BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian …eprints.umm.ac.id/51501/3/BAB II baru.pdfmemilih...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian …eprints.umm.ac.id/51501/3/BAB II baru.pdfmemilih...
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian Pamungkas (2016) dengan topik pengaruh
promosi di media sosial dan word of mouth terhadap keputusan pembelian
(Studi Kasus Pada Kedai Bontacos, Jombang). Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian ini adalah 100 konsumen kedai
Bontacos dengan menggunakan metode non probability sampling serta
teknikaccidental sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan
kuesioner dan dianalisis menggunakananalisis regresi berganda. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa promosi menggunakan media sosial
dan word of mouth secara parsial dan simultan memiliki pengaruh
terhadap keputusan pembelian.
Sedangkan Joesyiana (2018) dengan topik pengaruh word of
mouth terhadap keputusan pembelian konsumen pada media online Shop
Shopee Di Pekanbaru (Survey pada Mahasiswa Semester VII Jurusan
Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Islam Riau). Penelitian ini menggunakan explanatory research
dengan metode survey melalui pendekatan kuantitatif. Populasi dalam
penelitian adalah Mahasiswa sebagai konsumen yang pernah
menggunakan media online shop Shopee. Analisis data secara deskriptif
10
kuantitatif dengan menggunakan rumus analisis regresi linier sederhana
yang di olah menggunakan program SPSS 20. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa: terdapat pengaruh yang signifikan antara Word Of
Mouth terhadap Keputusan Pembelian Konsumen melalui Media Online
Shop Shopee di Pekanbaru.
Adapun Fitriyati (2017) dengan topik pengaruh word of mouth
dan public relation terhadap keputusan nasabah BPRS Artha Amanah
Ummat Ungaran. Penelitian ini dilakukan menggunakan model regresi
linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dispersion
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap keputusan nasabah, volume
berpengauh positif signifikan terhadap keputusan nasabah dan public
relation berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan nasabah.
Hasil penelitian Rasyid (2018), dengan topik pengaruh strategi
promosi melalui social media, kualitas layanan dan word of mouth
terhadap keputusan pembelian sepeda motor Suzuki Pada PT. Sinar
Galesong Mandiri Malalayang Manado. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel strategi promosi dan kualitas layanan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan variabel word of
mouth tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Oleh
karena itu perusahaan disarankan untuk komunikatif menciptakan
informasi yang positif tentang produk dan selalu berinteraksi dengan
11
konsumen, terutama strategi promosi melalui social media. Perusahaan
juga disarankan untuk meningkatkan intensitas word of mouth marketing
dalam akun sosial media.
B. Tinjauan Pustaka
1. Iklan
a. Pengertian Periklanan
Menurut Kotler (2005:277), bahwa iklan adalah segala bentuk
presentasi non-pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh
sponsor yang tertentu yang harus dibayar. Iklan adalah bentuk
komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang
keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian
rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah
pikiran orang untuk membeli (Stanton, 2011:206). Sedangkan iklan
adalah penggunaan media bayaran oleh seorang penjual atau organisasi
untuk mengkomunikasikan informasi persuasif tentang produk (ide,
barang, jasa) yang merupakan alat komunikasi yang kuat (Suyanto,
2004:3).
Iklan merupakan kegiatan berpromosi (barang atau jasa) lewat
media massa, dimana bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk
memberikan informasi mengenai kualitas produk atau jasa dan ide
12
berdasarkan kebutuhan dan keinginan konsumen (Wibowo, 2003:5).
Iklan dapat digunakan untuk membangun citra janka panjang suatu
produk atau sebagai pemicu penjualan-penjualan cepat. Didasari atau
tidak, iklan dapat berpengaruh tetapi juga berlalu begitu cepat. Oleh
karenanya, aktivitas perpindahan informasi tentang produk yang
diiklankan pada khalayak harus mengandung daya tarik setelah
pemirsa atau khlayak mengetahui sehingga mampu menggugah
perasaan (Risfandi, 2010:1).
Ada beberapa cara untuk meninjau kegiatan periklanan dalam
suatu masyarakat. Salah satau tinjauan adalah bahwa periklanan
merupakan suatu cara yang relative mahal untuk menyampaikan
informasi. Jadi, periklanan dapat menambah kegunaan informasi
(information utility) pada suatu penawaran produk.
Perlu diingat bahwa periklanan dilakukan dengan mengeluarkan
sejumlah biaya, ini berbeda dengan publisitas yang disiarkan tanpa
mengeluarkan biaya. Jadi, periklanan juga merupakan alat yang
digunakan oleh pembeli dan penjualan, serta setiap orang termasuk
lembaga non – laba atau dengan kata lain, periklanan dapat dipandang
sebagai kegiatan penawaran kepada suatu kelompok masyarakat baik
secara lisan ataupun dengan penglihatan (berupa berita), tentang suatu
13
produk, jasa atau ide. Berita yang disampaikan tersebut dinamakan
iklan atau advertesing.
b. Jenis – jenis Periklanan
Berdasarkan manfaat, jenis-jenis periklanan menurut Kotler yaitu :
a) Institusional advertising : periklanan untuk membentuk citra
organisasi atau perusahaan dalam jangka panjang.
b) Brand advertisisng : periklanan untuk pemantapan pada
merek tertentu dalam jangka panjang.
c) Classified advertising: periklanan untuk penyebaran
informasi tentang penjualan, jasa dan peristiwa.
d) Sales advertising: periklanan untuk pengumuman penjualan
khusus.
c. Fungsi – Fungsi Periklanan
Fungsi dari aktivitas periklanan yang dilakukan oleh
perusahaan yaitu sebagai berikut:
a) Memberikan Informasi
Periklanan dapat menambah nilai pada suatu barang dengan
member informasi kepada konsumen baik tentang harga, atau
informasi lain yang mempunyai keguanaan bagi konsumen.
b) Membujuk / memdampaki
14
Sering, periklanan tidak hanya bersifat memberitahu saja,
tetapi juga bersifat membujuk terurama kepada pembeli atau
konsumen pontensial, menyatakan bahwa suatu produk lebih
baik daripada produk lainya.
c) Menciptakan kesan (Image)
Pemasangan iklan selalu berusaha untuk menciptakan iklan
yang sebaik – baiknya, dengan tujuan memberikan kesan
kepada konsumen tentang produk yang di iklankan.
d. Menetukan Media
Media merupakan sarana dalam melakukan aktivitas periklanan
yang dilakukan. Adapun langkah – langkah dalam menentukan
media yaitu sebagai berikut:
a) Menetukan jangkauan, frekuensi dan dampak iklan
b) Memilih antara jenis – jenis media
c) Kebiasaan media yang disenangi oleh khalayak ramai
d) Memilih warna media khusus
Memilih media khusus yang memakan biaya paling efektif
15
e) Menentukan saat memakai media : melakukan penjadwalan
makro dan mikro.
Penjadwalan makro : memutuskan cara untuk menyusun
jadwal periklanan sepanjang tahun, sesuai dengan musim dan
ramalan perkembangan ekonomi
Penjualan mikro : alokasi pembeberan periklanan selama
periode jangka pendek untuk mendpatkan dampak yang
maksimum.
2. Online Promotion (Promosi Online)
a. Definisi Online Promotion
Promosi pada dasarnya merupakan upaya untuk memberikan informasi
yang benar terkait dengan keunggulan produk yang ditawarkan, kegiatan
promosi yang dilakukan dengan menggunakan media online yang dikenal
dengan online promotion. Menurut Pribadi (2010) online promotion adalah
kegiatan berpromosi yang dilakukan menggunakan media internet dengan
segala kelebihannya, antara lain: multimedia, interaktif, dan realtime".
Promosi online menurut Swastha (2002:237) adalah proses kegiatan yang
dilakukan oleh pihak (perusahaan) dalam menawarkan produk barang atau
jasa yang dikenalkan atau diiklankan melalui media online (internet),
sehingga tidak terjadi tatap muka langsung antara pemebeli dan penjual.
16
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat dikatakan bahwa online
promotion adalah proses kegiatan yang dilakukan oleh pihak (perusahaan)
dalam menawarkan produk barang atau jasa yang dikenalkan atau
diiklankan melalui media online (internet), sehingga tidak terjadi tatap
muka langsung antara pembeli dan penjual.
b. Jenis Online Promotion
Pemasaran secara online dilakukan dengan sistem komputer online
interaktif yang menghubungkan para pelanggan dengan penjual secara
elektronik. Menurut Lutfiya (2014: 20) ada dua jenis saluran pemasaran
online yaitu:
a. Layanan Online Komersial, adalah menawarkan informasi dan
layanan pemasaran online kepada pelanggan yang membayar, biaya
bulanan. Penyediaan layanan online yang paling terkenal adalah
raksa amerika online (MSN) dan prodigy mengejar jauh di belakang
AOL.
b. Internet adalah Web Global jaringan komputer publik yang luas dan
berkembang pesat. Dewasa ini jejaring komputer publik yang luas
itu mengaitkan pengguna komputer yang ada di seluruh dunia untuk
saling berinteraksi dengan pengguna internet seperti Instagram,
Facebook, Twitter, Email dan Media Sosial maupun yang lainnya.
c. Kelebihan dan Kekurangan Online Promotion
17
Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan pemasaran online
menurut Luthfiya (2010:22-24) :
a. Irit Waktu
b. Tentu saja berbelanja online tidak menyita waktu yang cukup banyak
karena jika sudah mempunyai produk yang sudah disukai tinggal
klik lalu melanjutkan ke tahap pembayaran dan bisa dilakukan setipa
saat. Maka dari hal ini orang lebih suka melakukan kegiatan seagala
sesuatunya dengan online.
c. Tidak Terbatas Ruang Dan Waktu
d. Belanja online tidak mengenal hari libur kapanpun dan dimanapun
bisa melakukan kegiatan ini asalkan pemilik perusahaan bisa
menanggapi permintaaan kita.
e. Tidak Membutuhkan Modal Besar
f. Khusus bagi pemilik, membuka toko online akan memakan biaya
yang sangat dibilang tidak cukup banyak karena kita tinggal
membuat website perusahaan online dan kemudian menyiapkan apa
saja produk yang siap untuk dipromosikan serta dijual.
g. Jangkauan yang luas
18
h. Kebebasan akses internet sudah merambat di seluruh dunia. Hal ini
akan dengan mudah bagi pemasarn untuk memeprkenalkan produk
atau jasa kepadan banyak orang.
Selanjutnya, ada beberapa kerugian pada pemasaran melalui online
ialah:
a. Model Transaksi
Setiap model usaha memiliki model transaksi yang berbeda, dalam
hal ini untuk melakukan transaksi berbelanja melalui internet akan
menggunakan metode transfer pembayaran baik melalui bank lokal
maupun internasional khususnyasebagai pembeli akan berbelanja
memilih situs terbesar didunia seperti Amazon, Lazada, maka harus
memiliki Mastercard atau jenis pembayaran yang tidak melalui bank
lokal, hal ini tentunya memberikan kesulitan kepada kosnumen yang
tidak terbiasa menggunakan metode ini.
b. Keabsahan Barang
Tidak bisa melihat atau mendapatkan barang secara langsung, maka
dari itu konsumen harus memilih toko atau web dari perusahaan
yang terpercaya yang terkenal dan menyediakan garansi untuk
barang atau jasa yang dibeli.
c. Koneksi Internet
19
Koneksi Internet adalah faktor yang sangat penting yang akan
menunjang sepanjang perjalanan bisnis online. Selain itu juga
koneksi dan internet adalah modal awal bagi para pengusaha internet
marketing dalam mempromosikan barangnya.
d. Selera Konsumen
Setiap konsumen tentu memiliki selera berbelanja yang berbeda,
adakalanya konsumen lebih senang berbelanja langsung untuk
meminimalisir penipuan atau salah dalam menggunakannya.
d. Manfaat Online Promotion
Terdapat beberapa manfaat pemasaran melalaui online menurut Kotler
(2004: 74), yaitu:
a. Murah dan efisien.
b. Pemasaran online melalui internet tidak terbatas oleh waktu.
c. Menjangkau pasar yang lebih luas.
d. Meningkatkan serta memiliki nilai lebih image perusahaan dimata
konsumen.
e. Mengurangi biaya promosi pemsaran.
f. Memudahkan pelaku usaha untuk menjalin hubungan dengan para
konsumen, sehingga jika terjalin hubungan yang baik maka
loyalitasa konsumen juga akan meningkat.
3. Media Sosial
20
a. Pengertian Media Sosial
Media sosial saat ini sudah banyak digunakan semua kalangan
untuk memudahkan berkomunikasi, terlebih lagi ketika ingin
berkomunikasi dengan seseorang yang jaraknya jauh dari kita dan
membutuhkan biaya yang cukup besar.Media sosial hadir bukan hanya
sebagai solusi tetapi saat ini sudah menjadi kebutuhan sebagai sarana
berkomunikasi yang utama, hal ini disebabkan karena kemudahan dan
kepraktisannya.
Media sosial adalah medium di internet yang memungkinkan
pengguna merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama,
berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan
sosial secara virtual (Nasrullah, 2017:13). Media sosial saat ini selain
untuk berkomunikasi, digunakan juga untuk mengekspresikan diri seperti
mengungkapkan perasaan bahkan menumpahkan rasa emosi akan apa
yang dialami seseorang.
Menurut Mike dan Young dalam Nasrullah (2017:13) mengartikan
kata media sosial sebagai konvergensi antara komunikasi personal dalam
arti saling berbagi di antara individu (to be shared one-to-one) dan media
public untuk berbagi kepada siapa saja tanpa ada kekhususan individu.Van
Dijk dalam Nasrullah (2017:17) mengatakan bahwa media sosial adalah
platform media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang
21
memfasilitasi mereka dalam beraktivitas maupun berkolaborasi.Media
sosial dapat dilihat sebagai medium (fasilitator) online yang menguatkan
hubungan antar pengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial.Inti dari
media sosial adalah bisa digunakan untuk melakukan komunikasi dua arah
dalam berbagai bentuk bertukar informasi antar individu, informasi yang
ditukar bisa berupa foto, video dan audio.
b. Karakteristik Media Sosial
Media sosial mempunyai karakteristik yang tidak jauh berbeda
dengan media siber, karena media sosial merupakan salah satu
platformdari media siber, menurut Nasrullah (2017:24) media sosial
mempunya beberapa karakteristik, yaitu:
a. Jaringan (Network)
Jaringan bisa dipahami sebagai infrastruktur yang
menghubungkan antara komputer maupun perangkat keras
lainnya.Jaringan menghubungkan seseorang yang kenal maupun
tidak di dunia nyata.
b. Informasi (Informasi)
Pengguna media sosial mengkreasikan representasi identitasnya,
memproduksi konten, dan melakukan interaksi berdasarkan
informasi, hal ini yang menyebabkan mengapa informasi
menjadi entitas yang penting dalam media sosial.
22
c. Arsip (Archive)
Bagi pengguna media sosial, arsip menjadi sebuah karakter yang
menjelaskan bahwa informasi telah tersimpan dan bisa diakses
kapanpun dan melalui perangkat apapun.
d. Interaksi (Interactivity)
Terbentuknya jaringan antar pengguna yang dimana jaringan ini
tidak hanya memperluas hubungan pertemanan atau pengikut di
internet semata, tetapi harus dibangun dengan interaksi antar
pengguna tersebut, minimal mengomentari atau memberi like di
media sosial.
e. Simulasi Sosial (Simulation of Society)
Baudrillad mengungkapkan gagasan simulasi bahwa kesadaran
akan yang real dibenak khalayak semakin berkurang dan
tergantikan dengan realitas semu. Kondisi ini akibat imajinasi
yang disajikan oleh media secara terus-menerus sehingga
khalayak tidak bisa membedakan mana yang nyata dan yang ada
dilayar.
f. Konten Oleh Pengguna (User Generated Content)
Konten oleh pengguna ini adalah sebagai penanda bahwa di
media sosial khalayak tidak hanya memproduksi konten diruang
yang disebut Jordan sebagai ‘their own individualized place’,
23
tetapi juga mengonsumsi konten yang diproduksi oleh pengguna
lain.
g. Penyebaran (Share)
Medium ini tidak hanya menghasilkan konten yang dibangun
dari dan dikonsumsi oleh penggunanya tetapi juga
didistribusikan sekaligus dikembangkan oleh
penggunanya.Praktik ini merupakan ciri khas dari media sosial
yang menunjukkan bahwa khalayak aktif menyebarkan konten
sekaligus mengembangkannya.
Media sosial saat ini sudah menjadi kebutuhan semua orang untuk
dijadikan sebagai alat komunikasi, namun walaupun demikian hal ini juga
memiliki dampak negatif yang mana hal ini mampu mempengaruhi
kehidupan sosial para penggunanya. Pada dasarnya dunia maya seperti
media sosial itu bukanlah dunia yang sebenarnya, sebagian orang yang
sudah terlalu sering menggunakannya dan sangat akrab dengan dunia
maya pasti pada akhirnya tidak bisa membedakan mana dunia yang nyata
dengan yang ada di media sosial.Penggunaan media sosial harus dilakukan
pembatasan agar terhindar dari istilah “ketagihan”. Masyarakat umum
penting untuk memahami dan mengetahui dari pada dampak-dampak
negatif dari media sosial pada pengguna yang sudah mencapai fase
addicted.
24
Dampak negatif penggunaan media sosial menurut Aljawiy
(2016:34) yaitu bisa mengurangi interaksi didunia luar karena media sosial
saat ini mampu memberikan fasilitas kepada penggunanya yang bisa
berkomunikasi tanpa berpindah tempat dan akhirnya bisa menyebabkan
seseorang mempunyai sifat anti sosial. Hal ini menimbulkan dampak
kepada penggunanya merasa nyaman dan merasa cukup dengan
berkomunikasi melalui media sosial tanpa harus bertatap muka, padahal
obrolan, senyum dan candaan tidak mampu digantikan dan belum tentu
mengenal banyak karakter didunia nyata. Konflik akibat penggunaan
media sosial juga bisa muncul karena didalam media sosial cukup sering
terjadi salah tafsir diantara para penggunanya, walaupun demikian efek
kecanduan dari pengunaannya masih belum mampu mengurangi keinginan
individu mengurangi aktivitas melalui media sosial sehingga masih
menghabiskan waktu cukup lama untuk itu. Keluarga juga terkena dampak
dari media sosial, khususnya orang tua yang sering menghabiskan
waktunya untuk media sosial justru mengurangi kualitas untuk mengurus
anak yang sesungguhnya orang tua memberikan contoh dan cara yang
bijaksana tentang penggunaan media sosial.
c. Instagram
Instagram adalah sebuah aplikasi sosial yang populer dalam
kalangan pengguna telefon pintar (Smartphone). Nama Instagram diambil
25
dari kata „Insta‟ yang asalnya „Instan‟ dan „gram‟ dari kata „telegram‟
(Ghazali, 2016:8). Jadi Instagram merupakan gabungan dari kata Instan-
Telegram. Dari penggunaan kata tersebut dapat diartikan sebagai aplikasi
untuk mengirimkan informasi dengan cepat, yakni dalam bentuk foto yang
berupa mengelola foto, mengedit foto, dan berbagi (Share) ke jejaring
sosial yang lain. Orang yang mempunyai latar belakang dalam dunia
fotografi pasti sangat memanfaatkan aplikasi ini.Banyaknya fungsi-fungsi
aplikasi Instagram untuk mengolah foto, Instagram memiliki daya tarik
tersendiri bagi penggunanya Selain itu, Instagram adalah aplikasi untuk
photo-sharing dan layanan jejaring sosial online yang memungkinkan
penggunanya untuk berbagi hasil foto melalui berbagai layanan social
media seperti Facebook, Twitter dan situs media lainnya (Salbino,
2014:47).
Pengguna aplikasi ini semakin berkembang pesat karena
keunggulan yang ditawarkan dari berbagai fitur aplikasi
Instagram.Keunggulan itu berupa kemudahan saat pengunggahan foto.Foto
yang diunggah bisa diperoleh melalui kamera ataupun di album
ponsel.Instagram dapat langsung menggunakan efek-efek untuk mengatur
pewarnaan dari foto yang dikehendaki.Berdasarkanlabar belakang sebagai
aplikasi jejaring sosial yang dikhususkan untuk berbagi foto, Instagram
memiliki ciri menarik yakni ada batas foto ke bentuk persegi, mirip dengan
26
gambar Kodak Instamatic dan Polaroid, yang sangat berbeda dengan rasio
aspek 16:9 sekarang, yang biasanya digunakan oleh kamera ponsel.
4. Word Of Mouth (WOM)
a. Pengertian Word Of Mouth (WOM)
Sebagai bagian dari bauran komunikasi pemasaran, word of
mouthcommunication menjadi salah satu strategi yang sangat berpengaruh
didalam keputusan konsumen dalam menggunakan produk atau
jasa.Menurut Lupiyoadi (2006:238), word of mouth adalah suatu bentuk
promosi yang berupa rekomendasi dari mulut ke mulut tentang kebaikan
dalam suatu produk. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa word of mouth merupakan komunikasi yang dilakukan
oleh konsumen yang telah melakukan pembelian dan menceritakan
pengalamannya tentang produk atau jasa tersebut kepada orang lain
sehingga secara tidak langsung konsumen tersebut telah melakukan
promosi yang dapat menarik minat konsumen lain yang medengarkan
pembicaraan tersebut.
Menurut Rosen (2004:16) ada tiga alasan yang membuat word of
mouth menjadi begitu penting:
a. Kebisingan (noise) Para calon konsumen hampir tidak dapat
mendengar banyaknya kebisingan yang dilihatnya di berbagai media
setiap hari. Mereka bingung sehingga untuk melindungi diri, mereka
27
menyaring sebagiah pesan yang berjejalan dari media massa.
Sebenarnya mereka cenderung lebih mendengarkan apa yang
dikatakan orang atau kelompok yang menjadi rujukan seperti teman-
teman atau keluarga.
b. Keraguan (skepticism) Para calon konsumen umumnya bersikap
skeptis ataupun meragukan kebenaran informasi yang diterimanya.Hal
ini disebabkan oleh banyaknya kekecawaan yang dialami konsumen
saat harapannya ternyata tidak sesuai dengan kenyataan di saat
mengkonsumsi produk. Kondisi ini konsumen akan berpaling ke
teman ataupun orang yang bisa dipercaya untuk mendapatkan produk
yang mampu memuaskan kebutuhannya.
c. Keterhubungan (connectivity) Kenyataan bahwa para konsumen selalu
berinteraksi dan berkomunikasi satu dengan yang lain, mereka saling
berkomentar mengenai produk yang dibeli ataupun bahkan bergosip
mengenai persoalan lain, dalam interaksi inisering terjadi dialog
tentang produk seperti pengalaman mereka menggunakan produk
Word of mouth berasal dari suatu bentuk yang timbul secara
alamiah dan tidak didesain oleh perusahaan juga pemasar.Word of mouth
tersebut timbul karena keunggulan produk atau jasa. Menurut Silverman
(2001:26) word of mouth begitu kuat karena hal-hal sebagai berikut:
28
a. Kepercayaan yang bersifat mandiri Pengambilan keputusan akan
mendapatkan keseluruhan, kebenaran yang tidak diubah dari
pihak ketiga yang mandiri
b. Penyampaian pengalaman Penyampaian pengalaman adalah
alasan kedua mengapa word of mouth begitu kuat. Ketika
seseorang ingin membeli produk, maka orang tersebut akan
mencapai suatu titik dimana ia ingin mencoba produk
tersebut.Secara idealnya, dia ingin mendapat resiko yang
rendah, pengalaman nyata dalam menggunakan produk.
b. Word Of Mouth Efektif
Word of mouth (komunikasi dari mulut ke mulut) sekarang ini
menjadi sangat efektif karena perkembangan teknologi yang begitu pesat
membuatpara konsumen dengan mudah membicarakan suatu produkselain
ketika bertatap mukaword of mouth juga dapat terjadi melaui media
internet melalui jejaring sosial dan juga media handphone yang
memungkinkan terjadinya word of mouth, sehingga teknologi ini semakin
mempercepat sampainya bahasa lisan.Menurut Hughes (2007:31) bahasa
lisan tidak hanya sepuluh kali lebih efektif dibanding iklan cetak atau TV,
bahasa lisan juga lebih penting pada saat ini dibanding kapanpun di masa
lalu karena empat alasan, yaitu:
1) Persaingan iklan meningkat ke level tak terbendung.
29
2) Biaya (operasional) media tradisional semakin meningkat, bercampur
dengan masalah persaingan yang ada
3) Kita sudah dibohongi berkali- kali oleh iklan, sepertinya satu- satunya
pesan yang kita percaya saat ini berasal dari orang biasa seperti saya
dan anda.
4) Teknologi makin mempercepat (sampainya bahasa lisan).
c. Kekuatan Word Of Mouth
Konsumen sebagai sasaran bidik sebuah produk memiliki potensi
yang besar untuk memasarkan produk yang dipasarkan.Bagaikan virus
yang dapat melakukan penyebaran sangat cepat yang semula hanya
diawali oleh satu orang yang memiliki jaringan luas, dapat memberikan
pengaruh terhadap pemasaran sebuah produk.Rekomendasi dan pemasaran
“dari mulut ke mulut”, menjadikan ketika produk memiliki nilai positif
akan memiliki peluang yang sangat besar untuk direkomendasikan
konsumen kepada konsumen yang lainnya. Melihat kekuatan pengaruh
pemasaran dari mulut ke mulut produsen sebuah produk perlu untuk lebih
fokus dalam menjalankan Word of Mouth.Membuat para pelanggan kita
membicarakan (do the talking), mempromosikan (do the promotion) dan
menjual (do the selling).
d. Elemen-elemen Word of Mouth
30
Menurut Andy (2009:31), menyebutkan ada 5 elemen yang
dibutuhkan untuk word of mouth agar dapat menyebar yaitu:
a. Talkers yaitu yang pertama dalam elemen ini adalah kita harus tahu
siapa pembicara dalam hal ini pembicara adalah konsumen kita yang
telah mengkonsumsi produk atau jasa yang telah kita berikan,
terkadang orang lain cenderung dalam memilih atau memutuskan
suatu produk tergantung kepada konsumen yang telah berpengalaman
menggunakan produk atau jasa tersebut atau biasa disebut dengan
referral pihak yang merekomendasikan suatu produk atau jasa.
b. Topics yaitu adanya suatu word of mouth karena tercipta suatu pesan
atau perihal yang membuat mereka berbicara mengenai produk atau
jasa, seperti halnya pelayanan yang diberikan, karena produk kita
mempunyai keunggulan tersendiri, tentang perusahaan kita,lokasi
yang strategis.
c. Tools yaitu setelah kita mengetahui pesan atau perihal yang membuat
mereka berbicara mengenai produk atau jasa tersebut dibutuhkan
suatu alat untuk membantu agar pesan tersebut dapat berjalan, seperti
website game yang diciptakan untuk orang-orang bermain, contoh
produk gratis, postcards, brosur, spanduk, melalui iklan diradio apa
saja alat yang bisa membuat orang mudah membicarakan atau
menularkan produk anda kepada temannya.
31
d. Taking Part atau partisipasi perusahaan yaitu suatu partisipasi
perusahaan seperti halnya dalam menanggapi respon pertanyaan-
pertanyaan mengenai produk atau jasa tersebut dari para calon
konsumen dengan menjelaskan secara lebih jelas dan terperinci
mengenai produk atau jasa tersebut, melakukan follow up ke calon
konsumen sehingga mereka melakukan suatu proses pengambilan
keputusan.
e. Tracking atau pengawasan akan hasil WOM marketing perusahaan
setelah suatu alat tersebut berguna dalam proses word of mouth dan
perusahaan pun cepat tanggap dalam merespon calon konsumen, perlu
pula pengawasan akan word of mouth yang telah ada tersebut yaitu
dengan melihat hasil seperti dalam kotak saran sehingga terdapat
informasi banyaknya word of mouth positif atau word of mouth negatif
dari para konsumen.
Terdapat lima elemen dasar dalam melakukan word of mouth
menurut Brown, et al. (2009:9) yaitu:
a. Identified the influences (identifikasi pemberi pengaruh).
Mengidentifikasi seberapa besar pengaruh positif atau negative yang
diberikan oleh opinionleader kepada konsumen terhadap produk yang
sedang dibicarakan baik itu.
32
b. Creates simple ideas that are easy to communicate (menciptakan
gagasan yang mudah dan sederhana untuk berkomunikasi).
Menciptakan gagasan mudah dan sederhana untuk berkomunikasi
maka proses terjadinya komunikasi word of mouth maka akan
mengurangi timbulnya kendalakendala yang tidak diinginkan dalam
penyampaian informasi
c. Give people the tools they need to spread the word (memberikan alat
yang dibutuhkan untuk menyebarkan informasi). Upaya ini dapat
didorong dengan menggunakan alat pembantu dalam penyebaran
informasi seperti menggunakan brosur dan fakta yang ada, maka akan
memudahkan seorang opinion leader dalam penyampaian informasi.
d. Host a conversation (membawa percakapan). Opinion leader harus
memperhatikan metode penyampaian komunikasi dengan membawa
percakapan yang menarik untuk disampaikan yang mendorong
keingintahuan penerima pesan terhadap topik yang sedang
dibicarakan.
e. Evaluate and measure (mengevaluasi dan mengukur). Kegiatan ini
dilakukan untukmemberikan informasi yang disampaikan maka
seorang opinion leader harus mengevaluasi dan mengukur sejauh
mana penerima pesan menerima informasi yang diberikan dan
seberapa besar ketertarikannya terhadap produk yang ditawarkan.
33
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Word Of Mouth
Communication
Menurut Sutisna (2002:185), ada beberapa faktor yang dapat
dijadikan dasar motivasi bagi konsumen untuk membicarakan sebuah
produk yaitu sebagai berikut:
1. Seseorang mungkin begitu terlibat dengan suatu produk tertentu atau
aktivitas tertentu dan bermaksud membicarakan mengenai hal itu
dengan orang lain sehingga terjadi proses word of mouth
2. Seseorang mungkin banyak mengetahui mengenai produk dan
menggunakan percakapan sebagai cara untuk menginformasikan
kepada yang lain. Hal ini word of mouth dapat menjadi alat untuk
menanamkan kesan kepada orang lain, bahwa kita mempunyai
pengetahuan dan keahlian tertentu
3. Seseorang mungkin mengawali suatu diskusi dengan membicarakan
sesuatu yang keluar dari perhatian utama diskusi. Hal itu mungkin saja
karena ada dorongan atau keinginan bahwa orang lain tidak boleh
salah dalam memilih barang dan jangan menghabiskan waktu untuk
mencari informasi mengenai suatu merek produk
4. Word of mouth merupakan suatu cara untuk mengurangi
ketidakpastian, karena dengan bertanya kepada teman, tetangga, atau
34
keluarga, informasinya lebih dapat dipercaya, sehingga akan
mengurangi penelusuran dan evaluasi merek.
Word of mouth communication sangat berkaitan erat dengan
pengalaman penggunaan suatu merek produk. Komunikasi dari mulut ke
mulut akan sangat berbahaya bagi perusahaan yang mempunyai citra
negatif, sebaliknya akan sangat menguntungkan jika dalam komunikasi
dari mulut ke mulut itu adalah mengenai citra yang baik dan kualitas yang
baik. Word of mouth communication pada dasarnya merupakan terdapat
beberapa hal yang digunakan untuk mengukur Word Of Mouth
Communication tersebut berhasil tau tidak, menurut Babin, Barry
(2010:133) “Modeling Consumer Satisfication And Word OfMouth
Communication: Restorant Petronage Korea” Journal of
ServiveMarketing Vol.19 pp 133-139 indikator Word Of Mouth
Communication adalah sebagai Berkut:
a. Membicarakan Kemauan seseorang untuk membicarakan hal-hal positif
tentang kualitas produk kepada orang lain. Konsumen berharap
mendaptkan kepuasan yang maksimal dan memiliki bahan menarik
untuk dibicarakan dengan orang
b. Merekomendasikan Konsumen menginginkan produk yang bias
memuaskan dan memiliki keunggulan dibandingkan dengan yang lain,
sehingga bias di rekomendasikan kepada orang lain.
35
c. Mendorong Dorongan terhadap teman atau relasi untuk melakukan
transaksi atas produk dan jasa. Konsumen menginginkan timbale
balikyang menarik pada saat mempengaruhi orang lain untuk memakai
produk atau jasa yang telah diberitahukan.
Sudah seharusnya diakui bahwa komunikasi dari mulut ke mulut
(word ofmouth communication) memang memiliki nilai pemasaran yang
lebih tinggi.sebagai bagian dari model mikro komunikasi pemasaran, word
of mouthcommunication memliki model hirarki respon yaitu AIDDA oleh
Effendy (2003:305), merupakan akronim dari kata-kata sebagai berikut:
a. Attention: dalam tahap ini konsumen mempunyai perhatian atau minat
terhadap suatu produk.
b. Interest: kemudian konsumen merasakan tertarik dan berusaha untuk
memahami apakah produk tersebut berguna atau tidak baginya.
c. Desire: tahap selanjutnya konsumen tersebut menunjukkan perasaan
suka atau tidak suka.
d. Decision: langkah yang diambil seseorang dalam menetapkan suatu
hal yang diinginkannya.
e. Action: merupakan tahapan terakhir yang mencerminkan tindakan
yang diambil konsumen, membeli atau tidak.
f. Proses Word Of Mouth Communication
Komunikasi word of mouth tak bisa terjadi tanpa proses, dimulai
dari sumber sampai tujuan. Setiap saluran memiliki kepentingan yang
36
tidak boleh diabaikan. Menurut Sutisna (2002:180), dalam pandangan
tradisional, proses komunikasi word of mouth dimulai dari informasi yang
disampaikan melalui media masa, kemudian diinformasikan atau
ditangkap oleh pemimpin opini yang mempunyai pengikut dan
berpengaruh. Informasi yang ditangkap oleh pemimpin opini kepada
pengikutnya melalui komunikasi dari mulut ke mulut. Bahkan secara lebih
luas model itu juga memasukan penjaga informasi (gatekeeper) sebagai
pihak yang terlibat dalam proses komunikasi tersebut. Model komunikasi
word ofmouth yang lebih luas digambarkan oleh Sutisna (2002:191)
sebagai berikut:
37
Gambar 2.1
Model Komunikasi WOM
Sutisna (2002:192), Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran.
Kotler (2009:67) menyebutkan proses bagaimana akhirnya
informasi dari word of mouth dapat tercipta dan kemudian menyebar dapat
dimulai dari beberapa hal, yaitu :
a. Pemasaran Buzz dan Viral
Pemasaran buzz/ gosip menghasilkan adanya ketertarikan terhadap
suatu informasi dengan menggunakan sarana yang tidak pernah
terpikirkan sebelumnya. Media sosial menjadi salah satu sarana
pemasaran buzz yang paling mudah untuk digunakan. Pemasaran viral
mendorong pelanggan untuk menceritakan pengalamannya tentang
pemakaian sebuah jasa ke pelanggan lain.
b. Pemimpin Opini
Adanya orang memiliki peran sebagai penghubung antar anggota,
sehingga informasi pun dapat terkait dan tersebar satu dan yang lain.
c. Blog
Gatekeeper
Media Massa Pemimpin Opini Pengikut
38
Blog banyak digunakan masyarakat untuk berbagi informasi mengenai
topik tertentu. Blog dapat mempertemukan pelanggan satu dengan
yang lain karena adanya kesamaan minat diantara mereka.
Komunikasi WOM yang positif telah diakui sebagai wahana yang
berharga untuk mempromosikan produk dan jasa dari sebuah
perusahaan. Sebenarnya dengan sifatnya yang non komersial,
komunikasi WOM dipandang tidak terlalu skeptis dari upaya-upaya
promosi yang dilakukan perusahaan, walaupun komunikasi WOM
bisa menjadi faktor yang sangat mempengaruhi setiap keputusan
pembelian. Riset sebelumnya menunjukkan bahwa komunikasi WOM
ini sangat penting untuk bidang jasa.
Tjiptono (2016:45) menyatakan WOM merupakan pernyataan
secara personal atau non personal yang disampaikan oleh orang lain selain
organisasi kepada pelanggan. WOM yang diperoleh pelanggan melalui
orang yang dipercayai seperti para ahli, teman, keluarga cenderung lebih
cepat diterima. WOM juga dapat dijadikan referensi karena pelanggan jasa
biasanya sulit untuk mengevaluasi jasa yang belum dibeli atau belum
dirasakan sendiri. Suatu pengertian yang telah diterima secara luas dalam
consumer behavior adalah bahwa WOM memegang peranan penting
dalam membentuk sikap dan perilaku pelanggan. Komunikasi WOM yang
positif telah diakui sebagai wahana yang berharga untuk mempromosikan
39
produk dan jasa dari sebuah perusahaan. Sebenarnya dengan sifatnya yang
non komersial, komunikasi WOM dipandang tidak terlalu skeptis dari
upaya-upaya promosi yang dilakukan perusahaan, walaupun komunikasi
WOM bisa menjadi faktor yang sangat mempengaruhi setiap keputusan
pembelian. Riset sebelumnya menunjukkan bahwa komunikasi WOM ini
sangat penting untuk bidang jasa.
Kotler dan Keller (2012:122) juga mendukung pendapat tersebut
dengan menyampaikan pendapatnya bahwa harapan pelanggan terhadap
suatu jasa dapat terbentuk oleh pengalaman masa lalu, WOM, dan promosi
yang dilakukan oleh perusahaan jasa. Komunikasi WOM yang positif telah
diakui sebagai wahana yang berharga untuk mempromosikan produk dan
jasa dari sebuah perusahaan. Sebenarnya dengan sifat yang non komersial,
komunikasi WOM dipandang tidak terlalu skeptis dari upaya-upaya
promosi yang dilakukan perusahaan, walaupun komunikasi WOM bisa
menjadi faktor yang sangat mempengaruhi setiap keputusan pembelian.
Riset sebelumnya menunjukakan bahwa komunikasi WOM ini sangat
penting untuk bidang jasa.
5. Keputusan Pembelian
a. Pengertian Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau
membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang
40
mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau
jasa. Konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk
yang sudah dikenal oleh masyarakat. Konsumen sebelum memutuskan
untuk membeli, biasanya melalui beberapa tahap terlebih dahulu yaitu, (1)
pengenalan masalah, (2) pencarian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4)
keputusan membeli atau tidak, (5) perilaku pasca pembelian. Kotler
(2002),
Berdasarkan definisi di atas disimpulkan bahwa keputusan
pembelian adalah tindakan yang dilakukan konsumen untuk melakukan
pembelian sebuah produk. Oleh karena itu, pengambilan keputusan
pembelian konsumen merupakan suatu proses pemilihan salah satu dari
beberapa alternatif penyelesaian masalah dengan tindak lanjut yang nyata.
Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi pilihan dan kemudian
dapat menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya.
b. Model Perilaku Konsumen
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa model
perilaku konsumen adalah suatu skema yang menggambarkan
penyederhanaan dari aktivitas-aktivitas perilaku konsumen, termasuk
perilaku konsumen dalam menentukan keputusan pembelian, dimana
model-model ini dirancang untuk bermacam-macam tujuan. Kotler
(2004:183) mengemukakan bahwa “Model perilaku pembeli merupakan
41
titik tolak konsumen melakukan pembelian”. Lebih jelas digambarkan oleh
Kotler sebagai berikut:
42
Gambar 2.1
Model Perilaku Pembeli
Rangsangan
Pemasaran
Rangsangan
lain Ciri-ciri
Pembeli
Proses Keputusan
Pembelian
Keputusan
Pembelian
Produk
Harga
Saluran
Pemasaran
Promosi
Ekonomi
Teknologi
Politik
Budaya
Budaya
Sosial
Pribadi
Psikologis
1.Pemahaman
masalah
2.Pencaraian
informasi
3.Pemilihan
alternative
4.Keputusan
pembelian
5.Perilaku
pascapembelian
Pemilihan
produk
Pemilihan
merek
Pemilihan
saluran
pembelian
Penentuan
waktu
pembelian
Jumlah
pembelian
Sumber: Kotler (2013:183)
Secara garis besar, model perilaku konsumen menurut kotler
dapat digambarkan melalui lima variabel penting yang meliputi
rangsangan perusahaan, rangsangan lain, karakteristik pembeli, proses
keputusan membeli, dan keputusan pembeli. Semua varibel-variabel
tersebut saling mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pembelian.
Rangsangan pemasaran sepenuhnya dipengaruhi oleh usaha perusahaan
dalam menarik minat beli konsumen, dalam hal ini perusahaan bisa
melakukan rangsangan kepada konsumen melalui beberapa kegiatan
seperti memperkenalkan keunggulan produk yang akan dijual,
memberikan diskon atau potongan harga terhadap produk tersebut,
43
memilih tempat atau lokasi penjualan yang cocok, serta melakukan
berbagai langkah promosi melalui iklan. Rangsangan lain yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian terhadap suatu produk
diantaranya adalah situasi ekonomi, perkembangan teknologi, pengaruh
politik, dan pengaruh budaya yang dirasakan oleh konsumen secara
langsung. Variabel terpenting dari model perilaku pembeli adalah ciri-ciri
atau karakteristik pembeli itu sendiri, karakteristik itu meliputi faktor
budaya, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologis. Faktor budaya
nantinya akan melahirkan kelas sosial tertentu dalam pembelian produk,
yaitu golongan atas, menengah dan bawah.
Sementara itu faktor sosial yang mempengaruhi perilaku
konsumen meliputi kelompok acuan, keluarga dan masyarakat. Faktor
pribadi yang mempengaruhi perilaku konsumen meliputi umur, pekerjaan
dan gaya hidup. Selanjutnya faktor psikologis meliputi motivasi, persepsi,
pembelajaran, kepribadian, dan sikap. Proses keputusan pembelian didapat
setelah konsumen melalui lima tahap keputusan pembelian, jika semua
tahapan bernilai positif maka pemakaian produk akan berlangsung secara
terus-menerus. Variabel terakhir dari model perilaku konsumen adalah
keputusan pembelian, dalam hal ini keputusan pembelian akan
menghadirkan suatu keputusan terbaik menyangkut pilihan produk, pilihan
44
merek, pilihan penyalur, waktu pembelian, dan jumlah produk yang akan
dibeli.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Keputusan pembelian amat dipengaruhi oleh empat faktor. Adapun
faktor –faktor tersebut adalah faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut :
Gambar 2.3
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Budaya Sosial
Kelompok Acuan
Keluarga
Peran dan Status
Pribadi
Umur dan Tahap
daur hidup
Pekerjaan
Situasi ekonomi
Gaya hidup
Kepribadian dan
konsep diri
Psikologis
Motivasi
Persepsi
Pengetahuan
Keyakinan dan
Sikap
PembeliBudaya
Subbudaya
Kelas Sosial
Sumber: Kotler dan Armstrong (2008;160)
Pada kotak pertama dari bagian diatas, dapat dilihat bahwa budaya
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkah laku
45
konsumen dalam keputusan pembelian. Budaya merupakan penyebab paling
mendasar dari keinginan dan tingkah laku seseorang. Hal ini karena
perbedaan budaya akan mengarah pada perbedaan keinginan dan tingkah
laku seseorang dalam melakukan keputusan pembelian. Faktor ini mencakup
budaya, sub budaya dan kelas sosial.
Pada kotak kedua dari bagan tersebut, dapat dilihat bahwa faktor
sosial juga mempengaruhi seseorang dalam keputusan pembelian. Faktor ini
mencakup beberapa komponen. Adapun komponen dari faktor sesial yaitu
kelompok acuan, keluarga, peran dan status. Pada kotak selanjutnya terdapat
faktor pribadi yang mempengaruhi tingkah laku konsmen dalam keputusan
pembelian. Faktor ini mencakup umur dan tahap dalam siklus hidup,
pekerjaan, sutuasi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.
Setelah itu, pada kotak berikutnya terdapat faktor psikologis. Faktor ini juga
dapat mempengaruhi seseorang dalam keputusan pembelian. Faktor ini
mengindikasikan seseorang memiliki hasrat yang mendorong untuk
memutuskan membeli produk. Faktor psikologis mencakup empat faktor
yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan, dan sikap.
d. Peranan Konsumen dalam Keputusan Pembelian
Swastha dan Handoko (2012) berpendapat bahwa lima peran
individu dalam sebuah keputusan membeli, yaitu:
46
1. Pengambilan inisiatif (initiator): individu yang mempunyai inisiatif
pembelian barang tertentu atau yang mempunyai kebutuhan atau
keinginan tetapi tidak mempunyai wewenang untuk melakukan sendiri.
2. Orang yang mempengaruhi (influencer): individu yang mempengaruhi
keputusan untuk membeli baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
3. Pembuat keputusan (decider): individu yang memutuskan apakah akan
membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya,
kapan dan dimana membelinya.
4. Pembeli (buyer): individu yang melakukan pembelian yang sebenarnya.
5. Pemakai (user): individu yang menikmati atau memakai produk atau
jasa yang dibeli.
Sebuah perusahaan perlu mengetahui peranan tersebut karena
semua peranan mengandung implikasi guna merancang produk,
menentukan pesan dan mengalokasikan biaya anggaran promosi serta
membuat program pemasaran yang sesuai dengan pembeli. Menurut
Kotler (2012) ada tiga indikator keputusan pembelian, yaitu meliputi:
a. Kemantapan pada sebuah produk.
Pada saat melakukan pembelian, konsumen memilih salah satu dari
bbeerapa alternatif. Pilihan yang ada didasarkan pada mutu, kualitas
dan faktor lain yang memberikan kemantapan bagi konsumen untuk
membeli produk yang dibutuhkan. Kualitas produk yang sangat baik
47
akan membangun kepercayaan konsumen sehingga menjadi
penunjang kepuasan konsumen.
b. Kebiasaan dalam membeli produk.
Kebiasaan adalah pengulangan sesuatu secara terus-menerus dalam
melakukan pembelian produk yang sama. Ketika konsumen telah
melakukan keputusan pembelian dan meeka merasa produk sudah
melekat dibenaknya bahkan manfaat dari produk sudah mereka
rasakan. Konsumen akan merasa tidak nyaman jika membeli produk
lain
c. Kecepatan dalam membeli sebuah produk
Konsumen sering mengambil sebuah keputusan dengan menggunakan
aturan (heuristic) pilihan yang sederhana. Heuristic adalah proses
yang dilakukan seseorang dalam mengambil sebuah keputusan secara
cepat, mengguakan pedoman umum dalam sebagian informasi saja.
6. Pembelian Online
Turban et al. (2004), Katawetawaraks dan Wang (2011) menjelaskan
bahwa belanja online adalah kegiatan pembelian produk (baik barang
ataupun jasa) melalui media internet. Kegiatan belanja online meliputi
kegiatan Business to Business (B2B) maupun Business to Consumers
48
(B2C).Sementara pada penelitian kegiatan belanja online dikaitkan dengan
B2C karena kegiatan pembelian yang dimaksudkan adalah kegiatan
pembelian yang digunakan oleh konsumen sendiri, tidak dijual
kembali.Kegiatan belanja online di sini adalah transaksi yang bersifat ritel
dengan pembeli individu, sehingga belanja online di sini ada-lah sebuah
keputusan pembelian yang dilakukan oleh individu secara online. Salah satu
manfaat dalam belanja online adalah calon pembeli dapat melihat terlebih
dahulu (produk) yang akan dibelinya melalui web yang ditawarkan oleh
penjual. Kegiatan ini sering disebut dengan searching.
Belanja online dapat dilakukan dengan cara melakukan window
shopping online pada webyang dituju. Kemudian, pembeli dapat mengeklik
barang yang diinginkan. Setelah itu pembeli kemudian dibawa kepada
jendela yang menampilkan tata cara pembayaran yang disepakati dan
kemudian setelahnominal uang ditransfer, maka penjual akan mengirim
barang melalui jasa pos dan sebagainya. Pembayaran dapat dilakukan baik
menggunakan kartu debit, kartu kredit, PayPal, memotong pulsa pelanggan
(untuk transaksi lewat HP), cek maupun COD (Cash On Delivery) yaitu
pembayaran yang dilakukan ketika barang telahdikirim oleh penjual. Cash
On Delivery biasanya dilakukan melalui tatap mukaantara penjual dan
pembeli, penjual dapat menunjukkan barangnya sehingga pembeli yang
tertarik bisa meneliti barang yang akan ia beli.
49
Pembelian semacam ini biasanya melakukan pembayaran secara
langsung atau uang kontan. Selain tataplangsung antara penjual dan
pembeli, COD ini bisa dilakukan antara kurir dan pembeli biasanya penjual
hanya akan melayani COD apabila daerah pembelimasih dapat dijangkau
oleh penjual. Kotler dan Armstong (2004) menjelaskan bahwa keputusan
pembelian merupakan tindakan atau perilaku seseorang dalam melakukan
keputusan untuk memilih suatu produk baik dari sisi jenis mau-pun
kuantitas produk itu sendiri. Proses keputusan itu sendiri paling tidak ada
lima tahapan meliputi penge-nalan kebutuhan, pencarian informasi,
pengevaluasian alternatif, penentuan pembelian dan perilaku pembeli-an
yang umumnya merupakan kepuasan atas pemilihan keputusan yang
diambil.
C. Kerangka Pikir Penelitian
Sekaran dalam Sugiyono (2006:47) mengemukakan bahwa, model
konseptual yaitu bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang
telah diidentifikasi sebagai masalah penting.Penelitian ini akan menggunakan
konsep untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak diteliti.
Konsep menggambarkan suatu fenomena secara umum abstrak yang dibentuk
dengan jalan membuat generalisasi terhadap sesuatu yang khas (Nazir,
2000:148). Kerangka pikir penelitian yang baik akan menjelaskan secara
teoritis, pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu
50
dijelaskan hubungan antar variabel independen dan variabel dependen
(Sugiyono, 2006:47). Sehingga model kerangka pikir penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
Gambar 2.4
Kerangka Pikir Penelitian
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban dari hasil penelitian yang pelru dilakukan
pengujian, dimana hipotesis penelitian didasarkan dari hasil penelitian
terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Bagas Aji Pamungkas (2016) yang diperoleh hasil
bahwa terdapat pengaruh promosi di media sosial dan Word of Mouth
Iklan Melalui Media sosial
a. Menarik tidaknya gambar
b. Jelas tidaknya informasi
c. Frekuensi posting
d. Ketepatan waktu posting
Word of Mouth (WOM
a. Kemauan konsumen dalam
membicarakan hal-hal positif
tentang kualitas produk.
b. Rekomendasi produk kepada
orang lain.
c. Dorongan terhadap teman atau
relasi untuk mengkonsumsi
produk
Keputusan Pembelian
a. Frekuensi pembelian
b. Jumlah pembelian
51
Terhadap Keputusan Pembelian pada Kedai Bontacos, Jombang. Hasil
penelitian Kiki Joesyiana (2018) yang diperoleh hasil bahwa word of mouth
berpemgaruh terhadap keputusan pembelian konsumen dan Rahman Abd
Rasyid (2018) yaitu strategi promosi melalui sosial media dan Word Of
Mouth berpengaruh terhadap keputusan pembelian maka hipotesis dalam
penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Hipotesis I: Secara parsial iklan melalui media sosial dan Word Of Mouth
(WOM) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
online Degan Jelly Malang
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Joesyiana (2018) dan
Rasyid (2018) yang diperoleh hasil bahwa secara simultan iklan melalui
media sosial dan Word Of Mouth (WOM) berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut:
Hipotesis II: Secara simultan iklan melalui media sosial dan Word Of Mouth
(WOM) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
online Degan Jelly Malang
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitriyati (2017) yang
diperoleh hasil bahwa iklan melalui media sosial memiliki pengaruh paling
kuat terhadap keputusan pembelian online maka hipotesis penelitian yaitu
sebagai berikut:
52
Hipotesis III: Iklan melalui media sosial memiliki pengaruh paling kuat
terhadap keputusan pembelian online Degan Jelly Malang.
53