BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Film 2.1.1 Konsep Film

16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Film 2.1.1 Konsep Film Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film dapat diartikan dalam dua pengertian. Pertama, film merupakan selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan dibioskop). Yang kedua, film diartikan sebagai lakon (cerita) gambar hidup. 1 Sebagai industri (an industry), film adalah sesuatu yang merupakan bagian dari produksi ekonomi suatu masyarakat dan ia mesti dipandang dalam hubungannya dengan produk-produk lainnya. Sebagai komunikasi (communication), film merupakan bagian penting dari sistem yang digunakan oleh para individu dan kelompok untuk mengirim dan menerima pesan (send and receive messages). 2 Film selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan muatan pesan (message) di baliknya, tanpa pernah berlaku sebaliknya.Film selalu merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, dan kemudian memproyeksikannya ke atas layar. 3 1 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hal. 242. 2 Subandy Ibrahim, Budaya Populer sebagai Komunikasi; Dinamika Popscape dan Mediascape di Indonesia Kontemporer, (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), hal. 190. 3 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 127.

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Film 2.1.1 Konsep Film

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Film

2.1.1 Konsep Film

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film dapat diartikan dalam dua

pengertian. Pertama, film merupakan selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk

tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif

(yang akan dimainkan dibioskop). Yang kedua, film diartikan sebagai lakon

(cerita) gambar hidup.1

Sebagai industri (an industry), film adalah sesuatu yang merupakan bagian

dari produksi ekonomi suatu masyarakat dan ia mesti dipandang dalam

hubungannya dengan produk-produk lainnya. Sebagai komunikasi

(communication), film merupakan bagian penting dari sistem yang digunakan

oleh para individu dan kelompok untuk mengirim dan menerima pesan (send and

receive messages).2

Film selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan

muatan pesan (message) di baliknya, tanpa pernah berlaku sebaliknya.Film selalu

merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, dan kemudian

memproyeksikannya ke atas layar.3

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hal. 242. 2 Subandy Ibrahim, Budaya Populer sebagai Komunikasi; Dinamika Popscape dan Mediascape di Indonesia

Kontemporer, (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), hal. 190. 3 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 127.

2.1.2 Karakteristik Dalam Film

Berikut beberapa faktor yang dapat menunjukkan karakteristik film, antara

lain meliputi :

1). Layar yang luas atau lebar.

Dibandingkan televisi media film mempunyai layar yang

berukuran luas. Adegan yang disajikan dalam film dibutuhkan layar yang

luas sehingga memberikan keleluasaan penonton melihatnya. Pada

umumnya layar film di bioskop-bioskop sudah tiga dimensi, seakan-akan

melihat kejadian nyata (real) dan tidak ada jarak karena sudah didukung

kemajuan teknologi digital yang sudah maju.

2). Pengambilan Gambar

Film bioskop memungkinkan mengambil gambar atau shot dari

jarak jauh serta pemandangan menyeluruh. Efek artistik dan suasana yang

sebenarnya sehingga film menjadi semakin menarik merupakan tujuan dari

dipakainya shot tersebut.

3). Konsentrasi Penuh

Ruangan kedap suara diperlukan agar terbebas dari hiruk pikuknya

suara di luar harus didapatkan ketika kita menonton film di bioskop

sehingga emosi kita terbawa suasan film yang ditonton karena semua mata

yang hanya tertuju pada layar sedangkan pikiran perasaan kita tertuju pada

alur cerita.

4). Identifikasi Psikologi

Suasana gedung bioskop membuat semua kita merasakan pikiran

dan perasaan larut dalam cerita yang disajikan. Secara tidak sadar kita

menyampaikan (mengidentifikasikan) pribadi kita dengan salah seorang

penonton dalam film itu dengan penghayatan yang amat mendalam

sehingga kita yang sedang berperan dalam film disebut sebagai identifikasi

psikologis.4

2.1.3 . Fungsi Film

Sebagai penyaluran bakat serta alat hiburan bagi orang tertentu merupakan

fungsi awal dibuatnya film akan tetapi dengan perkembangan teknologi dan

komunikasi maka film mempunyai fungsi yang meluas diantaranya :

1. Media Komunikasi

Film berfungsi selaku media penyampaian pesan dan media

untuk menjalin suatu hubungan sosial dalam media komunikasi dua

arah.

2. Media Pendidikan

Film berfungsi menunjukan fakta serta sikap agar dapat

dimengerti oleh masyarakat dengan menunjukan gambar-gambar secara

berurutan dalam suatu peristiwa atau realita.

3. Media Hiburan

Masalah yang sedang mereka hadapi dapat dilupakan ketika film

yang mereka tonton berfungsi sebagai hiburan yang menarik dan

menimbulkan semangat baru bagi masyarakat ketika sebuah.

4. Media Transformasi Kebudayaan

4 Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa Suatu Pengantar. (Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2004), hal. 136.

Kebudayaan seperti halnya film merupakan hasil budi dan daya

manusia yang berasal dari pemikiran manusia sehingga film berfungsi

dalam proses terjadinya perpindahan suatu kebudayaaan dari generasi ke

generasi5.

2.1.4 Jenis-Jenis Film

Film bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada

sekelompok orang. Film pada komunikasi massa dapat berbentuk apa saja

tergantung dari film tersebut. Akan tetapi, umumnya sebuah film mencakup

berbagai pesan baik pesan pendidikan, hiburan dan informasi. Pada dasarnya film

dapat dikelompokan dalam dua bagian dasar, yaitu kategori cerita dan non cerita.

Adapun jenis-jenis film dapat dikelompokan sebagai berikut 6 :

1. Film Cerita

Adalah film yang mengandung suatu cerita yang biasa

dipertunjukan di gedung – gedung bioskop dengan bintang terkenal dan

film ini didistribusikan sebagai barang dagangan. Cerita yang diangkat

merupakan cerita fiktif atau kisah nyata yang dimodifikasi, sehingga

semakin terlihat menarik baik dari jalan ceritanya maupun dari segi

gambarnya.

2. Film Berita

Adalah film mengenai fakta , peristiwa yang benar benar terjadi.

Karena sifatnya berita, maka film yang disajikan kepada public harus

mengandung unsur berita. Kriteria berita itu sendiri adalah penting dan

5 Heru Effendy, Industri Perfilman Indonesia Sebuah Kajian, (Jakarta:Erlangga, 2008), hal. 18 6 Ibid., hal. 148

menarik. Jadi berita juga harus penting atau menarik atau bisa juga

penting sekaligus menarik.

3. Film Dokumenter

Didefinisikan oleh Robert Flatherty sebagai “karya ciptaan

mengenai kenyataan”. Berbeda dengan film berita yang merupakan

rekaman kenyataan, maka film dokumenter merupakan hasil intepretasi

pribadi mengenai kenyataan tersebut.

4. Film Kartun

ssAdalah film yang dibuat untuk konsumsi anak anak. Sebagaian

besar film kartun sepanjang itu diputar akan membuat kita tertawa akan

kelucuan para tokohnya. Namun, ada juga film kartun yang membuat

penontonnya iba karena penderitaan tokohnya.

2.1.5 Genre Film

Terdapat 13 (tiga belas) genre film dunia yang paling populer di masing-

masing era, yaitu7 ;

1. Comedy; genre terbaik penghilang rasa penat ini disesaki oleh

berbagai film terbaik sepanjang masa. Film-film yang mewakili genre

komedi ini terbagi ke dalam beberapa sub genre, seperti komedi

romantis, parody, slapstick, serta black comedy. City Lights (1931), The

Hangover (2009).

2. Romance; banyak film romantis yang dibuat sepanjang sejarah film

hingga akhir abad ke-20. Hal tersebut dikarenakan film romantis

mengangkat tema cerita cinta yang memang digemari oleh banyak orang

7 Tim Redaksi, Celebrating Cinemags 13th Anniversary Edisi 171, (Jakarta: Megindo Tunggal Sejahtera, 2013), hal. 16.

dan ceritanya yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Gone with

the Wind (1939), (500) Days of Summer (2009).

3. Fantasy; genre yang melibatkan unsur magis atau hal di luar

jangkauan logika manusia ini mulai terangkat pasca kesuksesan The

Wizard of Oz (1939) dan kemudian muncul film-film seperti, The Lord

of the Rings (2003), hingga Avatar (2009).

4. Thriller; genre thriller selalu mendapat tempat di hati para

penggemarnya. Sensasi ketegangan yang dirasakan ketika menonton

film-film sejenis dapat memberikan sensasi tersendiri bagi para

penikmatnya. Psycho (1960), Memento (2001).

5. Musical; film bergenre musikal sempat merajai dunia perfilman pada

pertengahan abad 20. The Sound of Music (1965), Les Misérables

(2012).

6. Horror; genre ini menjadi salah satu favorit para penonton karena

menawarkan sensasi kengerian yang tidak dimiliki oleh genre lainnya.

Sejak kemunculan sinema, banyak filmmaker yang memotret peristiwa

menakutkan dan beberapa di antaranya menjadi filmfilm yang wajib

ditonton. The Exorcist (1973), The Conjuring (2013).

7. Drama; genre yang menjadi favorit sebagian besar para penonton

maupun filmmaker dunia. The Godfather (1972), City of God (2002).

8. Adult; film-film ini hanya diperuntukkan bagi para penonton yang

berusia diatas 18 tahun. Banyaknya adegan seks yang tersaji dalam film-

film ini membuat masing-masing film diberi rating R hingga NC-17 oleh

lembaga rating Amerika. Basic Instinct (1992), Caligula (1979).

9. Sci-Fi; perkembangan film dunia tidak lepas dari bantuan film-film

genre fiksi ilmiah yang selalu membuat perkembangan dari segi teknik

audio dan visual. Star Wars Episode V: The Empire Strikes Back (1980),

Inception (2010).

10. Action; film aksi yang selalu mengasyikkan ketika ditinton apalagi

jika terdapat tokoh pahlawan fenomenal. Terminator 2: Judgment Day

(1998), The Dark Knight (2008).

11. Cult; definisi genre ini memang tidak pasti dan kerap berbeda dari

pendapat satu ke pendapat lainnya. Ada yang mengatakan sebuah film

layak dikatakan cult apabila ketika dirilis tidak sukses, namun seiring

waktu mendapat supporter yang masiv. Ada juga yang mengatakan jika

beberapa unsur dalam filmnya unik dan berbeda dari kebanyakan film

lainnya, maka dapat dikatakan cult. Pulp Fiction (1994), Dogville

(2003).

12. Animation; film yang pengolahan gambarnya menggunakan bantuan

grafika komputer hingga menghasilkan efek 2 dimensi dan 3 dimensi.

Snow White and the Seven Dwarfs (1937), How to Train Your Dragon

(2010).

3. Documentary; film berdasarkan kisah nyata dan bukti otentik dari

kejadian yang pernah terjadi di kehidupan nyata. Fahrenheit 9/11 (2004),

Justin Bieber: Never Say Never (2011).

2.2 Komunikasi Massa

2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah pesan yang di komunikasikan melalui media

massa pada sejumlah besar orang (Mass communication is message

communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi

tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media

massa.8

Komunikasi Massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human

communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat – alat

mekanik, yang mampu melipat gandakan pesan – pesan komunikasi. Sebagian

atau sejumlah besar dari peralatan mekanik itu dikenal sebagai alat – alat

komunikasi massa atau lebih popular dengan nama media massa, yang meliputi

semua (alat – alat) saluran, ketika narasumber (komunikator) mampu mencapai

jumlah penerima (komunikan, audience) yang luar serta secara serentak dengan

kecepatan yang relatif tinggi.

Karena demikian eratnya penggunaan peralatan tersebut, maka komunikasi

massa dapat diartikan sebagai jenis komunikasi yang menggunakan media massa

untuk pesan – pesan yang disampaikan. Hal ini sangat berbeda dengan pengertian

komunikasi yang begitu banyak menyita energi dalam upaya memberikan definisi.

Komunikasi massa kita adopsi dari istilah bahasa inggris, mass

communication, kependekan dari mass media communication (komunikasi media

massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi

yang “mass mediated”. Istilah mass communication atau communication

8 Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, dan Siti Karlinah, Komunikasi Massa Suatu Pengantar. (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012), hal. 3.

diartikan sebagai salurannya, yaitu mass media (media massa) kependekan dari

media of mass communication.9

Model Laswell sering diterapkan dalam komunikasi massa. Model tersebut

mengisyaratkan bahwa lebih dari satu saluran dapan membawa pesan. Laswell

mengatakan bahwa cara yang baik dan benar untuk menjelaskan komunikasi

adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut : Who Says What In Which Channel

To Whom With What Effect. Unsur sumber (who) merangsang pertanyaan

mengenai pengendalian pesan (misalnya oleh “penjaga gerbang”), sedangkan

unsur pesan (says what) merupakan bahan untuk analisis isi. Saluran komunikasi

(in which channel) dikasi dalam analisis media. Unsur penerima (to whom)

dikaitkan dengan analisis khalayak, sementara unsur pengaruh (with what effect)

jelas berhubungan dengan studi mengenai akibat yang ditimbulkan pesan

komunikasi massa pada khalayak pembaca, pendengar atau pemirsa.10

Komponen–komponen yang harus terpenuhi dalam komunikasi11:

1). Komunikator

Pihak yang memberikan pesan kepada seorang khalayaknya

disebut juga dengan komunikator dengan kata lain komunikator disebut

dengan pemberi, pengirim, sumber, source atau encoder. Individu,

kelompok orang atau organisasi dapat disebut juga dengan komunikator.

Komunikator merupakan memegang pelaku utama dan pemegang peran

penting dalam serta pengendali proses komunikasi bisa berjalan. Terampil

berkomunikasi, kaya ide serta penuh daya kreatifitas harus dimiliki oleh

seorang komunikator agar dapat mengubah ideologi dan perilaku pihak

9 Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: PT Grasindo, 2000), hal, 1-2. 10 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hal, 137. 11 Agus Riswandi, dan Budi, Hukum Cyberspace, (Yogyakarta: Gitananagari, 2006), hal, 18.

lain. Sebagai penyedia sumber informasi komunikaror berfungsi

menyampaikan pesan yang digunakan untuk memperkuat pesan.

2). Komunikan

Komunikan mempunyai pengertian sebagai penerima pesan secara

verbal ataupun nonverbal dari komunikator lalu diubah oleh otak atau

pikiran menjadi sebuah makna dalam bentuk symbol.

3). Isi pesan ( message )

Seluruh informasi dari apa yang disampaikan komunikator adalah

definisi pesan (message). Pesan harus mempunyai inti dalam usaha

mengubah sikap dan tingkah laku seorang komunikan dalam bentuk verbal

dan nonverbal atau symbol.

4). Saluran (chanel, media)

Sumber untuk menyampaikan pesan-nya kepada penerima

diperlukan suatu alat atau wahana merupakan pengertian dari saluran

(chanel, media). Saluran verbal atau saluran nonverbal boleh dijadikan

rujukan untuk meyampaikan pesan kepada penerima.

2.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa

Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi lainnya, seperti

komunikasi antarpesona dan komunikasi kelompok. Perbedaan itu meliputi

komponen – komponen yang terlibat didalamnya, juga proses berlangsungnya

komunikasi tersebut. Namun, agar karakteristik komunikasi massa itu tampak

jelas, maka pembahasanya perlu dibandingkan dengan komunikasi antarpesona.

Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut :

1. Komunikator terlembagakan

Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Dengan

mengingat, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan

komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Jadi, berapa orang

yang terlibat dalam proses komunikasi massa itu, berapa macam peralatan yang

digunakan, dan berapa biaya yang diperlukan sifatnya relatif. Namun, yang pasti,

komunikasi massa itu kompleks.

2. Pesan Bersifat umum

Komunikasi Massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu

ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang

tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan

komunikasi massa dapat berupa fakta dan peristiwa yang terjadi di sekeliling kita

dapat di muat dalam media massa.

3. Komunikannya anonim dan heterogen

Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen.

Komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena

komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim,

komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai

lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokan berdasarkan faktor:

Usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan

tingkat ekonomi.

4. Media massa menimbulkan keserempakan

keserempakan media massa itu ialah keserempakan kontak dengan

sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk

tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. Kelebihan komunikasi

massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak

atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih

dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang

bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.

5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan

Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus,

tetapi pada komunikasi massa, yang paling penting adalah unsur isi. Jadi dalam

komunikasi lainnya yang menentukan efektivitas komunikasi bukanlah struktur,

tetapi aspek hubungan manusia : bukan pada “apanya” tetapi pada “bagaimana”.

Sedangkan komunikasi massa menekankan pada “apanya”. Dalam komunikasi

massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan

disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.

6. Komunikasi Massa bersifat satu arah

Komunikasi massa itu adalah komunikasi dengan menggunakan atau

melalui media massa. Karena melalui media massa maka komunikator dan

komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif

menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara

keduanya tidak dapat melakukan dialog. dengan demikian, komunikasi massa itu

bersifat satu arah.

7. Stimulasi alat indera “Terbatas”

Ciri komunikasi massa lainya yang dapat dianggap salah satu

kelemahannya adalah stimulasi alat indera yang “terbatas”. Dalam komunikasi

massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar

dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif,

khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, khlayak

menggunakan indera penglihatan dan pendengaran

8. Umpan balik tertunda (Delayed)

Komponen umpan balik atau yang lebih popular dengan sebutan feedback

merupakan faktor yang penting dalam bentuk komunikasi apapun. Efektivitas

komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh

Komunikan.12

2.3 Film Sebagai Bagian Dari Komunikasi Massa

2.3.1 Elemen Komunikasi Massa

Elemen komunikasi pada komunikasi secara umum juga berlaku bagi

komunikasi massa. Secara ringkas proses sederhana komunikasi meliputi

komunikator mengirimkan pesan melalui saluran kepada komunikan (penerima).

Perbedaan komunikasi massa dengan komunikasi pada umumnya lebih

berdasarkan pada jumlah pesan berlipat-lipat yang sampai pada penerima. Dalam

komunikasi massa pengirim sering disebut sebagai sumber (source) atau

komunikator, sedangkan penerima pesan yang berjumlah banyak disebut audiens

atau komunikan. Sementara itu saluran dalam komunikasi massa yang dimaksud

antara lain televisi, radio, surat kabar, film, internet dan lain-lain.

Ada beberapa elemen dalam komunikasi massa antara lain:

1. Komunikator

Komunikasi dalam komunikasi massa meliputi jaringan, stasiun

lokal, direktur dan staf teknis yang berkaitan dengan sebuah acara televisi.

12 Elvinaro, Ardianto dan Lukiati Komala, Loc. Cit., hal. 7-12.

Jadi komunikator yang dimaksud disini yaitu gabungan dari berbagai

individu dalam sebuah lembaga media massa.

2. Isi

Bagi Ray Eldon Hiebert dkk (1985) isi media setidak-tidaknya bisa

dibagi ke dalam lima kategori yakni:

a. Berita dan Informasi

b. Analisis dan Interpretasi

c. Pendidikan dan Sosialisasi

d. Hubungan masyarakat dan Persuasif

e. Iklan dan bentuk penjualan lain

f. Hiburan

3. Audiens

Audiens dalam komunikasi massa sangat beragam, dari jutaan

penonton televisi, ribuan pembaca buku, majalah, koran atau jurnal

ilmiah. Masing-masing berbeda satu sama lain di antaranya dalam hal

berpakaian, berpikir, menanggapi pesan yang diterimanya, pengalaman

dan orientasi hidupnya. Akan tetapi, masing-masing individu bisa saling

mereaksi pesan yang diterimanya.

4. Umpan Balik

Ada dua umpan balik (feedback) dalam komunikasi, yaitu umpan

balik langsung (immediate feedback) dan tidak langusng (delayed

feedback). Umpan balik langsung terjadi jika komunikator dan komunikan

berhadapan langsung atau ada kemungkinan bisa berbicara langsung.

Sedangkan umpan balik tidak langsung misalnya bisa ditunjukkan dalam

letter to editor/surat pembaca/pembaca menulis. Umpan balik ini dalam

bentuk kritikan yang ditujukan pada pihak lain berdasarkan berita yang

pernah dimuat juga merupakan salah satu umpan balik tidak langsung

yang dimaksud.

5. Gangguan

Ada dua tipe gangguan dalam komunikasi massa yaitu:

a. Gangguan Saluran

Gangguan saluran dalam media berupa kesalahan cetak, kata yang

hilang, atau paragraf yang dihilangkan dari surat kabar,

gelombang dan gambar yang tidak jelas dalam pesawat televisi.

b. Gangguan Semantik

Sedangkan gangguan semantik yaitu gangguan yang berhubungan

dengan bahasa yang diakibatkan oleh pengirim dan penerima

pesan itu sendiri.

2.3.2 Konsep Alternatif Tentang Audiens

McQuail menyebutkan beberapa konsep alternative tentang audiens

sebagai berikut :

1. Auidens sebagai sekumpulan penonton,pembaca, pendengar, pemirsa.

Konsep audiens diartikan sebagai penerima pesan-pesan dalam komunikasi

massa, yang keberadannya tersebar, heterogren dan berjumlah banyak.

Pendekat sosial budaya sangat menonjol untuk mengkaji konsep ini.

2. Audiens sebagai massa. Konsep auudiens diartikan sebagai suatu

kumpulan orang yang berukuran besar, heterogen, penyebaran, dan

anomitasnya serta lemahnya organisasi sosial dan komposisinya yang

berubah dengan cepat dan tidak konsisten. Massa tidak memiliki keberadaan

(eksistensi) yang berlanjut kecuali dalam pemikiran mereka yang ingin

memperoleh perhatian dari dan memanipulasi orang-orang sebanyak

mungkin. McQuail menyatakan bahawa konsep ini tidak layak lagi.

3. Audiens sebagai kelompok sosial atau publik. Konsep audiens diartikan

sebagai suatu kumpulan orang yang terbentuk atas dasar suatu isu, minat atau

bidang keahlian. Audiens ini aktif untuk memperoleh informasi dan

mendiskusikannya dengan sesama anggota audiens. Pendekatan sosial politik

sangat menonjol untuk mengkaji konsep ini.

4. Audiens sebagai pasar. Konsep audiens diartikan sebagai konsumen media

dan sebagai audiens (penonton, pembaca. Pendengar, atau pemirsa) iklan

tertentu. Pendekatan sosial ekonomi sangat menonjol untuk mengkaji konsep

ini.13

13 McQuail Dennis, Teori Komunikasi Massa, Buku 2, Edisi 6, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), hal. 145.