BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori dan Penelitian ...repository.stimart-amni.ac.id/306/2/bab...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori dan Penelitian ...repository.stimart-amni.ac.id/306/2/bab...
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu
2.1.1 Definisi Kinerja Karyawan
Suatu organisasi atau perusahaan jika ingin maju atau berkembang maka
dituntut untuk memiliki pegawai yang berkualitas. Pada umumnya perusahaan
mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan dengan strategi-strateginya
masing-masing, keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak
terlepas kaitannya dari sumber daya manusia. Hal ini dikarenakan kinerja
karyawan sebagai penentu keberhasilan serta kelangsungan hidup perusahaan.
Firmandari (2014) kinerja merupakan hasil akhir kerja dari proses yang telah
dilakukan seorang karyawan dalam periode tertentu, dengan menggunakan ide
dan usaha untuk mencapai tujuan kerja perusahaan.
Dalam setiap organisasi, manusia merupakan salah satu komponen yang
sangat penting dalam menghidupkan organisasi tersebut. Pegawai yang
berkualitas adalah pegawai yang kinerjanya dapat memenuhi target atau sasaran
yang ditetapkan oleh perusahaan. Untuk memperoleh pegawai yang memiliki
kinerja baik maka diperlukan penerapan kinerja. Ukuran kinerja dapat dilihat dari
sisi jumlah dan mutu tertentu sesuai dengan standart yang telah ditetapkan oleh
organisasi atau perusahaan bentuknya dapat bersifat tangible (dapat ditetapkan
alat ukurnya atau standarnya) atau intangible (tak dapat ditetapkan alat ukurnya
atau standarnya), tergantung pada bentuk dan proses pelaksanaan pekerjaan itu.
Kinerja yang dihasilkan oleh pegawai dalam suatu perusahaan ditentukan oleh
beberapa faktor dan kondisi yang baik itu yang berasal dari dalam diri pegawai
ataupun yang berasal dari luar individu pegawai.
A. Karakteristik Kinerja Karyawan
Didalam suatu perusahaan faktor manusia sebagai tenaga kerja merupakan
sumber daya yang sangat penting, karena manusia itulah yang akan membawa
arah perkembangan suatu perusahaan serta menentukan tercapai tidaknya tujuan
10
perusahaan. Manusia dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, mereka mempunyai
motivasi yang berbeda-beda. Motivasi inilah yang sangat mempengaruhi
karakteristik individu dari masing-masing individu itu sendiri, oleh karena itu
perbedaan karakteristik individu dari setiap karyawan harus menjadi perhatian
manajemen perusahaan jika ingin tujuan perusahaan tercapai. Dari perbedaan-
perbedaan karakteristik individu dapat diketahui kinerja karyawan yang satu
berbeda dengan yang lain. Saputri dan Yuniati (2016) Adapun berbagai
karakteristik individu yang penting adalah
a) ciri biografis yang meliputi: umur, jenis kelamin, status perkawinan,
jumlah tanggungan, masa kerja
b) kepribadian
c) persepsi yang meliputi: pemberi kesan, sasaran dan situasi
d) Sikap (attitude). Karakteristik biografis meliputi usia, jenis kelamin, status
perkawinan, ras, dan masa kerja dengan suatu organisasi dari karyawan
itu.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan
Menurut Diniaty dan Fairus (2014) Manajemen sumber daya manusia
diperlukan untuk meningkatkan kinerja sumber daya manusia dalam organisasi.
Pengukuran kinerja kerja sumber daya manusia dapat dilihat dari hasil kerja dan
tingkat kesalahan. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja sumber
daya manusia diantaranya, yaitu :
1. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam
pengembangan sumber daya manusia. Dengan pendidikan secara langsung
dapat menambah wawasannya dalam berfikir maupun pola perilakunya
setiap hari agar lebih baik.
2. Pengalaman kerja seseorang berkaitan dengan pengalaman kerjanya,
semakin lama seseorang bekerja pada bidang tertentu maka semakin
berpengalaman. Seorang karyawan yang berpengalaman dengan maksud
agar karyawan itu mempunyai atau menemukan ide-ide baru dalam
memecahkan masalah yang pernah timbul sebelumnya.
11
3. Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan
teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan pelatihan. didasarkan
kepada metode-metode ilmiah serta berpedoman pada keterampilan yang
dibutuhkan Perpustakaan saat ini maupun masa depan.
C. Indikator Kinerja Karyawan
Menurut Setyadi(Tisyantari dwi dityar saputri dan Tri yuniati 2016)
Mengemukakan bahwa indikator kinerja yaitu :
1. Pengukuran Kualitas adalah seberapa baik seorang karyawan mengerjakan
apa yang seharusnya dikerjakan.
2. Pengukuran Kuantitas adalah seberapa lama seorang pegawai bekerja
dalam satu harinya. Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan kerja
setiap pegawai itu masing-masing.
3. Pengukuran Ketepatan waktu adalah seberapa jauh karyawan mampu
melakukan pekerjaannya dengan akurat, tepat atau tidak ada kesalahan
2.1.2 Budaya Organisasi
Sebagai akibat dari persaingan dunia usaha yang semakin ketat ini maka
perusahaan dituntut untuk melakukan pembenahan-pembenahan dalam segala hal
secara konsisten. Pembenahan pembenahan tersebut diharapkan dapat
meningkatkan daya saing sehingga kepuasan konsumen terhadap produk atau jasa
sebuah perusahaan meningkat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah
dengan melakukan perubahan perilaku karyawan dalam menjalankan berbagai
aktivitas kerjanya melalui budaya organisasi. Salah satu faktor eksternal yang
mempengaruhi kinerja karyawan adalah budaya organisasi. Perilaku karyawan
tersebut dipengaruhi oleh lingkungan tempat mereka bekerja yang dibentuk
melalui budaya organisasi, di mana keberadaan budaya dalam suatu organisasi
diharapkan akan meningkatkan kinerja karyawan. Selain berpengaruh terhadap
kinerja karyawan, budaya organisasi juga memiliki keterkaitan yang erat dengan
kepuasan kerja Baik buruknya sikap seorang karyawan dipengaruhi oleh budaya
organisasi karena nilai dan norma yang terkandung di dalamnya dapat digunakan
12
untuk mengarahkan sikap/perilaku karyawan. Dzikrillah, Swasto S, dkk (2016)
Budaya organisasi merupakan sesuatu yang diterima oleh organisasi untuk
dijadikan pedoman dalam memecahkan masalah, sehingga dapat membentuk
karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan suatu organisasi . Suatu
organisasi tidak terlepas dari lingkungan yang ada disekitarnya baik internal
maupun eksternal yang salah satunya adalah iklim organisasi.
Budaya organisasi merupakan sebagai suatu pola dari asumsi-asumsi dasar
yang ditemukan, diciptakan atau dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu
dengan maksud agar organisasi bisa mengatasi, menanggulangi permasalahan
yang timbul akibat adaptasi eksternal dan integritas internal yang sudah berjalan
dengan cukup baik sehingga perlu diajarkan dan diterapkan kepada
anggotaanggota baru sebagai cara yang benar untuk memahami, memikirkan dan
merasakan berteman dengan mereka-mereka tersebut.
A. Pembentukan Budaya Organisasi
Menurut Abadiyah & Purwanto (2016) dibutuhkan waktu yang lama untuk
pembentukan suatu budaya organisasi. Sekali terbentuk, budaya itu cenderung
berurat berakar, sehingga sukar bagi para manajer untuk mengubahnya. ada tiga
macam proses terbentuknya budaya perusahaan, yaitu:
a. Budaya diciptakan oleh pendirinya
b. Budaya terbentuk sebagai upaya menjawab tantangan dan peluang dari
lingkungan internal dan eksternal.
c. Budaya diciptakan oleh tim manajemen sebagai cara untuk meningkatkan
kinerja perusahaan secara sistematis.
B. Karakteristik Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah seperangkat karakter kunci dari nilai-nilai atau
ideide dan kepercayaan yang dibentk, dipelajari, dan dianut bersama dalam
berinteraksi dengan semua anggota organisasi, dan diwriskan dari generasi ke
generasi. Menurut Ritawati (2013) budaya organisasi memiliki sejumlah
karakteristik penting. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Aturan perilaku yang diamati
13
Ketika anggota organisasi berinteraksi satu sama lain, mereka menggunakan
bahasa, istilah dan ritual umum yang berkaitan dengan rasa hormat dan cara
berprilaku.
2. Norma
Ada Standar perilaku, mencakup pedoman mengenai seberapa banya pekerjaan
yang dilakukan, yang dalam banyak perusahaan menjadi “Janga melakukan
terlalu banyak; jangan terlalu sedikit”.
3. Nilai dominan
Organisasi mendukung dan berharap peserta membagikan nilai-nilai utama,
contoh khususnya adalah kualitas produk yang tinggi, sedikit absen dan efisiensi
tinggi.
4. Filosofi
Terdapat kebijakan yang membentuk kepercayaan organisasi mengenai
bagaimana karyawan dan atau pelanggan diperlakukan.
5. Aturan
Terdapat pedoman ketat berkaitan dengan pencapaian perusahaan. Pendatang
baru harus mempelajari teknik dan prosedur yang ada agar diterima sebagai
anggota kelompok yang berkembang.
6. Iklim organisasi. Ini merupakan keseluruhan “perasaan” yang disampaikan
dengan pengaturan yang bersifat fisik, cara peserta berinteraksi, dan cara anggota
organisasi berhubungan dengan pelanggan dan individu dari luar.
C. Pengukuran budaya organisasi
Menurut Susetyo, Kusmaningtyas,dkk (2014) Pengukuran budaya
organisasi ada 5 indikator pengukuran yaitu :
1. Peraturan, peraturan dilaksanakan secara seragam (tidak pandang bulu)
kepada semua pihak tanpa memperhatikan kondisi tertentu atau masalah
tertentu.
2. Jarak dengan atasan, setiap karyawan dapat secara bebas menyatakan
pendapat dan ide yang berbeda dengan atasannya.
3. Kepercayaan, para karyawan bersifat terbuka kepada karyawan lain.
14
4. Profesionalisme, melaksanakan pekerjaan dengan kualitas yang bagus dapat
mengembangkan kemampuan karyawan.
5. Integrasi, para karyawan bersifat ramah dalam pergaulannya
2.1.3 Iklim Organisasi
Menciptakan sebuah iklim organisasi yang mampu membawa para
anggotanya untuk meningkatkan prestasi dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi bukanlah suatu hal yang mudah, karena pada dasarnya manusia
memiliki karakteristik tingkah laku yang berbeda sesuai dengan tingkat
kebutuhannya, Iklim organisasi yang baik sangat penting untuk diciptakan karena
hal ini merupakan persepsi seorang karyawan tentang apa yang diberikan oleh
organisasi dan kemudian menjadi dasar penentuan tingkah laku bagi karyawan.
Menurut Lubis (2015) Iklim organisasi mempengaruhi praktik dan
kebijakan SDM yang diterima oleh anggota organisasi. Perlu diketahui bahwa
setiap organisasi akan memiliki iklim organisasi yang berbeda. Keanekaragaman
pekerjaan yang dirancang di dalam organisasi, atau sifat individu yang ada akan
menggambarkan perbedaan tersebut. Semua organisasi tentu memiliki strategi
dalam memanajemen SDM. Iklim organisasi yang terbuka, bagaimanapun juga
hanya tercipta jika semua anggota memiliki persepsi positif pada organisasinya.
Iklim organisasi penting untuk diciptakan karena merupakan persepsi seseorang
tentang apa yang diberikan oleh organisasi dan dijadikan dasar bagi penentuan
tingkah laku anggota selanjutnya.
Ada beberapa yang menjadi indikator iklim organisasional Aryansah dan
Kusumaputri (2013) , menjabarkan enam dimensi atau indikator dari iklim
organisasi yaitu :
a) Dukungan Manajemen, Karyawan merasakan kepercayaan dan
memperoleh dukungan dalam perusahaan terhadap kinerjanya.
b) Kejelasan, Persepsi karyawan atas kejelasan aturan dan norma yang
berlaku dalam perusahaan,
c) Ekspresi diri, Karyawan merasa bertanggung jawab atas pekerjaannya
sendiri.
15
d) Makna kontribusi yang dirasakan, Perasaan bangga anggota terhadap
organisasinya.
e) Penghargaan, Anggota organisasi merasa dihargai jika dapat
menyelesaikan tugas secara baik.
f) Tantangan, persepsi karyawa terhadap tingkat tekanan yang diberlakukan
organisasi untuk meningkatkan kinerja karyawan.
2.1.4 Komitmen Organisasional
Menurut Akbar, Al Musadieq,dkk (2017) Komitmen organisasional
merupakan suatu ikatan emosional antara karyawan dengan organisasi yang
timbul karena adanya kepercayaan, kemauan untuk mencapai suatu tujuan serta
keinginan untuk mempertahankan keanggotaan diri sebagai bagian dari organisasi
dan hal tersebut yang menjadikan karyawan akan tetap bertahan dalam suatu
organisasi baik dalam kondisi menyenangkan maupun tidak. Kuatnya komitmen
dari karyawan pada perusahaan turut menjadi penentu bagaimana sifat dan
tingkah laku karyawan tersebut selama berada dalam perusahaan. Komitmen
organisasional mendorong karyawan untuk mempertahankan pekerjaannya dan
menunjukkan hasil yang seharusnya. Karyawan yang memiliki komitmen yang
tinggi terhadap perusahaan cenderung akan menunjukkan kualitas yang baik, lebih
totalitas dalam bekerja dan tingkat turnover terhadap perusahaan pun rendah.
Menurut Sianipar dan Haryanti (2014) komitmen organisasi adalah
perasaan dan sikap karyawan terhadap organisasinya, berupa keputusan individu
untuk melanjutkan keanggotaanya dalam berorganisasi, serta dengan sepenuh hati
menerima tujuan perusahaan
Menurut Allen dan Meyer (Al-Musadieq, dkk 2017) menentukan beberapa
indikator yang dapat menjadi ukuran dari komitmen organiasional yaitu :
1. Indikator dari komitmen afektif terdiri dari karakteristik pribadi dan
pengalaman kerja.
2. Selanjutnya indikator dari komitmen kontinuitas terdiri dari besarnya
dan/atau jumlah investasi atau taruhan sampingan individu, dan persepsi
atas kurangnya alternatif pekerjaan lain.
16
3. Kemudian indikator komitmen normatif adalah pengalaman individu
sebelum berada dalam organisasi (pengalaman dalam keluarga atau
sosialisasi) dan pengalaman sosialisasi selama berada dalam organisasi.
2.1.5 Insentif
Pemberian insentif merupakan salah satu hal pokok yang harus
diperhatikan oleh perusahaan. Semangat tidaknya karyawan bisa juga disebabkan
oleh besar kecilnya insentif yang diterima. Apabila karyawan tidak mendapatkan
insentif yang sesuai dengan besarnya pengorbanan dalam bekerja, maka karyawan
tersebut cenderung malas bekerja dan tidak bersemangat yang ada akhirnya
mereka bekerja semaunya tanpa ada motivasi yang tinggi. Dengan adanya
pemberian insentif yang tepat serta cara kerja yang baik Sehingga ke depannya,
proses kerja organisasi dapat berjalan sesuai tujuan organisasi.
Menurut Fath dan Winarningsih (2016) Insentif merupakan sarana motivasi
yang mendorong para pegawaiuntuk bekerja dengan kemampuan yang optimal,
yang dimaksudkan sebagai pendapatan extra diluar gaji atau upah yang
ditentukan. Pemberian insentif dimaksudkan agar dapat memenuhi kebutuhan
para pegawai dan keluarga mereka. Istilah sistem insentif pada umumnya
digunakan untuk menggambarkan rencana-rencana pembayaran upah yang
dikaitkan secara langsung atau tidak langsung dengan berbagai standar kinerja
pegawai atau profitabilitas organisasi. Insentif dapat dirumuskan sebagai balas
jasa yang memadai kepada pegawai yang prestasinya melebihi standar yang telah
ditetapkan. Insentif merupakan suatu faktor pendorong bagi pegawai untuk
bekerja lebih baik agar kinerja pegawai dapat meningkatkan.
A. Jenis-Jenis Insentif
Adapun beberapa jenis insentif Menurut Kusuma Dan Mashariono (2016)
jenis-jenis insentif terbagi menjadi tiga, yaitu:
1) Nonmaterial insentif adalah daya perangsang yang diberikan kepada
karyawan berbentuk penghargaan/pengkuhan berdasarkan prestasi
kerjanya, seperti piagam, piala, atau medali.
17
2) Sosial insentif adalah daya perangsang yang diberikan kepada karyawan
berdasarkan prestasi kerjanya, berupa fasilitas dan kesempatan untuk
mengembangkan kemampuannya, seperti promosi, mengikuti pendidikan,
atau naik haji.
3) Material insentif adalah daya perangsang yang diberikan kepada karyawan
berdasarkan prestasi kerjanya, berbentuk uang dan barang.
B.Indikator-Indikator Insentif
Adapun indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur variabel
Insentif Nurmalasari dan Winarningsih (2017) adalah:
1) adanya premi adalah dana yang diberikan setiap bulan berdasarkan hasil
pekerjaan sesuai deadline.
2) adanya insentif adalah bonus yang diberikan kepada karyawan, dengan
adanya insentif bisa memberikan semangat dan motivasi kepada karyawan
dalam melaksanakan pekerjaannya
3) adanya piagam penghargaan, bagi karyawan berprestasi, piagam
penghargaan sebagai bentuk menghargai karyawan yang telah
melaksanakan pekerjaannya dengan baik.
4) mendapatkan pujian baik secara lisan atau tulisan dari atasannya bagi
karyawan yang berprestasi,karna pujian bisa menjadi motivasi karyawan
untuk lebih giat lagi dalam meningkatkan kinerjanya
2.2 Penelitian Terdahulu
Pada tabel berikut dijelaskan tentang penelitian terdahulu, variabel penelitian,
teknik analisa serta hasil penelitian adalah sebagai berikut :
18
1. Rujukan Jurnal Penelitian Untuk Variabel Kinerja Karyawan
Pada tabel 2.1 di jelaskan penelitian untuk variabel kinerja karyawan. Penelitian
ini berfokus pada variabel karakteristik individu, pekerjaan, lingkungan kerja,
kinerja karyawan.
Tabel 2.1
Rujukan Penelitian Untuk Variabel Kinerja Karyawan
Sumber
Penelitian
Tisyantari Dwi Dityar Saputri dan
Tri Yuniati (2016) Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomor 8,
Agustus 2016
Judul
Pengaruh Karakteristik Individu, Pekerjaan, dan Lingkugan Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan
Metode
Analisis
Dalam penelitian ini metode deskriptif digunakan untuk menganalisis dan
menjelaskan bagaimana karakteristik individu, pekerjaan, dan lingkungan
kerja terhadap kinerja karyawan sedangkan pendekatan kuantitatif digunakan
ntuk menganalisis besarnya pengaruh karakteristik individu, pekerjaan, dan
lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan
Variabel
Penelitian
X.1. Karakteristik Individu , Indikator karakteristik individu :
1. Kemampuan
2. Kepribadian
3. Sikap
X.2.Pekerjaan, Indikator Pekerjaan :
1. Skill Variety
2. Task Identity
3. Task Significance
X.3. Lingkungan Kerja, Indikator Lingkungan Kerja :
1. Lingkungan kerja fisik
2. Lingkungan kerja non fisik (psikis)
Y Kinerja Karyawan, Indikator Kinerja Karyawan :
1. Kuantutas
2. Kualitas
3. Keandalan
Hasil
Penelitian
Hasil pengujian dengan mengguakan Uji Kelayakan Model menunjukkan
pengaruh variabel karakteristik individu, pekerjaan dan lingkungan kerja,
secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan
Hubungan
dengan
Penelitian
Dari Kesimpulan Jurnal Terdahulu Terdapat Variable Yang Sama Dan Berkaitan
Erat Dengan Penelitian Penulis Yaitu Variabel Kinerja karyawan
Sumber : Jurnal Penelitian Terdahulu Yang Dipublikasikan
19
2. Rujukan Jurnal Penelitian Untuk Variabel Budaya Organisasi
Pada tabel 2.2 di jelaskan secara ringkas jurnal penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan penilitian yang akan dilakukan. Penelitian ini berfokus pada
variabel budaya organisasi,lingkungan kerja, kepuasan kerja, kinerja karyawan
Tabel 2.2
Rujukan Penelitian Untuk Variabel Budaya Organisasi
Sumber
Penelitian
Widyanto Eko Susetyo ,dkk (2014) Jurnal Ilmu Ekonomi &
Manajemen, Vol. 1 2014
Judul
Pengaruh Budaya Organisasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap
Kepuasan Kerja Dan Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Muamalat
Indonesia Divisi Konsumer Area Cabang Surabaya
Metode
Analisis
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) dengan
software Smart PLS (Partial Least Square). Partilal Least Square
(PLS) dikembangkan pertama kali oleh Herman Wold (1982)
Variabel
Penelitian
X.1 Budaya Organisasi, Indikator Budaya Organisasi
1. Peraturan
2. Jarak dengan atasan
3. Kepercayaan
X.2 Lingkungan Kerja, Indikator Lingkungan kerja :
1. Lingkungan kerja fisik
2. Lingkungan kerja non-fisik
X.3 Kepuasan Kerja, Indikator Kepuasan Kerja
1. Puas dengan gaji pertama
2. Puas dengan kesempatan promosi di perusahaan
3. Puas dengan rekan kerja
Y Kinerja Karyawan, Indikator kinerja karyawan
1. Kualitas
2. Kuantitas
3. Ketepatan waktu
Hasil
Penelitian
Variabel budaya organisasi, Lingkungan kerja, dan Kepuasan
Kerja berpengaruh signfikan terhadap kepuasan kerja karyawan
Hubungan
dengan
Penelitian
Dari Kesimpulan Jurnal Terdahulu Terdapat Variable Yang Sama
Dan Berkaitan Erat Dengan Penelitian Penulis Yaitu Variabel
Budaya Organisasi
Sumber : Jurnal Penelitian Terdahulu Yang Dipublikasikan
20
3. Rujukan Jurnal Penelitian Untuk Variabel Iklim Organisasi
Pada tabel 2.3 di jelaskan secara ringkas jurnal penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan penilitian yang akan dilakukan. Penelitian ini berfokus pada
variabel iklim organisasi, Komitmen Organisasional, OCB
Tabel 2.3
Rujukan Penelitian Untuk Variabel Iklim Organisasi
Sumber
Penelitian
M.Saleh Lubis (2015) Jurnal Apresiasi Ekonomi Volume 3,
Nomor 2, Mei 2015
Judul
Pengaruh Iklim Organisasi dan Komitmen Organisasi Terhadap
Pembentukan Organizational Citizenship Behavior(OCB0
Karyawan Dalam Rangka Peningkatan Kinerja
Metode
Analisis
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini digolongkan
dalam dua jenis yaitu :
1. Data primer, yaitu yang diperoleh secara langsung atau data
yang diperoleh melalui penyebaran kuisioner lansung kepada
responden.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak lansung,
diperoleh dengan cara mendapatkan referensi melalui literature
buku, artikel ilmiah, hasil penelitian dan sumber-sumber lainnya
Variabel
Penelitian
X.1Iklim Organisasi, Indikator Iklim Organisasi :
1. Responsibility (tanggung jawab)
2. Identity (identitas)
3. Warmth (Kehangatan)
X2. Komitmen Organisasional, Indikator Komitmen
Organisasional :
1. Affective Commitment
2. Continuance Commitment
3. Normative Commitment
Y. 2.OCB, Indikator ocb :
1. Sportmanship
2. Civic vertue
3. Conscientiousness dan altruism
Hasil
Penelitian
Seluruh variabel independen yaitu iklim organisasi berpengaruh
positif dan signifikan baik terhadap OCB maupun terhadap kinerja
karyawan STIE Pasaman Simpang Empat.
Hubungan
dengan
Penelitian
Dari Kesimpulan Jurnal Terdahulu Terdapat Variable Yang Sama
Dan Berkaitan Erat Dengan Penelitian Penulis Yaitu Variabel
Iklim Organisasi
Sumber : Jurnal Penelitian Terdahulu Yang Dipublikasikan
21
4. Rujukan Jurnal Penelitian Untuk Variabel Komitmen Organisasional
Pada tabel 2.4 di jelaskan secara ringkas jurnal penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan penilitian yang akan dilakukan. Penelitian ini berfokus pada
variabel Komitmen Organisasional dan Kinerja karyawan.
Tabel 2.4
Rujukan Jurnal Penelitian Untuk Variabel Komitmen Organisasional
Sumber
Penelitian
Amirul Akbar Mochammad Al Musadieq,dkk (2017) Jurnal
Administrasi Bisnis, Vol. 47 No.2 Juni 2017
Judul
Pengaruh Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja (Studi Pada
Karyawan PT.Pelindo Surabaya))
Metode
Analisis
Pеnеlitian ini mеrupakan pеnеlitian pеnjеlasan. Pеnеlitian
dilakukan di PT Pelabuhan Indonesia III (PT PELINDO III) yang
beralamat di Jl. Perak Timur No. 610, Surabaya. Didapatsampеl
orang rеspondеndеnganpеngumpulan data mеnggunakan
kuesioner yang dianalisismеnggunakan analisis regresi linier
berganda.
Variabel
Penelitian
X Komitmen Organisasional, Indikator komitmen organisasional :
1. Komitmen Afektif
2. Komitmen Kontinuitas
3. Komitmen Normatif
Y Kinerja Karyawan, Indikator Kinerja karyawan :
1. Jumlah pekerjaan
2. Kualitas pekerjaan
3. Ketepatan waktu
Hasil
Penelitian
Variabel komitmen afektif, komitmen kontinuitas dan komitmen
normatif secara bersama-sama (simultan) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan
Hubungan
dengan
Penelitian
Dari Kesimpulan Jurnal Terdahulu Terdapat Variable Yang Sama
Dan Berkaitan Erat Dengan Penelitian Penulis Yaitu Variabel
Komitmen Organisasional
Sumber : Jurnal Penelitian Terdahulu Yang Dipublikasikan
22
5. Rujukan Jurnal Penelitian Untuk Variabel Insentif
Pada tabel 2.5 di jelaskan secara ringkas jurnal penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan penilitian yang akan dilakukan. Penelitian ini berfokus pada
variabel iklim organisasi, Komitmen Organisasional, OCB
Tabel 2.5
Rujukan Jurnal Untuk Variabel Insentif
Sumber
Penelitian
Fahmi Fath dan Winarningsih (2016) Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen : Volume 5, Nomor 11, November 2016
Judul Pengaruh Motivasi, Insentif, dan Pelatihan Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan
Metode
Analisis
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu
penelitian yang analisisnya secara umum menggunakan data yang
diukur dalam suatu skala numerik (angka) yang diuji
menggunakan analisis statistik karena membuktikan hipotesis,
dengan menggunakan metode survey dan kuesioner.
Variabel
Penelitian
X.1 Motivasi, Indikator Motivasi :
1. Kebutuhan fisiologis
2. Kebutuhan keamanan
3. Kebutuhan akan prestasi
X.2 Insentif, Indikator Insentif :
1. Pemberian bonus
2. Fasilitas
3. Pujian
X.3 Pelatihan Kerja, Indikator Pelatihan Kerja :
1. Instruktur
2. Peserta
3. Materi
Y Kinerja Karyawan, Indikator Kinerja Karyawan :
1. Kualitas kerja
2. Kuantitas kerja
3. Pelaksanaan tugas
Hasil
Penelitian
Motivasi ,insentif, dan pelatihan kerja memiliki pengaruh
signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan.
Hubungan
dengan
Penelitian
Dari Kesimpulan Jurnal Terdahulu Terdapat Variable Yang Sama
Dan Berkaitan Erat Dengan Penelitian Penulis Yaitu Variabel
Insentif
Sumber : Jurnal Penelitian Terdahulu Yang Dipublikasikan
23
2.3 Hipotesis
Sugiyono(2015) Hipotesis dapat di definisikan sebagai jawaban sementara
atas rumusan masalah dalam penelitian. Hipotesis Penelitian disusun berdasarkan
kajian teori yang telah dapat diterima umum. Hipotesis statistik pengujian
parameter sampel untuk diberlakukan pada populasi. Tujuan pengujian hipotesis
statistik adalah dilakukannya generalisasi data-data sampel atas populasi yang
sedang di uji. Data statistika dapat di golongkan menjadi dua macam, yaitu:
a) Data nominal, adalah data yang di dapat dari hasil penghitungan dan
pengkategorian. Data ini tidak dapat dikenakan operasi matematika
penjumlahan, pengurangan, perkalian.
b) Data Kontinum, data yang didapat dari pengukuran. Pengukuran variabel
dapat digunakan alat ukur psikologid yang berupa tes atau angket.
Jadi hipotesis merupakan tafsiran terhadap parameter populasi, melalui
data data sample. Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu seperti
yang diuraikan di atas maka hipotesis yang akan dikembangkan dalam penelitian
ini adalah seperti tabel 2.6 berikut ini :
Tabel 2.6
No Hipotesis
H1 Diduga Budaya Organisasi Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja
Karyawan di PT. Garuda Indonesia Cabang Semarang
H2 Diduga Iklim Organisasi Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja
Karyawan di PT.Garuda Indonesia Cabang Semarang
H3 Diduga Komitmen Organisasi Berpengaruh Postif Terhadap Kinerja
Karyawan di PT. Garuda Indonesia Cabang Semarang
H4 Diduga Insentif Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja Karyawan di PT.
Garuda Indonesia Cabang Semarang
H5 Diduga Budaya Organisasi,Iklim Organisasi,Komitmen Organisasi dan
Insentif Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja Karyawan di PT. Garuda
Indonesia Cabang Semarang
Sumber Tabel : Disajikan ulang dari seluruh hipotesis di Bab II ini
24
2.4 Diagram Alur Penelitian
DATA TIDAK CUKUP
DATA CUKUP
Latar Belakang Masalah
Tinjauan Pustaka
Metodologi Penelitian
Pengumpulan Data
Pengolahan
Data
Analisis Data
Implikasi Manajerial
Kesimpulan dan Saran
25
2.5 Kerangka Pemikiran
H1
H2
H3
H4
H5
Keterangan Gambar :
= Variabel = Penggaruh
= Indikator H = Hipotesis
= Simultan = Pengukur Ke
indikator
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Y.3
Y.2
Y.1
X4.3
X4.2
X4.1
X3.3
X3.2
X3.1
X2.3
X2.2
X2.1
X1.3
X1.2
X1.1
Kinerja
Karyawan ( Y)
Komitmen
Organisasi
(X3)
Iklim
Organisasi(X2)
Budaya
Organisasi
(X1)
Insentif (X4)
26
Variabel dan indikator yang dikembangkan dalam penelitian ini meliputi :
1. Budaya Organisasi (X1) Susetyo, dkk (2014)
Indikator-indikator Budaya Organisasi antara lain :
X1.1 = Kepercayaan
X1.2 = Profesionalisme
X1.3 = Integrasi
2. Iklim Organisasi (X2) Aryansah dan Kusumaputri (2013)
Indikator-indikator Iklim Organisasi antara lain :
X2.1 = Dukungan Manajemen
X2.2 = Ekspresi Diri
X2.3 = Makna kontribusi yang dirasakan
3. Komitmen Organisasi (X3) Allen dan Meyer (Akbar, Al musaieq dkk
2017)
Indikator-indikator Komitmen Organisasi antara lain :
X3.1 = Komitmen Afektif
X3.2 = Komitmen Kontinuitas
X3.3 = Komitmen Normatif
4. Insentif (X4) Nurmalasari dan Winarningsih (2017)
Indikator-indikator Insentif antara lain :
X4.1 = Adanya premi
X4.2 = Adanya Piagam Penghargaan
X4.3 = Mendapatkan Pujian
5. Kinerja Karyawan (Y) Setyadi
Indikator-indikator Kinerja Karyawan ialah :
Y1 = Pengukuran Kualitas
Y2 = Pengukuran Kuantitas
Y3 = Pengukuran Ketetapan
27