Perencanaan Proyek

49
Perencanaan Jaringan CPM (Critical Path Method) PERT (Program Evaluation and Review Technique)

Transcript of Perencanaan Proyek

Page 1: Perencanaan Proyek

Perencanaan JaringanCPM (Critical Path Method)

PERT (Program Evaluation and Review Technique)

Page 2: Perencanaan Proyek

Merupakan metode perencanaan yang didasarkan pada jaringan kerja (network) yang membantu dalam perencanaan, penjadwalan dan kontrol dari proyek

Suatu proyek didefinisikan sebagai kumpulan dari kegiatan kegiatan yang saling berhubungan dimana setiap kegiatan membutuhkan waktu dan sumberdaya

CPM dan PERT

Page 3: Perencanaan Proyek

Tujuan :Memberikan cara analitik untuk menjadwalkan kegiatan-kegiatan.

PersamaanVisualisasi proyek menurut CPM dan PERT mempunyai bentuk diagram yang sama dan disusun berdasarkan prinsip yang sama.

CPM dan PERT

Page 4: Perencanaan Proyek

PerbedaanCPM menganggap proyek terdiri dari kegiatan-kegiatan yang membentuk lintasan atau beberapa lintasanPERT menganggap proyek terdiri dari peristiwa-peristiwa yang susul-menyusul.CPM mengasumsikan durasi kegiatan deterministikPERT mengasumsikan durasinya probabilistik

CPM dan PERT

Page 5: Perencanaan Proyek

Tahapan - Tahapan

1. Mendefinisikan Kegiatan-kegiatan Proyek2. Hubungan antar kegiatan dan waktu

yang dibutuhkan3. Membuat network (jaringan kerja)4. Perhitungan Jaringan kerja5. Time schedule

Perencanaan Jaringan menggunakan Metode CPM

Page 6: Perencanaan Proyek

1. Anak panah (arrow), menyatakan sebuah

kegiatan/aktivitas (yang memerlukan jangka waktu tertentu) dalam pemakaian sejumlah sumberdaya

  2. Lingkaran kecil (node), menyatakan sebuah

peristiwa atau kejadiaan (event). Peristiwa di sini didefinisikan sebagai ujung atau pertemuan dari satu atau beberapa kegiatan

Simbol simbol dalam Network

Page 7: Perencanaan Proyek

3. Anak panah terputus-putus, menyatakan kegiatan semu (dummy) yang berguna untuk membatasi mulainya kegiatan. Dummy tidak mempunyai jangka waktu tertentu karena tidak menghabiskan sumberdaya

Simbol simbol dalam Network

Page 8: Perencanaan Proyek

1. Sebuah network hanya terdiri dari tiga macam simbol yaitu anak panah, lingkaran dan anak panah putus-putus

2. Satu anak panah hanya melambangkan satu kegiatan

3. Banyak anak panah dan kaitannya satu dengan lainnya harus mengikuti prasyarat atau definisi permasalahan

4. Setiap network sebuah proyek harus dimulai pada satu peristiwa awal dan harus selesai pada satu peristiwa akhir

Syarat yang Harus Dipenuhi Network Diagram

Page 9: Perencanaan Proyek

5. Tidak boleh ada satu lintasanpun yang berputar

6. Jumlah peristiwa dan jumlah dummy harus cukup, tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang

Syarat yang Harus Dipenuhi Network Diagram

Page 10: Perencanaan Proyek

6.1. Bila ada satu atau sekelompok kegiatan hanya diikuti oleh satu atau kelompok kegiatan maka peristiwa akhir kelompok pendahulu merupakan peristiwa awal kelompok pengikut

6.2. Bila dua buah kegiatan atau lebih diikuti oleh kegiatan yang macam dan banyaknya sama maka dua kegiatan atau lebih tadi mempunyai satu peristiwa akhir sama

6.3. Bila dua buah kegiatan atau lebih didahului oleh kegiatan-kegiatan yang macam dan jumlahnya sama maka dua buah kegiatan atau lebih tadi mempunyai peristiwa awal bersama

Agar syarat 6 bisa dipenuhi

Page 11: Perencanaan Proyek

Jika kegiatan A harus diselesaikan dahulu sebelum kegiatan B dapat dimulai, maka hubungan antara kedua kegiatan tersebut adalah:

A B

Contoh beberapa kasus

1 2 3

Page 12: Perencanaan Proyek

Jika kegiatan C,D, dan E harus selesai sebelum kegiatan F dapat dimulai, maka:

C D F

E

Contoh beberapa kasus

2

1

3

4 5

Page 13: Perencanaan Proyek

Jika kegiatan G dan H harus selesai sebelum kegiatan I dan J, maka:

G I

H J

Contoh beberapa kasus

6

52

4

3

Page 14: Perencanaan Proyek

Jika kegiatan P,Q, dan R mulai dan selesai pada lingkaran kejadian yang sama, maka kita tidak boleh menggambarkan sbb:

P Q Rtetapi

P P Q Q R R

Contoh beberapa kasus

2 2

2

2

2

2

2

2

2 2

Page 15: Perencanaan Proyek

Jika kegiatan K dan L harus selesai sebelum kegiatan M dimulai, tetapi kegiatan N sudah boleh dimulai bila kegiatan L sudah selesai, maka:

K M

L N

Contoh beberapa kasus

2

3 5 7

4 6

Page 16: Perencanaan Proyek

Nomor peristiwa adalah angka yang ditulis pada ruang sebelah kiri lingkaran yang merupakan simbol peristiwa

saat paling awal (SPA)

saat paling lambat (SPL)

nomor peristiwa

Nomor Peristiwa

Page 17: Perencanaan Proyek

1. Nomor peristiwa harus berupa angka atau bilangan

2. Nomor peristiwa awal sebuah kegiatan atau sebuah dummy harus lebih kecil dari nomor peristiwa akhirnya.

3. Nomor peristiwa awal sebuah network diagram diberi nomor 1 nomor peristiwa akhir diberi nomor n dengan n adalah banyaknya peristiwa dalam network diagram.

Syarat pemberian nomor peristiwa

Page 18: Perencanaan Proyek

PROYEK PENGADAAN GENERATOR LISTRIK

Nama kegaiatan Kegiatan pendahuluA. Membuat spesifikasi dan kriteria -B. Pabrikasi generator AC. Desain pondasi AD. Merekrut operator dan mekanik AE. Membeli material CF. Inspeksi da uji coba di pabrik pembuat BG. Melatih operator dan mekanik B, DH. Membuat pondasi EI. Tranport dari pabrik ke lokasi proyek FJ. Memasang dan start-up G, H, I 

Contoh

Page 19: Perencanaan Proyek

 

Network diagramnya

1 2

4

3 6

7

5 8 9A(2)

B(4)

C(1)

D(3)

F(4)

G(6)

E(2)

J(3)

H(5)

I(1)

Page 20: Perencanaan Proyek

Hasil Akhir dalam CPM adalah mengkonstruksi

penjadwalan proyek. Untuk mencapai tujuan ini

dengan baik kita menyelesaikan perhitungankhusus yang menghasilkan informasi berikut :

1. Total waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek2. Mengkategorikan kegiatan – kegiatan dalam proyek yang merupakan kegiatan kritis atau tidak

Menghitung Lintasan Kritis

Page 21: Perencanaan Proyek

Saat Paling Awal (SPA) adalah saat paling awal suatu peristiwa mungkin terjadi dan tidak mungkin terjadi sebelumnya.

Syarat menghitung SPA:1. Network diagram yang tepat tersedia2. Nomor peristiwa ditetapkan menurut

persyaratan3. Suatu kegiatan yang ada dalam network

diagram telah ditetapkan lama kegiatan perkiraannya

Analisa Waktu

Page 22: Perencanaan Proyek

SPAi X SPAj

i L j

SPAj = SPAi + L dengan

X : kegiatanj : peristiwa akhir kegiatan Xi : peristiwa awal kegiatan XL : lama kegiatan X yang diperkirakanSPAi : saat paling awal peristiwa awal

SPAj : saat paling awal peristiwa akhir

Rumus

Page 23: Perencanaan Proyek

SPAi1 X1 SPAj

i1 L1 j

X2

SPAi2 L2

i2

SPAj = (SPAin + Ln ) maksimum dengan

n : nomor kegiatan ( n = 1,2,…,z )

Rumus

Page 24: Perencanaan Proyek

Umur proyek sama dengan SPA peristiwa akhir network diagram dengan syarat SPA awal network diagram sama dengan nol.

Umur Proyek

Page 25: Perencanaan Proyek

Saat Paling Lambat (SPL) adalah saat paling lambat suatu peristiwa boleh terjadi dan tidak boleh sesudahnya.

Syarat menghitung SPL: Sama dengan syarat menghitung SPA dan SPA semua peristiwa dalam network

diagram telah dihitung dan ditempatkan pada ruang kanan atas setiap peristiwa.

Analisa Waktu

Page 26: Perencanaan Proyek

X I SPLi L j SPLj

SPLi = SPLj - L dengan

X : kegiatanj : peristiwa akhir kegiatan Xi : peristiwa awal kegiatan XL : lama kegiatan X SPLi : saat paling lambat peristiwa awal

SPLj : saat paling lambat peristiwa akhir

Rumus

Page 27: Perencanaan Proyek

X1 j1

i SPLi L1 SPLj1

X2

L2

j2 SPLj2

SPLi = (SPLjn + Ln ) minimum dengan

n : nomor kegiatan ( n = 1,2,…,z )

Rumus

Page 28: Perencanaan Proyek

Peristiwa Kritis adalah peristiwa yang tidak mempunyai tenggang waktu atau SPA sama dengan SPLnya

Kegiatan Kritis adalah kegiatan yang sangat sensitif terhadap keterlambatan, pada kegiatan ini harus selesai tepat waktu karena keterlambatan pada kegiatan kriis akan menyebabkan penyelesaian proyek terlambat.

Lintasan Kritis adalah lintasan yang terdiri dari kegiatan-kegiatan kritis, peristiwa-peristiwa kritis dan dummy.

Peristiwa Kritis, Kegiatan Kritis dan Lintasan Kritis

Page 29: Perencanaan Proyek

1. Kegiatan kritis terletak diantara dua peristiwa kritis

2. Antara dua peristiwa kritis belum tentu terdapat kegiatan kritis ( mungkin kegiatan kritis mungkin pula bukan )

3. Antara dua peristiwa kritis terdapat kegiatan kritis bila dipenuhiSPAi + L = SPAj atau

SPLi + L = SPLj

Menentukan kegiatan kritis

Page 30: Perencanaan Proyek

Tenggang waktu kegiatan (activity float) adalah

jangka waktu yang merupakan ukuran batastoleransi keterlambatan.

Ada tiga macam tenggang waktu kegiatan yaitu Total Float (TF), Free Float (FF) dan Independent Float (IF)

Tenggang Waktu Kegiatan

Page 31: Perencanaan Proyek

1. Telah ada network diagram yang tepat2. Lama kegiatan perkiraan masing-masing

kegiatan telah ditentukan3. Berdasarkan network diagram tersebut

telah dihitung SPA dan SPL semua peristiwa

Syarat menghitung tenggang waktu kegiatan

Page 32: Perencanaan Proyek

Total Float (TF) suatu kegiatan adalah jangka waktu antara saat paling lambat peristiwa akhir (SPLj ) kegiatan yang bersangkutan dengan saat selesainya kegiatan yang bersangkutan bila kegiatan tsb dimulai pada saat paling awal peristiwa awal (SPAi )

Free Float (FF) suatu kegiatan adalah jangka waktu antara saat paling awal peristiwa akhir (SPAj ) kegiatan yg bersangkutan dengan saat selesainya kegiatan yang bersangkutan bila kegiatan tersebut dimulai pada saat awal peristiwa awal (SPAi )

Definisi

Page 33: Perencanaan Proyek

Independent Float (IF) sebuah kegiatan adalah jangka waktu antara saat paling awal peristiwa akhir (SPAj ) kegiatan yang bersangkutan dengan saat selesainya kegiatan yang bersangkutan bila kegiatan tersebut dimulai pada saat peristiwa paling lambat peristiwa awal (SPLi )

RumusTF = SPLj – L - SPAi

FF = SPAj –L – SPAi

IF = SPAj – L - SPLi

Definisi

Page 34: Perencanaan Proyek

Dalam penyelenggaraan proyek mungkin akan terjadi satu atau beberapa kegitan terlambat penyelesaiannya.

Masalah yg dihadapi adalah apa pengaruh keterlambatan terhadap penyelenggaraan proyek dan tindakan apa yang perlu diambil?

Untuk menjawab pertanyaan tsb perlu kemampuan untuk menilai keterlambatan

Alat penilainya adalah tenggang waktu kegiatan

Pengaruh Keterlambatan Suatu Kegiatan

Page 35: Perencanaan Proyek

Keterlambatan Kegiatan (T) adalah jarak waktu antara saat realisasi penyelesaian kegiatan dengan saat rencana penyelesaian kegiatan.

Kegiatan pengikut adalah kegiatan yang mengikuti langsung kegiatan yg terlambat penyelesaiannya.

Sumberdaya adalah semua macam masukan yg diperlukan dalam proses pelaksanaan kegiatan seperti : manusia, alat, bahan, overhead dan semua bisa dinilai berupa biaya

Pola kebutuhan sumberdaya adalah gambaran yg menyatakan hubungan antara kebutuhan sumberdaya dan waktu.

Beberapa Definisi

Page 36: Perencanaan Proyek

1. Network diagram yang tepat dan lengkap telah tersedia (SPA dan SPL setiap peristiwa diketahui)

2. Semua tenggang waktu kegiatan yaitu TF, FF, IF sudah dihitung untuk setiap kegiatan.

3. Besar keterlambatan kegiatan (T) diketahui

Syarat Menilai Keterlambatan Sebuah Kegiatan

Page 37: Perencanaan Proyek

Kasus 1. T FF1. Umur proyek tetap 2. Lintasan kritis tetap3. Saat mulai kegiatan pengikut tetap4. Pola kebutuhan sumber daya berubah

Penilaian Keterlambatan Kegiatan

Page 38: Perencanaan Proyek

Kasus 2. T > FF dan T < TF1. Umur proyek tetap 2. Lintasan kritis tetap3. Saat mulai kegiatan pengikut diundur4. Pola kebutuhan sumber daya berubah

Penilaian Keterlambatan Kegiatan

Page 39: Perencanaan Proyek

Kasus 3. T = TF1. Umur proyek tetap 2. Lintasan kritis tetap (bila kegiatan yang

terlambat bermuara ke lintasan kritis yg ada) atau bertambah (bila kegiatan yang bertambah tidak bermuara ke lintasan kritis yg telah ada). Bila kegiatan pengikutnya mempunyai IF maka kegiatan yg mengikutinya tidak menjadi kritis.

3. Saat mulai kegiatan pengikut diundur4. Pola kebutuhan sumber daya berubah

Penilaian Keterlambatan Kegiatan

Page 40: Perencanaan Proyek

Kasus 4. T > TF1. Umur proyek bertambah 2. Lintasan kritis tetap (bila kegiatan yang

terlambat bermuara ke lintasan kritis yg ada) atau berubah (bila kegiatan yg terlambat tidak bermuara ke lintasan kritis yang telah ada)

3. Saat mulai kegiatan pengikut diundur4. Pola kebutuhan sumber daya berubah

Penilaian Keterlambatan Kegiatan

Page 41: Perencanaan Proyek

1. Keterlambatan satu atau beberapa kegiatana. Belum tentu merubah umur proyekb. Pasti mengubah pola kebutuhan sumberdaya

2. Perubahan pola kebutuhan sumber dayaa. Pasti memperlambat satu atau beberapa

kegiatan b. Belum tentu mengubah umur proyek

3. Umur proyek bertambah bila ada satu atau beberapakegiatan terlambat lebih besar daripada TFnya

Kesimpulan

Page 42: Perencanaan Proyek

Adanya perbedaan antara umur perkiraan proyek dan umur rencana proyek

Umur perkiraan proyek ditentukan oleh lintasan kritis

Umur rencana proyek ditentukan berdasarkan kebutuhan managemen dan atau sebab sebab lain.

Umur rencana proyek biasanya lebih pendek daripada umur perkiraan proyek

Mempercepat Umur Proyek

Page 43: Perencanaan Proyek

1. Telah ada network diagram yang tepat2. Lama kegiatan perkiraan masing-masing

kegiatan telah ditentukan3. Telah dihitung SPA dan SPL4. Ditentukan pula umur rencana proyek

Syarat Mempercepat Umur Proyek

Page 44: Perencanaan Proyek

1. Buat Network diagram dg nomor-nomor peristiwa sama seperti semula dengan lama kegiatan perkiraan baru untuk langkah ulangan dan sama dengan semula untuk langkah siklus pertama.

2. Dengan dasar SPA1 = 0 dihitung SPA lainnya. UPER = SPAm , dengan m: nomor maksimal peristiwa.

3. Dengan dasar SPLm = UREN, dihitung SPL semua peristiwa

4. Hitung TF semua kegiatan. Bila tidak ada TF yang berharga negatif proses selesai. Bila ada TF negatif lanjutkan ke langkah berikut

Prosedur Mempercepat Umur Proyek

Page 45: Perencanaan Proyek

5. Cari lintasan yg terdiri dari kegiatan-kegiatan TF masing-masiing besarnya

TF = UREN – UPER = SPLm-SPAm berharga negatif

= SPL1 SPA1

6. Lama kegiatan dari kegiatan tersebut diatas adalah Ln dg n nomor urut kegiatan dlm satu lintasan.

Prosedur Mempercepat Umur Proyek

Page 46: Perencanaan Proyek

7. Hitung lama kegiatan baru dari kegiatan tersebut diatas dengan rumus :

Ln (baru) = Ln (lama) +

Ln (lama)/L i x (UREN – UPER)

8. Kembali ke langkah 1

Prosedur Mempercepat Umur Proyek

Page 47: Perencanaan Proyek

Syarat Menghitung Umur Proyek dengan tingkat probabilitas tertentu

1. Telah ada network diagram yang tepat2. Data masing-masing kegiatan harus dapat

dinyatakan dalam bentuk lama kegiatan optimis, lama kegiatan pesimis dan lama kegiatan most likely

3. Tingkat probabilitas kemungkinan berhasil atau kemungkinan gagal yang diinginkan telah ditetapkan.

PERT (Program Evaluluation and Review Technique)

Page 48: Perencanaan Proyek

Lama kegiatan perkiraan (LPER)

LPER=(1.LO +4.LM +1.LP)/6

LO : lama kegiatan optimisLM : lama kegiatan most likelyLP : lama kegiatan pesimis

Menghitung lama kegiatan perkiraan

Page 49: Perencanaan Proyek

Jika tingkat kemungkinan berhasil p % diketahui dengan Tabel Distribusi normal diperoleh dn.dn=(UREN-UPER)/dpds=(LP-LO)/6

dn : deviasi normalds : deviasi standar utk kegiatan kritis yg

bersangkutanUREN : umur proyek yg direncanakanUPER : umur proyek yg diperkirakan dp : deviasi standar proyek

Perhitungan Umur Proyek dengan tingkat kemungkinan tertentu