BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Beban Kerja 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/5983/3/Anisa Kharismawati...

21
15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Beban Kerja 1. Pengertian Everly dkk (dalam Munandar, 2001) mengatakan bahwa beban kerja adalah keadaan dimana pekerja dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu tertentu. Kategori lain dari beban kerja adalah kombinasi dari beban kerja kuantitatif dan beban kerja kualitatif. Beban kerja kuantitatif, yaitu timbul sebagai akibat dari tugas-tugas yang terlalu banyak atau sedikit diberikan kepada tenaga kerja untuk diselesaikan dalam waktu tertentu, sedangkan beban kerja kualitatif jika pekerja tidak mampu melakukan tugas atau tugas tidak menggunakan ketrampilan atau potensi dari tenaga kerja. Beban kerja fisikal atau mental yang harus melakukan terlalu banyak hal, merupakan kemungkinan sumber stress kerja. Tubuh manusia dirancang untuk melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari. Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya, beban- beban tersebut tergantung bagaimana seseorang tersebut bekerja sehingga disebut beban kerja, jadi definisi beban kerja adalah kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan. Sudut pandang ergonomic melihat setiap beban kerja yang diterima seseorang harus sesuai dan seimbang baik terhadap kemampuan fisik, kemampuan kognitif maupun keterbatasan manusia yang meneruma beban tersebut. Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Beban Kerja 1. Pengertianrepository.ump.ac.id/5983/3/Anisa Kharismawati...

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Beban Kerja

1. Pengertian

Everly dkk (dalam Munandar, 2001) mengatakan bahwa beban

kerja adalah keadaan dimana pekerja dihadapkan pada tugas yang

harus diselesaikan pada waktu tertentu. Kategori lain dari beban kerja

adalah kombinasi dari beban kerja kuantitatif dan beban kerja

kualitatif. Beban kerja kuantitatif, yaitu timbul sebagai akibat dari

tugas-tugas yang terlalu banyak atau sedikit diberikan kepada tenaga

kerja untuk diselesaikan dalam waktu tertentu, sedangkan beban kerja

kualitatif jika pekerja tidak mampu melakukan tugas atau tugas tidak

menggunakan ketrampilan atau potensi dari tenaga kerja. Beban kerja

fisikal atau mental yang harus melakukan terlalu banyak hal,

merupakan kemungkinan sumber stress kerja.

Tubuh manusia dirancang untuk melakukan aktivitas pekerjaan

sehari-hari. Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya, beban-

beban tersebut tergantung bagaimana seseorang tersebut bekerja

sehingga disebut beban kerja, jadi definisi beban kerja adalah

kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan. Sudut pandang

ergonomic melihat setiap beban kerja yang diterima seseorang harus

sesuai dan seimbang baik terhadap kemampuan fisik, kemampuan

kognitif maupun keterbatasan manusia yang meneruma beban tersebut.

Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

16

Beban dapat berupa beban fisik dan mental. Beban kerja fisik dapat

berupa beratnya pekerjaan seperti mengangkat, mengangkut, merawat,

mendorong. Sedangkan beban kerja mental dapat berupa sejauh mana

tingkat keahlian dan prestasi kerja yang dimiliki individu dengan

individu lainya (Manuaba, 2000)

Beban kerja adalah proses untuk menerapkan jumlah jam kerja

orang yang digunakan atau dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan dalam waktu tertentu (Simamora, 1995). Perawat adalah

seseorang yang telah lulus pendidikan formal dalam bidang

keperawatan, yang program pendidikanya telah disyahkan oleh

pemerintah. Perawat profesional adalah perawat yang mengikuti

pendidikan tinggi keperawatan sekurang-kurangnya D3 keperawatan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa beban

kerja perawat adalah frekuensi kegiatan rata-rata dari seseorang yang

secara konsisten selama 24 jam sehari menjalin kontak dengan pasien

dan harus menyelesaikan pekerjaanya dalam jangka waktu tertentu.

2. Kelebihan Beban Kerja

Pengelolaan tenaga kerja yang tidak direncanakan dengan baik

dapat menyebabkan keluhan yang subyektif, beban kerja semakin

berat, tidak efektif dan tidak efisien yang memungkinkan

ketidakpuasan bekerja yang pada akhirnya mengakibatkan turunnya

kinerja dan produktivitas serta mutu pelayanan yang merosot (Bina

Diknakes, 2001).

Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

17

Menurut (French dan Caplan, 1973) dalam Shanley &

Abraham (1997), kelebihan beban kerja (beban kerja berat) yang

dirasakan oleh perawat meliputi:

a. Harus melakukan observasi pasien secara ketat selama jam kerja.

b. Terlalu banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan demi kesehatan

dan keselamatan pasien.

c. Beragamnya jenis pekerjaan yang harus dilakukan demi kesehatan

dan keselamatan pasien.

d. Kontak langsung perawat klien secara terus menerus selama 24

jam.

e. Kurangnya tenaga perawat dibanding jumlah pasien.

f. Pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki tidak mampu

mengimbangi sulitnya pekerjaan

g. Harapan pimpinan rumah sakit terhadap pelayanan yang

berkualitas

h. Tuntutan keluarga untuk keselamatan dan kesehatan pasien

i. Setiap saat diharapkan pada pengambilan keputusan yang tepat

j. Tanggung jawab yang tinggi dalam melaksanakan asuhan

keperawatan klien di ruangan

k. Menghadapi pasien dengan karakteristik tidak berdaya, koma dan

kondisi terminal

l. Setiap saat melaksanakan tugas delegasi dari dokter ( memberikan

obat-obatan secara intensif)

Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

18

m. Tindakan untuk selalu menyelamatkan pesien

Pengelolaan tenaga kerja yang tidak direncanakan dengan baik

dapat menyebabkan keluhan yang subyektif, beban kerja semakin berat,

tidak efektif dan tidak efisien yang memungkinkan ketidakpuasan bekerja

yang pada akhirnya mengakibatkan turunnya kinerja dan produktivitas

serta mutu pelayanan yang merosot (Bina Diknakes, 2001).

Salah satu cara untuk mengurangi beban kerja perawat yang terlalu

tinggi adalah dengan menyediakan tenaga kerja yang cukup baik kuantitas

maupun kualitasnya sesuai dengan tuntutan kerja. Semakin banyak pasien

yang ditangani seorang perawat selama periode waktu tertentu, maka

semakin berat atau besar beban kerja perawat tersebut. Pelayanan

keperawatan yang bermutu dapat dicapai salah satunya tergantung pada

seimbangnya antara jumlah tenaga perawat dengan beban kerjanya di

suatu rumah sakit.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja

Manuaba (2000) menyatakan bahwa beban kerja dipengaruhi

faktor-faktor sebagai berikut :

a. Faktor eksternal yaitu beban kerja yang berasal dari luar tubuh

pekerja, seperti:

1.) Tugas-tugas yang dilakukan yang bersifat fisik seperti stasiun

kerja, tata ruang, tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja,

sikap kerja, sedangkan tugas-tugas yang bersifat mental seperti

Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

19

kompleksitas pekerjaan, tingkat kesulitan pekerjaan, tanggung

jawab pekerjaan.

2.) Organisasi kerja seperti lamanya waktu kerja, waktu istirahat,

kerja bergilir, kerja malam, sistem pengupahan, model struktur

organisasi, pelimpahan tugas dan wewenang

3.) Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan

kimiawi, lingkungan kerja biologis dan lingkungan kerja

psikologis.

Ketiga aspek ini sering disebut sebagai stressor

b. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh

itu sendiri akibat dari reaksi beban kerja eksternal. Reaksi tubuh

disebut strain, berat ringanya strain dapat dinilai baik secara

objektif maupun subyektif. Faktor internal meliputi faktor somatis

(jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, kondisi kesehatan),

faktor psikis (motivasi, presepsi, kepercayaan, keinginan dan

kepuasan).

4. Dampak Beban Kerja

Akibat beban kerja yang terlalu berat atau terlalu sedikit dapat

mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan atau penyakit

akibat kerja. Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan

kelelahan fisik atau mental dan reaksi-reaksi emosional seperti sakit

kepala, gangguan pencernaan dan mudah marah. Sedangkan pada

Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

20

beban kerja yang terlalu sedikit dimana pekerjaan yang terjadi karena

pengulangan gerak akan menimbulkan kebosanan, rasa monoton.

Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas atau

pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian

pada pekerjaan sehingga secara potensial membahayakan pekerja.

Beban kerja yang berlebihan atau rendah dapat menimblkan stress

kerja (Manuaba, 2000)

5. Pengukuran Beban kerja

Untuk mengetahui beban kerja, suatu pekerjaan dapat

dilakukan pengukuran kerja. Pengukuran beban kerja adalah penerapan

teknik yang dirancang untuk menetapkan bagi seorang pekerja yang

memenuhi syarat untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu.

Pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur

beban kerja diantaranya yaitu:

a. Work Sampling

Teknik ini untuk melihat beban kerja personil pada suatu

unit, bidang, ataupun jenis tenaga kerja tertentu. Pada pengamatan

dengan pendekatan work sampling dapat diamati:

1.) Aktivitas apa yang sedang dilakukan personil pada waktu jam

kerja

2.) Apakah aktivitas personil berkaitan dengan fungsi dan tugas

pada waktu jam kerja

Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

21

3.) Proporsi waktu kerja untuk kegiatan produktif / kegiatan

langsung atau tidak langsung

4.) Pola beban kerja personil dikaitkan dengan waktu dan skedul

jam kerja

Untuk mendapatkan informasi tersebut dilakukan survey terhadap

personil tertentu misalnya : tenaga perawat. Pada work sampling

yang menjadi pengamatan adalah aktivitas keperawatan yang

dilaksanakan perawat dalam menjalankan tugasnya sehari-hari

diruang kerjanya.

Langkah-langkah pengamatan beban kerja dengan metode

work sampling yaitu:

1.) Ditentuka personil yang akan diteliti

2.) Bila jenis personil jumlahnya banyak dilakukan pemilihan

sampel sebagai subyek yang akan diamati. Pada tahap ini dapat

menggunakan simpel random sampling untuk mendapatkan

personel sebagai representasi populasi perawat yang akan

diamati.

3.) Membuat formulir daftar kegiatan perawat yang dapat

diklasifikasikan sebagai kegiatan produktif atau tidak produktif

dapat juga kegiatan langsung atau tidak langsung.

4.) Petugas pelaksana sebaiknya mempunyai latar belakang

pendidikan yang sejenis dengan subjek yang akan diamati.

Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

22

5.) Pengamatan kegiatan perawat dilakukan dengan interval 2-15

menit atau tergantung kebutuhan peneliti, makin pendek jarak

waktu pengamatan makin banyak sampel pengamatan yang bisa

diamati oleh peneliti. Personil yang diamati tidaklah penting

tetapi apa yang dikerjakan yang jadi pengamatan.

b. Time And Motion

Pada teknik ini peneliti mengamati dengan cermat tentang

kegiatan yang dilakukan oleh personil yang sedang kita amati.

Pelaksana pengamatan untuk pengambilan data ini haruslah

seorang yang mengetahui secara benar tentang kompetensi dan

fungsi. Pengamatan dapat dilakukan selama 3 sift dan pengamatan

bisa dihentikan bila pengamatan telah memenuhi standar

kompetensi penelitian.

Time study atau studi waktu adalah sebuah metode

pengukuran waktu kerja dari suatu sampel penelitian kerja, para

pekerja dan penggunaanya untuk menetapkan standar waktu kerja.

Langkah-langkahnya:

1.) Mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan yang akan diamati

2.) Membagi jenis-jenis kerjaan yang akan diamati kedalam

elemen-elemen kerja

3.) Masing-masing elemen harus mempunyai titik awal dan titik

akhir yang pasti untuk memudahkan pengukuran

Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

23

4.) Menentukan berapa kali pengukuran atau pengamatan akan

dilakukan terhadap elemen-elemen kerja tersebut (berapa

sampel yang diperlukan)

5.) Mengamati dan mengukur waktu tiap elemen kerja dari titik

akhir sebanyak sampel yang telah ditentukan dan mencatat

hasil pengukuran tersebut

6.) Menghitung jumlah waktu untuk pekerjaan yang ditelah

diamati

c. Pencatatan kegitan sendiri (daily log)

Merupakan bentuk sederhana dari work sampling dimana

orang yang diteliti menuliskan sendiri kegiatan dan waktu yang

akan digunakan untuk suatu kegiatan. Penggunaan teknik ini sangat

bergantung terhadap kerjasama dan kejujuran dari personil yang

sedang diteliti. Peneliti biasanya membuat pedoman dan formulir

isian yang dapat dipelajari dan diisi sendiri oleh subyek personil

yang diteliti. Sebelum dilakukan penelitian perlu diberi penjelasan

dan pengisian formulir. Dengan menggunakan formulir kegiatan

dapat dicatat jenis kegiatan, waktu dan lamanya kegiatan

dilakukan. Kegiatan mulai masuk kerja sampai pulang, pencatatan

dilakukan oleh informan sendiri.

Hasil analisis dapat digunakan untuk pola beban kerja,

kapan beban kerja tinggi, apa jenis kerjaan yang membutuhkan

waktu banyak, sangat membutuhkan kerjasama karyawan yang

Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

24

diteliti untuk menghasilkan perhitungan yang baik. Lama waktu

mengerjakan setiap jenis pekerjaan juga penting untuk melihat

beban kerja perlu waktu dan jumlah produksi, karena produktifitas

dapat diukur dengan jumlah produksi dibagi dengan waktu. Dengan

demikian dapat diketahui satu unit membutuhkan waktu berapa

lama, oleh karena itu perhitungan waktu menjadi penting

Menurut Budiono (2003), kesehatan dan kinerja seseorang

pekerja sangat dipengaruhi oleh beban kerja. Setiap pekerjaan

merupakan beban bagi pelakunya. Beban tersebut dapat berupa

beban fisik, mental dan sosial sehingga upaya penempatan pekerja

yang sesuai dengan kemampuanya perlu diperhatikan.

6. Tugas Pokok Perawat

Tugas pokok perawat adalah melaksanakan asuhan

keperawatan kepada pasien dan secara administratif fungsional

bertanggung jawab kepada kepala ruang, secara teknis medis

operaional bertanggung jawab kepada dokter ruang rawat atau dokter

penanggung jawab ruangan. (Djojodibroto, 1997)

Nursing Job antara lain:

a. Melaksanakan perawatan sesuai renpra yang dibuat katim

b. Memberikan perawatan total/komprehensif pada sejumlah pasien

c. Bertanggung jawab atas keputusan keperawatan selama katim tidak

ada di tempat

d. Berkontribusi terhadap perawatan

Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

25

e. Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungan

f. Menerima pasien baru sesuai prosedur rumah sakit

g. Memelihara peralatan perawatan dan medis agar selalu siap pakai

h. Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang ruangan

dan lingkungan

i. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan pasien dan

keluarga

j. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien sesuai batas

kemampuannya termasuk mengamati keadaan pasien dan

melaksanakan anamnesa

k. Menyusun rencana keperawatan sesuai kemampuannya

l. Melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai

kebutuhan antaralain: melaksanakan tindakan pengobatan,

memberikan penyuluhan kesehatan

m. Berperan serta melaksanakan latihan mobilisasi pada pasien agar

segera mandiri

n. Memantau dan memelihara kondisi pasien, selanjutnya melakukan

tindakan

o. Menciptakan, memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan

tim kesehatan

p. Berperan serata dengan tim kesehatan membahas kasus dan upaya

meningkatkan mutu asuhan keperawatan

Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

26

q. Menciptakan, memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan

tim kesehatan

r. Berperan serata dengan tim kesehatan membahas kasus dan upaya

meningkatkan mutu asuhan keperawatan

s. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan libur secara bergilir

t. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruangan

u. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang

tepat, benar

v. Melaksanakan serah terima tugas shif jaga secara lisan maupun

tertulis

Non nursing job antara lain

a. membuat perincian pasien pulang

b. kebersihan ruangan

c. kebersihan alat2 makan pasien

d. mengikuti rakor

e. tugas luar ruangan/rumah sakit

f. isoma

B. Personal Hygiene

1. Pengertian

Dalam kehidupan sehari-hari, kebersihan merupakan hal yang

sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan

mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri

Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

27

sangat dipengeruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang

sangat berpengaruh itu diantaranya kebudayaan, sosial, keluarga,

pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat

perkembangan.

Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang

diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah

kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan

terus-menerus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.

Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani, yaitu personal

yang artinya perorangan dan hygiene yang berarti sehat. Kebersihan

perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan

kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto &

Wartonah, 2011)

Kebutuhan kebersihan diri dan lingkungan adalah bagian dari

kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan kebersihan diri atau dikenal

dengan personal hygiene merupakan kebutuhan perawatan diri sendiri

atau perseorangan yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan

baik secara fisik maupun psikologis ( Alimul Aziz & Musrifatul

Uliyah, 2012)

Kata personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu

personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Jadi

personal hygiene (kebersihan seseorang) adalah suatu tindakan untuk

Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

28

memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan

fisik dan psikis (Sujono, 2012)

2. Macam – macam dan jenis Personal Hygiene

Menurut Sujono (2012), macam-macam personal hygiene yaitu

ada 5 macam:

a. Perawatan kulit kepala dan rambut

b. Perawatan mata

c. Perawatan hidung

d. Perawatan telinga

e. Perawatan kuku kaki dan tangan

Menurut Tarwoto, 2011, macam-macam personal hygiene yaitu

ada 8 macam :

a. Perawatan kulit kepala dan rambut

b. Perawatan mata

c. Perawatan hidung

d. Perawatan telinga

e. Perawatan kuku kaki dan tangan

f. Perawatan genetalia

g. Perawatan kulit seluruh tubuh

h. Perawatan tubuh secara keseluruhan

Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

29

Menurut Sujono, 2012 jenis perawatan diri berdasarkan waktu :

a. Perawatan pagi hari, eliminasi BAB / BAK, mandi, cuci rambut,

perawatan kulit, pemijatan punggung, memebersihkan kuku,

rambut, merapikan tempat tidur.

b. Perawatan siang hari, dilakukan setelah tindakan pengobatan atau

pemeriksaan dan setelah makan siang, mencuci tangan, muka,

mulut, merapikan tempat tidur.

c. Perawatan menjelang tidur, pada saat sebelum tidur agar pasien

dapat tidur atau istirahat dengan tenang.

d. Perawatan dini hari, dilakukan pada waktu bangun tidur, tindakan

perapian dalam pengambilan bahan pemeriksaan urin dan feses,

persiapan pasien dalam melakukan makan pagi, cuci muka atau

mulut.

Menurut Alimul Aziz & Musrifatul Uliyah 2012 Personal Hygiene

dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

a. Berdasarkan waktu pelaksanaan

Berdasarkan waktu pelaksanaan, personal hygiene dapat

dibagi menjadi 4 jenis, diantaranya : pertama, perawatan dini hari,

merupakan perawatan diri yang dilakukan pada waktu bangun

tidur, untuk melakukan tindakan, seperti persiapan dalam

pengambilan bahan pemeriksaan. Kedua, perawatan pagi hari,

perawatan yang dilakukan setelah melakukan makan pagi dengan

melakukan perawatan diri, seperti melakukan pertolongan dalam

Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

30

pemenuhan kebutuhan eliminasi (buang air besar dan kecil).

Ketiga, perawatan siang hari, perawatan diri yang dilakukan

setelah melakukan berbagai tindakan pengobatan atau pemeriksaan

dan setelah makan siang. Keempat, perawatan menjelang tidur,

perawatan diri yang dilakukan pada saat menjelang tidur yang

dilakukan untuk mempersiapkan istirahat dan tidur malam atau

istirahat dalam keadaan tenang.

b. Berdasarkan tempat

Personal hygiene pada kulit. Kulit merupakan salah satu

bagian penting dari tubuh yang dapat melindungi tubuh dari

berbagai kuman atau trauma, untuk itu diperlukan perawatan yang

adekuat (cukup) dalam mempertahankan fungsinya, diantaranya :

1.) Melindungi tubuh dari berbagai masuknya kuman atau

trauma jaringan bagian dalam yang juga dapat menjaga dari

keutuhan kulit.

2.) Mengatur keseimbangan temperatur tubuh dan membantu

dalam produksi keringat dan penguapan

3.) Sebagai alat peraba yang dapat membantu tubuh untuk

menerima rangsangan dari luar melalui rasa sakit, sentuhan,

tekanan, dan temperature.

4.) Mengekresikan keringat melalui pengeluaran air, garam dan

nitrogen.

Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

31

5.) Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit yang bertugas

mencegah pengeluaran caran tubuh secara berlebihan.

6.) Memproduksi dan menyerap vitamin D sebagai penghubung

atau pemberi vitamin D dan sinar ultraviolet yang datang

dari sinar matahari.

3. Tujuan dilakukanya personal hygiene

Menurut Sujono, (2012) tujuan dilakukannya personal hygiene yaitu:

a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang

b. Memelihara kebersihan diri seseorang

c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang

d. Mencegah penyakit

e. Menciptakan keindahan

f. Meningkatkan rasa percaya diri

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene

Perubahan dan keutuhan pada kulit dapat dipengaruhi oleh

berbagai faktor diantaranya umur, jaringan kulit dan kondisi atau

keadaan lingkungan. Umur yang relatif masih muda, kondisi kulitnya

sangat rawan terjadi berbagai trauma atau masuknya kuman. Jaringan

kulit rusak maka terjadi perubahan pada struktur kulit. Beberapa

keadaan lingkungan atau kondisi yang dapat mempengaruhi keadaan

kulit secara utuh, diantaranya keadaan panas, adanya nyeri sentuhan

dan tekanan. (Alimul Aziz & Musrifatul Uliyah, 2012)

Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

32

Menurut Tarwoto & Wartonah, 2011 faktor-faktor yang

mempengaruhi personal hygiene yaitu:

a. Citra tubuh

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi

kebersihan diri. Misalnya karena adanya perubahan fisik, sehingga

individu tidak peduli terhadap kebersihanya.

b. Praktik Sosial

Pada anak-anak biasanya selalu dimanja dalam hal kebersihan

diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

c. Status sosioekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,

pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan

uang untuk menyediakanya.

d. Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena

pengetahuan yang baik dapat meningkatan kesehatan. Misalnya pada

pasien penderita DM yang harus selalu menjaga kebersihan kakinya.

e. Budaya

Pada sebagian masyarakat, jika ada individu yang sakit tertentu

maka tidak boleh dimandikan.

f. Kebiasaan seseorang

Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam

perawatan diri, seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.

Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

33

g. Kondisi fisik

Pada keadaan sakit tentu kemampuan untuk merawat diri

berkurang dan perlu bantuan untuk melakukanya.

5. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene

Menurut Tarwoto (2011), dampak yang sering timbul pada

masalah personal hygiene yaitu:

a. Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena

tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan

fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan

membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan

gangguan fisik pada kuku.

b. Dampak Psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene

adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan

mencitai kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan

interaksi sosial.

Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

34

C. Kerangka Teori

Gambar 2.1. Kerangka Teori Penelitian

Sumber: Modifikasi Manuaba (2000), Tarwoto (2011) dan A. Aziz (2012)

Faktor Internal

- Somatis ( jenis

kelamin, umur, ukuran

tubuh, status gizi,

kondisi kesehatan)

- Psikis (motivasi,

persepsi, kepercayaan,

keinginan dan

kepuasan)

Faktor Eksternal

- Tugas yang

dilakukan

- Organisasi

kerja

- Lingkungan

kerja

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

- Umur

- Jaringan kulit

- Kondisi

- Keadaan lingkungan

BEBAN KERJA

PERSONAL HYGIENE

Macam-macam personal hygiene

a. Perawatan kulit kepala dan rambut

b. Perawatan mata, hidung, telinga

c. Perawatan kuku kaki dan tangan

d. Perawatan genetalia

e. Perawatan kulit seluruh tubuh

f. Perawatan tubuh secara keseluruhan

Macam-macam

- Kuantitatif (akibat

dari tugas-tugas

yang terlalu

banyak)

- Kualitatif (tidak

mampu

mengerjakan

tugas)

Nursing job Non Nursing Job

Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

35

D. Kerangka Konsep

Variabel bebas Variabel Terikat

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

E. Hipotesis

Hipotesa dalam penelitian ini adalah :

a. Ho : Tidak ada hubungan antara beban kerja perawat dengan

pelayanan personal hygiene

b. Ha : Ada hubungan antara beban kerja perawat dengan pelayanan

personal hygiene

Beban kerja perawat Pelayanan Personal Hygiene

Hubungan Antara Beban..., Anisa Kharismawati, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013