06_Aset Tidak Berwujud
-
Upload
acengaceng -
Category
Documents
-
view
17 -
download
2
description
Transcript of 06_Aset Tidak Berwujud
INTANGIBLE ASSETS (ASET TAK BERWUJUD)
I. TOPIK ASET TAK BERWUJUD
A. Karakteristik
Aset tak berwujud mempunyai tiga karakter utama.
1. Teridentifikasi
2. Tidak berfisik
3. Bukan aset keuangan
Dalam kebanyakan kasus, aset tak berwujud memberikan keuntungan lebih dari
satu periode. Oleh karena itu, perusahaan biasanya mengklasifikasikannya sebagai aset
tidak lancar.
B. Penilaian
1. Pembelian tak berwujud
Perusahaan mencatat pembelian tak berwujud dari pihak lain pada biaya
perolehannya. Biaya perolehan termasuk semua biaya pengakuisisian (pengakuan)
ditambah biaya-biaya untuk membuat aset tak berwujud siap untuk digunakan.
Khususnya biaya yang termasuk dalam harga pembelian aset tak berwujud, biaya
perijinan, dan beban insidentil lainya.
2. Penciptaan Internal Aset Tak Berwujud
Perusahaan membiayakan semua biaya tahap penelitian dan beberapa biaya tahap
pengembangan.
Biaya pengembangan tertentu dikapitalisasi sekali kriteria kelayakan ekonomi
terpenuhi.
IFRS mengidentifikasi beberapa kriteria tertentu yang harus dipenuhi sebelum biaya
pengembangan dikapitalisasi.
Ilustrasi 12-1 mengindikasikan dua tahapan aktivitas penelitian dan pengembangan,
bersama dengan perlakuan akuntansi untuk biaya-biaya yang ditimbulkan selama fase ini.
C. Amortisasi aset tak berwujud
Alokasi biaya dari aset tak berwujud secara sistematis disebut amortisasi. Aset tak
berwujud memiliki baik umur manfaat yang tebatas ataupun yang tak terbatas. Masa manfaat
harus mencerminkan periode dimana aset tersebut akan memberikan kontribusi untuk arus
1
kas. IFRS mengharuskan perusahaan untuk menilai nilai residu dan masa manfaat aset tidak
rwujud setidaknya setiap tahun.
1. Aset tak berwujud dengan masa manfaat terbatas
Faktor-faktor untuk memperkirakan umur manfaat asset tak berwujud:
1. Penggunaan aset yang diharapkan oleh perusahaan.
2. Efek dari keusangan, permintaan, kompetisi dan faktor ekonomi lainnya. Termasuk
stabilitas industri, kemajuan teknologi, tindakan legislatif yang menimbulkan
ketidakpastian atau perubahan lingkungan pengaturan dan perubahan jalur distribusi
yang diharapkan.
3. ketentuan-ketentuan (hukum, peraturan, atau kontraktual) yang memungkinkan
pembaharuan atau perpanjangan aset hak atau masa kontrak tanpa biaya besar.
4. tingkat pengeluaran pemeliharaan yang diperlukan untuk memperoleh arus kas yang
diharapkan dari aktiva tersebut.
5. tindakan hukum
6. masa manfaat yang diharapkan dari aktiva lain atau kelompok aset yang masa
manfaat aset tidak berwujud mungkin berhubungan (seperti hak sewa untuk studio).
IFRS mengharuskan perusahaan untuk menaksir nilai residu yang diestimasi dan
kegunaan dari asset tidak berwujud paling tidak per tahun. Perusahaan juga harus
mengevaluasi asset tidak berwujud dengan umur terbatas per tahun untuk menentukan
apakah ada indikasi dari penurunan nilai. Jika ada indikasi penurunan nilai, uji penurunan
nilai dilakukan. Kerugian penurunan nilai harus diakui untuk jumlah nilai tercatat dari
asset tidak berwujud lebih sedikit dari nilai yang dapat diperoleh kembali.
2. Asset tidak berwujud yang tidak terbatas
Jika tidak ada faktor-faktor (hukum, peraturan, kontraktual, kompetitif, atau yang
lain) yang membatasi manfaat dari asset tidak berwujud, perusahaan menganggap
umurnya tidak terbatas. Umur tidak terbatas maksudnya ialah bahwa tidak ada batas yang
dapat diduga dalam periode waktu dimana asset tidak berwujud diharapkan untuk
menghasilkan arus kas. Perusahaan tidak mengamortisasi asset tidak berwujud dengan
umur yang tidak terbatas. Untuk mengilustrasikannya, asumsikan Double Clik Inc.
mengakuisisi merek dagang yang digunakan untuk membedakan produk konsumen
terkemuka. Ia memperbaharui merek dagang nya setiap 10 tahun. Semua bukti
mengindikasikan bahwa merek dagang produk ini akan menghasilkan arus kas untuk
2
periode waktu yang tidak terbatas. Dalam hal ini, merek dagang memiliki umur yang
tidak terbatas.
II. TIPE (MACAM-MACAM) ASET TAK BERWUJUD
Ada banyak macam dari asset tak berwujud, seringnya diklasifikasikan ke dalam enam
kategori berikut:
A. Aset Tidak Berwujud Yang Terkait Pemasaran (marketing-related intangible asset)
Perusahaan-perusaahan utamanya menggunakan aset tidak berwujud yang terkait
pemasaran (marketing-related intangible asset) di pemasaran atau promosi atau produk-
produk atau jasa-jasa. Contoh-contohnya adalah merek dagang atau nama dagang, Koran
mastheads, nama domain internet, dan persetujuan non kompetisi.
Sebuah merk dagang atau nama dagang adalah sebuah nama, kata, atau simbol
yang membedakan atau mengidentifikasi perusahaan atau produk tertentu. Nama dagang
seperti Mercedes Benz, Pepsi-Cola, Honda, Cadbury Eggs, Wheaties, dan Ikea membuat
identifikasi produk langsung di pikiran kita, demikian meningkatkan pemasaran.
Contohnya, di Amerika, pendaftaran dengan paten AS dan kantor merek dagang
memberikan perlindungan hukum bagi anggota tidak terbatas perpanjangan untuk jangka
waktu 10 tahun masing-masing. Jumlah pembaharuan yang tidak pasti selama tiap
periode dalam 10 tahun tersebut. Oleh karena itu, sebuah perusahaan yang menggunakan
merek dagang (trademark) yang bagus mungkin mempertimbangkan hal tersebut untuk
suatu masa yang tidak tentu dan tidak mengamortisasi biayanya.
Jika perusahaan mengembangkan sebuah merek dagang, perusahaan tersebut
mengkapitalisasi biaya-biaya yang berhubungan dengan pengamanan merek dagang itu,
seperti biaya untuk pengacara, biaya pendaftaran, biaya perancangan, biaya konsultasi,
dan biaya pembelaan hukum yang berhasil. Akan tetapi, itu tidak termasuk biaya
penelitian dan pengembangan yang tidak termasuk dalam kriteria pengakuan. Ketika total
biaya dari merek dagang (trademark) tidak signifikan, maka perusahaan
menyederhanakan beban-bebannya.
B. Aset Tidak Berwujud Terkait Pelanggan
Aset tidak berwujud terkait pelanggan adalah hasil dari interaksi dengan pihak
luar. Contohnya termasuk daftar pelanggan,pesanan atau produksi backlog, dan kedua
hubungan pelanggan kontrak dan noncontractual. Bermodalkan biaya akuisisi,
diamortisasi sebagai beban selama masa manfaatnya.
C. Aset Tidak Berwujud Terkait Artistik3
Aset Tidak Berwujud terkait artistik melibatkan hak kepemilikan untuk drama,
karya sastra, karya musik, gambar, foto, dan video dan bahan audiovisual. Hak cipta
melindungi hak milik. Hak cipta adalah hak Swadaya yang diberikan kepada semua
penulis, pelukis, musisi, pematung, dan seniman lainnya dalam kreasi dan ekspresi. Hak
cipta diberikan selama 70 tahun. Ini memberikan pemilik atau ahli waris hak eksklusif
untuk memproduksi ulang dan menjual sebuah karya seni atau diterbitkan. Hak cipta
tidak diperbaharui. Perusahaan mengkapitalisasi biaya pembelian dan mempertahankan
hak cipta. Mereka mengamortisasi biaya yang dikapitalisasi selama masa manfaat hak
cipta jika kurang dari legal life/masa pemberlakuan secara legal (life of the creator plus
70 years).
D. Aset Tidak Berwujud Terkait Kontrak
Aset tidak berwujud yang terkait kontrak merupakan nilai hak yang timbul dari
persetujuan kontrak, Contoh persetujuan atas fanchise dan perizinan, konstruksi, izin, hak
siaran, dan kontrak layanan atau pasokan.
Franchisor, telah membangun sebuah konsep atau produk unik, melindungi
konsep atau produknya melalui sebuah paten, hak cipta, atau merek dagang atau nama
dagang. Franchise memperoleh hak untuk memanfaatkan ide atau produk franchisor
dengan tanda tangan sebuah perjanjian franchise.
Franchises dan surat ijin mungkin untuk menjadi ketentuan berkala dari waktu,
untuk tidak menjadi ketentuan berkala dari waktu, atau terus-menerus. Perusahaan
menjamin franchise dan surat ijin mengangkat akun aset tidak berwujud ( franchise atau
license) di buku-bukunya, hanya franchise mengidentifikasi biaya-biaya dalam perolehan
dari hak pengoperasian( seperti biaya-biaya munkin jadi biaya resmi atau meningkatkan
pembayaran lump-sum, contohnya). Sebuah perusahaan seharusnya mengamortisasi
biaya dari sebuah franchise (atau surat ijin) dengan sebuah batasan seperti beban opersi
berakhir dari franchise. Seharusnya tidak mengamortisasi franchise dengan umur yang
tidak tentu, juga tidak mengamortisasi franchise secara menyeluruh; perusahaan
seharusnya malahan mengangkat seperti biaya franchises.
E. Aset Tak Berwujud Terkait Teknolog
Teknologi yang berhubungan dengan intangible asset terkait dengan inovasi atau
kemajuan teknologi. contohnya adalah teknologi yang telah dipatenkan dan rahasia
dagang yang "diberikan oleh badan pemerintah".
4
Di beberapa negara, pemegang paten mempunyai hak yang esklusif untuk
memproduksi dan menjual suatu produk atau memprosesnya selama jangka waktu 20
tahun tanpa gangguan atau pelanggaran oleh orang lain. Perusahaan bisa mengamortisasi
biaya dari paten dengan legal lifenya atau useful lifenya (periode di mana benefit diterima)—
yang mana salah satu di antara keduanya yang lebih pendek.
F. Goodwill
Meskipun perusahaan boleh mengkapitalisasi jumlah tertentu dari biaya yang
benar-benar terjadi dalam mengembangkan aset yang dapat diidentifikasi secara
terperinci seperti paten dan hak cipta, jumlah yang dikapitalisasi pada umumnya tidak
signifikan. Namun perusahaan mencatat jumlah yang material dari intangible aset ketika
pembelian intangible aset tersebut, khususnya dalam situasi yang melibatkan sebuah
penggabungan bisnis (pembelian bisnis yang lain).
Untuk ilustrasi, asumsikan bahwa Perusahaan Portofino memutuskan untuk
membeli Perusahaan Aquinas. Dalam situasi ini, Portofino mengukur aset yang diakui
dan liability yang dinyatakan dalam nilai wajar. Dalam pengukuran aset dan liability
tersebut, Portofino harus mengidentifikasikan semua aset dan liability Aquinas. Sebagai
hasilnya, Portofino boleh mengakui aset dan liability yang sebelumnya tidak diakui
Aquinas. Contohya, Portofino boleh mengakui intangible aset seberti Brand, Paten, atau
daftar pelanggan yang tidak dicatat oleh Aquinas. Dalam kasus ini, Aquinas tidak boleh
mengakui aset tersebut karena aset tersebut dikembangkan secara internal dan
dibebankan ke beban.
Dalam banyak penggabungan bisnis, pembelian perusaahaan mencatat adanya
goodwill. Goodwill diukur sebagai selisih dari biaya pembelian dengan dengan nilai
wajar dari aset bersih (aset dikurangi liability) yang dibeli. Sebagai contoh, jika Portofino
membayar $2.000.000 untuk membayar Aset bersih Aquinas (dengan nilai wajar
$1.500.000). Portofino akan mencatat goodwill sebesar $500.000. Goodwill lebih sering
diukur sebagai nilai sisa dibandingkan diukur secara langsung. Inilah mengapa Goodwill
kadang-kadang diperuntukkan sebagai penambal, pengisi celah, atau akun penilaiaan
yang utama.
Konsepnya, goodwill merepresentasikan manfaat ekonomi di masa yang akan
datang yang timbul dari aset lain yang diperoleh dalam penggabungan bisnis yang tidak
diidentifikasi tersendiri dan diakui terpisah. Ini sering disebut sebagai “yang paling tidak
berwujud dari intangible aset” karena diidentifikasikan hanya sebagai bisnis secara
5
keseluruhan. Satu-satunya cara untuk menjual goodwill adalah dengan menjual bisnis
tersebut.
1. Pencatatan Goodwill
Pencatatan goodwill secara internal
Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak boleh dikapitalisasi dalam akun
karena mengukur komponen-komponen goodwill terlalu rumit, dan
menghubungkan setiap biaya dengan manfaat di masa depan terlalu sulit. Manfaat
goodwill di masa depan mungkin tidak memiliki hubungan dengan biaya yang
dikeluarkan dalam pengembangan goodwill tersebut.
Pembelian Goodwill.
Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya, goodwill dicatat hanya pada saat
seluruh entitas bisnis dibeli. Untuk mencatat goodwill, sebuah perusahaan
membandingkan nilai wajar aset berwujud bersih dan asset tak berwujud yang dapat
diidentifikasi dengan harga beli (biaya) dari bisnis yang diperoleh. Perbedaannya
disebut goodwill. Goodwill adalah nilai sisa – kelebihan biaya atas fair value net asset
yang dapat diidentifikasi yang diakuisisi.
2. Penghapusan Goodwill
Perusahaan mengakui goodwill dari dalam suatu bisnis dan menganggap bahwa
goodwill mempunyai hidup yang tak terbatas dan perusahaan tidak mengamortisasinya.
Walaupun nilai goodwill bisa menurun sepanjang waktu, memperkirakan hidup yang
sebenarnya dari goodwill dan pola amortisasi adalah cukup sulit. Sebagai tambahan,
investor mancari biaya amortisasi dalam sedikit penggunaan dievaluasi performa
keuangan.
Lebih jauh lagi, komunitas investasi ingin mengetahui berapa jumlah investasi di
dalam goodwill, yang mana merupakan asset tidak berwujud terbesar dalam laporan
keuangan suatu perusahaan. Kemudian, perusahaan menyesuaikan carrying value hanya
ketika goodwill di impaired (nilai asset menurun). Pendekatan ini secara signifikan
berpengaruh terhadap laporan keuangan beberapa perusahaan.
Beberapa orang meyakini bahwa nilai goodwill akan menghilang pada akhirnya.
Kemudian mereka berpendapat perusahaan membabankan goodwill melalui
beban/expense selama periode yang dipengaruhi, untuk mencocokan beban dan
6
pendapatan. Yang lain berpendapat bahwa perlakuan akuntansi untuk goodwill yang
diperoleh dengan pembelian dan goodwill yang dibentuk secara internal harus konsisten.
Mereka memandang bahwa perusahaan sesegera mungkin membebankan goodwill yang
dibuat secara internal dan harus mengikuti perlakuan akuntansi untuk goodwill yang
diperoleh dengan pembelian. Walaupun pendapat ini mempunyai kelebihan, goodwill
yang tidak diamortisasi digabung dengan impairment test yang cukup harus menyediakan
informasi keuangan yang paling berguna untuk komunitas investasi. Kita mendiskusikan
akuntansi untuk impairment goodwill di bab berikutnya.
3. Bargain Purchase
Dalam beberapa kasus, pembeli dalam gabungan bisnis membayar kurang dari
nilai wajar dari asset bersih yang dapat diidentifikasi. Situasi seperti itu disebut bargain
purchase. Bargain purchase timbul karena ketidaksempurnaan pasar; penjual lebih
mendapat untung bila menjual asset sendirian daripada menjual asset bersama-sama.
Situasi ini (misal: likuidasi yang dipaksakan sebagai akibat dari kematian pendiri
perusahaan) dimana harga pembelian lebih kecil daripada harga asset bersih yang dapat
diidentifikasi. Kelebihan ini dicatat sebagai untung oleh pembeli.
IASB mencatat bahwa economic gain adalah bagian penting dari bargain
purchase. Pembelian akan menguntungkan bila nilai wajar benda yang telah didapatkan
melebihi jumlah uang yang dikeluarkan. IASB pun mensyaratkan perusahaan untuk
melaporkan keadaan gain transaksi ini. Pelaporan seperti ini membantu para pengguna
untung mengevaluasi kualitas pendapatan yang terjadi.
III. PENURUNAN NILAI DARI ASET TAK BERWUJUD
A. Penurunan Nilai Dari Asset Tak Berwujud Dengan Masa Manfaat Terbatas
Sebuah asset tak berwujud dianggap rusak ketika perusahaan tidak bisa
memulihkan jumlah tercatat suatu asset dengan menggunakan maupun menjualnya.
Seperti yang didiskusikan pada bab 11, untuk menjelaskan apakah asset jangka panjang
(property plant equipment atau intangible asset) sudah rusak, sebuah review dibuat dari
kemampuan suatu asset menghasilkan kas lewat penggunaan atau penjualan. Jika jumlah
tercatat lebih dari jumlah terpulihkan, selisihnya dicatat sebagai rugi penurunan nilai.
Bila sebaliknya, rugi penurunan nilai tidak dicatat. Prosedur spesifik untuk mencatat
kerusakan tergantung pada jenis intangible asset – limited life atau indefinite life
(termasuk goodwill).
7
B. Reversal dari kerugian penurunan nilai.
Apakah yang terjadi jika suatu pengulangan dalam suatu tahun yang akan datang
mengindikasikan suatu Intangible Asset yang tidak lebih lama masa Impairmnet karena
nilai wajar dari asset lebih tinggi dari carrying amount-nya ? Dalam kasus tersebut,
kerugian impairment bisa dibalik untuk mengilustrasikannya, contoh patent lerch yang
berlanjut, diasumsikan bahwa masa yang tersisa dari patent tersebut adalah 5 tahun
dengan nilai sisa sebesar nol (0). Penilaian kembali nilai tercatat dari patent setelah
impairment adalah $2.000.000 ($5.000.000 – $3.000.000). Jadi amortisasi Lerch adalah
sebesar $400.000 ($2.000.000/5) atas masa patent yang tersisa selama 5 tahun.
Amortisasi Expense dan nilai tercatat yang terkait setelah impairment ditunjukkan dalam
ilustrasi 12-8
Patents ($1.750.000 - $1.600.000) 150.000
Recovery of Impairment Loss 150.000
Jumlah dari Recovery of impairment loss dilaporkan dalam bagian “other income
and expense” di Income Statement. Nilai tercatat dari patent sekarang adalah $1.750.000
($1.600.000+$150.000).15 Masa yang tersisa dari patent diasumsikan selama 4 tahun,
Lerch mencatat amortisasi expense di tahun 2012 sebesar $437.500 ($1.750.000/4)
C. Impairment Intangible Asset dengan umur yang tidak terbatas selain Goodwill
Intangible Asset dengan umur manfaat yang tidak terbatas (selain Goodwill)
harus diuji Impairmnet-nya paling tidak setahun sekali.16 Pengujian Impairment untuk
Intangible asset selain goodwill ini adalah pengujian nilai wajar. Pengujian ini
membandingkan nilai wajar Intangible Asset dengan jumlah tercatatnya. Jika nilai wajar
dari Intangible Asset lebih kecil daripada jumlah tercatatnya maka Impairment-nya
diakui.
D. Penurunan nilai Goodwill
8
Year Amortization Expense Carrying Amount
2011 $ 400,000 $ 1,600,000 ($2,000,000 - $ 400,000)
2012 400,000 1,200,000 ($ 1,600,000 - $ 400,000)
2013 400,000 800,000 ($ 1,200,000 - $ 400,000)
2014 400,000 400,000 ($ 800,000 - $ 400,000)
2015 400,000 0 ($ 400,000 - $ 400,000)
Waktu untuk tes penurunan nilai goodwill sama dengan aset tidak berwujud
lainnya dengan masa manfaat yang tidak tentu. Artinya, perusahaan harus menguji
goodwill setidaknya setiap tahun. Namun, karena goodwill menghasilkan arus kas hanya
dalam kombinasi dengan aset lainnya, tes penurunan nilai dilakukan berdasarkan pada
unit penghasil kas dimana goodwill dikaitkan. Berdasarkan IFRS, ketika sebuah
perusahaan mencatat goodwill dalam penggabungan usaha, perusahaan harus menetapkan
goodwill ke unit penghasil kas yang diharapkan dapat memberikan manfaat dari
sinerginya dan manfaat lain yang timbul dari penggabungan usaha tersebut.
Untuk mengilustrasikan, asumsikan bahwa Kohlbuy Corporation memiliki tiga
divisi. Perusahaan membeli salah satu divisi, Pritt Products, pada empat tahun lalu
sebesar $ 2 juta. Sayangnya, Pritt mengalami kerugian usaha selama tiga kuartal terakhir.
Manajemen Kohlbury sekarang meninjau divisi (unit penghasil kas), untuk tujuan
pengujian penurunan nilai tahunan. Ilustrasi 12-10 mencatat aktiva bersih divisi Pritt,
termasuk Goodwill yang terkait senilai $ 900,000 dari pembelian.
Illustrasi 12-10
Properti, pabrik, dan peralatan (Bersih) $800.000
Goodwill 900.000
Persediaan 700.000
Piutang 300.000
Kas 200.000
Hutang dagang dan wesel bayar (500.000)
Aktiva(Bersih) $2.400.000
Kohlbuy menentukan jumlah yang dapat diperoleh kembali untuk divisi Pritt
menjadi $ 2.800.000, berdasarkan estimasi nilai yang digunakan. Karena nilai wajar
divisi melebihi nilai tercatat aktiva bersih, Kohlbuy tidak mengakui penurunan
nilai. Namun, jika jumlah yang dapat diperoleh kembali untuk Divisi Pritt kurang dari
nilai tercatat aktiva bersih, maka Kohlbuy harus mencatat sebuah penurunan. Untuk
mengilustrasikan, asumsikan bahwa jumlah terpulihkan untuk Divisi Pritt adalah
1.900.000 $ bukan $ 2.800.000. Ilustrasi 12-11 menghitung jumlah kerugian penurunan
nilai untuk direkam.
Ilustrasi 12-11
9
Jumlah yang dapat diperoleh kembalik dari divisi
Pritt
$1.900.000
aktiva bersih yang dapat diidentifikasi (2.400.000)
Rugi atas penurunan $500.000
Kohlbuy membuat jurnal berikut untuk mencatat impairment,
Kerugian atas penyusutan $ 500,000
Goodwill $ 500,000
Setelah jurnal tersebut, nilai perolehan goodwill sekarang menjadi $400,000.
Jika kondisi berubah pada periode-periode selanjutnya, seperti perolehan kembali
nilai asset pritt division selain goodwill lebih tinggi dari nilai perolehannya, kohlbuy akan
membalik jurnal kerugian atas penyusutan asset pritt division selain dari goodwill.
Pembalikan jurnal kerugian atas penyusutan goodwill tidak diperkenankan.
IV. BIAYA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Biaya penelitian dan pengembangan (R&D) tidak termasuk ke dalam Intangible
Assets. Akan tetapi, kami menghadirkan akuntansi untuk R&D ini karena Aktivitas R&D
sering muncul dalam pengembangan Patens atau Copyrights (seperti, produk baru, proses,
ide, formula, komposisi, dan karya sastra).
IFRS mengharuskan semua biaya penelitian dibebankan ke beban pada saat
terjadinya. Biaya pengembangan boleh atau tidak boleh dibebankan ke beban pada saat
terjadinya. Sekali suatu proyek melangkah pada tahap pengembangan, biaya pengembangn
tertentu dikapitalisasi. Kapitalisasi dimulai ketika proyek sudah cukup jauh berjalan
sepanjang proses sehingga manfaat ekonomi dari proyek penelitian dan pengembangan
(R&D) mengalir pada perusahaan (proyek secara ekonomis tetap berjalan). Untuk tujuan
kegiatan rumah tangga, diasumsikan bahwa semua biaya penelitian dan pengembangan
(R&D) dibebankan ke beban pada saat terjadinya kecuali kalau dinyatakan sebaliknya.
A. Pengidentifikasian Aktivitas Riset dan Pengembangan (R&D)
Ilustrasi 12-13 menunjukan definisi dari aktivitas penelitian dan aktivitas
pengembangan. Definisi ini membedakan biaya penelitian dan pengembangan dari biaya
serupa lainnya.
Aktivitas Penelitian
Pencarian yang direncanakan atau investigasi kritis yang
ditujukan untuk menambah pengetahuan baru.
Aktifitas Pengembangan
Pengaplikasian penemuan penelitian atau
pengetahuan lain ke dalam suatu rencana atau
rancangan untuk proses produksi yang baru atau
perbaikan yang signifikan terhadap bahan baku,
media, produk, proses, sistem, atau layanan
sebelum diapakai untuk produksi komersil atau
10
digunakan.
Contoh
Pencarian yang direncanakan atau investigasi kritis yang
ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru
pencarian aplikasi dari penemuan baru.
Contoh
Perumusan konseptual dan perancangan dari
alternatif produk atau proses yang mungkin;
pembuatan prototipe dan pengoperasian pabrik
percontohan
Kegiatan Penelitian tidak termasuk pergantian yang rutin atau periodik terhadap
kaberadaan suatu produk, garis produksi, proses manufaktur, dan operasi terus menerus
lainnya, sekalipun pergantian ini mungkin akan menghasilkan suatu peningkatan.
Contohnya usaha yang rutin dan terus menerus untuk memperhalus, memperkaya,
mengembangkan kualitas dari produk yang ada yang tak dimaksudkan dalam kegiatan
pengembangan dan penelitian.
B. Akuntansi untuk kegiatan pengembangan dan penelitian
Biaya ini dihubungkan dengan kegiatan pengambangan dan penelitian dan perlakuan
akuntansi terhadapnya adalah sebagai berikut.
1. Materials, Equipment, and facilities .
Biaya sebagai beban, kecuali barang yang mempunyai kegunaan alternatif dimasa
depan (di proyek lain atau yang lainnya). Jika ada kegunaan alternatif dimasa depan,
catat sebagai persediaan dan alukasikan ketika dikonsumsi, atau dikapitalisasi dan
disusutkan jika digunakan.
2. Personnel.
Gaji, upah, dan biaya yang berhubungan dengan personil dalam proyek
pengembangan dan penelitian diakui sebagai beban.
3. Purchased Intangible.
Pengakuan dan pengukuran dengan fair value. Setelah inisial diakui, akun untuk
sumber daya yang sesuai ( keduanya mamiliki umur terbatas atau umur yang tak
diketahui )
4. Contract Service.
Biaya yang dilakukan oleh puhak lain dalam proyek pengembangan dan
penelitian haru diakui sebagai beban saat terjadi.
5. Indirect cost.
Alokasi yang tepat atas biaya tidak langsung dalam biaya pengembangan dan
penelitian, kecuali untuk biaya umum dan administrasi yang jelas harus berhubungan
dalam pengembangan dan penelitian dapat diakui sebagai beban.
11
C. Biaya-biaya lain yang serupa dengan biaya R&D
Banyak biaya yang memiliki karakteristik serupa dengan biaya penelitian dan
pengembangan, seperti :
1. Biaya awal operasi baru
2. Kerugian operasi awal
3. Biya iklan
Sebagian besar dari biaya-biaya ini dibebankan ketika dikeluarkan, yang serupa
dengan akuntasi untuk biaya penelitian dan pengembangan (R&D). Suatu penjelasan
singkat mengenai biaya-biaya tersebut disajikan berikut ini.
Tipe Pengeluaran Perlakuan Akuntansi Dasar pemikiran
1. Konstruksi fasilitas penelitian jangka panjang
untuk penggunaan dalam waktu dekat dan
proyek di masa depan (three-story , 400.000-
square-foot building)
Kapitalisasi dan
depresiasi sebagai
R&D expense
Mempunyai alternative
penggunaan masa depan
2. Perolehan peralatan R&D untuk digunakan
hanya pada proyek dalam waktu dekat
dibiayakan seketika
sebagai R&D
Biaya penelitian
3. Perolehan mesin untuk digunakan pada proyek
waktu dekat dan R&D di masa yang akan datang
Capitalisasi dan
depresiasi sebagai R&D
expense
Mempunyai alternative
penggunaan di masa depan
4. Pembelian bahan baku untuk digunakan
pada proyek waktu dekat dan R&D di
masa yang akan dating
Persediaan dan alokasi pada
proyek R&D, expense yang
dikonsumsi
Mempunyai alternative
penggunaan di masa depan
5. Gaji staff penelitian yang mendesain scanner
laser bone baru
dibiayakan seketika sebagai
R&D
Biaya penelitian
6. Biaya penelitian yang terjadi dibawah
kontrak dengan New Horison, Inc, dan
ditagih bulanan
Dicatat sebagai receivable Bukan biaya R&D (expense
yang dapat dibayar kembali
7. Biaya bahan baku, tenaga kerja dan overhead
atas prototype scanner laser (kelangsungan
hidup ekonomi tidak tercapai
dibiayakan seketika
sebagai R&D
Tidak memenuhi criteria
pengakuan
8. Biaya mengetes prototype dan modifikasi
desain (kelangsungan hidup ekonomi tidak
tercapai)
dibiayakan seketika
sebagai R&D
Tidak memenuhi criteria
pengakuan
12
9. Upah legal untuk memperoleh paten pada
scanner laser yang baru
Dikapitalisasi sebagai
paten dan diamortisasi
pada overhead
sebagai bagian dari
biaya pembuatan
barang
Biaya langsung paten
10. Gaji eksekutif dibiayakan sebagai operating
expense
Bukan biaya R&D (general
and administrative expense
11. Biaya penelitian marketing untuk
mempromosikan scanner laser yang baru
dibiayakan sebagai operating
expense
Bukan biaya R&D (selling
expense
12. Biaya tehnik mesin yang terjadi untuk kemajuan
scanner laser ke tingkat produksi penuh
(kelangsungan hidup ekonomi
Dikapitalisasi sebagai R&D Memenuhi kriteria
pengakuan
13. Biaya atas kesuksesan mempertahankan paten
pada scanner laser
Dikapitalisasi sebagai paten
dan diamortisasi pada
overhead sebagai bagian dari
biaya pembuatan barang
Biaya langsung paten
14. Komisi untuk staff penjualan yang memasarkan
scanner laser yang baru
dibiayakan sebagai operating
expense
Bukan biaya R&D (selling
expense
Biaya awal
Biaya awal dikeluarkan untuk suatu aktivitas tunggal untuk memulai operasi baru.
Contohnya meliputi pembukaan pabrik/gedung baru, perkenalan suatu produk atau jasa
baru, atau membuka bisnis di suatu wilayah baru. Biaya awal meliputi biaya
organisasional, seperti biaya pembuatan perizinan secara hukum yang terjadi untuk
mengembangkan badan usaha baru.
Biaya yang mungkin akan dilibatkan:
1. Biaya perjalanan yang terkait ; biaya yang terkait dengan gaji pegawai, dan biaya yang
terkait dengan penelitian, akuntansi, pajak, dan urusan dengan pemerintah.
2. Pelatihan pegawai local yang berkaitan dengan produksi, perawatan, sistem komputer,
keuangan, dan operasi.
13
3. Perekrutan, pengorganisasian, dan pelatihan yang berkaitan dengan pembentukan
jaringan distribusi.
Kerugian Awal Operasi
Ada beberapa hal yang harus diakui sebagai kerugian awal usaha yang biasanya
terjadi pada saat memulai bisnis. Mereka berpendapat bahwa biaya kerugian operasi
tersebut merupakan biaya yang tidak dapat dihindari ketika memulai bisnis.
IFRS menyatakan bahwa kerugian usaha yang terjadi di tahun-tahun awal tidak
boleh dikapitalisasi. Singkatnya, standar akuntansi dan pelaporan untuk perusahaan yang
baru saja memulai bisnisnya tidak boleh berbeda dengan perusahaan-perusahaan lainnya
yang telah lama menjalankan bisnisnya.
Biaya Iklan
Selama bertahun-tahun, PepsiCo (AS) telah mempekerjakan berbagai bintang
pop, seperti Justin Timberlake dan Beyonce, untuk mengiklankan produk-produknya.
Bagaimana seharusnya mereka melaporkan biaya iklan seperti biaya yang berkaitan
dengan juru bicara bintang pop tersebut? Pepsi bisa membebankan biaya itu dalam
berbagai cara:
1. Ketika bintang iklan tersebut telah menyelesaikan tugas mereka;
2. Pada saat pertama kali iklan tersebut ditayangkan;
3. Selama masa manfaat iklan;
4. Dengan cara yang sesuai untuk masing-masing periode yang telah diidentifikasi di
atas;
5. Selama periode yang dianggap bisa menghasilkan pendapatan.
Pepsi harus membebankan biaya iklan pada hal itu terjadinya. IASB mengakui
bahwa iklan dan kegiatan promosi bisa meningkatkan atau menciptakan hubungan
dengan pelanggan, yang pada suatu saat nanti akan menghasilkan pendapatan.
V. Penyajian Pos-pos yang Tak Berwujud Dan Pos-pos yang Terkait
A. Penyajian Aktiva Tak Berwujud
Pelaporan aktiva tak berwujud mirip dengan pelaporen Property, Bangunan dan
Peralatan. Nama baik perusahaan sebaiknya disajikan secara terpisah. Pada laporan laba
rugi perusahaan sebaiknya menyajikan biaya amortisasi dan kerugian impairment serta
pembalikan untuk aset tak berwujud, secara terpisah.
B. Aktiva Tak Berwujud
14
Intangible assets terdiri dari indefinite life intangible assets dan finite life intangible
assets. Indefinite life intangible assets adalah aset-aset yang umur nulai guna ekonominya
tidak dapat ditentukan saat aset tersebut didapat melalui kalim-klaim legal lainnya yang
dapat diperbaharui tanpa biaya khusus.
C. Penurunan Nilai Goodwill dan Indefinite Life Intangible Assets
Goodwill dan indefinite life intangible assets diuji untuk impairment secara annual.
Pengujian impairment dilakukan secara annual pada saat yang sama tiap tahunnya dan
pada saat cash generating unit (CGU) level.
15