BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1...

22
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1.1 Arti Pengetahuan 1) Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap satu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba sehingga sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Jadi pengetahuan merupakan hasil pengindraan kita. (Notoatmodjo, 2003). 2) Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “what” misalnya : apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2005). Pengetahuan mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses sebagai berikut: a) Awareness (Kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi (obyek). b) Interest (Merasa tertarik) terhadap stimulasi atau obyek tersebut disini sikap obyek mulai timbul. c) Evaluation (Menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulasi tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. d) Trial, dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang di kehendaki.

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1...

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1 Konsep Dasar Pengetahuan

2.1.1.1 Arti Pengetahuan

1) Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap satu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca

indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba sehingga sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Jadi

pengetahuan merupakan hasil pengindraan kita. (Notoatmodjo, 2003).

2) Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab

pertanyaan “what” misalnya : apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya.

(Notoatmodjo, 2005).

Pengetahuan mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi

perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses sebagai berikut:

a) Awareness (Kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi (obyek).

b) Interest (Merasa tertarik) terhadap stimulasi atau obyek tersebut disini sikap

obyek mulai timbul.

c) Evaluation (Menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulasi

tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

d) Trial, dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa

yang di kehendaki.

2

e) Adaption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran dan sikap terhadap stimulasi.Namun demikian dari penelitian

selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu

melewati tahap di atas. (Notoatmodjo, 2003).

2.1.1.2 Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang di cakup dalam demain kognitif menurut Notoatmodjo

(2003) mempunyai 6 tingkatan yaitu :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari

sebelumnya, pada tingkatan ini recall (mengingat kembali) terhadap sesuatu

yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsang yang diterima.

Oleh sebab itu tingkatan ini adalah yang paling rendah.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang di ketahui dan dapat menginter prestasikan

materi tersebut secara benar tentang objek yang dilakukan dengan menjelaskan,

menyebutkan contoh dan lain-lain.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini

dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,

prinsip dan sebagainya dalam kontak atau situasi yang lain.

3

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek

ke dalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitan satu sama lain, kemampuan analisis ini dapa

dilihat dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan,

memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis ini suatu kemampuan untuk menyusun, dapat

merencanakan, meringkas, menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan

yang telah ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau objek penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu

kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ada.

2.1.1.3 Cara Memperoleh Pengetahuan

Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal

dari berbagai macam sumber, misalnya : media massa, media elektronik, buku

petunjuk, petugas kesehatan, media poster, teman, keluarga, kerabat dekat dan

sebagainya.

4

Dari berbagai macam cara yang telah di gunakan untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua

yakni : cara tradisional atau non ilmiah dan cara modern atau yang disebut dengan

cara ilmiah. (Notoatmodjo, 2002)

1) Cara Tradisional atau Non Ilmiah

Cara tradisional terdiri dari empat cara yaitu :

a) Trial and Error

Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin

sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu bila seseorang menghadapi

persoalan atau masalah, upaya yang dilakukan hanya dengan mencoba-coba

saja. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil maka

di coba kemungkinan yang lain sampai berhasil. Oleh karena itu cara ini

disebut dengan metode Trial (coba) dan Error (gagal atau salah atau metode

coba salah adalah coba-coba)

b) Kekuasaaan atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan dan

tradisi yang dilakukan oleh orang, penalaran, dan tradisi-tradisi yang dilakukan

itu baik atau tidak. Kebiasaan ini tidak hanya terjadi pada masyarakat

tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyakat modern. Kebiasaan-

kebiasaan ini seolah-olah diterima dari sumbernya berbagai kebenaran yang

mutlak. Sumber pengetahuan ini dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat

5

baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan

sebagainya.

c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Adapun pepatah mengatakan “Pengalaman adalah guru terbaik“. Pepatah

ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber

pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan.

d) Jalan Pikiran

Sejalan perkembangan kebudayaan umat kebudayaan umat manusia cara

berpikir umat manuasiapun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu

menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Dengan kata

lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menjalankan

jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi. Induksi dan deduksi

pada dasarnya adalah cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui

pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan.

2) Cara Modern atau Cara Ilmiah

Cara baru memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis,

logis dan ilmiah yang disebut metode ilmiah. Kemudian metode berfikir induktif

bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi

langsung, membuat catatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek

yang diamati. (Notoatmodjo, 2002).

6

2.1.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan sehingga seorang

berperilaku tertentu sesuai keyakinan tersebut.

Ada 3 faktor yang mempengaruhi pengetahuan :

1) Faktor predisposisi

a) Umur

Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saaat dilahirkan sampai

berulang tahun, semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.

b) Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah menerima

informasi, sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.

Sebaiknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap

seseorang terhadap nilai-nilai yang diperkenalkan.

c) Pengalaman

Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat

diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau

pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai

upaya memperoleh pengetahuan.

d) Pekerjaan

bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu, bekerja bagi

ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

7

2) Faktor Pendukung

a) Informasi

Informasi adalah penerangan, pemberitahuan, kabar atau berita tentang

suatu keseluruhan makna yang menunjang amanat. Informasi memberikan

pengaruh kepada seseorang meskipun orang tersebut mempunyai tingkat

pendidikan rendah tetapi jika ia mendapatkan Informasi yang baik dari

berbagai media, maka hal ini dapat meningkatkan pengetahuan orang tersebut.

b) Lingkungan

Lingkungan adalah Seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan

pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau

kelompok. lingkungan memberikan pengaruh sosial pertama bagi seseorang

dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang

buruk tergantung pada sifat kelompok dalam lingkungan alam. (Nursalam,

2001)

3) Faktor Pendorong

a) Sikap Petugas

Tatalaksana yang menunjang keberhasilan menyusui harus dilaksanakan

seperti :

Bayi baru lahir segera di berikan pada ibu untuk segera disusui

Merawat bayi bersama ibunya

Mengajarkan teknik menyusui yang benar

Mengajarkan cara pengeluaran ASI secara manual

Jangan menjadualkan pemberian ASI

8

Jangan memberikan compeng atau dot pada bayi

b) Dari Keluarga

Keluarga (suami, nenek, bibi dan sebagainya) perlu diinformasikan

bahwa seorang ibu perlu dukungan dan bantuan keluarga agar ibu berhasil

menyusui misalnya dengan menggantikan sementara tugas rumah tangga ibu

(seperti memasak, mencuci, membersihkan rumah) ibu dan bayi membutuhkan

waktu berkenalan.

2.1.2 Konsep Dasar ASI Eksklusif

2.1.2.1 ASI

ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan bayi

hingga enam bulan. ASI adalah makanan bernutrisi dan berenergi tinggi, yang

mudah untuk di cerna. (Bunda, 2008)

2.1.2.2 ASI Eksklusif

ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah

Bayi hanya diberikan air susu tanpa makanan tambahan lain dianjurkan sampai

enam bulan dan di susui sedini mungkin. (Siswono, 2005)

ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan

lain, dan tanpa tambahan makanan lain yang diberikan pada bayi sejak lahir

sampai berumur 6 bulan (Depkes, 2008)

Riset media mengatakan bahwa ASI eksklusif membuat bayi

berkembang dengan baik pada enam bulan pertama bahkan pada usia lebih dari

enam bulan.

9

2.1.2.3 Manfaat Pemberian ASI

1) Bagi Bayi

a) ASI sebagai nutrisi

Air susu seorang ibu juga secara khusus disesuaikan untuk bayinya

sendiri, misalnya ASI dari seorang ibu yang melahirkan bayi prematur

komposisinya akan berbeda dengan ibu yang melahirkan bayi cukup bulan.

ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang

seimbang dan disesuaikan dengan pertumbuhan kebutuhan bayi yang paling

sempurna baik kualitas maupun kuantitasnya.

b) ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi

Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat imunoglobulin (zat

kekebalan tubuh) dari ibunya melalui ari-ari. Namun kadar zat ini akan cepat

sekali menurun segera setelah bayi lahir. Badan bayi sendiri baru membuat zat

kekebalan cukup banyak sehingga mencapai kadar propektif pada waktu

berusia 9 sampai 12 bulan.

c) ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan

Dengan memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia enam

bulan akan menjamin tercapainya perkembangan potensi kecerdasan anak

secara optimal. Hal ini karena selain sebagai nutren yang lokal dengan

komposisi yang tepat, serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi. ASI juga

mengandung nutrien-nutrien khusus yang diperlukan otak agar tumbuh

optimal.

10

d) ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang

Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusui akan

merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman tentram terutama

karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang sudah ia kenal sejak

dalam kandungan.

2) Bagi Ibu

a) Menjarangkan kehamilan

Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman murah dan cukup

berhasil.

b) Lebih ekonomis / murah

Dengan memberikan ASI berarti menghemat untuk pengeluaran susu

formula perlengkapan menyusui dan persiapan pembuatan minum susu

formula.

c) Tidak merepotkan dan hemat waktu

ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan atau

memasak air, juga tanpa harus mencuci botol dan tanpa menunggu

d) Halal

e) Mencegah Perdarahan Post Partum

Hisapan bayi menghasilkan hormon progesteron yang merangsang

kontraksi rahim untuk mencegah perdarahan.

f) Mengecilkan rahim

Dengan meningkatnya hormon oksitosin, membantu rahim kembali ke

ukuran semula.

11

g) Mengurangi terjadinya anemia

Resiko anemia karena kekurangan zat besi dapat dihindari dengan

penssundaan kembalinya masa haid dan pengurangan perdarahan.

h) Lebih cepat langsing kembali

Diperlukan energi untuk menyusui dan pembentukan ASI diambil dari

cadangan lemak yang tertimbun.

i) Menimbulkan ikatan batin yang kuat antara ibu dan anak

j) Mengurangi kemungkinan kanker payudara, rahim dan ovarium

k) Mengurangi kemungkinan oesteoporosis dan rematik Resiko terkena

oesteoporosis 4 kali lebih kecil dibandingkan dengan wanita yang tidak

menyusui.

l) Portabel dan praktis

Mudah dibawa, kapan dan dimana saja, siap minum dengan suhu yang

selalu tepat.

2.1.2.4 Tanda ASI cukup pada bayi

1) Bayi buang air kecil 5-6 x sehari

2) Bayi buang air besar 2x atau lebh sehari

3) Mengakhiri menyusu sendiri

4) Bayi rileks dan puas setelah minum

5) Bayi bertambah berat badan sekitra 750 gram – 1 kilogram setiap bulannya.

(March, 2007)

12

2.1.2.5 Komposisi yang terkandung dalam ASI

1) Protein

Protein dalam ASI mencapai kadar yang lebih dari cukup untuk

pertumbuhan optimal, sementara ASI juga mengandung muatan yang mudah

larut yang sesuai untuk ginjal bayi yang belum matang.

2) Lemak

Seperti halnya substansi protein dalam ASI dapat membantu absorsi

lemak. Fungsi kolesterol dengan kadar tinggi dalam ASI tidak sepenuhnya

dipahami tetapi diperkirakan bahwa kadar awal ini dapat mempengaruhi tubuh

dalam menangani suatu substansi di kemudian hari.

3) Karbohidrat – Laktosa

Perkembangan sistem saraf pusat merupakan bagian dari fungsi laktosa

dalam ASI; laktosa juga memberi sekitar 40% kebutuhan energi bayi. Asupan

laktosa yang berlebihan kadang-kadang dicurigai terjadi pada bayi yang

mendapat ASI, yang bersifat mudah marah, gelisah dan konsistensi feces encer.

4) Vitamin

ASI memberi vitamin yang cukup bagi bayi, walaupun kadarnya

bervariasi sesuai dengan alat maternal. Penting bagi bayi untuk mendapatkan

kolustrum dan kemudian susu awal untuk memastikan bahwa vitamin yang larut

diperoleh bayi pemancaran sinar matahari selama 30 menit setiap minggu ke

kepala dan tangan menghasilkan vitamin D yang cukup.

13

5) Mineral

Zat besi di dalam ASI berikatan dengan protein yang tidak terkait jika

terdapat kadar seng dan tembaga. Penting bagi bidan untuk memperhatikan

manfaat ASI dalam diet dan istilah anti infeksi. (Henderson, 2002).

2.1.2.6 Tiga bentuk ASI dengan karakteristik dan Komposisi berbeda

diantaranya :

1) Kolostrum

a) Pengertian

Kolostrum adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar payudara setelah

melahirkan (4-7 hari) yang berbeda karakteristik fisik dan komposisinya

dengan ASI matang dengan volume 150-300 mL/hari.

Berwarna kuning jernih dengan protein berkadar tinggi

Mengandung : imunoglobin, laktoferin, ion-ion (Na, Ca, K, Zn, Fe),

vitamin (A,D,E,K) lemak dan rendah laktosa.

Pengeluaran kolostrum berlansung sekitar dua tiga hari dan diikuti ASI

yang mulai berwarna putih.

b) Manfaat

Kolostrum mengadung zat kekebalan terutama IGA untuk melindungi bayi

dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.

Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi

pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk

memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum diberikan pada

bayi.

14

Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengadung

karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi

pada hari-hari pertama kelahiran.

Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama

berwarna hitam kehijauan.

2) ASI Transisi (peralihan/antara)

a) Pengertian

ASI transisi adalah ASI yang dihasilkan setelah kolostrum (8-20 hari)

dimana kadar lemak dan laktosa lebih tinggi dan kadar protein, mineral lebih

rendah. ASI antara, mulai berwarna bening dengan susunan yang disesuaikan

kebutuhan bayi dan kemampuan mencerna usus bayi.

b) Komposisi

Kadar protein rendah sedangkan kadar lemak dan karbohidrat tinggi

Volume juga meningkat.

3) ASI sempurna (ASI matang)

ASI sempurna adalah ASI yang dihasilkan 21 hari setelah melahirkan

dengan volume bervariasi yaitu 300-850 mL/hari tergantung pada besarnya

stimulasi saat laktasi.

Pengeluaran ASI penuh sesuai dengan perkembangan usus bayi, sehingga

dapat menerima susunan ASI sempurna.

15

2.1.2.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI

1) Frekuensi penyusuan

Pada studi 32 ibu dengan bayi prematur disimpulkan bawa produksi ASI

akan optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali per hari selama bulan

pertama setelah melahirkan. Pemompaan dilakukan karena bayi prematur belum

dapat menyusu.

Study lain yang dilakukan pada ibu dengan bayi cukup bulan

menunjukkan bahwa frekuensi penyusuan 10 ± 3 kali per hari selama 2 minggu

pertama setelah melahirkan beruhubungan dengan produksi ASI yang cukup.

Berdasarkan hal ini direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 kali perhari

pada periode awal setelah melahirkan. Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan

kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara.

2) Berat lahir

Prentice (2002) mengamati hubungan berat lahir bayi dengan volume

ASI. Hal ini berkaitan dengan kekuatan untuk menghisap, frekuensi, dan lama

penyusuan dibanding bayi yang lebih besar. Berat bayi pada hari ke dua dan usia

satu bulan sangat erat berhubungan dengan kekuatan menghisap yang

mengakibatkan perbedaan yang besar dibanding bayi yang mendapat formula.

De Carvalho (2000) menemukan hubungan positif berat lahir bayi dengan

frekuensi dan lama menyusui selama 14 hari pertama setelah melahirkan. Bayi

berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan menghisap ASI yang lebih

rendah dibanding dengan bayi yang berat lahir normal ( > 2500 gr). Kemampuan

menghisap bayi lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang

16

lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal yang akan mempengaruhi

stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI.( Helse

Nopiana, 2011).

3) Umur kehamilan saat melahirkan

Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi ASI. Hal ini disebabkan

bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah

dan tidak mampu menghisap secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah

daripada bayi yang lahir tidak prematur. Lemahnya kemampuan menghisap pada

bayi prematur dapat disebabkan berat badan yang rendah dan belum

sempurnanya fungsi organ.

4) Umur dan paritas

Umur parintas tidak berhubungan atau kecil hubungannya dengan

produksi ASI yang diukur sebagai intik bayi terhadap ASI. Lipsman et al (2000)

dalam ACC/SCN (2001) menemukan bahwa pada ibu menyusui usia remaja

dengan gizi baik, inti ASI mencukupi berdasarkan pengukuran pertumbuhan 22

bayi dari 15 bayi. Pada ibu yang melahirkan lebih dari satu kali, produksi ASI

pada hari keempat setelah melahirkan lebih tinggi dibanding ibu yang

melahirkan pertama kali. ( Helse Nopiana, 2011).

5) Stres dan penyakit akut

Ibu yang cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga

mengganggu produksi ASI karena menghambat pengeluaran ASI akan

berlangsung baik pada ibu yang merasa rileks dan nyaman. Studi lebih lanjut

17

diperlukan untuk mengkaji dampak dari berbagai tipe stres ibu khususnya

kecemasan dan tekanan darah terhadap produksi ASI.

6) Konsumsi rokok

Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu

horman prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan

mentsimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat pelepasan

oksitosin. Studi Lyon (2001); Matheson, (2000) menunjukkan adanya hubungan

antara merokok dan penyapihan dini meskipun volume ASI tidak diukur secara

langsung. Meskipun demikian pada studi ini dilaporkan bahwa prevalensi ibu

perokok yang masih menyusui 0-6 minggu setelah melahirkan lebih sedikit

daripada ibu yang tidak perokok dari kelompok sosial ekonomi sama, dan bayi

dari ibu perokok mempunyai insiden sakit perut yang lebih tinggi. Anderson et

at (2000) mengemukakan bahwa ibu yang merokok lebih dari 15 batang rokok

per hari mempunyai prolaktin 30 – 50% lebih rendah pada hari pertama dan hari

ke 21 setelah melahirkan dibanding dengan yang tidak merokok.

7) Konsumsi alkohol

Meskipun minuman alkohol dosis rendah di satu sisi dapat membuat ibu

merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI namun di sisi

lain etanol dapat menghambat produksi oksitosin. Kontraksi rahim saat

penyusuan merupakan indikator produksi oksitosin.

8) Pil kontrasepsi

Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin berkaitan

dengan penurunan volume dan durasi ASI. Sebaiknya bila pil hanya

18

mengandung progestin maka tidak ada dampak terhadap volume ASI (WHO :

2000). Berdasarkan hal ini WHO merekomendasikan pil progestin untuk ibu

menyusui yang menggunakan pil kontrasepsi. (Suhariyono, 2008)

2.1.2.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI

1) Perubahan sosial budaya

a) Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya

b) Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu botol.

c) Merasa ketinggalan jaman jika menyusui bayinya

2) Faktor psikologis

a) Takut kehilangan daya tarik sebagi seorang wanita

b) Tekanan batin

3) Faktor Fisik Ibu

4) Faktor kurangnya informasi dari petugas kesehatan di masyarakat kurang

mendapat penerangan tentang manfaat pemberian ASI sehingga

mempengaruhi tingkat pengetahuan.

2.1.2.9 Tujuh Langkah Keberhasilan ASI Eksklusif

1) Mempersiapkan payudara ibu jika diperlukan

2) Mempelajari ASI dan tata laksana menyusui

3) Menciptakan dukungan keluarga, teman dan sebagainya

4) Memilih tempat melahirkan yang “sayang bayi” seperti “Rumah sakit sayang

bayi “ atau “ Rumah bersalin yang sayang bayi”.

5) Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI secara eksklusif.

19

6) Mencari ahli persoalan menyusui seperti klinik laktasi atau konsultasi untuk

persiapan apabila kita menemui kesukaran.

7) Menciptakan suatu sikap yang positif tentang ASI dan menyusui.

2.1.2.10 Faktor-faktor pendukukung keberhasilan pemberian ASI

1) Ibu harus yakin bahwa mampu menyusui bayinya.

2) Ibu cukup minum (8-12 gelas/hari).

3) Ibu dalam keadaan pikiran tenang dan damai.

4) Perhatian cara meletakkan bayi dan cara meletakkan puting pada mulut bayi

dan benar.

5) Makin sering payudara dihisap bayi, makin banyak produksi susu untuk bayi.

6) Pengertian dan dukungan keluarga, terutama dari suami sangat penting.

(Siregar, 2004).

2.1.3 Konsep Dasar Bayi

ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna karena di dalamnya

mengandung semua nutrien yang di perlukan bayi serta dalam komposisi

(Perbandingan) yang ideal. Bayi adalah seorang anak yang belum dapat berjalan

sehingga sangat perlu diberikan ASI eksklusif. Diharapkan bahwa pertumbuhan

maupun perkembangan bayi akan berlangsung lebih baik. Hal itu meliputi

pertumbuhan jasmani, perkembangan kecerdasan serta perkembangan psikologis

yakni kasih sayang timbal balik antara bayi dan ibu yang mencerminkan akhlak

yang luhur.

Pada umumnya bayi dilahirkan setelah dikandung selama kurang lebih 40

minggu, dengan berat badan sekitar 3 kg dan panjang badan 50 cm. Pada minggu

20

pertama berat badan akan menurun, kemudian naik terus-menerus sesuai

bertambahnya umur, kecepatan kenaikan berat badan pada setiap triwulan tidak

sama, demikian juga pertambahan panjang badan. Faktor utama yang

mempengaruhi tumbuh kembang bayi normal adalah masukan makanan yang

kualitas maupun kuantitasnya baik, manfaat masukan makanan atau gizi yang

berkualitas maupun kuantitasnya baik selain untuk tumbuh kembang bayi adalah

untuk menjaga kesehatan bayi atau mencegah timbulnya berbagai penyakit.

(Paath, 2005)

Apa yang dimakan bayi sejak usia dini merupakan pondasi penting bagi

kesehatan dan kesejahteraannya di masa depan. Keadaan gizi ibu pada kehamilan

merupakan penentu utama bagi kelangsungan hidup anaknya menurunnya

pertumbuhan pada bayi usia 4 bulan merupakan tanda terjadinya keadaan gizi

yang tidak baik. Kejadian ini bisa disebabkan oleh dua hal yaitu karena asupan

makanan yang salah atau tidak memenuhi gizi seimbang karena penyakit infeksi

dan yang kedua penyebab langsung kurang gizi. (Soekirman, 2006).

21

2.2. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber :modivikasi Raden Mas Bagus

Asi Eksklusif

Wajib di

berikan bayi 0-6

bulan

Bernutrisi dan

berenergi tinggi

Faktor Predisposisi:

umur,pendidikan,pengalaman

Faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan:

Faktor Pendukung: informasi,li

ngkungan

Faktor Pendorong:sikap petugas

kesehatan, dukungan keluarga

Faktor-Faktor yang

mempengaruhi pemberian ASI

Eksklusif:

Perubahan sosial budaya

Faktor Psikologis

Faktor fisik Ibu

Kurangnya informasi

(pengetahuan)

22

2.3. Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

2.4. Hipotesis

1. Hipotesis penelitian

Terdapat Hubungan antara Pengetahuan Ibu Tentang ASI dengan

Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Puskesmas Buladu Kota Gorontalo.

2. Hipotesis Statistik

H0 : Tidak terdapat Hubungan antara Pengetahuan Ibu Tentang ASI dengan

Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Puskesmas Buladu Kota

Gorontalo .

H1 : Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI dengan

pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Puskesmas Buladu Kota

Gorontalo.

Pengetahuan Ibu Pemberian Asi

Eksklusif