BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesehatan...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesehatan...
29
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat, yang dapat dilakukan dengan melalui peningkatan sanitasi
lingkungan, baik yang menyangkut tempat maupun terhadap bentuk atau wujud
substantifnya yang berupa fisik, kimia, atau biologis termasuk perubahan perilaku.
Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat.
Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak
penyakit dapat dimulai, didukung, ditopang, atau di rangsang oleh faktor-faktor
lingkungan oleh karena itu lingkungan hidup sangat berperan dalam
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
mahluk hidup.
Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses
yang wajar dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai ia meninggal
dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur-unsur
lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. Udara, air, makanan,sandang, papan
dan seluruh kebutuhan manusia harus diambil dari lingkungan hidupnya.
Kualitas lingkungan yang sehat adalah keadaan lingkungan yang bebas dari
resiko yang membahayakan kesehatan dan keselamatan hidup manusia, melalui
pemukiman antara lain rumah tinggal dan asrama atau yang sejenisnya, melalui
lingkungan kerja antara perkantoran dan kawasan industry atau sejenis.
Sedangkan upaya yang harus dilakukan dalam menjaga dan memelihara kesehatan
30
lingkungan adalah obyek sanitasi meliputi seluruh tempat kita tinggal/bekerja
seperti: dapur, restoran, taman, public area, ruang kantor, rumah dsb.
Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia)
Mengemukakan bahwa “Kesehatan Lingkungan adalah Suatu kondisi lingkungan
yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat
dan bahagia.”
Menurut WHO (World Health Organization), bahwa “ Kesehatan
Lingkungan adalah Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia
dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.”
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan
lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya
status kesehatan yang optimum pula. Kesehatan lingungan juga meliputi
penyehatan air dan udara, pengamanan limbah padat, limbah cair, limbah gas,
radiasi dan kebisingan, pengendalian faktor penyakit, dan penyehatan makanan.
Melihat luasnya ruang lingkup kesehatan, sangatlah diperlukan adanya mutu
disiplin kerja agar kegiatannya dapat berjalan dengan baik.
2.1.1 Hygiene
Kata “hygiene” berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu untuk
membentuk dan menjaga kesehatan (Streeth, J.A. and Southgate,H.A, 1986).
Dalam sejarah Yunani, Hygiene berasal dari nama seorang Dewi yaitu Hygea
(Dewi pencegah penyakit). Arti lain dari Hygiene ada beberapa yang intinya sama
yaitu:
31
1. Ilmu yang mengajarkan cara-cara untuk mempertahankan kesehatan
jasmani, rohani dan social untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih
tinggi.
2. Suatu pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan
perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut
berada.
3. Keadaan dimana seseorang, makanan, tempat kerja atau peralatan aman
(sehat) dan bebas pencemaran yang diakibatkan oleh bakteri, serangga, atau
binatang lainnya.
4. Menurut Brownell, hygine adalah bagaimana caranya orang memelihara dan
melindungi kesehatan.
5. Menurut Gosh, hygiene adalah suatu ilmu kesehatan yang mencakup
seluruh faktor yang membantu/mendorong adanya kehidupan yang sehat
baik perorangan maupun melalui masyarakat.
6. Menurut Prescott, hygiene menyangkut dua aspek yaitu: Yang menyangkut
individu (personal hygiene) Yang menyangkut lingkungan (environment).
Hygiene juga mencakup usaha perawatan kesehatan diri (hygiene personal
atau hygiene perorangan. Hygiene perorangan adalah Mencakup semua segi
kebersihan dan pribadi (pedagang makanan tersebut). Menjaga hygiene
perorangan berarti menjaga kebiasaan hidup bersih dan menjaga kebersihan
seluruh anggota tubuh, kebiasaan yang perlu diperhatikan untuk mencapai
hygiene perorangan meliputi :
32
a. Tangan
a) Cucilah tangan sebelum mulai bekerja dan setelah kembali dari toilet.
b) Kuku harus dijaga dan dipotong sependek mungkin.
c) Perhiasan seperti cincin, gelang, dan jam tangan tidak boleh
digunakan pada waktu bekerja.
d) Luka pada tangan harus ditutupi dengan kain pembalut seteril.
e) Jangan meraba-raba hidung, mulut, rambut dan bagian tubuh lainnya
saat mengolah makanan.
f) Jangan merokok selama bekerja di daput, karena tangan akan
memindahkan bakteri dari mulut ke makanan.
b. Kuku
Kotoran yang biasanya berada diantara kuku yang panjang dan kulit adalah
tempat yang baik bagi bakteri. Dengan demikian maka :
a) Kuku harus dipotong pendek dan dibersihkan.
b) Kuku sebaiknya tidak dicat/dikutek.
c. Rambut
a) Hendaknya selalu rapi dan tidak boleh panjang.
b) Biasanya selalu mencuci teratur agar selalu bersih.
c) Gunakan topi yang cocok pada waktu bekerja/memasak.
d) Potongan rambut yang terdapat pada makanan adalah sangat
mengerikan bagi pelanggan, betapa joroknya juru masak tersebut dan
itu berarti pula makanan tidak sehat.
33
d. Wajah
Wajah dirias seperlunya dan untuk menjaga kesehatan, maka :
a) Jangan menggunakan kosmetik yang berlebihan.
b) Jangan menyeka wajah dengan tangan pada waktu mengolah
makanan, pergunakan sapu tangan/tissu.
e. Hidung
a) Jangan memegang hidung saat bekerja, sebab pada lubang hidung
terdapat kotoran yang dapat menimbulkan penyakit.
b) Pada waktu bersin hendaknya jangan menghadap kemakanan,
gunakan sapu tangan untuk menutupinya.
c) Bagi yang sedang sakit batuk/pilek harus menggunakan saputangan.
f. Mulut
a) Jagalah kesehatan mulut dan gigi dengan baik, biasakan menyikat gigi
sehabis makan secara teratur.
b) Jangan merokok selama di dapur.
c) Jangan batuk, berludah di dekat makanan dan tutuplah dengan sapu
tangan pada saat batuk.
d) Mencicipi makanan harus menggunakan alat yang bersih seperti;
sendok/piring kecil.
g. Telinga
Hendaknya dibersihkan secara teratur agar selalu dalam keadaan bersih dan
jangan pegang-pegang telinga selama bekerja di dapur.
34
h. Kaki
a) Gunakan sepatu yang bertumit pendek.
b) Gunakan kaos kaki yang bersih.
c) Kuku harus dipotong pendek.
i. Kesegaran Jasmani
Manusia mempunyai keterbatasan dalam bekerja secara efektif dan efisien.
Jasmani yang sangat segar mempunyai kegairahan kerja. Untuk itu perlu menjaga
kesegaran jasmani dengan jalan :
a) Meminum air putih pada waktu haus.
b) Istirahat dan tidur yang teratur dalam waktu yang cukup.
c) Berolahraga secara teratur.
d) Hindari rasa cemas.
Kebersihan area, lingkungan, bangunan serta peralatan di dapur adalah
sangat menunjang untuk menghasilkan makanan yang baik dan bersih dan juga
aman dimakan.Telah kita ketahui bahwa seseorang dapat menjadi sakit/keracunan
makanan yang disebabkan oleh kelengahan kita dalam menjaga kebersihan alat-
alat maupun lingkungan tempat pengolahan makanan itu sendiri. Untuk
menghindari berkembangbiaknya bakteri yang dapat merusak dan membahayakan
makanan tersebut. Salah satu cara mengatasinya adalah menjaga kebersihan dapur
dan alat-alatnya semaksimal mungkin. Hal ini dapat dilakukan dengan
memperhatikan persyaratan hygiene dapur yang meliputi :
35
a. Lantai dapur
a) Lantai dapur agar dijaga tetap kering dan bersih.
b) Pungutlah segera setiap bahan makanan yang jatuh di lantai.
c) Lantai dapur agar dibersihkan dengan bahan pembersih secara
menyeluruh setiap hari.
b. Dinding
a) Bersihkan tembok dengan bahan pembersih dan keringkan.
b) Jangan menggunakan tembok untuk tempat gantungan obat, alat
maupun telenan.
c. Ventilasi
a) Buatlah ventilasi yang cukup kurang lebih 40% dari luas tembok.
b) Pasanglah kawat kasa untuk mencegah serangga masuk, dapur
dibersihkansecara teratur.
d. Pintu dan Jendela
a) Pintu dan jendela agar dapat ditutup rapat.
b) Lapisi jendela dengan kawat kasa.
c) Pintu harus selalu dalam keadaan tertutup bila tidak digunakan.
e. Plafon
a) Plafon dibuat cukup tinggi sehingga ruangan terasa nyaman untuk
bekerja.
b) Bersihkan plafon, cerobong asap, lampu dan lain-lain secara rutin.
36
f. Saluran air limbah
a) Saluran air limbah tidak oleh tersumbat oleh kotoran ataupun lemak.
b) Apabila saluran air limbah berbentuk selokan yang tertutup jeruji besi,
maka bersihkan dinding selokan dengan bahan pembersih secara rutin.
g. Penerangan dapur
a) Lampu penerangan dapur harus mampu menerangis eluruh bagian
area dapur sehingga bagian-bagian dapur yang kotor segera dapat
diketahui dan dibersihkan.
b) Lampu penerangan dapur harus cukup terang dan tidak menimbulkan
bayang-bayang sehingga mata dapat melihat benda dengan nyaman.
Penerangan yang cukup akan mengurangi kelelahan mata.
h. Peraturan dapur
a) Bersihkan segera semua peralatan yang sudah dipergunakan untuk
mengolah makanan.
b) Pergunakan detergen pembersih untuk membersihkan peralatan dapur.
c) Simpanlah peralatan dapur dalam keadaan bersih dan kering.
2.1.2 Sanitasi
Pengertian sanitasi ada beberapa yaitu :
a. Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan
kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.
b. Upaya menjaga pemeliharaan agar seseorang, makanan, tempat kerja atau
peralatan agar hygienis (sehat) dan bebas pencemaran yang diakibatkan oleh
bakteri, serangga, atau binatang lainnya.
37
c. Menurut Dr.Azrul Azwar, MPH, sanitasi adalah cara pengawasan
masyarakat yang menitikberatkan kepada pengawasan terhadap berbagai
faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat.
d. Menurut Hopkins, sanitasi adalah cara pengawasan terhadap factor-faktor
lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap lingkungan.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan
kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Adapun
usaha-usaha yang dilakukan agar terhindar dari penyakit diantaranya adalah
bagaimana agar makanan yang meraka makan dalam keadaan sehat dan bersih
sehingga siap dikonsumsi.
Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik
beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan
minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu atau memasak kesehatan, mulai
dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan,
penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan minuman
tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen. Sanitasi
makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan,
mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan
merugikan pembeli. mengurangi kerusakan / pemborosan makanan. Ada 4 faktor
yang mempengaruhi sanitasi makanan yaitu tempat pengolahan makanan,
38
penjamah makanan, peralatan yang digunakan dan pemilihan bahan makanan.
Dalam pengelolaan makanan ada 6 prinsip yang harus di perhatikan yaitu:
a. Keadaan bahan makanan
Semua jeis bahan makanan perlu mendapat perhatian secara fisik serta
kesegarannya terjamin, terutama bahan-bahan makanan yang mudah membusuk
atau rusak seperti daging, ikan, susu, telor, makanan dalam kaleng, buah, dsb.
Baham makanan yang baik kadang kala tidak mudah kita temui, karena jaringan
perjalanan makanan yang begirtu panjangdan melalui jarngan perdagangan yang
begitu luas. Salah satu upaya mendapatkan bahan makanan yang baika dalah
menghindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari sumber tidak jelas
(liar) karena kurang dapat dipertanggung jawabkan secara kualitasnya.
b. Cara penyimpanan bahan makanan
Tidak semua bahan makanan yang tersedia langsung dikonsumsi oleh
masyarakat. Bahan makanan yang tidak segera diolah terutama untuk katering dan
penyelenggaraan makanan RS perlu penyimpanan yang baik, mengingat sifat
bahan makanan yang berbeda-beda dan dapat membusuk, sehingga kualitasnya
dapat terjaga. Cara penyimpanan yang memenuhi syarat hgiene sanitasi makanan
adalah sebagai berikut:
a) Penyimpanan harus dilakukan ditempat khusus (gudang) yang bersih
dan memenuhi syarat
b) Barang-barang agar disusun dengan baik sehingga mudah diambil,
tidak memberi kesempatan serangga atau tikus untuk bersarang,
39
terhindar dari lalat/tikus dan untuk produk yang mudah busuk atau
rusak agar disimpan pada suhu yang dingin.
c. Proses pengolahan
Pada proses / cara pengolahan makanan ada tiga hal yang perlu mendapat
perhatian Yaitu:
1) Tempat pengolahan makanan
Tempat pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana makanan diolah,
tempat pengolahan ini sering disebut dapur. Dapur mempunyai peranan yang
penting dalam proses pengolahan makanan, karena itu kebersihan dapur dan
lingkungan sekitarnya harus selalu terjaga dan diperhatikan. Dapur yang baik
harus memenuhi persyaratan sanitasi.
2) Tenaga pengolah makanan / Pedagang Makanan
Pedagang makanan menurut Depkes RI (2006) adalah orang yang secara
langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan,
pembersihan, pengolahan pengangkutan sampai penyajian. Dalam proses
pengolahan makanan, peran dari pedagang makanan sangatlah besar peranannya.
Pedagang makanan ini mempunyai peluang untuk menularkan penyakit.
Banyak infeksi yang ditularkan melalui pedagang makanan, antara lain
Staphylococcus aureus ditularkan melalui hidung dan tenggorokan, kuman
Clostridium perfringens, Streptococcus, Salmonella dapat ditularkan melalui kulit.
Oleh sebab itu pedagang makanan harus selalu dalam keadan sehat dan terampil.
40
3) Cara pengolahan makanan
Cara pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-kerusakan
makanan sebagai akibat cara pengolahan yang salah dan mengikui kaidah atau
prinsip-prinsip hygiene dan sanitasi yang baik atau disebut GMP (good
manufacturing practice).
d. Cara pengangkutan makanan yang telah masak
Pengangkutan makan dari tempat pengolahan ke tempat penyajian atau
penyimpanan perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi kontaminasi baik dari
serangga, debu maupun bakteri. Wadah yang dipergunakan harus utuh, kuat dan
tidak berkarat atau bocor. Pengangkutan untuk waktu yang lama harus diatur
shunya dalam keadaan panas 60 C atau tetap dingi 4 C.
e. Cara penyimpanan makanan masak
Penyimpanan makanan masak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tempat
penyimpanan makanan pada suhu biasa dan tempat penyimpanan pada suhu
dingin. Makanan yang mudah membusuk sebaiknya disimpan pada suhu dingin
yaitu < 40C. Untuk makanan yang disajikan lebih dari 6 jam, disimpan dalam suhu
-5 s/d -10C.
f. Cara penyajian makanan masak
Saat penyajian makanan yang perlu diperhatikan adalah agar makanan
tersebut terhindar dari pencemaran, peralatan yang digunakan dalam kondisi baik
dan bersih, petugas yang menyajikan harus sopan serta senantiasa menjaga
kesehatan dan kebersihan pakaiannya.
41
2.2 Makanan
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan
memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh.
Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan
tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya :
1. Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki.
2. Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan
selanjutnya.
3. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat
dari pengaruh enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit
dan kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.
4. Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang
dihantarkan oleh makanan
Menurut Notoatmodjo (2003) ada empat fungsi pokok makanan bagi
kehidupan manusia, yakni :
1. Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan/perkembangan serta
mengganti jaringan tubuh yang rusak.
2. Memperoleh energi guna melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral
dan cairan tubuh lainnya.
4. Berperan di dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit.
42
Agar makanan dapat berfungsi sebagaimana mestinya, kualitas makanan
harus diperhatikan. Kualitas tersebut mencakup ketersediaan zat-zat gizi yang
dibutuhkan dalam makanan dan pencegahan terjadinya kontaminasi makanan
dengan zat-zat yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Untuk mencegah
kontaminasi makanan dengan zat-zat yang dapat mengkibatkan gangguan
kesehatan diperlukan sanitasi makanan. Sanitasi makanan adalah usaha untuk
mengamankan dan menyelamatkan makanan agar tetap bersih, sehat dan aman.
Terdapat 4 (empat) hal penting yang menjadi prinsip hygiene dan sanitasi
makanan meliputi perilaku sehat dan bersih orang yang mengelola makanan,
sanitasi makanan, sanitasi peralatan dan sanitasi tempat pengolahan. Makanan
dapat terkontaminasi mikroba karena beberapa hal, di antaranya adalah
menggunakan lap kotor untuk membersihkan meja, perabotan bersih serta
makanan yang disimpan tanpa tutup.
2.2.1 Makanan Jajanan
Makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang di olah oleh pengrajin
makanan di tempat penjualan dan atau di sajikan sebagai makanan siap santap
untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran,
dan hotel.
Penanganan makanan jajanan adalah kegiatan yang meliputi pengadaan,
penerimaan bahan makanan, pencucian, peracikan, pembuatan, pengubahan
bentuk, pewadahan, penyimpanan, pengakutan, penyajian makanan dan minuman.
43
Makanan adalah sumber satu-satunya bagi manusia. Permasalahan yang
timbul dari makanan adalah diakibatkan kualitas dan kuantitas bahan pangan. Hal
ini tidak dikehendaki karena orang makan, sebenarnya bermaksud mendapatkan
energi agar tetap bertahan hidup, dan tidak untuk menjadi sakit karenanya.
Dengan demikian sanitasi makanan menjadi sangat penting (Soemirat, 2002).
Makanan yang tidak dikelola dengan baik dan benar dapat menimbulkan
dampak negatif seperti penyakit dan keracunan akibat bahan kimia,
mikroorganisme, tumbuhan atau hewan, serta dapat pula menimbulkan alergi.
2.2.2 Makanan Sehat
Makanan yang kita makan hendaknya bergizi seimbang. Makanan seimbang
adalah makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, air, dan
mineral dalam jumlah yang seimbang, baik kualitas maupun kuantitas. Selain
seimbang, makanan yang dikonsumsi harus sehat agar kesehatan tubuh tetap
terjaga.
Syarat-syarat makanan sehat adalah bersifat higienis, artinya tidak
mengandung bibit penyakit, makanan juga harus mengandung zat bergizi dengan
kriteria yaitu cukup memberi kalori, cukup mengandung protein, lemak, dan
vitamin, memiliki perbandingan yang seimbang antara kandungan karbohidrat,
protein, dan lemak, mudah dicerna serta saat dimakan suhunya tidak terlalu tinggi
atau tidak terlalu rendah.
Agar dapat memenuhi semua unsur gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, maka
makanan yang kita makan hendaknya memiliki unsur 3 B yaitu Makanan tersebut
harus bergizi, berimbang dan beragam. Dalam menyusun makanan seimbang
44
tercakup beberapa kelompok makanan diantaranya berpedoman pada semboyan
yang dikeluarkan oleh Direktorat Gizi Departemen Kesehatan yang dikenal
dengan istilah Empat Sehat Lima Sempurna.
Empat Sehat Lima Sempurna mencakup makanan pokok, mengandung
karbohidrat untuk kebutuhan energi misalnya nasi, roti, jagung, sagu, dan lain-
lain. Lauk pauk, mengandung protein untuk pertumbuhan sel baru dan mengganti
sel yang telah rusak, misalnya tempe, tahu, daging, ikan. Sayuran, mengandung
vitamin dan mineral, misalnya bayam, wortel, kangkung, sawi. Buah-buahan,
mengandung vitamin dan mineral, misalnya pisang, jeruk, pepaya, apel, dan untuk
pelengkapnya ditambah dengan Susu.
Disamping empat sehat lima sempurna terdapat 7 bahan makanan pokok
yaitu sayuran berwarna hijau dan kuning, buah-buahan berair dan berwarna, buah-
buahan dan umbi-umbian, susu, keju, dan mentega, daging, telur, ikan, kacang-
kacangan, jagung, beras, kentang, roti, singkong, sagu, kelapa, mentega, margarin,
kacang tanah, kemiri, mete. Gizi yang baik akan menghasilkan pertumbuhan
tubuh yang baik. Hal ini ditandai dengan adanya pertambahan berat badan dan
tinggi badan.
2.3 Penyakit Bawaan Makanan
Penyakit bawaan makanan (foodborne disease), biasanya bersifat toksik
maupun infeksius, disebabkan oleh agens penyakit yang masuk ke dalam tubuh
melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi. Kadang-kadang penyakit ini
disebut “keracunan makanan” (food poisoning) walaupun istilah ini tidak tepat.
Penyakit bawaan makanan mencakup lingkup penyakit yang etiologinya bersifat
45
kimiawi maupun biologis, termasuk penyakit kolera dan diare, sekaligus beberapa
penyakit parasit.
Penyakit bawaan makanan merupakan salah satu permasalahan kesehatan
masyarakat yang paling banyak dan paling membebani yang pernah dijumpai di
zaman modern ini. Penyakit tersebut meminta banyak korban dalam kehidupan
manusia dan menyebabkan sejumlah besar penderitaan, khususnya di kalangan
bayi, anak, lansia, dan mereka yang kekebalan tubuhnya terganggu. Tingkat
keparahan (besaran) dan konsekuensi.
Penyakit bawaan makanan ini kerap kali diremehkan oleh pihak berwenang
di bidang kesehatan masyarakat. Baru dalam beberapa tahun terakhir ini saja,
sebagai akibat dari kejadian luar biasa (KLB) penyakit bawaan makanan (mis.,
KLB infeksi Escherichia coli strain enterohemoragik, listeriosis, salmonelosis,
dan kolera), kesadaran beberapa negara terhadap pentingnya penyakit ini bagi
kesehatan masyarakat mulai meningkat. Walaupun demikian, sarana dan
prasarana untuk upaya pencegahan penyakit bawaan makanan masih kurang
tersedia. Selain itu, yang patut disesalkan adalah bahwa negara yang memikul
beban terbesar permasalahan ini juga merupakan negara yang sumber dayanya
paling sedikit untuk mencegah kejadian penyakit tersebut. Berbicara tentang
berbagai permasalahan di negara berkembang dan negara industri, kita harus
menyadari bahwa penyakit tidak memiliki batasan dan sebagian besar menyebar
di seluruh dunia tanpa bergantung pada kawasan atau tahap pembangunan suatu
Negara.
46
Dengan sistem pelaporan yang buruk atau tidak ada sama sekali pada
kebanyakan Negara berkembang, data statistik yang bisa diandalkan tentang
penyakit ini tidak tersedia sehingga besaran insidensinya tidak dapat diperkirakan.
Akan tetapi, beratnya situasi ini dapat dipahami dengan melihat angka prevalensi
penyakit diare yang tinggi di kalangan bayi dan anak-anak. Setiap tahun, terdapat
sekitar 1500 juta kejadian diare pada balita, dan sebagai akibat langsungnya lebih
dari 3 juta anak meninggal. Secara tidak langsung, jutaan anak lain meninggal
akibat efek gabungan yang ditimbulkan oleh diare dan malnutrisi, karena pada
saat ini diketahui bahwa makanan memainkan peranan yang pentingnya.
Insidensi penyakit bawaan makanan pada banyak kawasan di dunia telah
mengalami peningkatan yang cukup besar dan dapat terus meningkat jika tidak
dilakukan tindakan yang efektif untuk mencegahnya. Beberapa negara telah
melaksanakan berbagai tindakan untuk meningkatkan keamanan makanan, dan
sebagai hasilnya terlihat pelambatan pada laju peningkatan insidensi di beberapa
tempat. Walau demikian, insidensi penyakit bawaan makanan masih sangat tinggi
pada sebagian besar negara di dunia. Karena hanya sedikit kasus penyakit bawaan
makanan yang mendapatkan perhatian layanan kesehatan dan walaupun ada
beberapa kasus yang diselidiki.
Penyakit bawaan makanan kerapkali dipandang sebagai penyakit yang
ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya. Meskipun terkadang memang benar,
pada banyak kasus konsekuensi kesehatan yang terjadi justru serius dan bahkan
dapat mengakibatkan kematian. Persepsi yang salah ini sebagian terjadi karena
kurangnya perhatian yang diberikan terhadap masalah tersebut. Konsekuensi
47
kesehatan akibat penyakit bawaan makanan bervariasi menurut patogen
penyebabnya, tahapan dan lamanya pengobatan, juga dengan usia dan faktor lain
yang berkaitan dengan daya tahan dan kerentanan seseorang. Gejalanya yang akut
meliputi diare, mual, muntah, nyeri dan kram perut, panas dan jaundice. Pada
kebanyakan kasus, pasien dengan fungsi kekebalan yang baik akan sembuh dalam
beberapa hari atau beberapa minggu.
Namun, pada kasus lain, khususnya di kalangan kelompok masyarakat yang
rentan (mis., lansia, bayi, anak kecil, ibu hamil dan orang yang mengalami
malnutrisi serta gangguan kekebalan), beberapa penyakit bawaan makanan dapat
berakibat fatal terutama jika tidak tersedia pengobatan yang memadai.
Faktor paling penting yang menentukan prevalensi penyakit bawaan
makanan adalah kurangnya pengetahuan di pihak pedagang atau konsumen
makanan dan ketidakpedulian (sekalipun mereka tahu) terhadap pengelolaan
makanan yang aman. Sejumlah survei terhadap KLB penyakit bawaan makanan
yang berjangkit di seluruh dunia memperlihatkan bahwa sebagian besar kasus
penyakit bawaan makanan terjadi akibat kesalahan penanganan pada saat
penyiapan makanan tersebut baik di rumah, jasa katering, kantin rumah sakit,
sekolah atau di pangkalan militer (Kotak 3), atau pada saat jamuan makan atau
pesta. Sebagian besar kasus penyakit bawaan makanan sebenarnya dapat
dihindari. Kendati bahan pangan untuk membuatnya sudah terkontaminasi jika
pedagang makanan itu telah dilatih dengan lebih baik dalam hal keamanan
makanan.
48
Di seluruh dunia, hasil survei terhadap KLB penyakit bawaan makanan
menunjukkan bahwa sebagian besar kejadian tersebut terjadi karena penanganan
makanan yang dapat menyebabkan kontaminasi mikroorganisme dan/atau disertai
dengan bertahan atau bertumbuhnya mikroorganisme itu.
2.4 Kerangka Teori
makanan
Kebersihan pedagang
Memenuhi
syarat Berdasarkan
Kepmenkes
RI Nomor
942 tahun
2003
Pedagang
Kebersihan peralatan Hygiene sanitasi
Pedagang
Tidak
memenuhi
syarat
Penyajian makanan
Kondisi sarana