2. LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan · biaya proyek bergantung dari perencanaan proyek (Yang & Lin,...

21
Universitas Kristen Petra 5 2. LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan Tahap perencanaan proyek memegang peranan yang sangat penting dalam proyek konstruksi. Perancangan dan perencanaan merupakan tahap awal dari proyek konstruksi yang berpengaruh sangat besar dan signifikan terhadap sukses proyek (Gibson et al., 1995) karena sebagian besar keputusan strategis dan biaya proyek bergantung dari perencanaan proyek (Yang & Lin, 1998). 2.1.1 Definisi Definisi perencanaan dalam proyek konstruksi menurut beberapa ahli : Penerapan metode ilmiah untuk mencari, mengumpulkan, dan mengolah informasi yang relevan dengan perencanaan untuk mencapai sasaran dan tujuan perencanaan yaitu menghasilkan perencanaan yang optimal dan berkualitas yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen (Merrit, 1986) Proses untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin untuk menghasilkan hasil desain yang optimal ditinjau dari kualitas dan penggunaan biaya proyek yang efektif untuk kepuasan pemilik (Ahmad et al, 2002). Secara umum perencanaan proyek konstruksi dapat didefinisikan sebagai proses berkesinambungan untuk memperoleh sebanyak mungkin informasi penting yang kemudian diolah untuk menghasilkan dokumen perencanaan yang berkualitas dan handal dalam rangka pengambilan keputusan yang lebih baik. 2.1.2 Peranan Tahap Perencanaan Tahap perencanaan proyek memegang peranan yang sangat penting karena sebagian besar keputusan strategis dan biaya proyek bergantung dari perencanaan proyek. Menurut Mc George (1988), biaya desain berkisar 2% - 10% dari total biaya proyek, tetapi perencanaan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi biaya proyek secara keseluruhan. Hal ini sesuai dengan konsep yang menunjukkan pengaruh perubahan desain terhadap biaya konstruksi

Transcript of 2. LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan · biaya proyek bergantung dari perencanaan proyek (Yang & Lin,...

Page 1: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan · biaya proyek bergantung dari perencanaan proyek (Yang & Lin, 1998). 2.1.1 Definisi Definisi perencanaan dalam proyek konstruksi menurut beberapa

Universitas Kristen Petra

5

2. LANDASAN TEORI

2.1. Perencanaan

Tahap perencanaan proyek memegang peranan yang sangat penting

dalam proyek konstruksi. Perancangan dan perencanaan merupakan tahap awal

dari proyek konstruksi yang berpengaruh sangat besar dan signifikan terhadap

sukses proyek (Gibson et al., 1995) karena sebagian besar keputusan strategis dan

biaya proyek bergantung dari perencanaan proyek (Yang & Lin, 1998).

2.1.1 Definisi

Definisi perencanaan dalam proyek konstruksi menurut beberapa ahli :

• Penerapan metode ilmiah untuk mencari, mengumpulkan, dan mengolah

informasi yang relevan dengan perencanaan untuk mencapai sasaran dan

tujuan perencanaan yaitu menghasilkan perencanaan yang optimal dan

berkualitas yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen (Merrit, 1986)

• Proses untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin untuk menghasilkan

hasil desain yang optimal ditinjau dari kualitas dan penggunaan biaya proyek

yang efektif untuk kepuasan pemilik (Ahmad et al, 2002).

Secara umum perencanaan proyek konstruksi dapat didefinisikan sebagai

proses berkesinambungan untuk memperoleh sebanyak mungkin informasi

penting yang kemudian diolah untuk menghasilkan dokumen perencanaan yang

berkualitas dan handal dalam rangka pengambilan keputusan yang lebih baik.

2.1.2 Peranan Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan proyek memegang peranan yang sangat penting

karena sebagian besar keputusan strategis dan biaya proyek bergantung dari

perencanaan proyek. Menurut Mc George (1988), biaya desain berkisar 2% - 10%

dari total biaya proyek, tetapi perencanaan merupakan salah satu faktor penting

yang mempengaruhi biaya proyek secara keseluruhan. Hal ini sesuai dengan

konsep yang menunjukkan pengaruh perubahan desain terhadap biaya konstruksi

Page 2: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan · biaya proyek bergantung dari perencanaan proyek (Yang & Lin, 1998). 2.1.1 Definisi Definisi perencanaan dalam proyek konstruksi menurut beberapa

Universitas Kristen Petra

6

(ability to influence concept) seperti terlihat pada Gambar 2.1 dimana kurva yang

berlabel pengaruh menggambarkan kemampuan untuk mempengaruhi hasil

proyek dalam siklus proyek. Dari Gambar 2.1 dapat disimpulkan bahwa pada

tahap perencaanan lebih mudah untuk mempengaruhi hasil proyek dengan biaya

yang masih relatif kecil karena belum direalisasikan secara fisik. Sedangkan pada

fase konstruksi perubahan terhadap desain walaupun kecil mempunyai pengaruh

yang besar terhadap biaya proyek yang dikeluarkan (Gibson et al., 1995).

Gambar 2.1. Ability to influence concept (Gibson et al., 1995)

Proses perencanaan sangat rumit dan kompleks karena tidak dihasilkan

oleh salah satu pihak saja tetapi oleh tim perencana (A/E), dimana kinerja salah

satu pihak akan mempengaruhi kinerja tim perencana secara keseluruhan.

Walaupun demikian kepuasan pemilik tetap menjadi target dalam usaha semua

pihak yang terlibat dalam proyek. Hal ini tentunya tidak terlepas dari peran dan

Biaya Pengaruh

Total B

iaya Proyek

Kem

ampu

an d

alam

Mem

peng

aruh

i Bia

ya

Pengaruh Tinggi Pengaruh Rendah

Pengeluaran Rendah Pengeluaran Tinggi

Konstruksi Perencanaan & Desain

100%

0%

Pengaruh Biaya

2-10 % 70-100%

85-95% 10-25%

Page 3: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan · biaya proyek bergantung dari perencanaan proyek (Yang & Lin, 1998). 2.1.1 Definisi Definisi perencanaan dalam proyek konstruksi menurut beberapa

Universitas Kristen Petra

7

kerjasama dalam tim perencana yaitu perencana arsitektur, struktur, mekanikal

dan elektrikal. Karena banyaknya pihak yang terlibat maka peranan komunikasi

yang baik merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting untuk

menunjang efektifitas tim pada tahap perencanan proyek seperti terlihat pada

Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Karakteristik tim yang efektif (Tucker et al., 1997)

Technical Success

Ability to predict trends

On time, on budget performance

Committed, result oriented

Innovative, creative

Concern for quality

Willingness to change

Membership self development

Mutual trust

Good team spirit

Good communication

Capacity to solve conflict

High involvement, high energy

High need for achivement

Effective organizational

interface

The Effective

Team

Task/ Result oriented

characteristic

People orientedcharacteristic

Page 4: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan · biaya proyek bergantung dari perencanaan proyek (Yang & Lin, 1998). 2.1.1 Definisi Definisi perencanaan dalam proyek konstruksi menurut beberapa

Universitas Kristen Petra

8

2.1.3 Tahap-Tahap Perencanaan

Tahap awal dari siklus proyek konstruksi adalah tahap perancangan dan

perencanaan. Secara umum tahap perencanaan dibagi menjadi tiga tahap yaitu

tahap masukan perencanaan, proses perencanaan, dan tahap keluaran perencanaan

seperti terlihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Tahapan Perencanaan Proyek (Schoonmaker, 1997)

2.1.3.1 Tahap Masukan Perencanaan

Tahap masukan perencanaan merupakan tahap awal dari tahap

perencanaan yang bertujuan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi

yang dibutuhkan dalam perencanaan. Informasi yang dibutuhkan meliputi

kebutuhan, ide, gagasan, dan tujuan dari pemilik.

Peran pokok dari tahap masukan perencanaan adalah:

• Alat untuk mengkomunikasikan gagasan/ide desain dan tujuan dari pihak

pemilik kepada tim perencana.

• Proses pembelajaran antara pihak pemilik dan tim perencana untuk

mendefinisikan dan mengembangkan tujuan (objective) proyek.

• Dasar pengambilan keputusan dalam perencanaan

Tahap ini merupakan tahap yang sangat vital karena hasil dari tahap ini menjadi

landasan/dasar untuk tahap berikutnya. Hasil dari tahap masukan perencanaan

adalah dokumen yang menjelaskan tujuan dari pihak pemilik dari segi fungsi,

waktu, biaya, dan kualitas (RIBA, 1980) yang biasanya disebut dengan Term of

Reference (TOR). Menurut Cornick (1991), tahap masukan perencanaan disebut

dengan briefing phase.

Tahap Keluaran Perencanaan

KebutuhanPemilik Proyek

SpesifikasiGambar Kerja

Aktivitas Perencanaan

Tahap Masukan Perencanaan

Term of Reference (TOR)

Proses Perencanaan

Konsep dan AlternatifPerencanaan

Page 5: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan · biaya proyek bergantung dari perencanaan proyek (Yang & Lin, 1998). 2.1.1 Definisi Definisi perencanaan dalam proyek konstruksi menurut beberapa

Universitas Kristen Petra

9

Kunci sukses dari tahap masukan perencanaan ini adalah komunikasi

yang efektif antara pihak pemilik dengan konsultan perencana sehingga semua

informasi yang dibutuhkan untuk perencanaan disampaikan dengan jelas dan

akurat dengan cara meminimalisasi hambatan dalam komuniksi.

2.1.3.2 Proses Perencanaan

Proses perencanaan ini dimulai dari penyusunan konsep perencanaan

oleh tim perencana yang terdiri dari perencana arsitek, struktur dan M/E dimana

tim perencana menentukan kebutuhan pemilik proyek yang merupakan dasar

tindak lanjut dari tahap masukan perencanaan. Menurut Schooonmaker (1997),

penyusunan konsep perencanaan dalam hal ini harus memperhatikan persyaratan-

persyaratan sebagai berikut:

• Masukan perencanaan (TOR) yang merupakan acuan perencanaan

• Data teknis dari lokasi proyek yang akan dibangun

• Kondisi sarana dan prasarana yang ada disekitar lokasi proyek

• Peraturan pemerintah (pusat maupun daerah) yang berkaitan dengan proyek

yang akan dibangun

• Standar-standar teknik yang terkait dengan proyek, misalnya standar peraturan

beton, standar peraturan baja, standar keamanan bangunan, dan lain-lain

• Lingkungan hidup disekitar lokasi proyek.

Setelah menyusun konsep perencanaan, perencana menyusun beberapa

alternatif perencanaan sesuai dengan konsep perencanaan yang dipilih. Faktor-

faktor yang dipertimbangkan dalam penyusunan alternatif perencanaan:

• Persyaratan luas, organisasi ruang, serta sirkulasi udara dalam gedung

• Sistem konstruksi, bahan bangunan, jenis material dan komponen bangunan.

• Sistem operasi dan perawatan bangunan.

Kunci sukses dari tahap perencanaan ini adalah komunikasi yang efektif

antar konsultan perencana baik perencana arsitektur, struktur dan M/E sehingga

konsep perencanaan yang dihasilkan sesuai dengan tujuan dan harapan pemilik.

Oleh karena itu diperlukan suatu sistem koordinasi yang efisien dan efektif untuk

mentransfer informasi yang diperlukan oleh masing-masing perencana dimana

setiap perubahan yang terjadi harus diinformasikan secara cepat dan tepat.

Page 6: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan · biaya proyek bergantung dari perencanaan proyek (Yang & Lin, 1998). 2.1.1 Definisi Definisi perencanaan dalam proyek konstruksi menurut beberapa

Universitas Kristen Petra

10

2.1.3.3. Tahap Keluaran Perencanaan

Tahap ini merupakan tahap akhir dari tahap perencanaan dimana tahap

ini bertujuan untuk menterjemahkan konsep dan alternatif perencanaan yang telah

dibuat ke dalam dokumen perencanaan yang berupa spesifikasi dan gambar kerja.

Dokumen ini nantinya akan digunakan dalam proses tender dan fase

konstruksi agar dapat di terapkan untuk dilaksanakan. Oleh karena itu dokumen

perencanaan yang dihasilkan harus lengkap, jelas, sistematis, dan akurat sehingga

dapat dijadikan pedoman baku dalam pelaksanaan proyek seperti seperti

pembuatan gambar kerja secara detail, lengkap dan rinci meliputi gambar denah,

tampak, potongan dan detail (Cornick, 1991). Selain itu dokumen perencanaan

yang dihasilkan harus konsisten, baik yang dihasilkan oleh perencana arsitektur,

struktur dan M/E sehingga menjadi dokumen yang terintegrasi antara satu dengan

yang lainnya. Tentunya hal ini menuntut adanya koordinasi yang efisien dan

efektif untuk mentransfer informasi yang diperlukan masing-masing perencana,

dimana setiap perubahan yang terjadi harus diinformasikan secara cepat dan tepat.

Dokumen perencanaan yang dikeluarkan harus didokumentasikan dan

diberi identitas sehingga merupakan informasi yang terkontrol untuk dijadikan

pedoman baku dalam pelaksanaan proyek. Tahap keluaran perencanaan ini

disebut juga sebagai detailing phase (Cornick,1991).

2.1.4 Dokumen Perencanaan

Dokumen perencanaan merupakan media yang digunakan oleh konsultan

perencana untuk menyampaikan desain yang sudah dibuat kepada kontraktor.

Dengan demikian kontraktor dapat memahami konsep perencanaan untuk

diwujudkan dalam struktur fisik bangunan. Dokumen perencanaan pada umumnya

dituangkan dalam bentuk gambar dan spesifikasi (Kunishima dan Shoji, 1996)

2.1.4.1 Gambar

Gambar yang dihasilkan oleh perencana adalah gambar kerja. Gambar

kerja adalah gambar yang menghubungkan antara masa perencanaan dan masa

konstruksi yang berisi petunjuk secara detail tentang instalasi, jenis material,

peralatan serta ukuran secara tepat yang digunakan dalam pembagunan suatu

Page 7: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan · biaya proyek bergantung dari perencanaan proyek (Yang & Lin, 1998). 2.1.1 Definisi Definisi perencanaan dalam proyek konstruksi menurut beberapa

Universitas Kristen Petra

11

proyek (Fisk, 1997). Selain itu, gambar kerja merupakan bagian dari dokumen

kontrak yang berfungsi menyatakan bentuk geometris dari proyek.

Gambar kerja yang dihasilkan oleh perencana berupa gambar kerja

arsitektur, struktur dan mekanikal elektrikal. Masing-masing gambar kerja yang

dihasilkan harus terintegrasi antara satu dengan yang lainnya. Kompleksnya

konstruksi dan banyaknya pihak yang terlibat menyebabkan gambar kerja harus di

review karena seringkali menjadi sumber perselisihan karena antar pihak yang

terlibat. Oleh karena itu gambar yang dihasilkan oleh perencana harus lengkap,

jelas, akurat, ringkas dan konkrit.

2.1.4.2 Spesifikasi

Spesifikasi adalah dokumen tertulis yang berisi tentang syarat–syarat

teknis proyek. Kalau gambar kerja menunjukkan hal yang harus dibangun,

spesifikasi merupakan cara membangun suatu proyek dan hasil dari proyek

tersebut. Biasanya berupa pernyataan yang spesifik tentang syarat-syarat teknis

seperti jenis material dan karakteristik teknik lainnya (Clough, 1994). Spesifikasi

teknik dibagi menjadi 3 kategori yaitu tentang syarat bahan, syarat pengerjaan dan

syarat produk (Nugraha et al, 1985)

• Syarat bahan

Definisi syarat bahan adalah spesifikasi material yang terdiri dari merk,

type, dan kualitas dari bahan tertentu misalnya: kayu jati ex Bojonegoro, asbes

gelombang (besar) ex Semen Gresik, dan lain-lain.

• Syarat pengerjaan

Definisi syarat pengerjaan adalah spesifikasi tentang proses pengerjaan

yang meliputi cara pengelolaan bahan bangunan dari bentuk asal menjadi

bangunan struktur, standar kerja yang diinginkan, metode dan urutan kerja dari

penyusunan-penyusunannya atau pemasangannya, toleransi yang diperkenankan

dan lain sebagainya. Selain itu juga dicantumkan pengamanan kerja terhadap

kecelakaan dan metode-metode kerja yang tidak boleh dipergunakan. Misalnya :

pekerjaan pemadatan urukan pasir untuk pondasi lajur jalan harus dilaksanakan

lapis per lapis dengan ketebalan maximum 25 cm memakai peralatan mesin

Page 8: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan · biaya proyek bergantung dari perencanaan proyek (Yang & Lin, 1998). 2.1.1 Definisi Definisi perencanaan dalam proyek konstruksi menurut beberapa

Universitas Kristen Petra

12

pemadat getar (vibrocompactor) seberat 2 ton. Pemadatan yang dilakukan tanpa

alat getar tidak diperkenankan.

• Syarat produk

Definisi syarat produk adalah spesifikasi yang meliputi kapasitas, prestasi kerja,

penampilan dan operasi dari peralatannya serta prosedur testing dilapangan

sebelum diadakan berita acara penyerahan pekerjaan tersebut. Misalnya : mutu

beton K 225, pemadatan tanah (CBR 90%). Oleh karena itu pada prinsipnya

semua keterangan harus diuraikan dengan lengkap, jelas, benar, ringkas, dan rinci.

Fungsi dari spesifikasi adalah sebagai pelengkap gambar kerja yaitu

tentang penentuan bahan yang digunakan dan prosedur pelaksanaan pekerjaan.

Spesifikasi secara garis besar terbagi menjadi dokumen tender dan kontrak,

persyaratan kontrak dan spesifikasi teknik.

Pada prinsipnya spesifikasi mempunyai peringkat yang lebih tinggi

daripada gambar kerja. Apabila terjadi perbedaan antar dokumen perencanaan

maka yang digunakan sebagai acuan adalah yang tertera dalam spesifikasi.

2.2. Kinerja Konsultan Perencana

Kinerja didefinisikan sebagai pengukuran tingkat keefektifan yang

menghubungkan kualitas produk kerja dan produktifitas (Barkley Saylor, 1994).

Dengan kata lain kinerja adalah hal yang digunakan untuk mendeskripsikan kerja,

produk dan karakter umum dari proses. Kinerja konsultan didefinisikan sebagai

kesesuaian antara dokumen perencanaan dengan permintaan dan harapan pemilik.

Kinerja konsultan dapat diukur dari deliverable criteria ditinjau dari

segi waktu, biaya dan kualitas. Tetapi dalam penelitian ini konteks deliverable

lebih relevan bila ditinjau dari segi waktu dan kualitas saja. Untuk mewujudkan

kinerja yang baik tidaklah mudah bergantung kompleksnya proyek dan komitmen

tim perencana baik perencana arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal.

Tucker & Scarlet (1986) mengajukan kriteria untuk mengevaluasi perencanaan

proyek dari segi deliverable ditinjau dari waktu dan kualitas seperti terlihat pada

Gambar 2.4 di bawah ini.

Page 9: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan · biaya proyek bergantung dari perencanaan proyek (Yang & Lin, 1998). 2.1.1 Definisi Definisi perencanaan dalam proyek konstruksi menurut beberapa

Universitas Kristen Petra

13

2.2.1 Kinerja Konsultan Ditinjau dari Segi Waktu

Penjadwalan merupakan suatu proses penyusunan fungsi-fungsi

perencanaan, penetapan batas-batas waktu untuk setiap bagian pekerjaan dalam

rangkaian yang masuk akal dan sistematik (Deatherage, 1995). Penjadwalan

diartikan juga sebagai tahap penterjemahan suatu perencanaan ke dalam diagram

yang sesuai dengan skala waktu (Steven, 1990).

Salah satu ukuran untuk mengukur kinerja konsultan dapat dilihat

dengan tercapainya target waktu yang ditetapkan sebelumnya dalam dokumen

kontrak. Faktor yang mempengaruhi kinerja konsultan ditinjau dari segi waktu

adalah milestone schedule. Milestone adalah batasan (constraint) yang sifatnya

sangat signifikan dan mendesak untuk mencapai program/tujuan dari proyek yang

ditetapkan oleh pemilik. Kinerja konsultan dapat diukur dari tercapainya target

waktu yang telah ditetapkan oleh pihak pemilik. Target waktu yang dimaksudkan

adalah ketepatan penyerahan dokumen perencanaan kepada pemilik.

Ketepatan waktu dalam penyerahan dokumen siap tender kepada pihak

pemilik merupakan jadwal yang mendasar yang harus terpenuhi. Meskipun

batasan waktu dan tanggal sudah tertulis di dalam kontrak, tetapi tidak semua

dokumen siap tender dapat di serahkan secara keseluruhan tepat waktu (on

schedule) karena alasan tertentu.

Gambar 2.4. Kerangka Ukuran Kinerja Konsultan (Tucker &Scarlett, 1986)

CONSULTANT PERFORMANCE

DELIVERABLES

QUALITY TIME

CONSTRUCTABILITYACCURACY SCHEDULEUSABILITY

Milestone ScheduleInconsistencyErrors and Omissions

CompletenessClarity

Conformance

Construction Method and TimeConstruction Knowledge

Construction SafetyMaintainability

Page 10: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan · biaya proyek bergantung dari perencanaan proyek (Yang & Lin, 1998). 2.1.1 Definisi Definisi perencanaan dalam proyek konstruksi menurut beberapa

Universitas Kristen Petra

14

2.2.2 Kinerja Konsultan Ditinjau dari Segi Kualitas

Dokumen perencanaan yang berkualitas adalah salah satu ukuran yang

digunakan untuk mengukur kinerja konsultan. McGeorge (1988) dalam studinya

menyatakan bahwa kualitas adalah hal terpenting yang harus diperhatikan dalam

top management agenda. McGeorge (1988) juga menyatakan bahwa desain yang

baik akan menjadi efektif dan dapat dibangun (constructable) dengan

memperhatikan aspek ekonomi dan keselamatan kerja (safety).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja konsultan ditinjau dari segi

kualitas meliputi accuracy of design document, usability of design document,

constructability of the design

2.2.2.1 Accuracy of design document

Keakuratan dokumen perencanaan memegang peranan penting dalam

pelaksanaan proyek. Dokumen perencanaan yang telah dibuat harus dapat

dijadikan pedoman baku dalam pelaksanaan proyek. Keakuratan dokumen

perencanaan meliputi consistency ,error and ommission

• Consistency

Konsistensi berarti bahwa informasi yang disampaikan antar dokumen

konsisten, dengan demikian tidak akan terjadi perbedaan informasi dalam suatu

perencanaan. Dalam hal ini termasuk konsistensi simbol, notasi dan satuan yang

digunakan dalam dokumen perencanaan (Emmit and Gorse, 2003). Dokumen

perencanaan harus dipastikan konsisten dan terintegrasi antara yang satu dengan

yang lain baik dokumen perencanaan struktur, arsitektur, mekanikal dan elektrikal

(Emmit and Gorse, 2003). Perubahan dalam perencanaan harus di minimalisasi

karena adanya perubahan dan tidak konsistennya dokumen perencanaan akan

mempengaruhi efektifitas perencanaan. Dalam perencanaan suatu proyek banyak

pihak yang terlibat dimana masing-masing pihak mempunyai latar belakang,

kepentingan dan disiplin ilmu yang berbeda-beda sehingga tidak jarang terjadi

gap, konflik dan perubahan selama perencanaan proyek. Tentunya permasalahan

ini dapat diselesaikan dengan adanya sistem yang mengatur agar dokumen

perencanaan tetap konsisten dan terintegrasi .

Page 11: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan · biaya proyek bergantung dari perencanaan proyek (Yang & Lin, 1998). 2.1.1 Definisi Definisi perencanaan dalam proyek konstruksi menurut beberapa

Universitas Kristen Petra

15

• Error and Omissions

Error dan omission merupakan masalah ketidakakuratan dokumen

perencanaan yang umumnya terjadi. Error biasanya ditemukan dalam gambar dan

spesifikasi selama fase konstruksi (Glavan & Tucker, 1991), misalnya adanya

kesalahan input data, kesalahan aritmatika, adanya pembulatan angka perhitungan,

pengguanan skala yang kurang tepat (Gould, 1997) dan sebagainya. Oleh karena

itu kesalahan semacam ini seharusnya dapat dideteksi selama proses perencanaan

agar dokumen perencanaan mempunyai kepastian untuk digunakan sebagai

pedoman baku dalam pelaksanaannya (Emmit and Gorse, 2003; Praboyo, 1998)

Adanya error and omission dapat menyebabkan terjadinya pekerjaan

ulang yang akan menyita waktu disebabkan karena ketidakcocokan dengan

permintaan. Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan pekerjaan ulang:

• Faktor yang terkait dengan dokumentasi dan perencanaan

- Adanya kesalahan gambar

- Perubahan perencanaan oleh pemilik

- Gambar detail yang tidak jelas

- Lack of construcability

- Kurangnya pengetahuan terhadap spesifikasi bahan

- Buruknya koordinasi dokumen proyek

• Faktor yang terkait dengan managerial

- Jadwal terlalu padat atau tekanan oleh waktu

- Kurangnya kontrol dalam pekerjaan

- Kurangnya informasi mengenai keadaan di lapangan

- Kurangnya kerjasama dan teamwork antar pihak-pihak yang terlibat

- Kurangnya antisipasi terhadap perubahan keadaan yang mendadak

- Alur informasi baik formal maupun informal yang kurang baik.

2.2.2.2 Usability of design document

Dokumen perencanaan yang dihasilkan oleh perencana harus mudah

digunakan dan dapat dijadikan pedoman baku dalam pelaksanaan proyek.

Dokumen perencanaan yang dihasilkan harus lengkap (completeness), jelas

(clarity), dan sesuai dengan peraturan dan standar yang berlaku (conformance).

Page 12: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan · biaya proyek bergantung dari perencanaan proyek (Yang & Lin, 1998). 2.1.1 Definisi Definisi perencanaan dalam proyek konstruksi menurut beberapa

Universitas Kristen Petra

16

• Completeness

Kelengkapan merupakan standar yang selalu digunakan untuk menilai

kualitas dari suatu dokumen desain (California Board of Reistration for

Professional Engineer and Land Surveyors, 1996). Dokumen gambar dan

spesifikasi memberikan informasi yang diperlukan oleh kontraktor dalam

mengerjakan pekerjaan konstruksi. Komentar-komentar terhadap dokumen

perencanaan yang terjadi dalam proyek adalah ketidaklengkapan (incomplete),

ketidakcukupan (insufficient), kegagalan untuk mengintegrasikan (failed to

incorporate), dan lain-lain.

• Clarity

Kejelasan merupakan salah satu unsur untuk dapat memahami dokumen

perencanaan. Dokumen gambar dan spesifikasi harus jelas, mudah dibaca dan di

mengerti oleh kontraktor Dengan demikian tidak akan terjadi kesalahan dalam hal

menafsirkan perencanaan yang sudah dibuat oleh konsultan perencana. Klarifikasi

dari pertanyaan tetang gambar dan spesifikasi adalah masalah yang terjadi dalam

fase konstruksi (Glavan & Tucker, 1991). Pemilihan kata yang digunakan dalam

dokumen perencanaan harus jelas dan tidak ambigu. Dalam hal ini kejelasan

dokumen perencanaan berarti bahwa dokumen itu dapat mudah dimengerti, dibaca

dan tidak menimbulkan makna ganda (ambigu). Selain itu dokumen perencanaan

harus dibuat secara sistematis, rinci, detail dan jelas.

• Conformance

Conformance adalah kesesuaian dengan kode, standar dan prosedur yang

berlaku. Standar/kode merupakan suatu dokumen yang memuat berbagai metode

perhitungan, petunjuk pemilihan material, angka keamanan dan lain-lain yang

menjadi acuan dalam melakukan aktivitas perencanaan (Schoonmaker, 1997).

Kode, standart dan prosedur ditetapkan oleh pemerintah pusat, tetapi

dalam aplikasinya banyak dimodifikasi oleh pemerintah daerah tertentu sesuai

dengan kebutuhannya. Oleh karena itu perencana harus menyesuaikan dengan

kode, standar, dan prosedur terbaru yang berlaku didaerah tersebut. Kepatuhan

terhadap peraturan kode, standart, dan prosedur adalah hal yang harus dipenuhi

oleh perencana agar tidak terjadi rework plan / drawing dan spesifikasi yang

nantinya akan berdampak terhadap biaya dan keterlambatan.

Page 13: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan · biaya proyek bergantung dari perencanaan proyek (Yang & Lin, 1998). 2.1.1 Definisi Definisi perencanaan dalam proyek konstruksi menurut beberapa

Universitas Kristen Petra

17

2.2.2.3 Construcability of the design

Hasil perencanaan sangat menentukan arah, tujuan bahkan keberhasilan

tahap-tahap berikutnya dalam siklus proyek. Perencanaan proyek yang tidak

mempertimbangkan aspek constructability bila dipaksakan untuk dilaksanakan

akan menghasilkan bangunan yang bermutu rendah, perlu biaya besar dan waktu

ekstra untuk upaya perbaikan (Dipohusodo, 1996).

Constructability merupakan penggunaan optimum dari ilmu konstruksi

dan pengalaman dalam perencanaan, desain, persiapan dan operasi lapangan untuk

mencapai sasaran proyek secara keseluruhan. (CII, 1986). Constructability juga

merupakan gabungan dari pengetahuan konstruksi, sumber-sumber, teknologi, dan

pengalaman ke dalam engineering dan desain dari proyek (Anderson et al., 1995).

Program construcability harus dimulai pada tahap awal dari tahap perencanaan

yaitu pada tahap konseptual. Program ini diharapkan dapat membantu pencapaian

target proyek yaitu kualitas proyek yang lebih baik, tepat waktu, pelaksanaan

konstruksi dengan cara yang aman dan akhirnya akan mengurangi keseluruhan life

cycle cost (Russell, 1994)

• Construction method and time

Metode konstruksi yang berbeda akan mempengaruhi waktu dan biaya

yang dikeluarkan. Metode konstruksi semakin lama dibuat sedemikian rupa

sehingga dapat mempercepat waktu pengerjaan di lapangan (CII, 1986). Adanya

perkembangan teknologi di bidang konstruksi menawarkan metode-metode

konstruksi baru yang lebih inovatif, efisien dan efektif sehingga perencanaan yang

dihasilkan dapat diterapkan di lapangan dengan efisien dan efektif.

• Integrating Construction Knowledge

Secara umum faktor- faktor constructability harus terintegrasi antara

yang satu dengan yang lainnya. Perencana harus kompeten dan mampu dalam arti

mempunyai pengalaman dan pengetahuan di bidang konstruksi sehingga dapat

diintegrasikan dalam proses perencanaan. Construction Industry Institute (1986)

menyebutkan beberapa prinsip constructability dalam tahap perencanaan yaitu

pertimbangan jalan masuk ke lapangan (access to site), tempat penyimpanan

barang (storage), ketersediaan material dipasaran, ketersediaan kemampuan (skill)

dari sumber daya manusia, penggunaan bentuk-bentuk yang standar dan modular.

Page 14: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan · biaya proyek bergantung dari perencanaan proyek (Yang & Lin, 1998). 2.1.1 Definisi Definisi perencanaan dalam proyek konstruksi menurut beberapa

Universitas Kristen Petra

18

• Construction Safety

Safety adalah sistem yang dapat digunakan sebagai titik awal untuk

sistem kepedulian keselamatan. Kualitas dari suatu perencanaan salah satunya

diukur dari segi keselamatan pekerja melaksanakan proyek dalam fase konstruksi.

Konsultan perencana harus memperhatikan faktor keselamatan kerja dari

para pekerja yang akan melaksanakan proyek konstruksi (Hinze, 1997). Hasil

perencanaan secara tidak langsung mempengaruhi keselamatan para pekerja

karena berkaitan dengan metode konstruksi yang akan digunakan. Konsultan

perencana harus memberikan manual tentang metode kerja yang aman kepada

pihak kontraktor dan memasukkan aspek keselamatan kerja pada klausul dalam

dokumen kontrak bila perencanaan dari bangunan tersebut dianggap berbahaya

dalam pengerjaannya (Hinze, 1997).

Hasil perencanaan yang berkualitas juga harus mempertimbangkan

dampak dari perencanaan terhadap lingkungan sekitar (Barrie et. al., 1992 ; CII,

1986). Proses perencanaan yang melakukan analisa dampak lingkungan dan

hemat energi akan menghasilkan perencanaan yang peka terhadap sumber-sumber

energi alternatif, pengendalian bangunan, dan daur ulang air. (Setiadarma, 1998).

• Maintainability

Maintainability adalah salah satu segi yang harus dipertimbangkan

dalam merencanakan suatu proyek dan menjadi salah satu ukuran untuk menilai

kualitas perencanaan dari suatu proyek karena berkaitan dengan efektifitas dan

efisiensi dari suatu bangunan. Pada Total Building Management System,

operasional dan perawatan bangunan harus dipertimbangkan sejak awal proyek

yaitu pada saat penyusunan konsep perencanaan, sehingga dapat dihasilkan

bangunan yang aman bagi penggunanya dengan biaya perawatan seminimal

mungkin (Setiadarma, 1998). Jika perencana mengabaikan aspek pemeliharaan,

maka bangunan/proyek yang telah dibangun akan mengalami kesulitan dalam hal

pemeliharaannya walaupun desainnya berkualitas dari segi estetik atau segi yang

lain. Ujung-ujungnya hal ini akan berdampak pada biaya yang tinggi karena

perawatannya sulit. Dalam siklus proyek khususnya pada tahap operasional juga

perlu diperhatikan dalam hal maintainability termasuk pertimbangan tentang

kemudahan dalam penggantian barang/material yang telah rusak (replacement).

Page 15: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan · biaya proyek bergantung dari perencanaan proyek (Yang & Lin, 1998). 2.1.1 Definisi Definisi perencanaan dalam proyek konstruksi menurut beberapa

Universitas Kristen Petra

19

2.3. Komunikasi

Komunikasi merupakan salah satu faktor terpenting dan vital dalam

perencanaan proyek karena merupakan kunci dan dasar yang fundamental dari

proses konstruksi. Kompleksnya proyek dan banyaknya pihak yang terlibat

menuntut adanya komunikasi yang efektif untuk memperoleh hasil yang optimal.

2.3.1 Definisi

Komunikasi merupakan proses dasar suatu hubungan antar manusia

(Guevara,1979). Fungsi dari komunikasi adalah mentransfer informasi dari

sumber (sender) kepada penerima (receiver) (Newstrom and Davis 1997)

Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal

dari bahasa latin communicatio dan perkataan ini bersumber pada kata communis

yang berarti sama, dalam arti kata sama makna mengenai satu hal. Jadi

komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat

kesamaan makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan (Effendy, 1992).

Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan

oleh seseorang kepada orang lain (Effendy, 1992). Secara umum terdapat dua type

komunikasi yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Komunikasi

verbal adalah semua jenis komunikasi yang meliputi komunikasi lisan, tulisan,

gambar dan grafik. Komunikasi verbal secara eksplisit dapat dimengerti oleh

semua pihak. Komunikasi non verbal adalah komunikasi dengan menggunakan

bahasa tubuh dan bahasa isyarat (Hodgetts,1987).

Komunikasi secara lisan adalah semua jenis komunikasi secara lisan

seperti presentasi dalam rapat, instruksi dari pemilik kepada perencana secara

lisan, komunikasi antar perencana secara lisan, dan lain-lain. Komunikasi tulisan

adalah semua jenis komunikasi yang berbentuk tulisan seperti: dokumen kontrak,

surat klarifikasi, memo, transmittal, dan lain-lain. Komunikasi melalui gambar

adalah semua jenis komunikasi dalam bentuk gambar seperti gambar kerja,

gambar bestek, gambar sketsa dan lain-lain. Komunikasi melalui grafik adalah

semua jenis komunikasi dalam bentuk grafik seperti gantt chart untuk penyajian

penjadwalan suatu proyek (Nugroho, 1986).

Page 16: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan · biaya proyek bergantung dari perencanaan proyek (Yang & Lin, 1998). 2.1.1 Definisi Definisi perencanaan dalam proyek konstruksi menurut beberapa

Universitas Kristen Petra

20

Kelemahan komunikasi verbal, Mulyana (2000) dapat disebabkan oleh:

• Keterbatasan bahasa disebabkan oleh:

- Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili object.

- Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual

- Kata-kata mengandung bias budaya.

• Kerumitan makna kata

2.3.2 Proses Komunikasi

Proses komunikasi merupakan kerangka model yang menunjukkan suatu

rangkaian yang utuh dan integral antar komponen yang terkait didalamnya. Proses

komunikasi menurut Steers (1994) mempunyai komponen-komponen dasar

seperti terlihat pada Gambar 2.5. dibawah ini

Gambar 2.5. Proses Komunikasi ( Steers, 1994)

Fulmer (1989) menyebutkan dalam komunikasi ada 6 pesan berbeda yaitu:

• Pesan yang dikirimkan oleh komunikator

• Pesan yang sebenarnya dikirimkan

• Pesan yang diterima komunikan

• Intepretasi pesan oleh komunikan

• Umpan balik dari komunikan

• Kesesuaian antara umpan balik antara sumber dan penerima

SENDER

MASSAGE RECEIVER

FEED BACK

Meaning intent

Encode Medium Decode

Noise

Meaning interpret

Decode Medium Encode

Meaning interpret

Meaning intent

MESSAGE

Page 17: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan · biaya proyek bergantung dari perencanaan proyek (Yang & Lin, 1998). 2.1.1 Definisi Definisi perencanaan dalam proyek konstruksi menurut beberapa

Universitas Kristen Petra

21

Komponen komponen dalam proses komunikasi adalah :

• Sumber-penerima (sender-receiver)

Penggunaan istilah sumber-penerima sebagai satu kesatuan yang tak

terpisahkan untuk menegaskan bahwa setiap orang yang terlibat dalam

komunikasi adalah sumber (pembicara) sekaligus penerima (pendengar). Kita

mengirimkan pesan ketika berbicara, menulis, memberikan isyarat tubuh, atau

tersenyum. Penerimaan pesan dilakukan dengan mendengarkan, membaca,

membau, tetapi ketika kita mengirimkan pesan, kita juga menerima pesan.

• Enkoding-dekoding.

Dalam ilmu komunikasi tindakan yang menghasilkan pesan misalnya

berbicara atau menulis didefinisikan sebagai enkoding. Dengan menuangkan

gagasan-gagasan ke dalam gelombang suara atau keatas selembar kertas, berarti

kita melakukan enkoding dengan menjelmakan gagasan-gagasan ke dalam kode

tertentu. Tindakan menerima pesan seperti mendengarkan atau membaca

didefinisikan sebagai dekoding. Dengan menterjemahkan gelombang suara atau

kata-kata diatas kertas berarti kita melakukan dekoding. Oleh karena itu

pembicara atau penulis disebut enkoder sedangkan pendengar atau pembaca

disebut dekoder. Seperti halnya pengirim-penerima penulisan enkoding-dekoding

sebagai satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan untuk menegaskan bahwa

fungsi-fungsi ini dijalankan secara simultan.

• Pesan

Pesan adalah informasi yang akan dikirimkan /ide dari pengirim yang

hendak disampaikan kepada penerima. Pesan komunikasi terdiri dari berbagai

macam bentuk. Proses mengirim dan menerima pesan dapat dilakukan melalui

salah satu atau kombinasi tertentu dari panca indera. Pesan secara umum

disampaikan dalam bentuk verbal (lisan atau tertulis), tetapi juga dapat

disampaikan secara nonverbal seperti menggelengkan kepala, gerakan tangan,

mimik wajah, dan lain-lain.

• Medium

Medium komunikasi adalah media yang dilalui pesan. Jarang sekali

komunikasi berlangsung hanya melalui satu medium. Kita biasanya menggunakan

dua, tiga atau empat medium yang berbeda secara simultan. Sebagai contoh dalam

Page 18: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan · biaya proyek bergantung dari perencanaan proyek (Yang & Lin, 1998). 2.1.1 Definisi Definisi perencanaan dalam proyek konstruksi menurut beberapa

Universitas Kristen Petra

22

interaksi tatap muka, kita berbicara dan mendengarkan (saluran suara), tetapi juga

memberikan isyarat tubuh dan menerima isyarat ini secara visual.

• Umpan balik (feed back)

Umpan balik adalah respon yang diberikan oleh penerima setelah

menerima pesan dari pengirim (sender). Tanpa adanya umpan balik pengirim

tidak akan tahu apakah pesan yang dikirim telah diterima dan dimengerti. Bila

umpan balik yang didapat sesuai dengan umpan balik yang diharapkan maka

komunikasi tersebut dapat dikatakan efektif (Fulmer,1989)

• Gangguan/ Hambatan (noise)

Gangguan (noise) adalah gangguan dalam komunikasi yang mendistorsi

suatu pesan. Hal ini menghalangi penerima dalam menerima pesan dan sumber

dalam mengirimkan pesan. Gangguan (noise) dikatakan ada dalam suatu sistem

komunikasi bila ini membuat pesan yang disampaikan berbeda dengan pesan yang

diterima. Dalam proses komunikasi selalu terdapat gangguan walaupun kita tidak

dapat meniadakannya sama sekali, kita dapat mengurangi gangguan dan

dampaknya. Menggunakan bahasa yang lebih akurat, mempelajari ketrampilan

mengirim dan menerima pesan nonverbal, serta meningkatkan ketrampilan

mendengarkan dan menerima serta mengirimkan umpan balik adalah beberapa

cara untuk menanggulangi gangguan.

Adapun hambatan-hambatan yang seringkali muncul dalam komunikasi

(Fulmer, 1989)

Hambatan personal :

Hambatan yang keluar dari faktor manusia itu sendiri seperti emosi, sistem

nilai, kebiasaan mendengarkan yang buruk, gender, ras, status ekonomi

dan sosial, dan lain-lain

Hambatan fisik

Hambatan yang disebabkan dari kondisi fisik dimana komunikasi

dilakukan. Halangannya dapat berupa jarak, dinding dan suara-suara lain

yang menggangu. Hambatan jenis ini biasanya dengan cepat disadari dan

diusahakan penyelesaiannya dengan cara mengubah kondisi fisik yang

tidak menguntungkan tersebut.

Page 19: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan · biaya proyek bergantung dari perencanaan proyek (Yang & Lin, 1998). 2.1.1 Definisi Definisi perencanaan dalam proyek konstruksi menurut beberapa

Universitas Kristen Petra

23

Hambatan semantik

Hambatan yang disebabkan karena adanya keterbatasan simbol-simbol

komunikasi yang dapat digunakan sehingga komunikator mendapat

kesulitan untuk menyampaikan maksudnya. Hal ini dapat terjadi karean

sebagian besar simbol-simbol komunikasi dapat diartikan secara ganda.

Hal ini akan mempunyai dampak yang besar dalam tahap perencanaan

karena banyak pihak yang terlibat didalamnya yang mempunyai disiplin

ilmu, kepentingan, kultur budaya yang berbeda-beda.

Hambatan waktu

Hambatan yang disebabkan karena adanya keterbatasan waktu yang

membuat seseorang menjadi sulit untuk berkomunikasi.

Komunikasi dapat dikatakan berjalan dengan efektif apabila digunakan 5C’s of

communication sebagai acuan ( Fulmer, 1988). 5C’s of Communication meliputi

clarity, completeness, conciseness, concreteness, dan correctness

(1) Clarity (kejelasan)

Informasi yang disampaikan harus jelas, mudah dipahami dan tidak

bermakna ganda (dualisme) sehingga masing-masing pihak mempunyai

kesepahaman dalam proses perencanaan. Kejelasan informasi ini meliputi

kejelasan pemilik dalam mendefinisikan harapan dan kebutuhannya kepada pihak

perencana (ekstern), kejelasan aliran/sistem informasi, kejelasan standart dan

pedoman yang berlaku, kejelasan informasi setelah adanya perubahan

perencanaan, kejelasan informasi antar pihak perencana (intern). Interaksi antara

pihak-pihak yang terlibat dalam proses perencanaan perlu didefinisikan dengan

jelas baik peran, tanggungjawab maupun lingkup pekerjaannya agar tidak terjadi

persilangan fungsi/ tumpang tindih dalam menjalankan aktivitas perencanaan

(Schoonmaker, 1997)

(2) Completeness ( kelengkapan)

Dalam proses komunikasi, kelengkapan informasi yang diterima dan

disampaikan merupakan salah satu faktor yang penting. Informasi yang

disampaikan harus utuh tidak hanya diambil per bagian–bagian tertentu saja.

Ketidaklengkapan informasi yang disampaikan dapat mengakibatkan perselisihan.

Page 20: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan · biaya proyek bergantung dari perencanaan proyek (Yang & Lin, 1998). 2.1.1 Definisi Definisi perencanaan dalam proyek konstruksi menurut beberapa

Universitas Kristen Petra

24

Dalam tahap perencanaan seorang perencana harus menggali sebanyak

mungkin dan selengkap mungkin informasi yang diperlukan dalam perencanaanya

sehingga dapat memenuhi harapan dan permintaan pemilik secara utuh dan

menyeluruh. Selain informasi dari pemilik, perencana harus mengadakan

investivigasi secara teliti dan menyeluruh sehingga informasi yang didapat benar-

benar utuh dan lengkap. Hal ini tentunya disertai dengan ketersediaan dan

keterandalan fasilitas media komunikasi secara lengkap.

Komunikasi antar perencana (intern) juga harus diperhatikan.

Kelengkapan informasi yang disampaikan harus di cermati. Adanya hirarki dalam

organisasi konsultan perencana seringkali menyebabkan degradasi informasi,

sehingga informasi yang diterima tidak lagi utuh, lengkap dan menyeluruh.

(Tucket et al, 1997). Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap kualitas dari

dokumen perencanaan dan tujuan yang akan dicapai tidak akan maksimal. Hal ini

dapat diminimalisasi dengan menerapkan sistem dokumentasi yang mencatat

semua aktivitas dan hasil kerja (prosedur kerja, instruksi kerja, gambar kerja,

spesifikasi teknik, dokumen kontrak, dan lain-lain) termasuk adanya perubahan

perencanaan sehingga dokumen perencanaan dapat terkendali, memudahkan

penelusuran jika terjadi kesalahan dan mengurangi kesimpangsiuran antar

dokumen perencanaan.

(3) Conciseness (ringkas dan padat)

Keringkasan dari suatu komunikasi merupakan faktor yang

mempengaruhi degradasi informasi yang diterima / disampaikan. Informasi yang

disampaikan terlalu panjang dan berulang-ulang akan menyebabkan kebosanan,

tidak dapat menentukan informasi penting yang menjadi penekanan, dan

degradasi dari informasi yang disampaikan besar sekali.

Pemilihan kata yang tepat dan ringkas membuat informasi yang

disampaikan dapat mencapai sasaran. Penerapannya dapat dievaluasi dari rapat

koordinasi yang telah dilakukan. Rapat koordinasi yang dilakukan harus efektif

dimana informasi yang disampaikan penting, ringkas dan fokus. Hal-hal yang

penting perlu ditekankan kembali dan hindari pengulangan informasi yang tidak

penting (Emmit and Gorse, 2003)

Page 21: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan · biaya proyek bergantung dari perencanaan proyek (Yang & Lin, 1998). 2.1.1 Definisi Definisi perencanaan dalam proyek konstruksi menurut beberapa

Universitas Kristen Petra

25

(4) Concreteness ( konkrit )

Dalam komunikasi , informasi yang akan disampaikan harus konkrit dan

terbukti bukan hanya sekedar abstrak, perasaan, intuisi dan perkiraan. Dalam

tahap perencanaan seorang perencana harus dapat menuangkan konsepnya (paper

and pencil) kedalam bentuk yang nyata yaitu dalam dokumen perencanaan

sehingga dapat mengkomunikasikan konsep yang dimilikinya dengan baik dan

gamblang. Informasi yang dibutuhkan dalam perencanaan harus benar-benar data

yang nyata bukan hanya sekedar intuisi, perkiraan dari perencana misalnya data

hasil penyelidikan tanah.

(5) Correctness ( akurat, tepat )

Informasi yang hendak disampaikan harus benar dan akurat bukan

berdasarkan asumsi , perkiraan dari seorang komunikator, sehingga mengurangi

kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan di lapangan. Hal ini dapat diminimalisasi

dengan mengadakan pemeriksaan secara berulang-ulang (double checking)

terhadap informasi yang akan dikirimkan. Dalam hal ini dokumen perencanaan

ditandai dengan adanya pengesahan/tanda tangan dari orang yang bertanggung

jawab terhadap informasi/pesan yang dikeluarkan tersebut. (Schoonmaker, 1997;

Emmitt and Gorse, 2003). Prosedur, standar dan panduan yang digunakan sudah

tepat. Misalnya prosedur dalam penyusunan spesifikasi sangat penting agar

informasi yang tercantum di dalam spesifikasi perencanaan lengkap, mengandung

kepastian dan mudah dipahami (Schoonmaker, 1997)