BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2020. 12. 8. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Minyak Kelapa...

21
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Minyak Kelapa Sawit Industri minyak sawit merupakan industri berbasis sektor pertanian yang memproduksi crude palm oil (CPO) yang dapat digunakan untuk berbagai variasi makanan, kosmetik, produk kebersihan, dan juga bisa digunakan sebagai sumber biofuel atau biodiesel. Komoditi minyak kelapa sawit memiliki prospek cerah dalam perdagangan minyak nabati dunia karena minyak kelapa sawit merupakam salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Hal ini mendorong pemerintah untuk memacu pengembangan areal perkebunan kelapa sawit yang dapat menjadi sumber penghasil devisa non migas bagi negara (Priyambada dkk., 2014). Menurut data dari United States Department of Agriculture, Indonesia adalah produsen dan eksportir minyak sawit terbesar di seluruh dunia yang menghasilkan 85-90% dari total produksi minyak sawit dunia. Hal ini didukung oleh jumlah total luas area perkebunan sawit di Indonesia yang mencapai 8 juta hektar dan direncanakan akan meningkat menjadi 13 juta hektar pada tahun 2020 (Priyambada dkk., 2014). Permintaan dunia dalam jangka panjang akan minyak sawit semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah populasi dunia. Oleh sebab itu, budidaya kelapa sawit semakin ditingkatkan secara signifikan baik oleh petani kecil maupun para pengusaha besar di Indonesia. Sebagian besar produksi minyak kelapa sawit Indonesia diekspor ke negara Republik Rakyat Tionghoa, India, Malaysia, Singapura, dan Belanda (Priyambada dkk., 2014). 2.2. Pabrik Kelapa Sawit Agro industri terutama industri minyak sawit berkembang pesat di Indonesia. Hal ini disebabkan berkembangnya perkebunan kelapa sawit, baik milik perusahaan negara, swasta, dan rakyat. Industri minyak sawit yang lebih dikenal dengan sebutan PKS (Pabrik Kelapa Sawit) merupakan suatu industri dengan kegiatan pengolahan tandan buah segar

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2020. 12. 8. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Minyak Kelapa...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2020. 12. 8. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Minyak Kelapa Sawit Industri minyak sawit merupakan industri berbasis sektor pertanian yang memproduksi

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Industri Minyak Kelapa Sawit

Industri minyak sawit merupakan industri berbasis sektor pertanian yang

memproduksi crude palm oil (CPO) yang dapat digunakan untuk berbagai variasi

makanan, kosmetik, produk kebersihan, dan juga bisa digunakan sebagai sumber

biofuel atau biodiesel. Komoditi minyak kelapa sawit memiliki prospek cerah

dalam perdagangan minyak nabati dunia karena minyak kelapa sawit merupakam

salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Hal ini mendorong

pemerintah untuk memacu pengembangan areal perkebunan kelapa sawit yang

dapat menjadi sumber penghasil devisa non migas bagi negara (Priyambada dkk.,

2014).

Menurut data dari United States Department of Agriculture, Indonesia adalah

produsen dan eksportir minyak sawit terbesar di seluruh dunia yang menghasilkan

85-90% dari total produksi minyak sawit dunia. Hal ini didukung oleh jumlah

total luas area perkebunan sawit di Indonesia yang mencapai 8 juta hektar dan

direncanakan akan meningkat menjadi 13 juta hektar pada tahun 2020

(Priyambada dkk., 2014).

Permintaan dunia dalam jangka panjang akan minyak sawit semakin meningkat

sejalan dengan meningkatnya jumlah populasi dunia. Oleh sebab itu, budidaya

kelapa sawit semakin ditingkatkan secara signifikan baik oleh petani kecil

maupun para pengusaha besar di Indonesia. Sebagian besar produksi minyak

kelapa sawit Indonesia diekspor ke negara Republik Rakyat Tionghoa, India,

Malaysia, Singapura, dan Belanda (Priyambada dkk., 2014).

2.2. Pabrik Kelapa Sawit

Agro industri terutama industri minyak sawit berkembang pesat di Indonesia. Hal

ini disebabkan berkembangnya perkebunan kelapa sawit, baik milik perusahaan

negara, swasta, dan rakyat.

Industri minyak sawit yang lebih dikenal dengan sebutan PKS (Pabrik Kelapa

Sawit) merupakan suatu industri dengan kegiatan pengolahan tandan buah segar

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2020. 12. 8. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Minyak Kelapa Sawit Industri minyak sawit merupakan industri berbasis sektor pertanian yang memproduksi

5

kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil). Bermacam-macam produksi dari

kelapa sawit seperti fraksionasi, olein, fatty acid, fatty alkohol, dan lain-lain dapat

diperoleh dari CPO. Selain itu CPO dengan kualitas rendah dapat sebagai bahan

dasar pembuatan sabun.

2.2.1 Peralatan dan Sistem Kerja Alat

Pabrik kelapa sawit memiliki beberapa peralatan utama dalam proses pengolahan

tandan buah segar kelapa sawit menjadi minyak crude palm oil (CPO), beberapa

peralatan yang digunakan pada pabrik kelapa sawit adalah sebagai berikut :

a. Penerimaan Tandan Buah Segar

Tandan buah segar (TBS) yang masuk ke pabrik diangkut menggunakan truk.

Buah lalu ditimbang di jembatan timbang untuk mengetahui jumlah berat buah

yang diterima oleh pabrik. Setelah ditimbang TBS dipindahkan ke loading ramp

pembagi tempat penimbunan sementara sebelum dimasukkan ke lori rebusan.

Buah yang akan diolah disortir di loading ramp.

b. Perebusan (Sterilizer)

Buah yang telah disortir dimasukkan ke dalam lori-lori rebusan yang terbuat dari

plat baja berlubang-lubang dan langsung di masukkan ke alat sterilizer. Alat ini

merupakan bejana perebusan dengan menggunakan uap air bertekanan antara 2,5-

3,0 kg/cm2. Adanya lubang-lubang pada badan lori ini untuk memudahkan uap air

masuk dan merebus buah secara merata. Proses perebusan ini bertujuan untuk

mematikan enzim-enzim yang dapat menghidrolisa minyak sehingga kualitas

minyak yang akan dihasilkan menurun. Di samping itu untuk memudahkan

pemisahan cangkang dari inti dengan keluarnya air dari biji. Proses perebusan

biasanya berlangsung selama 80-85 menit dan uap yang dibutuhkan sebesar 280-

290 kg/ton TBS.

c. Pemisahan Brondolan (Stripping)

Perlakuan selanjutnya terhadap buah setelah disterilisasikan disebut stripping atau

thresshing. Tujuannya untuk memisahkan brondolan (fruitlet) dari tangkai tandan.

Alat yang digunakan disebut thresher berupa drum berputar (rotary drum

thresher). Hasil pemisahan brondolan ini tidak selalu sempurna karena masih ada

brondolan tandan buah yang melekat pada tangkai tandan yang disebut (USB)

Unstripped Bunch. Untuk mengatasi hal ini, maka dipakai sistem double

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2020. 12. 8. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Minyak Kelapa Sawit Industri minyak sawit merupakan industri berbasis sektor pertanian yang memproduksi

6

thressing. Sistem ini bekerja dengan cara tandan kosong (EFB) Empty Fruti

Bunch dan USB yang keluar dari thresher pertama tidak dibuang langsung, tetapi

masuk ke thresher kedua yang selanjutnya tandan kosong di bawa ke tempat

penumpukan yang nantinya dimanfaatkan sebagai pupuk dengan suatu

pemrosesan tersendiri.

d. Pelumatan (Digesting)

Buah yang lepas dari tandan dan dibawa ke alat digester oleh fruit conveyor.

Dalam alat ini daging buah dilepaskan dari biji. Selama pelumatan berlangsung

temperatur dalam digester dijaga stabil.

e. Pengempaan (Pressing)

Masa buah dimasukkan ke dalam screw press (alat kempa). Mesin pengempa

yang biasa digunakan adalah double screw press. Alat ini terdiri dari dua worm

crew yang terletak di dalam press cake dan dua buah cone yang dapat bergerak

maju mundur. Akibat putaran kedua worm screw dan penekanan cone maka

minyak dalam mesocarp akan diperas dan keluar melalui lubang- lubang kecil

pada pres cake. Ampas hasil kempa campuran serat (fibre) dan kernel (nut) keluar

melalui bagian ujung worm screw. Proses pengempaan harus dilakukan sampai

kering sehingga minyak yang melekat pada ampas pengempaan cukup rendah.

Agar diperoleh pengektraksian minyak yang maksimum diperlukan keseimbangan

dan proses pengendalian yang baik.

f. Pemurnian Minyak (Clarification)

Hasil dari proses pengempaan diperoleh CPO yang merupakan campuran minyak,

air dan padatan. Penyaringan minyak ini dilakukan dengan alat vibrating screen

yang bertujuan untuk memisahkan partikel-partikel serat cangkang yang terbawa

bersama saat keluar dari proses pengempaan. Di samping itu penyaringan

juga menurunkan kekentalan (fiscositas) CPO yang selanjutnya dipompakan ke

tangki clarifer.

Pengutipan minyak secara statis berlangsung dalam clarier tank. Dalam tangki ini

berlaku sistem pengendapan. Di mana minyak mempunyai berat jenis ringan akan

berada di lapisan atas, sedangkan sludge berada di lapisan bawah. Minyak

disaring dan sludge dimasukkan ke dalam tangki lumpur (sludge tank). Desain

volume clarifier tank harus disesuaikan dengan kapasitas pabrik.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2020. 12. 8. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Minyak Kelapa Sawit Industri minyak sawit merupakan industri berbasis sektor pertanian yang memproduksi

7

g. Pengolahan Inti Sawit

Ampas kempa yang terdiri dari biji dan serat dimasukkan ke depericarper melalui

cake breaker conveyor. Dipanaskan dengan uap agar sebagian kandungan air

dapat diperkecil. Akibat pemanasan dengan uap ini press cake terurai dan

mempermudah proses pemisahan serat dari biji pada depericarper. Pemisahan ini

terjadi akibat perbedaan daya isap blower. Biji ditampung pada nut silo yang

dialiri dengan udara panas selama 10-14 jam dengan tujuan mengurangi kadar air.

Serat yang terpisah dialirkan ke boiler station sebagai bahan baku ketel uap.

h. Nut Cracker

Sebelum biji masuk ke nut craker terlebih dahulu diproses dalam nut grading

fraction. Selanjutnya biji dialirkan ke dalam nut craker untuk pemecahan biji.

Masa biji yang dipecah dialirkan ke light tenera dust seperator dan vibrating

grade untuk memisahkan cangkang halus biji dengan cangkang inti.

i. Hydrocyclone

Masa cangkang yang bercampur inti dialirkan masuk ke hydrocyclone untuk

memisahkan cangkang dengan inti. Cangkang dipakai sebagai bahan bakar ketel

uap sedangkan inti dialirkan masuk ke dalam ketel silo untuk proses pengeringan

sampai kadar air 7% dengan tingkat pengeringan 60-70oC. Selanjutnya inti

ditimbun dalam kernel storage pada bulk silo yang siap untuk dipasarkan

2.2.2 Struktur Organisasi Instalasi

Pada umumnya struktur organisasi pabrik kelapa sawit adalah untuk

memenuhi efektifitas dan efisiensi kerja sesuai dengan teknologi instalasi yang

digunakan.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2020. 12. 8. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Minyak Kelapa Sawit Industri minyak sawit merupakan industri berbasis sektor pertanian yang memproduksi

8

Berikut ini strktur organisasi instalasi dan SDM yang untuk terdapat di PKS di

Indonesia.

Gambar 2.1 Diagram struktur organisasi

2.3 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan usaha anggota organisasi dalam pencapaian tujuan yang sudah

ditetapkan sebelummnnya.

Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang disebut SMK3 adalah

bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan. Meliputi: struktur organisasi,

perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya

yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan

pemeliharaan kebijakan K3 dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan

dengan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.

Laboratorium

IPAL

Loading Ramp (Sortasi)

Klarifikasi

St. Biji

Boiler

Water Treatment

Bengkel Pabrik

Bengkel Listrik

Bengkel OtomotifStorage

WareHouse

Loading Ramp

Rebusan

Bantingan

Pressan

Pimpinan

Assiten office

Admin

Timbangan

Assisten Proses Assisten Maintenance Assisten Quality Control

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2020. 12. 8. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Minyak Kelapa Sawit Industri minyak sawit merupakan industri berbasis sektor pertanian yang memproduksi

9

Secara filosofi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan suatu pemikiran

dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun

rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya

dan budayanya menuju masyarakat adil dan makmur (Depnaker RI, 2008).

Sistem Manajemen Keselamatan dan kesehatan kerja yang selanjutnya disingkat

SMK 3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan

dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna

terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif sesuai PP RI no 50

tahun 2015

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) meliputi struktur

organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan

sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian,

pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam

rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya

tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau

lebih dan/atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik

proses bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti

peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan

Sistem Manajemen K3. Pengusaha dalam menerapkan SMK3 wajib berpedoman

pada peraturan pemerintah ini dan ketentuan peraturan perundang undagan serta

dapat memperhatikan konvensi atau standar internasional sesuai PP RI no 50

tahun 2015 pasal 5.

Sistem manajemen K3 sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah no 50

tahun 2015 meliputi :

a. Penetapan kebijakan K3

b. Perencanaan K3

c. Pelaksanaan recana K3

d. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 ; dan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2020. 12. 8. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Minyak Kelapa Sawit Industri minyak sawit merupakan industri berbasis sektor pertanian yang memproduksi

10

e. Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3

2.4 Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja diartikan sebagai suatu upaya agar pekerja selamat ditempat

kerjanya sehingga terhindar dari kecelakaan termasuk juga untuk menyelamatkan

peralatan serta produksinya.

Secara umum, tujuan Keselamatan dengan Kesehatan Kerja (K3), adalah :

a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam melakukan pekerjaan

untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas

nasional.

b. Menjamin keselamatan dan kesehatan orang lain yang berada ditempat dan

sekitar pekerjaan itu.

c. Menjamin terpeliharanya sumber produksi dan pendayagunaannya secara aman,

efisien dan efektif.

d. Khusus dari segi kesehatan, mencegah dan membasmi penyakit akibat kerja.

Syarat Keselamatan Kerja

- mencegah dan mengurangi kecelakaan

- mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran mencegah dan

mengurangi bahaya peledakan

- memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran

- memberi pertolongan pada kecelakaan

- memberi alat-alat pelindung diri (APD) pada para pekerja. (Misdarpon & Fatori,

2013)

2.5 Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja diartikan sebagai suatu upaya untuk menjaga kesehatan pekerja

dan mencegah pencemaran disekitar tempat kerjanya (masyarakat dan

lingkungan).

Kesehatan Kerja dapat diartikan sebagai bagian sosialisasi dalam ilmu kesehatan

yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan yang

tinggi baik fisik mental maupun sosial melalui usaha-usaha preventif dan kuratif

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2020. 12. 8. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Minyak Kelapa Sawit Industri minyak sawit merupakan industri berbasis sektor pertanian yang memproduksi

11

terhadap penyakit-penyakit gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor

pekerjaan dan lingkungan.

Fungsi Kesehatan Kerja menurut ILO (International Labor Organization) :

- Melindungi pekerja terhadap kesehatan yang mungkin timbul dari pekerjaan dan

lingkungan kerja.

- Membantu pekerja menyesuaikan diri dengan pekerjaan baik fisik maupun

mental serta menyadari kewajiban terhadap pekerjaannya.

- Memperbaiki memelihara keadaan fisik mental maupun sosial pekerja sebaik

mungkin.

Tujuan Utama Kesehatan Kerja

- Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan akibat kerja.

- Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja.

- Perawatan dan efisiensi dan produktifitas tenaga kerja.

- Pemberantasan kelelahan tenaga kerja dan meningkatkan kegairahan serta

kenikmatan kerja.

- Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan

oleh produk-produk kesehatan.

Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan/atau

lingkungan kerja.

Pekerja yang didiagnosis menderita Penyakit Akibat Kerja berdasarkan surat

keterangan dokter berhak atas manfaat JKK meskipun hubungan kerjanya telah

berakhir. Hak atas manfaat JKK tersebut diberikan apabila Penyakit Akibat Kerja

tersebut timbul dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun terhitung sejak

hubungan kerja berakhir.

Jenis Penyakit Akibat Kerja

Adapun terdapat 4 (empat) jenis Penyakit Akibat Kerja yaitu

1. Penyakit yang disebabkan paparan faktor yang timbul dari aktivitas pekerjaan,

yaitu:

- penyakit yang disebabkan oleh faktor kimia, meliputi 39 (tiga puluh

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2020. 12. 8. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Minyak Kelapa Sawit Industri minyak sawit merupakan industri berbasis sektor pertanian yang memproduksi

12

sembilan) jenis penyakit, antara lain penyakit yang disebabkan oleh berillium

dan persenyawaannya;

- penyakit yang disebabkan oleh faktor fisika, meliputi 7 (tujuh) jenis penyakit,

antara lain kerusakan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan; dan

- penyakit yang disebabkan oleh faktor biologi dan penyakit infeksi atau

parasite, meliputi 9 (sembilan) jenis penyakit, antara lain virus hepatitis.

2. Penyakit berdasarkan sistem target organ, yaitu:

- penyakit saluran pernafasan, meliputi 12 (dua belas) jenis penyakit, antara

lain siliko tuberkulosis.

- penyakit kulit, meliputi 3 (tiga) jenis penyakit, antara lain dermatosis kontak

iritan yang timbul karena aktivitas pekerjaan.

- gangguan otot dan kerangka, meliputi 2 (dua) jenis penyakit, antara lain radial

styloid tenosynovitis;

- gangguan mental dan perilaku, meliputi 2 (dua) jenis penyakit, antara lain

gangguan stres pasca trauma.

3. Penyakit kanker akibat kerja, meliputi penyakit kanker yang disebabkan oleh 9

(sembilan) jenis zat, antara lain asbestos.

4. Penyakit spesifik lainnya, yaitu penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau

proses kerja, dimana penyakit tersebut ada hubungan langsung antara paparan

dengan penyakit yang dialami oleh pekerja yang dibuktikan secara ilmiah

dengan menggunakan metode yang tepat. Contoh penyakit spesifik lainnya,

yaitu nystagmus pada penambang.

2.6 Penyebab Kecelakaan Kerja

Penyebab kecelakaan kerja secara umum diartikan sebagai faktor-faktor yang

dapat, menyebabkan terjadinya kecelakaan. Penyebab kecelakaan kerja pada

umumnya digolongkan menjadi dua, yakni:

- Perilaku pekerja itu sendiri (faktor manusia), yang tidak memenuhi

keselamatan, misalnya: karena kelengahan, kecerobohan, ngantuk, kelelahan,

dan sebagainya. Menurut hasil penelitian yang ada 85 % dari kecelakaan yang

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2020. 12. 8. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Minyak Kelapa Sawit Industri minyak sawit merupakan industri berbasis sektor pertanian yang memproduksi

13

terjadi disebabkan karena faktor manusia ini.

- Kondisi-kondisi lingkungan pekerjaan yang tidak aman atau unsafety condition

misalnya lantai licin, pencahayaan yang kurang, silau, mesin yang terbuka, dan

sebagainya.

Penyebab terjadinya kecelakaan kerja dapat disebabkan faktor karakteristik

pekerja, demikian halnya kurangnya kemampuan/pelatihan, rekruitmen pekerja

yang tidak benar, kelelahan akibat jam kerja yang berlebih, serta minimnya

pengawasan terhadap pekerja.

Terjadinya kecelakaan kerja merupakan rangkaian yang berkaitan satu dengan

yang lainnya, faktor penyebab kecelakaan kerja antara lain :

1. Ancestry and Social Environment

yaitu faktor keturunan, keras kepala, gugup, penakut, iri hati, sembrono, tidak

sabar, pemarah, tidak mau bekerja sama, tidak mau menerima pendapat orang

lain, dan lain-lain.

Fault of person, yaitu merupakan rangkaian dari faktor keturunan dan

lingkungan yang menjurus pada tindakan yang salah dalam melakukan pekerjaan.

Ada beberapa keadaan yang menyebabkan seseorang melakukan kesalahan-

kesalahan:

a. Pendidikan, pengetahuan dan keterampilan rendah,

b. Karena seseorang tidak memenuhi syarat secara fisik,

c. Keadaan mesin atau lingkungan fisik yang tidak memenuhi syarat.

2. . Unsafe actions and unsafe conditions

Yaitu tindakan berbahaya disertai bahaya mekanik dan fisik memudahkan

terjadinya kecelakaan. Contoh tindakan tidak aman (unsafe actions), yaitu:

mengerjakan pekerjaan yang bukan tugasnya/ tanpa perintah, membuat alat

pengaman yang bukan tugasnya, menjalankan mesin dengan kecepatan yang

membahayakan, kurang pengetahuan dan keterampilan, tidak memakai salah satu

alat pelindung diri, kesalahan memberikan peringatan atau keamanan, memakai

peralatan yang rusak, menggunakan peralatan yang tidak sesuai, mengangkat

dengan cara yang salah, posisi kerja yang tidak sesuai, memperbaiki peralatan

yang sedang bergerak, bekerja sambil bercanda, bekerja tidak konsentrasi, bekerja

sambil merokok/makan, meminum minuman keras dan obat-obatan terlarang,

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2020. 12. 8. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Minyak Kelapa Sawit Industri minyak sawit merupakan industri berbasis sektor pertanian yang memproduksi

14

cacat tubuh yang tidak jelas kelihatan, kelelahan dan kelesuan.

Kondisi tidak aman sangat berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan antara

lain: mesin tidak diberi pagar pengaman, pagar pengaman tidak berfungsi,

kerusakan alat, peralatan dan substansi/bahan baku yang digunakan, desain dan

konstruksi bangunan/tempat bekerja yang tidak benar, ventilasi yang tidak

memenuhi persyaratan, tidak ada sistem peringatan keselamatan di tempat kerja,

bahaya kebakaran dan ledakan, kemacetan alat/peralatan yang digunakan,

pemeliharaan kebersihan di bawah standar, kondisi lingkungan yang tidak

kondusif (panas, bising, cahaya tidak memadai), cara penyimpanan yang

berbahaya, tidak ada prosedur kerja, adanya pemakaian bahan-bahan yang mudah

terbakar, tata letak area kerja yang tidak baik.

3. Accident

Yaitu peristiwa kecelakaan (tertimpa benda, jatuh terpeleset, rambut tergulung

mesin, dan lain-lain) yang menimpa pekerja dan umumnya disertai oleh berbagai

kerugian.

2.7 Sumber Kecelakaan Dan Penyakit Akibat Kerja

Berbagai sumber kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat di tunjukkan pada

tabel di bawah ini.

Tabel 2.1 Jenis bahaya kesehatan dan keselamatan di tempat kerja

TIPE BAHAYA POTENSI BAHAYA

Kimia

Kontak dengan bahan kimia korosif

Kontak dengan bahan kimia beracun

Kontak dengan bahan kimia reaktif

Kontak dengan bahan kimia yang mudah

terbakar

Terpajan dengan uap/gas yang korosif

Terpajan dengan uap/gas yang beracun

Terpajan dengan uap/gas yang mudah

terbakar

Terpajan dengan uap/gas yang reaktif

Terpajan dengan bahan karsinogenik

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2020. 12. 8. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Minyak Kelapa Sawit Industri minyak sawit merupakan industri berbasis sektor pertanian yang memproduksi

15

Menghirup uap yang dihasilkan dari bahan

cair (vapor), contohnya uap alcohol

Menghirup uap yang dihasilkan dari

pembakaran bahan padat (fume)

Menghirup bahan toksik

Menghirup asap

Menelan bahan kimia

Radiasi

Terpajan laser

Terpajan sinar x

Terpajan sinar ultraviolet, contohnya pada

pengelasan

Terpajan cahaya yang berlebihan / kurang.

Terpajan sinar radiasi, contohnya : Sinar α,

sinar β dan sinar γ.

Suhu

Kontak dengan panas, cth : permukaan yang

panas.

Terpajan dengan panas, cth : dekat dengan

boiler

Kontak dengan dingin, cth : frostbite

Terpajan dengan dingin, cth : masuk ek dalam

ruang pendingin.

Kebakaran/

Ledakan

Bahan yang mudah terbakar

Bahan yang reaktif

Bahan yang mudah meledak

Sambungan arus pendek

Tekanan berlebih

Bahaya biologis

Terpajan penyakit infeksi/menular

Terpajan dengan bahan yang menyebabkan

alergi (alergen)

Terpajan dengan patogen, bakteri, jamur,

virus, tanaman beracun, dan lintah.

Ergonomi

peregangan berlebih akibat berdiri terlalu

lama

peregangan berlebih akibat gerakan berulang

peregangan berlebih akibat postur janggal

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2020. 12. 8. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Minyak Kelapa Sawit Industri minyak sawit merupakan industri berbasis sektor pertanian yang memproduksi

16

peregangan berlebih akibat cara pengangkatan

yang salah

peregangan berlebih akibat mendorong/

menarik

peregangan berlebih pada tangan

Bahaya Fisik

Ditabrak oleh benda bergerak

Ditabrak oleh benda yang terbang

kejatuhan benda

menabrak benda yang diam/statis

menabrak benda yang bergerak

menabrak benda yang menonjol keluar.

menabrak benda yang tajam cth. Jarum

menabrak benda yang berujung tajam cth:

pisau

terperangkap diantara benda diam cth:

terperangkap di celah-celah ruangan

terperangkap diantara benda bergerak cth:

mesin gulung (rollers)

jatuh pada ketinggian yang sama (terpeleset)

jatuh pada ketinggian yang lebih rendah

Tenggelam

Bising terpajan pada kebisingan yang berlebih

Listrik

kontak dengan aliran listrik

kontak dengan listrik statik dan energi

tersimpan cth: baterai

Lingkungan

Emisi cth: alat pembuang gas, fume, vapor

Penimbunan limbah cair, pencemaran sungai

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2020. 12. 8. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Minyak Kelapa Sawit Industri minyak sawit merupakan industri berbasis sektor pertanian yang memproduksi

17

2.8 Resiko Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja

Setiap kecelakaan dan penyakit akibat kerja akan menimbulkan kerugian yang

besar, baik itu kerugian material dan fisik yang berakibat kepada penderiataan

keluaraga. Resiko yang disebabkan oleh kecelakaan dan penyakit akibat kerja

antara lain ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.2 Resiko kecelakaan kerja

Uraian Resiko

Lingkungan

jumlah makhluk hidup berkurang

kerusakan ekologi, cth: berkurangnya spesies atau

kerusakan habitat alami

usaknya lapisan ozon

kontaminasi tanah

polusi air

polusi udara

Kematian

instant/ cepat

"eventual" (sewaktu-waktu/pada akhirnya akan

meninggal) cth: penyakit/ luka yang mengakibatkan

kematian seperti luka bakar yang parah.

Cacat Permanen

(cth: Amputasi)

Leher, dan/atau punggung bagian bawah atau atas

alat gerak atas (termasuk bahu, lengan atas, lengan

bawah, pergelangan tangan, jari atau tangan.

alat gerak bawah ( termasuk pinggul, paha, lutut,

kaki, pergelangan kaki, atau kaki)

Cacat sementara

(temporer)

cth: terbakar atau

patah tulang

leher dan atau punggung bagian atas/bawah

alat gerak atas (termasuk bahu, lengan atas, lengan

bawah, pergelangan tangan, jari atau tangan.

alat gerak bawah ( termasuk pinggul, paha, lutut,

kaki, pergelangan kaki, atau kaki)

Kelainan pada otot

dan tulang (MSDs) :

ketegangan otot yang

ditimbulkan dari

bahaya ergonomic

Leher dan atau punggung bagian atas/bawah

alat gerak atas (termasuk bahu, lengan atas, lengan

bawah, pergelangan tangan, jari atau tangan.

alat gerak bawah ( termasuk pinggul, paha, lutut,

kaki, pergelangan kaki, atau kaki)

Kehilangan

pendengaran akibat

Bising (NIHL)

Kehilangan pendengaran akibat Bising (NIHL)

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2020. 12. 8. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Minyak Kelapa Sawit Industri minyak sawit merupakan industri berbasis sektor pertanian yang memproduksi

18

Kehilangan

pengelihatan

Permanen

sementara/ temporer

Kesehatan kerja

Kelainan Ginjal cth: gagal ginjal

kelainan sistem pembuluh darah dan jantung cth:

hipertensi dan gagal jantung

kelainan sistem pernafasan, cth: asma, infeksi

saluran pernafasan dan penyakit paru-paru

Kelainan Kulit, cth: dermatitis, alergi, iritasi, dan

inflamasi/ peradangan.

Kelainan hematologi (sel darah) cth: leukimia/

kanker darah

Kelainan saraf, cth: pusing, epilepsi, sakit kepala

kelainan reproduksi cth: aborsi spontan

kelainan hati dan sistem pencernaan cth penyakit

hati/ hepatitis

kelainan genetik cth efek somatik

Psikososial kekerasan/ pelecehan seksual

tekanan mental

Kerusakan Harta

Benda

(Property Damage)

Kerusakan Harta Benda ringan < US$ 100

Kerusakan Harta Benda ringan (US$ 100 < & <

US$ 1 000)

Kerusakan Harta Benda ringan (US$ 1 000 < & <

US$ 5 000)

Kerusakan Harta Benda ringan (US$ 5 000 < & <

US$ 10 000)

Kerusakan Harta Benda ringan (> US$ 10 000)

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2020. 12. 8. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Minyak Kelapa Sawit Industri minyak sawit merupakan industri berbasis sektor pertanian yang memproduksi

19

2.9 Alat Pelindung Diri (APD)

Persyaratan yang harus diperhatikan untuk pertimbangan APD antara lain :

a. Enak dan nyaman dipakai

b. Tidak mengganggu ketenangan kerja dan tidak membatasi ruang gerak

pekerja

c. Memberikan perlindungan yang efektif terhadap segala jenis bahaya/ potensi

bahaya

d. Memperhatikan efek samping penggunaan APD

e. Mudah dalam pemeliharaan, tempat ukuran, tempat penyediaan, dan harga

terjangkau.

Penggunaan APD dan jenis-jenisnya diperoleh dari hasil analisa Hazard

Indentification and Risk Assesment (HIRA). Berikut di bawah ini beberapa APD

yang umum dipakai

2.9.1 Alat Pelindung Kepala (Headwear)

Alat pelindung kepala ini digunakan untuk mencegah dan melindungi rambut

terjerat oleh mesin yang berputar dan untuk melindungi kepala dari bahaya

terbentur benda tajam atau keras, bahaya kejatuhan benda atau terpukul benda

yang melayang.

Gambar 2.1 Safety helmet

2.9.2 Alat Pelindung Mata

Alat pelindung mata digunakan untuk melindungi mata dari percikan bahan

kimia korosif, debu dan partikel-partikel kecil yang melayang di udara, gas atau

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2020. 12. 8. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Minyak Kelapa Sawit Industri minyak sawit merupakan industri berbasis sektor pertanian yang memproduksi

20

uap yang dapat menyebabkan iritasi mata, radiasi gelombang elegtromagnetik,

panas radiasi sinar matahari, pukulan atau benturan benda keras.

Gambar 2.2 Safety glass

2.9.3 Alat Pelindung Pernafasan (Respiratory Protection)

Alat pelindung pernafasan digunakan untuk melindungi pernafasan dari resiko

paparan gas, uap, debu, atau udara terkontaminasi atau beracun, korosi atau yang

bersifat rangsangan. Sebelum melakukan pemilihan terhadap suatu alat pelindung

pernafasan yang tepat, maka perlu mengetahui informasi tentang potensi bahaya

atau kadar kontaminan yang ada di lingkungan kerja.

Gambar 2.3 Respiratory protection

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2020. 12. 8. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Minyak Kelapa Sawit Industri minyak sawit merupakan industri berbasis sektor pertanian yang memproduksi

21

2.9.4 Alat Pelindung Tangan (Hand Protection)

Alat pelindung tangan digunakan untuk melindungi tangan dan bagian lainnya

dari benda tajam atau goresan, bahan kimia, benda panas dan dingin, kontak

dengan arus listrik.

Gambar 2.4 Hand Protection

2.9.5 Baju Pelindung (Body Potrection)

Baju pelindung digunakan untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuh dari

percikan api, suhu panas atau dingin, cairan bahan kimia.

Gambar 2.5 Body Protection

2.9.6 Penutup Telinga (Ear Muff)

Penutup telinga adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat pendengaran

dari intensitas suara yang tinggi. Ear Muff bisa mempengaruhi intensitas suara

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2020. 12. 8. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Minyak Kelapa Sawit Industri minyak sawit merupakan industri berbasis sektor pertanian yang memproduksi

22

hingga 20-30 dB. Biasanya Ear Muff terbuat dari bantalan busa sehingga bisa

melindungi bagian luar telinga. Penggunaan Ear Muff diterapkan oleh teknisi

mesin dan teknisi generator (pembangkit listrik).

Gambar 2.6 Ear Muff

2.9.7 Sepatu Pelindung (Safety Shoes)

Safety Shoes merupakan perlengkapan yang digunakan untuk melindungi kaki

dari benturan benda, kejatuhan benda, benda yang tajam seperti kaca atau

potongan baja, larutan bahan kimia dan menghindari diri dari setruman aliran

listrik. Sepatu Safety pada ujungnya terdapat besi yang di balut dengan karet

untuk melindungi ujung kaki dari kejatuhan benda yang cukup berat. Biasanya

sepatu ini digunakan oleh petugas gudang dan petugas yang bekerja di lapangan.

gambar 2.7 Safety Shoes

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2020. 12. 8. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Minyak Kelapa Sawit Industri minyak sawit merupakan industri berbasis sektor pertanian yang memproduksi

23

2.10 HIRARC (Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control)

HIRARC merupakan gabungan dari hazard identification, risk assessment

dan risk control merupakan sebuah metode dalam mencegah atau meminimalisir

kecelakaan kerja (Nurmawanti dkk, 2013). Metode HIRARC adalah metode yang

terdiri dari identifikasi bahaya (hazard identification), penilaian risiko (risk

assessment), dan pengendalian risiko (risk control). Potensi penurunan yang dapat

terjadi juga perlu dibuat setelah membuat pengendalian resiko. Potensi penurunan

dibuat sebagai acuan atau target dari pengendalian yang diterpakan. (Wijaya,

Panjaitan, & Palit, 2015)

2.10.1 Identifikasi Bahaya (Hazard Identification)

Bahaya adalah sesuatu yang dapat menyebabkan cedera pada manusia

atau kerusakan pada alat atau lingkungan. Macammacam kategori hazard

(Suardi,2010) adalah bahaya fisik, bahaya kimia, bahaya mekanik, bahaya

elektrik, bahaya ergonomi, bahaya kebiasaan, bahaya lingkungan, bahaya biologi,

dan bahaya psikologi.

2.10.2 Penilaian Risiko (Risk Assessment)

Risk assessment adalah proses penilaian yang digunakan untuk

mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat terjadi. Tujuan dari risk assessment

adalah memastikan kontrol resiko dari proses, operasi atau aktivitas yang

dilakukan berada pada tingkat yang dapat diterima. Penilaian dalam risk

assessment yaitu Likelihood dan severity. Likelihood menunjukkan seberapa

mungkin kecelakaan itu terjadi, Severity menunjukkan seberapa parah dampak

dari kecelakaan tersebut. Nilai dari likelihood dan severity akan digunakan untuk

menentukan risk rating. Risk rating adalah nilai yang menunjukkan resiko yang

ada berada pada tingkat rendah, menengah, tinggi, atau ekstrim

2.10.3 Pengendalian Risiko

Adalah cara untuk mengatasi potensi bahaya yang terdapat dalam

lingkungan kerja. Potensi bahaya tersebut dapat dikendalikan dengan menentukan

suatu skala prioritas terlebih dahulu yang kemudian dapat membantu dalam

prioritas terlebih dahulu yang kemudian dapat membantu dalam pemilihan

pengendalian resiko yang disebut hirarki pengendalian resiko. Hirarki

pengendalian resiko menurut OHSAS 18001, terdiri dari lima hirarki peng-

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA · 2020. 12. 8. · 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Minyak Kelapa Sawit Industri minyak sawit merupakan industri berbasis sektor pertanian yang memproduksi

24

endalian yaitu eliminasi, subtitusi, engineering control, Administrative control,

dan alat pelindung diri (APD). (Wijaya, Panjaitan, & Palit, 2015)

Ke 5 hirarki pengendalian resiko di jeleskan sebagai berikut :

Tabel 2.3 Hierarki Pengendalian Resiko K3

Eliminasi Eliminasi Sumber Bahaya

Tempat

Kerja/Pekerjaan

Aman

Mengurangi Bahaya

Substitusi Substitusi Alat/Mesin/Bahan

Perancangan

Modifikasi/Perancangan

Alat/Mesin/Tempat Kerja yang Lebih

Aman

Administrasi

Prosedur, Aturan, Pelatihan, Durasi

Kerja, Tanda Bahaya, Rambu,

Poster, Label Tenaga Kerja Aman

Mengurangi

Paparan

APD Alat Perlindungan Diri Tenaga Kerja