BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan...

75
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang sifatnya unik hanya dilakukan satu kali dan dibatasi oleh sumber daya dalam waktu terbatas. Didalam rangkaian kegiatan proyek kontstruksi tersebut, terdapat proses yang berfungsi untuk mengolah sumber daya (resources), sehingga dapat menjadi suatu hasil kegiatan yang menghasilkan sebuah karya berupa bangunan. Pengelolaan proyek konstruksi menjadi semakin kompleks karena banyaknya pihak yang berinteraksi di dalamnya serta semakin tingginya tuntutan terhadap kualitas, kenyamanan, keamanan, estetika, dan keberlanjutan proyek itu sendiri. Dilihat dari aspek-aspek pada proyek konstruksi, terdapat fungsi pada tahapan perencanaan, organisasi, pelaksanaan, dan pengawasan. Semua fungsi dari komponen tersebut harus diterapkan kepada semua tahapan yang ada pada proyek konstruksi, karena proyek konstruksi adalah salah satu pekerjaan yang paling berisiko dan berbahaya di antara sektor pekerjaan lainnya. Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan antara lain menyangkut aspek keselamatan kerja dan lingkungan. Kegiatan proyek konstruksi memiliki karakteristik antara lain : bersifat sangat kompleks, multi disiplin ilmu, melibatkan banyak unsur tenaga kerja kasar dan berpendidikan relatif rendah, masa kerja terbatas, intensitas kerja yang tinggi, tempat kerja (terbuka, tertutup, lembab, kering, panas, berdebu, kotor), menggunakan beragam jenis peralatan kerja, teknologi, kapasitas, material dan lain lain (Winjani,2010).

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proyek Konstruksi

Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang sifatnya unik

hanya dilakukan satu kali dan dibatasi oleh sumber daya dalam waktu terbatas.

Didalam rangkaian kegiatan proyek kontstruksi tersebut, terdapat proses yang

berfungsi untuk mengolah sumber daya (resources), sehingga dapat menjadi suatu

hasil kegiatan yang menghasilkan sebuah karya berupa bangunan. Pengelolaan

proyek konstruksi menjadi semakin kompleks karena banyaknya pihak yang

berinteraksi di dalamnya serta semakin tingginya tuntutan terhadap kualitas,

kenyamanan, keamanan, estetika, dan keberlanjutan proyek itu sendiri.

Dilihat dari aspek-aspek pada proyek konstruksi, terdapat fungsi pada

tahapan perencanaan, organisasi, pelaksanaan, dan pengawasan. Semua fungsi

dari komponen tersebut harus diterapkan kepada semua tahapan yang ada pada

proyek konstruksi, karena proyek konstruksi adalah salah satu pekerjaan yang

paling berisiko dan berbahaya di antara sektor pekerjaan lainnya.

Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan

antara lain menyangkut aspek keselamatan kerja dan lingkungan. Kegiatan proyek

konstruksi memiliki karakteristik antara lain : bersifat sangat kompleks, multi

disiplin ilmu, melibatkan banyak unsur tenaga kerja kasar dan berpendidikan

relatif rendah, masa kerja terbatas, intensitas kerja yang tinggi, tempat kerja

(terbuka, tertutup, lembab, kering, panas, berdebu, kotor), menggunakan beragam

jenis peralatan kerja, teknologi, kapasitas, material dan lain lain (Winjani,2010).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

9

2.2 Manajemen K3

Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan

pengarahan kepada suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan

organisasional dengan maksud yang nyata (real), proses yang terdiri dari

rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan

pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menetukan dan mencapai tujuan

yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia (human

resources), dan sumberdaya lainnya.

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (MK3) adalah bagian

dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,

perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber

daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian,

pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang

berkaitan dengan kegiatan kerja, guna terciptanya tempat kerja yang aman,

efisien dan produktif (Djoko, 2007).

Menurut Adityanto (2012) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

dapat diartikan sebagai 2 pengertian :

1. Secara Filosofis

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu pemikiran atau

upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun

rohani, tenaga kerja pada khususnya dan masyarakat pada umumnya terhadap

hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera.

2. Secara Keilmuan

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

10

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan ilmu pengetahuan

dan segala penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya

kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Pada dasarnya secara umum sistem dari Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (MK3) mengandung 6 dasar elemen utama Occupational

Health and Safety Assessment (OHSAS 18001) sebagai berikut :

a. Kebijakan K3 (Safety and health policy)

b. Perencanaan (Planning)

c. Penerapan dan operasional (Implementation and operation)

d. Pemeriksaan dan tindakan perbaikan (Checking and corrective action)

e. Tinjauan manajemen (Management review)

f. Perubahan perbaikan berkelanjutan (Continual improvement)

Perbaikan Berkelanjutan

(Continual Improvement)

Kebijakan (Policy)

Perencanaan (Planning)

Penerapan dan Operasional

(Implementation and Operation)

Pemeriksaan dan Tindakan

(Checking and CorrectiveAction)

Tinjauan Manajemen

(Management Review)

Gambar 2.1

Bagan Elemen Kesuksesan K3 (OHSAS 18001:1999)

(Sumber: Departemen PU, 2007)

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

11

Lima (5) Prinsip dasar pelaksanaan MK3 sesuai tentang pedoman pada

penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

menurut Permennaker No.:5/MEN/1996. Terdiri dari :

a. Penetapan Komitmen dan Kebijakan K3

b. Perencanaan (Pemenuhan Kebijakan, Tujuan dan Sasaran Penerapan K3)

c. Penerapan Rencana K3 secara Efektif dengan Mengembangkan Kemampuan

dan Mekanisme Pendukung yang Diperlukan untuk Mencapai Kebijakan,

Tujuan dan Sasaran K3

d. Pengukuran, Pemantauan, dan Pengevaluasian Kinerja K3

e. Peninjauan Secara Teratur dan Peningkatan Penerapan SMK3 secara

berkesinambungan.

2.2.1 Komitmen Manajemen

Menurut Djoko (2007) komitmen merupakan landasan utama konsep

penerapan sistim Manajemen K3. Komitmen yang berupa kebijakan dan arahan

dalam penerapan K3 di Perusahaan, komitmen pimpinan tentunya termasuk

kesediaannya menyiapkan organisasi K3, SDM K3 dan anggaran K3 yang

dituangkan dalam bentuk kebijakan K3 (Safety Policy), secara umum isi dari

komitmen tersebut adalah : Landasan keberhasilan program K3 merupakan

pernyataan sikap dan dukungan manajemen terhadap program K3 dalam

perusahaannya serta mengikat semua pihak terkait (stakeholder), meliputi

manajemen, karyawan, pemegang saham, pelanggan dan masyarakat luas.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

12

2.2.2 Motivasi

Menurut Winjani (2010) menyebutkan bahwa penyebab dari motor

penggerak adalah : prestasi yang diukir, penghargaan yang diperoleh, tantangan

tugas, tanggung jawab, pengembangan, keterlibatan, kesempatan, dan balas jasa,

imbalan berupa gaji atau upah merupakan salah satu dari imbalan yang akan

diperoleh melalui kegiatan bekerja, imbalan tersebut dapat dijadikan motivasi

kepada pekerja agar pekerja bekerja dengan kinerja tinggi. Akan tetapi jika upah

tersebut tidak dipenuhi, maka akan muncul pertentangan yang kadangkala timbul

gejala berupa konflik bahkan hingga memburuknya kesehatan fisik dan mental.

Teori Herzberg pun menyatakan tingginya motivasi kerja dipengaruhi oleh

faktor ekstrinsik seperti, kondisi kerja, gaya kepimimpinan, hubungan antar

pribadi, dan supervise, apabila faktor- faktor ekstrinsik ini tidak dipenuhi maka,

akan berpengaruh pada motivasi kerja. Disebutkan bahwa adanya motivasi dalam

diri karyawan yang tinggi maka perilaku pada saat bekerja akan menjadi selamat,

tetapi jika pekerja mempunyai motivasi dalam diri yang rendah, maka secara

langsung perilaku pada saat bekerja akan menjadi tidak selamat (Winjani,2010).

2.2.3 Kewenangan

Kewenangan adalah kuasa untuk membuat keputusan, menunjuk,

memerintah dan melimpahkan tanggung jawab kepada personel. Organisasi harus

menentukan aturan main, kewenangan dan otoritas para personil yang akan

mengatur, menjalankan dan memantau aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan

risiko K3 dalam kaitannya dengan aktifitas, fasilitas dan proses dalam organisasi

secara keseluruhan. Hal-hal tersebut harus ditetapkan, didokumentasikan dan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

13

dikomunikasikan. Penanggung jawab tertinggi dalam K3 adalah top management.

Bila organisasi berupa perusahaan berskala besar, mempunyai anak-anak

perusahaan maka yang dimaksud top management harus didefinisikan dengan

jelas. Manajemen organisasi harus menyediakan sumber daya utama, termasuk

didalamnya sumber daya manusia, spesialis-spesialis, teknologi maupun keuangan

dalam rangka pelaksanaan, kontrol dan perbaikan manajemen K3 (Djoko,2007).

Menurut Andhika (2012) menjelaskan bahwa peran tenaga ahli untuk

mengembangkan, menerapkan dan memelihara cara kerja, prosedur, sistim,

pengamanan dan standar dalam menghilangkan, mengendalikan dan mengurangi

bahaya kecelakaan kerja terhadap personel, prasarana, lingkungan, dan SDM K3.

Maka penanggung jawab K3 dalam manajemen organisasi harus mempunyai

aturan main, tanggung jawab dan wewenang dalam rangka :

a. Menjamin bahwa persyaratan-persyaratan dalam sistem manajemen K3

dibangun, diterapkan dan dipelihara sesuai dengan spesifikasi dalam

OHSAS

b. Menjamin bahwa laporan performance sistim manajemen K3

disampaikan kepada top management dalam rangka evaluasi dan sebagai

dasar perbaikan sistim manajemen K3. Pada dasarnya Keselamatan dan

Kesehatan kerja (K3) adalah tanggung jawab setiap pekerja yang ada

dilapangan proyek konstruksi,namun secara matrik kewenangan harus

diberikan kepada seseorang yang memiliki pengalaman dan bisa bertindak

sebagai Project Safety Officer. Kewenangan yang diberikan secara

perseorangan contohnya seseorang dapat memberhentikan pekerjaan jika

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

14

menurutnya pekerjaan tersebut dilaksanakan tidak aman dan tidak

memenuhi Rencana Keselamatan & Kesehatan Kerja

2.3 Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pada setiap kegiatan proyek konstruksi selalu ditandai dengan keterlibatan

sumber daya, seperti bermacam-macam material, peralatan, serta tenaga kerja

yang berkompeten maupun non kompeten. Sehingga sangatlah mungkin jika

terjadi kesalahan-kesalahan yang dapat mengakibatkan gangguan keselamatan dan

kesehatan kerja. Maka pada program pelaksanaan proyek yang ditangani harus

memperhitungkan dan melaksanakan tindakan kehati-hatian yaitu tindakan

keselamatan dan kesehatan kerja.

Rencana Keselamatan & Kesehatan Kerja adalah kunci sebagai acuan

kinerja dalam keamanan pekerjaan pada proyek konstruksi yang ingin melindungi

para pekerjanya, personel yang ada dilapangan, seperti peraturan umum yang

memberikan petunjuk bagaimana mengurangi kecelakaan dan memberikan

perlindungan terhadap aset/properti. Perencanaan K3 meliputi :

a. Identifikasi bahaya (hazard identification), penilaian dan pengendalian risiko

(risk assessment and risk control) yang dapat diukur

b. Pemenuhan terhadap peraturan perundangan dan persyaratan lainnya

c. Penentuan tujuan dan sasaran

d. Program kerja secara umum dan program kerja secara khusus

e. Indikator kinerja sebagai dasar penilaian kinerja K3.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

15

2.3.1 Persyaratan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dalam perencanaan K3 haruslah memenuhi terhadap kebijakan/ policy

yang ditetapkan, yang memuat tujuan, sasaran dan indikator kinerja, penerapan

K3 dengan mempertimbangkan telaah awal sebagai bagian dalam

mengidentifikasi potensi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian risiko atas

permasalahan K3 yang ada dalam perusahaan atau di proyek tempat kegiatan

kerja konstruksi berlangsung.

Menurut Departemen Pekerjaan Umum (2007) dalam modul pelatihan

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja mengidentifikasi potensi

bahaya yang ada serta tantangan yang dihadapi akan sangat mempengaruhi dalam

menentukan kondisi perencanaan K3 perusahaan/proyek. Untuk hal tersebut

haruslah ditentukan oleh pokok dalam perusahaan/proyek dalam identifikasi

bahaya meliputi :

- Frekuensi dan tingkat keparahan Kecelakaan Kerja

- Kecelakaan Lalu Lintas

- Kebakaran dan Peledakan

- Keselamatan Produk (Product Safety)

- Keselamatan Kontraktor

- Emisi dan Pencemaran Udara

- Limbah Industri

Sasaran Penerapan dari manajemen K3 sendiri meliputi; sumber daya

manusia, sistem prosedur, sarana dan fasilitas, pencapaian prespektif di

Lingkungan internal dan ekternal serta pemberdayaan. Dalam menetapkan tujuan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

16

dan sasaran kebijakan/policy keselamatan dan kesehatan kerja organisasi harus

menggunakan indikator kinerja yang dapat diukur sebagai dasar penilaian kinerja

keselamatan dan kesehatan kerja, yang sekaligus merupakan informasi mengenai

keberhasilan pencapaian dari manejemen K3.

Menentukan program umum yang didalamnya memuat strategi pencapaian

penerapan manajemen K3, secara detail program dapat di aplikasikan dalam

bentuk prosedur dan petunjuk kerja, semua ini ditujukan untuk memudahkan

dalam menerapkan dan mengembangkan sistim K3 untuk setiap kegiatan operasi

sebagai pedoman keselamatan kerja, bekerja secara aman dan yang akan

berpengaruh meningkatnya produktifitas kerja, penyusunan elemen K3

disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing organisasi berdasarkan hasil telaah

awal dan penetapan tujuan objektif yang ingin dicapai.

Penyusunan elemen-elemen K3 dalam program disesuaikan dengan sistem

manajemen K3 yang hendak dijalankan, dapat menggunakan atau memilih acuan

atau undang-undang/peraturan/standar yang telah dijelaskan sebagai referensi.

Maka sistem yang dijalankan harus memenuhi 12 elemen K3 operasional,

diantaranya adalah :

a. Pembangunan dan Pemeliharaan Komitmen

b. Pendokumentasian Strategi

c. Peninjauan Ulang Perancangan (Desain) dan Kontrak

d. Pengendalian Dokumen dan Data K3

e. Pembelian

f. Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

17

g. Pengembangan Ketrampilan dan Kemampuan

h. Komunikasi dan Pelaporan

i. Pengelolaan Material

j. Standar Pemantauan

k. Audit internal SMK3

l. Tinjauan Manajemen

Dari ke 12 elemen K3 operasional itu dasar penyusunan program

pelaksanaan yang dimulai dari perencanaan penerapan K3 melalui identifikasi

bahaya sampai dengan penerapan dan pengendalian operasi yang harus

dijalankan. Sistem dan prosedur yang harus disiapkan termasuk petunjuk kerja

meliputi seluruh aspek kegiatan sesuai dengan tingkatan kegiatan yang ada

dilapangan, antara lain :

- Prosedur kerja aman (Safe Working Practices).

- Prosedur kebersihan dan penyelamatan lingkungan.

- Prosedur penyelamatan keadaan darurat.

- Prosedur kesehatan kerja.

- Prosedur penanggulangan kebakaran.

- Prosedur pemenuhan sarana dan fasifitas.

- Petunjuk kerja ijin kerja ruang terbatas dan tertutup.

- Prosedur Identifikasi Bahaya (Hazards identification).

- Prosedur Pembinaan dan Pelatihan (Safety Training & Education).

- Petunjuk Kerja Evaluasi Keselamatan Proyek (Project Safety Review).

- Petunjuk penggunaan Alat Keselamatan (Safety Equipment).

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

18

- Prosedur pengelolaan Keselamatan Lalu Lintas Jalan (Traffic Safety).

- Petunjuk Kerja Inspeksi K3 (Safety Inspection).

- Prosedur Penyelidikan Kecelakaan (Incident Investigation).

- Prosedur Pengelolaan Limbah (Waste Management).

- Petunjuk Kerja Sistim Pelaporan K3 (Safety Reporting Systems).

- Prosedur Audit K3 (Safety Audit).

2.3.2 Pelaksanaan Teknis Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Untuk mewujudkan pelaksanaan dari rencana program K3 harus adanya

upaya-upaya dalam tindakan pada proses pelaksanaan yang berkelanjutan

(Khurnia, 2012). Upaya-upaya berikut dapat seperti :

1. Alat Pelindung Diri (APD)

Mempersiapkan peralatan/alat pelindung diri guna mengurangi cidera dan

mencegah timbulnya penyakit akibat kerja. Contohnya: Topeng gas/masker,

pelindung badan/jacket, sepatu yang sesuai, helem, sarung tangan, kaca mata dan

sebagainya.

2. Peralatan K3

Atas dasar memperhitungkan kekuatan dari metode kerja dan kebutuhan

peralatan yang akan digunakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan agar

dipersiapkan. Contohnya : Penahan dinding galian, alat pemadam kebakaran,

jaring net, alat peringatan tanda bahaya dan lain sebagainya.

3. Peninjauan ulang kontrak, pembelian dan peralatan konstruksi

Pengadaan barang dan jasa harus ditinjau ulang untuk memastikan dan

menjamin kemampuan organisasi dalam memenuhi persyaratan-persyaratan K3

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

19

yang ditentukan serta pada setiap pembelian barang dan jasa termasuk didalamnya

prosedur pemeliharaan barang harus terintegrasi dalam strategi penanganan

pencegahan risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Dalam pembelian harus

menjamin agar produk barang dan jasa serta mitra kerja perusahaan memenuhi

persyaratan K3 agar dipastikan pada saat penerimaan barang dan jasa di tempat

kerja organisasi harus dapat menjelaskan kepada semua pihak yang akan

menggunakan barang dan jasa tersebut mengenai identifikasi bahaya, penilaian

dan pengendalian risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi.

4. Komunikasi K3

Komunikasi dua arah yang efektif dan pelaporan rutin merupakan sumber

penting pelaksanaan K3, semua kegiatan ini harus didokumentasikan, prosedur

yang ada harus dapat menjamin pemenuhan kebutuhan tersebut seperti hasil

pelaksanaan K3, pemantauan, audit dan tinjauan ulang manajemen kesemua pihak

yang mempunyai tanggung jawab dalam kinerja K3. Melakukan identifikasi dan

menerima informasi K3 yang terkait dari luar perusahaan dan menjamin informasi

yang terkait dikomunikasikan kepada orang- orang yang membutuhkannya. Tipe

komunikasi ini dapat melingkupi jangkauan kegiatan yang luas seperti :

-Tanda dan penghalang

-Papan Buletin

-Tool box meeting

-Rapat awal Indoktrinasi K3

-Patroli keselamatan & kesehatan kerja

-Buletin individu untuk hal khusus

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

20

5. Training & Pelatihan

Organisasi harus menyediakan Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan

dana yang memadai untuk menjamin pelaksanaan K3 sesuai dengan persyaratan

sistem K3 yang ditetapkan. Dalam memenuhi ketentuan tersebut, organisasi harus

membuat prosedur dan menyediakan biaya, sehingga dapat dipantau

keefektifannya sesuai dengan tingkat keperluannya.

Pengurus organisasi harus mempunyai dan menjamin kompetensi kerja

serta pelatihan setiap tenaga kerja yang cukup dalam rangka menjalankan

tugasnya dalam unit-unit kerja yang terkait dengan K3. Kompetensi harus

didefinisikan sesuai dengan pendidikan, pelatihan dan pengalaman. Organisasi

harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk menjamin karyawan-

karyawannya bekerja pada fungsi-fungsi dan level yang relevan, dalam kaitan

dengan menjamin kesesuaian sistem yang dijalankan dengan kebijakan, prosedur

dan persyaratan-persyaratan dalam sistim serta konsekuensi K3, baik aktual

maupun potensial dalam menjalankan aktifitas kerja.

6. Inspeksi dan Perbaikan K3

Organisasi harus menetapkan inspeksi, pengujian dan pemantauan

berkaitan dengan tujuan dan sasaran K3 yang ditetapkan, frekuensi inspeksi,

pengujian dan pemantauan harus disesuaikan dengan obyeknya. Personel yang

terlibat mempunyai kompetensi cukup pengalaman, catatan, rekaman hasil

inspeksi, pengujian, dan pemantauan dipelihara dan tersedia dengan baik bagi

tenaga kerja, kontraktor yang terkait dan manajemen. Tindakan perbaikan segera

dilakukan atas ketidaksesuaian yang ditemukan saat inpeksi, pengujian dan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

21

pemantauan, penyelidikan yang memadai harus dilakukan untuk menemukan

permasalahan dari suatu insiden.

7. Prosedur Pemeriksaan

Prosedur pemeriksaan dapat berupa inspeksi dan audit yang bersifat

internal, pemeriksaan harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi

di bidang K3, khususnya K3 dibidang pekerjaan konstruksi. Pemeriksaan yang

bersifat inspeksi dapat dilaksanakan secara harian (daily), mingguan (weekly),

bulanan (monthly), yang harus dijalankan secara tetap dan kontinyu untuk

mempertahankan hasil yang telah dicapai.

Pemeriksaan yang bersifat audit tentunya dilaksanakan secara berkala tiap

2 (tiga) bulan sekali atau 6 (enam) bulan sekali, ketentuan ini berlaku mengikuti

standar/ketentuan audit yang diberlakukan pada umumnya oleh badan internal

organisasi dan/atau badan auditor.

Pemeriksaan dilaksanakan oleh petugas yang mempunyai kompetensi di

bidang kerjanya dan mendapat pengesahan serta verifikasi oleh petugas yang

mempunyai kompetensi K3 atau yang diberi kewenangan akan hal ini dalam

bidang K3. Kegiatan pemeriksaan dapat dimulai dari pengendalian kegiatan pada

material dan pergudangan (logistic) termasuk juga dalam penerimaan akan

barangmasuk, penyimpanan/penempatan, pengambilan/pengeluaran/pemindahan,

pemasangan, pemeliharan, pengelolaan peralatana konstruksi dan fasilitas

pekerjaan konstruksi lainnya serta penanganan kesehatan dan tingkungan,

semuanya ini harus dipastikan terintegrasi dalam strategi pencegahan risiko

kecelakaan yang akan terjadi dan/atau penyakit akibat kerja

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

22

Pemeriksaan yang bersifat inspeksi maupun audit keduanya mempunyai

sifat yang sama yakni, untuk memastikan bahwa penerapan dan pelaksanaan

sistim manjemen K3 telah dijalankan sesuai kaidah-kaidah/standar K3. Sedangkan

audit lebih ditekankan pada pencapaian sasaran dan target, penanganan

ketidaksesuaian (noncorforming), dan tindak lanjut hasil inspeksi.

8. Tindakan Perbaikan

Tindakan perbaikan lebih ditujukan dan bersifat memperbaiki keadaan

situasi terhadap bahaya yang akan timbul. Tindakan perbaikan yang dilaksanakan

dilapangan secara umum menjadi tanggung jawab pimpinan unit kerjanya, dan

perbaikan dapat dilakukan dengan temuan menyimpang dari ketentuan/strandar

yang ditentukan dalam sasaran dan program Kerja K3 sesuai dengan

pengembangan kondisi pekerjaan dilapangan yang sebelumnya tidak terdapat

antisipasi bahayanya atau belum ditinjau tingkat keseuaiannya, guna

penyempurnaan untuk mencegah terjadinya kesalahan penggunaan

bahan/material/prosedur opersionil sehingga mengakibatkan kecelakaan kerja

yang akan berujung pada rekomendasi hasil inspeksi, pengujian dan

commissioning yang termasuk pada pekerjaan fase pemindahan, penempatan,

pemasangan/ perakitan dan pelepasan/pembongkaran kembali.

9. Prosedur Pengendalian

Pengendalian disini maksudnya adalah untuk memantau dan mengukur

pencapaian kinerja K3, yang meliputi proses K3 didasarkan dengan adanya

kinerja masing-masing proses kegiatan dan sasaran.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

23

Pengukuran (Evaluasi) dan peningkatan kinerja K3. Pengukuran adalah

pengukuran kinerja, dilakukan didasarkan pada ketentuan yang telah ditetapkan

sebelumnya berupa parameter kinerja, cara penilaian tingkat pemahaman

pengetahuan dan partisipasi pekerja dalam kegiatan K3, termasuk partisipasi

pengunjung/tamu/subkontraktor/vendor/mitra kerja yang terkait pelaksanaan kerja

konstruksi dilapangan, statistik angka insiden/kecelakaan tingkat keparahan dan

frekuensi insiden ataupun kecelakaan, termasuk jumlah jam kerja yang hilang.

10. Pengendalian Administratif

Prosedur dan instruksi kerja yang dibuat harus mempertimbangkan segala

aspek K3 pada setiap tahapan, rancangan tinjauan ulang prosedur dan instruksi

kerja harus dibuat oleh personel yang mempunyai kompetensi kerja dengan

melibatkan pelaksana yang terkait. Dalam hal ini personel yang melaksanakan

harus diberikan pelatihan agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang

pekerjaannya. Prosedur dan instruksi kerja ini juga harus ditinjau secara berkala,

untuk memastikan bahwa prosedur dan instruksi kerja tersebut terkendali sesuai

dengan perubahan keadaan yang terjadi seperti pada peraturan perundang-

undangan, peralatan, proses atau bahkan bahan baku yang digunakan.

Pemeriksaan dan operasionil (implementation and operation), umpan balik

& pengukuran kinerja (feedback from measuring performance) dan audit adalah

sebagai masukan untuk melakukan pemeriksaan dan tindakan perbaikan (checking

and corrective action) dan menghasilkan keluaran/output Tinjauan Manajemen

(menagement review) perbaikan berkelanjutan (continual improvement).

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

24

11. Siklus Penanganan K3

a. Siklus Harian K3

Siklus Harian K3 (Daily Safety Work Cycle) adalah suatu siklus aktifitas

safety yang rnempuyai periode ulang setiap hari. Aktifitas ini dilakukan oleh

kelompok-kelompok kecil pekerja yang menangani pekerjaan sejenis, dipimpin

langsung oleh kepala grup kerja.

(Sumber: Departemen PU, 2007)

b. Siklus Mingguan K3

Siklus Mingguan K3 (Weekly safety work cycle) dilakukan periodik

mingguan, biasanya pada akhir minggu. Hal ini perlu dilakukan untuk tujuan

mengevaluasi oleh manajemen proyek terhadap grup-grup kerja, menyampaikan

Safety Talk

Morning

Inspection to

start work

Final Check

Patrol,

guidance, and

supervision

Site clean up

DAILY

SAFETY

WORK

Gambar 2.2

Siklus aktifitas harian K3

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

25

informasi-informasi dari manajemen proyek kepada grup-grup kerja, serta

mengadakan interaksi satu grup kerja dengan grup kerja lainnya, sehingga akan

terjadi tukar menukar pengalaman yang diperoleh suatu grup kerja selama satu

minggu berjalan.

c. Siklus Bulanan K3

Siklus Bulanan K3 (Monthly safety work cycle) dilakukan secara

periodik bulanan, biasanya terletak pada akhir bulan. Hal ini perlu dilakukan

untuk tujuan menyampaikan informasi dari manajemen proyek kepada personil,

mengevaluasi K3 oleh manajemen proyek terhadap pelaksanaan K3 pada

proyek konstruksi selama satu bulan, serta penentuan program-program kerja

yang bersifat strategis.

12. Audit K3

Organisasi harus menyusun dan memelihara prosedur audit dan program

audit dalam rangka pemeriksaan pada sistem manajemen K3, dengan tujuan

mengetahui kesesuaian dengan sistim manajemen K3. Program audit lengkap

dengan jadwalnya yang dilaksanakan secara berkala, harus didasarkan pada hasil

dari penilaian risiko dari aktifitas organisasi dari hasil audit sebelumnya.

Pelaksanaan audit dilaksanakan secara sistimatik terhadap pekerjaan yang

menjadi obyek audit oleh personil yang mempunyai kompetensi dalam kerja

audit, dengan tujuan untuk mengetahui keefektifan sistim manjemen keselamatan

dan kesehatan kerja yang diterapkan. Prosedur audit mencakup lingkup,

frekwensi, metodologi,kompetensi, wewenang dan persyaratan-persyaratan untuk

melakukan pelaporan hasil.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

26

Frekuensi audit harus ditentukan atas hasil tinjauan ulang audit sebelumnya

oleh manajemen, rekaman hasil audit ini harus disebar luaskan ke unit-unit yang

terkait dengan observasi audit. Hal ini guna memastikan agar tidak akan terjadi

ketidaksesuaian yang sama pada unit-unit lain yang belum dilaksanakan audit,

dimana hasil audit sebelumnya menjadi acuan tindakan perbaikan dan

peningkatan pelaksanaan K3 yang berkelanjutan.

Inspeksi harian biasa dilakukan oleh safety officer tetapi yang lain juga

secara berkala melakukan inspeksi proyek untuk memenuhi rencana keselamatan

& kesehatan kerja (Safety & Health Plan) dalam hal ini mewakili Pemilik

proyek/owner, perusahaan asuransi dan dinas-dinas terkait dari instansi

pemerintahan. Seringkali dilakukan bersama dalam membantu Safety Officer

lapangan.

13. Investigasi Kecelakaan

Hal ini penting bahwa setiap kecelakaan harus di lakukan investigasi, seperti

penyebabnya, dan membuat laporan secara lengkap apa yang terjadi dan mengapa

bisa terjadi, sering dengan gambar. Laporan ini biasanya diperlukan oleh

perusahaan asuransi yang melindungi akibat adanya kerugian akan tetapi juga

penting untuk peningkatan kinerja K3 Kontraktor.

14. Fasilitas Kesehatan dan Testing Perobatan

Diperlukan pengaturan terhadap Rumah Sakit terdekat dan Dokter untuk

membantu bila terjadi kecelakaan setelah dilakukan pertolongan pertama pada

kecelakaan (P3K) di lapangan, seperti halnya menetapkan dan menyiapkan

peralatan P3K sendiri. Pada proyek konstruksi besar yang biasanya dibiayai oleh

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

27

pemerintah, memerlukan program dari beberapa jenis pengujian obat terhadap

personel sebagai persyaratan K3 (Departemen Pekerjaan Umum, 2007).

2.3.3 Output Pelaksanaan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Occupational Health and Safety Assessment (OHSAS) hasil output

dari pelaksanaan rencana dari K3 dapat memberikan efek yang positif pada

kegiatan itu sendiri antara lain :

1. Mengurangi Cidera

Rencana Keselamatan & Kesehatan Kerja di laksanakan dengan baik akan

mengurangi cidera pada tenaga kerja dan menaikan citra moril dari jumlah tenaga

kerja yang pernah terkait secara langsung maupun tidak langsung pada kegiatan

konstruksi tersebut.

2. Mengurangi Biaya Asuransi

Tingkat kecelakaan pada santunan biaya untuk pengobatan cidera merendah

yang akan berdampak mengurangi biaya premi asuransi.

3. Meningkatkan Reputasi

Pemilik proyek menjadi tertarik kepada kontraktor yang memiliki reputasi

yang baik dan bertanggung jawab terhadap seluruh pekerja yang terlibat ikut serta

dalam proyek konstruksi tersebut, pekerja juga akan cenderung menginginkan

bekerja dengan perusahaan yang mengutamakan pada Keselamatan & Kesehatan

Kerja.

4. Meningkatkan Produktivitas

Kecelakaan menghasilkan penurunan produktivitas di lapangan, yang mana

juga melemahkan keuntungan perusahaan kontraktor. Maka dari itu dengan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

28

merencanakan dan tindakan mencegah terjadinya kecelakaan seminimal mungkin

akan meningkatkan produktivitas dan keuntungan.

2.4 Kecelakaan Kerja

Menurut Australia/New Zealand Standard For Risk Management

(AS/NZS 4630) (2004) Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak diinginkan

yang berhubungan dengan pekerjaan yang dapat mengakibatkan cidera/kematian

terhadap orang, kerusakan harta benda atau terhentinya proses produksi, semua

kejadian yang tidak direncanakan dan tidak diharapkan namun berpotensial

menyebabkan cidera, kesakitan, kerusakan, atau kerugian lainnya. Kecelakaan

Kerja didefinisikan sebagai kejadian yang berhubungan dengan pekerjaan yang

dapat menyebabkan cidera atau kesakitan (tergantung dari keparahannya) kejadian

kematian atau kejadian yang dapat menyebabkan kematian. Pengertian ini

digunakan juga untuk kejadian yang dapat menyebabkan merusak lingkungan.

2.4.1 Penyebab Kecelakaan Kerja

Penyebab dari kecelakaan kerja yang terjadi di tempat bekerja pada

dasarnya dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu secara kondisi dan tindakan :

a. Kondisi berbahaya yang berkaitan dengan:

1). Mesin, peralatan, bahan, dan lain-lain.

2). Lingkungan kerja: kebisingan, penerangan, dan lain-lain.

3). Proses produksi: waktu kerja, sistem, dan lain-lain.

4). Sifat kerja.

5). Cara kerja.

b. Tindakan berbahaya yang dilatarbelakangi oleh faktor-faktor:

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

29

1) Kurangnya pengetahuan dan keterampilan.

2) Cacat tubuh yang tidak kelihatan.

3) Keletihan dan kelelahan.

4) Sikap dan tingkah laku yang tidak aman.

Menurut Winjani (2010) secara umum terdapat dua penyebab dari

terjadinya kecelakaan kerja yaitu penyebab langsung (immediate causes) dan

penyebab dasar (basic causes):

a. Penyebab Langsung

Penyebab langsung kecelakaan adalah suatu keadaan yang biasanya bisa

dilihat dan dirasakan secara langsung, dikarenakan adanya tindakan-tindakan

tidak aman (unsafe acts) dan kondisi- kondisi yang tidak aman (unsafe

conditions).

Dari beberapa hasil riset menunjukkan bahwa faktor manusia merupakan

faktor penyebab utama kecelakaan kerja yang paling sering terjadi, berdasarkan

riset tersebut, 80% kecelakaan diakibatkan oleh tindakan tidak aman (unsafe act)

yang dan 20% oleh kondisi tidak aman (unsafe condition). Jadi, dapat

disimpulkan bahwa perilaku tidak aman (unsafe act) memegang pengaruh yang

besar terhadap kecelakaan kerja dibandingkan dengan kondisi tidak aman (unsafe

condition) perilaku tidak aman (unsafe act) adalah suatu tindakan seseorang yang

menyimpang dari aturan yang sudah ditetapkan dan dapat mengakibatkan bahaya

bagi dirinya sendiri, orang lain, maupun peralatan yang ada di sekitarnya.

Pendapat lain yang berkenaan, unsafe act adalah setiap perbuatan atau kondisi

tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

30

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa unsafe act adalah semua

tindakan yang dilakukan oleh seseorang (human factor), dimana tindakan tersebut

dapat membahayakan dirinya sendiri, orang lain, peralatan maupun lingkungan

yang ada di sekitarnya.

b. Penyebab Dasar

Faktor dari kepribadian dan faktor kerja/lingkungan kerja. Faktor

manusia/pribadi, antara lain karena: kurangnya kemampuan fisik, mental dan

psikologi, kurangnya/lemahnya pengetahuan dan ketrampilan/ keahlian, stres,

motivasi yang tidak cukup/salah. Sedangkan faktor kerja/ lingkungan, antara lain

karena: tidak cukup kepimpinan atau pengawasan, tidak cukup pengetahuan, tidak

cukup pembelian/pengadaan barang, tidak cukup perawatan, tidak cukup standar-

standar kerja, penyalahgunaan.

2.4.2 Teori Kecelakaan Kerja

Terdapat sejumlah teori tentang kecelakaan. Teori tersebut memberikan

pengertian terhadap tindakan preventif dan menggambarkan semua faktor yang

berkaitan terhadap terjadinya kecelakaan atau memperkirakan dengan alasan-

alasan yang akurat kemungkinan sebuah kecelakaan akan terjadi. Beberapa teori-

teori kecelakaan adalah sebagai berikut (Colling,1990):

1. Teori Domino Heinrich

Dalam Teori Domino Heinrich, kecelakaan terdiri atas lima faktor yang

saling berhubungan: kondisi kerja, kelalaian manusia, tindakan tidak aman,

kecelakaan dan cedera. Heinrich (1931) berpendapat bahwa kecelakaan pada

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

31

pekerja terjadi sebagai rangkaian yang saling berkaitan. Mekanisme terjadinya

kecelakaan diuraikan dengan Domino Sequence berupa:

a. Ancestry and environment, yakni pada orang yang memiliki sifat tidak baik

yang diperoleh karena faktor biologi keturunan, pengaruh lingkungan dan

pendidikan, mengakibatkan seorang pekerja kurang hati-hati, dan banyak

membuat kesalahan.

b. Fault of person, merupakan rangkaian dari faktor keturunan dan lingkungan

tersebut di atas yang menjurus pada tindakan yang salah dalam melakukan

pekerjaan.

c. Unsafe act and mechanical or physical hazards, tindakan yang berbahaya

disertai bahaya mekanik dan fisik lain, memudahkan terjadinya rangkaian

berikutnya.

d. Accident, peristiwa kecelakaan yang menimpa pekerja dimana pada umumnya

disertai dengan kerugian.

e. Injury, kecelakaan mengakibatkan cedera/luka atau berat, kecacatan dan bahkan

kematian.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

32

Timeline

Gambar 2.2

Teori Domino Heinrich

(Sumber : Bhardwaj, 2010)

Kelima faktor ini tersusun layaknya kartu domino yang diberdirikan. Jika

satu kartu jatuh, maka kartu ini akan menimpa kartu lain hingga kelimanya akan

roboh secara bersama. Ilustrasi ini mirip dengan efek domino yang telah kita

kenal sebelumnya, jika satu bangunan roboh, kejadian ini akan memicu peristiwa

beruntun yang menyebabkan robohnya bangunan lain.

Menurut Heinrich (1931), kunci untuk mencegah kecelakaan adalah

dengan menghilangkan tindakan tidak aman sebagai poin ketiga dari lima faktor

penyebab kecelakaan. Menurut penelitian yang dilakukannya, tindakan tidak

aman ini menyumbang 98% penyebab kecelakaan. Dengan penjelasannya

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

33

ini,Teori Domino Heinrich menjadi teori ilmiah pertama yang menjelaskan

terjadinya kecelakaan kerja.Kecelakaan tidak lagi dianggap sebagai sekedar nasib

sial atau karena peristiwa kebetulan.

Pada tahun 1967, Birds memodifikasi teori domino Heinrich dengan

mengemukakan teori manajemen yang berisikan lima faktor dalam urutan suatu

kecelakaan, yaitu manajemen, sumber penyebab dasar, gejala, kontak, dan

kerugian. Dalam teorinya, Bird mengemukakan bahwa usaha pencegahan

kecelakaan kerja hanya dapat berhasil dengan mulai memeperbaiki manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja. Praktek di bawah standar (unsafe acts) dan

kondisi di bawah standar (unsafe conditions) merupakan penyebab langsung suatu

kecelakaan dan merupakan penyebab utama dari kesalahan manajemen.

2. Teori Swiss Cheese Model

Dalam teori ini, Reason (1990) membagi penyebab kelalaian/kesalahan

manusia menjadi 4 tingkatan diantaranya : tindakan tidak aman (unsafe acts),

pra-kondisi yang dapat menyebabkan tindakan tidak aman (preconditions for

unsafe acts), pengawasan yang tidak aman (unsafe supervision), pengaruh

organisasi (organizational influences). Berbeda dengan teori Domino Heinrich,

Swiss Cheese Model memberikan informasi perihal bagaimana suatu tindakan

tidak aman dapat terjadi. Informasi berikut, menunjukkan bagaimana terjadinya

suatu tindakan tidak aman itu, yang berasal dari manusia itu sendiri Types of

Human Errors:

1. Tindakan tidak aman (Unsafe Act) :

- Kesalahan (Errors)

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

34

- Pelanggaran (Violations)

2. Penyebab tindakan tidak aman (Preconditions for Unsafe Acts) :

- Kondisi operator (Conditions of operator)

- Kurangnya praktek dari operator (Poor practice of operator)

3. Pengawasan yang tidak aman (Unsafe Supervision) :

- Kurangnya pengawasan (Inadequate supervision)

- Perencanaan yang kurang tepat (Improper planning)

- Kesalahan yang tidak diperbaiki (Failure to correct problems)

- Pelanggaran dari pengawasan (Supervisory violation)

4. Pengaruh organisasi (Organizational Influences) :

- Iklim organisasi (Organizational climate)

- Proses organisasi (Organizzational process)

Dalam Swiss Cheese Model, berbagai macam types of human errors ini

merepresentasikan lubang pada sebuah keju. Jika keempat keju ini (unsafe act,

preconditions for unsafe acts, unsafe supervisions, and organizational influences)

sama-sama mempunyai lubang, maka kecelakaan menjadi tak terhindarkan.

Dalam berbagai aspek, teori ini mampu memberi banyak sumbangan atas

pencegahan kecelakaan kerja. Agar kecelakaan dapat dicegah, manajemen mesti

mengenali secara spesifik kemungkinan terjadinya kelalaian/kesalahan manusia

pada tiap tahapan pekerjaan yang dilakukan karyawan. Melalui pendekatan ini,

karyawan tidak lagi menjadi pihak yang dipersalahkan jika suatu kecelakaan

terjadi. Melalui Swiss Cheese Model, manajemen yang justru dituntut untuk

melakukan segala upaya yang diperlukan untuk melindungi karyawannya.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

35

3. Teori Kecelakaan Pettersen

Model ini menyertakan 2 (dua) kemungkinan penyebab kecelakaan seperti

yang dikemukakan dari teori domino: kesalahan manusia atau kesalahan sistem.

Penyebab-penyebab kecelakaan dan atau insiden dapat bersumber dari salah satu

atau keduanya. Model ini menyatakan bahwa di belakang kesalahan manusia ada

3 (tiga) kategori besar: beban yang berlebih, rangkap, dan keputusan yang keliru.

Perbedaan yang utama adalah pada kategori ketiga yaitu keputusan yang keliru.

Kategori ini mengajukan bahwa para pekerja sering melakukan kesalahan melalui

keputusan-keputusan secara sadar atau tidak sadar. Berkali-kali pekerja akan

memilih untuk mengerjakan tugas dengan tidak aman karena sederhana saja, ini

lebih masuk akal dalam situasi mereka mengerjakannya dengan tidak aman

daripada mengerjakannya dengan aman, dikarenakan tekanan dari teman, prioritas

sistem dimana mereka berada, tekanan produksi, dan lain-lain. Teori ini

mengadopsi teori Ferell yang menyertakan kesalahan sistem disamping kesalahan

manusia. Teori ini mengkategorikan tiga kelompok besar penyebab kecelakaan

yaitu overload, ergonomic, dan pengambilan keputusan yang salah. Teori ini

mengemukakan bahwa pengambilan keputusan yang salah pada suatu kondisi

yang disadari atau secara tidak sadar bertindak tidak aman.

4. Teori Loss Causation Model

Loss Causation Model berisikan petunjuk yang memudahkan

penggunanya untuk memahami bagaimana menemukan faklor penting dalam

rangka mengendalikan meluasnya kecelakaan dan kerugian termasuk persoalan

manajemen. Bird dkk. (1985) menjelaskan bahwa suatu kerugian (loss)

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

36

disebabkan oleh serangkaian faktor-faktor yang berurutan seperti yang terdapat

dalam Loss Causation Model, yang terdiri dari:

1. Kurangnya pengendalian (Lack of Control)

Pengendalian adalah salah satu faktor penting dalam mencegah terjadinya

kecelakaan. Penyebab lack of control yaitu:

a. Inadequate programe; hal ini dikarenakan program yang tidak memadai dalam

hubungannya dengan ruang lingkup.

b. Inadequate programe standards; tidak spesifiknya standar, standar kurang jelas

atau standar tidak baik.

c. Inadequate compliance -with standards; kurang patuhnya terhadap pemenuhan

standar yang sudah ditetapkan merupakan penyebab yang sering terjadi.

2. Penyebab dasar (Basic Causes):

a. Personal dari faktor kepemirnpinan atau kepengawasan.

b. Faktor pekerjaan atau tidak sesuainya desain engineering.

3. Penyebab secara langsung (Immediate Causes)

Suatu kejadian yang secara cepat memicu terjadinya kecelakaan bila kontak

dengan bahaya. Immediate causes meliputi faktor sub-standard dan faktor kondisi.

Faktor substandard diantaranya tindakan tidak aman seperti mengoperasikan unit

tanpa ijin, faktor kondisi seperti kebisingan, ventilasi iklim kerja dan lain-lain.

2.4.3 Klasifikasi Kecelakaan

Menurut International Labour Organization (ILO) (1962) sebuah badan

yang menampung isu perburuhan internasional klasifikasi kecelakaan akibat kerja

adalah sebagai berikut (Winjani, 2010) :

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

37

1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan, antara lain:

- Terjatuh

- Tertimpa benda jatuh

- Tertumbuk atau terkena benda-benda, terkecuali benda jatuh

- Terjepit oleh benda

- Gerakan-gerakan melebihi kemampuan

- Pengaruh suhu tinggi

- Terkena arus listrik

- Kontak dengan bahan-bahan yang berbahaya atau radiasi

2. Klasisfikasi menurut penyebab, antara lain:

- Mesin

- Alat angkut dan alat angkat

- Peralatan lain

- Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi

- Lingkungan kerja

3. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan, antara lain:

- Patah tulang

- Diskolasi atau keseleo

- Regang otot atau urat

- Memar dan luka dalam yang lain

- Amputasi

- Luka-luka lain

- Gegar dan remuk

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

38

- Luka bakar

- Keracunan-keracuan mendadak

- Akibat cuaca dan lain-lain

- Mati lemas

- Pengaruh arus listrik

- Pengaruh radiasi

- Luka-luka yang banyak dan berlainan sifatnya

4. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh, antara lain:

- Kepala

- Leher

- Badan

- Anggota atas

- Anggota bawah

- Banyak tempat

- Kelainan umum

2.4.4 Pencegahan Kecelakaan

Menurut Bennett dan Silalahi (1995) bahwa teknik pencegahan kecelakaan

harus didekati dengan dua aspek, yakni :

a. Aspek perangkat keras (peralatan, perlengkapan, mesin, letak, dsb).

b. Aspek perangkat lunak (manusia dan segala unsur yang berkaitan).

Kegiatan pencegahan kecelakaan dan keselamatan kerja ditindak lanjuti

dengan beberapa hal. Adapun halnya sebagai berikut :

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

39

a. Memperkecil/menekan kejadian yang membahayakan dari mesin, cara kerja,

material dan struktur perencanaan

b. Memberikan alat pengaman agar tidak membahayakan sumber daya yang ada

dalam perusahaan tersebut.

c. Memberikan pendidikan (training) kepada tenaga kerja atau karyawan tentang

kecelakaan dan keselamatan kerja.

d. Memberikan alat pelindung diri tertentu terhadap tenaga kerja

2.5 Analisis Bahaya

Peninjauan yang sistimatik terhadap proses proyek konstruksi untuk tujuan

identifikasi semua bahaya terhadap personel yang terlibat didalam pelaksanaan

konstruksi termasuk masyarakat atau pemasok barang yang keberadaanya

sebentar di lapangan. Biasanya dilaksanakan oleh tenaga ahli dibidang K3 (safety

engineer) kontraktor dengan bantuan struktur uraian pekerjaan (Work Breakdown

Structure) dan pengawasan pelaksanaan konstruksi, dimana hal ini bagian dari

identifikasi risiko. Organisasi bertanggung jawab menyusun dan memelihara

prosedur tentang perencanaanidentifikasi bahaya, penilaian risiko, pengendalian,

dan dokumentasi dalam memenuhi kebijakan K3 yang ditetapkan.

Menurut Winjani (2010) data dari Labor Occupational Health Program

(1962) menyebutkan bahwa bahaya ditempat kerja adalah segala sesuatu di tempat

kerja yang dapat malukai pekerja, baik secara fisik maupun mental.

Bahaya merupakan potensi yang dimiliki oleh bahan/ material, proses atau

cara dari pekerja yang dapat menimbulkan kerugian terhadap keselamatan dan

kesehatan jiwa seseorang. Bahaya juga merupakan suatu sumber energi yang

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

40

dapat menyebabkan terjadinya cidera pada pekerja, kerusakan pada peralatan,

lingkungan, dan struktur.

Jenis-jenis Bahaya

Menurut Soehatman (2009) jenis-jenis bahaya Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) saat berada di tempat kerja sebagai berikut :

1. Bahaya fisik (Physical Hazard) dapat berupa radiasi, temperatur ekstrim, cuaca,

pencahayaan, getaran, tekanan udara.

2. Bahan kimia (Chemical Hazard) bahaya berbentuk gas, cair, padat yang

mempunyai sifat racun (toxic), iritasi (irritant), sesak napas (asphyxia), mudah

terbakar (flammable), meledak (explosive), berkarat (corrosive).

3. Bahaya biologis (Biological hazard) bahaya yang dapat berasal dari

mikroorganisme khususnya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, seperti

bakteri, jamur, virus.

4. Bahaya ergonomik merupakan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan

pada tubuh secara fisik sebagai akibat dari ketidaksesusaian dan cara kerja yang

salah

5. Bahaya mekanis (Mechanical Hazard) bahaya yang terdapat pada benda-benda

yang bergerak serta dapat menimbulkan dampak luka bahkan kematian seperti

terpotong, tertusuk, tersayat, tergores, terjepit.

6. Bahaya kelistrikan (Electrical hazard) merupakan bahaya yang berasal dari

arus aliran listrik.

7. Bahaya psikologi (Psychological Hazard Stress) dapat berupa tekanan

pekerjaan, kekerasan ditempat kerja, dan jam kerja yang panjang kurang teratur.

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

41

2.6 Risiko

Menurut Australia/New Zealand Standard atau disebut juga AS/NZS 4360

(2004), risiko adalah suatu kesempatan dari kejadian atau peristiwa yang dapat

menimbulkan dampak pada sasaran, risiko diukur berdasarkan adanya

kemungkinan terjadinya suatu kasus dan konsekuensi yang dapat ditimbulkan.

Likelihood

Consequence

Gambar 2.3

Likelihood vs Consequences

(Sumber : Bhardwaj, 2010)

Gambar tersebut menunjukkan bahwa risiko tidak dapat hilang/menjadi

nol, bahaya akan selalu ada dalam semua aktifitas dan selalu memiliki

konsekuensi yang tidak diinginkan, dan kemungkinan terjadinya selalu ada.

Konsekuensi dan kemungkinan tersebut dapat dikurangi, tetapi tidak pernah dapat

dihilangkan, seperti yang gambar diatas, di mana kedua sumbu didekati selalu

bersifat asimtotik, yaitu melengkung dan tidak pernah mencapai nol. Satu-satunya

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

42

cara untuk mencapai operasi yang benar-benar bebas risiko adalah menghapus

bahaya sama sekali atau sehubungan dengan keselamatan dengan cara

menghentikan aktivitas.

Risiko dalam konteks K3 berarti berkaitan dengan besarnya kemungkinan

sumber bahaya yang timbul dan tingkat keparahan potensi kerugian yang muncul,

baik dampak kesehatan maupun yang lainnya.

Jenis-jenis Risiko

Pada Manajemen Risiko dalam perspektif K3, jenis risiko dapat

dikategorikan sebagai berikut (Soehatman,2009) :

a. Risiko Keselamatan (Safety Risk )

Risiko keselamatan adalah suatu risiko yang mempunyai kemungkinan rendah

untuk terjadi tetapi memiliki konsekuensi besar.Risiko ini dapat terjadi sewaktu-

waktu, bersifat akut dan fatal. Kerugian-kerugian yang biasanya terjadi dalam

risiko keselamatan adalah cedera, kehilangan hari kerja, kerusakan property dan

kerugian produksi dan penjualan.

b. Risiko Kesehatan (Health Risk)

Risiko kesehatan adalah suatu risiko yang mempunyai kemungkinan tinggi untuk

kterjadi tetapi memiliki konsekuensi yang rendah.Risiko jenis ini dapat terjadi

kapan saja secara terus- menerus dan berdampak kronik. Penyakit-penyakit yang

terjadi misalnya gangguan pernafasan, gangguan syaraf, gangguan reproduksi dan

gangguan metabolic atau sistemik.

c. Risiko Lingkungan (Enviromental Risk)

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

43

Risiko ini berhubungan dengan keseimbangan lingkungan. Ciri- ciri risiko

lingkungan adalah perubahan yang tidak signifikan, mempunyai masa laten yang

panjang, berdampak besar pada populasi atau komunitas, berubahnya fungsi dan

kapasitas habitat dan ekosistem serta kerusakan sumber daya alam

d. Risiko Keuangan (Financial Risk)

Risiko keuangan berkaitan dengan masalah ekonomi, contohnya adalah

kelangsungan suatu bisnis, asuransi dan inventasi

e. Risiko Umum (Public Risk)

Risiko ini berkaitan dengan kesejahteraan kehidupan orang banyak. Sehingga hal-

hal yang tidak diharapkan seperti pencemaran air dan udara dapat dihindari.

2.7 Manajemen Risiko

Manajemen risiko adalah sebuah cara yang sistematis dalam memandang

sebuah risiko dan menentukan dengan tepat penanganan risiko tersebut. Ini

merupakan sebuah sarana untuk mengidentifikasi sumber dari risiko dan

ketidakpastian, serta dapat memperkirakan dampak yang akan ditimbulkan dan

mengembangkan respon yang harus dilakukan untuk menanggapi risiko tersebut.

Tindakan manajemen risiko diambil oleh para praktisi untuk merespon

bermacam-macam risiko. Responden melakukan dua macam hal tindakan

manajemen risiko yaitu dalam prihal mencegah dan memperbaiki (Ibrahim,2011).

Prinsip filosofi dari manajemen risiko adalah merencanakan segala

sesuatunya dengan baik, dari yang terbaik serta bersiaplah menghadapi keadaan

yang terburuk (Soehatman, 2010).

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

44

100% Risk0% Risk

Safe Player Risk Taker

0% Safe100% Safe

CALCULATED

RISK

Gambar 2.4

Risk Calculated

(Sumber : Bhardwaj, 2010)

2.7.1 Tujuan Manajemen Risiko

Manajemen risiko pada dasarnya adalah bagian dari manajemen yang

terintegrasi dalam bertujuan untuk memaksimalkan kemajuan pencapaian

organisasi dengan cara meminimalkan kerugian yang dapat terjadi.

Tujuan dari manajemen risiko menurut AS/NZS 4360 (2004) adalah

sebagai berikut :

1.Membantu meminimalisasikan meluasnya efek yang tidak diinginkan terjadi.

2.Memaksimalkan pencapaian tujuanorganisasi dengan meminimalkan kerugian.

3.Melaksanakan program manajemen secara efisien sehingga memberikan

keuntungan bukan kerugian.

4.Melakukan peningkatan pengambilan keputusan pada semua level.

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

45

5.Menyusun program yang tepat untuk menimalisasi kerugian pada saat terjadi

kegagalan.

6. Menciptakan manajemen proaktif bukan reaktif.

2.7.2 Manfaat Manajemen Risiko

Manfaat dari manajemen risiko adalah dapat mencegah perusahaan dari

kegagalan, yang mana sebagian besar dapat menghancurkan fasilitas/aset.

Menurut AS/NZS 4360 (2004) manfaat menerapkan manjemen risiko adalah :

1. Memperkecil kemungkinan suatu kejadian yang tidak diinginkan dan

mengurangi efek yang ditimbulkan dari kemungkinan tersebut.

2. Meningkatkan produktifitas kerja.

3. Membantu meningkatkan perencanaan kerja perusahaan yang efektif,

lingkungan kerja, produksi dan mencapai performa perusahaan yang lebih baik.

4. Mendapatkan keuntungan dari segi ekonomi dan kemudahan untuk memenuhi

target perusahaan dan perlindungan aset.

5. Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan karyawan.

2.8 Identifikasi Risiko

Identifikasi risiko merupakan upaya untuk mengetahui adanya risko dan

menemukan Hazard / penyebab yang berpotensial menimbulkan risiko dalam

setiap aktivitas yang dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan daftar

komprehensif tentang sumber risiko dan kejadian yang menyertainya agar tidak

menghambat pencapaian tujuan dari aktivitas itu sendiri (Wiyasa,2014).

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

46

2.9 Metode Identifikasi Risiko

Terdapat beberapa metode yang sering digunakan dalam melakukan

identifikasi risiko untuk mengetahui faktor penyebab dan proses terjadinya

konsentrasi atau dampak. Beberapa contoh metode identifikasi risiko tersebut

adalah sebagai berikut (Wiyasa,2014) :

a. Preeliminary Hazard Analysis

Preeliminary Hazard Analysis adalah suatu metode yang dilakukan dalam

mengetahui bahaya-bahaya awal pada suatu sistem baru. Preeliminary Hazard

Analysis dilakukan jika tidak ada suatu informasi mengenai sistem tersebut.

b. Failure Mode Effect Analysis

Failure Mode Effect Analysis adalah suatu metode yang digunakan untuk

menganalisis sistem yang berhubungan dengan engineering yang mungkin

mengalami kegagalan dan efek yang ditimbulkan dari kegagalan. Failure

Mode Effect Analysis secara sistematis menilai komponen dari suatu sistem

tentang bagimana sistem dapat gagal lalu mengevaluasi efek dari kegagalan

tersebut, tingkat bahaya yang dihasilkan dari kegagalan dan bagaimana kegagalan

tersebut dicegah atau diminimalisasi

c. Check List

Check List digunakan sebagai cara untuk mengetahui kondisi awal pada

suatu kondisi yang meliputi aspek-aspek safety. Safety checklist dapat digunakan

untuk mengevaluasi perangkat peralatan, fasilitas, konsep design atau prosedur

operasi.

d. Hazard and operability Study

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

47

Hazard and operability Study (HAZOPS) dapat digunakan untuk

mengidentifikasi bahaya pada industri kimia. HAZOPS digunakan untuk

mengidentifikasi dan mengevaluasi proses yang berhubungan dengan safety dan

bahaya pada lingkungan dan memproses masalah yang dapat berdampak pada

efisiensi operasi.

e. Fault Tree Analysis (FTA)

Fault Tree Analysis dapat digunakan untuk memprediksi dan mencegah

terjadinya kecelakaan atau digunakan sebagai alat investigasi setelah terjadi

kecelakaan.

f. Job Safety Analysis

Job Safety Analysis atau JSA adalah suatu proses yang dilakukan dalam

mengidentifikasi bahaya melalui langkah-langkah kerja yang ada. Setiap langkah

dianalisis untuk mengidentifikasi potensi bahaya yang berhubungan dengan

pekerjaan tersebut.

2.10 Analisis Risiko

Analisis risiko merupakan kegiatan menganalisa suatu risiko dengan

menentukan besarnya kemungkinan terjadi dan tingkat dari penerimaan akibat

suatu risiko. Tujuan adalah untuk membedakan antara risiko kecil, risiko sedang,

dengan risiko besar dan menyediakan data untuk membantu evaluasi dan

penanganan risiko (AZ/NZS 4360). Faktor yang mempengaruhi dalam analisis

risiko adalah :

a. Sumber risiko

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

48

Merupakan asal atau timbulnya risiko yang dapat berupa material, yang

digunakan dalam proses kerja, peralatan kerja, kondisi area kerja dan perilaku

dari pekerja.

b. Probabilitas

Merupakan besaran kemungkinan timbulnya risiko. Ditentukan dengan

menganalisis frekuensi bahaya terhadap para pekerja, jumlah dan karakteristik

bahaya yang terpapar pada pekerja, jumlah dan karakteristik pekerja yang terkena

dampak bahaya, kondisi area kerja, kondisi peralatan kerja, serta efektifitas

tindakan pengendalian bahaya yang telah dilakukan sebelumnya. Faktor

probabilitas juga berkaitan dengan faktor perilaku pekerja dikarenakan kurangnya

pengetahuan dan kesadaran terhadap bahaya dan sumber risiko yang ada dalam

proses kerja dan di tempat kerjanya, keterbatasan kemampuan fisik dan mental

yang dimiliki pekerja saat pekerja seperti kondisi fisik pekerja yang sakit saat

melakukan pekerjaan atau stres yang dialami pekerja yang berpengaruh dalam

penurunan konsentrasi pekerja.

c. Konsekuensi

Merupakan besaran dampak yang ditimbulkan dari risiko. Ditentukan

dengan analisis atau kalkulasi statistik berdasarkan data-data yang terkait atau

melakukan estimasi subjektif berdasarkan pengalaman terdahulu.

2.10.1 Analisis Risiko Kualitatif

Metode kualitatif ini pada umumnya menggunakan tabulasi sifat

karakteristik penelitian melalui skala deskriptif seperti; tinggi, sedang, atau

rendah. Hasil dari analisis kualitatif berbentuk matriks risiko dengan dua

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

49

parameter, yaitu peluang atau kemungkinan (likelihood) terjadi dan akibat

(consequence). Menurut AS/NZS 4360 seperti tabel berikut :

Tabel 2.1

Skala ukur kualitatif dari likelihood

Level Deskripsi Definisi

5

Hampir

pasti

terjadi

Dapat terjadi setiap saat dalam kondisi normal, misalnya

kecelakaan di jalan raya yang padat

4Sering

terjadi

Terjadi beberapa kali dalam periode tertentu, misalnya

kecelakaan kereta api

3Dapat

terjadi

Risiko dapat terjadi namun tidak sering misalnya, jatuh dari

ketinggian proyek

2Kadang-

kadang

Terkadang dapat terjadi, misalnya kebocoran pada instalasi

nuklir

1Jarang

sekaliTerjadi dalam keadaan tertentu, misalnya disambar petir

(Sumber: Soehatman, 2009)

Tabel 2.2

Skala ukur kualitatif dari konsekuensi

Level Deskripsi Definisi

1Tidak

signifikan

Kejadian tidak menimbulkan kerugian atau cedera pada

manusia

2 KecilCedera ringan, P3K, kerugian sedang, tidak menimbulkan

dampak serius terhadap kelangsungan bisnis

3 SedangCedera berat, perlu penanganan medis, kerugian finansial

sedang

4 BeratCedera parah, kerugian berat, gangguan pada aktivitas serta

memberi dampak serius terhadap kelangsungan bisnis

5 BencanaFatal bahkan meninggal, kerugian besar dengan dampak

luas, terhentinya kegiatan

(Sumber: Soehatman, 2009)

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

50

Tabel 2.3

Matriks risiko kualitatif

Probality

Konsekuensi

Tidak signifikan Kecil Sedang Berat Bencana

1 2 3 4 5

5 S T E E E

4 S T T E E

3 R S T T E

2 R S S T T

1 R R S S S

(Sumber: Soehatman, 2009)

Keterangan :

E- Risiko Ekstrim : Sangat berisiko, butuh tindakan cepat

T- Risiko Tinggi : Risiko besar, butuh perhatian manajemen puncak

S- Risiko sedang : Tanggung jawab manajemen harus spesifik

R- Risiko rendah : Risiko dapat diterima, ditangani dengan prosedur rutin

Tingkat risiko (level of risk) pada analisis ini merupakan hasil perkalian

dari risiko-risiko keselamatan kerja yang terdapat pada setiap tahapan pekerjaan.

Tingkat risiko metode analisis dibagi ke dalam beberapa kategori yang dapat

dilihat pada tabel 2.4

Nilai risiko = Likelihood (L) x Consequences (C)

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

51

Tabel 2.4

Level risiko berdasarkan standar AS/NZS4360

RISIKO

SANGAT

TINGGI

15- 25

Risiko tidak dapat diterima, kegiatan tidak boleh dilanjutkan sampai

keadaan tertentu/ upaya mereduksi risiko

RISIKO

TINGGI

8 - 12

Risiko perlu pertimbangan untuk direduksi, kegiatan tidak boleh

dilanjutkan, jika dilanjutkan perlu tindakan segera

RISIKO

SEDANG

4 - 6

Perlu tindakan untuk mengurangi risiko, disesuaikan dengan perhitungan

biaya pencegahan dan waktu yang diperlukan

RISIKO

RENDAH

1 - 3

Risiko dapat diterima, pengendalian tambahan tidak diperlukan

(Sumber : AS/NZS4360, 2004)

2.10.3 Analisis Risiko Kuantitatif

Analisis kuantitatif merupakan analisis yang mempergunakan perhitungan

probabilitas kejadian dengan data numerik tidak berupa peringkat, konsekuensi

dihitung menggunakan permodelan hasil dari kumpulan kejadian atau eksperimen

terdahulu, sedangkan probabilitas dihitung dari paparan dan likelihood untuk

menetapkan tingkatan yang terjadi.

2.11 Evaluasi Risiko

Tingkat atau peringkat dari risiko merupakan alat yang sangat penting

pada manajemen dalam pengambilan keputusan, karena melalui peringkat risiko

Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

52

pihak manajemen dapat menentukan prioritas dan penanganan saat

mengalokasikan sumber daya pada tahap pekerjaan konstruksi berlangsung. Pada

evaluasi risiko akan diperoleh gambaran-gambaran informasi tentang risiko yang

ada dalam parameter biaya maupun parameter lainnya. As Low As Reasonably

Practicable (ALARP) merupakan salah satu konsep praktis dalam mengevaluasi

prioritas dari risiko tersebut menimbang terhadap terjadinya risiko, dana, dan

waktu untuk mengendalikannya dilapangan. Menggunakan metode dengan konsep

ini dapat memungkinkan dan memudahkan kita dalam menetapkan tujuan dan

tugas para duty-holders secara non preskriptif (Bhardwaj, 2010).

Menurut AS/NZS 4360 (2004) ada tiga kategori region pada ALARP

untuk meninjau peringkat risiko antara lain :

1. Dapat diterima secara luas (broadly acceptable)

2. Dapat ditoleransi (tolerable)

3. Tidak dapat diterima/ tidak dapat ditoleransi (unacceptable)

Page 46: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

53

Gambar 2.5

Regional ALARP

(Sumber : Bhardwaj, 2010)

2.12 Pengendalian Risiko

Pengendalian risiko merupakan langkah terpenting dalam menentukan

alternatif-alternatif pada pilihan yang tersedia setelah diketahuinya potensi dan

Page 47: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

54

besarnya risiko yang ada. Berikut beberapa alternatif sebagai pendekatan dalam

pengendalian risiko (AS/NZS 4360, 2004) :

a.) Menghindari risiko/ tidak mengambil risiko

b.) Mengurangi kemungkinan terjadi (reduce likelihood)

Mengurangi segala kemungkinan-kemungkinan terjadinya risiko dengan

macam pendekatan seperti : jam kerja, ijin kerja, budaya K3, eliminasi, isolasi,

dan pengendalian jarak.

c.) Mengurangi konsekuensi kejadian (reduce consequence)

Risiko tidak dapat dihilangkan sepenuhnya secara total dengan

pertimbangan teknis dan ekonomis yang membuat risiko itu akan tetap ada.

Konsekuensi dari suatu kejadian dapat direduksi dengan penerapan system

tanggap darurat yang terencana dengan baik.

d.) Pengalihan risiko (risk transfer)

Pengalihan risiko ini berupa ambil alih pihak lain yang berkompeten

terhadap risiko yang dapat terjadi, dengan bidang khusus tanggungan risiko

dialihkan atau dipusatkan kepada pihak penanggung. Dengan ini konsekuensi

yang terjadi ditransfer risikonya kepada pihak asuransi.

2.12.1 Tindakan Pengendalian

Risiko dapat dikendalikan/ dikelola melalui beberapa teknik dan pilihan

teknologi yang tersedia dalam usaha pencegahan maupun pengendalian dengan

pertimbangan biaya, efisiensi, dan efektivitasnya (Bhardwaj, 2010).

Page 48: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

55

`Eliminasi

Substitusi

Isolasi

Engineering

Administrasi

APDPilihan Terakhir

Gambar 2. 6

Skema tindakan pengendalian

(Sumber : Bhardwaj, 2010)

a.) Eliminasi

Potensi dari sumber dari risiko/ bahaya yang dapat terjadi dihilangkan,

maka risiko menyisakan kemungkinan kecil untuk terjadi.

b.) Subtitusi

Sumber bahaya yang tidak dapat dihilangkan secara keseluruhan karena

pertimbangan tertentu pada pelaksanaan, dapat diganti dalam penentuan alternatif

lainnya dengan sumber yang intensitasnya lebih rendah.

c.) Isolasi

Sumber bahaya yang masih ada, dengan intensitas yang berkurang bahkan

nihil kejadian. Menempatkan sumber bahaya terisolir dari para pekerja.

Page 49: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

56

d.) Engineering

Sumber dari bahaya dikelola secara teknis dengan menentukan jarak aman

yang dapat menjauhkan para pekerja dari sumber bahaya, semakin jauh sumber

bahaya semakin kecil pula paparan yang akan diterima.

e.) Administrative

Sumber bahaya dikelola melalui pendekatan-pendekatan administratif

seperti pengaturan jam kerja, shift kerja, prosedur kerja yang aman, dan pemilihan

pekerja yang selektif.

f.) APD (Alat Pelindung Diri)

Pilihan terakhir yang tujuan dari penggunaannya sendiri untuk mengurangi

dampak/ akibat dari penerimaan risiko dari sumber bahaya, sebagai perlindungan

dan rasa aman dalam melaksanakan pekerjaan.

2.13 Penelitian Sebelumnya

Terdapat beberapa penelitian yang menjadi refrensi dari proposal tesis ini

sebagai berikut :

1. Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Proyek

Pembangunan Ciputra World Jakarta (Wiyasa),2014. Dengan menggunakan

metode kuisioner untuk mengidentifikasi risiko berkesimpulan : Terdapat 262

jenis risiko yang teridentifikasi melalui kuisioner dan 80 jenis risiko diantaranya

tergolong risiko dengan kategori dominan (major risk) maka dari itu, dilakukan

pengendalian risiko melalui tindakan pendekatan-pendekatan sebagai berikut :

Page 50: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

57

a.) Pendekatan Teknis (engineering control), dengan cara memperbaiki desain

alat/ pemasangan alat pengaman tertentu misalnya, memasang tali kendali pada

semua operasi pengangkatan yang dilakukan menggunakan Tower Crane sehingga

beban dapat dikendalikan pada jarak yang aman serta mencegah beban jatuh pada

tempat yang tidak diharapkan.

b.) Pendekatan Administrasi, dengan mengatur jadwal kerja, waktu istirahat/ libur

yang cukup, dan pemeriksaan kesehatan secara rutin.

c.) Pendekatan Manusia, dengan cara memberikan pelatihan kerja kepada para

pekerja baru sebagai pendukung kerja agar melakukan pekerjaan secara aman.

2. Analisis Kualitatif Hubungan Antara Hasil Analisis Risiko Keselamatan

Kerja dengan Kejadian Kecelakaan Kerja yang Telah Terjadi pada pekerja di unit

Shredder Facility PT Holcim Indonesia Tbk (Winjani),2010. Sesuai dengan tujuan

Sistem Manajemen K3 untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit

akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif, maka

haruslah dibentuk suatu tim yang ringkas tetapi memiliki kemampuan cepat dalam

pembuatan peraturan, standar K3 perusahaan dan materi pelatihan untuk

mengembangkan sistem manajemen K3 di tempat kerja.

3. Identifikasi dan Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada

Area Produksi di PT. Sierad Produce,Tbk (Khurnia, 2012). Pemberian pelatihan

kepada pekerja dirasa sangat penting untuk mengenali potensi bahaya dan risiko

di tempat kerja serta melakukan sosialisasi secara rutin mengenai K3 terutama

pada area-area yang secara potensial mengundang kecelakaan kerja.

Page 51: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

58

2.14 Identifikasi dan Sumber Risiko K3 Pada Proyek Konstruksi

Menurut Wiyasa (2014) proses identifikasi risiko dapat dibedakan menurut

sumber risiko yang ada, berikut adalah proses pengidentifikasian risiko K3

berdasarkan dari sumber penyebab kecelakaan pada tahapan pekerjaan konstruksi

yaitu seperti pada Tabel.2.5 berikut :

Tabel 2.5

Identifikasi risiko berdasarkan sumber risiko

Jenis Pekerjaan No Identifikasi RisikoSumber Risiko

Peo. Equ. Mat. Env.

Penyimpanan Bahan

Kimia Cat

1 Kebakaran X

2 Iritasi pada kulit X

3 Menghirup racun X

Penyimpan bahan

Kimia Semen

4 Iritasi X

5 Menghirup debu X

6 Tertimpa tumpukan semen X

Penyimpanan Bahan

Bakar / Olie

7 Kebakaran X

8 Iritasi pada kulit X

9 Menghirup racun X

Penyimpan Tabung

Gas

10 Meledak / Kebakaran X

11 Menghirup Racun X

12 Tertimpa / Tersandung

Tabung

X

Penyimpanan Spare

Part Mesin

13 Tersandung X

14 Terbentur X

15 Tertimpa / Tersandung X

Bahan Beracun

Lainnya

16 Meledak / Kebakaran X

17 Menghirup Racun X

18 Iritasi pada kulit X

19 Iritasi pada mata X

Erection Tower Crane 20 Jatuh tergelincir X

21 Jatuh dari ketinggian X

(Sumber : Wiyasa,2014)

Page 52: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

59

Jenis Pekerjaan No Identifikasi RisikoSumber Risiko

Peo. Equ. Mat. Env.

22 Tersengat listrik X

23 Terjepit X

Erection Passenger

Hoist

24 Jatuh tergelincir X

25 Terjepit X

26 Jatuh rem otomatis rusak X

27 Kejatuhan X

Erection Lift Barang 28 Jatuh dari ketinggian X

29 Terjepit X

30 Tersengat listrik X

31 Kejatuhan X

Pengoprasian TC 32 Jatuh dari ketinggian X

33 Muatan jatuh / lepas X

34 Terbentur muatan TC X

35 Tersambar petir X

36 Tali sling putus X

37 TC roboh /patah X

Oprasiona Passenger

Hoist

38 Jatuh dari ketinggian X

39 Muatan jatuh / lepas X

40 Tali sling putus X

41 Terjepit X

Pemasangan Safety

Net

42 Tergores X

43 Kejatuhan material X

44 Jatuh dari ketinggian X

Pemasangan Reiling

Pengaman

45 Jatuh dari ketinggian X

46 Tergores X

47 Tersengat listrik X

Pengoprasian lift

barang

48 Muatan jatuh / lepas X

49 Terjepit X

(Sumber : Wiyasa,2014)

Page 53: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

60

Jenis Pekerjaan No Identifikasi RisikoSumber Risiko

Peo. Equ. Mat. Env.

50 Kejatuhan material X

Erection Gondola 51 Jatuh dari ketinggian X

52 Terjepit X

53 Tersengat listrik X

54 Kejatuhan X

Oprasional Gondola 55 Jatuh dari ketinggian X

56 Tali sling putus X

57 Terjepit X

Pekerjaan Galian/

Excavation dengan

Alat

58 Terkena Swing Excavator X

59 Excavator Terguling X

60 Nafas sesak alibat debu

galian

X

61 Terkubur longsoran tanah

dari atas

X

62 Terjatuh kedalam lubang

galian

X

Mengangkut tanah

hasil galian

63 Dump truck terjatuh

kedalam galian

X

64 Terlindas/ tertabrak Dump

Truck

X

65 Terkena swing excavator /

terbentur alat berat

X

66 Dump Truck jatuh ketepi

galian

X

Pengurugan Tanah /

Pasir

67 Terbentur alat berat X

68 Nafas sesak karena debu X

69 Iritasi mata X

70 Terlidas/ tertabrak Dump

Truck

X

(Sumber : Wiyasa,2014)

Page 54: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

61

Jenis Pekerjaan No Identifikasi RisikoSumber Risiko

Peo. Equ. Mat. Env.

Pemadatan tanah

dengan babby roller /

stamper

71 Kaki terlindas alat X

72 Gangguan pendengaran X

73 Gangguan physicologis

akibat getaran alat

X

Dewatering 74 Pekerja terperosok

kedalam galian

X

75 Gangguan pendengaran X

76 Tersengat listrik mesin

pompa

X

77 Terbentur/ tertimpa pipa

bor pada saat pengeboran

X

Pondasi Bore Pile

Instalasi casing

sementara

78 Terbentur pipa casing saat

pengangkatan

X

79 Kejatuhan pipa casing saat

pengangkatan akibat sling

putus

X

80 Tangan tergores pipa

casing

X

81 Gangguan pendengran X

Pek. Boring Pile 82 Terbentur alat bor (auger) X

Pek. Boring 83 Kejatuhan auger saat

pengangkatan akibat sling

putus

X

84 Tangan tergores auger X

85 Terprosok lubang hasil

boring

X

Penurunan steel cage

kedalam lubang bor

86 Tangan tergores X

87 Terbentur rangkaian besi

saat memasukan ke lubang

bor

X

88 Kejatuhan steel cage saat

pengangkatan akibat sling

putus

X

(Sumber : Wiyasa,2014)

Page 55: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

62

Jenis Pekerjaan No Identifikasi RisikoSumber Risiko

Peo. Equ. Mat. Env.

Pek. Pengecoran

beton (casting)

89 Tertabrak truck mixer X

90 Terkena percikan beton X

91 Iritasi kulit X

92 Terbentur pipa tremi X

93 Kejatuhan pipa tremi saat

pengangkatan akibat sling

putus

X

Pek. Bekisting

Pengangkutan

material dari truk ke

workshop

94 Tertimpa tumpukan

material

X

95 Tertabrak truk/truck crane X

96 Tangan tergores X

97 Kepala terbentur X

Pemotongan kayu/

playwood

98 Tertimpa tumpukan

kayu/plywood

X

99 Jari terpotong mesin X

100 Tersengat listrik X

101 Gangguan pendengaran X

102 Mata kemasukan serbuk

kayu

X

Perakitan Bekesting 103 Jari terjepit palu X

104 Jari tertusuk paku X

105 Jari terkena gergji X

106 Tertimpa tumpukan

bekersting

X

Pengangkatan

begesting ke area

proyek

107 Tertimpa / terjepit

tumpukan begesting

X

108 Tertabrak truck crane X

109 Tangan tergores X

110 Kepala terbentur begesting X

Pekerjaan pembesian

Pengangkutan besi

111 Tertimpa / terjepit

tumpukan besi

X

(Sumber : Wiyasa,2014)

Page 56: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

63

Jenis Pekerjaan No Identifikasi RisikoSumber Risiko

Peo. Equ. Mat. Env.

dari truck ke

workshop

112 Tertabrak truck crane X

113 Tangan tergores / tertusuk

besi

X

Pemotongan /

pembengkokan

114 Tertimpa tumpukan besi X

115 Jari terjepit Bar Cutter X

116 Tersengat listrik X

117 Tangan tergores X

Perakitan besi 118 Tangan tertusuk kawat

bendrat

X

119 Tangan terjepit gum X

120 Tangan / Kaki kejatuhan

besi

X

121 Tertusuk / Tersandung

potongan besi

X

Pengangkatan besi ke

area proyek

122 Tertimpa tumpukan besi X

123 Tertabrak truck crane X

124 Tangan tergores X

Pemasangan/

Platform Scafolding

125 Scafolding roboh X

126 Terjatuh X

127 Kepala terbentur X

128 Kepala terbentur X

Pemasangan

bekesting Kolom,

Balok, Lantai &

Dinding

129 Terjatuh dari ketinggian X

130 Kejatuhan begesting X

131 Tangan terkena gergaji X

132 Kaki tertimpa bekesting X

Pemasangan besi

Pemasangan besi

Kolom, balok dan

Dinding

133 Terjatuh dari ketinggian X

134 Kepala terbentur X

135 Tangan terjepit X

136 Tertimpa besi X

137 Kaki tertusuk besi X

(Sumber : Wiyasa,2014)

Page 57: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

64

Jenis Pekerjaan No Identifikasi RisikoSumber Risiko

Peo. Equ. Mat. Env.

Pemasangan besi

lantai

138 Terperosok jatuh X

139 Kaki tersandung/ tertusuk

besi

X

140 Tangan terjepit X

141 Terjatuh dari ketinggian X

142 Tertimpa besi X

Pekerjaan pengecoran

Pengecoran Kolom

dengan Bucket

143 Sling putus bucket terjatuh X

144 Tertabrak / tertimpa bucket X

145 Terjatuh dari ketinggian X

146 Tertimpa vibrator X

147 Iritasi tangan X

Pengecoran Balok,

Lantai dan Dinding

dengan concrete

pump

148 Terjatuh dari ketinggian X

149 Iritasi tangan X

150 Tertabrak / tertimpa pipa X

151 Kaki tersandung/ tertusuk

besi

X

Jacking Balok

Prategang

152 Terjatuh dari ketinggian X

153 Iritasi tangan X

154 Kejatuhan alat jacking X

155 Tersengat listrik X

Pemasangan plat

dinding/balok

prategang

menggunakan TC

156 Terjatuh dari ketinggian X

157 Terjepit / terbentur plat

dinding

X

158 Tertimpa plat dinding X

159 Tangan tergores X

Pemasangan canopy

dengan baja WF

160 Terjatuh dari ketinggian X

161 Terbentur baja WF X

162 Tertimpa baja WF X

163 Radiasi Mata karena sinar

las

X

(Sumber : Wiyasa,2014)

Page 58: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

65

Jenis Pekerjaan No Identifikasi RisikoSumber Risiko

Peo. Equ. Mat. Env.

164 Tangan terkena las X

165 Tangan terkena gerindra X

166 Tangan terkena alat bor X

167 Tabung gas meledak X

Pemasangan Bata

Hebel < 1 m

168 Mata terkena percikan

mortar

X

169 Kejatuhan material X

170 Kulit terkena percikan

mortar

X

Pemasangan Bata

Hebel > 1 m

171 Mata terkena percikan

mortar

X

172 Kejatuhan material X

173 Kulit terkena percikan

mortar

X

174 Tertimpa pasangan Hebel

yang rubuh

X

175 Jatuh dari ketinggian X

Pekerjaan kolom /

balok praktis

176 Tangan tergores X

177 Kaki tertusuk besi X

178 Kepala terbentur besi X

Memasang

kusen/pintu kayu

179 Tertimpa kusen / pintu X

180 Tangan terkena palu X

181 Kepala terbentur kayu X

Memasang kusen

jendela + kaca

aluminium pada

dinding luar

182 Tersengat listrik X

183 Tertimpa kaca X

184 Tangan terkena gerinda X

185 Gondola terperosok X

Pekerjaan plesteran

dinding dalam

186 Mata terkena percikan

mortar

X

187 Kulit terkena percikan

mortar

X

(Sumber : Wiyasa,2014)

Page 59: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

66

Jenis Pekerjaan No Identifikasi RisikoSumber Risiko

Peo. Equ. Mat. Env.

188 Terjatuh X

Pekerjaan Acian

dinding luar

189 Mata terkena percikan

mortar

X

190 Kulit terkena percikan

mortar

X

191 Jatuh dari ketinggian X

192 Gangguan physikologis

ketinggian

X

193 Gondola terperosok X

Pekerjaan pasangan

keramik lantai

194 Tangan terkena gerinda X

195 Mata terkena percikan

keramik

X

196 Menghirup debu X

Pekerjaan pasangan

keramik dinding

197 Tangan terkena gerinda X

198 Mata terkena percikan

keramik

X

199 Menghirup debu X

200 Mata terkena percikan

mortar

X

201 Terjatuh dari ketinggian X

202 Bising X

Pekerjaan water

proffing (coating

system)

203 Jatuh X

204 Kejatuhan material X

205 Jatuh dari ketinggian X

Pekerjaan water

proffing (membrane

system)

206 Jatuh terpeleset X

207 Kejatuhan material X

208 Jatuh dari ketinggian X

209 Tangan terkena api X

210 Tabung gas meledak X

Pekerjaan pengecatan 211 Jatuh terpeleset X

(Sumber : Wiyasa,2014)

Page 60: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

67

Jenis Pekerjaan No Identifikasi RisikoSumber Risiko

Peo. Equ. Mat. Env.

212 Kejatuhan material X

213 Iritasi pada tangan X

Pekerjaan

pemasangan plafond

gypsum

214 Tersengat listrik X

215 Mata kemasukan debu X

216 Tangan tergores cutter X

217 Terjatuh X

Pekerjaan

pemasangan eksternal

clading

218 Mata terkena percikan

mortar

X

219 Kulit terkena percikan

mortar

X

220 Terjatuh dari ketinggian X

221 Gondola terperosok X

Pekerjaan screed 222 Mata terkena percikan

mortar

X

223 Kulit terkena percikan

mortar

X

224 Lift terperosok X

225 Tersengat listrik alat

penghalus lantai

X

Pekerjaan floor

hardener

226 Terpleset / terjatuh X

227 Kulit terkena percikan

mortar

X

228 Tersengat listrik X

Pemasangan

plumbing dan fire

fighting

229 Terjatuh dari ketinggian X

230 Kejatuhan material X

231 Kebakaran akibat mesin las X

232 Tabung gas meledak X

233 Mata terkena gram besi X

234 Tangan terkena api las X

Pemasangan material 235 Terjatuh dari ketinggian X

(Sumber : Wiyasa,2014)

Page 61: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

68

Jenis Pekerjaan No Identifikasi RisikoSumber Risiko

Peo. Equ. Mat. Env.

utama pek. mekanikal 236 Kejatuhan material X

237 Kebakaran akibat mesin las X

238 Tabung gas meledak X

239 Mata terkena gram besi X

240 Tangan terkena api las X

241 Tersengat listrik X

Pekerjaan instalasi

listrik, genset dan alat

elektrik lainnya

242 Tersengat listrik X

243 Terjatuh dari ketinggian X

244 Kejatuhan material X

Pekerjaan

pemasangan lift

245 Terjatuh dari ketinggian X

246 Tersengat listrik X

247 Kejatuhan material X

Mengebor gantungan

instalasi

248 Tersengat listrik X

249 Terjatuh dari ketinggian X

250 Mata terkena serpihan

beton

X

Pemasangan kabel

tray

251 Tangan tergores X

252 Kejatuhan ducting X

253 Terjatuh dari ketinggian X

Pemotongan pipa

dengan cuting wheel

254 Mata terkena percikan api X

255 Tersengat listrik alat bor X

256 Jari terkena alat potong X

Snay pipa dan

pemasangan

257 Jari terpotong X

258 Jari tertusuk sisa snay X

259 Terhirup bahan kimia X

Pemotongan pipa

dengan las

260 Tangan terkena semburan

api

X

261 Mata terkena percikan api X

262 Tabung meledak X

(Sumber : Wiyasa,2014)

Page 62: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

69

2.15 Identifikasi Risiko K3

Potensi bahaya diidentifikasi dari tahap pekerjaan, proses, dan aktivitas

yang dikerjakan. Dilakukan pengamatan tentang potensi bahaya yang dapat terjadi

sebagai bahan diskusi untuk mengetahui faktor penyebab (causal) dari potensi

bahaya. Berdasarkan studi literatur yang diperoleh dari hasil penelitian

sebelumnya, observasi, serta melakukan brainstorming dengan kelompok tim

kerja yang terkait dengan proyek Pembangunan Jambuluwuk Hotel & Resort

Petitenget, terdapat 4 sumber yang dalam proses interaksinya dapat menyebabkan

terjadinya kecelakaan kerja antara lain: people, equipment, material, environment

(PEME). Dari proses diskusi terdapat sebanyak 13 jenis potensi bahaya baru

yaitu: 1.Pembebanan struktur/infrastruktur melewati kapasitas kendaraan alat

berat, 2.Tertimpa alat saat loading/unloading, 3.Kotoran proyek yang menempel

pada ban saat keluar area proyek, 4.Terkena alat kerja, bodem SPT, angker saat

penyelidikan tanah, 5.Terkena benda tajam kasat mata di area penyelidikan tanah,

6.Terperososk kedalam lubang galian manual, 7.Kaki tergencet stamper pada saat

pemerataan lahan, 8.Gangguan fisik dan pendengaran dari getaran alat mekanis,

9.Kaki terlindas maneuver backhoe, 10.Alat berat yang terguling karena area

galian amblas/longsor, 11.Tersiram/tertimbun muatan tanah galian, 12.Terkena

benda tajam pada genangan air di lingkungan proyek, 13.Terperosok kedalam

lubang pengeboran bor pile. Total terdapat 275 jenis risiko K3 pada proyek

Pembangunan Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget yang dibagi berdasarkan

tiga tahapan pekerjaan antara lain : Tahap Pekerjaan Persiapan, Tahap Pekerjaan

Struktur, dan Tahap Pekerjaan ME ditampilkan seperti pada Tabel.2.6 berikut :

Page 63: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

70

Tabel 2.6

Identifikasi dan sumber risiko K3 melalui JSA (Job Safety Analysis)

People Equipm

ent

Material Environ

ment

1.1 Tahapan Persiapan

dan Mobilisasi Alat

Kerja

Terkena benda tajam Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terkena alat kerja Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja

Manual

Terkena benda tajam Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terkena alat kerja Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja

Manual

Pembebanan struktur /

infrastruktur oleh kendaraan

/ alat berat

Kerusakan

lingkungan area

kerja

× Dilakukan Perbaikan segera setelah terjadi

kerusakan (rekondisi)

Terkena manuver alat berat

dan kendaraan

Luka, Cidera,

Meninggal

× Traffic manajemen ( Pengaturan lalu lintas

pada kendaraan)

Paparan debu tanah akibat

keluar masuk kendaraan dan

alat berat

Gangguan

kesehatan

× Storing Tenaga dan Peralatan Kebersihan

Jalan (Tangki Air, Selang, Sapu Lidi)

penggunaan APD (Kaca Mata) untuk

pekerja yang melintasi area

Tertimpa alat pada saat

loading/unloading

Luka, Cidera,

Meninggal

× Traffic manajemen & IK Alat Kerja

Mekanis

Kotoran yang menempel

pada ban keluar area proyek

Komplain warga × Storing Tenaga dan Peralatan Kebersihan

Jalan (Tangki Air, Selang, Sapu Lidi)

penggunaan APD (Kaca Mata) untuk

pekerja yang melintasi area

Terkena alat kerja Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Tertimpa balok baja Luka, Cidera,

Meninggal

× Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm), IK Alat Kerja Manual

Terbakar pada saat

pengelasan

Luka, Cidera × Pakai Masker Las, Sarung Tangan Las,

Celemek/ Appron dan Sepatu las

Jatuh dari ketinggian saat

pemasangan rangka, dinding

dan atap

Luka, Cidera,

Meninggal

× Memakai safety belt

Pemasangan Atap

Asbes Direksi Keet

Paparan serbuk asbes Gangguan

kesehatan

× Dilakukan pengecatan pada bagian bawah,

dilakukan segera penggantian jika ada atap

asbes yang rusak

Perapihan dan

Pembersihan Lokasi

POTENSI BAHAYA/ RISIKO

TINGKAT

KEPARAHAN

(SEVERITY)

SUMBER RISIKO

Loading /

Unloading Alat

Berat ; Truck

Loader, Dozer,

Excavator, Backhoe

NOLOKASI/ PROSES /

FUNGSIAKTIVITAS

Site Office, Tempat

Tidur Pekerja,

Gudang dan

KM/WC Pekerja

Pembuatan Pagar

Pengaman dan

Papan Nama Proyek

dari seng dan kayu

Mobilisasi /

Demobilisasi Alat

Berat dan

Kendaraan Material

PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI)

J OB SAFETY ANALYSIS

IDENTIFIK ASI BAHAYA DAN ASPEK LINGK UNGAN

K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORTI. PEKERJAAN PERSIAPAN

Page 64: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

71

People Equipm

ent

Material Environ

ment

Terkena benda tajam kasat

mata

Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja

Manual

Terkena alat kerja, kunci pipa Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja

Manual

Terpeleset area licin Luka, Cidera × Pakai Sepatu Boot Karet dan pasang rambu

Awas Licin

Pengadaan Instalasi

Kabel Listrik dan

Kabel Telepon

Tersengat listrik Kematian × Pakai Sepatu Boot Karet, IK. Pekerjaan

Jaringan Listrik

1.2 Gudang

Penyimpanan

/Logistik

Tersandung Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terbentur Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Tergores alat bermata tajam Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja

Manual

Tertimpa alat berbahan besi Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja

Manual

Kebakaran dari bahan mudah

terbakar

Luka, Cidera,

Meninggal

× Menyediakan APAR (Alat Pemadam Api

Ringan)

Iritasi terkena kulit, mata Gangguan

kesehatan

× Pakai APD (Sepatu kerja, sarung tangan,

helm, kaca mata)

Menghirup racun Gangguan

kesehatan

× Menggunakan masker

Tergelincir cairan kimia Luka, Cidera × Pakai Sepatu Boot Karet dan pasang rambu

Awas Licin

1.3 Pengukuran Awal Terkena benda tajam kasat

mata

Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Tersandung karena jalan

tidak rata

Luka, Cidera × Pakai sepatu kerja

Terkena alat kerja, paku Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja

Manual

Penyelidikan Tanah Terkena benda tajam kasat

mata

Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Tersandung karena jalan

tidak rata

Luka, Cidera × Pakai sepatu kerja

Terkena alat kerja, bodem

SPT, Angker dsb

Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

9 6 4 13 32

AKTIVITAS POTENSI BAHAYA/ RISIKO

TINGKAT

KEPARAHAN

(SEVERITY)

SUMBER RISIKO

PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI)

K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT

J OB SAFETY ANALYSIS

IDENTIFIK ASI BAHAYA DAN ASPEK LINGK UNGAN

NOLOKASI/ PROSES /

FUNGSI

Pengadaan Instalasi

Air (pemasangan

pipa)

Topography

Penyimpanan Bahan

Bakar, Kimia,

Semen

Tempat

Penyimpanan Alat,

Spare Part, dan

Mesin Kerja

TOTAL JUMLAH RISIKO

Page 65: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

72

People Equipm

ent

Material Environ

ment

2.1 Pekerjaan Galian :

Pile Cap, Plate

Basement,

Terkena alat kerja (handtool)

yang digunakan

Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja

Manual

Terkena benda tajam Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja

Manual

Terperosok kedalam lubang

galian

Luka, Cidera × Pemasangan rambu area galian

Tergelincir lumpur / licin Cidera × Pakai Sepatu Boot Karet dan pasang rambu

Awas Licin

Percikan debu pasir Gangguan

kesehatan

× Menggunakan Safety google/ kaca mata

Terkena alat kerja (handtool)

yang digunakan

Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja

Manual

Kaki tergencet stamper Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja

Manual

Gangguan fisik dan

pendengaran dari getaran alat

Gangguan

kesehatan

× Menggunakan earplug/ penutup telinga &

Ik, Alat Kerja Manual

Terkena benda tajam Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja

Manual

Terkena alat kerja (handtool)

yang digunakan

Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja

Manual

Terkena benda tajam Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Percikan puing Gangguan

kesehatan

× Pakai APD dan kaca mata

Terlindas, terkena manuver

backhoe

Luka, Cidera,

Meninggal

× Traffic manajemen, APD, memasang rambu

& IK Alat Mekanis

2.2 Galian Tanah

Mekanis

Terkena Manuver Excavator Luka, Cidera,

Meninggal

× IK. Pengoperasian Alat Mekanis

Alat berat terguling karena

area galian longsor / amblas

Luka, Cidera,

Meninggal

× IK. Pengoperasian Alat Mekanis

Pekerja jatuh kedalam area

galian

Luka, Cidera,

Meninggal

× Memasang rambu, guard line

Terkena Manuver Excavator Luka, Cidera,

Meninggal

× IK. Pengoperasian Alat Mekanis

Tersiram, tertimbun muatan

tanah galian

Luka, Cidera,

Meninggal

× Memasang rambu, guard line

PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI)

K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT

NOLOKASI/ PROSES /

FUNGSIAKTIVITAS POTENSI BAHAYA/ RISIKO

TINGKAT

KEPARAHAN

(SEVERITY)

SUMBER RISIKO

Pemindahan Tanah

Galian

menggunakan

excavator

Penggalian tanah

dengan alat

Excavator

II. PEKERJAAN STRUKTUR

Galian Tanah

Manual

Menggunakan

Sekrop dan Cangkul

Urugan Tanah Pasir

dan Pemadatan

Menggunakan

Stamper

J OB SAFETY ANALYSIS

IDENTIFIK ASI BAHAYA DAN ASPEK LINGK UNGAN

Pembersihan Puing

Bangunan Lama

Pada Area Galian

Pile Cap, Plate

Basement,

Basement, Tie

Biem, GWT, Pit

Lift menggunakan

backhoe

Page 66: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

73

People Equipm

ent

Material Environ

ment

Manuver Truk di

Lokasi galian

Terkena manuver truk Luka, Cidera,

Meninggal

× Traffic manajemen, APD, memasang rambu

& IK Alat Mekanis

Terkena manuver Excavator Luka, Cidera,

Meninggal

× IK. Pengoperasian Alat Mekanis

Tersiram, tertimbun muatan

tanah galian

Luka, Cidera,

Meninggal

× Memasang rambu, guard line

Terkena sengatan listrik, pada

area basah

Kematian × IK. Pekerjaan Pada Jaringan Listrik

Gangguan pendengaran dari

alat pompa

Gangguan

kesehatan

× Memakai Ear Plug

Terkena benda tajam pada

genangan air

Luka, Cidera × APD (Sepatu)

2.5 Instalasi Soldier

Pile, Retaining Wall

Terkena manuver alat dan

kendaraan

Luka, Cidera,

Meninggal

× Traffic manajemen ( Pengaturan lalu lintas

pada kendaraan)

Terkena longsor galian Luka, Cidera,

Meninggal

× Memasang rambu, guard line

Terkena manuver alat

pengeboran

Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terperosok kedalam lubang

pengeboran

Cidera × Memasang rambu, guard line

Tergelincir lumpur / licin Cidera × Memasang rambu, guard line

Terkena alat kerja (handtool)

yang digunakan

Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terbentur, Tergores pipa

tremi

Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja

Manual

Terkena alat kerja (handtool)

yang digunakan

Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja

Manual

Tertusuk kawat bindrat Luka × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Tertusuk benda tajam Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terjepit rangkaian besi Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terkena manuver Truk Mixer Kematian × Traffic manajemen, APD, memasang rambu

& IK Alat Mekanis

Tertimpa bucket Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Tertimpa vibrator Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terkena cipratan beton saat

pengecoran lubang

Iritasi kulit × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Lingkungan kotor akibat

ceceran beton dan lumpur

yang menempel pada

kendaraan/ Mixer yang keluar

Komplain warga × Storing Tenaga dan Peralatan Kebersihan

Jalan (Tangki Air, Selang, Sapu Lidi)

Terkena benda tajam Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terpental alat pengujian Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Mata terkena serpihan beton

yang hancur

Gangguan

pengelihatan

× Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan,

helm, kaca mata)

J OB SAFETY ANALYSIS

IDENTIFIK ASI BAHAYA DAN ASPEK LINGK UNGAN

NOLOKASI/ PROSES /

FUNGSIAKTIVITAS POTENSI BAHAYA/ RISIKO

TINGKAT

KEPARAHAN

(SEVERITY)

SUMBER RISIKO

PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI)

K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT

Pemasangan Pipa

Chasing Tremi

Pengeboran Soldier

Pile

2.3

Tes Pengujian PDA

Pengecoran Beton

Soldier Pile

Pembesian untuk

Soldier Pile

2.4 Instalasi Listrik

pada Pompa

Pengering

Loading Tanah ke

truk

Pekerjaan

Dewatering

Mobilisasi &

Demobilisasi alat

pengeboran

Muatan Tanah oleh

Excavator ke Truk

Loader

Page 67: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

74

People Equipm

ent

Material Environ

ment

Terkena alat kerja (handtool)

yang digunakan

Luka, Cidera × Pakai APD & IK. Alat Kerja Manual

Terperosok kedalam lubang

galian Pile Cap

Cidera × Memasang rambu, guard line

Terkena benda tajam Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terkena mesin bobok/ Jack

Hammer

Luka, Cidera × Pakai APD & IK. Alat Kerja Manual

Terkena alat kerja (handtool)

yang digunakan

Luka, Cidera × Pakai APD & IK. Alat Kerja Manual

Terkena manuver truk

pembuangan

Luka, Cidera,

Meninggal

× Traffic manajemen & IK. Alat Mekanis

Tertimbun muatan puing Luka, Cidera,

Meninggal

× Traffic manajemen

Anti Rayap Terkena cipratan Power

Spray

Iritasi kulit × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terkena alat kerja (handtool)

yang digunakan

Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terperosok kedalam lubang

bekisting

Luka, Cidera × Memasang rambu, guard line

Terkena benda tajam Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terkena alat kerja (handtool)

yang digunakan

Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Tertusuk benda tajam kasat

mata

Luka × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terjepit rangkaian besi Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terkena manuver alat berat /

Mixer

Kematian × Traffic manajemen, APD, memasang rambu

& IK Alat Mekanis

Tertimpa bucket Luka, Cidera,

Meninggal

× Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Tertimpa vibrator Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terkena cipratan beton saat

pengecoran galian

Iritasi kulit × Pakai APD (sarung tangan dan masker)

Lingkungan kotor akibat

ceceran beton dan lumpur /

tanah yang menempel pada

Ban Mixer / Kendaraan yang

keluar proyek

Komplain warga × Storing Tenaga dan Peralatan Kebersihan

Jalan (Tangki Air, Selang, Sapu Lidi)

Terkena besi cetakan kubus Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terkena cipratan beton saat

pengecoran

Iritasi kulit × Pakai APD (sarung tangan dan masker)

Cipratan mengenai mata Gangguan

pengelihatan

× Menggunakan google / kaca mata

Terkena alat kerja manual Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja

Manual

J OB SAFETY ANALYSIS

IDENTIFIK ASI BAHAYA DAN ASPEK LINGK UNGAN

NOLOKASI/ PROSES /

FUNGSIAKTIVITAS POTENSI BAHAYA/ RISIKO

TINGKAT

KEPARAHAN

(SEVERITY)

SUMBER RISIKO

PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI)

K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT

Bench Marking

Level Pile Cap dan

Beam

Pembuatan

Bekisting untuk Tie

Beam

Pekerjaan Pile Cap

dan Tie Beam

Pembuangan Sisa

Puing Pembobokan

Perakitan

Pembesian untuk

Tie Beam

Pengecoran Beton

Pile Cap dan Tie

Beam

Pencetakan Sampel

Kubus Beton Pile

Cap dan Tie Beam

2.6

Pemotongan/

Bobokan Level

Kepala Tiang Bored

Pile

Page 68: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

75

People Equipm

ent

Material Environ

ment

Terkena alat kerja manual Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja

Manual

Terperosok kedalam lubang

bekisting

Luka, Cidera × Memasang rambu, guard line

Terkena benda tajam kasat

mata

Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terkena alat kerja manual Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja

Manual

Terkena alat potong, bender Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja

Manual

Tertusuk Wiremesh Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja

Manual

Terjepit Wire Mesh Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terkena manuver alat berat/

Mixer

Kematian × IK. Pengoperasian Alat Mekanis

Tertimpa bucket Luka, Cidera,

Meninggal

× Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Tertimpa vibrator Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terkena cipratan beton saat

pengecoran

Iritasi kulit × Pakai masker dan google/ kaca mata

Cipratan mengenai mata Gangguan

Penglihatan

× Pakai masker dan google/ kaca mata

Lingkungan kotor akibat

ceceran beton dan lumpur /

tanah yang menempel pada

Ban Mixer / Kendaraan yang

keluar proyek

Komplain warga × Storing Tenaga dan Peralatan Kebersihan

Jalan (Tangki Air, Selang, Sapu Lidi)

Terkena besi cetakan Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terkena cipratan beton saat

pengecoran

Iritasi kulit × Pakai masker dan google/ kaca mata

Terkena alat kerja manual Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja

Manual

2.8 Pekerjaan Dinding

Basement

Terkena besi saat

pengangkutan

Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terpeleset area licin Cidera × Memasang rambu, guard line

Terjepit barang bawaan Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Tertusuk besi wiremesh Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terjepit besi wiremesh Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Tertusuk kawat bindrat Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terkena bijih besi Luka × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terjepit gum dan alat kerja

manual

Luka × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja

Manual

Terjepit rangkaian Wire

Mesh

Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

J OB SAFETY ANALYSIS

IDENTIFIK ASI BAHAYA DAN ASPEK LINGK UNGAN

NOLOKASI/ PROSES /

FUNGSIAKTIVITAS POTENSI BAHAYA/ RISIKO

TINGKAT

KEPARAHAN

(SEVERITY)

SUMBER RISIKO

PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI)

K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT2.7

Pembesian pada

Lantai, Kolom,

Balok dan Plat

Lantai

Pengecoran Beton

pada Lantai,

Kolom, Balok dan

Plat Lantai

Pekerjaan Lantai,

Kolom, Balok dan

Plat Lantai

Pengangkutan besi

wiremesh ke area

dinding basement

secara Manual

Instal perakitan besi

wiremesh pada area

dinding basement

Pencetakan Sampel

Kubus Beton untuk

Lantai, Kolom,

Balok dan Plat

Lantai

Pekerjaan Bekisting

untuk Lantai,

Kolom, Balok dan

Plat Lantai

Page 69: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

76

People Equipm

ent

Material Environ

ment

Terkena alat kerja manual Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja

Manual

Terbentur bekisting Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Tertimpa tumpukan bekisting Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Tertusuk paku Luka × Membuat tempat khusus paku

Jari terjepit palu Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Tersandung alat kerja Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Paparan serbuk dan serutan

kayu

Gangguan

kesehatan

× Menggunakan masker

Alat kerja jatuh menimpa

pekerja dibawah

Luka, Cidera,

Meninggal

× Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Platform roboh Luka, Cidera,

Meninggal

× Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Jatuh dari Scafolding Luka, Cidera,

Meninggal

× Memakai safety belt, IK. Bekerja Pada

Ketinggian

2.9 Pekerjaan Kolam

Renang Lantai

Bawah ; Dinding,

Balok, Plat

Terkena alat kerja manual Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja

Manual

Terperosok kedalam lubang

bekisting

Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terbentur bekisting Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Tertimpa tumpukan bekisting Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Tertusuk paku Luka × Membuat tempat khusus paku

Jari terjepit palu Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terkena benda tajam Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terkena alat kerja manual Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Tertusuk benda tajam Luka × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Tertusuk kawat bindrat Luka × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Tertusuk stek besi Luka × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terjepit Wire Mesh Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja

Manual

J OB SAFETY ANALYSIS

IDENTIFIK ASI BAHAYA DAN ASPEK LINGK UNGAN

NOLOKASI/ PROSES /

FUNGSIAKTIVITAS POTENSI BAHAYA/ RISIKO

TINGKAT

KEPARAHAN

(SEVERITY)

Pemasangan

Bekisting Plat dan

Dinding Kolam

K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT

SUMBER RISIKO

Fabrikasi Bekisting

Dinding Basement

Penyetelan dengan

Tumpuan Platform

Pembesian

wiremesh pada plat

dan dinding kolam

renang

PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI)

Page 70: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

77

People Equipm

ent

Material Environ

ment

Terkena manuver alat berat/

Mixer

Kematian × Traffic manajemen, APD, memasang rambu

& IK Alat Mekanis

Tertimpa bucket Luka, Cidera,

Meninggal

× Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Tertimpa vibrator Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Mixer pump tersemprot

keluar area proyek, terkena

tetangga

Komplain warga × Storing Tenaga dan Peralatan Kebersihan

Jalan (Tangki Air, Selang, Sapu Lidi)

Terkena cipratan beton saat

pengecoran

Iritasi kulit × Memakai masker, sarung tangan

Lingkungan kotor akibat

ceceran beton dan lumpur /

tanah yang menempel pada

Ban Mixer / Kendaraan yang

keluar proyek

Komplain warga × Storing Tenaga dan Peralatan Kebersihan

Jalan (Tangki Air, Selang, Sapu Lidi)

Terkena cipratan bahan kimia Iritasi kulit × Memakai masker, sarung tangan

Cipratan mengenai mata Gangguan

pengelihatan,

kebutaan

× Menggunakan google / kaca mata

Terkena alat kerja manual Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja

ManualTerkena benda tajam kasat

mata

Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terkena alat kerja, kunci pipa Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja

Manual

Terpeleset area licin Cidera × Memasang rambu area licin, guard line

3.0 Tahapan Konstruksi Terbentur Scaffolding saat

pemasangan

Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terjatuh dari lantai atas Kematian × Safety belt & IK. Bekerja Pada Ketinggian

Terjepit scaffolding saat

pemasangan

Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Tertusuk besi / kawat saat

pemotongan

Luka × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terjepit alat potong bengkok

besi (Bar Cutter / Bar

Bender)

Luka, Cidera × Pakai sarung tangan kulit

Terkena sisa potongan besi Luka × Membuat tempat khusus sisa potongan besi

Terkena alat kerja manual Luka, Cidera × IK. Alat Kerja Manual

Mata terkena percikan mortar Gangguan

pengelihatan

× Menggunakan google / kaca mata

Terkena alat potong, gerinda Luka, Cidera × Menggunakan sarung tangan kulit

J OB SAFETY ANALYSIS

IDENTIFIK ASI BAHAYA DAN ASPEK LINGK UNGAN

NOLOKASI/ PROSES /

FUNGSIAKTIVITAS POTENSI BAHAYA/ RISIKO

TINGKAT

KEPARAHAN

(SEVERITY)

SUMBER RISIKO

PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI)

Instalasi pompa air

dan mesin filter

kolam renang

K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT

Fabrikasi Rakitan

Pembesian untuk

Kolom dan Balok

Lantai Atas

Pemasangan bata

untuk dinding

konstruksi lantai

atas

Pemasangan

Scaffolding

Konstruksi Lantai

Atas

Pekerjaan Acian dan

Waterproofing

Pengecoran Beton

pada plat dan

dinding kolam

renang

Page 71: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

78

People Equipm

ent

Material Environ

ment

Terkena alat kerja Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terbentur bekisting Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Tertimpa tumpukan bekisting Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Tertusuk paku Luka × Membuat tempat khusus paku

Jari terjepit palu Cidera × Pakai sarung tangan kulit

Terkena benda tajam Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Percikan paparan debu puing,

semen

Gangguan

pengelihatan

× Menggunakan kaca mata

Terkena alat kerja Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terkena benda tajam Luka × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terkena Zat Kimia chlorine Gangguan

kesehatan

× Menggunakan sarung tangan dan masker

Percikan paparan debu puing,

semen

Luka, Cidera × Menggunakan kaca mata

Pekerjaan Kolam

Renang Rooftop

Dinding, Plat

Terkena alat kerja manual Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terperosok kedalam lubang

bekisting

Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terbentur bekisting Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Tertimpa tumpukan bekisting Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Tertusuk paku Luka × Membuat tempat khusus paku

Jari terjepit palu Cidera × Pakai sarung tangan kulit

Terkena benda tajam Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terkena alat kerja manual Luka, Cidera × IK. Alat Kerja Manual

Tertusuk benda tajam Luka × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Tertusuk kawat bindrat Luka × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Tertusuk sambungan

Wiremesh

Luka × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terjepit Wiremesh Luka, Cidera × Pakai sarung tangan kulit

Terkena stek potongan besi Luka × Stek yang sudah tidak berfungsi segera

dipotong

J OB SAFETY ANALYSIS

IDENTIFIK ASI BAHAYA DAN ASPEK LINGK UNGAN

NOLOKASI/ PROSES /

FUNGSIAKTIVITAS POTENSI BAHAYA/ RISIKO

TINGKAT

KEPARAHAN

(SEVERITY)

SUMBER RISIKO

PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI)

Pembongkaran

Bekisting

Konstruksi kolam

renang lantai bawah

dan Basement

3.1

Pembesian

wiremesh pada plat

dan dinding kolam

rooftop

Pekerjaan Bekisting

Dinding dan Plat

Kolam Rooftop

Water Balancing

Sirkulasi Air Kolam

Renang Lantai

Bawah

K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT

Page 72: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

79

People Equipm

ent

Material Environ

ment

Terkena manuver alat berat/

Mixer

Kematian × IK. Pengoperasian Alat Berat

Tertimpa Bucket Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Cipratan mengenai mata Gangguan

pengelihatan

× Pakai kaca mata

Terkena cipratan beton saat

pengecoran

Iritasi kulit × Pakai sarung tangan

Lingkungan kotor akibat

ceceran beton dan lumpur /

tanah yang menempel pada

Ban Mixer / Kendaraan yang

keluar proyek

Komplain warga × Storing Tenaga dan Peralatan Kebersihan

Jalan (Tangki Air, Selang, Sapu Lidi)

Terkena cipratan bahan kimia Iritasi kulit × Pakai sarung tangan

Cipratan mengenai mata Gangguan

pengelihatan

× Pakai kaca mata

Terkena alat kerja manual Luka, Cidera × IK. Alat Kerja Manual

Tersengat listrik akibat kabel

yang digunakan, luka akibat

terinjak / tertimpa material

berat dan tajam

Kematian × IK. Bekerja Pada Jaringan Listrik

Terpapar debu semen, debu

paras, debu terrasso marmer

Gangguan

kesehatan

× Pakai kaca mata

Terjatuh dari ketinggian pada

pekerjaan opening dinding

Kematian × IK. Bekerja Pada Ketinggian

Terpeleset jatuh karena

ceceran cat

Cidera × IK. Bekerja Pada Ketinggian

Terjatuh / terpeleset saat naik

tangga Scaffolding

Kematian × IK. Bekerja Pada Ketinggian

Terbentur atau terjepit

scaffolding

Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Terjatuh dari scaffolding saat

pemasangan pengecatan,

bobok dll

Kematian × IK. Bekerja Pada Ketinggian

Scaffolding roboh perkuatan

kurang

Cidera,

meninggal

× Pemeriksaan perkuatan Scaffolding

External (Wall Tie, Bracing, Perkuatan

paralel, pondasi, stut/ pipa penunjang dan

cat walk).

Tersengat listrik akibat

Peralatan listrik yang

digunakan tidak aman / kabel

lecet / stop kontak tanpa

steker)

Kematian × IK. Bekerja Pada Jaringan Listrik

Terjatuh/ tersandung tertusuk

stek besi di lantai

Luka, Cidera,

Meninggal

× Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan

dan helm)

Mata terkena percikan

gerinda

Gangguan

pengelihatan

× Pakai kaca mata

Bising dari Penggunaan

Gerinda potong saat

pemasangan keramik

Gangguan

kenyamanan

× Pengaturan jam kerja

J OB SAFETY ANALYSIS

IDENTIFIK ASI BAHAYA DAN ASPEK LINGK UNGAN

NOLOKASI/ PROSES /

FUNGSIAKTIVITAS POTENSI BAHAYA/ RISIKO

TINGKAT

KEPARAHAN

(SEVERITY)

SUMBER RISIKO

PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI)

Pengecoran Beton

area kolam rooftop

Finishing Arsitektur

Area Kolam Renang

(bawah dan

rooftop) dan

instalasi Water Stop

Pekerjaan Acian

area Dinding

Bangunan, Kolam

Renang Bawah,

Rooftop dan

Waterproofing

K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT

Page 73: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

80

People Equipm

ent

Material Environ

ment

3.2 Operasional Alat

Berat TC dan Genset

Pengoperasian alat

berat TC untuk

akses bahan dan

pengoperasian

mesin genset

Muatan jatuh dari TC

menimpa pekerja

Kematian × IK. Pengoperasian Alat Berat

Swing melewati batas area

proyek, mengenai wilayah

tetangga

Gangguan

kenyamanan

× Melakukan sosialisasi dahulu sebelum

beroperasi

Terkena manuver TC Kematian × IK. Pengoperasian Alat Berat

Terjatuh dari ketinggian Kematian × IK. Bekerja Pada Ketinggian

TC roboh mengenai pekerja

atau orang sekitar

Kematian × Memasang rambu "ada pekerjaan diatas"

dan guardlie

Tali seling terputus/ terjerat Kematian × Memasang rambu "ada pekerjaan diatas"

dan guardlie

Terkena panas mesin alat

berat dan genset saat

penggantian spare part dan

membersihkan genset

Cidera × Pakai sarung tangan dan sepatu kerja

Kebakaran dari bahan mudah

terbakar (BBM)

Luka, Cidera,

Meninggal

× Penyediaan APAR (Alat Pemadam Api

Ringan)

Kebisingan dari

pengoperasian genset

Gangguan

pendengaran

× Menggunakan penutup telinga / plug

Tergores baja tajam Luka, Cidera × IK. Alat Kerja Manual

Terbentur baja WF Luka, Cidera × Pakai helm kerja

Radiasi sinar las Gangguan

pengelihatan

× Pakai kaca mata

Mata terkena percikan api las Gangguan

pengelihatan

× Pakai kaca mata

Tangan terkena percikan api Cidera × Pakai sarung tangan

Terjatuh dari ketinggian saat

instalasi

Kematian × IK. Bekerja Pada Ketinggian

Tabung blender meledak Kematian × Penyediaan APAR (Alat Pemadam Api

Ringan)

Tergores benda tajam kasat

mata

Luka × Pakai sarung tangan

Terjatuh dari ketinggian Kematian × IK. Bekerja Pada Ketinggian

Terpeleset jatuh karena licin Luka, Cidera × IK. Bekerja Pada Ketinggian

Pekerja yang berada dibawah

tertimpa material

Cidera × Memasang rambu "ada pekerjaan diatas"

Mata terkena percikan debu

material

Gangguan

pengelihatan

× Pakai kaca mata

60 44 33 62 199

J OB SAFETY ANALYSIS

IDENTIFIK ASI BAHAYA DAN ASPEK LINGK UNGAN

NOLOKASI/ PROSES /

FUNGSIAKTIVITAS POTENSI BAHAYA/ RISIKO

TINGKAT

KEPARAHAN

(SEVERITY)

SUMBER RISIKO

PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI)

Instalasi Safety Net

dan Reiling

pengaman

Pemasangan jaring

net

K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT

Perakitan dan

Pemasangan rangka

atap baja

Instalasi baja WF3.3

TOTAL JUMLAH RISIKO

3.4

Page 74: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

81

People Equipm

ent

Material Environ

ment

Tersengat listrik akibat

Peralatan listrik yang

digunakan tidak aman / kabel

lecet / stop kontak tanpa

steker)

Kematian × IK. Bekerja Pada Jaringan Listrik

Kejatuhan material dari

konstruksi atas

Cidera × Memasang rambu"ada pekerjaan diatas"

Paparan debu material Gangguan

kesehatan

× Menggunakan masker

Terkena benda tajam kasat

mata

Luka × Menggunakan sepatu kerja

Terkena alat kerja manual Luka, Cidera × IK. Bekerja Pada Jaringan Listrik

3.2 Pengadaan Ruang

Pompa

Tersengat listrik Kematian × Menggunakan sepatu kerja karet

Tabung blender las meledak Kematian × Menyediakan APAR

Terkena benda tajam kasat

mata

Luka × Menggunakan sepatu kerja

Terkena alat kerja manual Luka, Cidera × IK. Bekerja Pada Jaringan Listrik

Tersengat listrik Kematian × IK. Bekerja Pada Jaringan Listrik

Tabung blender las meledak Kematian × Menyediakan APAR

Kaki terkena benda tajam Luka × Menggunakan sepatu kerja

Terkena alat kerja manual,

kunci besi

Cidera × IK. Bekerja Pada Jaringan Listrik

Tersengat listrik Kematian × IK. Bekerja Pada Jaringan Listrik

Tabung blender las meledak Kematian × Menyediakan APAR, Penyediaan nomer

telepon darurat

Kaki terkena benda tajam Luka × Menggunakan sepatu kerja

Terkena alat potong pipa Luka, Cidera × IK. Alat Kerja Manual

Terperosok jatuh pada

lubang sump pit

Cidera × Pakai APD (Sepatu kerja, helm)

3.4 Instalasi Pemipaan

LPG Black Steel

Pipe

Menghirup gas bocor/

beracun

Gangguan

kesehatan

× Memakai masker

Tabung LPG meledak Kematian × Menyediakan APAR, Penyediaan nomer

telepon darurat

Terkena benda tajam Luka × IK. Alat Kerja Manual

Terkena alat kerja Luka, Cidera × IK. Alat Kerja Manual

Mata terkena serpihan beton Gangguan

pengelihatan

× Pakai kaca mata

Terjatuh dari ketinggian Kematian × IK. Bekerja Pada Ketinggian

Menghirup debu beton Gangguan

kesehatan

× Memakai masker

Terkena alat kerja manual Luka, Cidera × IK. Alat Kerja Manual

J OB SAFETY ANALYSIS

IDENTIFIK ASI BAHAYA DAN ASPEK LINGK UNGAN

NOLOKASI/ PROSES /

FUNGSIAKTIVITAS POTENSI BAHAYA/ RISIKO

TINGKAT

KEPARAHAN

(SEVERITY)

SUMBER RISIKO

PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI)

Pembuatan sump

pit dan instalasi

Sumbmersible

Pemasangan

Control Panel,

Cable Control, Pipa

WLC pada area

bangunan

Instalasi Pressure

Tank, Hot Water

Tank, dan Distribusi

3.1 Instalasi listrik dan

alat elektrik

pendukung

Operasi alat,

pemasangan kabel

pada dinding

bangunan

Pemasangan

Regulator dan

Cable Control

Pengeboran /

pembobokan lubang

kabel instalasi

III. PEKERJAAN PLUMBING DAN ME

K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT

Page 75: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.pdf · 2.1 Proyek Konstruksi ... pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja,

82

People Equipm

ent

Material Environ

ment

Terkena potongan pipa besi

tajam

Luka × Membuatkan tempat khusus untuk

potongan besi

Tabung blender las meledak Kematian × Menyediakan APAR, Penyediaan nomer

telepon darurat

Percikan api las blender

mengenai mata

Gangguan

pengelihatan

× Pakai kaca mata

Terkena alat kerja yang

digunakan

Luka × IK. Alat Kerja Manual

Tangan terkena percikan api Luka, Cidera × Pakai sarung tangan

Terkena manuver

pemindahan mesin bor

Cidera × Traffic manajemen

Bising dari mesin bor Gangguan

pendengaran

× Pakai penutup telinga/plug, pengaturan jam

kerja

Terperosok pada lubang bor Cidera × Pakai APD (Sepatu kerja, helm)

Terbentur pipa chasing Cidera × Pakai APD (Sepatu kerja, helm)

Terkena alat kerja (handtool)

yang digunakan

Luka, Cidera × IK. Alat Kerja Manual

Terpeleset area licin Cidera × Memasang rambu dan guardline

Mata terkena percikan debu

material

Gangguan

pengelihatan

× Pakai kaca mata

Terkena potongan tajam pipa Luka × Pakai sarung tangan

Terkena alat kerja (handtool)

yang digunakan

Luka, Cidera × Pakai APD (Sepatu kerja,sarung tangan,

helm)

Jari terjepit pompa Cidera × Menggunakan sarung tangan kulit

Bising dari pompa Gangguan

pendengaran

× Pakai earplug/penutup telinga

Terkena potongan tajam pipa Luka × Pakai sarung tangan

Terkena alat kerja (handtool)

yang digunakan

Luka, Cidera × IK. Alat Kerja Manual

23 7 3 11 44

J OB SAFETY ANALYSIS

IDENTIFIK ASI BAHAYA DAN ASPEK LINGK UNGAN

NOLOKASI/ PROSES /

FUNGSIAKTIVITAS POTENSI BAHAYA/ RISIKO

TINGKAT

KEPARAHAN

(SEVERITY)

SUMBER RISIKO

PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI)

Operasi alat

pengeboran untuk

air sumur

Pompa Sirkulasi,

Sand Filter untuk

sumur

Instalasi PVC

Pemipaan Air

Bersih dari sumur

Pemotongan sisa

pipa besi dengan

blending las

Supply Air3.6

3.5 Pengeboran Sumur

Dalam

TOTAL JUMLAH RISIKO

K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT

Berdasarkan hasil identifikasi risiko K3 pada Tabel 2.9 diketahui terdapat

total sebanyak 275 risiko yang masing-masing teridentifikasi pada Tahap

Pekerjaan Persiapan sebanyak 32 risiko, Tahap Pekerjaan Struktur sebanyak 199

risiko, dan 44 risiko dari Tahap Pekerjaan Plumbing dan ME.