BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bankrepository.unpas.ac.id/10496/4/BAB II.pdf ·...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bankrepository.unpas.ac.id/10496/4/BAB II.pdf ·...
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bank
2.1.1 Pengertian Bank
Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku. Bangku ialah yang
dipergunakan oleh bankir untuk melayani kegiatan operasionalnya kepada para
nasabah. Istilah bangku secara resmi dan populer menjadi Bank. Bank termasuk
perusahaan industri jasa karena produknya hanya memberikan pelayanan jasa
kepada masyarakat. Pengertian bank pada awalnya dikenal sebagai meja tempat
menukar uang. Lalu pengertian berkembang tempat penyimpanan uang dan
seterusnya. Pengertian ini tidaklah salah, karena pengertian pada saat itu sesuai
dengan kegiatan bank pada saat itu. Namun, semakin modernnya perkembangan
dunia perbankan maka pengertian bank pun berubah. Secara sederhana bank
diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah
penghimpunan dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke
masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.
Pengertian bank menurut Malayu Hasibuan (2009:02) “Bank adalah
lembaga keuangan, pencipta uang, pengumpulan dana dan penyalur kreditor,
pelaksana lalu lintas pembayaran, stabilisator moneter, serta dinamisator
pertumbuhan perekonomian”. Sedangkan menurut Undang-undang Republik
Indonesia No.07 Tahun 1992 tentang Perbankan yang telah diubah dengan
Undang-undang No. 10 Tahun 1998 adalah:
15
Bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkan kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.
Selanjutnya menurut Prof. G.M. Verryn Stuart (2009:2) “Bank adalah
suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-
alat pembayaran sendiri atau yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan
jalan memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral”.
2.2.1 Asas, Fungsi dan Tujuan Bank
Dalam pasal 2, 3, dan 4 UU No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah
dengan UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, dinyatakan asas, fungsi dan
tujuan bank adalah sebagai berikut:
a) Asas
Perbankan Indonesia dalam melaksanakan
kegiatan usahanya berasaskan demokrasi
ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-
hatian.
b) Fungsi
Fungsi utama perbankan adalah sebagai
penghimpunan dan penyaluran dana
masyarakat.
c) Tujuan
Perbankan Indonesia bertujuan menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional dalam
rangka meningkatkan pemerataan,
pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional
kearah peningkatan rakyat banyak.
2.2 Manajemen Keuangan
2.2.1 Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan berkaitan dengan pembuatan keputusan-keputusan
yaitu penggunaan dana, perolehan dana dan penggunaan aktiva dengan beberapa
16
tujuan yang melatarbelakangi. Melalui manajemen keuangan, suatu perusahaan
dapat melakukan aktivitasnya dalam usaha mencapai tujuan dan pengembangan
perusahaan.
Menurut Martono dan Agus (2010:4) “Manajamen keuangan adalah segala
aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana,
mengelola aset sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh”.
2.2.2 Fungsi Manajemen Keuangan
Berdasarkan pengertian diatas Martono dan Agus (2010:4) menyatakan
bahwa fungsi manajemen keuangan terdiri dari tiga keputusan utama yang harus
dilakukan oleh suatu perusahaan yaitu:
a) Keputusan investasi merupakan keputusan terhadap aktiva
apa yang akan dikelola oleh perusahaan. Keputusan
investasi adalah yang paling penting diantara ketiga
keputusan yang lainnya. Hal ini dikarenakan keputusan
investasi berpengaruh secara langsung terhadap besarnya
rentabilitas investasi dan aliran kas perubahan untuk waktu
yang akan datang.
b) Keputusan pendanaan ini menyangkut beberapa hal.
Pertama, keputusan mengenai penetapan sumber dana yang
diperlukan untuk membiayai investasi. Sumber dana yang
akan digunakan untuk membiayai investasi tersebut dapat
berupa hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan
modal sendiri. Kedua, penetapan perimbangan
pembelanjaan yang terbaik atau sering disebut struktur
modal yang optimum. Struktur modal yang optimum
merupakan pertimbangan hutang jangka panjang dan modal
sendiri dengan biaya modal rata-rata minimal.
c) Apabila aset telah diperoleh dengan pendanaan yang tepat,
maka aset-aset tersebut memerlukan pengelolaan secara
efisien. Pengalokasian dana yang digunakan untuk
pendanaan dan pemanfaatan aset menjadi tanggung jawab
manajer keuangan. Tanggung jawab tersebut menurut
manajer keuangan untuk lebih memperhatikan pengelolaan
aktiva lancar dari pada aktiva tetap.
17
2.2.3 Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuan manajemen keuangan menurut Martono dan Agus (2010:3).
“Tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan
(memaksimumkan kemakmuran pemegang saham) yang diukur dari harga saham
perusahaan”.
2.3 Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas
suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau
aktivitas perusahaan tersebut.
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dari hasil usaha suatu
perusahaan pada saat tertentu. Adapun laporan keuangan terdiri dari neraca,
laporan laba rugi, laporan sumber penggunaan dana, laporan arus kas dan laporan
keuangan lainnya.
Manajemen keuangan bank bertanggung jawab atas penyusunan dan
penyajian wajar laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia, dan atas pengendalian internal yang dianggap perlu oleh menajemen
bank untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang bebas dari
kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh keuangan maupun
kesalahan manusia.
Audit yang dilakukan oleh auditor berdasarkan Standar Audit yang
ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan
auditor untuk memenuhi ketentuan etika serta merencanakan dan melakukan audit
18
untuk memperoleh keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan
bebas dari kesalahan penyajian material.
Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit
tentang angka-angka dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang
dipilih bergantung pada pertimbangan auditor, termasuk penilaian atas risiko
kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, baik yang disebabkab oleh
kecurangan maupun kesalahan.
Dalam melakukan penilaian risiko tersebut, auditor mempertimbangkan
pengendalian internal yang relevan dengan penyusunan dan penyajian wajar
laporan keuangan untuk merancang prosedur audit yang tepat dan sesuai dengan
kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas keefektivitasan
pengendalian internal. Suatu audit juga mencakup pengevaluasian atas ketepatan
kebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang
dibuat oleh manajemen, serta pengevaluasian atas penyajian laporan keuangan
secara keseluruhan.
2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan suatu hasil output akhir dari serangkai proses
pelaporan informasi data keuangan dari segenap aktivitas usaha yang dijadikan
suatu perusahaan yang dikenal dengan sistem informasi.
Menurut Sofyan Syafri (2013:1) “Laporan keuangan adalah media
informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Jika informasi ini
disajikan dengan benar, informasi tersebut sangat berguna bagi siapa saja untuk
mengambil keputusan tentang perusahaan yang dilaporkan tersebut”.
Adapun menurut S. Munawir (2007:2) mengemukan bahwa:
19
Pada umumnya laporan keuangan itu sendiri dari neraca,
perhitungan laba rugi dan laporan perubahan modal, dimana
neraca menunjukan atau menggambarkan jumlah aktiva,
hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal
tertentu, sedangkan perhitungan laporan laba rugi
memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh
perusahaan serta biaya yang telah terjadi selama periode
tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukan sumber
dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan
perubahan modal perusahaan.
Sedangkan menurut Dwi Prastowo dan Rifka Julianty (2005:3) “Laporan
keuangan merupakan objek dari analisis terhadap laporan keuangan, memahami
latar belakang penyusunan dan penyajian laporan keuangan merupakan langkah
yang sangat penting sebelum menganalisis laporan keuangan itu sendiri”.
Laporan keuangan merupakan hal yang penting dalam melihat dan menilai
prestasi kerja, kondisi, posisi laporan keuangan perusahaan dalam suatu periode,
guna memberikan informasi kepada masyarakat, calon investor dan perusahaan itu
sendiri.
2.3.2 Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan pembuatan laporan keuangan dalam suatu perusahaan yaitu untuk
menyajikan informasi keuangan yang terpercaya mengenai perkembangan suatu
perusahaan kepada pihak-pihak yang terkait baik secara intern maupun ekstern
perusahaan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perkembangan
perusahaan tersebut.
Menurut Sofyan Syafri (2004:134), mengatakan bahwa “Tujuan laporan
keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”.
20
Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia menyatakan bahwa tujuan
laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a) Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat
dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu
perusahaan.
b) Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya
mengenai perubahan dalam aktiva netto (aktiva dikurangi
kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan
usaha dalam rangka memperoleh laba.
c) Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai
perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan,
seperti informasi mengenai aktiva pembiayaan dan
investasi.
d) Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang
berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk
kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai
kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.
Tujuan laporan keuangan menurut Dwi Prastowo dan Rifka Julianty
(2005:5) adalah sebagai berikut:
a) Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan
yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
b) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
dan perubahan posisi keuangan sangat diperlukan untuk
dapat melakukan evaluasi atas kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas (setara kas), dan waktu serta
kepastian dari hasil tersebut.
c) Menyediakan informasi kinerja perusahaan, terutama
proftabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial
sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa
depan, sehingga dapat memprediksi kapasitas persahaan
dalam menghasilkan kas serta untuk merumuskan
efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan
sumber daya.
d) Menyediakan informasi perubahan posisi keuangan
perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi,
pendanaan dan operasi perusahaan selama periode
pelaporan.
21
2.3.3 Jenis Laporan Keuangan
Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari neraca dan laporan laba rugi,
namun dalam prakteknya sering diikut sertakan beberapa daftar yang difungsikan
untuk memberikan kejelasan lebih lanjut, misalnya laporan perubahan modal,
laporan arus kas dan laporan penggunaan dana. Dibawah ini peneliti akan
menjelaskan tentang neraca dan laporan laba rugi.
Menurut Sofyan Syafri (2002:106), mengatakan bahwa jenis laporan
keuangan utama dan pendukung adalah:
a) Neraca
Laporan keuangan yang menunjukan kondisi keuangan
perusahaan pada waktu tertentu. Neraca menyajikan dalam
data historikal aktiva yang merupakan sumber operasi
perusahaan yang dijalankan, utang yaitu kewajiban
perusahaan, dan modal dari pemegang saham perusahaan.
b) Laporan Laba Rugi
Laporan keuangan yang berisikan informasi tentang
keuntungan atau kerugian yang diderita oleh perusahaan
dalam satu periode tertentu. Pada laporan ini menyajikan
data pendapatan sebagai hasil usaha perusahaan dan belum
sebagai pengeluaran operasional perusahaan.
c) Laporan Perubahan Posisi Keuangan
Biasanya disebut daftar sumber dan penggunaan dana,
menunjukan asal kas diperoleh dan bagaimana
digunakannya. Laporan perubahan posisi keuangan
menyediakan latar belakang historis dari pada aliran dana.
Laporan ini terbagi menjadi dua yaitu: Laporan Perubahan
Modal Kerja dan Laporan Arus Kas. Laporan Perubahan
Modal Kerja menyajikan data-data aktiva lancar dan utang
lancar, sedangkan Laporan Arus Kas menyajikan data-data
mengenai arus kas dari kegiatan operasional, kegiatan
investasi, kegiatan keuangan/pembiayaan, dan saldo kas
awal., serta saldo akhir kas.
d) Catatan dan laporan lain sebagai penjelasan bagi laporan
keuangan
Catatan dan laporan lain merupakan bagian integral yang
tak terpisahkan dari laporan keuangan. Catatan-catatan ini
tergantung pada kebijakan akuntansi yang digunakan pada
waktu mempersiapkan laporan keuangan dan memberi
tambahan detail mengenai beberapa bagian dari laporan
keuangan. Misalnya, Laporan Harga Pokok Produksi,
22
Laporan Perubahan Modal atau Laba Ditahan, Laporan
Kegiatan Keuangan.
2.4 Pengertian Neraca
Pengertian neraca menurut S. Munawir (2007:13) mengemukakan bahwa
“Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari
suatu perusahaan pada suatu saat tertentu”. Dengan demikian neraca terdiri dari
tiga bagian utama yaitu aktiva, hutang dan modal. Berikut ini akan dijabarkan isi
dari neraca adalah sebagai berikut:
a) Aktiva
Pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud
saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan
(deffered charges) atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan
yang akan datang, serta aktiva yang tidak berwujud lainnya (intangible assets).
Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu
aktiva lancar dan aktiva tetap.
1) Aktiva Lancar
Adapun pengertian aktiva lancar menurut S. Munawir (2007:14) “Aktiva
lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk
dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam
periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan
perusahaan yang normal)”. Berikut ini yang termasuk ke dalam aktiva
lancar adalah:
23
2) Aktiva Tetap
Pengertian aktiva tetap menurut S. Munawir (2007:16) “Aktiva tetap
adalah aktiva berwujud yang mempunyai umur relatif permanen
(memberikan manfaat kepada perusahaan selama bertahun-tahun yang
dimiliki dan digunakan untuk operasi sehari-hari dalam rangka kegiatan
normal dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali bukan barang dagangan
serta nilainya relatif material)”.
b) Hutang
Pengertian hutang menurut S. Munawir (2007:18) “Hutang adalah semua
kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana
hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari
kreditor”.
Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan ke dalam hutang lancar
(hutang jangka pendek) dan hutang jangka panjang. Adapun penjelasannya
adalah:
1) Hutang Lancar (hutang jangka pendek)
Adapun pengertian hutang lancar menurut S. Munawir (2007:18) “Hutang
lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan
yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka
pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar
yang dimilik perusahaan”.
2) Hutang Jangka Panjang
24
Adapun pengertian hutang jangka panjang menurut S. Munawir (2007:19)
“Hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu
pembayarannya (jatuh temponya) masih jangka panjang (lebih dari satu
tahun sejak tanggal neraca)”.
c) Modal
Pengertian modal menurut S. Munawir (2007:19) “Modal merupakan hak
atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukan dalam pos
modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan atau kelebihan nilai aktiva
yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya”.
2.5 Pengertian Laporan Laba Rugi
Menurut Ridwan Sudjaja dan Inge Berlian (2003:78) “Laporan laba rugi
adalah laporan mengenai penghasilan, biaya, laba rugi yang diperoleh dari suatu
perusahaan selama periode tertentu”. Dan menurut Ridwan Sudjaja dan Inge
Berlian (2003:80) mengemukakan bahwa unsur dari laporan laba rugi adalah:
a) Penjualan kotor/bruto, penjualan terdiri dari penjualan tunai
dan penjualan kredit.
b) Penjualan bersih/neto merupakan selisih dari penjualan
kotor perusahaan dengan pengambilan retur atau potongan
kotor perusahaan dengan pengambilan retur atau potongan
nilainya harus dikurangi dari penjualan kotor pada periode
tersebut.
c) Harga pokok penjualan secara akuntansi dikelompokan
sebagai biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya tidak
langsung dan biaya lainnya yang berhubungan dengan
barang yang dijual perusahaan.
d) Biaya operasi, terdiri biaya penjualan, biaya administrasi
dan umum, biaya-biaya ini menunjukan kegiatan-kegiatan
non produksi seperti biaya-biaya pemasaran, gaji staf dan
biaya lainnya.
e) Biaya bunga, biaya yang tetap dibayar oleh perusahaan atas
uang pinjaman.
f) Pajak adalah biaya atas pendapatan perusahaan yang
dibayar kepada pemerintah.
25
g) Laba kotor/bruto, mengukur langsung laba dari perusahaan
yang merupakan hasil pengurangan antara penerimaan atau
disebut laba sebelum bunga dan pajak.
h) Laba operasi/laba, sebelum bunga dan pajak, laba setelah
dikurangi biaya-biaya operasi atau pendapatan sebelum
pajak diperoleh sesudah semua biaya operasi dikurangi dari
total penerimaan atau disebut laba bunga dan pajak.
i) Laba bersih sebelum pajak, laba setelah dikurangi biaya
operasi dan biaya hutang perusahaan.
j) Laba setelah pajak, laba akhir sesudah semua biaya baik
biaya operasi, maupun biaya hutang dan pajak dibayar.
Menurut Irham Fahmi (2011:97) “Laporan laba rugi merupakan salah satu
dari banyak bagian suatu paket laporan keuangan dan seperti bagian lainnya,
laporan laba rugi merupakan bagian dari produk berbagai pilihan dilaporkan,
seperti halnya kebijakan bisnis, kondisi ekonomi, dan banyak variabel yang
memperngaruhi hasil yang dilaporkan”. Sedangkan menurut S. Munawir
(2007:26) “Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang
penghasilan, biaya, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama
periode tertentu”.
Berdasarkan pengertian menurut para ahli yang sudah dibahas diatas bahwa
laporan laba rugi merupakan laporan untuk mengetahui seberapa besar pendapatan
yang diterima oleh perusahaan dalam satu periode tertentu serta biaya-biaya apa
saja yang menjadi kewajiban perusahaan dan sisa hasil usaha perusahaan dalam
satu periode tertentu apakah mengalami keuntungan atau kerugian.
2.6 Analisis Laporan Keuangan
2.6.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Pengertian analisis laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap
(2008:190) adalah sebagai berikut:
26
“Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit
informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang
bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu
dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data
non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi
keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses
menghasilkan keputusan yang tepat”.
Pengertian analisis laporan keuangan menurut Dwi Prastowo (2011:56)
menguraikan bahwa:
“Analisis laporan keuangan tidak lain merupakan suatu
proses untuk membedah laporan keuangan kedalam unsur-
unsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut, dan
menelaah hubungan diantara unsur-unsur tersebut, dengan
tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang
baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri”.
Sedangkan menurut Sudarsono (2000:191) menjelaskan bahwa:
“Laporan keuangan adalah dengan penelaahan, atau dalam
pengertian ini menguraikan informasi menjadi lebih detail
atau mempelajari hubungan-hubungan dengan tendensi
trend untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi
serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan”.
Berdasarkan pengertian diatas bahwa menganalisis laporan keuangan adalah
untuk memperoleh informasi yang digunakan baik oleh pihak manajemen atau
pihak lain yang berkepentingan terhadap suatu perusahaan dalam pengambilan
keputusan dan perusahaan dapat dengan mudah mengetahui hasil keuangan yang
telah dicapai pada periode tertentu untuk dapat mengetahui keputusan yang tepat.
27
2.6.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan bertujuan untuk menambah informasi yang ada
dalam suatu laporan keuangan. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2002:195)
menjelaskan:
a) Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam
dari pada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.
b) Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat
mata explicit dari suatu laporan keuangan atau yang berada
dibalik laporan keuangan implicit.
c) Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam
laporan keuangan.
d) Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten
dalam laporan keuangan baik berkaitan dengan kelompok
intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan
informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
e) Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat
melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat
dilapangan seperti untuk prediksi, dan peningkatan rating.
f) Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para
pengambil keputusan.
g) Dapat menentukan peringkat rating perusahaan menurut
kriteria tertentu yang sudah dikenal dengan dunia bisnis.
h) Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan
perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan
standar industri normal atau standar ideal.
i) Dapat memahami situasi kondisi keuangan yang dialami
perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur
keuangan dan sebagainya.
j) Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami
perusahaan dimana yang akan datang.
Sedangkan tujuan analisis laporan keuangan menurut Dwi Prastowo dan
Rifka Julianty (2005:57) adalah:
a) Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi
yang penting guna pengambilan keputusan ekonomi.
b) Diperlukan analisis terhadap laporan keuangan, utamanya
dalam memprediksi apa yang mungkin akan terjadi di masa
yang akan datang.
c) Untuk menyakinkan para pengambilan keputusan.
28
Pada dasarnya tujuan dilakukannya analisis laporan keuangan adalah untuk
menambah informasi yang ada dalam sebuah laporan keuangan, baik itu informasi
yang ada dalam sebuah laporan keuangan, maupun informasi yang tampak
langsung tertera dalam suatu laporan keuangan, kesalahan pencatatan laporan
keuangan, mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan,
mengetahui kondisi perusahaan, membandingkan keadaan keuangan perusahaan
dengan perusahaan lain, dan dapat mengetahui dan memprediksi situasi dan
kondisi yang dialami oleh perusahaan dimasa yang akan datang.
2.6.3 Pengguna Analisis Laporan Keuangan
Secara umum pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan yaitu
pihak intern (para manajer, dewan direksi dan karyawan) dan pihak ekstern
(investor dan kreditor). Para pemakai laporan keuangan tersebut akan memerlukan
informasi dari laporan keuangan dalam rangka membantu proses pengambilan
keputusan ekonomi mereka. Keputusan (kepentingan) yang biasa harus diambil
oleh pihak-pihak tersebut menurut Dwi Prastowo (2011:54) adalah sebagai
berikut:
a) Para Pemegang Saham (Investor)
Para investor (dan juga calon kreditor) berkepentingan
terhadap laporan keuangan antara lain untuk pengambilan
keputusan apakah tetap mempertahankan atau menjual
saham suatu perusahaan, apakah group manajemen yang
sekarang ada harus diganti atau dipertahankan dan apakah
perusahaan memiliki persetujuan untuk menerbitkan atau
memperoleh pinjaman.
b) Para Kreditor
Para kreditor (dan juga calon kreditor) berkepentingan
terhadap informasi laporan keuangan antara lain untuk
menilai apakah laba yang diperoleh suatu perusahaan akan
mampu digunakan untuk membayar beban bunga periodik
dan apakah perusahaan mempunyai prospek dalam
29
memenuhi kewajiban (pokok pinjaman) pada saat jatuh
tempo.
c) Para Manajer
Para manajer berkepentingan terhadap informasi laporan
keuangan antara lain untuk dapat melakukan penilaian
apakah perusahaan mempunyai kemampuan untuk
membayar deviden, apakah cukup tersedia dana yang akan
digunakan untuk pengembangan usahanya dan apakah ada
kemungkinan keberhasilan perusahaan dimasa datang
dibawah kepemimpinannya.
d) Analisis Sekuritas
Para analisis sekuritas tertarik terhadap informasi tentang
estimasi laba di masa datang dan kekuatan uang sebagai
elemen penting untuk dasar penentuan nilai sekuritas.
e) Analisis Kredit
Para analisis kredit menginginkan untuk dapat menentukan
aliran dana di masa datang dan konsekuensinya pada posisi
keuangan perusahaan sebagai upaya untuk dapat
mengevaluasi resiko kredit yang melekat pada pelunasan
kreditnya.
Meskipun pihak-pihak yang disebutkan diatas mempunyai kepentingan
tersendiri dan kadang berbeda, akan tetapi secara umum mereka mempunyai
kesamaan yaitu berkepentingan atas informasi tentang apa yang akan terjadi
terhadap suatu perusahaan di masa yang akan datang. Informasi yang penting dan
menjadi fokus mereka adalah mengenai laba.
Informasi mengenai laba ini menjadi sangat penting, karena laba
memberikan dasar bagi terjadinya kenaikan nilai saham. Bagi kreditor laba juga
dapat digunakan untuk mengukur risiko. Laba yang besar juga memungkinkan
dilakukannya ekspansi usaha.
2.6.4 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Metode dan teknik analisis digunakan untuk menentukan dan mengukur
hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan, sehingga dapat
diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila
dibandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan
30
tertentu, atau menggunakan metode-metode perbandingan lainnya. Tujuan dari
setiap metode dan teknik analisis adalah untuk menyederhanakan data sehingga
dapat lebih dimengerti.
Menurut Dwi Prastowo (2011:59) analisis laporan keuangan
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a) Metode analisis horizontal (dinamis) adalah metode analisis
yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan
keuangan untuk beberapa tahun (periode), sehingga dapat
diketahui perkembangan dan kecenderungannya.
b) Metode analisis vertical (statis) adalah metode analisis yang
dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada
tahun (periode) tertentu, yaitu dengan cara membandingkan
antara pos yang satu dengan pos yang lainnya pada laporan
keuangan yang sama untuk tahun periode yang sama.
Sedangkan menurut S. Munawir (2007:36) mengemukakan bahwa “Tujuan
dari setiap metode dan teknik analisis adalah untuk menyederhanakan data
sehingga dapat lebih dimengerti”.
Metode dan teknik analisis yang digunakan oleh peneliti yaitu teknik
analisis komparatif. Teknik analisis komparatif menurut Misbahuddin (2013)
“Analisis komparatif adalah bentuk analisis variabel (data) untuk mengetahui
perbedaan diantara dua kelompok data (variabel) atau lebih. Analisis komparatif
atau uji perbedaan ini sering juga disebut uji signifikan”.
2.7 Rasio Keuangan
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2002:2018) “Rasio keuangan adalah
angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan
dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan atau
berarti”.
31
2.8 Pengertian Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukan perbandingan antara laba dengan
aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas
merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba pada periode
tertentu.
Pengertian rentabilitas dalam perbankan menurut Malayu Hasibuan
(2006:104) “Rentabilitas bank adalah suatu kemampuan bank untuk memperoleh
laba yang dinyatakan dalam persentase. Rentabilitas pada dasarnya adalah laba
(Rp) yang dinyatakan dalam (%) profit”.
Pengertian rentabilitas menurut Sofyan Syafri Harahap (2008:304)
“Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui
semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal,
jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya”.
Sedangkan menurut Frianto Pandia (2012:65) rentabilitas adalah:
“Perbandingan laba (setelah pajak) dengan modal (modal
inti) atau laba (sebelum pajak) dengan total aset yang
dimiliki bank pada periode tertentu. Agar hasil perhitungan
rasio mendekati pada kondisi yang sebenarnya (real) maka
posisi modal atau aset dihitung secara rata-rata selama
periode tertentu”.
Dari penjelasan mengenai pengertian rentabilitas diatas, dijelaskan bahwa
rentabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas bank dalam memperoleh laba,
rasio ini sangat penting mengingat keuntungan ini digunakan demi kelangsungan
dan perkembangan bank pada masa yang akan datang. Rentabilitas juga
digunakan untuk mengukur sejauh mana bank tersebut dapat mengelola kekayaan
dan modal yang digunakan dalam kegiatan perusahaan demi memperoleh
keuntungan.
32
2.8.1 Komponen-komponen Rentabilitas
Menurut Malayu Hasibuan (2006:100) “Bank Indonesia menilai kondisi
rentabilitas perbankan di Indonesia didasarkan pada dua indikator antara lain:
1. Return On Assets (ROA)
Rumus: ROA = Laba Sebelum Pajak X 100%
Total Asset
2. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Rumus: BOPO = Biaya Operasional X 100%
Pendapatan Operasional
Sedangkan menurut Frianto Pandia (2012:71-73) “Mengatakan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif faktor manajemen antara lain dilakukan
melalui penilaian terhadap komponen-komponen faktor rentabilitas sebagai
berikut:
1. Return On Assets (ROA)
Rumus: ROA = Laba Sebelum Pajak X 100%
Total Asset
2. Return On Equity (ROE)
Rumus: ROE = Laba Setelah Pajak X 100%
Total Modal Inti (rata-rata)
3. Net Interest Margin (NIM)
Rumus: NIM = Interest Income – Interest Expenses X 100%
Average Interest Earning Assets
33
4. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
Rumus: BOPO = Biaya Operasional X 100%
Pendapatan Operasional
5. Perkembangan Laba Operasional
Rumus: Pendapatan Operasional – Biaya Operasional
6. Komposisi Portofolio Aktiva Produktif dan Deversifikasi
Pendapatan
Rumus:
Pendapatan Operasional di Luar Pendapatan Bunga X 100%
Pendapatan Operasional
2.9 Hubungan Manajemen Keuangan dan Analisis Laporan Keuangan
dengan Tingkat Rentabilitas
Manajemen keuangan merupakan suatu proses perolehan dana, penggunaan
dana dan pengelolaan aktiva demi tercapainya tujuan perusahaan. Untuk itu tujuan
dari manajemen keuangan berharap dapat berjalan dengan adanya pengambilan-
pengambilan keputusan yang tepat dan benar yang dilakukan oleh manajer
keuangan bank tersebut. Peran manajer keuangan dibutuhkan untuk dapat
memonitoring keadaan keuangan perusahaan, menemukan masalah yang dihadapi
dan mencari bagaimana cara memecahkan permasalahan tersebut, dan untuk lebih
jauhnya lagi tidak akan muncul lagi masalah yang sama di masa yang akan
datang, sehingga tujuan dari bank itu sendiri akan mudah tercapai.
34
Manajer keuangan memerlukan suatu laporan keuangan yang handal untuk
dapat melihat semua permasalahan yang terjadi dalam bank yang bersangkutan,
seperti laporan keuangan berbentuk neraca dan laporan laba rugi, karena laporan
keuangan merupakan suatu media informasi yang kemudian dianalisis untuk
mengetahui informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan, terutama
manajer keuangan pada perusahaan tersebut.
Analisis laporan keuangan dapat dijelaskan dengan melihat karakteristik
dari laporan keuangan itu sendiri, dalam menentukan kebutuhan atau fokus
perhatian para pemakai laporan keuangan dalam proses pengambilan keputusan.
Hubungan antar angka dengan lainnya dalam analisis laporan keuangan dengan
pos-pos yang sama dalam laporan keuangan sebelumnya, setelah pos-pos dalam
laporan keuangan dihubungkan dan dinyatakan dalam bentuk rasio maka angka
rasio dapat diketahui. Menurut J. Courties yang dikutip oleh Sofyan Syafri
Harahap (2008:300) dari kerangka analisis rasio keuangan yang lain adalah
sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas
2. Rasio Solvabilitas
3. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas
4. Rasio Leverage
5. Rasio Pertumbuhan
6. Rasio Base (Penilaian Pasar)
7. Rasio Produktivitas
Berdasarkan pengertian yang sudah dibahas diatas, rasio rentabilitas dapat
menghubungkan laporan neraca dan laporan laba rugi yang akan digunakan untuk
35
mengukur tingkat rentabilitas perusahaan atau bank sehingga dapat diketahui
perkembangannya, apakah bank tersebut mengalami kenaikan atau penurunan
dalam tingkat rentabilitas dan dengan laporan keuangan bank tersebut dapat
menentukan atau menilai posisi keuangan suatu perusahaan, dimana dengan hasil
analisis tersebut pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan,
maka sudah jelaslah bahwa laporan keuangan merupakan dasar perhitungan
tingkat rentabilitas pada suatu perusahaan atau bank.