BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/748/3/T1... ·...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/748/3/T1... ·...
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lahirnya Ilmu Ekonomi
Pembahasan tentang ekonomi sudah dimulai sejak dulu, semenjak di
rasakan adanya ketidak-seimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak
terbatas dengan alat pemuas kebutuhanyang jumlahnya terbatas. Keterbatasan
menyebabkan banyak hal terasa langka (Scarce). Kelangkaan mencakup
“Kuantitas, Kualitas, Tempat dan Waktu. Suatu tidak akan langka kalau jumlah
(kuantitas) yang tersedia sesuai dengan kebutuhan, berkualitas baik, tersedia
dimana saja (di setiap tempat) dan kapan saja(waktu) dibutuhkan” (Rahardja,
2002 : 1).
Sukirno (1994 : 5) menambahkan bahwa kelangkaan tersebut berlaku
sebagai akibat dari ketidak-seimbangan di antara kebutuhan masyarakat dengan
faktor-faktor produksi atau sumber daya yang tersedia dalam masyarakat. Di
mana, di satu pihak dalam setiap masyarakat selalu akan terdapat keinganan yang
relatif tidak terbatas untuk menikmati berbagai jenis barang yang dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat. Sebaliknya di lain pihak sumber-sumber daya atau faktor-
faktor yang dapat digunakan untuk memproduksi barang-barang tersebut adalah
relatif terbatas.
10
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembahasan tentang konsep-konsep
ekonomi sudah dimulai sejak manusia menghadapi masalah atau persoalan
ekonomi.
2.1.1 Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi adalah studi ilmiah yang mengkaji bagaimana orang
perorang dan kelompok-kelompok masyarakat menentukan pilihan (Sicat,1991 :
3). Lebih lanjut, menurut Adam Smith ilmu ekonomi secara sistematis
mempelajari tingkah laku manusia dalam usahanya untuk mengalokasikan
sumber-sumber daya yang terbatas guna mencapai tujuan tertentu. Sedangkan
menurut Lipsey ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang pemanfaatan sumber
daya yang langka untuk memenuhi kebutuhan yang terbatas.
Kehadiran ilmu ekonomi diperlukan sebagai kerangka berpikir untuk dapat
melakukan pilihan terhadap berbagai sumber daya yang terbatas untuk memenuhi
kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Lebih jauh diharapkan ilmu ekonomi
dapat mengatasi masalah yang menghendaki seseorang, suatu perusahaan atau
suatu masyarakat membuat keputusan tentang cara terbaik untuk melakukan suatu
kegiatan ekonomi.
Ilmu ekonomi tidak diciptakan secara mendadak tetapi berkembang
melalui suatu proses yang panjang untuk menjadi satu disiplin ilmu yang berdiri
sendiri. Ilmu ekonomi lahir sejak munculnya masyarakat pasar yang gejala dan
kecenderungan tidak dapat diprediksi oleh pelaku ekonomi. Perkembangannya
sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan bermula sejak tahun 1776, yaitu setelah
11
Adam Smith, seorang pemikir dan ahli ekonomi menerbitkan bukunya yang
berjudul “An Inquiry into the Nature andCause of the Wealth of Nations”
(Sukirno, 1996: 3). Inti dari dalah satu ajarannya disini adalah “invisible hand”
yang menunjukan bagaimana ekonomi pasar dapat bekerja dengan sempurna,
dalam hal ini mekanisme harga (pasar) akan membentuk keseimbangan dengan
sendirinya. (Said Kelana :13). Atas jasa dan pengaruhnya bagi ilmu ekonomi
sehingga Adam Smith dipandang sebagai “bapak” dari ilmu ekonomi. Ekulund Jr
dan Hebert mengemukakan bahwa “Adam smith is generallyregarded as the
father of economics”(1975 : 49).
Sebelum masa Adam Smith sudah banyak pemikiran-pemikiran yang
dikemukakan mengenai persoalan-persoalan ekonomi yang dihadapi suatu
Negara, tetapi pemecahannya hanya didasarkan pada tradisi turun temurun atau
dengan komando alat penguasa yang agak otoriter. Tulisan–tulisan mengenai
persoalan ekonomi tidak dikemukakan secara sistematik, topik-topik yang dibahas
masih terbatas dan belum ada analisis yang menyeluruh mengenai bebagai aspek
dari kegiatan perekonomian dalam suatu masyarakat. Analisis yang masih terbatas
tersebut menyebabkan pemikiran-pemikiran ekonomi masih belum dapat
dipandang sebagai suatu cabang ilmu yang berdiri sendiri ( Sukirno, 1996 : 3).
2.2 Masuknya Matematika dalam Ilmu Ekonomi
Sejak Adam Smith menerbitkan “the wealth of Nations” tahun 1776
dimulai studi yang lebih serius terhadap gejala ekonomi untuk mengembangkan
ekonomi sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Selang beberapa saat setelah era ini
12
timbul persoalan tentang pendekatan/metode yang lebih cocok digunakan dalam
mempelajari dan mengembangkan ilmu ekonomi. Seperti yang di kemukakan
Zimerman (1962 : 62) “apakah dalam ilmu-ilmu sosial pada umumnya dan dalam
ilmu ekonomi pada khususnya harus ditempuh metode deduktif atau metode
induktif”. Hal ini menarik karena pendekatan ilmu ekonomi juga diperkenalkan
dengan pendekatan non verbal yaitu menggunakan simbol-simbol matematika
dan grafik, sehingga menjadi dualisme metode dalam menjelaskan ilmu ekonomi.
Mengadopsi pada metode deduksi sebagaimana yang digunakan oleh
kaum klasik berarti menggunakan matematika sebagai alat analisisnya. Dalam hal
ini patut diungkapkan jasa Antoine Augustin Cournot sebagaimana di ungkapkan
oleh Ekelund Jr dan Hebert (1975 : 209). “This Cournot championed the ase of
mathematics, specifically diferential and integral calculus in expressingarbitrary
functions, we is the restriction that certain conditions be met”. Cournot memiliki
pengaruh besar atas perkembangan ilmu ekonomi dengan karyanya yang terkenal
“Recherches sur les principles mathematiques de la Theorie desrichesses”,
dimana ia menggunakan aplikasi dari rumus dan simbol matematika dalam
analisis ekonomi (Winardi, 1990 : 55).
Cournot percaya bahwa ilmu ekonomi harus memanfaatkan alat-alat
matematika hanya untuk membangun batas-batas kemungkinan dan untuk
mengungkapkan fakta-fakta kurang stabil secara lebih absolut, ia juga lebih jauh
berpendapat bahwa manfaat praktis matematika dalam ilmu ekonomi tidak selalu
melibatkan presisi numerik yang ketat. http://en.wikipedia.org/wiki/
Antoine_Augustin_Cournot
13
Sejak Cournot memasukan matematika sebagai alat analis ekonomi, makin
lama semakin berkembang dengan banyak bermunculan ahli-ahli ekonomi yang
menggunakan matematika sebagai alat analisis, diantaranya H.Gossen, Alfred
Marshall, Carl Manger, Leon Walras. (Koesters, 1987 : 116-117)
Pada akhirnya sampai saat ini ilmu ekonomi dikenal sebagai sebuah
disiplin ilmu yang multi dimensional dalam artian bisa digunakan tak terbatas
hanya pada penyampaian intuisi secara kualitatif (induktif), melainkan bisa juga
diterapkan secara kuantitatif (deduktif). Dari kedua pendekatan ini, maka lahirlah
terminologi “ekonomi kualitatif” dan “ekonomi kuantitatif”. Namun perlu digaris
bawahi bahwa keduanya bukanlah dua cabang ilmu yang terpisah melainkan
hanya merupakan pendekatan penyampaian yang berbeda seperti halnya kita
mengekspresikan sesuatu yang menggunakan bahasa yang agak berbeda.
2.3 Peranan Matematika dalam Ilmu Ekonomi
Dalam analisis ekonomi dikenal dua pendekatan yaitu, secara kualitatif dan
secara kuantitatif. Analisis kuantitatif dalam dalam ilmu ekonomi dapat
dikategorikan menjadi dua, yaitu matematika ekonomi dan ekonometrika.
Matematika ekonomi digunakan dalam ilmu ekonomi lebih kearah penyusunan
teori deduktif. Sedangkan ekonometrika digunakan sebagai studi terhadap
observasi empiris dengan menggunakan metode perkiraan statistik serta pengujian
hipotesis. Dengan kata lain, ekonometrika lebih ke penekanan pada pengujian
empiris atas teori ekonomi dan dibutuhkan untuk pengambilan kesimpulan secara
14
induktif. Para ahli ekonometrika umumnya menggunakan persamaan-persamaan
matematika yang disusun oleh ahli matemtika dengan membuat modifikasi
secukupnya agar memungkinkan untuk dilakukan pengujian empiris terhadap
hukum-hukum ekonomi.
Sugiarto mengatakan bahwa ilmu ekonomi memerlukan beberapa alat
analisis untuk menerangkan teori-teori dan menguji kebenaran teori-teori tersebut.
Grafik adalah alat analisis utama disamping matematika dan statistik. Grafik
berperan untuk memperlihatkan hubungan variabel-variabel ekonomi secara
visual, matematika berfungsi untuk menyatakan hubungan antara variabel-
variabel yang terkait dalam suatu fungsi matematis, sedangkan statistik berperan
sebagai alat analisis untuk mengumpulkan fakta dan menguji kebenaran teori
ekonomi. Lebih lanjut Chiang dan Wainwright mengatakan bahwa matematika
dalam ekonomi adalah suatu pedekatan analitis ekonomi dengan menggunakan
simbol-simbol matematika dan logika matematika dalam merumuskan teori
ekonomi dan permasalahan dalam ilmu ekonomi. Matematika disiapkan untuk
menjelaskan kasus-kasus teknik matematis seperti matriks, hitungan diferensial
dan integral, persamamaan diferensial dan lain-lain diluar ilmu ukur sederhana.
Lebih lanjut penerapan analisis matematika digunakan dalam teori
persamaan simultan oleh Leon Walras untuk menganalisis keseimbangan
beberapa pasar yang saling berkaitan. Aplikasi oleh Walras ini mendorong
perkembangan analisis keseimbangan umum yang memfokuskan pada
persyaratan- persyaratan untuk dibangunnya seperangkat harga atau instrumen-
instrumen lain yang menjamin bahwa permintaan dan penawaran akan setara di
15
semua pasar secara simultan pada saat berbagai sumber daya, teknologi dan
preferensi konsumen yang menentukan permintaan dan penawaran dispesifikasi
dalam kerangka yang cukup umum.
Dalam linear programim matematika berperan untuk memahami teori
simpleks untuk mecari pemecahan yang optimum (maksimum atau optimum),
seperti maximum revenue, maximum profit, atau minimum cost. Hal ini
diperlukan pengetahuan tentang matriks dan determinan, khususnya mengenai
linear dependent dan independent, basis dan paling tidak pengetahuan tentang
pembuatan grafik guna memahami metode grafik. Matemtika juga dipakai dalam
analisis input-output dalam mempelajari hubungana antar sektor ekonomi
(Supranto, 2005 : 3).
Terkait dengan penggunaan matematika dalam ekonomi, Prabowo (2011)
menjelaskan bahwa fakta yang hakekatnya merupakan besaran-besaran, yang
diterjemahkan berupa persamaan, bentuk-bentuk fungsional, atau persamaan
differensial, di selasaikan menggunakan pendekatan analisis matematis. Contoh
kasus Translasi penyelesaian masalah ekonomi dengan analisis matematis adalah,
dalam menggunakan analisis regresi sederhana dengan menggunakan data terbaru
pada malam hari sebelumnya sehingga masalah ekonomi dalam hal pergerakan
valuta asing dapat pula dianalisis. Gambar 2.1 dibawah ini, menunjukan proses
penyelesaian masalah ekonomi dengan analisis matematis.
16
Gambar 2.1 Model penyelesaian ekonomi dengan matematika
(Sumber : Prabowo 2011: 10)
Dalam prakteknya, analisis ekonomi memang tidak dapat terlepas dari
analisis kuantitatif. Dengan bahasa matematika, penggunaan ekspresi verbal
digantikan dengan simbol-simbol matematika sehingga penyampaian ide bisa
lebih efisien, lebih akurat dan lebih sistematis. Sedangkan dengan menggunakan
ekonometrika, suatu teori dapat diverifikasi validitasnya melalui data empiris
yang tersedia. Selanjutnya, dengan menggunakan data empiris, dimungkinkan
untuk memberi masukan pada penggalian ilmu baru dan/atau pemodifikasian
ilmu yang sudah ada.
Singkatnya, pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam analisis
ekonomi ini saling melengkapi. Tanpa perangkat kuantitatif, seorang ahli hanya
dapat memberikan gambaran tentang suatu fenomena tanpa dapat
membuktikannya. Sedangkan penggunaan alat kuantitatif tanpa pemahaman
intuitif terhadap ilmu ekonomi menjadikan suatu analisis kehilangan nuansa
ekonomi sebagai ilmu sosial yang memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi.
17
Terkait dengan masuknya matematika sebagai alat bantu dalam ilmu
ekonomi, membuat materi pembelajaran ilmu ekonomi didorong untuk
memasukan dan menjadikan matematika sebagai pembeda ilmu ekonomi dengan
ilmu sosial lainnya. Bahkan matematika dijadikan sebagai matakuliah tersendiri
dalam kurikulum Falutas Ekonomi selain statistik dan ekonometrika. Hal
demikian menyebabkan banyak peminat di Fakultas Ekonomi yang berasal dari
lulusan SMA jurusan IPA, sedangkan yang berasal dari lulusan SMA jurusan IPS
cenderung menghindar untuk bersaing dengan lulusan jurusan IPA.
2.4 Profil Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Tahun 2010
Program Studi Pendidikan Ekonomi (Progdi PE), Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana berdiri sejak tahun 1956.
Program Studi Pendidikan Ekonomi sebelumnya dikenal sebagai Program Studi
Pendidikan Dunia Usaha. Perubahan nama dari Pendidikan Dunia Usaha menjadi
Pendidikan Ekonomi dipertimbangkan dalam upaya penyesuaian dengan Surat
Keputusan (SK) Menteri No.0217/U/1995 tentang Kurikulum yang berlaku secara
Nasional Sarjana Pendidikan.
Penyelenggaraan program akademik Program studi Pendidikan Ekonomi
ditujukan untuk mempersiapkan kemampuan lulusan sebagai Tenaga Guru
Professional yang kreatif, inovatif dan proaktif yang diikat moral etik di bidang
Ilmu Pendidikan Ekonomi: Pemasaran, Tatakelola Perkantoran, Koperasi,
Akuntansi dan Bisnis. Kurikulum program studi Pendidikan Ekonomi sekaligus
18
mempersiapkan tenaga pengelola Bisnis pada dunia usaha, sesuai dengan
perkembangan kehidupan ekonomi di Indonesia yang mengarah ke Industrialisasi
dan perdagangan. (Katalog PE Tahun,2010 : 1)
2.4.1 Visi Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP-UKSW
Visi program studi Pendidikan Ekonomi adalah “Mewujudkan Program
Studi sebagai pembentuk Guru Profesional sekaligus pengembangan Pendidikan
Ekonomi”.
2.4.2 Misi Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP-UKSW
Mewujudkan visi, maka Program Studi Pendidikan Ekonomi merancang
dan mengembangkan layanan pendidikan di bidang ilmu Pendidikan Ekonomi
yang berkualitas. Misi diaksanakan dengan pendekatan kekeluargaan berdasarkan
cinta kasih. Untuk mendukung misi tersebut, semua yang terlibat dalam
menjalankan misi bertekad :
a. Menyelenggarakan pembelajaran yang membangun sikap kreatif, inovatif
dan proaktif bedasarkan moral etik kasih kepada sesama.
b. Menyelenggarakan penelitian di bidang Ilmu dan Perilaku Ekonomi dalam
linkup luas, mencakup metode-metode pembelajaran yang tepat, teori
ekonomi, perilaku lembaga pendidikan, perilaku bisnis, dan perilaku
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan.
19
c. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk
mengembangkan kualitas pendidikan formal dan informal yang
dibutuhkan masyarakat.
2.4.3 Tujuan Progam Studi Pendidikan Ekonomi FKIP-UKSW
Tujuan program studi pendidikan ekonomi secara umum adalah
“menghasilkan sarjana Pendidikan Ekonomi (S-1) yang memiliki kemampuan
dasar profesi dengan kompetensi umum minimal bidang Pendidikan Ekonomi”.
Disamping tujuan umum, Program Studi Pendidikan Ekonomi juga bertujuan
mempersiapkan lulusan yang menguasai kompetensi umum profesi keguruan yang
orentasi pada bidang studi sesuai penjurusan, menguasai metode mengajar
dilingkup Pendididkan Dasar SMP, pendidikan Menengah SMA dan SMK, dan
memiliki kemampuan penguasan bidang teknologi informasi dan pendidikan serta
ketrampilan bahasa inggris.
2.5 Profil Lulusan dan Tujuan Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas
Ekonomi – UKSW Tahun 2009 - 2010
Profil lulusan program studi Ilmu Ekonomi diharapkan kompeten dalam
teori ekonomi dan alat analisis ekonomi mitahir, penelitian dalam rangka
pengkajian masalah-masalah ekonomi, Merumuskan model-model dan kebijakan
dalam bidang ekonomi, Menerapkan ilmu yang diperoleh bagi pengembangan
kehidupan masyarakat.
20
Program studi ilmu ekonomi juga mempunyai tujuan untuk :
Menghasilkan lulusan yang mempunyai kemampuan analitik dan mampu
bekerjasama secara kreatif dan profesional dalam bidang ekonomi dan
pembangunan, menghasilkan karya ilmiah baik oleh dosen maupun kerjasama
dengan mahasiswa, menghasilkan gagasan dan solusi bidang ekonomi bagi
pembangunan kehidupan masyarakat. (Katalog FE, Tahun 2009-2010 : 46)
Berdasarkan profil dan tujuan dari Program Studi Ilmu Ekonomi-FE,
jelas menunjukan perbedaan yang signifikan dengan profil lulusan dan tujuan
Program Studi Pendidikan Ekonomi-FKIP. Orentasi dari lulusan Program Studi
Ilmu Ekonomi-FE adalah sebagai ahli pada bidang ekonomi (ekonom). Sedangkan
orentasi dari Progam Studi Pendidikan Ekonomi-FKIP adalah menghasilkan ahli
pendidikan pada bidang ekonomi (guru ekonomi).
2.6 Kurikulum Program Studi Pendidikan Ekonomi Tahun 2010
Kurikulum Program Studi Pendidikan Ekonomi disusun berdasarkan :
1. Surat Keputusan Menteri Pendidikan No: 232/U/2000 tentang
Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian
Hasil Belajar Mahasiswa.
2. Surut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No: 045/U/2002
tentang kurikulum inti pendidikan tinggi.
3. Kurikulum SMK bidang Bisnis dan Manajemen tahun 2004.
4. Kurikum SMU tahun 2004.
5. Visi dan Misi Progdi-Pendidikan Ekonomi.
(Katalog PE, Tahun 2010 : 5)
21
Beban akademik program S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi
sebanyak 148 sks diataur dalam Program akademik sistem semester. Pengaturan
akademik dalam sistem semester, mahasiswa akan menyelesaikan studi S-1 paling
cepat 7 hingga 9 semester atau pada umumnya 8 semester ( 4 tahun).
Struktur kurikulum terdiri 5 (lima) kelompok matakuliah sebagai berikut :
1. Kelompok Matakuliah Pengembanagan Kepribadian (MPK): 15 sks
2. Kelompok Matakuliah Keilmuan dan Kepribadian (MKK): 12 sks
3. Kelompok Matakuliah Keahlian Berkarya (MKB): 17 sks
4. Kelompok Matakuliah Perilaku Berkarya (MPB): 81 sks
5. Kelompok Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB): 24 sks
Sejumlah matakuliah pada kurikulum Program Studi Pendidikan Ekonomi
FKIP UKSW, terdapat matakuliah menggunakan matematika secara langsung
yaitu, Matematika Ekonomi (JE 341): 3 sks dan Statistika Ekonomi & Bisnis (JE
442): 4 sks, ada juga matakuliah yang menggunakan matematika sebagai alat
bantu analisis, diantaranya :
a. Pengantar Ilmu Ekonomi (JE 141) : 3 sks
b. Teori Ekonomi Makro (JE 541) : 4 sks
c. Teori Ekonomi Mikro (JE 541) : 4 sks
d. Keuangan Perusahaan (JE 342) : 3 sks
e. Ekonomi Internasional (JE 842) : 3 sks
f. Ekonomi Publik (JE 741) : 3 sks
22
2.7 Mata Pelajaran Ekonomi dalam Kurikulum SMA/MA
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
kompetensi dasar, materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan
sebagai pedoman untuk mencapai kompetensi dasardan tujuan pendidikan.
2.7.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Ekonomi SMA/MA
Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan
tuntutan masyarakat di era global serta perkembangan IPTEK yang telah
membawa perubahan pada aspek kehidupan manusia termasuk aspek ekonomi,
maka diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dalam arti sebagai insan
berilmu pengetahuan, berketerampilan, berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia,
bertanggung jawab dan berupaya mencapai kesejahteraan diri serta memberikan
sumbangan terhadap keharmonisan dan kemakmuran keluarga, masyarakat, dan
negara.
Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber
daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan/atau
distribusi. Luasnya ilmu ekonomi dan terbatasnya waktu yang tersedia membuat
standar kompetensi dan kompetensi dasar ini dibatasi dan difokuskan kepada
fenomena empirik ekonomi yang ada disekitar peserta didik, sehingga peserta
didik dapat merekam peristiwa ekonomi yang terjadi disekitar lingkungannya dan
mengambil manfaat untuk kehidupannya yang lebih baik.
23
Pembahasan manajemen difokuskan pada fungsi manajemen badan usaha
dalam kaitannya dengan perekonomian nasional. Pembahasan fungsi manajemen
juga mencakup pengembangan badan usaha termasuk koperasi. Akuntansi
difokuskan pada perilaku akuntansi jasa dan dagang. Peserta didik dituntut
memahami transaksi keuangan perusahaan jasa dan dagang serta mencatatnya
dalam suatu sistem akuntansi untuk disusun dalam laporan keuangan. Pemahaman
pencatatan ini berguna untuk memahami manajemen keuangan perusahaan jasa
dan dagang.
Mata pelajaran Ekonomi diberikan pada tingkat pendidikan dasar sebagai
bagian integral dari IPS. Pada tingkat pendidikan menengah, ekonomi diberikan
sebagai mata pelajaran tersendiri.
Mata pelajaran Ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.
1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan
masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi
dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara
2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang
diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi
3. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggung jawab dengan memiliki
pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi
yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara
24
4. Membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai sosial
ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional
maupun internasional
Ruang lingkup Mata pelajaran Ekonomi mencakup perilaku ekonomi dan
kesejahteraan yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan
kehidupan terdekat hingga lingkungan terjauh, meliputi aspek-aspek
1)Perekonomian, 2)Ketergantungan, 3)Spesialisasi dan pembagian kerja,
3)Perkoperasian, 4)Kewirausahaan, 5)Akuntansi dan manajemen. (Soehendro,
2006 : 206)
Untuk melihat standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran ekonomi,
lebih jelasnya dapat di lihat pada lampiran 7 sampai lampiran 11
2.8 Matematika dalam Kurikulum SMA/MA
Struktur kurikulum SMA/MA meliputi substansi pembelajaran yang
ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas X sampai
dengan kelas XII. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi
lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.
Pengorganisasian kelas-kelas pada SMA/MA dibagi kedalam dua
kelompok, yaitu kelas X merupakan program umum yang diikuti oleh seluruh
peserta didik, dan kelas XI dan XII merupakan program penjurusan yang terdiri
atas empat program: (1) Program Ilmu Pengetahuan Alam, (2) Program Ilmu
Pengetahuan Sosial, (3) Program Bahasa, dan (4) Program Keagamaan, khusus
untuk MA ( Mulyasa, 2010 : 54).
25
Kurikulum SMA/MA untuk kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran, muatan
lokal, dan pengembangan diri. Sedangkan untuk kelas XI dan XII Program IPA,
Program IPS, Program Bahasa, dan Program Keagamaan terdiri atas 13 mata
pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri ( Mulyasa, 2010 : 57).
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk SMA/MA
menentapkan matematika menjadi matapelajaran Ujian Akhir Nasional (UAN)
untuk semua jurusan.
Pada program umum (kelas X) mendapatkan dasar matematika kelanjutan
dari tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau sederajat. Setelah pada
program penjurusan (kelas XI dan XII) matematika diajarkan sesuai dengan
masing-masing penjurusan.
Dilihat dari alokasi waktu mata pelajaran matematika dalam program
penjurusan, hanya program penjurusan bahasa yang alokasi waktu tatap muka
sebanyak 3 jam pelajaran setiap minggu. Sedangkan pada jurusan IPA, IPS, dan
Keagamaan (pada MA) mendapatkan 4 jam pelajaran setiap minggu. Namun jika
dilihat secara keseluruhan Program penjurusan IPA yang mendapat porsi lebih
banyak, terlepas dengan mata pelajaran matematika itu sendiri pada penjurusan
tersebut terdapat mata pelajaran lain yang menggunakan pendekatan matematika,
seperti kimia dan fisika.
26
2.8.1 Matematika dalam Pelajaran Ekonomi SMA/MA
Berdasarkan Standar isi yang tercantum dalam KTSP terdapat beberapa
materi Ekonomi SMA yang memerlukan alat bantu matematika. Materi tersebut
antara lain : 1) Permintaan dan penawaran, 2) mekanisme pasar, 3) Pendapatan
nasional, 4) konsumsi dan investasi, 5) Ekonomi moneter, 6) Ekonomi
Internasional, dan 7) semua materi Akuntansi.
Sehubungan dengan itu, maka sangat dibutuhkan penguasaan materi
matematika bagi guru ekonomi SMA. Materi yang paling mendasar untuk
dikuasai guru ekonomi SMA adalah penerapan fungsi matematika dalam
ekonomi, dan dasar dasar hitung deferensial. Sedangkan untuk materi akuntansi,
baik jasa maupun dagang sangat diperlukan penguasaan materi hitung keuangan
bagi guru ekonomi.
2.9 Keterbatasan Matematika dalam Praktek
Satu di antara kecaman terkasar didasarkan atas observasi bahwa kaum
usahawan tidak melakukan perhitungan menurut cara yang di asumsikan oleh
teori. ketika kaum usahawan di wawancarai, kadang-kadang ditemukan
(tampaknya mengherankan si pewawancara) bahwa mereka tidak mengetahui
konsep biaya marginal (MC) dan penerimaan marginal (MR). Maka seperti yang
di kemukakanlah oleh “Richard G, Lipsey dan Peter O. Steiner” (1996: 117)
bahwa:
27
1. Teori di atas mengasumsikan perusahaan menyamakan biaya marjinal
dengan penerimaan marjinalnya.
2. Sedangkan observasi empiris memperlihatkan banyak manajer yang belum
mendengar biaya marjinal dan penerimaan marjinal.
3. Oleh karenanya, teori itu ditolak, karena para manajer tidak dapat
menggunakan konsep yang tidak mereka ketahui.