BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia...

22
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Tenaga Kesehatan Menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dikutip oleh Adisasmito (2007), SDM kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan, pendidikan dan pelatihan serta terpadu dan saling mendukung, guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Sementara itu, SDM kesehatan menurut PP No. 32/1996 yang juga dikutip oleh Adisasmito (2007) adalah semua orang yang bekerja secara aktif di bidang kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan, maupun tidak yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melaksanakan upaya kesehatan. Tenaga kesehatan menurut SKN yang dikutip oleh Adisasmito (2007) adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan professional di bidang kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan, maupun tidak yang untuk jenis tertentu memerlukan upaya kesehatan. Sedangkan menurut PP No. 32/1996 yang juga dikutip oleh Adisasmito (2007), tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan formal di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan. Gambaran perencanaan kebutuhan...,Siti Puji Lestaari, FKM UI, 2008

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia …lib.ui.ac.id/file?file=digital/122825-S-5413-Gambaran perencanaan... · Bagan Struktur Organisasi puskesmas dan uraian tugas pokok

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Tenaga Kesehatan

Menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dikutip oleh Adisasmito

(2007), SDM kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya

perencanaan, pendidikan dan pelatihan serta terpadu dan saling mendukung, guna

menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Sementara itu, SDM kesehatan menurut PP No. 32/1996 yang juga dikutip oleh

Adisasmito (2007) adalah semua orang yang bekerja secara aktif di bidang

kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan, maupun tidak yang

untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melaksanakan upaya

kesehatan.

Tenaga kesehatan menurut SKN yang dikutip oleh Adisasmito (2007) adalah

semua orang yang bekerja secara aktif dan professional di bidang kesehatan, baik

yang memiliki pendidikan formal kesehatan, maupun tidak yang untuk jenis

tertentu memerlukan upaya kesehatan. Sedangkan menurut PP No. 32/1996 yang

juga dikutip oleh Adisasmito (2007), tenaga kesehatan adalah setiap orang yang

mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau

keterampilan melalui pendidikan formal di bidang kesehatan yang untuk jenis

tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan.

Gambaran perencanaan kebutuhan...,Siti Puji Lestaari, FKM UI, 2008

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia …lib.ui.ac.id/file?file=digital/122825-S-5413-Gambaran perencanaan... · Bagan Struktur Organisasi puskesmas dan uraian tugas pokok

15

2.2 Manajemen Kesehatan

Manajemen kesehatan merupakan tatanan yang menghimpun berbagai upaya

administrasi kesehatan yang ditopang oleh pengelolaan data dan informasi,

pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengaturan

hukum kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin

tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Adisasmito,

2007).

Manajemen kesehatan diselenggarakan melalui administrasi kesehatan, yaitu

kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan serta

pertanggungjawaban penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Perencanaan

diperlukan karena pembangunan lebih besar daripada sumber daya yang tersedia.

Melalui perencanaan ingin dirumuskan kegiatan pembangunan yang secara efisien

dan efektif dapat memberikan hasil yang optimal dalam memanfaatkan sumber

daya yang tersedia dan mengembangkan potensi yang ada (Adisasmito, 2007).

2.3 Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Berdasarkan penjelasan di atas tentang manajemen kesehatan, tahapan dalam

manajemen kesehatan dimulai dari perencanaan. Semua orang menyadari bahwa

perencanaan bagian terpenting dalam proses manajemen dan oleh karena itu

menyita waktu banyak dalam proses manajemen. Untuk manajer sumber daya

manusia, perencanaan berarti penentuan program karyawan (sumber daya manusia)

dalam rangka membantu tercapainya sasaran atau tujuan organisasi itu. Dengan

kata lain mengatur orang-orang yang akan menangani tugas-tugas yang dibebankan

Gambaran perencanaan kebutuhan...,Siti Puji Lestaari, FKM UI, 2008

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia …lib.ui.ac.id/file?file=digital/122825-S-5413-Gambaran perencanaan... · Bagan Struktur Organisasi puskesmas dan uraian tugas pokok

16

kepada masing-masing orang dalam rangka mencapai tugas organisasi

(Notoatmodjo, 2003).

Perencanaan SDM kesehatan adalah proses estimasi terhadap jumlah SDM

berdasarkan tempat, keterampilan dan perilaku yang dibutuhkan untuk memberikan

pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, kita meramalkan atau memperkirakan siapa

mengerjakan apa, dengan keahlian apa, kapan dibutuhkan dan berapa jumlahnya

(Ilyas, 2000). Dengan kata lain, kita meramalkan atau memperkirakan siapa

mengerjakan apa, dengan keahlian apa, kapan dibutuhkan dan berapa jumlahnya.

Melihat pada pengertian di atas, perencanaan SDM puskesmas seharusnya

berdasarkan fungsi dan beban kerja pelayanan kesehatan yang akan dihadapi di

masa depan. Hal ini dimaksudkan agar fungsi puskesmas dapat berjalan dengan

baik, maka kompetensi SDM seharusnya sesuai dengan spesifikasi SDM yang

dibutuhkan puskesmas (Ilyas, 2004).

Determinan yang berpengaruh dalam perencanaan kebutuhan SDM kesehatan

adalah:

1. Perkembangan penduduk, baik jumlah, pola penyakit, daya beli, maupun

keadaan sosiobudaya dan keadaan darurat/bencana.

2. Pertumbuhan ekonomi

3. Berbagai kebijakan di bidang pelayanan kesehatan (Depkes, 2004)

Pada dasarnya kebutuhan SDM kesehatan dapat ditentukan berdasarkan:

1. Kebutuhan epidemiologi SDM kesehatan

2. Permintaan (demand) akibat beban pelayanan kesehatan atau

3. Sarana upaya kesehatan yang ditetapkan

4. Standar atau rasio terhadap nilai tertentu (Depkes, 2004)

Gambaran perencanaan kebutuhan...,Siti Puji Lestaari, FKM UI, 2008

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia …lib.ui.ac.id/file?file=digital/122825-S-5413-Gambaran perencanaan... · Bagan Struktur Organisasi puskesmas dan uraian tugas pokok

17

Dasar hukum perencanaan SDM kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004.

2. Ketetapan MPR No. 4 Tahun 1999.

3. Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara

tahun 1992 No. 100, Tambahan Lembaran Negara No. 3495).

4. Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran

Negara Tahun 1999 No. 60, Tambahan Lembaran Negara No. 3839).

5. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

(Lembaran Negara No. 3637).

6. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan

Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000

No. 54, Tambahan Lembaran Negara No. 3952).

7. Peraturan Pemerintah No. 8 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

8. Keputusan Menkes No. 850/MENKES/SK/V/2000 tentang Kebijakan

Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2000-2010.

9. Keputusan Menkes No. 1277/MENKES/SK/XI/2001 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Departemen Kesehatan.

10. Keputusan Menkes No. 004/Menkes/SK/I/2003 tentang Kebijakan dan Strategi

Desentralisasi Bidang Kesehatan.

11. Kepmenkes No. 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang SPM Bidang Kesehatan di

Kabupaten/Kota (Depkes, 2004).

Memperhatikan dasar-dasar hukum serta adanya kebijakan desentralisasi,

termasuk di dalamnya desentralisasi di bidang kesehatan, maka fungsi perencanaan

SDM kesehatan bagi daerah menjadi sangat penting dan menjadi tanggung jawab

Gambaran perencanaan kebutuhan...,Siti Puji Lestaari, FKM UI, 2008

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia …lib.ui.ac.id/file?file=digital/122825-S-5413-Gambaran perencanaan... · Bagan Struktur Organisasi puskesmas dan uraian tugas pokok

18

daerah itu sendiri. Oleh karena itu, dengan adanya desentralisasi di bidang

kesehatan, pejabat pengelola SDM di kabupaten/kota dan propinsi perlu memilki

kemampuan atau kompetensi yang memadai dalam membuat perencanaan SDM

kesehatan (Depkes, 2004).

Secara garis besar, perencanaan kebutuhan SDM kesehatan dapat

dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar sebagai berikut:

1. Perencanaan kebutuhan SDM pada tingkat institusi

Perencanaan SDM kesehatan pada kelompok ini ditujukan pada perhitungan

kebutuhan SDM kesehatan untuk memenuhi kebutuhan sarana pelayanan

kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik dan lain-lain.

2. Perencanaan kebutuhan SDM pada tingkat wilayah

Perencanaan di sini dimaksudkan untuk menghitung kebutuhan SDM kesehatan

berdasarkan kebutuhan di tingkat wilayah (propinsi/kabupaten/kota) yang

merupakan gabungan antara kebutuhan institusi dan organisasi.

3. Perencanaan kebutuhan SDM kesehatan untuk bencana

Perencanaan ini dimaksudkan untuk mempersiapkan SDM kesehatan saat

prabencana, terjadi bencana dan post bencana, termasuk pengelolaan kesehatan

pengungsi (Adisasmito, 2007).

Untuk itu pengelola kebutuhan SDM kesehatan yang bertanggung jawab pada

ketiga kelompok di atas perlu memahami secara lebih rinci teknis perhitungannya

untuk masing-masing kelompok (Adisasmito, 2007). Dalam perencanaan SDM

kesehatan perlu memperhatikan Strategi Perencanaan SDM Kesehatan:

1. Rencana kebutuhan SDM kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan

pembangunan kesehatan baik kebutuhan lokal, nasional maupun global.

Gambaran perencanaan kebutuhan...,Siti Puji Lestaari, FKM UI, 2008

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia …lib.ui.ac.id/file?file=digital/122825-S-5413-Gambaran perencanaan... · Bagan Struktur Organisasi puskesmas dan uraian tugas pokok

19

2. Pendayagunaan SDM kesehatan diselenggarakan secara merata, serasi,

seimbang dan selaras oleh pemerintah, masyarakat dan dunia usaha baik di

tingkat pusat maupun tingkat daerah. Dalam upaya pemerataan SDM kesehatan

perlu memperhatikan keseimbangan antara hak dan kewajiban perorangan

dengan kebutuhan masyarakat. Pendayagunaan SDM kesehatan oleh

pemerintah diselenggarakan melalui pendelegasian wewenang yang

proporsional dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah.

3. Penyusunan perencanaan berdasarkan pada sasaran nasional upaya kesehatan

dari Rencana Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010.

4. Pemilihan metode perhitungan kebutuhan SDM kesehatan didasarkan pada

kesesuaian metode dengan kemampuan dan keadaan daerah masing-masing

(Depkes, 2004).

Sistem perencanaan sumber daya manusia pada pokoknya meliputi perkiraan,

permintaan dan suplai karyawan atau tenaga di suatu organisasi. Dari uraian itu,

secara terinci dapat disimpulkan bahwa kegiatan perencanaan sumber daya

manusia terdiri dari 4 kegiatan yang saling berkaitan, yakni:

1. Inventarisasi persediaan sumber daya manusia

Yaitu menelaah dan menilai sumber daya manusia yang ada atau tersedia saat

ini (tentang jumlahnya, kemampuannya, keterampilannya dan potensi

pengembangannya) serta menganalisis penggunaan sumber daya sekarang ini.

2. Perkiraan (peramalan) sumber daya manusia

Melakukan prediksi atau taksiran kebutuhan (permintaan) dan penawaran

(suplai) sumber daya manusia di waktu yang akan datang, baik jumlah

(kuantitas), maupun kualitasnya.

Gambaran perencanaan kebutuhan...,Siti Puji Lestaari, FKM UI, 2008

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia …lib.ui.ac.id/file?file=digital/122825-S-5413-Gambaran perencanaan... · Bagan Struktur Organisasi puskesmas dan uraian tugas pokok

20

3 Penyusunan rencana sumber daya manusia

Memadukan kebutuhan (permintaan) dengan penawaran (suplai) sumber daya

manusia, melalui rekruitmen (penarikan), seleksi, pelatihan, penempatan,

pemindahan, promosi dan pengembangan.

4. Monitoring dan evaluasi

Untuk memberikan umpan balik terhadap pencapaian tujuan sasaran

perencanaan sumber daya manusia, perlu disusun perencanaan sumber daya

manusia, perlu disusun rencana monitoring dan evaluasi serta indikator

menitoring dan evaluasi tersebut (Notoatmodjo, 2003).

2.4 Metode Penyusunan Rencana Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Perencanaan kebutuhan SDM kesehatan di tingkat institusi bisa dihitung

dengan menggunakan metode penyusunan kebutuhan tenaga berdasarkan Daftar

Susunan Pegawai (DSP) atau “authorized staffing list”, metode penyusunan

kebutuhan tenaga berdasarkan WISN (Workload Indikator Staf Need/Indikator

Kebutuhan Tenaga Berdasarkan Beban Kerja), metode penyusunan kebutuhan

tenaga berdasarkan skenario/proyeksi dari WHO dan metode penyusunan

kebutuhan tenaga untuk bencana (Depkes, 2004).

Prosedur perhitungan SDM kesehatan dengan menggunakan metode WISN

adalah suatu metode perhitungan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan pada

beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori SDM kesehatan pada

tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Kelebihan metode ini mudah

dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis mudah diterapkan, komprehensif

dan realistis (Depkes, 2004). Metode ini dapat digunakan di rumah sakit,

Gambaran perencanaan kebutuhan...,Siti Puji Lestaari, FKM UI, 2008

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia …lib.ui.ac.id/file?file=digital/122825-S-5413-Gambaran perencanaan... · Bagan Struktur Organisasi puskesmas dan uraian tugas pokok

21

puskesmas dan sarana kesehatan lainnya atau bahkan dapat digunakan untuk

kebutuhan tenaga di kantor dinas kesehatan (Adisasmito, 2007).

Adapun langkah perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan WISN ini meliputi 5

langkah, yaitu:

1. Menetapkan waktu kerja tersedia;

2. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM;

3. Menyusun standar beban kerja;

4. Menyusun standar kelonggaran;

5. Perhitungan kebutuhan tenaga per unit kerja (Depkes, 2004).

Pada dasarnya, metode WISN ini dapat digunakan di rumah sakit, puskesmas

dan sarana kesehatan lainnya atau bahkan dapat digunakan untuk kebutuhan tenaga

di Kantor Dinas Kesehatan. Sebagai contoh di bawah ini disajikan penggunaan

metode WISN di puskesmas (Depkes, 2004).

1. Menetapkan waktu kerja tersedia

Menetapkan waktu kerja tersedia tujuannya adalah diperolehnya waktu

tersedia masing-masing kategori SDM yang bekerja di puskesmas selama

kurun waktu satu tahun. Data yang dibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja

tersedia adalah sebagai berikut:

a. Hari kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di rumah sakit atau Peraturan

Daerah setempat, pada umumnya dalam 1 minggu 5 hari kerja dalam 1

tahun 250 hari kerja (5 hari x 50 minggu). (A)

b. Cuti tahunan, sesuai ketentuan setiap SDM memiliki hak cuti 12 hari kerja

setiap tahun. (B)

Gambaran perencanaan kebutuhan...,Siti Puji Lestaari, FKM UI, 2008

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia …lib.ui.ac.id/file?file=digital/122825-S-5413-Gambaran perencanaan... · Bagan Struktur Organisasi puskesmas dan uraian tugas pokok

22

c. Pendidikan dan pelatihan, sesuai ketentuan yang berlaku di rumah sakit

untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi/profesionalime

setiap kategori SDM memiliki hak untuk mengikuti

pelatihan/kursus/seminar/lokakarya dalam 6 hari kerja.

d. Hari Libur Nasional, berdasarkan Keputusan Bersama Menteri terkait

tentang Hari Libur Nasional Tahun 2007 ditetapkan 20 hari. (D)

e. Ketidakhadiran kerja, sesuai data rata-rata ketidakhadiran kerja (selama

kurun waktu 1 tahun) karena alasan sakit, tidak masuk dengan atau tanpa

pemberitahuan/izin. (E)

f. Waktu kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di rumah sakit atau Peraturan

Daerah, pada umumnya waktu kerja dalam 1 hari adalah 8 jam (5 hari

kerja/minggu). (F)

Berdasarkan data tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan untuk

menetapkan waktu tersedia dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

A = Hari Kerja

B = Cuti Tahunan

C = Pendidikan dan Pelatihan

D = Hari Libur Nasional

E = Ketidakhadiran Kerja

F = Waktu Kerja

Waktu Kerja Tersedia = {A – (B + C + D + E) X F)

Gambaran perencanaan kebutuhan...,Siti Puji Lestaari, FKM UI, 2008

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia …lib.ui.ac.id/file?file=digital/122825-S-5413-Gambaran perencanaan... · Bagan Struktur Organisasi puskesmas dan uraian tugas pokok

23

Apabila ditemukan adanya perbedaan rata-rata ketidakhadiran kerja atau

puskesmas menetapkan kebijakan untuk kategori SDM tertentu dapat

mengikuti pendidikan dan pelatihan lebih lama dibandingkan kategori SDM

lainnya, maka perhitungan waktu kerja tersedia dapat dilakukan perhitungan

menurut kategori SDM.

2. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM;

Menetapkan unit kerja dan kategori SDM tujuannya adalah diperolehnya

unit kerja dan kategori SDM yang bertanggung jawab dalam

menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan perorangan pada pasien,

keluarga dan masyarakat di dalam dan di luar puskesmas.

Data dan informasi yang dibutuhkan untuk penetapan unit kerja dan

kategori SDM adalah sebagai berikut:

a. Bagan Struktur Organisasi puskesmas dan uraian tugas pokok dan fungsi

masing-masing unit dan subunit kerja.

b. Data Pegawai berdasarkan pendidikan yang bekerja pada tiap unit kerja di

puskesmas.

c. PP 32 Tahun 1996 tentang SDM kesehatan.

d. Peraturan perundang-undangan berkaitan dengan jabatan fungsional SDM

kesehatan.

e. Standar profesi, standar pelayanan dan Standar Operasional Prosedur (SOP)

pada tiap unit kerja puskesmas.

3. Menyusun standar beban kerja;

Standar beban kerja adalah volume/kuantitas beban kerja selama 1 tahun

per kategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun

Gambaran perencanaan kebutuhan...,Siti Puji Lestaari, FKM UI, 2008

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia …lib.ui.ac.id/file?file=digital/122825-S-5413-Gambaran perencanaan... · Bagan Struktur Organisasi puskesmas dan uraian tugas pokok

24

berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan (rata-rata waktu) dan

waktu yang tersedia per tahun yang dimiliki oleh masing-masing kategori

tenaga.

Beban kerja masing-masing kategori SDM di tiap unit kerja puskesmas

adalah meliputi:

a. Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh masing-masing kategori SDM.

Kegiatan pokok adalah kumpulan berbagai jenis kegiatan sesuai standar

pelayanan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk menghasilkan

pelayanan kesehatan/medik yang dilaksanakan oleh SDM kesehatan dengan

kompetensi tertentu.

Langkah selanjutnya untuk memudahkan dalam menetapkan beban kerja

masing-masing kategori SDM, perlu disusun kegiatan pokok serta jenis

kegiatan pelayanan yang berkaitan langsung/tidak langsung dengan

pelayanan kesehatan perorangan.

b. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok.

Rata-rata waktu adalah suatu waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

suatu kegiatan pokok oleh masing-masing kategori SDM pada tiap unit

kerja. Kebutuhan waktu untuk menyelesaikan kegiatan sangat bervariasi

dan dipengaruhi standar pelayanan, Standar Operasional Prosedur (SOP),

sarana dan prasarana medik yang tersedia serta kompetensi SDM.

Rata-rata waktu ditetapkan berdasarkan pengamatan dan pengalaman

selama bekerja dan kesepakatan bersama. Agar diperoleh dan rata-rata

waktu yang cukup akurat dan dapat dijadikan acuan, sebaiknya ditetapkan

berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelsaikan tiap kegiatan

Gambaran perencanaan kebutuhan...,Siti Puji Lestaari, FKM UI, 2008

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia …lib.ui.ac.id/file?file=digital/122825-S-5413-Gambaran perencanaan... · Bagan Struktur Organisasi puskesmas dan uraian tugas pokok

25

pokok oleh SDM yang memiliki kompetensi, kegiatan pelaksanaan standar

pelayanan, Standar Operasional Prosedur (SOP) dan memiliki etos kerja

yang baik.

c. Standar beban kerja per 1 tahun masing-masing kategori SDM.

Standar beban kerja adalah volume/kuantitas beban kerja selama 1 tahun

per kategori SDM.

4. Menyusun standar kelonggaran;

Penyusunan standar kelonggaran tujuannya adalah diperolehnya faktor

kelonggaran tiap kategori SDM meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu

untuk menyelesaikan suatu kegiatan yang tidak terkait langsung atau

dipengaruhi tinggi rendahnya kualitas atau jumlah kegiatan pokok/pelayanan.

Penyusunan faktor kelonggaran dapat dilaksanakan melalui pengamatan

dan wawancara kepada tiap kategori tentang:

a. Kegiatan-kegiatan yang tidak terkait langsung dengan pelayanan pada

pasien, misalnya: rapat, penyusunan laporan kegiatan, menyusun kebutuhan

obat/bahan habis pakai.

b. Frekuensi kegiatan dalam suatu hari, minggu, bulan.

c. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan.

Selama pengumpulan data kegiatan penyusunan standar beban kerja,

sebaiknya mulai dilakukan pencatatan tersendiri apabila ditemukan kegiatan

yang tidak dapat dikelompokkan atau sulit dihitung beban kerjanya karena

tidak atau kurang berkaitan dengan pelayanan pada pasien untuk selanjutnya

Standar Beban Kerja = Waktu Kerja Tersedia Waktu Rata-rata

Gambaran perencanaan kebutuhan...,Siti Puji Lestaari, FKM UI, 2008

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia …lib.ui.ac.id/file?file=digital/122825-S-5413-Gambaran perencanaan... · Bagan Struktur Organisasi puskesmas dan uraian tugas pokok

26

digunakan sebagai sumber data penyusunan faktor kelonggaran tiap kategori

SDM.

Setelah faktor kelonggaran tiap kategori SDM diperoleh, langkah

selanjutnya adalah menyusun standar kelonggaran dengan melakukan

perhitungan berdasarkan rumus berikut ini:

5. Perhitungan kebutuhan tenaga per unit kerja.

Perhitungan SDM per unit kerja tujuannya adalah diperolehnya jumlah dan

jenis/kategori SDM per unit kerja sesuai beban kerja selama 1 tahun.

Sumber data yang dibutuhkan untuk perhitungan kebutuhan SDM per unit

kerja meliputi:

a. Data yang diperoleh dari langkah-langkah sebelumnya yaitu:

1) Waktu kerja tersedia

2) Standar beban kerja dan

3) Standar kelonggaran masing-masing kategori SDM

b. Kuantitas kegiatan pokok tiap unit kerja selama kurun waktu satu tahun.

Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data kegiatan

pelayanan yang telah dilaksanakan di tiap unit kerja puskesmas selama

kurun waktu satu tahun.

Standar Kelonggaran = Rata-rata Waktu Per Faktor Kelonggaran

Waktu Kerja Tersedia

Kebutuhan SDM = Kuantitas Kegiatan Pokok + Standar Kelonggaran Standar Beban Kerja

Gambaran perencanaan kebutuhan...,Siti Puji Lestaari, FKM UI, 2008

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia …lib.ui.ac.id/file?file=digital/122825-S-5413-Gambaran perencanaan... · Bagan Struktur Organisasi puskesmas dan uraian tugas pokok

27

2.5 Puskesmas

2.5.1 Pengertian Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota

yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

wilayah kerja.

1. Unit pelaksana teknis

Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota,

puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis

operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana

tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.

2. Pembangunan kesehatan

Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh

bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang optimal.

3. Pertanggungjawaban penyelenggaraan

Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan

kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan di wilayah

kabupaten/kota, sedangkan puskesmas bertanggung jawab hanya untuk

sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas

kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.

4. Wilayah kerja

Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan.

Tetapi, apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka

Gambaran perencanaan kebutuhan...,Siti Puji Lestaari, FKM UI, 2008

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia …lib.ui.ac.id/file?file=digital/122825-S-5413-Gambaran perencanaan... · Bagan Struktur Organisasi puskesmas dan uraian tugas pokok

28

tanggung jawab wilayah kerja dibagi antarpuskesmas, dengan

memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW).

Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab

langsung kepada dinas kesehatan kabupaten/kota (Depkes RI, 2004).

2.5.2 Visi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah

tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan

Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai

melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam

lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk

menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta

memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator Kecamatan Sehat

yang ingin dicapai mencapai 4 indikator utama yakni (1) lingkungan sehat, (2)

perilaku sehat, (3) cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu serta (4) derajat

kesehatan penduduk kecamatan.

Rumusan visi untuk masing-masing puskesmas harus mengacu pada visi

pembangunan kesehatan puskesmas di atas yakni terwujudnya Kecamatan

Sehat yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta

wilayah kecamatan setempat (Depkes RI, 2004).

2.5.3 Misi Puskesmas

Misi Pembangunan Kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas

adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi

tersebut adalah:

Gambaran perencanaan kebutuhan...,Siti Puji Lestaari, FKM UI, 2008

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia …lib.ui.ac.id/file?file=digital/122825-S-5413-Gambaran perencanaan... · Bagan Struktur Organisasi puskesmas dan uraian tugas pokok

29

1. Menyelenggarakan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah

kerjanya

Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang

diselenggarakan di wilayah kerjanya agar memperhatikan aspek kesehatan,

yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap

lingkungan dan perilaku masyarakat.

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di

wilayah kerjanya

Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang

bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan

melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian

untuk hidup sehat.

3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan

yang sesuai dengan standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan

pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan

dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan

masyarakat beserta lingkungannya

Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan,

mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan

perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan yang bertempat

tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan

Gambaran perencanaan kebutuhan...,Siti Puji Lestaari, FKM UI, 2008

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia …lib.ui.ac.id/file?file=digital/122825-S-5413-Gambaran perencanaan... · Bagan Struktur Organisasi puskesmas dan uraian tugas pokok

30

kemajuan ilmu di teknologi kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan

dan peningkatan yang dilakukan puskesmas mencakup pula aspek

lingkungan dari yang bersangkutan (Depkes RI, 2004).

2.5.4 Tujuan Puskesmas

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas

adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat

2010 (Depkes RI, 2004).

2.5.5 Fungsi Puskesmas

1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan

Puskesmas selalu berupaya mengerakkan dan memantau penyelenggaraan

pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di

wilayah kerjanya sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan

kesehatan. Di samping itu, puskesmas aktif memantau dan melaporkan

dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan

kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan

pemeliharaan kesehatan dari pencegahan penyakit tanpa mengabaikan

penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

2. Pusat Pemberdayaan Kesehatan

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,

keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran,

kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk

Gambaran perencanaan kebutuhan...,Siti Puji Lestaari, FKM UI, 2008

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia …lib.ui.ac.id/file?file=digital/122825-S-5413-Gambaran perencanaan... · Bagan Struktur Organisasi puskesmas dan uraian tugas pokok

31

hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan

termasuk sumber pembiayaannya serta ikut menetapkan, menyelenggarakan

dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan,

keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan

kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.

3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan

tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab

puskesmas meliputi:

a. Pelyanan Kesehatan Perorangan

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi

(private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan

pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan

kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut

adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat

inap.

b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik

(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan

kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan

penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat

tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit,

penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan

Gambaran perencanaan kebutuhan...,Siti Puji Lestaari, FKM UI, 2008

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia …lib.ui.ac.id/file?file=digital/122825-S-5413-Gambaran perencanaan... · Bagan Struktur Organisasi puskesmas dan uraian tugas pokok

32

keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai

program kesehatan masyarakat lainnya (Depkes RI, 2004).

2.5.6 Kegiatan Pokok Puskesmas

Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-beda,

kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh sebuah puskesmas akan berbeda pula.

Namun demikian, kegiatan pokok puskesmas yang seharusnya dilaksanakan

adalah sebagai berikut: kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana,

peningkatan gizi, kesehatan lingkungan, pencegahan dan pemberantasan

penyakit khususnya melalui program imunisasi dan pengamatan penyakit,

penyuluhan kesehatan, pengobatan termasuk penanggulangan kecelakaan,

perawatan kesehatan, kesehatan kerja, kesehatan sekolah dan olahraga,

kesehatan gigi dan mulut, mata dan jiwa, pemeriksaan laboratorium sederhana,

kesehatan usia lanjut, pembinaan pengobatan tradisional dan pencatatan dan

pelaporan dalam rangka informasi kesehatan (Ilyas, 2002).

Gambaran perencanaan kebutuhan...,Siti Puji Lestaari, FKM UI, 2008

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia …lib.ui.ac.id/file?file=digital/122825-S-5413-Gambaran perencanaan... · Bagan Struktur Organisasi puskesmas dan uraian tugas pokok

33

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep pada penelitian ini menggunakan pendekatan sistem yang

terdiri dari komponen input, proses dan output (Azwar, 1996). Komponen input

adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk dapat berfungsinya suatu sistem yang

berisi: tim perencana, anggaran, alat dan bahan, metode serta mesin. Metode dalam

input ini ada dua, yakni metode Dinas Kesehatan Kota Bekasi dan metode WISN.

Komponen proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem

yang berguna untuk mengubah input menjadi output. Komponen proses pada

penelitian ini meliputi enam fungsi, yaitu perencanaan (planning), penganggaran

(budgeting), pelaksanaan (actuating), pengendalian (controlling),

pengkoordinasian (coordinating) dan evaluasi (evaluation). Komponen adalah

kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam

sistem. Outputnya adalah gambaran perencanaan kebutuhan tenaga dokter umum

dan dokter gigi puskesmas di Kota Bekasi tahun 2008 yang dilakukan oleh Dinas

Kota Bekasi. Selain itu, Hasil dari perhitungan dengan metode WISN akan

dijadikan rekomendasi untuk Dinas Kesehatan Kota Bekasi. Kerangka konsep ini

bisa dilihat melalui bagan berikut ini:

Gambaran perencanaan kebutuhan...,Siti Puji Lestaari, FKM UI, 2008

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia …lib.ui.ac.id/file?file=digital/122825-S-5413-Gambaran perencanaan... · Bagan Struktur Organisasi puskesmas dan uraian tugas pokok

34

3.2 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Input 1. Tim Perencana Kelompok atau regu penyusun

perencanaan kebutuhan tenaga dokter umum dan dokter gigi puskesmas di Kota Bekasi

wawancara mendalam

pedoman wawancara mendalam

2. Anggaran Biaya yang digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan dokter umum dan dokter gigi puskesmas di Kota Bekasi

wawancara mendalam

pedoman wawancara mendalam

3. Alat dan Bahan Alat adalah sesuatu yang digunakan untuk membantu membantu tim perencana dalam merencanakan kebutuhan tenaga dokter umum dan dokter gigi puskesmas di Kota Bekasi. Bahan adalah dasar yang dijadikan keterangan sebagai dasar kajian dan informasi untuk perencanaan kebutuhan tenaga dokter umum dan dokter gigi puskesmas di Kota Bekasi berupa data-data.

wawancara mendalam

pedoman wawancara mendalam

4. Metode a. Metode Dinas

Kesehatan Kota Bekasi

a. Suatu cara perhitungan yang digunakan oleh tim perencana dari Dinas Kesehatan untuk mendapatkan jumlah kebutuhan tenaga dokter umum dan dokter gigi puskesmas di Kota Bekasi.

wawancara mendalam dan telaah dokumen

pedoman wawancara mendalam dan pedoman telaah dokumen

Input

1. Tim Perencana

2. Anggaran

3. Alat dan Bahan

4. Metode

5. Mesin

Output

1. Gambaran perencanaan kebutuhan tenaga dokter umum dan dokter gigi puskesmas di Kota Bekasi.

2. Analisis kebutuhan tenaga dokter umum dan dokter gigi pada tiga puskesmas di Kota Bekasi tahun 2008.

Proses 1. Perencanaan

2. Penganggaran

3. Pelaksanaan

4. Pengendalian

5. Pengkoordinasian

6. Evaluasi

Gambaran perencanaan kebutuhan...,Siti Puji Lestaari, FKM UI, 2008

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia …lib.ui.ac.id/file?file=digital/122825-S-5413-Gambaran perencanaan... · Bagan Struktur Organisasi puskesmas dan uraian tugas pokok

35

No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur

b. Metode Workload Indicator Staff Need (WISN)

b. Suatu cara perhitungan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan pada beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori SDM kesehatan pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan.

wawancara mendalam dan telaah dokumen

pedoman wawancara mendalam dan pedoman telaah dokumen

5. Mesin Alat elektronik yang digunakan untuk kegiatan operasional perencanaan kebutuhan tenaga dokter umum dan dokter gigi di puskesmas Kota Bekasi.

wawancara mendalam

pedoman wawancara mendalam

Proses 1. Perencanaan Penentuan langkah-langkah yang

memungkinkan Dinas Kesehatan Kota Bekasi mencapai tujuannya.

wawancara mendalam

pedoman wawancara mendalam

2. Penganggaran Kegiatan menentukan anggaran yang digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan dokter umum dan dokter gigi puskesmas di Kota Bekasi.

wawancara mendalam

pedoman wawancara mendalam

3. Pelaksanaan Kegiatan melaksanakan perencanaan kebutuhan tenaga dokter umum dan dokter gigi puskesmas di Kota Bekasi.

wawancara mendalam

pedoman wawancara mendalam

4. Pengendalian Suatu aktivitas menilai kinerja tim perencana kebutuhan tenaga dokter umum dan dokter gigi puskesmas di Kota Bekasi berdasarkan standar yang telah ditetapkan untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan.

wawancara mendalam

pedoman wawancara mendalam

5. Pengkoordinasian Memastikan kegiatan perencanaan kebutuhan tenaga dokter umum dan dokter gigi puskesmas di Kota Bekasi berlangsung secara harmonis dalam mencapai tujuannya.

wawancara mendalam

pedoman wawancara mendalam

6. Evaluasi Menilai seberapa jauh Dinas Kesehatan Kota Bekasi telah mencapai tujuan organisasi

wawancara mendalam

pedoman wawancara mendalam

Output 1. Gambaran

perencanaan kebutuhan tenaga dokter umum dan dokter gigi puskesmas di Kota Bekasi.

Jumlah tenaga dokter umum dan dokter gigi puskesmas di Kota Bekasi yang terangkum dalam Format Ketenagaan Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Bekasi.

wawancara mendalam dan telaah dokumen

pedoman wawancara mendalam dan pedoman telaah dokumen

2. Analisis kebutuhan tenaga dokter umum dan dokter gigi dengan metode WISN pada tiga puskesmas di Kota Bekasi tahun 2008.

Mengkaji hasil perhitungan kebutuhan tenaga dokter umum dan dokter gigi dengan metode WISN pada tiga puskesmas di Kota Bekasi.

wawancara mendalam dan telaah dokumen

pedoman wawancara mendalam dan pedoman telaah dokumen

Gambaran perencanaan kebutuhan...,Siti Puji Lestaari, FKM UI, 2008