BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Gigieprints.umm.ac.id/49725/3/BAB II.pdf · Bakteri kariogenik...

19
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Gigi 2.1.1 Definisi Gigi Gigi merupakan salah satu aksesoris atau kelengkapan dalam mulut yang memiliki struktur bervariasi dan banyak fungsi (Muttaqin, 2010). Gigi (dentis) merupakan alat bantu yang berfungsi alam proses mastikasi ( pengunyahan) dan berbicara (Syaifuddin, 2012). Selain itu berfungsi sebagai keindahan wajah (estetis) (jingga, Setyawan, & Yuliawati, 2019). Makanan yang masuk dalam mulut dalam bentuk partikel besar akan diubah dalam mulut dalam bentuk pertikel kecil yang dapat ditelan tanpa menimbulkan tersedak. Proses ini merupakan proses mekanis pertama yang tejadi saat mengonsumsi makanan dan akan dibantu dengan saliva agar tekstur makanan yang dikunyah lebih lembut (Syaifuddin, 2012). 2.1.2 Bagian-Bagian Gigi Manusia semasa hidupnya dilengkapi dengandua set gigi (gigi susu atau gigi sulung dan gigi permanent) (Sodikin, 2011). Gigi susu akan 10mulai tumbuh pada usia enam bulan dan biasanya akan tumbuh keseluruhan 20 gigi susu hingga usia dua tahun dan akan tanggal pada usia kanak-kanak (Scanlon & Sanders, 2007). Gigi memilki komponen berikut : a. Email Email atau enamel adalah suatu jaringan mengalami proses mineralisasi yang sangat tinggi yang menutupi seluruh mahkota gigi (Achmad, 2015). Email merupakan lapisan gigi paling luar yang dibentuk oleh sel-sel ameloblas. Email memiliki permukaan yang paling keras dibandingkan seluruh bagian gigi yang dan memiliki daya tahan yang lebih lama terhadap pembusukan dibandingkan

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Gigieprints.umm.ac.id/49725/3/BAB II.pdf · Bakteri kariogenik...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Gigieprints.umm.ac.id/49725/3/BAB II.pdf · Bakteri kariogenik akan memetabolisme hidrat arang sebagai sumber energi. Masing-masing bakteri dapat

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Gigi

2.1.1 Definisi Gigi

Gigi merupakan salah satu aksesoris atau kelengkapan dalam mulut yang

memiliki struktur bervariasi dan banyak fungsi (Muttaqin, 2010). Gigi (dentis)

merupakan alat bantu yang berfungsi alam proses mastikasi ( pengunyahan) dan

berbicara (Syaifuddin, 2012). Selain itu berfungsi sebagai keindahan wajah

(estetis) (jingga, Setyawan, & Yuliawati, 2019). Makanan yang masuk dalam

mulut dalam bentuk partikel besar akan diubah dalam mulut dalam bentuk pertikel

kecil yang dapat ditelan tanpa menimbulkan tersedak. Proses ini merupakan

proses mekanis pertama yang tejadi saat mengonsumsi makanan dan akan dibantu

dengan saliva agar tekstur makanan yang dikunyah lebih lembut (Syaifuddin,

2012).

2.1.2 Bagian-Bagian Gigi

Manusia semasa hidupnya dilengkapi dengandua set gigi (gigi susu atau

gigi sulung dan gigi permanent) (Sodikin, 2011). Gigi susu akan 10mulai tumbuh

pada usia enam bulan dan biasanya akan tumbuh keseluruhan 20 gigi susu hingga

usia dua tahun dan akan tanggal pada usia kanak-kanak (Scanlon & Sanders,

2007). Gigi memilki komponen berikut :

a. Email

Email atau enamel adalah suatu jaringan mengalami proses mineralisasi yang

sangat tinggi yang menutupi seluruh mahkota gigi (Achmad, 2015). Email

merupakan lapisan gigi paling luar yang dibentuk oleh sel-sel ameloblas. Email

memiliki permukaan yang paling keras dibandingkan seluruh bagian gigi yang

dan memiliki daya tahan yang lebih lama terhadap pembusukan dibandingkan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Gigieprints.umm.ac.id/49725/3/BAB II.pdf · Bakteri kariogenik akan memetabolisme hidrat arang sebagai sumber energi. Masing-masing bakteri dapat

6

bagian gigi lainnya (Scanlon & Sanders, 2007). Email terdiri dari 97% zat

anorganik (terutama kalsium fosfat) yang akan memberikan perlindungan pada

gigi, namun akan tererosi oleh bakteri yang bersifat asam dalam mulut dan akan

menyebabkan terjadinya karies gigi (Sloane, 2012). Pada gigi sulung (gigi susu),

memiliki email yang lebih tipis (Achmad, 2015).

b. Dentin

Dentin merupakan bagian gigi yang keras yang berwarna putih kekuningan

yang menyusun bagian terbesar dari gigi (Ahmad, 2015). Dentin terletak di bawah

email yang dibentuk oleh sel odontoblas (Scanlon & Sanders, 2007). Kedalaman

dentin pada gigi susu lebih kecil (Achmad, 2015).

c. Sementum

Sementum terletak di bagian akar gigi (Sloane, 2012). sementum merupakan

bahan tulang yang disekresikan oleh sel-sel yang terletak pada membran

periodental, yang membatasi ruang gigi. Bila gigi tepapar dengan kuman yang

banyak, lapisan sementum menjadi lebih tebal dan kuat. Ketebalan tersebut

meningkat seiring dengan pertambahan usia (Guyton, 2008).

d. Pulpa

Pada ruang atau rongga pulpa, berisi pulpa gigi yang menjalar ke saluran akar.

Pulpa tersebut mengandung pembuluh darah dan saraf (Sloane, 2012).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Gigieprints.umm.ac.id/49725/3/BAB II.pdf · Bakteri kariogenik akan memetabolisme hidrat arang sebagai sumber energi. Masing-masing bakteri dapat

7

2.1.3 Tahap Pertumbuhan Gigi

Gigi susu atau gigi sulung pertama akan mulai tumbuh pada usia kurang

dari enam bulan (anatar usia 4-6 bulan) dan paling lambat antara 20-26 bulan.

Munculnya gigi susu sebelum waktunya disebut prematur sedangkan yang

tumbuh lambat disebut retardasi. Pertumbuhan keseluruhan 20 gigi susu biasanya

selesai pada usia dua tahun (Scanlon & Sanders, 2007). Gigi yang 20 buah

tersebut, yaitu 10 gigi atas dan 10 gigi bawah (Maulani, 2005). Seiring dengan

bertambahnya usia, gigi sulung akan tanggal secara otomatis pada masa kanak-

kanak dan selanjutnya akan digantikan oleh gigi permanen. Gigi permanen (gigi

tetap) ini akan tumbuh pada usia 6-8 tahun hingga berjumlah lengkap, yaitu

terdiridari 32 buah gigi yang terdiri dari gigi insisivus, kaninus, premolar, dan

molar. Susunannya sama dengan gigi susu ditambah dengan geraham premolar

sebanyak 12 buah, merupakan penyempurna dari gigi susu (Syaifuddin, 2012).

Gigi molar pertama akan tumbuh pada usia sekitar enam tahun (Scanlon &

Sanders, 2007).

2.1.4 Cara Pemeliharaan Kesehatan Gigi

Supaya anak terhindar dari penyakit gigi apalagi diusia sekolah atau

prasekolah, maka dianjurkan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Menyikat gigi secara baik, benar dan teratur

Menyikat gigi yang baik dan benar adalah menyikat gigi yang

dilakukandengan menggunakan cara yang dapat membersihkan seluruh

permukaan gigi tanpa mencederai jaringan lunak dalam mulut serta dilakukan

secara berurutan dari satu sisi kesisi yang lainnya secara teratur. Adapun frekuensi

dan waktu menyikat gigi sebaiknya dilakukan paling sedikit dua kali sehari, pagi

setelah sarapan dan malam sebelum tidur.

Cara menyikat gigi :

Untuk membersihkan gigi bagian depan atas (digerakkan dari atas ke bawah,

gerakan sikat dengan arah ke atas ke bawah atau memutar).

Untuk membersihkan gigi bagian samping, gerakan sikat dengan arah ke atas ke

bawah atau memutar.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Gigieprints.umm.ac.id/49725/3/BAB II.pdf · Bakteri kariogenik akan memetabolisme hidrat arang sebagai sumber energi. Masing-masing bakteri dapat

8

1. Gerakan ke depan ke belakang dapat dilakukan untuk membersihkan

bagian pengunyahan gigi.

2. Bagian dalam dan belakang gigi dapat dibersihkan dengan cara

menggerakkan sikat ke atas ke bawah.

3. Supaya tidak mencederai jaringan lunak dalam mulut (gusi dan pipi),

maka dianjurkan untuk memakai sikat gigi yang kehalusan bulunya

sedang, tidak terlalu keras tetapi juga tidak terlalu lunak. Sikat gigi yang

baik :

- Bulu sikat dak terlalu keras danti dak terlalu lembut

- Harus dapat menjangkau seluruh permukaan gigi

- Permukaan bulu sikat rata, tangkainya lurus, kepala sikat dak terlalu berat,

ujungnya mengecil

b. Menghindari Makanan yang Manis dan Lengket

Anak-anak dianjurkan untuk menghindari makan makanan yang manis dan

lengket, karena makanan yang manis dapat diubah oleh bakteri menjadi asam

yang dapat merusak lapisan gigi. Makanan yang bersifat lengket dikhawatirkan

akan tinggal lama dalam mulut sehingga kemungkinan terjadinya asam akan lebih

besar. Apabila anak-anak tidak dapat meninggalkan kebiasaannya dalam

mengkonsumsi makanan manis dan lengket ini, dianjurkan untuk segera

membersihkan gigi dan mulutnya setelah mengkonsumsi makanan tersebut

minimal dengan cara berkumur-kumur.

c. Mengkonsumsi Makanan yang Bergizi Seimbang

Diperlukan asupan nutrisi bagi anak-anak karena dapat mempengaruhi

perkembangan gigi pada anak.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Gigieprints.umm.ac.id/49725/3/BAB II.pdf · Bakteri kariogenik akan memetabolisme hidrat arang sebagai sumber energi. Masing-masing bakteri dapat

9

2.2 Karies Gigi

2.2.1 Definisi Karies Gigi

Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan

jaringan yang dimulai dari permukaan gigi pit, fissure dan daerah interproximal

meluas kearah pulpa (Tarigan, 2013). Karies terjadi bukan disebabkan karena satu

kejadian saja seperti penyakit menular lainnya tetapi disebabkan serangkaian

proses yang terjaddi selama beberapa kurun waktu, karies dinyatakan sebagai

penyakit multifaktorial yaitu adanya beberapa faktor yang menjadi penyebab

terbentuknya karies (Ozdemir, 2014).

Karies gigi adalah penyakit pada email, dentin, dan sementum yang

menyebabkan demineralisasi progresif dari komponen yang mengalami perusakan

komponen organik dengan pembentukan lubang pada gigi (Adams, 2014). Karies gigi

adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi, penyakit ini menyebabkan

gigi berlubang (Muttaqin, 2011). Karies gigi merupakan penyakit kronis yang umum

terjadi pada usia prasekolah, disebabkan oleh adanya interaksi antara bakteri

khususnya streptoccus mutans dan makanan manis-manis pada enamel gigi.

2.2.2 Etiologi Karies Gigi

Karies gigi (gigi busuk) terjadi karena proses erosif yang menghancurkan

enamel gigi dan kemudian menginvasi pulpa gigi, hal tersebut menyebabkan rasa

tidak nyaman dan terkadang gigi perlu dicabut. Penyebab utama dari pembusukan

tersebut adalah bakteri dari partikel makanan yang tertinggal pada gigi (Rosdahl,

2015). Selain itu, masih banyak lagi faktor penyebab terjadinya karies gigi,

diantaranya :

a. Faktor didalam mulut yang berhubungan langsung dengan proses

terjadinya karies gigi antara lain :

Karies gigi dikatakan sebagai penyakit multifaktor. Etiologi multifaktorial terjadi

karena adanya interaksi karena 3 faktor utama dan satu faktor tambahan :

mikroorganisme, substrat, host (gigi dan saliva) dan waktu (Haq & Susilaningrum,

2012).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Gigieprints.umm.ac.id/49725/3/BAB II.pdf · Bakteri kariogenik akan memetabolisme hidrat arang sebagai sumber energi. Masing-masing bakteri dapat

10

a. Mikroorganisme

Mikroorganisme sangat berperan dalam menyebabkan karies. Strain tertentu

streptococcus, actabacillus, dan actinomyces bersifat kariogenik. Kuman-kuman

ini memetabolisme hidrat arang dan menghasilkan asam. Steptococcus mutans

merupakan bakteri kariogenik yang paling penting, kuman ini memetabolisme

sukrosa hingga menghasilkan asam laktat yang akan menurunkan PH sekeliling

gigi, saat PH turun dibawah 5,5, maka ion kalsium akan mulai meninggalkan

enamel gigi. Proses ini deminerasisasi (Putri, 2015). Lingkungan yang cocok bagi

bakteri untuk berkembang biak adalah pada saat aliran saliva berkurang dan

kontak antara plak dan substrat meningkat.

b. Substrat

Bakteri kariogenik akan memetabolisme hidrat arang sebagai sumber energi.

Masing-masing bakteri dapat beradaptasi untuk memetabolisme masing-masing

hidrat arang (Sodikin, 2011). Sisa-sisa makanan dalam mulut (karbohidrat)

merupakan substrat yang difermentasikan oleh bakteri untuk mendapatkan energi.

Sukrosa dan glukosa dimetabolismekan sedemikian rupa sehingga terbentuk

polisakarida intrasel dan ektsrasel sehingga bakteri melekat pada permukaan gigi

(Ramayanti & Purnakarya, 2013).

Substrat meliputi sukrosa, fruktosa, dan glukosa dan jenis karbohidrat lain

yang bisa difermentasikan mempunyai peran penting terhadap inisiasi dan

perkembangan proses karies, tetapi diantara ketiganya sukrosa merupakan

substrat yang paling penting (Sodikin, 2011). Sukrosa menyebabkan keseimbangan

proporsi bakteri dalam mulut terganggu. Lingkungan yang cocok bagi bakteri

kariogenik untuk berkembang biak adalah ketika saliva dalam rongga mulut

berkurang dan kontak antara plak gigi dengan substrat meningkat (Zafar,

Harnekar, & Siddiqi, 2006).

c. Gigi yang rentan

Kerentanan sebuah gigi tergantung pada status gizi selama proses

perkembangan gigi dan hereditas seseorang (Sodikin, 2011). Proses perkembangan

yang dimaksud salah satunya pada masa bayi. Permasalahan yang sering

ditemukan pada usia tersebut adalah mulut botol (bottle mouth). Mulut botol

pada bayi yang menyusu merupakan masalah serius pada gigi yang terjadi ketika

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Gigieprints.umm.ac.id/49725/3/BAB II.pdf · Bakteri kariogenik akan memetabolisme hidrat arang sebagai sumber energi. Masing-masing bakteri dapat

11

bayi meminum susu atau ASI yang menggunakan botol yang disanggah

menggunakan selimut atau handuk saat akan tidur (Potter & Perry, 2012).

Permasalahan pada gigi muncul disebabkan karena lamanya kontak dengan gula

yang terkandung dalam susu dengan gigi yang sedang tumbuh (Potter & Perry,

2012).

Morfologi setiap gigi manusia berbeda-beda, permukaan oklsal gigi

memilki lekuk dan fisur yang bermacam-macam dengan kedalaman yang berbeda

pula. Gigi dengan lekukan yang dalam merupakan daerah yang sulit dibersihkan

menyebabkan plak dengan mudah akan tertimbun dan pada akhirnya akan

menyebabkan terjadinya karies (Ramayanti & Purnakarya, 2013). Penimbunan

plak merupakan peristiwa awal timbulnya karies (Guyton, 2008). Karies gigi sering

terjadi pada permukaan gigi yang spesifik baik pada gigi susu maupun gigi

permanen. Gigi susu akan mudah mengalami karies pada permukaan yang halus

sedangkan pada gigi permanen sering terjadi pada permukaan pit dan fisur

(Ramayanti & Purnakarya, 2013). Penimbunan plak merupakan peristiwa awal

timbulnya karies (Guyton, 2008).

Karies gigi sering terjadi pada permukaan gigi yang spesifik baik pada gigi

susu maupun gigi permanen. Gigi susu akan mudah mengalami karies pada

permukaan yang halus sedangkan pada gigi permanen sering terjadi pada

permukaan pit dan fisur (Ramayanti & Purnakarya, 2013).

d. Saliva

Kelenjar ludah (saliva) merupakan kelenjar yang menyekresi larutan mukus ke

dalam mulut serta sebagai pelumas makanan agar menjadi lebih lebih lunak dan

memudahkan makanan di telan ( Syaifuddin, 2012). Saliva juga merupakan cairan

untuk remineralisasi yang cukup baik yang berfungsi protektif dan sebagai

pertahanan utama terhadap kuman patogen, serta mempertahankan flora

normal dalam rongga mulut. Oleh karenanya saliva memberi pengaruh besar

dalam pencegahan karies (Putri, 2015).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Gigieprints.umm.ac.id/49725/3/BAB II.pdf · Bakteri kariogenik akan memetabolisme hidrat arang sebagai sumber energi. Masing-masing bakteri dapat

12

I. Faktor Predisposisi

a. Mulut Botol (Bottle Mouth)

Mulut botol (Bottle Mouth) pada bayi yang menyusu merupakan masalah yang

serius ketika bayi meminum susu atau minuman manis lain dengan botol yang

disanggah handuk atau selimut saat akan tidur. Erosi enamel gigi, lubang yang dalam

dan gigi tanggal terjadi akibat lamanya mulut kontak dengan gula dalam susu dan jus

pada gigi yang sedang tumbuh. Mulut botol pad bayi yang menyusu dapat

mempengaruhi penampilan, mengunyah, kebiasaan makanan, dan perkembangan bicara

(Rosdahl, 2014). Pemberian susu pada anak menjelang tidur akan berisiko mengalami

nursing bottle syndrom (sindrom botol susu) (Nugroho, Kusumawati & Raharjo,

2012). Bottle mouth ini telah terbukti menjadi faktor utama terjadinya karies pada

anak. Oleh karenanya bermunculan penelitian-penelitian terkait.

Penelitian yang dilakukan oleh (Supariani, Artawa, & Wirata, 2013) dikatakan

bahwa sebagian besar anak Play Group Kuncup Mekar menderita karies botol yaitu

sebesar 55,6% sedangkan anak bebas karies hanya 44,4%. Jika botol tetap harus

diberikan selama tidur, hendaknya isi dengan air putih saja (National Collaborating

Centre for Aboriginal Health, 2013). Ketika anak-anak berusia antara 12-14 bulan,

hendaknya sudah belajar minum dengan beralih menggunakan gelas.

b. Konsumsi Makanan Kariogenik

Makanan kariogenik adalah makanan yang mengandung fermentasi karbohidrat

sehingga menyebabkan penurunan PH plak menjadi 5,5 atau kurang dan

menstimulasi terjadinya proses karies. Karbohidrat yang dapat difermentasikan

adalah karbohidrat yang dapat dihidrolisis oleh enzim amilase pada saliva sebagai

tahap awal penguraian karbohidrat dan kemudian difermentasikan oleh bakteri

(Ramayanti & Purnakarya, 2013).

c. Kebersihan Mulut (kebisaan Menggosok Gigi)

Pembersihan plak secara rutin dengan menggunakan benang gigi (flossing),

menyikat gigi, dan penggunaan obat kumur merupakan usaha terbaik dalam

pencegahan karies dan penyakit periodental. Akan tetapi kadangkala ada bagian

gigi yang sulit dibersihkan atau dijangkau hanya dengan menggunakan sikat gigi

karena diameternya kecil; misalnya pada gigi lubang atau retak, sedangkan area

ini sangat berpotensi karies. Hal ini dapat diatasi dengan obsturasi lubang dan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Gigieprints.umm.ac.id/49725/3/BAB II.pdf · Bakteri kariogenik akan memetabolisme hidrat arang sebagai sumber energi. Masing-masing bakteri dapat

13

retakan dengan sealent sebagai metode yang paling efektif untuk mencegah

karies (Putri, 2015). Mulut yang sehat merupakan kontibutor penting dalam

mengembangkan diri yang positif yang mana akan membantu anak dalam

mencapai potensi hidup mereka (Best Practice Approach,2011).

d. Jenis Kelamin

Suwelo (1992) menyatakan bahwa prevalensi karies gigi pada anak perempuan

lebih tinggi dibandingkan dengan anak laki-laki. Hal ini juga ditunjang dalam sebuah

refrensi bahwa wanita berisiko sedikit lebih tinggi daripada laki-laki (Putri, 2015).

Namun, hal ini bertentangan dengan penelitian Kiswaluyo (2010) yang menyatakan

bahwa karies gigi siswa berdasarkan jenis kelamin menunjukkan adanya persentase yang

hampir sama, yaitu sebesar 48,45% pada laki-laki dan sebesar 43,45% pada

perempuan. Hal ini disebabkan antara lain karena erupsi gigi anak perempuan lebih

cepat dibandingkan anak laki-laki sehingga gigi anak perempuan lebih lama

berhubungan dengan faktor-faktor langsung terjadinya karies (Kiswaluyo, 2010).

2.2.3 Patogenesis Karies Gigi

Karies gigi merupakan akibat interaksi beberapa faktor yaitu saliva, plak,

diet dan kebersihan rongga mulut, sehingga karies disebut penyakit multifaktorial.

Berbagai faktor tersebut tidak berdiri sendiri. Plak yang mengandung bakteri S.

mutans dan Lactobacillus segera memetabolisme sukrosa, dan menghasilkan asam

organik, terutama asam laktat. Akibatnya, pH plak akan turun di bawah 5,5 dan

menyebabkan demineralisasi permukaan gigi. Apabila plak selalu terpajan

sukrosa, pH plak akan tetap rendah dan proses demineralisasi akan terus

berlangsung. Untuk mengembalikan pH normal dibutuhkan waktu sekitar 20

menit sampai satu jam setelah pajanan sukrosa.

Pada tahap awal demineralisasi, kavitas belum terbentuk di permukaan

email, namun mineral email sudah mulai larut, sehingga secara klinis terlihat

perubahan warna menjadi lebih putih. Lesi awal karies dapat kembali normal

melalui proses remineralisasi. Proses remineralisasi oleh ion fluor, tidak hanya

memperbaiki permukaan email, tetapi membuat email tahan terhadap serangan

karies berikutnya dan melindungi larutnya kristal hidroksiapatit pada email. Bila

kondisi lokal mengalami perubahan, yaitu bila pH cukup tinggi >5,5, maka lebih

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Gigieprints.umm.ac.id/49725/3/BAB II.pdf · Bakteri kariogenik akan memetabolisme hidrat arang sebagai sumber energi. Masing-masing bakteri dapat

14

banyak lagi hidroksiapatit, kalsium dan fosfat dari saliva dapat diendapkan ke

permukaan gigi.

Kavitas pada permukaan gigi terjadi bila demineralisasi bagian dalam

email sudah sedemikian luas, sehingga permukaan email tidak mendapat

dukungan cukup dari jaringan dibawahnya. Bila sudah terjadi kavitas, maka gigi

tidak dapat kembali normal, dan proses karies akan berjalan terus. Hal itu terjadi

bila proses demineralisasi dan remineralisasi di dominasi oleh proses

demineralisasi. Bila proses demineralisasi tersebut tidak dapat diatasi, maka

kerusakan akan berlanjut lebih dalam lagi, bahkan dapat mempengaruhi vitalitas

gigi (Sibarani, 2014).

2.2.4 Tingkatan Karies Gigi

Diagnosis gigi pada anak-anak dapat dilakukan berdasarkan kedalaman kerusakan

yang terjadi. Kedalaman karies didiagnosis berdasarkan letak anatomis yang terkena

(Achmad, 2015).

a. Karies Email (KE)

Dikatakan karies email karena terkena baru pada lapisan email gigi. Pada

tingkatan ini, seseorang belum merasakan tanda gejala signifikan;ngilu atau sakit.

Namun, sebagian yang peka akan merasakan ngilu saat gigi terkena yang dingin

(Machfoeds, 2008). Lesi awal pada gigi ditandai dengan bintik putih dikarenakan

oleh proses demineralisasi prsma di bawah permukaan, dengan email permukaan

tetap lebih bermineralisasi. Jika serangan asam terus berlanjut, maka permukaan

halus gigi akan menjadi permukaan kasar dan menimbulkan warna hingga akhirnya

menimbulkan lubang jika kejadian terus berlanjut (Mitchell, Mitchell & McCaul,

2015). Perkembangan lesi pada email lebih lambat karena permukaan email lebih

keras dibandingkan bagian yang lain (Brunner& Suddarth, 2013). Kadangkala karies di

bagian ini tidak menunjukkan diagnosis lebh lanjut hingga 3-4 tahun, sehingga

kerusakannya akan tetap (Putri, 2015).

b. Karies Dentin (KD)

Dikatakan karies dentin bila yang terkena adalah bagian dentin gigi. Pada

tingkatan ini, seseorang akan merasakan ngilu pada gigi jika gigi lesi tersebut

tersentuh makanan tekstur keras atau ada rangsangan dingin seperti es. Seseorang

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Gigieprints.umm.ac.id/49725/3/BAB II.pdf · Bakteri kariogenik akan memetabolisme hidrat arang sebagai sumber energi. Masing-masing bakteri dapat

15

bisa merasakan tanda gejalanya karena pada lapisan terdalam bagian dentin terdapat

saluran-saluran kecil yang di dalamnya berisi urat syaraf, darah dan limfe

(Machfoeds, 2008).

c. Karies Mencapai Pulpa (KMP)

Karies dentin yang tidak tertangani akan berlanjut hinga menembus pulpa

(Machfoeds, 2008). Pada karies ini, cara mendiagnosisnya yaitu dengan memakai

pemeriksaan vitalitas gigi. Namun, apabila secara klinis belum apat ditentukan

kedalaman kariesnya, maka pemeriksaan foto rontgen dapat dilakukan untuk

menegakkan diagnosis (Achmad, 2015). Orang yang menderita pulpitis akan

merasakan sakit yang sangat saat terkena rangsangan dingin, bila kemasukan

makanan, dan bila lubang giginya tersinggung makanan dikarenakan pada bagian

pulpa kaya akan saraf dan pembuluh darah. Pada penderita pulpitis terkadang sulit

menentukan sisi bagian gigi yang sakit karena sakitnya sudah menjalar ke kepala, muka,

dan bahan dapat disertai demam ( Machfeds, 2008).

d. Karies Mengenai Akar (KMA)

Karies Mengenai Akar dapat didiagnosis dengan cara memakai pemeriksaan

vitalitas gigi. Namun, apabila secara klinis belum apat ditentukan kedalaman

kariesnya, maka pemeriksaan foto rontgen dapat dilakukan untuk menegakkan

diagnosis (Achmad, 2015). Karies yang terus berlanjut akan menyebabkan gigi mati

hingga akhirnya tingal menyisahkan akar. Pada anak-anak akar gigi yang tertinggal

tertinggal tidak dicabut sampai pada suatu ketika gigi permanen akan tumbuh

baru dilakukan pencabutan. Sebagian anak akan terserang karies keseluruhan pada

giginya, mungkin disebabkan karena kurang pengetahuan orang tua dalam

pencegahan. Akibatnya, gigi-geligi anak tersebut menjadi kehitam-hitaman dan lama-

kelamaan tinggal akar- akarnya. Gigi anak akan tanggal (ompong) dengan

meninggalkan sisa akar-akar gigi. Keadaan seperti ini akan menyebabkan gigi

permanen nantinya tumbuh tidak teratur. Hal ini disebabkan karena jaringan tulang

rahang mengalami gangguan, yakni akarakar gigi yang mati dan bahkan sudah hilang.

Akibatnya gigi permanen tidak mendapat petunjuk arah ke mana akan tumbuh

erupsi (Machfoeds, 2008).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Gigieprints.umm.ac.id/49725/3/BAB II.pdf · Bakteri kariogenik akan memetabolisme hidrat arang sebagai sumber energi. Masing-masing bakteri dapat

16

2.2.5 Pencegahan Karies Gigi

Salah satu penyakit gigi yang dapat dicegah adalah karies gigi (Sodikin, 2011).

Tujuan pencegahan adalah untuk mengurangi jumlah bakteri kariogenik. Dampak yang

dapat ditimbulkan karies gigi menjadi bahan pertimbangan pemerintah untuk

melakukan upaya pencegahan. Berdasarkan Undang-Undang tahun 2009 tentang

kesehatan pasal 93, dinyatakan bahwa pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan

untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk

kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi,, pengobatan penyakit gigi, dan pemulihan

kesehatan gigi oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan atau masyarakat yang

dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan. Ayat (2) menyatakan

bahwa pelayanan tersebut dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan

berkesinambungan dan dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan gigi pererongan,

pelayanan kesehatan gigi masyarakat, dan usaha kesehatan gigi sekolah (Widayati,

2014).

Secara garis besar terdapat 3 pendekatan yang mungkin dilakukan: memperkuat

atau melindungi diri, mengurangi keberadaan substrat mikrobakteri, dan membersihkan

plak melalui tindakan mekanis dan kimia (Mitchell, 2015). Karies merupakan

penyakit multifaktor, sehingga terdapat pula beberapa metode untuk melakukan

pencegahannya. Usaha-usaha pencegahan karies gigi :

1. Penyuluhan Diet (pola makan)

Diet merupakan salah satu faktor yang penting dalam melakukan pencegahan

gigi. Berhubung usia anak yang masih tidak peduli informasi, oleh karenanya

dokter hendaknya bekerja sama dengan orangtua untuk memperhatikan pola

makan anak. Setiap makanan yang mengandung karbohidrat terutama yangdapat

melekat pada permukaan gigi dan dapat melarut perlahan-lahan, akan

memproduksi asam didalam dan sekitar plak gigi. Dokter harus memberi

rekomendasi pada orang tua dalam hal modifikasi diet anak. Rekomendasi

tersebut diusahakan dengan yang sekiranya dapat diterima oleh anak dan orang

tua yaitudengan lebih kepada memodifikasi bentuk diet bukan mengubah pola

makan secara keseluruhan. Bagi penderita yang suka mengkonsumsi makanan

kariogenik dapat dimotivasi agar memilih alternatif yang kurang kariogenik

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Gigieprints.umm.ac.id/49725/3/BAB II.pdf · Bakteri kariogenik akan memetabolisme hidrat arang sebagai sumber energi. Masing-masing bakteri dapat

17

seperti buah, sayuran, kacang, dan mungkin keju (Brunner & Suddart, 2013).

Sedikit perubahan pola makan yang harus dilakukan selama beberapa waktu akan

menghasilakan pola makan yang baik untuk mendapatkan kesehatan gigi yang

baik (Achmad, 2015).

Karies gigi dapat dicegah dengan menurunkan jumlah gula dalam diet (Brunner

& Suddarth,2013). Dimana telah diketahui bahwa pola makan yang sangat berperan

penting pada pembentukan karies yaitu sukrosa dimana makanan bersukrosa memilki

dua efek yang sangat merugikan. Pertama, seringnya memakan makanan yang

mengandung sukrosa sangat berpotensi menimbulkan kolonisasi stretococcus mutans,

meningkatkan potensi karies pada plak. Kedua, plak yang sudah lama mengendap pada

gigi dan sering terkena sukrosa dengan cepat teremetabolisme menjadi asam organik,

menimbulkan penurunan PH plak yang drastis.

Selain itu, anak-anak harus dianjurkan menghndari makanan kecil atau makanan

ringan yang mengandung karbohidrat diantara waktu makan. Pengurangan frekuensi

karbohdrat dapat mencegah karies gigi, termasuk dalam hal ini konsumsi permen karet,

gula-gula, dan minuman ringan yang mengandung gula (manitol, sarbitol, aspartam). Ahli

gigi telah menganjurkan agar lebih banyak makan buah-buahan serta sayur-sayuran.

(Sodikin, 2011).

2. Pemberian Fluor (Penggunaan pasta gigi)

Pemajanan fluor atau fluorida pada gigi sangat penting karena akan meningkatkan

ketahanan struktur gigi terhadap demeineralisasi dan terutama dalam pencegahan

karies gigi (Putri, Herjulianti & Neneng, 2015). Fluorida menjadi faktor utama

yang dapat mengurangi aktivitas karies (Putri, 2015). Fluor dapat diberikan secara

sistemik maupun topikal. Pemberian secara sistemik, yaitu memasukkan fluor

melalui mulut kemudian akibat pencernaan maka fluor itu akan bekerja hingga bereaksi

dengan bahan-bahan pembentuk gigi dan mempunyai daya untuk mencegah karies.

Sedangkan secara topikal, yaitu larutan fluor langsung berkontak dengan permukaan

gigi (Achmad, 2015). Pemberian secara topikal dilakukan setiap enam bulan sekali

untuk anak-anak, dan untuk orang dewasa yang berisiko tinggi mengalami karies.

Sebelum pemberian topikal, gigi mereka harus dalam keadaan bersih samapi bebas

dari plak (Putri ,2015).

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Gigieprints.umm.ac.id/49725/3/BAB II.pdf · Bakteri kariogenik akan memetabolisme hidrat arang sebagai sumber energi. Masing-masing bakteri dapat

18

Flourida tersebut memberikan pengaruh antikaries melalui tiga mekanisme yang

berbeda. Mekanisme yang pertama yaitu;dengan adanya pemajanan fluorida dapat

meningkatkan terjadinya fluorapaptite pada struktur gigi dari ion kalsium dan ion

fosfat yang ada pada saliva. Ion-ion fluorida yang tidak larut ini menggantikan garam

yang larut dan mengandung mangan serta karbonat yang hilang disebabkan oleh

demineralisasi dengan diperantarai oleh bakteri. Mekansime kedua yaitu; gigi karies

yang masih baru dan tidak mengalami kavitasi diremineralisasi melalui proses yang

sama. Mekanisme yang ketiga yaitu; fluorida telah memiliki aktivitas antimikroba (Putri,

2015).

3. Pemeliharaan Oral Hygiene

Usaha pemeliharaan oral hygiene yaitu dengan melakukan penyikatan gigi

minimal dua kali sehari, dan melakukan flossing setiap hari serta kunjungan ke

dokter gigi setiap 6 bulan sekali (Achmad, 2015). Menggosok gigi yang baik

sedikitnya empat kali sehari (setelah makan dan waktu tidur) merupakan dasar

program higiene mulut yang efektif. Menggosok gigi setelah makan sebaiknya dilakukan

agar makanan tidak menempel pada gigi. Hendaknya menggosok gigi setelah memakan

makanan manis dalam waktu 30 menit untuk mengurangi aksi plak (Potter & Perry,

2005). Menggosok gigi pada malam hari sebelum tidur sangat penting karena ketika

tidur akan terjadi interaksi antara bakteri dalam mulut dan sisa makanan yang

tertinggal di gigi (Hockenberry, 2007).

Teknik menggosok gigi yang tepat juga perlu diperhatikan anak- anak perlu

diajarkan untuk menggosok gigi minimal setelah makan dan sebelum tidur di malam hari.

Gigi harus disikat dengan gerakan rol, mulai dari gusi ke arah permukaan gigi dan sikat

harus menembus celah diantara setiap gigi. Akan tetapi gigi yang berdekatan sulit

untuk menembus celahnya, oleh karena itu ajarkan pengunaan dental floss untuk

menghilangkan plak gigi atau artikel makanan dan penggunaan pasta gigi (Sodikin,

2012). Selain itu, penggunaan pasta gigi, menyikat gigi dengan pasta yang mengandung

flourida akan mengurangi risiko karies. Hal lainya yang menjadi perhatian adalah sikat

gigi yang digunakan. Sikat gigi hendaknya memilki pegangan yang lurus dan bulunya

harus cukup kecil agar menjangkau semua bagian mulut. Bulu halus yang bundar

menstimulasi gusi tanpa menyebabkan perdarahan atau barasi. Sikat gigi juga

hendaknya diganti setiap tiga bulan sekali (Potter & Perry, 2005).

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Gigieprints.umm.ac.id/49725/3/BAB II.pdf · Bakteri kariogenik akan memetabolisme hidrat arang sebagai sumber energi. Masing-masing bakteri dapat

19

2.3 Perkembangan anak usia prasekolah

Perkembangan adalah aspek progresif terhadap ligkungan yang sifatnya

kualitatif (Potter & Perry, 2012). Setiap manusia normal akan mengalami tahap

perkembangan sesuai dengan tahap usia mereka, termasuk di dalamnya pada tahap

usia prasekolah. Usia pasekolah adalah usia diantara 3 sampai 6 tahun (Potter &

Perry, 2012). Pada usia tersebut, keluarga masih merupakan fokus dalam hidupnya,

walaupun anak lain menjadi lebih penting (Soetjiningsih & Ranu, 2015).

1. Perkembangan Fisik

Berdasarkan tahap perkembangan pada usia prasekolah (5 tahun) dikatakan anak

seharusnya sudah memiliki kemandirian dalam menggosok gigi. Namun, faktor

stimulasi yang kurang dapat menghambat kemandirian anak berkembang sesuai tahap

perkembangannya. Oleh karenanya peran serta orangtua sangat dibutukan.

Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 (33 provinsi), provinsi Banten menduduki urutan

keempat terendah dalam hal menggosok gigi dengan benar. Keterampilan menggosok

gigi berkaitan dengan perkembangan motorik halus anak. Motorik halus adalah aspek

yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan

bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan

koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menulis dan sebagainya

(Departemen Kesehatan RI, 2005).

2. Perkembangan Kognitif

Pemikiran Prakonseptual (2-4 tahun), Pada periode ini persepsi masih terbatas

dimana penilaian terhadap sesuatu hanya mampu dinilai dari luar mereka atau yang

tampak terjadi. Pada periode ini sering timbul pertanyaan dari mereka; siapa yang

membangun gunung? Kesalahan konsep yang sering terjadi “pohon menangis pada saat

dahan mereka patah”. Kesalahan konsep ketiga adalah tipe memberi alasan penilaian

alami (Potter & Perry, 2005). Kelompok usia pada tahap ini, ketakutan merupakan

hal yang paling besar muncul dan menjadi sesuatu yang membahayakan tubuh,

misalnya ketakutan anak pada petugas kesehatan. Ketakutan ini sering bertentangan

dengan kesediaan mereka untuk membiarkan pemberian tindakan keperawatan.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Gigieprints.umm.ac.id/49725/3/BAB II.pdf · Bakteri kariogenik akan memetabolisme hidrat arang sebagai sumber energi. Masing-masing bakteri dapat

20

Perkembangan moral usia prasekolah yaitu mereka mulai ada pemahaman akan

kesadaran terhadap penilaian secara sosial benar atau salah.

3. Perkembangan psikososal

Dunia prasekolah meluas di luar keluarga yaitu anak sudah banyak bergaul dengan

lingkungan tetangga. Keingintahuan mereka dan inisiatif yang berkembang mengarah

pada eksplorasi terhadap lingkungan. Namun, ketika mereka mencoba banyak hal yang

mungkin berada diluar kemampuan mereka maka rasa bersalah serta perasaan tidak

berperilaku benar akan muncul. Erikson (1963) merekomendasikan kepada para orang

tua agar tetap membantu anak-anak mereka mencapai keseimbangan kesehatan

antara inisiatif dan rasa bersalah dengan membiarkan mereka melakukan hal-hal yang

mereka inginkan namun tetap tegas dalam memberikan batasan dan bimbingan

(Potter & Perry, 2005).

2.4 Konsep Keluarga

2.4.1 Definisi Keluarga

Keluarga merupakan perkumpulan dua orang atau lebih individu yang hidup

bersama dalam keterikatan, emosional dan setiap individu memiliki peran masing-

masing yang merupakan bagian dari keluarga (Fatimah, 2010). Menurut Mubarak

(2009) keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang terikat oleh

hubungan perkawinan, hubungan darah, ataupun adopsi, dan setiap anggota

keluarga saling berinteraksi satu dengan lainnya. Sedangkan menurut UU No. 52

Tahun 2009, mendifinisikan keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat yang

terdiri dari suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya

(Wirdhana et al., 2012).

2.4.2 Fugsi Keluarga

a) Fungsi Keagamaan

Fungsi keluarga sebagai tempat pertama seorang anak mengenal,

menanamankan dan menumbuhkan serta mengembangkan nilai-nilai agama,

sehingga bisa menjadi insan-insan yang agamis, berakhlak baik dengan keimanan

dan ketakwaan yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Gigieprints.umm.ac.id/49725/3/BAB II.pdf · Bakteri kariogenik akan memetabolisme hidrat arang sebagai sumber energi. Masing-masing bakteri dapat

21

b) Fungsi Sosial Budaya

Fungsi keluarga dalam memberikan kesempatan kepada seluruh anggota

keluarganya dalam mengembangkan kekayaan sosial budaya bangsa yang

beraneka ragam dalam satu kesatuan.

c) Fungsi Perlindungan

Fungsi keluarga sebagai tempat berlindung keluarganya dalam menumbuhkan

rasa aman dan tentram serta kehangatan bagi setiap anggota keluarganya.

d) Fungsi Reproduksi

Fungsi keluarga dalam perencanaan untuk melanjutkan keturunannya yang

sudah menjadi fitrah manusia sehingga dapat menunjang kesejahteraan umat

manusia secara universal.

e) Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan

Fungsi keluarga dalam memberikan peran dan arahan kepada keluarganya

dalam mendidik keturunannya sehingga dapat menyesuaikan kehidupannya di

masa mendatang.

2.4.3 Definisi Ibu

Ibu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah wanita yang telah

melahirkan seseorang, maka anak harus menyayangi ibu, sebutan untuk wanita

yang sudah bersuami. Panggilan yang takzim kepada wanita baik yang sudah

bersuami maupun yang belum. Ibu adalah seseorang yang mempunyai banyak

peran, peran sebagai istri, sebagai ibu dari anak-anaknya, dan sebagai seseorang

yang melahirkan dan merawat anak-anaknya. Ibu juga bisa menjadi benteng bagi

keluarganya yang dapat menguatkan setiap anggota keluarganya (Rahardjo &

Wijayanti, 2017).

2.4.4 Peran Ibu

Peran ibu adalah tingkah laku yang dilakukan seorang ibu terhadap

keluaganya untuk merawat suami dan anak –anaknya (Santoso, 2009). Menurut

Effendy (1998), peran ibu didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengasuh,

mendidik, dan menentukan nilai kepribadian anaknya. Peran ibu dalam keluarga

sangat penting bahkan dapat dikatakan bahwa kesuksesan dan kebahagian

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Gigieprints.umm.ac.id/49725/3/BAB II.pdf · Bakteri kariogenik akan memetabolisme hidrat arang sebagai sumber energi. Masing-masing bakteri dapat

22

keluarga sangat ditentukan oleh peran ibu. Bisa dikatakan jika seorang ibu yang

baik akan baik pula keluarganya, apabila ibu itu kurang baik akan hancur

keluarganya (Karim, 2006). Menurut (Hawari, 2007), ibu merupakan peran dan

posisi yang penting dan pusat bagi tumbuh kembang anaknya.

2.4.5 Upaya Ibu Dalam Perawatan Gigi

Ibu merupakan salah satu komponen orangtua yang mempunyai peran dan

fungsi. Ibu adalah seorang wanita yang disebagian besar keluarga mepunyai peran

sebagai pemimpin kesehatan dan pemberi asuhan. Antara lain adalah :

a. Pengasuh

Orang tua berperan mengasuh anak sesuai dengan perilaku kesehatan seperti

memberikan ASI Ekslusif yang baik dan benar, dan memberikan makanan serta

minuman yang sehat dan sesuai umur.

b. Pendidikan

Orang tua harus mampu memberikan pendidikan yang salah satunya adalah

pendidikan kesehatan agar dapat mandiri dan bertanggung jawab terhadap

masalah kesehatan. Contohnya seperti mendidik anak untuk menyikat gigi,

mencuci tangan sebelum dan setelah makan, mendidik anak untuk memakan

makanan yang sehat dan mengurangi makanan yang manis, dan sebagainya.

c. Pendorong

Peran orang tua sebagai pendorong adalah memberikan dukungan, motivasi,

dan pujian pada anak agar anak semangat dan terus merawat kesehatannya sesuai

dengan didikan orang tua.

d. Pengawas

Orang tua harus mengawasi tingkah laku anak untuk mencegah terjadinya

sakit, seperti mengawasi anak saat makan, menyikat gigi, pemberian susu, dan

lain-lain.

Berdasarkan empat hal tersebut, untuk merawat kesehatan gigi anak orangtua

perlu mengetahui berbagai hal tentang kesehatan gigi dan mulut. Dalam

perawatan kesehatan gigi, anak perlu diajari oleh orang tua cara menyikat gigi

sedini mungkin, usia yang paling baik untuk mengajari anak menyikat gigi adalah

usia 2 tahun. Setelah anak diajarkan untuk menyikt gigi sebaiknya ketika anak

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Gigieprints.umm.ac.id/49725/3/BAB II.pdf · Bakteri kariogenik akan memetabolisme hidrat arang sebagai sumber energi. Masing-masing bakteri dapat

23

menyikat giginya, orangtua mengawasi apakah sudah dibersihkan dengan baik

dan benar. Orang tua harus menyediakan sikat gigi dengan ukuran yang sesuai

dengan umur anak dan pasta gigi yang mengandung fluoride. Pemberian edukasi

mengenai pentingnya perawatan kesehatan gigi pun sebaiknya diberikan kepada

anak. Edukasi kepada anak untuk menyikat gigi minimal dua kali sehari yaitu pagi

hari sebelum sarapan dan sebelum tidur malam. Selain itu, orangtua sebaiknya

memberikan makanan dan minuman yang dapat merusak gigi dan mengupayakan

agar tidak terlalu sering mengonsumsi makanan atau minuman tersebut. Anak

juga sebaiknya dibiasakan untuk menyukai sayuran dan buahbuahan yang dapat

mendukung pertumbuhan tulang dan gigi anak.

Orang tua perlu memeriksakan gigi anak ke dokter gigi sejak dini yaitu mulai

usia 2 tahun, bukan hanya membawa anak ke dokter gigi karena ada keluhan.

Anak sebaiknya dibawa ke dokter gigi secara rutin yaitu 6 bulan sekali untuk

mengetahui perkembangan dan pertumbuhan gigi serta merawatnya jika

diperlukan. Orang tua juga harus dapat aktif memeriksa gigi dan mulut anak

seperti melihat adanya gigi yang berlubang, karang gigi, gigi yang goyang, dan

pertumbuhan gigi yang tidak normal (gigi tumbuh berlapis, gigi berjejal, dan

lainnya) (Nur’annisa, Eddy, & Mutiara, 2015).