BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya II.pdfperjalanan dan dapat menilai...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya II.pdfperjalanan dan dapat menilai...
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya
Tinjauan penelitian sebelumnya diambil dari jurnal nasional yang berjudul
“Analisis Pengaruh Efektivitas Teknologi Sistem Informasi Akuntansi Terhadap
Kinerja Individual Pegawai PT. Kim Eng Sekuritas Indonesia” yang dibuat oleh
Kristiani (2012). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan
menganalisis apakah efektivitas teknologi sistem informasi akuntansi berpengaruh
terhadap kinerja individu pegawai. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan
multiple correlation atau korelasi ganda, uji t/uji parsial, uji F (Anova)/uji secara
simultan, serta uji koefisien determinasi. Hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa secara parsial, teknologi pemeliharaan variabel berpengaruh signifikan
terhadap kinerja individu dan kompleksitas variabel meskipun ada pengaruh yang
mempengaruhi namun tidak signifikan. Sedangkan untuk variabel kemampuan
untuk menyelesaikan tugas, ketersediaan teknologi, keamanan sistem teknologi
dan faktor sosial tidak berpengaruh signifikan pada kinerja individu. Sementara
secara bersamaan semua variabel ini memiliki pengaruh pada kinerja individu.
Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah metode pengumpulan
data menggunakan skala Likert sedangkan perbedaannya adalah penelitian yang
akan dilakukan lebih meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi layanan
reservasi hotel.
Penelitian oleh Maulady (2012) membahas tentang efektivitas social media
Twitter dalam mempublikasikan program baru Maret TRANS TV 2012 terhadap
9
tingkat kognitif followers. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan dan efektivitas publikasi program baru Maret TRANS TV
2012 melalui social media Twitter terhadap tingkat kognitif followers. Metode
penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi
sederhana untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
terdapat efektivitas dan ada hubungan antara social media Twitter dalam
mempublikasikan program baru Maret TRANS TV 2012 dengan tingkat kognitif
followers. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah lebih meneliti
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi layanan reservasi hotel dan analisis data
menggunakan analisis faktor.
Penelitian oleh Mohamed (2007) yang berjudul “Service Quality Of Travel
Agents: The View Point Of Tourists In Egypt” bertujuan untuk menilai harapan
dan persepsi pelanggan terhadap layanan yang disediakan oleh biro perjalanan
wisata, dan untuk menemukan bagaimana faktor pelayanan berhubungan dengan
seluruhan kepuasan pelanggan. Hasil analisis faktor rmenunjukkan bahwa lima
faktor yang berasal dari 26 atribut mempengaruhi kualitas layanan dan hasil
analisis regresi berganda dari lima faktor kualitas pelayanan menunjukkan bahwa
kepuasan pelanggan secara keseluruhan sangat dipengaruhi oleh dimensi resource
and corporate image. Penelitian ini menyimpulkan bahwa harapan pelanggan
terhadap kualitas layanan melebihi persepsi mereka, dengan dimensi tangibility
memiliki jarak yang terbesar. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan
adalah analisis data menggunakan analisis faktor sedangkan perbedaannya adalah
penelitian yang akan dilakukan lebih meneliti tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi layanan reservasi hotel.
10
Penelitian oleh Karekar (2014) yang berjudul “A Factor Analytic Study on
Service Quality Perceptions and Satisfaction in The E- Tourism” mengidentifikasi
tentang dimensi persepsi kualitas pelayanan pelanggan terhadap e-tourism di
India. Hal ini juga bertujuan untuk memahami dampak relatif dari dimensi
kualitas layanan ini pada kepuasan pelanggan. Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Analisis faktor dan analisis regresi berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pelanggan lebih banyak menekankan pada
information content, security, functionality, customer interactions, and
responsiveness yang pada akhirnya mempengaruhi tingkat kepuasan mereka
terhadap e-tourism di India. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan
adalah analisis data menggunakan analisis faktor sedangkan perbedaannya adalah
penelitian yang akan dilakukan lebih meneliti tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi layanan reservasi hotel.
Penelitian oleh Saleem dan Juboori (2012) yang berjudul “Factors
Affecting The Quality of Services of The Tourism Companies in Jordan from
Tourists Perspective” bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan oleh biro perjalanan wisata di
Yordania berdasarkan pandangan wisatawan. Bedasarkan hasil analisis faktor
menunjukkan bahwa semua wisatawan memiliki informasi yang cukup tentang
perjalanan dan dapat menilai kualitas pelayanan yang diberikan oleh biro
perjalanan wisata tergantung pada pengalaman mereka sebelumnya. Melalui
pengujian hipotesis, hasil menunjukkan korelasi kuat antara kualitas layanan dan
faktor-faktor yang mempengaruhi mereka. Asumsi lain membuktikan adanya
hubungan pengaruh antara staff performance, speed of service, price of the service
11
and the continuous improvement. Persamaan dengan penelitian yang akan
dilakukan adalah analisis data menggunakan analisis faktor sedangkan
perbedaannya adalah penelitian yang akan dilakukan lebih meneliti tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi layanan reservasi hotel.
Penelitian oleh Kim dan Lee (2004) yang berjudul “Comparison of Web
Service Quality Between Online Travel Agencies and Online Travel Suppliers”
membahas tentang perbandingan kualitas pelayanan Web antara biro perjalanan
online dan penyalur biro perjalanan online. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi variabel pokok kualitas pelayanan Web antara biro perjalanan
online dengan penyalur biro perjalanan online dan membandingkan besarnya
dimensi kualitas pelayanan Web antara biro perjalanan online dan penyedia biro
perjalanan online dalam menjelaskan keseluruhan tingkat kepuasan wisatawan.
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data kuisioner yang diukur
dengan skala Linkert dan dianalisis dalam 3 langkah yaitu analisis t-test, analisis
faktor dan analisis regresi berganda. Penelitian ini menemukan bahwa biro
perjalanan online dan penyedia biro perjalanan online berbagi persamaan yang
serupa mengenai information content (isi informasi), reputation and security
(reputasi dan keamanan), structure and ease of use (struktur dan kemudahan
dalam penggunaan) dan usefulness (kegunaan) yang umumnya berasal dari
dimensi kualitas pelayanan Web. Structure and ease of use (struktur dan
kemudahan dalam penggunaan) yang ditemukan menjadi dimensi biro perjalanan
online yang paling penting didalam menjelaskan keseluruhan tingkat kepuasan
wisatawan sementara Information content (isi informasi) diperkirakan sebagai
variabel penyedia biro perjalanan online. Persamaan dengan penelitian yang akan
12
dilakukan adalah analisis data yang digunakan adalah analisis faktor sedangkan
perbedaannya adalah penelitian yang akan dilakukan lebih meneliti tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi layanan reservasi hotel.
Penelitian oleh Bakar dan Hashim (2008) yang berjudul “The
Determinants of Online Hotel Reservations among University Staffs” membahas
tentang faktor-faktor penentu dalam melakukan reservasi hotel online diantara
para pegawai universitas di Malaysia. Penelitian ini menggunakan metode
pengumpulan data kuisioner yang diukur dengan skala Linkert dan dianalisis
dalam 3 langkah yaitu statistik deskriptif, analisis faktor, dan analisis regresi
berganda. Berkaitan dengan hubungan antara penelitian sebelumnya dengan
faktor-faktor penentu reservasi hotel online, skor korelasi menunjukan bahwa para
akademisi atau pegawai lebih memilih convenience (kenyamanan dan kemudahan
dalam penggunaan). Hasil ini menguatkan bahwa di mana convenience
(kenyamanan dan kemudahan dalam penggunaan) dianggap sebagai variabel atau
faktor yang paling penting dalam melakukan reservasi hotel online. Persamaan
dengan penelitian yang akan dilakukan adalah analisis data yang digunakan
adalah analisis faktor.
Penelitian oleh Kabir dan Sumi (2012) yang berjudul “Evaluation of Travel
Website Service Quality Using Fuzzy Topsis” membahas mengenai evaluasi faktor
utama untuk kualitas website biro perjalanan wisata dari sudut pandang persepsi
pengguna dan mengusulkan suatu model evaluasi yang sistematis yang
mempertimbangkan ketidakpastian atau ketidakjelasan pengambilan keputusan
atau penilaian untuk mengetahui solusi ideal menggunakan Fuzzy TOPSIS.
Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah metode pengumpulan
13
data menggunakan skala Likert sedangkan perbedaannya adalah penelitian yang
akan dilakukan lebih meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi layanan
reservasi hotel dan analisis data yang digunakan adalah analisis faktor.
Penelitian oleh Van Riel, Semeijn dan Pauwels (2004) yang berjudul
“Online Travel Service Quality: the Role of Pre-Transaction Services” bertujuan
untuk mengetahui masalah tentang persepsi kualitas pelanggan website biro
perjalanan wisata. Persepsi pelanggan diukur dengan skala Likert dan dianalisis
dengan menggunakan analisis faktor dan analisis regresi berganda. Penelitian ini
menemukan bahwa semua faktor, kecuali assurance, memiliki dampak yang
signifikan. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah metode
pengumpulan data menggunakan skala Likert serta analisis data menggunakan
analisis faktor sedangkan perbedaannya adalah penelitian yang akan dilakukan
lebih meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi layanan reservasi hotel.
Penelitian oleh Ho dan Lee (2007) yang berjudul “The Development of an e-
travel Service Quality Scale” bertujuan untuk mengidentifikasi dimensi kualitas
pelayanan e-travel, dan untuk mengembangkan instrumen pengukuran yang dapat
diandalkan dan valid. Berdasarkan hasil analisis faktor menunjukkan bahwa faktor
ease of use dan customer relationships adalah dua faktor yang paling penting
dalam mengevaluasi kualitas pelayanan e-travel. Persamaan dengan penelitian
yang akan dilakukan adalah analisis data menggunakan analisis faktor sedangkan
perbedaannya adalah penelitian yang akan dilakukan lebih meneliti tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi layanan reservasi hotel.
Penelitian oleh Vuljak dan Mekovec (2012) yang berjudul “E-Service
Quality of Faculty Web Portals: Exploring the Students' Perspective” bertujuan
14
untuk mengetahui dan menilai kualitas e-service yang disediakan oleh portal web
fakultas. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa responden yang
paling puas dengan kualitas informasi yang diberikan pada portal web fakultas,
dan paling tidak puas dengan desain web. Perbedaan dengan penelitian yang akan
dilakukan adalah penelitian ini lebih meneliti tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi layanan reservasi hotel.
Penelitian oleh Aziz dan Radzi (2011) yang berjudul “Hotel Website
Dimension: Analyzing Customers’ Preferences” meneliti tentang dimensi website
yang paling penting untuk dipertimbangkan dalam kaitannya dengan preferensi
atau pilihan para wisatawan mancanegara. Data dalam penelitian ini dianalisis
dengan menggunakan analisis faktor dan analisis regresi berganda. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa ease of use adalah variabel yang paling penting dalam
dimensi website hotel. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
analisis data menggunakan analisis faktor sedangkan perbedaannya adalah
penelitian yang akan dilakukan lebih meneliti tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi layanan reservasi hotel.
2.2 Tinjauan Konsep/Teori
2.2.1 Tinjauan tentang Layanan
Layanan atau pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud
dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun (Kotler, 2002 : 486). Menurut
Supranto (1997 : 227) pelayanan merupakan suatu tindakan atau perbuatan yang
dapat ditawarkan dari satu orang kepada yang lainnya, yang memiliki sifat
15
intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menawarkan kepemilikan apapun.
Produksi jasa bisa berhubungan dengan produksi fisik ataupun tidak. American
Marketing Association dalam Supranto (1997 : 227) menjelaskan bahwa
pelayanan adalah tindakan yang tidak berwujud dan cepat hilang, yang
menyediakan kepuasan. Untuk memproduksi jasa pelayanan bisa berhubungan
dengan produk fisik ataupun tidak. Bagaimanapun, jika harus berhubungan
dengan produk fisik, maka tidak menawarkan kepemilikan untuk produk fisik
tersebut. Menurut Napitupulu (2007 : 164) pelayanan adalah serangkaian kegiatan
suatu proses pemenuhan kebutuhan orang lain secara lebih memuaskan berupa
produk jasa dengan sejumlah ciri seperti tidak terwujud, cepat hilang, lebih dapat
dirasakan daripada memilki, dan pelanggan lebih dapat berpartisispasi aktif dalam
proses mengkonsumsi jasa tersebut. Menurut Moenir (2001 : 190) terdapat 3
bentuk layanan yaitu :
1. Layanan dengan Lisan
Layanan dengan lisan dilakukan oleh petugas- petugas di bidang hubungan
masyarakat, bidang layanan informasi dan bidang- bidang lain yang tugasnya
memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang memerlukan.
Agar layanan lisan berhasil sesuai dengan yang diharapkan, ada syarat-syarat
yang harus dipenuhi oleh pelaku layanan, yaitu :
a. Memahami dengan benar masalah- masalah yang termasuk dalam
bidang tugasnya.
b. Mampu memberikan penjelasan apa yang perlu dengan lancar, singkat
tetapi cukup jelas sehingga memuaskan bagi mereka yang ingin
memperoleh kejelasan mengenai sesuatu.
16
c. Bertingkah laku sopan dan ramah- tamah.
d. Disiplin kerja yang menjadi prioritas.
e. Tidak melayani yang tidak berkepentingan dengan sopan.
2. Layanan Melalui Tulisan
Layanan melalui tulisan merupakan bentuk layanan yang paling menonjol
dalam pelaksanaan tugas. Tidak hanya dari segi jumlah tetapi juga dari segi
perannya. Pada dasarnya layanan melalui tulisan cukup efisien terutama bagi
layanan jarak jauh karena faktor biaya. Agar layanan dalam bentuk tulisan
dapat memuaskan pihak yang dilayani, satu hal yang harus diperhatikan ialah
faktor kecepatan, baik dalam pengolahan masalah maupun dalam proses
penyelesaiannya (pengetikan, penandatanganan dan pengiriman kepada yang
bersangkutan).
3. Layanan Berbentuk Perbuatan
Pada umumnya layanan perbuatan 70-80% dilakukan oleh petugas-petugas
tingkat menengah dan bawah. Karena itu faktor keahlian dan keterampilan
petugas tersebut sangat menentukan terhadap hasil perbuatan atau pekerjaaan.
Pada kenyataannnya layanan lisan dan layanan perbuatan sering bergabung.
Hal ini disebabkan karena hubungan lisan paling banyak dilakukan dalam
hubungan pelayanan secara umum. Faktor kecepatan dalam pelayanan
(pengerjaan) menjadi dambaan setiap orang, disertai dengan kualitas hasil
yang memadai.
Menurut Weykoff (dalam Tjiptono, 1996 : 59), mendefinisikan kualitas
layanan sebagai suatu keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat
keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan wisatawan. Menurut Supranto
17
(2006 : 228), kualitas layanan adalah keunikan dan keunggulan yang diperhatikan
oleh jasa, apakah sudah sesuai dengan harapan dan keinginan pelanggan. Kualitas
layanan menurut Christopher (2005 : 96) adalah evaluasi kognitif jangka panjang
pelanggan terhadap penyerahan jasa suatu perusahaan. Adapun kualitas layanan
dikelompokkan kedalam 5 dimensi oleh Parasuraman, dalam Lupiyoadi (2001 :
148) yaitu :
1. Bukti langsung (Tangible) adalah fasilitas yang dapat dilihat dan digunakan
perusahaan dalam upaya memenuhi kepuasan wisatawan, seperti gedung
kantor, peralatan kantor, penampilan karyawan dan lain-lain.
2. Keandalan (Reliability) adalah kemampuan memberikan pelayanan kepada
wisatawan sesuai dengan yang diharapkan, seperti kemampuan dalam
menepati janji, kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan untuk
menyelesaikan kesalahan.
3. Daya Tanggap (Responsiveness) adalah sikap tanggap, mau mendengarkan
dan merespon wisatawan dalam upaya memuaskan wisatawan, misalnya :
mampu memberikan informasi secara benar dan tepat serta mampu
memberikan pertolongan dengan segera.
4. Jaminan (Assurance) adalah kemampuan karyawan dalam menimbulkan
kepercayaan dan keyakinan wisatawan melalui pengetahuan, kesopanan, serta
menghargai perasaan wisatawan.
5. Kepedulian/Empati (Emphaty) adalah kemampuan atau kesediaan karyawan
memberikan perhatian yang bersifat pribadi, seperti bersikap ramah,
memahami kebutuhan dan peduli kepada wisatawannya.
18
Menurut Kim dan Lee dalam Mills dan Law (2004 : 111), menjelaskan bahwa
terdapat 5 faktor yang mempengaruhi layanan reservasi hotel, yaitu :
1. Structur and Ease of Use
a. Kemudahan dalam mengakses sistem reservasi hotel adalah tingkat
kesulitan dari sistem reservasi hotel tersebut untuk digunakan dalam
melakukan reservasi hotel sehingga mudah bagi wisatawan untuk
menggunakannya.
b. Tampilan sistem reservasi hotel yang rapi dan terstruktur adalah struktur
kerangka atau template dari tampilan sistem reservasi hotel yang menarik
dan ringan serta fitur-fitur yang lengkap sehingga memudahkan wisatawan
dalam mengakses sistem reservasi hotel tanpa harus mengalami kesulitan.
c. Kemudahan pemesanan kamar hotel secara online adalah suatu kondisi
dimana sistem reservasi hotel tersebut dapat digunakan dengan mudah bagi
wisatawan untuk melakukan pemesanan atau reservasi kamar hotel dimana
saja berada secara online.
d. Kemudahan pembatalan kamar hotel secara online adalah suatu kondisi
dimana sistem reservasi hotel tersebut dapat digunakan dengan mudah bagi
wisatawan untuk melakukan pembatalan pesanan atau reservasi kamar
hotel dimana saja berada secara online.
e. Kecepatan sistem reservasi hotel dalam menampilkan isi atau konten secara
keseluruhan adalah kemampuan sistem reservasi hotel dalam menampilkan
informasi seperti ketersediaan dan harga kamar yang diperlukan oleh
wisatawam dalam waktu yang singkat. Hal ini didukung dengan
penggunaan struktur kerangka atau template yang menarik dan ringan
19
sehingga menghemat waktu yang dibutuhkan untuk mengakses sistem
reservasi hotel.
2. Information Content
a. Keakuratan dari informasi yang diberikan sistem reservasi hotel adalah
kemampuan sistem reservasi hotel untuk menampilkan informasi tentang
kamar hotel seperti jenis dan harga kamar yang dibutuhkan oleh wisatawan
secara cepat dan tepat.
b. Kejelasan informasi sistem reservasi hotel adalah kemampuan sistem
reservasi hotel untuk menampilkan informasi tentang kamar hotel seperti
jenis dan harga kamar secara rinci dan jelas sehingga membantu wisatawan
dalam mendapatkan informasi yang mereka butuhkan.
c. Informasi mata uang pada sistem reservasi hotel adalah fitur pada sistem
reservasi hotel yang dapat memberikan informasi mata uang seperti jumlah
kurs Dollar saat ini.
3. Responsiveness and Personalization
a. Perhatian terhadap permintaan wisatawan adalah bagaimana pelayanan
yang diberikan pegawai reservasi biro perjalanan wisata terhadap
permintaan yang diajukan oleh wisatawan seperti permintaan reservasi
kamar hotel, permintaan perubahan jenis dan pembatalan pemesanan
kamar.
b. Pelayanan lewat e-mail adalah salah satu layanan khusus yang diberikan
kepada wisatawan untuk memudahkan dalam mendapatkan informasi
tentang reservasi kamar hotel yang dilakukan seperti informasi
ketersediaan kamar, konfirmasi kamar hotel, dan pembayaran.
20
c. Menyimpan informasi pribadi untuk pelanggan tetap adalah salah satu
bentuk pelayanan terhadap wisatawan yang sering melakukan reservasi
kamar hotel dengan menyimpan data pribadinya sehingga pada saat
melakukan reservasi kamar hotel selanjutnya, data yang dibutuhkan sudah
ada dan tidak perlu melakukan pendataan ulang.
d. Membalas reservasi wisatawan adalah layanan yang diberikan oleh
pegawai reservasi biro perjalanan wisata untuk memberikan respon
terhadap pemesanan atau reservasi kamar hotel seperti membalas
informasi tentang ketersediaan kamar dan konfirmasi booking atau
pemesanan kamar hotel yang dilakukan oleh wisatawan sehingga
wisatawan dapat memastikan reservasi yang mereka lakukan.
4. Reputation and Security
a. Pengakuan terhadap citra biro perjalanan wisata adalah kesan atau
penilaian terhadap pelayanan dari biro perjalanan wisata di mata
wisatawan berdasarkan pengetahuan, tanggapan dan pengalaman-
pengalaman yang telah diterimanya. Citra terhadap biro perjalanan wisata
ini bisa berupa citra baik, sedang dan buruk.
b. Keamanan pembelian secara online adalah bentuk kepercayaan dari
wisatawan dalam melakukan reservasi hotel secara online di biro
perjalanan wisata sehingga wisatawan merasa aman dalam melakukan
transaksi. Hal itu disebabkan oleh sistem reservasi hotel yang berjalan
dengan baik tanpa terjadi gangguan seperti kesulitan mengakses fitur-fitur
yang diberikan.
21
c. Kejelasan informasi tentang biro perjalanan wisata adalah kemampuan
biro perjalanan wisata untuk memberikan kepercayaan terhadap wisatawan
bahwa biro perjalanan wisata tersebut merupakan biro perjalanan yang sah
dengan didukung oleh izin beroperasi sebagai biro perjalanan wisata dan
tidak bersifat ilegal.
5. Usefulness
a. Berbagai macam penawaran diskon untuk harga kamar hotel adalah bentuk
pelayanan dari biro perjalanan wisata dengan memberikan potongan harga
sebagai media promosi untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan
yang melakukan reservasi hotel. Penawaran diskon ini berupa potongan
harga untuk kamar hotel seperti pada saat high season.
b. Berbagai macam metode pembayaran online dalam sistem reservasi hotel
adalah fitur yang menyediakan sistem pembayaran dengan banyak metode
seperti dengan menggunakan Credit Card ataupun dengan menggunakan
Mobile Banking dan Internet Banking sehingga memudahkan wisatawan
dalam melakukan pembayaran.
c. Berbagai macam perbandingan harga untuk kamar hotel adalah pilihan
yang diberikan oleh biro perjalanan wisata kepada wisatawan untuk dapat
memilih kamar hotel sesuai dengan keinginan dan kebutuhan wisatawan.
d. Berbagai macam pilihan hotel yang bekerjasama dengan biro perjalanan
wisata adalah pilihan yang diberikan oleh biro perjalanan wisata kepada
wisatawan untuk dapat memilih hotel sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan wisatawan.
22
Wolkins (dalam Tjiptono 2002 : 75) mengemukakan 6 faktor yang
mempengaruhi layanan, yaitu :
1. Organisasi
Organisasi pelayanan pada dasarnya tidak berbeda dengan organisasi pada
umumnya, tetapi ada perbedaan sedikit dalam penerapannya, karena sasaran
pelayanan ditujukan secara khusus kepada manusia yang mempunyai watak
dan kehendak multi kompleks. Organisasi pelayanan yang dimaksud di sini
adalah mengorganisir fungsi pelayanan baik dalam bentuk struktur maupun
mekanismenya yang akan berperan dalam kualitas dan kelancaran pelayanan.
2. Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk membangkitkan semangat
orang lain agar bersedia dan memiliki tanggung jawab total terhadap usaha
mencapai atau melampaui tujuan organisasi. Sedangkan menurut Robbins
(2002 : 163) kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu
kelompok untuk mencapai tujuan. Dari definisi tentang kepemimpinan di atas
konsep dasarnya berkaitan dengan penerapannya dalam manajeman
pelayanan yang berkualitas, yaitu membangkitkan motivasi atau semangat
orang lain dengan jalan memberikan inspirasi.
3. Kemampuan dan Keterampilan
Dalam bidang pelayanan yang menonjol dan paling cepat dirasakan oleh
orang-orang yang menerima layanan adalah keterampilan pelaksananya.
Dengan keterampilan dan kemampuan yang memadai maka pelaksanaan
tugas atau pekerjaan dapat dilakukan dengan baik, cepat, dan memenuhi
keinginan semua pihak, baik manajemen itu sendiri maupun perusahaan.
23
Salah satu unsur yang paling fundamental dari manajemen pelayanan yang
berkualitas adalah pengembangan pegawai secara terus menerus melalui
pendidikan dan pelatihan.
4. Penghargaan dan Pengakuan
Penghargaan dan pengakuan merupakan aspek yang penting dalam
implementasi strategi kualitas. Setiap karyawan yang berprestasi baik perlu
diberi penghargaan dan prestasinya tersebut diakui. Dengan demikian dapat
meningkatkan motivasi, moral kerja, rasa bangga dan rasa kepemilikan setiap
orang dalam organisasi yang akhirnya dapat memberikan kontribusi yang
besar bagi instansi dan pelanggan yang dilayani.
Jadi dapat disimpulkan bahwa layanan adalah serangkaian kegiatan atau
tindakan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain berupa produk
jasa dengan sejumlah ciri seperti tidak terwujud, cepat hilang, dan tidak
mengakibatkan kepemilikan apapun.
2.2.2 Tinjauan tentang Reservasi Hotel
Menurut Adi Soenarno (1995 : 160), istilah reservation atau reservasi
adalah pemesanan tempat atau kamar sebelum menginap di hotel. Hal itu
dilakukan tamu supaya mendapat tempat (kamar) yang dikehendaki atau supaya
tidak kehabisan tempat (kamar) pada waktu datang di hotel. Menurut R.S.
Damardjati (2001 : 16), reservasi (booking) adalah pemesanan tempat (di restoran,
night-club, theatre, shows atau tempat duduk dalam pesawat udara, kereta api,
intercity bus atau kamar dalam hotel dan lain sebagainya. Menurut Sugiarto (2000
: 65) menyebutkan ada beberapa sumber – sumber reservasi yaitu :
24
1. Company (perusahaan)
Perusahaan yang dapat dijadikan sumber pemesanan kamar adalah
perusahaan swasta, perusahaan asing, perusahaan gabungan (joint venture),
perusahaan negara. Reservasi melalui jalur ini biasanya memiliki langganan
tetap disetiap daerah tujuan wisata, bahkan sampai memiliki harga tertentu
sesuai dengan perjanjian awal. Disamping pihak – pihak pengusaha dalam
rangka tugas kantor, kadang kalanya mereka juga bisa memakai harga
company untuk melakukan liburan bersama keluarga.
2. Travel Agent
Travel Agent merupakan suatu badan usaha yang bergerak dibidang jasa,
mereka memberikan pelayanan berupa informasi kepada para calon
wisatawan yang akan melakukan perjalanan wisata. Travel Agent memiliki
peranan penting sebagai partner sebuah hotel dalam usaha meningkatkan
tingkat hunian kamar. Selain pemberian informasi, Travel Agent juga
membantu dalam hal pemesanan kamar hotel, pemesanan kamar melalui
Travel Agent digolongkan menjadi dua yaitu :
a. FIT (Free Independent Traveller) atau orang yang melakukan perjalanan
secara pribadi, tidak bersama rombongan.
b. GIT (Group Inclusive Tour) atau orang – orang yang mengadakan
perjalanan dalam suatu kelompok.
3. Airport Representative
Karyawan hotel yang tugasnya di bandara ini dinamakan Airport
Representative (Airport Dispatcher) yang bertugas melayani tamu yang sudah
25
membuat pemesanan kamar untuk hotel maupun yang belum. Bagi yang
belum ditawarkan dan dibuatkan langsung pemesanan ke hotel, dan bagi yang
sudah diproses untuk segera menuju ke hotel secepatnya.
4. Airline Agency (Perusahaan Penerbangan)
Perusahaan penerbangan selain sebagai sarana transportasi, juga sebagai
partner dalam pengisian tingkat hunian kamar hotel. Para wisatawan tidak
saja membutuhkan sarana angkutan, tapi juga sarana menginap di tempat
tujuannya, sehingga kadang tamu meminta pihak penerbangan untuk
mencarikan tempat menginap. Bahkan saat ini pihak penerbangan secara
resmi menawarkan paket penerbangan langsung dengan penginapan dan
makan.
5. Government (Pemerintah)
Pemerintah merupakan sumber pendatang tamu yang subur, sebab dari
pemerintahan sangat sering melakukan perjalanan dinas dan memiliki sumber
yang sangat banyak seperti BUMN, departemen – departemen, dan
pemerintah daerah.
6. Central Reservation System (Sistem Pemesanan Terpusat)
Ada dua jenis Central Reservation System yaitu an affiliate reservation
network atau sebuah jaringan reservasi untuk hotel yang memiliki mata rantai
bisnis seperti Hyatt, Hilton Intercontinental dan lain – lain. Serta an non-
affiliate reservation network, yaitu jaringan reservasi yang tidak terikat pada
mata rantai hotel.
26
7. Individu
Perorangan adalah sumber pemesanan kamar yang bersifat bebas, siapa saja
dapat melakukan pemesanan. Pemesanan kamar ini bisa dilakukan dengan
berbagai cara mulai dari telepon, email dan lain sebagainya. Pemesanan
kamar yang bersifat individu ini membantu dalam peningkatan revenue
karena harga yang dikenakan adalah harga normal yang lebih mahal daripada
harga contract rate ke Travel Agent lain.
8. Booking Engine
Pemesanan kamar melalui Booking Engine terhubung melalui jaringan
internet. Booking Engine ini tergantung pada website hotel untuk memasarkan
kamar yang akan dijual.
Menurut Sugiarto (2000 : 63), menjelaskan bahwa media pemesanan atau
reservasi dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Telepon
Telepon adalah suatu alat yang paling banyak digunakan untuk pemesanan
kamar karena mudah dilaksanakan dan menghemat waktu. Kelemahan cara ini
adalah bila pemesanan merupakan suatu overseas call atau long distance call.
Benturan yang biasanya menghadang adalah bahasa yang digunakan.
Disamping itu reservasi melalui telepon juga tidak memberikan bukti konkrit
karena hotel umumnya tidak menyediakan alat perekam.
2. Telex `
Media reservasi ini biasanya digunakan pada reservasi internasional dan lokal
yang jaraknya cukup jauh. Perusahaan berskala besar pada umumnya memiliki
pesawat telex.
27
3. Facsimile
Media ini merupakan alat elektronik berteknologi canggih yang fungsinya
sebagai fotokopi jarak jauh. Dengan demikian, berita yang disampaikan sama
persis dengan yang diterima. Bedanya dengan telex adalah facsimile
menggunakan kode-kode tertentu. Banyak reservasi pada saat ini yang
menggunakan media ini.
4. Email
Reservasi melalui email juga banyak dilakukan, terutama untuk reservasi tamu
rombongan dalam jumlah yang besar. Cara ini lebih efektif karena informasi
yang akan disampaikan menjadi lebih jelas dan mudah dipahami.
5. Go Show
Go Show adalah reservasi yang dilakukan oleh orang yang bersangkutan yang
secara langsung datang ke hotel. Yang melakukan cara ini biasanya adalah
tamu yang sedang melakukan perjalanan dan belum membuat reservasi ke
hotel.
Menurut Yoeti (2001 : 161) menjelaskan bahwa didalam industri pariwisata
modern peranan biro perjanan sebagai perantara sangat menentukan. Para
wisatawan dewasa ini banyak mengadakan perjalanan dengan menggunakan jasa-
jasa biro perjalanan, karena selain efisien juga dapat memperoleh informasi yang
lebih banyak tentang hubungan dengan kebutuhan perjalanan. Ini berarti bahwa
hotel-hotel menerima tamu dari biro perjalanan dengan kata lain biro perjalanan
ini merupakan agen penjual (sales agent) bagi kamar-kamar hotel. Menurut Yoeti
28
(2001 : 166) menjelaskan bahwa hal-hal yang perlu diketahui oleh suatu biro
perjalanan dalam rangka menyediakan layanan reservasi hotel antara lain :
1. Informasi yang Diperlukan
Informasi tentang hotel yang akan dijual kamar-kamarnya antara lain
meliputi:
a. Lokasi tempat hotel itu berada.
b. Fasilitas yang tersedia pada hotel tersebut.
c. Jenis kamar yang ada.
d. Jenis pelayanan yang diberikan.
e. Makanan dan minuman yang dapat disediakan.
f. Tarif kamar (room rates) menurut kategori kamar yang ada.
g. Taxes dan service yang diperhitungkan.
Semuanya ini dapat diketahui dari brosur/leaflet/folder/buklet yang
dikeluarkan oleh masing-masing hotel, yang biasanya secara periodik dikirim
kepada travel agent atau biro perjalanan.
2. Cara Pemesanan Kamar Hotel
Selain ditinjau dari segi operasional suatu biro perjalanan, perlu juga
diperhatikan tata cara melakukan reservasi hotel tersebut. Karena suatu biro
perjalanan melakukan reservasi untuk tamu atau wisatawan yang sedang
dalam perjalanan maka biro perjalanan harus dapat melakukan pemesanan
kamar hotel tersebut, sehingga tamu atau wisatawan bisa menggunakan atau
menikmati kamar yang telah dipesannya tanpa kesulitan mencari di tempat
yang baru saja dikenalnya. Oleh karena itu kepastian dari reservasi yang
29
dilakukan merupakan jaminan bagi para wisatawan yang akan melakukan
perjalanan jauh, terutama bagi grup wisatawan yang jumlahnya relatif besar.
Pada umumnya suatu biro perjalanan untuk kebutuhan tamu atau
wisatawannya dapat melakukan reservasi melalui :
1. Langsung ke hotel yang bersangkutan.
2. Hotel representative.
3. Airlines companies.
4. Tourist association yang ada.
5. Perusahaan reservasi lainnya.
Untuk melakukan reservasi suatu biro perjalanan harus terlebih dahulu
mengetahui atau mengumpulkan informasi tentang tamu atau wisatawan
dengan segala keperluannya, terutama mengenai :
1. Jenis atau macam kamar yang diminta.
2. Tanggal atau hari yang diperkirakan tamu atau wisatawan akan menempati
kamar yang dipesan.
3. Lamanya tinggal yang direncanakan untuk menginap di hotel tersebut.
4. Pelayanan (service) yang diperlukan.
5. Room rates yang diinginkan sesuai dengan rencana yang dianut oleh hotel
yang bersangkutan.
6. Nama dan alamat tamu atau wisatawan yang akan menggunakan kamar
yang akan dipesan, lengkap dengan teleponnya bila ada.
Adapun cara melakukan reservasi dapat dilakukan dengan :
1. Langsung ke hotel yang bersangkutan. Hal ini jika hotel tersebut satu kota
dengan biro perjalanan yang melakukan reservasi.
30
2. Menggunakan surat formal yang dibuat khusus untuk itu.
3. Menggunakan telegram. Untuk itu harus diperhatikan kode telegram yang
digunakan khusus untuk itu.
4. Menggunakan telex. Untuk itu harus mengetahui nomor dari telex yang
digunakan oleh hotel yang bersangkutan.
5. Dapat pula melalui telepon, jika kedua tempat tersebut dihubungkan
dengan telepon.
Menurut Yoeti (2001 : 166) dalam memberikan pelayanan untuk pemesanan
kamar hotel, biasanya suatu biro perjalanan menyediakan suatu formulir yang
khusus dibuat untuk keperluan tersebut dalam rangkap tiga, yang aslinya
diberikan kepada pemesan, lembaran kedua untuk hotel yang kamarnya dipesan
dan lembaran ketiga digunakan sebagai arsip bagi biro perjalanan yang
bersangkutan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa reservasi hotel adalah berupa proses
perjanjian pemesanan tempat atau kamar sebelum tamu atau wisatawan menginap
di hotel yang juga dapat dilakukan pemesanan kamar melalui biro perjalanan
wisata sebagai perantara atau agen penjual (sales agent) bagi kamar-kamar hotel.
2.2.3 Tinjauan tentang Biro Perjalanan Wisata
Menurut Buchari (2005 : 350) menjelaskan Biro Perjalanan Wisata adalah
suatu perusahaan yang menyelenggarakan, merencanakan dan mengurus segala
sesuatu mengenai perjalanan, pengadaan penginapan, dan hiburan bagi wisatawan
atau orang-orang yang mengadakan perjalanan. Menurut Suwantoro (2004 : 11)
Biro Perjalanan Wisata adalah perusahan yang menyelenggarakan kegiatan paket
31
wisata. Kegiatan-kegiatan usaha biro perjalanan wisata dalam memenuhi
kebutuhan wisatawan berbeda dengan agen perjalanan wisata antara lain :
1. Agen Perjalanan
a. Pemesanan tiket angkutan udara, laut, darat baik dalam negeri maupun
luar negeri.
b. Perantara penjualan paket wisata yang dikemas oleh biro perjalanan wisata
(BPW).
c. Pemesanan akomodasi, restoran, tiket pertunjukan seni budaya, dan
kunjungan ke objek wisata.
d. Pengurusan dokumen perjalanan berupa paspor, visa, atau dokumen
lainnya.
2. Biro Perjalanan Wisata
a. Perencanaan dan pengemasan komponen perjalanan wisata, meliputi
sarana wisata, dan destinasi wisata yang dikemas, dalam bentuk paket
wisata.
b. Penyelenggaraan penjualan paket wisata dengan cara menyalurkan melalui
agen perjalanan dan atau menjualnya langsung kepada wisatawan.
c. Penyediaan pelayanan pramuwisata untuk paket wisata yang dijual.
d. Penyediaan pelayanan angkutan wisata
e. Pemesanan akomodasi, restoran, tempat konvensi, tiket pertunjukan seni
budaya, dan kunjungan ke objek wisata.
f. Pengurusan dokumen berupa paspor, visa atau dokumen lainnya
g. Penyelenggaraan perjalanan ibadah agama
h. Penyelenggaraan perjalanan insentif.
32
Menurut Pendit dalam Buchari (2005 : 350), mendefinisikan Biro
Perjalanan Wisata adalah suatu perusahaan yang mempunyai tujuan untuk
menyiapkan suatu perjalanan bagi orang-orang yang merencanakan untuk
mengadakannya. Biro perjalanan wisata menjual berbagai jenis produk atau Tour
yang dimana menurut Yoeti (2001: 112) terdapat 7 jenis tour yang disesuaikan
dengan sifat penyelenggaraan yaitu:
1. Package tour
Package tour adalah suatu tour yang direncanakan dan diselenggarakan oleh
suatu travel agent atau tour operator atas resiko dan tanggung jawab sendiri
yang acara, lamanya waktu tour, tempat-tempat yang akan dikunjungi,
akomodasi, transportasi serta makanan dan minuman telah ditentukan dalam
suatu harga yang sudah ditentukan pula jumlahnya.
2. Independent tour
Independent tour disusun sesuai dengan kehendak wisatawan sendiri.
Perjalanan ini sama sekali tidak berdasarkan time schedule karena tour ini
semacam dapat berangkat kapan saja untuk tujuan kemana saja yang disenangi
dan diinginkan, dengan menggunakan kendaraan apa saja serta akomodasi
dimanapun tanpa ada suatu ikatan yang mengaturnya dan dilakukan secara
bebas. Perjalanan ini banyak dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai
banyak waktu luang dan tersedia banyak uang.
3. Optional tour
Optional tour adalah tur tambahan dari tour program yang telah ada. Pengikut
tour ini biasanya adalah pengikut dari suatu paket tour dimana dia boleh ikut
atau tidak. Kalau ikut yang bersangkutan akan dikenakan biaya tambahan atau
33
membayar harga khusus karena rencana ini sama sekali diluar tour yang
sebenarnya.
4. Escorted tour
Escorted tour adalah paket wisata yang cocok bagi mereka yang melakukan
perjalanan wisata untuk pertama kalinya ke luar negeri.Escorted tour pada
dasarnya adalah inclusive tour. Dalam kasus wisatawan group, dalam
perjalanannya selalu dipimpin oleh seorang tour conductor.
5. Study tour
Study tour adalah tour yang dilakukan oleh pelajar dan mahasiswa dengan
tujuan utama untuk melihat dari dekat sambil mempelajari objek yang
dikunjungi. Jadi disini terdapat unsur pendidikan guna memperdalam suatu
study
6. Social tour
Social tour adalah tour yang direncanakan dan diselenggarakan secara sosial
dengan memperhatikan faktor-faktor ekonomis dan efisiensi sehingga biaya
penyelenggaraan tour tersebut dapat ditekan seminimal mungkin. Biaya
diselenggarakan oleh badan-badan serta organisasi untuk kepentingan
anggotanya tanpa ada maksud untuk mencari keuntungan dari
penyelenggaraan tersebut.
7. Regular tour
Regular tour adalah tour yang diselenggarakan dengan waktu, objek dan harga
yang sudah ditentukan sesuai dengan perencanaan yang disusun oleh tour
operator. Selain itu regular tour merupakan tour yang tersedia siap untuk
34
dijual, yang telah direncanakan oleh tour operator yang bersangkutan sesuai
waktu yang telah ditentukan untuk masing-masing tour tersebut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Biro Perjalanan Wisata merupakan
perusahaan yang usahanya menyelenggarakan serta merencanakan sebuah
perjalanan orang-orang dari daerah asal wisatawan sampai kembali ke daerah asal
dengan tujuan memperoleh keuntungan dan aktivitas perjalanan tersebut.