BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulurepository.ump.ac.id/4578/3/RIZCI LISTIANI...

14
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu Menurut penelitian Abdullah, dkk (2010) , penelitian bersifat deskriptif dengan tujuan untuk mengetahui deskripsi pengetahuan, sikap dan kebutuhan pengunjung apotek terhadap pelayanan informasi obat dan mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan kebutuhan pengunjung apotek terhadap informasi obat. Penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan dimana persentase terbesar pengunjung apotek adalah perempuan, berumur sampai 40 tahun , pendidikan tamat perguruan tinggi, bekerja dan pengahsilan 3-4 juta per bulan , tujuan ke apotek untuk menebus obat. pengunjung apotek yang datang mempunyai pengetahuan yang tinggi kecuali dalam hal peran apoteker di apotek, siapa yang berhak memberikan informasi obat dan logo obat, sedangkan persentase sikap pengunjung apotek mempunyai sikap yang positif terhadap informasi obat. Hubungan yang lebih bermakna adalah antara sikap dan kebutuhan pengunjung terhadap informasi obat yang diberikan sedangkan untuk pengetahuan terhadap informasi obat tidak ada hubungan yang bermakna. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini yaitu terletak paada sifat penelitian, pada penelitian ini bersifat analitik selain itu tempat yang digunakan dalam penelitian ini pun berbeda. Untuk karakteristik responden yang akan diukur pada penelitian ini hanya umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan. B. Landasan Teori a. Apotek Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor 9 tahun 2017 Menyebutkan bahwa apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker.Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab Hubungan Pengetahuan dan..., Rizci Listiani Amalia, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulurepository.ump.ac.id/4578/3/RIZCI LISTIANI...

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hasil Penelitian Terdahulu

Menurut penelitian Abdullah, dkk (2010) , penelitian bersifat

deskriptif dengan tujuan untuk mengetahui deskripsi pengetahuan, sikap

dan kebutuhan pengunjung apotek terhadap pelayanan informasi obat dan

mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan kebutuhan

pengunjung apotek terhadap informasi obat. Penelitian ini dapat diperoleh

kesimpulan dimana persentase terbesar pengunjung apotek adalah

perempuan, berumur sampai 40 tahun , pendidikan tamat perguruan tinggi,

bekerja dan pengahsilan 3-4 juta per bulan , tujuan ke apotek untuk

menebus obat. pengunjung apotek yang datang mempunyai pengetahuan

yang tinggi kecuali dalam hal peran apoteker di apotek, siapa yang berhak

memberikan informasi obat dan logo obat, sedangkan persentase sikap

pengunjung apotek mempunyai sikap yang positif terhadap informasi obat.

Hubungan yang lebih bermakna adalah antara sikap dan kebutuhan

pengunjung terhadap informasi obat yang diberikan sedangkan untuk

pengetahuan terhadap informasi obat tidak ada hubungan yang bermakna.

Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini yaitu

terletak paada sifat penelitian, pada penelitian ini bersifat analitik selain itu

tempat yang digunakan dalam penelitian ini pun berbeda. Untuk

karakteristik responden yang akan diukur pada penelitian ini hanya umur,

jenis kelamin dan tingkat pendidikan.

B. Landasan Teori

a. Apotek

Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor 9 tahun 2017

Menyebutkan bahwa apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian

tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker.Pelayanan

Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab

Hubungan Pengetahuan dan..., Rizci Listiani Amalia, Fakultas Farmasi UMP, 2017

6

kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud

mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.

(Menkes, RI., 2017)

Pelayanan kefarmasian telah memiliki standar dengan

diterbitknnya Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (

PERMENKES RI ) Nomor 73 tahun 2016 tentang standar pelayanan

kefarmasian di apotek. Peraturan standar pelayanan kefarmasian di apotek

ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian kepada

masyarakat serta menjamin kepastian hukum bagi Tenaga Kefarmasian

dan melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat yang tidak

rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).

Pelayanan Kefarmasian telah mengalami perubahan yang semula

hanya berfokus kepada pengelolaan Obat (drug oriented) berkembang

menjadi pelayanan komprehensif meliputi pelayanan Obat dan pelayanan

farmasi klinik yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan

Kefarmasian menyatakan bahwa Pekerjaan Kefarmasian adalah

pembuatan termasuk pengendalian mutu Sediaan Farmasi, pengamanan,

pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran Obat,

pengelolaan Obat, pelayanan Obat atas Resep dokter, pelayanan informasi

Obat, serta pengembangan Obat, bahan Obat dan Obat tradisional.

Pekerjaan kefarmasian tersebut harus dilakukan oleh tenaga kesehatan

yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.Peran Apoteker

dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku agar

dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien. Bentuk interaksi

tersebut antara lain adalah pemberian informasi Obat dan konseling

kepada pasien yang membutuhkan. (Menkes, RI., 2016).

Pelayanan kefarmasian di apotek meliputi 2 kegiatan yaitu kegiatan

yang bersifat manajerial seperti pengelolaan sediaan farmasi, alat

kesehatan, daan bahan medis habis pakai .Kemudian kegiatan farmasi

klinik yang meliputi kajian resep, dispensing, pelayanan informasi obat

Hubungan Pengetahuan dan..., Rizci Listiani Amalia, Fakultas Farmasi UMP, 2017

7

dan konseling. Kegiatan tersebut harus didukung oleh sumber daya

manusia, sarana, dan prasarana (Menkes, RI., 2016).

b. Apoteker

Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai poteker

dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker (Menkes, RI., 2016).

Apabila apoteker pengelola apotek berhalangan untuk hadir pada jam

kerjanya maka apoteker pengelola apotek harus mencari apoteker

pendamping untuk melakukan tugasnya. Apabila apoteker pengelola

apotek tidak melakukan tugasnya atau berhalangan untuk melakukan

tugasnya selama 2 tahun secara terus menerus maka surat izin apoteker

atas nama apoteker yang bersangkutan akan dicabut (Anonim, 2002).

Kewajiban seorang apoteker yang telah dikeluarkan oleh IPF (

International pharmaceutical Federation ) dan WMI ( world Self-

Medication Industry ) tentang swamedikasi dalam Responsible Self-

Medication adalah sebagai berikut :

1. Apoteker mempnyai tanggung jawab professional untuk

memberikan informasi yang benar, cukup dan obyektif tentang

swamedikasi dan obat atau produk yang tersedia untuk melakukan

swamedikasi.

2. Apoteker mempunyai tanggung jawab professional untuk

merekomendasikan kepada pasien untuk melakukan pemeriksaan

secara medis apabila swamedikasi yang diberikan tidak cukup.

3. Apoteker memiliki tanggung jawab professional untuk

memberikan laporan kepada lembaga pemerintah yang berwenang

dan menginformasikan kepada produsen obat yang bersangkutan

mengenai efek yang tidak dikehendaki yang akan terjadi kepada

pasien yang menggunakan obat tersebut dalam swamedikasi.

4. Apoteker memiliki tanggung jawab professional untung

mendorong warga masyarakat untuk memperlakukan obat sebagai

produk khusus yang harus digunakan dan disimpan secara hati-hati

dan tidak boleh digunakan tanpa indikasi yang jelas.

Hubungan Pengetahuan dan..., Rizci Listiani Amalia, Fakultas Farmasi UMP, 2017

8

Seorang apoteker dalam melakukan pekerjaannya atau ketila

melakukan pelayanan kefarmasian harus menjalankan peran sebagai

berikut :

1. Pemberian pelayanan

Apoteker sebagai pemberi pelayanan harus berinteraksi dengan

pasien.Apoteker harus megintegrasikan pelayanannya pada system

pelayanan kesehatan secara berkesinambungan.

2. Pengambil keputusan

Apoteker harus memiliki kemampusn dalam mengambil keputusan

dengan mengguakan seluruh sumber daya yang ada secara efektif

dan efisien.

3. Komunikator

Apoteker harus mampu berkomunilasi dengan pasien maupun

dengan profesi kesehatan lainnya sehubungan dengan terapi pasien.

Oleh karena itu seorang apoteker harus memiliki kemampuan

berkomunikasi dengan baik.

4. Pemimpin

Apoteker diharapkan mampu menjadi seorang

pemimpin.Kepemimpinan yang diharapkan adalah mampu

mengambil keputusan yang empati dan efektif serta mampu

mengkomunikasikan dan mengelola hasil keputusan.

5. Pengelola

Apoteker harus mampu mengelola sumber daya manusia, fisik,

anggaran dan informasi secara efektif. Apoteker harus mengikuti

kemajuan teknologi informasi dan brsedia berbagi informasi

tentang obat dan hal lain yang berhubungan dengan obat.

6. Pembelajar seumur hidup

Apoteker harus selalu meningkatkan pengetahuan, sikap dan

keterampilan profesi berkelanjutan.

7. Peneliti

Apoteker harus selalu menerapkan prinsip atau kaidah ilmiah

dalam mengumpulkan informasi Sediaan Farmasi an Pelayanan

Hubungan Pengetahuan dan..., Rizci Listiani Amalia, Fakultas Farmasi UMP, 2017

9

Kefarmasian dan memanfaatkannya dalam pengembangan dan

pelaksanaan pelayanan kefarmasian.

c. Informasi obat

Obat merupakan bahan atau panduan bahan-bahan yang siap

digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau

keadaan patologi dalam penetapan diagnosis, pencegahan,

penyembuhan, pemilihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi

(Depkes RI, 2006).

Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan yang dilakukan

oleh Apoteker dalam pemberian informasi mengenai Obat yang tidak

memihak, dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam

segala aspek penggunaan Obat kepada profesi kesehatan lain, pasien

atau masyarakat. Informasi mengenai Obat termasuk Obat Resep, Obat

bebas dan herbal.

Informasi meliputi dosis, bentuk sediaan, formulasi khusus, rute

dan metoda pemberian, farmakokinetik, farmakologi, terapeutik dan

alternatif, efikasi, keamanan penggunaan pada ibu hamil dan menyusui,

efek samping, interaksi, stabilitas, ketersediaan, harga, sifat fisika atau

kimia dari Obat dan lain-lain.

Menurut PERMENKES RI nomor 73 tahun 2016 Kegiatan Pelayanan

Informasi Obat di Apotek meliputi:

1. Menjawab pertanyaan baik lisan maupun tulisan;

2. Membuat dan menyebarkan buletin/brosur/leaflet, pemberdayaan

masyarakat (penyuluhan);

3. Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien

4. memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa

farmasi yang sedang praktik profesi;

5. melakukan penelitian penggunaan Obat;

6. membuat atau menyampaikan makalah dalam forum ilmiah;

7. melakukan program jaminan mutu.

Hubungan Pengetahuan dan..., Rizci Listiani Amalia, Fakultas Farmasi UMP, 2017

10

Ketika menyerahkan obat kepada pasien , sebagai seorang

apoteker harus memberikan informasi obat kepada pasien,

Menurut ISFI ( 2009) informasi yang di berikan meliputi :

1. Nama obat

2. Indikasi obat

3. Aturan pakai obat : dosis, cara penggunaan, frekuensi

penggunaan, waktu minum obat

4. Memberikan informasi secara detail untuk obat obat yang cara

penggunaannya khusus, seperti obat antasida yang harus dikuyah,

obat sublingual diletakan dibawah lidah bukan ditelan, tablet

bukal di letakan diantara gusi dan pipi bukan ditelan

5. Memberikan informasi teknik menggunakan inhaler, obat tetes

mata/telinga dan suppositoria

6. Cara penyimpanan

7. Berapa lama obat harus digunakan

8. Apa yang harus dilakukan jika lupa meminum obat atau

menggunakan obat

9. Kemungkinan terjadinya efek samping dan bagaimana cara

mengatasinya.

d. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu , dari hasil tersebut dapat

diperoleh oleh seseorang setelah melakukan pengindraan terhadap suatu objek

tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indera mata,

telinga, hidung dan indera peraba (Notoatmodjo, 2007)

Semakin banyak informasi yang diperoleh oleh seseorang maka dapat

meningkatkan wawasan serta pengetahuan seseorang tersebut, dan dengan

pengetahuan yang dimiliki dapat menimbulkan kesadaran yang akhirnya orang

tersebut akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya

(Notoatmodjo, 2008)

Hubungan Pengetahuan dan..., Rizci Listiani Amalia, Fakultas Farmasi UMP, 2017

11

Pengetahuan merupakan suatu ingatan yang dimiliki oleh seseorang

yang diperoleh dari beberapa sumber dan merupakan suatu hasil dari

pengindraan yang dilakukan oleh seseorang dan seseorang yang memeiliki

pengetahuan akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

a. Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan

Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang menurut

Notoatmodjo (2007 ) adalah :

1) Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu usaha menggabungkan

kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses suatu

beajar, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah

untuk menerima informasi. Pendidikan merupakan suatu proses untuk

meningkatkan dan mempelajari ilmu yang diperoleh, pendidikan yang

lebih tinggi akan berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki.

2) Media sosial / sumber informasi

Media masa merupakan salah satu sumber infomasi yang dapat

dengan mudah diperoleh oleh seseorang, media sosial dapat berupa

visual atau audio visual.Melalui media sosial inilah biasanya seseorang

memperoleh pengetahuan atau informasi yang dapat meningkatkan

pengetahuan seseorang.Informasi yang diperoleh dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka

pendek, sehingga dapat menghasilkan perubahan atau peningkatan

pengetahuan.

3) Sosial budaya dan ekonomi

Tradisi dan kebiasaan yang biasa dilakukan oleh masyaraka

tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Status

ekonomi sesorang dapat menentukan tingka pengetahuan dan dapat

menentakan tersedianya suatu sarana fasilitas yang diperlukan untuk

Hubungan Pengetahuan dan..., Rizci Listiani Amalia, Fakultas Farmasi UMP, 2017

12

kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang.

4) Lingkungan

Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada disekitar

individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan

berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu

yang ada dilingkungan tersebut. Lingkungan sangat berpengaruh

terhadap meningkatnya pengetahuan seseorang.

5) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan menjadi cara untuk

memperoleh pengetahuan dengan cara mengulangkembali pengetahuan

yang diperoleh dalam pemecahan masalah yang dihadapi dimasa lalu.

Menurut joeharno (2008) pengalaman merupkan suatu proses pelatihan

yang penting dalam hidup, karena dengan kita memiliki pengalaman

kita dapat lebih siap dalam menjalankan sebuah pekerjaan.

6) Usia

Usia dapat mempengaruhi daya tangkap serta pola berfikir

seseorang, semakin bertambahnya umur akan menyebabkan

meningkatkan daya tangkap dan pola piker, sehingga pengetahuan

yang diperoleh semakin membaik.

7) Jenis kelamin

Jenis kelamin merupakan salah satu factor yang mempengaruhi

pengetahuan.Tetapi jenis kelamin bukan fakor yang penting dalam

mempengaruhi pengetahuan, karena setiap individu memiliki

kemampuan tersendiri dalam menangkap informasi.

8) Pekerjaan

Hubungan Pengetahuan dan..., Rizci Listiani Amalia, Fakultas Farmasi UMP, 2017

13

Pekerjaan juga merupakan salah satu factor yang

mempengaruhi pengetahuan dimana pekerjaan merupakan sesuatu

kegiatan atau aktifitas seseorang untuk memperoleh

pengahasilan.Seseorang dapat memperoleh pengetahuan dari sebuah

pekerjaan, dari pekerjaa pula seseorang dapat memperoleh informasi

baru sehingga dapat meningkatkan pengetahuan.

b. Kategori Pengetahun

Menurut Notoatmodjo (2007) untuk mengetahui tingkat pengetahuan

seseorang berdasarkan kualitas yang dimilikinya dapat dibagi menjadi tiga

tingkat yaitu :

1) Tingkat pengetahuan baik bila skor atau nilai atau nilai mencapai

76-100%

2) Tingkat pengetahuan cukup bila skor atau nilai mencapai 56-75%

3) Tingkat pengetahuan kurang bila skor atau nilai <56

e. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap stimulasi atau objek.Sifat itu tidakdapat langsung dilihat,

tetapi hanya dapat ditafsirkan dahulu dari perilaku yang tertutup.Sikap juga

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan pelaksanaan

motif tertentu.Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas tetapi

merupakan suatu predisposisi tindakan atau prilaku. Sikap merupakan reaksi

tertutup, lebih dapat dijelaskan lagi sikap itu merupakan reaksi terhadap objek

yang berada dalam suatu lingkungan tertentu yang menyatakan suatu

penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2007)

Menurut Notoatmodjo (2007) sikap memiliki 4 tingkatan dari yang

terendah hingga yang tertinggi.:

1. Menerima ( receive )

Menerima diartikan baha subjek mau dan memperhatikan stimulus

yang diberikn oleh objek. Menerima dapat diartikan juga sebagai

Hubungan Pengetahuan dan..., Rizci Listiani Amalia, Fakultas Farmasi UMP, 2017

14

kemampuan seseorang dalam menangkap apa yang telah diberikan

oleh sumber informasi.

2. Merespon ( responding )

Suatu reaksi yang diberikan oleh seseorang dalam rangka

menjawab atau melaksanakan apa yang telah di instruksikan.

Seperti mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang telah

diberikan, hal ini merupakan indikasi dari suatu sikap.

3. Menghargai (valuing)

Suatu tindakan seseorang dalam memperhatikan seseuatu yang

sedang atau telah dilakukan oleh orang lain. Mengajak orang lain

dan mendiskusikannya dengan orang lain terhadap sutu masalah

adalah suatu indikasi suatu sikap.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Pada tingkt ini seseorang mampu bertanggung jawab atas apa yang

telah ia kerjakan dan mampu menerima resiko yang akan terjadi.

Faktor – faktor yang mempengaruhi pembentuan sikap :

1. Pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi suatu sikap, pengalaman pribadi seseorang dimasa

lalu dapat membentuk sikap dimasa depan. Apa yang telah dialami

atau sedang di alami oleh seseorang akan ikut membantu dan

mempengaruhi penghayatan sosial.

2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Factor ini merupakan salah satu faktor yang memiliki peran besar

dalam mempengaruhi sikap. Seseorang cenderung akan memiliki

sikap yang searah dengan orang yang dianggapnya penting.

3. Pengaruh kebudayaan

Seseorang hidup dan dibesarkan dari suatu kebudayaan, dengan

demikian kebudayaan yang diikutinya memiliki peran penting

dalam mempengaruhi sikap seseorang.

Hubungan Pengetahuan dan..., Rizci Listiani Amalia, Fakultas Farmasi UMP, 2017

15

4. Media massa

Media massa yang sekarang ini sanat mudah untuk diakses

memiliki atau membawa pesan pesam yang berisi suatu sugesti

yang dapat mempengaruhi opini seseorang sehingga dapat

mengarah kepada suatu sikap tertentu.

5. Lembaga pendidikan dan lembaga Agama

Kedua lembaga ini merupakan suatu dasar pengertian dan konsep

moral yang dimiliki setiap individu sehingga kedua lembga ini

memiliki pengaruh dalam pembentukan sikap.

6. Pengaruh faktor emosional

Suatu bentuk sikap yang memiliki fungsi sebagai penyaluran rasa

kekecewaan dan pengalihan suatu bentuk pertahanan suatu ego.

7. Pendidikan

Suatu faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan suatu sikap

yang mudah diidentifikasi oleh seseorang. Tingkat pendidikan

mempengaruhi bagaimana cara seseorang dalam besikap.

8. Faktor sosial dan ekonomi

Faktorsosial dan ekonomi menimbulkan gaya hidup yang berbeda-

beda. Dari status sosial seseorang dapat menimbulkan sikap yang

berbeda dalam memecahkan suatu masalah.

9. Kesiapan fisik

Kesiapan fisik seseorang dalam mempengauhi suatu sikap yaitu

dalam hal mempertahankan diri dari suatu bahaya. Pada dasarnya

seseorang yang memiliki fisik yang kuat lebih mampu dalam hal

mempertahankan diri, selain itu orang tersebut mampu meniapkan

diri dalam melindungi orang lain. Pada umumya seseorang yang

memiliki fisik yang kuat memiliki jiwa yang kuat pula.

10. Kesiapan psikologis.

Interaksi sosial terjadi hubungan saling mempengaruhi diantara

individu yang satu dengan yang lainnya, akan terjadi hubungan

timbale balik yangmempengaruhi pola perilaku masing masing

sebagai anggota masyrakat (Azwar, 2010 ).

Hubungan Pengetahuan dan..., Rizci Listiani Amalia, Fakultas Farmasi UMP, 2017

16

f. Kebutuhan

Kebutuhan merupakan suatu keinginan masyarakat untuk

memperoleh dan mengkonsumsi barang dan jasa yang didasarkan menjadi

keinginan yang disertai kemampuan untuk membeli barang dan jasa dan

keinginan yang tidak disertai kemampuan untuk membeli barang dan jasa

(Tjiptoherijanto, 2008). Keadaan status kesehatan seseorang menimbulkan

suatu kebutuhan yang dirasakan dan membuat seseorang mengambil

keputusan untuk mencari pertolongan kesehatan. Selain dipengaruhi faktor

di atas ada beberapa faktor lagi yang mempengaruhi pemanfaatan

pelayanan kesehatan, yaitu:

1. Tarif atau biaya Tarif atau biaya kesehatan sangat penting untuk

menentukan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan. Adanya

peningkatan harga pelayanan kesehatan akan menyebabkan penurunan

permintaan.

2. Fasilitas Fasilitas yang baik akan mempengaruhi sikap dan perilaku

pasien, pembentukan fasilitas yang benar akan menciptakan perasaan

sehat, aman, dan nyaman. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan dan

pelayanan sosial mempunyai pandangan yang mungkin menambahi

atau mengurangi kepuasan pasien dan penampilan kerja (Kotler,

1997:145 ).

3. Pelayanan personil Pelayanan personil memegang peranan dalam

menjaga mutu pelayanan sehingga pemakai jasa pelayanan kesehatan

menjadi puas. Personil itu terdiri dari dokter maupun perawat, tenaga

para medis serta penunjang non medis. Pelayanan personil dapat berupa

pelayanan secara profesional dan keramahan sehingga meningkatkan

citra dari rumah sakit tersebut.

4. Lokasi pelayanan kesehatan yang berada di lingkungan sosial ekonomi

rendah biasanya yang berkunjung, juga pelanggan dari masyarakat

miskin, karena orang berpenghasilan tinggi akan datang ke lingkungan

miskin untuk perawatan medis (Kotler, 1984; Harmesta dan

Suprihantom, 1995: 99). Lokasi adalah yang paling diperhatikan bagi

Hubungan Pengetahuan dan..., Rizci Listiani Amalia, Fakultas Farmasi UMP, 2017

17

pencari pelayanan kesehatan karena jarak yang dekat akan

mempengaruhi bagi pencari pelayanan kesehatan untuk berkunjung.

Suatu studi mengatakan bahwa alasan yang penting untuk memilih

rumah sakit adalah yang dekat dengan lokasi.

5. Kecepatan dan Kemudahan Pelayanan Pada dasarnya manusia ingin

kemudahan, begitu juga dengan mencari pelayanan kesehatan, mereka

suka pelayanan yang cepat mulai dari pendaftaran sampai pada waktu

pulang.

Menurut Bradshaw ada empat definisi yang berbeda mengenai

kebutuhan yang lazim digunakan oleh peneliti dan praktisi social policy,

yaitu :

1. Normative Need terjadi manakala masyarakat memiliki standar

pelayanan kesehatan yang berada di bawah definisi desirable oleh para

ahli.

2. Felt Need terjadi manakala masyarakat menghendaki pelayanan

kesehatan, hal ini berkaitan dengan persepsi perorangan tentang

pelayanan kesehatan, sehingga dengan jelas akan berbeda dengan

persepsi orang lainnya.

3. Expressed Need adalah need yang dirasakan tadi kemudian

dikonversikan ke dalam permintaan. Misalnya mencari pelayanan

kesehatan ke dokter puskesmas (permintaan disini tidak harus selalu

seperti apa yang didefinisikan oleh para ekonom yang mencakup

persoalan wiilingness to pay dan ability to pay terhadap pelayanan

kesehatan).

4. Comparative Need terjadi manakala satu kelompok orang di

masyarakat dengan status kesehatan tertentu tidak mendapatkan

pelayanan kesehatan sedangkan kelompok yang lain dengan status

kesehatan yang identik itu ternyata mendapatkan pelayanan kesehatan

(Tjiptoherijanto, 2008).

Hubungan Pengetahuan dan..., Rizci Listiani Amalia, Fakultas Farmasi UMP, 2017

18

g. Kerangka Konsep

Variabel independen Variabel Dependen

Gambar 2.1 Kerangka konsep penelitian

h. Hipotesis

Menurut penelitian Abdullah dkk, 2010 terdapat hubungan antara

pengetahuan dan kebutuhan responden terhadap informasi obat.Terdapat

hubungan antara sikap dan kebutuhan responden terhadap informasi obat.

Pengetahuan

Sikap

Kebutuhan Informasi Obat

Hubungan Pengetahuan dan..., Rizci Listiani Amalia, Fakultas Farmasi UMP, 2017