BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Terapi Menulis 1. …repository.ump.ac.id/9114/3/Kevin Dimas...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Terapi Menulis 1. …repository.ump.ac.id/9114/3/Kevin Dimas...
5 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori Terapi Menulis
1. Pengertian
Menulis adalah suatu aktivitas melahirkan pikiran dan perasaan
dengan tulisan. Menulis berbeda dengan berbicara. Menulis memiliki
suatu kekuatan tersendiri karena menulis adalah suatu bentuk eksplorasi
dan ekspresi area pemikiran, emosi dan spiritual yang dapat dijadikan
sebagai suatu sarana untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan
mengembangkan suatu pemikiran serta kesadaran akan suatu peristiwa.
Terapi menulis juga mencerminkan refleksi dan ekspresi subjek karena
inisiatif sendiri atau sugesti dari seorang terapis (Susilowati, 2017).
Terapi menulis kemampuan positif merupakan sebuah proses terapi
dengan menggunakan metode menulis kelebihan atau kemampuan yang
membanggakan, prestasi yang pernah diraih (saat sekolah, di tempat
pekerjaan, di lingkungan rumah) dan hal hal yang menyenangkan dari
dirinya (sifat positif, kondisi tubuh sehat), dari keluarga (saling
menyayangi, saling memperhatikan), dari lingkungan (tetangga rumah,
saling menghargai).
6 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Terapi menulis kemampuan positif diartikan sebagai suatu terapi
dengan aktivitas menulis mengenai pikiran dan perasaan yang positif ke
dalam tulisan, individu tersebut dapat mulai merubah sikap, meningkatkan
kreativitas, mengaktifkan memori, memperbaiki kinerja dan kepuasan
hidup (Susilowati, 2017).
2. Manfaat
Manfaat dari terapi menulis ini banyak memberikan dampak positif
bagi psikis mau pun fisik. Terapi menulis berpengaruh baik bagi
kesejahteraan psikis seseorang, mengurangi kecemasan, perbaikan suasana
hati, dan menurunkan ketegangan sehingga dalam jangka panjang
berakibat baik bagi kesehatan tubuh.
Hal ini sepada yang dikatakan oleh (Fikri, 2010) dengan terapi
menulis dapat dijadikan sebagai media penyembuhan dan peningkatan
kesehatan mental. Secara umum, manfaat diantaranya ialah :
a. Meningkatkan pemahaman bagi diri sendiri maupun orang lain dalam
bentuk tulisan dan literatur lain.
b. Meningkatkan kreatifitas, ekspresi dan harga diri.
c. Memperkuat kemampuan komunikasi dan interpersonal.
d. Mengekspresikan emosi yang berlebihan (katarsis) yang menurunkan
ketegangan.
e. Meningkatkan kemampuan individu dalam menghadapi masalah dan
beradaptasi.
7 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
3. Mekanisme kerja terapi menulis
Mekanisme dari proses terapi menulis kemampuan positif ini sangat
sederhana, yaitu dengan cara menuliskan kelebihan atau kemampuan yang
membanggakan serta menuliskan hal apa saja yang menyenangkan yang
telah di dapatkan pada dirinya. Waktu pelaksanaan 2-3 hari berturut-turut
atau lebih sesuai tujuan penelitian, dengan durasi 15-20 menit setiap kali
menulis. Pada setiap pertemuan, partisipan menuliskan kata kata atau
kalimat yang bersifat positif pada dirinya. Hasil dari kegiatan menulis hal
positif pada setiap pertemuan, partisipan diperkenankan untuk membaca
kembali dan disimpan, dengan harapan partisipan dapat meningkatkan
harga dirinya dkembali.
Tahapan pelaksanaan terapi menulis menurut (Danarti, 2018) di bagi
menjadi empat tahap, yakni:
a. Pengakuan atau Tulisan Awal
Merupakan tahap pembuka menuju sesi menulis. Tahap ini
bertujuan untuk membuka imajinasi, memfokuskan pikiran, relaksasi
dan menghilangkan ketakutan yang mungkin muncul pada diri konseli,
serta mengevaluasi kondisi perasaan atau konsentrasi partisipan.
Partisipan diberi kesempatan untuk menulis bebas kata-kata, frase,
atau mengungkapkan hal lain yang muncul dalam pikiran tanpa
perencanaan dan arahan.
8 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
b. Pemeriksaan atau Latihan Menulis
Tahap ini bertujuan untuk mengexplore reaksi konseli terhadap
suatu situasi tertentu. Waktu yang diberikan untuk menulis bervariasi,
10-15 menit setiap sesi. Setelah menulis partisipan juga dapat diberi
kesempatan untuk membaca kembali tulisannya dan
menyempurnakannya. Jumlah pertemuan berkisar 3-5sesi secara
berturut-turut atau satu kali seminggu.
c. Penjajaran atau Umpan Balik
Tahapan ini merupakan sarana refleksi yang mendorong
pemerolehan kesadaran baru dan menginspirasi perilaku, sikap, atau
nilai yang baru, serta membuat individu memperoleh pemahaman yang
lebih dalam tentang dirinya. Tulisan yang sudah dibuat partisipan
dapat dibaca, direfleksikan, atau dapat juga dikembangkan,
disempurnakan, dan didiskusikan dengan orang lain atau kelompok
yang dapat dipercaya oleh partisipan. Hal pokok yang digali pada
tahap ini adalah bagaimana perasaan penulis saat menyelesaikan tugas
menulis dan atau saat membaca.
d. Aplikasi untuk Diri
Pada tahap terakhir ini, partisipan didorong untuk
mengaplikasikan pengetahuan baru dalam dunia nyata. Terapis
membantu partisipan mengintegrasikan apa yang telah dipelajari
selama sesi menulis dengan mereflesikan kembali apa yang mesti
diubah atau diperbaiki dan mana yang perlu dipertahankan. Selain itu
juga dilakukan refleksi tentang manfaat menulis bagi partisipan.
Terapis juga perlu menanyakan apakah partisipan mengalami
ketidaknyamanan atau bantuan tambahan untuk mengatasi masalah
sebagai akibat dari proses menulis yang mereka ikuti.
9 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
4. Hormon yang berperan
Pengaruh dari kegiatan terapi menulis secara kesehatan, dapat
ditunjukkan dari adanya penurunan aktivitas system saraf otonom dan
kardiovaskular seperti yang dialami individu dalam proses relaks. Kondisi
ini dapat dijelaskaan dari sudut pandang inhibition theory yang
menyatakan bahwa, memendam pikiran dan perasaan mengenai
pengalaman traumatis berakibat pada adanya akumulasi tekanan atau stres
pada tubuh dan meningkatnya aktivitas fisiologis, berpikir obsesif yang
berkaitan dengan kejadian kejadian yang menekan sehingga dalam jangka
panjang dapat menyebabkan individu senantiasa berada dalam situasi
tertekan dan merasa terancam secara sosial (Danarti, 2018).
Terapi menulis dapat memfasilitasi regulasi emosi melalui tugas
mekanisme, yaitu mengarahkan perhatian dan membantu restrukturisasi
kognitif. Mengarahkan perhatian berkaitan dengan mengalihkan atensi
atau pusat pikiran yang mengganggu seseorang pada hal lain yang bisa
membuat kondisi pikiran seseorang menjadi lebih baik (Susilowati, 2011).
Ketika stres, otak justru telah memerintahkan amygdala untuk melepaskan
hormon Adrenocor Ticotropic Hormon (ACTH), Corticotropin Releasing
Hormon (CRH), dan kortisol yang dapat membuat keseimbangan tubuh
terganggu, sehingga orang yang mengalami stres sering terlihat murung
serta pikirannya kosong.
10 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Dengan mengalihkan perhatian lewat sebuah tulisan di sebuah kertas
dapat membuat otak bekerja lebih aktif (Susilowati, 2011). Dalam hal ini
hormon dopamine sangat berperan dalam proses berpikir (cognitive).
Hormon ini diproduksi di hipotalamus dan diproduksi di beberapa daerah
otak, termasuk nigra substantia dan daerah tegmental ventral, dopamin
juga merupakan neurohormon yang dilepaskan oleh hipotalamus. Hormon
dopamin memiliki banyak fungsi di otak, termasuk peran penting dalam
perilaku dan kognisi, gerakan sukarela, motivasi, penghargaan, tidur,
mood, perhatian, dan belajar. Proses berpikir ini sering disebut dengan
kemampuan otak untuk memproses informasi. Artinya dopamine ini dapat
membuat otak jadi “encer”. Dopamine juga berfungsi dalam memotivasi
manusia. Motivasi ini bisa berguna untuk hal-hal biologis, seperti makan,
hobi, dan untuk motivasi mengejar suatu tujuan tertentu.
Hormon ini juga berperan besar dalam sistem penghargaan (reward
system) manusia. Banyak hal yang ada pada kita dipengaruhi oleh
dopamine, seperti daya ingat, tidur, perasaan (mood), dan perhatian. Ada
dugaan (masih dalam taraf pembuktian) bahwa dopamin berperan dalam
reward prediction error (RPE). Dengan kemampuan RPE ini dopamine
dipercaya berperan dalam menentukan kebiasaan baru. Jadi, dengan kadar
dopamine yang cukup, akan lebih baik dalam mengembangkan suatu
kebiasaan baru, menjadi lebih mudah menyesuaikan diri dengan
lingkungan atau pengetahuan baru.
11 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
5. Prosedur terapi menulis
a. Tujuan
1) Pasien mengetahui pentingnya menghargai diri sendiri
2) Pasien dapat mengidentifikasi hal-hal positif diri
b. Setting
1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2) Ruangan nyaman dan tenang
c. Indikasi
Pasien harga diri rendah
d. Persiapan Alat
1) Kertas HVS
2) Spidol / Pensil
e. Metode
1) Diskusi
2) Permainan
f. Prosedur
Tabel 2.1 Prosedur kegiatan
A. PERSIAPAN
1. Memilih pasien yang sesuai indikasi
2. Membuat kontarak dengan pasien
3. Mempersiapkan alat dan tempat ( pasien duduk melingkar
dalam suasana ruang yang tenang dan nyaman)
12 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
B. ORIENTASI
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Menanyakan perasaan pasien hari ini
3. Menjelaskan tujuan kegiatan
4. Menjelaskan aturan main
a. Klien harus mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
b. Bila ingin keluar dari kegiatan harus meminta izin dari
terapis
c. Lama kegiatan 15 - 20 menit
C. KERJA
1. Memperkenalkan diri, meminta klien untuk memperkenalkan
diri satu per satu
2. Menjelaskan bahwa pandangan tentang diri akan sangat
mempengaruhi hubungan pasien dengan orang lain
3. Membagikan kertas dan pensil atau spidol satu pasang untuk
setiap pasien
4. Meminta pasien untuk menuliskan tentang dirinya di kertas
tentang hal positifnya dari kondisi fisik, identitas, peran, cita-
cita, harapan dan penilaian klien tetang dirinya, serta kelebihan
atau kemampuan yang membanggakan.
5. Meminta pasien membacakan hasil tulisannya dikertas masing
masing
6. Terapis memberikan pujian, setiap kali pasien selesai
membacannya
13 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
7. Meminta pasien melihat kembali hasil tulisannya dan meminta
mencoret tulisannya yang isinya penilaian negatif
8. Meminta kembali membacakan hasil tulisannya yang tersisa.
9. Meminta pasien menambahkan tulisan aspek positif dirinnya,
setelah selesai meminta membaca ulang.
10. Teapis memberikan pujian, setiap kali pasien selesai membaca
tulisannya
D. TERMINASI
1. Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti kegiatan terapi
2. Terapis memberikan pujian
3. Menganjurkan agar pasien menuliskan hal positif lain yang
belum tercapai
4. Membuat kontrak kembali untuk pertemuan berikutnya
(Purwaningsih,2015)
B. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Harga Diri Rendah
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadapdiri
sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri,
merasa gagal karena tidaak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri
(Yosep, 2010).
Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai dirinya
yang negatife dan merasa lebih rendah dari orang lain (Prabowo, 2014).
14 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Harga diri rendah adalah perasaan seseorang bahwa dirinya tidak
diterima lingkungan dari gambaran – gambaran negatif tentang dirinya (Sutini,
2014).
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri
seseorang. Dalam tinjauan life span history klien, penyebab terjadinya harga
diri rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas
keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaanya kurang
dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal
sering gagal di sekolah, pekerjaan atau pergaulan. Harga diri rendah muncul
saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari
kemampuannya (Yosep, 2010).
Dalam memberikan asuhan keperawatan, terdapat beberapa tahap dalam
melakukan asuhan keperawatan yaitu :
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dan unsur pertama dari proses
keperawatan (Direja, 2011). Data - data tersebut di kelompokkan menjadi
faktor predisposisi, presipitasi, penelitian, terhadap stresor, sumber koping,
dan kemampuan koping yang dimiliki klien. Data - data yang diperoleh
selama pengkajian juga dapat dikelompokan menjadi data subjektif dan
data ojektif. Data subjektif adalah data yang disampaikan oleh klien
maupun keluarga klien melalui proses wawancara. Sedangkan data
objektif adalah data yang ditemukan secara nyata pada lkien melalui
observasi atau pemeriksaan langsung oleh perawat (Keliat, 2011).
15 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Pengkajian meliputi beberapa faktor, yaitu :
a. Keluhan utama atau alasan masuk
Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang, atau dirawat
dirumah sakit, apakah sudah tau penyakit sebelumnya, apa yang sudah
dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah ini.
b. Faktor predisposisi
Factor – factor yang mengakibatkan harga diri rendah menurut
(Stuart, 2016) meliputi factor predisposisi dan factor presipitasi
sebagai berikut :
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang
tua, harapan orng tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada
orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
2) Factor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotype peran
gender, tuntunan peran kerja, dan harapan peran budaya.
3) Factor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidak
percayaan orag tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan
struktur social.
c. Faktor presipitasi
Factor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah
kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan atau bentuk tubuh,
kegagalan atau produktivitas yang menurun. Secara umum, gangguan
konsep diri harga diri rendah ini dapat terjadi secara situasional.
Secara situasional karena trauma yang muncul secara tiba – tiba,
misalnya harus dioperasi, kecelakaan, perkosaan atau dipenjara,
16 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
termasuk dirawat dirumah sakit bisa menyebabkan harga diri rendah
disebabkan karena peyakit fisik atau pemasangan alat bantu yang
membuwat klien tidak nyaman. Harga diri rendah biasanya dirasakan
klien sebelum sakit atau sebelum dirawat klien sudah memiliki pikiran
negatife dan meningkat saat dirawat (Yosep 2010).
d. Konsep diri
1) Gambaran diri : persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh
yang disukai, reaksi klien terhadap tubuh yang tidak disukai.
2) Ideal diri : persepsi individu tentang bagaimana dia sebenarnya
berperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau nilai
personal tertentu.
3) Harga diri : penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalis sebagian seberapa perilaku dirinya
dengan ideal diri.
4) Identitas : prinsip perorganisasi kepribadian yang bertanggung
jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsentrasi, dan
keunikan individu.
5) Peran : serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh
lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu diberbagai
kelompok sosial.
e. Perilaku
Pengumpulan data yang dilakukan oleh perawat meliputi
perilaku yang objektif dan dapat diamati secara perasaan subjektif
dalam diri klien sendiri. Perilaku yang berhubungan dengan harga diri
rendah salah satunya mengkritik diri sendiri, sedangkan kerancuan
17 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
identitas seperti sifat kepribadian yang bertentangan serta
depersonalisasi (Stuart, 2016).
f. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala harga diri rendah menurut (Damaiyanti,2012)
adalah sebagai berikut :
1) Mengkritik diri sendiri
2) Perasaan tidak mampu
3) Pandangan hidup yang pesimis
4) Penurunan produktivitas
5) Penolakan terhadap kemampuan diri
Selain data diatas, dapat juga mengamati penampilan seseorang
dengan harga diri rendah, terlihat dalam kurang memperhatikan
perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan kurang, tidak
berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, bicara lambat
dengan suara nada lemah.
g. Rentan respon
Respon
Adaptif
Respon
Maladaptif
Aktualisasi
Diri
Konsep
Diri
Positif
Harga
Diri
Rendah
Kerancuan
Identitas
Depersonalisasi
Gambar 2.1 Rentang respon harga diri rendah
(Yosep, 2010)
18 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang
positif dengan latar bellakang pengalaman nyata yang sukses dan
dapat diterima
2) Konsep diri positif merupakan bagaimana seseorang memandang
apa yang ada pada dirinya meliputi citra dirinya, ideal dirinya,
harga dirinya, penampilan peran serta identitas dirinya secara
positif. Hal ini akan menunjukkan bahwa individu itu akan menjadi
individu yang sukses.
3) Harga diri rendah merupakan perasaan negative terhadap dirinya
sendiri, termasuk kehilangan percaya diri, tidak berharga, tidak
berguna, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa. Adapun
perilaku yang berhubungan harga diri yang rendah yaitu
mengkritik diri sendiri dan atau orang lain, penurunan
produktivitas, destruktif, yang diarahkan kepada orang
lain,gangguan dalam berhubungan, perasaan tidak mampu, rasa
bersalah, pikiran negative mengenai tubuhnya sendiri, keluhan
fisik, menarik diri secara social, khawatir, serta menarik diri dari
realitas.
4) Kerancuan identitas merupakan suatu kegagalan individu untuk
mengintegrasikan berbagai identifikasi masa kanak – kanak ke
dalam kepribadian psikososial yang harmonis. Adapun perilaku
yang berhubungan dengan kerancuan identitas yaitu tidak ada kode
moral, sifat kepribadian yang bertentangan, hubungan interpersonal
eksploitatif, perasaan hampa. Perasaan mengambang tentang diri
19 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
sendiri, tingkat ansietas yang tinggi, ketidak mampuan untuk
empati terhadap orang lain.
5) Dapersonalisasi merupakan perasaan yang tidak realistis dimana
klien tidak dapat membedakan stimulus dari dalam atau luar
dirinya. Individu mengalami kesulitan untuk membedakan dirinya
sendiri dari orang lain, dan tubuhnya sendiri merasa tidak nyata
dan asing baginya.
h. Pohon masalah
(Yosep, 2010)
Resiko Perilaku Kekerasan
.........................Effect Isosilasi Sosial
Harga Diri Rendah
Gangguan Sensori Persepsi
Halusinasi
..........................Causa
.........................Core Problem
Koping Individu Tidak
Efektif
20 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
i. Sumber koping
Menurut Stuart (2016), semua orang tanpa memperhatikan
gangguan perilakunya dan mempunyai beberapa bidang kelebihan
personal yang meliputi :
1) Aktivitas olahraga dan aktivitas diluar rumah
2) Hobi dan kerajinan tangan
3) Seniyang ekspresif
4) Kesehatan dan perawatan diri
5) Pendidikan atau pelatihan
6) Pekerjaan, vokasi, atau posisi
7) Bakat tertentyu
8) Kecerdasan
9) Imajinasi dan kreativitas
10) Hubungan interpersonal
j. Mekanisme koping
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka pendek
atau jangka panjang serta penggunaan mekanisme pertahanan ego
untuk melindungi diri sendiri dalam meghadapi persepsi diriyang
menyakitkan (Stuart, 2016).
Pertahanan berikut mencakup berikut ini :
1) Jangka pendek :
a) Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dan krisis
identitas diri (misalnya : konser musik, bekerja keras,
menonton televisi secara obsesif).
21 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
b) Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara
(misalnya : ikut serta dalam klub sosial, agama, politik,
kelompok, gerakan atau geng).
c) Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan
perasaan diri yang tidak menentu (misalnya : olahraga yang
kompetitif, prestasi akademik, kontes untuk mendapatkan
popularitas.
2) Jangka panjang
a) Penutupan identitas : adopsi identitas prematur yang
diinginkan oleh orang terdekat tanpa memerhatikan keinginan,
aspirasi atau potensi diri individu
b) Identitas negativ : asumsi identitas yang tidak sesuai dengan
nilai dan harapan yang diterima masyarakat
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah kesimpulan dari status kesehetan klien
yang dilakukan dengan pengkajian dan hasilnya menjadi diagnosis untuk
membantu perencanaan tindakan keperawatan (Muhith, 2015).
a. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
b. Isolasi sosial
c. Resiko gangguan sensori persepsi : halusinasi
d. Resiko perilaku kekerasan
(Yosep, 2010)
22 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
3. Perencanaan Tindakan Keperawatan
Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah Strategi Pelaksanaan
pasien dengan tujuan umum setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x
24 jam diharapkan klien dapat berhubungan dengan orang lain secara
optimal dengan stategi pelaksanaan yang terdiri dari SP 1 klien dapat
mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki, klien
menilai kemampuan yang dapat dilakukan, klien dapat
menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan, SP 2 klien
dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, klien dapat melakukan kegiatan
yang sudah dipilih (Muhith, 2015).
Untuk mengatasi masalah gangguan konsep diri : harga diri rendah
tindakan keperawatan pada pasien :
a. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
2) Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
3) Pasien dapat menetapkan atau memilih kegiatan yang sesuai
kemampuan
4) Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai
kemampuan
5) Pasien dapat mendemonstrasi kegiatan yang sudah dipilih dan
menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih
23 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
b. Tindakan keperawatan
1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih
dimiliki pasien.
Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan
aspek positif yang masih dimilikinya, perawat dapat :
a) Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki pasien seperti kegiatan pasien dirumah sakit,
dirumah, dalam keluarga dan lingkungan adanya keluarga dan
lingkungan terdekat pasien.
b) Beri pujian yang realistik atau nyata dan hindarkan setiap kali
bertemu dengan pasien penilaian yang negatif.
2) Mengidentifikasi pasien menilai kemampuan pasien yang dapat
dilakukan di Rumah Sakit. Untuk tindakan tersebut, perawat dapat :
a) Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat
dilakukan saat ini
b) Bantu pasien menyebutnya dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien
c) Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang
aktif
3) Membantu pasien memilih atau menetapkan kemampuan yang
akan dilatih. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
a) Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan
sehari – hari di Rumah Sakit.
b) Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien
lakukan secara mandiri, mana kegiatan yang memerlukan
24 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
bantuan minimal dari keluarga dan kegiatan apa saja yang perlu
bantuan penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat pasien.
Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan
pasien. Susun bersama pasien dan buat daftar kegiatan sehari -
hari pasien.
4) Perawat melatih kemampuan yang dipilih pasien.
Untuk tindakan keperawatan tersebut saudara dapat melakukan:
a) Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang
dipilih
b) Bersama pasien memperagakan kegiatan yang diterapkan
c) Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat
dilakukan pasien
5) Mendemonstrasi pelaksanaan kemampuan yang dilatih di rumah
sakit. Untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut,
perawat dapat melakukan hal - hal berikut :
a) Memberikan kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan
yang telah dilatihkan
b) Berikan pujian atas kegiatan atau kegiatan yang dapat dilakukan
pasien setiap hari
c) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan
perubahan setiap kegiatan
d) Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
e) Berikan kesempatan mengungkapkan perasaannya setelah
pelaksanaan kegiatan
25 Asuhan Keperawatan Pada..., Kevin Dimas Satria, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
4. Implementasi
Implementasi merupakan perwujudan tindakan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan sesuai dengan
rencana tindakan keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dan partisipasi klien dalam tindakan keperawatan pada hasil
yang diharapkan (Muhith, 2015).
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah proses yang berkelanjutan untuk
menilai hasil dari tindakan keperawatan pada klien dan dilakukan terus
menerus pada respon klien menjadi lebih baik atau tidak menggunakan
pendekatan SOAP (Muhith, 2015).
Adapun hal-hal yang dievaluasikan pada klien dengan gangguan
konsep diri: harga diri rendah adalah :
a) Klien dapat melakukan komunikasi yang baik.
b) Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
c) Klien dapat menerima realita perubahan struktur, bentuk atau fungsi
tubuh.
d) Klien dapat menyusun rencana cara-cara menyelesaiakan masalah
yang dihadapi
e) Klien dapat melakukan tindakan pengembangan integtitas tubuh.