BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.umpo.ac.id/4048/3/BAB II.pdf ·...

29
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Manajemen Operasional Menurut Indriyo Gitosudarmo (2002:2) Manajemen Operasi sering pula disebut sebagai “Manajemen Operasional” atau “Manajemen Produksi dan Operasi”. Hal ini disebabkan karena masalah Manajemen Operasi merupakan wujud dari perkembangan terhadap masalah-masalah yang banyak dibahas di dalam Manajemen Produksi.Jadi Manajemen Operasional ini merupakan pembahasan yang lebih lanjut dari Manajemen Produksi. Manajemen Operasional bertujuan mengatur penggunaan resources ( factor-faktor produksi ) yang ada baik berupa bahan, tenaga kerja, mesin- mesin dan perlengkapan, sehingga proses produksi dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Efektif berarti dengan resources yang ada dapat diperoleh hasil yang sebesar-besarnya, dalam arti jumlah output yang dihasilkan bertambah besar serta mutu atau kualitas yang baik. Pengertian efisien berarti bahwa proses produksi dapat berjalan dengan memakan ongkos atau biaya yang rendah dan dapat diselesaikan tepat waktu. 9

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.umpo.ac.id/4048/3/BAB II.pdf ·...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.umpo.ac.id/4048/3/BAB II.pdf · Peramalan adalah perkiraan apa yang terjadi di masa yang akan datang. ... - Rute Aliran

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Manajemen Operasional

Menurut Indriyo Gitosudarmo (2002:2) Manajemen Operasi sering

pula disebut sebagai “Manajemen Operasional” atau “Manajemen Produksi

dan Operasi”. Hal ini disebabkan karena masalah Manajemen Operasi

merupakan wujud dari perkembangan terhadap masalah-masalah yang

banyak dibahas di dalam Manajemen Produksi.Jadi Manajemen Operasional

ini merupakan pembahasan yang lebih lanjut dari Manajemen Produksi.

Manajemen Operasional bertujuan mengatur penggunaan resources

( factor-faktor produksi ) yang ada baik berupa bahan, tenaga kerja, mesin-

mesin dan perlengkapan, sehingga proses produksi dapat berjalan dengan

efektif dan efisien. Efektif berarti dengan resources yang ada dapat

diperoleh hasil yang sebesar-besarnya, dalam arti jumlah output yang

dihasilkan bertambah besar serta mutu atau kualitas yang baik. Pengertian

efisien berarti bahwa proses produksi dapat berjalan dengan memakan

ongkos atau biaya yang rendah dan dapat diselesaikan tepat waktu.

9

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.umpo.ac.id/4048/3/BAB II.pdf · Peramalan adalah perkiraan apa yang terjadi di masa yang akan datang. ... - Rute Aliran

10

2.1.2 Ruang Lingkup Perencanaan dan Pengendalian Operasional

Kegiatan Operasional adalah merupakan interaksi antara bahan

dasar, bahan-bahan pembatu,tenaga kerja dan mesin-mesin serta alat-alat

perlengkapan yang diperlukan. Semua kegiatan itu maka akan keluar output

atau hasil.

Dalam keadaan tertentu seringkali terdapat kesempatan –

kesempatan yang dapat diambil guna untuk memperoleh laba besar tetapi

hal itu terhalang oleh factor-faktor produksi yang dimilikinya. Oleh sebab

itu manajemen operasioal mempunyai pengendalian atau perencanaan antara

lan :

- Strategi, dapat diartikan sebagai usaha untuk mengutamakan salah satu

atau beberapa kesempatan yang besar dan kemudiaan menentukan factor-

faktor produksi yang sesuai.

- Target, berguna untuk membimbing langkah-langkah selajutnya berupa

rencana-rencana kerja dan dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan

pekerjaan itu.

- Anggaran/budget, merupakan acuan dalam melakukan pekerjaan dan

sebagai dasar alat untk memberikan perintah ke bawahan.

2.1.3. Fungsi Perencanaan dan Pengendalian Operasional

Untuk mencapai tujuan Manajemen Operasi haruslah dilakukan

fungsi-fungsi atau perencanaan dan pengendalian terhadap kegiatan

Operasional. Oleh karena itu fungsi tersebut berhubungan dengan

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.umpo.ac.id/4048/3/BAB II.pdf · Peramalan adalah perkiraan apa yang terjadi di masa yang akan datang. ... - Rute Aliran

11

pengaturan informasi agar manajer operasi dapat melakuka pengawasan atas

kelancaran proses produksi.

Menurut Indriyo Gitosudarmo (2002:5) manajer operasi harus

melakukan tiga fungsi, antara lain :

a. Forecasting ( peramalan )

Peramalan adalah perkiraan apa yang terjadi di masa yang akan datang.

Dalam bidang operasional yang dimaksud peramalan adalah permalan

dalam hal permintaan ( demand forecasting ), peramalan dalam

penawaran dan peramalan tentang perkembangan teknologi di masa

depan.

b. Perencanaan ( Planing )

Jika kegiatan operasional tidak sesuai dengan keadaan di masa depan

maka dapat dipastikan peruahaan akan mengalami kerugian-kerugian

bahkan mungkin mengalami kebangkrutan. Maka dari itu perlu

diadakan peraencanaan yang sesuai dengan keadaan masa depan. Ada

tiga macam perencanaan dalam bidang produksi yaitu :

1. Factory Planning, perncanaan yang berhungan dengan pabrik

atau tempat pabrik. Terdiri dari :

- Letak Pabrik

- Lay Out Pabrik

- Luas Pabrik

- Bentuk Pabrik

- Jenis Mesin yang dipakai

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.umpo.ac.id/4048/3/BAB II.pdf · Peramalan adalah perkiraan apa yang terjadi di masa yang akan datang. ... - Rute Aliran

12

- Lingkungan Kerja

2. Manufacturing Planing, perencanaan tentang produksi

pembuatan barang. Antara lain :

- Rute Aliran Proses Produksi

- Metode Kerja

- Alat Pembantu

- Waktu yang dipakai

- Jumlah Bahan

3. Production Planing, lebih berfokus dalam merencanakan

masalah produksi dalam hal software, terdiri dari :

- Desain Baru

- Metode Penyediaan Bahan

- Metode Penyediaan Barang Jadi

- Pola Produksi

- Skedul Produksi

- Pengaturan Tenaga Kerja

c. Pengawasan ( Control )

Pengawasan pada hakikatnya adalah pengamatan terhadap kegiatan

yang dilakukan apakah telah dilaksanakan sesuai dengan rencana atau

tidak. Informasi tentang terjadinya penyimpangan-penyimpangan rencana

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.umpo.ac.id/4048/3/BAB II.pdf · Peramalan adalah perkiraan apa yang terjadi di masa yang akan datang. ... - Rute Aliran

13

harus disampaikan secara visual atau non visual. Jadi manajer harus selalu

memiliki catatan-catatan yang dapat dipakai sebagai bahan evaluasi.

Berdasarkan beberapa ruang lingkup tentang Manajemen

Operasioanal yang sudah dijelaskan, maka peneliti akan lebih focus pada

“manajemen persediaan” yang sama dengan tema penelitian ini.

Selanjutnya peneliti akan membahas tentang persediaan.

2.1.4. Pengertian Persedian

Setiap perusahaan, walaupun perusahaan perdagangan atau

perusahaan pabrik serta perusahaan jasa selalu memiliki/mengadakan

persediaan tanpa adanya persediaan, para pegusaha akan dihadakan pada

resiko bahwa perusahaanya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi

keinginan pelanggan yang memerlukan atau meminta barang/jasa.

Persediaan diadakan apabila kentungan yang diharapkan dari persedian

tersebut hendaknya lebih besar daripada biaya-biaya yang ditimbulkanya.

Beberapa pendapat dari para ahli agar lebih memahami tentang apa

itu pengertian dari persediaan.

a. Menurut Freddy Rangkuti (2002:1) menyatakan bahwa persediaan adalah

sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan

dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau

persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan/proses produksi,

ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaanya dalam

proses produksi.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.umpo.ac.id/4048/3/BAB II.pdf · Peramalan adalah perkiraan apa yang terjadi di masa yang akan datang. ... - Rute Aliran

14

b. Menurut Sartono (2001:443) persediaan adalah aktiva yang dimaksudkan

untuk dijual dalam kegiatan usaha normal serta sangat menentukan dalam

kelancaran operasi perusahaan. Persediaan merupakan jenis aktiva lancar

yang kuantitasnya cukup besar dalam suatu perusahaan dagang dan

manufaktur.

c. Menurut Agus Ristono (2009:1) persediaan dapat diartikan sebagai

barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa

yang akan datang.

Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah

sumber daya menganggur milik perusahaan yang belum digunakan karena

menunggu proses produksi yang tahapnya adalah diperoleh, diubah, yang

akan dijual kembali.

2.1.5. Jenis-jenis persediaan

Menurut Agus Ristono (2009:7) jenis-jenis persediaan yaitu:

Pembagian jenis pesediaan dapat berdasarkan proses manufaktur

yang dijalani dan berdasarkan tujuan. Berdasarkan proses manufaktur

adalah :

a. Persdiaan bahan baku dan penolong.

b. Persediaan bahan setengah jadi.

c. Persediaan barang jadi.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.umpo.ac.id/4048/3/BAB II.pdf · Peramalan adalah perkiraan apa yang terjadi di masa yang akan datang. ... - Rute Aliran

15

Pembagian jenis persediaan berdasarkan tujuanya, terdiri dari :

1) Persediaan pengaman (Safety Stock)

Persediaan pengaman atau sering pula disebut sebagai safety stock adalah

persediaan yang dilakukan untuk mengantisipasi unsur ketidakpastian

permintaan dan penyediaan. Apabila persediaan pengaman tidak mampu

mengantisipasi ketidakpastian tersebut, akan terjadi kekurangan persediaan

(stockout).

Faktor-faktor yang menentukan besarnya Safety Stock :

a) Penggunaan bahan baku rata-rata

Salah satu dasar untuk memperkirakan penggunaan bahan baku

selama periode tertentu, khususnya selama periode pemesanan

adalah rata-rata penggunaan bahan baku pada masa sebelumnya.

Hal ini perlu diperhatikan karena peramalan permintaan langganan

memiliki risiko yang tidak dapat dihindarkan bahwa persediaan

yang telah ditetapkan sebelumnya atas dasar taksiran tersebut habis

sama sekali sebelum penggantian bahan/barang dari pesanan

datang.

b) Faktor waktu atau lead time (procurement time)

Lead time adalah lamanya waktu antara mulai dilakukanya

pemesanan bahan-bahan sampai dengan kedatangan bahan-bahan

yang dipesan tersebut dan diterima di gudang persediaan. Lamanya

waktu tersebut tidaklah sama antara satu pesanan dengan pesanan

yang lain, tetapi bervariasi.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.umpo.ac.id/4048/3/BAB II.pdf · Peramalan adalah perkiraan apa yang terjadi di masa yang akan datang. ... - Rute Aliran

16

2) Persediaan Antisipasi

Persediaan antisipasi disebut sebagai stabilization stock merupakan

persediaan yang dilakukan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang

sudah dapat diperkirakan sebelumnya.

3) Persediaan dalam pengiriman (transit stock)

Persediaan dalam pengiriman disebut work in process stock adalah

persediaan yang masih dalam pengiriman, yaitu :

- Eksternal transit stock adalah persediaan yang masih berada dalam

transportasi.

- Internal transit stock adalah persediaan yang masih menunggu

untuk diproses atau menunggu sebelum dipindahkan.

2.1.6. Fungsi persediaan

Secara umum fungsi persediaan adalah untuk berjaga-jaga pada

periode tertentu perusahaan akan kehabisan barang/bahan baku tertentu.

Dengan adanya persediaan maka perusahaan tidak terhambat proses

produksinya ketika stok barang habis.

Berdasarkan penjelasan Freddy Rangkuti (2002:15), apabila dilihat

dari fungsinya maka persediaan dibagi menjadi :

a. Fungsi Decoupling, adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan

dapat memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung supplier.

Persediaan bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak akan

sepenuhnya tergantung pada pengadaanya dalam hal kuantitas dan waktu

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.umpo.ac.id/4048/3/BAB II.pdf · Peramalan adalah perkiraan apa yang terjadi di masa yang akan datang. ... - Rute Aliran

17

pengiriman. Persediaan barang dalam proses diadakan agar proses-proses

individual perusahaan terjaga kebebasanya. Persediaan barang jadi

diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari

langganan ( fluctuation stock ).

b. Fungsi Economic Lot Sizing, ini perlu mempertimbangkan

penghematan-penghematan atau potongan pembelian, biaya

pengangkutan per unit menjadi lebh murah. Hal ini disebabkan karena

perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar,

dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya biaya

persediaan (biaya sewa gudang, investasi, risiko dan sebagainya).

c. Fungsi Antisipasi, apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan

yang dapat diperkirakan dan dapat diramalkan berdasarkan pengalaman

atau data-data masa lalu, yaitu permintaan musiman. Dalam hal ini

perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman (seasional

inventories). Disamping itu perusahaan juga sering menghadapi

ketidapastian jangka waktu pengiriman dan permintaan akan barang-

barang selama periode tertentu. Dalam hal ini perusahaan memerlukan

persediaan ekstra yang disebut persediaan pengaman ( safety stock /

inventories ).

2.1.7. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Persediaan

Dalam mengadakan persediaan tentunya perusahaan akan

dihadapkan dengan berbagai factor-faktor yang mempengaruhi persediaan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.umpo.ac.id/4048/3/BAB II.pdf · Peramalan adalah perkiraan apa yang terjadi di masa yang akan datang. ... - Rute Aliran

18

dan factor tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainya kemudian

akan berdampak kepada keberlangsungan proses produksi dalam

perusahaan. Menurut Ahyari (2003:11), factor tersebut adalah :

a. Perkiraan Penggunaan Bahan Baku

Sebelum perusahaan merencanakan untuk membeli bahan baku,

manajemen prusahaan harus menyusun perkiraan penggunaan bahan

baku yang diperlukan untuk melakukan kegiatan produksi agar

pembelian sesuai dengan kebutuhan. Untuk menyusun perkiraan ini

manajemen perusahaan dapat mengacu dari perencanaan produksi yang

telah dibuat sebelumnya. Jumlah bahan baku yang diperlukan bisa

dihitung dengan data jumlah keperluan bahan baku produksi ditambah

rencana persedian akhir bahan baku, lalu dikurangi dengan persediaan

awal perusahaan.

b. Harga Bahan Baku

Harga bahan baku untuk proses produksi adalah salah satu factor untuk

menentukan berapa biaya yang perlu dianggarkan perusahaan apabila

perusahaan itu mengadakan persediaan bahan baku dengan jumlah yang

direncanakan. Apabila harga bahan baku semakin tinggi, maka untuk

mengadakan persediaan dengan jumlah tertentu akan memakan dana

yang semakin besar.

c. Biaya-Biaya Persediaan

Ada tiga macam biaya persediaan yang harus disediakan perusahan,

biaya itu antara lain biaya penyimpanan, biaya pemesanan dan biaya

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.umpo.ac.id/4048/3/BAB II.pdf · Peramalan adalah perkiraan apa yang terjadi di masa yang akan datang. ... - Rute Aliran

19

persediaan tetap. Biaya penyimpanan ini akan semakin besar apabila

jumlah barang yang disimpan di gudang semakin banyak. Biaya

pemesanan akan besar jika perusahaan melakukan pembeliaan bahan

baku yang kuantitasnya besar juga. Sedangkan biaya persediaan tetap

adalah biaya yang tidak terpengaruh dengan berapa banyak

penyimpanan barang di perusahaan atau jumlah bahan baku yang

dipesan perusahaan itu.

d. Kebijakan Pembelanjaan

Kebijakan pembelanjaan dalam perusahaan ini tergantung kepada

manajer perusahaan, hal ini sangat berpengaruh dalam pengadaan

persediaan bahan baku perusahaan itu sendiri. Besarnya biaya yang

digunakan untuk mengadakan persediaan bahan baku ini tergantung

dari kebijakan perusahaan juga, apakah biaya pengadaan bahan baku ini

dinomor satukan atau bahkan ditempatkan di akhir.

e. Pemakaian Bahan

Dalam perusahaan harus mengadakan analisis secara berkala atau

teratur agar perkiraan penggunaan bahan baku dengan penerapan

pemakaianya dalam keberlangsungan proses produksi berjalan dengan

baik. Dengan adanya anlisis tentunya perusahaan akan tahu dasar

perkiraan penggunaan bahan sesuai dengan kenyataan atau tidak,

sehingga akan terjadi perbaikan-perbaikan dalam pemakaian bahan dan

akan bermanfaat bagi perusahaan tersebut.

f. Waktu Tunggu

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.umpo.ac.id/4048/3/BAB II.pdf · Peramalan adalah perkiraan apa yang terjadi di masa yang akan datang. ... - Rute Aliran

20

Waktu tunggu adalah jarak waktu antara pemesanan bahan baku dengan

datangnya pesanan tersebut. Jika perusahaan tidak memperkirakan

waktu tunggu dalam pemesanan bahan baku maka akan terjadi

kekurangan bahan dalam proses produksi walaupun bahan tersebut

sudah dipesan. Namun apabila perusahaan menentukan waktu tunggu

secara berlebihan akan terjadi pula penumpukan bahan baku,.

g. Model Pembelian Bahan Baku

Pemilihan model pembelian ini tentunya berbeda anatara perusahaan

satu dengan perusahaan lainya. Untuk menentukan model pembelian di

perusahaan harus sesuai dengan kondisi atau keadaan persediaan bahan

baku masing-masing perusahaan. Dalam era ini model yang paling

banyak digunakan perusahaan adalah model pembelian EOQ, yang

didalamnya sudah ada perhitungan persediaan pengaman dan pembelian

kembali.

2.1.8. Biaya – Biaya Persediaan

Bagi perusahaan biaya yang dikeluarkan tidak hanya biaya

persediaan saja, melainkan harus dihitung juga biaya yang digunakan dari

awal pemesanan kemudian masuk proses prduksi dan yang terakhir menjadi

barang jadi.

Menurut Agus Ristono (2009:22) biaya persediaan terdiri atas :

a. Ongkos Pemesanan ( Order Cost )

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.umpo.ac.id/4048/3/BAB II.pdf · Peramalan adalah perkiraan apa yang terjadi di masa yang akan datang. ... - Rute Aliran

21

Ongkos pemesanan adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk

pemesanan barang ke supplier. Besar kecilnya biaya pemesanan

tergantung seberapa banyak jumlah bang yang dipesan, semakin sering

memesan barang maka semakin besar pula biaya yang dkeluarkan dan

sebaliknya. Pemesanan secara terperinci adalah :

a) Biaya persiapan pemesanan, antara lain

Biaya Telepon

Pengeluara administrasi atau surat menyurat

b) Biaya penerimaan barang, anatara lain :

Biaya pembongkaran untuk memasukan ke gudang

Biaya laporan penerimaan barang

Biaya pengecekan

c) Biaya pengangkutan barang sampai tujuan

d) Biaya proses pembayaran ( biaya pembuatan cek, biaya transfer

uang ke pemasok, dsb )

Biaya pemesanan tidak naik apabila perusahaan memesan barang

dengan jumlah besar dalam sekali pesan atau mendapat potongan harga.

Semakin sedikit barang yang dipesan maka semakin besar biaya yang

dikeluarkan.

b. Ongkos Pembelian ( Purchase Cost )

Ongkos pembelian ialah harga per satuan jika barang dibeli dari supplier

luar, atau biaya produksi per satuan jika diproduksi di perusahaan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.umpo.ac.id/4048/3/BAB II.pdf · Peramalan adalah perkiraan apa yang terjadi di masa yang akan datang. ... - Rute Aliran

22

tersebut atau dapat diartikan biaya pembelian adalah semua biaya yang

dikeluarkan untuk membeli perlengkapan atau suku cadang. Penentuan

biaya pembelian ini berdasarkan dari pihak supplier sehingga pembeli

hanya bisa mengikuti perubahan harga yang ditetapkan oleh supplier itu.

c. Ongkos Simpan ( Carrying cost/holding cost/Storage cost )

Ongkos simpan adalah biaya yang dianggarkan perusahaan untuk

keuntungan jangka panjang dalam persediaan dan pemeliharaan atau bisa

disebut juga semua biaya yang muncul dari penyimpanan barang atau

bahan, antara lain fasilitas penyimpanan, keusangan, pajak, sewa gudang,

asuransi, dan lain-lain. Jumlah biaya simpan dpengaruhi pada jumlah

barang yang disimpan perusahaan tersebut. Biaya simpan itu meliputi

antara lain :

a) Biaya penggunaan gudang

b) Biaya perawatan barang

c) Biaya untuk menjaga ketahanan barang ( pemanasan dan

pendinginan )

d) Biaya untuk menimbang barang, dan sebagainya.

d. Biaya kekurangan persediaan ( Stockout Cost )

Biaya kekurangan persediaan ini timbul akibat kekurangan dari pihak

luar ataupun dari pihak dalam perusahaan. Kekurangan dari luar ini

terjadi karena pesanan konsumen tidak terpenuhi oleh perusahaan.

Sedangkan dari dalam terjadi karena bagian-bagian dalam perusahaan

tidak memenuhi kebutuhan bagian lainya atau dalam arti yang lain biaya

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.umpo.ac.id/4048/3/BAB II.pdf · Peramalan adalah perkiraan apa yang terjadi di masa yang akan datang. ... - Rute Aliran

23

yang muncul akibat persediaan di perusahaan tidak dapat memenuhi

permintaan bahan.

Biaya yang muncul akibat biaya kekurangan persediaan ini ialah :

a) Kehilangan pendapatan

b) Selisih harga komponen

c) Terganggunya operasi

2.1.9. Pengendalian Persediaan

Menurut Wahyu dan Aftoni (2012) pengendalian persediaan adalah

fungsi menejerial yang berpengaruh besar pada perusahaan, karena investasi

yang beasar pada perusahaan akan berdampak pada persediaan fisik

perusahaan tersebut. Sedangkan menurut Indrajit dan Djoko (2003)

pengendalian persediaan adalah sebuah kegiatan dalam perusahaan

mengenai perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan pengadaan bahan

produksi sehingga proses produksi tepat waktu dan persediaan bisa

diturunkan secara optimal.

Peneliti menyimpulkan bahwa pengendalian persediaan adalah

kegiatan dalam perusahaan yang diawali dari perencanaan guna untuk

mengendalikan dan mengontrol persediaan yang tersedia dalam perusahaan,

yang berdampak pada persediaan yang seimbang sehingga kelancaran

proses produksi baik.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.umpo.ac.id/4048/3/BAB II.pdf · Peramalan adalah perkiraan apa yang terjadi di masa yang akan datang. ... - Rute Aliran

24

2.1.10. Tujuan Pengendalian Persediaan

Tujuan pengendalian persediaan menurut Agus Ristono (2009:4)

adalah sebagai berikut :

a. Bertujuan untuk memenuhi permintaan atau kebutuhan pelanggan /

konsumen dengan cepat.

b. Bertujan untuk menjaga produksi secara teratur/kontinuitas dan menjaga

persediaan dalam perusahaan tidak habis yang berakibat proses produksi

terhenti, yang dikarenakan :

- Kelangkaan barang ( bahan baku dan bahan baku penolong ).

- Keterlambatan pengiriman barang oleh supplier.

c. Untuk meningatkan dan mempertahankan laba perusahaan serta

penjualan.

d. Untuk menghindari pembelian bahan baku secara kecil atau satuan,

karena mengakibatkan biaya pemesanan menjadi besar.

e. Menjaga agar penyimpanan dalam emplacement tidak melebihi yang

sudah ditentukan karena akan berakibat biaya yang cukup besar.

Tujuan pengendalian yang sudah dijelaskan di atas maka dapat

disimpulkan tujuan pengendalian persediaan berguna untuk memastikan

persediaan yang sesuai dengan kebutuhan.

2.1.11. Pengertian Economic Order Quantity (EOQ)

EOQ merupakan teknik penendalian persediaan bahan baku yang

umum digunakan pada mayoritas perusahaan menengah keatas. Freddy

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.umpo.ac.id/4048/3/BAB II.pdf · Peramalan adalah perkiraan apa yang terjadi di masa yang akan datang. ... - Rute Aliran

25

Rangkuti (2002:11) menjelaskan bahwa EOQ adalah jumlah pembelian

bahan mentah pada setiap kali pesan dengan biaya yang paling

rendah.Sedangkan menurut Heizer dan Render (2015:92) menjelaskan EOQ

adalah semacam teknik mengawasi persediaan yang mengurangi atau

meminimalkan biaya pemesanan dan penyimpanan.

Kedua penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa arti dari

Economic Order Quantity ( EOQ ) adalah jumlah pembelian paling minimal

untuk dilakukan pada setiap pemesanan bahan baku.

2.1.12. Unsur – Unsur Economic Order Quantity ( EOQ )

Menurut Agus Ristono (2009:23) ada beberapa unsur yang

digunakan untuk menghitung EOQ, yaitu :

a) Biaya Pesanan (Ordering Cost)

Merupakan biaya yang dikeluarkan sehubungan perusahaan melakukan

pesanan dan tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yang dipesan.Oleh

karena itu semakin sering perusahaan melakukan pesanan, maka semakin

besar pula biaya pesanan.Biaya pesanan meliputi biaya administrasi

pemesanan, biaya penggunaan sarana telekomunikasi guna keperluan

pesanan, biaya prossesing penerimaan barang dan biaya prossesing

pembayaran.

b) Biaya Penyimpanan (Carrying Cost)

Merupakan biaya yang dikeluarkan karena perusahaan melakukan

penyimpanan bahan mentah maupun persediaan barang jadi.sekecil-

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.umpo.ac.id/4048/3/BAB II.pdf · Peramalan adalah perkiraan apa yang terjadi di masa yang akan datang. ... - Rute Aliran

26

kecilnya biaya penyimpanan bergantumg pada jumlah persediaan yang

disimpan. Biaya Penyimpanan ini meliputi :

- Biaya Sewa Gedung

- Biaya Bunga Modal

- Biaya Asuransi

- Biaya Kerusakan dan Keausan

- Biaya Pajak Pertambahan Nilai

2.1.13. Asumsi Economic Order Quantity ( EOQ )

Asumsi tentang Economic Order Quantity yang dikemukakan oleh

Arman dan Yudha (2008:134), antara lain adalah :

a. Jumlah barang ( produk ) yang diperhitungkan hanya satu.

b. Dalam setiap periode jumlah kebutuhan ( permintaan ) diketahui.

c. Barang yang dipesan diperkirakan dapat segera tersedia ( instaneously )

atau tingkat produksi barang yang dipesan berlebih.

d. Lead Time yang konstan.

e. Setiap pesanan diterima dalam sekali pengiriman dan langsung dapat

digunakan.

f. Tidak pernah kehabisan persediaan

g. Quantity diskon tidak ada.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.umpo.ac.id/4048/3/BAB II.pdf · Peramalan adalah perkiraan apa yang terjadi di masa yang akan datang. ... - Rute Aliran

27

2.1.14. Perhitungan Economic Order Quantity ( EOQ )

Berdasarkan dari apa yang dijelaskan oleh Handoko (2000:340)

perhitungan EOQ bisa dilakukan dengan memakai rumus sebagai berikut:

Keterangan :

S = biaya pemesanan per pesanan

D = pemakaian bahan periode waktu

h = biaya penyimpanan per unit per tahun

2.1.15. Frekuensi Pembelian

Prinsipnya metode EOQ ini bergantung pada pembelian bahan

baku dengan jumlah yang sama pada setiap kali melakukan pemesanan.

Oleh karena itu itu, jumlah pembelian bisa diketahui dengan membagi

kebutuhan dalam satu periode dengan jumlah pembelian setiap kali

melakukan pemesanan.

Menurut Deanta dalam Rifki (2012:40) frekuensi pembelian dapat

dijumlahkan dengan memakai cara sebagai berikut :

𝐈 = 𝑫

𝑬𝑶𝑸

𝑬𝑶𝑸 = √𝟐. 𝑫. 𝑺

𝒉

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.umpo.ac.id/4048/3/BAB II.pdf · Peramalan adalah perkiraan apa yang terjadi di masa yang akan datang. ... - Rute Aliran

28

Keterangan :

I = frekuensi pembelian dalam satu tahun

D = jumlah kebutuhan bahan baku selama satu tahun

EOQ = jumlah pembelian bahan sekali pesan

2.1.16. Persediaan Pengaman ( Safety Stock )

Menurut Wahyu dan Aftoni (20012) persediaan pengaman (safety

stock) adalah persediaan tambahan yang diadakanguna menjaga ada

kemungkinan jika terjadi kekurangan bahan ( stock out ). Persediaan

pengaman sifatnya adalah permanen, Oleh sebab itu persediaan bahan baku

minimal (persediaan pengaman) tergolong dalam kelompok aktiva, jadi

setiap perusahaan diharuskan menyediakan persediaan pengaman untuk

berjaga-jaga apabila sewaktu-waktu terjadi permintaan konsumen yang naik

atau terjadi kelangkaan bahan baku di pasaran, maka perusahaan telah siap

dengan adanya persediaan pengaman( Safety Stock ).

Perusahaan dalam melakukan pemesanan suatu barang sampai

barang datang membutuhkan jangka waktu yang tentunya berbeda pada

tiapbulannya. Hal ini bisa dikatakan dengan lead time. Menurut Slamet

(2015:71) Lead Time adalah jangka waktu yang dibutuhkan sejak mulai

dilakukan pemesanan sampai dengan datangnya bahan baku yang sudah

dipesan. Jika sering terjadi keterlambatan dalam pembelian bahan baku,

maka harus dibutuhkan persediaan pengaman yang cukup besar, sedangkan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.umpo.ac.id/4048/3/BAB II.pdf · Peramalan adalah perkiraan apa yang terjadi di masa yang akan datang. ... - Rute Aliran

29

sebaliknya apabila pembelian bahan baku sesuai dengan jadwal, maka tidak

dibutuhkan persediaan pengaman yang besar.

Menurut penjelasan Heizer dan Render (2015:578) untuk

menghitung berapa Safety Stock yang harus disediakan perusahaan maka

dapat memakai metode perbedaan pemakaian maksimum dan rata-rata.

Dapat dijelaskan sebagai berikut:

Safety Stock = Z ×𝜎𝑑 × √𝐿

Keterangan :

Z = Nilai standar deviasi yang berhubungan dengan tingkat

kemungkingan pelayanan

𝜎𝑑 = Standar deviasi = √∑(𝒙−�̅�)𝟐

𝒏−𝟏

√𝐿 = Standar deviasi lead time

2.1.17. Re-Order Point ( ROP )

Perusahaan dalam memperhitungkan pemesananya dengan konsep

EOQ (Economic Order Quantity), perusahaan juga harus memperhitungkan

kapan melakukan pemesanan kembali (Re-Order Point) bahan bakunya.

Dengan perhitungan yang tepat maka perusahaan dapat menentukan kapan

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.umpo.ac.id/4048/3/BAB II.pdf · Peramalan adalah perkiraan apa yang terjadi di masa yang akan datang. ... - Rute Aliran

30

waktu yang tepat pula untuk memesan bahan baku kembali agar tidak

kehabisan bahan baku (Stock Out) dalam proses produksi.

Penjelasan tentang Re-Order Point (ROP) menurut Freddy

Rangkuty (2002:83) adalah strategi operasi persediaan merupakan titik

pemesanan yang harus dilakukan suatu perusahaan sehubungan dengan

adanya Lead Time dan Safety Stock.

Sedangkan menurut Wahyu dan Aftoni (2012) Re Order Point

adalah suatu keadaan tertentu ketika perusahaan harus membeli bahan baku

kembali, sehingga ketika pesanan datang bisa bersamaan dengan habisnya

bahan baku yang dibeli.

Menurut Bambang Riyanto ( 2001:83 ) factor- factor yang

menentukan Re Order Point adalah :

a. Penggunan bahan selama jangka waktu ketika mendapatkan

barang

b. Besarnya Safety Stock

Heizer dan Render (575:2015) menjelaskan untuk melakukan

pemesanan kembali ( Re Order Point ) maka digunakan rumus sebagai

berikut :

ROP = dL + Z𝜎𝑑√𝐿

Keterangan :

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.umpo.ac.id/4048/3/BAB II.pdf · Peramalan adalah perkiraan apa yang terjadi di masa yang akan datang. ... - Rute Aliran

31

L = Waktu tunggu

d = Permintaan per hari

Z = Nilai standar deviasi yang berhubungan dengan tingkat

kemungkinan pelayanan

𝜎𝑑 = Standar deviasi =√∑(𝒙−�̅�)𝟐

𝒏−𝟏

√𝐿 = Standar deviasi lead time

2.2 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang dahulu dan sesuai dengan penelitian ini,

antara lain penelitian yang pernah dilakukan oleh Gede Agus Darmawan

(2015) yang berjudul Penerapan Persediaan Bahan Baku Tepung pada

Usaha Pia Ariawan di Desa Banyuning tahun 2013. Tujuan penelitian ini

ialah untuk mengetahui berapa banyak perpesanan bahan baku tepung

Usaha Pia Ariawan dengan memakai metode EOQ, dan untuk mengetahui

berapa besar total dana persediaan Usaha Pia Ariawan dengan memakai

metode EOQ. Peneliti menyimpulkan berapa hasil dari perpesanan bahan

baku tepung Usaha Pia Ariawan dengan memakai perhitungan EOQ

sejumlah 879,33 kg, persediaan pengamanan yang seharusnya disediakan

sebanyak 27,76 kg, pemesanan kembali (Re Order Point) yang harus

dilakukan saat persediaan bahan baku tepung sejumlah 92,20 kg, dan

persediaan maksimum yang harus berada di gudang sejumlah 905,57 kg,

dan besarnya total dana persediaan dengan memakai metode EOQ sebesar

Rp. 527.266,71. Hasil ini lebih sedikit bila dibandingkan dengan kebijakan

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.umpo.ac.id/4048/3/BAB II.pdf · Peramalan adalah perkiraan apa yang terjadi di masa yang akan datang. ... - Rute Aliran

32

perusahaan yang mengeluarkan biaya total persediaan pada periode yang

sama sebesar Rp. 1.059.102,

Mutiara Simbar (2014) dengan judul penelitianya tentang Analisis

Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kayu Cempaka Pada Industri Mebel

dengan Metode EOQ.Analisis terhadap model pengendalian persediaan

yang lebih efektif merupakan fokus utama penelitian ini. Penelitian ini

menyimpulkan bahwa pembelian bahan baku kayu cempaka yang optimal

menurut metode Economic Order Quantity selama periode tahun 2013.

Pembelian bahan baku optimal yang perlu diadakan perusahaan pada tahun

2013 ialah sejumlah 4,448 m³ dengan frekuensi pemesanan yang perlu

dilakukan ialah sejumlah 2 kali. Jumlah persediaan pengaman (Safety

Stock) yang perlu disediakan oleh perusahaan adalah sejumlah 0,24 m³ dan

pemesanan kembali (Re Order Point) mengacu pada Economic Order

Quantity adalah pada waktu persediaan di perusahaan masih 0,603 m³. Total

dana persediaan untuk melakukan proses produksi yang digunakan UD.

Batu Zaman menurut metode Economic Order Quantity lebih kecil daripada

total biaya persediaan yang harus dilakukan oleh perusahaaan.

Aziz Slamet Riyadi (2012) mengadakan penelitian yangpenelitian

ini bertujuan untuk mengetahui : Berapa jumlah persediaan, waktu tunggu,

total biaya persediaan, jumlah pemesanan serta biaya pemesanan

menggunakan metode EOQ, Safety Stock dan Reorder Point periode 2012

dan Tingkat efisiensi persediaan ikan lele di Industri Abon Lele Karmina.

Penelitian ini berfokus pada berapa jumlah efisien persediaan bahan

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.umpo.ac.id/4048/3/BAB II.pdf · Peramalan adalah perkiraan apa yang terjadi di masa yang akan datang. ... - Rute Aliran

33

bakulele dengan perbandingan produk abon lele yang dihasilkan. Penelitian

ini mengemukakan bahwa keputusan industri abon lele Karmina dalam hal

mengelola persediaan bahan baku ikan lele pada periode 2008, 2009, 2010

dan 2011 masih kurang efisien jika dibandingkan dengan hasil pengolahan

data dengan metode Economic Order Quantity (EOQ).

Berdasarkan hasil penelitian-penelitian dari berbagai orang di atas

dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode EOQ dalam

pengendalian persediaan bahan baku bisa diketahui berapa besar persediaan

bahan baku yang efisien.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.umpo.ac.id/4048/3/BAB II.pdf · Peramalan adalah perkiraan apa yang terjadi di masa yang akan datang. ... - Rute Aliran

34

2.3.Kerangka Pemikiran

Pertama peneliti akan mencari data pembelian, penggunaan bahan

baku, biaya pemesanan dan biaya penyimpanan Sayogyo Shoes. Setelah

data diperoleh peneliti akan mengolah data tersebut dengan menggunakan

metode Economic Order Quantity (EOQ) dan akan diketahui berapa

pembelian yang paling ekonomis. Kemudian peneliti akan membandingkan

antara kebijakan perusahaan dengan metode EOQ yang akan diketahui hasil

yang paling ekonomis.

Pembelian Bahan Baku

menurut Kebijakan Perusahaan

Pembelian Bahan Baku menggunakan Metode EOQ

Biaya Pesan dan Biaya

Penyimpanan

Biaya Pesan dan Biaya

Penyimpanan

Perhitungan menurut

Kebijakan Perusahaan

Perhitungan menggunakan

EOQ

Pemilihan Kebijakan Persediaan Bahan Baku

Menentukan Safety Stock dan

Re Order Point

Perbandingan Total Biaya Persediaan Antara Kebijakan Perusahaan dengan

EOQ

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.umpo.ac.id/4048/3/BAB II.pdf · Peramalan adalah perkiraan apa yang terjadi di masa yang akan datang. ... - Rute Aliran

35

2.4 Contoh kasus

Tabel 1.1 Contoh hasil dari penjumlahan besarnya EOQ, Frekuensi

pembelian, Safety Stock dan Re Order Point kain bahan pembuatan kemeja.

NO URAIAN HASIL

1 EOQ 7.182 yard

2 Frekuensi Pembelian 2 kali

3 Safety Stock 2.545 yad

4 Re Order Piont 2.833 yard

Sumber : Heizer dan Render (15:2009)

Gambar 1.1 contoh Grafik EOQ dari penjumlahan besarnya EOQ,

Safety Stock dan Re Order Point.

Sumber : Heizer dan Render (16:2009)

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.umpo.ac.id/4048/3/BAB II.pdf · Peramalan adalah perkiraan apa yang terjadi di masa yang akan datang. ... - Rute Aliran

36

Tabel 1.2 contoh perbandingan jumlah persediaan antara kebijakan

perusahaan dengan menggunakan metode EOQ

NO HAL Kebijakan

Perusahaan

Metode EOQ

1 Kuantitas Pembelian 20.682,85 yard 7.182 yard

2 Frekuensi Pembelian 12 kali 2 kali

3 Safety Stock - 2.542 yard

4 Re OrderPoint - 2.833 yard

Sumber : Heizer dan Render (16:2009)

Tabel tersebut kuantitas pembelian yang dilakukan perusahaan

adalah sebesar 20.682,85 yard. Sedangkan menggunakan metode EOQ

sebesar 7.182 yard dengan jumlah pesanan sebanyak 2 kali dengan total

pembelian selama satu tahun sebesar 14.364 yard. Dengan selisih 6.318,85

yard. Kebijakan perusahaan ini akan menyebabkan biaya yang besar pada

biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Biaya untuk sekali pesan adalah

Rp.60.000. Jadi dalam satu tahun perusahaan tersebut mengeluarkan biaya

sejumlah RP.60.000 × 12 kali = Rp.720.000. Sedangkan biaya penyimpanan

sebesar Rp.50.000. Selama 1 tahun adalah Rp.50.000 × 12 bulan =

Rp.600.000. Jadi total untuk pembelian bahan baku selama 1 tahun yang

dlakukan perusahaan sebesar Rp.1.320.000.

Apabila menggunakan metode EOQ pembelian paling ekonomis

sebanyak 7.182 yard setiap kali pesan dicapai dengan 2 kali pesan. Jadi 1

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ...eprints.umpo.ac.id/4048/3/BAB II.pdf · Peramalan adalah perkiraan apa yang terjadi di masa yang akan datang. ... - Rute Aliran

37

tahun kebutuhan materialnya 14.364 yard. Kebutuhan ini dapat dipenuhi

dengan berbagai cara anatara lain :

- Satu kali pesan sejumlah 14.363 yard

- Dua kali pesan sejumlah 7.182 yard setiap kali pesan

- Tiga kali pesan sejumlah 4.788 yard setiap kali pesan

- Dua belas kali pesan sejumlah 1.197 yard setiap kali pesan

Tabel 1.3 Biaya pembelian bahan baku menggunakan EOQ

Frekuensi

Pembelian 1× 2× 3× 12×

Jumlah unit

Setiap kali

Pesan

14.364 yard 7.182 yard 4.788 yard 1.197 yard

Biaya

Pemesanan

pertahun

Rp.52.077,23 Rp.104.155 Rp.156.231,83 Rp.624.927,32

Biaya

penyimpana

n per tahun

Rp.208.278 Rp.104.139 Rp.69.426 Rp.17.356,5

Jumlah

biaya

keseluruhan

Rp.260.355,23 Rp.208.294 Rp.255.657,83 Rp.642.283,82

Sumber : Heizer dan Render (17:2009)

Cara pembelian paling ekonomis adalah sejumlah 7.182 yard setiap

kali pesan dengan frekuensi 2 kali dengan biaya keseluruhan sebesar Rp.

208.294.