2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah...

45
1 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan menurut syara‟ (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah: 1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya. 2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi. 3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan di ridhai Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin. Ibadah terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Rasa khauf (takut), raja‟ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan), raghbah (senang), dan rahbah (takut) adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan dengan hati).Sedangkan tasbih, tahlil, takbir, tahmid dan syukur dengan lisan dan hati adalah ibadah lisaniyah qalbiyah (lisan dan hati). Sedangkan shalat, zakat, haji, dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan hati). Serta masih banyak lagi macam- macam ibadah yang berkaitan dengan amalan hati, lisan dan badan. 2.1.2 Dalil yang menerangkan tentang Ibadah Adapun ayat-ayat yang menerangkan tentang perintah ibadah seperti firman Alloh :

Transcript of 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah...

Page 1: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ibadah

2.1.1 Pengertian Ibadah

Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta

tunduk. Sedangkan menurut syara‟ (terminologi), ibadah mempunyai

banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain

adalah:

1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan

perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya.

2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla,

yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa

mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.

3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang

dicintai dan di ridhai Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau

perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin.

Ibadah terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Rasa

khauf (takut), raja‟ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal

(ketergantungan), raghbah (senang), dan rahbah (takut) adalah ibadah

qalbiyah (yang berkaitan dengan hati).Sedangkan tasbih, tahlil, takbir,

tahmid dan syukur dengan lisan dan hati adalah ibadah lisaniyah qalbiyah

(lisan dan hati). Sedangkan shalat, zakat, haji, dan jihad adalah ibadah

badaniyah qalbiyah (fisik dan hati). Serta masih banyak lagi macam-

macam ibadah yang berkaitan dengan amalan hati, lisan dan badan.

2.1.2 Dalil yang menerangkan tentang Ibadah

Adapun ayat-ayat yang menerangkan tentang perintah ibadah seperti

firman Alloh :

Page 2: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

2

“Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikit pun dari mereka dan

Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi makan kepada-Ku.

Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi rizki Yang mempunyai kekuatan lagi

sangat kokoh.” [Adz-Dzaariyaat : 56-58]

2.1.3 Ketentuan umum pelaksanaan macam-macam ibadah

a.) Thaharah

Thaharah berarti bersih ( nadlafah ), suci ( nazahah )

terbebas ( khulus ) dari kotoran ( danas ). Seperti tersebut dalam

surat Al- A‟raf ayat 82 :

Yang artinya : “ Sesungguhnya mereka adalah orang –

orang yang berpura – pura mensucikan diri “.

Menurut syara‟ thaharah itu adalah mengangkat (

menghilangkan ) penghalang yang timbul dari hadats dan najis.

Dengan demikian thaharah syara‟ terbagi menjadi dua yaitu

thaharah dari hadats dan thaharah dari najis.

Thaharah dari hadats

Thaharah dari hadats ada tiga macam yaitu wudhu,

mandi, dan tayammum. Alat yang digunakan untuk

bersuci adalah air mutlak untuk wudhu‟ dan mandi, tanah

yang suci untuk tayammum.

a. Wudhu’

Menurut lughat ( bahasa ), adalah perbuatan

menggunakan air pada anggota tubuh tertentu.

Dalam istilah syara‟ wudhu‟ adalah perbuatan

tertentu yang dimulai dengan niat. Mula – mula

wudhu‟ itu diwajibkan setiap kali hendak

Page 3: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

3

melakukan sholat tetapi kemudian kewajiban itu

dikaitkan dengan keadaan berhadats.

Dalil – dalil wajib wudhu‟ :

1. Ayat Al – Qur‟an surat Al – Maidah ayat

6

` “ Hai orang – orang yang beriman, apabila

kamu hendak melakukan sholat, maka

basuhlah mukamu dan tanganmu sampai

dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (

basuh ) kakimu sampai dengan ke dua mata

kaki …”

2. Hadits Rasul SAW

Yang artinya :

“Allah tidak menerima shalat

seseorang kamu bila Ia berhadats, sampai Ia

berwudhu‟ “ ( HR Baihaqi, Abu Daud, dan

Tirmizi )

Page 4: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

4

a). Fardhu wudhu‟ yaitu :

1. Niat

2. Membasuh muka

3. Membasuh tangan

4. Menyapu kepala

5. Membasuh kaki

6. Tertib

b). Sunat wudhu‟ yaitu :

1. Membaca basmalah pada awalnya

2. Membasuh ke dua telapak tangan sampai

ke pergelangan sebanyak tiga kali, sebelum

berkumur – kumur, walaupun diyakinin

tangannya itu bersih

3. Madmanah, yakni berkumur – kumur

memasukan air ke mulut sambil

mengguncangkannya lalu membuangnya.

4. Istinsyaq, yakni memasukan air ke hidung

kemudian membuangnya

5. Meratakan sapuan keseluruh kepala

6. Menyapu kedua telinga

7. Menyela – nyela janggut dengan jari

8. Mendahulukan yang kanan dari kiri

9. Melakukan perbuatan bersuci itu tiga kali

– tiga kali

10. Muwalah, yakni melakukan perbuatan

tersebut secara beruntun

11. Menghadap kiblat

12. Mengosok – gosok anggota wudhu‟

khusus nya bagian tumit

13. Menggunakan air dengan hemat

c). Terdapat tiga pendapat mengenai kumur – kumur

dan menghisap air di dalam wudhu‟ yaitu :

Page 5: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

5

1. Kedua perbuatan itu hukumnya sunah. Ini

merupakan pendapat Imam Malik, asy-

Syafi‟I dan Abu hanifah.

2. Keduanya fardhu‟ , di dalam wudhu‟. Dan

ini perkataan Ibnu abu Laila dan kelompoka

murid Abu Daud

3. Menghisap air adalah fardhu‟, dan

berkumur-kumur adalah sunah. Ini adalah

pendapat Abu Tsaur, Abu Ubadah dan

sekelompok ahli Zahir.Dalam wudhu‟

terdapat niat.

Ada beberapa pendapat mengenainya.

Sebagian Ulama amshar berpendapat

bahwa niat itu menjadi syarat sahnya

wudhu‟, mereka adalah Ima as- syafi’I,

Malik, Ahmad, Abu Tsaur, dan Daud.

Sedang Fuqoha lainnya berpendapat bahwa

niat tidak menjadi syarat ( sahnya wudhu‟ ).

Mereka adalah abu Hanifah, dan Ats-

sauri. Perbedaan mereka karena, perbedaan

pandangan mengenai wudhu‟ itu sendiri.

Yang memang bukan ibadah murni seperti

sholat. Hal ini dilakukan demi mendekatkan

diri kepada Allah SWT.

d). Hal – hal yang membatalkan wudhu‟ :

1. Keluar sesuatu dari qubul atau dubur,

berupa apapun , benda padat atau cair, angin.

Terkecuali maninya sendiri baik yang biasa

maupun tidak, keluar sendirinya atau keluar

daripadanya. Dalil yang berkenaan dengan

hal in yaitu surat Al- Maidah ayat 6 yang

Page 6: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

6

artinya “ … atau keluar dari tempat buang

air ( kakus ) … “

2. Tidur, kecuali duduk keadaan mantap.

Tidur merupakan kegiatan yang tidak kita

sadari, maka lebih baik berwudhu‟ lagi

karena dikhawatirkan pada saat tidur (

biasanya ) duburnya keluar sesuatu tanpa ia

sadari.

3. Hilang akal, dengan sebab gila, mabuk,

atau lainnya. Batalnya wudhu‟ dengan

hilangnya akal adalah berdasarkan qiyas

kepada tidur, degan kehilangan kesadaran

sebagai persamaannya.

4. Bersentuh kulit laki – laki dan perempuan.

b. Mandi ( al – ghusl )

Menurut lughat, mandi disebut al – ghasl

atau al – ghusl yang berarti mengalirnya air pada

sesuatu. Sedangkan di dalam syara‟ ialah

mengalirnya air keseluruh tubuh disertai dengan

niat.

a). Fardhu‟ yang mesti dilakukan ketika mandi yaitu

:

1. Niat.

Niat tersebut harus pula di lakukan

serentak dengan basuhan pertama. Niat

dianggap sah dengan berniat untuk

mengangkat hadats besar, hadats , janabah,

haidh, nifas, atau hadats lainnya dari seluruh

tubuhnya, untuk membolehkannya shalat.

2. Menyampaikan air keseluruh tubuh,

meliputi rambut, dan permukaan kulit.

Dalam hal membasuh rambut, air harus

Page 7: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

7

sampai ke bagian dalam rambut yang tebal.

Sanggul atau gulungan rambut wajib dibuka.

Akan tetapi rambut yang menggumpal tidak

wajib di basuh bagian dalamnya.

b). Untuk kesempurnaan mandi, di sunatkan pula

mengerjakan hal-hal berikut ini :

1) Membaca basmalah

2) Membasuh tangan sebelum

memasukannya ke dalam bejana

3) Bewudhu‟ dengan sempurna sebelum

memulai mandi

4) Menggosok seluruh tubuh yang

terjangkau oleh tangannya

5) Muwalah

6) Mendahulukan menyiram bagian kanan

dari tubuh

7) Menyiram dan mengosok badan

sebanyak- banyaknya tiga kali

c). Sebab – sebab yang mewajibkannya mandi :

1) Mandi karena bersenggama

2) Keluar mani

3) Mati, kecuali mati sahid

4) Haidh dan nifas

5) Waladah ( melahirkan )

6) Sembuh dari gila ( hilang akal )

Perempuan diwajibkan mandi setelah

melahirkan, walaupun ‟ anak „ yang di

lahirkannya itu belum sempurna. Misalnya

masih merupakan darah beku ( alaqah ), atau

segumpal daging ( mudghah ).

Page 8: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

8

c. Tayammum

Tayammum menurut lughat yaitu

menyengaja. Menurut istilah syara’ yaitu

menyampaikan tanah ke wajah dan tangan dengan

beberapa syarat dan ketentuan. Macam Thaharah

yang boleh diganti dengan tayamum yaitu bagi

orang yang junub. Hal ini terdapat dalam surat Al –

Maidah ayat 6,

yang artinya “…dan jika kamu junub maka

mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan

atau kembali dari tempat buang air ( kakus ) atau

menyentuh perempuan, lalu kamu tidak

memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah

yang baik ( bersih )…“

a). Tayammum itu dibenarkan apabila

terpenuhi syarat - syarat sebagai berikut :

1. Ada uzur, sehingga tidak dapat

menggunakan air. Uzur mengunakan air itu

terjadi dikarenakan sedang dalam perjalanan

( musafir ), sakit, hajat. Ada beberapa

kriteria musafir yang diperkenankan

bertayammum, yaitu :

- Ia yakin bahwa disekitar tempatnya

itu benar-benar tidak ada air maka ia

boleh langsungbertayammum tanpa

harus mencari air lebih dulu.

- Ia tidak yakin, tetapi ia menduga

disana mungkin ada air tetapi

mungkin juga tidak. Pada keadaan

demikian ia wajib lebih dulu mencari

air di tempat- tempat yang

dianggapnya mungkin terdapat air.

Page 9: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

9

- Ia yakin ada air di sekitar

tempatnya itu. Tetapi menimbang

situasi pada saat itu tempatnya jauh

dan dikhawatirkan waktu shalat akan

habis dan banyaknya musafir yang

berdesakan mengambil air, maka ia

diperbolehkan bertayammum.

2. Masuk waktu shalat

3. Mencari air setelah masuk waktu shalat.

4. Tidak dapat menggunakan air

dikarenakan uzur syari‟ seperti takut akan

pencuri atau ketinggalan rombongan

5. Tanah yang murni ( khalis ) dan suci.

Tayammum hanya sah dengan menggunakan

„turab‟, tanah yang suci dan berdebu. Bahan-

bahan lainnya seperti semen, batu, belerang,

atau tanah yang bercampur dengannya, tidak

sah dipergunakan untuk bertayammum.

b). Rukun tayammum, yaitu :

1) Niat istibahah ( membolehkan ) shalat

atau ibadah lain yang memerlukan thaharah,

seperti thawaf, sujud tilawah, dan lain

sebagainya. Dalil wajibnya niat disini ialah

Hadits yang juga dikemukakan sebagai dalil

niat pada wudhu‟. Niat ini serentak dengan

pekerjaan pertama tayammum, yaitu ketika

memindahkan tanah ke wajah.

2) Menyapu wajah.

Sesuai firman Allah dalam surat An-Nisa

ayat 43

Page 10: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

10

yang artinya “…sapulah mukamu dan tanganmu, sesungguhnya Allah maha

pemaaf lagi maha pengampun “ .

3) Menyapu kedua tangan.

Fuqoha berselisih pendapat

mengenai batasan tangan yang diperintahkan

Allah untuk disapu.

Hal seperti tersebut terdapat dalam

Al- Quran surat Al – Maidah ayat 6

yang artinya “ … sapulah mukamu

dan tanganmu dengan tanah itu.. “.

Berangkat dari ayat tersebut lahirlah

pendapat berikut ini :

Berpendirian bahwa batasan

yang wajib untuk melakukan

tayammum adalah sama dengan

wudhu‟ , yakni sampai dengan

siku-siku ( madzhab maliki )

Bahwa yang wajib adalah

menyapu telapak tangan ( ahli

zahir dan ahli Hadits )

Berpendirian bahwa yang wajib

hanyalah menyapu sampai siku-

siku ( imam malik)

Page 11: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

11

Berpendirian bahwa yang wajib

adalah menyapu sampai bahu.

Pendapat yan asing ini

diriwayatkan oleh Az – Zuhri

dan Muhammad bin

Maslamah.

4) Tertib, yakni mendahulukan wajah

daripada tangan.

c). Hal-hal yang sunat dikerjakan pada waktu

tayammum yaitu :

1. Membaca basmalah pada awalnya

2. Memulai sapuan dari bagian atas wajah

3. Menipiskan debu di telapak tangan

sebelum menyapukannya

4. Meregangkan jari-jari ketika

menepukannya pertama kali ke tanah

5. Mendahulukan tangan kanan dari tangan

kiri

6. Menyela nyela jari setelah menyapu

kedua tangan

7. Tidak mengangakat tangan dari anggota

yang sedang disapu sebelum selesai

menyapunya

8. Muwalah

Hal –hal yang membatalkan tayammum ,

yaitu semua yang membatalkan wudhu‟, melihat air

sebelum melakukan sholat , murtad.

Thaharah Dari Najis

Berbagai tempat yang harus dibersihkan lantaran

najis, ada tiga tempat, yaitu : tubuh, pakaian dan masjid.

Kewajiban membersihkan pakaian didasarkan pada firman

Allah pada surat Al – Mudatsir ayat 4.

Page 12: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

12

“Dan pakaianmu bersihkanlah..”

Benda yang dipakai untuk membersihkan najis

yaitu air. Umat Islam sudah mengambil kesepakatan bahwa

air suci yang mensucikan bisa dipakai untuk membersihkan

najis untuk ketiga tempat tersebut. Pendapat lainnya

menyatakan bahwa najis tidak bisa dibersihkan (

dihilangkan ) kecuali dengan air. Selain itu bisa dengan

batu, sesuai dengan kesepakatan ( Imam Malik dan Asy –

Syafi’I ).

Para ulama mengambil kata sepakat bahwa cara

membersiohkan najis adalah dengan membasuh ( menyiram

), menyapu, mencipratkan air. Perihal menyipratkan air,

sebagian fuqaha hanya mangkhususkan untuk

membersihkan kencing bayi yang belum menerima

tambahan makanan apapun.

Cara membersihkan badan yang bernajis karena jilatan

anjing adalah dengan membasuhnya dengan air sebanyak

tujuh kali, salah satu diantaranya dicampur dengan tanah.

b.) Sholat

Menurut bahasa shalat artinya adalah berdoa, sedangkan

menurut istilah shalat adalah suatu perbuatan serta perkataan yang

dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam sesuai dengan

persyaratan yang ada.

Page 13: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

13

c.) Puasa

Puasa menurut bahasa berarti menahan dari sesuatu. Dalam

al-qur'an Surah Maryam Ayat 26.

“Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika

kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "sesungguhnya

aku telah bernazar berpuasa untuk tuhan yang maha pemurah,

maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada

hari ini."

Adapun puasa menurut istilah adalah menahan diri dari hal-hal

yang membatalkan puasa yang disertai niat pada siang hari mulai

dari terbit fajar sampai tenggelamnya matahari.

Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa puasa itu menahan

diri dari dua syahwat ( perut dan farj(kemaluan) ) dan dari segala

yang memasuki tenggorokan seperti obat dan lain sebagainya pada

waktu tertentu yaitu dari terbitnya fajar kedua/shadik sampai

kepada tenggelamnya matahari dari orang tertentu(yang wajib

puasa) seperti orang muslim, baligh, berakal dan tidak dalam

keadaan haid dan nifas(wanita baru melahirkan) disertai dengan

niat ( keinginan hati untuk melaksanakan suatu pekerjaan tanpa ada

keraguan) untuk membedakan antara ibadah dan adab (kebiasaan).

Rukun Puasa

Menahan diri dari syahwat perut dan kemaluan atau

menahan diri hal-hal yang membatalkan puasa. Ulama

Malikiyah dan Syafiiyah menambahkan satu rukun lagi

yaitu niat berpuasa pada malamnnya.

Page 14: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

14

Waktu Puasa

Dari terbit sampai tenggelamnya matahari. Adapun

daerah dimana siang dan malam sama panjangnya. Atau

kadang siang lebih panjang dari malamnya seperti Bulgaria,

maka waktu puasanya mengikuti negara terdekat atau

disesuaikan dengan waktu Mekah.

Manfaat Puasa

Manfaat dari ibadah puasa banyak sekali dari segi

rohani dan materi. Puasa merupakan salah satu bentuk

ketaatan kepada Allah. Pahala yang diberikan kepada

siapapun yang melakukannya tidak terbatas. Karena puasa

itu spesial untuk Allah yang memiliki kemurahan yang

luas. Orang yang ikhlas berpuasa berhak memasuki pintu

khusus yang disebut "Ar-Rayyan".

d.) Zakat

Menurut Bahasa(lughat), zakat berarti : tumbuh;

berkembang; kesuburan atau bertambah (HR. At-Tirmidzi) atau

dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan (QS. At-Taubah

: 10)

“Mereka tidak memelihara (hubungan) kerabat terhadap

orang-orang mukmin dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian.

Dan mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.”

Menurut Hukum Islam (istilah syara'), zakat adalah nama

bagi suatu pengambilan tertentu dari harta yang tertentu, menurut

sifat-sifat yang tertentu dan untuk diberikan kepada golongan

tertentu.

Page 15: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

15

Penyebutan Zakat dan Infaq dalam Al Qur-an

dan As Sunnah

Zakat (QS. Al Baqarah : 43)

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah

zakat dan ruku'lah beserta orang-

orang yang ruku.”

Shadaqah (QS. At Taubah : 104)

“Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-

hamba-Nya dan menerima zakat dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat

lagi Maha Penyayang?”

Haq (QS. Al An'am : 141)

“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak

berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya,

zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya).

Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan

tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir

miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak

menyukai orang yang berlebih-lebihan.”

Page 16: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

16

Nafaqah (QS. At Taubah : 35)

“Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar

dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada

mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka

rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu."

Al 'Afuw (QS. Al A'raf : 199)

“Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta

berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.”

Hukum Zakat

Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan

menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat

Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib

(fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi

syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori

ibadah (seperti shalat, haji, dan puasa) yang telah diatur

secara rinci dan paten berdasarkan Al-Qur'an dan As

Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial

kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat

berkembang sesuai dengan perkembangan ummat

manusia.

Macam-macam Zakat

a. Zakat Nafs (jiwa), juga disebut zakat fitrah.

b. Zakat Maal (harta).

Page 17: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

17

Syarat-syarat Wajib Zakat

a. Muslim

b. Aqil

c. Baligh

d. Memiliki harta yang mencapai nishab

e.) Haji

Pengertian Haji

Sengaja datang ke Mekah, mengunjungi

Ka'bah dan tempat-tempat lainnya untuk melakukan

serangkaian ibadah dengan syarat-syarat yang telah

ditetapkan.

Syarat Haji

a. Islam

b. Baligh (dewasa)

c. Aqil ( berakal )

d. Merdeka (bukan budak)

e. Istitha‟ah (mampu)

Rukun Haji a. Ihram (niat)

b. Wukuf di Arafah

c. Thawaf

d. Ifadhah

e. Sa‟i

f. Cukur

g. Tertib Keutamaan Haji

Ibadah Haji merupakan salah satu perintah

Allah yang harus dikerjakan, bagi yang mampu.

1) Ibadah Haji merupakan Jihad fi Sabilillah.

Page 18: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

18

2) Ibadah Haji dapat menghapuskan dosa, bagi

yang menjalankannya sesuai dengan

perintah Allah SWT.

3) Haji dan Umroh merupakan kifarat/penebus

dosa.Ada dosa yang yang hanya dapat ditebus

dengan wukuf di Arafah saat Ibadah Haji.

4) Surga adalah balasan bagi Haji yang mabrur.

5) Biaya yang dikeluarkan untuk Ibadah Haji

merupakan infaq fi sabilillah.

2.1.4 Ruang Lingkup Ibadah

Dengan hati yang ikhlas menurut cara-cara yang ditentukan oleh

agama. Hukum syariat yakni:

1. Wajib

Yang dimaksud dengan wajib dalam pengertian hukum islam

adalah ketentuan syar‟I yang menuntut para mukallaf untuk

melakukanya dengan tuntutan yang mengikat serta diberi imbalan

pahala bagi yang melakukanya dan ancaman dosa bagi yang

meninggalkanya

2. Sunnah

Yang dimaksud dengan sunnah adalah ketentuan Syar‟I tentang

berbagai amaliah yang harus dikerjakan mukallaf dengan tuntutan yang

tidak mengikat. Dan pelakunya diberi imbalan pahala tanpa ancaman dosa

bagi yang meninggalkanya.

3. Haram

Yang dimaksud dengan haram adalah tuntutan syar‟i kepada

mukallaf untuk meninggalkanya dengan tuntutan yang mengikat., beserta

imbalan pahala bagi yang menaatinya dan balasan dosa bagi yang

melanggrnya.

Page 19: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

19

2.1.5 Nilai-Nilai Filosofi Ibadah dalam sehari-hari

Adapun macam-macam nilai edukasi dari ibadah yaitu mencukup semua

ibadah pada umumnya, tetapi kami khususkan terhadap rukun Islam yang kelima,

yaitu: shalat, puasa, zakat, dan haji. Berikut ini kami jelaskan satu persatu.

1. Nilai-Nilai Edukasi dari Shalat

Nilai pendidikan ibadah bagi anak akan membiasakannya

melaksanakan kewajiban. Pendidikan yang diberikan luqman pada

anaknya merupakan contoh baik bagi orang tua. Luqman

menyuruh anak-anaknya shalat ketika mereka masih kecil dalam

Al Qur‟an Allah swt berfirman :

“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)

mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan mungkar

dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. (QS. Luqman : 17)

Dari ayat tersebut, Luqman menanamkan nilai-

nilaipendidikan ibadah kepada anak-anaknya sejak dini. Dia

bermaksud agar anak-anaknya mengenal tujuan hidup manusia,

yaitu menghambakan diri kepada Allah swt. bahwa sesungguhnya

tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Allah swt. Apa yang

dilakukan luqman kepada anak-anaknya bisa dicontoh orang tua

zaman sekarang ini. Rasulullah saw. memberikan tauladan pada

umatnya tentang nilai pendidikan ibadah. Beliau mengajarkan anak

yang berusia tujuh tahun harus sudah dilatih shalat dan ketika

berusia sepuluh tahun mulai disiplin shalatnya sabda Nabi saw.

Rasulullah saw bersabda : “Suruhlah anak-anak kalian berlatih

shalat sejak mereka berusia 7 tahun dan pukullah mereka jika

meninggalkan shalat pada usia 10 tahun dan pisahkanlah tempat

tidur mereka (sejak usia 10 tahun)”. (HR. abu dawud).

Nilai-nilai pendidikan yang terkandung di dalam shalat diantaranya:

a. Shalat diawali dengan bersuci

Hal ini tentunya mendidik kita agar senantiasa

menjaga kesucian fitrah kita sebagai manusia dan

mengingatkan kita bahwa Allah adalah dzat yang Maha

Page 20: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

20

Suci yang hanya menerima hamba-Nya yang suci untuk

menghadap kepada-Nya.

b. Shalat mendidik untuk berlaku jujur

Dalam shalat, apabila ia buang angin yang tidak

tertahankan pada saat shalat, tentunya seseorang akan berhenti dari

shalatnya dan mengulang lagi shalat-nya, karena kita semua tahu,

buang angin pada saat shalat adalah hal yang membatalkan shalat.

Berlaku jujur pada diri sendiri. Tentunya, berlaku jujur tidak hanya

pada saat shalat, tetapi yang perlu menjadi perhatian adalah

mewujudkan perilaku jujur pada saat setelah shalat. Berlaku jujur

dalam setiap perilaku, dalam setiap keadaan, baik dalam berbicara,

dalam berdagang, dan dalam seluruh aspek kehidupan kita.

c. Shalat diakhiri salam ke kanan dan ke kiri

Ucapan salam mengandung do‟a. Dan pada saat kita

mengakhiri shalat, kita mendo‟akan mereka yang ada di kanan dan

kiri kita. Salah satu makna dari hal ini adalah, sebagaimana sabda

rasulullah :

“Seorang muslim sejati adalah ketika manusia selamat dari lisan

dan tangannya, dan mu‟min sejati, adalah ketika manusia merasa aman

darinya atas harta dan darahnya” (HR. Ahmad)

Artinya, seseorang yang mengakhiri salam dalam shalatnya,

hendaknya menegakkan do‟a yang ia setelah selesai melaksanakan

shalat. Sebagaimana sabda Rasulullah saw, maka ia tidak akan

mencelakakan orang lain dengan lisan dan tangannya.

d. Wujud terhadap nilai keikhlasan kepada Allah swt

Keikhlasan kepada Allah, tidak hanya tertanam dalam

qolbu seseorang, yang lebih penting lagi adalah mewujudkannya

dengan melakukan shalat. Ikhlas mengajarkan kepada kita untuk

mencapai kesuksesan hakiki, kesuksesan yang abadi, dan

kesuksesan dalam pandangan Allah swt.

Page 21: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

21

2. Nilai-Nilai Edukasi dari Puasa

Nilai-nilai edukasi puasa yang berbasis ajaran Islam yang

selanjutnya panduan hidup dan akan berimplikasi besar terhadap

perbaikan moral pribadi, bangsa, kelangsungan hidup dan

krhidupan manusia.

a. Nilai pemeliharaan jiwa Tauhid yang ada di dalam diri setiap orang

Melalui ibadah puasa pada bulan ramadhan, Allah

melakukan penyadaran total kepada setiap hamba-Nya. Dalam

salah satu ayat al-Qur‟an kita telah diberitahu bahwa dalam diri

kalian ada unsur fitrah, yang dengannya kalian perlu menyadari

bahwa diri kalian diciptakan oleh Allah, berada dalam genggaman

kekuasaan Allah, dan pada saatnya akan kembali jua kepada-Nya.

Fitrah yang ada di dalam setiap individu merupakan factor

dasar dan dominan dimana seseorang yakin bahwa ada Yang Maha

Menguasai alam, yaitu Allah SWT. Unsur utama yang terkandung

dalam fitrah itulah yang kita sebut iman. “Tidak ada perubahan

pada fitrah Allah (itulah) agama yang lurus (QS. Ar-Rum;30).

Atas dasar iman kepada Allah, seseorang akan selalu dan

terus termotivasi untuk melakukan perubahan yang bernilai

kebaikan. Kebaikan yang dimaksud adalah semua pikiran,

perbuatan yang baik menurut Allah SWT dan baik pula bagi

pelakunya.

b. Nilai historia puasa

Sejarah berfungsi untuk dijadikan sebagai unsure „ibrah atau

pembelajaran yang amat berharga bagi setiap orang, baik sebagai

individu maupun sosial.

c. Nilai ketaqwaan kepada Allah swt

Taqwa adalah tujuan utama puasa. Taqwa harus menjadi

pakaian kita dalam menjalani kehidupan duniawi ini. Puasa wajib

ramadhan merupakan upaya Allah swt mendidik hamba-Nya untuk

memasuki fase kehidupan yang tidak bergantung kepada materi,

melainkan kepada-Nya semata.

Page 22: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

22

d. Nilai imsak

Yang berarti suatu fase dimana seseorang yang mau

berpuasa mulai menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang

membatalkan puasa. Nilai dan filosofi sangat tinggi dimana

seseorang mulai mampu menahan diri untuk tidak melakukan

segala hal yang memungkinkan mengurangi dan membatalkan

berpuasa.

Nilai imsak ini mendidik manusia untuk melatih kesabaran

untuk menahan diri selama berpuasa. Sebagaimana firman Allah

swt: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang

disempurnakan pahalanya tanpa batas.” (QS. Az-Zumar:10).

e. Nilai ihtisaban (intropeksi diri)

Sabda Nabi saw: “Barangsiapa berpuasa penuh keimanan dan

intropeksi diri, maka diampuni segala dosa yang telah lalu.” (HR.

Bukhari Muslim).

Nilai ihtisaban ini mendidik manusia untuk adanya kemauan dan

kemampuan untuk melihat dan mengetahui kekurangan diri sendiri akan

melahirkan sikap rendah hati (tawadhu‟) dan jujur (shiddiq) sekaligus

menjauhi sikap yang angkuh dan khianat.

f. Nilai qiyam al-layl (shalat tarawih)

Setiap malam ramadhan umat Islam disunnahkan untuk beramai-ramai

mendatangi tempat ibadah untuk melaksanakan shalat tarawih.

Melalui shalat tarawih, manusia di didik dalam suasana kekeluargaan, rasa

persaudaraan serta rasa kesetaraan di hadapan Allah swt. Setiap orang

Islam bergegas untuk mendatangi tempat Ibadah dengan pakaian bagus,

rapi, kemudian saling menyapa satu sama lain dengan penuh senyum rasa

hormat antar sesama Muslim.

Page 23: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

23

3. Nilai-Nilai Edukasi dari Zakat

Konsep zakat menurut Islam adalah suatu kewajiban bagi

orang kaya yang hartanya sudah waktunya untuk dizakati (sudah

satu nisab), yang diberikan oleh sikaya kepada simiskin dengan

syarat-syarat yang ditentukan, sebagai bentuk rasa syukur atas

segala nikmat yang telah diberikan Allah kepada mereka. Adapun

nilai-nilai edukasi dari ibadah shalat adalah:

a. Nilai takwa

. Seseorang itu mensikapi akan perintah

Allah untuk mengeluarkan zakat, karena harta yang dicintai

harus dikeluarkan sebagian. Dengan dikeluarkan zakat,

seseorang di didik dapat lebih senantiasa bertakwa kepada

Allah swt.

b. Nilai ukhuwah

Perasaan persaudaraan yang benar melahirkan

perasaan yang mulia didalam jiwa muslim untuk

membentuk sikap-sikap sosial yang positif, seperti tolong-

menolong, mengutamakan orang lain, kasih sayang dan

pemberian maaf serta menjauhi sifat-sifat negatif.

Manusia adalah bersaudara antara satu dengan yang

lain, seseorang bisa dikatakan memahami hakekat

persaudaraan apabila seseorang menyadari kewajibannya

sebagai saudara, yaitu saling menolong orang miskin

membutuhkan bantuan harta benda orang kaya, sementara

orang kaya yang mempunyai rasa spiritual keimanan akan

merasa berkewajiban untuk memberikan zakat sebagai hak

bagi orang-orang miskin.

c. Nilai solidaritas sosial

Bahwa dalam masyarakat manusia adalah makhluk

sosial yang tidak bisa hidup sendirian tetapi saling

membutuhkan dengan jalan itu diharapkan saling

membantu, sehingga ada balance (keseimbangan) dalam

Page 24: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

24

masyarakat. Dalam kontek solidaritas sosial ini zakat

sebagai kunci untuk berbicara bahwasanya kalau sikaya

bisa berkembang mengapa simiskin tidak bisa berkembang,

maka dengan ditanamkan nilai solidaritas sosial, sikaya

merasa senasib sepenanggungan dengan simiskin yang

dalam hal ini diimplementasikan dengan mengeluarkan

zakat, karena itulah bentuk rasa solidaritas yang harus

ditunjukan oleh kaum muslim. Dengan demikian maka

akan tercipta solidaritas yang tinggi dalam masyarakat.

d. Nilai keadilan

Pada dasarnya manusia adalah sama dihadapan Allah

yang membedakan hanyalah derajat ketakwaan seseorang,

oleh karena itu tidak ada perbedaan antara sikaya dan

simiskin. Maksudnya adalah bagaimana seorang paham

akan kebersamaan, sehingga memberikan kesempatan bagi

simiskin untuk bisa bangkit dengan cara memberikan

bantuan (zakat/modal) sebagai modal usahanya, walaupun

kenyataannya perbedaan simiskin dan kaya dalam hal harta

itu tidak bisa dihilangkan.

4. Nilai-Nilai Edukasi dari Haji

Ibadah haji adalah membuat keputusan untuk mengunjungi

tempat yang suci. Disebut demikian karena kaum muslimin

minimal sekali seumur hidupnya sedapat mungkin membuat

keputusan untuk mengunjungi tanah suci, khususnya mekkah dan

sekitarnya guna menunaikan rukin islam yang kelima.

Dalam melaksanakan ibadah haji, terkandung banyak nilai

– nilai pendidikan didalamnya. Bila kita melihatnya dari sisi

pelaksanaan haji itu sendiri, maka kita dapat menagkap nilai

pendidikan dari istilah – istilah penting dalam haji, diantaranya:

Pertama, ibadah haji dimulai dengan niat sambil

menanggalkan pakaian biasa dan mengenakan pakaian ihram.

Page 25: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

25

Tak dapat disangkal bahwa pakaian menurut kenyataannya

dan juga menurut Alqur‟an berfungsi sebagai pembeda antara

seseorang atau sekelompok dengan lainnya. Pembedaan tersebut

dapat mengantar kepada perbedaan status sosial, ekonomi atau

profesi. Pakaian juga dapat memberi pengaruh psikologis pada

pemakainya. Itulah makanya, di Miqat, tempat di mana ritual

ibadah haji dimulai, perbedaan dan pembedaan tersebut harus

ditanggalkan.

Semua harus memakai pakaian yang sama. Pengaruh-

pengaruh psikologis dari pakaian harus ditanggalkan, hingga

semua merasa berada dalam satu kesatuan dan persamaan. Dengan

mengenakan dua helai pakaian berwarna putih – putih,

sebagaimana yang akan yang akan membalut tubuhnya ketika ia

mengakhiri perjalanan hidup di dunia ini. Seseorang yang

melaksanakan ibadah haji akan dipengaruhi jiwanya oleh pakaian

ini, ia juga seharusnya juga merasakan kelemahan dan merasakan

keterbatasannya serta pertanggung jawaban yang akan

ditunaikannya kelak di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, yang di

sisi-Nya tiada perbedaan antara seseorang dengan yang lain,

kecuali atas dasar pengabdian kepada-Nya.

Sebagaimana firman Allah :”Barang siapa mengharap

perjumpaan dengan tuhannya, maka hendaklah ia beramal shaleh

dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah

kepada Tuhannnya.” (QS. Al-Kahfi, 110).

Kedua, dengan dikenakannya pakaian ihram, maka

sejumlah larangan harus diindahkan oleh pelaku ibadah haji.

Misalnya, larangan menyakiti binatang, membunuh, menumpahkan

darah, dan mencabut pepohonan. Mengapa? Karena manusia

berfungsi memelihara makhluk-makhluk Tuhan dan memberinya

kesempatan seluas mungkin mencapai tujuan penciptaannya. Tidak

diperbolehkan juga menggunakan wangi-wangian, bercumbu atau

kawin, dan berhias supaya setiap peserta haji menyadari bahwa

Page 26: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

26

manusia bukan hanya materi semata-mata, pun bukan pula birahi.

Hiasan yang dinilai Tuhan adalah hiasan rohani. Dilarang pula

menggunting rambut, kuku, supaya masing-masing menyadari jati

dirinya dan menghadap pada Tuhan sebagaimana apa adanya.

Ketiga, Ka‟bah yang dikunjungi mengandung pelajaran

amat berharga dari segi kemanusiaan. Di sana, misalnya, ada Hijr

Ismail yang arti harfiahnya adalah pangkuan Ismail. Di sanalah

Ismail a.s. putra Ibrahim a.s., pembangun Ka‟bah ini pernah berada

dalam pangkuan Ibunya yang bernama Hajar, seorang wanita hitam

yang miskin dan bahkan budak, yang konon kuburannya pun di

tempat itu. Namun demikian, budak wanita ini ditempatkan Tuhan

di sana dan peninggalannya diabadikan untuk menjadi pelajaran

bahwa Allah SWT memberi kedudukan untuk seseorang bukan

karena keturunan atau status sosialnya, tapi karena kedekatannya

kepadaNya dan usahanya untuk berhijrah dari kejahatan menuju

kebaikan, dari keterbelakangan menuju peradaban.

Keempat, setelah selesai melakukan tawaf yang menjadikan

pelakunya larut dan berbaur bersama manusia-manusia lain, serta

memberi kesan kebersamaan menuju satu tujuan yang sama yakni

berada dalam lingkungan Allah SWT, dilakukanlah sa‟i. Di sini

muncul lagi Hajar, wanita bersahaja yang diperistri Nabi Ibrahim

a.s. itu, diperagakan pengalamannya mencari air untuk putranya.

Keyakinan wanita ini akan kebesaran dan kemahakuasaan Allah

sedemikian kokoh. Terbukti, jauh sebelum peristiwa pencaharian

ini, ketika ia bersedia ditinggal (Ibrahim) bersama anaknya di suatu

lembah yang tandus, keyakinannya yang begitu dalam tak

menjadikannya sama sekali berpangku tangan menunggu turunnya

hujan dari langit, tapi ia berusaha dan berusaha berkali-kali

mondar-mandir demi mencari air.

Hajar memulai usahanya dari bukit Shafa yang arti

harfiahnya adalah “kesucian dan ketegaran” - sebagai lambang

bahwa mencapai kehidupan harus dengan usaha yang dimulai

Page 27: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

27

dengan kesucian dan ketegaran - dan berakhir di Marwa yang

berarti “ideal manusia, sikap menghargai, bermurah hati dan

memaafkan orang lain.”

Kalau tawaf menggambarkan larut dan meleburnya

manusia dalam hadirat Ilahi, atau dalam istilah kaum sufi al-fana‟

fi-Allah, maka sai‟ menggambarkan usaha manusia mencari hidup.

Thawaf dan sa‟i melambangkan bahwa kehidupan dunia dan

akhirat merupakan sutu kesatuan dan keterpaduan. Dengan tawaf,

disadarilah tujuan hidup manusia. Sedangkan ditunaikannya sa‟i

menggambarkan tugas manusia sebagai “upaya semaksimal

mungkin.” Hasil usaha pasti akan diperoleh baik melalui usahanya

maupun melalui anugerah Allah, seperti yang dialami Hajar

bersama putranya Ismail dengan ditemukannya air Zam Zam itu.

Sebagaimana Allah berfirman :”Dan carilah apa yang telah

dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan

janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan)

duniawi” ((QS Al- Qashash : 77).

Kelima, wukuf di Arafah. Di padang yang luas lagi gersang

itu seluruh jamaah wuquf (berhenti) sampai terbenamnya matahari.

Di sanalah manusia seharusnya menemukan makrifat pengetahuan

sejati tentang jati dirinya, akhir perjalanan hidupnya. Di sana pula

ia mesti menyadari langkah-langkahnya selama ini, sebagaimana ia

menyadari pula betapa besar dan agung Tuhan yang kepadaNya

bersimpuh seluruh makhluk, sebagaimana diperagakan dalam ritual

thawaf di padang tersebut.

Kesadaran-kesadaran itulah yang mengantarkannya di

padang Arafah untuk menjadi „arif atau sadar dan mengetahui. Ia

tak akan mengintip-ngintip kelemahan atau mencari-cari kesalahan

orang, ia tidak akan cepat tersinggung walau melihat yang

mungkar sekalipun karena jiwanya selalu diliputi rahmat dan kasih

sayang.

Page 28: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

28

Keenam, dari Arafah para jamaah ke Mudzdalifah

mengumpulkan senjata menghadapi musuh utama yaitu setan.

Kemudian melanjutkan perjalanan ke Mina dan di sanalah para

Jamaah haji secara simbolis melampiaskan kebencian dan

kemarahan mereka masing-masing terhadap musuh yang selama

ini menjadi penyebab segala kegetiran yang dialaminya.

Salah satu bukti yang jelas tentang keterkaitan ibadah haji

dengan nilai-nilai pendidikan bagi manusia adalah isi khutbah Nabi

Muhammad SAW pada haji wada‟ (haji perpisahan) yang intinya

menekankan: persamaan; keharusan memelihara jiwa, harta dan

kehormatan orang lain; dan larangan melakukan penindasan atau

pemerasan terhadap kaum lemah baik di bidang ekonomi maupun

fisik.

2.2 Mu’amalah

2.2.1 Pengertian Mu’amalah dan pokok-pokok mu’amalah

Muamalah berasal dari bahasa arab, dari kata معاملة bentuk masdar

dari kata معاملة -يعامل –عامل yang mempunyai arti Saling bertindak, saling

berbuat, saling mengamalkan.Sedangkan pengertian muamalah secara

istilah di bagi menjadi dua, yakni :

a. Pengertian secara luas

Muamalah merupakan Aturan-aturan Allah untuk mengatur

manusia dalam kaitannya dengan urusan duniawi dalam

pergaulan social.Sedangkan menurut Ibnu Abidin, arti

muamalah secara luas di bagi menjadi 5 konteks bidang, antara

lain :

1. Mu‟awadhah Maliyah (hukum kebendaan)

2. Munakahat (Hukum perkawinan)

3. Muhasanat (Hukum Acara)

4. Amanat dan „Ariyah (Pinjaman)

5. Tirkah (harta warisan)

Page 29: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

29

a) Pengertian secara sempit

Muamalah merupakan aturan tentang kegiatan ekonomi

manusia.Pada dasarnya, perbedaan dari pengertian muamalah

secara luas maupun secara sempit terletak pada cangkupannya,

pengertian luas mencangkup munakahat, politik, warisan, dan

pidana. Sedangkan dalam pengertian sempit cangkupannya hanya

tentang ekonomi.

b) Pembagian Muamalah

Muamalah dibagi menjadi dua :

a. Muamalah Al-Maddiyah

Muamalah jenis ini megkaji tentang Objeknya

(bendanya). Sehingga kajiannya Bersifat kebendaan.

Seperti apakah benda itu Halal, haram,

syubhat,mengandung manfaat atau mudharat.

Serta Keharusan membeli benda halal misalnya

dimaksudkan Untuk mencari ridha Allah,Bukan profit

oriented.

b. Muamalah Al-Adabiyah

Sedangkan jenis muamalah ini mengkaji

Subjeknya,seperti kajian tentang ijab-qabul,

penipuan,kerelaan, dusta,Sumpah palsu dan persoalan Yang

berkaitan dengan Etika bisnis (adabiyah) dari pelakunya

Pada prakteknya, pembagian al-muamalah al-maddiyah dan

al-muamalah al-adabiyah tidak dapat dipisahkan, Jadi pembagian

ini hanyalah teoritis saja.

2.2.2 Dalil yang menerangkan mu’amalah

Allah Swt menjelaskan pokok-pokok muamalah kehartabendaan

(muamalah maliyah) yang adil dalam Al-Quran Adapun prinsip muamalah

maliyah tersebut ialah :

Page 30: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

30

a. Melarang memakan makanan secara bathil (4:29)

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu

dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan

suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu];

sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”

b. Melaksanakan transaksi bisnis atas dasar ridha

(Qs.4:29)

c. Pencatatan transaksi hutang-piutang (QS.2:282)

Page 31: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

31

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai

untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah

seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah

penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka

hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan

(apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya,

dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang

itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak

mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur.

Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu).

Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang

perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang

seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi

keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang

itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian

itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat

kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali

jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka

tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah

apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit

menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu

adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah

mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

d. Akad tansaksi bisnis disaksikan oleh saksi (2:282)

e. Larangan riba (Qs.2:275-279)

Page 32: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

32

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti

berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila[175]

.

Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata

(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah

menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai

kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),

maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu[(sebelum datang larangan); dan

urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka

orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan

Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam

kekafiran, dan selalu berbuat dosa."

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan

amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat,

mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada

kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka

bersedih hati."

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah

dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu

orang-orang yang beriman.”

Page 33: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

33

“Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa

riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan

memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan

riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak

menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.”

2.2.3 Harta,Kepemilikan dan Akad

Pengertian Harta

Harta atau mal jamaknya amwal, secara etimologis

mempunyai beberapa arti yaitu condong, cenderung, dan miring.

Karena memang manusia condong dan cenderung untuk memiliki

harta. Ada juga mengartikan al-mal dengan sesuatu yang

menyenangkan manusia dan mereka menjaganya, baik dalam

bentuk materi maupun manfaat. Ada juga yang mengartikan

dengan sesuatu yang dibutuhkan dan diperoleh manusia baik

berupa benda yang tidak tampak seperti emas, perak, binatang,

tumbuhan, maupun yang tidak tampak, yakni manfaat seperti

kendaraan, pakaian, dan tempat tinggal.

Oleh karena itu, menurut etimologis, sesuatu yang dikuasai

manusia tidak bisa dinamakan harta, seperti burung di udara, ikan

didalam air, pohon di hutan, dan barang tambang yang ada di

bumi. Adapun pengertian harta secara terminologis, yaitu sesuatu

yang diinginkan manusia berdasarkan tabiatnya, baik manusia itu

akan memberikannya atau menyimpannya. Sedangkan menurut

ulama Hanafiyah, harta adalah segala sesuatu yang mungkin

diambil dan dikuasai serta dimanfaatkan menurut adat kebiasaan.

Menurut jumhur fuqaha, harta adalah segala sesuatu yang

bernilai yang mewajibkan kepada orang yang merusaknya untuk

menggantinya.Dari definisi diatas bahwa sedikit ada perbedaan

Page 34: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

34

pendapat Hanafiyah dan jumhur ulama. Hanafiyah memandang

bahwa manfaat dari suatu benda bukan harta. Sedangkan menurut

jumhur ulama tidak demikian, manfaat termasuk daripada harta.

Sebab, yang penting dari suatu benda benda adalah manfaatnya

bukan zatnya.

Pembagian harta

Wahbah Zuahaili membagi harta menjadi empat bagian,

antara lain:

1.Ditinjau dari segi manfaat terbagi menjadi dua

bagian:

a. Al-Mâl Al-Mutaqowwim: adalah segala

sesuatu yang dapat dikuasai secara langsung

dan syara‟ membolehkannya untuk di

manfaatkannya.

b. Al-Mâl Ghair Al-Mutaqowwim: adalah

segala sesuatu yang tidak boleh dikuasai

secara langsung dan atau tidak boleh

dimanfaatkannya menurut ketentuan syara‟.

Contoh, tidak boleh dikuasai secara

langsung ialah iakan di lautan, burung di

udara, contoh yang tidak boleh dimanfaatkan

kecuali dalam darurat ialah daging babi,

minuman keras, bangkai dan lain

semacamnya.

2.Dilihat dari segi jenisnya.

a. Al-Mâl Manqul (harta bergerak): adalah

harta yang dapat dipindahkan dari suatu

tempat ke tempat lain. Menurut Hanafiyah

mendefinisikan harta bergerak yakni harta

yang mungkin dipindahkan dari suatu tempat

Page 35: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

35

ke tempat lain dalam keadaan tetap bentuk

kondisinya, maupun bentuk dan kondisinya

berubah setelah dipindahkan. Sedangkan

menurut Malikiyah, berpindahnya harta

tersebut harus tetap dalam bentuk dan

kondisinya seperti semula.

3.Dilihat dari segi ada atau tidak adanya harta

sejenis di pasaran:

a. Al-Mâl Al-mitsli: adalah harta yang ada

jenisnya dipasaran, yakni harta yang salah

satunya dapat ditimbang (seperti kapas, besi,

dan paku), ditakar (seperti beras, gandung,

dll), dihitung (seperti telur dan buah) dan

yang dijual dengan meter (kain, papan dan

balok).

4. Dilihat dari segi masih tetapnya atau habis

setelah dipakai, terbagi menjadi dua bagian:

a. Al-Mâl Al-Istihlaki: adalah harta yang

apabila dimanfaatkan berakibat akan

menghabiskan harta itu, seperti makanan dan

sejenisnya.

b. Al-Mâl Al-isti‟mâli: adalah harta yang

apabila digunakan atau dimanfaatkan harta

itu tetap utuh, sekalipun manfaatnya sudah

banayak terpakai, seperti kebun, sawah,

rumah, dll.

Fungsi Harta

Harta merupakan suatu kebutuhan yang paling urgen dalam

kehidupan manusia, baik jangka pendek maupun jangka panjang

seperti makan, sandang dan pangan.

Allah menciptakan segala sesuatu yang ada di bumi untuk

manusia, sedangkan tugas sebagai manusia adalah mencari dan

Page 36: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

36

mengolah apa yang telah Allah sediakan untuk dimanfaatkan untuk

memenuhi tiga kebutuhan tersebut.

Sebagaimana dikemukakan oleh Rachmat Syafi‟i, fungsi harta

antara lain:

1. Untuk kesempurnaan pelaksanaan ibadah mahdah,

seperti sholat memerlukan kain untuk menutup aurat, untuk

pergi haji dierlukan uang untuk biaya transportasi, makan

dan sebagainya.

2. Untuk memelihara, menjaga, dan meningkatkan

keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Sebab

godaan kemiskinan dan kefakiran bisa mendekatkan kepada

kekafiran.

3. Untuk meneruskan estafet kehidupan, agar dengan

harta yang cukup generasi yang akan datang tidak lemah

karena berbagai kebutuhannya dipenuhi.

4. Untuk menyelaraskan antara kehidupan dunia dan

akhirat.

5. Untuk bekal mencari dan mengembangkan ilmu.

6. Untuk keharmonisan hidup bernegara dan

bermasyarakat, seperti orang yang kaya memberi pekerjaan

kepada orang yang miskin.

Dari beberapa fungsi harta diatas jelas bahwa manusia

sangat membutuhkan harta untuk kepentingan duania maupun

akhirat. Harta merupakan salah satu instrumen maqâsid as-

syarî‟ah. Jenis maqâsid as-syarî‟ah diantara lain adalah:

a) Hifz ad-dîn: memelihara agama

b) Hifz an-nafs: memelihara jiwa

c) Hifz al-„aql: memelihara akal

d) Hifz al-mâl: memelihara harta

e) Hifz al-ard: memelihara kehormatan

Asas Kepemilikan Amwal (Harta)

Page 37: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

37

Pemilikan Amwal didasarkan pada asas:

a. Amanah, bahwa pemilikan amwal pada

dasarnya merupakan titipan dari Allah Subhanahu

wata‟ala untuk didayagunakan bagi kepentingan

hidup.

b. Infiradiyah, bahwa pemilikan benda pada

dasarnya bersifat individual dan penyatuan benda

dapat dilakukan dalam bentuk badan usaha atau

korporasi.

c. Ijtima‟iyah, bahwa pemilikan benda tidak

hanya memiliki fungsi pemenuhan kebutuhan hidup

pemiliknya, tetapi pada saat yang sama di dalamnya

terdapat hak masyarakat.

d. Manfaat, bahwa pemilikan benda pada

dasarnya diarahkan untuk memperbesar manfaat

dan mempersempit madharat.

Hak Milik

Pengertian hak secara etimologis yaitu ketetapan dan

kepastian. Adapun secara terminologi fiqh, hak yaitu sesuatu

hukum yang telah ditetapkan secara syara‟. Adapun pengertian

milik secara etimologis yaitu penguasaan terhadap sesuatu, dan

secara terminologis yaitu kekhususan terhadap pemilik suatu

barang menurut syara‟ untuk bertindak secara bebas bertujuan

mengambil selama tidak ada penghalang syar‟i.

Hak milik dalam Islam selalu dihubungkan dengan

keberadaan manusia sebagai khalifah di bumi yang bertugas untuk

memakmurkan bumi sebagai manifestasi pertanggungjawabannya.

Hak milik merupakan bagian dari pembahasan harta benda (al

mal), yang merupakan kajian dari Fiqh Mu`amalat.

Dalam fiqh mu‟amalat harta memiliki kedudukan sangat

penting karena berkaitan dengan syarat sahnya sebuah transaksi

harta benda. Transaksi dapat dilakukan jika kepemilikan terhadap

Page 38: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

38

harta benda menjadi kepemilikan yang sah dan tidak ada sebab lain

yang menghilangkan haknya dari orang yang melakukan transaksi

tersebut.

Secara mendasar Islam mengajarkan bahwa kepemilikan

yang paling asasi dari seluruh harta adalah Allah, manusia menjadi

pemilik atas harta hanya sebagai amanat dari Allah. Pemanfaatan

kepemilikan oleh manusia sebatas sebagai makhluk yang harus

sesuai dengan ketetapan-Nya, dan untuk tujuan yang yang telah

ditetapkan melalui ajaran agama dan sunnah nabi-Nya.

Hak milik terbagi menjadi dua bagian:

1. Hak milik sempurna (Al-Milk At-Tâm)

Pengertian hak milik sempurna menurut Wahbah Zuhaili

adalah sebagai berikut:

„Hak milik yang sempurna adalah hak milik terhadap zat

sesuatu (bendanya) dan manfaatnya bersama-sama,

sehingga dengan demikian semua hak-hak yang diakui oleh

syara‟ tetap ada ditangan pemilik.”

Yaitu apabila materi atau manfaat hartu itu dimiliki

sepenuhnya oleh seseorang, sehingga seluruh hak yang

terkait dengan harta itu dibawah penguasaannya. Milik

seperti ini bersifat mutlak tidak dibatasi waktu dan tidak

digugurkan orang lain. Misalnya seseorang mempunyai

rumah, maka ia berkuasa penuh terhadap rumah itu dan

boleh ia manfaatkan secara bebas.

2. Hak milik yang tidak sempurna ( Al-Milk An-

Nâqish)

Yaitu kepemilikan sesuatu, akan tetapi hanya zatnya

(badannya) saja, atau meiliki manfaatnya saja. Karena bisa saja

wujud harta itu dimiliki oleh orang lain, dan bisa saja memiliki

manfaatnya saja tanpa wujud dari bendanya itu sendiri.

Page 39: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

39

Ada pembagian Hak milik yang tidak sempurna menjadi 3

bagian:

1. Milk al-„ain yaitu: kepemilikan terhadap sesuatu,

akan tetapi hanya bendanya saja.

2. Milk al-manfaat asy-syakhshi atau haqqul intifâ‟:

yaitu kepemilikan atas manfaat suatu barang

yang bersifat personal atau hak pemanfaatan dan

penggunaan.

Faktor yang menyebabkan munculnya

kepemilikan manfaat diantaranya adalah

peminjaman, penyewaan, pewakafan, wasiat, dan

ibahah.

3. Milk al-manfaat al-aini atau haq irtifaq.

Hak irtifaq adalah sebuah hak yang

ditetapkan atas suatu harta tidak bergerak demi

kemanfaatan dan kepentingan harta tidak bergerak

lainnya yang dimiliki orang lain. Ini adalah sebuah

hak yang berlaku tetap selama kedua harta tidak

bergerak itu masih ada tanpa melihat siapa

pemiliknya. Seperti; hak irigasi, hak saluran air, hak

lewat dan hak berdampingan.

Sebab-sebab Kepemilikan

Menurut ulama ada empat cara pemilikan harta yang

disyariatkan dalam Islam, yaitu:

1. Melalui penguasaan harta yang belum dimiliki

seseorang atau lembaga hukum lainnya, yang dalam

Islam disebut harta yang mubah, contohnya

bebatuan di sungai yang belum dimiliki seseorang

atau badan hukum, apabila seseorang mengambil

bebatuan itu lalu membawanya pulang, bebatuan itu

miliknya.

Page 40: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

40

2. Melalui transaksi yang ia lakukan dengan

seseorang atau suatu lembaga badan hukum, seperti

jual beli, hibah, dan wakaf.

3. Melalui peninggalan seseorang, seperti

menerima warisan dari ahli warinya yang wafat.

4. Hasil/buah harta yang telah dimiliki

seseorang, baik dari hasil itu datang secara alami. Seperti

kebun buah, anak sapi yang lahir dan lain semacamnya.

Sedangkan menurut pasal 18 kompilasi Hukum Ekonomi

Syariah, benda dapat diperoleh dengan cara:

a. Pertukaran

b. Pewarisan

c. Hibah

d. Pertambahan alamiah

e. Jual beli

f. Luqhatah

g. Wakaf

h. Cara lain yang dibenarkan menurut syariah.

i. Macam-macam Kepemilikan

Pengertian akad

Kata akad berasal dari Bahasa Arab al-„aqd yang secara

etimologi berarti perikatan, perjanjian dan permufakatan.

[1] Secara terminology fiqh, akad didefinisikan dengan ”pertalian

ijab (pernyataan melakukan ikatan) dan Kabul (pernyataan

penerimaan ikatan) sesuai dengan kehendak syari‟at yang

berpengaruh pada objek perikatan”.

Menurut Hasbi Ash-Shiddieq, yang mengutip definisi yang

dikemukakan Al-Sanhury, akad ialah: perikatan ijab dan Kabul

yang dibenarkan syara‟ yang menetapkan kerelaan kedua belah

pihak.

Page 41: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

41

[2]Akad adalah suatu perikatan antara ijab dan Kabul dengan cara

yang dibenarkan syara, yang menetapkan adanya akibat-akibat hukum

pada objeknya.

Tujuan akad

Ahmad Azhar Basyir menentukan syarat-syarat yang harus

dipenuhi agar suatu tujuan akad dipandang sah dan mempunyai

akibat hukum[3],

yaitu:

1. Tujuan akad tidak merupakan kewajiban yang telah ada

atas pihak-pihak yang bersangkutan tanpa akad yang

diadakan.

2. Tujuan harus berlangsung adanya hingga berakhirnya

pelaksanaan akad.

3. Tujuan akad harus dibenarkan syara‟.

Rukun dan syarat akad

Dalam menjalankan Akad perlu adanya Rukun dan

syarat akad yang harus dijalani, berikut adalah rukun dan

syaratnya:

Rukun-rukun akad

1. „Aqid, adalah orang yang berakad

terkadang masing-masing pihak terdiri

dari satu orang, terkadang terdiri dari

beberapa beberapa orang.

2. Ma‟qud alaih, ialah benda-benda yang

diakadkan, seperti benda-benda yang

dijual dalam akad jual beli, dalam akad

hibah (pemberian), gadai, utang yang

dijamin seseorang dalam akad kafalah.

3. Maudhu‟ al-„aqd, yaitu tujuan atau

maksud pokok mengadakan akad.

Berbeda akad maka berbedalah tujuan

pokok akad.

Page 42: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

42

4. Shighat al-aqd, ialah ijab Kabul, ijab

ialah permulaan penjelasan yang keluar

dari salah seorang yang berakad sebagai

gambaran kehendaknya dalam

mengadakan akad. Kabul ialah

perkataam yang keluar dari pihak yang

berakad pula yang diucapkan setelah

adanya ijab.

Syarat-syarat akad

1. ) Syarat-syarat yang bersifat umum, yaitu syarat-syarat

yang wajib sempurna wujudnya dalam berbagai akad:

1. · Kedua orang yang melakukan akad

cakap bertindak (ahli), maka akad

orang tidak cakap (orang gila, orang

yang berada dibawah pengampuan

(mahjur) karena boros dan lainnya

akadnya tidak sah.

2. · Yang dijadikan objek akad dapat

menerima hukumnya.

3. · Akad itu diijinkan oleh syara‟,

dilakukan oleh orang yang

mempunyai hak melakukannya,

walaupun dia bukan akid yang

memiliki barang.

4. · Akad bukan jenis akad yang

dilarang.

5. · Akad dapat memberi faedah.

6. · Ijab harus berjalan terus, maka ijab

tidak sah apabila ijab tersebut

dibatalkan sebelum adanya qobul.

Page 43: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

43

7. · Ijab dan qobul harus bersambung,

jika seseorang melakukan ijab dan

berpisah sebelum terjadinya qobul,

maka ijab yang demikian dianggap

tidak sah.

2. ) Syarat-syarat yang bersifat khusus,

yaitu syarat-syarat yang wujudnya wajib ada dalam sebagian akad.

Syarat khusus ini juga disebut dengan idhofi (tambahan) yang harus

ada disamping syarat-syarat yang umum, seperti syarat adanya saksi

dalam pernikahan.

Dasar hukum syar’i akad

Firman Allah dalam Al Qur‟an Surat Al

Maidah ayat 1 yakni:

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah

aqad-aqad itu dihalalkan bagimu binatang ternak,

kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang

demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu

ketika kamu sedang mengerjakan haji.

Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum

menurut yang dikehendaki-Nya.”

Dalam kaidah fiqih dikemukakan yakni:

Hukum asal dalam transaksi adalah keridlaan kedua

belah pihak yang berakad, hasilnya adalah berlaku

sahnya yang diakadkan.

Page 44: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

44

Maksud keridlaan tersebut yakni keridlaan

dalam transaksi adalah merupakan prinsip. Oleh

karena itu, transaksi barulah sah apabila didasarkan

kepada keridlaan kedua belah pihak.

Hikmah akad

Diadakanya akad dalam muamalah antar

sesame manusia tentu mempunyai hikmah,

hikmah akad antara lain:

1. Adanya ikatan yang kuat antara dua

orang atau lebih dalam bertransaksi

2. Tidak dapat sembarangan dalam

membatalkan suatu ikatan perjanjian.

3. Akad merupakan paying hokum

didalam kepemilikan sesuatu,

sehingga orang lain tidak dapat

menggugat atau milikinya.

2.2.4 Ruang Lingkup pokok-pokok mu’amalah

Sebagaimana telah disampaikan di muka dimana fiqih muamalah

diartikan sebagai bagian hukum islam yang mengatur hubungan

keperdataan antar manusia, maka dapatlah dikatakan bahwa fikih

mu‟amalah lebih mudah dipahami sebagai hukum perdata islam. Namun

dibandingkan dengan istilah “hukum perdata” yang berlaku dalam disiplin

ilmu hukum umum, fikih muamalah lebih sempit.

Dalam hal ini ruang lingkup fikih muamalah secara garis besarnya

hanya meliputi pembahasan tentang al-mal (harta), al-buquq (hak-hak

kebendaan), dan hukum perikatan (al-aqad).

Hukum benda, ruang lingkupnya terdiri dari dari tiga pokok

pembahasan masing-masing dalam satu bab : Pertama, konsep harta (al-

mal), meliputi pembahasan tentang pengertian harta, unsur-unsurnya dan

jenis-jenis harta. Kedua, konsep haq (al-huquq) meliputi pembahasan

tentang pengeertian hak, sumber hak, perlindungan pembatasan dan

pembagian jenis-jenis hak.

Ketiga, konsep tentang hak milik (al-milkiyah), meliputi

pembahasan tentang pengertian hak milik, sumber-sumber pemilikan dan

Page 45: 2.1.1 Pengertian Ibadah - officialhastri.files.wordpress.com · 2.1 Ibadah 2.1.1 Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. ... 5. Membasuh

45

pembagian macam-macam hak milik.Keempat, konsep umum akad

meliputi pembahasan tentang pengertian akad dan tasharruf, unsur-unsur

akad dan syarat masing-maasing unsur, serta macam-macam akad.

Kelima, aneka macam akad khusus meliputi pembahasan tentang jual beli,

sewa menyewa, utang piutang, penanggungan, gadai, bagi hasil,

persekutuan, pinjam meminjam, penitipan, dll.