BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Iklan sebagai Metoda ...eprints.umm.ac.id/59272/3/BAB II.pdfIklan...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Iklan sebagai Metoda ...eprints.umm.ac.id/59272/3/BAB II.pdfIklan...
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Iklan sebagai Metoda Komunikasi
1.1.1 Pengertian Komunikasi
Deddy Mulyana (2001;41) komunikasi adalah suatu topik yang amat sering
diperbincangkan, bukan hanya di kalangan ilmuwan komunikasi, melainkan juga di
kalangan awam, sehingga kata komunikasi itu sendiri memiliki terlalu banyak arti
yang berlainan. Istilah komunikasi sudah sedemikian lazim di kalangan kita semua,
meskipun masing-masing orang mengartikan istilah itu secara berlainan.Oleh karena
itu, kesepakatan dalam mendefinisikan istilah komunikasi merupakan langkah awal
untuk memperbaiki pemahaman atas fenomena yang rumit ini.
Menurut Ruslan (1998) dalam Wulan (2013:1) memahami pengertian
komunikasi, kata komunikasi berasal dari bahasa latin communication yang berarti
“pemberitahuan” atau “pertukaran pikiran”. Jadi, secara garis besar dalam suatu
proses komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu
pertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator dengan komunikan. Proses
komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi” atau pesan (message) dari
pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima sebagai komunikan.
Dalam proses tersebut bertujuan untuk mencapai saling pengertian (mutual
understanding) antara kedua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi. Dalam
proses komunikasi tersebut, komunikator mengirim pesan kepada komunikan.
Adapun beberapa definisi komunikasi dari para ilmuwan sebagai berikut :
16
1. Menurut Laswell, komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakan
apa dengan cara apa kepada siapa dengan efek apa.
2. Menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah proses dimana seseorang individu atau
komunikator mengoperkan stimulant biasanya dengan lambang-lambang bahasa
(verbal maupun norverbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain.
3. Sedangkan menurut Edwin Emery komunikasi adalah seni menyampaikan informasi,
ide dan sikap seseorang kepada orang lain.
4. Menurut Everett M.Rogers, komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari
sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah
laku mereka.
5. Menurut Theodore M.Newcomb, setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu
transmisi informasi, terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber ke
penerima.
6. Menurut Charles H. Cooley, komunikasi berarti suatu mekanisme suatu hubungan
antar manusia dilakukan dengan mengartikan simbol secara lisan dan membacanya
melalui ruang dan menyimpan dalam waktu.
Dari definisi menurut para ahli tersebut dapat di simpulkan bahwa pada
dasarnya komunikasi adalah kegiatan atau proses pengiriman pesan yang di
sampaikan komunikator kepada komunikan. Pesan disini dapat disampaikan dalam
bentuk yang berkaitan dengan seni, informasi, bahasa, agama dan bentuk komunikasi
lainnya.Bentuk-bentuk komunikasi tersebut mengandung dan menyampaikan
gagasan, sikap, perpsektif dan pandangan. Adanya proses komunikasi tersebut
memberi dampak juga kepada komunikan, seperti berubahnya perilaku, cara berpikir
dan lain-lain.
17
1.1.2 Prosses Komunikasi
Dalam prosesnya, komunikasi memiliki dua tahap yaitu proses komunikasi
secara primer dan sekunder (Effendy, (2011:11-18) sebagai berikut:
1. Proses Komunikasi Secara Primer
Dalam proses ini merupakan penyampaian pikiran dan atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang sebagai media.
Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial,
isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu
menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan
(Effendy, 2011:11). Pada proses ini komunikator menyandi (encode) pesan
atau informasi yang akan disampaikan kepada komunikan. Kemudian
komunikator mentransisikan pikiran/perasaan ke dalam lambang yang
diperkirakan dapat dimengerti oleh komunikan. Setelah itu komunikn akan
memberi respon terhadap pesan tersebut dan memberikan umpan balik
(feedback). Jika umpan balik yang diberikan positif maka bisa dikatakan
bahwa komunikasi berjalan lancar. Sebaliknya, jika terdapat umpan balik
negatif hal tersebut membuat komunikator enggan melanjutkan
komunikasinya.
2. Proses Komunikasi Secara Sekunder
Proses ini merupakan lanjutan dari proses komunikasi primer dimana
terdapat alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang
sebagai media pertama dalam penyampain pesan oleh seseorang kepada orang
lainnya. Biasanya pengguna alat atau sarana ini digunakan seseorang dalam
18
melancarkan komunikasi dimana komunikannya berjumlah banyak. Contoh
yang dimaksud dalam proses ini seperti telepon, radio, surat kabar, majalah,
televisi dan masih banyak lagi. Peranan media sekunder dilihat pentingg
dalam proses komunikasi karena dapat menciptakan efisiensi dalam mencapai
komunikan. Namun dalam proses ini juga terdapat kekurangan yaitu
keefektifitasan dan keefisiensian penyebaran pesan-pesan yang bersifat
persuasif karena kerangka acuan khalayak yang menjadi sasaran
komunikasinya tidak diketahui. Selain itu umpan balik yang diberikan tidak
langsung diberikan saat itu juga.
1.1.3 Macam-macam Metode Komunikasi
Istilah metode atau dalam bahasa Inggrisnya method dan bahasa Yunani
methodos memiliki arti yaitu rangkaian yang sistematis dan merujuk kepada data yang
telah direncanakan secara logis. Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditarik
kesimpulan jika metode komunikasi merupakan bagian dari kegiatan yang terorgnisir.
Menurut Nurhadi (2017:22) terdapat beberapa metode komunkasi meliputi :
1. Jurnalisme/jurnalistik
Metode komunikasi ini merupakan kegiatan mencari atau meliput berita,
mengolah, mengedit, menuliskan, melaporkan hingga menyebarluaskan informasi
tersebut melalui media massa. Media massa dapat berupa surat kabar, majalah, radio,
televisi atau media massa lainnya.
2. Hubungan masyarakat
Hubungan masyarakat merupakan metode komunikasi atau kegiatan untuk
menciptakan citra positif dari mitra organisasi. Hubungan masyarakat juga berlaku
19
pada bentuk kegiatan yang melakukan hubungan dengan masyarakat lain diluar
organisasi. Tujuan adanya hubungan masyarakat ini agar masyarakat memperoleh
citra yang baik terhadap organisasi atau sebuah lembaga sehingga mendapatkan
dukungan secara positif.
3. Propaganda
Kegiatan propaganda adalah kegiatan yang telah lama digunakan dalam bidang
politik. Propaganda merupakan metode komunikasi yang dilakukan secara sengaja
mengajak dan membimbing untuk mempengaruhi atau membujuk masyarakat agar
menerima suatu pandangan.
4. Kampanye
Metode kampanye merupakan metode yang digunakan oleh seseorang atau
kelompok dan organisasi dalam waktu tertentu agar memperoleh dukungan dari
masyarakat.Kampanye bertujuan untuk mendapat simpati dan dukungan, bahkan
sampai terjadi perubahan sikap atau perilaku khalayak.Kegiatan kampanye sudah
sering kita jumpai dan biasanya digunakan untuk kegiatan politik, sosial kemanusian
dan lain-lain.
5. Retorika
Retorika merupakan kegiatan komunikasi yang sering dikenal sebagai seni
berbicara yang dilakukan di depan orang banyak secara bertatap muka atau
menggunakan bahasa lisan yang indah. Dalam retorika dituntun oleh dua asumsi,
yang pertama pembicara yang efektif harus mempertimbangkan audiencenya.Kedua,
pembicara yang efektif harus memberikan bukti dalam presentasinya.Bukti yang
dimaksud adalah merujuk pada cara-cara persuasi ethos, pathos dan logos.Ethos
20
mengaju kepada karakter, niat baik atau kejujuran yang di perlihatkan oleh
pembicara.Logos merupakan bukti-bukti logis yang digunakan oleh pembicara.Pathos
merupakan dengan bukti emosional yang dimunculkan dari para audience.
6. Agitasi
Agitasi merupakan kegiatan komunikasi yang bertujuan untuk membangkitkan
khalayak terutama dalam bidang politik. Kegiatan ini berupaya untuk menggerakkan
massa dengan lisan atau tulisan dengan membangkitkan emosi khalayak banyak.
Metode ini kadang ampuh digunakan untuk menggerakkan orang banyak seperti
demonstrasi untuk mencapai tujuannya.
7. Perang urat syaraf (psychological warfare)
Metode komunikasi ini dilakukan secara terencana untuk mempengaruhi
pendapat, emosi, sikap dan perilaku yang berseberangan. Metode ini merupakan
aplikasi psikologi untuk melengkapi propaganda yang berkegiatan politik, ekonomi
atau militer.
8. Perpustakaan
Metode ini bermaksna seuah proses, ilmu, seni, pusat koleksi, pusat pelestarian,
tempat, unit kerja, ruang, gedung bahkan pusat pengolahan atau pusat pelayanan.
Semua bentuk dan hasil kegiatan ini semuanya mempunyai tujuan untuk
dikomunikasikan kepada masyarakat luas.
9. Periklanan (advertising)
Metode komunikasi ini merupakan suatu betuk kegiatan komunikasi non-personal
mengenai suatu organisai, produk, jasa, ide/gagasan atau kebijakan yang dibayar oleh
21
satu sponsor yang diketahui. Iklan biasanya di sebarkan melalui media massa seperti
surat kabar, majalah, televisi, radio, reklame luar ruangan bahkan dapat juga ditemui
di kendaraan umum.
2.1.3 Pengertian Iklan
Periklanan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah
organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target
melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail
(pengeposan langsung), reklame luar ruang atau kendaraan umum. Dalam komunitas
global baru, pesan-pesan periklanan dapat ditransmisikan melalui media baru,
khususnya internet (Monle Lee dan Carla Johnson, 2004:3-4).
Dengan kata lain periklanan merupakan penyampain pesan yang dilakukan
secara berbayar yang dilakukan oleh seorang penjual untuk mempromosikan
produknya. Periklanan digunakan sebagai alat promosi yang kuat bagi seorang
penjual. Biasanya iklan tersebut disampaikan kepada khalayak melalui media yang
bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail, reklame luar ruang
atau kendaraan umum. Ditambah lagi saat ini teknologi telah berkembang sehingga
muncul lah internet, internet menjadi media baru bagi seorang penjual dalam
mempromosikan barangnya. Berikut ini pengertian periklanan menurut para ahli :
1. Menurut Kotler (2002) dalam Jaiz (2014:2)
Periklanan didefinisikan sebagai bentuk penyajian dan promosi ide, barang
atau jasa secara nonpersonal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan
pembayaran.
2. Menurut Kriyantono (2008)
22
Iklan bisa didefinisikan sebagai bentuk komunikasi nonpersonal yang
menjual pesan-pesan persuasive dari sponsor yang jelas untuk mempengaruhi
orang membeli produk dengan membayar sejumlah biaya untuk media (Jaiz,
2014:3).
3. Menurut Durianto (2003)
Iklan merupakan suattu proses komunikasi yang bertujuan untuk
membujuk dan menggiring orang untuk mengambil tindakan yang
menguntungkan bagi pihak pembuat iklan (Jaiz, 2014:3).
4. Menurut Klepper (1986) yang dikutip Liliweri (1992:17)
Iklan atau advertising berasal dari bahasa latin, ad-vere berarti:
mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak yang lain
Kesimpulan dari definisi periklanan menurut para ahli, periklanan merupakan
bentuk pesan berbayar yang disampaikan oleh seorang penjual untuk mempromosikan
produknya. Iklan tersebut disampaikan melalui media seperti televisi, radio, koran,
majalah dan internet. Para penjual yang mempromosikan produknya, membuat iklan
tersebut semenarik mungkin agar khalayak yang melihatnya tertarik dan mengubah
pikira mereka untuk melakukan pembelian.
2.1.4 Tujuan dan Fungsi Iklan
Tujuan periklanan umumnya mengandung misi komunikasi. Periklanan
adalaha komunikasi massa dan harus dibayar untuk menciptakan kesadaran
(awareness), menanamkan informasi, mengembangkan sikap atau adanya suatu
tindakan yang menguntungkan bagi pengiklan (Jaiz, 2014:4).
23
Menurut Kotler dalam Hermawan (2012:73) tujuan periklanan dikategorikan
menjadi 3 yaitu :
a. To Inform : tujuannya untuk memberikan informasi kepada khalayak tentang
produk baru.
b. To Persuade : tujuannya untuk membangkitkan kesadaran khalayak akan sebuah
produk. Selain itu membujuk khalayak untuk membeli produk.
c. To Remind : tujuannya untuk mengingatkan serta meneguhkan khalayak terhadap
produk yang diiklankan.
Iklan memiliki tujuan mengenalkan produk, menarik perhatian khalayak mengenai
keberadaan sebuah produk agar khalayak mau membeli, menurut Jaiz (2014:70)
berdasarkan fungsinya, iklan dikategorikan menjadi 4 yaitu :
a. Iklan Informasi : menitikberatkan isinya sebagai sebuah informasi untuk
khalayak.
b. Iklan Persuasi : menitikberatkan pada upaya mempengaruhi khalayak untuk
melakukan sesuatu.
c. Iklan Mendidik : menitikberatkan pada tujuan mendidik khalayak, agar
khalayak mengerti dan mempunyai pengetahuan terhadap sesuatu.
d. Iklan Hiburan : dibuat untuk keperluan hiburan semata.
Sedangkan menurut Sutisna (2003) terdapat 3 tujuan utama iklan yaitu
menginformasikan, membujuk dan mengingatkan. Iklan yang menginformasikan bertujuan
untuk memberi informasi-informasi penting mengenai suatu produk atau jasa agar khalayak
memahami hal-hal yang akan disampaikan oleh pengiklan dalam iklan tersebut. Iklan yang
bersifat membujuk biasanya dipakai oleh perusahaan dengan tingkat persaingan yang tinggi.
Iklan yang sifatnya membujuk ini dipakai perusahaan untuk menyakinkan konsumen bahwa
24
merek yang diiklankan adalah pilihan yang tepat. Ketiga, ialah iklan yang sifatnya
mengingatkan, biasanya iklan yang sifatnya mengingatkan ini dipakai oleh para produsen
yang mapan. Para produsen yang mapan disini ialah produsen yang telah memiliki kelompok
konsumen tertentu.
2.1.5 Jenis-jenis Iklan
Suatu perusahaan membuat sebuah ikan dalam berbagai tingkat dan level
dengan target pasar yang berbeda-beda. Menurut Morissan (2010:20-21) terdapat
jenis-jenis iklan dalam berbagai tingkat dan level yaitu :
1. Iklan Nasional
Pemasang iklan adalah perusahaan besar dengan produk yang tersebar secara
nasional atau di sebagian besar wilayah suatu negara. Sebagian besar iklan nasional
pada umumnya muncul pada jam tayang utama (prime time) di televisi yang memiliki
jaringan siaran secara nasional dan juga pada berbagai media besar nasional serta
media-media lainnya. Tujuan dari pemasangan iklan nasional ini untuk memberi
informasi atau mengingatkan konsumen kepada perusahaan atau merk yang
diiklankan. Sehingga menciptakan atau memperkuat citra produk, yang nantinya akan
menimbulkan kecenderungan membeli produk yang diiklankan itu.
2. Iklan Lokal
Iklan lokal bertujuan untuk mendorong konsumen untuk berbelanja pada toko-
toko tertentu atau menggunakan jasa lokal atau mengunjungi suatu tempat atau
intitusi tertentu. Iklan lokal lebih menekankan pada insentif tertentu, misalnya harga
yang lebih murah, waktu operasi yang lebih lama, pelayanan khusus, suasana berbeda,
gengsi atau aneka jenis barang yang ditawarkan. Promosi yang dilakukan iklan lokal
25
sering dilakukan dalam bentuk langsung yang dirancang untuk memperoleh penjualan
secara cepat.
3. Iklan Primer dan Selektif
Iklan ini dirancang untuk mendorong permintaan terhadap suatu jenis produk
tertentu atau untuk keseluruhan industry. Pemasang iklan akan lebih focus kepada
iklan primer apabila merk produk yang dihasilkannya telah mendominasi pasar dan
akan mendapat keuntungan paling besar jika permintaan terhadap jenis produk
bersangkutan secara umum meningkat.
Sedangkan iklan selektif bertujuan untuk menciptakan permintaan terhadap suatu
merk tertentu. Kebanyakan iklan berbagai barang dan jasa yang muncul di media
adalah bertujuan untuk mendorong permintaan secara selektif terhadap suatu merk
barang atau jasa tertentu. Iklan selektif lebih menekankan pada alasan untuk membeli
suatu merk produk tertentu.
4. Iklan antar bisnis
Iklan antar bisnis atau business to business advertising adalah iklan dengan target
kepada satu atau beberapa individu yang berperang memengaruhi pembelian barang
atau jasa industry untuk kepentingan perusahaan. Misalnya seperti asuransi, jasa biro
perjalanan dan pelayanan kesehatan.
5. Iklan Profesional
Iklan ini ditargetkan kepada para pekerja professional seperti dokter, pengacara,
dokter gigi, ahli teknik dan lain-lain. Tujuan iklan ini untuk mendorong para pekerja
professional menggunakan produk perusahaan dalam bidang pekerjaan mereka
(Morisan, 2010:21).
26
6. Iklan Perdagangan
Iklan yang ditargetkan kepada anggota yang mengelola saluran pemasaran, seperti
pedagang besar, distributor serta para pengecer. Tujuannya untuk mendurung para
anggota saluran untuk memiliki, mempromosikan dan menjual kembali produk
tertentu kepada pelanggannya.
2.2 Komponen Komunikasi dalam Iklan
Peristiwa dalam proses komunikasi iklan ini melibatkan konseptor (conception skill),
dan komunikator dengan segala kemampuan komunikasi (commucation skill) untuk
mempengaruhi komunikator untuk mencapai tujuan tertentu. Kompone komunikasi dalam
iklan ini antara lain :
2.2.1 Komunikator Iklan
Komunikator iklan meliputi para jurnalis, para petugas perusahaan iklan,
produser siaran radio siaran dan televisi, serta para penyunting. Melihat uraian
tersebut dapat dikatakan jika komunikator iklan merupakan perusahaan atau
organisasi yang kompleks, yang dalam operasionalnya membutuhkan biaya sangat
besar (Wahyuni, 2014:10). Walaupun komunikatornya lembaga atau perusahaan,
persyaratan komunikator yang efektif harus tetap diperhatikan.
2.2.2 Pesan Iklan
Merupakan isi pesan yang disampaikan oleh perusahaan/organisasi/lembaga
selaku komunikator dalam terciptanya sebuah iklan. Pesan memiliki karakteristik
umum yaitu pesan yang disampaikan harus diketahui oleh setiap orang. Selain itu
pesan juga bersifat persuasive yaitu memberi pengetahuan dan menambahkan
keyakinan kepada khalayak. Dalam menyampaikan pesan haruslah disampaikan
27
dengan baik dan kreatif, agar mampu menarik perhatian khalayal (Wahyuni,
2014:12). Agar dalam melakukan pendekatan kepada konsumen berjalan dengan
mudah dan pesan mudah diterima, perlu menggunakan daya tarik (appeals). Dalam
Intan Puspitasari (2009) terdapat 3 karakteristik yang harus dimiliki dalam pesan
iklan:
1. Meaningful, yaitu menunjukkan manfaat yang membuat konsumen lebih
menyukai atau lebih tertarik pada produk yang diiklankan.
2. Distinctive, yaitu memiliki daya tarik yang berbeda dimana iklan harus
menyatakan apa yang membuat produk mereka lebih baik daripada produk
milik pesaing.
3. Believable, yaitu dapat dipercaya. Karakteristik yang ketiga bisa dikatakan
tidak mudah karena, banyak konsumen yang meragukan kebenaran iklan.
2.2.3 Efektivitas Pesan Iklan
Sebuah iklan dianggap efektif apabila iklan tersebut dapat mencapai tujuan-
tujuan yang ingin dicapai oleh pengiklan. Sebuah iklan yang baik atau efektif adalah
sebuah iklan yang diciptakan untuk pelanggan yang spesifik dan iklan yang
memikirkan dan memahami kebutuhan pelanggan.Selain itu iklan yang baik dan
efektif ialah iklan yang mampu mengkomunikasikan keuntungan yang spesifik dan
menekankan pada tindakan spesifik yang harus diambil oleh konsumen. Iklan yang
baik atau efektif yang mampu memahami bahwa orang-orang tidak hanya membeli
produk saja, melainkan mereka juga membeli keuntungan dari produk yang
diiklankan. Selain itu iklan yang baik dan efektitif ialah iklan yang mendapat
perhatian dan dapat diingat, serta membuat orang-orang bertindak untuk melakukan
pembelian produk (Handoko, 2006:18).
28
Bisa disimpulkan, bahwa iklan yang efektif ialah iklan yang mampu mencapai
tujuan-tujuan dari iklan tersebut.Selain itu juga iklan yang efektif ialah iklan yang
mampu menarik calon konsumen untuk membeli produknya. Bagi konsumen yang
pernah membeli produk tersebut, diharapkan mereka mampu mengingat produk
tersebut dan mendapat keuntungan dari produk yang diiklankan.
Menurut Muhammad Jaiz (2014:58) jadi initi sebuah iklan dikatakan baik atau
efektif harus memiliki sebuah karakteristik :
1. Pesan iklan dibuat untuk memenuhi kebutuhan khalayak, iklan di
tempatkan pada media yang efektif dan dapat menjangkau masyarakat
kemudian iklan haruslah memiliki tujuan yang spesifik.
2. Memiliki konsep kreatif untuk menarik perhatian masyarakat dan mampu
memberikan ingatan baik kepada masyarakat.
3. Menggunakan teknik eksekusi pesan yang tepat.
Sedangkan menurut Kasali 1995 dalam Jaiz (2014:58) iklan yang efektif
adalah iklan yang mampu memenuhi rumus AIDCA, AIDCA merupakan singkatan
dari elemen berikut :
1. Attention (perhatian)
Iklan harus mampu menarik perhatian masyarakat atau target pasar. Maka
dari itu iklan harus dibuat semenarik dan sekreatif mungkin agar para
masyarakat atau target pasar memiliki perhatian kepada iklan. Maka dari itu,
iklan membutuhkan bantuan ukuran, penggunaan warna, tata letak atau suara-
suara khusus.
2. Interest (minat)
29
Dalam elemen ini, iklan berurusan dengan bagaimana konsumen berminat
untuk membeli produk atau jasa yang digunakan. Caranya konsumen harus
dirangsang agar mau membaca, mendengar dan menonton iklan agar pesan-
pesan yang disampaikan melalui dapat diterima oleh target pasar.
3. Desire (kebutuhan)
Iklan yang baik adalah yang mampu membangkitkan keinginan orang
untuk memiliki atau menikmati produk tersebut. Keinginan tersebut muncul
saat konsumen telah memiliki pemahaman tentang produk yang di iklankan.
4. Conviction (keinginan)
Elemen ini harus mampu menciptakan kebutuhan target pasar .iklan
dikatakan bagus jika mampu menciptakan keinginan untuk membeli atau
menikmati suatu produk atas jasa. Calon konsumen akan merasa jika
melakukan pembelian produk tesebut memang layak dan keputusan pembelian
tersebut memanglah yang mereka inginkan.
5. Action (tindakan)
Dalam elemen ini action berusaha membujuk calon pembeli agar
melakukan pembelian terhadap produknya. Disini iklan harus dapat merayu
konsumen untuk segera melakukan pembelian produk yang telah di iklankan.
Namun dalam era yang serba over communication ini, iklan juga harus
memperhatikan strategi pemasaran secara umum, targer audience, ciri fungsi produk
dan dapat menghibur. Oleh karena itu, rumus AIDCA sebagai syarat untuk iklan yang
baik akan lebih relevan jika terdapat rumus iklan baik yang disebut dengan SUPER
“A” yang di ditulis dalam Hakim (2006:49-63) :
30
1. Simple (S)
Simple artinya sederhana. Bagi brand baru, kata sederhana dipahami sebagai dapat
dimengerti saat pertama kali dilihat. Sedangkan, bagi brand lama kata sederhana
diartikan tidak terlalu banyak elemen tetapi tetap komunikatif. Dengan kata lain target
pasar mampu menerima pesan yang ada di dalam pesan tersebut.
2. Unexpected (U)
Tidak terduga disini maksudnya, iklan yang dibuat diluar dugaan kita. Ide yang
digunakan dalam pembuatan iklan diluar bayangan kita sebagai target pasar. Iklan
yang tidak terduga seperti ini akan mudah diingat dan menjadi top of mind.
3. Persuasif (P)
Persuasif yang disebut juga dengan membujuk, yang artinya mampu mambuat
sesorang untuk melakukan sesuatu. Iklan yang persuasive mampu menarik konsumen
untuk mendekat kepada brand dan mereka akan merasa tertarik dengan produk yang
diiklankan. Namun, persuasive dalam iklan harus difokuskan kepada brand yang
mengiklankan produk bukan pada produknya.Jangan sampai yang menjadi top of
mind adalah iklan, melainkan yang menjadi top of mind adalah brand itu sendiri.
4. Entertaining (E)
Iklan yang menghibur adalah iklan yang mampu memainkan emosi target
pasarnya. Misalnya jika kita melihat sebuah iklan lalau kita merasa iklan tersebut
lucu. Maka iklan tersebut akan terus ada di benak target pasar. Namun, jangan sampai
dengan adanya sifat menghibur ini pembuat iklan lupa adanya pesan yang harus
disampaikan kepada target pasar.
31
5. Relevant (R)
Penyampaian iklan tidak harus lugas menunjukkan persuasive agar target pasar
segera menggunakan iklan yang ditawarkan. Pembuat iklan dianjurkan untuk
membuat iklan yang kreatif dan diperbolehkan memakai berbagai bahasa seperti
asosiasi, hiperbola, metafora dan lain-lain. Tetapi dalam pemakaian kata tersebut
disyaratkan harus relevant. Iklan juga harus relevant dengan brand, baik brand
positioning maupun brand personality.
6. Acceptable (A)
Acceptable atau penerimaan sangat berkaitan dengan budaya yang berlaku di
masyarakat. Iklan yang baik adalah iklan yang mampu diterima oleh masyarakat serta
sesuai dengan nilai budaya setempat. Agar nantinya iklan yang dibuat menjadi top of
mind sekaligus menjadi pendongkrak penjualan.
2.2.4 Isi Pesan Iklan
Manusia berkomunikasi karena mereka ingin menyampaikan sebuah pesan
atau informasi kepada orang lain. Menurut Mulyana (2000:63) pesan mempunyai tiga
komponen yaitu makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna dan
bentuk atau organisasi pesan. Dalam membuat iklan, perusahaan/organisasi harus bisa
mengemas iklan sedemikian rupa agar khalayak dapat tertarik. Jika iklan dikemas
dengan baik dan menarik, maka penerima pesan akan lebih mudah mengingat isi
pesan dalam iklan tersebut. Dalam Effendy (2007:18) menyatakan bahwa pesan dapat
diartikan pernyataan yang dihadirkan dalam bentuk lambang-lambang/simbol-simbol
yang mempunyai arti. Hal tersebut dapat tebentuk melalui beberapa unsur diantaranya
:
32
1. Verbal
Pesan verbal adalah bentuk penyampaian pesan yang berupa kata-kata
baik yang diucapkan maupun tertulis. Pada pesan verbal ini pada
penyampaian pesannya selain memakai simbol-simbol yang menggunakan
satu kata atau lebih sebagai medianya, biasanya media bahasa, sebab
bahasa dapat menerjemahkan pikiran yang dimiliki oleh komunikator ke
komunikan. Pesan yang disampaikan secara lisan dapat disampaikan
kepada komunikan atau penerima pesan dengan menggunakan media.
Sedangkan pesan yang disampaikan secara tertulis dapat dilakukan secara
tidak langsung antara komunikator dengan komunikan dengan cara surat
menyurat (Mulyana, 2013:260-261).
2. Pesan Nonverbal
Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua
peristiwa komunikasi diluar kata-kata terucap dan tertulis. Pada saat yang
sama kita harus menyadari bahwa banyak simbol verbal. Pesan nonverbal
mengandung lebih banyak muatan emosional daripada pesan verbal.
Sementara kata-kata pada umumnya digunakan untuk menyampaikan
fakta, pengetahuan atau keadaan. Pesan nonverbal lebih potensial untuk
menyatakan perasaan seseorang yang terdalam sekalipun, seperti rasa saya
atau rasa sedih (Mulyana, 2013:349).
2.2.5 Terpaan Pesan Iklan
Menurut Terence (2003) dalam Siti (2011:11) definisi terpaan secara sederhana
adalah konsumen berinteraksi dengan pesan dari pemasar, mereka melihat iklan
33
majalah, mendengarkan iklan radio dan lain-lain. Sedangkan, menurut John dkk
(1987) dalam Siti (2011:11) terpaan terjadi ketika sebuah iklan ditempatkan sehingga
pembeli prospektif dapat melihat (see), mendengar (hear) atau membaca (read) iklan
tersebut.
Menurut Effendy dalam Ferdy (2012:15) terpaan pesan iklan yaitu:
1. Keadaan terkena pada khalayak oleh pesan pesan yang disebarluaskan oleh media
massa.
2. Keadaan terkena emulsi film oleh cahaya yang tersorot kepadanya.
Terpaan pesan iklan dapat diartikan sebagai suatu kondisi di mana seseorang
diterpa oleh pesan iklan. Dalam hal ini sebuah perusahaan harus melakukan terpaan
iklan jika ingin merk atau produknya dikenal dan diingat oleh khalayak. Menurut
William dkk (2000) dalam Ferdy (2012:16) terpaan ditentukan dari frekuensi
(seberapa sering iklan dilihat dan dibaca), intensitas (seberapa jauhkhalayak mengerti
pesan iklan) dan durasi (seberapa lama khalayak memperhatikan iklan) suatu iklan
dilihat atau dibaca. Sesering dan selama apapun seseorang melihat suatu iklan, belum
tentu ia melihat iklan tersebut secara seksama, bisa saja hanya sekilas atau sebagian.
Adanya iklan disekitar kita tidak menutup kemungkinan iklan memberikan
pengaruh kepada masyarakat. Pengaruh tersebut sangat beragam, dapat
mempengaruhi berbagai bidang kehidupan masyarakat dari tingkat indivu, keluarga
hingga masyarakat. Menurut Rendra Widyatama (2007:156-167) ada 3 pengaruh
iklan, yaitu :
1. Pengaruh Ekonomi
34
Pengaruh yang diberikan oleh iklan dalam bidang ekonomi ini dapat dilihat dari 2
sisi, yang pertama adalah dalam iklan terjadi transaksi bisnis antara pegiat iklan
dengan media iklan itu dipasang. Dalam menyampaikan pesan yang dibentuk dalam
iklan, pegiat iklan membayar media untuk memasang iklannya. Dampak kedua dari
aspek ekonomi itu ada pada tujuan dari iklan itu sendiri. Iklan memang berfungsi
untuk memasarkan produk dan difokuskan untuk kepentingan ekonomi. Misalnya
untuk meningkatkan jumlah penjualan.
2. Pengaruh Psikologis
Selain dapat berpengaruh dalam aspek ekonomi, iklan juga berdampak pada aspek
psikologis. Dalam aspek psikologis yang ditimbulkan dari adanya iklan beragam
mulai dari aspek kognitif dan afektif, baik secara individu maupun bersama. Dari
aspek kognitif dapat dilihat saat tumbuhnya perhatian khalayak terhadap produk yang
di iklankan dibanding produk yang tidak melakukan iklan. Hal tersebut
menggambarkan jika perhatian dan persepsi dari konsumen terpengaruh dari iklan.
Dalam hal ini iklan menentukan tingkat minat masyarakat kepada suatu produk. Minat
tersebut nantinya akan menjadi penentu seseorang dalam memilih produk yang akan
dibelinya.
Dalam aspek afektif dapat dilihat pada perilaku seseorang ditengah masyarakat,
misalnya konsumen akan lebih percaya diri ketika mengenakan produk-produk merk
tertentu sehingga mereka akan berperilaku tertentu. Selain itu iklan juga berpengaruh
pada sikap konsumerisme masyarakat, dimana sikap tersebut masyarakat cenderung
mengkonsumsi barang atau jasa secara berlebihan atau tidak sesuai apa yang
dibutuhkan.
3. Pengaruh Sosial Budaya
35
Dari aspek sosial budaya, iklan berpengaruh kepada perilaku masyarakat. Secara
umum perilaku masyarakat akan membentuk sistem nilai, gaya hidup mauapun
standar budaya tertentu, termasuk juga dalam mempengaruhi standar moral, etika dan
estetika. Misalnya, ada beberapa iklan yang menayangkan bahwa perempuan yang
cantik adalah perempuan yang berkulit putih. Dalam hal ini iklan membangun standar
baru kecantikan bagi perempuan.
2.2.6 Media Iklan
Media periklanan merupakan media dimana iklan tersebut nantinya ditempatkan
atau ditayangkan dengan tujuan untuk menyampaikan pesan sebuah iklan kepada
masyarakat luas atau target pasar. Dalam menyampaikan iklan, terdapat berbagai
media. Menurut Muhammad Jaiz (2014) terdapat berbagai macam media periklanan
yang saat ini berada disekitar kita, seperti :
1. Media Cetak
Media cetak merupakan media yang berupa lembaran sejumlah kata dan gambar
dalam tata warna dan halaman putih utamanya untuk memberi informasi dan hiburan.
Menurut Ardiyanto & Lukiati (2004:9) media cetak dirubah dalam bentuk sebagai
berikut yaitu:
a. Surat Kabar
Surat kabar merupakan media cetak paling tua dari media lainnya. Koran atau
surat kabar diterbitkan pertama kali di Bremen, Jerman pada tahun 1609. Fungsi
utama surat kabar adalah memberi informasi kepada khalayak. Sebelum
perkembangan teknologi saat ini, surat kabar menjadi sumber berita utama
(Wahyuni, 2014:47). Jadi tidak heran jika iklan sering ditempatkan di surat kabar
36
b. Majalah
Menurut Muhammad Jaiz (2014:95) berbeda dengan surat kabar, majalah jauh
lebih mespesialisasikan produknya untuk menjangkau konsumen tertentu. Majalah
memiliki kedalaman isi yang jauh berbeda dengan surat kabar yang hanya
menyajikan berita. Kebanyakan majalah diterbitkan untuk menghibur kaum
perempuan, maka dari itu segmen tersebut berpotensial untuk pemasaran produk-
produk tertentu seperti kosmetik, busana, aksesoris, perabotan dan lain-lain.
Majalah pada umumnya memuat iklan berlingkup nasional dengan produk
bermutu tinggi untuk mencapai sasaran konsumen menengah ke atas.
2. Media Elektronik
Media elektronik menggunakan alat-alat elektronik dalam penyampaian pesannya
yang terdiri dari beberapa media:
a. Radio
Seperti majalah menurut Muhammad Jaiz (2014;101), radio adalah media
yang memiliki jangkauan selektif terhadap segmen pasar tertentu. Sebagai media,
radio memiliki beberapa kekuatan diantaranya sebagai berikut :
a) Menjangkau jumlah khalayak sasaran yang cukup besar pada waktu
bersamaan.
b) Mengjangkau individu atau kelompok masyarakat yang hidup terpencil
dan terpencar-pencar seperti kehidupan agraris pada umumnya.
c) Cepat menyampaikan pesan sehingga dapat memberikan informasi
mutakhir masa kini.
d) Mengatasi berbagai kendala geografis, dan
37
e) Mudah dimengerti, tidak memerlukan kemampuan membaca yang
memang belum banyak dimiliki rakyat kebanyakan.
b. Televisi
Televisi yang telah ada sejak 60 tahun yang silam baru mulai dikenal di
Indonesia pada tahun 1962. Pada saat itu televisi memiliki keterbatasan dalam
penyiaran, dengan daya 10 KW siaran pertama yang hanya bisa ditangkap di
daerah Senayan, Kebayoran Baru, Tanah Abang, Menteng dan sekitar Harmoni.
Jam siara pun dibatasi dari 1-2 jam sehari, tetapi mulai tanggal 1 Maret 1963
siarannnya dimajukan dari mulai pukul 19.30 – 21.30 WIB menjadi 19.00 – 21.30
WIB. Dari situ mulai muncul Titik Qadarsih yang menjadi model iklan skutter
Lambretta, menyertai iklan-iklan lainnya yang masih menggunakan model luar
negeri. Iklan TV masih dibatasi 15% dari total jam siarannya (Muhammad Jaiz,
2014:98).
Menurut Muhammad Jaiz (2014:100) dalam mengiklankan di televisi juga
memiliki kekuatan dan kelemahan yaitu :
a) Kekuatan :
- Efisiensi biaya. Mampu menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas
yang tidak dapat dijangkau oleh media lain.
- Dampak yang kuat. Mampu menciptakan dampak yang kuat bagi
konsumen karena TV menggunakan 2 kombinasi pendengaran dan
penglihatan.
- Pengaruh yang kuat. Kebanyakan khalayak menggunakan TV sebagai
sumber berita, hiburan dan saran pendidikan. Hal tersebut dapat
mempengaruhi persepsi khalayak sasaran.
38
3. Media Luar Ruang
Iklan outdoor terdiri dari poster-poster dalam berbagai ukuran dan papan-papan
yang berat entah itu terbuat dari besi, kayu atau bamboo yang dihias dan dipajang di
jalan-jalan atau tempat yang strategis untuk dilihat banyak orang.Fungsi utama media
luar ruang ini adalah sebagai iklan untuk mengingatkan atau sebagai media sekunder
untuk mendukung kampanye iklan di media cetak atau elektronik.Iklan outdoor
mampu bertahan lama hingga tahunan, namun pada umumnya ditempel hanya selama
3 minggu. Jangka waktu yang panjang dan posisinya yang mencolok merupakan
kekuatan, karena mempu mebangkitkan ingatan khalayak akan sebuah iklan
(Muhammad Jaiz, 2014:105).
2.2.7 Iklan Melalui Media Internet
Munculnya Internet membuat pengiklan berbondong-bondong menuju ke
situs-situs di Internet. Pengiklan mengharapkan respon cepat dari masyarakat,
melalui Internet pengiklan berharap mendapatkan konsumen yang banyak.
Karena saat ini masyarakat sudah banyak memiliki gadget dan computer untuk
mengakses internet. Mereka dapat mengakses dimana saja dan kapan saja, hal
tersebut digunakan sebaik mungkin bagi pengiklan untuk membuat iklan yang
menarik konsumen yang berselancar di Internet.
Pengiklan biasanya menggunakan iklan banner dimana pesan dalam iklan
tersebut menggulir pada situs web yang sedang dijelajahi seseorang. Selain itu
pengiklan juga membuat iklan pop-up yang tiba-tiba muncul ketika seseorang
membuka sebuah situs Web. Tentu saja hal tersebut mengganggu seseorang yang
ingin membuka situs untuk mencari informasi. Pengiklan kurang peduli
bagaimana mereka mengemas pesan iklan yang ada di Internet. Iklan yang ada di
39
situs internet tidaklah selalu membawa peningkatan penjualan.Terdapat
pengiklan yang dinamakan click-throough rate (suatu tingkatan dimana
seseorang yang melihat pesan iklan pada situs Internet mengklik untuk
mengetahui lebih lanjut) kurang dari satu persen. Hal tersebut membuat
pengiklan kecewa, terlebih lagi mengiklankan pada situs Web mahal (Biagi,
2010:266).
Beberapa brand yang telah memilki nama seperti, Ford, BMW, Coca-Cola dan
Absolut Vodka menciptakan “iklan” pada situs Web mereka dengan film pendek
dengan durasi 2-11 menit yang menampilkan banyak aksi dan bintang film
terkenal. Pemasar banyak menciptakan viral marketing untuk mencoba
menjangkau kaum muda. Viral marketing artinya menciptakan sebuah pesan
online yang sangat menghibur dan menarik, sehingga yang melihat pesan
tersebut menyebarkan melalui situs jejaring sosial (Biagi, 2010:267).
2.2.8 Iklan Melalui Google Adsense
Saat ini teknologi berkembang sangat pesat, informasi dapat ditemukan di
media apa saja. Internet bisa dikatakan sebagai new media karena sebelum new
media ada, media yang dijadikan sumber informasi berasal media cetak
(majalah, surat kabar) dan media elektronik (radio,televisi). Tetapi dengan
adanya internet, surat kabar dan majalah bisa juga ditemukan di internet.
Internet juga dipakai untuk mencari keuntungan, misalnya iklan. Para e-
commerce tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk memakai internet
sebagai media pemasarannya. Salah satu iklan online bagi pengguna internet
adalah dapat mengklik langsung mengenai informasi tentang produk yang
diiklankan. Bagi beberapa kelompok konsumen potensial, iklan online memiliki
40
keuntungan yang besar. Misalnya menjangkau kalangan mahasiswa yang hampir
semuanya mengakses internet dan punya akses computer.
Adanya perkembangan teknologi ini popularitas teknologi seperti search
engine mulai dianggap dapat diandalkan. Dalam bukunya Rahmat Rafiudin
(2013) keberadaan search engine mampu menjawab semua pertanyaan dan
kebutuhan seluruh penggunanya dengan memberikan kemudahan dalam mencari
apa yang pengguna inginkan. Saat ini search engine yang sering digunakan oleh
penggunanya adalah Google. Google dapat menciptakan layanan yang dapat
diterima oleh masyarakat luas. Hal tersebut membuat Google menjadi salah satu
web yang paling sering dikunjungi di belahan dunia termasuk di Indonesia
(2019, “Digital 2019: Indonesia”, https://datareportal.com/reports/digital-2019-
indonesia, diakses pada 12 Desember 2019).
Gambar 2.1 Situs Web Teratas
Sumber: Datareportal.com
41
Google didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin pada 7 September 1998 di
garasi rumah teman mereka di Menlo Park, California. Pada Februari 1999,
perusahaan tersebut pindah ke kantor di 165 University Ave, Palo Alto, California
sebelum akhirnya pindah ke “Googplex” pada akhir tahun tersebut. Google tercipta
karena ketidak sengajaan berawal dari proyek penelitian Larry Page dan Sergey Brin
sebagai mahasiswa Universitas Stanford pada awal 1996. Kedua mahasiswa ini
mengembangkan teori bahwa sebuah mesin pencari yang berdasarkan analisis
matematika hubungan antara situs-situs web akan menghasilkan sesuatu yang baik.
Pada awalnya sistem itu dinamai BackRub karena menggunakan Backlink untk
memperkirakan seberapa penting sebuah situs. Mereka yakin bahwa halaman dengan
paling banyak link menuju halaman tersebut dari halaman-halaman yang paling
relevan. Page dan Brin memutuskan untuk mencoba tesis mereka sebagai bagian dari
penelitian mereka. Pada akhirnya secara resmi mereka membentuk perusahaan
mereka Google Inc. pada September 1998 (Bahaur Rijal, 2018:45).
Google menjadi populer diantara masyarakat luas atau penggunanya karena
memiliki design yang sederhana dan bersih serta hasil pencariannya yang relevan.
Google pada awalnya hanyalah perusahaan kecil yang memiliki layanan yaitu sebuah
mesin pencari di Internet. Namun dengan adanya perkembangan tekonologi banyak
bermunculan mesin pencari lainnya, maka dari itu Google mengembangkan
perusahaan mereka dan yang paling relevan dengan produk mereka adalah iklan. Iklan
dijual berdasarkan kata kunci sehingga menjadi relevan bagi penggunanya. Dari situ
kemudian muncul iklan-iklan yang diharuskan menggunakan teks agar design
halaman tetap rapi dan loading halaman tidak terganggu. Konsep penjualan iklan
menggunakan kata kunci diawali oleh Overture yang dulunya bernama GoTo.com.
42
Berdasarkan google.about.com, Google juga mengembangkan bisnis mereka dengan
mengeluarkan produk-produk baru yang telah banyak dikenal masyarakat seperti:
1. Google Analytics
2. Google Sitemaps
3. Google Alerts
4. Google Froogle
5. Google Checkout
6. Google eBlogger
7. Google Toolbar Enterprice Version
8. Google Groups
9. Google Docs
10. Gmail
11. Blogger
12. Google Earth
13. Google Adsense
Salah satu pendapatan Google adalah melalui penjualan iklan yang
menggunakan teks atau berdasarkan kata kunci. Hingga saat ini bisnis iklan Google
tersebut telah mencapai pendapatan yang sangat besar di dunia. Pada awal tahun
2000, Google berevolusi yang awalnya iklan online yang menggunakan banner
menjadi iklan teks. Revolusi ini menggunakan tampilan teks yang diletakkan pada
mesin pencarian dan mendapatkan prioritas utama dihasil pencarian atau dikenal
dengan istilah SERP (Search Engine Result Page). Iklan tersebut akan muncul pada
halaman hasil pencarian sesuai dengan keyword yang dicari pengguna. Selain
menampilkan iklan di mesin pencarian, Google juga menampilkan dalam Google
Network seperti Youtube, Gmail dan Android. Google juga menjalin kerjasama
43
dengan para pemilik website untuk dipasang iklan Google pada website, dengan
adanya kerjasama tersebut maka akan timbul keuntungan satu sama lain dan dari
keuntungan tersebutlah yang memunculkan Google Adsense (2019, “Onlne
Advertising”, https://en.wikipedia.org/wiki/Online_advertising, diakses pada 12
Desember 2019).
Google Adsense merupakan layanan yang dimiliki oleh Google, dimana para
pemilik situs atau website dapat memasang iklan disuatu situs atau blog orang lain
agar mendapat penghasilan. Google Adsense merupakan salah satu cara Google untuk
memperluas iklan yang ada. Dengan motto Google yaitu “Make money online trough
website monetization” Google Adsense mengajak pemilik website untuk
menguangkan website mereka. Google Adsense menerapkan sistem prosentase
keuntungan atau pengertian lainnya adalah pembagian hasil yang dilakukan secara
bersama-sama dengan sistem pay per click (PPC) dan pay per views (PPV). Iklan
yang muncul dapat berbentuk teks, gambar, dan video. Iklan yang muncul
menggunakan sistem kontekstual, dimana iklan tersebut muncul menyesuaikan atau
relevan dengan isi halaman dimana iklan tersebut dipasang.Google Adsense
merupakan salah satu cara untuk mendapatkan penghasilan dari sebuah
situs/blogdengan menempatkan sebuah iklan kedalam sebuah blog/situs yang dimiliki
seseorang dan melakukan aktivitas online maka sang pemiliki blog/situs akan
mendapat uang dari iklan tersebut.
AdSense merupakan program kerjasama periklanan melalui media Internet
yang diberikan oleh Google bagi pebisnis online. Melalui program periklanan
AdSense, pemilik situs web atau blog yang telah mendaftar dan disetujui menjadi
anggota diperbolehkan memasang iklan yang bentuk dan materinya telah ditentukan
oleh Google di halaman web mereka. Pemilik situs web atau blog akan mendapatkan
44
pemasukan berupa pembagian keuntungan dari Google untuk setiap iklan yang diklik
oleh pengunjungsitus, yang dikenal sebagai sistem payper click (ppc) atau bayar per
klik.
Salah satu iklan online yang sering dipakai e-commerce untuk
mempromosikan produknya ialah Google Ads.Google mengatur ruang iklan pada
ribuan website. Biasanya kita dapat menemukan iklan tersebut seperti blog, google
biasanya menempatkan iklan untuk kliennya di situs tersebut. Setiap pengunjung blog
yang mengklik link sponsor maka, akan masuk ke halaman iklan. Google menetapkan
biaya iklan kepada pengiklan dengan metode click through fee. Google akan
membayar situs setiap pengunjung mengklik iklan tersebut. (Vivian, 2008).
Dengan kata lain Google menyediakan atau memfasilitasi pengiklan untuk
mempromosikan atau memasang iklannya, agar mudah ditemukan target pasar
mereka. Melalui Google Adsense, iklan akan dipromosikan melalui halaman situs
atau blog yang nantinya pengunjung yang mengunjungi blog tersebut melihat dan
mengklik iklan tersebut. Setiap iklan tersebut diklik, maka pemilik blog akan
mendapat keuntungan sesuai cost per click/pay per click.
2.2.9 Komunikan Iklan
Komunikan iklan merupakan khalayak yang dituju oleh sebuah
perusahaan/organisasi yang merupakan massa atau sejumlah besar khalayak. Karena
jumlah khalayak serta sifatnya yang anonim dan heterogen, maka sangat penting bagi
media untuk memperhatikan targetnya. Ada beberapa pesan-pesan yang diminati oleh
seluruh khalayak, adapula yang hanya diminati oleh kelompok tertentu, misalnya
kelompok usia (Wahyuni, 2014:13). Dengan adanya kelompok tertentu tersebut,
perusahaan harus menyusun strategi komunikasi dalam menyusun rubric tertentu agar
45
mencapai target sasaran. Iklan memiliki cakupan media yang luas dan semakin
meningkat frekuensi penayangannya, hal tersebut memungkinkan khalayak semakin
sering menerima informasi iklan dan merasakan impresi iklan tersebut (Indiarto,
2006). Karena banyaknya khalayak tersebut, maka dilakukan pembagian yang
dinamakan demasifikasi atau dinamakan segmentasi khalayak. Melalui segmentasi
khalayak ini pengiklan dapat mengarahkan himbauan mereka kepada kelompok
tertentu yang menjadi sasarannya (Wahyuni, 2014:14).
2.3 Kesadaran Merk sebagai Pengaruh Pesan Iklan
2.3.1 Pengertian Brand Awareness
Brand Awareness menurut Aaker (2012) dalam Bella dan Marheni (2016:2078)
merupakan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat
bahwa suatu merk merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Dengan brand
awareness pembeli akan mengingat produk yang dibelinya dan akan memungkinkan
untuk membeli produk tersebut kembali. Berikut ini definisi kesadaran merek (Brand
Awareness) menurut para ahli:
1. Menurut Peter dan Olson (2000:190), kesadaran merek adalah sebuah tujuan umum
komunikasi untuk semua strategi promosi .
2. Menurut David A.Aakers dalam Handyani dkk yang dikutip oleh Mahmudoh
(2011:16) Brand Awareness adalah kemampuan dari pelanggan potensial untuk
mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek termasuk ke dalam kategori
produk tertentu.
3. Sedangkan menurut Rochaety dan Tresnati (2005) dalam Asmoko (2005:5) Brand
Awareness merupakan kemampuan seorang pelanggan untuk mengingat suatu merek
46
tertentu atau iklan tertentu secara spontan atau setelah dirancang dengan kata-kata
kunci.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kesadaran merek atau
Brand Awareness adalah kemampuan pelanggan atau konsumen dalam mengingat
suatu merek.Pelanggan atau konsumen sadar adanya sebuah merek atau mengenali
merek bisa dari iklan yang terus terusan ditayangkan. Secara tidak sadar pelanggan
atau konsumen mengenali sebuah produk tersebut. Brand Awareness sendiri memiliki
tingkatan kesadaran merek yang dikemukakan Darmadi (2004:57):
1. Unaware of Brand (tidak menyadari merek)
Unaware of brand adalah tingkatan yang paling rendah, dimana konsumen
tidak menyadari keberadaan sebuah merek.
2. Brand Recognition (pengenalan merek)
Brand recognition adalah pengenalan merek, dalam tingkatan ini
konsumen dibantu mengenal sebuah merek dengan menyebutkan ciri-ciri dari
produk. Pertanyaan diajukan untuk mengetahui berapa banyak responden yang
perlu diingatkan akan adanya sebuah merek.
3. Brand Recall (pengingatan kembali terhadap merek)
Pengingatan kembali terhadap merek dengan mencerminkan merek lain
yang diingat konsumen setelah menyebutkan merek pertama. Brand Recall
merupakan multi respond questions yang artinya konsumen memberi jawaban
tanpa bantuan.
47
4. Top of Mind (puncak pikiran)
Top of mind merupakan tingkatan dimana merek yang disebutkan pertama
kali oleh konsumen atau pertama kali yang muncul dalam benak konsumen.
Jika ada konsumen yang ditanya merek apa yang ingin dia beli tanpa perlu
diingatkan, dia akan mengingat nama merek tersebut.
2.3.2 Mencapai Kesadaran Merk
Menurut Durianto dkk (2003) dalam Sandra dan Jony (2010:4) supaya brand
awareness tercapai dan dapat diperbaiki ada beberapa proses yang dapat ditempuh
sebagai berikut :
a. Pesan yang disampaikan dalam iklan harus mudah diingat dan ditampilkan dalam
tampilan yang berbeda dengan iklan lainnya. Selain itu pesan iklan tersebut
berhubungan dengan antara merk dengan kategori produknya.
b. Memakai slogan atau jingle menarik akan membuat konsumen mengingat sebuah
merk.
c. Produk yang memiliki simbol sebaiknya memiliki simbol yang ada hubungannya
antara simbol dan merk.
d. Perluasan merk diperlukan agar merk sebanyak diingat oleh konsumen.
e. Brand awareness dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat yang sesuai
dengan kategori produk, merk atau keduanya.
f. Melakukan pengulangan dalam mengiklankan produk dapat membantu konsumen
mengingat sebuah merk.
48
2.4 Hubungan Terpaan Pesan dengan Brand Awareness
Manusia berkomunikasi untuk menyampaikan pesan, seperti iklan yang didalamnya
terdapat pesan yang disampaikan kepada konsumen/khalayak. Pesan yang disampaikan dalam
iklan memiliki 3 karakteristik seperti yang ada dalam Intan Puspitasari (2009) yaitu,
Meaningful, Distinctive dan Believable. Selain ketiga karakteristik tersebut, pesan yang
disampaikan oleh perusahaan/organisasi haruslah dibuat dengan kreatif. Menurut Sutisna
(2003) dalam Setyawan (2012:13) daya tarik iklan sangat penting karena akan meningkatkan
keberhasilan komunikasi dengan konsumen.
Sebuah iklan yang disampaikan dengan menarik, kata-kata yang mudah dipahami akan
menarik konsumen yang menerima pesan iklan tersebut. Dengan adanya iklan diharapkan
menimbulkan efek terhadap konsumen. Menurut Terence (2003) dalam Siti (2011:11)
definisi terpaan secara sederhana adalah konsumen berinteraksi dengan pesan dari pemasar,
mereka melihat iklan majalah, mendengarkan iklan radio dan lain-lain. Maka dalam hal ini,
terpaan pesan dapat memberi pengaruh kepada konsumen. Pengaruh yang diberikan oleh
pesan iklan yaitu, pengaruh ekonomi, pengaruh psikologis dan pengaruh sosial budaya.
Menurut William dkk (2000) dalam Ferdy (2012:16) terpaan ditentukan dari frekuensi
(seberapa sering iklan dilihat dan dibaca), intensitas (seberapa jauh khalayak mengerti pesan
iklan) dan durasi (seberapa lama khalayak memperhatikan iklan) suatu iklan dilihat atau
dibaca. Semakin sering iklan muncul maka konsumen akan mengingat iklan tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin sering iklan muncul maka, terpaan pesan akan diterima oleh
konsumen. Dari terpaan pesan tersebut maka meningkat pula ingatan konsumen terhadap
produk.
49
2.5 Teori Uses and Gratification
Teori uses and gratification lebih menekankan pada pendekatan manusiawi di dalam
meliat media. Artinya manusia itu punya wewenang untuk mengatur sebuah media. Blumer
dan Katz percaya bahwa tidak hanya ada satu jalan bagi khalayak untuk menggunakan media.
Menurut teori ini, konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana
(lewat media masa) mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan berdampak
pada dirinya (Nurudin, 2004:192).
Teori uses dan gratification merupakan teori dan pendekatan dalam penggunaan (uses)
isi media untuk mendapatkan pemenuhan (gratification) atas kebutuhan seseorang. Namun
dalam teori ini tidak semua yang mencakup tentang proses komunikasi saja, karena berbagai
kebutuhan (needs) dan kepentingan (interest) oleh sebagian besar perilaku para audience
merupakan suatu fenomena mengenai proses penerimaan (pesan medis), sehingga pendekatan
Uses and Gratification ini memilki tujuan untuk menggambarkan proses penerimaan dalam
komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media oleh individu (Bungin, 2006:286).
Pendekatan Uses and Gratification pertama kali dipaparkan oleh Elihu Katz (1959)
dalam suatu artikel mengenai reaksinya terhadap pernyataan Bernard Berelson (1959) bahwa
penelitian komunikasi tampaknya akan mati. Katz mengemukakan bahwa bidang kajian yang
sedang sekarat itu adalah studi komunikasi massa sebagai persuasi, sebab kebanyakan
penelitian komunikasi diarahkan kepada penyelidikan efek kampanye persuasi kepada
khalayak. Dalam dekade 1940-an dan 1950-an para pakar melakukan penelitian mengapa
khalayak terlibat dalam berbagai jenis perilaku komunikasi (Effendy, 2003:289).
Menurut Ardianto dan Erdiyana, uses and gratification model meneliti asal mula
kebutuhan manusia secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari
50
media massa atau sumber-sumber lain dan menimbulkan pemenuhan harapan (Ardianto dan
Erdiyana, 2004:70).
Jay G. Blumler (1979) mengidentifikasi beberapa istilah yang menurutnya memiliki
ketertarikan dengan keseluruhan pilihan terhadap konten dan pola pengguna media, sebagai
berikut:
Utility
Khalayak aktif mengkonsumsi media dalam rangka suatu kepentingan untuk
memenuhi kebutuhan dan tujuan tertentu. Orang mendengarkan lagu di mobil untuk
mengetahui keadaan lalu lintas.
Intentionality
Mengandung makna penggunaan secara sengaja dari isi media. Saat orang ingin
dihibur, mereka mendengarkan atau menonton hiburan komedi.
Selectivity
Khalayak aktif dianggap selektif dalam proses komunikasi media yang mereka
pilih untuk digunakan. Jika menyukai musik klasik, tentunya mereka akan
mendegarkan program-program klasik pula.
Imperviousness to influence
Khalayak yang tidak ingin dikontrol oleh siapapun atau apapun, termasuk media
massa. Orang membeli produk berdasarkan dari qualitas dan originalitas daripada
merespon langsung dari iklan.
Dilihat dari bagaimana keaktifan khalayak dalam memenuhi kebutuhan kehidupan
sehari-hari, yang dimana tujuannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan cara melalui
51
penggunaan media seperti membaca surat kabar, menonton televisi, mendengarkan radio dan
lain-lain.
Menurut Tommy Suprapto (2006:41) pentingnya teori ini adalah bahwa orang-orang
berbeda dapat menggunakan pesan komunikasi massa yang sama untuk tujuan berbeda. Maka
dari itu terdapat gambaran mengenai Uses and Gratification menurut Rahmat (1993:66).
Gambar 2.2 Model Uses and Gratification
Sumber:Rahmat, 1993:66
Antaseden meliputi variabel individual yang terdiri dari data demografis seperti usia, jenis
kelamin dan faktor-faktor psikologis komunikan, serta variabel lingkungan seperti organisasi,
sistem sosial dan struktur sosial.
Menurut Rakhmat (2004:66) daftar motif memang tidak terbatas, tetapi operasionalisasi dari
Blumer lebih praktis untuk dijadikan petunjuk penelitian. Blumer menyebutkan tiga orientasi
: orientasi kognitif (kebutuhan akan informasi, surveillance atau eksplorasi realitas), diversi
(kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan), serta identitas personal
yakni menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting
dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri.
Antaseden Motif Penggunaan Media efek
- Variabel Individual - Personal - Hubungan - Kepuasan
- Variabel Lingkungan - Diversi - Macam Isi - Pengetahuan
- Personal - Hubungan dengan isi
- Identy
52
Dalam menggunakan sebuah media pasti memiliki jumlah waktu yang digunakan dalam
berbagai jenis media yang ada. Hubungan antara individu konsumen media dengan isi media
yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. Efek media dapat
dioperasionalisasikan sebagai evaluasi kemampuan media untuk memberika sebuah kepuasan
(Rakhmat, 2004:66).
Pada saat ini manuasia akan berusaha mencari apa yang mereka inginkan demi memenuhi
kebutuhan, terutama kebutuhan dalam mendapatka informasi. Banyak orang yng merasa
bahwa mencari informasi dalam sebuah media dianggap sangat mudah dan lebih efektif.
Namun selain itu juga sebagian orang juga mencari sebuah hiburan dimana hal tersebut dapat
membuat mereka merasa senang.
Dalam Ardianto (2004:70) menurut Katz, Blumer dan Gruvitch menjelaskan mengenai
asumsi-asumsi dasar dari uses and gratifications sebagai berikut :
1. Audiens dilihat memegang peran aktif, maksud dari peranan aktif dari pengguna
media massa diasumsikan memiliki tujuan.
2. Dalam proses komunikasi massa terdapat inisiatif untuk mengaitkan kepuasan
kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak.
3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan
kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi oleh media hanyalah bagian dari rentangan
kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui
konsumsi media sangat bergantng kepada perilaku khlayak yang bersangkutan.
4. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberika anggota
khalaya, artinya dianggap cukup paham untuk melaporkan kepentingan dan motif
pada situasi-situasi tertentu.
53
5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti
lebih dalam orientasi khalayak.
Dengan demikian penjelasan diatas mengenai teori uses and gratification adalah tentang
bagaimana sifat audiens yang aktif dalam memakai atau mengkonsumsi media, sehingga
mereka dapat selektif dalam menyaring pesan atau informasi dari media tersebut. Dalam
penggunaan media yang dilakukan oleh audiens merupakan salah satu cara pemenuhan
kebutuhan audiens dalam mendapatkan informasi. Audiens dapat memilih media mana
yang akan dipakai sehingga kebutuhan mereka dapat disesuaikan dengan apa yang
mereka inginkan. Teori ini menunjukkan bagaimana manusia memiliki kekuasaan dalam
memperlakukan sebuah media.
2.6 Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir adalah model atau gambaran yang berupa konsep tentang hubungan
variabel X dan variabel Y, berikut merupakan gambaran hubungan antar variabel yang akan
diteliti:
Gambar: hubungan pengaruh terpaan pesan iklan Google Adsense (x) terhadap
Kesadaran merek (Brand Awareness) Zalora Indonesia (y).
Pengaruh Terpaan
Pesan Iklan Google
Adsense
(X)
Kesadaran Merek (Brand
Awareness) Zalora
Indonesia
(Y)
54
2.7 Definisi Konseptual
a. Variabel
Pengertian variabel secara teoritis menurut Hatch dan Farhadi (1981) yang
dikutip oleh Sugiyono (2014:38) adalah atribut seseorang atau obyek yang
mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lainatau satu obyek dengan
obyek yang lain. Sedangkan menurut Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel
adalah kontruk (contructs) atau sifat yang akan dipelajari (Sugiyono, 2014:38).
Berdasarkan pengertian dapat dikatakan jika variabel adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tergantung apa yang
ditetapkan peneliti untuk diteliti kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini
terdapat variabel bebas dan variabel terikat.
a. Variabel Bebas
Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi
atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono,
2014:39). Dalam penelitian ini variabelnya adalah terpaan pesan iklan (X).
Menurut Terence (2003) dalam Siti (2011:11) definisi terpaan secara sederhana
adalah konsumen berinteraksi dengan pesan dari pemasar, mereka melihat iklan
majalah, mendengarkan iklan radio dan lain-lain. Terpaan iklan merupakan suatu
kondisi di mana khalayak diterpa oleh sebuah iklan atau iklan yang berusaha
memberikan pengaruh kepada khalayak.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat (dependen variable) atau sering disebut variabel output,
kriteria, konsekuen. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
55
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2014:39).Dalam
penelitian ini variabel terikatnya adalah kesadaran merk (Y). Menurut David
A.Aakers dalam Handyani dkk yang dikutip oleh Mahmudoh (2011:16) Brand
Awareness adalah kemampuan dari pelanggan potensial untuk mengenali atau
mengingat kembali bahwa suatu merek termasuk ke dalam kategori produk
tertentu.
2.8 Definisi Operasional
Menurut Andi (2004) definisi operasional memberikan makna pada kontrak atau
variabel dengan cara menetapkan aktifitas-aktifitas atau operasi yang diperlukan untuk
mengukurnya. Dalam penelitian ini variabelnya adalah variabel bebas (yaitu terpaan pesan
iklan google adsense (X), variabel terikat yaitu kesadaran merk pada Zalora Indonesia (Y).
1. Terpaan Pesan Iklan Google Adsense (X)
Menurut penjelasan Elvinaro (2004) yang dikutip oleh Elly dan Ayub (2017), untuk
mengukur terpaan media dapat dilihat dari 3 faktor yaitu :
a. Frekuensi
Diukur dari seberapa sering seseorang menggunakan sosial media dan seberapa
sering melihat Google Adsense. Dalam hal ini frekuensi merupakan parameter untuk
mengukur seberapa sering subjek yang diteliti melihat iklan google adsense Zalora.
b. Intensitas
Dalam hal ini adalah proses emosi dari subjek penelitian. Intensitas diukur dalam
seberapa memperhatikannya subjek saat melihat iklan serta subjek dapat menerima
56
pesan google adsense Zalora. Apakah subjek memperhatikan tanpa melakukan
kegiatan lain atau berdiskusi dengan orang lain.
c. Durasi
Diukur berdasarkan lama menggunakan sosial media, berapa kali melihat iklan
dan berapa lama waktu yang dihabiskan untuk melihat Google Adsense. Durasi adalah
parameter untuk mengukur berapa lama subjek melihat google adsense Zalora.
2. Kesadaran Merk Zalora Indonesia
Menurut Aaker (1991) dalam Andi (2009:165-168) terdapat 4 tingkatan yang dapat
digunakan untuk mengetahui seberapa jauh konsumen sadar akan adanya sebuah brand :
a. Top of Mind : seberapa jauh responden mampu menggambarkan merek yang
pertama kali diingat atau pertama kali disebut, ketika responden ditanya mengenai
elemen-elemen yang dimiliki suatu merek.
b. Brand Recall : seberapa jauh responden mampu mengingat kembali sebuah
merek tanpa adanya bantuan. Indikator ini digunakan untuk mengukur apakah
subjek mengenali merk Zalora Indonesia serta mampu menyebutkan nama merk
Zalora Indonesia.
c. Brand Recognition : seberapa jauh responden mampu mengenali sebuah merek
saat merek tersebut masuk dalam kategori tertentu. Indikator ini digunakan untuk
mengukur pengetahuan subjek penelitian tentang Zalora Indonesia serta
mengenali karakteristik atau ciri-ciri merk.
d. Unware Brand : responden tidak menyadari adanya suatu merek. Responden
mengenali sebuah merek namun tidak menyadari informasi mengenai merek
tersebut.
57
Untuk mempermudah pemahaman tentang variabel, dimensi, indicator dan skala
penelitian, dapat dilihat pada table berikut ini :
Tabel 2.1 Operasional Variable
Variabel Dimensi Indikator Skala
Terpaan Iklan 1. Frekuensi
a. Sering mengakses sosial
media.
b. Sering menggunakan atau
membuka Youtube.
c. Sering menggunakan atau
membuka Blogg/Website.
d. Sering melihat google
adsense Zalora Indonesia
saat sedang mengakses
sosial media.
e. Sering melihat google
adsense Zalora Indonesia
di Youtube.
f. Sering melihat google
adsense Zalora Indonesia
di blog/website.
g. Sering melihat google
adsense Zalora Indonesia
yang muncul di blog
adalah produk yang
58
pernah dikunjungi.
h. Sering melihat google
adsense Zalora Indonesia
yang muncul di Youtube
adalah produk yang saat
ini digandrungi remaja.
i. Sering melihat google
adsense Zalora Indonesia
muncul dibandingkan e-
commerce lain.
2. Intensitas a. Responden
memperhatikan dengan
seksama google adsense
Zalora Indonesia di
Youtube, blog/website.
b. Responden fokus melihat
sampai habis google
adsense yang muncul saat
melihat video di Youtube
tanpa melakukan aktifitas
apapun.
c. Responden tertarik
dengan musik yang ada
pada google adsense
Youtube.
59
d. Model yang muncul pada
google adsense Zalora di
Youtube menarik
perhatian responden.
e. Responden mudah
memahami pesan yang
disampaikan google
adsense Zalora Indonesia
di Youtube,
Blog/Website.
3. Durasi a. Beberapa lama
responden
menggunakan sosial
media.
b. Beberapa kali melihat
google adsense Zalora
Indonesia.
c. Beberapa lama
menonton google
adsense Zalora
Indonesia dalam
bentuk video.
d. Melihat google
adsense Zalora
Indonesia di Youtube
60
dalam bentuk video
secara keseluruhan
dari awal sampai
akhir.
Kesadaran
Merek
1. Top of Mind a. Merek yang pertama
kali muncul dalam
benak responden
adalah Zalora
Indonesia.
b. Merek yang pertama
kali diingat oleh
responden sebagai e-
commerce fashion.
c. Merek Zalora
Indonesia lebih
familiar oleh
responden daripada
merek lain.
2. Brand Recall d. Nama Zalora mudah
diucapkan.
e. Responden mengingat
merk.
f. Responden sadar
keberadaan nama
Zalora dalam 10 besar
61
e-commerce yang
terkenal di Indonesia.
g. Responden sadar
Zalora Indonesia
adalah e-commerce
yang terkenal di Asia
Tenggara.
h. Responden sadar
keberadaan merek
Zalora Indonesia
melalui google
adsense yang muncul
di Youtube,
blog/website.
3. Brand
Recognition
i. Mampu mengenali
Zalora Indonesia dari
logo.
j. Mampu mengenali
Zalora Indonesia dari
warnanya.
k. Mampu mengenali
Zalora Indonesia dari
fontnya.
l. Mampu mengenali
Zalora Indonesia dari
62
musik yang ada di
google adsense
Youtube.
m. Mampu mengenali
Zalora Indonesia dari
brand ternama yang
dijual oleh Zalora
(Mango, Adidas,
Alba, Cotton On,
Hush Puppies,
GREENLIGHT,
Levi’s dll).
n. Mengenali Zalora
Indonesia karena
harganya yang pricely
namun kualitasnya
terjamin.
o. Mengenali Zalora
karena selalu
menawarkan gratis
pengembalian dan
penukaran dalam
waktu 30 hari.
p. Mengenali Zalora
karena memberikan
63
voucher 75.000
kepada pengguna baru
yang mendaftar.
4. Unaware of
Brand
q. Responden
mengetahui jika
Zalora merupakan
bagian dari Global
Fashion Grup.
r. Mengenali Zalora
dari barangnya yang
100% original.
s. Mengenali Zalora
Indonesia adalah e-
commerce fashion
yang memiliki banyak
koleksi untuk
memenuhi kebutuhan
fashion.
2.9 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
No Penelitian (Tahun) Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
1. Siti Mahmudoh
(2011)
Pengaruh Terpaan Iklan di
Televisi Terhadap
Variabel Independen :
Pengaruh Terpaan Iklan
Hasil penelitian ini
adalah analisis korelasi
64
Kesadaran Merek.
Variabel Dependen :
Kesadaran Merk
Pearson Product
Moment menunjukkan
terdapat hubungan yang
kuat, positif dan
signifikan antara
terpaan iklan “Kartu As
Versi Smash” dengan
kesadaran merk pada
mahasiswa Ilmu
Komunikasi Untirta.
2. Fendhi Setyawan
(2012)
Analisis Pengaruh Daya
Tarik Pesan Iklan,
Penggunaan Media Iklan
dan Daya Tarik Promosi
Penjualan Terhadap
Kesadaran Merek
Indomaret.
Variabel Independen :
- Analisis Pengaruh
Daya Tarik Pesan Iklan
(X1)
- Penggunaan Media
Iklan (X2)
- Daya Tarik Promosi
Penjualan (X3)
Variabel Dependen :
Kesadaran Merek
Indomaret
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
penggunaan media
iklan dan daya tarik
promosi penjualan
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
kesadaran merek.
Sedangkan daya tarik
pesan iklan tidak
signifikan terhadap
kesadaran merek
Indomaret. Selain itu,
diperoleh hasil bahwa
penggunaan media
65
iklan memiliki
pengaruh yang paling
besar terhadap
kesadaran merek.
Dari beberapa penelitian terdahulu dengan topik yang berkaitan dengan kesadaran merek
konsumen, peneliti mendapatkan persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang
sekarang.Berikut persamaan dan perbedaan dari penelitian terdahulu dengan peneliti yang
sekarang.
1. Persamaan
a. Memiliki variabel independen yang sama dengan peneliti terdahulu yaitu Siti
Mahmudoh (2011) yaitu pengaruh terpaan iklan.
b. Memiliki variabel dependen yang sama dengan peneliti terdahulu yaitu Fendhi
Setyawan (2012) yaitu kesadaran merek atau brand awareness.
c. Dalam metode pengumpulan data antara kedua penelitian terdahulu dengan
penelitian sekarang yaitu sama-sama menggunakan metode survey dengan
menyebar kuisioner.
2. Perbedaan
a. Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fendhi Setyawan (2012) memiliki
tiga variabel independen dan satu variabel dependen. Sedangkan pada penelitian
sekarang peneliti menggunakan satu variabel independen dan satu variabel
dependen.
b. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Siti Mahmudoh (2011) menggunakan
media elektronik televisi sebagai objek penelitiannya, sedangkan penelitian yang
sekarang menggunakan media online internet sebagai objek penelitian.
66
c. Teknik dalam menentukan sampel pada penelitian terdahulu yang dilakukan
Fendhi Setyawan (2012) adalah menggunakan teknik accidental sampling,
sedangkan penelitian sekarang peneliti menggunakan teknik simple random
sampling atau sampel acak.
2.10 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang sifatnya masih sementara
karena harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis berusaha mengutarakan jawaban sementara
dari masalah yang akan diteliti. Dari dasar tersebut, maka hipotesis yang dibuat oleh peneliti
adalah sebagai berikut :
H0 : tidak ada pengaruh terpaan pesan iklan Google Adsense terhadap kesadaran
merek (Brand Awareness) Zalora Indonesia pada mahasiswa angkatan 2015 Universitas
Muhammadiyah Malang jurusan Ilmu Komunikasi.
H1 : terdapat pengaruh terpaan pesan iklan Google Adsense terhadap kesadaran
merek (Brand Awareness) Zalora Indonesia pada mahasiswa angkatan 2015 Universitas
Muhammadiyah Malang jurusan Ilmu Komunikasi.