan dapat dibagi menjadi empat

fungsi utama. Keempat fungsi persediaan tersebut

adalah:

a) Sebagai raw material

Raw material merupakan barang

yang akan diproses dan dipasarkan dan

diberi nilai tambah untuk kemudian

dapat dijual dan dipasarkan kepada

konsumen dengan nilai yang lebih

tinggi. Raw material dapat berbeda-beda

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

38

untuk setiap perusahaan tergantung jenis

usaha dan tujuan usahanya.

Barang yang menjadi raw material

di suatu perusahaan belum tentu menjadi

raw material pula di perusahaan lain.

Dapat saja raw material disuatu

perusahaan menjadi finished good di

perusahaan lain.

b) Sebagai work in process (WIP)

Barang WIP dalam bahasa sehari-

hari dikenal dengan nama barang

setengah jadi. Barang WIP ini adalah

raw material yang dikenai proses untuk

menjadi suatu produk hanya saja belum

selesai, atau dapat dikatakan masih

setengah jalan

c) Sebagai finished good

Finished good merupakan barang

yang siap untuk disajikan atau siap untuk

dipasarkan kepada konsumen. Finished

good ini merupakan barang yang

diperoleh dari bahan dasar berupa raw

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

39

material yang telah diproses dan diberi

nilai tambah.

d) Sebagai sparepart atau peralatan

Peralatan atau sparepart adalah

barang yang tidak memberikan nilai

tambah kepada suatu raw material

untuk menjadi finished good, akan tetapi

peralatan akan sangat berguna sekali

untuk mendukung kelancaran proses

pemberian nilai tambah kepada raw

material untuk menghasilkan finished

goods.

2) Klasifikasi persediaan berdasarkan aliran arus

barang

Dalam gudang baik gudang yang

merupakan gudang raw material, gudang

WIP, gudang finished goods ataupun

gudang spareparts pasti akan terdapat

perbedaan arus barang yang ada di

dalamnya. Dalam suatu gudang,

misalnya gudang finished goods ada

terdapat bermacam-macam finished

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

40

goods yang disimpan dalam gudang

tersebut yang berbeda jenisnya. Dengan

adanya perbedaan jenis tersebut maka

aliran setiap barang tidak akan sama.

Dalam klasifikasi ini persediaan

akan dipandang berdasarkan aliran

barang tersebut apakah barang tersebut

termasuk barang-barang fast moving,

medium moving, atau slow moving.

a) Barang fast moving

Barang-barang disebut fast moving

adalah barang dengan aliran yang sangat

cepat, atau dengan kata lain barang fast

moving ini akan berada di dalam gudang

dalam waktu yang sangat singkat.

b) Barang medium moving

Barang-barang medium moving

adalah barang yang aliran barangnya

sedang-sedang saja, tidak terlalu cepat

atau terlalu lambat. Biasanya barang ini

akan berada di gudang dalam waktu

yang relatif lama dibandingkan dengan

barang fast moving.

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

41

c) Barang slow moving

Barang-barang slow moving

merupakan barang dengan arus aliran

barang yang sangat lambat, sehingga

barang slow moving akan berada di

dalam gudang dalam waktu yang cukup

lama.

Aliran barang harus diperhatikan dalam menjalankan

manajemen pergudangan karena hal ini sangat menentukan

apakah suatu gudang telah digunakan secara efektif atau belum.

Dengan memperhatikan kecepatan aliran barang tersebut

diharapkan aliran barang yang ada di gudang menjadi lancar.

Untuk barang fast moving dijaga agar stock di gudang tidak

kehabisan sehingga tidak mengecewakan konsumen, sedangkan

untuk barang slow moving dijaga agar tidak terjadi penumpukan

barang yang tidak perlu sehingga kapasitas gudang dapat

digunakan sebaik dan seefektif mungkin.

h. Perencanaan Tata Letak Penyimpanan

Tujuan dari perencanaan layout dari bagian penyimpanan

atau gudang adalah untuk efetivitas dari penggunaan ruang,

memberikan material handling yang efisien, memberikan

fleksibilitas maksimum, dan untuk menyediakan pengaturan

produksi yang baik. Semakin baik maka proses jalannya

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

42

produksi menjadi semakin baik. Penyimpanan perlu ditata

sebaik mungkin untuk memaksimalkan sumber daya yang

dimiliki perusahaan.

Untuk melengkapi dan memenuhi tujuan ini, maka

beberapa prinsip atau faktor kriteria untuk penerapan area

penyimpanan harus diintegrasikan seperti yang telah dikatakan

oleh Warman (2004). Faktor tersebut yaitu faktor komoditi dan

faktor space utilization. Faktor komoditi sendiri dibagi menjadi

4 kriteria yaitu:

1) Popularity (popularitas)

Berdasarkan hukum pareto, untuk

memaksimalkan pengambilan maka material popular

harus disimpan dengan jarak tempuh minimal.

Dalam kenyataannya, material disimpan dengan

jarak tempuh (jangkauan) berkebalikan secara

relative dengan popularitas material. Jarak tempuh

ini dapat diminimalkan dengan menyimpan item

popular pada daerah atau area penyimpanan

bertingkat dan menempatkan material untuk

meminimalkan jarak tempuh.

2) Similarity (kesamaan)

Prinsip kedua dari pengaturan layout

penyimpanan yaitu berdasarkan kesamaan dari

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

43

material yang disimpan. Dengan menyimpan

komponen yang memiliki kesamaan maka jarak

tempuh untuk order pengambilan maupun

penerimaan dapat diminimalkan.

3) Size (ukuran)

Memiliki komponen kecil yang disimpan

dalam ruang yang didesain untuk komponen besar

adalah tindakan pemborosan. Begitu juga dengan

masalah komponen besar tidak dapat disimpan pad

arak karena tidak muat. Penyelesaian masalah ini

adalah dengan memberikan variasi ukuran lokasi

penyimpanan. Begitu juga juga dengan barang yang

tidak pasti dapat diberikan solusi dengan

memberikan rak yang dapat diatur sesuai dengan

kebutuhan.

4) Characteristic (karakteristik)

Karakteritistik dari komponen yang disimpan

dan ditangani sering berlawanan dengan metode

yang diindikasikan oleh popularity, similarity, dan

size. Untuk mendapatkan tata letak yang baik maka

dapat dikelompokkan berdasar pada:

a) Komponen bentuk khusus dan mudah

rusak

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

44

b) Komponen berbahaya

c) Komponen dengan pengamanan khusus

d) Kecocokan atau kesesuaian

B. Penelitian Terdahulu

Dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan melalui

hasil berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan

dapat dijadikan sebagai data pendukung. Salah satu data pendukung yang

menurut peneliti perlu dijadikan bagian tersendiri adalah penelitian

terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam

penelitian ini. Dalam hal ini, fokus penelitian terdahulu yang dijadikan

acuan adalah terkait dengan masalah penentuan jumlah persediaan dengan

melakukan peramalan penjualan dan penataan barang dalam gudang.

Berikut ini terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan

penentuan jumlah persediaan dan penataan persediaan dalam gudang

Hakimah, Muhima, dan Yustina (2015) dalam penelitian peramalan

persediaan menggunakan metode indeks musiman menunjukkan bahwa

peramalan penjualan hampir mendekati data sebenarnya dengan akurasi

sebesar 86%. Lestari dan Marsudi (2013) dalam penelitian sejenis dan

menggunakan metode yang sama menghasilkan kebutuhan bahan baku

dapat dengan jelas diketahui sehingga tidak ada biaya produksi yang

berlebih. Kartikasari dan Suhartono (2013) dalam penelitian peramalan

penjualan dengan model variasi kalender menunjukkan bahwa prediksi

penjualan produk mendekati hari raya keagamaan mengalami peningkatan.

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

45

Mengenai Tata Letak penelitian terdahulu dilakukan oleh Harjono dan

Prasetyawan (2010) menentukan bahwa penambahan kapasitas ruang

gudang mampu meminimumkan jumlah produk yang tidak tertampung

dalam gudang pada PT. ISM Bogasari Flour Mills Surabaya. Tujuan

penelitian ini adalah merancang tata letak blok-blok penyimpanan untuk

meminimumkan jumlah produk yang tidak tertampung. Adapun metode

yang dilakukan diantaranya menentukan kapasitas blok penyimpanan yang

sesuai dengan kebutuhan setiap produk.

Selanjutnya penelitian oleh Wardana (2015) dengan mengklasifikasi

barang menurut kategori fast moving sebesar 11,5%, medium moving

sebesar 27% dan slow moving sebesar 61,5%. Utilitas pada layout susulan

lebih besar dari pada layout awal, sehingga usulan penataan layout lebih

efisien dari pada layout awal.

Perbedaan penelitaan terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu pada

penelitian terdahulu satu permasalahan saja seperti hanya meneliti mengenai

peramalan atau tata letak gudang saja sedangkan peneliti sekarang akan

menggabungkan keduanya karena keduanya memiliki keterkaitan dalam

kasus di Cahya Jaya Tupperware. Persamaan penelitaan terdahulu dengan

penelitian sekarang yaitu sama-sama meneliti perihal peramalan serta tata

letak gudang yang berguna untuk kelancaran operasional perusahaan.

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

46

C. Kerangka Pikir

Setiap perusahaan mengalami naik turun dalam permintaan suatu

produknya, umumnya permintaan konsumen terhadap produknya selalu

berubah-ubah dalam setiap periode. Dengan adanya ketidakpastian suatu

permintaan, perusahaan perlu membuat sesuatu ramalan permintaan. Di

mana untuk membuat ramalan tersebut diperlukan suatu data historis pada

periode-periode sebelumnya (Subagyo, 1999). Data sebelumnya digunakan

untuk meramalkan permintaan periode yang akan datang.

Untuk menyimpan persediaan yang dibutuhkan perusahaan adalah

sebuah gudang. Gudang merupakan salah satu penunjang dan bagian

penting dari suatu sistem produksi. Menurut Purnomo (2004) gudang

merupakan tempat untuk menyimpan barang, baik bahan baku yang akan

dilakukan proses manufacturing maupun barang jadi yang siap untuk

dipasarkan. Kondisi dan pengaturan yang baik dalam gudang diharapkan

dapat menghindari kerugian perusahaan serta mempercepat operasional dan

pelayanan pada gudang.

Berdasarkan permasalahan yang telah ditemukan serta landasan teori

dan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan sebelumnya, maka kerangka

pemikiran dalam penelitan ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Sumber: Heizer dan Render (2004); Joko (2004); Kotler (2004) Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian

Persediaan

-Historis data penjualan -Indeks musiman -Jumlah persediaan

Kendala Tata Letak Gudang

Relayout Gudang

-Klasifikasi aliran barang -Penambahan rak -Lokasi penataan barang

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teorieprints.umm.ac.id/38945/3/jiptummpp-gdl-thiesswind-48867-3-babii.pdf · Fungsi dan Tujuan Persediaan Kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan

47

Gambar 2.1 menunjukkan bahwa kerangka pikir di atas menjelaskan

tahap-tahap dalam melakukan penelitian pada Cahya Jaya Tupperware.

Tahap awal penelitian adalah dengan menentukan jumlah persediaan dengan

berdasar pada historis data penjualan dan indeks musiman (Heizer dan

Render, 2004). Setelah jumlah persediaan sudah jelas maka langkah

selanjutnya adalah mengidentifikasi kendala pada tata letak gudang yang

berkaitan dengan penyesuaian jumlah persediaan (Joko, 2004). Setelah

ditemukan kendala kemudian dilakukan pemecahan masalah dengan

relayout gudang yang mencakup pengelompokan barang dengan klasifikasi

aliran barang, lalu penambahan rak dan menentukan lokasi penataan dari

masing-masing barang (Kotler, 2004).