BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kanker Laringeprints.umm.ac.id/63630/3/BAB II.pdfmelekatnya...

14
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kanker Laring Kanker atau tumor ganas terjadi akibat adanya pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal, disebabkan neoplasia, displasia, dan hiperplasia. Neoplasia adalah kondisi sel yang terdapat pada jaringan berproliferasi secara tidak normal dan invasif, Displasia yaitu kondisi sel yang tidak berkembang normal dengan indikasi adanya perubahan pada nukleus(inti sel), hiperplasia merupakan kondisi sel normal pada jaringan mengalami pertumbuhan berlebihan. (Cahyadi, 2016) Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal, berkembang dengan cepat, tidak terkendali dan terus membelah diri. (Cahyadi, 2016) Kanker adalah penyakit yang dapat menyerang dan muncul akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dalam perkembangannya. Faktor resiko penyakit kanker yang pertama adalah faktor genetik, kedua faktor karsinogen yang diantaranya yaitu zat kimia, radiasi,virus homon dan iritasi kronis, ketiga faktor prilaku atau gaya hidup, diantaranya yaitu merokok, pola makan yang tidak sehat, konsumsi alkohol, dan kurang aktivitas fisik. (Cahyadi, 2016) Karsinoma laring adalah keganasan pada laring yang berasal dari sel epitel laring. Lebih dari 90% penderita karsinoma laring memiliki gambaran hispatologi karsinoma sel skuamosa dengan varian yang terdiri dari verrucous carcinoma, spindle carcinoma, basoloid squamosa cell carsinoma dan adenosquamousa caicinoma dengan tingkat diferensiasi sel baik, sedang, dan buruk. (Arzia, 2016 ) Karsinoma laring adalah tumor ganas yang berasal dari epitel laring. Laring terdiri dari supraglotis, glotis dan subglotis. Laring berperan dalam koordinasi fungsi menelan dan bernafas, termasuk berbicara, bernafas, aliran makan dan minum. Karsinoma laring adaalah urutan kedua terbanyak keganasan kepala dan leher di seluruh dunia, dengan kejadian diperkirakan lebih dari 151.000 kasus yang mengakibatkan sekitar 82.000 kematian setiap tahun. (Cahyadi, 2016)

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kanker Laringeprints.umm.ac.id/63630/3/BAB II.pdfmelekatnya...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kanker Laringeprints.umm.ac.id/63630/3/BAB II.pdfmelekatnya otot-otot dan ligament serta akan mengalami osifikasi sempurna pada usia 2 tahun. Secara

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kanker Laring

Kanker atau tumor ganas terjadi akibat adanya pertumbuhan sel-sel

jaringan tubuh yang tidak normal, disebabkan neoplasia, displasia, dan

hiperplasia. Neoplasia adalah kondisi sel yang terdapat pada jaringan

berproliferasi secara tidak normal dan invasif, Displasia yaitu kondisi sel yang

tidak berkembang normal dengan indikasi adanya perubahan pada nukleus(inti

sel), hiperplasia merupakan kondisi sel normal pada jaringan mengalami

pertumbuhan berlebihan. (Cahyadi, 2016)

Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

jaringan tubuh yang tidak normal, berkembang dengan cepat, tidak terkendali dan

terus membelah diri. (Cahyadi, 2016)

Kanker adalah penyakit yang dapat menyerang dan muncul akibat

pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel

kanker dalam perkembangannya. Faktor resiko penyakit kanker yang pertama

adalah faktor genetik, kedua faktor karsinogen yang diantaranya yaitu zat kimia,

radiasi,virus homon dan iritasi kronis, ketiga faktor prilaku atau gaya hidup,

diantaranya yaitu merokok, pola makan yang tidak sehat, konsumsi alkohol, dan

kurang aktivitas fisik. (Cahyadi, 2016)

Karsinoma laring adalah keganasan pada laring yang berasal dari sel epitel

laring. Lebih dari 90% penderita karsinoma laring memiliki gambaran hispatologi

karsinoma sel skuamosa dengan varian yang terdiri dari verrucous carcinoma,

spindle carcinoma, basoloid squamosa cell carsinoma dan adenosquamousa

caicinoma dengan tingkat diferensiasi sel baik, sedang, dan buruk. (Arzia, 2016 )

Karsinoma laring adalah tumor ganas yang berasal dari epitel laring.

Laring terdiri dari supraglotis, glotis dan subglotis. Laring berperan dalam

koordinasi fungsi menelan dan bernafas, termasuk berbicara, bernafas, aliran

makan dan minum. Karsinoma laring adaalah urutan kedua terbanyak keganasan

kepala dan leher di seluruh dunia, dengan kejadian diperkirakan lebih dari

151.000 kasus yang mengakibatkan sekitar 82.000 kematian setiap tahun.

(Cahyadi, 2016)

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kanker Laringeprints.umm.ac.id/63630/3/BAB II.pdfmelekatnya otot-otot dan ligament serta akan mengalami osifikasi sempurna pada usia 2 tahun. Secara

5

Merokok dan mengkonsumsi alkohol merupakan penyebab karsinoma

laring. Sebuah studi oleh Hashibe dkk tahun 2009, menunjukan bahwa kejadian

kanker yang disebabkan tembakau dan alkohol sebanyak 89% dan sekitar 5%

terjadi pada perokok dan bukan peminum, faktor-faktor lain, gastroesophageal

refluks, riwayat radiasi dan infeksi human papilloma virus tipe 16 dan 18 telah

terdeteksi sebanyak 5%-32% dari sample yang dianalisis di kanker tenggorokan.

Paparan debu kayu, polisklik hidrokarbon, dan juga asbes yang telah sikaitkan

dengan peningkatan resiko untuk kanker laring. (Cahyadi, 2016)

2.2 Etiologi Laring

Etiologi karsinoma laring belum diketahui dengan pasti. Dikatakan oleh

para ahli bahwa perokok dan peminum alkohol merupakan kelompok orang-orang

dengan resiko tinggi terhadap karsinoma laring. Penelitian epidemiologik

menggambarkan beberapa hal yang diduga menyebabkan terjadinya karsinoma

laring yang kuat ialah rokok, alkohol dan terpajan oleh sinar radioaktif. (Sunaran,

2015)

Pengumpulan data yang dilakukan di RS Cipto Mangunkusumo

menunjukan bahwa karsinoma laring jarang ditemukan pada orang yang tidak

merokok, sedangkan resiko untuk mendapatkan karsinoma laring naik, sesuai

dengan kenaikan jumlah rokok yang dihisap. (Sunaran, 2015)

2.3 Anatomi Laring

Laring adalah bagaian dari saluran pernafasan bagian atas yang merupakan

suatu rangkaian tulang rawan yang berbentuk corong dan terletak setinggi

vertebrae cervicalis IV – VI, dimana pada anak-anak dan wanita letaknya relatif

lebih tinggi. Laring pada umumnya selalu terbuka, hanya kadang-kadang saja

tertutup bila sedang menelan makanan. (Sofyan, 2011)

Lokasi laring dapat ditentukan dengan inspeksi dan palpasi dimana

didapatkan kartilago tiroid yang pada pria dewasa lebih menonjol kedepan dan

disebut prominensia laring atau disebut juga jakun. (Sofyan, 2011)

Batas-batas laring sebelah kranial terdapat Aditus Laringeus yang

berhubungan dengan hipofaring, di sebelah kaudal dibentuk oleh sisi inferior

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kanker Laringeprints.umm.ac.id/63630/3/BAB II.pdfmelekatnya otot-otot dan ligament serta akan mengalami osifikasi sempurna pada usia 2 tahun. Secara

6

kartilago kirkoid dan berhubungan dengan trakea, diselah posterior dipisahkan

dari vertebra cervicalis oleh otot-otot prevertebral, dinding dan cavum

laringofaring serta disebelah anterior ditutupi oleh otot-otot

sternoklridomastoideus, infrahyoid dan lobus kelenjar tiroid. (Sofyan, 2011)

Laring berbentuk piramida tringular terbalik dengan dinding kartilago

tiroidea disebelah atas dan kartilago kirkoidea di sebelah bawahnya. Os hyoid

dihubungkan dengan laring oleh membran tiroidea. Tulang ini merupakan tempat

melekatnya otot-otot dan ligament serta akan mengalami osifikasi sempurna pada

usia 2 tahun. Secara keseluruhan laring dibentuk oleh sejumlah kartilago,

ligamentum dan otot-otot. (Sofyan, 2011)

Berdasarkan perkembangan embriologi laring, dibagi menjadi tiga daerah

yaitu supraglotis, glottis, dan subglotis. Pembagian ini akan membantu dalam

memprediksi gejala klinis dan pola penyebaran tumor. Area supraglotis dimulai

dari tip epiglottis sampai ventrikel dan permukaan bawah dari plica ventrikularis

termasuk permukaan lingual dan laryngeal epiglottis, kartilago arytenoid,

ariepiglotis fold, dan plika vokalis. (Permata, 2018)

Supraglotis berkembang dari arkus brakial ke-4 dan ke-6 yang kaya akan

aliran limfatik bilateral. Secara klinis hal ini akan menyebabkan tingginya

kejadian metastasis sebanyak 25-75%. Area glottis terdiri dari dasar ventrikel,

plika vokalis meliputi 0,5 cm batas bebas dari cord, komisura anterior, dan area

interaritenoid. Berbeda dari struktur supraglotis secara embriologi area glotis

terbentuk dari penyatuan struktur di bagian lateral trakeobronkial arkus ke 4,5,6,

dan relative memiliki struktur limfatik yang lebih sedikit. Hal ini mengakibatkan

penyebaran secara limfatik dari tumor daerah glottis menjadi lebih sedikit dan

dapat tepat berada di dalam laring dalam jangka waktu yang lebih lama. Area

subglotis berada dibawah glotis mulai dari batas inferior sampai ke batas bawah

kartilago kirkoid. Daerah ini berkembang dari arkus faringeal ke-4 dan ke-6, dan

arena lokasinya maka tumor di daerah ini memiliki kecedrungan untuk lebih

mudah menyebar keluar dari laring. (Permata, 2018)

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kanker Laringeprints.umm.ac.id/63630/3/BAB II.pdfmelekatnya otot-otot dan ligament serta akan mengalami osifikasi sempurna pada usia 2 tahun. Secara

7

2.4 Fisiologi Laring

Laring mempunyai 3 fungsi dasar yaitu fonasi, respirasi dan proteksi

disamping itu laring mempunyai beberapa fungsi lainnya seperti terlihat pada

uraian berikut:

2.4.1 Fungsi Fonasi.

Pembentukan suara merupakan fungsi laring yang paling komplek. Suara

dibentuk karena adanya aliran suara respirasi yang konstant dan adanya interaksi

antara udara dan pita suara. Nada suara dari laring diperkuat oleh adanya tekanan

udara pernafasan subglotik dan vibrasi laring serta adanya ruangan resonansi

seperti rongga mulut, udara dalam paru-paru, trakea, faring, dan hidung. Nada

dasar yang dihasilkan dapat dimodifikasi dengan berbagai cara. Otot intrinsik

laring berperan penting dalam penyesuaian tinggi nada dan mengubah bentuk

ujung-ujung bebas dan tegang pita suara sejati. (Kusuma, 2013)

2.4.2 Fungsi Proteksi

Benda asing tidak dapat masuk kedalam laring dengan adanya reflek otot-

otot yang bersifat adduksi, sehingga rima glotis tertutup. Pada waktu menelan

pernafasan berhenti sejenak akibat adanya rangsanga terhadap reseptor yang ada

pada epiglotis, plika ariepiglotika, plika ventrikularis dan daerah interaritenoid.

Gerakan laring ke atas dan ke depan menyebabkan celah proksimal laring tertutup

oleh dasar lidah. Struktur mengalihkan makanan ke lateral menjauhi aditus dan

masuk ke sinus piriformis lalu ke introitus esofagus. (Kusuma, 2013)

2.4.3 Fungsi Respirasi

Pada waktu inspirasi diafragma bergerak ke bawah untuk memperbesar

rongga dada dan M. Krikoaritenoideus posterior terangsang sehingga kontraksinya

menyebabkan rima glotis terbuka. Proses ini dipengaruhi oleh tekanan parsial CO2

dan O2 arteri serta pH darah. Bila pO2 tinggi akan menghambat pembukaan rima

glotis, sedangkan bila pCO2 tinggi akan merangsang pembukaan rima glotis.

Hiperkapnia dn obstruksi laring mengakibatkan pembukaan laring secara

reflektoris, sedangkan peningkatan pO2 arterial dan hiverpentilasi akan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kanker Laringeprints.umm.ac.id/63630/3/BAB II.pdfmelekatnya otot-otot dan ligament serta akan mengalami osifikasi sempurna pada usia 2 tahun. Secara

8

menghambat pembukaan laring. Tekanan parsial CO2 darah dan ph darah berperan

dalam mengontrol posisi pita suara. (Kusuma, 2013)

2.4.4 Fungsi Sirkulasi

Pembukaan dan penutupan laring menyebabkan penurunan dan peninggian

tekanan intratorakal yang berpengaruh pada venous return. Perangsangan dinding

laring terutama pada bayi dapat menyebabkan bradikardi, kadang-kadang henti

jantung. Hal ini dapat ada karena adanya reflek kardiofaskuler dari laring.

Reseptor dari reflek ini adalah baroreseptor yang terdapat di aorta. Impuls dikirim

melalui N. Laringeus rekurens dan rumus komunikasi N. Laringeus superior. Bila

serabut ini terangsang terutama bila laring dilatasi maka terjadi penurunan denyut

jantung. (Kusuma, 2013)

2.4.5 Fungsi Fiksasi

Berhubungan dengan mempertahankan tekanan intratorakal agar tetap

tinggi, misalnya batuk, bersin dan mengedan. (Kusuma, 2013)

2.4.6 Fungsi Menelan

Terdapat 3 kejadian yang berhubungan dengan laring pada saat

berlangsungnya proses menelan, yaitu:

Pada waktu menelan faring bagian bawah (M. Konstriktor faringeus

superior, M. Palatofaringeus dan M. Stilofaringeus) mengalami kontraksi

sepanjang kartilago krikoidea dan kartilago tiroidea, serta menarik laring ke atas

menuju basis lidah, kemudian makanan terdorong ke bawah dan terjadi

pembukaan faringoesopageal. Laring menutup untuk mencegeh makanan atau

minuman masuk ke saluran pernafasan dengan jalan mengkontraksikan orifisium

dan penutupan laring oleh epiglotis. (Kusuma, 2013)

Epiglotis menjadi lebih datar membentuk semacam papan penutup aditius

laringeus, sehingga makanan atau minuman terdorong ke lateral menjauhi aditius

laring dan masuk ke sinus piriformis lalu ke hiatus esofagus. (Kusuma, 2013)

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kanker Laringeprints.umm.ac.id/63630/3/BAB II.pdfmelekatnya otot-otot dan ligament serta akan mengalami osifikasi sempurna pada usia 2 tahun. Secara

9

2.4.7 Fungsi Batuk

Bentuk plika vokalis palsu memungkinkan laring berfungsi sebagai katup,

sehingga tekanan intratorakal meningkat. Pelepasan tekanan secara mendadak

menimbulkan batuk yang berguna untuk mempertahankan laring dari ekspansi

benda asing atau memebersihkan sekret yang merangsang reseptor atau iritasi

pada mukosa laring. (Kusuma, 2013)

2.4.8 Fungsi Ekspektorasi

Dengan adnya benda asing pada laring, maka sekresi kelenjar berusaha

mengeluarkan benda asing tersebut. (Kusuma, 2013)

2.4.9 Fungsi Emosi

Perubahan emosi dapat menyebabkan perubahan fungsi laring, misalnya

pada waktu menangis, kesakitan, menggigit dan ketakutan (Kusuma, 2013)

2.5 Patofisiologi Karsinoma Laring

Tumor atau sering dikenal dengan neoplasma adalah massa abnormal

jaringan yang pertumbuhannya berlebihan dan tidak terkordinasikan dengan

pertumbuhan jaringan normal dan terus demikian walaupun rangsangan yang

memicu perubahan tersebut telah berhenti. Hal mendasar tentang asal neoplasma

adalah hilangnya responsivitas terhadap faktor pengendali pertumbuhan yang

normal. (Ernawati, 2013)

Tumor ganas atau neoplasma ganas yang ditandai dengan diferensiensi

yang beragam dari sel parenkim, dari yang berdiferensiensi baik (well

differentiated) sampai yang sama sekalitidak berdifrensiensi. Neoplasma ganas

yang terjadi atas sel tidak berdiferensiensi disebut anapilastik. (Ernawati, 2013)

Tidak adanya diferensiensi, atau anaplasia dianggap sebagai tanda utama

keganasan. Neoplasma ganas (kanker) tumbuh dengan cara infiltrasi, invasi,

destruksi dan penetrasi progresif ke jaringan sekitar. Kanker tidak membentuk

kapsul yang jelas. Cara pertumbuhannya yang infiltratif menyebabkan perlu

dilakukan pengangkatan jaringan normal disekitar secara luas apabila suatu tumor

ganas akan diangkat secara bedah. (Ernawati, 2013)

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kanker Laringeprints.umm.ac.id/63630/3/BAB II.pdfmelekatnya otot-otot dan ligament serta akan mengalami osifikasi sempurna pada usia 2 tahun. Secara

10

2.6 Klasifikasi Karsinoma Laring

Klasifikasi tumor ganas laring berdasarkan AJCC 2006, sabagai berikut:

Tumor primer

1. Supraglotis

T1 : Tumor terbatas pada satu sub bagian supraglotis dengan

pergerakan pita suara asli masih normal

T2 : Tumor menginfasi >1 mukosa yang berdekatan dengan

supraglotis atau glotis atau daerah di luar supraglotis (misalnya :

mukosa dasar lidah, vallecula, dinding medial sinus pyriformis) tanpa

fiksasi laring

T3 : Tumor terbatas pada laring dengan fiksasi pita suara asli dan/atau

menginvasi area postkrikoid, jaringan pre-epiglotik, ruang paraglotik

dan/atau invasi minor kartilago tiroid.

T4a : Tumor menginvasi melalui kartilago tiroid/atau jaringan yang

jauh dari laring (misalnya : trakea, muskulus ekstrinsik profunda lidah,

strap muscle, tiroid atau esofagus)

T4b : Tumor menginvasi ruang preventebra, sarung arteri karotis atau

struktur mediastinum

2. Glotis

T1 : Tumor terbatas pada pita suara asli (mungkin melibatkan

komisura anterior atau posterior) dengan pergerakan yang normal

T1a : Tumor terbatas pada satu pita suara asli

T1b : Tumor melibatkan kedua pita suara asli

T2 : Tumor meluas ke supraglotis dan /atau subglotis, dan/atau dengan

gangguan pergerakan pita suara asli

T3 : Tumor pada laring dan fiksasi pita suara asli dan/atau menginvasi

ruang paraglotik dan/atau erosi minor kartilago tiroid

T4a : Tumor menginvasi kartilago tiroid dan/atau jaringan yang jauh

dari laring (misalnya : trakea, muskulus eksrinsik profunda lidah, strap

muscle, tiroid, atau esofagus)

T4b : Tumor menginvasi ruang preventebra, sarung arteri karotis atau

struktur mediastinum

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kanker Laringeprints.umm.ac.id/63630/3/BAB II.pdfmelekatnya otot-otot dan ligament serta akan mengalami osifikasi sempurna pada usia 2 tahun. Secara

11

3. Subglotis

T1 : Tumor terbatas pada subglotis

T2 : tumor meluas ke pita suara asli dengan pergerakan yang normal

atau terjadi gangguan

T3 : Tumor terbatas pada jaringan dengan fiksasi pita suara asli

T4a : Tumor mrnginvasi kartilago tiroid dan/atau jaringan yang jauh

dan laring (misalnya : trakea, muskulus ekstrinsik profunda lidah, strap

muscle, tiroid, atau esofagus)

T4b : Tumor menginvasi prevertebra sarung arteri karotis atau struktur

mediastinum

2.7 Komlikasi Karsinoma Laring

Komplikasi yang paling sering terjadi adalah fistula. Dari data yang

didapatkan sebanyak 6% pasien menderita stenosis, sebanyak 12% pasien

mendapat komplikasi fistula dan 4% terjadi rekurensi. Hasil tersebut sesuai

dengan penelitian oleh hermani dkk tahun 2000. Yang menyatakan bahwa

karsinoma laring lebih banyak mengenai laki-laki dari pada perempuan usia

terbanyak dialami pada dekade 5-6, begitu juga dengan faktor resiko yang

menyebabkan yaitu rokok dan alkohol. Pasien datang pada umumnya dengan

keluhan suara serak yang meningkat menjadi sesak nafas seiring dengan

meningkatnya stadium dari tumor (Cahyadi, 2016)

2.8 Penatalaksanaan Karsinoma Laring

Penatalaksanaan karsinoma laring dapat berupa kemoterapi, radioterapi

maupun operasi (laringektomi) serta kombinasi ketiganya. Dari data didapatkan

sebanyak 14% penderita menjalani operasi, 6% menjalani radioterapi, sebanyak

44% menjalani operasi dan radioterapi, sebanyak 28% menjalani operasi,

radioterapi dan kemoterapi dan sebanyak 8% kemoiradiasi. Sebagaian besar

penderita mendapatkan operasi total laringektomi yang dilanjutkan dengan

radioterapi (Cahyadi, 2016)

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kanker Laringeprints.umm.ac.id/63630/3/BAB II.pdfmelekatnya otot-otot dan ligament serta akan mengalami osifikasi sempurna pada usia 2 tahun. Secara

12

2.9 Konsep Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

1. Pengkajian primer

Data awal yang ditemukan pada klien dengan kanker laring adalah

suara serak yang tidak sembuh-sembuh yang disertai dengan adanya

pembesaran dan perubahan pada daerah leher. Menurut Cody D.

Thaher, C. Long Barbara, Harrison, Sjmsuhidayat dan Suddart Bunner

pada pengkajian akan didapatkan data sebagai berikut :

Biografi

a) Usia

b) Jenis kelamin : Laki laki lebih banyak dari pada perempuan 2 : 1

c) Pekerjaan:Pekerjaan yang menggunakan suara yang berlebihan,

seperti apenyanyi, penceramah, dosen.

d) Alamat : Tinggal di daerah dengan tingkat pencemaran polusi

yang tinggi, seperti tinggal di wilayah industri.

Keluhan utama pada klien Ca. Laring meliputi nyeri tenggorok. sulit

menelan,sulit bernapas,suara serak,hemoptisis dan batuk, penurunan

berat badan, nyeri tenggorok, lemah.

2. Pengkajian sekunder

a) Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum

2) Tanda-tanda vital

a. Suhu

b. Tekanan Darah

c. Respirasi

d. Nadi

e. Pengukuran BB

f. Kepala

g. Pembengkakan kelenjar limfe post dan pre aurikel

h. Leher

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kanker Laringeprints.umm.ac.id/63630/3/BAB II.pdfmelekatnya otot-otot dan ligament serta akan mengalami osifikasi sempurna pada usia 2 tahun. Secara

13

b) Pemeriksaan Penunjang

1) Laringoskopi : Cara memeriksa laring dengan melakukan

inspeksi terhadap sisi luar laring pada leher dan gerakan-

gerakan pada saat menelan. Pada kanker laring gerakan

menelan akan bergerak ke bawah saat inspirasi atau tidak

bergerak. Pada palpasi ditemukan adanya pembesaran dan

nyeri.

2) Pemeriksaan sinar x jaringan lunak : terdapat penonjolan

pada tenggorokan.

3) Pemeriksaan poto kontras : dengan penelanan borium

menunjukkan adanya lesi-lesi loca

4) Pemeriksaan MRI : identifikasi adanya metastasis dan

evaluasi respon pengobatan.

3. Riwayat penyakit sekarang

Biasanya suara serak adalah hal yang akan Nampak pada pasien

dengan kanker pada daerah glottis, pasien mungkin mengeluhkan

nyeri dan rasa terbakar pada tenggorokan, suatu gumpalan mungkin

teraba di belakang leher. Gejala lanjut meiputi disfagia, dispnoe,

penurunan berat badan.

4. Riwayat penyakit dahulu

Riwayat kesehatan dahulu : adanya riwayat laryngitis kronis, riwayat

sakit tenggorokan, riwayat epiglottis.

5. Riwayat penyakit keluarga

Riwayat kesehatan keluarga :Riwayat anggota keluarga yang

terdiagnosa positif kanker laring.

b. Diagnosa Keperawatan

1 Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan pengangkatan

sebagian atau seluruh glotis, gangguan kemampuan untuk bernapas,

batuk dan menelan, serta sekresi banyak dan kental.

2 Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan defisit anatomi

(pengangkatan batang suara).

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kanker Laringeprints.umm.ac.id/63630/3/BAB II.pdfmelekatnya otot-otot dan ligament serta akan mengalami osifikasi sempurna pada usia 2 tahun. Secara

14

3 Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan penekanan

serabut syaraf oleh sel-sel tumor

4 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

gangguan saluran pencernaan.(disfagia)

5 Gangguan citra diri berhubungan dengan kehilangan suara,perubahan

anatomi wajah dan leher.

c. Intervensi Keperawatan

Dx 1 : Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan

pengangkatan sebagian atau seluruh glotis, gangguan kemampuan untuk

bernapas, batuk dan menelan, serta sekresi banyak dan kental.

Tujuan : Klien akan mempertahankan jalan napas tetap terbuka.

Kriteria hasil : Bunyi napas bersih dan jelas, tidak sesak, tidak

sianosis,frekwensi napas normal.

INTERVENSI RASIONAL

- Awasi frekwensi atau

kedalaman pernapasan.

Auskultasi bunyi napas. Selidiki

kegelisahan, dispnea, dan

sianosis.

- Tinggikan kepala 30-45 derajat

- Dorong menelan bila pasien

mampu.

- Berikan humidifikasi tambahan,

contoh tekanan udara atau

oksigen dan peningkatan

masukan cairan.

- Awasi seri GDA atau nadi

oksimetri, foto dada.

- perubahan pada pernapasan,

adanya ronki,mengi,diduga

adanya retensi sekret.

- memudahkan drainase sekret,

kerja pernapasan dan ekspansi

paru.

- mencegah pengumpulan sekret

oral menurunkan resiko aspirasi.

- Catatan : menelan terganggu

bila epiglotis diangkat atau

edema paskaoperasi bermakna

dan nyeri terjadi

- fisiologi normal ( hidung)

berarti menyaring atau

melembabkan udara yang

lewat.Tambahan kelembaban

menurunkan mengerasnya

mukosa dan memudahkan batuk

atau penghisapan sekret melalui

stoma.

- pengumpulan sekret atau adanya

ateletaksis dapat menimbulkan

pneumonia yang memerlukan

tindakan terapi lebih agresif.

Dx 2 : Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan defisit anatomi

(pengangkatan batang suara) dan hambatan fisik (selang trakeostomi).

Tujuan : Komunikasi klien akan efektif .

Kriteria hasil : Mengidentifikasi atau merencanakan pilihan metode

berbicara yang tepat setelah sembuh

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kanker Laringeprints.umm.ac.id/63630/3/BAB II.pdfmelekatnya otot-otot dan ligament serta akan mengalami osifikasi sempurna pada usia 2 tahun. Secara

15

INTERVENSI RASIONAL - Kaji atau diskusikan praoperasi

mengapa bicara dan bernapas terganggu,gunakan gambaran anatomik atau model untuk membantu penjelasan.

- Tentukan apakah pasien mempunyai gangguan komunikasi lain seperti pendengaran dan penglihatan

- Berikan pilihan cara komunikasi yang tepat bagi kebutuhan pasien misalnya papan dan pensil, papan alfabet atau gambar, dan bahasa isyarat.

- Konsul dengan anggota tim kesehatan yang tepat atau terapis atau agen rehabilitasi (contoh patologis wicara, pelayanan sosial, kelompok laringektomi) selama rehabilitasi dasar dirumah sakit sesuai sumber komunikasi (bila ada).

- untuk mengurangi rasa takut pada klien.

- adanya masalah lain mempengaruhi rencana untuk pilihan komunikasi

- memungkingkan pasien untuk menyatakan kebutuhan atau masalah. Catatan : posisi IV pada tangan atau pergelangan dapat membatasi kemampuan untuk menulis atau membuat tanda.

- Kemampuan untuk menggunakan pilihan suara dan metode bicara (contoh bicara esofageal) sangat bervariasi, tergantung pada luasnya prosedur pembedahan, usia pasien, dan motivasi untuk kembali ke hidup aktif. Waktu rehabilitasi memerlukan waktu panjang dan memerlukan sumber dukungan untuk proses belajar.

Dx 3 : Nyeri akut berhubungan dengan insisi bedah, pembengkakan

jaringan,adanya selang nasogastrik atau orogastrik.

Tujuan : Nyeri klien akan berkurang atau hilang.

Kriteria hasil : Klien mengatakan nyeri hilang, tidak gelisah, rileks dan

ekpresi wajah ceria

INTERVENSI RASIONAL

- Sokong kepala dan leher dengan bantal.Tunjukkan pada pasienbagaimana menyokong leher selama aktivitas

- Dorong pasien untuk mengeluarkan saliva atau penghisap mulut dengan hati-hati bila tidak mampu menelan

- Catat indikator non verbal dan respon automatik terhadap nyeri. Evaluasi efek analgesik.

- Kolaborasi dengan pemberian analgesik, contoh codein, ASA, dan Darvon sesuai indikasi

- kelemahan otot diakibatkan oleh reseksi otot dan saraf pada struktur leher dan atau bahu. Kurang sokongan meningkatkan ketidaknyamanan dan mengakibatkan cedera pada area jahitan.

- menelan menyebabkan aktivitas otot yang dapat menimbulkan nyeri karena edema atau regangan jahitan

- alat menentukan adanya nyeri dan keefektifan obat

- derajat nyeri sehubungan dengan luas dan dampak psikologi pembedahan sesuai dengan kondisi tubuh.Diharapkan dapat menurunkan atau menghilangkan nyeri

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kanker Laringeprints.umm.ac.id/63630/3/BAB II.pdfmelekatnya otot-otot dan ligament serta akan mengalami osifikasi sempurna pada usia 2 tahun. Secara

16

Dx 4 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan gangguan jenis masukan makanan sementara atau permanen,

gangguan mekanisme umpan balik keinginan makan, rasa, dan bau karena

perubahan pembedahan atau struktur, radiasi atau kemoterapi.

Tujuan : Klien akan mempertahankan kebutuhan nutrisi yang adekuat.

Kriteria hasil : Membuat pilihan diit untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

dalam situasi individu, menunjukkan peningkatan BB dan penyembuhan

jaringan atau insisi sesuai waktunya

INTERVENSI RASIONAL

- Auskultasi bunyi usus

- Pertahankan selang makan,

contoh periksa letak selang :

dengan mendorongkan air

hangat sesuai indikasi

- Ajarkan pasien atau orang

terdekat teknik makan sendiri,

contoh ujung spuit, kantong dan

metode corong, menghancurkan

makanan bila pasien akan

pulang dengan selang makanan.

Yakinkan pasien dan orang

terdekat mampu melakukan

prosedur ini sebelum pulang dan

bahwa makanan tepat dan alat

tersedia di rumah

- Berikan diet nutrisi seimbang

(misalnya semikental atau

makanan halus) atau makanan

selang (contoh makanan

dihancurkan atau sediaan yang

dijual) sesuai indikasi

- makan dimulai hanya setelah

bunyi usus membik setelah

operasi

- selang dimasukan pada

pembedahan dan biasanya

dijahit.Awalnya selang

digabungkan dengan penghisap

untuk menurunkan mual dan

muntah. Dorongan air untuk

mempertahankan kepatenan

selang

- membantu meningkatkan

keberhasilan nutrisi dan

mempertahankan martabat

orang dewasa yang saat ini

terpaksa tergantung pada orang

lain untuk kebutuhan sangat

mendasar pada penyediaan

makanan

- macam-macam jenis makanan

dapat dibuat untuk tambahan

atau batasan faktor tertentu,

seperti lemak dan gula atau

memberikan makanan yang

disediakan pasien

Dx 5 : Gangguan citra diri berhubungan dengan kehilangan

suara,perubahan anatomi wajah dan leher

Tujuan : Mengidentifikasi perasaan dan metode koping untuk persepsi

negatif pada diri sendiri

Kriteria hasil : menunjukkan adaptasi awal terhadap perubahan tubuh

sebagai bukti dengan partisipasi aktivitas perawatan diri dan interaksi

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kanker Laringeprints.umm.ac.id/63630/3/BAB II.pdfmelekatnya otot-otot dan ligament serta akan mengalami osifikasi sempurna pada usia 2 tahun. Secara

17

positip dengan orang lain.Berkomunikasi dengan orang terdekat tentang

perubahan peran yang telah terjadi.Mulai mengembangkan rencana untuk

perubahan pola hidup. Berpartisipasi dalam tim sebagai upaya

melaksanakan rehabilitasi

INTERVENSI RASIONAL

- Diskusikan arti kehilangan

atau perubahan dengan

pasien, identifikasi persepsi

situasi atau harapan yang

akan dating

- Catat bahasa tubuh non

verbal, perilaku negatif

atau bicara sendiri. Kaji

pengrusakan diri atau

perilaku bunuh diri

- Catat reaksi emosi, contoh

kehilangan, depresi, marah

- Kolaboratif dengan

merujuk pasien atau orang

terdekat ke sumber

pendukung, contoh ahli

terapi

- alat dalam

mengidentifikasi atau

mengartikan masalah untuk

memfokuskan perhatian

dan intervensi secara

konstruktif

- dapat menunjukkan depresi

atau keputusasaan,

kebutuhan untuk

pengkajian lanjut atau

intervensi lebih intensif

- pasien dapat mengalami

depresi cepat setelah

pembedahan atau reaksi

syok dan menyangkal.

Penerimaan perubahan

tidak dapat dipaksakan dan

proses kehilangan

membutuhkan waktu untuk

membaik

- pendekatan menyeluruh

diperlukan untuk

membantu pasien

menghadapi rehabilitasi

dan kesehatan. Keluarga

memerlukan bantuan

dalam pemahaman proses

yang pasien lalui dan

membantu