BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. a. Pengertian Dramarepository.ump.ac.id/290/3/DIAN...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. a. Pengertian Dramarepository.ump.ac.id/290/3/DIAN...
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Drama Pendek
a. Pengertian Drama
Kata drama berasal dari kata Yunani draomai (Haryamawan,
1988, 1) yang berarti berbuat, bertindak, bereaksi, dan sebagainya.
Harymawan RMA dalam ”Dramatugi” mengatakan bahwa drama
adalah kualitas komunikasi, situasi, aksi, (segala apa yang terlihat
dalam pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan, dan
tegangan pada pendengar atau penonton.
Menurut Ferdinan Brunetiere dan Baltthazar Verhagen, Drama
adalah kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia dan harus
melahirkan kehendak manusia dengan action dan perilaku.
Sedangkan pengertian drama menurut Moulton adalah hidup yang
dilukiskan dengan gerak, drama adalah menyaksikan kehidupan yang
diekspresikan secara langsung. Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa drama termasuk ragam sastra karena ceritanya
bersifat imajinatif dalam bentuk naskah drama, selain itu drama
bukanlah sekedar teks yang dipentaskan, dimainkan, dilakonkan
karena itu penikmatnya dapat secara langsung menyaksikan,
menonton pementasan drama.
6
Peningkatan Kemampuan Memamerkan..., Dian Listiani, FKIP UMP, 2011
b. Ragam Drama
Secara pokok ada lima jenis drama, yaitu: tragedi, komedi,
tragikomedi, melodrama, dan farce. Drama tragedi adalah lakuan
yang menampilkan sang tokoh dalam kesedihan, kemuraman,
keputusasaan, kehancuran, dan kematian. Drama komedi adalah
lakon ringan yang menghibur, menyindir, penuh seloroh, dan
berakhir dengan kebahagiaan. Tragikomedi adalah gabungan antara
tragedi dan komedi. Melodrama adalah lakuan tragedi yang berlebih-
lebihan. Dan farce adalah komedi yang dilebih-lebihkan.
c. Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Drama
Unsur-unsur drama lazim dikelompokkan dalam dua
kategorisasi, yaitu unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik.
Unsur-unsur intrinsik drama adalah berbagai unsur yang secara
langsung terdapat dalam karya sastra yang berujud teks drama,
seperti: alur, tokoh, karakter, latar, tema dan amanat, serta unsur
bahasa yang berbentuk dialog.
1) Unsur-unsur Intrinsik Drama
a) Tokoh dan Perwatakan
Penokohan adalah proses penampilan tokoh sebagai
pembawa peran watak tokoh dalam suatu pementasan drama
(Budiyati, 2009: 26). Penokohan harus mampu menciptakan
citra tokoh. Tokoh dalam seni sastra termasuk drama disebut
tokoh rekaan yang berfungsi sebagai pemegang peran watak
Peningkatan Kemampuan Memamerkan..., Dian Listiani, FKIP UMP, 2011
tokoh. Proses penokohan dapat juga disebut perwatakan atau
karakterisasi. Dapat disimpulkan bahwa perwatakan adalah
pelukisan took cerita melalui sifat-sifat dan sikap dalam
cerita.
b) Latar
Latar (setting) dalam arti yang lengkap meliputi aspek
ruang dan waktu terjadinya peristiwa serta aspek suasana
(Budiyati, 2009: 31). Aspek ruang menggambarkan tempat
terjadinya peristiwa dalam drama. Aspek waktu adalah waktu
yang terjadi dalam seluruh cerita. Aspek suasana berkaitan
dengan keadaan lingkungan masyarakat sekitar.
c) Bahasa
Analisis unsur bahasa adalah analisis dialog dalam teks
drama. Dialog adalah percakapan dua orang tokoh atau lebih
(Budiyati, 2009: 32). Melalui dialog yang menggunakan
bahasa lisan yang komunikatif, tergambar pemikiran, karakter
dan konflik lakuan. Dalam analisis bahasa ini difokuskan
pada dua persoalan yang erat kaitannya dengan dialog, yaitu:
pemilihan kata dan kalimat (menyangkut panjang-pendeknya
kalimat dialog) yang mampu menimbulkan pertentangan di
antara protagonis dan antagonisnya, dan pemikiran-pemikiran
yang dikandung dalam dialog protagonis maupun
antagonisnya.
Peningkatan Kemampuan Memamerkan..., Dian Listiani, FKIP UMP, 2011
d) Alur
Menurut Riris K. Sarumpaet (dalam Budiyati, 2009: 28).
Alur adalah rangkaian peristiwa yang terjalin berdasarkan
hukum sebab akibat; dan merupakan pola, perkaitan peristiwa
yang menggerakan jalannya cerita ke arah pertikaian dan
penyelesaiannya. Dalam alur terdapat struktur umum yang
membentuk alur dramatic sebuah lakon adalah pengenalan
yang merupakan tahapan awal, perumitan sebagai tahapan
tengah, klimaks, peleraian dan pemecahan sebagai tahapan
akhir.
e) Tema
Tema adalah gagasan, ide dan pikiran utama di dalam
karya sastra, baik terungkap secara tersurat maupun tersirat
(Budiyati, 2009: 25). Dapat diartikan tema adalah
penggarapan gagasan pokok yang didukung oleh jalinan
unsur tokoh, alur, dan latar cerita serta diformulasikan lewat
dialog. Kita perlu memahami seluruh sepak terjang tokoh
utamanya, sebab tokoh utama biasanya diberi tugas penting
untuk mengusung tema lakon.
f) Amanat
Amanat adalah gagasan, ide dan pikiran utama di dalam
karya sastra, baik terungkap secara tersurat maupun tersirat
(Budiyati, 2009: 25). Dapat simpulkan bahwa amanat adalah
Peningkatan Kemampuan Memamerkan..., Dian Listiani, FKIP UMP, 2011
pesan yang disampaikan oleh pengarang melalui lakon
dramanya, dan bagaimana jalan keluar yang diberikan
pengarang terhadap permasalahan yang dipaparkannya.
Amanat erat kaitannya dengan makna, dan bersifat subjektif.
2) Unsur Ekstrinsik Drama
Unsur ekstrinsik adalah segala macam unsur yang berada di
luar teks drama, tetapi ikut berperan dalam keberadaan teks
drama tersebut. Unsur-unsur itu antara lain biografi atau riwayat
hidup pengarang, falsafah hidup pengarang, dan unsur sosial
budaya masyarakatnya yang dianggap dapat memberikan
masukan yang menunjang penciptaan karya drama tersebut.
2. Membaca Nyaring
a. Pengertian Membaca
Membaca adalah satu dari empat kemampuan bahasa pokok,
dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan.
Dalam komunikasi tulisan, sebagaimana telah dikatakan, lambang-
lambang bunyi bahasa diubah menjadi lambang-lambang tulisan atau
huruf-huruf, dalam hal ini huruf-huruf menurut alfabet latin. Dapat
dipahami bahwa pada tingkatan membaca permulaan, proses
mengubah inilah yang terutama dibina dan dikuasai, dan ini terutama
dilakukan pada masa anak-anak, khususnya pada tahun permulaan di
sekolah (Tampubolon, 1990: 5).
Membaca adalah aktivitas yang komplek yang melibatkan
berbagai faktor yang datang dari dalam diri pembaca dan faktor luar.
Peningkatan Kemampuan Memamerkan..., Dian Listiani, FKIP UMP, 2011
Selain itu, membaca juga dapat dikatakan sebagai jenis kemampuan
manusia sebagai produk belajar dari lingkungan, dan bukan
kemampuan yang bersifat instingtif, atau naluri yang dibawa sejak
lahir (Nurhadi, 2005: 123).
Dari beberapa pengertian membaca di atas dapat kita tarik
kesimpulan bahwa membaca adalah proses pengambilan pesan
berupa informasi dari sumber tertulis atau bacaan yang dilakukan
pembaca. Kemampuan membaca merupakan tuntutan realitas
kehidupan sehari-hari manusia, setiap aspek kehidupan melibatkan
kegiatan membaca.
b. Jenis Membaca
Ada beberapa jenis membaca, menurut Broughton dalam
Tarigan (1986) Ada tiga jenis membaca yaitu : (1) membaca nyaring
atau membaca bersuara, (2) membaca dalam hati, dan (3) membaca
telaah isi.
c. Pengertian membaca nyaring
Rothlein dan Meinbach (dalam Farida 2007 : 124)
mengemukakan bahwa membaca nyaring untuk anak-anak
merupakan kegiatan berharga yang bisa meningkatkan keterampilan
menyimak, menulis, dan membantu perkembangan anak untuk
mencintai buku dan membaca cerita sepanjang hidup mereka. Anak-
anak cenderung meniru dan mengikuti jejak orang dewasa.
Menurut Broughton (dalam Tarigan 1986 : 23) membaca
nyaring merupakan suatu keterampilan yang serba rumit, kompleks,
Peningkatan Kemampuan Memamerkan..., Dian Listiani, FKIP UMP, 2011
banyak seluk beluknya. Pertama-tama menuntut pengertian terhadap
aksara diatas halaman kertas dan sebagainya, dan kemudian
memproduksikan suara yang tepat dan bermakna.
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan membaca nyaring
adalah cara membaca yang disuarakan, dengan memperhatikan tinggi
rendahnya suara pada saat melafalkan kalimat, ketepatan dalam
pengucapan vocal maupun konsonan, memperhatikan tanda baca,
kelancaran ketika membaca. Membaca nyaring merupakan kegiatan
membaca dikelas rendah Sekolah Dasar yang bertujuan untuk
melatih kemampuan membaca siswa. Sedangkan untuk di kelas
tinggi kegiatan membaca nyaring tidak sering digunakan karena pada
kelas tinggi lebih sering melakukan kegiatan membaca dalam hati.
Brougthon mengatakan dari segi mayoritas, kegunaan, dan
kepentingannya memang benar-benar terbatas (dalam Tarigan
1986:24). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca
nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang
dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar
dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh
penulis, baik berupa pikiran, perasaan, sikap, ataupun pengalaman
penulis.
3. Naskah Drama
a. Pengertian Naskah Drama
Naskah drama adalah karangan atau tulisan yang berisi nama-
nama tokoh , dialog yang diucapkan, latar panggung yang
Peningkatan Kemampuan Memamerkan..., Dian Listiani, FKIP UMP, 2011
dibutuhkan. Dalam naskah drama yang perlu dipahami adalah pesan-
pesan dan nilai-nilai yang dibawakan oleh pemain. Dalam
membawakan pesan dan nilai-nilai itu, pemain akan terlibat dalam
konflik atau pertentangan. Kegiatan membaca naskah drama
dilakukan sampai dikuasainya naskah drama yang akan diperankan.
b. Pengertian Memerankan Drama
Memerankan drama berarti mengaktualisasikan segala hal yang
terdapat di dalam naskah drama ke dalam lakon drama di atas
pentas(Kelasmayaku,2011). Berdasarkan penjelasan di atas dapat
dikatakan bahwa setiap orang dalam bermain drama harus dapat
mengekspesikan diri sesuai dengan tokoh yang diperankannya
melalui sifat-sifat dan tingkah lakunya dalam cerita.
Aktivitas yang menonjol dalam memerankan drama ialah dialog
antartokoh, monolog, ekspresi mimik, gerak anggota badan, dan
perpindahan letak pemain. Pada saat melakukan dialog ataupun
monolog, aspek-aspek lafal, intonasi, nada atau tekanan dan mimik
mempunyai peranan sangat penting. Lafal yang jelas, intonasi yang
tepat dan nada atau tekanan yang mendukung penyampaian isi. Hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam memerankan drama:
1) Membaca dan Memahami Naskah Drama
Sebelum memerankan drama, kegiatan awal yang perlu
dilakukan adalah membaca dan memahami naskah drama.
2) Menghayati Watak Tokoh yang akan Diperankan
Sebelum memerankan sebuah drama, kita perlu menghayati
Peningkatan Kemampuan Memamerkan..., Dian Listiani, FKIP UMP, 2011
watak tokoh. Melalui menghayati yang sungguh-sungguh, siswa
dapat memerankan tokoh tertentu dengan baik. Watak seorang
tokoh dapat diekspresikan melalui cara tokoh memikirkan dan
merasakan sesuatu, bertutur kata dengan tokoh lainnya, dan
bertingkah laku, seperti dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat.
4. Bahasa Indonesia SD
a. Pengertian Bahasa
Bahasa adalah salah satu alat untuk berkomunikasi dan salah
satu alat untuk melahirkan suatu keinginan atau pendapat. Bahasa
sebagai alat komunikasi bisa berbentuk: bahasa lisan, tertulis, isyarat,
mimik, lukisan dan lain-lain.
Bahasa merupakan sarana untuk saling berkomunikasi, saling
berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, serta untuk
meningkatkan pengetahuan intelektual dan kesusasteraan merupakan
salah satu sarana untuk menuju pemahaman tersebut. Standar
kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah program untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap
positif terhadap Bahasa Indonesia, serta menghargai manusia dan
nilai-nilai kemanusiaan.
Ketrampilan berbahasa (atau language atrs, language skills)
dalam kurikulum di sekolah biasanya mencakup empat segi, yaitu:
Keterampilan menyimak (listening skills), Keterampilan berbicara
Peningkatan Kemampuan Memamerkan..., Dian Listiani, FKIP UMP, 2011
(speaking skills), Keterampilan membaca (reading skills),
Keterampilan menulis (writing skills).
b. Tujuan Bahasa Indonesia SD
Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah
sebagai berikut:
1) Siswa menghargai dan mengembangkan bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa Negara.
2) Siswa memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk makna,
dan fungsi, serta menggunakan dengan tepat dan kreatif untuk
bermacam-macam tujuan, keperluan dan keadaan.
3) Siswa memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia
untuk meningkatkan kemampuan itelektual, kematangan
emosional, dan kematangan sosial.
4) Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa
(berbicara dan menulis)
5) Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
mengembangkan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya
dan intelektual manusia Indonesia.
c. Ruang Lingkup Bahasa Indonesia SD
Ruang lingkup standar kompetensi mata pelajaran Bahasa
Indonesia SD dan MI terdiri dari aspek:
1) Mendengarkan; seperti mendengarkan berita, petunjuk,
pengumuman, perintah, bunyi atau suara, bunyi bahasa, lagu,
Peningkatan Kemampuan Memamerkan..., Dian Listiani, FKIP UMP, 2011
kaset, pesan, penjelasan, laporan, ceramah, khotbah, pidato,
pembicara narasumber, dialog atau percakapan, pengumuman
serta perintah yang didengar dengan memberikan respon secara
tepat serta mengapresiasi dan berekpresi sastra melalui kegiatan
mendengarkan hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak,
cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun dan
menonton drama anak.
2) Berbicara; seperti mengungkapkan gagasan dan perasaan;
menyampaikan sambutan, dialog, pesan, pengalaman, suatu
proses, menceritakan diri sendiri, teman, keluarga, masyarakat,
benda, tanaman, binatang, pengalaman, gambar tunggal, gambar
seri, kegiatan sehari-hari, peristiwa, tokoh
kesukaan/ketidaksukaan, kegemaran, peraturan, tata tertib,
petunjuk dan laporan serta mengapresiasi dan berekspresi sastra
melalui kegiatan melisankan hasil sastra berupa dongeng, cerita
anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu,
pantun, dan drama anak
3) Membaca; seperti membaca huruf, suku katam kata, kalimat,
paragraph berbagai teks bacaan, denah; petunjuk, tata tertib,
pengumuman, kamus, enslikopedia serta mengapresiasi dan
berekspresi sastra melalui kegiatan membaca hasil sastra berupa
dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyar, cerita binatang, puisi
Peningkatan Kemampuan Memamerkan..., Dian Listiani, FKIP UMP, 2011
anak, syair lagu, pantun, dan drama anak kompetensi membaca
juga diarahkan menumbuhkan budaya membaca.
4) Menulis; seperti menulis karangan naratif dan nonnaratif dengan
tulisan rapi dan jelas dengan memperlihatkan tujuan dan ragam
pembaca, pemakaian ejaan dan tanda baca, dan kosakata yang
tepat dengan menggunakan kalimat tunggal dan kalimat
majemuk serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui
kegiatan menulis hasil sastra berupa cerita dan puisi. Kompetensi
menulis juga diarahkan menumbuhkan kebiasaan menulis.
B. Kerangka Berpikir
Guru menempati kedudukan sentral dalam pelaksanaan pembelajaran.
Pembelajaran pada hakikatnya adalah pelaksanaan kurikulum oleh guru.
Dalam pelaksanaannya guru harus memiliki srategi pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan bagi siswa. Metode pembelajaran yang selama
ini dilakukan di SD Negeri Tunjung Lor tepatnya pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas V masih kurang melibatkan peran aktif siswa. Oleh
karena itu metode pembelajaran yang masih bersifat klasikal perlu
ditingkatkan kembali.
Dalam pembelajaran materi drama akan lebih menarik apabila
disajikan dalam bentuk pementasan, siswa dapat berperan secara langsung
dalam penyampaian isi materi. Sehingga siswa akan lebih mudah dalam
memahami dan akan selalu mengingat materi yang telah dipelajarinya.
Untuk itu diharapkan penerapan model pembelajaran melalui membaca
Peningkatan Kemampuan Memamerkan..., Dian Listiani, FKIP UMP, 2011
nyaring pada proses pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam membaca naskah drama dan memerankan Drama
Pendek.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan gambar kerangka pikir penelitian di atas, maka hipotesis
tindakan penelitian ini adalah dengan melalui pembelajaran membaca
nyaring naskah drama akan membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuannya dalam memerankan drama pendek di kelas V SDN Tunjung
Lor.
Peningkatan Kemampuan Memamerkan..., Dian Listiani, FKIP UMP, 2011